tgas pnyuluhan
TRANSCRIPT
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik Penyuluhan : Gangguan Sistem Musculoskeletal
Pokok Bahasan : Osteoporosis
Sub Pokok Bahasan : Pemahaman tentang Osteoporosis
Sasaran : Warga Desa Panggungrejo
Tempat : Rumah Bapak Samsianto RW 09 Desa Panggungrejo Kec.
Kepanjen
Hari / tanggal :
Waktu : 30 menit
I. Tujuan instruksional umum
Setelah dilakukan penyuluhan, Warga diharapkan mampu mengenal
penyakit Osteoporosis dan dapat melakukan pencegahan terhadap penyakit
Osteoporosis.
II. Tujuan instruksional khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga diharapkan mampu :
- Menyebutkan pengertian Osteoporosis
- Menyebutkan orang yang beresiko Osteoporosis
- Menyebutkan tanda gejala Osteoporosis
- Menyebutkan pengobatan Osteoporosis
- Menyebutkan pencegahan Osteoporosis
III. Sasaran
Seluruh warga desa Panggungrejo
IV. Materi
Penyakit Osteoporosis
V. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi / tanya jawab
VI. Media
Leaflet : Osteoporosis
LCD
VII. Kriteria evaluasi
1. Evaluasi struktur
Semua anggota keluarga hadir / ikut dalam kegiatan penyuluhan
Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di rumah Bapak Samsianto
Pengorganisasian penyuluhan dilakukan hari sebelumnya.
2. Evaluasi proses
Warga antusias terhadap materi penyuluhan
Warga tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai
Warga terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan.
3. Evaluasi hasil
- Warga mengerti tentang penyakit Osteoporosis, dapat menyebutkan
pengertian tanda dan gejala, proses penularan, pengobatan, dan
pencegahan Osteoporosis.
VIII. KEGIATAN PENYULUHAN
WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA
1. 3 menit Pembukaan :
Membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam.
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
Menyebutkan materi yang
akan diberikan
Menjawab salam
Mendengarkan
Memperhatikan
Memperhatikan
2. 15 menit Pelaksanaan :
- Menyebutkan pengertian
Osteoporosis
- Menyebutkan orang yang
beresiko Osteoporosis
- Menyebutkan gejala
Osteoporosis
- Menyebutkan penularan
Osteoporosis
Memperhatikan
- Menyebutkan pencegahan
Osteoporosis
- Menyebutkan pengobatan
Osteoporosis
3. 10 menit Evaluasi :
Menanyakan kepada peserta
tentang materi yang telah
diberikan, dan reinforcement
kepada peserta yang dapat
menjawab pertanyaan.
Menjawab pertanyaan
4. 2 menit Terminasi :
Mengucapkan terimakasih atas
peran serta peserta.
Mengucapkan salam penutup
Mendengarkan
Menjawab salam
IX. Pengorganisasian
Pembicara / fasilitator : Nn.A
Materi :
OSTEOPOROSIS
1. PENGERTIAN
Osteoporosis adalah suatu penyakit tulang yang ditandai dengan adanya
penurunan masa tulang dan perubahan struktur pada jaringan tulang yang
menyebabkan kerentanan tulang meningkat disertai kecenderungan terjadinya
fraktur, terutama pada proksimal femur, tulang belakang dan tulang radius.
Kata osteoporosis berasal dari bahasa Yunani yang artinya ‘tulang’ dan
‘lubang’, menunjukkan pada kita bahwa tulang yang terkena menjadi
berlubang-lubang pada strukturnya. Meskipun ukuran tulang ini tetap sama
dan dari luar tampak normal, kecuali pada vertebra yang hancur, sebenarnya
bahan tulang sudah berkurang di dalam komposisinya. Ini membuat tulang
menjadi rapuh dan mudah patah (Lane,2003).
2. ORANG YANG BERESIKO OSTEOPOROSIS
1. Wanita
Osteoporosis lebih banyak terjadi pada wanita. Hal ini disebabkan
pengaruh hormon estrogen yang mulai menurun kadarnya dalam tubuh
sejak usia 35 tahun. Selain itu, wanita pun mengalami menopause yang
dapat terjadi pada usia 45 tahun.
