tesis kreativitas guru dalam pemanfaatan laptop dan...
TRANSCRIPT
TESIS
KREATIVITAS GURU DALAM PEMANFAATAN LAPTOP DAN
INTERNET SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PAI DI SD
KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2018/2019
Disusun Oleh:
AHMAD ZABIDI
12010160013
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan
untuk gelar Magister Pendidikan
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
i
TESIS
KREATIVITAS GURU DALAM PEMANFAATAN LAPTOP DAN
INTERNET SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PAI DI SD
KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2018/2019
Disusun Oleh:
AHMAD ZABIDI
12010160013
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan
untuk gelar Magister Pendidikan
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
ii
iii
iv
PERNYATAAN PUBLIKASI TESIS
Nams : Ahmad Zabidi
NIM : 12010160013
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Judul :“KREATIFITAS GURU DALAM
PEMANFAATAN LAPTOP DAN INTERNET
SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PAI DI
SD KECAMATAN BAWEN KABUPATEN
SEMARANG TAHUN 2018/2019”
Menyatakan bahwa dengan sesungguhnya bahwa tesis ini merupakan hasil
karya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak
mencantumkan tanpa pengakuaan bahan-bahan yang telah dipublikasikan
sebelumnya atau di tulis oleh orang lain, atau sebagai bahan yang pernah diajukan
untuk gelar atau ijazah pada Institut Agama Islam Negeri Salatiga atau perguruan
tingggi lainnya. Tesis ini diperkenankan untuk dipublikasikan pada e-repository
IAIN Salatiga
v
MOTTO
Artinya: “Hai orang-orang berimanapabilakamudikatakankepadamu: "Berlapang-
lapanglahdalammajlis", Makalapangkanlahniscaya Allah
akanmemberikelapanganuntukmu. danapabiladikatakan: "Berdirilahkamu",
Makaberdirilah, niscaya Allah akanmeninggikan orang-orang yang beriman di
antaramudan orang-orang yang diberiilmupengetahuanbeberapaderajat. dan
Allah Mahamengetahuiapa yang kamukerjakan.” (al-Mujadilaah: [58] 11)
vi
PERSEMBAHAN
Tesisinisayapersembahkanuntuk :
1. AlmamaterPascasarjanaPendidikan Agama Islam Institut Agama Islam
NegeriSalatiga.
2. Istrisaya yang telahmemberikankesempatanuntukmenambahilmu di
Institut Agama Islam NegeriSalatiga.
3. Anak-anaksaya yang telahikutandilmemberikan ide-ide
sertainspirasiuntukpenulisantesisini.
4. MahasiswaPascasarjanaPendidikan Agama Islam Institut Agama Islam
NegeriSalatiga yang selalukompakdansalingmemotivasi.
5. Dosenpembimbing yang
dengankeikhlasandankesabarannyaselalumemberikanarahansampaiterseles
aikannyatesisini.
6. SemuadosenpengajarPascasarjanaInstitut Agama Islam NegeriSalatiga.
7. KepalaSekolahdan Guru Pendidikan Agama Islam KecamatanBawen.
8. Semuateman-teman yang telahmembantudalamsegalahal.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa dipanjatkan ke hadirat Illahi Robbi yang telah memberi
rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
Tesis dengan judul “KREATIVITAS GURU DALAM PEMANFAATAN
LAPTOP DAN INTERNET SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PAI DI SD
SE KECAMATAN BAWEN TAHUN 2018” sesuai dengan rencana atau jadwal
yang telah ditetapkan.
Tesisinidisusununtukmemenuhipersyaratangunamemperolehgelar
MagisterPendidikan di IAIN Salatiga
Penulismenyadarisepenuhnyabahwatanpabantuandariberbagaipihak,
tidakakanmungkinpenulisdapatmenyelesaikanpenulisanTesispenelitianinidenganla
ncar.
Olehkarenaitupadakesempataninipenulisinginmengucapkanterimakasihkepada :
1. Bapak Dr. RahmatHariyadi, M.Pd., selakuRektor IAIN Salatiga;
2. Bapak Prof. Dr. ZakiyuddinBaidhawy, M.Ag. SelakuDirektur Program
Pascasarjana IAIN Salatiga;
3. BapakHammam, M.Pd., Ph.DselakuKetua Program StudiMagister Pendidikan
Agama Islam Institut Agama Islam NegeriSalatiga
4. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. SelakuDosenPembimbing yang
telahmemberikanbantuandanbimbingandenganpenuhkesabaransehinggatesisin
idapatterselesaikan.
viii
Akhirnya,dengansegalakerendahanhatipenulismenyadaribahwamasihterdapat
kekurangandalamtesisini, sehinggapenulismengharapkanadanyasaran
dankritik yang bersifatmembangun demi
kesempurnaantesisini.Denganharapansemogatesisinidapatbermanfaatkhususn
yabagipenulisdanumumnyabagiparapembaca.
Salatiga, 27 Februari 2019
Ahmad Zabidi
NIM. 12010160013
ix
Abstrak
Ahmad Zabidi, “Kreativitas Guru PAI Dalam Pemanfaatan Laptop dan Internet
Sebagai Media Pembelajaran PAI di SD Negeri Kecamatan Bawen Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019”. Tesis Program Studi Pendidikan Agama
Islam (PAI), Program Pascasarjana, Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Problematika dalam pendidikan di dunia digital semakin bisa untuk
diminimalisasi. Pesatnya inovasi dalam teknologi dan informasi, mengikis sekat
pengetahuan yang pernah menjadi instrumen sulit untuk diakses. Laptop dan
internet menjadi salah satu solusi bagi guru untuk mengembangkan kreativitasnya
dalam mengembangkan metode dan materi pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kreativitas guru dalam
memanfaatkan internet dan laptop sebagai media pembelajaran PAI di SD Negeri
Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang pada tahun pelajaran 2018/2019.
Metode yang digunakan adalah field research, dalam penelitian ini, peneliti
langsung terjun ke lapangan untuk melakukan observasi, wawancara dan
mendokumentasikan kegiatan yang berkaitan dengan judul penelitian. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada (1) peningkatan kreativitas guru PAI di SD
Negeri Kecamatan Bawen dalam menggunakan media pembelajaran sebagai
sarana metode penyampaian materi yang efektif, seperti dengan powerpoint, audio
dan juga video pembelajaran, (2) pengarsipan instrumen pembelajaran semakin
tertata rapi, seperti silabus, RPP, dan metode pembelajaran. (3) Adanya beberapa
faktor pendukung, seperti: bimtek PAI, kelas representatif dan metode yang
variatif. Selain itu juga ada faktor penghambat dalam mengembangkan kreativitas
guru yaitu: tidak ada internet di sekolah, keterbatasan proyektor untuk
mengembangkan pembelajaran PAI.
Kata Kunci: Kretativitas Guru PAI, Laptop dan Internet, Media Pembelajaran.
x
Abstract
Ahmad Zabidi, "The PAI Teacher's Creativity in Using Laptops and the Internet
as Learning Media for PAI Subject in Elementary Schools of Bawen District,
Semarang Regency in the Academic Year 2018/2019". Thesis of Islamic
Education (PAI) Study Program, Graduate Program (S2), State Islamic Institute of
Salatiga.
Learning problems can be minimized by the use of digital technology. The
rapid innovation in technology and information minimize the barriers that come
from some instruments which are difficult to access. Laptops and the internet are
the solutions for teachers to develop their creativity for the learning methods and
materials.
This study are aimed to determine the creativity of teachers in using the
internet and laptops as learning media for PAI Subject in SD Negeri Bawen
Subdistrict, Semarang Regency in the 2018/2019 academic year. The method used
was field research with a qualitative approach. Researchers went into the field to
make observations, interviews and document activities related to the research title.
The results showed that there were (1) the increasing of the creativity of PAI
teachers in Bawen District Elementary School which is caused by using learning
media as the effective learning methods, (2) archiving learning instruments are
more organized, and (3) the need of several supporting factors, such as: technical
training(bimtek) for PAI teachers, representative class and varied methods. In
addition, there are also inhibiting factors in developing teacher creativity, namely:
there is no internet in school and the limitations of the projector to support the
PAI learning.
Keywords: PAI Teacher's Creativity, Laptop and Internet, Learning Media.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... I
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................... Ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................. Iii
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................. Iv
MOTTO ............................................................................................... v
PERSEMBAHAN vi
KATA PENGANTAR ............................................................................. vii
ABSTRAK ............................................................................................ ix
DAFTAR ISI ............................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................... 4
C. Signifikansi Penelitian ..................................................... 5
1. Tujuan Penelitian ..................................................... 5
2. Manfaat Penelitian ................................................... 6
D. Tinjauan Pustaka ............................................................. 6
1 Penelitian terdahulu ................................................... 6
2 Kerangka Teori .......................................................... 9
E. Metode Penelitian ............................................................ 12
F. Sistematika Pembahasan................................................ 13
BAB II PROFIL GURU PAI SD KECAMATAN BAWEN 15
A. Daerah Perkotaan …………….................................. 17
B. Daerah Semi Perkotaan ………................................ 18
C. Daerah Pedesaan..................................................... 19
xii
BAB III PEMANFAATAN LAPTOP DAN INTERNET
SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
A. Pemahaman Guru PAI TerhadapPerkembangan Media
Pembelajaran ………………………………………….
23
B. Antusiasme Guru PAIdalamMenggunakan Laptop
danInternet ……………………………………………..
26
C. Kreativitas Guru PAI dalamMenggunakan Laptop dan
Internet
29
1. MengkombinasikanMateriPembelajaran ………. 30
2. MenerangkanPelajarandenganPowerpoint …….. 31
3. MenerangkanVidio Tutorial 32
4. MenerangkanSejarah Islam denganVidioCerita ... 32
BAB IV A. SUASANA DAN HASIL PEMBELAJARAN PAI
BERMEDIAKAN LAPTOP DAN INTERNET
34
1. Suasanakelas yang menyenangkan ………………. 35
2. Siswalebihmudahdiatur ………………………… 36
3. Fokussiswapadapelajaranlebihtinggi ………….. 37
B. ManfaatPembelajaran PAI Menggunakan Laptop
danInternet
………………………………………………..
37
C. PeningkatanKreativitasSiswadengan Laptop danInternet
………………………………………………...
41
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................... 44
B. Saran ................................................................................ 46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan di dunia modern tidak akan lepas dari canggihnya kemajuan
digital. Pendidikan merupakan bagian paling penting dalam dinamika
kehidupan. Inovasi dalam dunia pendidikan menjadi sebuah keniscayaan,
karena sangat penting merubah cara pandang kita terhadap pendidikan dan
ilmu pengetahuan, sebab ketika pendidikan tanpa pembaharuan akan
menyebabkan stagnasipendidikan.1Peningkatan kreativitas guru dalam
menyajikan pembelajaranmenjadi suatu prinsip yang sangat penting untuk
diterapkan, agar guru bisa menciptakan hal-hal baru dalam proses
pembelajaran, sehingga guru memilikivariasi di dalam mengajar yang akan
membuat anak didik lebih aktif dan kreatif.2 Ciri-ciri guru kreatif antara lain:
fleksibel, optimistik, respek, cekatan,humoris, inspiratif, lembut, disiplin,
responsive, empatik.3
Guru mempunyai banyak peranan penting dalam berbagai lini
kehidupandan tanggungjawab yang sangat besar.Salah satu peran seorang
gurudengan kompetensi yang dia miliki yaitu transfer of knowledge dan agent
of change, dengan peranan tersebut seorang guru harus selalu tanggap
terhadap keadaan, responsif terhadap berita dan wacana-wacana teraktual.
