ternyata khairina · pdf file · 2011-05-14namun sela ah membaw yang mam ri dan...

117
Tern nyata khairina a [1]

Upload: buidieu

Post on 18-Mar-2018

295 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Ternnyata khairina

a [1] 

Noveel Amatir Karya AAnak Pelaaihari Ke

tel

etika ia sada

kehidupan

namun sela

lah membaw

yang mam

ari dan yakin

nnya, terutam

alu berakhir

wanya dalam

mpu melihat

datang p

ni bahwa se

ma dalam ke

r dengan ke

m dunia yan

dan menye

padanya sam

ebuah kutuk

ehidupan ci

kecewaan d

ng gelap, tak

entuhnya. Ia

mpai denga

kan telah da

intanya. Aw

dan penuh d

k ada satupu

a sendiri, sen

an tak lagi ia

atang dan se

walnya tamp

dengan kesa

un manusia

ndiri mener

a sanggup u

elalu hadir d

pak begitu in

akitan. Semu

di sekelilin

rima semua

untuk bertah

dalam

ndah,

ua itu

ngnya

yang

han…

Sel

Pen

te

Adalah seb

seorang Zai

lasa, 08 Peb

nulis memin

di hati pem

entang kary

kritikan d

buah cerita y

inal. Naskah

bruari 2011.

nta maaf jika

mbaca. Semu

a tulis. Nov

dari pembac

Tern

yang mengg

h ini mulai

Novel ama

a terdapat k

ua itu dikare

vel ini merup

ca. Saran da

nyata khairina

gambarkan b

ditulis pada

atir ini dided

kata-kata yan

enakan keter

pakan nove

an kritik dap

a [2] 

betapa berli

a September

dikasikan un

ng menying

rbatasan ilm

el amatir, jad

pat disampa

ika-likunya

r 2009 dan

ntuk seseor

perjalanan

selesai pada

ang yang sp

di hati pen

cinta

a hari

pesial

nulis.

ggung atau k

mu dan peng

di diharapka

aikan melalu

shodiq_9

kurang berk

getahuan pe

an ada saran

ui alamat E

99@yahoo.

kenan

enulis

n dan

-mail

.co.id

luas

warn

kemo

keten

yang

dari

bend

masa

mena

pend

sehar

dan d

adala

ladin

menj

yang

Suatu de

ditengah-te

ni kembang

olekan alam

ntraman san

g penuh den

Sungguh

tangan-tang

da-benda as

a depan putr

awarkan ke

duduknya. M

ri-hari mere

deburan huj

ah kehidup

ng itulah tum

jadikannya

Pagi-pag

g dengan set

esa nan seju

engah padan

g seribu ru

m indah n

nubari yang

gan ujian da

h suasana al

gan jahil m

ing buatan

ra dan putri

ebahagiaan

Mereka mas

eka harus b

jan tak men

an mereka,

mpuan hidu

kelak lebih

gi buta akti

tia menema

Tern

K

uk, udara seg

ng rumput p

upa. Hati y

an permai

g dilanda de

an cobaan.

lam yang m

manusia, su

manusia y

i para pendu

batin, tap

sih hidup s

bekerja di s

nghalangi m

, karena da

up mereka. H

beruntung

ifitas masay

ani semanga

nyata khairina

SATU

KELAHIRAAN

gar seiring

pegunungan

yang gunda

itu, alam

erita dan kes

harumya bu

n dan perbu

ah seakan

yang men

sakitan aka

unga-bunga

ukitan hijau

terhibur da

nawarkan k

n kenyataan

a yang terha

u berbaur w

an terlena

kebahagiaan

n hidup di d

ampar

warna-

akan

n dan

dunia

murni dan pe

uasana alam

yang merusa

uduknya. A

pi tidak ke

ederhana d

sawah, ladan

mereka puny

ari situlah

Hidup dan m

dari mereka

erawan, sua

m yang bel

ak. Sebuah

Alam meman

ebahagian

an hanya u

ng dan keb

ya tenaga un

mereka be

membesarka

a.

asana alam y

lum dicema

h alam impi

ng indah, a

perekonom

untuk meme

bun seharian

ntuk bekerj

erharap, kar

an putra-put

yang masih

ari dan dik

ian dan har

lam itu mem

mian untuk

enuhi kebut

n. Terik me

a. Sawah la

rena sawah

tri mereka u

h jauh

kotori

rapan

mang

para

tuhan

entari

adang

h dan

untuk

yarat sudah

at mereka un

h tampak je

ntuk bekerj

elas seiring

a dan meny

kicauan bu

yapa sawah

urung

serta

a [3] 

ladang-ladang mereka. Memetik sebagian hasil kerja kemarin dan beberapa hari yang

lalu untuk dikumpulkan dan dibawa kepasar dan sebagian lagi dibawa pulang untuk di

makan sendiri. Kehidupan masyarakat desa yang sangat murni dan sangat menghargai

keindahan alam, kegiatan masyarakat desa yang ramah lingkungan. Benar-benar desa

yang perawan, desa dengan penduduk yang masih menghargai alam.

Melati, ya itulah nama desa yang indah itu, sebuah desa dengan pemandangan

persawahan dan perkebunan yang terhampar luas dan dikelilingi dengan pegunungan

dan perbukitan yang hijau. Sebuah desa yang terletak dipedalaman Kalimantan bagian

selatan, desa yang masih jauh dari peradaban modern dan masih sangat jauh dari

bayangan tersentuh pembangunan dari pemerintah ditahun 1970-an. Melati adalah

sebuah desa sejuk dan indah, jauh dari tangan-tangan jahil manusia yang ingin merusak

alam, setidaknya begitulah kondisi desa Melati waktu itu.

Cinta adalah penyakit, setidaknya bagi seorang laki-laki yang lahir dan

dibesarkan di desa itu dalam kondisi perekonomin yang sederhana , sebut saja Zainal.

31 tahun yang lalu sejak ditulisnya naskah ini, tepatnya pada tanggal 02 Maret 1978,

lahirlah seorang anak laki-laki dari pasangan suami- istri di desa Melati dan waktu itu

masih belum terjangkau oleh fasilitas listrik PLN sehingga dapat dibayangkan bahwa

pada masa itu adalah suatu masa yang hidup cukup sederhana dan serba keterbatasan,

terutama oleh keluarga pasangan suami istri bapak Suhendro dan ibu Aisah.

Lahirnya seorang anak laki-laki tersebut merupakan anugerah terindah bagi

mereka, karena itu merupakan kelahiran anak pertama mereka, dan puji syukur mereka

panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan anugerah seorang

anak laki-laki yang sehat dan lucu. Mereka memberikan sebuah nama Zainal kepada

sang bayi, entah kenapa mereka memberikan sebuah nama Zainal kepada anaknya itu,

namun yang pasti dengan harapan rahmat Tuhan Yang Maha Esa selalu menyertai sang

bayi sampai tubuh besar dan kelak agar menjadi anak yang berbakti kepada orang tua,

Agama, dan Negaranya.

Dengan rasa syukur dan kebahagian yang tak ternilai, pasangan suami-istri

tersebut membesarkan putra pertamanya dengan penuh kasih sayang dan kesabaran

ditengan situasi perekonomian yang sederhana dan bisa dikatakan kekurangan. Namun

Ternyata khairina [4] 

dengan ketulusan hati dan kesabaran, mereka mampu membesarkan dan mendidik

putranya tersebut dengan baik dan penuh kasih sayang.

Hari berganti hari, minggu, bulan dan tahun, Zainal tumbuh dengan ceria dan

tampak sehat.

Diusianya yang ketiga tahun, Zainal mendapat seorang adik perempuan yang

tidak kalah lucu dan sehatnya, walau kini ia mempunyai seorang adik, namun kasih

sayang dari kedua orang tuanya tidak berkurang sedikitpun, orang tuanya sangat

menyayangi kedua anaknya. Mereka berdua tumbuh dengan sehat, lagi-lagi masih

ditengah kondisi perekonomian keluarga yang serba pas-pasan.

Semua itu tak menjadi keluhan, mereka yakin bahwa Tuhan akan memberikan

yang terbaik bagi setiap hambanya. Setidaknya itulah yang menjadi keyakinan sang

bapak untuk terus berusaha menjalani cobaan hidup dengan rasa syukur.

***ooo***

Ternyata khairina [5] 

dan

tepat

itu.

sebag

baha

apap

perke

suam

kelua

kehid

diseg

tanah

pend

Orang tu

merupakan

tnya di sebu

Pekerjaa

gai buruh

agia terlebih

un.

Hari-har

embangan a

mi-istri itu,

arga, untuk

dupannya.

Sang bap

gani oleh pa

h Kalimant

datang dari s

ua Zainal ad

n perantaua

uah desa be

an mereka

bangunan.

h dikaruniai

ri mereka ja

anak-anakny

siang mal

kemajuan d

pak adalah s

ara tetangga

tan, karena

satu daerah

Tern

RIWAY

dalah seoran

an dari tan

ernama des

hanyalah p

Walau di

i anak-anak

alani dengan

ya. Kebaha

am selalu

dan masa de

seseorang d

a dan masy

memang m

h dan satu k

nyata khairina

DUA

YAT KELUUARGA

ng dari kelu

ah Jawa u

sa Melati ya

arga yang c

untuk meng

ang terletak

cukup terpan

gadu nasib

k di pedalam

ndang wakt

di Kalima

man Kalima

tu itu,

antan,

antan

petani dan

tengah ko

k yang lucu

terkadang

ondisi seper

dan sehat t

juga sang

rti itu kelu

tanpa kekur

g bapak be

uarga itu sa

rangan fisik

ekerja

angat

k satu

n suka duka

agiaan buah

berusaha u

epan putra-p

a bersama d

hati adalah

untuk mela

putrinya aga

demi untuk

h harapan te

kukan yang

ar kelak bis

kabahagian

erbesar pasa

g terbaik u

a merubah n

n dan

angan

untuk

nasib

dari keturun

yarakat di ta

mayoritas m

ampung pu

nan dari kelu

anah Jawa.

masyarakat

ula di tanah

uarga yang

Kondisi itu

di desa M

Jawa sana,

cukup terho

u pun terbaw

Melati itu ad

jadi tidak h

ormat

wa di

dalah

heran

a [6] 

kalau masyarakatnya sangat mengenal karakter dan pengaruh dari keluarga sang bapak

ini.

Sang bapak juga merupkan seorang duda sebelum menikah dengan ibunya

Zainal. Dulu sang bapak meminang seorang gadis cantik dari Jawa dan dibawanya ke

tanah Kalimantan untuk mencoba mencari keberuntungan, namun kenyataan berkata

lain, Tuhan berkehendak lain, entah karena apa, hubungan mereka harus berakhir tanpa

hadirnya seorang anak sebagai buah cinta mereka, sampai dengan suatu hari sang bapak

dengan hati iklas harus membawa pulang sang istri untuk dikembalikan kepada orang

tua sang istri atas keputusan mereka berdua, semua keluarga ternyata baik-baik saja,

mereka juga bisa menerima dengan iklas keputusan dari anak-anak mereka untuk

berpisah. Mulai hari itulah dua pasangan yang pernah terikat tali suci itu harus berpisah

dan menempuh jalan hidupnya masing-masing.

Sang bapak kembali ke tanah Kalimantan, sedangkan yang sang istri tetap

tinggal di tanah Jawa bersama orang tuanya untuk menjalani kehidupanya sendiri.

Sesampainya di tanah Kalimantan, sang bapak bekerja disebuah toko milik

warga keturuna Cina, toko besar dan toko serba ada, disitulah akhirnya sang bapak

bertemu dengan seoarang gadis dan mereka saling mencintai sampai dengan akhirnya

mereka menikah dan lahirlah Zainal.

Ya sang gadis itu adalah Aisah, Ibu Zainal dipernikahan ke-2 sang bapak.

Ternyata bukan hanya sang bapak yang menikah lebih dari satu, sang kake Zainalpun

memiliki istri lebih dari satu, namun sang kake menikah lagi setelah istri pertamanya

meninggal dunia, namun yang membuat beda lagi adalah sang kake setelah istri

pertama meninggal dia menikah lagi dengan dua wanita yang sama-sama keduanya

bersetatus janda dan masing-masing telah memiliki anak.

Itu kakenya, kini pakde Zainal ( kaka dari ayah ) juga menikah lagi dan

menceraikan istri pertamanya. Ya begitulah adanya keluarga Zainal. Namun semuanya

tetap berjalan dengan baik, karena itu semua adalah kehendak dan takdir yang diberikan

Tuhan untuk mereka jalani di dalam kehidupan dunia ini.

Zaianl juga mempunyai pakde tiri ( anak dari nenek tiri ), sebut saja dengan

Bahran. Dia adalah sosok pakde yang manis diluar dan pengerogot di dalam. Ya dia

Ternyata khairina [7] 

adalah sosok yang tamak dan serakah akan harta, dia ingin sekali menguasai harta dari

keluarga kake Zainal.

Waktu itu memang kake Zainal bisa dibilang cukup terpandang dan memiliki

tanah yang cukup luas setelah merantau ke Kalimantan. Bersama sang istri yang juga

adalah istri kedua dari Bahran sebut saja Syamsiah, mereka berdua terus berusaha dan

mencari cara untuk bisa menguasai harta sang kake. Sebenarnya Bahran dan istri serta

ibunya sebut saja Siami yang merupan istri ke dua dari sang kake telah diberi bagian

sebuah rumah sendiri. Walau sang kake dan Siami adalah pasangan suami-istri, namun

mereka tinggal di rumah masing-masing, entah karena apa tapi begitulah keadaannya.

Sampai dengan suatu hari nenek Siami meninggal dunia, sejak saat itulah Bahran dan

istri diberi sebagian sawah dari sang kake untuk dikerjakan sendiri.

Sejak itulah Bahran mulai semakin genjar mencari cara untuk menguasai harta

sang kake, mulai dari fitnah dan cara hitam, yaitu ke dukun untuk mencelakai sang ayah

Zainal dan pakde kandung Zainal, agar keduanya tak menerima harta dari sang kake,

namun rupanya rencana-rencana itu gagal, dan masih banyak lagi cara-cara yang

dilakukan oleh keluarga Bahran hanya untuk menguasai harta sang kake itu. Namun

sang anak kandung dari kake yaitu ayah dan pakde Zainal tetap sabar dan sama sekali

tidak terpancing akan hasutan dan fitnahan dari Bahran.

Zainalpun pernah menyaksikan keluarga Bahran memfitnah dan memaki-maki

yang tidak-tidak terhadap ibunya dihadapan orang banyak, namun waktu itu Zaianl

masih sangat kecil dan terlalu sulit untuk mengerti apa yang sedang terjadi, namun

kejadian hari itu tampaknya tertancap erat diingatannya.

Suatu hari sang kake sakit-sakitan, dan sang kakepun mengumpulkan semua

anak-anaknya termasuk Bahran dan Istri, serta keluarga lain yang masih tinggal di tanah

Jawa. Pertemuan itu tak lain adalah untuk membahas pembagian harta warisan sang

kake.

Ya semua telah hadir, pembagianpun dilakukan, orang tua Zainal dan yang lain

telah mendapatkan bagiannya masing-masing, namun tampaknya Bahran hari itu

terlihat murung, dan sedikit kecewa, karena usahanya selama ini untuk mendapatkan

seluruh harta warisan dari sang kake pupus, karena semua telah terbagi dengan rata.

Ternyata khairina [8] 

Hari, minggu dan bulan terus berlalu, sampai degan suatu hari sang kake

meninggal dunia, semua keluarga tampak sedih, isak tangis mewarnai kepulangan sang

kake tercinta, bacaan surah Yasin dan do’a dipanjatkan oleh keluarga untuk mengiringi

kepulangan sang kake. Zainal waktu itu masih teralu kecil untuk bisa memahami,

namun dia sempat mencium jasad kakenya itu sebelum dimakamkan dan menyadarai

bahwa itu adalah pertemuan dan ciuman terakhirnya.

Waktu terus berlalu, sampai dengan suatu kejadian dan ini adalah suatu

pembelajaran untuk Zainal, bahwa iri dengki dan serakah adalah perbuatan yang tercela

dan pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal dari Tuhan.

Kejadian itu adalah dimana keluarga Bahran mulai hancur berantakan. Diawali

dengan dikit demi sedikit sawah warisan terjual, sampai dengan rumahpun ikut terjual.

Bukan hanya itu anak-anak Bahran juga dengan tega memeras sang bapak untuk

meminta bagian harta warisan, tak ubahnya perang sedarah, antara bapak dan anak.

Karena tekanan itu lah akhirnya Bahran jatuh sakit, dan terserang struk.

Kini Bahran harus menumpang di rumah orang yang dulu selalu dimusuhinya,

yaitu rumah pakde kandung Zainal. Sedangkan sang istri yaitu Syamsiah ikut anak

kandungnya, anak hasil pernikahannya dengan suami pertamanya. Terkadang terbesit

kemarahan dari keluarga saat mengingat perlakuan Bahran dimasa lalu, namun melihat

kondisi Bahran saat ini semua keluarga merasa kasihan, kenapa tidak, jangankan untuk

bekerja, berjalanpun kini Bahran harus tertatih-tatih karena penyakit setruk yang

dideritanya.

Dengan kondisi seperti itu Bahran masih saja disiksa oleh kelakuan anak

kandungnya hasil pernikahannya degan istri pertama. Sang anak sama sekali tak

perdulikan keadaan ayahnya itu, jangankan mengajaknya tinggal satu rumah,

menjenguknyapun sang anak tak sudi, yang dia pikirkan hanyalah menagih bagian harta

warisan kepada sang bapak yang tak lagi berdaya itu.

Waktu itu Bahran masih mempunyai satu petak tanah, dan hanya itu lah harta

satu-satunya yang tersisaa. Maksud dari keluarga yang lain adalah sisa tahah itu dijual

untuk biaya berobat Bahran, namun lagi-lagi seperti karma yang datang, sebelumnya

sang anak kandung yang meminta bagian harta warisan, kini giliran istri Bahran yaitu

Syamsiah juga tak mau ketinggalan untuk meminta bagian harta yang masih tersisa itu.

Ternyata khairina [9] 

Benar-benar perang keluarga, sampai dengan suatu hari sang anaklah yang

memenangkan pertarungan sengit itu, sang anak berhasil menggondol sertifikat tanah

dan menjualnya serta menghabiskan uangnya sendiri tanpa memperdulikan keadaan

penyakit sang bapak.

Melihat keadaan itu Bahran hanya bisa mneangis tanpa bisa mengeluarkan air

mata, tak hanya menangisi kelakuan sang anak, Bahran juga harus menerima kenyataan

bahwa sang istri yaitu Syamsiah telah pergi jauh bersama anak hasil pernikannya

dengan suami pertamanya karena telah gagal memperebutkan harta yang tersisa

tersebut. Kini bahran benar-benar sendiri dalam keterpurukan.

Sebenarnya Bahran masih mempunyai keluarga di tanah Jawa, yaitu kaka

perempuanya. Karena pertimbangan keluarga, Bahran diserahkan dan dibawa ke tanah

Jawa oleh kaka perempuanya itu, walau sebenarnya kaka perempuanya itu juga punya

dendam dengan Bahran, dendam dimasa dulu karena juga tersangkut dengan masalah

harta warisan dengan orang tua kandung mereka. Namun sang kaka tak bisa berbuat

apa-apa lagi karena memang hanya dialah saudara Bahran satu-satunya yang tersisa.

Dibawalah Bahran ke tanah Jawa dengan kondisi penyakitnya yang semakin

parah. Sampai dengan terdengar kabar berita bahwa Bahran telah meninggal dunia di

tanah kelahiranya, tanah Jawa.

Pada saat itu Zainal telah cukup mengerti dan memahami apa yang telah terjadi

pada keluarga Bahran pakde tirinya itu. semua itu dijadikan pelajaran baginya bahwa

hidup itu penuh dengan cobaan dan yang terpenting adalah jauhkan sifat iri dengki,

serakah dan permusuhan. Dari situ Zainal mulai belajar dan menanamkan kasih sayang

pada dirinya agar kejadian keluarga Bahran tak terulang. Baginya itu semua adalah

pelajaran yang sangat berharga sebagai pagar hidup agar tidak terjerumus pada

perbuatan seperti yang dilakukan pakde tirinya itu.

Itu lah sekilas tentang riwayat perjalanan hidup keluarga Zainal, pejalanan hidup

seorang pakde tiri yang serakah dan telah menerima balasan dari Tuhan, yang semua itu

dijadikan pelajaran bagi Zainal dan kita semua untuk menjalani hidup ini lebih baik,

dan jadikan diri kita sebagai manusia yang berakhlak mulia dan jalin rasa persatuan dan

kasih sayang antar sesama.

Ternyata khairina [10] 

Penulis akan kembali melanjutkan cerita perjalanan hidup Zainal.

Pemberontakan yang Zainal lakukan saat itu sudah melampaui batas, ternyata ia

lupa akan pelajaran penting yang telah ia saksikan oleh mata dan hatinya. Sebuah

pelajaran atas hancurnya sebuah kasih sayang keluarga Bahran ternyata telah ia

lupakan, sampai dengan Zainal harus berada dalam keterpurukan dan kesakitan batin.

Akal sehat dan perasaannya telah ia kubur bersama ujian dan cobaan yang datang

padanya.

***ooo***

Ternyata khairina [11] 

pada

dalam

bahw

mem

pend

atau

untuk

anak

Men

tekun

perin

lega

sulit,

tuany

Zainal te

a tahun 1984

Walau d

m menangk

wa Zainal s

mperhatikan

Dengan

didikan dasa

tiga, namu

k bersaing d

Orang tu

knya, setela

engah Perta

Seperti b

n dalam se

ngkat satu,

ditengah ta

, bahkan sa

ya, Zainal d

elah tumbuh

4, orang tua

diaakui oleh

kap pelajara

sangat rajin

setiap pelaj

kerajinan

arnya tepat

un dikatakan

dengan anak

ua Zainal ad

ah lulus dar

ama (SMP),

biasa dimat

etiap proses

dua, ataupu

anggung jaw

angat berat

dengan sena

Tern

MAS

h menjadi a

anya memas

h orang tuan

an, namun d

n dan bers

jaran yang d

dan ketek

enam tahu

n bahwa Za

k-anak pinta

dalah orang

ri Sekolah

, tepatnya d

a guru-guru

s belajar w

un tiga. Ya

wab biaya p

adalah Za

ang hati men

nyata khairina

TIGA

SUK SEKOOLAH

anak yang m

sukannya ke

mulai belaja

e Sekolah D

ar mengenal

Dasar Negeri

l kehidupan

i Melati 1.

n, dan

nya bahwa Z

diakui pula

semangat u

diberikan ol

Zainal adala

oleh orang

untuk belaja

leh para gur

ah anak yan

tua dan pa

ar, serta d

ru.

ng sedikit la

ara guru-gur

engan teku

ambat

runya

unnya

kunanya it

un, walau ti

ainal adalah

ar lainya da

tulah Zaina

idak menda

h anak yang

alam 10 besa

al mampu

apatkan per

g cukup pin

ar.

menyelesa

ingkat satu

ntar dan ma

aikan

u, dua

ampu

tua yang sa

Dasar, Zai

i SLTP N 1

angat memp

inal kemud

Jorong.

perhatikan p

dian dilanju

pendidikan a

utka ke Sek

anak-

kolah

u, dikatakan

walau meme

ang membu

pendidikann

ainal tidak

nempuh per

n bahwa ia

emang dia

uat orang tu

nya yang ba

menuntut b

rjalanan me

adalah anak

tidak perna

uanya bisa

agi keluarga

banyak fasi

enuju sekola

k yang rajin

ah mendapa

sedikit bern

a tersebut c

ilitas dari o

ah sejauh 5

n dan

atkan

napas

cukup

orang

5 KM

a [12] 

hanya dengan menggunakan sepeda ontel yang dibelikan oleh orang tuanya saat dia

masih duduk di bangku Sekolah Dasar, dan tidak jarang juga dia harus berjalan kaki

menelusuri jalan bebatuan dan terkadang sangat becek dimusim penghujan untuk

berangkat dan pulang sekolah apabila ada kerusakan pada sepeda satu-satunya itu.

Namun semua itu tidak menjadi suatu penghalang bagi dia untuk menuntut ilmu.

Mungkin karena itulah orang tuanya sangat membanggakan Zainal terlebih dia adalah

anak laki-laki dan juga anak pertama yang kelak sebagai harapan orang tua untuk

membimbing adik-adiknya.

Waktu begitu cepat berlalu, tidak terasa tiga tahun sudah Zainal menjalani masa-

masa sekolah menengah pertama dan secara tidak langsung ia mulai mengenal dan

mengerti tentang kehidupan, ya Zainal lulus SMP tepat waktu tiga tahun, dan kini ia

memiliki adik lagi, jadi sekarang Zainal memiliki tiga orang adik, yang pertama adalah

adik peremuanya yang telah tumbuh besar dan telah ulus SD dan masuk SMP yang

sama dengan SMP tempatnya sekolah dan yang kedua adalah adik perempuan juga

yang baru duduk di kelas 2 SD, serta yang terakhir atau yang tiga adalah adik laki-laki

yang masih balita.

Genaplah pasangan suami-istri pak Suhendro dengan ibu Aisah dikaruniai

empat orang anak yang tubuh tampak sehat. Keluarga yang penuh dengan kebahagian

walau ditengah perekonomian yang sulit.

***ooo***

Ternyata khairina [13] 

Zain

keku

Zain

Seko

itu,

terna

terny

dan m

berka

Otmo

akhir

yang

yang

mene

pilih

Zainal m

al menyada

urangan. Ka

al mulai bi

olah Menen

dan kemud

ama dan dik

Namun T

yata ia tidak

mendaftarla

Setelah m

ata lain, ia

otif, tapi ia

rnya ia men

g ahli mesin

g di jalani te

erima dan

an yang dib

mulai meng

ari bahwa

arena itulah

isa menentu

ngah Kejuru

dian ia me

kenal terjam

Tuhan berk

k lulus, Zain

ah ia di STM

menjalani b

kembali tid

malah mas

ngambil jur

n, hari-hari

erebut, yang

menyakini

berikan oleh

Tern

genal dan m

ia dilahirk

h ia bisa m

ukan arah h

uan, ia ingin

endaftar di

min mutu ser

kehendak la

nal tidak pu

M tak jauh d

berbagai tes

dak lulus p

suk di jurus

rusan itu d

ia jalani de

g sebenarny

bahwa itu

h Tuhan unt

nyata khairina

EMPAT

SLTA

memahami

kan dalam

menerima k

hidupnya, i

n masuk ke

SMKN 5

rta kualitasn

arti sebena

keluarga y

keadaan itu

ia ingin me

e STM juru

Banjarmas

nya.

arnya dalam

yang sederh

dengan pe

elanjutkan p

usan mesin

sin yang m

m kehidupan

hana dan p

enuh kesab

pendidikany

Otomotif w

merupakan

nnya,

penuh

baran.

ya di

waktu

STM

ain, setelah

utus asa, ia

dari kampun

melakukan

kembali m

ngnya.

n berbagai r

endaftar di

rangkain sel

STM yang

leksi,

g lain,

st akademik

pada jurusan

san Teknik

dan membua

engan sabar

ya tidak ia i

lah suatu

uk ia jalani

k dan kejur

n yang ia in

Listrik. Set

ang jauh-ja

r dan berusa

nginkan.nam

pilihan yan

dengan ikla

ruan, ternya

ngikan yaitu

telah barbag

auh harapan

aha untuk m

mun Zainal

ng harus ia

as.

ata Tuhan m

u Teknik M

gai petimba

n menjadi o

menjiwai bi

l mencoba u

a jalani. Se

masih

Mesin

angan

orang

idang

untuk

ebuah

a [14] 

Terdaftarlah Zainal sebagai siswa disekolah itu dan lagi-lagi Zainal harus

berangkat dan pulang sekolah dengan hannya bersepeda ontel, namun kali ini sepeda

ontel baru pemberian orang tuanya. Zainal tidak malu walau temannya-temannya sudah

bermotor, yang ada dibenaknya adalah sekolah dan belajar, walau panas kepanasan dan

hujan kehujanan, semua itu tidak menjadi penghalang baginya untuk menuntut ilmu,

toh ia juga sadari bahwa orang tuanya tidak akan mampu untuk membelikannya motor,

jadi dia membuang jauh-jauh pikiran untuk bisa memiliki motor seperti siswa dan siswi

lainya. Semua usaha, semangat dan kerja keras Zainal akhirnya menuai hasil, terbukti

dengan prestasinya yang cukup memuaskan, yaitu peringkat dua dikelasnya, dan pada

teknik kejuruannya ia cukup menguasai dan terampil, bahkan pada suatu hari saat ia

duduk di kelas dua, pihak sekolah mengirimnya untuk mengikuti perlombaan kejuruan

antar STM se Kalimantan Selatan.

Zainalpun dengan hati yang berebar-debar dan perasaan sedikit takut serta

perasaan ragu yang terus mengganggunya akhirnya diputuskan menerima untuk

mengikuti lomba tersebut. Berangkatlah Zainal dengan dua sahabat dekatnya sebut saja

Minto dan Haris.

Sesampainya di Banjarmasin, (tembat perlombaan) tepatnya di STM Negeri 2

Banjarmasin, semua peserta sudah siap dan yang menjadi perhatian utama Zainal waktu

itu adalah seorang siswa yang dengan tegapnya memperkenalkan dirinya dan ternyata

dia pewakilan dari SMKN 5 Banjarmasin, ya, itu adalah sekolah idaman Zainal, ia

mulai sedikit minder dengan mengetahui bahwa lawan-lawanya adalah dari sekolah-

sekolah ternama dan mereka juga sudah duduk di kelas tiga, artinya Zainal menyadari

bahwa pengetahuan dan keterampilan serta ilmu kejuruannya masih sangat sedikit jika

dibandingkan dengan para lawannya yang sudah duduk di kelas 3 sedangkan Zainal

baru dudu di kelas 2, namun lagi-lagi Zainal menunjukkan semangatnya dikatakan

dalam hatinya “ aku tidak akan menyerah, aku pasti bisa”.

Ya soal sudah dibagikan dan semua peserta sudah duduk di depan meja kerja

dan komputernya masing-masing. Soal yang diajukan oleh panitia adalah pembuatan

rangkaian listrik dengan berbagai fungsi dan kerja pada 4 bola lampu, yang semua

kerjanya dikendalikan oleh sistem komputerisasi.

Ternyata khairina [15] 

Suasana sangat hening dan semua peserta dengan cekatannya merangkai setiap

kabel dan peralatan yang ada, begitu juga Zainal tidak mau ketinggalan, dengan

tangannya yang cukup cekatan setiap peralatan di rakitnya dan walau masih tertatih-

tatih dia merancang program pada komputer di meja kerjanya. Memang Zainal sama

selaki belum menguasai komputer, dan mengenal komputer terhitung masih baru, saat

dia belajar PLC, adalah suatu alat pengendali peralatan listrik yang dikendalaikan

dengan sistem komputer.

Dengan konsentrasi penuh Zainal mengerjakan pekerjaannya tahap demi tahap

sesuai dengan prosedur pada soal yang dibagikan oleh panitia, sesekali ia melirik di

meja kerja siswa SMKN 5 Banjarmasin, Zainal menghelakkan nafas dalam ketika

melihat begitu cekatannya siswa itu, namun ia langsung menarik nafas panjang lagi dan

dalam hati kembali berkata “ aku bisa”. Waktu terus berlalu dan panitia memberikan

peringatan bahwa waktu 3 jam yang diberikan sudah hampir habis. Zainal sudah hampir

selesai, begitu juga dengan peserta lainnya.

Teng! Teng! Teng! terdengar suara lonceng tanda waktu telah berakhir, dan

semua peserta beranjak meninggalkan meja kerjanya masing-masing.

Tim penilai datang menghampiri seluruh meja kerja peserta dan dengan telitinya

satu persatu memeriksa hasil rancangan keja dari peserta.

Mulailah saatnya pengujian keja dari masing-masing rancangan, dan rata-rata

80% semua hasil rancangan peserta bisa berjalan sesuai dengan permintaan dari soal

yang diberikan oleh paitia.