2. Usia
Seiring dengan pertambahan usia, fungsi organ tubuh justru menurun.
Pada usia 75-85 tahun, wanita memiliki risiko 2 kali lipat dibandingkan
pria dalam mengalami kehilangan tulang trabekular karena proses
penuaan, penyerapan kalsium menurun dan fungsi hormon paratiroid
meningkat.
3. Ras/Suku
Ras juga membuat perbedaan dimana ras kulit putih atau keturunan asia
memiliki risiko terbesar. Hal ini disebabkan secara umum konsumsi
kalsium wanita asia rendah. Salah satu alasannya adalah sekitar 90%
intoleransi laktosa dan menghindari produk dari hewan. Pria dan wanita
kulit hitam dan hispanik memiliki risiko yang signifikan meskipun
rendah.
4. Keturunan Penderita osteoporosis
Jika ada anggota keluarga yang menderita osteoporosis, maka berhati-
hatilah. Osteoporosis menyerang penderita dengan karakteristik tulang
tertentu. Seperti kesamaan perawakan dan bentuk tulang tubuh. Itu
artinya dalam garis keluarga pasti punya struktur genetik tulang yang
sama.
5. Gaya Hidup Kurang Baik
1) Konsumsi daging merah dan minuman bersoda, karena keduanya
mengandung fosfor yang merangsang pembentukan horman
parathyroid, penyebab pelepasan kalsium dari dalam darah.
2) Minuman berkafein dan beralkohol.
Minuman berkafein seperti kopi dan alkohol juga dapat menimbulkan
tulang keropos, rapuh dan rusak. Hal ini dipertegas oleh Dr. Robert
Heany dan Dr. Karen Rafferty dari creighton University Osteoporosis
Research Centre di Nebraska yang menemukan hubungan antara
minuman berkafein dengan keroposnya tulang. Hasilnya adalah
bahwa air seni peminum kafein lebih banyak mengandung kalsium,
dan kalsium itu berasal dari proses pembentukan tulang. Selain itu
kafein dan alkohol bersifat toksin yang menghambat proses
pembentukan massa tulang (osteoblas).
3) Malas Olahraga
Wanita yang malas bergerak atau olahraga akan terhambat proses
osteoblasnya (proses pembentukan massa tulang). Selain itu
kepadatan massa tulang akan berkurang. Semakin banyak gerak dan
olahraga maka otot akan memacu tulang untuk membentuk massa.
4) Merokok
Ternyata rokok dapat meningkatkan risiko penyakit osteoporosis.
Perokok sangat rentan terkena osteoporosis, karena zat nikotin di
dalamnya mempercepat penyerapan tulang. Selain penyerapan
tulang, nikotin juga membuat kadar dan aktivitas hormon estrogen
dalam tubuh berkurang sehingga susunan-susunan sel tulang tidak
kuat dalam menghadapi proses pelapukan. Disamping itu, rokok juga
membuat penghisapnya bisa mengalami hipertensi, penyakit jantung,
dan tersumbatnya aliran darah ke seluruh tubuh. Kalau darah sudah
tersumbat, maka proses pembentukan tulang sulit terjadi. Jadi,
nikotin jelas menyebabkan osteoporosis baik secara langsung tidak
langsung. Saat masih berusia muda, efek nikotin pada tulang memang
tidak akan terasa karena proses pembentuk tulang masih terus
terjadi. Namun, saat melewati umur 35, efek rokok pada tulang akan
mulai terasa, karena proses pembentukan pada umur tersebut sudah
berhenti.
5) Kurang Kalsium
Jika kalsium tubuh kurang maka tubuh akan mengeluarkan hormon
yang akan mengambil kalsium dari bagian tubuh lain, termasuk yang
ada di tulang.
6. Mengkonsumsi Obat
Obat kortikosteroid yang sering digunakan sebagai anti peradangan pada
penyakit asma dan alergi ternyata menyebabkan risiko penyakit
osteoporosis. Jika sering dikonsumsi dalam jumlah tinggi akan
mengurangi massa tulang. Sebab, kortikosteroid menghambat proses
osteoblas. Selain itu, obat heparin dan antikejang juga menyebabkan
penyakit osteoporosis. Konsultasikan ke dokter sebelum mengkonsumsi
obat jenis ini agar dosisnya tepat dan tidak merugikan tulang.