1 A. Chaedar Alwasilah, Contextual Teaching and Learning, Bandung: Mizan, 2009, 32. 2Yanti Oktavia, “Usaha Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kreativitas Guru dalam
Pembelajaran di Sekolahdasar”, Jurnal Administrasi Pendidikan, Volume 2, Nomor 1 (Juni 2014)
817. 3Toto Perdamean, Profesionalitas Guru Perlu Daya Kreativitas. Bandung: Alfabeta, 2009,
21.
2
Guru juga harus bisa menguasai media-media dan aplikasi yang mendukung
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.4
Akses pendidikan yang sangat terbuka mempermudah guru dalam
mentrasfer ilmu untuk anak didik yang diajar. Keadaan tersebut dilatar
belakangi dengan adanya smartphone yang dilengkapi dengan fitur-fitur
untuk mengakses materi yang berhubungan dengan pembelajaran anak
didiknya. Akan tetapi guru harus menggunakan media tersebut dengan baik
dan bijak, melihat dampaknya yang bisa berbalik arah dengan manfaatnya,
jika tidak menggunakan media teknologi dan informatika dengan tanpa
adanya kontrol secara simultan. Anak didik sering kurang batasan dalam
menggunakan teknologi jika tidak diberikan kontrol. Pentingnya pengelolaan
informasi harus diketahui oleh guru dan juga orang tua, pengelolaan
informasi atau komunikasi intrapersonal adalah salah satu hal yang akan
membentuk karakter bagi anak didik.5
Pembelajaran pendidikan agama Islam di Sekolah Dasar Se
Kecamatan Bawen semakin hari mulai ada perkembangan sesuai dengan
perkembangan zaman. Perkembangan zaman menuntut semua guru untuk
melakukan inovasi dalam pembelajarannya, karenanya integrasi dalam
pendidikan dan penggunaan teknologi pembelajaran seperti laptop dan
internet yang terhubungkan dengan jejaring sosial, semakin lama semakin
4 Uum Murfi’ah, Pembelajaran Terpadu: Teori dan Praktik Terbaik Di Sekolah, Bandung:
Refika Aditama, 2017, 53. 5Husniyatus Salamah Zainiyati, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ITC, Jakarta:
Kencana, 2017, 54.
3
menjanjikan.6 Keadaan tersebut menjadi sebuah permasalahan tersendiri bagi
guru-guru PAI di SD Sekecamatan Bawen, karena sebagian guru belum siap
untuk mengadakan pembelajaran yang bersifat kekinian dan selalu berkaitan
dengan teknologi informasi dan komunikasi yang menjadi syaratsalah satu
syarat kemajuan pendidikan. Seperti halnya guru di sekolah, dengan kata lain,
tidak jauh berbeda guru di pendidikan lebih tinggi dan lebih tinggi
kemungkinan mengalami frustrasi yang terkait dengan harapan yang tidak
terpenuhi dalam kemajuan pendidikan7.
Pengembangan profesionalme mengajar sebagai seorang anggota guru
di sekolah (sekolah dasar), dan mengubah pandangan guru tentang pengajaran
dan pembelajaran pada siswa8, menjadi prioritas dinas terkait. Dinas
pendidikan sendiri sudah menghimbau agar para guru meningkatkan
kompetensinya dalam mendidik, salah satunya dengan mempelajari media
informasi dan komunikasi, khususnya laptop, agar guru-guru bisa mengajar
lebih variatif dan tidak membosankan, tetapi tidak sedikit juga dari para guru
yang enggan untuk melakukan hal tersebut.
Alasan yang dimiliki oleh guru yang kurang bisa mengikuti
pembelajaran sesuai kebutuhan zaman bervariasi, ada yang bermasalah
dengan usia, kesibukan keluarga dan ada juga pekerjaan lainnya. Padahal jika
ketika dipahami lebih mendalam mereka tidak pernah lepas dengan salah satu
6Kevin P. Brady, “The Use of Alternative Social Networking Sites in Higher Educational
Settings: A Case Study of the E-Learning Benefits of Ning in Education”, Journal of Interactive
Online Learning,Volume 9, No 2(Summer 2010), 154. 7Jocelyn Robson, Teacher Professionalism in Further and Higher Education, Abingdon:
Routledge, 2006, 92. 8Gabriel Diaz Madiolo,Teacher Centered Professional Development,Alexandria:the
Association for Supervision and Curriculum Development (ASCD), 2004. 44.
4
teknologi informasi dan komunikasi, seperti HP, dan alat tersebut sebenarnya
juga salah satu fungsinya tidak jauh dengan laptop sebagai alat media
pembelajaran yang dianggap paling canggih dan terjangkau dikalangan guru
SD Sekecamatan Bawen.
Fasilitas yang dianggap memadai di dunia pendidikan sangat
mempermudah guru untuk mentransfer ilmu yang dimiliki, untuk
menciptakan pembelajaran yang efektif, sekolah harus menyediakan konten
pembelajaran interaktif yang dapat dipelajari oleh peserta didik berdasarkan
personalisasi, dan diarahkan sendiri.9Sekolah Dasar yang ada di Kecamatan
Bawen adalah beberapa sekolah yang dianggap mempunyai fasilitas tersebut,
dengan alasan tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitiannya
terhadap guru-guru pendidikan agama Islam yang ada di Bawen dalam
menggunakan kreativitasnya untuk memanfaatkan fasilitas yang disedikan
oleh lembaga pendidikan di tempat guru mengajar pendidikan agama Islam
tersebut.
B. Rumusan Masalah
Penelitian ini difokuskan pada kreativitas guru dalam menggunakan teknologi
sebagai sarana pembelajaran pendidikan agama Islam, agar tidak melebar
permasalahan yang dibahas.Dengan itu peneliti mengkerucutkan rumusan
masalah berikut:
1. Bagaimanakah suasana dan hasil pembelajaran PAI di di SD se Kecamatan
Bawen Kabupaten Semarang?
9Dongsong Zhang, “Interactive Multimedia-Based E-Learning: A Study of Effectiveness”,
The American Journal of Distance Education, Volume 19, Nomor 3 (2005), 160.
5
2. Bagaimanakah kreativitasguru PAI dalam memanfaatkanlaptop dan
internet sebagai media pembelajaran di SD se Kecamatan Bawen
Kabupaten Semarang?
3. Bagaimanakah faktor pendukung dan penghambat kreativitas guru dalam
memanfaatkan laptop dan internet sebagai sarana pembelajaran di SD se
Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang?
C. Signifikansi Penelitian
1. Tujuanpenelitian
Penelitian ini dirasa penting untuk dilakukan, agar kita dapat mengetahui
apa saja peran-peran yang dilakukan olehguru PAI dalam pembelajaraan
bermedia laptop, maka tujuan penelitain ini yaitu:
a. Untuk mengetahui suasana dan hasil pembelajaran PAI di di SD se
Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang
b. Untuk mengetahui kretivitasguru PAI dalam memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi sebagai media pembelajaran di
SD sekecamatan Bawen Kabupaten Semarang.
c. Untuk mengetahuifaktor pendukung dan penghambat kreativitas
guru dalam memanfaatkan laptop dan internet sebagai sarana
pembelajaran di SD se Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang.
2. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoretik
Penelitian ini, diharapkan dapat memberikan sumbangsih pada
keilmuan di dunia pendidikan, khususnya dalam memajukan
6
pendidikan agama Islam. Dengan adanya penelitian dan inovasi-inovasi
serta peningkatan kreativitas pembelajaran PAI, sehingga bisa
memajukan pendidikan Islam sebagai salah satu alternatif disiplin
keilmuan yang diprioritaskan oleh berbagai lapisan masyarakat.
b. Manfaat praktis
Manfaat yang diharapkan bagi lembaga pendidikan, agar penelitian ini
menjadi referensi tambahan bagi peneliti selanjutnya dan bisa membuka
wacana untuk memajukan keilmuan sesuai dengan kreativitas guru
dalam mengembangkan pembelajaran PAI lewat teknologi dan
informatika.Manfaat lain yang diharapkan bagi dunia akademis yaitu
berupa pemanfaatan teknologi untuk membangun koneksi keilmuan
dari berbagai jaringan keilmuan yang saling menguatkan. Sedangkan
bagi peneliti sendiri, agar peneliti bisa menambah kreativitasnya dalam
menggunakan teknologi yang semakin hari semakin maju dan lebih
mempermudah untuk transfer of knowledge.
D. Tinjauan Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian dipandang berkaitan dengan judul yang diteliti oleh
penulis seperti berikut:
Bambang Sumintono,10
penelitiannya menyelidiki penggunaan ICT
dalam pembelajaran oleh guru sains di sekolah menengah pertama dari
berbagai provinsi di Indonesia. Ada 151 guru yang berpartisipasi dalam
10Bambang Sumintono, “Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Pengajaran: Survei Pada Guru-Guru Sains SMP di Indonesia”, Pengajaran MIPA, Volume 17,
Nomor 1 (April 2012), 122.
7
studi ini menggunakan metode campuran, yang mereka diminta untuk
mengisi kuesioner dan menjawab beberapa pertanyaan terbuka. Di
banyak tempat, ilmu guru mulai sudah mulai menggunakan ICT dalam
pengajaran dan kegiatan belajar, baik di laboratorium kelas atau
komputer, serta penggunaan internet sebagai sumber belajar.
Chaidar Husain,11
penelitian yang dilakukannya menunjukkan
bahwa Perubahan dalam pola pembelajaran dibutuhkan untuk melakukan
pembaruan mengikuti dinamika perubahan zaman yang semakin cepat
yang dipicu oleh perkembangan teknologi.
Herry Fitriyadi,12
penelitiannya menunjukkan beberapa potensi
manfaat TIK untuk pendidikan, yaitu: Pertama Berfungsi
sebagaimembawa perubahan peran guru dalam mengajar dan peran
siswadalam belajar; menyediakan akses terbuka terhadap materi dan
informasi interaktif melalui jaringan. Kedua untuk mewujudkan
masyarakatberbasis pengetahuan. Ketiga proses internalisasi nilai dalam
pembelajaran TIK dapatditranformasikan dengan melakukan
pembudayaan di lingkungan sekolah dengan mengintegrasikan
pendidikannilai dalam bahan ajar.
11Chaidar Husain, “Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Pembelajaran di SMA Muhammadiyah Tarakan”, Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan,
Volume 02, Nomor02 (Juli 2014), 184. 12Herry Fitriyadi, “Integrasi Teknologi Informasi Komunikasi Dalam Pendidikan:
Potensi Manfaat, Masyarakat Berbasis Pengetahuan, Pendidikan Nilai, Strategi Implementasi Dan
Pengembangan Profesional”, Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Volume 21, Nomor03 (Mei
2013), 269.
8
Felix Kayode,13
penelitian yang dilakukannya menunjukkan bahwa
penempatan konsep teknologi Informasi dan Komunikasi di pusat
pelatihan pra-layanan dan pengembangan profesional berkelanjutan guru
Nigeria. Kajian tersebut menjadi tantangan utama yang dihadapi bangsa
Nigeria dalam hal mengadopsi model pendidikan guru berbasis
teknologi.
Camilla Gobbo,14
penelitian yang dilakukannya bertujuan untuk
menguji gaya pengajaran dengan teknologi informasi dan komunikasi
(ICT) di sekolah-sekolah Italia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
baik teori pengajaran pribadi maupun tingkat kompetensi dengan
permainan TIK memberikan motivasi yang bagus bagi minat belajar.
Penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti di atas
menerangkan tentang pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
yang dilakukan dalam intansi sekolah dan pelayanan masyarakat. Hasil
penelitian yang ada menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi lebih meningkatkan minat belajar dalam ranah
pendidikan dan mempermudah layanan dalam masyarakat. Akan tetapi
menurut peneliti dari semua penelitian tersebut tidak ada yang membahas
tentang pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam
pendidikan agama Islam, oleh sebab itu peneliti merasa tertarik untuk
13Felix Kayode, “Information And Communication Technologies in Teacher Training
And Professional Development In Nigeria”,Journal of Distance Education, Volume 08, Nomor01
(Januari 2007), 134. 14Camilla Gobbo, “Teachers' Beliefs and Integration of Information and
Communications Technology In Italian Schools”,Information Technology for Teacher Education,
Volume 10, Nomor 01 (Februari 2001), 64.
