tertib hukum dan pembinaan hukum - … · web viewkegiatan-kegiatan penelitian dan pertemuan ilmiah...

25
TERTIB HUKUM DAN PEMBINAAN HUKUM

Upload: dinhthien

Post on 15-Mar-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TERTIB HUKUM DAN PEMBINAAN HUKUM - … · Web viewKegiatan-kegiatan penelitian dan pertemuan ilmiah di bidang hukum dilakukan untuk mengetahui secara nyata keadaan dan kesadaran hukum

TERTIB HUKUM DAN PEMBINAAN HUKUM

Page 2: TERTIB HUKUM DAN PEMBINAAN HUKUM - … · Web viewKegiatan-kegiatan penelitian dan pertemuan ilmiah di bidang hukum dilakukan untuk mengetahui secara nyata keadaan dan kesadaran hukum
Page 3: TERTIB HUKUM DAN PEMBINAAN HUKUM - … · Web viewKegiatan-kegiatan penelitian dan pertemuan ilmiah di bidang hukum dilakukan untuk mengetahui secara nyata keadaan dan kesadaran hukum

B A B XVIII

TERTIB HUKUM DAN PEMBIINAAN HUKUM

1. PENDAHULUAN

Dalam rangka pelaksanaan pembangunan tertib hukum dan pembinaan hukum dalam tahun pertama Repelita II (1974/75), telah dilakukan kegiatan-kegiatan dengan landasan kebijaksa -naan sebagai berikut :

a. Langkah-langkah kegiatan dalam Repelita II merupakan perluasan, peningkatan ataupun pemantapan dari berbagai usaha pembangunan hukum selama Repelita I.

b. Dalam rangka pembinaan hukum nasional, diusahakan partisipasi masyarakat secara lebih intensif, khususnya lembaga-lembaga penelitian hukum pada universitas-uni -versitas, lembaga-lembaga pemerintah, kalangan masyara -kat dan lembaga-lembaga lainnya yang bergerak dalam bidang hukum.

c. Dalam rangka penegakan tertib hukum diusahakan peman-tapan sistim koordinasi serta penyerasian tugas-tugas antara instansi penegak hukum, khususnya yang menyang- kut penyidikan, pemeriksaan pendahuluan, penuntutan dan pelaksanaan putusan. Kecuali itu usaha penegakan hukum meliputi juga kegiatan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap hukum dan penegak-penegaknya.

d. Sehubungan dengan penegakan hukum khususnya yang bertujuan untuk mencapai "peradilan cepat" dengan pe-nyelenggaraannya yang efisien, diusahakan pengada -an perlengkapan sarana hukumnya yaitu ketentuan ketentuan mengenai hukum acara dan bantuan hukum ser ta peraturan-peraturan perundang-undangan lainnya sebagai pelaksana dari pada Undang-undang Pokok Kekuasaan

755511120

Page 4: TERTIB HUKUM DAN PEMBINAAN HUKUM - … · Web viewKegiatan-kegiatan penelitian dan pertemuan ilmiah di bidang hukum dilakukan untuk mengetahui secara nyata keadaan dan kesadaran hukum

Kehakiman (U.U. No. 14 tahun 1970). Di samping itu diusahakan pula peningkatan sarana fisik badan-badan peradilan, Khusus dalam bidang penegakan hukum keimi-grasian disempurnakan sistim pengawasannya, perbaikan administrasi dan peningkatan jumlah dan mutu personil.

e. Dalam bidang pembinaan narapidana, diusahakan peman-tapan dan penyempurnaan sistim pembinaan yang sesuai dengan perkembangan dan berdasarkan aspirasi masyara-kat. Di samping itu dilakukan pula peningkatan dan pe-nyempurnaan sarana administrasi serta sarana fisik lem-baga-lembaga pemasyarakatan.

f. Di bidang pengadministrasian urusan-urusan hukum (an-tara lain pengesahan badan-badan hukum, pendaftaran merek dan lain-lain) diusahakan agar penyelenggaraannya dapat terlaksana secara efisien.

2. PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DAN HASIL YANG DICAPAI

a. Pemantapan Kerja Sama Lembaga-lembaga Penegak HukumDalam Repelita I telah dilakukan usaha-usaha pemantap-

an hubungan kerja dan koordinasi fungsionil antara kepolisian, kejaksaan dan kehakiman, terutama melalui pertemuan-per-temuan antara penegak hukum yang dikenal dengan pertemuan Cibogo I (tahun 1967), Cibogo II (tahun 1970) dan Cibogo III (tahun 1973).

Hasil-hasil pertemuan Cibogo tersebut dalam tahun 1974/75 ditingkatkan pelaksanaannya melalui terselenggara-nya peradilan yang babas dan tidak memihak, penyelenggaraan administrasi peradilan yang cepat dan tertib, pengawasan pe-nertiban terhadap peningkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan serta pemberantasan tindak pidana khusus yang langsung atau tidak langsung mengacaukan ataupun memba-hayakan pelaksanaan pembangunan.

756

Page 5: TERTIB HUKUM DAN PEMBINAAN HUKUM - … · Web viewKegiatan-kegiatan penelitian dan pertemuan ilmiah di bidang hukum dilakukan untuk mengetahui secara nyata keadaan dan kesadaran hukum

b. Pembinaan Hukum

Selama Repelita I telah diusahakan pembentukan hukum dalam rangka pembinaan hukum untuk melaksanakan perun-dang-undangan atas kuasa dan atau atas perintah Undang-Undang Dasar 1945 dan Ketetapan-ketetapan Majelis Permu-syawaratan Rakyat (Sementara).

Selain dari penyusunan beberapa rancangan undang-un-dang, telah disusun pula dokumentasi hukum/perundang-undangan sejak tahun 1945 sampai sekarang. Usaha ini meli-puti inventarisasi, registrasi, dan klasifikasi peraturan perun-dang-undangan.

Dalam rangka penyempurnaan prosedur penanaman modal dalam negeri, telah dibentuk team kerja yang bertugas meningkatkan kelancaran penyelesaian pemeriksaan akte-akte Perseroan Terbatas (PT) dan Anggaran Dasar Perusahaan. Di samping itu telah pula ditingkatkan administrasi urusan hukum antara lain pengesahan pendirian Persero dan PT dalam rang- ka penanaman modal asing.

Sementara itu kegiatan pembinaan hukum yang telah di-laksanakan dalam tahun 1974/75 meliputi antara lain: (1) melanjutkan usaha kodifikasi hukum nasional, (2) perancang-an perundang-undangan, (3) penelitian hukum dan pertemuan ilmiah, (4) penertiban dan peninjauan segi tehnis juridis terhadap Rancangan Undang-undang (RUU) dan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP), (5 ) peningkatan koordinasi fung-sionil bidang perencanaan hukum secara sektoral maupun de-partemental, (6) dokumentasi risalah-risalah dan produk-pro-duk legislatif, serta (7 ) mengusahakan publikasi monografi deskripsi hukum adat.

Pembentukan kodifikasi hukum nasional yang kegiatannya terus dilanjutkan meliputi hukum pidana, hukum perdata, hukum dagang, hukum acara pidana, dan hukum acara perdata. Dalam pada itu pada tahun 1974/75 telah ditetapkan Undangundang tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah (UU

757

Page 6: TERTIB HUKUM DAN PEMBINAAN HUKUM - … · Web viewKegiatan-kegiatan penelitian dan pertemuan ilmiah di bidang hukum dilakukan untuk mengetahui secara nyata keadaan dan kesadaran hukum

No. 5 tahun 1974) dan Undang-undang tentang Pokok-pokok Kepegawaian (UU No. 8 tahun 1974).