Saatnya pengumuman hasil penilaian, dengan hati yang berdebar-debar Zainal

menunggu dan menyimak saat-saat keputusan dari juri. Suasana yang hening itu

seketika berubah ramai dipenuhi hujatan tepuk tangan dari para penonton dan

perwakilan maing-masing sekolah, ya hasil telah dibacakan dan peserta dari SMKN 5

Banjarmasin lah yang menjadi pemenang pertama.

Zainalpun mengucap syukur walau hanya mendapatkan peringkat ke-dua

tingkat profinsi, dan atas keberhasilannya, Zainal mendapatkan uang tunai sebagai

hadiah, dan para guru-guru berbangga kepadanya, walau tidak berhasil menjadi

penenang pertama, namun yang dilihat oleh para guru adalah semangat dan

keberaniannya dalam mewakili sekolah di ajang yang cukup bergengsi tersebut, karena

Ternyata khairina [16] 

ajang tersebut sebagai tolak ukur kualitas suatu sekolah yang ikut ambil bagian dalam

ajang tersebut dan Zainal merasa telah berbuat semampunya untuk sekolah tempatnya

mengenyak pendidikan.

***ooo***

Ternyata khairina [17] 

deng

keind

Setid

gebu

Zain

ya k

meng

dan b

pada

satu

dan r

Zain

kena

salin

terlal

Ya,,,, ki

gan pencaria

dahan dunia

daknya itu a

u dalam pen

Zainalpu

al merasa te

kalau orang

ggebu-gebu

bagaikan ob

a sang gadis

STM, ya w

respon dari

Erna ada

al. Erna m

al pada saat

ng berkenala

Waktu te

lu dini unt

ini Zainal

an jati diri,

a adalah pe

adalah ungk

carian jati d

un telah me

ertarik pada

g bilang itu

u dan bagaik

bak yang m

s pujaannya

walau masih

sang gadis.

alah gadis c

asih sekola

t mereka b

an.

erus berjala

tuk menyeb

Tern

MEN

telah tumb

serta telah

erasaan cint

kapan dari ji

dirinya.

engenal wan

a seorang g

u adalah c

kan bisul ya

menerjang k

itu, perasaa

malu-malu

cantik yang

ah di SLTA

bertemu dis

an, Zainal m

but perasaan

nyata khairina

LIMA

GENAL CINTA

buh menjad

mulai meng

ta dan kasih

iwa seorang

di seorang

genal dan m

h sayang ke

g remaja yan

remaja ya

menyadari b

epada dan d

ng masih sa

ang mulai s

bahwa salah

dari lawan j

angat mengg

sibuk

h satu

jenis.

gebu-

nita dan cin

adis, hem s

cinta mony

ang mau pe

karang panta

an itu mula

ia lakukan

nta, layakn

sebut saja g

yet, tapi ba

ecah, gunun

ai, seperti i

ai datang sej

apa saja un

nya para rem

adis itu den

agi Zainal

ng berapi ya

itu lah yang

jak ia masih

ntuk mendap

maja sebay

ngan nama E

rasa itu sa

ang mau me

g Zainal ras

h duduk di

patkan perh

anya,

Erna,

angat

eletus

sakan

kelas

hatian

tinggal dise

A, namun ta

ebuah pest

ebuah kamp

ak satu sek

a pantai. D

pung tak jau

kolah denga

Disitu merek

uh dari kam

an Zainal. A

ka bertemu

mpung

Awal

u dan

menyadari b

nya itu seb

bahwa dirin

bagai cinta,

nya masih m

, ia hanya

muda dan m

diam dan

masih

terus

a [18] 

mencari celah dan perhatian. Sampai dengan suatu ketika ia merasa sudah yakin bahwa

ia telah jatuh cinta dan telah mengerti benar rasa cinta yang datang padanya itu.

Dengan dasar keyakinannya itulah Zainal memberanikan diri untuk

mengungkapkan semua perasaanya itu pada sang gadis pujaannya itu, dengan segenap

keberanian dan pembentukan mental yang ia dapat dari sinetron-sinetron percintaan, ia

yakin akan mendapatkan sang gadis pujaannya itu. Dikatakanlah apa yang ia rasakan itu

pada sang gadis. Hari itu hari Sabtu, Zainal mengajak Erna untuk jalan di malam

minggu itu. Erna pun menerima ajakan Zainal dan jalanlah mereka malam itu. Sekitar

pikul 20.15 Zainal mengajak Erna ke ebuah taman kota. Zainal telah merencanakan

untuk mengungkapkan semua perasaannya terhadap Erna malam itu, dan disaksika oleh

deretan bunga-bunga taman terucaplah kata cinta dari bibir Zainal.

Sekejap wajah Zainal berubah pucat dan muram, hem ternyata cintanya hanya

bertepuk sebelah tangan, angan-angan untuk bisa mendapatkan seorang kekasih yang

dia cintai kadaslah sudah, dengan mentah-mentah sang gadis pujaannya tegas menolak

cinta Zainal. Malam yang diharapkan akan membahagiakan berubah menjadi malam

kelap dan gelap. Zainal hanya bisa diam menerima kenyataan itu.

Sejak itulah Zainal tau betapa sakitnya ditolak cinta, namun ia menyadari dan

mempunyai pemikiran positif “ mungkin semua itu karena ketidak cocokannya padaku,

toh aku masih muda banget dan masih punya kesempatan yang panjang untuk itu” dan

karena Zainal disibukkan oleh banyak hal terkait dengan sekolahnya, rasa sakit dan

kecewa yang ia rasakan itu dengan mudah dan dalam waktu singkat telah lenyap dari

hati dan batinnya. Dan sejak malam itu pula Zainal dan Erna jarang sekali bertemu

bahkan diantara mereka seperti orang asing dan seperti tak saling mengenal.

Waktupun terus berlalu dan tidak terasa Zainal telah menyelesaikan pendidikan

SLTA nya, ya Zinal lulus dengan nilai yang memuaskan, nilai dengan predikat B.

semua berbangga padanya terutama orang tua dan sanak saudara.

***ooo***

Ternyata khairina [19] 

ditin

keny

kelua

yang

meng

sedik

pene

kulia

itu, y

untuk

diper

bulan

berm

untuk

lulus

Setelah

gkat yang

yataan bahw

arga Karen

g harus dipe

ginjak tingk

kit.

Zainal m

rimaan perk

ah di Bandu

Zainal d

ya dari pem

k dikuliahka

Zainal d

rlukan. Sete

n, tibalah

murung deng

k menyeny

s dan menda

lulus dari

lebih ting

wa niat Zain

a memang

erhatikan ju

kat sekolah

menyadari k

kuliahan ya

ung.

dan beberap

merintah m

an di Bandu

dan beberp

elah menye

saatnya pe

gan menda

yam pendid

apatkan kes

Tern

STM, Za

ggi yaitu

nal dan oran

bukan han

uga oleh ke

yang lebih

keadaan itu

ang berbeas

pa temanyap

engadakan

ung.

pa temanny

elesaikan se

engumuman

apati kabar

ikan tinggi

empatan ku

nyata khairina

ENAM

BEKERJAA

ainal bernia

Universitas

ng tuanya ti

nya biaya p

dua orang t

tinggi dan t

at untuk m

s, namun

idak diserta

endidikan Z

tuanya, yan

tentunya me

melanjutkan

pilu mema

ai dengan k

Zainal, tapi

ng mana ad

emerlukan b

n pendidika

ang mende

eadaan eko

i ketiga adi

dik-adiknya

biaya yang

annya

engar

onomi

iknya

telah

tidak

dan ia beru

siswa, dan s

usaha untuk

saat itu ada

k mencari i

informasi t

informasi si

tentang bias

istem

siswa

pun segera

program b

menghampi

biasiswa unt

iri dan mer

tuk siswa y

respon infor

yang berpre

rmasi

estasi

yapun telah

emua atmin

n hasil sele

bahwa ia

i telah kand

uliah dengan

mempersi

istrasi dan

eksi, yah,,,

tidak lulus

das. Teman

n biaya pem

iapkan berk

menunggu

,,,,, lagi-lag

dan artiny

nnyalah yan

merintah ke B

kas-berkas

selama beb

gi Zainal h

ya keingina

ng ternyata

Bandung itu

yang

berpa

harus

annya

a bisa

u.

a [20] 

Dengan rasa iklas Zainalpun menerima kenyataan itu, dengan berat hati ia juga

harus berpisah dengan sahabatnya itu untuk waktu yang cukup lama, dan tibalah hari

dimana salam perpisahan dan isak tangis mewarnai hari itu. Zainal melepas kepergian

sahabat dekatnya itu untuk waktu yang lama. Do’a dan harapan segera bertemu adalah

kata-kata yang terlontar dari mereka berdua.

Zainal harus kembali untuk memikirkan langkah apa yang akan di ambil

selanjutnya karena untuk berkuliah dengan biaya orang tua sudah tidak mungkin.

Hari terus berlalu, Zainal masih belum tau harus berbuat apa setelah lulus

sekolah. Sampai dengan suatu ketika dan hari itu adalah hari Selasa, Zainal merasa

rindu dengan sekolahnya setelah beberapa minggu tak lagi ia merasakan suasana

sekolah seperti biasanya. Pergilah Zainal ke sekolahnya dengn sepeda ontelnya.

Kantinsekolah adalah tujuan pertamanya.

“ eh Zainal, daftar kuliah dimana ? Sapa seorang guru bahasa inggris

“ Ibu, belum, saya tidak kuliah,”

“ terus,, kerja?

“ belum juga ibu, maunya sih kerja aja tapi belum tau dan belum ada dengar lowongan

pekerjaan”

“ oya mau gak kerja di sekolah ini ?”

“ kerja di sekolah ini, bagian apa ibu ?”

“ begini, kami perlu asisten untuk guru praktek dan juga guru teknik gambar

disekolahan ini, dan ibu rasa kamu cocok dan punya kemampuan untuk memegang

mata pelajaran itu, untuk jelasnya besok temui bapak kepala sekolah. Bagaimana?”

“ terimaksih ibu atas informasinya, akan saya pertimbangkan dan insyaAllah besok saya

ke kantor”

“ oke deh kami tunggu besokya, dan ibu duluan ya, masih ada pekerjaan yang mau ibu

kerjakan”

“ oh iya ibu, silahkan dan sekali lagi terimakasih atas informasi dan tawarannya”

“ iya sama-sama”

Ibu itu kemudian beranjak dari duduknya dan pergi setelah membayar

makannya. Hari itu Zainal sedikit lega, setidaknya ada tawaran pekerjaan yang datang

padanya, walau dia belum begitu yakin untuk bisa menerima tawaran pekerjaan itu

Ternyata khairina [21] 

dikarenakan ia belum yakin apa dirinya bisa dan mampu untuk menjalankan pekerjaan

sebagai asisten bahkan dikatakannya oleh ibu tadi bahwa ia akan mendapat satu mata

pelajaran yang harus ia pegang penuh.

Segelas es jeruk yang dipesannya mampu menyejukkan perasaannya dihari yang

panas dan beban pertimbangan tawaran yang baru saja datang padanya.

Keesokan harinya berangkatlah Zainal kesekolah dengan membawa keputusan

bahwa Zainal menerima tawaran pekerjaan itu. Sesampainya di ruang guru semua

dibicarakan, dan akhirnya sejak hari itu Zainal resmi menjadi tenaga pengajar kontrak

disekolah itu, sekolah yang baru saja meluluskannya beberpa bulan yang lalu.

Zainal dipercaya untuk memegang satu mata pelajaran yaitu Menggambar

Teknik Elektro.

Dengan yakin dan walau pada awal-awalnya ia merasa canggung namun seiring

berjalannya waktu ia mulai dapat mebiasakan diri dengan pekerjaanya itu. Diakui walau

honornya tidak banyak, namun ia senang menjalani pekerjaannya itu dan baginya

pengalamanlah yang mahal harganya.

Dengan ia mendapatkan pekerjaannya itu, Zainal mulai merencanakan untuk

memiliki kendaraan agar dapat menunjang profesionalisme dalam bekerja. Walau

diakui itu berlebihan, namun ia mempunyai pemikiran dan bisa dikatakan semacam

teori bahwa penampilan sangat berpengaruh besar terhadap profesionalisme seseorang

dalam memikul keperayaan dan tanggung jawab. Ya memang itu adalah teori dia

sendiri, dan menurut dia begitulah adanya kehidupan ini.

Akhirnya ia putuskan untuk mengambil satu unit kendaraan dengan sistem

pembayaran angsuran perbulan selama tiga tahun. Keputusan itu diambil tentunya

setelah ia rundingkan dengan orang tuanya.

Waktu terus berlalu, banyak pengalaman yang telah Zainal alami selama

mengajar, dan yang menjadi pengalaman yang paling mengesankan adalah ia ditunjuk

sebagai salah satu pengawas UAN di SMK lain, ia berkata,

“ Suatu hari yang paling membuat aku tersenyum dalam hati seraya rasa bangga yang

tak terkira adalah dimana aku mengingat bahwa setahun yang lalu aku duduk di kursi

ketegangan karena harus menjawab soal-soal penentu keberhasilan belajar selama tiga

Ternyata khairina [22] 

tahun, dan sekarang keadaannya berbalik dimana aku duduk dikursi pengawas untuk

mengawasi proses penentu keberhasilan siswa dan siswi SLTA”.

Itulah momen yang sangat ia banggakan dalam hidupnya waktu itu.

***ooo***

Satu tahun telah berlalu, dan anak murid Zainalpun telah meninggalkan ruang

kelas satu untuk beralih pada ruang kelas dua, dan pada saat itulah ternyata Zainal juga

harus beralih pekerjaan.

Zainal kembali mendapat tawaran bekerja di sebuah perusahaan baru yang

konon digembor-gemborkan sebagai perusahaan yang besar dan bonavit. Zainalpun

mengajukan surat lamarannya. Setelah menjalani serangkian tes, akhirnya ia lulus dan

mendapatkan posisi sebagai teknisi listrik diperusahaan tersebut, dan pada saat itulah

akhirnya ia memutuskan untuk mngundurkan diri sebagai tenaga pengajar dan beralih

pada dunia yang lebih keras yaitu di perusahaan. Setidaknya itulah sebutan yang

diberikan Zainal, dunia keras sebagai suatu perusahaan.

Zainal harus kembali menyesuaikan diri pada pekerjaannya yang baru itu dan

memang tidak membutuhkan waktu terlalu lama untuk seorang Zainal dalam

penyesuaian diri. Dalam waktu satu bulan ia sudah dapat bekerja secara optimal.

Sambil tersenyum Zainal berkata “ yah,,,, walau sistem agak keras, toh yang

penting sesuai dengan gajih”, dan diakui bahwa gajih yang didapat memang lebih besar

dibanding honor seorang pengajar bantu waktu ia bekerja di SMK. Dengan begitu

Zainal lebih mudah dalam mengatur kebutuhan hidupnya dan tanggungannya.

Tanggungan akan iuran bulanan kendaraannya. Diakuinya bahwa semakin besar

pendapatan yang ada ternyata semakin besar pula kebutuhan dan pengeluarannya

sehari-hari. Zainal bukan orang yang pandai mengatur keuangan dengan baik, dia juga

bukan dari orang manajemen keuangan. Zainal hanya pemuda biasa sama dengan yang

lain yang suka dengan keramaian.

Bertampahnya penghasilan yang didapat ternayata juga diiringi dengan

bertambahnya pengeluaran. Zainal lebih sering jalan dan membeli barang-barang yang

bersifat hiburan.

Ternyata khairina [23] 

Rokok adalah salah pengeluaran baru dan wajib baginya. sejak itu Zainal

menjadi seorang perokok. Pergaulanlah yang berperan besar dalam perubahan itu.

Zainal harus bergaul dengan teman-teman kerjanya yang sebagian besar seorang

perokok. Dirasakannya dirinya seperti terlihat berbeda dengan yang lain saat

beristirahat. Kepulan asap rokok selalu dihirupnya, sampai dengan ia harus mengambil

keputusan yang sebagian besar orang punya pendapat adalah prilaku yang salah dan

tidak baik, tapi itu lah yang terjadi pada Zainal, terpengaruh pergaulan sampai menjadi

seorang perokok pula.

Sebenarnya orang tuanya melarang keras Zainal merokok, namun apa lah yang

harus di kekang, toh Zainal sudah dewasa dan memiliki penghasilan sendiri. Karena itu

lah orang tuanya membiarkan saja Zainal merokok dengan konsekuensi harus bisa

memenuhi pengeluarannya sendiri dan bertanggung jawab atas keputusan dalam

hidupnya.

***ooo***

Ternyata khairina [24] 

adala

keras

perju

harus

seora

lama

Awa

Zain

temp

detik

“ hal

sesaa

mend

“ hal

Semenja

ah pergaula

s. Zainal m

uangan dan

s kerja siang

Disinilah

ang wanita y

Awal p

anya yang

alnya Zaina

al ada perl

po hari men

k terdengarl

llo”,

at Zainal ter

dengar suar

llo “

ak Zainal b

an yang sem

mulai meng

pengorbana

g dan malam

h Zainal kem

yang mamp

perkenalan

menelfon

al mengira

u dengan A

nghubunginy

ah sambuta

rdiam, hatin

ra yang begi

Tern

KEMBA

ekerja di p

makin luas, i

gerti bahw

an. Hanya u

m.

mbali harus

pu membuat

mereka cu

Zainal den

itu adalah

Agus, tak b

ya. Suara d

an,

nya rasa kac

itu merdu, Z

nyata khairina

TUJUH

ALI JATUHH CINTA

perusahaan,

ia mulai ma

wa hidup ti

untuk menda

semua tera

asuk kedala

idak gampa

apatkan ses

asa berubah

am dunia lua

ang, hidup

suap nasi tid

h, dalam ha

ar yang sem

penuh de

daklah muda

al ini

makin

engan

ah, ia

s berurusan

tnya tertarik

dengan cin

k dan jatuh c

nta, ya ia ke

cinta.

embali menggenal

ukup mengg

ngan mengg

nomor kaw

buang wakt

dering nada

gelikan, be

gunakan ha

wannya, seb

tu lama ia p

sambungpu

erawal dari

andphone t

but saja Ag

pun menelf

un terdenga

seorang te

teman kerja

gus. Dihari

fon nomor

ar, setelah se

eman

anya.

i lain

yang

ekian

cau dan sea

Zainal mula

akan melaya

ai sadar tatk

ang, ia terke

ala suara

ejut baru kaali ini

a [25] 

ke dua kembali terdengar di telinga kanannya itu. Saat itulah Zainal benar-benar

sadarbahwa ternyata suara itu bukanlah suara Agus. Zainal sama sekali tak mengenal

suara itu. Dengan cepat Zainal bertanya,

“ maaf ini dengan siapa ya, Agusnya ada?”

suara merdu itu pun menjawab

“ ini Noor, Agusnya gak ada, maaf ini bukan nomor Agus tapi temannya, kamu

temannya Agus kah?”

langsung Zainal menjawab

“ iya, aku temannya Agus, ya udah tolong nanti sampaikan sama dia kalau Zainal

menelfon gitu ya”

Zainalpun menutup telfon itu. Sesaat ia kebali termenung, suara itu terasa bernyanyi di

telinganya, ingatannya seperi terhipnotis, “apa, suara apa”, suara siapa yang baru saja

aku dengar tadi, terasa bulu dan urat nadiku bergetar saat mendengar suara itu. Setelah

beberapa saat dan semakin memuncaknya rasa penaaran, Zainalpun kembali menelfon

nomor itu, akhirnya mereka saling berkenalan. Ternyata tidak membutuhkan waktu

terlalu lama untuk mereka menjadi akrab. Noor adalah salah satu karyawati sebuah toko

bangunan dimana juga Agus bekerja di toko itu.

Setelah lama bekomunikasi via telfon, Zainalpun mulai memberanikan diri

untuk ngajak ketemuan, ternyata Noor menyambut ajakan itu dengan baik, akhirnya

mereka merencanakan untuk bertemu.

Dipilihlah suatu hari untuk mereka bertemu dan saling mengobati rasa

penasaran, terutama Zainal yang begitu besar rasa penasarannya terhadap wanita yang

memiliki suara merdu dan lembut itu, suara yang mampu membuat Zainal susah tidur

saat ngiangan suara itu melintas ditelinga dan pikirannya.

Tibalah hari yang ditunggu-tunggu itu, semua berjalan dengan baik sesuai

dengan rencana. Betapa terkejutnya Zainal saat bertemu dengan Noor, dia kembali

terdiam terpaku setelah seorang wanita berdiri dihadapannya dengan mengulurkan

tangannya seraya berkata

“ aku Noor”,

Zainal segera menyambut tangan yang datang padanya itu, dalam hatinya berkata “tak

hanya suara yang lembut, orangnya lebih lembut”, ya Noor adalah wanita yang cantik,

Ternyata khairina [26] 

bisa di jelaskan dia memiliki wajah yang imut, putih, manis, dan lagi body tubuhnya

seperti gitar sepanyol, amboi seksi dan bahenol seorang gadis dengan tinggi badan

sekitar 162 cm dan ramput panjang lurus terurai hampir sepinggul.

Tak dapat dipungkiri dan semua pasti bisa menebak bagaimana perasaan Zainal,

ya sejak dari itu lah Zatuh jatuh cinta pada Noor.

Mereka ngobrol panjang lebar, dan setelah beberapa kali bertemu dan Zainal

sudah merasa yakin akan perasaannya, dia pun dengan segenap keyakinan untuk

mengutarakan perasaannya pada si Noor wanita pujaannya itu, dan alangkah

terkejutnya Zainal saat mendengar jawaban yang diberikan oleh si gadis pujaannya itu,

“ mas aku juga suka sama kamu, aku mau jadi pacar mas dan aku pengen gak sekedar

pacar, aku pengen hidup dengan mas”,

amboi,,,,,,,,, Zainal seperti keruntuhan durian. Bibirnya tak mampu lagi untuk berkata-

kata, bidadari itu menerima cintanya. Akhirnya resmilah mereka menjadi sepasang

kekasih setelah tiga bulan saling kenal.

Setiap hari minggu Zainal ke Martapura untuk menemui kekasihnya itu, namun

ditengah-tengah kebahagiaannya itu, musibah datang, Zainal harus berhenti kerja, itu

disebabkan kondisi perusaan mulai tidak stabil. Ternyata perusahaan tempatnya bekerja

itu mulai terlihat akan merugi.

Zainal kembali mencari pekerjaan lain, dan memang tidak berapa lama ia

mendapat pekerjaan sebagai tenaga kontrak untuk proyek over haould di PLTU,

“lumayan untuk menyambung hidup selagi mencari pekerjaan lain” itu lah yang ada

dibenaknya saat itu, setelah proyek selesai dan Alhamdulillah Zainal diterima bekerja di

Stock File, perusahaan asing yang bergerak dipertambangan bijih besi. Disitulah Zainal

kembali merasakan hidupnya bangkit, dan percintaan mereka juga semakin mesra.

Setelah hampir satu tahun mereka berpacaran, rencana untuk bertunanganpun

tersirat. Noor menerima rencana itu, dan akhirnya mereka menentukan hari untuk sama-

sama menemui orang tua Noor untuk membicarakan hubungan dan rencana tunangan

mereka dan telah disepakati suatu hari, hari itu adalah hari ke-36 kedepan sejak

diputuskannya pada hari itu. Dengan sabar mereka lalui hari seraya menunggu hari

yang akan sangat bersejarah bagi mereka berdua.

Ternyata khairina [27] 

Hari terus berlalu dan tujuh hari sebelum hari itu tiba Noor meminta Zainal

untuk datang ke Martapura. Dengan penuh semangat Zainal segera mengabulkan

permintaan kekasihnya itu.

Setibanya Zainal, seperti biasa mereka saling berbagi kasih, mereka begitu

bahagia untuk sepasang kekasih muda yang mulai berani untuk beranjak kehubungan

yang serius.

Hari itu tenyata toko sedang libur, Zainal dan Noor lebih leluasa untuk berduaan

dan disela-sela perbincangan mereka, ternyata ada sesuatu yang di lihat Zainal pada

kekasihnya itu. Seperti ada sesuatu yang disembunyikan dari wajah manis kekasihnya

itu dan tiba-tiba wajah kekasihnya itu terlihat muram. Zainal segera ambil sikap,

ditanyakanlah hal tersebut. dengan penuh keraguan kekasihnyapun menjawab.

Terhentak Zainal setelah mendengar jawaban dari kekasihnya itu. Wajahnya pucat,

memerah, rasa tidak percaya apa yang baru saja ia dengar dari bibir kekasihnya itu.

Bagaikan petir menyambar disiang bolong, hati Zainal hanjur setelah mendengar semua

yang dikatakan Noor, ya Noor berkata,

“ sepertinya hubungan kita sampai disini saja”

mendengar itu beribu pertanyaan terlintas dan menggumpal dibenak Zainal, apa,

kenapa, ada apa? Tak henti-hentinya pertannyaan itu terlontar, kekasihnya hanya diam

dan menangis mendengar dan menyaksikan reaksi Zainal yang sedikit kasar.

Sambil menangis Noor menjelaskan semua yang terjadi, dikatakan bahwa dia

tidak bisa melanjutkan hubungan percintaan dengan Zainal dikarenakan orang tua Noor

tidak menyetujui dia menjalin hubungan dengan pria lain selain pria pilihan orang

tuanya. Ya ternyata orang tua Noor telah menjodohkannya dengan pria pilihan orang

tuanya.

Mendengar itu Zainal merasa kecewa dan masih belum percaya akan semua

yang di ucapkan kekasihnya itu. Noor semakin histeris dan menangis, tak lama karena

merasa terpojokkan oleh pertanyaan-pertanyaan dan sikap Zainal, Noor beranjak dari

tempatnya dan masuk ke toko sambil mengatakan bahwa itulah yang terbaik buat

mereka dan seraya menjauh dari pandangan Zainal, dia mengatakan

“cintaku hannya untuk kamu, dan walau pun kita tak bisa menikah, percayalah cintaku

tetap untuk mu sayang ini adalah yang terbaik untuk kita”

Ternyata khairina [28] 

Itulah kata-kata yang terucap dari bibir Noor seraya menjauh , Zainal hannya

bisa terdiam, bahkan ia tak kuasa untuk mencegah kekasihnya itu menjauh dari

pandangannya. Sekejap kekasihnya telah hilang dari pandangan dan pintu toko pun

tertutup dengan rapatnya.

Zainal hanya bisa menangis dan pikirannya bingung tidak karuan, rasa kecewa,

tidak percaya dan kesal bercampur aduk pada saat itu. Sepertinya langit mengerti banar

bagaimana perasaan Zainal hari itu. Seakan alam juga ikut bersedih melihat akhir kisah

cinta dua insan yang dilanda masalah, hari mulai gelap dengan mendung yang hitam

pekat, petir mulai menggelegar, dan tetes-demi tetes hujan mulai turun membasahi

tubuh Zainal.

Semakin lama, hujan semakin lebat, dan Zainal masih belum beranjak dari

tempatnya, ia membiarkan dirinya diterpa hujan yang sangat lebat itu, diapun tak

memperdulikan apapun yang terjadi padanya saat itu, yang ada di benaknya hanyalah

rasa sakit dan kekecewaan yang begitu menyiksanya. Dinginnya air hujan yang

membasahi seluruh tubuhnya tak mampu meredam panasnya hati Zainal.

Hujan sepertinya juga tak mau kalah dengan kemarahan Zainal, semakin lama

semakin lebat seakan bersaing kemarahan dengan Zainal. Hal itu berlangsung sampai

dengan sore hari, sekitar pukul 5 sore ternyata hujan mulai menyerah, tidak dengan

Zainal, ia sama sekali belum beranjak dari tempatnya sejak 3 jam yang lalu.

Tepat pukul 05.30, pandangan Zainal terfokus pada jendela lantai dua ruko

tempat kekasihnya itu bekerja, dan tidak berapa lama jendela itu terbuka dan keluarlah

sosok wanita, dan ternyata sosok wanita itu adalah kekasihnya.

Zainal hanya bisa memandanginya dengan penuh rasa sakit dan kecewa. Lain

halnya dengan Noor, ternyata dia sangat terkejut setelah mendapati bahwa Zainal belum

beranjak dari tempatnya siang tadi ditambah dengan keadaannya yang basah kuyup dan

dilihatnya tubuh Zainal mengigil kedinginan. Langsung Noor berkata

” kenapa masih disitu?,, pulang lah sayang, percaya sama aku, dirimu akan selamanya

dihatiku”,

Zainal dengan bibir bergetar menjawab

“ aku sayang sama kamu, aku tak bisa pisah dengan mu, turunlah dan kita bicarakn

lagi,“

Ternyata khairina [29] 

“ tak ada yang harus bicarakan lagi, aku gak bisa menolak keingina orang tuaku, kalau

kamu gak pulang aku akan kena masalah dengan bos ku,, tolong sayang ngertiin aku, “

Begitulah yang terucap dari bibir Noor, serasa menghilag dari jendela,

Zainalpun kembali terdiam dan tidak berapa lama pintu toko terbuka dan terlihat sosok

laki-laki datang menghampiri Zainal, dan ternyata yang datang adalah pemilik toko itu,

artinya adalah bosnya Noor.

Zainal mengira itu akan jadi masalah, tapi ternyata salah, pemilik toko itu

menenangkan Zainal, dikatakan bahwa dia akan membantu Zainal dengan akan

berbicara dengan Noor, dan dia meminta Zainal untuk pulang. “ Noor di dalam

menangis melihat keadaanmu seperti ini “ kata lelaki itu.

Zainalpun akhirnya mau pulang, dengan penuh rasa kecewa dan beribu

pertanyaan, dia mulai tertatih-tatih meninggalkan tempatnya dan mulai menghampiri

motornya dan dengan emosi yang tinggi ia pulang dengan kecepatan tinggi pula di

jalanan yang basah dan licin itu. Emosionalnya seperti tak kalah dengan keahlian

seorang Rossi yang menaklukkan sirkuit.

Zainal tidak peduli mempertaruhkan nyawanya untuk menaklukan jalan raya

yang pada malam itu sangat padat dan licin. Sungguh memang Zainal begitu mahir

melaju dengan kecepatan tinggi, dan memang itu juga adalah hobinya.

Sesampainya di rumah ia langsung masuk kamar dan menangis sendiri, tak ada

orang yang peduli akan apa yang telah terjadi pada Zainal dan bahkan orang tunya

setelah tau apa yang terjadi hannya bisa berkata,

“ sabar, itu berarti dia bukan jodohmu”.

Bukannya lega, malahan Zainal semakin tak mau ngerti bahwa itulah yang

terjadi, ia bertekat akan mendapatkan pujaannya itu walau dengan rintangan yang akan

membunuhnya sekalipun.

Hari-hari terasa berat bagi Zainal saat itu, begitu sakitnya hati yang tak

terbendung lagi akhirnya tiga hari kemudian Zainal bertekat kebali mendatangi

kekasihnya itu dengan harapan mendapat penyelesaian masalah.

Pagi-pagi buta Zainal bersiap-siap berangkat, setelah mendapat izin dari orang

tuanya, berangkatlah Zainal dengan berbagai harapan untuk hubungan mereka yang

membaik.

Ternyata khairina [30] 

Setibanya di tempat kekasihnya bekerkerja, pandangannya tak mendapati

kekasihnya itu. Cukup lama ia menunggu sosok kekasihnya itu muncul dari

pandangannya namun tak jua terlihat olehnya, bahkan aguspun tak tampak hari itu.

Karna hati penasaran Zainal mendatangi salah satu teman kerja kekasihnya itu,

dan apa yang didapati, ternyata kekasihnya telah berhenti dari kerja dan baru beberapa

jam yang lalu dia pamitan untuk pulang kekampung halamannya.