9
melakukan penelitian tentang pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi yang berkaitan dengan kratifitas guru dalam mengajarkan
pendidikan agama Islam.
2. Kerangka Teori
Kreatif adalah memiliki daya cita, atau menciptakan.15
Berpikir kreatif
adalah proses berpikir yang memiliki ciriciri kelancaran (fluency),
keluwesan (flexibility), keaslian atau originalitas (originality) danmerinci
atau elaborasi (elaboration).16
Kreativitasseorang guru dalam
pembelajaran menjadi sebuah skil yang sangat dibutuhkan untuk
mengorganisir kelas. Guru akan teruji kreativitasnya saat merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran yang dilaksanakan setiap
harinya.
Sorotan utama yang selalu dituju kepada guru saat melaksanakan
pembelajaran adalah penguasaan materi dan metode, akan tetapi jika dua
hal tersebut tidak bisa dikembangkan oleh kreativitas guru, pembelajaran
juga akan monoton dan akhirnya membosankan.17
Kreativitas yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah sebuah pengembangan yang harus
dilakukan oleh guru dalam memanfaatkan media pembelajaran modern
yang sesuai kebutuhan zaman, seperti laptop dan media
lainnya.Kreativitas tersebut dilakukan agar pembelajaran tidak
15 Suharso, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Semarang: Widya Karya, 268. 16D. K. Filsaime, Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif, Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2008, 100. 17Hisyam Zaini, Dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta : CTSD IAIN Sunan
Kali Jaga, 2002.
10
membosankan, sehingga anak didik suka dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran.
Pendidikan inovatif dalam beberapa dekade terakhir selalu
berkaitan dengan e-learning. E-Learning adalah proses pembelajaran
yang memanfaatkan media internet atau intranet dalam menyampaikan
materi yang diberikan oleh guru, atau materi dari sumber lain yang
dieksplor oleh murid setelah diberikan arahan oleh guru.E-Learning
dapat dipandang sebagai alat pembelajaran yang inovatif untuk dijadikan
sebuah desain media penyampaian yang baik,terpusat pada pengguna,
interaktif dan sebagai lingkungan belajar yang memilikiberbagai
kemudahan-kemudahan bagi siapa saja.18
Pembelajaran dalam
pendekatan E-Learning intinya adalah pemanfaatan media internet dan
intranet sebagai sarana mempermudah pembeljaran, karena didalamnya
memuat teknologi informasi dan komunikasi dengan fitur yang variatif
dan bisa diubah sesuai kreativitas guru dalam mengkreasinya. Maka di
sinilah kreatiftas guru yang memang sangat dibutuhkan untuk membuat
ramuan pembelajaran yang kretif dan inovatif dalam menggunakan
media.
Pendidikan Islam sebagai sebuahsistem adalah suatu kegiatan
yang didalamnya terkandung aspek tujuan, kurikulum, guru, metode,
pendekatan, saranaprasarana, lingkungan, adminstrasi, dansebagainya
yang antara satu dan lainnyasaling berkaitan dan membentuk suatusistem
18Ahmad Zanin Nu'man, “Efektifitas Penerapan E-Learning Model Edmodo dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Kasus SMK
Muhammadiyah 1 Sukoharjo)”, Duta, Volume07, Nomor01 (September 2014), 4-5.
11
yang terpadu.19
Pendidikan Islam tidak akan lepas dengan ajaran yang
ada dalam al-Qur’an dan Hadis, karena al-Qur’an dan Hadis memang
landasan bagi kehidupan orang Islam.
Dalam teori pembelajaran Jerome Brunner tahapan kognif
seorang anak melalui tiga fase, yaitu: pertama enaktif, yaitu tahap
aktivitas memahami lingkungan, misal seorang anak secara
enaktifmengetahui bagaimana mengendarai sepeda motor. Kedua tahap
ikonik yaitutahap dimana seseorang melihat dunia melalui gambar-
gambar dari visualisasi verbal,misalkan pada pengenalan konsep pira
mida dan yang lain. Ketiga tahap simbolikyaitu dahap dimana gagasan-
gagasan abstrak banyak dipengaruhi oleh bahasa danlogika, misalkan
pada pengenalan timbangan melalui permainan jungkak jungkik.20
Pembelajaran pendidikan agama Islam di sekolah dasar menuntut
kreativitas seorang guru dalam memadukan teknologi informasi dan
komunikasi melalui E-Learning sebagai sarana pengajaran, untuk
mengenalkan anak didiknya terhadap kehidupan sekitarnya, dengan E-
Learning tersebut diharapkan tahapan dalam memberikan pelajaran
pendidikan agama Islam pada anak bisa terkonsep dengan baik dari
tahapan enaktif, ikonik dan simbolik yang dimiki anak.
19Nurjannah Rianie, “Pendekatan dan Metode Pendidikan Islam (Sebuah Perbandingan
dalam Konsep Teori Pendidikan Islam dan Barat”, Management of Education, Volume 1, Nomor 2
(2015),105. 20Zulfikar Ali Buto, “Implikasi Teori Pembelajaran Jerome Bruner dalam Nuansa Pendidikan
Modern”, Millah, Edisi khusus (Desember, 2010), 61.
12
E. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, metode fenomenologi
untuk mencari pemahaman bagaimana manusia mengkonstruksi makna dan
konsep penting, dalam rangka intersubjektivitas.21
Metode tersebut untuk
mengetahui kegiatan guru di lapangan dalam memanfaatkan laptop dan
internet sebagai sarana penunjang kemajuan pendidikan agama Islam, agar
terciptanya inovasi dalam metode pembelajaran.
Responden yang akan dijadikan sebagai penggalian data adalah guru
pendidikan agama Islam di SD se Kecamatan Bawen, selain itu juga diambil
informasi dari kepala sekolah dan dari arsip bagian administrasi sebagai
bahan pertimbangan. Di lapangan peneliti juga akan mengamati secara
langsung bagaimana kegitan belajar yang dilakukan, setelah itu peneliti akan
mencoba memahami pembelajaran dengan dikonversikan pada materi acuan
pembelajaran pendidikan agama Islam yang difasilitasi laptop dan internet.
Setelah melakukan pengamatan, peneliti melakukan wawancara kepada guru
PAI dan kepala sekolah terkait pelaksanaan pembelajaran PAI berbasis
teknologi, seperti laptop dan internet. Selanjutnya peneliti melakukan
dokumentasi dengan mengambil foto kegiatan pembelajaran yang
berlangsung.
Sumber data oleh peneliti nantinya ketikan sudah terkumpul akan
dibedakan menjadi dua bagian, yaitu dengan menjadikan salah satu dari data
tersebut sebagai data primer, seperti hasil wawancara kepada guru yang
21
Lexy J Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, 15.
13
berkaitan, kepala sekolah, dan pengawasan dilapanga. Dan data yang kedua
yaitu data sekunder, data-data yang dilibatkan yaitu arsip-arsip di bagian
administrasi dan dari media falid lainnya.
Setelah data terkumpul, peneliti melakukan reduksi data yang sudah
didapat, agar data-data yang dipakai sesuai dengan judul penelitian.
Selanjutnya peneliti merangkai data tersebut untuk disajikan dalam bentuk
narasi yang sesuai dengan alur penelitian, agar konsep dalam penulisannya
tersusun rapi, dan bisa dipahami tanpa menimbulkan ambigu bagi pembaca
hasil penelitian.
F. Sisematika Pembahasan
Bab pertama, Pendahuluan, bab ini membahas latar belakang masalah,
rumusan masalah, signifikansi penelitian, kajian pustaka, kerangka teori, dan
metode penelitian.
Bab kedua, mengenai profil singkat sekolah dasar di Kecamatan
Bawen dan fasilitas yang mendukung terhadap kelancaran pendidikan agama
Islam.
Bab ketiga, berisi tentang kreativitas guru dalam memanfaatkan
fasilitas yang disediakan oleh sekolah untuk mempermudah kegiatan belajar
mengajar pendidikan agama Islam dengan teknologi informatika.
Bab keempat, dalam bab ini penulis mendiskripsikan tentang
efektivitas yang dicapai dalam pendidikan agama Islam,saat dilakukan oleh
guru yang mempunyai kemauan untuk melakukan inovasi dalam mengajar
dengan menggunakan fasilitas ter update.
14
Bab kelima, mengemukakan tentang simpulan, kritik saran, dilengkapi
dengan daftar pustaka, dan lampiran-lampiran.
15
BAB II
PROFIL GURU PAI SD KECAMATAN BAWEN
Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Bawen mempunyai keragaman dan
kompleksitas dalam keberadaannya, pasalnya di Kecamatan tersebut SD
bervariasi dalam sisi geografis, ada yang di kota, semi perkotaan dan desa.
Adanya letak yang berbeda, membuat beberapa aspek dalam pola pikir dan etos
kerja yang berbeda-beda. Keberadaan geografis berpengaruh pada bedanya akses
dan daya saing di lingkungan masing-masing instansi sekolah yang ada, walaupun
sebenarnya semua itu sudah teratasi dengan adanya internet. Tuntutan zaman yang
semakin luas membuat guru-guru secara keseluruhan harus memenuhi kualivikasi
sebagai seorang pendidik. Melihat dari biografinya, semua guru di SD Negeri
Kecamatan Bawen sudah menempuh pendidikan minimal strata satu (S1). Secara
kemampuan, rata-rata guru yang mengajar di beberapa SD tersebut, mempunyai
skil yang menunjang untuk disiplin ilmu yang dimiliki masing-masing guru.
Pendidik bagi mata pelajaran PAI, rata-rata merupakan lulusan perguruan
tinggi agama Islam yang berada di sekitar Semarang dan Salatiga, yang memang
kedua perguruan tinggi tersebut sudah mendapat pengakuan dari masyarakat akan
sumbangsihnya dalam membangun generasi-generasi pendidik dalam bidang
keagamaan. Pernyataan yang ada tersebut dibuktikan dengan peranan yang
diberikan dari para mahasiswa lulusan PTN terdekat. Berkaitan dengan perguruan
tinggi agama Islam dan PAI yang diajarkan di sekolah dasar di Kecamatan
Bawen, sebenarnya profil mereka sebagai seorang guru agama Islam dalam
mengembangkan PAI di SD masing-masing, menjadi sarana mendakwahkan
16
pengetahuan agama mereka. Berikut adalah gambaran guru PAI di SD se Kecamatan
Bawen:
Geografis
Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-laki Perempuan
Kota 5 3 8
Semi perkotaan 5 3 8
Desa 4 2 6
Jumlah 14 5 19
Status
Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-laki Perempuan
PNS 9
Wiata 13
Jumlah 22
Peneliti dalam membahas profil guru-guru agama Islam tersebut,
mengklasifikasikan dalam tiga bagian, pembagian tersebut dikelompokkan sesuai
dengan letak geografis sekolah dan kemudahan akses sekolah dalam menjangkau
fasilitas dan keragaman dalam persaingan pendidikan di sekelilingnya. Berikut
pengklasifikasian yang di lakukan peneliti:
17
A. Daerah Perkotaan
Geografis sekolah dalam dunia pendidikan selalu menjadi salah satu alasan yang
berpengaruh terhadap kemajuan instansi terkait. Hal tersebut bukan berarti
menganggap etos kerja para guru tidak mempunyai sumbangsih yang
signifikan terhadap kemajuan sekolah tempat guru-guru mengajar, akan tetapi
tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan sekolah yang strategis akan menjadi
daya tarik tersendiri bagi para siswa yang ingin terlibat dalam berproses
mencerdaskan diri mereka.
