ternate , januari 20 20

121
i

Upload: others

Post on 06-Jun-2022

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ternate , Januari 20 20

i

Page 2: Ternate , Januari 20 20

ii

Page 3: Ternate , Januari 20 20

iii

KATA PENGANTAR

Untuk mengetahui pencapaian tujuan dan sasaran strategis

beserta indikatornya, yang disusun dalam rencana aksi tahunan

(RAK) setiap tahunnya, maka setiap instansi penyelenggara (RAK) setiap tahunnya, maka setiap instansi penyelenggara

pemerintahan dituntut untuk membuat Laporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ).

LAKIP tersebut merupakan salah satu amanat rakyat yang dibebankan kepada

instansi pemerintah untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas pokok dan

fungsinya. Pertanggung jawaban ini meliputi seluruh pertanggung jawaban terhadap

pengelolaan sumber daya yang menjadi kewenangan instansi terkait.

Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas III Ternate sebagai salah satu

satuan kerja dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit yang

merupakan salah satu unit utama dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, merupakan salah satu unit utama dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,

juga memiliki kewajiban untuk menyusun dan melaporkan pertanggung jawaban

kinerja kepada Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, stakeholder lainnya.

Laporan akuntabilitas ini disusun berdasarkan pencapaian yang diperoleh

bersama oleh seluruh Seksi yang berada di dalam Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas

III Ternate . Untuk itu disampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan laporan ini.

Laporan ini juga diharapkan dapat berguna bagi seluruh pihak khususnya bagi

satuan kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan dalam mempertanggung jawabkan satuan kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan dalam mempertanggung jawabkan

akuntabilitas dan kinerja pencapaian sasaran, dan sebagai acuan dalam penyusunan

dan pelaksanaan kegiatan selanjutnya. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah ini tentunya masih membutuhkan saran dan kritik yang sifatnya

membangun untuk penyempurnaan lebih lanjut.

Ternate , Januari 2020Kepala Kantor

Kepal

dr. A u l i a n t oNIP. 196910152001121001

Page 4: Ternate , Januari 20 20

iv

Page 5: Ternate , Januari 20 20

v

RINGKASAN EKSEKUTIF

Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan

Tahun 2015-2019, dan sebagai penerima amanah dari Direktorat Jenderal

Pencegahan dan Pengndalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, maka Laporan

Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate Tahun 2019 ini disajikan untuk

melihat capaian kinerja selama tahun 2019.

Bagi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate, laporan akuntabilitas

kinerja memiliki dua fungsi utama. Pertama, merupakan sarana untuk menyampaikan

pertanggungjawaban kinerja Kepada Direktorat Jenderal Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit, dan seluruh pemangku kepentingan baik yang terkait langsung

maupun tidak langsung. Kedua, merupakan sumber informasi untuk perbaikan dan

peningkatan kinerja secara berkelanjutan. Adanya dua fungsi utama ini memperjelas

bahwa informasi yang tertuang dalam LAPKIN 2019 harus dapat memenuhi kebutuhan

pengguna internal dan eksternal.

Laporan Kinerja ini secara garis besar berisikan informasi rencana kinerja dan

capaian kinerja yang telah dicapai selama tahun 2019. Perjanjian kinerja 2019 dan

penetapan kinerja 2019 merupakan kinerja yang ingin dicapai selama tahun 2019 yang

sepenuhnya mengacu pada Rencana Aksi Kegiatan yang telah disajikan dalam

Indikator Kinerja dan Penetapan Kinerja tahun 2019.

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate memiliki 12 indikator kinerja,

dari jumlah tersebut terdapat 10 indikator telah mencapai target yang ditetapkan, dan

terdapat 2 indikator yang tidak mencapai target yang ditetapkan yaitu indikator jumlah

alat angkut sesuai dengan stándar kekarantinaan kesehatan dan jumlah

pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi. Adapun persentase

capaian kinerja sebesar 83,33%.

Dukungan dana dalam pelaksanaan kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan

Kelas III Ternate tahun 2019 bersumber dari APBN, dengan total anggaran sebesar

Rp.11.099.589.000-. (sebelas milyar sembilan puluh sembilan juta lima ratus delapan

puluh sembilan ribu rupiah), sedangkan realisasi penggunaan anggaran sebesar puluh sembilan ribu rupiah), sedangkan realisasi penggunaan anggaran sebesar

Rp.10.552.787.854,- (sepuluh milyar lima ratus lima puluh dua juta tujuh ratus delapan

puluh tujuh ribu delapan ratus lima puluh empat rupiah) atau sebesar 95,07%.

Page 6: Ternate , Januari 20 20

vi

Page 7: Ternate , Januari 20 20

vii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ………………………………………………….. iiiKATA PENGANTAR ………………………………………………….. iiiRINGKASAN EKSEKUTIF .…………………………………………… ivDAFTAR ISI …………………………………………………………… vii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………….. 1 A. LATAR BELAKANG .....………………………………… 1B. MAKSUD DAN TUJUAN .……………………………… 3C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI .……………………… 4D. STRUKTUR ORGANISASI .……………………………. 5E. SISTIMATIKA .………………………………………… . 8

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA................ 9A. PERENCANAAN KINERJA ..………………………...... 9B. PERJANJIAN KINERJA ….. ………………………….. 22

BAB III AKUNTABILITAS KI NERJA 2018 .......………………..… 25A. PENGUKURAN KINERJA .……………………...…… 25B. ANALISIS PENCAPAIAN KINERJA ............................ 28C. SUMBER DAYA ………………………………………… 96

BAB IV KESIMPULAN ………………………………………………… 103BAB IV KESIMPULAN ………………………………………………… 103

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 8: Ternate , Januari 20 20

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

1

A. LATAR BELAKANGPembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan

kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan,

pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat

dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, lanjut

usia, dan keluarga miskin.

Pembangunan kesehatan merupakan cermin indikator utama keberhasilan

pembangunan Bangsa Indonesia, hal ini mengingat Human Development Index pembangunan Bangsa Indonesia, hal ini mengingat Human Development Index

(HDI), Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM), serta Indeks Kemiskinan Manusia

(IKM) sangat dipengaruhi oleh keberhasilan pembangunan kesehatan. Bahkan

dalam skala global, pentingnya kesehatan masyarakat juga telah diangkat sebagai

faktor utama dalam memenuhi hak dasar manusia di dunia serta menjadi target

utama dalam menjamin terwujudnya kesejahteraan, pembangunan masyarakat dan

bangsa sebagaimana termuat dalam deklarasi Millenium Development Goals

(MDGs).

Dengan telah ditetapkannya RPJMN 2015-2019 maka Kementerian

Kesehatan menyusun Renstra Tahun 2015 -2019. Pembangunan kesehatan pada Kesehatan menyusun Renstra Tahun 2015 -2019. Pembangunan kesehatan pada

periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran

meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui melalui upaya

kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan

finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan. Untuk melaksanakan program dan

kegiatan pembangunan kesehatan tersebut maka masing-masing unit utama

(eselon I) menyusun Rencana Aksi Program, dan masing-masing eselon II dan

atau Satuan Kerja menyusun Rencana Aksi Kegiatan sesuai dengan tugas pokok

dan fungsinya.

Dalam rangka melaksanakan amanat Instruksi Presiden Republik Indonesia

Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta

PermenPAN dan RB No 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

Page 9: Ternate , Januari 20 20

2

Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka setiap

Tahun Anggaran berakhir, pimpinan Instansi Pemerintah berkewajiban untuk

menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK) atas pelaksanaan kegiatan selama

1 (satu) tahun, baik keberhasilan maupun kegagalan. LAK tesebut merupakan

bagian dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

SAKIP merupakan sebuah sistem dengan pendekatan manajemen berbasis

kinerja (Performance-base Management) untuk penyediaan informasi kinerja guna

pengelolaan kinerja. Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan

yang lebih berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, serta

sebagai wujud pertanggungjawaban instansi pemerintahan yang baik, maka perlu

disusun Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK) tahunan yang berisi

pertanggungjawaban kinerja dalam mencapai tujuan / sasaran strategis instansi.

Sehingga setiap instansi secara periodik wajib mengkomunikasikan pencapaian

tujuan dan sasaran strategis organisasi kepada stakeholders dan unit tertinggi

diatasnya dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(LAKIP).

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate sebagai Unit Pelaksana

Teknis Kementerian Kesehatan, diberikan kewenangan mengelola anggaran Teknis Kementerian Kesehatan, diberikan kewenangan mengelola anggaran

sendiri, yang berada serta bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal

Pencegahan dan Pengendalian penyakit Kementerian Kesehatan RI dan wajib

melaksanakan amanah pembuatan LAKIP tersebut, untuk memberikan gambaran

pencapaian secara menyeluruh tentang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate , dan juga merupakan bentuk

pertanggungjawaban serta akses informasi bagi masyarakat.

KKP Kelas III Ternate mempu nyai wilayah kerja yang cukup besar dan

sangat strategis karena perbatasan dengan Negara tetangga seperti Australia,

Philipina, Papua Nugini dan jepang. Demikian juga pintu masuk kapal pelayaran

international (kapal eksport) mengingat banyak pelabuhan-pelabuhan khusus

eksport pertambangan dan perikanan yang tersebar di propinsi Maluku Utara.

Demikian juga kapal-kapal yang melakukan pelayaran dari barat menuju dan/atau

dari Indonesia Timur sebagian besar singgah di Pelabuhan Ahmad Yani Ternate.

Dengan letak geografis yang strategis tersebut, maka KKP Kelas III Ternate

sangat potensial untuk dikembangkan dalam memberikan pelayanan kepada

Page 10: Ternate , Januari 20 20

3

masyarakat, maskapai penerbangan, agen pelayaran maupun pengembangan

dalam upaya pengendalian faktor risiko di wilayah kerjanya.

Penanganan masalah kesehatan di wilayah pelabuhan/ bandara harus

melibatkan instansi-instansi yang berkepentingan (stakeholders) yang berada di

pelabuhan/ bandara dalam suatu jaringan kerja. Kegiatan kemitraan dan jejaring

kerja antara lain, meliputi Pertemuan Jejaring dalam Rangka Kekarantinaan

termasuk dalam mengatasi penyakit yang baru muncul maupun penyakit lama

yang muncul kembali; Pertemuan Jejaring dalam Rangka Surveilans Epidemiologi;

Pertemuan Jejaring dalam Rangka Pengendalian Vektor; dan Pertemuan Jejaring

dalam Rangka Pengendalian Risiko Lingkungan.

Implementasi International Health Regulation (IHR) 2005 merupakan

kesepakatan bersama antara bangsa-bangsa anggota WHO, termasuk Indonesia.

Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit/masalah

kesehatan yang sering disebut sebagai Public Health Emergency of International

Concern (PHEIC).

Meningkatnya teknologi transportasi mengakibatkan makin cepatnya arus

perjalanan orang, barang dan alat angkut, sehingga penjalanan dan penularan

penyakit antar negara dan wilayah semakin cepat, terutama masalah yang

berkaitan dengan kesehatan manusia, seperti New Emerging Disease, seperti

Avian Influenza, SARS, Legionnaires Disease, Nipah Virus, dan Paragoniasis

Pulmonallis. Emerging Disease antara lain HIV/AIDS, dan penyakit menular

lainnya, seperti Dengue Haemorragic Fever, Chikungunya, Cholera,

Salmonellosis, dan Filariasis. Emerging Disease yang berpotensi masuk ke

Indonesia antara lain HIV/AIDS sedangkan Re-emerging disease antara lain : Pes,

TBC, Scrub thypus, Malaria, Anthrax, dan Rabies.

Penyusunan LAKIP berdasarkan sasaran strategis dan indikator-indikator

yang terdapat dalam Rencana Aksi Kegiatan 2015-2019 yang ada serta rencana

kerja tahunan yang dituangkan dalam Rencana Kinerja Tahunan Kantor

Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate.

B. MAKSUD DAN TUJUANPembuatan Laporan Kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban

secara tertulis, untuk mengetahui pencapaian kegiatan dan realisasi anggaran

tahun 2019, yang harus dipertanggungjawabkan Kantor Kesehatan Pelabuhan

Page 11: Ternate , Januari 20 20

4

Kelas III Ternate kepada Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian

Penyakit Kementerian Kesehatan RI.

C. TUGAS POKOK DAN FUNGSIBerdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

356/MENKES/PER/IV/2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan

Pelabuhan, Tugas Pokok Kantor Kesehatan Pelabuhan adalah melaksanakan

pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans

epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan,

pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA serta pengamanan terhadap

penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi,

kimia, dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas

batas darat negara.

Sedangkan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan adalah :

1. Pelaksanaan kekarantinaan

2. Pelaksanaan pelayanan kesehatan

3. Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara, pelabuhan, dan lintas

batas darat negara

4. Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit baru,

dan penyakit yang muncul kembali

5. Pelaksanaan pengamatan radiasi pengion dan non pengion, biologi dan kimia

6. Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai penyakit

yang berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional dan internasional

7. Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan

Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan, serta kesehatan

matra termasuk penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan penduduk

8. Pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesehatan kerja dilingkungan bandara,

pelabuhan, dan lintas batas darat negara

9. Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat, makanan, kosmetika dan

alat kesehatan serta bahan adiktif (OMKABA) eksport dan mengawasi

persyaratan dokumen kesehatan OMKABA impor

10. Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya

11. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja bandara,

pelabuhan, dan lintas batas darat negara

Page 12: Ternate , Januari 20 20

5

12. Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan bandara,

pelabuhan, dan lintas batas darat negara

13. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di bandara,

pelabuhan, dan lintas batas darat negara

14. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan

surveilans kesehatan pelabuhan

15. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara, pelabuhan, dan lintas

batas darat negara

16. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP.

D. Struktur OrganisasiStruktur organisasi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate,

berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor

2348/MENKES/PER/IV/2011 adalah sebagai berikut :

- Kepala Kantor

- Sub bagian Tata Usaha

Sub bagian tata Usaha mempunyai tugas melakukan koordinasi dan

penyusunan program, pengelolaan informasi, evaluasi, laporan, urusan tata

usaha, keuangan, kepegawaian, penyelenggaraan pelatihan, serta

perlengkapan dan rumah tangga.

- Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi

Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi

mempunyaitugas melakukan penyiapan babhan perencanaan, pemantauan,

evaluasi, penyusunan laporan, dan koordinasi pelaksanaan kekarantinaan,

dan surveilans epidemiologi penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit

baru, dan penyakit yang muncul mkembali, pengawasan alat angkut dan

muatannya, lalu lintas OMKABA (Obat, Makanan, Kosmetik, dan Bahan

Aditif), jejaring kerja kemitraan, kajian, seta pengembangan teknologi, dan

pelatihan teknis bidang kekarantinaan, dan surveilans epidemiologi di

wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.

- Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan dan Kesehatan Lintas Wilayah

Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan dan Kesehatan Lintas

Wilayah mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan, perencanaan,

pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan, dan koordinasi pengendalian

Page 13: Ternate , Januari 20 20

6

vektor dan binatang penular penyakit, pembinaan sanitasi lingkungan,

kesehatan terbatas, kesehatan kerja, kesehatan matra, kesehatan haji,

perpindahan penduduk, penanggulangan bencana, vaksinasi internasional,

jejaring kerja, kemitraan, kajian dan pengembangan teknologi serta pelatihan

teknis bidang pengendalian risiko lingkungan dan upaya kesehatan di

wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.

- Instalasi

Instalasi merupakan fasilitas penunjang penyelenggaraan operasional

Kantor Kesehatan Pelabuhan, dan penunjang administrasi.

- Wilayah Kerja

Wilayah kerja KKP merupakan unit kerja fungsional dilingkungan

bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara, yang berada di bawah

dan bertanggung jawab kepada Kepala KKP.

- Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan,

sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Bagan Struktur organisasi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Ternate dapat

dilihat pada gambar di bawah ini :

Page 14: Ternate , Januari 20 20

7

Gambar Bagan Struktur Organisasi

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate

KASUBBAG TU(Syarif Masrib, SKM)

KEPALAKEPALA(dr. Aulianto)

KELOMPOK JABFUNGEpidemiologi Kesehatan/

Kasie Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi

(Lutfi Sidasi, SKM. M.Kes)

Epidemiologi Kesehatan/ Penyidik PPNS

INSTALASI

Kasie Pengendalian Resiko Lingkungan dan Kesehatan

Lintas Wilayah(Sahrudin Sillehu, SKM)

WILAYAH KERJA1. Bandara Babullah1. Bandara Babullah2. Jailolo3. Bacan4. Buli5. Tobelo6. Morotai7. Mangole/Sanana

Page 15: Ternate , Januari 20 20

8

E. Sistematika PenulisanSistematika Laporan Akuntabilitas Kinerja di Kantor Kesehatan Pelabuhan

Kelas III Ternate , terdiri dari :

1. Kata Pengantar2. Ikhtisar eksekutif3. Daftar Isi4. BAB I PENDAHULUAN

Pada bagian ini diuraikan mengenai dasar penyusunan LAKIP, serta

gambaran umum, Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas

III Ternate sebagai UPT Kementerian Kesehatan, struktur organisasi KKP

Kelas III Ternate, dan sistematika penulisan laporan

5. BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Bab ini menguraikan beberapa hal penting dalam perencanaan dan

perjanjian kinerja KKP Kelas III Ternate tahun 2019, meliputi :

A. Perencanaan Kinerja :

Uraian singkat tentang Rencana Aksi Program 2015-2019 dan Rencana

Kinerja Tahunan (RKT) KKP Kelas III Tahun 2019.

B. Perjanjian Kinerja :B. Perjanjian Kinerja :

Uraian singkat tentang Penetapan Kinerja KKP Kelas III Tahun 2019.

6. BAB III AKUNTABILITAS KINERJAPada bagian ini disajikan hasil pengukuran dan analisis pencapaian

kinerja yang di dalamnya menjelaskan analisis per inidikator dengan

mengungkapkan kegiatan-kegiatan yang terkait langsung dengan indikator

maupun yang bersifat pendukung, termasuk di dalamnya menguraikan secara

sistematis keberhasilan dan kegagalan, hambatan/kendala, permasalahan yang

dihadapi serta usulan pemecahan masalah yang akan diambil.

Pada bagian ini disajikan juga beberapa sumber daya yang mendukung dalam

pencapaian kinerja, seperti Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Anggaran,

Sumber Daya Sarana dan Prasarana.

7. BAB IV SIMPULAN8. LAMPIRAN-LAMPIRAN

• RKT 2019

• Penetapan Kinerja 2019

Page 16: Ternate , Januari 20 20

9

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. PERENCANAAN KINERJA

Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan

indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan

dalam sasaran strategis. Dalam rencana kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas

III Ternate Tahun 2019, telah disusun Indikator Kinerja dan target masing-masing

indikator untuk mencapai sasaran strategis organisasi.

Perjanjian kinerja merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan

dicapai antara pimpinan instansi pemerintah/unit kerja yang menerima

tanggungjawab dengan pihak yang memberi tanggungjawab. Dengan demikian

perjanjian kinerja ini merupakan suatu janji kinerja yang akan diwujudkan oleh

seorang pejabat penerima amanah kepada atasan langsungnya.seorang pejabat penerima amanah kepada atasan langsungnya.

Pernyataan perjanjian kinerja merupakan suatu pernyataan kesanggupan dari

pimpinan instansi/unit kerja penerima amanah kepada atasan langsungnya untuk

mewujudkan suatu target kinerja tertentu. Pernyataan ini ditandatangani oleh

penerima amanah sebagai tanda suatu kesanggupan untuk mencapai target kinerja

yang telah ditetapkan, dan pemberi amanah atau atasan langsungnya sebagai

persetujuan atas target kinerja yang ditetapkan tersebut.

1. Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Tahun 2015 -2019

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Kantor Kesehatan Pelabuhan

Kelas III Ternate sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian

Kementerian Kesehatan yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada

Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit telah menyusun

Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2015 -2019 yang merupakan dokumen

perencanaan yang bersifat indikatif memuat kegiatan-kegiatan pembangunan

kesehatan yang akan dilaksanakan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III

Ternate untuk kurun waktu tahun 2015 -2019, yang menjadi pedoman Kantor

Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate dalam menetapkan Rencana Kinerja

Tahunan (RKT) pada tahun 2015 hingga tahun 2019. Dalam Rencana Stra tegis

Kementerian Kesehatan 2015-2019 dan Rencana Aksi Program Pencegahan

Page 17: Ternate , Januari 20 20

10

dan Pengendalian Penyakit Tahun 2015-2019 tidak terdapat visi dan misi, namun

mengikuti visi dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu Terwujudnya Indonesia

yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong

a. Tujuan dan Sasaran

1. Tujuan

Dukungan Kantor Kesehatan Pelabuhan terhadap Ditjen Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan

pencapaian tujuan KKP Kelas III Ternate yaitu 1) Meningkatnya cegah

tangkal penyakit potensial wabah; 2) Meningkatnya pelabuhan dan

bandara sehat , pengendalian faktor risiko penyakit dan pelayanan

kesehatan

Dalam meningkatnya cegah tangkal penyakit potensial wabah, indikator

yang akan dicapai adalah :

a. Meningkatnya alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan

kesehatan sebanyak 66.000 alat angkut

b. Persentase respon sinyal kewaspadaan dini (SKD), KLB dan bencana

di wilayah layanan KKP sebesar 100%

c. Meningkatnya upaya deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk

dan keluarnya penyakit melalui lalulintas alat angkut dari dalam dan

luar negeri serta pelaksanaan surveilans rutin sebanyak 8.000

kegiatan

Dalam pelabuhan dan bandara sehat , pengendalian faktor risiko penyakit

dan pelayanan kesehatan, indikator yang akan dicapai adalah :

a. Meningkatnya pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-

syarat sanitasi sebanyak 4 pelabuhan/bandara

b. Meningkatnya pelabuhan/bandara/PLBD bebas vector pada wilayah

perimeter dan buffer area sebanyak 2 pelabuhan/bandara

c. Meningkatnya upaya pengendalian factor risiko penyakit menular

melalui deteksi penyakit menular sebanyak 10.000 pemeriksaan

d. Meningkatnya pelayanan kesehatan pada situasi khusus melalui

pembentukan posko pelayanan kesehatan sebanyak 10 layanan.

Page 18: Ternate , Januari 20 20

11

2. Sasaran

Sasaran starategis KKP Kelas III Ternate dalam Rencana Aksi Kegiatan

KKP Kelas III Ternate merupakan sasaran strategis yang disesuaikan

dengan tugas pokok dan fungsi KKP. Sasaran tersebut adalah

meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit di pintu masuk

sampai dengan akhir tahun 2019 yang ditandai dengan :

1. Meningkatnya alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan

kesehatan sebanyak 70.000

2. Jumlah pelabuhan/bandara yang melaksanakan pelayanan

kesehatan pada situasi khusus situasi sebanyak 15

pelabuhan/bandara

3. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan

keluarnya penyakit sebanyak 500 layanan

4. Persentase respon sinyal kewaspadaan dini (SKD) KLB dan bencana

di wilayah layanan KKP sebesar 100%

5. Jumlah pelabuhan/bandara yang mempunyai kebijakan

kesiapsiagaan berupa rencana kontijensi dalam penanggulangan

kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

sebanyak 6 pelabuhan

6. Meningkatnya layanan kesehatan lintas wilayah yang dilaksanakan

sebanyak 11.000

7. Jumlah pelabuhan/bandara melaksanakan scrining penyakit menular

langsung sebanyak 10 pelabuhan

8. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai TPM memenuhi

syarat layak/laik hygiene, tempat-tempat umum sehat dan sarana

penyediaan air bersih memenuhi syarat kesehatan sebanyak 4

pelabuhan

9. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD dengan nilai indeks pinjal ≤ 1, HI

perimeter = 0, HI buffer < 1, tidak ditemukan larva anopheles,

kepadatan kecoa rendah dan kepadatan lalat < 6 sebanyak 2

pelabuhan

b. Arah Kebijakan

Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh Kantor Kesehatan

pelabuhan kelas III Ternate untuk mencapai tujuan. Arah kebijakan Kantor

Page 19: Ternate , Januari 20 20

12

Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate yaitu meningkatnya pencegahan dan

pengendalian penyakit dalam rangka cegah tangkal di pintu masuk Negara,

melalui :

1. Penguatan surveilans epidemiologi faktor risiko dan pengendalian penyakit,

dalam rangka cegah tangkal penyakit di pintu masuk wilayah. Kemampuan

teknis untuk melaksanakan deteksi dini terhadap masalah kesehatan yang

mungkin timbul.