Mendengar itu Zainal sangat terkejut, ia merasa sangat terlambat, dan parahnya

lagi Zainal sama sekali tidak tau dimana kampung halaman kekasihnya itu, karna

sungguh memang 3 hari sejak hari itu Zainal baru akan diajak ke rumah kekasihnya itu

untuk dikenalkan kepada orang tuanya, tapi ternyata semua itu hancur berantakan,

bahkan kini Zainal tidak tau keberadaan kekasihnya itu, nomor telfonnyapun tidak aktif

lagi sejak terakhir Zainal berjumpa dengan kekasihnya pada malam yang dingin itu.

Pada saat itu yang Zainal tau adalah kekasihnya pernah bilang bahwa ada

keluarganya yang tinggal di daerah Sebamban blok B, hanya data itu lah yang Zainal

tau.

Segeralah Zainal pulang namun masih dengan hati yang sakit dan tambah

hancur serta sangat kecewa dengan kenyataan yang menimpa hidupnya itu. Bukannya

mendapat penyelesaian masalah malah mendapatkan masalah baru.

Zainal mulai mencoba untuk bangkit dari kesedihan, Zainal mencoba untuk

menerima kenyataan, Zainal mencoba menyibukkan hari-harinya dengan pekerjaannya,

dan ternyata tidak hanya disitu musibah yang datang. Pada kondisi terpuruk seperti itu

masalah kembali datang, ya kini giliran masalah pekerjaan, ternyata perusahaan

tempatnya bekerja mengalami kebangkrutan dan manajemen perusahaan untuk

sementara merumahkan karnyawannya termasuk Zainal. Parahnya lagi dengan

kenyataan perusahaan belum bisa membayar gaji karyawan yang sudah tertunda selama

dua bulan.

Kini Zainal hanya bisa terdiam di rumah dengan kondisi batin yang sangat

terpuruk, hari-harinya dilalui dengan lamunan dan khayalan, bisa dikatakan ia dalam

kondisi setres dan depresi berat. Orang tuanya hanya bisa diam melihat kondisi anaknya

itu, karena memang mereka tidak tau harus berbuat apa untuk membantu anaknya itu.

Ternyata khairina [31] 

Dua bulan Zainal lalui dengan kondisi seperti itu, bukannya lebih baik, tapi

keadaannya makin memprihatinkan. Karena tidak sanggup lagi Zainal menahan rasa

sakit tanpa tidak berbuat apa-apa, akhirnya ia mengambil keputusan untuk mencari

kekasihnya itu, Zainal ingin mendatangi alamat keluarganya yang ada di Sebamban 3

blok B itu, hanya dengan bermodalkan alamat dan satu lembar foto kekasihnya, Zainal

bertekat untuk mencari kekasihnya itu apapun yang akan terjadi terhadapnya.

Dijual telefon genggamnya dan keesokan paginya berangkatlah Zainal seorang

diri untuk mencari alamat yang daerahnyapun sama sekali belum pernah ia datangi dan

ia juga belum tau sejauh apa perjalanan yang akan ia tempuh, namun dengan tekat yang

kuat dan dasar cintanya pada kekasihnya, semua itu tidak menjadi halangan. Zainal tak

ubahnya seperti prajurit yang rela mati demi negaranya, sungguh memang sama sekali

Zainal tidak memikirkan bagaimana nantinya ia harus meminta pertolongan jika ada

penghalang baginya.

***ooo***

Berangkatlah ia dengan harapan yang besar untuk dapat berjumpa dengan

kekasihnya itu, disepanjang perjalanan tak hentinya ia harus berhenti untuk

menanyakan alamat yang ia tuju pada orang.

Setelah beberapa puluh kilo meter perjalanan ia lalui dan terus ia menempuh

perjalanan itu sampai kurang lebih tujuh jam. Akhirnya ia menemukan gapura yang

bertuliskan “SELAMAT DATANG DI DESA SEBAMBAN” tertulis indah dengan

ukiran ala Bali.

Melihat itu semangatnya semakin menggebu, yang ada dibenaknya adalah

kekasihnya telah dekat. Segera Zainal masuk ke dasa itu dan yang ia dapati adalah

sebuah daerah yang sangat sepi dan merupakan padang perkebunan sawit dan karet.

Jauh sudah Zainal menelusuri daerah sunyi itu, namun tak satupun ditemukan

rumah warga, rasa takut dan ngeri mulai menghantui perasaannya waktu itu, karena

memang daerah itu tak ubahnya hutan belantara, ditambah lagi hari mendekati senja,

dan sesekali Zainal melihat jam tangannya dan tepat pada pukul 03.30 waktu setempat

Ternyata khairina [32] 

Zainal beristirahat sejenak ditengah padang perkebunan itu, dan sama sekali ia

belum menemukan satu rumahpun. Zainal merenung sejenak memikirkan nasibnya itu,

tapi ia tak punya pilihan lagi untuk mundur, Zainal harus tetap maju dan melanjutkan

pencariannya itu. Tak ingin ia membuang waktu terlalu lama untuk beristirahat,

segeralah Zainal bangkit dan melanjutkan perjalanannya itu.

Terus Zainal berjalan dan ia mulai dihadapkan banyak pesimpangan jalan yang

sama sekali ia tak tau arah dari masing-masing persimpangan itu, namun dengan

keyakinan Zainal mengambil jalan yang menurutnya pas dihati, dan akhirnya Zainal

menemukan satu rumah warga, tak banyak berfikir lagi langsung saja ia menghampiri

rumah itu dan di tanyakanlah alamat yang ia cari itu kepada penghuni rumah tersebut.

Pemilik rumahpun menjawab pertanyaan Zainal….

“ oh,,,, alamat ini masih jauh, terus saja nanti ada kampong lagi, nah tannya aja ma

orang disitu “,

dengan mengucap terimakasih, Zainal bergegas melanjutkan perjalanannya dengan arah

yang disarankah oleh penghuni rumah tadi.

Terus Zainal menelusuri jalan berbatu dan sampailah ia pada sebuah kampung

yang sederhana namun cukup ramai. Hati Zainal sedikit lebih lega jika dibandingkan

saat ia masih di tengah padang perkebunan tadi.

Zainal melihat seseorang yang mendekat padanya, dan ia langsung mengambil

kesempatan itu dengan menanyakan alamat dan orang yang sedang ia cari tersebut.

Dikatakan oleh orang itu bahwa alamat yang dicari Zainal adalah di kampung sebelah

yang tidak terlalu jauh dari Zainal saat itu berada.

Zainal kembali melihat jam tangannya, dan pada saat itu waktu telah

menunjukan pukul 05.30, dan Zainal rasa tidak mungkin ia melanjutkan perjalanannya

itu, apa lagi kondisinya sudah sangat lelah setelah menempuh perjalanan yang jauh

seharian.

Zainal mulai berfikir untuk beristirahat, tapi ia mulai sadar, dimanan ia bisa

beristirahat di daerah yang sama sekali tidak ia kenal, namun ternyata ada seseorang

yang menghampirinya lagi, dan yang datang ini adalah seorang gadis yang memiliki

wajah putih dengan kaos ketat berwarna hitam, ditanyalah Zainal oleh gadis itu,

“ mas sedang apa, dan mencari siapa? Sepertinya mas bukan orang sini?”,

Ternyata khairina [33] 

“ iya, saya dari Pelaihari, dan saya sedang mencari alamat dan orang ini”, jawab

Zainal seraya memperlihatkan foto dan secarik kertas yang bertuliskan Sebamban 3

blok B,

“ oh,,, itu kampung sebelah mas, dan sepertinya saya pernah lihat orang di foto ini. Oya

saya Merisa”, gadis itu memperkenalkan diri.

Zainal tampak terkejut dan langsung mengatakan,

“ oya saya Zainal, yang benar, saya sedang mencari dia mbak”

Gadis itu kembali berkata,

“ inikan sudah sore dan bentar lagi malam, gak mungkin mas bisa meneruskan

perjalanan, lebih baik mas istirahat aja dulu, besok pagi baru dilanjutkan kembali ”,

“ iya sih tapi saya gak tau harus beristirahat dimana “, jawa Zainal

gadia itu menjawab,

“ kalau gitu mending mas istirahat di rumah saya aja, “,

“ ah makasih gak enak ma keluarga mbak”, jawab Zainal

gadis itu kembali menjawab,

“ gak papa, mas kami anggap tamu, nanti saya yang jelaskan sama keluarga saya, “

“ baik kalau begitu”, sahut Zainal seraya menarik nafas lega.

Merekapun berjalan menuju rumah sang gadis penolong itu, ya setidaknya penolong

bagi Zainal yang sedang dalam kebingungan saat itu.

Sesampainya di rumah, dijelaskanlah semua tentang Zainal oleh gadis itu

kepada keluarganya, dan keluarga itu dengan senang hati memberikan tumpangan untuk

Zainal beristirahat dan bermalam.

Pada keluarga itulah Zainal menceritakan kenapa ia harus sampai ke daerah itu,

dan semua cerita tentang kekasihnya itu diceritakannya pada keluarga itu, mereka

sangat kasihan melihat keadaan Zainal. Mereka salut akan ketulusan dan pengorbanan

serta keseriusan cinta Zainal kepada kekasihnya itu.

Disela-sela makan malam, Merisa memberikan gambaran mengenai alamat dan

orang di foto itu, yang tak lain adalah kekasih Zainal.

Malam pun berlalu, dan pagi telah datang, setelah sarapan pagi, Zainal

berpamitan dengan keluarga itu, dan ia sangat berterimakasih kepada mereka yang telah

memberikan tumpangan tidur dan memberikan makan.

Ternyata khairina [34] 

Zainal kembali melanjutkan perjalannya, dibenaknya ia sangat bersyukur telah

bertemu dengan Merisa dan keluarganya yang telah menolongnya, “keluarga

penolong” iulah sebutan yang iberikan oleh Zainal kepada keluarga itu.

Cukup jauh Zainal meninggalkan kampung itu, dan ditemukanlah sebuah

kampung dengan sebuah papan pelang bertuliskan “ SEBAMBAN 3 BLOK B “,

hatinaya sedikit lega telah menemukan kampung yang dia cari, dan iapun segera

menghampiri rumah pertama dan menanyakan apa kenal dengan orang di foto yang ia

bawa itu.

Ternyata penghuni rumah pertama tidak tau dan tidak kenal. Zainal melanjutkan

pada rumah kedua, namun kembali mereka sama sekali tidak tau dan tidak kenal orang

yang sedang Zainal cari itu.

Dilanjutkanlah pada rumah berikutnya, namun sampai dengan lebih dari rumah

ke 17, belum juga Zainal menemukan apa yang di carinya itu. Zainal mulai putus asa,

karena dilihatnya sudah tidak ada lagi rumah yang belum ia datangi.

Zainal terus berjalan, setelah sekitar 400 meter ia berjalan, dilihatlah sebuah

rumah di persimpangan, segera Zainal menghampiri rumah itu, yang ternyata rumah itu

adalah rumah terakhir, karena tidak ada lagi rumah sepajang pandangan Zainal setelah

rumah itu.

Diketuklah pintu rumah itu, dan beberapa saat keluar seorang ibu,

“ iya mencari siapa ya?” ditanyakan oleh ibu itu,

Zainal menjawab

“ maaf ibu saya sedang menjari orang ini, apa ibu mengenalnya?” seraya Zainal

memperlihatkan foto kekasihnya itu. Sektika ibu itu terkejut dan menjawab,

“ iya ini keponakan saya, ada apa ya, dan kamu siapa ?”, pertanyaan yang seakan-akan

memaksa untuk dijawab segera, seraya ibu itu mempersilahkan Zainal masuk ke dalam

rumah.

Mereka kemudian duduk dan Zainalpun menjelaskan maksud kedatangannya

dan semua yang terjadi antara dia dengan keponakan ibu itu yang tak lain adalah

kekasihnya, seraya ucap syukur Zainal dalam hati karena telah menemuakan rumah

yang dia cari sejak kemarin itu.

Ternyata khairina [35] 

Ibu itu pun sangat terkejut mendengar cerita Zainal dan ibu itu pun menjelaskan

benar adanya bahwa keponakannya itu telah dijodohkan dan rencananya dalam tiga

bulan kedepan mereka akan menikah.

Mendengar itu wajah Zainal berubah sangat pucat, hatinya bercampur aduk

antara sedih, marah dan kecewa. Merasa kasihan ibu itu kemudian memberikan

kesempatan kepada Zainal untuk bisa mendengar langsung rencana pernikahan

keponakannya itu dan mempertemukan mereka, setidaknya untuk yang terakhirkalinya,

berharap agar Zainal bisa mengiklaskan kenyataan yang ada.

Dikumpulkan semua keluarga Noor beserta keluarga calon suami Noor siang itu

juga, Saat itu Zainal hanya bisa diam dan mengikuti semua yang dilakukan oleh

keluarga kekasihnya itu.

Beberapa saat datanglah semua keluara dari kedua belah pihak itu, tak terkecuali

si Noor. Melihat kehadiran Zainal, Noor sangat terkejut, seraya berkata,

“ mas kenapa kamu ada di sini?”,

Zainal tak menjawabnya, ia hannya bisa merunduk diam dengan gejolak jiwanya itu.

Dibukalah pembicaraan, diawali dari pihak keluarga Noor, mereka mengatakan

semua yang terjadi dan rencana perkawinan Noor dengan laki-laki yang dijodohkan

oleh orang tua Noor. Mereka juga sangat mengharapkan Zainal dapat memaafkan Noor

dan keluarganya itu.

Zainal dengan berat hati harus mau memaafkan, karena memang ia tidak dapat

berbuat apa-apa dan sama sekali tidak memiliki pilihan. Keluarga pihak calon suami

Noor pun angkat bicara, dan seperti halnya dengan keluarga Noor, mereka meminta

maaf dan mengharapkan agar Zainal bisa menerima kenyataan dan mengiklaskan Noor

untuk menikah dengan anak mereka. Kembali dengan terpaksa dan berat hati Zainal

harus menjawab bahwa ia akan mengiklaskan dan menerima kenyataan yang ada.

Sedangkan Noor hanya bisa menangis melihat Zainal harus dalam posisis seperti itu,

posisi terpojok dan tak mampu berbuat apa-apa. Tak terbanyangkan olehnya Zainal

akan senekat itu, dia tau ketulusan dari mantan kekasihnya itu, tapi dia pun tak mampu

berbuat apa-apa, walau mereka saling mencintaai, namun kenyataan berkata lain, sejak

hari itu benar-benar kandaslah kisah cinta mereka, terlebih Zainal sebagai laki-laki

yang tak mampu berbuat apa-apa menghadapi kenyataan yang datang padanya.

Ternyata khairina [36] 

Setelah dirasa semua telah selesai, Zainalpun pamit untuk pulang dan dalam

perpisahan itu Noor berpesan agar Zainal mencari penggantinya dengan wanita yang

lebih baik, diciumnya tangan Zainal untuk yang terakhir kalinya. Sungguh

mengharukan suasana saat itu, dua insan yang dulunya berjanji akan hidup bersama

harus berakhir setragis itu. Air mata Noor pun mengantarkan perpisahan mereka seraya

dengan lambaian tangan perpisahan.

Zainal akhirnya pulang dengan membawa kepastian akan kehancuran cintanya.

Cinta yang begitu ia idam-idamkan kini telah musnah dan takkan lagi ia bisa merasakan

kehangatan kasih sayang yang dulu sering mereka rasakan dan mereka curahkan

bersama.

Sungguh kenangan masa-masa indah yang takkan terlupakan. Sepasang kekasih

yang harus terpisahkan oleh keadaan dan keinginan orang tua yang sama sekali tak

memperdulikan perasaan anaknya.

Begitulah yang mereka berdua rasakan, terlebih oleh Zainal yang harus

mendapati wanita yang ia cintai akan dimiliki oleh orang lain. Wanita yang selama ini

selalu ia jaga akan disentuh laki-laki lain. Sakit bagai jantung tertusuk seratus anak

panah, itu lah yang Zainal rasakan saat menyadari bahwa kekasih yang tercinta akan

menikah dengan laki-laki lain.

***ooo***

Ternyata khairina [37] 

tekan

mem

untuk

tak b

hari

sms

pesan

“Mas

do’a

mas d

dulu

semog

ia ing

kena

pergi

Setelah k

nan batin

mperjuangka

Kini Zai

k melupaka

bisa hidup ta

Hari teru

Zainal mer

bahwa keka

n panya

s Zainal, bes

kepada kam

dengan meng

takkan berub

ga mas bisa

Hanjur s

gin pergi m

angan yang

i ke Surabay

kejadian ha

dan rasa

an perasaann

inal sering t

an kekasihny

anpanya.

us berlalu, n

rasa tekanan

asihnya tela

sok adalah h

mi. Saya tau

girim berita

bah terhadap

ngertiin kea

sudah hatiny

meninggalka

pernah me

ya.

Tern

D

ari itu Zaina

penyesalan

nya itu.

termenung s

ya itu, bera

namun tak j

n batinya it

ah melangsu

hari pernikan

ini menyaki

ini. Saya han

p mas. Cinta

adaan saya. T

ya dan tak

an kampung

ereka lalui b

nyata khairina

DELAPAN

PERGI

al sangat ter

karena ti

seperti hidu

apa kali itu j

juga Zainal

tu semakin

ungkan pern

n kami dan

itkan, tapi b

nya ingin me

a ini akan say

Ttd Noor Alfi

mampu lag

g halamanya

berdua, ya

a [38] 

N

rpukul, dan

idak mamp

hari-hariny

pu berbuat

ya penuh de

apa-apa u

engan

untuk

up tanpa gai

juga pula ia

irah. Berapa

a semakin in

akali ia men

ngat dan m

ncoba

merasa

bisa melup

memuncak

nikahan. Se

pakan kekas

k setelah ad

ebuah nomo

sihnya itu. S

da kabar me

or baru men

Suatu

elalui

ngirip

saya harap

bukan maksu

engatakan pa

ya bawa sam

fisyara.”

mas Zainal

ud saya untu

ada mas Zain

mpai mati. M

sudi membe

uk lebih meny

nal bahwa ci

Maafkan saya

erikan

nyakiti

intaku

a mas,

gi berbuat a

a, berharap

dengan izi

apa-apa, terb

bisa melup

in orang tu

besit dibena

pakan kenan

anya, Zaina

aknya

ngan-

alpun

Berangkatlah Zainal hari itu dengan penerbangan Banjarmasin-Surabaya pukul

12 siang. Sesampainya di Surabaya Zainal menuju ke rumah keluarganya. Ya Zainal

memliki keluarga dari ibunya di Surabaya. Akhirnya di sana Zainal bisa sedikit lebih

baik, hari-harinya disibukkan dengan pekerjaan baru, teman baru, dan suasana baru.

Zainal bekerja di industri tempe rumahan, selain sebagai buruh, terkadang ia juga

berjualan. Hari-hari yang padat terus Zainal lalui dengan suka cita.

Tiga bulan telah berlalu, Zainal kembali mencoba berpetualang, ia pergi ke

Jakarta. Seorang Zainal yang sama sekali belum pernah merantau jauh, dengan

nekatnya menginjakkan kakinya di kota metropolitan yang terkenal dengan kekerasan

dan kekejamannya. Semua itu Zainal lakukan tak lain adalah sebagai bentuk

pelampiasan sakit hati dan tekanan batinya itu.

Di Jakarta Zainal bekerja sebagai kernet mobil barang, disitu hidupnaya sedikit

berubah, seperti kekelawar, aktifitasnya pada malam hari, yah itu sangatlah berat

baginya, Zainal harus berteman dengan kekejaman malam dan berjuang dengan angin

malam, hari, minggu, bulan terus berganti. Sampai dengan akhirnya ada kabar tentang

tawaran pekerjaan dari kampung halamannya. Setelah difikir dan di timbang, akhirnya

Zainal berniat untuk menerima tawaran pekerjaan itu, dan kembalilah Zainal ke

kampung halamannya hari itu setelah berpamitan dengan semua keluarga di Surabaya.

Setibanya di kampung halaman, tampaknya Zainal merasa sangat asing,

suasana seakan berubah drastic. Ya,,, sekian lamanya Zainal di tanah perantauan telah

banyak perubahan yang terjadi di kampung halamanya. Hanya sekitar 8 bulan Zainal

pergi, sebagian jalan desanya mulai dihampar batu dan pembangunan Masjid dilihatnya

sangat pesat. Yang dulunya Masjid desa itu hanyalah berdindingkan papan kayu, kini

Masdid dengan tembok beton yang megah telah dipandangnya. Benar-benar Zainal tak

menyangka desa kelahirannya telah berkembang secepat itu.

***ooo***

Ternyata khairina [39] 

sebag

Zain

yang

jalar

kalau

lain,

kehid

tua d

infom

adala

dari

dan d

Lind

Segerala

ga karyawa

al menjalan

g sampai den

Dikataka

ran songko

u ia memfik

dan Zainal

Zainal h

dupannya. Y

darinya. Stra

masi dan m

ah rekan ker

Ternyata

Linda, dan

dengan key

da menjawab

ah Zainal m

an honor ko

ni hidunya y

ngan saat itu

an orang ba

gelibet), ya

kirkan untuk

juga tak mu

harus bang

Ya Zainal k

ategi pendek

masuk kedal

rjanya namu

a pendekata

setelah lam

yakinan yan

b bahwa dia

Tern

S

KEMBA

mengurus taw

ontrak pada

yang baru, n

u belum bis

ahwa cinta

a Zaianl me

k mencari p

ungkin hidu

gkit dan m

kembali jatu

katan mulai

lam kehidu

un lain divi

an yang dila

ma mereka

ng kuat Zain

a meminta w

nyata khairina

SEMBILAN

ALI JATUH

waran peke

a sebuah un

namun tetap

sa ia lupakan

itu datang

engakui itu,

pengganti N

up dalam ke

mencoba m

uh cinta pad

i dia lakuka

upan sang

si.

akukan Zain

saing kena

nalpun men

waktu untuk

a [40] 

N

H CINTA

erjaan itu, d

nit istansi p

p dengan bay

n sepenuhn

dan akhirny

pemerintaha

yangan kep

nya.

ya diterimal

an. Kini kem

pahitan masa

lah ia

mbali

a lalu

dari kebias

, setelah lam

Noor, toh di

eterpurukan

menjalin pe

da seorang

an, berlahan

gadis itu, s

nal mendapa

al dan saling

ngatakan cin

k memikirk

saan dan pe

manya ia ke

a sudah me

terus-mene

ergaulan, (tr

ecewa pant

enjadi istri o

erus.

resno

taslah

orang

ercintaan y

gadis yang

n tapi pasti i

sebut saja L

ang lain u

tiga tahun

ia mulai me

Linda, ya L

untuk

lebih

encari

Linda

at respon ya

g berhubun

nta kepada

kannya. Zain

ang cukup p

ngan komun

Linda. Awa

nal dengan

positif

nikasi

alnya

sabar

memberi waktu untuk Linda memfikirkannya. Zainalpun tidak mau gegabah dan tak

ingin salah mengambil keputusan yang berakibat seperti pada kisah percintaannya

dengan Noor.

Dua hari berlalu, tepat hari itu adalah hari Rabu malam pukul 20.24 WITA,

handphone Zainal berdering, dan ternyata Linda menelfon. Segeralah diangkat oleh

Zainal, dan ternyata dalam komunikasi lewat telefon itu Linda menerima cinta Zainal.

Betapa bahagianya Zainal malam itu, ia yakin bahwa Linda adalah pengobat hati,

hatinya yang tersayat.

Tiga bulan berlalu, disaat Zainal merasa hidupnya kembali bangkit dan Zainal

merasa adalah laki-laki paling berbahagia, tapi ternyata kenyataan kembali berkata lain,

musibah kembali datang, rasa kecewa dan sakit hati kembali datang, luka yang lama

baru saja sembuh kembali lagi tersayat, sungguh sangat pedih, lebih pedih dari luka

yang semula.

Ya,,,,, Zainal kembali mendapati kehancuran hati dan cintanya. Linda

memutuskan tali cinta mereka tanpa sebab dan tanpa salah, maupun masalah. Zainal

mencoba menanyakan mengapa, ada apa? Namun Linda hannya membisu dan selalu

menjauh. Kata-kata terakhir yang terucap dari bibir Linda adalah “ ini keputusan yang

terbaik untuk kamu ”, Zainal sama sekali tak mengerti apa yang terbaik, untuk siapa

yang terbaik, kalau ini yang terbaik untuk dirinyanya, kenapa Zainal menderita oleh

keputusannya ?, pertanyaan yang sama sekali tak ada jawabannya.

Sejak itu Zainal kembali terdiam, hari-harinya kembali dipenuhi dengan derita

batin, namun itu tidak berlangsung terlalu lama, karena memang Zainal telah cukup

berpengalaman mengalami putus cinta.

Zainal mulai mampu untuk bangkit dari kesedihan dan melupakan Linda dan

kisah cinta mereka itu. Dia mulai bisa berfikir bahwa mungkin Linda bukan jodohnya,

dan mungkin jodohnya belum datang padanya, mereka hannyalah lika-liku perjalanan

cintanya untuk menuju yang terbaik untuknya.

***ooo***

Ternyata khairina [41] 

sebut

Tifa

tak a

telefo

terny

cerita

yang

berju

grosi

Tifa

apa,

sendi

Hari teru

t saja dia T

Fransiska.

Tifa ada

ada berkomu

fonnya dan s

Hari itu

yata itu adal

a setelah kia

Setelah

g hilang da

umpa.

Tifa ting

ir Banjarma

ternyata m

namun dia

irinya, toh Z

us Zainal la

Tifa, seorang

lah teman l

unikasi wala

sama sekali

berawal dar

lah teman la

an lama tak

hari itu, me

an baru sa

ggal di Ban

asin. Yah,,,,

menyatakan c

berfikir apa

Zainal tau b

Tern

CINT

alui, sampai

g gadis man

lama Zainal

au hanya le

tidak memb

ri sebuah no

ama Zainal,

k pernah berj

ereka serin

aja kembal

njarmasin,

itu terus be

cnta pada Z

a kah ini ya

bahwa Tifa

nyata khairina

SEPULUH

TA KE EM

i suatu hari

nis asli gadi

l, dua tahun

wat telefon

beri kabar p

omor baru m

yang tak la

rjumpa dan

g sms dan

li dipertem

dan dia be

erlangsung,

Zainal. Awa

ang dikatkan

itu cewe ya

a [42] 

H

MPAT

dimana dat

is banjar ya

tang cinta k

ang memilik

ke empat Za

ki nama len

ainal,

ngkap

n mereka tak

, karena saa

pada Zainal

k berjumpa

at itu Tifa m

.

dan sama s

mengganti n

sekali

omor

menelfon Z

ain adalah T

berkomunik

Zainal, dan s

Tifa. Mereka

kasi.

setelah dian

a saling ber

ngkat,

rtukar

telefon, tak

mukan. Kini

k ubahnya

i merekapu

seperti kelu

un lebih s

uarga

sering

kerja diseb

, sampai den

alnya Zaina

n bahwa jod

ang baik, d

buah toko p

ngan suatu

al bingung h

doh itu akan

an mereka j

pakaian di p

momem dim

harus menj

n datang de

juga sudah

pasar

mana

awab

engan

lama

saling kenal. Akhirnya Zainal menerima cinta Tifa, dan sejak hari itu mereka resmi

berpacaran.

Merasa Zainal tidak ingin lagi mengulang putus cinta, diajaklah Tifa untuk

menjalin hubungan yang lebih serius, ternyata Tifa juga berkeinginan seperti itu.

akhirnya Tifa menerima ajakan Zainal itu. Kini hubungan mereka makin hangat dan

Zainal semakin yakin bahwa Tifa adalah jodohnya yang selama ini dia cari, di tambah

lagi Tifa pernah menelefon kepada orang tua Zainal bahwa dia ingin menjadi istri

Zainal. Orang tua Zainalpun sangat senang dan mendukung serta merestui hubungan

mereka, ya walau Tifa belum pernah bertemu langsung dengan orang tua Zainal karena

memang kesibukannya di toko yang menyebabkan belum adanya waktu untuk bisa ke

rumah Zainal.

Hari, minggu, bulan terus belalau, dan sampai suatu hari Tifa mengajak Zainal

untuk berjiarah dan berdoa agar hubungan mereka tidak ada rintangan sampai dengan

kepelaminan. Zainalpun mengabulkan ajakan kekasihnya itu.

Pagi-pagi sekali Zainal berangkat ke Banjarmasin untuk menjemput kekasihnya

itu, tapi hari itu sedikit lain dari biasanya, Tifa ingin Zainal menjemputnya di toko

tempatnya bekerja. Waktu begitu Zainal tak beikir apa-apa, mugkin Tifa ada keperluan

lain sehingga dia ingin di jemput di toko.

Sekitar sepuluh menit Zainal menunggu di toko, datanglah kekasihnya itu,

namun tampaknya Zainal sedikit terkejut karena dilihatnaya Tifa diantar oleh seorang

laki-laki yang tak dikenal olehnya dan baru sekali itu Zainal melihatnya selama 6 bulan

ia berpacaran dengan Tifa. Belum sempat Zainal bertannya, Tifa memperkenalkan laki-

laki itu padanya, dikatakan bahwa laki-laki itu adalah kaka angkat Tifa yang baru saja

datang dari Jawa, legalah hati Zainal,

“ oh,, pantes aku gak pernah liat” kata Zainal.

Setelah mereka saling berkenalan berangkatlah Zainal dengan kekasihnya itu

ketujuan mereka. Tapak demi tapak perjalanan mereka lalui dengan canda ria. Curahan

kasih sayang terpancarkan diantara mereka.

Sesampainya di tempat jiarah, dilihatnya Tifa begitu serius berdoa di aula besar

yang dipenuhi oleh pengunjug untuk berdo’a dan berjiarah ke makam para wali yang

diyakini oleh masyarakat setempat. Tifa juga meminta air kepada sang Ustazd, untuk

Ternyata khairina [43] 

keberkahan mereka berdua. Mereka berdua juga membaca surah Yasin untuk para

arwah, wali dan kiyai yang dianggap keramat oleh kepercayaan masyarakat setempat

itu.

Setelah serangkain acara jiarah selesai, mereka segera pulang dan di tengah

perjalanan mereka berhenti disebuah warung makan. Tentu saja Zainal meresa lapar

setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh itu. Namun Zainal kembai melihat ada

sedikit yang aneh pada kekasihnya itu, hari itu Tifa terlihat agak pendiam dan

sepertinya sedang memikirkan sesuatu, di tambah lagi dia tidak mau makan. Zainal

segera menanyakan semua kejanggalan itu, namun kekasihnya itu menjawab,

“ tidak apa-apa mas, cuma lagi cape aja, akhir-akhir ini di toko banyak pekerjaan

bongkar barang, pian makan aja, saya lagi gak selera makan, “

Itu lah jawaban Tifa sambil mengelus-elus pundak Zainal, dan sesekali dia

menyandarkan kepalanya di bahu Zainal.

Zainal tidak berfikir macam—macam lagi, sesekali ia juga mengusap kepala

kekasihnya itu dengan penuh kasih sayang. Selesai makan, mereka melanjutkan

perjalan pulang, di jalan sesekali Tifa bertanya,

“ mas, pian cape ya?, seraya Tifa mengelus punggung Zainal,

” ah tidak ” jawab Zainal.

Jalan terus mereka lalui, dan akhirnya sampailah mereka di Banjarmasin. Zainal

pengen langsung mengantar kekasihnya itu pulang kerumah, namun Tifa menolak, dia

mau dianter sampai toko aja, dikatakan bahwa kakak angkatnya ada di sekitar toko dan

mereka barengan aja pulangnya.

Zainal tak banyak berfikir lagi, ia percaya saja dengan kekasihnya itu, toh

dikatakan bahwa laki-laki tadi adalah kakak angktnya dan dilihatnya waktu berkenalan

tadi dia adalah cowo yang baik dan ramah.

Sesampainya di toko mereka beristirahat sejenak, dan Tifa membeli sekantung

buah apel merah dan menitipkannya pada Zainal, dikatkan

“ mas nitip ini untuk Ibu”,,,

Tidak lama datang kakak angkkat Tifa, merekapun pamit pulang kepada Zainal, dan

Tifa mencium tangan Zainal dan memeluk erat tubuh Zainal denga penuh kasih sayang,

seraya membisikan ketelinga Zainal,

Ternyata khairina [44] 

“ mas aku mencintai kamu untuk selamanya”,,

tak lama kemudian mereka berjalan dan menghilang dari pandangan Zainal.