Sekolah dengan tempat yang strategis seperti di daerah perkotaan
akan mempunyai akses yang sangat jauh berbeda dengan sekolah yang jauh
dari desa. Keadaan tersebut juga menjadi salah satu yang mempengaruhi guru
dalam mengembangkan kreativitasnya, karena nuansa kompetitif juga akan
lebih terasa kuat di daerah perkotaan dari pada yang berada di desa. Guru
pendidikan agama Islam yang berada di daerah bawen yang dekat perkotaan
atau lebih mudah dapat akses, mereka selalu lebih sering bertemu dengan
kegiatan-kegiatan yang menimbulkan kreativitas mereka dalam
mengembangkan pendidikan, khususnya yang berkaitan dengan media,
seperti laptop atau internet.
Beberapa murid yang berasal dari daerah perkotaan juga mempunyai
kreativitas dan pengalaman yang berbeda, keadaan tersebut biasanya
didukung oleh finansial yang mapan dari keluarga, selain itu juga orang tua
dari siswa-siswa yang hidup di daerah perkotaan biasanya juga mempunyai
18
pengalaman lebih luas, sehingga itu juga akan menurunkan pada anak-anak
mereka dengan tidak sengaja dalam kehidupan sehari-hari.
B. Daerah Semi Perkotaan
Sekolah yang mendekati perkotaan sebenarnya tidak jauh berbeda dengan yang
ada di perkotaan. Secara geografis mereka sebenarnya juga mempunyai
tempat yang nyaman dan strategis. Hanya saja ada beberapa indikator yang
menyebabkan sekolah yang berada di daerah dekat perkotaan kurang
kompetitif dari yang berada di daerah asli perkotaan, salah satu yang melatar
belakangi biasanya adalah keaktifan guru dan tuntutan yang kurang dari pihak
sekolahan terkait terhadap para guru, khususnya guru pendidikan agama
Islam, walaupun sebenarnya mereka juga sudah mempunyai keahlian yang
tidak jauh berbeda dengan guru-guru yang ada di kota.
Pendidikan agama Islam yang dilaksanakan di semi perkotaan sudah
baik, layaknya di perkotaan karena sudah terintegrasi dengan metode-metode
ternaru dan juga sudah menggunakan media pembelajaran seperti laptop yang
terkoneksi oleh jaringan internet. Pemahaman pelajaran PAI yang
disampaikan kepada murid-murid juga sudah sangat bagus. Dalam
penggunaan media guru-guru PAI yang berada di dekat perkotaan dinilai
sudah ada perkembangan, tinggal bagaimana caranya menumbuhkan ide-ide
kreatif dari guru-guru yang berada di daerah tersebut layaknya yang berada di
daerah perkotaan.
19
C. Daerah Pedesaan
Sekolah dasar di daerah Bawen bukan berarti tidak maju dan berkembang
karena letak geografisnya kurang mendukung dan karena terhambat oleh
akses perjalanan ataupun dalam akses lainnya, seperti internet dan jaringan
antar guru yang dibangun. Guru pendidikan agama Islam sebenarnya
mempunyai kualitas yang sama, walaupun di desa guru-guru pendidikan
agama Islam di kecamatan Bawen juga mempunyai kreativitas yang unggul
juga. Dilihat dari kinerja yang sudah terlaksana guru-guru tersebut aktif, dan
bisa memegang kepercayaan amanat dari kepala sekolah untuk memimpin
beberapa kegiatan diluar jam pelajaran di dalam kelas, seperti menjadi
pembina pramuka bagi siswa dan yang lainnya.
Keberadaan geografis yang sering menjadikan indikasi tentang
kemajuan atau tidaknya sebuah sekolah, sebenarnya sudah tidak bisa menjadi
sebuah tolak ukur untuk memperkaya khazanah keilmuan tentang agama
Islam. Pendidikan agama Islam sendiri, di sekolah dasar kecamatan Bawen
rata-rata mempunyai guru-guru yang sudah representatif untuk mewujudkan
pendidikan agama Islam yang progresif dan inovatif.
Pendidikan guru-guru pendidikan agama Islam di kecamatan Bawen
semuanya sudah memenuhi standar pemerintah sebagai seorang guru yaitu
dengan menyelesaikan program strata satu dalam pendidikan agama Islam.
Untuk usia guru pendidikan agama Islam yang berada di sekolah dasar
Kecamatan Bawen bervariasi, mulai dari yang baru saja menyelesaikan
pendidikannya setrata satu hingga ada yang sudah sampai menginjak kepala
20
lima, dengan keadaan yang berbeda generasi tersebut menjadi sebuah
keuntungan tersendiri bagi pengembangan pendidikan agama Islam di daerah
masing-masing. Guru pendidikan agama Islam yang cenderung sudah senior
(lebih tua) mereka mempunyai segudang pengalaman dalam pendidikan
agama Islam, sehingga bisa membagi pengalamannya dalam mengajarkan
pendidikan agama Islam kepada siswa-siswinya, selain itu guru yang sudah
lebih senior juga bisa menjadi figur panutan dalam bersikap dan berperilaku
bagi yang masih baru dalam menjalankan profesi sebagai guru.
Guru pendidikan agama Islam yang sudah terlebih dahulu dalam
mengabdikan dirinya dalam pendidikan di sekolah dasar kecamatan bawen
memang secara pengalaman akan lebih mendominasi dengan kiprahnya yang
sudah bertahun-tahun dalam dunia pendidikan. Tapi biasanya kelemahan bagi
para guru pendidikan agama Islam yang sudah senior tersebut yaitu pada teori dan
metode pembelajaran yang cenderung kurang inovatif, menyebabkan kegiatan
belajar pendidikan agama Islam yang mereka ajarkan kurang menarik. Selain itu
kebanyakan guru-guru pendidikan agama Islam yang sudah senior kurang mahir
dalam mengoperasionalkan media pembelajaran.
Keberadaan guru-guru pendidikan agama Islam di sekolah dasar
kecamatan bawen khususnya yang masih muda dan aktif. Mereka mempunyai
banyak bekal pengalaman, terlebih pada teori-teori pembelajaran yang sudah
diajarkan pada perguruan tinggi masing-masing. Pembelajaran modern yang
memang sudah diperbaharuai agar sesuai dengan tuntutan kebutuhan zaman.
21
Pembelajaran pendidikan agama Islam yang dibawa oleh guru-guru muda
kebanyakan metodenya lebih menarik dari pada guru-guru yang lebih
berkecimpung dalam dunia pendidikan jika mereka tidak berusaha
mengembangkan kreativitasnya. Guru-guru pendidikan agama Islam yang masih
muda rata-rata sudah mahir dalam mengoprasionalkan media pembelajaran
modern, seperti laptop, proyektor dan media-media lainnya. Selain itu tingkat
kreativitas mereka dalam memberikan fariasi dalam mengajarkan pendidikan
agama Islam juga lebih banyak.
Dilihat dari profil masing-masing generasi guru pendidikan agama Islam
memang mempunyai keistimewaan tersendiri. Untuk guru yang lebih senior
mempunyai pengalaman dalam penanganan anak dan kematangan keilmuan yang
lebih tinggi, walaupun lemah dalam penguasaan metode dan teori pembelajaran,
serta kurang lihainya dalam mengoprasionalkan media pembelajaran modern.
Semua kendala yang dirasakan bagi guru senior tersebut rata-rata bisa diatasi oleh
guru-guru pendidikan agama Islam yang masih muda-muda yang baru mulai
berproses dalam mengabdikan dirinya untuk mengajarkan pendidikan agama
Islam.
Beberapa permasalah yang muncul dari guru-guru pendidikan agam Islam
lintas generasi dan lintas geografis tersebut sering pada status profesinya (negeri
atau suasta). Banyak dari guru-guru tersebut yang sebenarnya mempunyai naluri
mengajar yang baik, etos kerjanya tinggi dan sangat bertanggung jawab dalam
menjalankan profesinya. Tapi dengan adanya pekerjaan lain di luar sekolah
membuat profesinya yang ada di sekolah dasar sebagai guru pendidikan agama
22
Islam menjadi diduakan. Hal tersebut sebenarnya tidak menjadi permasalahan
bagi guru agama Islam saja, akan tetapi hampir semua guru yang masih berstatus
guru swasta sering kurang tertib dalam mengerjakan tata tertib yang ada di
sekolah, contohnya dalam melengkapi administrasi seperti membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran dan yang lainnya. Tapi walaupun begitu mereka tetap
menjalankan kinerjanya dengan tanggung jawab.
23
BAB III
PEMANFAATAN LAPTOP DAN INTERNET
SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
A. Pemahaman Guru PAI Terhadap Perkembangan Media Pembelajaran
Guru pendidikan agama Islam (PAI) di sekolah dasar daerah kecamatan
Bawen mempunyai karakter masing-masing, sesuai latar belakang pendidikan
dan usia yang dimiliki. Pemahaman guru PAI di SD terhadap internet dan
laptop sebagai media pembelajaran setiap tahun semakin baik kualitasnya,
guru juga bisa memanfaatkan laptop dan internet untuk kehidupan sehari-hari.
Terlihat dalam kepentingan yang berkaitan dengan data pendidikan di
sekolah, guru-guru bisa mengarsipkan sarana pembelajaran seperti RPP dan
Silabus yang sudah tertata. Perkembangan tersebut terlihat dengan adanya
arsip-arsip instrumen pembelajaran yang sudah bisa dirangkai sendiri oleh
para guru PAI tersebut secara rapi. Pasalnya dalam beberapa tahun lalau, atau
bisa dikatakan sebelum adanya kurikulum K 13 penyusunan administrasi
setiap guru bisa dibilang kurang tertata, bahkan memang ada beberapa guru
yang memang tidak diperhatikan. Perubahan sikap dan minat guru dalam
mengolah media pembelajaran tersebut juga merupakan hasil dari sebuah
pembelajaran.22
Tetapi seiring dengan perkembangan teknologi dan tuntutan
terhadap kemajuan pendidikan, khususnya pendidikan agama Islam, mulai lah
beberapa perubahan dilakukan secara bertahap
22
Djaali, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Akasara, 2007, 17.
24
Secara mayoritas pemahaman akan pentingnya internet dan laptop
sebagai media penunjang lancarnya pembelajaran sudah disadari oleh semua
lapisan guru, tidak hanya di daerah yang maju saja, akan tetapi juga bagi
sekolah-sekolah yang berada jauh dari perkotaan, karena Penggunaan
multimedia berbasis laptop dan internet selain berguna untuk menciptakan
pembelajaran mandiri, juga dapat untuk menyelesaikan masalah secara
berkelompok.23
Guru di SD Kecanatan Bawen, khususnya guru PAI paham
betul terhadap perkembangan zaman sekarang terlebih pada teknologi
informatika (TI), yang selalu berkaitan dengan internet dan laptop. Internet
dan laptop di dalam dunia komunikasi seakan-akan barang baru yang sulit
digantikan di zaman sekarang.
Guru PAI di SD kecamatan Bawen juga merasa laptop dan internet
sudah menjadi bagian dari kemajuan zaman teknologi, maka pemahaman
akan lingkungan yang selalu mempunyai ketergantungan terhadap TI tersebut
secara langsung menyadarkan para guru PAI SD di kecamatan Bawen untuk
memahami akan hadirnya media baru dalam kehidupan, seperti internet dan
laptop. Internet dan laptop di dunia pendidikan zaman sekarang seakan-akan
menjadi senjata utama bagi guru untuk mentransfer ilmu kepada murid-
muridnya.