Kegiatan-kegiatan penelitian dan pertemuan ilmiah di bidang hukum dilakukan untuk mengetahui secara nyata ke-adaan dan kesadaran hukum dalam masyarakat tentang ber -bagai masalah sosial, ekonomi, dan ketatanegaraan sebagai bahan bagi penyusunan dan perencanaan naskah Rancangan Undang-undang dalam rangka pembaharuan hukum. Dalam tahun 1974/75 telah diselenggarakan 9 (sembilan) pertemuan ilmiah (lokakarya, seminar atau simposium), yaitu tentang penyusunan pola nasional dalam bidang penelitian hukum, per -siapan penyusunan sarana jaringan informasi dan dokumen-tasi hukum, evaluasi sistim pemasyarakatan, hukum adat/ hukum yang hidup dalam masyarakat, sejarah hukum, bahasa hukum, kesadaran hukum masyarakat yang sedang dalam transisi, pengaruh kebudayaan terhadap hukum pidana (delik khusus), serta peranan pendidikan dan pembinaan profesi hukum. Di samping itu melalui kerjasama dengan universitas universitas telah dilaksanakan 9 (sembilan) penelitian hukum yaitu tentang hukum sosial ekonomi, hukum keluarga, pembaharuan pendidikan hukum., kesadaran hukum, peradilan administrasi, hukum tanah, hukum ekonomi dan pembangunan, kompendium hukum perdata, dan hukum positif (adat). Dalam pada itu universitas-universitas telah pula melakukan sejum lah penelitian lainnya di bidang hukum.

Selanjutnya kegiatan-kegiatan yang masih dalam tahap penyelesaian meliputi:

(1) Peninjauan dan perancangan Undang-undang Hukum Pidana;

(2) Perancangan perundang-undangan dalam rangka pelak-sanaan Undang-undang No. 5 tahun 1959;

(3) Penelitian Hukum Sosial Ekonomi;(4) Perumusan kejahatan penerbangan dalam hubungan dengan

perjanjian extradisi;(5) Penyusunan Rancangan Undang-undang Catatan Sipil;

758

Page 7: TERTIB HUKUM DAN PEMBINAAN HUKUM - … · Web viewKegiatan-kegiatan penelitian dan pertemuan ilmiah di bidang hukum dilakukan untuk mengetahui secara nyata keadaan dan kesadaran hukum

(6) Peninjauan Rancangan Undang-undang Hukum Acara Pidana;

(7) Peninjauan Rancangan Undang-undang Pengadilan da-lam lingkungan Peradilan Urnum;

(8) Peninjauan Rancangan Undang-undang tentang Susunan dan Kekuasaan Mahkamah Agung;

(9) Penyusunan Rancangan Undang-undang Narkotika;(10) Penyusunan Rancangan Undang-undang tentang pence-

gahan dan penanggulangan Pencemaran Lingkungan Laut Indonesia.

Di samping itu telah dilakukan berbagai kegiatan inven-tarisasi dan dokumentasi, antara lain mengenai parjanjian-perjanjian internasional, peraturan perundang-undangan, dan hukum positif bank yang tertulis maupun hukum adat.

Demikian pula untuk memperkuat dan menjamin kepastian hukum wilayah nasional kita di lingkungan hukum internasio-nal maka Indonesia secara aktif telah ikut serta dalam konpe-rensi-konperensi hukum laut yang diselenggarakan oleh Per-serikatan Bangsa-Bangsa untuk menetapkan konvensi hukum laut yang baru guna mengatur tata hukum laut internasional. Hal ini berkaitan pula dengan usaha memperjuangkan Wa-wasan Nusantara dalam forum internasional. Dalam rangka ini telah dikirimkan delegasi ke Konperensi Hukum Laut di Geneva sebagai lanjutan dari Konperensi Hukum Laut tahun 1974 di Caracas (Venezuela). Selanjutnya dalam rangka membina kerukunan bertetangga antar negara telah dilaksa-nakan persetujuan extradisi antara Pemerintah Indonesia de-ngan Pemerintah Malaysia. Kecuali itu telah dilakukan pen-jajagan ke arah persetujuan yang serupa dengan negara-ne-gara Singapura, Pilipina dan Australia.c. Pembinaan Kejaksaan