Hari itu adalah hari yang sangat membahagiakan bagi Zainal, setidaknya hari itu

adalah hari dimana mereka berdo’a untuk hubungan mereka agar sampai pada

pernikahan. Zainal segera pulang, dan memang hari itu juga adalah hari yang sangat

melelahkan bagi Zainal.

Sesampainya di rumah, Zainal langsung istirahat, tak lupa sebelumnya

menyerahkan titipan dari kekasihnya itu untuk ibunya.

***ooo***

Keesokan harinaya, Zainal mencoba mengirim sms keksihnya itu, karena

memang Tifa dari kemarin sore belum ada memberi kabar atau setidaknya me sms.

Beberapa kali sms dikirim oleh Zainal, namu tidak ada balasan. Zainalpun mencoba

menelefon, namun tak ada diangkat juga. Zainal mulai khawatir, terus dia mencoba

menghubungi Tifa, sampai akhirnya dijawab telefonnya itu, namun ternyata bukan Tifa

yang menjawab, tapi adik perempuannya. Dikatkan oleh sang adik bahwa Tifa tidak

ingat membawa handphone dan dia lagi kerja, mendengar itu Zainal sedikit lega.

Ya Tifa memiliki adik perempuan yang tak terlalu jauh terpaut umur darinya,

hanya berbeda satu tahun. Shifa itu lah nama adik perempuan Tifa. Shifa adalah gadis

manis dan pendiam, dia juga tak kalah cantiknya dengan kakanya. Shifa masih sekolah

SLTA. Kalau Zainal main ke rumah, Shifa selalu meminta bantuannya untuk

mengerjakan tugas rumahnya. Zainal pun dengan senang hati dan sebisanya membantu

adiknya itu. karena begitu akrabnya, Zainal malah lebih sering bercanda dan ngobrol

dengan Shifa saat di rumah, daripada dengan kakanya. Hem,,,, tapi itu hanya sebatas

hubungan seorang kakak dengan adik. Begitulah keadaannya jika Zainal berada di

rumah Tifa.

Malamnya Zainal kembali menelefon Tifa, lama sekali, namun tak ada jawaban,

setelah beberapa kali menelefon akhirnya Tifa menjawabnya, namun semua terasa

berbeda dari biasanya, suara Tifa terdengar seperti habis menangis, ya memang Tifa

saat itu baru saja menangis, dikatakanlah oleh Tifa tentang semua yang terjadi kepada

Ternyata khairina [45] 

Zainal, dan ternyata dikatakan bahwa keluarga Tifa besok pergi keluar KAL-SEL,

mereka sekeluarga besok pergi untuk pindah rumah, begitu juga mau-tak mau Tifa

harus ikut dan pergi dari kota Banjarmasin. Mendenar itu Zainal sangat terkejut, yang

jadi pertanyaannya adalah kenapa harus besok dan kenapa Tifa tidak mengatakan

sebelumnya ?, dikatakan bahwa rencana itu sudah lama, namun Tifa tak kuasa untuk

mengatakannya pada Zainal.

Setelah semua dijelaskan, barulah Zainal megerti kenapa kekasihnya itu

mengajaknya berjiarah dan berdoa. Zainal juga mengerti kenapa Tifa tak mau di jemput

dan di antar kerumahnya, dan Zainal pun juga sangat mengerti kenapa pada hari itu

terlihat Tifa sedikit tak seperti biasanya.

Mau-tak mau Zainal menerima keputusan keluarga keksihnya itu, dan tentu saja

Zainal tak punya waktu untuk bisa bertemu untuk perpisahan mengantarkan kepergian

kekasihnya itu. Pelukan dan ciuman tangan waktu itu lah sebagai pertemuan dan

perpisahan mereka untuk waktu yang tak tentu lamanya. Mungkin akan sangat lama, di

tambah lagi dikatakan daerah yang akan di tuju keluarga Tifa itu sangat jauh dari kota,

dan kemungkinan besar akan kesulitan berkomunikasi dengan jaringan telefon. Namu

Tifa berjanji akan selalu mengirimkan surat pada Zainal, dan malam itu pun mereka

saling menangis dan saling berjanji setia, serta mengucapkan selamat berpisah.

Sungguh suasana yang mengharukan, sepasang kekasih yang begitu bahagia

harus terpisahkan oleh jarak yang jauh dan dengan waktu yang tak tentu kapan mereka

bisa bertemu lagi. Namun mereka saling berjanji untuk saling setia dan akan saling

sabar sampai Tuhan mempersatukan kembali mereka berdua. Kalimat terakhir yang

terdengar oleh Zainal dari kekasihnya itu adalah,,,

“ selamat tinggal sayang, aku akan sangat merindukanmu, percayalah cintaku hannya

untuk dirirmu ”

seraya Tifa menutup telefonya itu. Zainal hanya bisa mengiklaskan kepergian

kekasihnya itu seraya iringan tetesan airmatnya, dirasakan kata-kata terakhir begitu

menyayat hatinya yang telah rampuh, rapuh akan penghianatan cinta yang kesekian

kalinya terjadi dalam hidupnya.

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Zainal mendapat sms bahwa kekasihnya

telah berangkat, dan pesan terakhir dalam sms itu bahwa Tifa berpesan agar Zainal

Ternyata khairina [46] 

harus sabar, dan kosentrasi dalam kerja, jangan telat makan, jaga kesehatan, dan Tifa

juga nitip salam dan meminta maaf kepada Ibu dan bapak, kalau dia belum bisa

menemuinya.

ejak itu lah Zainal kembali lebih sering termenung. Hari terus belalu, kini telah

satu minggu kekasihnya itu pergi, namun belum juga Zainal menerima surat yang

dijanjikan oleh kekasihnya itu. Namun Zainal tetap sabar menanti kedatangan surat dari

kekasihnya itu. Hari-hari yang sepi dengan sabar ia lalui.

***ooo***

Suatu hari Zainal diminta tolong oleh temannya untuk mengantarkannya

membeli barang di pasar Samudra Banjarmasin, ya itu adalah pasar dimana Tifa bekerja

dulu. Zainalpun dengan senang hati mau mengantarkan temannya, ya itung-itung dia

sambil mengenang masa-masa indah bersama kekasihnya itu, karena memang mereka

berdua lebih banyak mengahabiskan waktu untuk bertemu di pasar itu.

Berangkatlah Zainal dan temannya itu. Sesampainya di pintu masuk, Zainal

berhenti sejenak, ia menarik napas dalam dan menghembuskannya berlahan, bersiap

untuk mengenang masa-masa bersama kekasihnya itu. Semakin jauh Zainal masuk,

semakin air matanya terasa tak terbendung, sesekali tetesan air matanya jatuh

membasahi pipinya. Zainal tak kuasa untuk mendekati toko dimana Tifa bekerja, karena

tentunaya itu akan sangat mengingatkan dia pada kekasihnya itu.

Terus Zaianl dan temannya itu berjalan, dan tidak disengaja Zainal menabrak

seorang gadis yang sedang membawa tumpukan pakaian. Zainal memang tidak konsen

saat itu, pikirannya selalu terbayangkan oleh kehadiran Tifa, dia merasakan aura dan

harum tubuh tifa ada di pasar itu, sampai kecelakan itu terjadi.

Segera Zainal meminta maaf pada gadis itu, dan saat gadis itu berbalik arah

menghadap Zainal seraya mengatakan “ oh ya tak pa”, Zainal sangat terkejut, begitu

juga sang gadis itu pun sangat terkejut luar biasa. Ternyata gadis itu adalah Tifa, tak

lain adalah kekasih Zainal yang pamit pergi pindah rumah beberpa hari yang lalu.

Zainal langsung memegang tangan gadis itu dengan berjuta pertanyaan. Tifa

segera mengelak dan berlari menjauh dari Zainal. Dikerjanya oleh Zainal. Jauh Tifa

Ternyata khairina [47] 

berlari menelusuri toko pakaian yang berjajar rapi dan dipenuhi oleh banyak

pengunjung.

Zainal tak tinggal diam, terus ia berlari untuk mengejar kekasihnya itu sampai

dengan didapatinya Tifa menagis terduduk didekat toilet pasar itu. Akhirnya Tifa

menjelaskan semua yang terjadi.

Dikatakan bahwa ternyata pidah rumah itu hannyalah sandiwara, yang terjadi

sebenarnya adalah Tifa kini telah menikah dan kini dia telah menjadi istri orang, dan

parahnya lagi suami Tifah adalah laki-laki yang waktu itu mengantar dan menjemput

Tifa yang dikatakan pada Zainal sebagai kakak angkat yang baru pulang dari Jawa.

Mendengar semua itu Zainal sangat terpukul, dan sangat kecewa, kenapa

kekasihnya itu tidak berterus terang dan begitu tega melakukan semua itu. Tega menipu

dan menghianati Zainal yang begitu tulus mencintainya.

Dikatakan oleh teman-teman Tifa saat itu, bahwa Tifa telah bercerita pada

mereka dan Tifa sangat terpaksa untuk melakukan itu, karena Tifa sangat mencintai

Zainal, sehingga dia tak mau melihat Zainal kecewa. Tifa terpaksa menikah dengan

orang lain karena keinginnan orang tunya.

Begitulah yang terjadi, lagi-lagi Zainal yang polos itu menerima kesakitan dan

tekanan batin yang tentunya sangat berat setelah beberapa kali ia mengalami kegagalan

cinta.

Lagi-lagi cintanya kandas karena sebuah keinginan orang tua. Mau-tidak mau

Zainal harus mengiklaskan Tifa, tak mungkin lagi baginya untuk bisa menyentuh

kekasihnya itu.

Kini kisah cinta mereka berdua benar-benar tinggal kenangan dan tinggalah

sebuah cerita pahit jika di ingat. Zainal harus kembali melupakan wanita yang di cintai

itu.

Kemudian pulanglah Zainal setelah temanya selesai dengan urusannya. Pulang

dengan perasaan kacau dan penuh dengan penyesalan hidup yang sama sekali tidak

berpihak padanya. Yah itu lah yang dirasakan Zainal siang itu, siang yang begitu panas

terik matahari, ditambah dengan panasnya hati. Lengkaplah sudah penderitaan itu

baginya.

***ooo***

Ternyata khairina [48] 

bena

bena

dan m

telah

kasih

pun

seben

meny

kega

untuk

untuk

deng

saja

dari

elekt

Setelah k

ar-benar mu

ar-benar ma

melamun. T

h berubah.

Melihat

han. Mereka

disampaika

narnya kur

yadari bahw

agalan yang

k mencarika

Tibalah

k dijodohka

ga baik dan

Keluarga

gadis itu de

Zainal wak

tronika di k

kejadian itu

lai putus as

au hidup de

Tak ada lag

keadaan Z

a berencana

an kepada

rang setuju,

wa ia tak m

g di hadapa

annya seora

suatu hari o

annya itu. S

sesuai deng

a sang gadi

engan nama

ktu itu, Yana

kota Martap

Tern

DI

u dan beber

sa. Zainal m

engannya. K

gi senyum a

Zainal sepe

a menjodoh

Zainal. M

, namun ia

mampu untuk

inya. Mung

ang istri.

orang tua Za

Sesampainya

gan rencana

spun menya

a Yana, dia

a bekerja se

pura. Sang g

nyata khairina

SEBELAS

IJODOHKA

rapa kejadia

merasa hidup

Kini ia pasr

apa lagi taw

erti itu, ora

hkan Zainal

Mendengar i

a tak bisa

k mendapat

gkin Zainal

ainal menga

a di rumah

.

ambut Zain

seorang ga

ebagai sales

gadis hanya

a [49] 

S

AN

an yang tela

pnya tak be

rah dan terl

wa dari Zai

ah dialami d

erguna, tak

lihat labih s

inal. Hidupn

dulu, kini Z

ada wanita

suka menye

nya benar-b

Zainal

yang

endiri

benar

ang tuanya

l dengan an

itu Zainal

menolakny

tkan jodohn

l memerluk

sangat sed

nak temann

hanya bisa

ya, karena

nya sendiri

kan bantuan

dih dan m

nya. Rencan

a pasrah, w

memang Z

setelah berb

n dari orang

merasa

na itu

walau

Zainal

bagai

g lain

ajaknya ke r

sang gadis,

rumah gadis

semuanya

s yang dima

tampak ber

aksud

rjalan

nal dan kelu

dis berusia

s sebuah per

a diam dan

uarganya den

25 tahun, 4

rusahaan di

menganggu

ngan baik,

4 tahun lebi

istribusi ala

uk saat di t

sebut

ih tua

at-alat

tanya

orang tuanya mengenai maksud dan tujuan kedua belah pihak itu, dan sepertinya kedua

belah pihak keluarga itu sudah sama-sama setuju jika Zainal menikah dengan Yana.

Namun dari sang anak sendiri belum ada kata sepakat atau pun setuju. Mereka meminta

waktu untuk berfikir dan saling mengenal lebih jauh lagi. Orang tua masing-masingpun

bisa mengerti itu.

Keesokan harinya Zainal di undang ke rumah oleh Yana. Zainal waktu itu

sedang libur dan dengan senang hati bersedia datang, dan mereka berdua meminta izin

kepada orang tua Yana untuk jalan berdua untuk membicarakan masalah ini berdua.

Setelah mendapat izin, merekapun menuju suatu tempat untuk membicarakan rencana

kedua orang tua mereka.

Setelah sampai di tempat yang dianggap nyaman, mereka mulai membicarakan

rencana kedua orang tua mereka itu, dan setelah semua dibicarakan didapatlah suatu

keputusan dan kesimpulan bahwa ternyata Yana belum siap menikah. Zainal pun bisa

merima keputusan itu tanpa ada rasa kecewa, karena memang Zainal belum begitu

mengenal Yana, dan ia juga belum bisa mencintai Yana dalam waktu singkat itu,

apalagi langsung kearah pernikahan.

Setelah di dapat kesimpulan dan kesepakatan itu, maka mereka berdua

menjelaskan semuanya kepada orang tuanya masing-masing, dan semuanya bisa

menerima keputusan anak-anaknya itu.

Zainal tidak kecewa, namun dari kejadian itu dan dari kejadian sebelumnya, ia

mulai mengambil kesimpulan bahwa benar adanya tak ada wanita yang mau hidup

dengannya. Zainal sadari wajah yang sederhana dan perekonomian yang mungkin

menjadi penyebab semua kegagalan-kegagalan itu, walau disadari oleh Zainal bahwa

semua itu adalah rahasia Tuhan, namun seorang manusia biasa seperti Zainal juga tak

bisa sepenuhnya untuk memahami semua kenyataan itu. Dalam benaknya kenyataannya

adalah bahwa semua dapat dibeli dengan uang. Mereka yang mampu membeli dengan

harga mahal maka akan mendapatkan cinta yang diinginkannya.

***ooo***

Ternyata khairina [50] 

lagi

wani

yang

lemb

melu

pasan

dan m

dipun

emos

wani

Diiba

wani

darah

penja

meng

Setelah

jatuh cinta

ita adalah p

g ada dipem

Hari-har

bur sampi t

upakan urus

Zainal ta

ngannya ma

musuh terb

ngkiri juga

sinya meng

ita, sehingga

Baginay

aratkannya

ita adalah m

hnya lalu d

ajah laki-la

goda laki-la

serangkain

a, ia ingin m

penghianat d

ikiran Zaina

rinya kini d

ak memikir

an cinta dan

ak menghir

asing-masin

esar baginy

a dalam hat

galahkan ha

a cukup lam

a wanita

wanita ada

mesin pengh

ditinggalkan

aki dengan

aki demi m

Tern

D

MEM

kejadian y

membunuh

dan pencari

al waktu itu

dilalui deng

rkan lagi is

n wanita.

raukan tema

ng, yang ad

ya. Setidakn

ti kecilnya

atinya. Ser

ma ia menjau

hanya pe

alah racun y

hisap darah l

n dalam k

senyum da

mendapatkan

nyata khairina

DUA BELA

MBUNUH C

yang tragis

cinta yang

i harta dan

u.

gan bekerja

stirahat, kar

an-temanny

da dalam pik

nya itulah p

sangat me

ring kali Z

uh dari seor

nghambat,

yang merusa

laki-laki ya

kondisi seka

an kemoleka

n apa yang

a [51] 

AS

CINTA

itu, kini Z

g ada di ha

kesenangan

ainal menc

atinya, dian

n semata. S

oba untuk

nggapnya se

Setidaknya i

tidak

emua

itulah

dan bekerj

rena dengan

a, sering k

n begitulah

ali Zainal a

h ia merasa

ambil

a bisa

ya yang seti

kirannya ba

pengungkap

endambakan

Zainal sanga

rang wanita

iap minggu

ahwa cinta

pan emosion

n cinta yan

at garang

a.

u kencan de

adalah pen

nalnya dan

ng sejati, na

dan kasar

engan

nyakit

tidak

amun

pada

dan bena

ak hati laki-

ang mencint

arat. Wanit

an tubuhny

dia cari. E

alu dalam

-laki yang t

tainya, samp

ta tak lain

ya itu. Dima

Entah apa s

kehidupan

tak berharta

pi dengan k

halnya de

ana-mana s

sebenarnya

nnya.

a, dan

kering

engan

selalu

yang

mereka cari. Zainal sama sekali tak mengerti, baginya wanita adalah sosok dengan dua

kebribadiaan. Disaat pria kuat maka wanita akan melemah dan bersimpuh di pangkuan

pria, dan jika pria lemah maka wanita berubah seperti raksasa yang haus akan darah dan

menginjak-injak pria seperti sampah. Setelah melihatnya tak berdaya, dia pergi dengan

tawa terlakak-lakak. Ya itulah anggapan Zainal tentang wanita, setidaknya wanita yang

telah menjadikan dia seperti itu.

***ooo***

Ternyata khairina [52] 

tetap

Zain

gadis

berke

yang

tema

begit

Zain

ada s

lagi b

dari e

Zain

mera

Enam bu

plah dia seor

al kembali d

s penjaga to

Dilihatny

enalan, sepe

Namany

g memperke

an Zainal m

tu juga deng

al.

Zainal m

secercah cin

bahwa sete

emosionaln

Sekerasn

al mencinta

asa bosan ha

ulan berlalu

rang manus

diketuk hati

oko alat-alat

ya gadis it

ertinya mem

ya Eli, perk

enalkan me

memeperken

gan Eli yang

mengerti ma

nta antara m

lah kenal, i

nya.

nya Zainal,

ai Eli. Nam

arus menuli

Tern

T

SADAR

u. Semarah

sia biasa yan

iya oleh seo

t tulis.

tu adalah g

mang dia ad

kenalan Zain

ereka berdu

nalkan mer

g juga lagi s

aksud dari t

mereka itu. Y

ia jatuh hati

hatinya te

mun Anda t

is kegagalan

nyata khairina

IGA BELA

R PERLU

apapun dan

ng sangat m

orang gadis

gadis yang

dalah gadis y

nal dengan

ua. Ya Eli

reka berdua

sendiri. Set

temannya it

Ya,,, ternyat

i dengan El

etap luluh d

tau apa yan

n-kegagalan

a [53] 

AS

CINTA

n sebenci a

memerlukan

manis, ang

apapun Zain

n cinta dan k

ggun dan dia

nal pada wa

kasih sayang

a adalah seo

anita,

g. Ya

orang

sangat baik

yang baik.

k apa lagi setelah meereka

Eli berawa

adalah tem

a karena d

idaknya itu

al dari tem

man dari tem

dia tau Zain

lah yang di

man cowo Z

man Zainal

nal lagi sen

ijelaskan ke

Zainal

, dan

ndiri,

epada

tu, dan ia pu

ta memang

li dan setid

un mendek

Zainal tak b

aknya kini

kati Eli, berh

bisa menyan

hatinya me

harap

ngkal

enang

dengan cin

ng terjadi,

n Zainal, nam

nta. Semakin

lagi-lagi ga

mun itu lah

n hari, sem

agal. Penuli

yang terjad

makin

ispun

di.

Ternyata Zainal salah menilai temannya itu, dikira temannya itu tulus

memberikan harapan cinta kepadanya untuk Eli, namun ternyata Zainal hannya

digunakan sebagai pesaing dan pembanding. Ternyata Eli berpacaran dengan teman

Zainal itu, sebut saja Ardi.

Zainal memang terkejut, namun ia tak begitu mengambil hati dari kenyataan itu,

karena ia tau dan sadari bahwa apa yang ia yakini itu akan terjadi benar adanya.

Ya seperti yang telah dikatakanya bahwa cinta tak akan ada bagi dirinya. Zainal

hannya bisa menggelengkan kepala melihat apa yang terjadi padanya itu. Zainal

kembali pada keyakinannya itu bahwa cinta itu adalah suatu penyakit baginya dan

hidupnya.

Setelah itu seperti ia tidak lagi terlalu serius berurusan dengan wanita. Seperti

biasanya bahwa memang diakui hati kecilnya tetap memerlukan cinta dan dapat

dikatakan setelah Zainal jatuh cinta dengan Eli, Zainal juga terus jatuh hati dengan

wanita-wanita lain yang memberikan harapan padanya dan tak terkira lagi berapa

jumlahnya, mungkin semuanya bisa mencapai belasan, namun tetap pada akhirnya sama

yaitu kegagalan yang diterinmanya.

Saat ini Zainal begitu mudah jatuh cinta dan mudah pula membenci wanita. ia

sendiri tidak tau apa yang telah dan sebenarnya terjadi padanya. Seperti bukan Zainal

yang dulu, seorang yang bersemangat dan seorang yang pantang menyerah. Kini Zainal

menjadi seorang yang pemurung dan mudah putus asa. Zainal menganggap kutukan

telah datang padanya, pada kehidupannya yang miskin.

***ooo***

Ternyata khairina [54] 

kega

tak t

yang

milik

amar

nasi

tingg

orang

hidup

amar

harus

adala

sepen

yang

Setelah a

agalan yang

erkendali la

g ada dihad

knya yang

rahnaya me

ini. Zainal b

gi, tak ada a

Semua m

g tua dan ke

Disaat k

p sendiri.

rahnya itu j

slah dengan

Saat itu

ah “ cinta

ndapat deng

g lebih berun

apa yang tej

ia alami. K

agi. Sewakt

dapannya di

hancur ole

eledak, bahk

bagaikan m

ampun olehn

merasa sedih

eluarganya.

kondisi itula

Namun un

jika berhad

n sikap tenan

lah Zainal

berbanding

gan teori in

ntung, atau

Tern

EM

ejadi pada Z

Kini Zainal

tu-waktu ia

ilihatnya se

ehnya. Sem

kan handph

mesin pengh

nya apapun

h melihat pe

Tak ada lag

ah Zainal b

ntungnya ia

dapan denga

ng.

mulai mem

g lurus den

ni, namun p

orang-oran

nyata khairina

MPAT BEL

TEORI

Zainal, dan j

berubah m

bisa berub

ebagai musu

mua yang

honepun tak

ancur yang

yag membu

erubahan ya

gi senyum b

benar-benar

a masih w

an masalah

mbuat teori-

ngan harta

pastinya ora

g yang hann

a [55] 

LAS

jumlah yan

menjadi soso

bah seperti h

uh, entah b

ada dihada

k luput dari

tak ada am

uatnya tak n

g tak wajar

ok yang din

harimau yan

berapa bany

apannya pa

i sasaran ha

mpun dengan

nayaman.

r atas kegag

ngin, amara

ng lapar. Se

yak benda-b

asti hancur

arimau pem

n amarah tin

galan-

ahnya

emua

benda

saat

makan

ngkat

ang terjadi p

bahkan tawa

pada Zainal

a dari seora

l, terlebih ad

ang Zainal.

dalah

r memfonis

waras, ia m

pekerjaan

s dirinya di

masih bisa

dan di tem

itakdirkan u

mengenda

mpat-tenpat

untuk

alikan

yang

-teorinya te

” mungkin

ang-oang te

nya bisa pas

entang cinta

n banyak or

ersebut ada

srah tanpa b

a. Salah sat

rang yang

alah orang-o

bisa beronta

tunya

tidak

orang

ak.

Ya Zainal menyakini teorinya itu bukan dari kitab, buku, penelitian ilmiah atau

pun dari para pujangga sekalipun. Zainal mendapat teori itu dari kenyataan dan

pengalaman yang telah terjadi padanya.

Zainal banyak melihat sepasang kekasih yang sama sekali tidak sesuai, bahkan

tidak cocok dimatanya. Banyak seorang pria, yang dalam segi fisik sangat sederhana,

namun bisa mendaptkan seorang istri yang luar biasa cantiknya. Apakah itu yang

dinamakan jodoh dan anugerah dari Tuhan? Mungkin benar, tapi yang jelas si pria

tersebut adalah seorang yang memiliki mobil, perusahaan, rumah mewah. Lalu apa

tanggapan anda?, apa salah jika Zainal menghubungkan teorinya itu terhadap pasangan

tersebut?,.

Bukan hannya itu, Zainal dengan pemahamannya dan dengan mata kepalanya

sendiri melihat sepasang suami istri yang sungguh sangat mengherankan adanya. Sang

suami sangat gagah, tampan dan muda, tapi sang istri, tua, gemuk, mungkin lebih

pantas jika sang suami itu menjadi anak sang istri dari segi usia. Apakah itu yang

dinamakan jodoh? Mungkin iya, tapi yang jelas sang istri tua itu adalah seorang janda

yang memiliki sawah berhektar-hektar, rumah dimana-mana, kendaraan tinggal pilih

mau pakai yang mana.

Apakah salah jika Zainal mengaitkan teorinya itu pada pasangan suami istri itu?,

mungkin Anda belum bisa mengerti betul beban batin seperti apa yang dirasakan

Zainal, namun dengan melihat riwayat percintaannya, Anda mungkin sedikit bisa

memahami penderitaan yang ia alami, dan cerita ini masih akan berlanjut. Penderitaan

Zainal tidak berhenti hanya sampai teorinya itu.

Cinta, adalah kata yang sangat memuakkan bagi Zainal, ia sangat membenci

kata itu. Terkadang Zainal selalu berharap takkan lagi merasakan jatuh cinta lagi,

karena ia yakin akhirnya hannya akan menyakitkan hatinya saja, tidak ada cinta yang

tulus untuknya, dan baginya cinta itu dapat dibeli dengan uang, dan siapapun yang

memiliki banyak uang, pastilah dia akan mampu membeli cinta yang dia inginkan, dia

akan mampu membeli model cinta yang dia inginkan, bahkan cinta yang paling mahal

dan suci sekalipun bisa dibeli dengan uang.

Ternyata khairina [56] 

Yah tapi itu adalah pendapat Zainal. Mungkin saja pendapat itu salah besar,

namun dalam cerita ini itu lah yang terjadi dan penulis tetap akan menulis cerita yang

telah dialami oleh Zainal.

Banyak sekali perumpamaan oleh Zainal tentang cinta, salah satunya adalah “

cinta di disertai dengan uang, maka akan menikah dan hidup berbahagia, namun jika

cinta tanpa disertai uang maka gigitlah jarimu, kamu takkan pernah bisa merasakan

cinta bahkan bayangan orangnya pun kamu tak mampu untuk melihatnya”

Bagi Zainal, cinta yang diinginkan hannya akan datang pada orang-orang yang

berharta dan bagi kalangan yang mampu dan kuat dalam segala hal. Meranalah orang-

orang seperti Zainal yang hidup penuh dengan penderitaan dan keterbatasan

kemampuan.

Saat itu adalah dimana kejolak dan suatu pemberontakaan dari seorang anak

manusia yang tak memiliki kuasa untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Ya Zainal

sangat labil, bahkan ia tak tau apa yang sebenarnya terjadi dan seperti apa kehidupan

yang sedang ia jalani itu.

Semua terasa memaksa, memaksanya untuk masuk ke dalam dunia yang sama

sekali tak diinginkannya. Ya dunia keterpurukan, dunia penyiksaan, dunia yang tak

kenal lelah terus menghantui dan menghancurkan harapan serta keinginannya.

Zainal ingin sekali bersuara dan menyuarakan isi hatinya, namun seakan dunia

itu enggan mendengarkannya, dunia itu merasa tak perlu untuk mendengar jeritan

Zainal, dunia itu dengan buas dan kerasnya terus menggerogoti kepercayaan dan

harapan Zainal, sampai ia benar-benar telah kalah, mati dan tak lagi memiliki

kemampuan untuk melihat dan merasakan kehadiran dunia itu, dunia cinta yang begitu

kejamnya pada seorang Zainal yang miskin itu.

***ooo***

Ternyata khairina [57] 

kini

deng

kepu

untuk

kelua

di se

Diam

itu. k

sema

dada

lama

Zain

Sadar di

Zainal mul

gan menerus

Banyak

utusan untuk

k masa de

arganya.

Kini Zai

ebuah kota k

mbillah prog

Sejak itu

kesibukan d

Zainal h

angat untuk

anya. Langk

anya tak lag

al harus be

ME

irinya tak m

ai berusaha

skan pendid

hal yang te

k memilih b

epannya ya

inal masuk d

kecil yang h

gram studi T

u sedikit-de

dan semanga

harus kemb

k berubah

kah-demi l

gi Zainal du

rjuang kera

Tern

LI

ENCOBA M

YAN

memiliki ke

a untuk ban

dikannya. Y

elah ia pert

berhenti be

ang lebih b

dan tercatat

hanya berjar

Teknik Kom

emi sedikit

at untuk me

bali menye

dan bangk

langkah ia

uduk di ban

as untuk me

nyata khairina

IMA BELA

MERAIH K

NG LEBIH

emampuan u

ngkit, menco

Ya Zainal me

timbangkan

kerja dan m

baik. Tentu

t sebagai m

rak sekitar

mputer.

ia mulai b

nyelesaikan

esuaikan d

kit dari ke

mulai bis

ngku dan m

engimbangi

a [58] 

AS

KEHIDUPA

BAIK

untuk mera

oba meraih

engundurka

n sampai de

melanjutkan

unya itu ad

ahasiswa di

sepuluh kol

bisa menikm

n pendidikan

diri dilingk

eterpurukan

sa menyesu

menerima ma

suasana pe

AN

aih cinta ya

kehidupan

an diri dari p

ang didamba

yang lebih

pekerjaanny

akan,

h baik

ya.

engan akhir

n pendidikn

dalah harap

rnya menga

nnya. Pendid

pan Zainal

ambil

dikan

l dan

isalah satu p

lo meter da

perguruan t

ari rumah Za

tinggi

ainal.

mati kesibu

n sarjanany

ukannya bar

ya.

runya

kungannya

n tampak b

uaikan diri

ateri dari se

erkuiahan s

yang baru

berkobar d

setelah se

eorang peng

etelah berta

u itu.

dalam

ekian

gajar.

ahun-

tahun ia berada dalam duania kerja. Sebuah seasana yang jauh berbeda diantara

keduanya.

Hari berganti minggu dan minggu berganti bulan, sampai dengan berganti tahun.

Semua itu telah dilewati Zainal dengan setatus yang baru, ya status sebagai mahasiswa.

Tentunya ada sesuatu yang membedakan pada dirinya sekarang, setidaknya sikap dan

gaya bahasanya yang kini telah mulai berubah kearah yang ilmiah dan semua selalu

berdasarkan data dan fakta.

Zainal tak mau lagi memandang sesuatu yang terjadi karena kebetulan dan suatu

yang memang harus terjadi. Kini ia selalu meliahat semua itu dengan teori, kenyataan

alam dan terlebih pada sosial hidup jaman sekarang ini yang sudah mula nabsi-nabsi

dan tingkat egois manusiapun mulai memuncak. Baginya tidak ada lagi orang yang mau

dengan sukarela membantu sesamanya.

Zainal mulai bisa hidup dengan sedikit senyum, ya senyum ketika ia menyadari

bahwa ia kembali harus mencoba untuk membuang jaauh-jauh rasa yang datang

padanya.