2. Penguatan sistem informasi kesehatan pelabuhan dan bandara, untuk

mendapatkan data dan informasi masalah kesehatan dan capaian

pelaksanaan kegiatan, yang dilakukan secara tepat waktu dan akurat.

3. Pencegahan dan penanggulangan KLB/Wabah di wilayah pelabuhan dan

alat angkut

4. Meningkatkan pengendalian faktor risiko lingkungan

5. Penguatan kemampuan wilayah kerja

6. Mendorong peran aktif unsur-unsur yang terdapat di wilayah pelabuhan

baik pemerintah maupun swasta, dan pemberdayaan masyarakat

pelabuhan

7. Peningkatan kualitas tenaga melalui diklat sesuai kebutuhan

8. Penyediaan bahan dan peralatan kesehatan pendukung kegiatan

c. Strategi

1. Untuk pengendalian kekarantinaan dan surveilans epidemiologi, strategi yang dilakukan adalah :a. Meningkatkan cegah tangkal penyakit karantina, penyakit menular, dan

PHEIC. Upaya yang dilakukan :

1. Identifikasi faktor risiko penyakit karantina dan penyakit menular

potensial wabah. Identifikasi dilakukan kepada alat angkut, manusia,

dan lingkungan pelabuhan/bandara.

Identifikasi pada alat angkut dilakukan pada alat angkut yang

singgah/berlabuh dalam waktu pendek atau panjang perlu

diwaspadai sebagai faktor risiko timbulnya penyakit menular

potensial wabah seperti SARS, flu burung, Afian influenza, dan

penyakit potensial lannya.

Page 20: Ternate , Januari 20 20

13

Identifikasi pada penumpang kapal meliputi awak kapal dan orang

yang diantar dari pelabuhan ke pelabuhan tujuan dengan

menggunakan alat angkut, dimana penumpang merupakan faktor

risiko yang paling rentan untuk terjadinya suatu penyakit. Hal-hal

yang perlu diperhatikan meliputi ada tidaknya penumpang kapal

yang sedang sakit, ada tidaknya penumpang kapal yang menderita

penyakit menular, jumlah penumpang kapal yang menderita penyakit

menular, jenis penyakit menular yang menyerang penumoang kapal,

dan ada tidaknya penumpang yang berasal dari wilayah terjangkit

suatu penyakit

Barang yang dibawa penumpang atau awak kapal juga bisa menjadi

faktor risiko munculnya penyakit menular potensial wabah, mkarena

itu perlu diperhatikan ada tidaknya bahan berbahaya, ada tidaknya

makanan/minuman mudah busuk, serta ada tidaknya

binatang/tumbuhan yang terbawa penumpang.

2. Pengawasan dan pemeriksaan kekarantinaan dan dokumen

kesehatan alat angkut. Pengawasan dan pemeriksaan karantina

kapal dilakukan terhadap setiap kapal yang datang dari pelabuhan

luar negeri yang akan memasuki pelabuhan di Indonesia.

Pengawasan dilaksanakan dengan melakukan pemeriksaan alat

angkut dan penerbitan dokumen kesehatan kapal

3. Pengawasan terhadap lalulintas OMKABA

4. Penerbitan dokumen kesehatan kapal. Jenis dokumen yang

diterbitkan meliputi penerbitan buku kesehatan kapal (Health BookI,

penerbitan dokumen SSCC/SSCEC, penerbitan Certifikat of Pratique

(COP), penerbitan dokumen Port Health Quarantine Clereance

(PHQC).

5. Pengawasan dan dokumentasi pengangkutan orang sakit dan

jenazah. Pengawasan orang sakit dilakukan untuk memastikan

bahwa orang sakit baik yang berangkat maupun yang datang tidak

menderita penyakit karantina. Sedangkan pengawasan jenazah

untuk memastikan bahwa pemberangkatan dan kedatangan

jenazah sesuai prosedur, dan meninggal bukan karena penyakit

karantina/penyakit menular tertentu.

Page 21: Ternate , Januari 20 20

14

6. Peningkatan kapasitas SDM yang terlibat dalam kegiatan

kekarantinaan

b. Meningkatkan surveilans epidemiologi penyakit dan faktor risiko, serta

system kewaspadaan dini kejadian luar biasa (SKD-KLB), upaya yang

dilakukan :

1. Kajian kekarantinaan, risiko lingkungan, dan surveilans kesehatan

pelabuhan.

2. Melaksanakan investigasi dan penanggulangan KLB <24 jam

setelah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang

3. Memperkuat system pencatatan dan pelaporan penyakit berbasis

elektronik

4. Memperkuat jejaring kerja dalam rangka kekarantinaan dan

surveilans epidemiologi dengan pihak-pihak terkait, utamanya

kabupaten/kota yang merupakan pintu masuk daerah/wilayah, dalam

mendukung implementasi pelaksanaan International Health

Regulation (IHR) dalam upaya cegah tangla terhadap kemungkinan

masuk dan keluarnya penyakit yang berpotensi menimbulkan

kedaruratan kesehatan masyarakat.

5. Meningkatkan kemampuan petugas yang terlibat dalam pelaksanaan

surveilans epidemiologi SKD-KLB dan penanggulangan KLB.

6. Melakukan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah,

penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali dalam rangka

SKD-KLB penyakit, termasuk di wilayah buffer pelabuhan, dengan

melakukan surveilans rutin. Surveilans dilakukan dengan melakukan

pengumpulan data penyakit pada fasilitas kesehatan yang ada pada

area buffer pelabuhan/bandara

7. Melakukan surveilans terhadap jemaah yang selesai melaksanakan

haji dan umroh sesuai dengan masa incubasi penyakit. Dalam

melakukan surveilans terhadap jemaah haji dan umroh, dapat

dilakukan dengan melakukan koordinasi serta peningkatan peran

kabupaten/kota

c. Pengendalian factor risiko dan dampak kesehatan lingkungan dalam

rangka kekarantiaan kesehatan. Upaya yang dilakukan :

Page 22: Ternate , Januari 20 20

15

1. Pengawasan penyediaan air minum di pelabuhan, dengan melakukan

kegiatan inspeksi sanitasi sarana air bersih dan melakukan

pengambilan serta pemeriksaan kualitas air bersih, dan memberikan

rekomendasi tindak lanjut hasil inspeksi.

2. Pengawasan makanan dan minuman di pelabuhan, dengan

melakukan kegiatan pemeriksaan tempat pengelolaan makanan

(TPM), melakukan pembinaan terhadap TPM yang tidak memenuhi

syarat, melakukan pengambilan serta pemeriksaan sampel

makanan/minuman dalam rangka pemeriksaan rutin atau pada saat

terjadi KLB/keracunan makanan

3. Mengoptimalkan peran pemilik/penanggung jawab dan penjamah

makanan di TPM, dengan melakukan sosialisasi atau pelatihan

tentang hygiene sanitasi makanan dan minuman, dan mendorong

kemandirian pemilik/penanggung jawab untuk memeriksakan

kesehatan karyawan khususnya penjamah makanan minimal 2 kali

dalam setahun

4. Pengawasan hygiene sanitasi bangunan/gedung dan perusahaan,

dengan melakukan pemeriksaan kondisi bangunan dan fasilitas

bangunan/gedung/perusahaan yang ada di pelabuhan, dan

memberikan rekomendasi tindak lanjut hasil pemeriksaan kepada

pemilik/pengelola.

5. Pemeriksaan kondisi sanitasi alat angkut yang dilakukan secara rutin,

pemeriksaan dalam rangka penerbitan dokumen kesehatan, dan

pemeriksaan dalam kondisi khusus (KLB), dan melakukan tindakan

penyehatan alat angkut sesuai rekomendasi hasil pemeriksaan.

6. Pengawasan pencemaran udara, air, dan tanah, dengan melakukan

pengukuran kualitas udara, air, dan tanah

7. Melakukan rujukan sampel dalam rangka ujipetik sampel air dan

sampel makanan ke Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL)

8. Meningkatkan koordinasi dengan stake holder yang ada dalam

rangka pelaksanaan pengawasan sanitasi lingkungan di wilayah

pelabuhan

9. Membentuk jejaring kerja mengenai penyehatan lingkungan di

wilayah pelabuhan, yang melibatkan semua unsur yang terkait.

Page 23: Ternate , Januari 20 20

16

10. Meningkatkan kapasitas tenaga pelaksana penyehatan lingkungan.

11. Sosialisasi dan Pembentukan Pokja pelabuhan sehat, untuk

mendorong peran aktif lintas sektor dan seluruh komponen yang ada

di wilayah pelabuhan, dalam rangka mewujudkan pelabuhan sehat

d. Pencegahan dan Pengendalian penyakit tular vector dan zoonotik dalam

rangka dalam rangka kekarantinaan kesehatan. Upaya yang dilakukan :

1. Pengendalian nyamuk aedes aegypty, dengan melakukan

pengamatan faktor risiko dan sumber penular DBD yang meliputi

surveilans vektor, pembentukan serta pelatihan kader jumantik,

Kampanye PSN, melakukan larvasiding di area buffer dan perimeter,

melakukan fogging dilingkungan perimeter serta buffer

2. Pengendalian nyamuk malaria, dengan melakukan pengamatan

faktor risiko dan sumber penular malaria yang meliputi surveilans

vektor

3. Pengendalian tikus dan pinjal, dengan melakukan trapping tikus di

wilayah pelabuhan dan pengamatan tanda-tanda kehidupan tikus di

alat angkut

4. Pengendalian lalat dan kecoak sebagai vektor diare, dengan

melakukan pengukuran tingkat kepadatan lalat, melakukan

pengamatan kehidupan kecoak di pelabuhan serta alat angkut, dan

melakukan tindakan pengendalian apabila diperlukan

5. Melakukan pemetaan tempat perindukan potensial vektor, untuk

memudahkan dalam kegiatan pengendalian

6. Peningkatan kemampuan tenaga dalam pengendalian vektor dan

binatang pengganggu

2. Untuk upaya kesehatan wilayah, strategi yang dilakukan adalaha. Meningkatkan pelayanan kesehatan terbatas dan rujukan. Upaya yang

dilakukan :

1. Melakukan pelayanan kesehatan dasar terbatas di pelabuhan, untuk

melayani masyarakat pelabuhan. Pelayanan kesehatan dapat

dilakukan di dalam gedung (poliklinik) mapun di luar gedung di dalam

wilayah pelabuhan, termasuk pelayanan gawat darurat dan konseling

penyakit.

Page 24: Ternate , Januari 20 20

17

2. Mengoptimalkan kegiatan pelayanan kesehatan dalam rangka

pencegahan dan pengendalian penyakit berupa pelayanan penyakit

menular (PM) dan penyakit tidak menular (PTM), serta melakukan

analisis faktor risiko dan pencegahan penyakit menular dan tidak

menular di wilayah pelabuhan.

3. Melakukan pelayanan laboratorium dasar kepada masyarakat

pelabuhan meliputi pemeriksaan cholerterol, uric acid, gula darah,

golongan darah

4. Meningkatkan kapasitas petugas dalam melakukan pelayanan

kesehatan

5. Mensinergikan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh pihak-pihak

lain, yang diberikan kepada masyarakat di wilayah pelabuhan, seperti

pelayanan kesehatan kepada buruh pelabuhan/TKBM yang dilakukan

oleh BPJS ketenagakerjaan.

6. Memenuhi kebutuhan obat-obatan, peralatan dan bahan habis pakai

dalam melakukan pelayanan kesehatan terbatas

7. Melakukan penemuan dan tatalaksana kasus penyakit infeksi

menular seksual (IMS)

8. Membentuk Posbindu pada setiap pelabuhan/bandara, serta

mendorong peran serta aktif masyarakat pelabuhan dan atau sektor

terkait dalam rangka pemberdayaan masyarakat.

b. Meningkatkan pelayanan jemaah haji dan umroh Dan Pelayanan Vaksin

Internasional. Upaya yang dilakukan :

1. Pemeriksaan akhir terhadap fisik calon jemaah haji dan umroh, untuk

mengetahui kondisi calon jemaah sebelum diberangkatkan

2. Mensosialisasikan kepada calon jemaah haji mengenai kesehatan

penerbangan

3. Pemeriksaan kelengkapan dokumen kesehatan calon jemaah haji

4. Pembinaan mengenai cara pengisian buku ICV kepada petugas

kabupaten/kota

5. Pemberian vaksinasi

c. Meningkatkan pelayanan kesehatan kerja. Upaya yang dilakukan :

1. Promosi kesehatan dan lingkungan kerja kepada para pekerja di

lingkungan pelabuhan

Page 25: Ternate , Januari 20 20

18

2. Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), pada kasus-kasus

kecelakaan kerja yang terjadi di wilayah pelabuhan

3. Pemeriksaan kesehatan secara berkala kepada pekerja yang ada di

wilayah pelabuhan

d. Meningkatkan pelayanan kesehatan Matra dan Kegawatdaruratan,

upaya yang dilakukan :

1. Penanganan kegawatdaruratan medic, kecelakaan alat transportasi

dan akibat bencana alam di wilayah bandara dan pelabuhan

2. Pelayanan kesehatan pada situasi khusus seperti arus mudik

lebaran, natal, dan tahun baru, dengan membuka pos-pos pelayanan

kesehatan di pelabuhan/bandara, melakukan pemeriksaan faktor

risiko terhadap alat angkut.

e. Meningkatkan pengawasan pengangkutan orang sakit dan jenazah

1. Pengawasan terhadap orang sakit dan jenazah yang akan

diberangkatkan

2. Pengawasan terhadap syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk

angkut jenazah

f. Meningkatkan pengawasan obat-obatan dan peralatan P3K di alat

angkut

1. Pemeriksaan kelengkapan obat dan P3K kapal baik untuk keperluan

rutin maupun pemeriksaan dalam rangka penerbitan dokumen.

2. Sosialisasi kepada cru kapal mengenai pentingnya obat dan P3K

untuk alat angkut.

3. Untuk dukungan manajemen, strategi yang dilakukan :a. Penyusunan dokumen perencanaan dan anggaran, yang kegiatannya

terdiri dari penyusunan dokumen Rencana Aksi Kegiatan (RAK) 2015-

2019, penyusunan dokumen RKA-KL satker sebagai dokumen tahunan,

pembahasan, penajaman dan penelaahan usulan dokumen

perencanaan dan penganggaran

b. Membuat dokumen data dan informasi, yang kegiatannya terdiri dari

penyusunan profil satker, penyusunan buku situasi serta

kecenderungan penyakit dan penyehatan lingkungan, dan media KIE

Direktorat Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyait

Page 26: Ternate , Januari 20 20

19

c. Membuat dokumen evaluasi dan pelaporan, yang kegiatannya terdiri

dari penyusunan laporan pelaksanaan program, penyusunan laporan

PP39 dan penyusunan Laporan Tahunan

d. Membuat laporan aset Negara, yang kegiatannya terdiri dari

penyusunan laporan BMN, inventarisasi BMN, dan unit layanan

pengadaan

e. Layanan administrasi kepegawaian, yaitu koordinasi/konsolidasi

kepegawaian

f. Melakukan pembinaan SDM, yaitu peningkatan kapasitas pegawai

g. Membuat dokumen urusan ketatausahaan dan gaji, yaitu

penatalaksanaan kearsipan

h. Menyusun laporan keuangan, yang terdiri dari penyusunan laporan

keuangan asi tingkat satker, melakukan rekonsiliasi anggaran satker

dengan kementerian keuangan, dan menyusun laporan keuangan

tingkat wilayah

i. Membuat target dan pagu PNBP, yang kegiatannya terdiri dari

penyusunan target dan penggunaan PNBP, melakukan sosialisasi

peraturan PNBP tahun anggaran berjalan/revisi jenis dan tarif PNBP,

membuat laporan realisasi penerimaan dan penggunaan PNBP tahun

anggaran berjalan

j. Melakukan konsultasi pengelolaan PNBP ke pusat, dan melakukan

Bimtek pengelolaan PNBP

k. Membuat dokumen pengelolaan APBN, yang kegiatannya terdiri dari

penatausahaan laporan pertanggungjawaban keuangan, dan

konsolidasi pelaksanaan anggaran, menyusun rencana pelaksanaan

kegiatan, dan rencana penarikan dana

l. Menindaklanjuti Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)

m. Membuat dokumen penataan organisasi, meliputi penyusunan ABK dan

peta jabatan, penyusunan SOP AP,

n. Membuat dokumen akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, yang

terdiri dari penyusunan LAKIP setiap tahun anggaran, dan melakukan

evaluasi SAKIP

Page 27: Ternate , Januari 20 20

20

o. Membuat layanan perkantoran, yang terdiri dari pembayaran gaji dan

tunjangan, dan penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan

perkantoran

p. Melakukan penyusunan dokumen pengadaan dan pengadaan

barang/jasa dalam rangka peningkatan sarana dan prasarana yang

memenuhi standar

2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2019

Rencana Kinerja Tahunan merupakan proses penetapan tahunan indikator

kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan

dalam rencana aksi program pada tabel berikut :

Page 28: Ternate , Januari 20 20

21

Tabel 2.2Rencana Kinerja Tahunan (RKT)

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate Tahun 2019

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

1 Kabupaten/kota yang melakukan pemantauan kasus penyakit berpotensi kejadian luar biasa (KLB) dan melakukan respon penanggulangan terhadap sinyal KLB untuk mencegah terjadinya KLB

1. Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan

18.500 Sertifikat

2. Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan KKP 100%

3. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit

7.800 Sertifikat

4. Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus 15 Layanan

5. Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

4 Pelabuhan/

Bandara

6. Jumlah sertifikat/surat ijin layanan 6. Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan

2.570 Sertifikat

7. Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi

4 Pelabuhan/

Bandara2 Meningkatnya Pencegahan

dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik

8. Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area

4 Pelabuhan/

Bandara

3 Menurunnya Penyakit Menular Langsung

9. Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung

5.000 Orang

4 Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

10. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya

40 Dokumen

11. Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P 20 Jenis

12. Jumlah pengadaan sarana prasarana 32 Unit

Page 29: Ternate , Januari 20 20

22

B. PERJANJIAN KINERJAPerjanjian Kinerja Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate disusun berdasar

dokumen Rencana Aksi kegiatan Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate Tahun

2015-2019 yang setiap tahunnya dirumuskan menjadi Rencana Kinerja Tahunan

(RKT) dan dianggarkan dalam DIPA dan RKA-KL Tahun 201 9.

Penetapan Kinerja Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate Tahun 2019 telah

disusun, didokumentasikan dan ditetapkan oleh Kepala Kantor Kesehatan

Pelabuhan Kelas III Ternate pada awal tahun 2019 setelah turunnya DIPA dan

RKA-KL Tahun 2019 .

Target -target kinerja sasaran program yang ingin dicapai Kesehatan Pelabuhan

Kelas III Ternate dalam dokumen Penetapan Kinerja Kesehatan Pelabuhan Kelas III

Ternate Tahun 2019, adalah sebagai berikut :

Page 30: Ternate , Januari 20 20

23

Tabel 2.3Penetapan Kinerja Tahunan

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate Tahun 2019

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

1 Kabupaten/kota yang melakukan pemantauan kasus penyakit berpotensi kejadian luar biasa (KLB) dan melakukan respon penanggulangan terhadap sinyal KLB untuk mencegah terjadinya KLB

1. Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan

18.500 Sertifikat

2. Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan KKP 100%

3. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit

7.800 Sertifikat

4. Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus 15 Layanan

5. Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

4 Pelabuhan/

Bandara

6. Jumlah sertifikat/surat ijin layanan 6. Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan

2.570 Sertifikat

7. Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi

4 Pelabuhan/

Bandara2 Meningkatnya Pencegahan

dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik

8. Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area

4 Pelabuhan/

Bandara

3 Menurunnya Penyakit Menular Langsung

9. Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung

5.000 Orang

4 Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

10. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya

40 Dokumen

11. Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P 20 Jenis

12. Jumlah pengadaan sarana prasarana 32 Unit

Page 31: Ternate , Januari 20 20

24

Jumlah anggaran Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate tahun 2019

Rp.11.099.589.000,- (sebelas milyar Sembilan puluh Sembilan juta lima ratus

delapan puluh Sembilan ribu rupiah), dengan rincian sebagai berikut :

No Kegiatan Anggaran1. Surveilans dan Karantina Kesehatan 1.410.247.000

2. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik

529.600.000

3. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung

162.480.000

4. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

8.997.262.000

Total 11.099.589.000

Page 32: Ternate , Januari 20 20

25

BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA

A. PENGUKURAN KINERJA

Pengukuran kinerja adalah kegiatan manajemen khususnya membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana, atau target indikator kinerjayang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja ini diperlukan untuk mengetahui sampai

sejauh mana realisasi atau capaian kinerja dari pelaksanaan program/kegiatan yang

dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate dalam kurun waktu

Januari – Desember 2019.

Tahun 2019 merupakan tahun terakhir pelaksanaan Rencana Aksi Kegiatan

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate. Adapun pengukuran kinerja yang

dilakukan adalah dengan membandingkan realisasi capaian dengan rencana tingkat dilakukan adalah dengan membandingkan realisasi capaian dengan rencana tingkat

capaian (target) pada setiap indikator, sehingga diperoleh gambaran tingkat

keberhasilan pencapaian masing-masing indikator. Berdasarkan pengukuran kinerja

tersebut diperoleh informasi menyangkut masing-masing indikator, sehingga dapat

ditindaklanjuti dalam perencanaan program/kegiatan di masa yang akan datang agar

setiap program/ kegiatan yang direncanakan dapat lebih berhasil guna dan berdaya

guna.

Selain untuk mendapat informasi mengenai masing-masing indikator,

pengukuran kinerja ini juga dimaksudkan untuk mengetahui kinerja Kantor Kesehatan pengukuran kinerja ini juga dimaksudkan untuk mengetahui kinerja Kantor Kesehatan

Pelabuhan Kelas III Ternate khususnya dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada

pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan misi organisasi dalam rangka

mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Aksi dan Penetapan Kinerja.

Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Kantor

Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur,

dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Dalam rangka mencapai sasaran, perlu ditinjau dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Dalam rangka mencapai sasaran, perlu ditinjau

indikator-indikator Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate yang telah ditetapkan

Page 33: Ternate , Januari 20 20

26

dalam sasaran. Sasaran kantor Kesehatan Kelas III Ternate adalah “ Meningkatnya program pencegahan penyakit dan pengendalian penyakit”

Sesuai dengan dokumen Penetapan Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan dan

Rencana Aksi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate , terdapat 12 (Tujuh

Belas) indikator kinerja. Di bawah ini akan disampaikan hasil pengukuran kinerja dari

masing-masing indikator sebagai berikut :

Page 34: Ternate , Januari 20 20

27

Tabel 3.1Pengukuran Kinerja

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate Tahun 2019

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET CAPAIAN

KINERJAPERSENTASE

CAPAIAN KINERJA

1 Kabupaten/kota yang melakukan pemantauan kasus penyakit berpotensi kejadian luar biasa (KLB) dan melakukan respon penanggulangan terhadap sinyal KLB untuk mencegah terjadinya KLB

1. Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan

18.500 Sertifikat

17.330 Sertifikat 93.68

2. Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan KKP

100% 100 % 100

3. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit

7.800 Sertifikat

8.678 Sertifikat 111.26

4. Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus

15 Layanan 24 Layanan 160

5. Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

4 Pelabuhan/

Bandara

4 Pelabuhan/

Bandara100

6. Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas 2.570 2.774 layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan

2.570 Sertifikat

2.774 Sertifikat 107.94

7. Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi

4 Pelabuhan/

Bandara

2 Pelabuhan/

Bandara50

2 Meningkatnya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik

8. Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area

4 Pelabuhan/

Bandara

5 Pelabuhan/

Bandara125

3 Menurunnya Penyakit Menular Langsung

9. Jumlah orang yangmelakukan skrining penyakit menular langsung

5.000 Orang

5.295 Orang 105.90

4 Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

10.

Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya

40 Dokumen

40 Dokumen 100

11.

Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P 20 Jenis 21

Pelatihan 105

12.