Dalam rangka pembangunan di bidang kejaksaan selama Repelita I telah diadakan penyempurnaan tugas dan organi-sasi, termasuk diberikannya wewenang kepada Jaksa Agung untuk meningkatkan pemberantasan tindak pidana, khususnya

759

Page 8: TERTIB HUKUM DAN PEMBINAAN HUKUM - … · Web viewKegiatan-kegiatan penelitian dan pertemuan ilmiah di bidang hukum dilakukan untuk mengetahui secara nyata keadaan dan kesadaran hukum

penyelundupan. Demikian pula telah diserahkan wewenang dalam perkara tindakan kepolisian terhadap anggota MPR(S) dan DPR(S) serta pemukiman para tahanan G30S/PKI golong-an B di Pulau Buru.

Dalam tahun 1974/75 untuk meningkatkan sarana fisik kejaksaan telah dibangun 19 kantor Kejaksaan Negeri (Ja-karta Selatan, Tasikmalaya, Sukoharjo, Wonosari, Trenggalek, Painan, Muara Bungo, Lubuk Linggau, Mempawah, Muntok, Rantau, Tanah Grogot, Amurang, Toli-Toli, Mamuju, Masohi, Negara, Mataram dan Manna). Perbaikan sarana fisik ter-sebut berpengaruh pada peningkatan efektivitas penyelesaian perkara-perkara oleh kejaksaan yaitu untuk diajukan ke Peng-adilan, dilimpahkan, dikesampingkan atau dikirim ke instansi lain. Dari tahun ke tahun nampak peningkatan prosentase penyelesaian perkara (Tabel XVIII — 1). Dari sebanyak 273.785 perkara yang ada (tunggakan dan yang masuk) dalam tahun 1972 dapat diselesaikan 230.875 (84,3%) . Perkara yang ada dalam tahun 1973 sebanyak 312.033 dan yang dapat di-selesaikan 270.450 perkara (86,7%) . Perkara yang ada dalam tahun 1974 adalah sebanyak 354.450 perkara dan yang dapat diselesaikan adalah 312.033 perkara (88,1%).

TABEL XVIII — 1

JUMLAH PENYELESAIAN I'ERKARA PADA KEJAKSAAN,1972 — 1974

1972 1973*) 1974

1. Jumlah perkara yang ada (Pi-dana Biasa, Pidana Ringan, Pidana Ekonomi, Pidana Subversi, Pidana Korupsi, dan lain-lain) 273.785 312.033 345.157

2. Jumlah yang diselesaikan 230.875 270.450 312.0333. Jumlah perkara yang

diselesaikan sebagai persentase terhadap jumlah seluruh perkara 84,3 86,7 88,1

*) Angka diperbaiki.

760

Page 9: TERTIB HUKUM DAN PEMBINAAN HUKUM - … · Web viewKegiatan-kegiatan penelitian dan pertemuan ilmiah di bidang hukum dilakukan untuk mengetahui secara nyata keadaan dan kesadaran hukum

d. Pembinaan Badan-badan Peradilan

Dalam rangka pembinaan Peradilan, sejak tahun 1970 telah disempurnakan organisasi Pengadilan yakni dengan dihapus-kannya Pengadilan Negeri Kelas III, sehingga hanya terdapat Pengadilan Negeri Kelas I dan Kelas II. Di samping itu telah diadakan penambahan 500 orang Sarjana Hukum sebagai calon hakim dan telah disebarkan ke berbagai daerah. Telah pula diperbaiki dan dibangun gedung baru untuk kantor Pengadilan, rumah dinas bagi hakim, dan penyediaan sarana lainnya.