Benar sekali, Zainal kembali untuk yang kesekian kalinya jatuh hati kepada

wanita. Kali ini adalah teman satu kampusnya namun berbeda fakultas. Sebut saja

Andini. Tak henti-hentinya ia berusaha menyangkal perasaannya itu, Zainal selalu

mengingatkan dirinya bahwa wanita adalah monster yang akan membunuhnya,

perasaan cinta yang dibawa oleh wanita hannyalah racun yang dibungkus dengan madu.

Itulah teori-teori dan keyakinan yang selalu di tanamkan dalam benaknya agar

bisa membuang rasa cinta yang datang padanya. Namun semua tidak berhasil dalam

kendalinya, semua yang telah ia yakini, ia rasakan dan semua yang telah ia usahakan

untuk menjauh dari cinta itu terasa tidak mampu menepis dan menghalangi racun

berbungkus madu yang datang padanya itu.

Zainal membiarkan wanita itu menorehkan luka dihantinya seperti yang telah

terjadi pada sekian banyak wanita dalam kehidupannya itu.

Zainal menyadari tak semua penderitaan yang datang padanya itu adalah buah

dari kesalahan seorang wanita, seperti pada wanita kampus ini. Zainal tau bahwa bukan

dari sang wanitalah yang menyakitinya, tapi terlebih kenyataan yang punya andil besar

untuk menyakitinya, setidaknya itu untuk sang wanita kampus itu.

Ternyata khairina [59] 

Zainal sangat mencintainya, namun sang wanita hanya bisa menganggapnya

teman dan sahabat. Zainal tidak menyalahkan sang wanita itu, ia hanya bertanya kepada

sang alam semesta, kenapa ia harus mencintai wanita yang tak mencintainya.

Tidak semarah dan sebenci dulu, karena memang Zainal mulai sadar dan yakin

bahwa hidupnya ditakdirkan tanpa hadirnya cinta. Zainal selalu berusaha untuk tidak

mencintai wanta lagi, ia memohon untuk tidak lagi diberi cinta kepada siapapun wanita

yang ada disekitarnya. Zainal ingin menyudahi penderitaannya itu. Setiap ia jatuh cinta,

setiap itulah sebenarnya ia sadar bahwa itu hanyalah membuang-buang waktu dan pada

akhirnya hanya akan menyakiti dan membuatnya harus merintih merasakan luka yang

teramat pedih yang menggores dihatinya itu.

Ternyata tidak terlalu memerlukan waktu yang lama untuk melupakan cintanya

pada sang gadis kampus itu. Kini Zainal mulai bisa untuk kembali menganggap semua

wanita disekelilingnya sebagai teman dan takkan bisa menjadi lebih dari seorang teman.

Sampai dengan suatu ketika dimana dalam suasana bisa dikatakan menyedihkan karena

berpulangnya seorang teman, namun disitu lah ada sesuatu yang diberikan oleh seorang

wanita kepada Zainal. Entah itu disengaja atau tidak, namun setelah kejadian itu Zainal

tak dapat melupakannya, kejadian itu selalu terbayang olehnya. Ya untuk kesekian

kalinya Zainal tak mampu mempertahankan pendiriannya. Cinta memang tak henti-

hentinya menggodanya dan selalu saja datang dalam kehidupannya.

Wanita kali ini memang beda dengan yang lain, dalam segala hal, baik sikap,

ilmu, dan cantiknya. Intinya wanita ini bukan wanita sembarangan, dia seperti wanita

dengan aura yang mampu menyejukkan terlebih pada seorang Zainal. Sebut saja wanita

itu dengan nama Fatimah.

Fatimah adalah teman seuniversitas dan sefakultas dengan Zainal, dan

sebenarnya pula zainal telah lama suka dengannya, namun waktu itu ia sadar dan

mampu menyadarkan dirinya bahwa itu tidak mungkin bisa terjadi.

Fatimah adalah wanita muslim yang dilihat oleh teman-temannya sangat taat

terhadap Agama, santun, lemah-lembut, pendiam dan yang membuat Zainal terkagum

adalah Fatimah sangat menjaga jarak dengan lelaki yang lain muhrimnya.

Ternyata khairina [60] 

Dimatanya, Fatimah adalah wanita idaman setelah sekian banyak jalan dan

rintangan yang telah ia lalui sampai dengan akhirnya bisa bertemu dan mengenal

Fatimah.

Seperti yang telah diceritakan sebelumnya bahwa sebenarnya Zainal telah lama

suka dengan Fatimah, namun setelah satu tahun perkenalan mereka barulah Zainal

berani untuk mengakui bahwa ia benar mencintai gadis itu dan besar harapannya untuk

dapat menikah dengannya dikemudian hari.

Zainal berani untuk mengakuinya lantaran suatu kejadian pada momen duka

seorang teman yang berpulang kesisi Tuhan dan ditambah lagi seorang wanita yang

merupakan teman dari Fatimah mendukung Zainal untuk mendekati Fatimah.

Kini Zainal harus pelan-pelan dan penuh kesabaran untuk dapat mendekati

Fatimah, karena memang menurut informasi yang ia dapat bahwa Fatimah telah

menolak cukup banyak lelaki yang datang untuk melamarnya, dan laki-laki yang datang

itu bukanlah laki-laki sembarangan. Terbanyangkan bahwa mereka berasal dari

kalangan yang Alim dan berada, juga merupakan orang yang memiliki pengaruh di

masyarakat. Namun Fatimah menolak semuanya lantaran masih ingin menyelesaikan

kuliahnya dan belum siap untuk berumah tangga.

Mendengar itu, Zainal muali minder dan semangatnya mulai turun, ia berfkir

“laki-laki yang berkualitas itu aja ditolak, apalagi dengan aku,,” (pikirnya), namun

setelah mendapat semangat dari sahabat Fatimah, barulah Zainal kembali bangkit

semangatnya. Sekarang ia mulai sadar dan kini yang ada dalam keyakinannya adalah

jodoh itu Tuhan yang menentukan, walaupun ia sadar akan teorinya tentang takdir

hidupnya itu, namun Zainal melakukan semua ini agar ia memiliki tujuan, dan terlebih

agar ia tak lagi jatuh cinta pada wanita lain lagi.

Oya penulis tidak bisa menjeaskan mengenai kejadian apa yang terjadi dan

diberikan Fatimah kepada Zainal waktu itu, karena memang narasumber enggan untuk

menceritakanya. Dikatakan bahwa itu adalah kejadian yang tak harus diceritakan

kepada khalayak umum.

Di kampus Zainal mulai disibukan dengan dua hal, yang pertama adalah

kesibukan akademik perkuliahannya dan yang kedua adalah kesibukan mengumpulkan

Ternyata khairina [61] 

data tentang Fatimah, berharap menemukan metode yang tepat untuk mendekatinya dan

mendapatkan cintanya.

Diakui olehnya hari-harinya akan sangat berat memikul rasa cintanya itu

terhadap Fatimah, wanita yang pendiam dan penuh dengan misteri. Berbagai cara ia

lakukan hanya untuk mengetahui setiap apapun yang berkaitan dengan Fatimah, baik itu

kegiatan, teman-teman dekat, bahkan ia mencoba untuk selalu mengetahui semua

agenda kegiatan Fatimah.

Sampai dengan suatu ketika yang tentunya itu merupakan momen yang

membahagiakan bagi Zainal. Hari itu adalah hari dimana Zainal dan Fatimah dan

beberapa teman lainya dikirim untuk mengikuti kegiatan kampus diluar daerah, dan

mereka berdua medapat kesempatan untuk mengikuti kegiatan itu bersama-sama. Dapat

dibayangkan saat itu Zainal sangat bahagia karena dapat bersama Fatimah selama 24

jam.

Hari-harinya waktu itu tak lepas dari bagaimana untuk dapat meraih cintanya itu

dengan bayangan kegagalan yang selalui menghantuinya. Namun demi seorang Fatimah

Zainal bertekat untuk berjuang dan berusaha sekuat tenaga dan pikiran, bahkan ia tidak

gentar walau harus bersaing dengan orang-orang yang lebih baik dalam segala hal

dibandingkan denganya.

Yang menjadikan semangat Zainal berkobar adalah kenyataan sekian lama ia

menderita karena cinta, dan ini lah saatnya ia harus mendapatkan kebahagiaan dari

cinta, cinta seorang Fatimah. Setidaknya itulah yang menjadi penyemangatnya saat itu,

walau pastinya sangat tidak mungkin baginya bisa mendapatkan Fatimah. Yang terlihat

jelas adalah kegagalan yang akan datang pada Zainal sautu saat nanti diakhir

perjuangannya.

Suasana itu tetap bertahan seperti itu, sampai dengan suatu ketika Fatimah

sedikit berubah. Zainal sulit menghubunginya, sempat satu bulan penuh tak ada

komunikasi diantara mereka, karena memang waktu itu adalah masa liburan semester,

jadi mereka jarang sekali bahkan tidak berjumpa selama satu bulan penuh. Zainal mulai

kebingungan harus berbuat apa dan ia tak tau apa yang terjadi dan kenapa Fatimah

sampai bisa begitu, tanpa kabar dan tanpa ada komunikasi walau hanya lewat

handphone.

Ternyata khairina [62] 

Namun Zainal tetap berfikir positif, diyakinkanlah hatinya memang begitulah

Fatimah sebagai wanita yang misterius dan sulit untuk ditebak isi hatinya. Selagi Zainal

kehilangan komunikasi, ia selalu menghibur dirinya dengan selalu memandang foto

Fatimah. Diam-diam Zainal mengoleksi foto-foto Fatimah. Ya tentunya foto-foto yang

ia miliki adalah hasil foto yang didapat dengan cara diam-diam tanpa sepengetahuan

Fatimah. Tak hanya di komputernya, di kamar Zainal juga terpampang foto-foto

Fatimah yang setia menemani dalam tidurnya, dan foto-foto itu begitu seetiya menyapa

Zainal dipagi hari.

Bangun tidur Zainal selalu menyapa foto-foto itu, setelah memandang foto-foto

itu seperti telah bangkit semangatnya untuk menjalani hari-harinya yang penuh dengan

tekanan batin yang telah ia rasakan sejak tiga tahun yang lalu.

Adapun yang menjadi suatu pemikiran Zainal saat itu adalah hidup itu tak

selamanya dapat diinginkan oleh semua orang, ada yang selalu bertanya kenapa

hidupku seperti ini, setidaknya itulah yang dirasakan olehnya.

Zainal merasa hidupnya selalu dalam permainan, semua yang terjadi padanya

selalu ia pertanyakan, karena memang banyak yang tidak sesuai dengan keinginannya.

Terlebih masalah percintaannya, begitu seringnya tergantung oleh perasaan yang tak

kuasa ia rasakan, bahkan untuk dibanyangkanpun ia sudah merasa tak sanggup lagi.

Namun ternyata Tuhan masih ingin memberi cobaan kepada Zainal, dan itu artinya

Zainal masih kuat dan sanggup untuk menjalani cobaan demi cobaan yang datang

padanya, yang mungkin tak sanggup dihadapi oleh orang lain.

Semua orang pasti merasakan suatu kesedihan, kesengsaraan dan suatu keadaan

dimana semua yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang diharapkan dan juga banyak

orang yang disamping mendapatkan kesengsaraan hidup, tapi disisi lain mereka juga

mendapatkan kebahagian, kasih sayang, dicintai dan mencintai. Namun berat bagi

Zainal yang hidup hanya dengan kesengsaraan batin, tanpa ada yang mencintai, Zainal

hanya bisa mencintai, mencintai orang yang dengan terang-terangan ingin menginjak-

injaknya. Walau begitu ternyata Zainal masih mempunyai keberanian, keberanian untuk

yang kesekian kalinya datang padanya, padanya yang rapuh, lemah dan tak berdaya.

***ooo***

Ternyata khairina [63] 

Saat itu adalah hari Jum’at dan mendekati masuknya waktu sholat Jum’at. Hati

Zainal seakan tergoncang dan penuh dengan rasa takut, takut jika cintanya tak terbalas,

terlebih takut akan bayang-banyang kehilangan sang pujaan.

Ya hari itu seperti bukanlah hari biasa, perasaannya sangat labil dan penuh tanda

tanya. Ketakutan yang selama ini selalu menghantuinya akan berusaha ia lawan dengan

penuh keberanian yang tersisa dalam dirinya yang rapuh itu.

Zainal sangat terbebani dengan perasaan terpenamnya itu, Zainal mulai berfikir

untuk mengungkapkan semua yang dirasakannya, tentunya dengan berbagai resiko yang

akan dihadapinya.

Resiko kegagalan tetaplah sangat besar baginya dibandingkan dengan

kemungkinan keberhasilan yang bahkan bayangannyapun tak nampak. Dengan

pertimbangan yang sedikit terpaksa, akhirnya diputuskan untuk mengungkapkan semua

yang dirasakannya itu kepada Fatimah. Ya tentunya hanya akan dilakukannya dengan

bantuan alat komunikasi, itupun hannya dengan via teks. Dirangkailah semua kata-kata

yang terpendam dan dengan penuh rasa takut dikirimlah pesan itu.

Detak jantungnya berdebar sangat kencang seiring detikan waktu yang terus

berjalan. Beberapa menit kemudia masuklah pesan, dan ternyata benar itu adalah pesan

balasan dari Fatimah. Dibukanya dengan penuh rasa ragu dan takut.

Sontak seperti darahnya berhenti saat membaca dan memahami isi dari pesan

itu. Ternyata memang tak jauh berbeda dari yang sudah-sudah. Hanyalah sebagai teman

tawaran hubungan yang diberikan oleh Fatimah padanya.

Awalnya Zainal sangat terkejut, namun setelah beberapa jam dan setelah Zainal

menunaikan sholat Jum’at hal itu tidak terlalu mengejutkannya lagi, karena memang itu

merupakan hal biasa dan sudah makanan sehari-hari baginya. Zainal hanya bisa

mengucapkan terimakasih atas jawaban yang diberikan oleh Fatimah, namun dalam hati

kecilnya jawaban itu bukanlah akhir dari perjuangannya, namun sebaliknya itu adalah

awal dari perjuanga yang lebih besar lagi dan akan masih banyak lagi perjuangan yang

akan diakukan Zainal untuk mendapatkan pujaan hatinya itu.

Dikatakannya bahwa ia takkan menyerah sebelum Tuhan berkehendak lain atas

mereka berdua. Namun tidak dipungkiri olehnya bahwa ia harus siap untuk sedikit jauh

Ternyata khairina [64] 

dari Fatimah dalam sikap dan komunikasi, yang mana pastinya diantara keduanya akan

berada dalam kondisi yang berbeda dari sebelumnya. Zainal akan memerlukan waktu

dan penyesuaian baru untuk dapat akrab kembali dan melupakan ungkapan perasaan

dan penolakan diantara mereka.

Hari-hari terus mereka lalui, dan Zainal terus berusaha untuk memperbaiki

keadaan yang sempat renggang itu. Sulit memang, apalagi untuk seorang Fatimah yang

sangat sensitif dan sangat menjaga jarak dengan laki-laki yang lain muhrimnya itu. Tak

hentinya Zainal mencoba untuk bersikap biasa di depan Fatimah, seperti tidak ada

sesuatu yang terjadi diantara mereka.

Hari-hari yang penuh dengan rasa takut, bayangan putus asa dan juga sekaligus

penuh dengan usaha untuk menyadari dan memahami kenyataan yang terjadi padanya.

Semua begitu terasa tidak adil baginya, apa yang ia rasakan sangatlah menyiksa batin

dan raga. Betapa tidak dalam dunia sekelilingnya selalu melihat kebahagian dan

keceriaan serta penuh dengan hal-hal yang memberikan suatu arti dan keindahan

perasaan. Mengapa semua itu tidak juga terjadi padanya. Hal itulah yang slalu

membayangi dan membuat Zainal hidup dalam dunia yang penuh dengan pertanyaan

yang sepertinya tak ada kunci jawaban yang menyertainya.

Bertahun-tahun kenyataan pahit itu ia jalani dan dengan setianya menemani

hidupnya. Belum ada satupun manusia di dunia ini yang dapat membantu, bahkan tak

ada yang bisa untuk mengeti keadaannya.

Rasa kecewa dan amarah selalu meracuni setiap langkahnya yang goyah dan

tanpa arah yang jelas. Sekuat apaun seorang manusia yang mencoba untuk sabar dan

iklas menerima takdir, pasti sangat sulit baginya untuk menyaksikan sesamanya yang

hidup lebih beruntung, begitu juga dengan Zainal yang telah berusah dengan sangat

keras untuk dapat menerima semua yang diberikan dan yang telah terjadi pada dirinya

dan kehidupannya. Sesutu yang berat untuk ia jalani dalam takdirnya.

***ooo***

Ternyata khairina [65] 

kesei

telah

emos

pada

menj

mimp

harap

meng

pada

kapa

tau

meng

bahk

meng

22 tahu

imbangan y

h membawa

sional yang

Hampir

a pemberont

jalani kehid

pi yang suli

pannya buk

galami dan

a dirinya.

Cinta da

an Zainal ha

rahasia ya

ghantui dan

kan ingin b

gakhiri mala

un sudah u

yang labil se

anya pada k

stabil.

selalu men

takan diri ya

dupan yang

it tewujud d

kanlah sesua

menjalani

an kasih say

arus terjaga

ang tersemb

n menggan

berhenti un

am dan sian

Tern

EN

2

usia Zainal

eharusnya b

kondisi yan

ngalami pen

ang tak ters

lebih baik.

dan selalu te

atu yang be

apa yang d

yang, itulah

saat mimpi

bunyi dala

ggunya sam

ntuk terjaga

ngnya yang

nyata khairina

NAM BELA

22 TAHUN

saat itu,

beranjak pad

g kritis unt

nderitaan b

salurkan. Se

. Baginya k

erjaga saat b

esar dan isti

dijalani oleh

mimpi yang

i itu datang

am keterjag

mpai denga

a, serta ya

kelam itu.

a [66] 

AS

N

usia diman

da tingkat st

tuk dapat m

na tingkat

tabil. Kehid

mencapai tin

emosional

dupan yang

ngkat keyak

l dan

pahit

kinan

batin dan k

emua itu me

kehidupan it

berusaha me

imewa, itu h

h orang lain

kekecewaan

embuatnya r

tu hanyalah

eraih mimp

hanyalah m

n yang lebih

n yang beru

ragu untuk d

h sebuah m

pi itu. Mimp

mimpi untuk

h beruntung

ujung

dapat

mimpi,

pi dan

k bisa

g dari

g sulit terw

pada malam

gaannya itu

an ia ingin

ang lebih d

wujud baginy

m dan siang

u. Rasa pu

berhenti u

dramatis la

ya, entah sa

gnya. Tiada

utus asa s

untuk berm

agi Zaianl

ampai

yang

selalu

mimpi,

ingin

Kalaupun Zainal harus mengakhiri semua itu, ada satu keinginan baginya,

keinginan agar ada orang yang tau akan keresahaan hatinya dan perjalanan hidupnya.

Berharap ada orang yang meneteskan air mata untuk mengiringi pengakhiran cerita

hidupnya.

Dikatakan olehnya bahwa semua yang diharap itu hanya agar ada orang yang

mengerti betapa menderitanya Zainal dan ingin orang yang tau itu bisa menceritakan

kepada dunia akan pahitnya kehidupan seorang Zainal. Sehingga kelak ia berharap tidak

ada lagi orang yang mengalami mimpi buruk itu, berharap tidak ada lagi wanita maupun

pria yang suka mempermainkan perasaan dan cinta. Zainal hanya ingin orang-orang

yang tau akan kisah hidupnya bisa saling menghargai sesama dan saling menghargai

perasaan cinta.

Dalam kegundahan hati, Zainal juga menyampaikan apa yang ada di benaknya

dalam beberapa baris kata, dikatakan itu bukan puisi, bukan pula syair, namun itu lah

yang ada dalam benaknya saat itu.

Kau datang untuk hatiku yang merindu

Kaupun pergi meninggalkan hatiku yang pilu

Semua hanya bayangan dan impiaan yang berlalu

Tanpa ada batas dan akhir dalam setiap langkah yang berliku

Dunia begitu luas dan indah

Dunia juga sempit dan lemah

Dunia memberikan harapan dan kemuliaan yang megah

Tapi dunia juga menjadikan manusia resah

Aku dan kamu sama-sama hudup di dunia

Perbedaan tampak jelas diantara kita

Kebahagiaan dan kesengsaraan memisahkan semua

Memisah atau menyatu tak ada beda

Ternyata khairina [67] 

Alam akan selalu tersenyum seiring dengan senyummu

Alam tak akan membiarkan senyummu tanpa makna

Makna yang akan menjadikan alam ini terasa indah

Keindahan dalam suatu nilai suci

Sorot matamu akan selalu terangi alam

Tanpa suaramu alam terasa sepi

Tanpa canda tawamu alam seakan mati

Tanpamu alam seakan menangis

Alam atau aku

Semua ingin melihat senyummu

Teruslah tersenyum agar kami bisa selalu tersenyum

Teruslah ada agar kami ada

***ooo***

Entah separah apa hubungan mereka berdua, sampai dengan pada hari raya Idul

Fitripun Zainal tidak mendapatkan ucapan selamat dan permohonan maaf lajimnya

seperti yang lain-lain dan yang sudah-sudah. Tentunya hal itu sangat membebani

perasaannya. Zainal takut kejadian tempo hari itulah penyebab dari kerenggangan dan

berubahnya Fatimah terhadapnya. Perubahan yang benar-benar tak disangkanya akan

separah itu.

Kembali satu bulan telah berlalu tanpa ada komunikasi dan pertemuan yang

berarti bagi mereka berdua. Zainal berusaha untuk selalu berfikir positif, Zainal

berusaha untuk membuang pikiran bahwa Fatimah telah membenci dan menjauhinya.

Ternyata khairina [68] 

Zainal tau dan sudah beberapa kali diperingatkan oleh teman terdekat Fatimah

bahwa jika ia lakukan itu, maka Fatimah akan berubah. Namun ternyata Zainal terlalu

berani mengambil resiko itu dan kini ia harus iklas untuk menerima semua resiko itu.

Yah,,, perubahan pada sikap pujaannya itu tampak begitu jelas. Namun baginya

itu adalah hal yang terbaik, setidaknya ia telah mengungkapkan semua yang telah lama

terpendam dalam hatinya dan yang lebih pasti lagi adalah kini Fatimah tau dan mengerti

apa yang dirasakan Zainal terhadapnya selama ini.

Kini Zainal tinggal menunggu kemungkinan ada kata lain dari sang pujaan, yah

tentunya Zainal berharap kata lain itu adalah perimaan cinta dan kasih sayang. Amin,

itu lah yang selalu diucapkannya saat teman-temannya bercanda mendo’akan mereka

berdua agar kelak bisa berjodoh.

Merupakan suatu hal besar jika hal itu terjadi pada seorang Zainal yang hidup

serba sederhana, namun kembali pada keyakinannya bahwa semua bisa saja terjadi

tinggal usaha dan do’a manusia.

Kini Zainal dalam kondisi makin kurang baik, banyak hal yang mebuat

hidupnya semakin terasa hampa, sepi dan kosong. Semua yang ada dalam

kehidupannya berlahan-lahan menjauh seakan sirna, entah apa yang sebenarnya terjadi

dalam hidupnya itu. Zaianal merasa hidupnya terpojokan dengan hal-hal yang sama

sekali tak diinginkanya. Diapun tak tau apa sebenarnya yang terjadi, sama sekali tak

terwujud suatu kebahagiaan dalam kehiupan sosialnya.

Waktu terus berlalu, kisah sedihpun terus berjalan seiring perjalanan hidupnya.

Alangkah setianya kesedihan dan penderitaan itu, seakan enggan untuk menjauh dari

kehidupannya, kehidupan yang sudah goyah tetap saja sang derita setia untuk mewarnai

dan mendampingi kehidupan itu.

Kehidupan yang sulit untuk dipahami secara akal manusiawi yang mempunyai

hak dan kewjiban yang sama. Kehidupan macam apa itu sebenarnya, tidak ada teori

yang mamapu dengan tepat untuk menjelaskan dan memecahkan kunci permasahan itu.

Harus bagaimana, harus menggunakan metode apa untuk dapat menjelaskan dan

mencari jalan keluar dari semua itu, semua kisah yang tak jelas pangkal ujungnya,

tentunya baginya yang merasakan, dan takkan ada manusia lain yang mampu untuk

memahami itu, karena hanya yang merasakanlah yang mampu untuk memahami itu,

Ternyata khairina [69] 

memahami dan berkeyakinana bahwa itu semu tidaklah adil baginya, seorang yang

sudah hidup penuh dengan penderitaan ditambah lagi penyakit batin yang hanya

menambah penderitaan dan kenistaan hidup.

Batin yang hancur karena semua tidaklah sejalan dengan jiwa, jiwa yang telah

diberikan padanya. Salahkah ia mempertanyakan itu? Siapa yang berani

menjawabnya,,,? Hanya yang merasakanlah yang akan berani dengan tegas menjawab

pertanyaan itu.

***ooo***

Kerenggangan antara mereka berdu semakin jelas, seakan mereka bukan orang

yang saling kenal, keduanya saling menjaga jarak, ya tentunya itu lah yang dilakukan

Fatimah. Zainal hanya bisa pasrah menerimanya, ia tidak bisa berbuat apa-apa bahkan

ia harus menahan rasa sakit dan rasa tersinggung atas perlakuan Fatimah padanya

secara tidak langsung.

Perlakuan yang tampak jelas membedakannya dari teman laki-lakinya yang lain.

Mau dikata apa, serasa Zainal adalah manusia terbuang, jangankan menyapa,

melihatpun sepertinya Fatimah enggan dan malas. Entah karena apa, entah seberapa

besar kesalahan yang telah diperbuat Zainal. Banyak sikap yang ditunjukan oleh

Fatimah sangat menyinggung perasaan Zainal.

Mungkin semua tau adalah konsekuensi bergaul dengan wanita misterius itu dan

Zainalpun juga harus tau bahwa seorang Fatimah adalah sosok wanita yang taat pada

ajaran Islam, dan sudah merupakan suatu keharusan baginya untuk menjaga jarak

terhadap laki-laki yang bukan muhrinya walau itu adalah teman satu kampus dan satu

jurusan yang tentunya akan banyak komunikasi terkait aktifitas akademik perkuliahan.

Zainal menyadari itu, tapi apa, kenyataannya tak seperti yang dibayangkan

olehnya, kenapa perlakuan jaga jarak atau apapun sebutannya itu teralu nampak hanya

pada Zainal. Sering ia melihat Fatimah duduk bersama berdekatan dengan teman

cowonya yang lain. Tapi untuk Zainal, seakan jarak tiga meter masih terlalu dekat bagi

seorang Fatimah. Itulah yang membuat hati Zainal seakan terkoyak dan ia merasa

seorang laki-laki yang tak berguna dan hanyalah menjadi pengganggu bagi Fatimah.

Sampai dengan Zainal terus bertanya kenapa, apa, ada apa serta bagaimana semua itu

Ternyata khairina [70] 

terjadi padanya???. Pertanyaan yang tak tau harus kemana menanyakan dan dimana

bisa mendapatkan jawabannya.

Kembali berbicara tentang cinta dan jodoh, kembali semua itu tidak masuk

dalam keyakinan Zainal, semua itu baginya adalah sebuah penyakit yang datang hanya

untuk menyakitinya tanpa ada obat yang bisa menawarkan racun penyakit itu. bukan

Fatimah, bukan, Noor, bukan Tifa dan bukan pula wanita-wanita lain yang telah

menyakitinya itu sebagai penyebab datangnya kesengsaraan, namun kenyataanlah yang

saat ini selalu dipertanyakan Zainal. Kenyataan semacam apa yang sedang ia hadapai,

dan kenyataan yang mungkin hanya Zainallah yang menjalannya. Benar-benar berat

bagi seorang Zainal untuk dapat menjalani dan menerima takdir yang telah datang pada

kehidupannya.

Zainal yang kini telah menjadi sosok yang tak jelas, terkadang baik dan

terkadang pula jahat. Zainal yang dulu telah musnah dan kini tinggal Zainal yang

arogan penuh dengan amarah yang membara dalam hatinya. Seorang dengan kilatan

tajam dalam matanya. Sebuah kilatan yang mampu memperlihatkan pada dunia bahwa

ia adalah manusia tersingkir, manusia yang hanya bertemankan derita dan nestap, itulah

Zainal yang sekarang dikenal oleh orang tuanya. Sungguh sakit hati kedua orang tua

tatkala melihat anak tercinta yang dulunya lembut, penuh semangat dan seorang yang

pantang menyerah kini telah berubah menjadi seorang yang berhati batu, bernyali ciut

dan lupa akan kodarat dan tanggung jawabnya sebagai seorang muslim.

***ooo***

Ternyata khairina [71] 

cinta

meny

kehe

siapa

umat

mera

menj

sewa

mem

karen

tak l

berja

Diakui o

a telah beru

yalahkan k

ndak Tuha

apun, terleb

t muslim.

Seringka

angkak dew

jalankan Sh

aktu masih

mbaca Alqur

na urusan du

Entah se

agi berkum

amaah dan m

olehnya bah

ubah cukup

kenyataan y

an yang ta

ih lagi ia sa

ali Zainal

wasa Zaiana

holat berjam

kanak-kan

r’an bersam

uniawai yan

etan mana y

mpul bersam

membaca A

Tern

TU

PE

hwa sebena

p drastis. Z

yang terjadi

ak bisa dita

adar akan ke

meninggal

al mulai jar

maah dan m

nak begitu r

ma teman-t

ng hanya se

yang telah m

ma teman-tem

Alqur’an ber

nyata khairina

UJUH BEL

ENGAKUA

arnya kondi

Zainal meny

i padanya.

awar dan

eteledorany

kan kewaj

rang untuk

membaca k

rajinya Zai

temanya. Sh

ementara.

mempengaru

man untuk

rsama lagi d

a [72] 

LAS

AN

isi kpribadi

yadari bahw

Zainal tau

disangkal

ya meningga

iannya sem

wa dirinya

u bahwa se

olehnya da

alkan kewaj

menjak meng

tak seharu

emua itu ad

an bahkan

jibannya seb

genal

usnya

dalah

oleh

bagai

iban lima

pergi ke M

kitab suci A

inal Sholat

holatnyapun

waktunya

Masjid atau

Alqur’an se

berjamaah

n seringkal

dan seme

Mushola u

bagaimana

h di Masjid

li bolong h

enjak

untuk

dulu

d dan

hanya

uhui Zainal

datang ke M

di malam ha

l sampai de

Masjid men

ari.

engan ia ber

njalankan S

rubah

Sholat

Dikatakan olehnya, mungkin itu lah yang menyebabkan Tuhan memberikan

cobaan yang munurutnya sangat berat untuk dijalani. Tapi itu lah yang terjadi dan

seperti itu lah jalan hidupnya.

Namun dikatakan pula bahwa sebernarnya ia ingin sekali memperbaiki keadaan

itu, Zainal ingin sekali bertaubat dan kembali menjaga dan menjalankan kewajibannya

sebagai umat muslim dengan baik sesuai dengan ajaran Islam, namun godaan itu terlalu

berat dan kuat baginya, setiap ingin kembali mendekatkan diri kepada sang pencipta,

setiap itu lah dikatakan olehnya selalu datang godaan yang menghalanginya sehingga

tak hayal niat itu harus tertunda.

Begitu dan begitulah yang terjadi padanya. Entah sampai kapan Zainal harus

dalam kondisi seperti itu. Semua itu terjdi begitu saja dan ia tak tau harus bagaimana

untuk melawan godaan itu, godaan yang membawanya kejalan keterpurukan dan

berujung pada perusakan hati dan keimananya. Kenapa tidak, Zainal seperti tak

mengenali dirinya dan tak tau apa yang terjadi pada dirinya. Semua yang terjadi

padanya selalu dianggapnya suatu bentuk penyiksaan dan bentuk ketidak adilalan.

Entah apa yang ia maksud dengan ketidak adilan itu.