Jumlah pengadaan sarana prasarana 32 Unit 32 Unit 100

Page 35: Ternate , Januari 20 20

28

B. ANALISIS PENCAPAIAN KINERJASebagaimana hasil pengukuran kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III

Ternate tahun 2019, bahwa dari 12 (dua belas) indikator kegiatan, terdapat 10

indikator yang mencapai target yang ditetapkan. Sementara terdapat 2 indikator

yang tidak mencapai target, yaitu jumlah alat angkut sesuai dengan standar yang tidak mencapai target, yaitu jumlah alat angkut sesuai dengan standar

kekarantinaan kesehatan, dan indikator jumlah pelabuhan/bandara/PLBD

memenuhi syarat-syarat sanitasi.

Berikut ini adalah analisis hasil pengukuran indikator kinerja, temasuk gambaran

terkait keberhasilan, kegagalan, permasalahan dan pemecahannya

1. Jumlah Alat Angkut Sesuai Dengan Standar Kekarantinaan Kesehatan

Difinisi Operasional :Alat angkut adalah kapal, pesawat udara, dan kendaraan darat yang digunakan

dalam melakukan perjalanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-dalam melakukan perjalanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Kekarantinaan kesehatan adalah upaya mencegah dan menangkal keluar atau

masuknya penyakit dan/atau factor risiko kesehatan masyarakat yang

berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat.

Dokumen kesehatan alat angkut adalah surat keterangan kesehatan yang

berkaitan dengan kekarantinaan yang dimiliki oleh setiap alat angkut sesuai

dengan peraturan perundangan yang berlaku antara lain yaitu sertifikat Porth

Health Quarantine Certificate (PHQC) dan Ship Sanitation Control Exemption

Certificate (SSCEC).Certificate (SSCEC).

Pengawasan kekarantinaan kesehatan adalah kegiatan pemeriksaan dokumen

karantina kesehatan dan factor risiko kesehatan masyarakat terhadap alat

angkut, orang serta barang oleh pejabat karantina kesehatan.

Alat angkut yang diperiksa sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan

adalah Jumlah pemeriksaan alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan

Kesehatan dalam periode satu tahun.

Cara perhitungan :Cara perhitungan alat angkut yang diperiksa sesuai dengan standar

kekarantinaan kesehatan yaitu akumulasi jumlah hasil sertifikat Porth Health

Quarantine Certificate (PHQC, sertifikat Ship Sanitation Control Exemption

Page 36: Ternate , Januari 20 20

29

Certificate (SSCEC) dan sertifikat Ship Sanitation Control Certificate (SSCC)

dalam satu tahun

Capaian IndikatorGrafik 3.1Grafik 3.1

Alat Angkut Yang Sesuai DenganStandar Kekarantinaan Kesehatan Tahun 2019

Target alat angkut sesuai dengan

standar kekarantinaan kesehatan yang

ditetapkan pada tahun 2019 sebanyak

18.500 sertifikat. Capaian alat angkut

sesuai dengan standar kekarantinaan

kesehatan pada tahun 2019 terealisasi

sebanyak 17.330 sertifikat. Persentase

capaian kinerja sebesar 93,68%, capaian kinerja sebesar 93,68%,

dengan demikian indikator ini tidak

mencapai target.

Jumlah tersebut terdiri dari sertifikat

PHQC sebanyak 16.625 sertifikat,

sertifikat SSCEC sebanyak 695

sertifikat dan sertifikat SSCC sebanyak

10 sertifikat.

18,500

17,330

Target Capaian

Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan tahun 2019

tersebut menurun dibandingkan dengan jumlah tahun 2018, jumlah alat angut

sesuai standar kekarantinaan tahun 2018 sebanyak 17.332 sertifikat.

Dokumen PHQC diberikan Kepada setiap kapal yang akan melakukan

pelayaran baik ke dalam maupun luar negeri dan terlebih dahulu dilakukan

pengawasan kekarantinaan kesehatan sebelum dokumennya diterbitkan.

Dokumen SSCEC diberikan Kepada kapal yang telah dilakukan pemeriksaan

sanitasi dan dinyatakan bebas tindakan sanitasi. Sedangkan dokumen SSCC

diberikan kepada kapal yang telah dilakukan pemeriksaan sanitasi dan terdapat

tindakan sanitasi.

Page 37: Ternate , Januari 20 20

30

Pelaksanaan Tindakan Penyehatan Kapal (disinsecsi) dalam rangka penerbitan sertifikat SSCC

Tidak tercapainya indikator ini disebabkan beberapa faktor antara lain :

a. Wilayah Provinsi Makuku Utara sebagai daerah kepulauan sehingga terdapat

banyak pelabuhan sebagai pintu masuk dan keluar yang berisiko karena

merupakan lalu lintas alat angkut, orang dan barang, terutama yang berasal

dari luar negeri. Sedangkan dalam pelaksanaan belum semua pelabuhan

tersebut dapat terawasi terutama untuk pelabuhan yang terdapat wilayah

kerja dan pelabuhan yang terletak di daerah yang belum ada wilker, karena

keterbatasan sumber daya serta sarana dan prasarana pendukung

operasional.

b. Dengan kondisi diatas, maka kapal pada pelabuhan tersebut di atas yang

akan berlayar tidak mengajukan izin untuk memperoleh sertifikat PHQC,

dengan demikian jumlah kapal yang mengajukan izin berlayar (PHQC) tidak

mencapai target yang ditetapkan sehingga berpengaruh terhadap jumlah

sertifikat yang diterbitkan.

c. Jumlahnya PHQC tahun 2019 sebanyak 16.625, jumlah tersebut mengalami

penurunan dibandingkan tahun 2018 yang jumlahnya sebanyak 16.667

sertifikat.

Page 38: Ternate , Januari 20 20

31

Berdasarkan gambar,

bahwa jumlah alat angkut

sesuai standar tahun

2019 menurun

dibandingkan tahun 2018,

Grafik 3.2Target dan Realisasi Alat Angkut

Yang Sesuai Dengan Standar Kekarantinaan KesehatanTahun 2015 – 2019

dibandingkan tahun 2018,

sedangkan dibandingkan

dengan tahun 2015-2017

mengalami peningkatan.

Jumlah tertinggi yaitu

pada tahun 2018

sebanyak 17.332,

sedangkan jumlah

terendah yaitu tahun 2015

sebanyak 12.679.sebanyak 12.679.

Grafik 3.3Alat Angkut Yang Sesuai Dengan Standar Kekarantinaan Kesehatan

Tahun 2015 - 2019 tahun 2017 sebanyak

sebanyak 14.011

(97,71%), tahun 2018

sebanyak 17.332

(98,26%), sedangkan di

tahun 2019 sebanyak

17,639 18,500

17,332 17,330 18,000 20,000

13,000 13,658 14,340

17,639

12,679 13,467 14,011

17,332 17,330

-2,000

4,000 6,000

8,000 10,000

12,000 14,000 16,000

18,000

2015 2016 2017 2018 2019Target CapaianTarget Capaian

tahun 2019 sebanyak

17.330 (93,68%)

Berdasarkan gambar di

atas juga bahwa capaian

alat angkut sesuai

standar kekarantinaan

yang dicapai sampai

2019 sebanyak 74.819

sertifikat (106,88%) dari

target yang ditetapkan

Berdasarkan gambar di atas, bahwa capaian alat angkut

sesuai standar kekarantinaan cenderung meningkat setiap

17,639

18,500

70,000

17,332

17,330

74,819

2018

2019

Jangka Menengah

13,000

13,658

14,340

17,639

12,679

13,467

14,011

- 20,000 40,000 60,000 80,000

2015

2016

2017

2018

Capaian Target

target yang ditetapkan

sebanyak 70.000 sertifitahunnya, meskipun terjadi penurunan capaian tetapi tidak

signifikan pada tahun 2019. Jumlah tahun 2015 sebanyak

12.679 (97,53%), tahun 2016 sebanyak 13.467 (98,60%),

Page 39: Ternate , Januari 20 20

32

Grafik 3.4Perbandingan Dengan Target RAP Alat Angkut Yang Sesuai

Dengan Standar Kekarantinaan Kesehatan Tahun 2019

Berdasarkan grafik bahwa

capaian alat angkut yang

sesuai dengan standar

kekarantinaan tahun 2019

sebesar 93,68% tidak

mencapai target yang

ditetapkan dalam RAP

sebesar 95%. tetapi capaian

secara keseluruhan sampai

akhir 2019 sebesar 106,88%

mencapai target yang

ditetapkan dalam RAP

sebesar 95%

106.88 110.00

93.68 95.00

85.00

90.00

95.00

100.00

105.00

Capaian Tahun ini

Capaian RAK Target RAP

Upaya Yang dilakukan Untuk Mencapai IndikatorUpaya-upaya yang yang dilakukan untuk mencapai indikator antara lain :

a. Melakukan pengawasan kekarantinaan kesehatan terhadap kapal sebelum

menerbitkan sertifikat izin berlayar (PHQC), dan saat kedatangan kapal.

b. Melakukan pemeriksaan sanitasi kapal sebelum melakukan penerbitan

sertifikat SSCEC/SSCC.

Petugas melaksanakan pengawasan dalam rangka penerbitan sertifikat PHQC

Page 40: Ternate , Januari 20 20

33

Kendala/Masalah Yang DihadapiKendala/masalah yang dihadapi :

1. Kondisi geografis Provinsi Maluku

Utara yang merupakan daerah

kepulauan, sehingga terdapat kepulauan, sehingga terdapat

banyak pelabuhan dan bandara

yang menjadi pintu masuk dan

keluarnya alat angkut, orang dan

barang, yang belum terawasi

utamanya di wilayah pulau

Halmahera sebagai wilayah

terbesar, mengingat keterbatasan

operasional dan sarana serta

prasarana yang dimiliki, karena prasarana yang dimiliki, karena

didaerah tersebut belum ada wilker

dan atau penempatan SDM.

2. Pelayanan permohonan pendafataran, pembayaran serta penerbitan

dokumen karantina kesehatan untuk alat angkut dilakukan secara secara on

line, sehingga kelancaran proses pembuatan dokumen ini tergantung pada

layanan jaringan internet di lokasi tersebut. Seringnya terjadi gangguan

sinyal internet utamanya wilayah di luar ternate meliputi pulau Halmahera

dan Sanana

Peta Eksistensi KKP Kelas III Ternate di Provinsi Maluku Utara

Pemecahan MasalahUntuk lokasi masuk keluarnya kapal yang belum terdapat wilayah kerja,

pelayanan pemeriksaan kapal khususnya kapal dari luar negeri, pemeriksaan

dilakukan oleh petugas kantor induk.

Untuk mengatasi gangguan internet utamanya pada lokasi yang sering

mengalami gangguan seperti gebe, taliabu dan beberapa lokasi lainnya maka

dalam sinkarkes diperbolehkan penerbitan dokumen menggunakan generate

dokumen

Page 41: Ternate , Januari 20 20

34

Analisa Efisiensi Penggunaan Sumber DayaCapaian indikator alat angkut yang sesuai dengan standar kekarantinaan

adalah atau 93,68%, dan dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran

sebesar 95,54%, berarti terdapat inefisiensi sumber pembiayaan sebesar

5,87%. Meskipun indikator ini belum mencapai target, berbagai upaya telah 5,87%. Meskipun indikator ini belum mencapai target, berbagai upaya telah

dilakukan antara lain meningkatkan informasi terkait pelayanan dokumen dan

peraturan kekarantinaan terkait alat angkut kepada keagenan dan nahkoda

kapal, meningkatkan koordinasi dengan pihak kesyahbandaran dalam hal

penerbitan ijin berlayar setelah terbitnya PHQC, meningkatkan jangkauan

pelayanan Kepada alat angkut yang berlabuh di pelabuhan khusus yang belum

ada dengan menempatkan petugas pada pelabuhan yang belum memiliki

wilker. Optimalisasi penggunaan sumber daya manusia dalam melakukan

pelayanan di pelabuhan khusus dengan melibatkan tenaga di Tata Usaha

didampingi tenaga dari seksi.didampingi tenaga dari seksi.

Pelaksanaan tindakan penyehatan kapal (disinsecsi)dalam rangka penerbitan sertifikatSSCC

2. Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan KKPDifinisi Operasional :Kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia (KKM/PHEIC)

adalah kejadian luar biasa dengan ciri-ciri merupakan risiko kesehatan

masyarakat bagi wilayah atau Negara lain karena dapat menyebar lintas

wilayah atau Negara dan berpotensi memerlukan terkoordinasi dan merespon.

Page 42: Ternate , Januari 20 20

35

Episenter adalah wilayah/daerah geografis yang menjadi pusat/awal terjadinya

suatu KLB.

Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah salah satu status yang diterapkan di

Indonesia untuk mengklasifikasikan peristiwa merebaknya suatu wabah

penyakit. Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan penyakit. Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan

RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004. Kejadian Luar Biasa dijelaskan sebagai

timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna

secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.

Setiap kejadian KLB/PHEIC dilakukan tindakan penanggulangan ≤ 24 jam

setelah ditetapkan oleh pejabat berwenang adalah jika suatu bagian tahapan

penanggulangan sudah bisa dilaksanakan ≤ 24 jam setelah ditetapkan oleh

pejabat berwenang.

Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di

wilayah layanan KKP yaitu Jumlah sinyal SKD KLB di pelabuhan/bandara yang wilayah layanan KKP yaitu Jumlah sinyal SKD KLB di pelabuhan/bandara yang

direspon kurang dari 24 jam dibandingkan dengan jumlah SKD KLB dalam

periode satu tahun

Cara perhitungan : Jumlah sinyal SKD KLB di pelabuhan/bandara yang direspon kurang dari 24

jam dibagi jumlah SKD KLB dikali 100%

Capaian IndikatorGrafik 3. 5Persentase Respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD) KLB Persentase Respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD) KLB Di wilayah layanan KKP Tahun 2019

Capaian Persentase respon Sinyal

Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan

bencana di wilayah layanan KKP tahun

2019 sebesar 100 dari Target

ditetapkan sebesar 100%. Persentase

capaian kinerja untuk indikator ini

100%. Dengan demikian indikator ini TargetCapaian

100 100

100%. Dengan demikian indikator ini

dinyatakan memenuhi target.Capaian

Page 43: Ternate , Januari 20 20

36

Pada tahun 2019 terdapat 5 sinyal kejadian penyakit menular dan kejadian

bencana/kecelakaan laut yang diterima. Dari jumlah tersebut semuanya (5)

sinyal direspon kurang dari 24 jam.

Sinyal kejadian penyakit dan bencana yang diterima dan direspon yaitu :

a. Kejadian penyakit DBD di Tobelo Kabupaten Halmahera Utara.

Kejadian Penyakit DBD di Kabupaten Halut bulan januari terdapat kasus

DBD di Kab. Halmahera Utara sebesar 67 kasus, bulan januari 92 kasus,

bulan maret 50 kasus, bulan april 82 kasus dan bulan mei 54 kasus.

Memastikan Terjadinya KLB di Kabupaten Halmahera Utara bulan Juni

2019, minggu ke 36 daan terjadi peningkatan sebesar 2 kali lipat pada

minggu 49 tahun 2019, sehingga pada minggu ke 49 tahun 2019 terjadi

KLB DBD di Kabupaten Halmahera Utara. Gambaran Kejadian Penyakit

DBD di Desa Rawajaya dan Desa Gorua Kabupaten Halut Januari s/d Juni

2019, pada minggu ke 3 epidemiologi dan minggu ke tujuh belas,

berdasarkan hal tersebut didesa gorua dan desa rawajaya terjadi

peningkatan 2 kali sehingga dapat dikatakan terjadi kejadian luar biasa

pada minggu ke 3 epidemiologi.

b. Kejadian kedaruratan medis di atas kapal, sebanyak 3 kejadian yaitu :

• Tim gerak cepat KKP melaksanakan tindakan pertolongan pertama dan

evakuasi kru kapal yang berasal dari luar negeri yang mengalami

serangan jantung, pada hari Kamis, 31 Januari 2019 pukul 15.00 WIT –

23.30 WIT bertempat di Perairan Ternate Selatan , setelah menerima

laporan dari SAR. Kegiatan dilaksanakan bersama tim SAR, KSOP,

imigrasi, TNI AL, POLAIR

• Tim gerak cepat KKP melaksanakan penanganan terhadap kapal yang

mengalami kecelakaan (tenggelam) berupa kapal ikan akibat cuaca buruk

di perairan batang dua kota ternate, dengan memberikan pertolongan

pertama dan evakuasi terhadap cru kapal sebanyak 9 orang. Kegiatan

dilaksanakan bersama tim SAR, KSOP, imigrasi, TNI AL, POLAIR

• Tim gerak cepat KKP melaksanakan penanganan terhadap kapal yang

mengalami kecelakaan (tenggelam) berupa kapal barang akibat cuaca

buruk di perairan pulau makean kabupaten Halmahera selatan, dengan

memberikan pertolongan pertama dan evakuasi terhadap cru kapal

Page 44: Ternate , Januari 20 20

37

sebanyak 7 orang. Kegiatan dilaksanakan bersama tim SAR, KSOP,

imigrasi, TNI AL, POLAIR

c. Kejadian bencana alam di Kabupaten Halmahera Selatan yang terjadi pada

Bulan Juli 2019.

Tim gerak cepat melakukan penanganan bencana gempa bumi dengan Tim gerak cepat melakukan penanganan bencana gempa bumi dengan

magnitude 7,2 yang terjadi di Kabupaten Halmahera Selatan. Sebanyak 77

desa dari 11 kecamatan yang terkena dampak Kegiatan yang dilaksanakan

yaitu melakukan PE, pengendalian vektor dan penanganan sanitasi

lingkungan. Satgas mengalami kendala di lapangan yakni sulitnya akses ke

lokasi dan sulitnya jaringan komunikasi dibeberapa desa terdampak.

Kegiatan PE pada gempa di Halmahera Selatan

yang dilaksanakan oleh petugas KKP kerja sama

dengan Dinkes Kabupaten Halmahera Selatan

Penanganan korban gempa di Kabupaten Halmahera Selatan

Yang dilaksanakan oleh Tim gabungan KKP, TNI, Polri,

BNPB dan Basarnas

Page 45: Ternate , Januari 20 20

38

Petugas KKP memberikan penjelas pembuatan ovitrap pada masyarakat dilokasi gempa

Petugas KKP melaksanakan tindakan pengendalian vektor di lokasi gempa

Pemeriksaan Medis oleh petugas KKP saat kejadian Kedaruratan medis di atas kapal Dari Luar kejadian Kedaruratan medis di atas kapal Dari Luar Negeri

Page 46: Ternate , Januari 20 20

39

Petugas KKP saat evakuasi Kedaruratan medis pasien, cru kapal terkena serangan jantung

Petugas KKP saat Evakuasi ABK korban Kecelakaan laut

Petugas KKP saat Evakuasi ABK korban Kecelakaan laut

Page 47: Ternate , Januari 20 20

40

Grafik 3.6Persentase Respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan Bencana di wilayah layanan KKP Tahun 2015 – 2019

Berdasarkan gambar

bahwa persentase respon 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

sinyal kewaspapadaan dini

(SKD) KLB dan bencana di

wilayah layanan KKP

tahun 2019 sebesar 100%

begitu juga dengan

capaian tahun 2015-2018

yang mencapai 100%.

Grafik 3.7Persentase Respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD),

2015 2016 2017 2018 2019

Target Capaian

Persentase Respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB Dan Bencana Di Wilayah Layanan KKP Tahun 2019

Berdasarkan gambar bahwa

Persentase Respon Sinyal

Kewaspadaan Dini (SKD), KLB

Dan Bencana Di Wilayah

Layanan KKP Tahun 2019

mencapai target yang ditetapkan

dalam RAP sebesar 80%.Realisasi Tahun

iniTarget RAP

100 80

Upaya Yang Dilakukan Untuk Mencapai IndikatorUpaya yang dilakukan dalam pencapain indikator :

1. Penguatan jejaring surveilans dengan menyelenggarakan pertemuan

koordinasi surveilans kewaspadaan dini dan respon penyakit berpotensi

KLB Lintas Sektor/Lintas Program dan Wilayah Kerja

2. Melakukan investigasi/penyelidikan epidemiologi dan atau tindakan

penyehatan yang dierlukan pada setiap kejadian penyakit atau kejadian

bencana, bekerja sama dengan LS/LP.

3. Koordinasi dan kerja sama LS/LP dalam penanggulangan KLB DBD di 3. Koordinasi dan kerja sama LS/LP dalam penanggulangan KLB DBD di

Tobelo Kabupaten Halmahera Utara yaitu Wilker Tobelo dengan Dinas

Kesehatan/puskesmas setempat dengan melakukan penyuluhan kepada

Page 48: Ternate , Januari 20 20

41

masyarakat dalam upaya mengindari factor risiko penyakit DBD di area

buffer pelabuhan, melaksanakan pemberantasan jentik, melakukan

pemberian bubuk abate pada masyarakat di wilayah perimeter dan buffer

pelabuhan.

4. Membentuk tim gerak cepat (TGC) unit KKP Ternate , untuk merespon 4. Membentuk tim gerak cepat (TGC) unit KKP Ternate , untuk merespon

setiap kejadian (KLB penyakit, kegawat daruran medis, dan bencana

alam)

Analisa Efisiensi Penggunaan Sumber DayaCapaian indikator Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD),

KLB dan bencana di wilayah layanan KKP adalah 100%, dan dibandingkan

dengan capaian realisasi anggaran sebesar 79,29%, berarti terdapat efisiensi

sumber pembiayaan sebesar 20,71%.

Upaya yang dilakukan adalah melaksanakan sistem kewaspadaan dini Upaya yang dilakukan adalah melaksanakan sistem kewaspadaan dini

dengan penggumpulan data penyakit, surveilans epidemiologi penyakit

menular, Penyelidikan epidemiologi tentang factor risiko KKM. Pengumpulan

data penyakit dan surveilans epidemiologi penyakit menular dan tidak menular

dilakukan dengan mengkompilasi data yang berasal dari fasilitas kesehatan

yang berada di wilayah buffer pelabuhan, meningkatkan jejaring surveilans

dan kemitraan di pintu masuk wilayah dengan lintas sector, dan refresing

petugas dalam pengendalian penyakit menular berbahaya di pintu masuk.

.

3. Jumlah Deteksi Dini Dalam Rangka Cegah Tangkal Masuk Dan Keluarnya 3. Jumlah Deteksi Dini Dalam Rangka Cegah Tangkal Masuk Dan Keluarnya PenyakitDifinisi Operasional :

Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya

penyakit adalah Jumlah deteksi dini yang dilaksanakan di pelabuhan dan di

klinik layanan lainnya dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya

penyakit dalam periode satu tahun

Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang

digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energy lainnya, ditarik atau

ditunda termasuk kendaraan yang berdayadukung dinamis, kendaraan ditunda termasuk kendaraan yang berdayadukung dinamis, kendaraan

dibawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak

berpindah-pindah.

Page 49: Ternate , Januari 20 20

42

Pesawat udara setiap mesin atau alat yang dapat terbang di atmosfer

karena daya angkat dari reaksi udara, tetapi bukan karena reaksi udara

terhadap pemukaan bumi yang digunakan untuk penerbangan

Dokumen karantina kesehatan adalah surat keterangan kesehatan yang

dimiliki setiap alat angkut, orang dan barang yang memenuhi persyaratan baik dimiliki setiap alat angkut, orang dan barang yang memenuhi persyaratan baik

nasional maupun internasional.

Persetujuan karantina kesehatan adalah surat pernyataan yang diberikan oleh

pejabat karantina kesehatan kepada penanggungjawab alat angkut yang

berupa pernyataan persetujuan bebas karantina atau persetujuan karantina

terbatas

Cara perhitungan :Akumulasi jumlah sertifikat COP, Gendec dan hasil pemeriksaan surveilans

rutin di klinik layanan lainnya dalam satu tahunrutin di klinik layanan lainnya dalam satu tahun

Capaian IndikatorGrafik 3. 8Jumlah Layanan Deteksi Dini Dalam Rangka Cegah Tangkal Masuk Dan Keluarnya PenyakitKantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate Tahun 2019

Target jumlah deteksi dini dalam

rangka cegah tangkal masuk dan

keluarnya penyakit tahun 2019

sebanyak 7.800 sertifikat. Capaian sebanyak 7.800 sertifikat. Capaian

deteksi dini dalam rangka cegah

tangkal masuk dan keluarnya

penyakit sebanyak 8.678 sertifikat.

Adapun Persentase capaian kinerja

tahun 2019 sebesar 111,26 %.

