tesis penyelesaian wanprestasi pada …skripsi.narotama.ac.id/files/12105096 - adi widjaja.pdf · i...

12
i TESIS PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA PERJANJIAN KREDIT DI LEMBAGA PERBANKAN Nama : ADI WIDJAJA NIM : 12105096 PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU HUKUM UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2008

Upload: ngokhanh

Post on 16-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

i

TESIS

PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA PERJANJIAN KREDIT DI LEMBAGA PERBANKAN

Nama : ADI WIDJAJANIM : 12105096

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU HUKUMUNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA

2008

ii

PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA PERJANJIAN KREDIT DI LEMBAGA PERBANKAN

T E S I S

Untuk Memperoleh Gelar Magister HukumDalam Program Studi Magister Ilmu Hukum

Pada Program Pascasarjana Universitas Narotama

Oleh :Nama : ADI WIDJAJA

NIM : 12105096

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU HUKUMUNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA

2008

iii

Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUIPADA TANGGAL: 10 APRIL 2008

Oleh:Pembimbing,

DR. Y. SOGAR SIMAMORA, SH. MH.

Mengetahui,Ketua Program Studi Magister Ilmu Hukum

Universitas Narotama

DR. SADJIJONO, SH., MH.

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN TESIS

Dipertahankan di depan sidang Tim Penguji Program Pascasarjana Universitas Narotama Surabaya dan dinyatakan diterima untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Magister Hukum pada tanggal 26 April 2008.

TIM PENGUJI1. Ketua : DR. SADJIJONO, SH.,MH.

2. Anggota : DR. Y. SOGAR SIMAMORA, SH., MH.

3. Anggota : SOEMALI, SH., MH.

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

berkat, rahmat, dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik

tesis berjudul PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA PERJANJIAN KREDIT

DI LEMBAGA PERBANKAN.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan

yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan

hingga terselesainya tesis ini, yaitu:

1. Bapak R. Djoko Sumadijo, SH., selaku Rektor Universitas Narotama Surabaya.

2. Bapak Ir. H. Ismanto Hadi S., MS., selaku Direktur Pelaksana Program

Pascasarjana Universitas Narotama Surabaya.

3. Bapak DR. Sadjijono, SH., MH., selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu

Hukum, Universitas Narotama Surabaya, yang telah memberikan bimbingan dan

arahan dalam penyusunan proposal tesis.

4. Bapak DR. Y. Sogar Simamora, SH., MH., selaku pembimbing dalam penulisan

tesis ini, yang bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan

bimbingan kepada penulis, sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Seluruh dosen pengajar dan staf administrasi di lingkungan Program Studi

Magister Ilmu Hukum, Universitas Narotama Surabaya.

6. Keluargaku tercinta, Ibu, Adik-adik, Istri, serta Anak-Anakku tercinta, yang telah

memberikan dukungan moril, doa restu dan pengorbanan waktu sehingga dapat

terselesaikannya tesis ini.

vi

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang sempurna kepada

pihak-pihak yang telah penulis sebutkan di atas, serta kepada semua pihak yang

penulis tidak dapat menyebutkan satu persatu, yang telah turut membantu penulis

dalam pembuatan tesis ini

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

segala kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan tangan

terbuka, dan semoga tesis ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan,

kususnya dalam bidang ilmu hukum.