Jelas bahwa Tuhan Maha Pengasih dan Maha Penyayang pada semua hambanya

yang bertaqwa, namun sepertinya Zainal menyangkal hal itu bahkan parahnya lagi ia

lakukan dalam bentuk tindakan nyata, walau sebenarnya bahwa hati kecilnya menolak

dan menyadari semu itu, menyadari bahwa tindakannya itu salah besar.

Zainal sering menangis dan meminta ampun pada Tuhan saat usai

melampiaskan kemarahannya, namun semua itu tak jua bisa membuka hatinya dengan

menyadari semua ketentuan Tuhan yang telah terjadi padanya itu.

Zainal masih belum sepenuhnya mampu untuk menyakinkan dirinya bahwa

semua yang terjadi padanya itu adalah sesuatu yang terbaik untuknya dan dari semua

ujian dan cobaan yang datang pasti akan ada hikamahnya. Sepertinya hatinya benar-

benar telah tertutup dengan kebencian, kebencian akan jalan hidupnya.

Benar-benar keadaan yang rumit untuk dimengerti, disatu sisi Zainal sadar

bahwa itu adalah ujian dan cobaan yang datangnya dari Tuhan, namun disisi lain ia

masih menyangkal dan menyakini bahwa itu semua adalah kutukan yang menimpa

dirinya. Namun mau dikata apa lagi, pada kenyataanya itulah yang terjadi. Seorang

Ternyata khairina [73] 

Zainal yang dulunya adalah sosok yang penuh dengan semangat dan seorang yang

pantang menyerah serta rajin mengaji, namun kini setelah beranjak dewasa dan mulai

mengenal cinta, semua itu terasa lenyap dan keadaan begitu cepat berubah. Perubahan

yang cukup besar untuk jangka waktu yang relatif singkat kurang dari lima tahun.

Mungkin ada yang sependapat dengan Zainal bahwa semua itu terjadi karena

efek dari kegagalan-kegagalan cinta yang ia alami, namun mungkin itu hanya sebagian

kecil orang yang sependapat dengan dirinya. Tapi begitulah yang terjadi dan karena itu

jugalah Zainal menganggap penyebab dari perubahan yang terjadi padanya.

Salah memang apa yang menjadi sangkaannya, namun Zainal tak kuasa untuk

menghadapi kenyatan yang sebenarnya, kenyataanya bahwa mungkin semua yang

terjadi padanya itu merupakan buah dari apa yang telah ia perbuat dengan melupakan

apa yang telah menjadi kewabibannya sebagai umat muslim.

Zainal takut keadaan itu terus terjadi tanpa ia bisa merubahnya. Zainal takut

umurnya tak sepanjang saat sampai dengan ia mampu utuk mengalahkan godaan yang

menghalanginya untuk kembali lebih mendekatkan dirinya kepada Tuhan. Ketakutan

yang begitu besar sampai banyak sekali bayangan-bayangan akan kehancuran dirinya

diakhir hembusan nafasnya.

Terlepas dari semua pengakuan itu, Zainal masih mempunyai keyakinan untuk

bisa memperbaiki dirinya, walu mungkin harus membutuhkan waktu yang cukup lama

untuk itu, namun Zainal akan tetap berusaha keras dan hati kecilnya selalu berdo’a agar

sekirannya Tuhan segera memberikan jalan keluar dan mebuka hatinya yang telah

tertutup dengan hal-hal yang telah menyesatkan hidupnya.

Yang menjadi permintaan terbesar Zainal adalah sekiranya Tuhan memberikan

umur yang cukup sampai dengan ia bisa mengalahkan semua godan yang menyesatkan

itu dan saat diamana semua rahasia dibalik ujian dan cobaan yang datang padanya dapat

diperlihatkan kepadanya. Itu lah permintaan dan harapannya, harapan dari seseorang

yang tak menginkan sesuatu yang besar, hanyalah cinta dan kasih sayang dari seorang

wanita yang ia cintai, cinta sejati itu lah yang sepertinya enggan datang dan

menghampiri dalam kehidupanya, kehidupan yang penuh dengan kesederhanaan dan

keterbatasan kemampuan, kemampuan dalam segala hal. Yah itu lah riwayat

Ternyata khairina [74] 

penderitaan Zaianl, kegagalan merupakan kesimpulan dari semua usaha dan harapan,

terlebih pada kisah percintaan dan asmaranya.

***ooo***

Ternyata khairina [75] 

cinta

pesim

sesek

kehid

olehn

yang

sehar

Zain

kehe

kuat

milik

cabik

Sebe

Kehidup

a Zainal. Ya

mis dan ter

kali memb

dupan oran

nya bahwa i

g lebih beru

rusnya yang

Rasa ce

alpun meng

ndaknya be

dan sangg

ki.

Zainal se

k oleh ken

enarnya Za

pan terus be

a tentunya m

lebih lagi s

banyangkan

ng-orang dis

itu semua a

untung dari

g ia yakini.

emburu dan

gadari itu. N

egitu besar

gup untuk m

endiri tak m

nyataan pah

ainal sudah

Tern

DEL

MEND

KET

rjalan, begi

masih dalam

saat ini Zai

bisa mer

sekelingnya

adalah bentu

inya walau

n iri itu ad

Namun kem

dan sulit un

menjalani s

mengerti kek

hit masih s

h beberapa

nyata khairina

LAPAN BE

EKATI PU

TERPURUK

itu juga den

m keadaan y

inal lebih se

rasakan ke

a yang jauh

uk kecembu

disadari it

dalah hal y

mbali pada p

ntuk dicega

semua ujian

kuatan apa y

aja sanggu

akali meny

a [76] 

ELAS

UNCAK

KAN

ngan perjala

yang sama

ering melam

hidupan y

h lebih ber

uruan dari se

tu semua se

anan dan pe

seperti itu,

mun dan m

ang begitu

runtung dar

eorang Zain

eharusnya t

etualangan k

terpuruk, g

menyendiri u

u indah se

rinya. Ya d

nal dengan o

tidak lah b

kisah

gagal,

untuk

eperti

diakui

orang

begitu

yang sangat

pengakuann

ahnya. Nam

n hidup, en

t dilarang

nya bahwa

mun begitula

ntah kekuat

oleh Islam

rasa yang d

ah Zainal, s

tan apa yan

m dan

diluar

selalu

ng ia

yang ia mili

up untuk te

yatakan ak

iki sampai d

etap menata

kan ketida

dengan terc

ap kehidupa

ak sanggup

cabik-

anya.

panya

menerima penderitaan itu, namun sungguh memang kekuatan itu tampaknya terlalu

kuat untuk tetap menerima penderitaan yang datang.

Kekuatan itu menjadikan Zainal tetap siap untuk menjalani semua penderitaan

yang telah dipersiapkan untuk datang pada kehidupanya. Walau diakui bahwa dirinya

sungguh tak sanggup lagi dan begitu besar keinginnya untuk mengakhiri semua itu,

namun kenyataan sama sekali tak mau mendengar jeritanya itu, seakan kenyataan itu

tetap dengan buasnya akan menyiksanya sampai mungkin ia benar-benar tak lagi untuk

bisa melihat dan merasakan kehidupan lagi.

Hem cape memang menceritakan perjalanan seseorang yang hanya penderitaan-

penderitaan dan penderitaan yang ada, tapi itu lah sebenarnya yang terjadi pada Zainal.

Penulis akan terus menulis dan memperlihatkan pada dunia akan kegundahan

Zainal sampai dengan akhir perjuangan dan bilakah sampai mendapatkan jawaban atas

semua pertanyaan yang selalu ia pertanyakan pada kehidupan ini.

***ooo***

Waktu terus berlalu, aktifitas kehidupan terus dilalaui oleh Zainal. Sampai

dengan suatu hari, hari tiu adalah hari Senin, dimana tersebar sebuah berita, berita yang

cukup membuat Zainal harus menahan sesak dada karena kabar itu. sebuah kabar yang

langsung menusuk ulu hati dan menorehkan luka yang amat dalam di hati Zainal. Luka

karena kenyataan yang menjelaskan akan gambaran kekalahan akan datang dan

menimpanya kembali seperti yang sudah-sudah.

Sebuah kabar bahwa Fatimah sebenarnya telah memiliki seorang kekasih.

Terkejut memang, seorang Fatimah yang ia kenal itu bisa berpacaran. Antara percaya

dan tidak percaya akan kabar berita itu, namun sungguh karena kabar itu Zainal dengar

dari orang yang cukup di kenalnya dan tak mungkin kabar itu bohong. Zainal yakin

sang pembawa kabar berita itu tak mungkin mengada-ada. Bermacam pertanyaan

kembali datang. Fatimah mengatakan bahwa dia tak mau pacaran karena itu

bertentangan dengan ajaran Islam, namun kini banar yang bertolak belakang datang

pada Zainal.

Ternyata khairina [77] 

Kini rasa percaya itu lebih besar dibandingkan dengan rasa tidak percaya. Hem

lagi-lagi suatu pembuktian bahwa hidupnya memang benar-benar tak jauh dari rasa

tersingkir dan kegagalan. Semua itu terasa jelas dan nyata, ternyata seorang Fatimah

bisa memiliki kekasih.

Keyakinan itu muncul dan menguat dari benak Zainal saat sering dilihatnya

waktu jam kuliah Fatimah mengotak-ngatik handphonenya, dirasakan juga akhir-akhir

ini sikap Fatimah sedikit berubah. Sering terlambat kuliah dan sesekali malah bolos

kelas. Entah apa yang terjadi, tidak ada seorangpun yang tau persis kenapa Fatimah bisa

begitu.

Hem hal yang mengherankan dan membuat Zainal banyak berfikir apa, dan

kenapa dengan Fatimah. Kenapa dia bisa berubah seperti itu, pertanyaan yang sulit

untuk terjawab oleh seorang Fatimah yang pendiam dan sosok yang sulit ditebak.

Adakah hubungannya antara perubahan yang terjadi pada Fatimah dengan kabar itu.

Tapi sebenarnya ia sadari bahwa tak seharusnya Zainal berfikir seperti itu, bisa saja

Fatimah ada kesibukan keluarga sehingga telat kuliah dan tidak masuk kuliah.

Saat itu Zainal untuk kesekian kalinya kembali mulai goyah dan menyerah, ia

meresa sia-sia terus berjuang untuk mendapatkan cinta Fatimah dengan keadaan seperti

itu, ditambah lagi dengan pengalaman-pengalaman yang telah dilaluinya yang membuat

keyakinana akan lingkaran kutukan itu semakin jelas baginya dan bagi kehidupanya.

Kebingungan kembali datang padanya, ia tak tau harus berbuat apa dan

mengambil langkah apa untuk selanjutnya, apakah menyerah atau melanjutkan

perjuangan dengan bayangan sia-sia dan hanya akan menambah dan memperparah rasa

sakit hati dan kekecewaan.

Benar-benar pilihan yang sulit untuk diputuskan oleh seorang Zainal saat itu.

Keadaan seperti itu terus dilaluinya dengan hati yang merintih dan kenistaan yang

membuat hari-harinya seperti dalam neraka, neraka yang dengan buasnya menelan

tubuh dan perasaanya dalam kobaran api cinta yang tak dapat terpadamkan oleh air

mata.

Sampai dengan suatu hari dimana Zainal benar-benar yakin hidupnya hanya

akan dialalui dan ia habiskan tanpa hadirnya seorang kekasih dan pasangan hidup.

Ternyata khairina [78] 

Kenapa tidak, sedikit demi sedikit teman-teman wanita di kampusnyapun mulai

menjauh dan enggan mendekat, bahkan seperti tak mengenalnya.

Zainal merasa kebanyakan tewan wanitanya itu datang padanya saat

membutuhkan sesuatu, namun disaat Zainal memerlukan bantuan dan membutuhkan

teman yang bisa mengerti akan perasaannya, mereka semua menghilang entah kemana.

Ya sampai dengan dalam kondisi benar-benar menjauh dari hidup dan pergaulan Zainal.

Mau tidak mau Zainal harus menyadari kondisi itu dan menerima semua perlakukan

mereka pada dirinya karena ia yakin itulah yang digariskan dalam perjalanan hidupnya.

Kasih tak sampai hanya akan membawa derita, sakitnya derita yang telah ku

rasakan. Putus cinta dan gagal lagi, kapankah aku menemui cinta suci, sudah belasan

kali bercinta selalu berakhir dengan kegagalan. Cinta bagiku hanyalah bayangan,

ingin bahagia juga hanyalah bayangan. Batin tersiksa serta menderita. Sebagai insan

yang merindukan cinta dan kasih sayang yang tulus mulia. Putus dan gagal lagi, itu lah

yang selalu mewarnai kisah perjalanan asmaraku.

Ia harus tetap bertahan, Zainal tetap harus menjalani kehidupannya, kehidupan

yang berat, baginya itu harus terus ia jalani sampai dengan nanti, sampai dengan ada

perubahan baginya, itupun kalau ada perubahan baginya. Keyakinan perubahan itu

dirasakan olehnya sangatlah tipis dan seakan tak mungkin baginya perubahan itu terjadi

pada kehidupannya.

Berlahan-lahan Zainal kembali mencoba untuk tegar dan tetap berusaha

menjalani apa yang telah digariskan padanya. Tertatih-tatih ia mencoba melakukan

semua itu, melakukan semua hal yang sama sekali tak terfikir olehnya untuk datang

dalam kehidupannya.

Kehidupan terus berjaan, seakan enggan untuk berhenti sejenak untuk

menunggu Zainal benar-benar bangkit dari keterpurukan. Zainal dipaksa untuk bangkit

dan terus menjaani kehidupan yang datang padanya. Perkuliahan yang semakin padat

ternyata sedikit membantu Zainal dalam usahanya melupakan masalah cinta. Hari-

harinya terus ia lalui dengan kesibukan perkuliahan, pagi berangkat dan sore pulang, tak

jarang sampai malam Zainal baru pulang karena harus mengerjakan tugas-tugas dari

dosen.

Ternyata khairina [79] 

Semua kesubikan itu ternyata berlahan-lahan mampu mengalihkan fokus

pikirinnya walau tak sepenuhnya Zainal telah melupakan kisah perjalanan cinta

pahitnya. Saat malam tiba, sering kali Zainal kembali teringat akan nasib hidupnya, hal

itu sering kali membuatnya susah tidur, apa lagi saat menyadari bahwa banyak teman-

teman satu sekolahnya dulu telah menikah dan tak sedikit diantara mereka telah

memiliki anak.

Sungguh beruntung mereka itu, hidup bahagia dengan pasangan hidup dan

ditemani hadirnya seorang anak, buah cinta diantara mereka. Setidaknya itu lah

anggapan Zainal tentang kehidupan teman-temanya itu walau ia tak atua apa

sebenarnya yang mereka alami dalam kehidupan keuarganya, apakah benar-benar

bahagia atau tidak,,, tapi bagi Zainal setidaknya mereka ada yang mencintai dan

mencintai.

Lain halnya dengan Zainal yang hanya bisa mnecintai dengan kenyataan tak ada

yang mencintainya. Benar-benar kenyataan yang pahit dan sedih untuk diceritakan, tapi

itu lah yang terjadi pada Zainal, seorang perjaka desa di pedalaman Kalimantan yang

kini keadaan desa itu tak lagi semurni dan seperawan dulu. Desa itu tak lagi sejuk dan

harum, karena tak ada lagi terlihat bunga-bunga nan indah dipadang rerumputan.

Gunung-gungung yang dulunya indah dan dipenuhi pepohonan yang rindang kini tak

ada lagi.

Semua keindahan itu telah hancur seiring peradapan zaman, dan akibat tangan-

tangan oknum manusia yang tak bertanggung jawab hanya ingin mengeruk kekayaan

bumi tanpa memperhatikan kelestarian alam. Benar-benar desa dengan sebagian

daerahnya telah rusak sama seperti halnya hati dan perasaan Zainal yang telah hancur

karena kenyataan dan tangan-tangan wanita yang dengan sengaja telah menyakiti

perasaanya.

Namun lagi-lagi Zainal belum menyerah, terus ia harus lalui semua kenyataan

dan perjalanan hidupnya, perjalanan hidup tanpa arah dan bayangan, perjalanan hidup

yang hanya dibuai mimpi dan harapan, harapan yang tak pernah terwujud bahkan tak

jua ada mimpi-mimpi setiap malamnya itu akan mucul dalam kehidupan siangnya

Benar-benar kehidupan yang sempit dan memuakkan.

Ternyata khairina [80] 

Baginya dengan sisa kekuatan tak hayal seperti ikan terdampar dipasir, tak

mampu berbuat banyak, jangankan untuk bergerak, bernapaspun harus tersedak-sedak

oleh pasir putih yang menyiksa. Jauh harapan untuk menemukan dan mendapati

dinginnya air dan harus mengubur dalam-dalam keinginan untuk bisa menerjang ombak

yang seperti menari-nari menertawakan sang ikan yang tergolek lemah tanpa daya

menahan sengatan mentari tajam, mengeringlah darah, berlahan menghentikan detak

nadi, sampai dengan akhirnya sang ikan harus meregang nyawa tanpa ada yang peduli,

terkubur dalam lautan pasir bersama derita dan nestapa.

Begitulah penulis meilustrasikan keadaan Zainal, keadaan yang tak jua ada

perubahan untuk menang, kehidupan yang tak lagi ada tawa, bahkan senyum pun tak

diingat lagi baginya.

***ooo***

Ternyata khairina [81] 

mem

terjad

sangg

menc

bahk

adala

2 ora

pertim

yang

semu

yang

deng

perbu

dijela

meng

Waktu t

mbaik denga

di padanya

gup untuk m

Keyakin

coba mengk

kan sampai

ah teman ke

ang anak.

Semua

mbangan Z

g dianggap

uanya meng

g mngikuti

gan mahklu

utan seoran

askan pula b

Mendeng

ghantui per

K

terus berlal

an mulai be

a merupakan

menolak dan

nan dan ke

konsultasika

dengan ke

eluarga Zain

berawal d

Zainal berse

mampu me

gatakan bah

Zainal, sesu

s halus. Dij

ng wanita y

bahwa hal i

gar hal itu

asaannya. D

Tern

SEM

KEADAAN

lu dan dila

erhasilnya Z

n suratan t

n menghent

sadaran itu

an masalah

guru pesan

nal, usianya

dari rasa s

edia untuk

enyelesaika

hwa aura Z

utau itu ad

ijelaskan pu

yng dulunya

itu terjadi ka

u sontak Z

Difikirkan o

nyata khairina

MBILAN BE

SEDIKIT

lui Zainal.

Zainal men

takdir dan k

tikannya.

u muncul b

yang alam

ntren ternam

a kira-kira 3

simpati ak

mengikuti

an masalah

Zainal telah

dalah sebang

ula awal m

a pernah m

arena sang g

Zainal terk

olehnya jika

a [82] 

ELAS

MEMBAI

Kini kead

nyakinkan d

kehendak I

berawal dar

mai oleh Zai

ma. Sebut

34 tahun, su

kan keadaa

ajakan ma

spiritual te

tertutup, di

gsa makhlu

mula dari ha

menjalin hub

gadis tak in

kejut, rasa

a ada wanit

IK

daan ternyat

dirinya bah

Illahi yang

ta sedikit m

hwa semua

tak seoran

mulai

yang

ngpun

ri ajakan s

inal itu ke o

saja mas A

udah menik

seseorang u

orang tua, k

Anton, ya A

kah dan mem

untuk

kiya’i

Anton

miliki

an Zainal.

as Anton itu

elah didatan

ikatakan bah

uk gaib atau

adirnya mak

bungan den

ngin kehilan

Tanpa ba

u. Semua o

ngi, dan ha

hwa ada se

u sering di

khluk itu ad

ngan Zainal

ngan Zainal.

anyak

orang

ampir

suatu

sebut

dalah

, dan

percaya d

ta yang tak

dan tak per

mau kehila

rcaya

angan

dirinya kenapa semua wanita yang pernah hadir dalam hidupnya harus

meninggalkannya.

Sungguh pertanyaan yang rumit dan sukar untuk diterima secara logikanya.

Sang guru mengatakan pula bahwa hal-hal yang menghalangi Zainal itu pun dengan

sendirinya akan hilang, hanya saja waktulah yang menentukannya. Tak ada yang bisa

mengetahui kapan waktu itu tiba.

Sejak saat itu lah Zainal mulai belajar untuk lebih bersabar dan meyakinkan

dirinya bahwa suatu hari semua akan berubah, namun memang keyakinanya itu tak

sekuat dan masih tak mampu mengalahkan kenyakinan sebelumnya bahwa hidupnya

berada pada lingkaran kutukan. Namun terlepas dari semua keyakinannya itu, Zainal

sadar tak ada gunanya terus mengurung diri dan menyakiti batinnya dengan keyakinan-

keyakinan itu.

Kini Zainal mulai mencoba untuk hidup normal dan berusaha untuk lebih

mendekatkan diri pada sang pencipta. Walau tak ada hasil nyata dari para guru dan

kiya’i, namun sejak itu Zainal bisa lebih menahan diri untuk mencintai wanita, ia selalu

ingat bahwa ada penghalang dalam dirinya. Sia-sia baginya jika harus mencintai wanita

lagi, karena penghalang itu akan kembali membuat kegagalan dalam langkah dan

cintanya.

Fatimah wanita terakhir saat itu yang ia cintai dan ia kejar, namun kini berlahan

telah ia lupakan. Semangat pantang menyerah yang pernah ia tanamkanpun berlahan

telah pudar. Zainal mulai menyerah, pasrah dan tak lagi ada harapan baginya untuk

memiliki cinta.

Berat memang melupakan semangat untuk mendapatkan cinta seorang Fatimah,

namun apa daya, itu lah langkah yang harus dilakukan Zainal, langkah terpaksa untuk

berhenti mencintai wanita yang dicintainya.

Berat memang, tapi baginya mungkin itu lah yang terbaik dari pada terus

mengejar hal yang tak mungkin bisa didapatkan. Zainal hanya bisa berdo’a dan

menunggu akan tibanya waktu dimana semua penghalang itu akan sirna dan auranya

dapat terbuka seperti yang dikatakan oleh guru pesantren itu. Menungu sesuatu yang tak

pasti pula, tapi mungkin itu lah yang terbaik dari pada terus bersikeras menggapai cinta

dengan kenyataan hanyalah kegagalan yang akan didapat.

Ternyata khairina [83] 

Akhir semua usaha untuk meyerah berhasil dilakukan oleh Zainal, Ia telah bisa

hidup dengan tak lagi ada keinginan untuk mencintai dan harapan uantuk dicintaipun

telah hilang dari angan dan harapannya.

Kehidupan terus dilaluinya dengan suka cita, perkuliahan yang padat terus ia

lalui dengan senang hati. Teman-teman wanita yang menganggapnya hanya seoarang

lelaki yang tak harus dijadikan teman istimewapun tak ia permasalahkan. Kini hidupnya

benar-benar berubah dari lelaki yang mudah marah dan mudah tersinggung berlahan

telah berubah menjadi lelaki santai dan tak lagi mengnggap dirinya seperti sampah yang

selalu di jauhi orang terutam para wanita.

Kini Zainal bisa tersenyum, tersenyum karena hasratnya untuk menikah telah

pudar, hilang tak ubahnya kemarau yang basah disirami derasnya hujan yang

mengguyur, seperti tanaman yang kering layu karena panas terik mentari kembali segar

karena tetesan air dari mata air segar.

Semua berubah, semua bangkit, Zainal bangkitkan gairah hidupnya tanpa

hadirnya pasangan hidup dan tanpa hadirnya cinta. Cinta telah terbuang jauh dari

pikiran dan angannya. Cinta telah terkubur dalam-dalam, terkubur bersama kisah derita

yang ia alami selama ini, terkubur dalam dan tak kan lagi teringat oleh Zainal. Cinta

adalah penyakit, itu lah hal terakhir yang ia ucapkan mengenai cinta, setidaknya cinta

bagi orang yang tak mampu untuk mendapatkan cinta itu, orang yang lemah seperti

Zainal, lemah, miskin, perjaka desa serta lelaki yang hannya bisa mencintai.

Yah lengkaplah sudah semua beban hidup yang harus dipikulnya, namun kini

beban itu telah dikuburnya. Dalam keyakinannya sekarang adalah jika memang

manusia diciptakan berpasang-pasangan, maka kelak akan ada waita yang datang

padanya, namun jika Zainal harus hidup tanpa cinta itu lah garis hidupnya.

Benar-benar keyakinan yang luar biasa, benar-benar kesadaran yang luar biasa,

kesadaran dari seorang Zainal yang dulunya sangat menentang apa yang telah

digariskan padanya. Seorang Zainal yang berhati keras, seorang Zainal yang membenci

hidupnya kini telah berubah menjadi seorang Zainal yang bisa menghargai hidupnya,

seorang Zainal yang bisa melupakan sederetan kisah perih dan pilu diperjalanan

hidupnya, seorang Zainal yang iklas telah menjalani kesakitan bertahun-tahun dan

seorang Zainal yang kini telah benar-benar bisa menerima apa yang telah digariskan

Ternyata khairina [84] 

dalam hidupnya, menerima kenyataan bahwa terlarang baginya untuk mencintai atau

pun dicintai. Kenyataan yang datang dan diyakininya dari apa yang telah ia alami dan ia

rasakan selama ini. Zainal telah kembali seperti Zainal yang dikenal orang tuanya dulu.

Senyum kedua orang tuanyapun kembali tampak saat anak tercinta mereka telah

kembali setelah bertahu-tahun menghilang.

***ooo***

Ternyata khairina [85] 

seora

lauta

akan

menj

Hany

orang

cinta

kisah

dan

hand

mene

mend

tema

di B

Zain

Waktu d

ang perjaka

an derita da

n rintihan a

jadi pengha

ya sebuah p

g lain, oran

a dan kasih

h perjalanan

Seperti b

sudah men

dphonenya.

ekan tombu

Dengan

dera, Zaina

an sekampu

anjarmasin

alpun denga

dengan cepa

a desa diped

an kenyakin

anak manus

arapan, pen

pengharapa

ng lain yang

sayang. Na

n hidupnya,

biasa pagi-p

njadi rutinit

Saat itu did

ul buka dan

mata terpe

al memaksa

snya sebut

. Saat itu m

an senang h

Tern

D

BROS B

atnya berla

dalaman K

nan akan ku

sia yang tak

ngharapan k

an untuk bis

g lebih beru

amun kini se

kini Zainal

pagi sekali

tasnya seti

dapati olehn

terpampang

ejam-pejam

akan diri un

saja Mardi.

memang Za

hati bersedia

nyata khairina

DUA PULU

BERWARN

alu, seakan

alimantan y

utukan yan

k memiliki

kecil seora

sa merasak

untung, oran

emua itu da

l telah bangk

Zainal bang

ap bangun

nya satu pes

glah barisan

m karena ra

ntuk memb

. Dia ingin

ainal lagi ti

a untuk men

a [86] 

UH

NA PINK

tak lagi pe

yang bertah

ng tak jelas

kuasa unt

ang perjaka

kan hidup s

ng lain yang

apat dikubu

kit.

eduli akan k

hun-tahun te

. Waktu se

tuk mendap

yang lem

eperti yang

g memiliki

urnya begitu

kegundahan

erdampar d

eakan tak p

patkan apa

ah tak ber

g dirasakan

pasangan h

u dalam ber

n hati

dalam

peduli

yang

daya.

oleh

hidup,

rsama

gun tidur, h

tidur hal

an masuk, s

n kalimat pa

hari itu adal

pertama ad

segara jari t

ada layar ha

lah hari Mi

dalah mem

tangan kana

ndphonya.

inggu

mbuka

annya

asa kantuk

baca itu pe

Zainal men

idak ada ac

nemani Mar

yang masi

san. Pesan

nemaninya m

cara dan ke

rdi, difikirny

ih sangat t

dari salah

membeli se

egiatan apa

ya

terasa

h satu

suatu

a-apa.

“ itung-itung sambil jalan-jalan , toh juga hari ne aku gak ada kegiatan apa-apa, dari

pada suntuk dirumah mendingan jalan”,

“ Ok deh aku bisa temenin kamu,” balas Zainal pada Mardi. Bergegas Zainal beranjak

dari ranjang dan dengan terburu-buru langsung kekamar mandi. Usai mandi, Zainal

menunggu untuk dijemput.

Setelah sekitar 20 menit menunggu, Mardipun datang dan berangkatlah mereka

berdua, dua perjaga dengan pakaian super maco dengan jaket kulit berwarna hitam

menambah pesona kegagahan seorang perjaka. Mardi dan Zainal sama-sama bersetatus

sebagai mahasiswa dan juga masih menyandang gelar perjaka, namun yang

membedakan keduanya adalah, Mardi memiliki kekasih sedang kan Zainal tidak,

perbedaan yang begitu tampak dan besar bagi Zainal, perbedaan mendasar sebagai

kodrat insan manusia yang sama-sama memiliki hak dan kewajiban dan memiliki

kesempatan yang sama untuk menjalani kehidupan, kehidupan didunia yang sama pula.

Setelah berjalan selama kurang lebih 90 menit, sampailah keduanya disuatu

tempat, ramai betul tempat itu, dipenuhi muda-mudi, anak-anak, ibu, bapak, benar-

benar lautan manusia. Mall itu lah tujuan mereka.

Keduanya berjalan dan berjalan, bolak dan balik, tak disadari mereka sudah

melewati satpam yang berdiri tegap di depan toko pakaian dengan penampilan super

sangar dengan pentungan mengantung dipinggangnya. Mereka telah melewatinya

sebayak tujuh kali. Mungkin itu lah dunia anak muda, dunia yang suka jalan-jalan

melihat sesuatu yang indah, cuci mata kata mereka sambil tertawa terbahak-bahak.

Entah apa yang mereka tertawakan, namun semua itu mengalir begitu saja, benar-benar

hari yang santai seperti hidup tanpa beban.

“ aduh cape “ terdengar keluh Zainal,

“ iya nih aku juga cape” sahut Mardi,

“ kita cari minum yo, “ tambahnya

“ ayo “, jawab Zainal sambil berjalan menuju ke sebuah kafe kecil namun tertata rapi

dan hiasan-hiasan nuansa romantis menambah daya tarik para kaum muda-mudi untuk

singgah.

“ ok ngikut deh aku ” jawab Mardi.

Ternyata khairina [87] 

Sesampainya kafe merena mencari tempat duduk dan didapatlah dua kursi

kosong, hanya tinggal dua kursi, karena memang hari itu begitu ramai, lautan manusia

memenuhi Mall 12 lantai itu. Benar-benar hari yang beruntung. Bagi dua perjaka desa

itu masih juga diberi sisa tempat duduk. Dipesanlah dua gelas just jeruk. Setelah

beberapa menit datang dua gelas just segar, tanpa banyak buang waktu diseruput lah

just itu, hemmm segarrrrrr, keduanya begitu menikmatinya.

Setelah beberapa waktu, puas mereka melepas dahaga dan dipanggilah pelayan

dan segera dibayar dua gelas just segar itu oleh Mardi.

Zainal berdiri dari tempat duduknya, satu langkah kaki kanannya digerakan

“brukkk” terdengar benturan dari arah belakang, benturan itu berasal dari sesuatu yang

mengenai punggungnya. Sontak Zainal langsung menolehkan kepala kebelakang,

betapa terkejutnya Zainal saat melihat gadis manis terduduk dibawahnya dengan 4

buku-buku tebal berserakan disamping sang gadis itu,

“ maaf mas “ terdengar dari mulut gadis itu,,

“ aduh maaf juga ” sahut Zainal,,

Ya sang gadis tak sengaja menabarak Zainal saat membawa 4 buku yang cukup tebal-

tebal itu. Melihat keadaan itu Zainal langsung merendahkan badan dan membantu

mengumpulkan buku-buku yang berserakan itu serta membantu sang gadis berdiri.

“ maaf ya mas tadi saya gak sengaja nabrak pian ” ucap lagi sang gadis,,,,,

“ saya juga minta maaf ” sahut Zainal seraya menyerahkan buku-buku itu.

“ terimakasih ” sahut lagi sang gadis,,

“ sama-sama ” jawab Zainal, seraya terus memandangi wajah gadis itu penuh kagum.