Dengan demikian indikator ini

dinyatakan memenuhi target. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya

penyakit tahun 2019 tersebut dibandingkan tahun 2018 mengalami

8,678

Target Capaian

7,800

penyakit tahun 2019 tersebut dibandingkan tahun 2018 mengalami

peningkatan, mengingat jumlah pada tahun 2018 sebanyak 284 layanan.

Page 50: Ternate , Januari 20 20

43

Adapun pelaksanaan deteksi dini yang dilakukan meliputi pengawasan kapal

dalam karantina dalam rangka penerbitan Certificate of Pratique (COP,) ,

melaksanakan surveilans rutin dengan pengumpulann data penyakit menular

di faskes non KKP di area buffer pelabuhan/bandara, pengawasan kedatangan

kapal local dengan membuat pernyataan nahkoda. kapal local dengan membuat pernyataan nahkoda.

Pengawasan dokumen kekarantinaan dalam

rangka penerbitan COP

Grafik 3.9Jumlah Layanan Deteksi Dini Dalam Rangka

Cegah Tangkal Masuk Dan Keluarnya PenyakitTahun 2015 – 2019

Berdasarkan gambar,

bahwa capaian layanan

deteksi dini dalam rangka 7800

8678

deteksi dini dalam rangka

cegah tangkal masuk dan

keluarnya penyakit tahun

2019 mengalami

peningkatan dibandingkan

tahun 2018 dan atau tahun-

tahun sebelumnya. Capaian

layanan deteksi dini dalam

rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit tertinggi pada tahun

2019 sebanyak 8.678, sedangkan capaian terendah yaitu pada tahun 2015

71 95 141 16821 87 124 284

2015 2016 2017 2018 2019Target Capaian

2019 sebanyak 8.678, sedangkan capaian terendah yaitu pada tahun 2015

sebanyak 21. Berdasarkan gambar di atas capaian layanan deteksi dini dalam

rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit dari tahun ke tahun

Page 51: Ternate , Januari 20 20

44

cenderung mengalami peningkatan. Capaian pada tahun 2015 sebanyak 21

(29,58%), capaian tahun 2016 sebanyak 87 (91,58%), capaian tahun 2017

sebanyak 124 (87,94%), capaian tahun 2018 sebanyak 284 (169,05%) dan

capaian tahun 2019 sebanyak 8.678 (111,26%).

Upaya Yang Dilakukan Untuk Mencapai IndikatorUpaya yang dilakukan untuk mencapai indikator yaitu :

a. Penerbitan Certificate of Pratique (COP) yaitu sertifikat bebas karantina

yang diberikan kepada alat angkut yang datang dari luar negeri, datang

dari pelabuhan wilayah terjangkit didalam negeri atau mengambil orang

dan/atau barang dari kapal sebanyak 374. Sertifikat COP diberikan

Kepada kapal dari luar negeri, untuk Provinsi Maluku Utara sebagian

besar merupakan kapal pengangkut bahan tambang. Lokasi kedatangan

kapal tersebut antara lain pulau Obi di Kabupaten Halmahera Selatan,

Pelabuhan laut weda dan Pulau Gebe di Kabupaten Halmahera Tengah,

dan pelabuhan laut Tolong di Kabupaten Pulau Taliabu di mana lokasi

tersebut belum ada wilker, sedangkan lokasi kedatangan kapal dari luar

negeri yang sudah ada wilker yaitu Tobelo, dan Buli. Oleh karena itu

untuk lokasi yang belum terdapat wilker pengawasan dan penerbitann untuk lokasi yang belum terdapat wilker pengawasan dan penerbitann

COP dilakukan oleh Kantor Induk dan untuk yang sudah ada wilker

dilakukan oleh wilker didampingi oleh kantor induk.

b. melakukan pemeriksaan alat angkut untuk mengetahui adanya factor

risiko di atas alat angkut atau pelanggaran kekarantinaan meliputi

pemeriksaan kelengkapan dokumen kekarantinaan alat angkut dan kru,

pemeriksaan kondisi sanitasi kapal, dan pemeriksaan kelengkapan obat

dan alat kesehatan. Pemeriksaan tersebut dilakukan sebelum penerbitan

sertifikat COP.

c. Meminta nahkoda/kapten/pilot untuk memberikan informasi mengenai

situasi pelayaran/penerbangan meliputi MDH dari kapal Pelni, pernyataan

nahkoda yang memberikan informasi mengenai situasi di atas kapal

sebagai pengganti MDH dari kapal lokal yang melakukan pelayaran, dan

manifest penumpang dan kru pesawat dari air lines sebagai pengganti

Gendec mengingat bandara Sultan Babullah Ternate bukan bandara

internasional. Untuk kegiatan ini diperoleh sebanyak 8.147.

Page 52: Ternate , Januari 20 20

45

d. pemeriksaan surveilans rutin di klinik layanan lainnya, dengan melakukan

pengumpulan data penyakit menular di faskes non KKP di area buffer

pelabuhan/bandara, sebanyak 157 layanan.

Pemeriksaan dokumen kekarantinaan Kapal dalam karantina

Pemeriksaan kelengkapan P3K Kapal Dalam Karantina

Pemeriksaan Suhu tubuh (kesehatan) kru kapal dalam karantina

Page 53: Ternate , Januari 20 20

46

Pemeriksaan sanitasi dan vektor kapal dalam

karantina

Petugas KKP melakukan pengambilan data ke faskes non KKP

Kendala/Masalah Yang DihadapiKendala/masalah yang dihadapi yaitu Kendala/masalah yang dihadapi adalah

terdapat pelabuhan yang menjadi lokasi masuk keluarnya kapal utamanya

untuk kapal dari luar negeri seperti di pelabuhan Weda dan pulau Gebe

Kabupaten Halmahera Tengah, Pulau Obi Kabupaten Halmahera Selatan,

dan Kabupaten Taliabu, dilokasi tersebut belum terdapat wilayah kerja.

Pemecahan MasalahUntuk lokasi masuk keluarnya kapal yang belum terdapat wilayah kerja, Untuk lokasi masuk keluarnya kapal yang belum terdapat wilayah kerja,

pelayanan pemeriksaan kapal khususnya kapal dari luar negeri, pemeriksaan

dilakukan oleh petugas kantor induk

Page 54: Ternate , Januari 20 20

47

Analisa Efisiensi Penggunaan Sumber DayaCapaian indikator Jumlah Deteksi Dini Dalam Rangka Cegah Tangkal Masuk

Dan Keluarnya Penyakit adalah sebanyak 248 layanan atau 169,05%, dan

dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran sebesar 99,62%, berarti

terdapat efisiensi sumber pembiayaan sebesar 69,42%.terdapat efisiensi sumber pembiayaan sebesar 69,42%.

Upaya yang dilakukan untuk mencapai efisiensi tersebut adalah :

1. melakukan pemeriksaan langsung dan tidak langsung terhadap alat angkut

yaitu pemeriksaan kepada orang (kru maupun penumpang) dan alat angkut

itu sendiri untuk mengetahui ada atau tidaknya faktor risiko baik yang

berasal dari orang, barang atau karena kondisi alat angkut itu sendiri

sebelum penerbitan COP

2. mengkompilasi data surveilans yang berasal dari fasilitas kesehatan yang

berada di wilayah buffer pelabuhan

3. meningkatkan koordinasi pengwasan dengan pihak Bea dan Cukai, 3. meningkatkan koordinasi pengwasan dengan pihak Bea dan Cukai,

Imigrasi dan Kesyahbandaran pelabuhan.

4. Penguatan jejaring surveilans dengan Dinkes kabupaten/kota dan

puskesmas di lingkungan pelabuhan dan pemanfaatan sarana komunikasi.

5. Mengoptimalkan tenaga tenaga teknis yang berada di Sub Bagian Tata

Usaha untuk membantu pengawasan.

4. Jumlah Pelayanan Kesehatan Pada Situasi Khusus

Difinisi operasional : Pelaksanaan pengendalian faktor risiko dan pelayanan kesehatan matra yang

dilakukan, seperti pelayanan situasi khusus (liburan panjang, lebaran, natal

dan tahun baru), penanggulangan korban bencana, kesehatan pelayaran,

kesehatan penyelaman, dan kesehatan perjalanan

Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus adalah Jumlah pelayanan

kesehatan yang dilaksanakan pada saat situasi khusus tertentu seperti

lebaran, natal, tahun baru dan lain - lain dalam periode satu tahun.

Pelayanan kesehatan pada situasi khusus arus mudik lebaran dan nataru Pelayanan kesehatan pada situasi khusus arus mudik lebaran dan nataru

dilaksanakan dengan membentuk posko-posko pelayanan kesehatan baik itu

sifatnya posko mandiri maupun posko gabungan.

Page 55: Ternate , Januari 20 20

48

Cara perhitungan :Perhitungan jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus yaitu

akumulasi jumlah posko yang melakukan pelayanan kesehatan pada saat

lebaran, natal, tahun baru dan lainnya dalam satu tahun.

Capaian IndikatorGrafik 3.10

Jumlah Pelayanan Kesehatan Pada Situasi KhususKantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate Tahun 2019

Capaian indikator Jumlah

Pelayanan Kesehatan Pada Situasi

Khusus tahun 2019 sebanyak 24

layanan. Target yang ditetapkan

untuk indikator ini sebanyak 15 untuk indikator ini sebanyak 15

layanan. Persentase capaian kinerja

sebesar 160%, dengan demikian

indikator ini mencapai target.

Capaian tersebut menurun

dibandingkan capaian tahun 2018

sebanyak 27 layanan.

Pelayanan kesehatan dilaksanakan dengan membentuk Posko

pelayanan pada saat situasi khusus yang dibentuk secara mandiri maupun

15

24

Target Capaian

posko terpadu seluruh komponen LS/LP yang ada di wilayah

pelabuhan/bandara dan Dinas Kesehatan Kabupaten/kota, Dinas Kesehatan

Provinsi dan Puskesmas yang berada di wilayah buffer pelabuhan. Pelayanan

kesehatan dilaksanakan di setiap posko yang dibentuk oleh Kantor Induk dan

seluruh wilker yang ada .

Adapun jenis layanan kekarantinaan yang diberikan yaitu pemeriksaan

kesehatan penumpang dan awak kapal/pesawat termasuk pengobatan dasar

dan rujukan apabila diperlukan, pengawasan kondisi sanitasi alat angkut

termasuk pengawasan dokumen kekarantinaan lainnya, pengawasan

terhadap terhadap sanitasi pelabuhan.

Page 56: Ternate , Januari 20 20

49

Grafik 3.11Jumlah Posko Pelayanan Kesehatan

Pada Situasi Khusus Arus Tahun 2015 – 2019

Jumlah layanan kesehatan Pada

Situasi Khusus tahun 2019 24

2019Situasi Khusus tahun 2019

sebanyak 24 layanan menurun

dibandingkan tahun 2018 yang

jumlahnya sebanyak 27 posko.

Jumlah layanan kesehatan pada

situasi khusus yang dilaksanakan

tertinggi pada tahun 2018 sebanyak

27 layanan, sedangkan terendah

tahun 2015, 2016 dan 2017 masing-

masing 10 layanan.10

10

13

15

10

10

27

2016

2017

2018

2019

masing 10 layanan.

Jumlah layanan tahun 2015-2019

yaitu jumlah tahun 2015 sebanyak

10 layanan dari target 10 layanan,

tahun 2016 sebanyak 10 layanan

dari target 10 layanan, tahun 2017

‘sebanyak 10 layanan dari target 10 layanan, tahun 2018 sebanyak 27 layanan

dari target 13 layanan, dan tahun 2019 sebanyak 24 layanan dari target 15

layanan. Sampai dengan akhir tahun 2019 sebanyak 81 layanan dalam bentuk

posko layanan situasi khusus.

10

10 2015

Capaian Target

posko layanan situasi khusus.

Pembentukan posko situasi khusus Nataru di Bandara

Page 57: Ternate , Januari 20 20

50

Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di pelabuhan pada saat situasi khusus

Pemantauan alat angkut, orang dan barang saat siatuasi khusus

Posko terpadu melibatkan LS/LP dan petugas puskesmas

Upaya Yang Dilakukan Untuk Mencapai IndikatorUpaya Yang Dilakukan Untuk Mencapai IndikatorUpaya yang dilakukan untuk mencapai indikator antara lain :

1. Pelayanan kesehatan pada saat arus mudik lebaran. Pelayanan dilaksanakan

dengan membentuk pos pelayanan di pelabuhan dan bandara baik itu oleh

Page 58: Ternate , Januari 20 20

51

Kantor Induk dan seluruh wilayah kerja. Adapun pelayanan yang dilakukan

meliputi :

- Melaksanakan pemeriksaan kapal. Jumlah kapal yang diperiksa sebanyak

128 kapal, semua kapal dinyatakan sehat.

- Melaksanakan pengawasan lalu lintas jenazah. Jumlah jenazah yang

dilkukan pengawasan selama arus mudik/balik sebanyak 5 jenazah.

- Melaksanakan layanan kesehatan pertolongan/evakuasi kejadian

kecelakaan sebanyak 7 kasus, tidak ada korban meninggal.

- Melaksanakan pemeriksaan kesehatan pada penumpang/calon

penumpang, pengunjung/pengantar yang membutuhkan dan atau datang

ke pos pelayanan sebanyak 98 kasus/kunjungan

- Melaksanakan pelayanan kesehatan rujukan pada pasien yang

membutuhkan rujukan sebanyak 19 kasus

- Jumlah pelayanan yang diberikan berdasarkan faktor risiko yaitu pada bayi

sebanyak 28 orang dan ibu hamil sebanyak 19 orang

- Jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan berdasarkan kelompok usia

<5 tahun sebanyak 19 kasus, sedangkan jumlah pelayanan kesehatan

berdasar kelompok usia >5 tahun sebanyak 79 kasus

2. Pelayanan kesehatan pada saat pelaksanaan Ibadah haji. Pelayanan

Kegiatan dilaksanakan yaitu membentuk pos pelayanan jemaah haji di

Asrama Haji Transit Ngade Kota Ternate, dan melakukan pelayanan terhadap

jemaah haji yang berada di beberapa hotel di Kota Ternate mengingat

kapasitas asrama haji yang belum bisa menampung keseluruhan jemaah

sehingga sebagian jemaah ditempatkan di hotel. Adapun kegiatan yang

dilaksanakan meliputi :

- Melaksanakan survey dan pengendalian vektor, dengan kegiatannya

adalah melakukan survey nyamuk dewasa (umpan body), Melaksanakan

pengendalian nyamuk dewasa (fogging), melaksanakan IRS, yang

dilaksanakan sebelum jemaah haji memasuki asrama haji dan pada saat

debarkasi

- Melaksanakan pemeriksaan kesehatan penjamah makanan yang akan

melakukan penyimpanan, pengolahan dan penyajian makanan bagi

jemaah haji

Page 59: Ternate , Januari 20 20

52

- Melaksanakan pemeriksaan sampel makanan selama jemaah haji berada

di asrama haji pada saat embarkasi dan debarkasi. Sebanyak 27 sampel

makanan diperiksa organoleptik dan kimia makanan.

- Evakuasi jemaah haji dari pelabuhan/bandara menuju asrama haji

menggunakan ambulans bagi jemaah haji yang menderita kelelahan dan

atau sakit, serta melakukan observasi pada jemaah haji yang

membutuhkan. Jumlah jemaah haji yang diobservasi sebanyak 52 orang.

- Melaksanakan pemeriksaan kehamilan bagi jemaah haji yang masuk

kategori Wanita Usia Subur (WUS). Jumlah jemaah haji diperiksa sebanyak

212 orang.

- Melaksanakan visitasi (kunjungan ke kamar) jemaah haji yang ditempatkan

di asrama haji transit Ngade mapun yang ditempatkan di hotel.

- Melaksanakan promosi kesehatan secara langsung maupun dengan

pemasangan media KIE di tempat yang mudah dilihat atau sering di akses

oleh jemaah haji

3. Pelayanan kesehatan pada saat arus mudik natal dan tahun baru, kegiatan

yang dilaksanakan :

- Jumlah pelayanan kesehatan sebanyak 36 layanan.

- Jumlah pelayanan kesehatan pada penumpang sakit sebanyak 27 orang.

- Jumlah pelayanan kesehatan pada ibu hamil sebanyak 2 orang.

- Jumlah pelayanan kesehatan berdasarkan golongan umur 1-4 tahun

sebanyak 1 orang.

- Jumlah pelayanan kesehatan berdasarkan golongan umur 5-9 tahun

sebanyak 1 orang.

- Jumlah pelayanan kesehatan berdasarkan golongan umur 19-40 tahun

sebanyak 2 orang.

- Jumlah pelayanan kesehatan berdasarkan golongan umur >40 tahun

sebanyak 3 orang.

Analisa Efisiensi Penggunaan Sumber DayaCapaian indikator Jumlah Pelayanan Kesehatan Pada Situasi Khusus adalah

sebanyak 24 posko layanan atau 160%, dan dibandingkan dengan capaian

realisasi anggaran sebesar 98,25%, berarti terdapat efisiensi sumber

pembiayaan sebesar 61,75%.

Page 60: Ternate , Januari 20 20

53

Upaya yang dilakukan dalam mencapai efisiensi tersebut adalah meningkatkan

koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor di wilayah pelabuhan/bandara

dalam rangka pembentukan posko pelayanan, koordinasi dengan Dinas

Kesehatan Provinsi dalam hal ketersediaan bahan dan obat, koordinasi dengan

Rumah Sakit, Dinas Kesehatan Kota dan beberapa puskesmas dalam hal sistem Rumah Sakit, Dinas Kesehatan Kota dan beberapa puskesmas dalam hal sistem

rujukan apabila memerlukan rujukan, dan pembentukan posko-posko pelayanan

kesehatan di pelabuhan/bandara baik itu oleh kantor induk dan seluruh wilker

yang ada.

Petugas KKP melakukan visitasi ke kamar Jemaah di Asrama haji Transit Ngade

Petugas KKP mendampingi jemaah haji yang membutuhkan Ambulans

Page 61: Ternate , Januari 20 20

54

Petugas KKP melakukan pendampingan jemaah haji yang

membutuhkan ambulans dan kursi roda

Petugas KKP melakukan pemeriksaan kesehatan jemaah haji

Petugas KKP mengkoordinasikan jemaah haji berisiko dengan petugas kab/kota

Page 62: Ternate , Januari 20 20

55

Petugas KKP melakukan pengambilan data terhadap jemaah WUS yang akan melakukan pemeriksaan kehamilan

5. Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

Difinisi Operasional :Dalam rangka memiliki kemampuan deteksi dini dan respon cepat

terhadap kasus penyakit yang terkategori dalam KKMMD atau yang dikenal

juga dengan istilah Public Health Emergency of International Concern

(PHEIC), maka disusun rencana penguatan baik dalam hal kapasitas kerja di

pintu masuk maupun di wilayah, sarana prasarana, sumber daya manusia,

serta koordinasi/kerjasama lintas sektor.

Dokumen Rencana Kontijensi Penanggulangan KKMMD merupakan

salah satu kemampuan utama yang dipersyaratkan sebagaimana yang

tercantum dalam International Health Regulations (IHR) tahun 2005 lampiran

1 yang menyebutkan bahwa pintu masuk negara maupun wilayah harus

membuat dan memutakhirkan rencana tanggap darurat kesehatan

masyarakat (rencana kontijensi), kemudian diuji/dilatihkan secara regular baik

melalui table top maupun simulasi.

Kegiatan Rencana Kontijensi ini mencakup proses membuat

perencanaan atau menyusun strategi dan prosedur dalam menanggapi

potensi krisis atau kedaruratan yang akan terjadi, termasuk mengembangkan

Page 63: Ternate , Januari 20 20

56

skenario (untuk mengantisipasi krisis), menentukan tanggung jawab semua

pelaku yang akan terlibat, mengidentifikasi peran dan sumber daya, proses

pendataan dan penyebaran informasi, pengaturan setiap pelaku sehingga

siap pada saat dibutuhkan dan menentukan kebutuhan agar tujuan tercapai.

Oleh karena itu, dibutuhkan komitmen seluruh lintas sektor terkait untuk dapat Oleh karena itu, dibutuhkan komitmen seluruh lintas sektor terkait untuk dapat

mengimplementasikan rencana kontijensi yang sudah disusun dan disepakati

bersama dalam penanggulangan KKMMD.

Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD yang mempunyai kebijakan

kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat

yang berpotensi wabah adalah Jumlah pelabuhan/bandar udara/PLBD yang

memiliki kebijakan kesiapsiagaan berupa dokumen rencana kontijensi

penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah.

Cara Perhitungan :Cara Perhitungan :

Jumlah pelabuhan/bandar udara/PLBD yang memiliki kebijakan

kesiapsiagaan berupa dokumen rencana kontijensi penanggulangan

kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah.

Capaian IndikatorGrafik 3.12

Pelabuhan/Bandara/ PLBD Yang Mempunyai Kebijakan Kesiapsiagaan Dalam Penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat

Yang Berpotensi Wabah Tahun 2019Capaian indikator Jumlah

4 4

Capaian indikator Jumlah

pelabuhan/bandara/ PLBD yang

mempunyai kebijakan kesiapsiagaan

dalam penanggulangan kedaruratan

kesehatan masyarakat yang berpotensi

wabah tahun 2019 sebanyak 4

pelabuhan. Target yang ditetapkan

sebanyak 4 pelabuhan. Capaian kinerja

sebesar 100%. Dengan demikian

indikator ini memenuhi target. Jumlah

Target Capaian

indikator ini memenuhi target. Jumlah

tersebut meningkat dibandingkan jumlah

tahun 2018 sebanyak 2 pelabuhan.

Page 64: Ternate , Januari 20 20

57

Pelabuhan yang sudah memiliki dokumen tersebut adalah pelabuhan laut

Ahmad Yani, Pelabuhan Laut Bacan, Pelabuhan Laut Morotai dan Pelabuhan

laut Tobelo.

1

2

4

-

2

4

2017

2018

2019

Grafik 3.13Pelabuhan/Bandara/ PLBD Yang Mempunyai Kebijakan Kesiapsiagaan Dalam Penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Berpotensi Wabah Tahun 2015 – 2019

Jumlah pelabuhan/bandara yang

mempunyai kebijakan kesiapsiagaan

dalam penanggulangan kedaruratan

kesehatan masyarakat tahun 2019

sebanyak 4 pelabuhan. Tahun 20 15-207

belum ada pelabuhan yang memiliki

1

1

1

-

-

2015

2016

Capaian Target

belum ada pelabuhan yang memiliki

dokumen kontijensi, tahun 2018 sebanyak

2 pelabuhan sudah memiliki dokumen,

dan sampai dengan tahun 2019 sebanyak

4 pelabuhan yang sudah mempunyai

dokumen rencana kontijensi.Grafik 3.14

Realisasi Pelabuhan/Bandara/ PLBD Yang Mempunyai Kebijakan Kesiapsiagaan Dalam Penanggulangan KKM

Yang Berpotensi Wabah

Berdasarkan gambar bahwa

realisasi pelabuhan/bandara

yang mempunyai kebijakan

kesiapsiagaan dalam

penanggulangan KKM yang

berpotensi wabah wabah tahun

2019 sebesar 100% mencapai

target yang ditetapkan dalam

RAP sebesar 82%.

Realisasi tahun ini

Target RAP

10082

RAP sebesar 82%.

Upaya Yang Dilakukan Untuk Mencapai IndikatorUpaya yang dilakukan untuk mencapai indikator yaitu :

Page 65: Ternate , Januari 20 20

58

a. Melaksanakan sosialisasi dan penyusunan rencana kontijensi

penanggulangan KKM di Pelabuhan Laut Bacan dan Pelabuhan Laut

Morotai.

b. Melaksanakan tabel top

c. Meningkatkan koordinasi LS/LP dalam hal penanggulangan KKMc. Meningkatkan koordinasi LS/LP dalam hal penanggulangan KKM

Pelaksanaan sosialisasi dan penyusunan Renkon di Pelabuhan Laut Bacan

Page 66: Ternate , Januari 20 20

59

Pelaksanaan sosialisasi dan penyusunan Renkon di Pelabuhan Laut Morotai

Analisa Efisiensi Penggunaan Sumber DayaCapaian indikator pelabuhan/bandara/ PLBD yang mempunyai kebijakan

kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat

yang berpotensi wabah adalah sebanyak 2 pelabuhan atau 100%, dan

dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran sebesar 99,96%, berarti

terdapat efisiensi sumber pembiayaan sebesar 0,04%%.

