tetralogi fallot

13
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN TETRALOGI FALLOT Oleh (Reni Prima Gusty,Sri utami,Sulistyowati) I. Pendahuluan Tetralogi fallot (TF) merupakan penyakit jantung sianotik yang paling banyak ditemukan dimana tetralogi fallot menempati urutan keempat penyakit jantung bawaan pada anak setelah defek septum ventrikel,defek septum atrium dan duktus arteriosus persisten,atau lebih kurang 10-15 % dari seluruh penyakit jantung bawaan, diantara penyakit jantung bawaan sianotik Tetralogi fallot merupakan 2/3 nya. Tetralogi fallot merupakan penyakit jantung bawaan yang paling sering ditemukan yang ditandai dengan sianosis sentral akibat adanya pirau kanan ke kiri. Di RSU Dr. Soetomo sebagian besar pasien Tetralogi fallot didapat diatas 5 tahun dan prevalensi menurun setelah berumur 10 tahun. Dari banyaknya kasus kelainan jantung serta kegawatan yang ditimbulkan akibat kelainan jantung bawaan ini, maka sebagai seorang perawat dituntut untuk mampu mengenali tanda kegawatan dan mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat. I. Pengertian Tetralogi fallot (TF) adalah kelainan jantung dengan gangguan sianosis yang ditandai dengan kombinasi 4 hal yang abnormal meliputi defek septum ventrikel, stenosis pulmonal, overriding aorta, dan hipertrofi ventrikel kanan. Komponen yang paling penting dalam menentukan derajat beratnya penyakit adalah stenosis pulmonal dari sangat ringan sampai berat. Stenosis pulmonal bersifat progresif , makin lama makin berat. II. Etiologi Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaa tidak diketahui secara pasti. diduga 1

Upload: muhammad-maulana

Post on 30-Jul-2015

25 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tetralogi Fallot

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN TETRALOGI FALLOT

Oleh (Reni Prima Gusty,Sri utami,Sulistyowati)

I. PendahuluanTetralogi fallot (TF) merupakan penyakit jantung

sianotik yang paling banyak ditemukan dimana tetralogi fallot menempati urutan keempat penyakit jantung bawaan pada anak setelah defek septum ventrikel,defek septum atrium dan duktus arteriosus persisten,atau lebih kurang 10-15 % dari seluruh penyakit jantung bawaan, diantara penyakit jantung bawaan sianotik Tetralogi fallot merupakan 2/3 nya. Tetralogi fallot merupakan penyakit jantung bawaan yang paling sering ditemukan yang ditandai dengan sianosis sentral akibat adanya pirau kanan ke kiri.

Di RSU Dr. Soetomo sebagian besar pasien Tetralogi fallot didapat diatas 5 tahun dan prevalensi menurun setelah berumur 10 tahun. Dari banyaknya kasus kelainan jantung serta kegawatan yang ditimbulkan akibat kelainan jantung bawaan ini, maka sebagai seorang perawat dituntut untuk mampu mengenali tanda kegawatan dan mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat.

II. Pengertian Tetralogi fallot (TF) adalah kelainan jantung dengan

gangguan sianosis yang ditandai dengan kombinasi 4 hal yang abnormal meliputi defek septum ventrikel, stenosis pulmonal, overriding aorta, dan hipertrofi ventrikel kanan.

Komponen yang paling penting dalam menentukan derajat beratnya penyakit adalah stenosis pulmonal dari sangat ringan sampai berat. Stenosis pulmonal bersifat progresif , makin lama makin berat.

III. EtiologiPada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaa tidak diketahui secara pasti. diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen. Faktor –faktor tersebut antara lain :Faktor endogen Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan kromosom Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit

jantung bawaan Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti

diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung atau kelainan bawaan

1

Page 2: Tetralogi Fallot

Faktor eksogen Riwayat kehamilan ibu : sebelumnya ikut program KB

oral atau suntik,minum obat-obatan tanpa resep dokter, (thalidmide,dextroamphetamine.aminopterin,amethopterin, jamu)

Ibu menderita penyakit infeksi : rubella Pajanan terhadap sinar -X

Para ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogen tersebut jarang terpisah menyebabkan penyakit jantung bawaan. Diperkirakan lebih dari 90% kasus penyebab adaah multifaktor. Apapun sebabnya, pajanan terhadap faktor penyebab harus ada sebelum akhir bulan kedua kehamilan , oleh karena pada minggu ke delapan kehamilan pembentukan jantung janin sudah selesai.