Surabaya, April 2008

Penulis

vii

RINGKASAN

Dewasa ini pembangunan di bidang ekonomi menjadi salah satu sektor penting dari tujuan pembangunan. Pembangunan di bidang ekonomi memerlukan dana dan daya yang dihimpun dari masyarakat, yang dicapai melalui lembaga keuangan, termasuk lembaga perbankan. Dengan demikian peranan Bank adalah sebagai alat pemerintah untuk memantapkan ekonomi dan moneter, dan berfungsi sebagai penghimpun dana maupun sebagai lembaga yang dapat menyalurkan kembali dana yang berhasil dihimpun tersebut kepada berbagai pihak untuk kegiatan yang produktif. Peranan lembaga perbankan yang penting ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang kemudian diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998. Dana masyarakat yang terkumpul dalam jumlah besar tersebut merupakan sumber utama bagi bank dalam menyalurkan kembali dana tersebut dalam bentuk kredit kepada masyarakat yang memerlukan. Jadi bank adalah lembaga yang menjalankan fungsi intermediasi. Penyaluran dana kepada masyarakat yang berupa kredit ini tidak selamanya dikembalikan oleh peminjam tepat waktu atau sesuai dengan yang telah diperjanjikan. Ada yang tidak tepat waktu, ada yang mengulur-ulur dan bahkan ada yang memang tidak mampu lagi mengembalikan pinjaman tersebut, atau dikatakan debitur melakukan wanprestasi. Dengan adanya debitur wanprestasi, hal ini menimbulkan kredit bermasalah. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kolektibilitas macet ditambah dengan kredit-kredit yang memiliki kolektibilitas diragukan yang mempunyai potensi menjadi macet, dan kredit macet ini menjadi kendala yang signifikan dalam lembaga perbankan. Dalam menghadapi debitur yang wanprestasi/ingkar janji dalam memenuhi kewajiban pengembalian kredit sesuai dengan perjanjian kredit, maka bank dapat melakukan beberapa cara penyelesaian di mana tiap-tiap cara akan membawa akibat hukum yang berbeda. Dengan mulai timbulnya kredit bermasalah atas kredit seorang debitur, maka manajemen bank harus segera melakukan analisa mengenai penyebab debitur wanprestasi, dengan mengetahui penyebabnya maka akan lebih mudah bagi bank untuk mengambil keputusan atas tindakan dan upaya yang harus diambil oleh pihak bank dalam menghadapi kredit bermasalah tersebut. Dengan demikian Bank dapat segera menentukan langkah-langkah preventif yang tepat, misalnya dengan program restrukturisasi ataupun bank dapat menentukan langkah represif dengan menempuh jalur hukum. Dari hasil analisa dan penilaian atas kredit bermasalah tersebut ternyata bila bank berpendapat, atas kredit bermasalah tersebut masih dapat diselamatkan, maka bank akan mencoba melaksanakan penyelamatan kredit bermasalah dengan cara 3R (Rescheduling, Reconditioning, Restructuring). Jadi pelaksanaan 3R adalah cara Penyelesaian Kredit Bermasalah secara Administrasi Perkreditan yang dilakukan oleh bank sebagai bentuk penundaan wanprestasi oleh bank. Penyelamatan kredit

viii

bermasalah oleh bank dengan cara 3R tersebut dalam dunia perbankan dikenal juga dengan istilah Restrukturisasi Kredit. Bank dalam rangka mencegah debitur melakukan wanprestasi dapat juga dengan melakukan Peniadaaan Wanprestasi dengan melakukan kerjasama dengan pihak ketiga, pihak ketiga dalam hal ini adalah Perusahaan Penjamin Kredit, yaitu PT Askrindo (PT. Asuransi Kredit Indonesia) dan Perum SPU (Perusahaan Umum Sarana Pengembangan Usaha). Dengan demikian jika ternyata debitur melakukan wanprestasi dalam perjanjian kredit, maka PT Askrindo dan Perum SPU berperan sebagai Pihak Ketiga dalam meniadakan wanprestasi. Bilamana segala upaya penyelamatan oleh Bank tidak memungkinkan untuk dilaksanakan atau sudah dilaksanakan tetapi gagal, maka jalan terakhir yang ditempuh Bank adalah Penyelesaian Hukum terhadap debitur yang wanprestasi, yaitu dengan melaksanakan Eksekusi Grosse Akta Sertifikat Hak Tanggungan (untuk agunan kredit yang pengikatannya menggunakan lembaga jaminan Hak Tanggungan) atau Eksekusi Grosse Akta Sertifikat Jaminan Fidusia (untuk agunan kredit yang pengikatannya menggunakan lembaga jaminan Fidusia) Dalam hal tidak dapat dilaksanakannya Eksekusi Grosse Akta Sertifikat Hak Tanggungan maupun Eksekusi Grosse Akta Sertifikat Jaminan Fidusia, atau sudah dilaksanakan eksekusi grosse akta terhadap benda agunan/jaminan kredit, tetapi setelah dieksekusi masih ada sisa hutang debitur yang belum terlunasi, maka Bank akan menempuh penyelesaian melalui Pengadilan Negeri. Penjualan lelang (executoriale verkoop atau foreclosure sale) adalah kelanjutan dari eksekusi yang telah dilakukan, dan cara penjualannya dengan perantaraan Kantor Lelang. Dengan proses penjualan lelang maka barang jaminan milik debitur akan dijual secara umum dan dari hasil penjualan tersebut, uangnya dibayarkan kepada Bank (kreditur).