Page 67: Ternate , Januari 20 20

60

Narasumber Daerah/KKP membawakan materi pada solialisasi dan penyusunan

Renkon di Pelabuhan Laut Morotai

Narasumber pusat membawakan materi pada solialisasi dan penyusunan

Renkon di Pelabuhan Laut Morotai

6. Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkanDifinisi Operasional :Izin Laik terbang atau laik udara adalah memenuhi persyaratan yang ditentukan

serta aman untuk terbang di udara (menggunakan pesawat udara). Terdapat

beberapa penyakit/keadaan tidak laik terbang dan keadaan yang memerlukan

pertimbangan dalam penerbangan.

Page 68: Ternate , Januari 20 20

61

Pengangkutan orang sakit harus memenuhi syarat teknis dan syarat

administrasi. Pengawasan terhadap orang sakit yang akan diangkut

menggunakan kapal/pesawat. Syarat teknis pengangkutan orang sakit meliputi

1) Orang sakit tidak menderita penyakit karantina / peyakit menular tertentu, 2)

Pasien didampingi oleh keluarga/dokter/perawat, 3) Tidak ada kontraindikasi

ikut dalam penerbangan/ pelayaran. Syarat administrasi pengangkutan orang

sakit meliputi 1) Orang sakit memiliki surat keterangan dokter dan diagnosa

riwayat penyakit dan cacatan keadaan umumnya, 2) Ada surat keterangan dari

Dinas Kesehatan/rumah sakit bahwa orang sakit bukan penderita penyakit

karantina/penyakit menular tertentu, 3) Orang sakit dan pengantar mempunyai

identitas jelas.

Pengangkutan jenazah harus memenuhi syarat teknis dan syarat administrasi.

Syarat teknis pengangkutan menggunakan kapal/pesawat meliputi 1) Jenazah

harus disuntik dengan obat penahan busuk secukupnya yang dinyatakan

dengan keterangan dokter 2) Jenazah harus dimasukkan ke dalam peti yang

dibuat dari logam 3) Peti logam ditutup rapat lalu dimasukkan ke dalam peti

kayu yang tebalnya sekurang-kurangnya 3 cm, sehingga peti tidak dapat

bergerak didalamnya, peti kayu dipaku dengan jarak sepanjang-panjangnya 20

cm dan diperkuat dengan ban-ban logam.

Syarat administrasi pengangkutan jenazah : 1) harus ada keterangan dokter

yang menyatakan sebab kematian itu bukan karena penyakit menular 2) Segala

surat keterangan/dokumen yang bersangkutan harus disertakan pada jenazah

tersebut untuk ditandatangani oleh dokter KKP.

Pengawasan pengangkutan orang sakit dan jenazah adalah upaya

pemeriksaan fisik dan pengawasan dokumen orang sakit dan jenazah dalam

pencegahanmasuk dan keluarnya penyakit menular/potensial wabah.

Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan

adalah Jumlah sertifikat yang diterbitkan berdasarkan permintaan/permohonan

yang diterima dalam periode satu tahun.

Cara Perhitungan :Akumulasi jumlah sertifikat izin laik terbang, sertifikat izin angkut orang sakit,

sertifikat izin angkut jenazah, jumlah penerbitan/legalisasi ICV dalam satu

tahun.

Page 69: Ternate , Januari 20 20

62

Capaian IndikatorGrafik 3.15

Jumlah Sertifikat/Surat Ijin Layanan Kesehatan Lintas Wilayah Yang Diterbitkan

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate Tahun 2019Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate Tahun 2019

Capaian indikator Jumlah

sertifikat/surat ijin layanan

kesehatan lintas wilayah yang

diterbitkan tahun 2019 sebanyak

2.774 sertifikat. Target yang

ditetapkan untuk indikator ini

sebanyak 2.570 sertifikat. Capaian

indikator kinerja sebesar 107,94%.

Dengan demikian indikator ini

2,570

2,774

Dengan demikian indikator ini

dinyatakan memenuhi target.Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang

diterbitkan tahun 2019 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2018 yang

jumlahnya sebanyak 2.457 sertifikat

Adapun jenis sertifikat/surat ijin yang diterbitkan terdiri dari sertifikat laik

terbang sebanyak 676 sertifikat, sertifikat izin angkut orang sakit sebanyak

598 sertifikat, sertifikat izin angkut jenazah sebanyak 131 sertifikat, dan

penerbitan/legalisasi ICV sebanyak 1.369 buku.

Target Capaian

Pengawasan jenazah

Page 70: Ternate , Januari 20 20

63

Pemberian vaksinasi meningitis kepada jemaah umroh di Poliklinik KKP

Grafik 3.16Capaian Sertifikat/Surat Ijin Layanan Kesehatan

Lintas Wilayah Yang Diterbitkan Tahun 2015 – 2019

Berdasarkan gambar, bahwa capaian

sertifikat/surat izin layanan kesehatan 2,570 2,774 2019sertifikat/surat izin layanan kesehatan

lintas wilayah yang diterbitkan tahun

2019 mengalami peningkatan dari

tahun 2018 dan atau tahun-tahun

sebelumnya. Capaian tertinggi

sertifikat/surat izin layanan kesehatan

lintas wilayah yang diterbitkan yaitu

pada tahun 2019 sebanyak 2.774

sertifikat, dan capaian terendah pada

tahun 2015 sebanyak 1.619 sertifikat.

1,462

1,609

1,769

1,922

2,570

1,619

2,172

2,388

2,457

2015

2016

2017

2018

Capaian Target

1,922

2,570

11,000

2,457

2,774

11,410

2018

2019

Jangka Menengah

tahun 2015 sebanyak 1.619 sertifikat.

Grafik 3.17Capaian Sertifikat/Surat Ijin Layanan Kesehatan Lintas Wilayah Yang DiterbitkanTahun 2015 – 2019

Berdasarkan gambar, bahwa capaian

sertifikat/surat izin layanan kesehatan lintas

wilayah yang diterbitkan tahun 2015-2019

cenderung meningkat. Capaian di tahun 2015

sebanyak 1.619 (110,74%), capaian tahun

1,462

1,609

1,769

1,619

2,172

2,388

2015

2016

2017

Capaian Target

2016 sebanyak 2.172 (134,99%), capaian

tahun 2017 sebanyak 2.388 (134,99%),

capaian tahun 2018 sebanyak 2.457 (127,84),

Page 71: Ternate , Januari 20 20

64

capaian tahun 2019 sebanyak 2.774 (107,94%). Berdasarkan gambar di atas

juga bahwa capaian komulatif yang dicapai sampai akhir 2019 sebanyak

11.410 sertifikat (103,73%) dari target yang ditetapkan sebanyak 11.000

sertifikat.

Upaya Yang Dilakukan Untuk Mencapai IndikatorUntuk mencapai indikator ini, dilakukan berbagai upaya sebagai berikut :

a. Melakukan pemeriksaan terhadap orang sakit yang akan menggunakan

alat angkut untuk melihat ada tidaknya indikasi penyakit menular dan

menerbitkan izin angkut orang sakit.

b. Melakukan pemeriksaan pemetian jenazah dan penyebab kematian bukan

karena penyakit menular.

c. Melakukan pengawasan terhadap ibu hamil atau orang dengan

penyakit/kondisi tertentu yang membutuhkan pengawasan dalam

penerbangan di bandara.

d. Melakukan pemeriksaan kondisi kesehatan, kelengkapan administrasi dan

memberikan vaksinasi internasional (meningitis) bagi orang yang akan

melakukan perjalanan internasional seperti jemaah umroh dan perjalan melakukan perjalanan internasional seperti jemaah umroh dan perjalan

lainnya yang membutuhkan vaksinasi.

e. Menyelenggarakan sosialisasi pelaksanaan vaksinasi melalui SINKARKES

kepada LS/LP/masyarakat.

Analisa Efisiensi Penggunaan Sumber DayaCapaian indikator Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah

yang diterbitkan adalah sebanyak 2.774 sertifikat atau 107,94%, dan

dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran sebesar 97,74%, berarti

terdapat efisiensi sumber pembiayaan sebesar 10,20%.

Upaya yang dilakukan dalam mencapai efisiensi tersebut adalah

melaksanakan sosialisasi pengawasan laik terbang ke lintas sektor terkait

termasuk RSU, meningkatkan koordinasi dengan unit penyelenggara bandara

dan air lines, keagenan kapal, RSU, PT Pelni, nahkoda terkait laik terbang,

izin angkut orang sakit dan izin angkut jenazah, meningkatkan koordinasi

dengan pihak trevel/biro perjalanan terkait pemberian vaksin Kepada calon

jemaah umroh, melaksanakan pendampingan ke Dinkes Kabupaten/kota

Page 72: Ternate , Januari 20 20

65

mengenai penerbitan/legalisasi ICV, mengaktifkan pendaftaran/informasi ICV

bagi jamaah umroh secara online melalui SINKARKES

7. Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi

Difinisi Operasional :Sanitasi adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk menciptakan

lingkungan cocok untuk hidup sehat. Pengawasan sanitasi lingkungan adalah

pengawasan yang dilakukan terhadap lingkungan pelabuhan/bandara/PLBD

maupun alat angkut, sehingga lingkungan pelabuhan maupun alat angkut

cocok untuk hidup sehat.

Pengawasan penyediaan air bersih adalah pengawasan terhadap

sarana penyediaan air bersih, kualitas air (fisik, kimia dan bakteriologi) dan

tindak lanjutnya di pelabuhan

Pengamanan makanan dan minuman adalah upaya melindungi

makanan dan minuman meliputi : pemilihan bahan baku, penyimpanan bahan

baku, pengolahan makanan, penyajian dan pengangkutan dari kemungkinan

tercemar oleh bahan-bahan kontaminan. Yang dimaksud dengan Tempat

Pengelolaan Makanan (TPM) antara lain yaitu rumah makan/warung

makan/restoran, jasa boga, makanan jajanan, dan lain-lain.

Pengawasan hygiene gedung daan bangunan umum di pelabuhan

adalah pengawasan kondisi dari komponen atau bagian-bagian bangunan

serta fasilitas pendukungnya yang ada di pelabuhan dari kemungkinan

timbulnya masalah kesehatan

Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD yang memenuhi syarat-syarat

sanitasi adalah Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memiliki sanitasi

tempat-tempat umum dengan kriteria baik, TPM memenuhi syarat layak/laik

hygiene, tempat penyediaan air bersih memenuhi syarat kesehatan.

Cara perhitungan :Akumulasi jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai TPM

memenuhi syarat layak/laik hygiene, tempat penyediaan air bersih memenuhi memenuhi syarat layak/laik hygiene, tempat penyediaan air bersih memenuhi

syarat kesehatan dalam satu tahun

Page 73: Ternate , Januari 20 20

66

Capaian IndikatorCapaian indikator Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD yang memenuhi

syarat-syarat sanitasi tahun 2019 sebanyak 2 pelabuhan. Target yang

ditetapkan sebanyak 4 pelabuhan/bandara. Capaian kinerja sebesar 50%.

Dengan demikian indikator ini belum mencapai target. Jumlah Dengan demikian indikator ini belum mencapai target. Jumlah

pelabuhan/bandara memenuhi syarat-syarat sanitasi menurun dibandingkan

tahun 2018 yang jumlahnya 4 pelabuhan/bandara.

Adapun pelabuhan/bandara yang menjadi sasaran pengawasan

sebanyak 10 pelabuhan/bandara yang terdiri dari pelabuhan laut Babang

Wilker Bacan, pelabuhan laut Jailolo Wilker Jailolo, pelabuhan laut Tobelo

Wilker Tobelo, Bandara Sultan Babullah Wilker Bandara, Pelabuhan laut

Sanana Wilker Mangoli, Pelabuhan Laut Buli Wilker Buli, Pelabuhan Laut

Daruba Wilker Morotai, dan pelabuhan laut Ahmad Yani, Pelabuhan laut Dufa-

Dufa, Pelabuhan Laut Bastiong.Dufa, Pelabuhan Laut Bastiong.

Pengawasan TPM dan SAB di PelabuhanGrafik 3.18

Jumlah Pelabuhan/Bandara/ PLBD Yang Memenuhi Syarat-Syarat Sanitasi Tahun 2019

Bersarkan grafik, banhwa target

pelabuhan/bandara/PLBD yang

memenuhi syarat-syarat sanitasi

tahun 2019 sebanyak 4

pelabuhan/bandara. Sedangkan

realisasi yang didapatkan sebanyak

2 pelabuhan/bandara. Dengan

demikian indikator ini dinyatakan

tidak memenuhi targetTarget Capaian

4

2

tidak memenuhi targetHal yang berpengaruh terhadap pencapaian indikator ini yaitu masih

terdapat sarana TPM, TTU/bangunan, dan sarana air bersih yang tidak

memenuhi syarat laik meskipun sudah dilakukan pengawasan dan

Page 74: Ternate , Januari 20 20

67

pembinaan secara periodik setiap bulan di setiap pelabuhan/bandara. Kondisi

pengawasan untuk masing-masing pelabuhan sebagai berikut :

No Pelabuhan/BandaraKondisi Sanitasi

StatusSAB TTU TPM

1 Pelabuhan Ahmad Yani TMS TMS TMS TMS

2 Pelabuhan Dufa-Dufa TMS TMS TMS TMS

3 Pelabuhan Bastiong TMS TMS TMS TMS

4 Pelabuhan Sanana MS MS TMS TMS

5 Pelabuhan Jailolo MS MS MS MS

6 Pelabuhan Buli MS MS TMS TMS

7 Pelabuhan Babang MS TMS TMS TMS

8 Pelabuhan Tobelo MS TMS TMS TMS

9 Bandara Sultan Babullah TMS MS TMS TMS

10 Pelabuhan Daruba MS MS MS MS

MS : Memenuhi Syarat TMS : Tidak Memenuhi syarat

Berdasarkan tabel di atas, bahwa kondisi sanitasi di setiap

pelabuhan/bandara sebagai berikut :

a. Pelabuhan Ahmad Yani. TTU, TPM dan sarana air bersih masih menjadi a. Pelabuhan Ahmad Yani. TTU, TPM dan sarana air bersih masih menjadi

masalah, karena hasil pengawasan setiap bulan masih terdapat hasil

pengawasan yang tidak memenuhi syarat baik itu TTU, TPM maupun

sarana air bersih yang ada

b. Pelabuhan Dufa-Dufa. TTU, TPM dan sarana air bersih masih menjadi

masalah, karena hasil pengawasan setiap bulan masih terdapat hasil

pengawasan yang tidak memenuhi syarat baik itu TTU, TPM maupun

sarana air bersih yang ada

c. Pelabuhan Bastiong. TTU, TPM dan sarana air bersih masih menjadi

masalah, karena hasil pengawasan setiap bulan masih terdapat hasil

pengawasan yang tidak memenuhi syarat baik itu TTU, TPM maupun

sarana air bersih yang ada.

d. Pelabuhan Sanana. TPM masih menjadi masalah berdasarkan hasil

pengawasan yang dilakukan setiap bulan, sedangkan yang tidak

bermasalah TTU dan sarana air bersih.

Page 75: Ternate , Januari 20 20

68

e. Pelabuhan Jailolo. Pelabuhan Sanana, TTU, TPM dan sarana air bersih

berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan setiap bulan, seluruhnya

memenuhi syarat

f. Pelabuhan Buli. yang tidak menjadi masalah berdasarkan pengawasan

setiap bulan yaitu sarana air bersih dan TTU, sedangkan yang masih setiap bulan yaitu sarana air bersih dan TTU, sedangkan yang masih

menjadi masalah yaitu sarana dan TPM

g. Pelabuhan Babang. yang tidak menjadi masalah berdasarkan pengawasan

setiap bulan yaitu sarana air bersih, sedangkan yang masih menjadi

masalah yaitu sarana TTU dan TPM

h. Pelabuhan Tobelo, Yang tidak menjadi masalah berdasarkan pengawasan

setiap bulan yaitu sarana air bersih, sedangkan yang masih menjadi

masalah yaitu sarana TTU dan TPM

i. Bandara Sultan Babullah. Yang tidak menjadi masalah yaitu TTU,

sedangkan yang masih bermasalah adalah TPM dan sarana air bersih sedangkan yang masih bermasalah adalah TPM dan sarana air bersih

berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan setiap bulan.

j. Pelabuhan Daruba. TTU, TPM dan sarana air bersih berdasarkan hasil

pengawasan yang dilakukan setiap bulan, seluruhnya memenuhi syarat

Faktor lain yang mempengaruhi dan dianggap paling dominan yaitu

pengetahuan masyarakat pelabuhan terutama pemilik/penanggung jawab

gedung/bangunan terkait laik sehat setiap sarana/lingkungan pelabuhan

terhadap kejadian/penyebaran suatu penyakit menular, sehingga

mempengaruhi terhadap kepedulian/sikap pemilik/penanggung jawab sarana

terhadap kondisi sarana yang dimiliki utamanya.terhadap kondisi sarana yang dimiliki utamanya.

Grafik 3.19Jumlah Pelabuhan/Bandara/ PLBD

Yang Memenuhi Syarat-Syarat Sanitasi Tahun 2015 – 2019

Berdasarkan gambar bahwa

jumlah pelabuhan/bandara

memenuhi syarat-syarat sanitasi

tahun 2019 sebanyak 2

pelabuhan/bandara, jumlah

tersebut menurun dibandingkan tersebut menurun dibandingkan

tahun 2018 yang jumlahnya 4

pelabuhan/bandara. Jumlah

10 10 10 10

4 4 4

2015 2016 2017 2018 2019

1 2 2

Target Capaian

Page 76: Ternate , Januari 20 20

69

pelabuhan/bandara memenuhi syarat-syarat sanitasi tahun 2015-2019 yaitu

jumlah tahun 2015 sebanyak 1 pelabuhan/bandara, tahun 2016 sebanyak 4

pelabuhan/bandara, tahun 2017 sebanyak 2 pelabuhan, tahun 2018 sebanyak

4 pelabuhan, dan tahun 2019 sebanyak 2 pelabuhan. jumlah

pelabuhan/bandara memenuhi syarat-syarat sanitasi tertinggi yaitu tahun pelabuhan/bandara memenuhi syarat-syarat sanitasi tertinggi yaitu tahun

2016 dan tahun 2018 masing-masing sebanyak 4 pelabuhan, sedangkan

jumlah terendah yaitu tahun 2015 sebanyak 1 pelabuhan/bandara.

Grafik 3.20Capaian Pelabuhan/Bandara/ PLBD Yang Memenuhi Syarat-Syarat Sanitasi Kantor Tahun 2019

Berdasarkan gambar bahwa jumlah

pelabuhan/bandara memenuhi syarat-

syarat sanitasi tahun 2019 sebesar 50% syarat sanitasi tahun 2019 sebesar 50%

tidak mencapai target yang ditetapkan

dalam RAP sebesar 100%.

Upaya Yang Dilakukan Untuk Mencapai IndikatorUpaya yang dilakukan untuk mencapai indikator adalah :

a. Melakukan inspeksi sanitasi TPM secara rutin setiap bulan di wilayah

pelabuhan/bandara, pengambilan dan pemeriksaan sampel makanan dan

50

100

Realisasi Tahun Ini Target RAP

50

pelabuhan/bandara, pengambilan dan pemeriksaan sampel makanan dan

minuman, rujukan sampel makanan dan minuman ke BTKL untuk

pemeriksaan kimia dan bakteriologi.

b. Melakukan inspeksi sanitasi SAB di pelabuhan/bandara secara rutin setiap

bulan, pengambilan dan pemeriksaan sampel air bersih, rujukan sampel

air ke BTKL untuk pemeriksaan kimia dan bakteriologi.

c. Melakukan pengambilan sampel air bersih dan makanan ke wilayah kerja

d. Melakukan inspeksi sanitasi gedung/bangunan dan melakukan

pengukuran parameter lingkungan seperti suhu, pencahayaan,

kelembaban secara rutin setiap bulan.kelembaban secara rutin setiap bulan.

e. Melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap penjamah makanan yang

ada di pelabuhan/bandara 2 kali dalam setahun.

Page 77: Ternate , Januari 20 20

70

f. Melakukan edukasi dan promosi kepada pemilik/penanggung jawab

gedung setiap kali melaksanakan inspeksi.

g. Memberikan rekomendasi hasil inspeksi kepada PT Pelindo/Perhubungan

selaku operator pelabuhan, pengelola bandara, dan KSOP/KUPP selaku

otoritas pelabuhanotoritas pelabuhan

h. Melakukan pemeriksaan sanitasi kapal, pada saat agen/pemilik kapal

mengajukan permohonan untuk mendapatkan PHQC, COP dan

permohonan perpanjangan SSCEC/SSCC

Petugas KKP mengambil sampel air dipelabuhan untuk diperiksa

Petugas KKP melakukan inspeksi pada salah satu rumah makan di pelabuhan

Page 78: Ternate , Januari 20 20

71

Petugas KKP melakukan inspeksi pada salah satu rumah makan di pelabuhan

Petugas KKP mengambil sampel makanan untuk diperiksa

Petugas KKP mengambil sampel air untuk dirujuk ke BTKL

Page 79: Ternate , Januari 20 20

72

Petugas KKP melakukan ispeksi gedung/bangunan di pelabuhan

Pengambilan sampel air

Permasalahan/KendalaFormulir pemeriksaan TPM yang dibuat oleh Subdit Karkes yang terdapat di Formulir pemeriksaan TPM yang dibuat oleh Subdit Karkes yang terdapat di

aplikasi SINKARKES tidak sesuai dengan kondisi rumah makan yang ada di

wilyah pelabuhan/bandara. Untuk itu dilakukan koordinasi dengan Subdit

Karkes untuk penyederhanaan formulir agar sesuai dengan kondisi setempat

atau penambahan jenis TPM yang dilakukan pemeriksaan selain rumah

makan.

Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber DayaCapaian indikator Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD yang memenuhi syarat-

syarat sanitasi tahun 2019 sebanyak 2 pelabuhan atau 50%, dan syarat sanitasi tahun 2019 sebanyak 2 pelabuhan atau 50%, dan

dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran sebesar 99,77%, berarti

terdapat inefisiensi sumber pembiayaan sebesar 49,77%.

Page 80: Ternate , Januari 20 20

73

Kondisi yang menyebabkan terjadinya inefisiensi sumber daya anggaran dan

tidak tercapainya target yaitu :

1. Belum optimalnya kepedulian LS/LP, penglola pelabuhan/bandara dan

masyarakat pelabuhan secara keseluruhan terkait kondisi sanitasi

lingkungan di wilayah pelabuhan/bandara, sehingga meskipun dilakukan lingkungan di wilayah pelabuhan/bandara, sehingga meskipun dilakukan

pengawasan secara periodik hasilnya tidak akan optimal, mengingat

setiap LS dan pengelola pelabuhan/bandara yang berada di wilayah

pelabuhan/bandara memiliki kewenangan yang melekat di tugas dan

fungsi masing-masing.

2. Untuk merangsang respon LS terkait, maka rekomendasi hasil inspeksi

disampaikan Kepada LS, pengelola pelabuhan/bandara terkait, tetapi

tidak ditindak lanjuti oleh setiap penanggungjawab

3. Lemahnya peran PT Pelindo selaku operator pelabuhan otoritas

pelabuhan dan bandara dalam hal sanitasi lingkungan, misalnya dalam hal pelabuhan dan bandara dalam hal sanitasi lingkungan, misalnya dalam hal

pemberian izin operasional rumah makan/kantin di pelabuhan/bandara

8. Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area

Difinisi OperasionalVektor adalah serangga ataupun arthropoda lain yang dapat berperan

dalam penularan penyakit-penyakit tertentu.

Pelabuhan adalah dermaga tempat bersandarnya kapal dan ditetapkan

sesuai dengan peraturan pemerintah.

House Indeks (HI) adalah persentase antara rumah/bangunan dimana

ditemukan jentik terhadap seluruh rumah/bangunan yang diperiksa.

Perimeter adalah Wilayah kerja pelabuhan sesuai peraturan

pemerintah. Buffer adalah wilayah penyangga diluar wilayah pelabuhan yang

panjangnya 400 meter dari batas wilayah pelabuhan.

Indeks pinjal adalah jumlah pinjal yang ditemukan terhadap seluruh

tikus yang tertangkap dan dilakukan pemeriksan dan identifikasi pada saat tikus yang tertangkap dan dilakukan pemeriksan dan identifikasi pada saat

melakukan trapping.

Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter

dan buffer area adalah Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD dengan nilai indeks

Page 81: Ternate , Januari 20 20

74

pinjal ≤ 1, HI perimeter = 0, HI buffer < 1, tidak ditemukan larva anopheles,

kepadatan kecoa rendah dan kepadatan lalat < 6.

Cara Perhitungan :Akumulasi jumlah pelabuhan/bandara/PLBD dengan nilai indeks pinjal ≤ 1, HI Akumulasi jumlah pelabuhan/bandara/PLBD dengan nilai indeks pinjal ≤ 1, HI

perimeter = 0, HI buffer < 1, tidak ditemukan larva anopheles, kepadatan

kecoa rendah dan kepadatan lalat < 6 dalam satu tahun.

Capaian IndikatorGrafik 3.21

Jumlah Pelabuhan/Bandara/ PLBD Bebas Vektor Pada Wilayah Perimeter Dan Buffer Area Tahun 2019

Capaian indikator Jumlah Capaian indikator Jumlah

pelabuhan/bandara/ PLBD bebas

vektor pada wilayah perimeter dan

buffer area tahun 2019 sebanyak 5

pelabuhan/bandara. Target yang

ditetapkan sebanyak 4

pelabuhan/bandara. Persentase

capaian kinerja 125%. Dengan

demikian indikator ini mencapai

target.target.

Jumlah pelabuhan/bandara/

PLBD bebas vektor pada wilayah

perimeter dan buffer area tahun

2019 meningkat dibandingkan tahun

2018 yang jumlahnya 4 pelabuhan.

Pelabuhan yang menjadi sasaran yaitu pelabuhan/bandara yang

berada di wilayah kerja dan kantor induk meliputi pelabuhan laut Babang di

Wilker Bacan, pelabuhan laut Jailolo di Wilker Jailolo), pelabuhan laut Tobelo

4

5

Target Capaian

Wilker Bacan, pelabuhan laut Jailolo di Wilker Jailolo), pelabuhan laut Tobelo

di Wilker Tobelo, Bandara Sultan Babullah di Wilker Bandara, Pelabuhan laut

Sanana di Wilker Mangoli, Pelabuhan Laut Buli di Wilker Buli, Pelabuhan Laut

Page 82: Ternate , Januari 20 20

75

Daruba di Wilker Morotai, pelabuhan laut Ahmad Yani, Pelabuhan laut Dufa -

Dufa, Pelabuhan Laut Bastiong.

Hasil pengawasan vektor dan binatang pengganggu di setiap pelabuhan

sebagai berikut :

No Pelabuhan/BandaraPengawasan Vektor dan BPP

StatusVektor DBD

Vektor Malaria

Vektor Diare

Vektor Pes

1 Pelabuhan Ahmad Yani ≠Bebas Bebas Bebas Bebas ≠Bebas

2 Pelabuhan Dufa-Dufa ≠Bebas Bebas Bebas ≠Bebas ≠Bebas

3 Pelabuhan Bastiong ≠Bebas Bebas Bebas Bebas ≠Bebas

4 Pelabuhan Sanana Bebas Bebas Bebas Bebas Bebas

5 Pelabuhan Jailolo Bebas Bebas Bebas Bebas Bebas

6 Pelabuhan Buli Bebas Bebas Bebas Bebas Bebas

7 Pelabuhan Babang ≠Bebas Bebas ≠Bebas Bebas ≠Bebas

8 Pelabuhan Tobelo Bebas Bebas Bebas Bebas Bebas

9 Bandara Sultan Babullah ≠Bebas Bebas Bebas Bebas ≠Bebas

10 Pelabuhan Daruba Bebas Bebas Bebas Bebas Bebas

a. Pelabuhan Ahmad Yani Ternate, vector dan binatang pengganggu yang a. Pelabuhan Ahmad Yani Ternate, vector dan binatang pengganggu yang

tidak menjadi masalah yaitu vector malaria, diare dan vektor pes sedangkan

yang masih menjadi masalah yaitu vector DBD.

b. Pelabuhan Dufa-Dufa, vector dan binatang pengganggu yang tidak menjadi

masalah yaitu vektor malaria dan vector diare, sedangkan yang masih

menjadi masalah yaitu vector DBD dan vector pes.

c. Pelabuhan Bastiong, vector dan binatang pengganggu yang tidak menjadi

masalah yaitu vector malaria, vektor pes dan vektor diare, sedangkan yang

masih menjadi masalah yaitu vector DBD.

d. Pelabuhan Bacan, vektor dan binatang pengganggu yang tidak menjadi

masalah yaitu vektor malaria dan vektor pes, sedangkan yang masih

menjadi masalah adalah masalah vektor DBD dan vektor diare

e. Bandara Sultan Babullah, vector dan binatang pengganggu yang tidak

menjadi masalah yaitu vektor diare, vektor malaria dan vektor pes,

sedangkan yang masih menjadi masalah yaitu vector DBD.

Page 83: Ternate , Januari 20 20

76

Faktor lain yang mempengaruhi yaitu pengetahuan masyarakat pelabuhan

terkait keberadaan vector terhadap kejadian/penyebaran suatu penyakit

menular serta kondisi lingkungan pelabuhan yang berpengaruh terhadap

kepadatan/keberadaan vektor dan binatang pengganggu di wilayah

pelabuhan, sehingga mempengaruhi terhadap kepedulian/sikap pelabuhan, sehingga mempengaruhi terhadap kepedulian/sikap

pemilik/penanggung jawab sarana terhadap kondisi sarana yang dimiliki dan

keberadaan vektor disarana tersebut.

Grafik 3.22Jumlah Pelabuhan/Bandara/ PLBD Bebas Vektor

Pada Wilayah Perimeter Dan Buffer Area Tahun 2015 – 2019

Berdasarkan gambar, bahwa

capaian pelabuhan/ bandara/

PLBD bebas vektor pada wilayah PLBD bebas vektor pada wilayah

perimeter dan buffer area tahun

2019 meningkat dibandingkan

tahun 2018 atau tahun-tahun

sebelumnya. Capaian tertinggi

yaitu pada tahun 2019 sebanyak

5 pelabuhan/bandara, capain

terendah yaitu tahun 2015 dan

2017 tidak ada yang memenuhi syarat. Capaian tahun 2015-2019 yaitu tahun

10 10 10 10

2015 2016 2017 2018 2019

10 10 10 10

4

-1

-

4 5

Target Capaian

2015 tidak ada yang memenuhi syarat, tahun 2016 sebanyak 1

pelabuhan/bandara, tahun 2017 tidak ada capaian, tahun 2018 sebanyak 4

pelabuhan/bandara, dan tahun 2019 sebanyak 5 pelabuhan/bandara.

Tabel 3.23Realisasi Pelabuhan/Bandara/ PLBD Bebas Vektor Pada Wilayah Perimeter Dan Buffer Area Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, bahwa capaian

Pelabuhan/Bandara/ PLBD Bebas Vektor Pada

Wilayah Perimeter Dan Buffer Area Tahun 2019Wilayah Perimeter Dan Buffer Area Tahun 2019

sebesar 125%, mencapai target yang ditetapkan

dalam RAP sebesar 100%.

125

100

Capaian Tahun Ini

Target RAP

Page 84: Ternate , Januari 20 20

77

Kegiatan Yang Dilakukan Untuk Mencapai IndikatorKegiatan yang dilakuan untuk mencapai indikator sebagai berikut :

a. Melakukan survey vektor malaria di area perimeter dan buffer

pelabuhan/bandara, serta asrama haji transit ngade. Kegiatan yang

dilakukan meliputi survey jentik dan survey nyamuk dewasa dengan

dengan metode umpan badan. Kegiatan dilakukan untuk mengetahui

kebiasaan menggigit, binomik, tempat perindukan dan tingkat kepadatan

nyamuk.

b. Melakukan pengendalian vektor malaria di pelabuhan/bandara dan

asrama haji transit ngade. Kegiatan yang dilakukan yaitu spraying

c. Melakukan survey vektor DBD di area perimeter dan buffer pelabuhan/

bandara. Kegiatan yang dilakukan adalah survey keberadaan jentik dan

pemberian larvasida pada tempat penampungan air di dalam dan di luar

gedung/bangunan. Kegiatan dilakukan untuk mengetahui angka House

Indeks (HI), dan container Indeks (CI)

d. Melakukan pengendalian vektor DBD di area perimeter

pelabuhan/bandara dan asrama haji. Kegiatannya adalah melakukan

fogging/ pengasapan nyamuk dewasa.

e. Melakukan survey vektor pes di wilayah pelabuhan/bandara. Kegiatannya

yaitu melakukan survey sekaligus pengendalian tikus dengan

pemasangan perangkap pada gedung/ bangunan/ halaman, yang

dilakukan selama 4 hari setiap kali pemasangan perangkap, melakukan

pemeriksaan dan identifikasi tikus dan pinjal. Kegiatan dilakukan untuk

mengetahui indeks pinjal di setiap pelabuhan/bandara.

f. Melakukan survey vektor diare di wilayah pelabuhan/bandara. Kegiatan

yang dilakukan survey tempat perindukan lalat pada tempat-tempat

potensial seperti tempat penampungan sampah sementara yang ada di

pelabuhan/bandara, rumah makan dan tempat lainnya. Melakukan survey

kehidupan kecoak untuk mengetahui tingkat kepadatan kecoak.

g. Melakukan pengendalian vektor diare. Kegiatannya yaitu melakukan

spraying pada tempat perindukan vektor.

h. Melakukan monitoring resistensi/efikasi bahan aktif insectisida

i. Menyelenggarakan pertemuan surveilans migrasi malaria melibatkan

LS/LP

Page 85: Ternate , Januari 20 20

78

j. Melakukan surveilans migrasi malaria di pelabuhan/bandara termasuk

melakukan pendampingan surveilans migrasi ke wilayah kerja dengan

melibatkan petugas puskesmas setempat.

k. Menyelenggarakan pencanangan kegiatan Hari Pengendalian Nyamuk

(HPN) (HPN)

l. Memberikan rekomendasi terkait hasil survey/pemeriksaan vektor yang

yang dilaksanakan kepada PT. Pelindo IV Cabang Ternate selaku

operator di pelabuhan, dan kepada KSOP selaku penanggungjawab/

otoritas di pelabuhan.

Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber DayaCapaian indikator Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vektor pada

wilayah perimeter dan buffer area tahun 2019 sebanyak 5 pelabuhan atau

125%, dan dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran sebesar 91,62%, 125%, dan dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran sebesar 91,62%,

berarti terdapat efisiensi sumber pembiayaan sebesar 33,38%.

Hambatan/KendalaHambatan/kendala dalam pencapaian indikator :

a. Belum semua Lintas Sektor utamanya pihak otoritas pelabuhan dan

masyarakat pelabuhan secara keseluruhan peduli terkait keberadaan

vektor dipelabuhan, karena merasa tidak memiliki kepentingan disitu.

Oleh karena itu penanganan vektor di pelabuhan/bandara hanya menjadi

tanggungjawab Kantor Kesehatan Pelabuhan sematatanggungjawab Kantor Kesehatan Pelabuhan semata

b. Tidak adanya ketegasan pihak otoritas pelabuhan/bandara terhadap

dalam hal penanganan vector dan binatang pengganggu di wilayah

pelabuhan/bandara

c. Belum optimalnya koordinasi dengan puskesmas dalam hal pengawasan,

khususnya vector DBD di wilayah buffer pelabuhan

d. Lemahnya koordinasi dan komunikasi dengan lintas sektor dan

penanggungjawab pelabuhan/bandara dalam pengendalian vector.

Hal-hal yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut antara lain memberikan Hal-hal yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut antara lain memberikan

informasi pengawasan dan pengendalian vektor yang akan dilakukan,

memberikan rekomendasi hasil pengawasan Kepada LS terkait hasil

Page 86: Ternate , Januari 20 20

79

pengawasan, dan peningkatan koordinasi dan komunikasi dengan

puskesmas di wilayah buffer pelabuhan/bandara.

Persiapan Pemeriksaan dan identifikasi tikus yang tertangkap

Pemeriksaan dan identifikasi tikus (pengukuran panjang badan)Pemeriksaan dan identifikasi tikus (pengukuran panjang badan)

Pemeriksaan dan identifikasi tikus (pengukuran panjang ekor)

Page 87: Ternate , Januari 20 20

80

Identifikasi pinjal

Identifikasi nyamuk yang tertangkap

Penangkapan nyamuk pada umpan body

Page 88: Ternate , Januari 20 20

81

Penangkapan nyamuk pada umpan body

Penangkapan nyamuk pada umpan body

Identifikasi nyamuk yang tertangkap

Page 89: Ternate , Januari 20 20

82

Survey jentik vektor DBD dan pemberian larvasida

Survey jentik vektor DBD dan pemberian larvasida

Pemasangan perangkap tikus

Page 90: Ternate , Januari 20 20

83

Pengamatan kepadatan lalat

Pelaksanaan fogging

Pelaksanaan fogging

Page 91: Ternate , Januari 20 20

84

9. Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung

Definisi OperasionalSkrining adalah suatu tindakan penyaringan untuk mengetahui status Skrining adalah suatu tindakan penyaringan untuk mengetahui status

kesehatan seseorang, yang dilakukan memalui suatu tes, pemeriksaan atau

prosedur lain secara singkat dan sederhana.

Terdapat beberapa macam skrining, tetapi yang digunakan dalam

skrining penyakit menular di KKP Kelas III ternate yaitu single disease

screening atau jenis skrining yang biasa digunakan pada suatu jenis penyakit.

Orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung adalah

Jumlah orang yang melaksanan skrining penyakit menular meliputi penyakit

TB, HIV/AIDS dan lainnya.

Cara PerhitunganAkumulasi jumlah orang yang melaksanan skrining penyakit menular meliputi

penyakit TB, HIV/AIDS dan lainnya dalam satu tahun

Capaian IndikatorGrafik.3.24

Jumlah Orang Yang Melaksanakan Skrining Penyakit Menular Tahun 2019

Akumulasi jumlah orang

yang melaksanan skrining 5,295

yang melaksanan skrining

penyakit menular meliputi

penyakit TB, HIV/AIDS dan

lainnya di KKP Kelas III Ternate

pada pada tahun 2019 sebanyak

5.295 orang, target yang

ditetapkan sebanyak 5.000 orang.

Capain kinerja 105,9%. Dengan

demikian indikator ini mencapai

target. Jumlah tersebut

5,000

target. Jumlah tersebut

meningkat dibandingkan tahun

2018 yang jumlahnya 3.102 orang.Target Capaian

Page 92: Ternate , Januari 20 20

85

Skrining penyakit menular yang dilakukan adalah skrining penyakit TB

sebanyak 4.922 orang, penyakit HIV/AIDS sebanyak 373 orang. Pelaksanaan

skrining penyakit TB dan HIV/AIDS dengan sasaran masyarakat pelabuhan

utamanya kru kapal, diawali dengan pemberian penyuluhan terkait dengan

penyakit TB dan HIV/AIDS. Pelaksanaan skrining dilakukan kerja sama Dinas penyakit TB dan HIV/AIDS. Pelaksanaan skrining dilakukan kerja sama Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota/. Adapun pelabuhan/bandara yang menjadi

sasaran pelaksanaan kegiatan yaitu : Pelabuhan Laut Daruba, Pelabuhan

Laut Jailolo, Pelabuhan Laut Tobelo, Pelabuhan Laut babang.Grafik 3.24

Orang Yang Melaksanakan Skrining Penyakit Menular Tahun 2015-2019

Berdasarkan gambar, jumlah orang

yang melaksanakan skrining

penyakit menular tahun 2019

meningkat dibandingkan tahun

2018 atau tahun-tahun

sebelumnya. Jumlah orang yang

melakukan skrining tertinggi pada

tahun 2019 sebanyak 5.295 orang

sedangkan jumlah terendah pada

tahun 2015 sebanyak 668 orang.

Jumlah orang yang melakukan

skrining berdasarkan tabel di atas skrining berdasarkan tabel di atas

juga cenderung meningkat, pada

tahun 2015 jumlah yang

melakukan skrining sebanyak 668

orang dari target 500 orang, tahun

2016 sebanyak 964 orang dari

target sebanyak 500 orang, tahun

2017 sebanyak 1.528 dari target

500 orang, tahun 2018 sebanyak

3.102 dari target sebanyak dan 3.102 dari target sebanyak dan

tahun 2019 sebanyak 5.295 orang

dari target 5.000 orang. Jumlah

5,000

3,102

5,295

2015 2016 2017 2018 2019

500 500 500 500 668

964

1,528

2015 2016 2017 2018 2019

Target Capaian

Page 93: Ternate , Januari 20 20

86

yang melakukan skrining sampai dengan 2019 sebanyak 11.557 orang.

Upaya Yang Dilakukan Untuk Mencapai IndikatorUpaya yang dilakukan untuk mencapai indikator adalah :

a. Melaksanakan skrining penyakit penular HIV di wilayah pelabuhan/

bandara bandara

b. Melaksanakan skrining penyakit menular TB di wilayah pelabuhan/

bandara

c. Pelaksanaan skrining dengan sasaran yaitu masyarakat pelabuhan

utamanya kru kapal yang. Pelaksanaan skrining penyakit juga

dilaksanakan terhadap calon jemaah umroh dan haji

d. Pelaksanaan skrining bekerja sama dengan Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota dengan melibatkan petugas Dinas Kesehatan pada saat

melaksanakan skrining

e. Pelaksanaan skrining juga berkoordinasi dengan keagenan kapal dan e. Pelaksanaan skrining juga berkoordinasi dengan keagenan kapal dan

kesyahbandaran di pelabuhan setempat

Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber DayaCapaian indikator Jumlah jumlah orang yang melaksanan skrining penyakit

menular meliputi penyakit TB, HIV/AIDS dan lainnya tahun 2019 sebanyak

5.295 orang atau 105,9%, dan dibandingkan dengan capaian realisasi

anggaran sebesar 96,94%, berarti terdapat efisiensi sumber pembiayaan

sebesar 8,96%. Upaya yang dilakukan dalam mencapai efisiensi tersebut

adalah meningkatkan koordinasi dengan otoritas pelabuhan dalam adalah meningkatkan koordinasi dengan otoritas pelabuhan dalam

pelaksanaan skrining, bekerjasama dengan Dinkes Kabupaten/Kota dalam

melaksanakan skrining

Pelaksanaan pemeriksaan HIV/AIDS kerja sama Dinkes Kab/Kota

Page 94: Ternate , Januari 20 20

87

Pelaksanaan deteksi dini TB kerja sama Dinkes Kab/Kota

10. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya

Difinisi operasional :a. Dokumen perencanaan dan anggaran adalah dokumen yang dihasilkan

dari pelaksanaan kegiatan penyusunan rencana kerja dan anggaran (untuk

UPT yaitu dokumen RKA KL dan Rencana Aksi Kegiatan)

b. Dokumen data dan informasi adalah dokumen yang dihasilkan melalui

penyusunan profil.penyusunan profil.

c. Dokumen Akuntabilitas Kinerja adalah dokumen LAKIP yang disusun.

d. Dokumen laporan tahunan adalah dokumen yang dihasilkan melalui

laporan tahunan

e. Laporan aset Negara adalah tersusunnya laporan barang milik Negara,

pengelolaan, dan pelaporan aset Negara sesuai peraturan barang milik

Negara.

f. Dokumen kepegawaian adalah dokumen yang dihasilkan melalui

perencanaan/evaluasi pegawai, penataan administrasi pegawai, penataan

administrasi jabatan fungsionaladministrasi jabatan fungsional

g. Laporan keuangan adalah laporan yang diperoleh dari kegiatan verifikasi

akutansi yang meliputi laporan bulanan (hasil rekon), laporan keuangan

semester, dan laporan keuangan tahunan.

Page 95: Ternate , Januari 20 20

88

h. Target dan pagu PNBP adalah dokumen yang diperoleh dari kegiatan

penyusunan target dan pagu PNBP, laporan realisasi bulanan, triwulanan,

dan tahunan.

i. Dokumen E Monev DJA

j. Dokumen E Monev DJAj. Dokumen E Monev DJA

k. Dokumen Laporan Eksekutif Bulanan (LEB) adalah laporan singkat

pelaksanaan Rencana Kerja dan anggaran setiap bulannya.

Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya adalah

Jumlah Dokumen Dukungan Manajemen pada Program Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit sebanyak 11 jenis Dokumen antara lain RKAKL/DIPA,

Laporan Tahunan, Laporan Keuangan, Laporan BMN, Lakip, Profil, Proposal

PNBP, Dokumen Kepegawaian, e monev DJA, e monev Bappenas, LEB

dalam periode satu tahun

Cara perhitungan :Akumulasi jumlah dokumen sebanyak 40 dokumen terdiri dari RKAKL/DIPA

(awal dan revisi) 2 dok, Laptah 1 dok, Laporan Keuangan 2 dok, Laporan

BMN 2 dok, Lakip 1 dok, Profil 1 dok, Proposal PNBP 1 dok, dokumen

kepegawaian 2 dok (kontrak dan penilaian), e monev DJA 12 dok, e monev

Bappenas 4 dok, LEB 12 dok

Capaian IndikatorGrafik 3.25Grafik 3.25

Jumlah Dokumen Dukungan Manajemen Dan Tugas Teknis Lainnya Tahun 2019

Capaian indikator Jumlah dokumen

dukungan manajemen dan tugas teknis

tahun 2019 sebanyak 40 dokumen. Target

yang ditetapkan sebesar 40 dokumen.

Capaian kinerja sebesar 100%. Dengan

demikian indikator ini mencapai target yang

ditetapkan. Jumlah dokumen dukungan

manajemen dan tugas teknis yang

dihasilkan sama dengan tahun 2018

sebanyak 40 dokumen.

40 40

Target Capaian

Page 96: Ternate , Januari 20 20

89

Adapun jenis jenis dokumen yang dihasilkan meliputi Dokumen RKA-KL/DIPA

(Awal dan Revisi) sebanyak 2 dokumen, Dokmen Laporan Tahunan 1

dokumen, Dokumen Laporan Keuangan sebanyak 2 dokumen, Dokumen

Laporan BMN sebanyak 2 dokumen, Dokumen LAKIP 1 dokumen, Dokumen

Profil 1 dokumen, Dokumen Proposal PNBP 1 dokumen, Dokumen

Kepegawaian (Kontrak dan Penilaian) sebanyak 2 dokumen, Dokumen E

Monev DJA sebanyak 12 dokumen, dan Dokumen E Monev Bappenas

sebanyak 4 dokumen, dan dokumen LEB sebanyak 12 dokumen.

Grafik 3.26Jumlah Dokumen Dukungan Manajemen

Dan Tugas Teknis Lainnya Tahun 2015 – 2019

Berdasarkan gambar bahwa 40 40 40 40

jumlah dokumen manajemen

dan tugas teknis lainnya tahun

2019 sebanyak 40 dokumen ,

jumlahnya sama dengan tahun

2018. Jumlah dokumen

dihasilkan tahun 2015

sebanyak 10 dokumen, tahun

2016 sebanyak 10 dokumen,

tahun 2017 sebanyak 10

10 10 10 10 10 10

dokumen, tahun 2018

sebanyak 40 dokumen dan

tahun 2019 sebanyak 40

dokumen.

Upaya Yang Dilakukan Untuk Mencapai IndikatorUpaya yang dilakukan untuk mencapai indikator antara lain :

a. Satker menyusun rencana kegiatan dan anggaran dalam bentuk e-

Renggar pada awal tahun sebagai bahan dalam penyusunan

2015 2016 2017 2018 2019

Target Capaian

RKAKL/DIPA satker. Pada bulan Juli dan Oktober satker menyusun

RKAKL dan melakukan desk/penelitian/reviu dengan unit utama, Biro

Perencanaan dan Tim APIP. .

Page 97: Ternate , Januari 20 20

90

b. Satker menyusun laporan tahunan satker, untuk melaporkan hasil

kegiatan tahun yang lalu

c. Melakukan penatausahaan serta menyusun laporan Keuangan,

melakukan penataan serta penyusunan laporan BMN semester I dan II.