IV. Pemeriksaan diagnostika. Pemeriksaan laboratorium

Ditemukan adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht) akibat saturasi oksigen yang rendah. Pada umumnya hemoglobin dipertahankan 16-18 gr/dl dan hematokrit antara 50-65 %. Nilai BGA menunjukkan peningkatan tekanan partial karbondioksida (PCO2), penurunan tekanan parsial oksigen (PO2) dan penurunan PH.pasien dengan Hn dan Ht normal atau rendah mungkin menderita defisiensi besi.

b. RadiologisSinar X pada thoraks menunjukkan penurunan aliran darah pulmonal, tidak ada pembesaran jantung . gambaran khas jantung tampak apeks jantung terangkat sehingga seperti sepatu.

c. ElektrokardiogramPada EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi ke kanan. Tampak pula hipertrofi ventrikel kanan. Pada anak besar dijumpai P pulmonal

d. EkokardiografiMemperlihatkan dilatasi aorta, overriding aorta dengan dilatasi ventrikel kanan,penurunan ukuran arteri pulmonalis & penurunan aliran darah ke paru-paru

e. Kateterisasi Diperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui defek septum ventrikel multiple, mendeteksi kelainan arteri koronari dan mendeteksi stenosis pulmonal perifer. Mendeteksi adanya penurunan saturasi oksigen, peningkatan tekanan ventrikel kanan, dengan tekanan pulmonalis normal atau rendah.

2

Page 3: Tetralogi Fallot

V. Web of causation/hubungan sebab akibat

VI. Komplikasi

3

Orang tuaAnak MRS

Terpapar faktor endogen & eksogen selama kehamilan trimester I-II

Kelainan jantung kongenital sianotik : tetralogi fallot

Stenosis pulmonal Defek septum ventrikel Overiding aorta

Tek. sistolik puncak ventrikel kanan = kiri

Pirau kanan --kiri

Obstruksi >>> berat

Obstruksi aliran darah keluar vent kanan

Aliran darah paru

Aliran darah aorta

PK : syok hipovolemik Gangguan

keseimbangan cairan & elektrolit

Gangguan perfusi

O2 dlm darah

Hipoksemia

Sesak Sianosis (blue spells)

Ggn nutrisi kurang dr keb

Intoleransi aktivitas tubuh

Gangguan pola nafas

O2 di otak

kesadaran kejang

Perubahan perfusi jar serebral.

Ggn integritas kulit. Risiko cedera

polisitemia

Trombosis Perdarahan

PK : embolisme paru

Kelemahan tubuh

Bayi/anak cepat lelah : jika menetek,berjalan, beraktifitas

Hipertrofi vent kanan

Percampuran darah kaya O2 dg CO2

Hipoksia & laktat ↑

Asidosis metabolik

kompensasiJangka panjang sirkulasi kolateral

Gangguan pertukaran gas PK.Hipoksemia Krg pengetahuan ortu :

diagnostik,prognosis&perawatan

Takut pada anak

Kecemasan

Krg pengetahuan klg ttg cara merawat anak dg asma Kecemasan orang tua,perubahan proses keluarga, koping

keluarga inefektif

Page 4: Tetralogi Fallot

a. Trombosis pulmonal

b. CVA trombosis

c. Abses otakd. Perdarahane. Anemia relatif

VII. Proses keperawatana. Pengkajian keperawatan

1. Riwayat kehamilan : ditanyakan sesuai dengan yang terdapat pada etiologi (faktor endogen dan eksogen yang mempengaruhi).

2. Riwayat tumbuh Biasanya anak cendrung mengalami keterlambatan pertumbuhan karena fatiq selama makan dan peningkatan kebutuhan kalori sebagai akibat dari kondisi penyakit.

3. Riwayat psikososial/ perkembangan3.1 Kemungkinan mengalami masalah

perkembangan3.2 Mekanisme koping anak/ keluarga3.3 Pengalaman hospitalisasi sebelumnya

4. Pemeriksaan fisik 4.1 Pada awal bayi baru lahir biasanya belum

ditemukan sianotik,bayi tampak biru setelah tumbuh.