Wanita yang cantik, segera Zainal menyadarkan diri untuk berhenti memandang wajah

gadis itu.

Kemudian sang gadis itu melangkah menjauh dari pandangan Zainal, namun

Zainal masih berdiri terpaku seraya kembali memnadangi sang gadis dari belakang

yang semakin jauh darinya sampai dengan tak terlihat lagi. Seperti tak menyadari apa

yang telah terjadi padanya, sampai dengan Mardi menyadarkannya dengan menepuk

bahu Zainal seraya berkata

“ woe,,, uma le tetabrak bidadari samapi kada sadar ”

“ eh, sapa tadi yo?”

Ternyata khairina [88] 

“ kada tahu ” sahut Mardi seraya menarik Zainal untuk terus jalan.

Zainalpun berjalan dan ternyata ia merasa ada sesuatu ditangan kanannya,

dilihatnya dan sangat terkejut ternyata didapatinya bros berwarna pink berbentuk kupu-

kupu, difikirkannya “sejak kapan bross ini ada di tangan ku” apa ini milik gadis

tadinya,,, dibaliknya bros situ dan terdapat sebuah tulisan, Kharina, Itu lah tulisan yang

ada disisi bawah bros berwarna pink itu. “ jangan-jangan ini milik gadis tadi”

pikirnya,,,

“ ah kalau memang benar ini milik dia entar ku kembalikn kalau ketemu lagi, pastinya

dia masih disekitar sini ” pikirnya dalam hati.

Terus berjalan menuju sebuah toko pakaian. Mardi berhenti, ternyata Mardi

ingin membeli baju, Zainalpun menemaninya memilih baju, namun pandangan Zainal

terfokus pada kerumunan orang-orang yang lalu-lalang disekitarnya, ia nengok sana-

sini berharap melihat gadis itu lagi dan Zainal ingin mengembalikan bros yang berada

ditangannya itu.

“ woi ini gimama? , kenapa sih kaya orang gelisah??” Tanya Mardi.

“ ah gak papa, eh itu bagus juga ” jawab Zainal dengan terkejut sambil terus berusaha

menemukan gadis itu dikerumunan orang-orang disekitarnya.

“ aduh kamu ini,,, kecantol gadis tadi ya,, mau nyari dia lagi ya…” ledekan Mardi

“ ah kamu bisa aja ” sahut Zainal lagi

“ ya udah lah aku beli ini aja ” sahut Mardi seraya membayar harga pakaian itu.

Setelah selesai transakasi dan waktupun sudah mulai sore, Mardi mengajak

Zainal untuk cabut. Zainal setuju setelah usahanya mencari gadis itu sia-sia, sampai

dengan mereka berjalan keluar mall untuk pulang tak jua terlihat keberadaan sang gadis

itu.

Mereka segera pulang pulang. Mardi pulang dengan membawa pakaian yang

dibelinya, sedangkan Zainal pulang dengan membawa sebuah bros dan berbagai

pertanyaan bagaimana bisa benda ini ada ditangannya dan rasa penasaran mengenai

gadis cantik yang menabraknya tadi.

Sesampainya di rumah, Zainal langsung meletakkan bros itu di atas meja

belajarnya, kemudian mandi dan langsung makan. Karena cape seharian jalan Zainal

merebahkan badannya diranjang, sampai dengan beberapa menit langsung tertidur.

Ternyata khairina [89] 

Satu jam tidur Zainal terbangun, didengarnya suara adzan, ya ternyata waktu

magrib telah tiba, Zainal langsung beranjak dari ranjangnya dan mandi, kemudia Sholat

Magrib. Setelah itu makan malam bersama keluarga.

Setelah selesai makan teringat olehnya bahwa ada tugas kuliah yang harus

segera diselesaikan. Segeralah Zainal menuju kamarnya dan duduk di meja belajarnya

seraya membuka laptop.

Terlihat olehnya benda warna pink, astaga sontak Zainal terkejut, ia baru ingat

bahwa ada sesuatu yang dibawanya saat pulang dari Mall. Dibolak-balik bros itu dan

berulang kali dibaca tulisan Khairina di bagian bawah bros situ, sampai dengan

difikirnya apakah Khairina itu nama gadis tadi ya,,, Karena ia benar-benar tak ingat dan

tak tau bagai mana benda itu ada ditangannya dan hanya satu kenyakinannya bahwa

benda itu adalah milik gadis yang menbaraknya siang tadi.

Zainal segera menyimpan bros itu didalam sebuah kotak keci dan ditaruhnya di

dalam lemari pakaian paling atas. Zainal segera melanjutkan pekerjaannya untuk

menyelesaikan tugas kuliah tanpa menghiraukan lagi keberadaan bros berwarna pink

itu.

Setelah malam itu ternyata Zainal tak lagi mengingat akan keberadaan bros situ,

tersimpan rapat di dalam kotak untuk waktu yang cukup lama, tak lagi terbuka bahkan

keluar dari kotak kecil itu.

***ooo***

Ternyata khairina [90] 

perku

meny

pend

derit

priba

diper

tujuh

bahw

sekal

toh b

lain u

bany

puku

Seperti

uliahan, da

yusun skrip

Sedikit t

diam. Tak b

a perjalana

adinya.

Zainal t

rhitungkan,

h selalu di a

wa Zainal a

li tidak tau

buktinya den

untuk sama

Waktu d

yak hal-hal

ul 11.00 wak

biasa akti

an saat ini

sinya.

tentang Za

banyak tema

an cintanya

terbilang c

terbukti de

atas 3. Hal

adalah soso

kejolak bat

ngan batin t

-sama meng

dengan cep

yang telah

ktu setempa

Tern

DUA

A

ifitas rutin

Zainal tel

ainal bahwa

annya yang

a karena m

cukup mem

engan nilai I

yang diketa

ok mahasisw

tin yang dia

tersiksa Zai

genyam pen

petnya teru

dilalui Zai

at. Suasana

nyata khairina

A PULUH S

AKADEMIK

n Zainal a

lah masuk

a dimata te

g tau akan s

memang Za

miliki kema

IP nya dari

ahui oleh pa

wa yang ra

alami Zaina

inal masih b

ndidikan tin

us berlalu,

nal sampai

yang sanga

a [91] 

SATU

K

adalah dik

semester

kampus unt

tujuh dan

tuk mengh

ia mulai s

hadiri

sibuk

eman-teman

sifat sebena

inal sangat

n kampusny

arnya Zaina

t tertutup d

ya adalah s

l, apa lagi k

dengan ma

sosok

kisah

asalah

ampun aka

semester sa

ara teman-t

ajin, baik d

al. Namun it

bisa berdiri

nggi.

ademik yan

atu sampai d

teman dan d

dan pendiam

tu semua tid

ditengah-te

ng patut u

dengan sem

dosennya ad

m, mereka

daklah jadi

ngah mahas

untuk

mester

dalah

sama

soal,

siswa

seakan-aka

dengan ha

at ramai, ka

an tak tera

ari itu adala

mpus yang

asa telah b

ah Senin, se

dipadati de

begitu

ekitar

engan

mahasiswa dan mahasiswinya dan kali ini terdapat pula beberapa orang tua mahasiswa

termasuk orang tua Zainal.

Hari itu adalah hari yang sangat membahagiakan bagi Zainal dan teman-teman

satu angkatannya. Hari itu adalah hari wisuda mahasiswa angkatan ke 12.

Tak terasa Zainal dan teman-temannya telah menyelesaikan pendidikan S1

dengan nilai IP yang cukup membanggakan, yaitu 3,26. Merupakan nilai yang sangat

memuaskan bagi Zainal.

Hari yang membahagiakan tapi juga merupakan hari yang menyedihkan bagi

Zainsl. Setelah hari itu pastilah Zainal akan berpisah dengan teman-temannya dan akan

meningalkan kenangan suka cita bersama teman-temannya dikala masih bersama-sama

untuk menjalani aktifitas perkuliahan, terlebih sedih karena harus menyadari bahwa tak

lagi bersama satu tujuan dengan Fatimah sang gadis pujaan, gadis idaman yang hannya

akan bisa sebatas angan dan harapan.

Zainal harus berpisah dengan Fatimah, teman-teman mahasiswa lain, dosen dan

kampus tercinta mereka. Kampus yang selama empat tahun telah menjadikan Zainal

dan mahasiswa lainya menjadi seorang yang memiliki keahlian dan bergelar Sarjana

Teknik dan kampus yang telah mencetak mereka menjadi SDM yang siap untuk

memasuki dunia kerja.

Benar-benar suasana yang mengharukan, penuh dengan ucapan perpisahan dan

hamburan tetes air mata. Hari itu bukanlah akhir dari perjuangan mereka, namun hari

itu adalah awal dari perjuangan mereka yang sesungguhnya.

Perjuangan dimaana mereka harus bisa menempatkan diri pada tempat yang

pantas dan layak setelah menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi. Sebuah awal

perjuangan yang sebenarnya dimana Zainal dan teman-teman harus mampu memasuki

dunia kerja sesuai dengan pendidikan mereka, berjuang untuk membanggakan orang

tua, para dosen dan tentunya untuk kehidupan dan masa depan mereka.

Hari itu adalah hari dimana sebagai awal tolak ukur keberhasilan sebuah

perguruan tinggi dalam mendidik dan membimbing mahasiswa angkatan 12 selama

lebih dari empat tahun itu.

Suasana haru, tetesan air mata berlahan-lahan lenyap seiring dengan waktu yang

semakin menjelang sore. Para mahasiswa termsuk Zainal harus segera menyudahi hari

Ternyata khairina [92] 

itu dengan semangat baru dan perjuangan baru. Perjuangan untuk mendapatkan

pekerjaan untuk kehidupan dan masa depan, masa depan yang lebih baik sesuai dengan

cita-cita mereka.

***ooo***

Satu bulan berlalu, namun Zainal belum juga mendapatkan pekerjaan, sampai

dengan suatu hari Zainal bertemu dengan temannya Mardi di jalan. Tentu Anda masih

ingatkan dengan Mardi? Ya Mardi adalah temannya yang waktu itu mengajaknya jalan

ke Mall sampai dengan Zainal mendapatkan bros berwarna pink berukir nama Khairina

itu.

“ hai Nal ” sapa Mardi,

“ hai, Mardi pa kabar” sahut Zainal,

“ baik, kamu gimana ?”

“ baik juga sih, tapi akau belum dapet kerjaan nih,, kamu sekarang dah kerja ya Mar ?”

Tanya Zainal seraya mereka duduk disebuah kursi panjang di pinggir jalan raya. Halte,

disitulah mereka bertemu.

“ aku kerja diusaha pamanku “ jwab Mardi

Ya mardi mempunyai seorang paman sebagai pemilik usaha warnet (warung internet).

“ enak dong kamu udah punya penghasilan,,,,” celoteh Zainal

“ yah gitu lah, tapi hasilnya gak banyak, mau kerja di perusahaan tapi gak boleh sama

Ibu “ jawab Mardi.

“ loh kenapa gak boleh “ tannya Zanal lagi dengan pandangan serius.

“ kata ibu aku gak boleh jauh-jauh dari rumah, entar gak ada yang jagain ibu, ya

maklum kan aku anak terakhir, apa lagi ayah udah meninggal jadi Ibu sering meminta

akau untuk dirumah aja ” jawab Mardi. Ya Mardi adalah anak terakhir dari tiga

bersaudara, kaka-kaka ya telah berumah tangga semua. Mereka kerja dan tinggal di

Jakarta, jadi tinggallah Mardi sendirian yang harus menemani ibunya yang sudah tua,

apa lagi ayah Mardi telah meninggal dua tahun yang lalau, jadi Mardi harus tinggal

bersama ibunya, jadi wajar saja kalau ibunya melarang dia kerja diperusahaan, apalagi

perusahaan yang jauh seperti kaka-kaka Mardi.

Ternyata khairina [93] 

“ oh gitu ya,, ya bagusnya gitu sih jagain ibu karena kamu anak terakhir ” jawab Zainal

sambil memberi semangat kepada Mardi.

“ oya Nal kamu mau kerja gak” Tanya Mardi,

“ aneh-aneh aja pertanyaan kamu Di, ya iyalah mau, emang kamu ada punya informasi

lowongn pekerjaan ya Di ?” sahut Zanal dengan ekspresi serius.

“ iya aku ada ditawari pekerjaan oleh teman pamanku diperusahaan” jawab Mardi…

“ perusahaan apa, dan dimana Di ? Tanya Zainal lagi masih dengan ekspresi serius,,

“ perusahaan stasius televisi swasta, kabarnya sih stasius televisi swasta baru, dan

perusahaannya ada di Banjarmasin. Kalau mau jelasnya datang aja besok ke rumah,

entar aku pertemukan kamu dengan teman pamanku itu,,gimana? Tanya Mardi

“ ok deh sip besok pasti aku datang ke rumahmu, pagi sekitr jam 10 ya? Saran Zainal.

“ ok sip ” jawab Mardi

“ aku cabut dulu ya, ne ada yang diurus ” tambah Mardi

“ ok makasihya informasinya dan sampai ketemu besok” jawab Zainal

“ sip ” sahut Mardi seraya keduanya beranjak dari tempat duduk dan menjauh satu sama

lain. Zainalpun pulang dengan semangat baru, semangan bayangan akan bekerja.

Keesokan harinya Zainal segera bersiap-siap untuk menepati janji dengan Mardi.

Usai mandi dan sarapan dinyalakan motornya sesaat dan tancap gas. Zainal meluncur

ke rumah Mardi. Sesampainya di rumah Mardi mereka berdua langsung menemui

teman paman Mardi yang diceritakan kemarin sebut saja Pak. Anton. Pergilah mereka

berdua ke rumah pak Anton yang berjarak kurang lebih 35 KM dari rumah Mardi.

Sesampainya di rumah pak.Anton Mardi dan Zainal langsung menuju ke rumah itu,

rumah yang cukup mewah dengan taman yang luas dan dipenuhi bunga-bunga yang

tersusun rapi.

“ Assalamualaikum,,,” ucap salam Mardi.

“ Waalaikum salam,, eh kamu to Di, ayo masuk ” jawab pak Anton

“ iya pak ” sahut Mardi,,

“ ayo sini duduk, ibu ne ada nak Mardi ” pak Anton mempersilahkan Mardi duduk

seraya memanggil istrinya, sebut saja ibu Yuni.

Ternyata khairina [94] 

“ ya pak,,, eh nak Mardi gimana kabarnya “ Tanya ibu Yuni seraya mendekat dan

menyalami Mardi dan Zainal.

“ Di ini siapa,,? ” Tanya ibu Yuni sambil menunjuk kearah Zainal

“ oya ibu, bapak perkenalkan ini Zainal teman sekampus saya dulu ” jawab Mardi

“ oh nak Zainal ya “ jawab ibu Yuni

“ iya ibu saya Zainal temen sekampus Mardi ” jawab Zainal

“ tunggu sebentar ya ibu buatin minum dulu buat kalian ” kata ibu Yuni

“ ah ibu jangan repot-repot “ sahut Mardi

“ ah enggak ” jawab ibu Yuni seraya berjalan menuju dapur.

“ oya tumben ke rumah ada perlu apa ? “ tanya pak Anton,,

“ gini pak, saya ingin menayakan tawaran pekerjaan dari bapak tempo hari, sepertinya

temen saya ini cocok sama pekerjaan itu ” jawab Mardi.

“ oh itu, iya lowongan pekerjaannya belum ada yang mengisi ” jawab pak. Anton

“ maaf pak kalau boleh tau bagian apa ya pak? tanya Zainal

“ bagian teknisi komputer dan pemeliharaan jaringan di perusahaan stasiun televisi

swasta, kira-kira bisa kan ? ” sahut dan tanya pak Anton.

“ insya Allah pak, saya juga belum bisa katakan bisa atau tidak sebelum tau semua

ruang lingkup dan tanggung jawab pekerjaannya ” jawab Zainal

“ tenang pak, temen saya ini jago jaringan lo, jadi pasti dia mampu,,” sahut Mardi

“ oh masalah pekerjaan to ” sahut ibu Yuni yang datang membawa tiga gelas teh hangat

dan satu kaleng roti biscuit.

“ iya Ibu ” jawab Mardi

“ ini diminum dulu airnya dan dimakan wadainya, ya Cuma ini adanya.

“ iya ibu terimakasih ” jawab Mardi

“ ayo dimunum, nak Zainal ” tambah pak Anton

“ iya pak ” jawab Zainal

“ oya kalau nak Zainal benar-benar berminat, segera persiapkan surat lamarannya dan

langsung datang ke kantor bersama surat lamarannya. Nanti temui saya disana bagian

personalia “ seraya pak Anton memberi kartu nama kepada Zainal.

Ya ternyata pak Anton adalah kapala personalia di perusahaan televisi swasta itu.

“ iya pak segera saya persiapkan ” jawab Zainal dengan ekspresi semangatnya.

Ternyata khairina [95] 

Setelah kurang lebih satu jam mereka ngobrol akhirnya Zainal dan Mardi

berpamitan pulang. Setelah mengantar Mardi, Zainal langsung pulang ke rumah.

Keesokan harinya, sekitar jam 08.00, Zainal bergegas untuk mengurus berkas

lamaran. Diawali dengan membuat Kartu Kuning, SKCK dan SKBS. Surat lamaranpun

telah ditulisnya dengan penuh semangat. Tak terlalu sulit baginya untuk mengurus

berkas-berkas itu karena memang Zainal sudah cukup berpengalaman dalam mengurus

dan mengajukan berkas lamaran pekerjaan. Setelah semua berkas selesai, Zainal segera

menyiapkan keperluan perjalanan dan pakain untuk dipake saat mengajukan berkas

lamarannya itu.

Dua hari berikutnya sejak disiapkannya berkas lamaran, Zainal berangkat untuk

mengajukan surat lamaran pekerjaannya itu keperusahaan yang dimaksud. Zainal harus

menempuh perjalanan sekitar 65 KM dari rumahnya menuju alamat perusahaan yang

diberikan pak Anton tempo hari.

Sesampainya di kantor perusahaan itu, Zainal langsung menuju ke recepcionis dan

menjelaskan maksud kedatangannya dan meminta untuk dipertemuakan dengan pak

Anton.

“ tunggu sebentar ya mas saya hubungi bapak Antonnya dulu silahkan duduk dulu ”

recepsionis itu mempersilahkan Zainal untuk menunggu.

“ iya mbak terimakasih ” jawab Zainal seraya menuju tempat duduk disebelah kanan

meja recepcionis. Setelah beberapa menit,

“ mas Zainal ” suara panggilan dari meja recepsionis,,,

“ iya,,” jawab Zainal seraya bagun dari duduknya dan menuju meja reepcionis itu.

“ mari saya antarkan ke ruangan pak Anton, beliau sudah menungu mas di ruangan ”

ajakan pencaga recepsionis itu dengan suara yang santun.

“ iya mbak terimakasih ” jawab Zainal seraya mengikuti langkah gadis manis

berpakaian sangat rapi. Baju lengan panjang warna putih dan mengenakan jas berwarna

biru muda dengan tanda pengedal di dada sebelah kiri, kerudung abu-abu dengan hiasan

ukiran bunga serta mengenakan rok panjang hitam. Benar-benar gadis yang anggun dan

sopan.

Zainal berjalan mengikuti penjaga recepsionis itu menuju lift. Dan masuklah

mereka berdua, sampai dengan lift itu berhenti di lantai 3. Ya Ruangan pak Anton

Ternyata khairina [96] 

berada di lantai 3. Terus mereka berjalan. Sepanjang jalan lorong kantor itu Zainal

melihat kesibukan para karyawan, dilihatnya karyawan yang cukup banyak di lantai 3,

dilihatnya dibalik kaca bening para karyawan itu berkerja dimejanya masing-masing

dengan satu unit komputer disetiap mejanya. “ Wau kantor yang mewah ”, itu lah yang

ada dibenaknya. Terus mereka berjalan sampai dengan berhenti didepan pintu suatu

ruangan. Diketuklah pintu ruangan itu. tuk! Tuk! Tuk!,,,,,,

“ Ya masuk ” suara laki-laki dari dalam ruangan yang mempersilahkan kami masuk.

Penjaga recepcionis itu pun membuka pintu dan menyuruh Zainal masuk.

Setelah Zainal masuk,,

“ ah, nak Zainal ayo masuk silahkan duduk ” ternyata suara dari dalam ruangan tadi

adalah pak Anton, dan beliau mempersilahkan Zainal untuk duduk.

“ terimakasih pak ” jawab Zainal seraya duduk di kursi yang amboi empuk sekali, kursi

seempuk ini untuk tamu di ruang keplala Personalia. Dalam benknya “ disini aja

ruangannya megah, terus bagai mana kalau ruangan manager dan direturnya ya, hem

pasti mewah banget ”,,,,,,

“ oya gimana bawa berkas lamarannya kan…? ” Tanya pak Anton

“ oh iya pak ini saya sudah siapkan ” jawab Zainal seraya membuka tas dan mengambil

mab amplop berwarna coklat dan menyerahkan ke pak Anton. Segera dibuka mab

coklat itu oleh pak Anton dan diperiksa semua berkas yang ada dalam mab coklat itu.

setelah beberapa menit memeriksa, pak Anton pun berkata

“ ok semua sudah lengkap, berkas kamu akan saya kirim ke ruangan direktur dan untuk

selanjutnya pihak perusahaan akan menelfon kamu, jadi sekarang kamu boleh pulang,

oya jangan lupa handphone selalu stanby ya..” peringatan pak. Anton

“ iya pak terimakasih, saya pamit ” jawab Zainalt seraya berdiri dan berjabat tangan

dengan pak. Anton serta berbalik dan menuju pintu

“ hati-hati dijalan nak Zainal ” pesan pak Anton

“ iya pak terimakasih ” jawab Zainal sambil menengok ke arah pak Anton dan

kemudian keluar ruangan itu seraya menutup pintu kembali.

Zainal segera menuju lift seraya kembali memperhatikan para karyawan bekerja.

Karena asiknya memperhatikan para karyawan sampai-sampai tidak memperhatikan

jalan, sampai dengan brugkk, Zainal menabrak seorang wanita di depannya, wanita

Ternyata khairina [97] 

yang datang dari lorong sebelah kiri sewaku Zainal berjalan menuju lift. “ Astagfirullah,

maaf mbak ” segera Zainal meminta maaf,

“ ah iya gak papa, maaf juga saya juga gak liat ada mas tadi ” jawab wanita itu, wanita

dengan baju putih lengan panjang dan celana panjang berwana hitam serta mab kuning

di tangan kanannya.

“ sekali lagi maaf ya mbak,,” permintaan Zainal dengan rasa bersalah,

“ iya ms gak papa ko ” jawab wanita itu lagi, seraya tersenyum dan beralau dari Zainal.

Zainal terus memperhatikan wanita itu yang melangkah semakin jauh, serta ada

sesuatu yang difikirkanya, ya Zainal merasa wanita itu tidak asing, seperti pernah

bertemu sebelumnya, tapi dimana dan kapan, Zainal terus mencoba mengingat dan

memandang wanita itu yang semakin jauh darinya dan ternyata dilihatnya wanita itu

menoleh kearahnya. Melihat hal itu Zainal semakin penasaran siapa wanita itu tadi,

kenapa dia menoleh, apakah kami pernah bertemu sebelumnya ya,, hem rasa penasaran

yang begitu besar. Dilihatnya wanita itu telah menghilang dari pandangannya,

Zainalpun segera turun dan segera pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, Zainal langsung mandi, makan dan istirahat di kamar,

karena memang ia kecapean setelah menempuh jarak yang cukup jauh itu. setelah dua

jam tidur, Zainal terbangun dan kembali teringat dengan wanita yang ditabraknya

sewaktu dikantor siang tadi. Zainal berusaha keras untuk mengingat dan mengenali

wanita itu, namun tak jua ia dapat mengingatnya. Tapi yang jelas dalam keyakinannya

dia pernah bertemu dengan wanita itu sebelumnya.

***ooo***

Setelah satu minggu menunggu, akhirnya datanglah panggilan test melalui

telefon. Zainal diminta untuk datang ke perusahaan dengan membawa beberapa berkas

tambahan seperti kartu keluarga dan juga diminta membawa peralatan tulis.

Keesokan harinya Zainal berangkat keperusahaan stasiun televisi swasta itu

dengan memebawa semua berkas dan peralatan yang diminta.

Sesampainya di kantor, Zainal langsung diminta untuk memasuki suatu ruangan

dan menjalani beberapa test yang meliputi test akademik dan keterampilan. Setelah

Ternyata khairina [98] 

kurang lebih tiga jam menjalani serangkaian test yang diajukan oleh tim penguji dari

pihak perusahaan, Zainal diminta untuk menungu disebuah ruangan yang tidak kalah

nyaman dengan ruang kerja pak. Anton.

Sebuah ruangan yang bersih dan sejuk oleh dua unit AC yang menyala disisi

kanan dan kiri. Ditambah lagi dengan keberadaan televisi layar datar 29 inchi yang

menambah kenyamanan Zainal saat menunggu hasil testnya.

Setelah kurang lebih 30 menit menunggu, datang salah satu tim penguji dan

mengatakan bahwa Zainal diterima seraya menyodorkan beberapa lembar berkas untuk

ditandatangani oleh Zainal.

Ya setelah dibaca, berkas itu adalah berkas kontrak kerja, dan tercatum dalam

berkas terebut adalah mulai tangal 1 bulan depan Zainal mulai masuk kerja dan resmi

menjadi karyawan di perusahaan itu. Zainal sangat bersyukur bisa diterima kerja.

Setelah semua beres, Zainal segera pulang untuk mengabarkan keberhasilannya

diterima kerja kepada orang tuanya.

***ooo***

Ternyata khairina [99] 

tingg

tingg

beda

terlal

Sebe

sehin

suasa

harap

ditan

sedan

“ ma

secar

“ oh

simp

Selama m

gal yang dek

gal di rumah

Hari itu

akan tempat

lu jauh da

enarnya Ma

ngga dia han

Berangk

ana hati Zai

pkan bisa m

Sesampa

nyakanlah a

ng duduk di

aaf bapak m

rik kertas be

iya itu dek

pang 3, nah

menunggu

kat dengan

h orang tuan

adalah Har

t tinggal den

ari kantor

ardi ingin s

nnya bisa ka

katlah Zaina

inal, setidak

mengubah ke

ainya di Ban

alamat itu k

i warung ko

mau nanya, a

erisi catatan

kat saja dar

h kamu belo

Terny

DUA

BEDA

hari pertam

kantor tem

nya, itu terla

ri minggu,

ngan sebua

stasiun te

sekali meng

asih alamat

al hari itu

knya cerah

ehidupanny

njarmasin, Z

epada seseo

opi dengan s

apa bapak t

n sebuah ala

ri sisni, kam

ok kiri, sek

yata khairina

A PULUH D

AKAN IBU N

manya masu

mpatnya bek

alu jauh.

Zainal bera

ah alamat da

elevisi swa

gantar Zain

untuk Zain

seorang d

karena Zain

ya menjadi l

Zainal menc

orang bapak

sebatang ro

tau alamat i

amat.

mu terus saj

kitar 500 m

[100] 

DUA

NANA

uk kerja, Za

erja itu, kar

ainal sibuk

rena tidak m

mencari te

mungkin ia

empat

tetap

angkat ke B

ari Mardi. A

sta tempat

al, namun

nal.

Banjarmasin

Alamat bed

t nantinta

hari itu M

n untuk me

dakan yang

Zainal bek

ardi harus

encari

tidak

kerja.

kerja

diri, hari y

nal punya p

ebih baik.

yang cukup

pekerjaan ya

cerah, sec

ang nantiny

cerah

ya dia

cari alamat

k berjaket b

ko kretek d

yang diberi

biru dan ber

dijari tngan k

ikan oleh M

rtopi hitam

kanannya.

Mardi,

yang

ni,,?” Tanyya Zinal seraaya menodoorkan

aja kejalan i

meter dari s

ini, nanti ad

impang nan

da lampu m

nti kamu ta

merah

anaya

dengan orang situ ” jawab bapak itu seraya terus mengisap batabg rokonya dengan

penuh nikmat.

“ terimakasih pak ” jawab Zainal lagi, seraya beranjak dan berangkatlah Zainal menuju

simpang 3 lampu merah seperti yang disarankan oleh bapak tadi.

Setelah mengikuti instruksi dari bapak tadi, Zainal bertemu dengan sebuah

bangunan panjang dengan dinding berwarna putih dan atas berwarna biru cerah tampak

masih baru. Sepertinya bangunan itu adalah sebuah bedakan.

Segera Zainal menghampiri ibu-ibu yang sedang duduk diteras salah satu

bedakan itu, dan ditannyalah alamat yang di carinya, dan ternyata benar itu lah bedakan

yang sedang dicari Zainal. Zainalpun meminta tolong kepada ibu itu untuk

mempertemukan dengan pemilik bedakan itu, dan ibu itu bersedia membantu zainal.

Diajaklah Zainal menemui sang pemilik bedakan itu, ternyata pemilik bedakan

itu juga tinggal di deretan bedakan paling ujung kanan dengan pintu rumah berwarna

kuning dan tampak baru saja dicat, sangat beda dengan pintu ruangan yang lainya yang

tampak sangat kusam dengan warna coklat yang mulai rusak karena usia.

Sebut saja ibu Nana, Ibu Nana adalah seorang ibu yang mempunyai 3 orang

anak yang masih sekolah, suaminya adalah seorang pensiunan pegawi negri, mata

pencarian keluarga Ibu Nana saat ini adalah penyewaan rumah bedakan dan sebuah

warung makan di depan rumahnya itu. Warung makan yang sederhna namun sangat

menjaga kebersihan.

Setelah Zainal bertemu ibu Nana dan menjelaskan maksud kedatangannya,

didapatlah satu bedakan yang kosong untuk ditinggali oleh Zainal dengan uang sewa

sebesr 400 ribu rupiah perbulannya.

Setelah semua beres dan tanda jadipun telah disepakati Zainal langsung

berpamitan untuk pulang.

Hari itu adalah tanggal 28 Nopember, artinya masih ada waktu dua hari untuk

zainal mempersiapkan semua keperluannya selama tinggal dibedakan nanatinya.

30 Nopember, setelah semua perlengkapan siap, berangkatlah Zainal menuju

tempat kosnya itu dengan membawa semua perlengkapan seperti, pakaian, alat masak

dan sebagainya. Sejak hari itu Zainal tinggal seorang diri dibedakan ibu Nana.

***ooo***

Ternyata khairina [101] 

itu. Z

kapa

Zain

berja

dan i

mena

sepen

pelan

deng

semu

ming

kerja

tangg

deng

bersy

01 Desem

Zainal diara

asitas dan ta

al tampak

alan dengan

internet ser

anganinya.

Awal-aw

nuhnya men

n-pelan bera

gan penglam

ua itu tak te

ggu Zainal

anya, Zainal

Suatu ha

gal dua ada

gan Zainal,

yukur untuk

mber, adala

ahkan dan d

anggung ja

kaku dan

n lancar. Zai

rta jika ada

wal berkerj

ngerti akan

adaptasi de

man seorang

erlalu meme

sudah mam

l sudah mul

ari dan hari

alah tanggal

ia mendapa

k itu.