7. Kurus dan Mungil
Perawakan kurus dan mungil memiliki bobot tubuh cenderung ringan
misal kurang dari 57 kg, padahal tulang akan giat membentuk sel asal
ditekan oleh bobot yang berat. Karena posisi tulang menyangga bobot
maka tulang akan terangsang untuk membentuk massa pada area
tersebut, terutama pada derah pinggul dan panggul. Jika bobot tubuh
ringan maka massa tulang cenderung kurang terbentuk sempurna.
3. TANDA DAN GEJALA
Mengungkapkan gejala terjadinya osteoporosis agak sulit untuk dilakukan
sebab penyakit osteoporosis terjadi secara diam-diam. Berkurangnya massa
tulang dan tulang menjadi rapuh baru disadari setelah timbul dampak seperti :
a. tinggi badan berkurang
b. tiba-tiba terjadi rasa nyeri pada tulang
c. sakit punggung
d. sakit pinggang yang parah
e. kelainan bentuk tulang belakang yang menyebabkan postur tubuh
bungkuk (kyposis)
4. PENGOBATAN
Terapi pada osteoporosis harus mempertimbangkan 2 hal, yaitu terapi
pencegahan yang pada umumnya bertujuan untuk menghambat hilangnya
massa tulang. Dengan cara yaitu memperhatikan faktor makanan, latihan fisik (
senam pencegahan osteoporosis), pola hidup yang aktif dan paparan sinar ultra
violet. Selain itu juga menghindari obat-obatan dan jenis makanan yang
merupakan faktor resiko osteoporosis seperti alkohol, kafein, diuretika, sedatif,
kortikosteroid.
Selain pencegahan, tujuan terapi osteoporosis adalah meningkatkan massa
tulang dengan melakukan pemberian obat-obatan antara lain hormon
pengganti (estrogen dan progesterone dosis rendah). Kalsitrol, kalsitonin,
bifosfat, raloxifene, dan nutrisi seperti kalsium serta senam beban.
Pembedahan pada pasien osteoporosis dilakukan bila terjadi fraktur, terutama
bila terjadi fraktur panggul.
5. PENCEGAHAN
Pencegahan osteoporosi meliputi:
1. Mempertahankan atau meningkatkan kepadatan tulang dengan
mengonsumsi kalsium yang cukup
Mengkonsumsi kalsium dalam jumlah yang cukup sangat efektif,
terutama sebelum tercapainya kepadatan tulang maksimal (sekitar umur
30 tahun). Minum 2 gelas susu dan tambahan vitamin D setiap hari, bisa
meningkatkan kepadatan tulang pada wanita setengah baya yang
sebelumnya tidak mendapatkan cukup kalsium. Akan tetapi tablet
kalsium dan susu yang dikonsumsi setiap hari akhir - akhir ini menjadi
perdebatan sebagai pemicu terjadi osteoporosis, berhubungan dengan
teori osteoblast.
2. Melakukan olah raga dengan beban
Olah raga beban (misalnya berjalan dan menaiki tangga) akan
meningkatkan kepadatan tulang. Berenang tidak meningkatkan
kepadatan tulang.
3. Mengkonsumsi obat (untuk beberapa orang tertentu).
Estrogen membantu mempertahankan kepadatan tulang pada wanita dan
sering diminum bersamaan dengan progesteron. Terapi sulih estrogen
paling efektif dimulai dalam 4-6 tahun setelah menopause; tetapi jika
baru dimulai lebih dari 6 tahun setelah menopause, masih bisa
memperlambat kerapuhan tulang dan mengurangi risiko patah tulang.
Raloksifen merupakan obat menyerupai estrogen yang baru, yang
mungkin kurang efektif daripada estrogen dalam mencegah kerapuhan
tulang, tetapi tidak memiliki efek terhadap payudara atau rahim. Untuk
mencegah osteroporosis, bisfosfonat (contohnya alendronat), bisa
digunakan sendiri atau bersamaan dengan terapi sulih hormon.
DAFTAR PUSTAKA