Satker mengikuti rekon laporan keuangan dan barang Satker mengikuti rekon laporan keuangan dan barang

d. Menyusun laporan kinerja satker, berisi capaian perjanjian kinerja dan

melakukan reviu pelaksanaan SAKIP

e. Menyusun Profil satker.

f. Menyusun Proposal PNBP tahun 2019. Pengelola/bendahara PNBP

Mengikuti pertemuan koordinasi/Rekonsiliasi PNBP dengan pusat, dan

melaksanakan rekon PNBP antara wilker dengan kantor induk

g. Membuat SKP pegawai meliputi kontrak kerja dan penilaian hasil kerja

pegawai

h. Melakukan pelaporan pelaksanaan kegiatan dan anggaran melalui e h. Melakukan pelaporan pelaksanaan kegiatan dan anggaran melalui e

monev DJA

i. Melakukan pelaporan pelaksanaan kegiatan dan anggaran melalui e

monev Bappenas

j. Menyusun Laporan Eksekutif Bulanan satker, berisi laporan pelaksanaan

kegiatan satker setiap bulannya meliputi realisasi anggaran, PNBP,

pelaksanaan tupoksi dan lain-lainnya.

Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber DayaCapaian indikator Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknisCapaian indikator Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis

sebanyak 40 unit atau 100%, dan dibandingkan dengan capaian realisasi

anggaran sebesar 95,36%, berarti terdapat efisiensi sumber pembiayaan

sebesar 4,64%.

11. Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P

Difinisi Operasional :Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P adalah Jumlah jenis

peningkatan kapasitas bidang P2P yang diikuti oleh SDM B/BTKLPP dalam peningkatan kapasitas bidang P2P yang diikuti oleh SDM B/BTKLPP dalam

kurun waktu satu tahun

Page 98: Ternate , Januari 20 20

91

Cara Perhitungan :Akumulasi jumlah jenis peningkatan kapasitas bidang P2P yang diikuti oleh

SDM B/BTKLPP dalam kurun waktu satu tahun

Capaian IndikatorCapaian IndikatorGrafik 3.27

Jumlah Peningkatan Kapasitas SDM Bidang P2P Tahun 2019

Capaian indikator Jumlah

peningkatan kapasitas SDM bidang

P2P tahun 2019 yang diikuti pegawai

sebanyak 21 jenis peningkatan

kapasitas. Target yang ditetapkan

sebanyak 20 jenis peningkatan

kapasitas. Persentase capaian

kinerja sebesar 105%. Dengan

demikian indikator ini mencapai

target yang ditetapkan.

Jumlah peningkatan kapasitas

yangdiikuti oleh pegawai tahun 2019

meningkat dibandingkan tahun 2018

yang jumlahnya 3 peningkatan

kapasitas.

2021

Target Capaian

Jenis peningkatan kapasitas yang diikuti oleh pegawai terdiri dari berbagai

jenis peningkatan kapasitas, baik itu untuk peningkatan kapasitas tenaga

teknis non teknis lainnya yang menunjang operasional kantor. Tidak semua

peningkatan kapasitas yang diikuti memberikan sertifikat, terdapat beberapa

kegiatan yang tidak memberikan sertifikat atau bentuk lainnya.

Jenis peningkatan kapasitas yang diikuti pegawai adalah :

1) Diklat Jabatan Fungsional Epidemiolog Kesehatan Ahli

2) Pertemuan Ilmiah Epidemiologi Nasional Ke-8

3) Pelatihan Operasionalisasi Peralatan Deteksi KKM3) Pelatihan Operasionalisasi Peralatan Deteksi KKM

4) Pelatihan Petugas Vaksinasi Internasional

5) Diklat ACLS

Page 99: Ternate , Januari 20 20

92

6) Diklat BTCLS

7) Pelatihan Kekarantinaan Kesehatan Tk.Lanjutan

8) Pelatihan Pengendalian Vektor dan BPP di Pelabuhan dan Bandara

9) Pelatihan Pengawasan Tindakan Hapus Tikus Pada Alat Angkut

(Pengawasan Fumigasi Kapal)(Pengawasan Fumigasi Kapal)

10) Pelatihan Pengolahan Alat dan Bahan Pengendalian Vektor dan BPP

11) Diklat Pengendalian Vektor dan BPP bagi Petugas Kesehatan di KKP

12) Pelatihan Pengendalian Tikus dan Pinjal Bagi Petugas KKP di Pelabuhan,

Bandara dan Alat Angkut

13) Workshop Kesehatan Lingkungan dan Percepatan Target TPP di wilayah

Kerja KKP

14) Pelatihan Sanitasi Alat Angkut (pesawat) di Pintu Masuk Negara Tahun

2019 Bagi Petugas KKP

15) Seminar Nasional HPN Tahun 201915) Seminar Nasional HPN Tahun 2019

16) Diklat Jabatan Fungsional Entomolog

17) Pelatihan Peralatan Deteksi Dini KKM di Pintu Masuk Tahun 2019

18) Pelatihan dan ujian Pengadaan Barang dan Jasa

19) Diklat dan Ujian Sertifikasi Bendahara

20) Bimtek Konstruksi (Permen PUPR Nomor 7 Tahun 2019, Penyusunan

Dokumen Pemilihan dan Tata Cara Evaluasi Penawaran pada Jasa

Konstruksi dan Pekerjaan Konstruksi

21) Peningkatan Kompetensi Manajemen Penyidikan PPNS di Lingkungan

Ditjen P2PDitjen P2P

Grafik 3.28Jumlah Peningkatan Kapasitas SDM

Bidang P2P Tahun 2015 – 2019

Berdasarkan gambar di atas, Jumlah

peningkatan kapasitas SDM yang diikuti

pada tahun 2019 sebanyak 21 jenis,

dari 20 jenis target yang ditetapkan.

Jumlah peningkatan kapasitas SDM

yang diikuti tahun 2015-2019 yaitu yang diikuti tahun 2015-2019 yaitu

jumlah tahun 2015 sebanyak 5 jenis,

jumlah tahun 2016 sebanyak 7 jenis,

5 7

4 2

20

5 7

4 3

21

2015 2016 2017 2018 2019

2

Target Capaian

Page 100: Ternate , Januari 20 20

93

jumlah tahun 2017 sebanyak 4 jenis, jumlah tahun 2018 sebanyak 3 jenis dan

tahun 2019 sebanyak 21 jenis.

Jumlah jenis peningkatan kapasitas SDM yang paling banyak diikuti yaitu

tahun 2019 sebanyak 21 jenis, sedangkan jumlah yang paling sedikit adalah

tahun 2018 sebanyak 3 jenis.tahun 2018 sebanyak 3 jenis.

.

Upaya Yang Dilakukan Untuk Mencapai IndikatorUpaya yang dilakukan untuk mencapai indikator yaitu mengikut sertakan

pegawai dalam kegiatan peningkatan kapasitas baik itu pelatihan teknis

maupun pelatihan non teknis lainnya yang menunjang pelaksanaan kegiatan.

Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber DayaCapaian indikator jumlah Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P

sebanyak 21 jenis pelatihan atau 105%, dan dibandingkan dengan capaian sebanyak 21 jenis pelatihan atau 105%, dan dibandingkan dengan capaian

realisasi anggaran sebesar 84,71%, berarti terdapat efisiensi sumber

pembiayaan sebesar 20,28%. Upaya yang dilakukan adalah mengikutsertakan

pegawai disetiap permintaan penyelenggaraan peningkatan kapasitas,

meningkatkan koordinasi dengan lembaga/instansi penyelenggara diklat untuk

mendapatkan informasi penyelenggaraan diklat, memanfaatkan teknologi

informasi digital untuk mencari penyelenggara diklat yang memenuhi standar.

12. Jumlah pengadaan sarana prasarana12. Jumlah pengadaan sarana prasarana

Difinisi Operasional :Salah satu komponen penting dalam penyelenggaraan pembangunan

kesehatan adalah sarana dan prasarana kesehatan yang mampu menunjang

berbagai upaya kesehatan.

Jumlah pengadaan sarana prasarana adalah Jumlah pengadaan tanah,

gedung, alat kesehatan, fasilitas penunjang perkantoran, kendaraan dalam

satu tahun.

Cara Perhitungan :Akumulasi jumlah pengadaan tanah, gedung, alat kesehatan, fasilitas

penunjang perkantoran, kendaraan dalam satu tahun

Page 101: Ternate , Januari 20 20

94

Capaian IndikatorGrafik 3.29

Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana Tahun 2019

Capaian indikator Jumlah

pengadaan sarana prasarana tahun

2019 sebanyak 32 unit. Target yang

ditetapkan sebanyak 32 unit.

Persentase capaian kinerja sebesar

100%. Dengan demikian indikator

ini mencapai target. Jumlah

pengadaan sarana prasarana

meningkat dibandingkan tahun 2018

yang jumlahnya 5 unit.Target Capaian

32 32

Grafik 3.30Jumlah Pengadaan Sarana dan PrasaranaTahun 2015 – 2019

Berdasarkakn gambar, bahwa jumlah

pengadaan sarana prasarana tahun

2019 sebanyak 32 unit meningkat

dibandingkan tahun 2018 sebanyak 5

unit. Jumlah pengadaan tahun 2015-unit. Jumlah pengadaan tahun 2015-

2019 yaitu tahun 2015 sebanyak 1 unit,

tahun 2016 sebanyak 51 unit, tahun

2017 sebanyak 15 unit, tahun 2018

sebanyak 5 unit, dan tahun 2019

sebanyak 32 unit. Pengadaan sarana

prasarana tertinggi pada tahun 2016

sebanyak 51 unit dan jumlah terendah

pada tahun 2015 sebanyak 1 unit.

53

32

51

32

2015 2016 2017 2018 2019

5

18

5 1

15

5

Target Capaian

Page 102: Ternate , Januari 20 20

95

Grafik 3.31Realisasi Pengadaan Sarana dan Prasarana Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas,

bahwa capaian pengadaan bahwa capaian pengadaan

sarana dan prasarana tahun

2019 sebesar 100% mencapai

target yang ditetapkan RAP

sebesar 64%.

Upaya Yang Dilakukan Untuk Mencapai IndikatorUpaya yang dilakukan untuk mencapai indikator antara lain

1. Melakukan pengadaan sarana prasarana berupa pengadaan alat

100

Realisasi Tahun ini

Target RAP

64

1. Melakukan pengadaan sarana prasarana berupa pengadaan alat

pengolah data dan komunikasi berupa alat pengolah data dan alat

komunikasi secara e-purchasing melalui e-katalog. Untuk pengadaan alat

pengolah data belum seluruhnya terpenuhi sehingga akan diusulkan

kembali pada tahun anggaran berikut.

2. Melakukan pengadaan peralatan fasilitas perkantoran berupa peralatan

poliklinik secara e-Purchasing.

3. Melakukan proses pengadaan pada triwulan pertama

Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber DayaAnalisis Efisiensi Penggunaan Sumber DayaCapaian indikator jumlah pengadaan sarana dan prasarana sebanyak 32 unit

atau 100%, dan dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran sebesar

99,79%, berarti terdapat efisiensi sumber pembiayaan sebesar 0,20%.

Kendala/ Permasalahan dan PemecahanKendala/permasalahan yang didapatkan yaitu Penyedia barang dimaksud

sudah tidak lagi menyediakan Spesifikasi beberapa alat pengolah data yang

diinginkan, barang tersedia di penyedia lain tetapi harganya lebih tinggi.

Sehingga dilakukan perubahan spesifikasi.Sehingga dilakukan perubahan spesifikasi.

Page 103: Ternate , Januari 20 20

96

C. SUMBER DAYA

Untuk melaksanakan kegiatan dalam mencapai kinerja yang sudah ditetapkan,

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate didukung oleh beberapa sumber daya

antara lain Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Anggaran.

1. SUMBER DAYA MANUSIA

Keadaan Pegawai di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate sampai dengan

Tanggal 31 Desember 2019, jumlah pegawai 49 (empat puluh sembilan) orang

dengan rincian menurut jabatan, menurut golongan, dan menurut tingkat

pendidikan, sebagai berikut :

a. Menurut Jabatan :

• Jabatan Struktural : 4 orang

• Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) : 1 orang• Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) : 1 orang

• Jabatan Fungsional Umum (JFU) : 44 orang

b. Menurut Pangkat/GolonganJumlah pegawai menurut golongan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III

Ternate dapat dilihat pada matriks berikut :Tabel 3.2

Jumlah Pegawai Berdasarkan Pangkat/Golongan Tahun 2019

No Golongan Jumlah %1. Pembina - IV/a 3 6.11. Pembina - IV/a 3 6.12. Penata Tk.I - III/d 11 22.43. Penata - III/c 8 16.34. Penata Muda Tk.I - III/b 9 18.45. Penata Muda - III/a 11 22.46. Pengatur Tk.I - II/d 6 12.27. Pengatur Muda Tk.I - II/d 1 2.0

Total 49 100

Berdasarkan tabel di atas bahwa jumlah pegawai berdasarkan golongan,

tertinggi yaitu pegawai dengan golongan Penata TK.I-III/d dan Penata Muda-

III/a masing-masing sebanyak 11 orang (22,4%), sedangkan jumlah terendah III/a masing-masing sebanyak 11 orang (22,4%), sedangkan jumlah terendah

yaitu pegawai dengan golongan Pengatur Muda Tk.I-IId.

Page 104: Ternate , Januari 20 20

97

c. Menurut Pendidikan:Latar belakang pendidikan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate

dapat dilihat pada matriks berikut :

Tabel 3.3Jumlah Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate Tahun 2019Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate Tahun 2019

No Tingkat Pendidikan Jumlah %1. S.2 4 8.22. S.1 18 36.73. D.IV 2 4.14. D.III 17 34.75. D.I 3 6.16. SMA/Sederajat 5 10.2

Total 49 100

Berdasarkan tabel di atas bahwa jumlah pegawai berdasarkan tingkat pendidikan, Berdasarkan tabel di atas bahwa jumlah pegawai berdasarkan tingkat pendidikan,

teringgi yaitu pegawai dengan tingkat pendidikan S.1 sebanyak 18 orang (36,7%),

sedangkan jumlah terendah yaitu pegawai dengan tingkat pendidikan D.IV

sebanyak 2 orang (4,1%).

2. SUMBER DAYA ANG GARAN Dalam mencapai kinerjanya, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate

didukung oleh Sumber Daya Anggaran yang berasal dari APBN. Berdasarkan DIPA

Awal Tahun 2019, anggaran Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate sebesar

Rp. 10.044.662.000,- (sepuluh milyar empat puluh empat juta enam ratus enam Rp. 10.044.662.000,- (sepuluh milyar empat puluh empat juta enam ratus enam puluh dua ribu rupiah). Revisi anggaran pada Bulan Oktober 2019, terjadi

penambahan pada belanja pegawai, sehingga total anggaran setelah revisi senilai

Rp.11.099.589.000,- (sebelas milyar Sembilan puluh Sembilan juta lima ratus delapan puluh Sembilan ribu rupiah). Realisasi penggunaan anggaran sebesar

Rp.10.552.787.845,- (sepuluh milyar lima ratus lima puluh dua juta tujuh ratus delapan puluh tujuh ribu delapan ratus empat puluh lima rupiah) atau sebesar

95,07%. Alokasi pagu dan realisasi anggaran tahun 2019 dapat dilihat pada tabel

berikut. Tabel 3.4Tabel 3.4

Alokasi Pagu dan Realisasi Anggaran Tahun 201 9Alokasi Pagu Awal (Rp) Pagu setelah

Revisi (Rp) Realisasi (Rp) % Sisa Anggaran (Rp)

APBN 10.044.662.000 11.099.589.000 10.552.797.845 95,07 546.801.155

Page 105: Ternate , Januari 20 20

98

Tabel 3.5Alokasi dan Realisasi Anggaran

Berdarakan Jenis Belanja Tahun 2019

No Jenis Belanja Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %

1 Belanja pegawai 5,990,292,000 5,820,887,621 97.175,990,292,000 5,820,887,621 97.17

2 Belanja barang 4,982,196,000 4,605,018,724 92.43

3 Belanja modal 127,101,000 126,881,500 99.83

Total 11,099,589,000 10,552,787,845 95.07

Tabel 3.6Realisasi Anggaran Berdasarkan Out Put Kegiatan

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate Tahun 2019

No Output RKAKL Target Satuan Anggaran RealisasiAnggaran

% Kinerja

1 Layanan kewaspadaan dini penyakit 4 Layanan 49,529,000 45,364,000 1 Layanan kewaspadaan dini penyakit berpotensi KLB

4 Layanan 49,529,000 45,364,000 91.59

a. Layanan kewaspadaan dini penyakit berpotensi KLB di KKP

1 Layanan 43,424,000 39,274,000 90.44

b. Layanan kesehatan pada situasi khusus

3 Layanan 6,105,000 6,090,000 99.75

2 Layanan kekarantinaan kesehatan 418 Layanan 1,360,718,000 1,278,912,297 93.99

a. Layanan kekarantinaan kesehatan di KKP

8 Layanan 1,204,393,000 1,130,827,297 93.89

b. Layanan kekarantinaan kesehatan untuk penerbitan SSCC/SSCEC

30 Layanan 14,400,000 14,400,000 100.00

c. Layanan kekarantinaan kesehatan dalam rangka penerbitan COP (certificate of pratique)

35 Layanan 19,250,000 18,801,000 97.67

d. Layanan kekarantinaan kesehatan di pelabuhan penyebrangan

30 Layanan 16,830,000 16,430,000 97.62

e. Layanan kekarantinaan kesehatan di Bandar udara

50 Layanan 28,050,000 27,754,000 98.94

f. Layanan kekarantinaan kesehatan dalam rangka penerbitan PHQC (porth health quarantine certificate)

150 Layanan 56,100,000 56,100,000 100.00

certificate)

g. Layanan kekarantinaan pengawasan tindakan penyehatan alat angkut

10 Layanan 1,820,000 1,500,000 82.42

Page 106: Ternate , Januari 20 20

99

h. Layanan pemeriksaan P3K kapal 100 Layanan 15,500,000 13,100,000 84.52

i. Layanan kegawatdaruratan dan rujukan

5 Layanan 4,375,000 - -

3 Layanan capaian eliminasi malaria 2 Layanan 78,750,000 59,450,000 75.49 a. Layanan pelaksanaan 2 Layanan 78,750,000 59,450,000 75.49 a. Layanan pelaksanaan

pengendalian malaria di pelabuhan/bandara/PLBD

2 Layanan 78,750,000 59,450,000 75.49

4 Layanan pengendalian vector dan binatang pembawa penyakit

420 Layanan 450,850,000 425,786,445 94.44

a. Layanan pengendalian vector dan binatang pembawa penyakit di pelabuhan/bandara/PLBD

1 Layanan 242,017,000 233,371,645 96.43

b. Layanan pengendalian vector DBD

50 Layanan 42,750,000 30,895,000 72.27

c. Layanan survey vector pes 24 Layanan 49,728,000 46,649,800 93.81

d. Layanan pengendalian vector diare

30 Layanan 12,810,000 12,410,000 96.88

e. Layanan pengendalian vector malaria

5 Layanan 6,135,000 5,950,000 96.98

f. Layanan survey vector DBD 250 Layanan 41,250,000 40,350,000 97.82

g. Layanan survey vector diare 30 Layanan 9,450,000 9,450,000 100.00

h. Layanan survey vector malaria 30 Layanan 46,710,000 46,710,000 100.00

5 Layanan pencegahan dan pengendalian penyakit HIV/AIDS

4 Layanan 82,480,000 80,502,600 97.60

a. Deteksi dini HIV/AIDS 1 Layanan 74,305,000 72,565,000 97.66 a. Deteksi dini HIV/AIDS 1 Layanan 74,305,000 72,565,000 97.66

b. Deteksi dini HIV/AIDS (SBK) 3 Layanan 8,175,000 7,937,600 97.10

6 Layanan pengendalian penyakit TBC 9 Layanan 80,000,000 77,012,700 96.27

a. Layanan deteksi dini terduga TBC (UPT/KKP)

1 Layanan 43,560,000 41,840,000 96.05

b. Layanan deteksi dini terduga TBC wilayah kerja KKP

8 Layanan 36,440,000 35,172,700 96.52

7 Layanan sarana dan prasarana internal

1 Layanan 132,001,000 131,732,500 99.80

8 Layanan dukungan manajemen 1 Layanan 1,049,695,000 981,105,000 93.47 8 Layanan dukungan manajemen satker

1 Layanan 1,049,695,000 981,105,000 93.47

9 Layanan perkantoran 1 Layanan 7,815,566,000 7,472,922,303 95.62

Total 860 11,099,589,000 10,552,787,845 95.07

Page 107: Ternate , Januari 20 20

100

Tabel 3.7Realisasi Anggaran dan Pencapaian Kegiatan (Tupoksi)

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate Tahun 2019

No Output Satuan Keluaran JumlahTarg

etRealisa

si% Anggaran Realisasi %

1 Layanan kewaspadaan dini Layanan 4 4 100 49,529,000 45,364,000 91.61 Layanan kewaspadaan dini penyakit berpotensi KLB

Layanan 4 4 100 49,529,000 45,364,000 91.6

c. Layanan kewaspadaan dini penyakit berpotensi KLB di KKP

Layanan 1 1 100 43,424,000 39,274,000 90.4

d. Layanan kesehatan pada situasi khusus

Layanan 3 3 100 6,105,000 6,090,000 99.8

2 Layanan kekarantinaan kesehatan Layanan 418 418 100 1,360,718,000 1,278,912,297 94.0

j. Layanan kekarantinaan kesehatan di KKP

Layanan 8 8 100 1,204,393,000 1,130,827,297 93.9

k. Layanan kekarantinaan kesehatan untuk penerbitan

Layanan 30 30 100 14,400,000 14,400,000 100.0kesehatan untuk penerbitan

SSCC/SSCEC

l. Layanan kekarantinaan kesehatan dalam rangka penerbitan COP (certificate of pratique)

Layanan 35 35 100 19,250,000 18,801,000 97.7

m. Layanan kekarantinaan kesehatan di pelabuhan penyebrangan

Layanan 30 30 100 16,830,000 16,430,000 97.6

n. Layanan kekarantinaan kesehatan di Bandar udara

Layanan 50 50 100 28,050,000 27,754,000 98.9

o. Layanan kekarantinaan kesehatan dalam rangka

Layanan 150 150 100 56,100,000 56,100,000 100.0kesehatan dalam rangka

penerbitan PHQC (porth health quarantine certificate)

0

p. Layanan kekarantinaan pengawasan tindakan penyehatan alat angkut

Layanan 10 10 100 1,820,000 1,500,000 82.4

q. Layanan pemeriksaan P3K kapal

Layanan 100 100 100 15,500,000 13,100,000 84.5

r. Layanan kegawatdaruratan dan rujukan

Layanan 5 5 100 4,375,000 - 0.0

3 Layanan capaian eliminasi malaria Layanan 2 2 100 78,750,000 59,450,000 75.5

b. Layanan pelaksanaan Layanan 2 2 100 78,750,000 59,450,000 75.5b. Layanan pelaksanaan pengendalian malaria di pelabuhan/bandara/PLBD

Layanan 2 2 100 78,750,000 59,450,000 75.5

4 Layanan pengendalian vector dan binatang pembawa penyakit

Layanan 420 420 100 450,850,000 425,786,445 94.4

Page 108: Ternate , Januari 20 20

101

i. Layanan pengendalian vector dan binatang pembawa penyakit di pelabuhan/bandara/PLBD

Layanan 1 1 100 242,017,000 233,371,645 96.4

j. Layanan pengendalian vector DBD

Layanan 50 50 100 42,750,000 30,895,000 72.3

k. Layanan survey vector pes Layanan 24 24 100 49,728,000 46,649,800 93.8

l. Layanan pengendalian vector diare

Layanan 30 30 100 12,810,000 12,410,000 96.9

m. Layanan pengendalian vector malaria

Layanan 5 5 100 6,135,000 5,950,000 97.0

n. Layanan survey vector DBD Layanan 250 250 100 41,250,000 40,350,000 97.8

o. Layanan survey vector diare Layanan 30 30 100 9,450,000 9,450,000 100.0

p. Layanan survey vector malaria Layanan 30 30 100 46,710,000 46,710,000 100.0

5 Layanan pencegahan dan Layanan 4 4 100 82,480,000 80,502,600 97.65 Layanan pencegahan dan pengendalian penyakit HIV/AIDS

Layanan 4 4 100 82,480,000 80,502,600 97.6

c. Deteksi dini HIV/AIDS Layanan 1 1 100 74,305,000 72,565,000 97.7

d. Deteksi dini HIV/AIDS (SBK) Layanan 3 3 100 8,175,000 7,937,600 97.1

6 Layanan pengendalian penyakit TBC

Layanan 9 9 100 80,000,000 77,012,700 96.3

c. Layanan deteksi dini terduga TBC (UPT/KKP)

Layanan 1 1 100 43,560,000 41,840,000 96.1

d. Layanan deteksi dini terduga TBC wilayah kerja KKP

Layanan 8 8 100 36,440,000 35,172,700 96.5

7 Layanan sarana dan prasarana internal

Layanan 1 1 100 132,001,000 131,732,500 99.8internal

8 Layanan dukungan manajemen satker

Layanan 1 1 100 1,049,695,000 981,105,000 93.5

9 Layanan perkantoran Layanan 1 1 100 7,815,566,000 7,472,922,303 95.6Total 860 860 100 11,099,589,000 10,552,787,845 95.1

3. SUMBER DAYA SARANA DAN PRASARANASarana dan prasarana di Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan

Penyehatan Lingkungan dapat dikelompokkan atas peralatan, sarana gedung, dan

prasarana lainnya.