Laptop sebagai media pembelajaran yang dianggap paling canggih di
lingkungan sekolah daerah Bawen tersebut atau pun di lingkungan lainnya.
Laptop memang menjadi alat yang sangat membantu bagi guru-guru untuk
23
Dwi Priyanto, “Pengembangan Multimedia Pembelajaran Berbasis Komputer”, Jurnal
Pemikiran Alternatif Kependidikan ,Vol. 14, No. 1, (Jan, 2009): 5.
25
menyampaikan dan memahamkan siswa. Laptop atau komputer disadari akan
perannya dalam membantu pembelajaran karena informasi yang diperoleh
bukan hanya sekedar informasi yang berbentuk suara atau sekedar gambar
saja, namun semua informasi bisa dikolaborasikan dalam satu perangkat
tersebut (perangkat multimedia).
Guru-guru PAI dapat memanfaatkan laptop sebagai alat bantu untuk
menulis administrasi atau pun perangkat lainnya yang berkaitan dan sama-
sama pentingnya dalam sebuah proses pembelajaran. Selain menulis, laptop
menurut penuturan Ibu Ana Zuhrotun Nisak guru PAI SDN Samban 01
Bawen, juga bisa mempunyai fungsi lainnya, seperti dalam penuturannya
sebagai berikut:
Laptop bagi kami sebagai guru PAI di SD, sangat penting adanya.
Dengan laptop kami, khususnya saya merasa terbantu dalam
mengerjakan administrasi pembelajaran. Adanya barang tersebut
administrasi pembelajaran semakin mudah untuk disusun, dengan
laptop saya juga bisa merancang pembelajaran dengan lebih menarik,
karena saya bisa memasukkan animasi-animasi di dalamnya, seperti
gambar biasa, atau pun gambar gerak yang bisa sangat cepat untuk
merangsang pemikiran anak. Selain mempermudah pembelajaran dan
mencerdaskan siswa, saya merasa juga tertambahi dalam kreatifitas,
pasalnya setelah saya memakai laptop saya lebih tambah pengalaman
dan lebih banyak dapat ilmu. Apa lagi sekarang sudah ditunjang
dengan adanya internet. Sekarang kadang saya menggunakan laptop
untuk hal yang berhubungan dengan sesuatu yang bisa memberikan
penghasilan.24
Kesadaran guru PAI untuk terlibat memahami media pembelajaran
modern selain dari lingkungan yang memang sudah mendukung juga adanya
instruksi yang dilakukan oleh dinas pendidikan di daerah tersebut. Melihat
ketatnya persaingan pendidikan di zaman sekarang yang mengharuskan
24 Wawancara dengan Ibu Ana Zuhrotun Nisak, Guru SDN Samban 01. Senin 06 Agustus
2018.
26
lengkapnya sebuah administrasi pembelajaran yang dimiliki oleh semua
pendidik. Pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh dinas pendidikan
juga mempunyai sumbangsih dalam menambah pemahaman guru terhadap
pentingnya media pembelajaran baru dari teknologi informatika, khususnya
internet dan laptop.
Pemahaman tentang pentingnya media TI dalam sebuah pembelajaran
membuat kebanyakan dari guru PAI di SD kecamatan Bawen mempunyai
keinginan untuk memilki secara pribadi, tanpa menggantungkan pada
inventaris sekolah. Akan tetapi bukan berarti semua guru PAI di seluruh SD
kecamatan Bawen sudah mempunyai semuanya media pembelajaran seperti
internet dan laptop, walaupun sudah tahu akan pentingnya media tersebut.
Karena dalam realitanya tidak semua guru PAI di sana sudah menjadi
pegawai yang mempunyai gaji cukup untuk membeli perlangkapan yang
menunjang pembelajaran tersebut.
B. Antusiasme Guru PAI dalam Menggunakan Laptop dan Internet
Pemahaman yang dimiliki oleh guru PAI terhadap pentingnya internet dan
laptop sebagai media pembelajaran mamang memberikan semangat bagi guru
untuk mempersiapkan pembelajaran yang lebih aktif dan menyenangkan bagi
siswa. Pembelajaran yang bermutu tidak terlepas dari peran guru, dalam
pembelajaran guru berperan sebagai perancang, implementor, dan evaluator
pembelajaran.25
Internet dan laptop memang media pembelajaran yang sangat
mendukung untuk pendidikan setingkat sekolah dasar yang sangat akrab
25
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2005,13.
27
dengan pendidikan bersifat fun learning. Dengan internet dan laptop tentunya
guru tidak akan terlalu kesulitan untuk merancang pendidikan yang
menyenangkan bagi siswa siswinya.
Antusias yang dimiliki oleh guru sangat tinggi dalam pemanfaatan
internet dan laptop sebagai media pembelajaran di setingkat sekolah dasar
sekecamatan Bawen. Hanya saja ada beberapa guru yang kurang respon
dengan hadirnya teknologi baru tersebut sebagai media pembelajaran,
khususnya guru-guru PAI yang sudah memiliki umur lebih tua dari yang lain-
lainnya, dengan kisaran umur 50 tahun ke atas. Dilihat dari keseharian
mengajarnya sebenarnya guru-guru yang sudah senior tersebut sebenarnya
mempunyai minat untuk menggunakan laptop dan internet sebagai media
pembelajaran, sayangnya mereka sudah merasa sudah tidak lagi atau sudah
merasa tidak sanggup untuk mengaplikasikan media pembelajaran tersebut.
Pasalnya selain mereka tidak terbiasa dengan media laptop dan internet, ada
beberapa guru senior yang mempunyai masalah dalam melihat dan
memahami layar, dan memungkinkan akan membuat mata mereka akan sakit
ketika melihat media tersebut terlalu lama, apa lagi dengan mempelajari dari
awal sampai menggunakannya dalam media pembelajaran.
Melihat dari sisi lain, bahwa pendidikan di zaman sekarang memang
tidak bisa ditawar lagi dengan alasan-alasan yang menghambat kemajuan di
dalam dunia pendidikan, termasuk juga alasan umur atau fasilitas. Walaupun
ada beberapa dari guru PAI yang memang sudah memiliki umur lanjut, tapi
kebanyakan dari guru PAI di SDN Kecamatan Bawen sudah banyak
28
mengalami reproduksi dengan datangnya pendidik-pendidik muda dari
perguruan tinggi Islam yang sudah mempunyai bekal pendidikan agama
dengan metode dan media pembelajran modern.
Antusias yang terlihat dengan adanya guru PAI muda dalam
menggunakan media pembelajaran yang modern dan semakin canggih pun
muncul. Mereka sebagai guru PAI yang masih muda, rata-rata sudah sering
menggunakan laptop dan internet sebagai piranti untuk menyelesaikan
beberapa tugas yang pernah mereka dapatkan di perguruan tinggi masing-
masing, sehingga guru PAI yang muda-muda lebih membidangi dalam
menggunakan internet dan laptop sebagai media pembelajaran. Internet dan
laptop bagi guru-guru PAI tersebut dirasakan juga sangat membantu untuk
mengkolaborasikan antara pendidikan agama Islam dengan disiplin ilmu
lainnya.
Guru PAI di wilayah SD kecamatan Bawen yang lintas generasi dan
lintas wilayah mempunyai tingkat kompetitif yang berbeda, yang memang
bisa menjadi pengaruh dalam menimbulkan antusiasme dalam memberikan
dedikasi keilmuannya lewat media-media yang bersifat kekinian. Di kota
karena mamang segala fasilitas sudah terpenuhi, seperti sarana dan prasarana,
informasi dan tingkat kreatifitas orangnya juga lebih tinggi. Hal tersebut
membuat guru-guru yang berada di wilayah perkotaan akan selalu terpacu
untuk menggunakan laptop dan komputer sebagai alat inovasi pembelajaran,
agar selalu bisa bersaing dengan sekolah lainnya, dan diharapkan bisa
memajukan pendidikan di sekolahnya, khususnya pendidikan agama Islam.
29
Pendidikan yang dilakukan di wilayah kecamatan Bawen yang
cenderung di pedesaan, atau semi pedesaan. Tidak berarti mereka tidak punya
akses yang memadahi untuk melakukan sebuah perubahan dalam pendidikan
agama Islam, akan tetapi selain ada beberapa SD yang memang secara
fasilitas kurang memadahi, menyebabkan daya saing diantara SD satu dengan
yang lainnya tidak bisa sekompetitif yang ada di Bawen wilayah perkotaan,
yang menyebabkan rasa antusiasme dalam menggunakan laptop dan internet
sebagai sarana untuk mempermudah pembelajaran hanya sampai tataran
sebagai sarana untuk mempermudah jalannya pembelajaran saja, tidak sampai
ke hal-hal yang sifatnya kompetitif, yang akhirnya mengurangi rasa greget
guru PAI dalam memanfaatkan laptop dan internet, selain sebagai media
pembelajaran juga sebagai media inovasi untuk pembelajaran atau inovasi-
inovasi lainnya yang bisa memajukan pembelajaran agama Islam.
C. Kreativitas Guru PAI dalam Menggunakan Laptop dan Internet
Pemahaman guru yang telah terbangun terhadap pentingnya menggunakan
laptop dan internet sebagai media pembelajaran sudah terlihat berkembang
dengan baik. Dengan suport yang diberikan oleh dinas pendidikan terkait,
guru di SD mulai bisa mengikuti caranya menggunakan laptop dan internet
sebagai media pembelajaran. Intensitas dalam penggunaan laptop dan internet
sebagai media pembelajaran agama Islam membuat guru SD di daerah bawen
merasa ilmunya lebih bertambah karena media-media yang ada dan sumber
ilmu yang lebih banyak. Pasalnya dengan laptop yang telah dikoneksikan
dengan internet membuat semua yang bahan-bahan pembelajaran mudah di
30
dapat dan bisa dikoneksikan. Dan dengan internet antar ilmu juga lebih
mudah dikoneksikan sesuai kebutuhan dalam memberikan pembelajaran yang
lebih mudah dipahami dan lebih menarik. Kegiatanyang mengacu kepada
proses kreativitas pasti membutuhkan waktu banyak,26
seperti halnya dalam
mngkolaborasikan media pembelajaran satu dengan yang lainnya.
Beberapa inovasi yang diberikan oleh guru-guru PAI dalam mencapai
cita-cita pembelajaran agama Islam yang lebih menarik, menyenangkan dan
mudah dipahami oleh siswa-siswi di SD kecamatan Bawen, berikut upaya-
upaya guru PAI dalam mengaplikasikan laptop dan internet:
1. Mengkombinasikan Materi Pembelajaran
Laptop dan internet merupakan dua komponen yang sangat penting
untuk mengembangkan pembelajaran, baik strategi pembelajaran,
instrumen pembelajran, materi pembelajaran, metode pembelajaran
dan media pembelajran. Internet juga sangat mempermudah bagi guru
PAI dalam mengkombinasikan beberapa ilmu untuk mempermudah
dalam memberikan pemahaman terhadap siswa terhadap isi yang
diajarkan.
Dengan internet hampir semua ilmu bisa diakses dengan
mudah, pengkombinasian ilmu yang dilakukan oleh guru PAI seperti
dalam mengajarkan siswa pada mata pelajaran agama Islam dengan
IPA,contoh: guru mengajarkan tentang kekuasaan dan kebesaran
Allah yang harus disyukuri melewati nikmat kesehatan yang
26
Yuli Nurul Fauziah, “Analisis Kemampuan Guru Dalam Mengembangkan
Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Kelas V Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam”, Edisi Khusus, No. 2, (Agustus, 2011): 103.
31
diberikan sehari-hari lewat pernapasan, adanya sinar matahari, dan
melimpahnya air yang bisa digunakan. Dihubungkan dengan mata
pelajran IPA, yang dilihat pada kebutuhan hidup manusia, seperti
menghirup udara, medapat cahaya matahari dan minum air.