Perbaikan di bidang sarana tersebut nampak berpengaruh pada peningkatan penyelesaian perkara pada tingkat Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri. Dalam tahun 1972 pada Mah-kamah Agung dapat diselesaikan sejumlah 1.695 perkara dari sejumlah 2.677 perkara atau dapat diselesaikan 63,3%. Dalam tahun 1973 telah diselesaikan 1.458 perkara .dari sejumlah 2.914 perkara atau dapat diselesaikan 50%. Sedang penyelesaian perkara di Pengadilan Tinggi tahun 1972 berjumlah 3.672 per-kara dari sejumlah 12.075 perkara yang ada atau dapat dise-lesaikan 30,4%. Pada tahun 1973 perkara yang dapat diselesai-kan adalah 14.915 perkara dari seluruh perkara yang ada se-jumlah 15.574 perkara atau dapat diselesaikan 95,8%. Akhirnya penyelesaian perkara pada Pengadilan Negeri menunjukkan kenaikan pula yaitu pada tahun 1972 dapat, diselesaikan se-jumlah 123.707 perkara dari sejumlah 202.537 perkara yang ada atau dapat diselesaikan 61,1%. Sedangkan pada tahun 1973 dapat diselesaikan sejumlah 306.686 perkara dari 314.884 per-kara yang ada atau dapat diselesaikan 97,4% (Tabel XVIII- 2).

Pembinaan pengadilan terus ditingkatkan agar supaya penyelesaian perkara dapat dilakukan secara cepat dan tertib sehingga tidak berlarut-larut. Dalam hubungan ini telah dilan-jutkan pernbentukan Pengadilan-pengadilan Negeri di tiap-tiap Kabupaten dan Pengadilan-pengadilan Tinggi di tiap-tiap Pro-

761

Page 10: TERTIB HUKUM DAN PEMBINAAN HUKUM - … · Web viewKegiatan-kegiatan penelitian dan pertemuan ilmiah di bidang hukum dilakukan untuk mengetahui secara nyata keadaan dan kesadaran hukum

pinsi serta mengusahakan penyempurnaan Pengadilan-penga-dilan yang ada.

Dalam tahun 1974/75 telah dibentuk 2 Pengadilan baru (di Kefamenanu di Propinsi Nusa Tenggara Timur dan di Bantok di Propinsi Kalimantan Selatan). Dengan demikian maka sampai dengan tahun 1974/75 jumlah seluruh Pengadilan adalah se-banyak 267 buah yang terdiri dan 14 Pengadilan Tinggi dan 253 buah Pengadilan Negeri. Selanjutnya telah pula dilaksana-kan penyempurnaan dan pembangunan gedung Pengadilan yaitu penyempurnaan gedung Pengadilan Negeri sejumlah 6 buah di Sintang, Raba/Bima, Madiun, Sukoharjo, Tembilahan dan Pandeglang.

Demikian pula telah direhabilitasi 6 buah gedung Penga-dilan Negeri masing-masing di Kuningan, Takengon, Bireuen, Bangli, Denpasar, dan Kuala Sintang. Juga telah dibangun 12 buah gedung baru Pengadilan Negeri di Sabang, Balige, Tan-jung Pandan, Kota Bumi, Muara Tewe, Tenggarong, Paso, Si-denreng, Rappang, Labuhan, Tabanan, Rembang, dan Dompu. Selanjutnya telah disempurnakan dan diperluas gedung Mah-kamah Agung, serta perluasan gedung Departemen Kehakiman.

Selanjutnya telah dilakukan pula usaha untuk mengatasi hambatan dalam bidang organisasi dan administrasi Pengadilan. Demikian pula telah ditingkatkan penyebaran peraturan-per-aturan perundang-undangan keseluruh pengadilan. Kegiatan tersebut nampak memberikan pengaruh pada peningkatan jum-lah perkara yang dapat diselesaikan pada badan-badan Peradilan (Tabel XVIII — 2) .

Pada Pengadilan Negeri, dalam tahun 1974 telah di selesaikan 373.597 perkara dibanding dengan yang dapat di-selesaikan dalam tahun 1973 sebanyak 306.686 perkara. Dalam pada itu Pengadilan Tinggi telah dapat pula meningkatkan pe-laksanaan tugasnya dalam bidang perkara yang dapat diselesai-kan dibanding dengan jumlah seluruh perkara yaitu pada tahun 1974 sebesar 98,3% sedangkan pada tahun 1973 sebesar 95,8%.