4.2 Clubbing finger tampak setelah usia 6 bulan.4.3 Serang sianotik mendadak (blue spells/cyanotic

spells/paroxysmal hiperpnea,hypoxic spells) ditandai dengan dyspnea, napas cepat dan dalam,lemas,kejang,sinkop bahkan sampai koma dan kematian.

4.4 Anak akan sering Squatting (jongkok) setelah anak dapat berjalan, setelah berjalan beberapa lama anak akan berjongkok dalam beberapa waktu sebelum ia berjalan kembali.

4.5 Pada auskultasi terdengar bising sistolik yang keras didaerah pulmonal yang semakin melemah dengan bertambahnya derajat obstruksi

4.6 Bunyi jantung I normal. Sedang bunyi jantung II tunggal dan keras.

4.7 Bentuk dada bayi masih normal, namun pada anak yang lebih besar tampak menonjol akibat pelebaran ventrikel kanan

4.8 Ginggiva hipertrofi,gigi sianotik

5. Pengetahuan anak dan keluarga :

4

Page 5: Tetralogi Fallot

5.1 Pemahaman tentang diagnosis.5.2 Pengetahuan/penerimaan terhadap prognosis5.3 Regimen pengobatan5.4 Rencana perawatan ke depan5.5 Kesiapan dan kemauan untuk belajar

Tatalaksana pasien tetralogi fallotPada penderita yang mengalami serangan sianosis maka terapi ditujukan untuk memutus patofisiologi serangan tersebut, antara lain dengan cara :1. Posisi lutut ke dada

agar aliran darah ke paru bertambah 2. Morphine sulfat 0,1-0,2

mg/kg SC, IM atau Iv untuk menekan pusat pernafasan dan mengatasi takipneu.

3. Bikarbonas natrikus 1 Meq/kg BB IV untuk mengatasi asidosis

4. Oksigen dapat diberikan, walaupun pemberian disini tidak begitu tepat karena permasalahan bukan karena kekuranganoksigen, tetapi karena aliran darah ke paru menurun. Dengan usaha diatas diharapkan anak tidak lagi takipnea, sianosis berkurang dan anak menjadi tenang. Bila hal ini tidak terjadi dapat dilanjutkan dengan pemberian :

5. Propanolo l 0,01-0,25 mg/kg IV perlahan-lahan untuk menurunkan denyut jantung sehingga seranga dapat diatasi. Dosis total dilarutkan dengan 10 ml cairan dalam spuit, dosis awal/bolus diberikan separohnya, bila serangan belum teratasi sisanya diberikan perlahan dalam 5-10 menit berikutnya.

6. Ketamin 1-3 mg/kg (rata-rata 2,2 mg/kg) IV perlahan. Obat ini bekerja meningkatkan resistensi vaskuler sistemik dan juga sedatif

7. penambahan volume cairan tubuh dengan infus cairan dapat efektif dalam penganan serangan sianotik. Penambahan volume darah juga dapat meningkatkan curah jantung, sehingga aliran darah ke paru bertambah dan aliran darah sistemik membawa oksigen ke seluruh tubuh juga meningkat.

Lakukan selanjutnya 1. Propanolol oral 2-4 mg/kg/hari dapat digunakan untuk

serangan sianotik2. Bila ada defisiensi zat besi segera diatasi 3. Hindari dehidrasi

5

Page 6: Tetralogi Fallot

b. Diagnosa keperawatan Setelah pengumpulan data, menganalisa data dan menentukan diagnosa keperawatan yang tepat sesuai dengan data yang ditemukan, kemudian direncanakan membuat prioritas diagnosa keperawatan, membuat kriteria hasil, dan intervensi keperawatan.1. Gangguan pertukaran

gas b.d penurunan alian darah ke pulmonal2. Penurunan kardiak

output b.d sirkulasi yang tidak efektif sekunder dengan adanya malformasi jantung

3. Gangguan perfusi jaringan b.d penurunan sirkulasi (anoxia kronis , serangan sianotik akut)

4. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d fatiq selama makan dan peningkatan kebutuhan kalori,penurunan nafsu makan

5. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b.d tidak adekuatnya suplai oksigen dan zat nutrisi ke jaringan

6. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen

7. Koping keluarga tidak efektif b.d kurang pengetahuan klg tentang diagnosis/prognosis penyakit anak

8. Risti gangguan perfusi jaringan serebral b.d peningkatan tekanan intrakranial sekunder abses otak, CVA trombosis

Contoh rencana keperawatan1. Penurunan kardiac output b.d sirkulasi yang tidak efektif

sekunder dengan adanya malformasi jantungTujuan Anak dapat mempertahankan kardiak output yang adekuat. Kriteria hasilTanda-tanda vital normal sesuai umurTidak ada : dyspnea, napas cepat dan dalam,sianosis,

gelisah/letargi , takikardi,mur-murPasien komposmentisAkral hangatPulsasi perifer kuat dan sama pada kedua ekstremitasCapilary refill time < 3 detik

6

Page 7: Tetralogi Fallot

Urin output 1-2 ml/kgBB/jamIntervensi1) Monitor tanda vital,pulsasi perifer,kapilari refill dengan

membandingkan pengukuran pada kedua ekstremitas dengan posisi berdiri, duduk dan tiduran jika memungkinkan

2) Kaji dan catat denyut apikal selama 1 menit penuh3) Observasi adanya serangan sianotik4) Berikan posisi knee-chest pada anak 5) Observasi adanya tanda-tanda penurunan sensori :

letargi,bingung dan disorientasi6) Monitor intake dan output secara adekuat7) Sediakan waktu istirahat yang cukup bagi anak dan

dampingi anak pada saat melakukan aktivitas8) Sajikan makanan yang mudah di cerna dan kurangi

konsumsi kafeine.9) Kolaborasi dalam: pemeriksaan serial ECG, foto thorax,

pemberian obat-obatan anti disritmia10) Kolaborasi pemberian oksigen11) Kolaborasi pemberian cairan tubuh melalui infus

2. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigenTujuan: Anak menunjukan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas (tekanan darah, nadi, irama dalam batas normal) tidak adanya angina.Kriteria hasil : Tanda vital normal sesuai umur Anak mau berpartisipasi dalam setiap

kegiatan yang dijadwalkan Anak mencapai peningkatan toleransi

aktivitas sesuai umur Fatiq dan kelemahan berkurang Anak dapat tidur dengan lelap

Intervensi1. Catat irama jantung, tekanan darah dan nadi sebelum,

selama dan sesudah melakukan aktivitas.2. Anjurkan pada pasien agar lebih banyak beristirahat

terlebih dahulu.3. Anjurkan pada pasien agar tidak “ngeden” pada saat

buang air besar.4. Jelaskan pada pasien tentang tahap- tahap aktivitas yang

boleh dilakukan oleh pasien.

7

Page 8: Tetralogi Fallot

5. Tunjukan pada pasien tentang tanda-tanda fisik bahwa aktivitas melebihi batas

6. Bantu anak dalam memenuhi kebutuhan ADL dan dukung kearah kemandirian anak sesui dengan indikasi

7. Jadwalkan aktivitas sesuai dengan usia, kondisi dan kemampuan anak.

3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d fatiq selama makan dan peningkatan kebutuhan kalori,penurunan nafsu makanTujuan : anak dapat makan secara adekuat dan cairan dapat

dipertahankan sesuai dengan berat badan normal dan pertumbuhan normal.

Kriteria hasil : Anak menunjukkan penambahan BB sesuai dengan

umur Peningkatan toleransi makan. Anak dapat menghabiskan porsi makan yang disediakan Hasil lab tidak menunjukkan tanda malnutrisi.

Albumin,Hb Mual muntah tidak ada Anemia tidak ada.

Intervensi :1. Timbang berat badan anak setiap pagi tanpa

diaper pada alat ukur yang sama, pada waktu yang sama dan dokumentasikan.