2. Menerangkan Pelajaran dengan PowerPoint.
PowerPoint menjadi aplikasi yang paling sering digunakan oleh guru
PAI dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa.
PwerPoint memang sebuah aplikasi yang didesain untuk
mempermudah dalam menerangkan sebuah materi, termasuk di
dalamnya materi pembelajaran yang ada dalam pendidikan di
sekolah, dari yang umum sampai materi agama akan lebih mudah
untuk dijelaskan lewat PowerPoint.
Guru PAI SD kecamatan Bawen dalam menggunakan
PowerPoint sebagai media pembelajaran agama Islam sudah hampir
merata. Tapi tidak semua guru PAI menggunakan media tersebut,
karena memang ada yang belum bisa dalam mengoperasikan laptop
dan internet, atau bahkan tidak paham dengan aplikasi PowerPoint.
Di sisi lain pengembangan metode dan media pembelajaran tersebut
juga bisa dibilang baru ada satu dekade terakhir ini. Akan tetapi
intinya PowerPoint memang sangat mempermudah guru dalam
menjelaskan pembelajaran agama Islam.
3. Menerangkan Video Tutorial
32
Menjelaskan materi ibadah akan lebih mudah dengan menggunakan
video dan juga lebih mudah dipahami siswa. Karena dengan video
siswa tidak hanya akan mendengar materi saja seperti ketika guru
menjelaskan tanpa media bantu. Video mampu memvisualkan materi
dengan sangat nyata, karena dengan video akan menampilkan
gambar, gerakan dan suara sehingga siswa layaknya melihat orang
asli yang memberikan peraga, contoh seperti video tutorial gerakan
salat, wudhu atau gerakan yang lainnya.
Video juga bisa menjadi alternatif siswa ketika dilihat bosan
dengan keterangan guru. Guru sering menggunakan video dalam
menghilangkan kejenuhan siswa dengan mengalihkan pembelajaran
pada video tutorial, walaupun sebenarnya, seperti salat dan wudhu
bisa diperagakan oleh guru dan ditiru oleh siswa, akan tetapi jika
menggunakan video siswa akan lebih memahami, karena guru juga
bisa ikut sambil menerangkan disampinya.
4. Menerangkan Sejarah Islam dengan Video cerita
Salah satu yang sangat mempermudah dalam menerangkan materi
pembelajaran dan sangat disukai oleh siswa yaitu ketika menjelaskan
yang berkaitan dengan cerita atau dongeng. Siswa akan sangat
tertarik dengan matapelajaran agama Islam yang berkaitan dengan
cerita, seperti cerita tantang sejarang perjuangan atau dakwah Islam
pada zaman Rasulullah atau para sahabat, baik yang film manusia asli
atau berbentuk animasi kartun.
33
Selain beberapa contoh tersebut guru PAI di SDN wilayah Bawen
juga menggunakan laptop dan internet dalam hal yang lainnya, seperti dalam
melengkapi administrasi mengajar atau membuat jadwal kegiatan taambahan
bagi siswa. Dari beberapa guru yang aktif dalam menggunakan laptop dan
internet ada juga guru yang membuat akun-akun yang bisa digunakan untuk
mengembangkan diri dalam dunia tulis menulis, seperti membuat blog yang
diisi artikel-artikel bermanfaat untuk dunia pendidikan. Seperti yang
diungkapkan oleh Bapak Ahmad Dedi Setiadi sebagai berikut:
Laptop dan internet selain digunakan menjadi media bantu dalam
pembelajaran agama Islam juga bisa digunakan sebagai alat untuk
mengembangkan diri dalam dunia tulis menulis, dan juga pastinya
akan menambah pengalaman baca saya sebagai seorang guru,
sehingga bisa menambah wawasan saya dalam dunia pendidikan
ataupun dunia tulis menulis. Bahkan dalam sepengetahuan saya,
ketika saya buat blog dan rajin menulis artikel di dalamnya, bisa saja
artikel tersebut memberikan penghasilan tambahan bagi saya.27
Melihat dari kerativitas yang berkembang di dunia guru PAI SDN
kecamatan Bawen, sudah bisa dikatakan lumayan mengalami kemajuan,
dengan adanya beberapa guru yang sudah dirasa inovatif dalam
mengembangkan materi dan media pembelajaran yang ada, bahkan jika
dilihat dari yang memang mempunyai kreativitas lebih dalam menulis bisa
dikatakan luar biasa, walaupun baru beberpa saja dari sekiat banyak guru PAI
di SDN kecamatan Bawen.
27
Wawancara dengan Bapak Suwardi, Guru SDN 04 Bawen. Rabu 08 Agustus 2018.
34
BAB IV
SUASANA DAN HASIL PEMBELAJARAN PAI BERMEDIAKAN
LAPTOP DAN INTERNET
A. Suasana Pembelajaran dengan Media Pembelajaran Laptop dan
Internet
Pembelajaran yang sedang dikembangkan di dunia pendidikan Indonesia pada
akhir-akhir ini adalah pembelajaran yang berbasis keaktifan siswa.
Pembelajaran selama ini dirasakan terlalu memenjarakan anak didik
dikarenakan semua materi biasanya harus dari guru, semua pengalaman guru
akan dituangkan dalam wadah pemahaman siswa, yang kadang mereka sudah
memiliki pemahaman tapi harus dirubah dengan adanya pemahaman guru
yang lebih dianggap benar karena segudang pengalaman yang pernah dia
dapat selama hidupnya.
Pembelajaran PAI di SD kecamatan Bawen mengupayakan tentang
keaktifan murid dengan ditumpukan pada panduan guru sebagai penggali
kemampuan individu siswa yang cenderung bermacam-macam dalam
karakternya. Dalam sebuah kelompok kerja guru (KKG), guru saling tukar
pengalaman dan saling mengarahkan satu sama lainnya tentang pembelajaran
di dalam kelas. Dan kebanyakan guru sudah saling memahami bahwa dalam
mendidik anak sekolah dasar adalah termasuk awal penanaman segala dasar
pemahaman, terkhusus ideologi keagamaan. Dengan memahami hal tersebut
guru-guru PAI di SD kecamatan Bawen dituntut untuk bisa memahami
potensi setiap siswanya agar lebih tahu bagaimana dan dari bagian apa
35
mereka akan memberikan pemahaman, sehingga siswa tidak jenuh sehingga
mempunyai keinginan berontak dalam hatinya. Seperti yang telah disebutkan
oleh M. Ilzamsyah, A.M dalam sebuah wawancara sebagai berikut:
Kelompok kerja guru (KKG) sering dilakukan guna meningkatkan
pengalaman dan kreativitas guru. Dalam kelompok kerja guru sering
dibahas tentang kinerja masing-masing guru PAI dalam mengelola
kegiatan pembelajaran di kelas. Banyak yang diungkapkan oleh para
guru-guru PAI tersebut, salah satunya dalam proses pembelajaran agar
menyenangkan (fun learning) guru harus pintar dalam mensiasatinya,
seperti menyediakan media pembelajaran modern, misalkan laptop
dan proyektor yang sudah dilengkapi dengan sambungan internet.
Media pembelajaran tersebut dirasa sangat efektif adanya karena bisa
menampilkan gambar, suara, bahkan video pembelajaran, dengan
kelengkapan yang dimiliki media laptop dan internet menurut para
guru PAI media tersebut bisa memahamkan dari beberapa karakter
siswa yang mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda.28
Usaha guru terutama difokuskan dalam menjadikan suasana kelas
menjadi kondusif, guru PAI di SD kecamatan mencoba menata kekondusifan
tersebut dengan menggunakan media laptop dan internet sebagai alat
bantunya, agar kiranya dengan media tersebut bisa memenuhi segala
kebutuhan siswa SD yang cenderung aktif dalam ucapan ataupun gerakannya.
Berikut adalah beberapa suasana pembelajaran yang dibangun oleh guru
dengan bermediakan laptop dan internet:
1. Suasana kelas yang menyenangkan
Siswa dibuat dan guru dibuat nyaman dengan adanya alat bantu
media pembelajaran yang berupa laptop dan internet. Guru-guru
akan lebih mudah untuk membuat siswa merasa senang dalam
mengikuti pembelajaran jika menggunakan laptop dan internet,
28Wawancara dengan Bapak M. Ilzamsyah, A.M, Guru SDN Bawen 1. Rabu 08 Agustus
2018.
36
pasalnya kebanyakan siswa memang suka untuk melihat hal-hal
yang baru. Guru mencoba mengkombinasikan media pembelajaran
tersebut dengan pengalaman yang dimiliki. Tapi yang menjadi
catatan kebanyakan guru PAI dalam memanfaatkan laptop dan
internet adalah harus selalu berinovasi, karena jika tetap
menggunakan tayangan-tayangan pembelajaran yang monoton
lama-lama siswa tidak mau memperhatikan tayangan pembelajaran
guru.
Susasana pembelajaran yang menyenangkan juga
menjadikan rasa ingin tahu murid terhadap hal-hal yang berkaitan
materi pembelajaran semakin tinggi, sehingga hal tersebut otomatis
akan merangsang anak untuk bertanya lebih banyak akan
kelanjutannya, dan biasanya guru akan mempersiapkan materi-
materi yang mengundang rasa penasaran siswa.
2. Siswa lebih mudah diatur
Fokus siswa akan membuat mereka tidak saling mengganggu atau
cari perhatian antar sesama siswa, yang biasanya sering terjadi di
kelas, mulai dari jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
Siswa selalu merasa tertarik dengan materi yang diterangkan
dengan menggunakan laptop dan internet, karena di dalamnya
selalu ditambahkan animasi-animasi yang akan menarik
penglihatan mereka. Selain animasi gambar murid juga akan
disuguhi suara dan yang linnya, yang intinya bagaimana caranya
37
guru bisa merangsang secara maksimal keingintahuan siswa
terhadap materi yang telah disampaikan.
3. Fokus siswa pada pelajaran lebih tinggi
Guru selalu paham bagaimana caranya agar fokus utama siswa
yaitu terhadap materi yang disampaikan. Biasanya guru akan
memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang
diajarkan dan ditayangkan lewat media bantu seperti laptop dan
proyektor. Kiranay mereka bisa menjawab guru tidak pernah ragu
untuk memberikan sanjungan kepada siswa yang bisa menjawab
tersebut, setelah itu guru akan mengajak murid-murid lainnya
memberikan tepuk tangan, dan setelah itu memberikan pertanyaan
lagi kepada murid lainnya sehingga tidak ada kekosongan waktu
untuk murid beralih perhatian.
B. Manfaat Pembelajaran PAI Menggunakan Laptop dan Internet
Harapan dalam diri semua guru terhadap muridnya adalah siswa bisa
memahami semua materi pembelajran yang sudah diajarkan tanpa terkecuali,
walaupun kecil kemungkinan. Kesadaran akan berbedanya penangkapan
materi oleh murid dengan hal-hal yang pernah diajarkan oleh gurunya kadang
terhambat oleh berbedanya daya ingat dan karakter kecerdasan alami murid
yang tidak bisa dipaksakan.
Kelebihan yang dimiliki media pembelajaran laptop dan internet
adalah pada hal-hal yang bisa ditampilkan dari media tersebut, semuanya bisa
merangsang terhadap kecerdasan kognitif, afeksi bahkan psikomotorik siswa.