762

Page 11: TERTIB HUKUM DAN PEMBINAAN HUKUM - … · Web viewKegiatan-kegiatan penelitian dan pertemuan ilmiah di bidang hukum dilakukan untuk mengetahui secara nyata keadaan dan kesadaran hukum

TABEL XVIII — 2JUMLAH PERKARA DAN PENYELESAIANNYA PADA

BADAN-BADAN PERADILAN,

1972 — 1974

1972 1973 1974MAHKAMAH AGUNG

Jumlah seluruh perkara yang ada 2.677 2.914 3.541

Jumlah ,perkara yang diselesaikan (diputus)

1.695 1.458 744

Jumlah perkara yang dapat diselesaikan sebagai persentase terhadap jumlah seluruh perkara

63,3 50 21

PENGADILAN TINGGIJumlah seluruh perkara yang ada 12.075 15.574 *) 6.115Jumlah ,perkara yang diselesaikan (diputus)

3.672 14.915 *) 6.008

Jumlah perkara yang dapat diselesaikan sebagai persentase terhadap jumlah seluruh perkara

30,4 95,8*) 98,3

PENGADILAN NEGERIJumlah seluruh perkara yang ada 202.537 314.884 *) 385.736Jumlah ,perkara yang diselesaikan (diputus)

123.707 306.686 *) 373.597

Jumlah perkara yang dapat diselesaikan sebagai persentase terhadap jumlah seluruh perkara

61,1 97,4* ) 96,9

*) Angka diperbaiki

763

Page 12: TERTIB HUKUM DAN PEMBINAAN HUKUM - … · Web viewKegiatan-kegiatan penelitian dan pertemuan ilmiah di bidang hukum dilakukan untuk mengetahui secara nyata keadaan dan kesadaran hukum

Pada tahun 19 7 4 jumlah perkara yang dapat diselesaikan ada-lah 6.008 dari sejumlah 6.115 perkara.

Dalam pada itu Mahkamah Agung dalam tahun 19 7 4 telah dapat menyelesaikan 744 perkara dari sejumlah 3.541 perkara atau 21%.

e. Penyelenggaraan Keimigrasian

Untuk menunjang pembangunan regional, khususnya untuk meningkatkan fasilitas pelabuhan udara dan laut, dalam Repe-lita I telah diusahakan modernisasi tahap demi tahap alat komunikasi, perlengkapan registrasi, dan statistik orang asing. Sehubungan dengan itu telah dilaksanakan perbaikan prasarana fisik, berupa penyelesaian gedung kantor penyediaan perleng-kapan kantor, pembangunan ruang tahanan, serta sarana lain-nya. Kegiatan tersebut terus dilanjutkan dalam tahun pertama Repelita II (1974/75).

Dalam pada itu lalu lintas antara negara Republik Indo-nesia dengan negara lain telah meningkat dalam tahun 1974. Hal ini nampak pada jumlah kedatangan penumpang dari luar negeri maupun keberangkatan penumpang ke luar negeri (Tabel XVIII — 3 dan Tabel XVIII — 4 )

TABEL XVIII — 3KEDATANGAN DARI LUAR NEGERI,

1972 — 1974

Tahun Kapal Laut

Pesawat Udara

Penumpang

Indonesia Asing1972 15.431 12.075 138.559 248.5711973 15.396 12.857 139.619 266.871

1974 15.936 14.891 192.989 548.386

764

Page 13: TERTIB HUKUM DAN PEMBINAAN HUKUM - … · Web viewKegiatan-kegiatan penelitian dan pertemuan ilmiah di bidang hukum dilakukan untuk mengetahui secara nyata keadaan dan kesadaran hukum