2. Catat intake dan output secara akurat3. Berikan makan sedikit tapi sering untuk

mengurangi kelemahan disesuaikan dengan aktivitas selama makan ( menggunakan terapi bermain)

4. Berikan perawatan mulut untuk meningktakan nafsu makan anak

5. Berikan posisi jongkok bila terjadi sianosis pada saat makan

6. gunakan dot yang lembut bagi bayi dan berikan waktu istirahat di sela makan dan sendawakan

7. gunakan aliran oksigen untuk menurunkan distress pernafasan yang dapat disebabkan karena tersedak

8. berikan formula yang mangandung kalori tinggi yang sesuaikan dengan kebutuhan

9. Batasi pemberian sodium jika memungkinkan10. Bila ditemukan tanda anemia kolaborasi pemeriksaan

laboratorium

8

Page 9: Tetralogi Fallot

VIII. PenutupTepatnya penganan dan pemberian asuhan keperawatan pada anak dengan kelainan jantung bawaan sianotik : tetralogi fallot sangat menentukan untuk kelansungan hidup anak mengingat masalah yang komplit yang dapat terjadi pada anak TF bahkan dapat menimbulkan kematian yang diakibatkan karena hipoksia , syok maupun gagal. Oleh karena itu perawat harus memiliki keterampilan dan pengetahuan konsep dasar perjalanan penyakit TF yang baik agar dapat menentukan diagnosa yang tepat bagi anak yang mengalami tetralogi fallot sehingga angka kesakitan dan kematian dapat ditekan.

IX. Daftar Pustaka1. A.H Markum,1991,Buku Ajar Ilmu Kesehatan

Anak,jilid 1,Jakarta,Fakultas kedokteran UI2. Bambang M,Sri endah R,Rubian S,2005,Penanganan

Penyakit Jantung pada Bayi dan Anak3. Carpenito J.Lynda,2001,Diagnosa Keperawatan,edisi

8,Jakarta,EGC 4. Colombro Geraldin C,1998,Pediatric Core Content At-

A- Glance,Lippincott-Philladelphia,New York5. Doengoes, Marylin E. (2000). Rencana Asuhan Dan

Dokumentasi Keperawatan. Edisi 3 EGC. Jakarta6. Ngastiah.1997.Perawatan Anak Sakit, Jakarta,EGC7. Nelson, 1992. Ilmu Kesehatan anak,Jakarta, EGC8. Sacharin,Rosa M, 1996. Prinsip Keperawatan

Pediatrik Edisi II, Jakarta,EGC9. Samik Wahab, 1996. Kardiologi anak Nadas, Gadjah

Mada Ununiversity Press, yogyakarta,Indonesia10. Sudigdo & Bambang.1994,Buku Ajar kardiologi

Anak,Jakarta,IDAI11. Sharon,Ennis Axton (1993), Pediatric care

plans,Cumming Publishig Company,California12. Whaley and Wong, 1995, Essential of Pediatric

Nursing,Cv.Mosby Company,Toronto

9

Page 10: Tetralogi Fallot

Pengenalan Jantung

Jantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut, berongga dan dengan basisnya di atas dan puncaknya di bawah. Apex-nya (puncak) miring ke sebelah kiri. Berat jantung kira-kira 300 gram. Agar jantung berfungsi sebagai pemompa yang efisien, otot-otot jantung, rongga atas dan rongga bawah harus berkontraksi secara bergantian. Laju denyut-denyut jantung atau kerja pompa ini dikendalikan secara alami oleh suatu "pengatur irama". Ini terdiri dari sekelompok secara khusus, disebut nodus sinotrialis, yang terletak di dalam dinding serambi kanan. Sebuah impuls listrik yang ditransmisikan dari nodus sinotrialis ke kedua serambi membuat keduanya berkontraksi secara serentak. Arus listrik ini selanjutnya diteruskan ke dinding-dinding bilik, yang pada gilirannya membuat bilik-bilik berkontraksi secara serentak. Periode kontraksi ini disebut systole. Selanjutnya periode ini diikuti dengan sebuah periode relaksasi pendek - kira-kira 0,4 detik - yang disebut diastole, sebelum impuls berikutnya datang. Nodus sinotrialus menghasilkan antara 60 hingga 72 impuls seperti ini setiap menit ketika jantung sedang santai. Produksi impuls-impuls ini juga dikendalikan oleh suatu bagian sistem syaraf yang disebut sistem syaraf otonom, yang bekerja diluar keinginan kita. Sistem listrik built-in inilah yang menghasilkan kontraksi-kontraksi otot jantung beirama yang disebut denyut jantung.

10