38
Adanya kemampuan yang bisa ditampilkan oleh media tersebut membuat
guru selalu mengandalkannya untuk mentransfer materi pembelajaran pada
siswanya. Berikut beberapa manfaat pembelajaran PAI bermediakan laptop
dan komputer:
1. Penggunaan laptop dan internet dalam berlangsungnya proses
pembelajaran bisa melayani perbedaan gaya belajar yang dimiliki
setiap siswa. Seperti yang telah diketahui ada siswa yang lebih
banyak menerima materi yang diberikan oleh guru dengan
mengandalkan penglihatan (visual). Apabila guru melakukan
proses pembelajaran dengan metode konvensional, dalam arti
hanya menggunakan media yang terbatas, seperti penggunaan satu
jenis media saja, maka akan sulit untuk melayani pemahaman
siswa yang mempunyai karakteris penangkapan materi
pembelajaran secara beragam.
Pembelajaran menggunaka media laptop dan internet,
hampir seluruh siswa yang mempunyai ciri khas masing-masing
dalam menangkap pemahaman guru kemungkinan besar bisa
diatasi, seperti ketika menemui siswa yang mempunyai kecerdasan
kinestetik (belajar dengan praktik), maka kebutuhannya pun juga
bisa dipenuhi dengan video atau yang lainnya.
2. Dengan laptop dan internet pembelajaran akan lebih bermakna.
Artinya dengan media laptop dan internet menjadikan siswa yang
mengikuti pembelajaran guru PAI dalam kesehariannya memang
39
dirasa lebih aktif dari pada memakai media konvensional. Dengan
laptop dan internet sebagai media pembelajaran PAI, siswa tidak
hanya dituntut untuk mendengar dan melihat guru saja, seperti
yang telah terjadi dalam beberapa tahun yang lalu, saat masih
sedikit penggunaan laptop sebagai media pembelajaran.
Manfaat penggunaan laptop dan internet sebagai media
pembelajaran juga pada cara melejitkan kecerdasan siswa bisa
totalitas, hampir semua kecerdasan yang dimiliki siswa bisa
terfungsikan, baik potensi yang berkaitan dengaan penggunaan
motorik kasar atau potensi fisik, maupun penggunaan motorik
halus, yaitu sebuah kemampuan yang mengandalkan kecerdasan
fungsi otak.
3. Laptop dan internet sebagai media pembelajaran PAI juga bisa
dipakai dalam pembelajaran yang bersifat individual, yang berarti
dalam hal tertentu, khusunya guru dapat menanamkan pengetahuan
(imparting knowladge) bisa mewakilkan pada penggunaan media
pembelajaran laptop dan internet. Pembelajaran individual disini
yang dimaksud adalah pembelajaran maju yang berkelanjutan yang
biasanya ditujukan kepada siswa yang mempunyai kelebihan dalam
akselerasi pembelajaran. Akselerasi pembelajaran tersebut bisa
terjadi dari beberapa faktor, karena pembahasan difokuskan dalam
PAI, maka akselerasi pemahaman ada juga yang berasal dari bekal
pengetahuan agama yang di dapat dari rumah, bisa dari orang tua
40
atau guru belajar agama di tempat siswa tinggal. Selain akselerasi
karena adanya pembelajaran PAI tambahan di tempat siswa tinggal,
ada juga akselerasi pemahaman tentang PAI karena memang
kecerdasan yang dimiliki siswa dalam menangkap materi yang
diajarkan oleh guru.
4. Pembelajaran bermedia laptop dan internet sebagai media
pembelajaran agama Islam bisa memperluas wawasan dalam
sebuah topik tertentu. Misalkan dalam pembelajaran sejarah
menggunakan video animasi atau yang lainnya, jadi gambaran
sejarah yang tertanam dalam pemahaman otak siswa akan sangat
tertata. Beda dengan pembelajaran sejarah dengan mendengarkan
guru mendongeng, pastinya siswa akan sulit mengembangkan
pemahamannya, apa lagi ketika membahas sebuah tempat tanpa
adanya peta, seperti membahas akan sejarah Nabi Muhammad Saw
yang hijrah dari Makah ke Madinah. Pastinya siswa akan bingung
mengidentifikasi mana Makah dan Madinah jika hanya bentuk
gambaran dalam ucapan guru.
5. Penggunaan laptop dan internet sebagai media pembelajaran agam
Islam di tingkat SD, juga dirasa guru sangat membantu dalam
mengemas berbagai materi pembelajaran. Artinya siswa dapat
mengidentifikasi data dan fakta secara tidak langsung, sehingga
suatu saat ketika siswa sudah berkembang cara berpikirnya akan
41
bisa memasangkan teori terhadap apa yang pernah dipelajari di
tingkat sekolah dasar.
C. Peningkatan Kreativitas Siswa dengan Laptop dan Internet
Kreativitas siswa dalam pembelajaran PAI bisa dirangsang melalu berbagai
macam metode. Keuntungan lingkungan yang memang di dominasi oleh
orang muslim di Indonesia, khususnya daerah kecamata Bawen memudahkan
untuk para guru PAI kecamatan Bawen untuk merangsang kreativitas siswa
dalam memahami dan melaksanakan pembelajaran PAI. Dengan keberadaan
tersebut kebanyakan siswa sudah mempunyai sedikit banyaknya bekal PAI
dari tempat siswa berasal. Salah satu yang dilakukan guru dalam merangsang
kreativitas siswa dalam pembelajaran PAI yaitu dengan mengadakan
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan agama Islam, seperti praktik salat,
wudhu, adzan dan yang lain sebagainya. Begitu juga yang sering dilakukan
oleh guru PAI di SD kecamatan Bawen. Terlebih sekarang dengan adanya
media pembelajaran yang lebih baru dengan menggunakan laptop dan
internet, para guru PAI lebih leluasa lagi dalam mengembangkannya.
Siswa mempunyai bekal materi PAI yang berbeda-beda dari tempat
mereka tinggal. Ada yang memang sudah memahami pembelajaran PAI di
sekolah dengan baik, bahkan sebelum mereka dapat materi dari guru PAI di
sekolah, ada juga yang memahami materi PAI setelah mendapat penguatan
pemahaman disekolah dan ada juaga yang mendapat materi disekolah tapi
juga kurang paham, yang terakhir tersebut ada kemungkinan belum
mempunyai bekal PAI di tempat siswa tinggal. Dengan keberadaan
42
pemahaman yang berbeda guru PAI di SD kecamatan bawen mencoba
mensiasati pembelajaran PAI dengan memaksimalkan laptop dan internet,
agar pemahaman terhadap pembelajaran PAI bisa cepat merata.
Keberadaan pemahaman yang berbeda tersebut menjadikan beberapa
guru mempunyai inisiatif untuk mengajarkan materi PAI dengan
menggunakan metode tutor sebaya, dengan mengandalkan siswa yang
memang sudah memahami tentang materi PAI menjadi pembimbing bagi
siswa lain yang kurang paham, seperti dalam pembelajaran tatacara salat,
maka di situ siswa yang dirasa sudah bisa melakukan salat dengan baik
dijadikan contoh bagi siswa lainnya untuk ditiru gerakannya dalam praktik
salat. Akan tetapi sebelum praktik dengan saling membimbing antar siswa,
peran guru untuk menjelaskan materi melalui media laptop dan internet
terlebih dahulu, yaitu dengan memberikan tayangan video kepada siswa
tentang tata cara salat, setelah itu mereka baru praktik salat dengan saling
mengarahkan antar murid. Seperti yang telah diungkapkan oleh Bapak Fuad
Fakhrudin dari SD kandangan 2, seperti berikut:
Dalam mengembangkan kreativitas siswa melalui pembelajaran PAI
bermediakan laptop dan internet, yaitu contohnya dengan
menayangkan pembelajaran melalui video, seperti pembelajaran salat,
wudhu dan adzan, akan tetapi yang sering saya praktikkan adalah
salat. Dalam salat saya biasanya mengajarkan kepada siswa dengan
menerangkan dulu, tapi keterangan tidak terlalu banyak, biasanya saya
langsung menayangkan lewat video agar mereka senang dan lebih
tertarik, setelah itu mereka langsung saya arahkan untuk praktik di
Mushola. Pada saat praktik salat mereka saya arahkan agar saling
membantu, biasanya saya buat kelompok dan mereka bisa saling
mengajarkan tentang tata cara salat sesuai video yang saya
tayangkan.29
29 Wawncara dengan Bapak Fuad Fahrudin, Guru SDN Kandangan 2. Kamis 09 Agustus
2018.
43
Pembelajaran yang dilakukan dalam mengajarkan PAI di dalam
praktik tersebut dalam penuturan guru sangat baik dalam merangsang
psikomotorik siswa, biasanya dalam diri siswa muncul rasa kepemimpinan
yang baik terhadap kelompoknya, terutama pada siswa yang belum bisa
praktik salat, atau pun praktik ibadah yang lainnya. Yang lebih menarik
ketika bisa melihat siswa bisa mengarahkan temannya dari satu gerakan salat
ke gerakan selanjutnya sehingga mereka terlihat seperti peran guru dan
murid.
BAB V
PENUTUP
44
A. Simpulan
Kreativitas dalam memanfaatkan laptop dan internet oleh guru PAI di SD
Kecamatan Bawen hampir sudah merata, walau ada beberapa yang jarang
menggunakan media pembelajaran tersebut karena keterbatasan inventaris
sekolah, dan juga karena faktor umur. Akan tetapi jika dilihat dari
perkembangan yang ada tentang pemanfaatan laptop dan internet sebagai
media pembelajaran memang sudah bagus. Mulai dari sistematika pembuatan
instrumen pembelajaran yang harus dibuat oleh guru, sampai peralatan-
peralatan pembelajaran yang lainnya. Dalam pelaksanaan pembelajaran juga
sudah nampak nyata, bahwa kebanyakan guru PAI sudah sangat sering
menggunakan laptop dan internet sebagai media pembelajaran, dikarenakan
laptop dan internet memang media yang paling efektif untuk menjelaskan
materi pembelajaran PAI, karena bisa menampilkan semua kebutuhan untuk
memahamkan siswa, seperti gambar, suara, video dan lain sebagainya.
Pendidikan agama Islam di SD Kecamatan Bawen sudah mengalami
beberapa kemajuan dalam berbagai metode pembelajaran. Keberadaan
tersebut didukung dengan adanya beberapa pelatihan yang diadakan oleh
dinas pendidikan setempat tentang pembelajaran PAI berbasis multimedia
yang melibatkan beberapa peralatan pembelajaran seperti laptop, internet dan
juga LCD. Dengan adanya beberapa faktor yang menunjang tersebut
membuat guru semakin terlihat kreativitasnya dalam menggunakan metode
pembelajaran yang seseui tema pelajaran PAI. Selain adanya pelatihan
pendidikan PAI untuk guru-guru SD, kesadaran guru terhadap pentingnya
45
perkembangan metode dan media pembelajaran juga semakin meningkat,
dibuktikan dengan semakin tertatanya administrasi pembelajaran yang
dimiliki setiap guru, khususnya guru PAI.
Pemahaman yang dihasilkan dari pembelajaran berbasis multimedia
yang dilengkapi dengan alat bantu seperti laptop dan internet yaitu bisa
dilihat dengan adanya beberapa metode pembelajaran hasil kreativitas guru
dan instrumen penilain yang lebih simpel. Pembelajaran PAI yang memang
banyak membutuhkan praktik-praktik ibadah sangat terbantu dengan adanya
laptop dan internet. Siswa yang cenderung mempunyai kecerdasan berbeda-
beda bisa terpenuhi secara merata dengan laptop dan internet sebagai media
pembelajaran, dengan kelebihan laptop dan internet yang bisa menyuguhkan
materi audio ataupun visual, menghasilkan pembelajaran yang efektif.