ix

ABSTRACT

The banking institution has an essential role in our economic development so its role is regulated in specific manner in the Law No. 07 of 1992 regarding the Banking and the law was then amended by the Law No. 10 of 1998 on an Amandmend of the Law No. 07 of 1992. The bank as an institution performing financial intermediary function is constantly confronted with risk of default (breach the contract) by the debtors. This default often brings about Non Performing Loans (NPLs). Since the NPLs become considerable obstacles in the banking institution, the management must carry out a comprehensive analysis of some causes of the default. If the cause is known definitely, the bank would find it easier to undertake proper measures and efforts in tackling the default. In case bank’s management consider that NPLs can be saved, bank will launch a credit restructurization program, as default postponement measure by the bank. However, the bank can also deal with the default through repressive method by pursuing legal action against the debtors. The bank can prevent the debtors from engaging in the default by elimination of the default measure by the third party, notably by establishing a cooperation with the third parties, such as PT Askrindo (PT. Asuransi Kredit Indonesia) dan Perum SPU (Perusahaan Umum Sarana Pengembangan Usaha). Where the bank has done every measure and effort to restructure the non performing loans (NPLs) and this doesn’t work well, the bank can tackle this default through legal settlement, namely by execution of “Hak Grosse Akta Sertifikat Tanggungan” or by execution of “Grosse Akta Sertifikat Jaminan Fidusia”. If the bank cannot perform execution of “Grosse Akta”, then it can deal with such default through District Court, where the execution will be followed by foreclosure sale.

Keyword: Default, Credit Retructurization, Execution

x

DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................................... iHalaman Prasyarat Gelar ......................................................................................... iiHalaman Persetujuan ............................................................................................... iiiHalaman Penetapan Panitia Penguji ........................................................................ ivHalaman Ucapan Terima Kasih .. ............................................................................ vHalaman Ringkasan ................................................................................................ viiHalaman Abstaksi .................................................................................................... ixHalaman Daftar Isi ................................................................................................... x

Bab I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1 1.2. Rumusan Masalah ............................................................................ 6 1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................. 7 1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................... 7 1.5. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 8 1.6. Metode Penelitian ............................................................................ 22 1.7. Sistematika Penulisan ...................................................................... 24

Bab II. TINDAKAN BANK DALAM MENGHADAPI DEBITUR WANPRESTASI ................................................................... 25 2.1. Wanprestasi Ditinjau dari Kitab Undang-Undang Hukum Perdata . 27

2.2. Analisa Bank Mengenai Penyebab Debitur Wanprestasi ................ 32 2.3. Penundaan Wanprestasi Oleh Bank ................................................ 38

2.2. Peniadaan Wanprestasi Oleh Pihak Ketiga ...................................... 41

Bab III. PENYELESAIAN HUKUM TERHADAP DEBITUR YANG WANPRESTASI ......................................................................... 47 3.1. Eksekusi Sertifikat Grosse Akta Sertifikat Hak Tanggungan .......... 48 3.2. Eksekusi Sertifikat Grosse Akta Sertifikat Jaminan Fidusia ........... 55 3.3. Penyelesaian Melalui Pengadilan Negeri ......................................... 60 3.4. Penjualan Lelang .............................................................................. 64

Bab IV. PENUTUP ............................................................................................... 69 4.1. Kesimpulan .................................................................................... 69 4.2. Saran .............................................................................................. 71

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 72

xi

DAFTAR PUSTAKA

Bahsan, M., Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007.

Djumhana, Muhammad, Hukum Perbankan di Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006.

Fuady, Munir, Jaminan Fidusia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003.

Harahap, M. Yahya, Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata, Sinar Grafika, Jakarta, 2006.

Hartono, Sri Rejeki, Hukum Ekonomi Indonesia, Bayumedia, Malang, 2007.

Ibrahim, Johannes, Cross Default & Cross Collateral Sebagai Upaya Penyelesaian Kredit Bermasalah, Refika Aditama, Bandung, 2004.

Irman, Tb. S., Anatomi Kejahatan Perbankan, MQS & AYYCCS, Bandung, 2006.

Kamelo, H. Tan, Hukum Jaminan Fidusia Suatu Kebutuhan Yang Didambakan, Alumni, Bandung, 2006.

Naja, H.R. Daeng, Hukum Kredit dan Bank Garansi, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2005.

Poesoko, Herowati, Parate Executie Obyek Hak Tanggungan, LaksBang Pressindo, Yogyakarta, 2007

Sjahdeini, Sutan Remy, Hak Tanggungan, Asas-Asas, Ketentuan-Ketentuan Pokok Dan Masalah Yang Dihadapi Oleh Perbankan, Alumni, Bandung, 1999.

Soemitro, H.Rochmat, Peraturan dan Instruksi Lelang, Eresco, Bandung, 1987.

Soewandi, I Made, Balai Lelang, Yayasan Gloria, Yogyakarta, 2005.

Subekti, R. dan Tjitrosudibio, R., Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Pradnya Paramita, Jakarta, 1985.

Sutarno, Aspek-Aspek Hukum Perkreditan Pada Bank, Alfabeta, Bandung, 2005.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.

xii

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas Tanah Beserta Benda-Benda yang Berkaitan dengan Tanah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 1999 tentang Fidusia.

Yasabari, Nasroen & Dewi, Nina Kurnia, Penjaminan Kredit, Mengantar UKMK Mengakses Pembiayaan, Alumni, Bandung, 2007.