TABEL XVIII — 4KEBERANGKATAN KE LUAR NEGERI,

1972 — 1974

Tahun Kapal Laut

Pesawat Udara

Penumpang

Indonesia Asing1972 15.563 11.887 146.568 245.9171973 15.082 12.714 150.363 282.8341974 15.530 15.080 224.086 383.170

f. Pembinaan PemasyarakatanDalam melaksanakan sistim pemasyarakatan maka dalam

Repelita I secara terus menerus telah diusahakan pembinaan nara pidana. Nara pidana didudukkan sebagai subyek yang ha-rus membina dirinya sendiri dan petugas lembaga pemasyara-katan hanya tut wuri handayani. Di samping itu nara pidana sedapat mungkin ditempatkan di lembaga terbuka. Selanjutnya dimungkinkan pemberian cuti secara terbatas dan bersyarat. Juga diadakan pemberian pelepasan dengan perjanjian. Hal ini dimaksudkan sebagai usaha ke arah integrasi para nara pidana dengan masyarakat, sehingga setelah habis masa pidananya, mereka benar-benar dapat hidup dalam masyarakat.

Untuk meningkatkan tugas pembimbingan kemasyarakat-an dan pengentasan anak, terutama untuk memenuhi kebu-tuhan akan bimbingan sebagai akibat makin banyaknya cuti menjelang pembebasan, maka pada tahun 1970 mulai dibentuk kantor Bimbingan Pemasyarakatan dan Pengentasan Anak (BISPA).

Sehubungan dengan hal tersebut di atas telah diadakan penyempurnaan "perusahaan-perusahaan" yang ada dalam lem-baga dan penyediaan inventaris dalam kantor Lembaga. Selan-jutnya telah direhabilitir Lembaga-lembaga Pemasyarakatan terutama tempat-tempat pendidikan, ibadah, dan pembangunan perumahan untuk direktur Lembaga. Beberapa Lembaga Pema-syarakatan yang telah hancur akibat revolusi fisik, telah di-

765

Page 14: TERTIB HUKUM DAN PEMBINAAN HUKUM - … · Web viewKegiatan-kegiatan penelitian dan pertemuan ilmiah di bidang hukum dilakukan untuk mengetahui secara nyata keadaan dan kesadaran hukum

bangun kembali selama Repelita I. Di samping itu telah dilaku- kan penyediaan kendaraan untuk kegiatan di pusat dan di daerah serta penyediaan mobil tahanan untuk lembaga.

Selanjutnya dalam tahun 1974/75 telah diperbaiki atau di-bangunan kembali sejumlah 20 Lembaga Pemasyarakatan yaitu Sukamiskin, Cipinang, Majalengka, Subang, Purwodadi, Lamo-ngan, Kalisosok, Tuban, Kediri, Takengon, Gunung Tua, Lubuk Sikaping, Pakanbaru, Palembang, Pontianak, Kendari, Karang Asem, Ende, Maumere, dan Curup. Di samping itu telah diper-luas kantor wilayah pemasyarakatan di Bandung dan Surabaya dan dibangun kantor wilayah pemasyarakatan baru di Ambon. Sementara itu telah dibangun rumah-rumah dinas masing-ma-sing untuk pimpinan lembaga pemasyarakatan di Sumedang, Tanjung Pinang, Tenggarong, Tanjung Redep, Luwuk, Watan Sopeng, dan Denpasar.

g. Pendidikan dan Latihan

Dalam rangka peningkatan tugas para penegak hukum telah diadakan berbagai pendidikan/latihan institusionil selama Re-pelita I, yaitu pendidikan teknis hukum, pendidikan dan latihan para hakim dan panitera, pendidikan petugas imigrasi, pen-didikan petugas pemasyarakatan, pendidikan bagi staf pim-pinan, dan pendidikan bagi karyawan kejaksaan.

Selanjutnya dalam tahun 1974/75 telah diadakan pena-taran sebanyak 646 orang dalam lingkungan Departemen Ke-hakiman yang meliputi berbagai bidang keahlian baik admi- nistrasi maupun teknis.

Begitu pula dalam lingkungan Kejaksanaan Agung telah diadakan pendidikan dan latihan terhadap 120 orang karyawan.

766