Terny

DUA

K

ah hari perta

diberikan p

awab yang

masih cang

inal bertang

kerusakan

ja Zainal

n tugas dan

ngan lingku

g Zainal ya

erlukan wa

mpu berada

lai mahir da

i itu adalah

l dimana pa

atkan gaji p

yata khairina

A PULUH T

KHAIRINA

ama Zainal

pentunjuk ol

nantinya ak

ggung dalam

ggung jawab

pada unit

tidak terl

tanggung j

ungan peke

ang telah b

aktu yang la

aptasi deng

alam mekan

hari diman

ara karyawa

pertamanya

[102] 

TIGA

A

masuk kerj

leh salah sa

kan dikerja

m bekerja,

b atas peme

komputer, Z

rja di stasiun

atu tim kerj

akan oleh Z

namun tam

eliharaan jar

Zainal dan

n televisi sw

rjanya dalam

Zainal. Awa

mpaknya se

ringan kom

timnyalah

wasta

m hal

alnya

emua

mputer

yang

lalu sibuk,

jawabnya, d

erjaan serta

erulangkali

ama, hannya

gan baik da

isme kerja.

karena m

ditambah la

teman baru

keluar ma

a membutu

an dilihat o

memang b

agi Zainal h

unya itu. Na

asuk perusah

uhkan waktu

oleh para r

belum

harus

amun

haan,

u dua

rekan

na genaplah

an menerim

sebesar 1,7

h Zainal satu

ma gaji mer

7 juta rupia

u bulan bek

reka, begitu

ah. Zainal sa

kerja,

u juga

angat

Gaji pertama Zainal pergunakan untuk membayar biaya kos dan membeli

beberapa kebutuhan hidupnya. Zainal harus masak sendiri untuk menghemat

pengeluaran, namun terkadang ia makan di warung ibu Nana sang pemilik bedakan,

Zainal makan di warung jika pada saat-saat pulang lembur karena begitu cape sehingga

tak mungkin untuk Zainal memasak.

***ooo***

Suatu hari dan hari itu adalah hari minggu, dimana hari itu Zainal sedang OFF.

Seorang rekan kerja sebut saja Rudi, ia datang kebedakan Zainal. Rudi masih bujang

dan dia asli orang Banjarmasin, jadi tak perlu baginya untuk kost. Umur Rudi juga tak

terlalu jauh brbeda dari Zainal, hannya 2 tahun lebih muda dari Zainal.

“ Nal ”, panggil Rudi sambil mengetuk pintu kos Zainal,,,

“ya , bentar “ sahut Zainal dari dalam kos…

“ eh kami Di, ayo masuk ” sapa Zainal setelah membuka pintu dan memprsilahkan Rudi

masuk,,

“ ge apa ikam Nal,,,” Tanya Rudi,,

“ masak Di ae,, kayini pang nah bujangan masak-masak seurangan ” jawab Zainal,,,

“ ayo kita makan nah, “ ajakan Zainal,,

“ heeh , makasih sudah makan aku di rumah tadi ” sahut Rudi..

“ bujuran kah, aku makan dulu lah ” kata Zainal sambil membuatkan Rudi segelas teh

hangat. Zainalpun ke dampur untuk makan sebentar. Setelah 5 menit Zainal kembali ke

ruang tamu menemui Rudi.

“ tumben ke kos Di,, ada apa ? ” Tanya Zainal

“ hari minggu gak ada acara kah kamu Nal,,? Tanya Rudi

“ gak ada,, kenapa Di,,” jawab dan Tanya balik Zainal

“ kita jalan yo ” ajakan Rudi

“ kemana..” kembali tanya Zainal

“ temenin aku ke Gramedia bisa gak,, mau beli buku nih ” Tanya Rudi, ya Rudi adalah

seseorang yang suka baca.

“ ok deh, lagian aku suntuk seorangan di kos ” jawab Zainal,,

Ternyata khairina [103] 

Berangkatlah mereka berdua berboncengan motor menuju toko buku itu.

Sesampainya di toko buku yang dituju, mereka segera masuk dan Rudi sibuk

mencari buku yang dia cari, sedangkan Zainal hanya mengirinya dari belakang.

“ aku nunggu diluar gen lah, mua beroko ” permintaan Zainal,,

“ ok deh “ jawab Rudi sambil terus membolak-balik buku yang tersusun disebuah rak

stainlis dengan bertulisan “Novel” pada papan keterangan diatasnya. ya Rudi adalah

seorang yang gemar membaca novel, telah banyak novel yang di baca, dari kisah

percintaan sampai dengan reliji, benar-benar seorang yang hoby baca.

Zainalpun kemudian duduk di depan toko sambil menikmati setiap hisapan

batang rokok, pandangannya tertuju pada jalanan yang sedikit basah, karena waktu itu

cuaca tidak begitu bersahabat, tetasan air hujan mulai turun membasahi kota

Banjarmasin.

Hari mulai terang, tetesan air hujanpun mulai reda, Rudi belum juga keluar dari

toko, Zainal masih tetap duduk di depan toko. Kini pandangan Zainal beralih pada

seorang wanita yang berdiri di pinggir jalan sebelah kanan dari tempat duduk Zainal

yang hanya berjarak sekitar 10 meter.

Terus diperhatikannya wanita itu, wanita yang sepertinya ingin menyebrang

jalan namun kelihatan ragu-ragu, entah apa yang mau diperbuat sang wanita itu. Zainal

hannya memperhatikannya.

Sampai dengan zainal melihat sebuah mobil kijang berwarna hitam melaju

cukup kencang dari arah kanan sang wanita. Tiba –tiba diperhatikan oleh Zinal wanita

itu malah melangkahkan kakinya mendekati jalan raya dan bersiap untuk menyebrang.

Zainal terus memperhatikan keadaan itu, dilihatnya mobil itu terus melaju seiring

langkah kaki wanita yang sepertinya tidak menyadari kedatang mobil kijang itu dari

arah sebelah kanannya. Sadar bahwa ada yang tidak beres degan pemandangan itu,

sontak Zainal berlari menghampiri sang wanita sambil berteriak

“ awas mbak ada mobil ” teriak Zainal seraya berlari menghampiri wanita itu. Sang

wanita sepertinya tak menyadari teriakan Zainal. Sang wanita sudah melangkah terlalu

jauh dan sangat dekat dengan bibir jalan raya sedangkan mobil itu semakin mendekati

sang wanita dengan kecepatan yang masih cukup tinggi.

Ternyata khairina [104] 

Yakin akan terjadi sesuatu yang buruk, Zainal mempercepat langkahnya untuk

menggapi tangan wanita itu. begitu dekat wanita itu dengan mobil, suara klaksonpun

terdengar keras, mendengar itu sang wanita baru sadar bahwa ada bahaya yang

mengancamnya, namun posisi wanita itu terlalu dekat dan terlalu terkejut sehingga tak

mampu berbuat banyak, hanya berteriak. Namun rupanya Zainal dalam posisi yang

tepat, diraihnya tangan wanita itu dan ditarik ke belakang keluar dari jalan raya dengan

sekuat tenaga, wesss,,!!!! mobil itu dengan lajunya melintas di depan Zainal dan sang

wanita itu.

“ mbak gak papa ? “ Tanya Zainal seraya melepaskan genggaman tangannya.

“ iya gak papa mas terimakasih sudah nolongin aku “ jawab sang wanita.

“ mari duduk dulu “ ajakan Zainal

Merekapun duduk disebuah kursi yang menempel pada pohon kecil dipinggir jalan itu.

“ kenapa mbak tadi gak liat ada mobil ? ” tannya Zainal

“ iya mas saya tadi gak liat, saya agak kurang enak badan jadi sedikit gak konsen ”

jawab wanita itu,

Sesaat Zainal terdiam dan memperhatikan wajah sang wanita itu,,

“ maaf mbak apa sebelumya kita pernah bertemu ya?, sepertinya mbak gak asing buat

saya ” tannya Zainal sambil memperhatikan wajah wanita itu,

“ iya saya juga merasa begitu, sepertinya kita ketemu waktu di stasiun telivisi, waku itu

kita tabrakan dipersimpangn lorong lantai tiga ” jawab dan tannya wanita itu,

“ ah iya saya baru ingat, perkenalkan nama saya Zainal” jawab Zainal seraya

menyodorkan tangan untuk berjabat tangan dan memperkenalkan diri,,

“ saya Khairina “ sahut wanita itu seraya menyambut tangan Zainal.

“ mas karyawan baru di situ ya..? ” tanya wanita itu yang ternyata bernama Khairina.

“ iya, Khairina sendiri kerja disana juga ya ” jawab dan Tanya kembali Zainal,

“ iya ” jawab Khairina.

“ tapi kenapa sudah satu bulan saya kerja ko gak pernah bertemu dengan Khairina,

kalau boleh tau Khairina dibagian apa ? ” tanya Zainal.

“ saya dibagian staf HRD, iya gak pernah ketemu karena saya waktu itu izin cuti satu

bulan dan besok saya baru mulai masuk lagi ” jawab Khairina,

“ oh begitu ya ” sahut Zainal,

Ternyata khairina [105] 

“ oya mas Zainal saya pergi dulu ya, sudah ditunggu temen di seberang ” ucapan

permisi seraya bangun dari tempat duduk.

“ oh iya, hati-hatinya dan salam kenal ” sahut Zainal

“ iya salam kenal juga, dan sekai lagi terimakasih sudah nolong saya tadi ” jawab

Khairina,

“ iya sama-sama ” sahut Zainal,

Khairinapun beranjak menjauh dari Zainal seraya melambaikan tangan. Zainal

terus memperhatikan langkah Khairina sampai benar-benar sampai di sebrang jalan dan

menghilang dari pandangan Zainal.

Zainal sepertinya masih penasaran dengan wanita itu, sepertinya disadarinya

bukan hanya di lorong kantor stasiun televisi itu mereka bertemu. Sejenak ia

mengingatnya dan,,

“ astaga Khairina kah dia punya nama ” terlintas dalam pikirannya, Zainal teringat

dengan bros kecil berbentuk kupu-kupu berwarna pink yang dulu didapati berada di

tangannya.

Zainal ingat bahwa pada bros itu tertulis sebuah nama Khairina, dan ia pun

benar-benar ingat bahwa wanita yang menabraknya waktu di mall kurang lebih satu

tahun yang lalu itu adalah wanita tadi dan juga wanita yang ia temuai di pertigaan

lorong kantor lantai tiga itu.

Benar-benar penjelasan dari misteri kurang lebih satu tahun yang lalu itu. Zainal

sangat yakin bahwa Khairina adalah wnita pemilik pros berwarna pink itu.

“ hai,, benggong ” sapa Rudi seraya menepuk bahu Zainal

“ hoi, takajutnya aku ” jawab Zainal dengan sangat terkejut

“ cabut yo dah dapet apa yang aku cari ” Rudi mengajak cabut

“ iya kah ok deh ” sahut Zainal

Mereka berduapun jalan dan setelah makan mereka langsung pulang ke kos

Zainal. Di kos Zainal terus mengingat wajah Khairina, sesekali ia tersenyaum disaat

mengingat kajadian pertemuan mereka itu, benar-benar menggelikan.

Keesokan harinya Zainal seperti biasa masuk kerja dan menangani semua

pekerjaan yang datang padanya. Diwaktu istirahat Zainal mencoba menemui Khairina,

awalnya Zainal merasa takut bertemu dengan Khairina, ia takut Khairina merasa risih

Ternyata khairina [106] 

kalau harus bertemu dengan Zainal, ya biasalah Zainal kembali menyaari akan kutukan

yang di yakini itu, kutukan akan selalu di jauhi wanita dan keyakinannya bahwa semua

wanita enggan dekat-dekat denganya.

Namun ternyata Khairina berbeda, malahan dia senang diajak ngobrol dengan

Zainal diwaktu jam istirahat kantor, Merekapun saling bertukar nomor handphone.

Semua tampak berubah, setelah mengenal Khairina.

Zainal begitu bersemangat, jiwanya yang lama tertidur sepertinya bangkit.

Keadaan itu terus berlalu dengan pertemuan demi pertemuan, bukan hanya di kantor,

mereka mulai sering bertemu diluar untuk sekedar makan malam dan ngobrol. Ya

mereka begitu akab dan merekapun saling bertukar pengalaman dan riwayat masing-

masing. Dua bulan mereka lalui dengn perasaan yang begitu bahagia, terlebih Zainal, ia

mulai kembali berfikir apa dia kembali harus jatuh cinta? Pertanyaan yang

membebaninya. Diakuinya bahwa saat didekat Khairina Zainal begitu bahagia, Khairina

selalu difikirkannya disiang dan dimalamnya. Banyangan Khairina, wanita manis itu tak

lepas dari pikiran Zainal walau sesaat.

Zainal benar-benar mengakui bahwa dirinya telah kembali jatuh cinta, jatuh

cinta pada Khairina setelah dia tau bahwa Khairina belum memiliki kekasih. Tapi

Zainal dipaksa kembali harus menyadari akan kejadian yang sudah-sudah, kejadian

yang begitu dahsyatnya mengoyak hatinya, apa dia berani menerima kesakitan itu lagi,

kesakitan saat mencintai dan hannya akan berujung pada penghianatan dan kegagalan.

Perasaan Zainal begitu berkecambuk, Zainal sangat mencintai Khairina, tapi disisi lain

dia juga tidak mau merasakan kesakitan kembali, kesakitan yang sering datang padanya

dikala dirinya dibuai dengan kebahagiaan, kebahagian karena cinta.

Suatu sore, pulang dari tempat keja, Zainal langsung pulang ke rumah orang

tuanya untuk menganbil bros berwarna pink itu. sesampainya di rumah Zainalpun

disambut oleh orang tunya, dan merekapun seperti biasa bercengkrama karena memang

cukup lama Zainal tidak pulang kerumah orang tuanya karena kesibukan di tempat keja.

Zaianl mencari bros itu, dan setelah beberapa saat bros itupun ditemukannya,

masih berada di dalam kotak yang sama saat Zainal menyimpannya setahun yang lalu.

Segera bros itu dimasukan kedalam tasnya. Waktu terus belalu, malam telah tiba

Zainalpun tidur agak awal karena pagi-pagi sekali ia harus berangkat ke Banjarmasin

Ternyata khairina [107] 

kembali untuk masuk kantor dan tak mau telat. Zainal sangat disiplin, bahkan Zainal

takpernah terlambat masuk kerja apa lagi bolos kerja. Benar-benar karyawan yang dapat

dibanggakan.

***ooo***

Ternyata khairina [108] 

beran

yang

langs

aktifi

wakt

biasa

celan

Khai

“ loh

“ jad

bend

“ iya

bawa

“ dim

Keesoka

ngkat ke Ba

g telah disim

68 meni

sung beran

fitasnya sete

tu dimana

a pula Zaina

Disela-se

nanya dan

irina, sontak

h mas, diman

di benar ya i

da itu adalah

a mas ini pu

ah bros itu.

mana pian d

an harinya,

anjarmasin

mpannya dal

it perjalana

ngkat ke te

elah masuk

semua kary

al mendatan

ela makan

langsung d

k Khairina t

na pian dap

ini milik kam

h bros berwa

unya saya ”

dapatkan ini

Terny

DUA

UCAPA

seperti ya

untuk masu

lam tas rans

an yang di

empatn kerj

k jam kerja.

yawan beri

ngi Khairina

n siang itu

diperlihatkan

terkejut,,

patkan itu ”,

mu ? ” mey

arna pink it

balas Khai

,,? “ tanya K

yata khairina

PULUH EM

AN TERIM

ang telah

uk kerja, ta

sel warna hi

itempuh Za

rjanya. Sep

. Waktu ter

stirahat, be

a untuk mak

u, Zainal m

n sesuatu d

tanya Khai

yakinkan Za

tu.

irina setelah

Khairini lag

[109] 

MPAT

MAKASI

direncanaka

ak lupa mem

itam milikn

an, pagi-pa

mbawa bro

ya.

agi buta Z

s berwarna

Zainal

pink

ainal waktu

perti biasa

rus berjalan

egitu juga d

kan siang be

u itu. Sam

Zainal lan

n, tepat puk

dengan Zai

ersama.

mpai di kos

ngsung mem

kul 12.00 ad

inal, dan se

s dan

mulai

dalah

eperti

mengeluark

dari dalam

kan sesuatu

kantong Za

u dari kan

ainal itu ke

ntong

epada

irina penuh rasa penasaaran,,

ainal seraya menyerahkkan benda ittu, ya

h melihat tuulisan namannya pada baagian

gi,,

“ ini saya dapat secara tak sadar dulu sekitar setahun yang lalu disebuah Mall, waktu itu

saya ditabrak oleh seorang wanita yang membawa tumpukan buku, apakah wanita itu

kamu Rin ? “ tanya Zainal dengan penuh penasaran.

“ oh iya mas, saya baru ingat, ternyata dulu kita pernah ketemu sebelumnya di Mall,

iya, iya saya baru ingat sekarang ” jawab Khairina..

“ owah jadi begitu ya ceritnya, saya tu heran kenapa bros itu ada ditangan saya ” sahut

Zainal.

“ iya mas, waktu itu saya taruh bros ini di dalam buku, dan sesampainya di rumah baru

saya sadar kalau bros saya sudah gak ada, saya kira jatoh di jalan, eh sekalinya ada

sama mas, makasih ya mas udah nyimpen bros saya ” jawab Khairina dengan penuh

rasa syukur dan berterimakasih.

“ iya sama-sama Rin ” sahut Zainal.

Usai makan siang mereka berduapun kembali melanjutkan aktifitas masing-masing.

Jelaslah sudah bahwa pemilik bros itu adalah Khairina, wanita yang beberapa

kali ia temui secara menggelikan itu, dua kali bertabrakan dan satu kali sebuah

pertolongan layaknya pahlawan yang menyelamatkan nyawa seorang bidadari, itu lah

yang ada dibenak Zainal dengan sennyum menggelikan. Benar-bemer pertemuan yang

tak disangka-sangka bagi Zainal. Difikirnya kejadian-kejadian itu layaknya adegan di

sinetron-senetron Indonesia.

Setelah kejelasan siang itu, Zainal mulai berfikir apakah itu yang dinamakan

jodoh, apakah Khairina itu datang untuk mengobati penderitaanku, apakah Khairina itu

adalah jodohku, pertanyaan itu selalu mengiang dan terbayang dalam benaknya.

Pertanyaan-pertanyaan yang tak masuk akal, bisa saja semua itu hanyalah sebuah

kebetulan saja, toh Zainal juga sudah memfonis dirinya bahwa hidupnya ditakdirkan

tanpa hadirnya seorang wanita yang mencintainya.

Namun begitu Zainal tetaplah manusia yang dalam hati kecilnya sangat

mengharapkan kehadiran wanita yang mencintanya dan mendampingi dalam hidupnya.

Tapi apa boleh buat, Zainal sudah cukup bukti akan kenyataan takdir hidupnya. Sebesar

dan sekuat apapun keinginannya untuk bisa memiliki pasangan hidup harus pupus

dengan berbagai bukti dan kenyataan yang telah dijalaninya selama ini. Sebesar apapun

keyakinan akan perasaannya terhadap Khairina, tetap saja kalah dengan keyakinannya

Ternyata khairina [110] 

bahwa hidupnya berada dalam lingkaran kekalahan dan kegagalan. Kini Zainal hanya

hanya bisa pasrah, ia telah berjanji pada dirinya sendiri takan pernah mengatakan cinta

pada Khairina, dia takut Khairina akan berubah seperti Fatimah yang menjauhi Zainal

setelah dikatakan semua perasaan cinta oleh Zainal.

Pengalaman dengan Fatimah itu tak mau terjadi lagi pada Khairina, mengingat

hubungan persahabatan Zainal dengan Khirina begitu baik, Zainal tak mau merusak

hubungan persahabatan mereka itu hannya karena cintanya pada Khairina. Baginya tak

mungkin Khairina bisa menerima cintanya itu.

Khairina begitu cantik, sedang Zainal hanyalah lelaki biasa dari desa, desa yang

dulunya sebuah desa terpencil di pedalaman Kalimantan itu, ya walau kini desa itu

taklah terlalu terpencil, namun sama saja Zainal adalah lelaki desa. Itu juga salah satu

hal yang membuatnya selalu merasa kalah untuk meraih cintanya, dan yang jekas saat

ini yang ada dalam benak Zainal adalah akan tetap menjaga hubungan baiknya dengan

Khairina, tak peduli seberapa besar cintanya pada Khairina.

Zainal berusaha untuk membuang rasa cinta itu demi hubungan baik diantara

mereka. Ya diakui Zainal kembali terjebak cinta dengan Khirina, Zainal kembali jatuh

cinta pada seorang wanita. Penyakit yang selalu kampuh pada dirinya, setidaknya itu

lah anggapannya terhadap cinta.

Waktu terus berjalan, kesibukan di tempat kerja membuat Zainal sedikit bisa

melupakan perasaan cinta. Kini Zainal tampaknya sudah mulai berubah,

kedewasaannya mulai tampak jelas. Tak lagi Zainal suka menyiksa diri dan mengurung

diri, kini Zainal mulai bisa membuka mata terhadap dunia.

Tak terasa tiga tahun telah dilalui Zainal hidup di Banjarmasin, hidup di

lingkungan pekerjaan dan kehidupan pertemanan dengan Khairina. Semuanya tampak

baik, bahkan membaik. Alhamdulillah karena ketekunan dan kerja keras selama tiga

tahun ini, kini Zainal diangkat oleh manager perusahaan untuk menduduki suatu jabatan

cukup penting.

Dimata para petinggi perusahaan Zainal adalah sosok pekerja keras, tekun dan

dalam segi kepribadian Zainal adalah sosok yang jujur. Karena itu lah dianggapnya

Zainal pantas untuk menduduki jabatan sebagai kepala teknisi peralatan dan jaringan di

stasiun televisi swasta itu.

Ternyata khairina [111] 

Zainal mulai benar-benar tampak jelas dalam hal kemapanan kepribadian dan

pengendalian emosional, berlahan-lahan hasil kerjanya bisa digunakannya untuk

membeli sepetak tanah, ya walau tanah yang dibelinya bukanlah lokasi tanah perkotaan,

walau di desa tapi juga tak terlalu di pelosok. Difikirnya tanah itu sudahlah cukup baik

sebagai simpanan untuk masa depan, yah siapa tau keyakinannya akan kutukan itu

salah.

***ooo***

Ternyata khairina [112] 

bagu

untuk

renca

nonto

menu

berbu

telev

“ hal

“ hal

Khai

“ oh

Zain

“ bis

“ em

“ gim

Jawa

Hari itu

us untuk ber

k Zainal, w

ana untuk b

Setelah s

on TV, tak

unjukan pu

unyi, diam

visi, diliharn

llo,, dapa Ri

llo mas, pia

irina,,

sepertinya

al,,

a ketemu ga

m bisa aja sih

mana kalau

ab dan tanny

adalah har

rlibur. Ya h

walau hari i

bebergian, ia

selesai nyuc

k ada keing

ukul 09.14

mbilnya han

nya Khairina

in ” tannya

an ada kesib

aku gak k

ak mas ? ” k

h, dimana m

di kos pia

ya Khairina

Terny

DUA

KEJA

ri minggu,

hari minggu

itu adalah h

a hanya ting

ci baju, man

ginan dariny

menit Sam

ndphone ya

a yang men

Zainal,,

bukan gak h

emana-man

kembali Kh

mau ketemun

an aja, disitu

a,,

yata khairina

A PULUH L

ADIAN DI

hari yang b

u adalah ha

hari libur,

ggal di kos.

ndi dan ma

ya untuk k

mapai den

ang terletak

nelfon. Sege

hari ini, dan

na, aku di k

hairina berta

nya ? ” kem

u banyak aj

[113] 

LIMA

KOS

begitu cerah

ari libur seb

tapi seperti

h, suasana

bagian oran

inya Zainal

yang seper

ng. Namun

l tidak mem

rtinya

tidak

miliki

sak, Zainal

keluar ruma

gan suara

k diatas tum

era diangkat

hanya dudu

ah. Dilihatn

dering han

mpukan bu

t oleh Zaina

uk santai sa

nya jam din

ndphone Z

uku di sam

al,,

ambil

nding

Zainal

mping

n pian sekarrang ada diimana ? “ TTanya

kos aja, emang ada appa Rin ? “ SSahut

anya

mbali tanya ZZainal,,

ajakan orangg jadi gak apa-apa kann ? “

“ em ya udah deh silahkan ” jawab Zainal,,

“ ok deh tuggunya ” sahut Khairina,,

“ ok ” jawab Zainal seraya menutup telefon,,

Zainal berfikir ada apa ya Khairina pengen ketemu, tidak seperti biasanya

Khairina ngajak ketemu di kos, biasanya Khairina ngajak ketemuan di tempat-tempat

keramaian atau tempat-tempat wisata, itu pun hanya untuk melepas kepenatan setelah

menyelesaikan kesibukan pekerjaan dan yang lebih sering mereka ketemuan pasti di

kantor saat makan siang. Kali ini dirasakan oleh Zainal sedikit aneh, ajakan Khairina

terasa harus terjadi dan sepertinya ada hal penting yang akan dibicarakan. Zainal tak tau

itu,

“ah mungkin dia bosan aja di rumah dan pengen ngobrol ma aku seperti yang sudah-

sudah” fikirnya seraya bangkit dan membereskan ruangan sambil menunggu

kedatangan Khairina.

Tok,! tok,! Tok,! terdengar suara ketukan pintu dari luar, segera Zainal

menghampiri dan membuka pintu itu.

“ hai Rin, ayo masuk ” sapa Zainal seraya mempersilahkan Khairina masuk,,

“ iya terimakasih “ sahut Khairina,,

“ ada apa nih ” tanya Zainal seraya mempersilahkan Khairina duduk disebuah kursi

rotan berwarna coklat yang tampak kusam dan tua.

“ ya pengen ketemu aja, suntuk di rumah,,,,, kenapa gak boleh ya,,? ” jawab dan tanya

Khairina,,

“ ya bukannya gitu, tumben sepertinya ada hal yang penting “ jawab Zainal sambil

beranjak menuju dapur untuk menagmbil minum dan sekotak roti, kebetulan kemarin

Zainal membeli dua bungkus biskuit dan pagi itu masih tersisa satu bungkus.

“ ni kubawakan minuman dingin dan sedikit cemilan , maaf ya cuman ini yang ada, dan

maaf juga tempatnya berantakan “ Zainal datang dengan membawa dua botol minuman

dingin yang diambilnya dari kulkas kecil pemberian ibu Nana sang pemilik kos.

“ oh iya terimakasih “ jawab Khairina.

Jam dinding menunjukan pukul 11.45 menit, sepanjang ini tak ada obrolan serius dan

penting diantara mereka. Masalah hari-hari di tempat kerja menjadi topik pembicaraan

Ternyata khairina [114] 

mereka, sampai dengan Khairina mulai menanyakan hal-hal yang cukup aneh bagi

Zainal.

Pembaca yang budiman, Saya meminta maaf karena belum bisa mempublikasikan naskah cerita ini secara penuh. Terimakasih atas kunjungan Anda dan saya mengharapkan kritik dan sarannya untuk publikasi penuh naskah cerita ini. Ttd Shodiq. Cuplikan kelanjutannya,,,,,,,,,,,,,,,,,,, Zainalpun segera mengambil suarat itu yang masih terbungkus rapat dalam

amplop berwarna putih itu. Berlahan Zainal membuka amplop itu dan didapatinya

secarik kertas dengan goresan tinta yang cukup banyak dan hampir memenuhi kertas

itu. Dibacanya isi surat itu oleh Zainal dengan suara perlahan namun masih dapat

didengar oleh Khairina yang berada di sampingnya.

Ternyata khairina [115] 

Kepada….

Mas Zainal tersayang

Assalamualaikum,,,,,,

Mas,,, sebelumnya aku minta maaf atas semua kesalahan yang telah aku perbuat terhadap mas Zainal

waktu itu, tapi tolong mas, tolong baca curahan hati ini sampi selesai.

Mas Zainal, kalau mas sekarang ini sedang membaca surat ini, mungkin aku telah pergi jauh, pergi

jauh meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya. Namun akau sadari pastinya aku pergi dengan

meninggalkan suatu dosa terhadap mas Zainal, dosa yang mungkin membuat mas Zainal merasa sakit dan

kecewa, dosa yang telah menyakiti hati mas Zainal. Aku menyadari itu semua mas, tapi demi Allah semua itu

bukan atas kehendakku, semua itu atas kehendak kedua orang tuaku yang sangat aku sayangi mas.

Aku sangat bingung waktu itu mas, aku sangat mencintai mas Zainal, namun disisi lain aku juga tidak

ingin menjadi anak durhaka. Orang tuaku sangat menginginkan aku untuk menikah dengan anak teman mereka

mas. Awalnya aku sangat terkejut dan ingin sekali berontak, namun aku tak kuasa kalau harus meneteskan air

mata kedua orang tuaku mas. Karena itulah aku putuskan untuk menerima dan menikah dengan pria pilihan

kedua orang tuaku itu. Mungkin mas bertanya kenapa aku tidak berterus terang terhadap mas dan kenapa

waktu itu aku harus berbohong dengan bersandiwara ingin pindah rumah,, semua itu aku lakukan karena aku

tak ingin membuat mas sedih dihadapanku, karena itu akan membuat aku tak kuasa untuk menjalani hidup ini

lagi. Aku tak sanggup kalau harus melihat mas Zainal kecewa, aku tak sanggup mas. Dengan berbohongpun

aku sangat tersiksa, batinku selalu meronta, hari-hariku penuh dengan penyesalan telah menyakiti hati mas

Zainal. Bahkan dihari pernikahanpun semua terasa hampa, tak ada kebahagiaan yang aku dapatkan. Semua itu

aku lakukan semata-mata untuk kebahagiaan kedua orang tuaku mas.

Mas, waktu aku menulis surat ini aku sedang terbaring di rumah sakit karena penyakit yang telah

membawaku mengahadap Tuhan. Jadi aku tulis surat ini untuk mas Zainal, berharap mas Zainal mau

memaafkan dosa yang telah aku perbuat terhadap mas. Siang malam aku selalu berdo’a agar Tuhan bisa

mempertemukan aku dengan mas Zainal untuk meminta maaf langsung, namun ternyata Tuhan tidak

mengijinkan aku untuk bisa bertemu dengan mas Zainal. Mungkin ini semua karena dosa dan kesalahan yang

telah aku perbuat terhadap mas Zainal, untuk itu aku sangat mengharapkan kerelaan mas Zainal.

Mas,, aku sangat mencintai mas Zainal, walau aku tak bisa menikah dengan mas, namun cinta ini

tetap abadi dan telah aku bawa mati. Cintaku hanya untuk mas Zainal seorang. Semoga sekarang ini mas

Zainal dalam keadaan yang sehat tak kurang satu apapun dan aku yakin saat mas Zainal membaca surat ini

pasti mas Zainal telah memiliki istri yang cantik dan baik. Karena aku tau mas Zainal adalah pria baik dan

setia.

Selamat tinggal mas,, tetesan air mata saat menulis surat ini ku iringi do’a untuk mas Zainal hidup

berbahagia untuk selamanya. Amin.

Wassalaam,,,,,

Tertanda,,,,

Wanita yang sangat mencintai mas,,

Tifa…

Ternyata khairina [116] 

SINGKAT TENTANG PENULIS

Saya seorang pria yang lahir dan dibesarkan di lingkungan

kelurga sederhana, saat ini saya tercatat sebagai mahasiswa Politenik

Tanah Laut program studi Teknik Informatika, angkatan tahun 2009.

Shodiq, begitulah orang-orang akrab memanggil saya. Rohmad Shodiq adalah nama

lengkap saya. Saat awal masuk kuliah tahun 2009, saya mulai iseng menulis dan

akhirnya saya mencoba untuk menulis sebuah cerita kehidupan yang diilhami dari kisah

nyata seseorang dan pengalaman yang saya alami selama ini, dan apa yang saya tulis ini

adalah sebuah kisah perjalanan anak manusia tentang kejamnya cinta oleh orang yang

tidak memiliki kemampuan uantuk meraih cintanya. Sampai dengan sadar bahwa

anggapanya itu salah.

Penulisan novel amatir ini dimaksudkan sebagai pencurahan isi hati dan sebagai

pencarian jati diri serta arti cinta dari masa kemasa. Diharapkan bagi siapa saja yang

membaca novel amatir ini tidak beranggapan sama atau sepaham dengan tokoh yang

diceritakan.

Saya selaku penulis meminta maaf jika ada kesamaan nama dan tempat dalam

cerita ini, karena nama dan tempat sedikit saya samarkan, bertujuan untuk kepentingan

hak pribadi tokoh. Atas kemaklumannya diucapkan terimakasih.

Ucapan terimakasih juga saya sampaikan kepada Muhammad Akhiruddin selaku

desainer sampul novel ini, dan semua yang mendukung saya ucapkan banyak

terimakasih.

Ternyata khairina [117]