Dukungan media yang lengkap tersebut memacu guru dalam membangun
kreativitas dalam mengolah pembelajaran PAI agar semakin diminati oleh
siswa dan lebih mempermudah dalam memberikan pemahaman bagi siswa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi akan dukungan dan hambatan guru
PAI di Kecamatan Bawen dalam mengembangkan kreativitas mengajar,
sebenarnya bukan karena fasilitas yang kurang, melainkan daya kompetitif
guru yang perlu ditumbuhkan. Fasilitas yang ada sebenarnya sudah
mendukung guru PAI untuk lebih mengembangkan kreativitasnya dalam
mengajar, seperti adanya fasilitas laptop, LCD dan setiap kelas sudah
disediakan aliran listrik (sebagai pendukung daya), hanya saja ada satu faktor
yang menurut beberapa guru menjadi penghambat kreativitas dalam
46
mengakses pembelajaran, yaitu kurangnya fasilitas internet di sekolah.
Berikut adalah beberapa faktor pendukung dan penghambat guru dalam
inovasi pembelajaran PAI berbasis laptop dan internet. Faktor pendukung
adalah:
1. Adanya bimtek pembelajaran PAI.
2. Kelas yang dilengkapi dengan LCD
3. Banyak metode pembelajaran yang menggunakan laptop dan Internet.
Faktor penghambat kretaivitas guru sebagai berikut:
1. Tidak adanya fasilitas internet di sekolah.
2. LCD terbatas (bagi beberapa sekolah).
3. Minimnya daya kompetitif antar guru dalam inovasi pembelajaran
PAI.
B. Saran
Dalam dunia pembelajaran tentang kesempurnaan akan jauh keberadaannya,
karena kesempurnaan hanyalah relatif dalam pandangan manusia.
Pembelajaran PAI di SD kecamatan Bawen dalam dinamika beberapa tahun
belakangan ini sudah sangat baik, dengan adanya kepedulian dari berbagai
elemen masyarakat dan praktisi pendidikan terhadap PAI di SD kecamatan
Bawen. Walaupun sudah dirasa baik dalam perkembangannya, menurut
peneliti ada beberapa hal yang harus diperbaiki dalam pembelajran PAI di SD
kecamatan Bawen, yaitu sebagai berikut:
1. Kepada guru: pemanfaatan media pembelajaran seperti laptop dan
internet sebagai alat bantu mengajar PAI harus selalu berinovasi, agar
47
dalam pembelajaran PAI tidak monoton, karena, walaupun sudah
memakai media yang sangat canggih, sedangkan guru PAI tidak mau
melakukan inovasi, maka suatu saat pembelajaran akan terasa
menjenuhkan, baik guru ataupun siswa.
2. Kepada kepala sekolah sebagai pemangku kebijakan: kekurangan atau
minimnya salah satu fasilitas sekolah dasar tidak bisa menjadi alasan
untuk mengurangi daya kompetitif guru sebagai seorang pendidik.
Sekolah satu dengan yang lainnya di SDN Kecamatan Bawen
mempunyai beberapa fasilitas yang berbeda-beda, tapi yang akan
menumbuhkan ciri khas dan karakter pembelajaran melalui media dan
metode yang baik adalah kreativitas seorang guru.
Daftar Pustaka
Alwasilah, A. Chaedar.Contextual teaching and learning. Bandung: Mizan. 2009.
Brady,Kevin P,“The Use of Alternative Social Networking Sites in Higher
Educational Settings: A Case Study of the E-Learning Benefits of Ning in
Education”,Journal of Interactive Online Learning,Volume09. Nomor 02,
(Summer 2010):151-170.
Buto,Zulfikar Ali, “Implikasi Teori Pembelajaran Jerome Bruner dalam Nuansa
Pendidikan Modern”,Millah,Edisi khusus (Desember 2010): 61-79.
Djaali.Psikologi Pendidikan.Jakarta: Bumi Akasara. 2007.
Fauziah,Yuli Nurul, “Analisis Kemampuan Guru Dalam Mengembangkan
Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Kelas V Pada
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam”, Edisi Khusus,Nomor 2 (Agustus
2011): 102-120.
Filsaime,D. K. Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta: Prestasi
Pustaka. 2008.
Fitriyadi, Herry,“Integrasi Teknologi Informasi Komunikasi Dalam Pendidikan:
Potensi Manfaat, Masyarakat Berbasis Pengetahuan, Pendidikan Nilai,
Strategi Implementasi Dan Pengembangan Profesional”,Pendidikan
Teknologi dan Kejuruan,Volume 21, Nomor03 (Mei 2013): 263-281.
Gobbo,Camilla,“Teachers' Beliefs and Integration of Information and
Communications Technology In Italian Schools”,Information Technology
for Teacher Education, Volume 10, Nomor 01 (Februari 2001): 62-78.
Husain, Chaidar, “Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Pembelajaran di SMA Muhammadiyah Tarakan”,Kebijakan dan
Pengembangan Pendidikan, Volume 2, Nomor 2 (Juli 2014):183-198.
Kayode,Felix, “Information And Communication Technologies in Teacher
Training And Professional Development In Nigeria”,Journal of Distance
Education, Volume 08, Nomor01 (Januari 2007): 133-151.
Madiolo,Gabriel Diaz. Teacher Centered Professional Development.
Alexandria:the Association for Supervision and Curriculum Development
(ASCD). 2004.
Moleong,Lexy J.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
2005.
Mulyasa.Menjadi Guru Profesional.Bandung : PT Remaja Rosda Karya.2005.
Murfi’ah, Uum.Pembelajaran Terpadu: Teori dan Praktik Terbaik Di Sekolah.
Bandung: Refika Aditama. 2017.
Nu'man,Ahmad Zanin.“Efektivitas Penerapan E-Learning Model Edmodo dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Terhadap Hasil Belajar Siswa
(Studi Kasus SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo)”,Duta,Volume 7, Nomor
1 (September 2014): 1-19.
Oktavia, Yanti, “Usaha Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kreativitas Guru
Dalam Pembelajaran Di Sekolahdasar”, Jurnal Administrasi Pendidikan,
Volume 2, Nomor 1 (Juni 2014): 815 ‐ 831.
Perdamean, Toto.Profesionalitas Guru Perlu Daya Kreativitas. Bandung:
Alfabeta, 2009.
Priyanto,Dwi, “Pengembangan Multimedia Pembelajaran Berbasis Komputer”,
Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan,Volume 14, Nomor 1 (Januari
2009): 1-20.
Rianie,Nurjannah,“Pendekatan Dan Metode Pendidikan Islam (Sebuah
Perbandingan Dalam Konsep Teori Pendidikan Islam Dan
Barat”,Management of Education, Volume 1, No 2 (2015): 102-121.
Robson, Jocelyn. Teacher Professionalism in Further and Higher Education.
Abingdon: Routledge. 2006.
Suharso.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang: Widya Karya. 2008.
Sumintono,Bambang,“Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Pengajaran: Survei Pada Guru-Guru Sains SMP di Indonesia”,Pengajaran
MIPA. Volume 17, Nomor 1 (April 2012): 108-124.
Zaini, Hisyam Dkk.Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta : CTSD IAIN Sunan
Kali Jaga. 2002.
Zainiyati,Husniyatus Salamah.Pengembangan media pembelajaran berbasis
ITC.Jakarta: Kencana. 2017.
Zhang,Dongsong,“Interactive Multimedia-Based E-Learning: A Study of
Effectiveness”. The American Journal of Distance Education, Volume 19,
Nomor 3 (2005):149-162.
WAWANCARA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Nama Instansi :
Nama Responden :
Jabatan :
Tempat/Tgl wawancara :
Waktu :
Pertanyaan:
1. Seperti apa respon anak dalam mempelajari pendidikan agama Islam?
2. Seperti apa respon mereka terhadap perubahan metode-metode
pembelajaran agama Islam yang anda pakai?
3. Menurut anda lebih menarik metode pembelajaran yang tradisional dan
modern dengan menggunakan media tertentu?
4. Sejauh mana instansi sekolah dalam memberikan fasilitas kepada guru
pendidikan agama Islam?
5. Apakah di sekolahan tersebut disediakan laptop dan proyektor sebagai
media pembelajaran agama Islam?
6. Apakah internet mudah diakses dilingkungan sekolah anda?
7. Seperti apakah anda dalam memanfaatkan laptop sebagai sarana
pembelajaran?
8. Apakah anda sering mengakses internet sebagai sarana penunjang
pembelajaran?
9. Selain menjadi sara pembelajaran apakah ada kegunaan lain bagi anda
laptop dan internet yang anda gunakan?
10. Apakah anda sering mengembangkan metode-metode pembelajaran
dengan dan setelah menggunakan laptop dan internet
11. Apakah pemggunaan laptop dan internet sebagai media pembelajaran, bisa
meningkatkan minat anak dalam mengikuti pembelajaran agama Islam?
12. Dan apakah media tersebut lebih efektif dalam menyampaikan
pemahaman materi pendidikan agama Islam?
13. Apakah laptop dan internet hanya bisa mengembangkan kecerdasan anak
dalam tingkat kognitif atau juga bisa mencerdasakan sampai tingkat efektif
dan psikomotor siswa?
14. Kretifitas seperti apakah kiranya yang muncul pada siswa ketika mereka
diajar dengan menggunakan media laptop dan interbet?
15. Apakah anda sering mengkolaborasikan antara pembelajaran alam (yang
menyenangkan) dengan bermediakan laptop dan internet?
DAFTAR NAMA RESPONDEN
NO NAMA TEMPAT TUGAS
1 Usbani, S.Pd I SD NEGERI ASINAN 01
2 Zainal Abidin, S.Pd I SD NEGERI ASINAN 02
3 Muhamad Ilzamsyah A, S.Pd.I SD NEGERI BAWEN 01
4 Siti Aminah, S.Pd I SD NEGERI BAWEN 03
5 Muhammad Yusuf, S.Pd I SD NEGERI BAWEN 03
6 Suwardi, S.Pd I SD NEGERI BAWEN 04
7 M. Musyarof, Am. A SD NEGERI DOPLANG 02
8 Achmad Dedi Setiadi, S.Pd.I SD NEGERI HARJOSARI 01
9 M. Sayaful Kholiq, S.Pd.I SD NEGERI HARJOSARI 02
10 M. Ali Basyarudin, S.Pd I SD NEGERI KANDANGAN 01
11 Fuad Fahruddin, S.Pd I SD NEGERI KANDANGAN 02
12 Alvi Nirawati, S.Pd.I SD NEGERI KANDANGAN 03
13 Muh Ali, S.Pd I SD NEGERI KANDANGAN 04
14 Sutarja, S.Pd I SD NEGERI LEMAHIRENG 01
15 Budiyono, S.Pd I SD NEGERI LEMAHIRENG 02
16 M.Fahrul Azhari, S.Pd I SD NEGERI LEMAHIRENG 03
17 Bakri Arifin, S.Ag SD NEGERI LEMAHIRENG 05
18 Yuli Ratini, S.Pd.I SD NEGERI POLOSIRI 01
19 Dwi Gunarto, S.Pd.I, M.Pd.I SD NEGERI POLOSIRI 02
20 Shodri Sa`id Khisamuddin, S.Pd I SD NEGERI PONCORUSO
21 Ana Zuhrotun Nisak, S.Pd.I SD NEGERI SAMBAN 01
22 Ari Padmawati, S.Pd SD NEGERI SAMBAN 02
23 Setyawan Ari Rahmanto, S.Pd I
SDIP HAJI MUHAMMAD
SUBANDI
24 Defi Widiani, S.Pd I
SDIP HAJI MUHAMMAD
SUBANDI
25 Namqosim, S.Pd I
SDIP HAJI MUHAMMAD
SUBANDI
26 MH Trimo, S.Pd I SDIT PERMATA BUNDA
27 Solikah, S.Ag SDIT PERMATA BUNDA
Proses Penggalian Data
Wawancara dengan kepala sekolah
Wawancara dengan guru
Wawancara dengan guru
Pengamatan saat pembelajaran
Pengamatan saat pembelajaran