Posisi neraca barang milik negara (BMN) pada Kantor Kesehatan Pelabuhan

Kelas III Ternate per 31 Desember 2019 senilai Rp. 26.732.402.337,- (dua puluh Kelas III Ternate per 31 Desember 2019 senilai Rp. 26.732.402.337,- (dua puluh enam milyar tujuh ratus tiga puluh dua juta empat ratus dua ribu tiga ratus tiga puluh tujuh rupiah). yang terdiri dari tanah, peralatan dan mesin, gedung dan

Page 109: Ternate , Januari 20 20

102

bangunan, jaringan, dan aset tetap lainnya. Terjadi kenaikan nilai aset sebesar

Rp.3.605.961.011,- dari nilai aset tahun 2018 senilai Rp.23.126.441.326. Kenaikan

nilai tersebut terjadi pada komponen gedung serta peralatan dan mesin. Nilai

masing-masing barang pada tahun 2019 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.8Tabel 3.8

Laporan Barang Milik NegaraPer Tanggal 31 Desember 2018

Kode Uraian Jumlah (Rp)

131111 Tanah 6.701.966.360

132111 Peralatan dan mesin 8,322,279,787

133111 Gedung dan bangunan 10,512,906,526

134113 Jaringan 42,000,000

135121 Aset tetap lainnya 14,100,800

Jumlah 26,732,402,337

Page 110: Ternate , Januari 20 20

103

BAB IVKESIMPULAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kantor Kesehatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kantor Kesehatan

Pelabuhan Kelas III Ternate Tahun 2019 merupakan perwujudan pertanggungjawaban

pelaksanaan tugas dan fungsi, kebijakan program, dan kegiatan Kantor Kesehatan

Pelabuhan Kelas III Ternate.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III

Ternate sudah dapat mereali sasikan target Indikator Kinerja Tahun 201 9, adapun

persentase capaian kinerja yang diperoleh sebesar 83,33%. Capaian kinerja Kantor

Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate , dari 12 indikator kinerja yang ditetapkan,

sebanyak 10 indikator telah mencapai target yang ditetapkan dan sebanyak 2 indikator sebanyak 10 indikator telah mencapai target yang ditetapkan dan sebanyak 2 indikator

yang tidak mencapai target yaitu jumlah alat angkut sesuai dengan standar

kekarantinaan kesehatan dan Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD yang memenuhi

syarat-syarat sanitasi.

Capaian kinerja yang telah dicapai tahun 2019 sebagai bahan untuk

melanjutkan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah dicanangkan pada periode

2020-2024 dan sekaligus menjadi parameter agar kegiatan-kegiatan di masa

mendatang dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien. Sedangkan segala

kekurangan dan hal-hal yang menghambat tercapainya target dan rencana kegiatan kekurangan dan hal-hal yang menghambat tercapainya target dan rencana kegiatan

diharapkan dapat dicari solusi serta diselesaikan dengan mengedepankan

profesionalisme dan kebersamaan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate.

Page 111: Ternate , Januari 20 20

104

Page 112: Ternate , Januari 20 20

RENCANA KERJA TAHUNAN

Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Kesehatan RI

Unit Organisasi : KKP Kelas III Ternate

Program : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Sasaran Program yang didukung : 1. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi,

peningkatan surveilans dan karantina

kesehatan.2. Meningkatnya pencegahan dan pengendalian

penyakit Tular Vektor dan Zoonotik.

3. Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular langsung

4. Menurunnya angka kesakitan dan angka

kematian serta meningkatnya pencegahan

dan pengendalian penyakit tidak menular.5. Meningkatnya DukunganManajemen dan

PelaksanaanTugas Teknis Lainnya

PadaProgram Pencegahan danPengendalian Penyakit

Kegiatan : 1. Surveilans dan Karantina Kesehatan

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik

2. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Menular Langsung3. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Tidak Menular

4. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Page 113: Ternate , Januari 20 20

2

Sasaran Kegiatan (output) dan pendanaan

No Sasaran Kegiatan (output) Indikator Kinerja Kegiatan Target Tahun 2019 Alokasi 2019

1 Layanan Kewaspadaan dini penyakit berpotensi KLB

Jumlah Layanan Kewaspadaan dini penyakit berpotensi KLB

4 Layanan 49.529.000

2 Layanan kekarantinaan Kesehatan Jumlah Layanan kekarantinaan Kesehatan

418 Layanan 1,360.718,000

3 Layanan capaian eliminasi malaria Jumlah Kabupaten/Kota eliminasi malaria

2 Layanan 78.750,000

4 Layanan pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit

Jumlah Layanan pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit

420 Layanan 450.850,000

5 Layanan pencegahan dan pengendalian penyakit HIV AIDS

Jumlah Layanan pencegahan dan pengendalian penyakit HIV AIDS

4 Layanan 82,480,000

6 Layanan pengendalian penyakit TB Jumlah Layanan pengendalian penyakit TB

9 Layanan 80,000,000

7 Layanan sarana dan prasarana internal

Jumlah Layanan sarana dan prasarana internal

1 Layanan 132.001.000

8 Layanan Dukungan Manajemen Satker

Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Satker

1 Layanan 1.049.695.000

9 Layanan Perkantoran Jumlah layanan perkantoran 1 Layanan 1.815.566.000

Rincian KegiatanPerhitungan Pendanaan (Tahun berjalan dan Prakiraan Maju)

No Output/Komponen

Tahun 2019 Prakiraan Maju

Volume Satuan Biaya Alokasi Volume Alokasi (juta)

2020 2021 2022 2020 2021 20221 Layanan

Kewaspadaan dini penyakit berpotensi

4 Layanan 49.529,000 1 1 1 261.021.000 287.123.000 315.835.000

berpotensi KLB

2 Layanan kekarantinaan Kesehatan

418 Layanan 1,360.718,000 537 537 537 574.827.000 632.310.000 695.540.000

3 Layanan capaian eliminasi malaria

2 Layanan 78.750,000 2 2 2 80.000.000 90.000.000 90.000.000

4 Layanan pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit

420 Layanan 450.850,000 299 299 299 266.547.000 293.201.000 322.521.000

5 Layanan pencegahan dan pengendalian penyakit HIV AIDS

4 Layanan 82,480,000 5 5 5 15.125.000 30.250.000 30.250.000

6 Layanan pengendalian penyakit TB

9 Layanan 80,000,000 10 10 10 45.550.000 91.100.000 91.100.000

7 Layanan Sarana dan prasarana internal

1 Layanan 132.001.000 1 1 1 4.953.790.000 5.449.169.000 3.997.999.000

8 Layanan Dukungan Manajemen

1 Layanan 1.049.695.000 1 1 1 1.149.695.000 1.264.665.000 1.391.130.000

9 Layanan perkantoran

1 Layanan 1.815.566.000 1 1 1 8.006.769.000 8.807.446.000 8.807.446.000

Page 114: Ternate , Januari 20 20

3

Sumber Pendanaan

No Output/Komponen

Alokasi (jutaLokasi

Rupiah Murni PNBP PHLN Jumlah1 Layanan Kewaspadaan dini penyakit

berpotensi KLB49.529.000 0 0 49.529.000

Jejaring surveilans dan kemitraan pintu masuk negara dan wilayah

35.724.000 0

0 35.724.000

Induk

Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan penyakit menular berbahaya di pintu masuk Negara

7.700.000 0

0 7.700.000

Wilker & Induk

Layanan kesehatan pada situasi khusus 6.105.000 0 0 6.105.000 Wilker & Induk2 Layanan kekarantinaan Kesehatan 842.851.000 517.867.000 0 1.360.718.000

Persiapan penyusunan Rencana Kontijensi Penanggulangan KKM

53.702.000 0 0 53.702.000 Wilker & Induk

Penyusunan Rencana Kontijensi Penanggulangan KKM

53.127.000 0 0 53.127.000 Wilker & Induk

Pelaksanaan surveilans KKM terintegrasi antara pintu masuk dan wilayah

13.232.000 0 0 13.232.000 Wilker & Induk

Sistem pelapalat angkutoran dan penerbitan dokumen melalui Simkespel

93.005.000 47.588.000 0 140.593.000 Wilker & Induk

Pelatihan bagi petugas KKP 124.448.000 0 0 124.448.000 Wilker & IndukPengawasan lalu lintas orang, barang 0 96.950.000 0 96.950.000 Wilker & Induk

Pengawasan dan pengendalian factor risiko lingkungan

19.700.000 82.820.000 0 102.520.000 Wilker & Induk

Advokasi dan sosialisasi pelaksanaan kekarantinaan di pelabuhan, bandara udara, PLBDN dan wilayah

69.165.000 0 0 69.165.000 Wilker & Induk

Koordinasi program karantina kesehatan di pelabuhan, bandara udara, PLBDN dan wilayah

198.023.000 0 0 198.023.000 Wilker & Induk

Pelayanan kesehatan 0 134.184.000 0 134.184.000 Wilker & IndukPelayanan kesehatan 0 134.184.000 0 134.184.000 Wilker & Induk

Bimtek ke wilayah kerja 45.340.000 0 0 45.340.000 Wilker & IndukPenggandaan peraturan dan bahan pendukung dokumen kekarantinaan

5.750.000 0 0 5.750.000 Wilker & Induk

Pengadaan bahan kesehatan kekarantinaan kesehatan

167.359.000 0 0 167.359.000 Wilker & Induk

Layanan kekarantinaan kesehatan untuk penerbitan SSCC/SSCEC

0 14.400.000 0 14.400.000 Wilker & Induk

Layanan kekarantinaan kesehatan dalam rangka penerbitan COP

0 19.250.000 0 19.250.000 Wilker & Induk

Layanan kekarantinaan kesehatan di pelabuhan penyebrangan

0 16.830.000 0 16.830.000 Wilker & Induk

Layanan kekarantinaan kesehatan di Bandar udara

0 28.050.000 0 28.050.000 Wilker & Induk

Layanan kekarantinaan kesehatan dalam rangka penerbitan PHQC

0 56.100.000 0 56.100.000 Wilker & Induk

Layanan kekarantinaan pengawasan tindakan penyehatan alat angkut

0 1.820.000 0 1.820.000 Wilker & Induk

Layanan pemeriksaan P3K kapal 0 15.500.000 0 15.500.000 Wilker & Induk

Layanan kegawatdaruratan dan rujukan 0 4.375.000 0 4.375.000 Wilker & Induk

3 Layanan capaian eliminasi malaria 78.750.000 0 0 78.750.000

Surveilans Migrasi di Pelabuhan dan bandara, termasuk Malaria Cross Border

78.750.000 0 0 78.750.000 Wilker & Induk

4 Layanan pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit

450.850.000 0

0

450.850.000

Monitoring Resistensi/Efikasi 2 Jenis Bahan Aktif Insektisida

8.001.000 0 0 8.001.000 Wilker & Induk

Sarana dan Prasana Pengendalian Vektor dan BPP seperti : Mesin Fog, Spaycan, Insektisida Parangkap Tikus,

93.160.000 0 0 93.160.000 Wilker & Induk

Page 115: Ternate , Januari 20 20

4

Entomologi Kit dll)

Koordinasi , Advokasi dan Sosialisasi Pengendalian Vektor dan BPP di KKP

140.856.000 0 0 140.856.000 Wilker & Induk

Layanan pengendalian vektor DBD 42.750.000 0 0 42.750.000 Wilker & Induk

Layanan survey vector pes 49.728.000 0 0 49.728.000

Layanan pengendalian vektor diare 12.810.000 0 0 12.810.000 Wilker & IndukLayanan pengendalian vektor diare 12.810.000 0 0 12.810.000 Wilker & Induk

Layanan pengendalian vektor malaria 6.135.000 0 0 6.135.000 Wilker & Induk

Layanan survey vector DBD 4.4500.000 0 0 4.500.000 Wilker & IndukLayanan survey vector diare 9.450.000 0 0 9.450.000 Wilker & Induk

Layanan survey vector malaria 46.710.000 0 0 46.710.000 Wilker & Induk

5 Layanan pencegahan dan pengendalian penyakit HIV AIDS

72.575.000 9.905.000 0 82.480.000 Wilker & Induk

Pelaksanaan Mobile VCT (KKP) 64.400.000 9.905.000 0 74.305.000 Wilker & IndukDeteksi dini HIV/AIDS 8.175.000 0 0 8.175.000 Wilker & Induk

6 Layanan pengendalian penyakit TB 47.000.000 33.000.000 0 80,000,000

Pelaksanaan Deteksi Dini Terduga TB 10.560.000 33.000.000 0 43,990,000 Wilker & Induk

Layanan Deteksi Dini Terduga TB C wilayah kerja KKP

36.440.000 0 0 26,010,000 Wilker & Indukwilayah kerja KKP

7 Layanan Sarana dan Prasarana Satker 132.001.000 0 0 132.001.000

Pengadaan perangkat pengolah data dan komunikasi

91.701.000 0 0 91.701.000 Wilker dan Induk

Pengadaan peralatan fasilitas perkantoran

40.300.000 0 0 40.300.000 Wilker dan Induk

8 Layanan Dukungan Manajemen Satker 1.049.695.000 0 0 1.049.695.000

Penyusunan Rencana Program dan penyusunan rencana anggaran

155.122.000 0 0 155.122.000 Induk

Pelaksanaan pemantauan dan informasi 276.651.000 0 0 276.651.000 Wilker dan Induk

Pengelolaan keuangan dan perbendaharaan

211.564.000 0 0 211.564.000 Induk

Pengelolaan kepegawaian 96.916.000 0 0 96.916.000 Induk

Pelayanan umum, pelayanan rumah tangga dan perlengkapan

309.442.000 0 0 309.442.000 Wilker dan Induk

9 Layanan perkantoran 0 0 7,262,243,000

Ternate, Oktober 2018Kepala KantorKepal

Dr. AuliantoNIP. 196910152001121001

9 Layanan perkantoran7,262,243,000

0 0 7,262,243,000

Gaji dan Tunjangan 5.990.292.000 0 0 5.990.292.000 Wilker & Induk

Operasional dan Pemeliharaan Kantor 1.825.274.000 0 0 1.825.274.000 Wilker & Induk

NIP. 196910152001121001

Page 116: Ternate , Januari 20 20

5

PENETAPAN KINERJA TAHUNANKANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS III TERNATE TAHUN 2019

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

1 Kabupaten/kota yang melakukan pemantauan kasus penyakit berpotensi kejadian luar biasa (KLB) dan melakukan respon penanggulangan terhadap sinyal KLB untuk mencegah terjadinya KLB

1. Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan

18.500 Sertifikat

2. Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan KKP

100%

3. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit

7.800 Sertifikat

4. Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus 15 Layanan

5. Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

4 Pelabuhan/Bandara

6. Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan

2.570 Sertifikat

7. Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi

4 Pelabuhan/Bandara

2 Meningkatnya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik

8. Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area

4 Pelabuhan/Bandara

3 Menurunnya Penyakit Menular Langsung

9. Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung

5.000 Orang

4 Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

10. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya

40 Dokumen

11. Jumlah peningkatan kapasitasSDM bidang P2P 20 Jenis

12. Jumlah pengadaan sarana prasarana 32 Unit

Page 117: Ternate , Januari 20 20

6

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS III TERNATE

TAHUN 2019

NO OUTPUT RKAKL TARGET ANGGARAN

(1) (2) (3) (4)1 Layanan kewaspadaan dini penyakit berpotensi

KLB

a. Layanan kewaspadaan dini penyakit

berpotensi KLB di KKP

b. Layanan kesehatan pada situasi khusus

4 Layanan

1 Layanan

3 Layanan

Rp.49.529.000

Rp.43.424.000

Rp.6.105.000

2 Layanan kekarantinaan kesehatan

a. Layanan kekarantinaan kesehatan di KKP

b. Layanan kekarantinaan kesehatan untuk

penerbitan SSCC/SSCEC

c. Layanan kekarantinaan kesehatan dalam

rangka penerbitan COP (certificate of

pratique)

d. Layanan kekarantinaan kesehatan di

418 Layanan

8 Layanan

30 Layanan

35 Layanan

30 Layanan

Rp.1.360.718.000

Rp.1.204.393.000

Rp.14.400.000

Rp.19.250.000

Rp.16.830.000

pelabuhan penyebrangan

e. Layanan kekarantinaan kesehatan di

Bandar udara

f. Layanan kekarantinaan kesehatan dalam

rangka penerbitan PHQC (porth health

quarantine certificate)

g. Layanan kekarantinaan pengawasan

tindakan penyehatan alat angkut

h. Layanan pemeriksaan P3K kapal

i. Layanan kegawatdaruratan dan rujukan

50 Layanan

150 Layanan

10 Layanan

100 Layanan

5 Layanan

Rp.28.050.000

Rp.56.100.000

Rp.1.820.000

Rp.15.500.000

Rp.4.375.000

3 Layanan capaian eliminasi malaria

a. Layanan pelaksanaan pengendalian

malaria di pelabuhan/bandara/PLBD

2 Layanan

2 Layanan

Rp.78.750.000

Rp.78.750.000

4 Layanan pengendalian vector dan binatang

pembawa penyakit

a. Layanan pengendalian vector dan

binatang pembawa penyakit di

420 Layanan

1 Layanan

Rp.450.850.000

Rp.242.017.000

Page 118: Ternate , Januari 20 20

7

pelabuhan/bandara/PLBD

b. Layanan pengendalian vector DBD

c. Layanan survey vector pes

d. Layanan pengendalian vector diare

e. Layanan pengendalian vector malaria

50 Layanan24 Layanan

30 Layanan

5 Layanan

Rp.42.750.000Rp.49.728.000

Rp.12.810.000

Rp.6.135.000e. Layanan pengendalian vector malaria

f. Layanan survey vector DBD

g. Layanan survey vector diare

h. Layanan survey vector malaria

250 Layanan

30 Layanan

30 Layanan

Rp.41.250.000

Rp.9.450.000

Rp.46.710.000

5 Layanan pencegahan dan pengendalian

penyakit HIV/AIDS

a. Deteksi dini HIV/AIDS

b. Deteksi dini HIV/AIDS (SBK)

4 Layanan

1 Layanan

3 Layanan

Rp.82.480.000

Rp.74.305.000

Rp.8.175.000

6 Layanan pengendalian penyakit TBC

a. Layanan deteksi dini terduga TBC 9 Layanan1 Layanan

Rp.80.000.000Rp.43.560.000a. Layanan deteksi dini terduga TBC

(UPT/KKP)

b. Layanan deteksi dini terduga TBC

wilayah kerja KKP

1 Layanan

8 Layanan

Rp.43.560.000

Rp.36.440.000

7 Layanan sarana dan prasarana internal 1 Layanan Rp.132.001.000

8 Layanan dukungan manajemen satker 1 Layanan Rp.1.049.695.000

9 Layanan perkantoran 1 Layanan Rp.7.815.566.000

Total Rp.11.099.589.000

No Kegiatan Anggaran1. Surveilans dan Karantina Kesehatan 1.410.247.0001. Surveilans dan Karantina Kesehatan 1.410.247.0002. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik 529.600.000

3. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung 162.480.000

4. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

8.997.262.000

Total11.099.589.000

Ternate, Oktober 2018Kepala Kantor

Dr. AuliantoNIP. 196910152001121001

Page 119: Ternate , Januari 20 20

MATRIKS PERHITUNGAN KINERJAKANTOR KESEHATAN PELABU HAN KELAS III TERNATE TAHUN 2019

No Indikator Rumus Perhitungan Target Capaian % Capaian Kinerja Ket

1 Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan

Akumulasi jumlah hasil sertifikat PHQC, SSCEC dalam satu tahun 18.500 17.330 93.68 Tidak Mencapai

Target

2 Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan KKP

Jumlah sinyal SKD KLB di pelabuhan/bandara yang direspon kurang dari 24 jam dibagi jumlah SKD KLB dikali 100% 100% 100% 100 Mencapai Target

3 Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit

Akumulasi jumlah sertifikat COP, Gendec dan hasil pemeriksaan surveilans rutin di klinik layanan lainnya dalam satu tahun

7.800 8.678 111.26 Mencapai Target

4 Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus

Akumulasi jumlah posko yang melakukan pelayanan kesehatan pada saat lebaran, natal, tahun baru dan lainnya dalam satu tahun

15 24 160 Mencapai Target

5 Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan

Jumlah pelabuhan/bandar udara/PLBD yang memiliki kebijakan kesiapsiagaan berupa mempunyai kebijakan kesiapsiagaan

dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

memiliki kebijakan kesiapsiagaan berupa dokumen rencana kontijensi penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

4 4 100 Mencapai Target

6 Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan

Akumulasi jumlah sertifikat izin laik terbang, sertifikat izin angkut orang sakit, sertifikat izin angkut jenazah, jumlah penerbitan/legalisasi ICV dalam satu tahun

2.570 2.774 107.94 Mencapai Target

7 Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi

Akumulasi jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai TPM memenuhi syarat layak/laik hygiene, tempat penyediaan air bersih memenuhi syarat kesehatan

4 2 50 Tidak Mencapai Target

8 Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area

Akumulasi jumlah pelabuhan/bandara/PLBD dengan nilai indeks pinjal ≤ 1, HI perimeter = 0, HI buffer < 1, tidak ditemukan larva anopheles, kepadatan kecoa rendah dan kepadatan lalat < 6 dalam satu tahun

4 5 125 Mencapai Target

Page 120: Ternate , Januari 20 20

2

9 Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung

Akumulasi jumlah orang yang melaksanan skrining penyakit menular meliputi penyakit TB, HIV/AIDS dan lainnya dalam satu tahun 5000 5295 105.90 Mencapai Target

10 Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya

Akumulasi jumlah dokumen sebanyak 40 dokumen terdiri dari RKAKL/DIPA (awal dan revisi) 2 dok, Laptah 1 dok, Laporan Keuangan 2 dok, Laporan BMN 2 dok, Lakip 1 dok, Profil 1 dok, Proposal PNBP 1 dok, dokumen kepegawaian 2 dok (kontrak dan penilaian), e monev DJA 12 dok, e monev Bappenas 4 dok, LEB 12 dok

40 40 100 Mencapai Target

11 Jumlah pengadaan sarana prasarana Akumulasi jumlah pengadaan tanah, gedung, alat kesehatan, fasilitas penunjang perkantoran, kendaraan dalam satu tahun

32 32 100 Mencapai Targetkendaraan dalam satu tahun

12 Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P

Akumulasi jumlah jenis peningkatan kapasitas bidang P2P yang diikuti oleh SDM B/BTKLPP dalam kurun waktu satu tahun 20 21 105 Mencapai Target

83.33

Kepala Kantor

dr. AuliantoNIP. 196910152001121001

Page 121: Ternate , Januari 20 20

TIM PENYUSUN

Penanggung Jawab : Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate

Ketua : Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Anggota : Kepala Seksi PK dan SE

Kepala Seksi PRL dan KLW

Dwi Ranti Kurniati, S.K.M

Dasri Saleh, A.Md.Kep

Junita Sadek, A.Md.Kep

Wahyudi S.

Kontributor : Hadijah Abbas, S.K.M., MPH, Masaruddin, S.K.M, M.Epid, dr.

Nurhidayati Suparno, dr. Amelia, Iskandar Taran, S.K.M; Isra Armal Fayaupon, S.K.M;

Aprianda A. Rahman, A.Md.Kep; La Hadi; Harsoyo Sauri; Fadila Pora, S.K.M; Bahtiar

Robo, S.ST, Sudewo, S.K.M, Fahj ur Muksin; Haryanto Umalekhoa, Amd.KL; Hasan

Ahmad, S.ST; Muhammad Aryanto, S.K.M; Hadjidja Teapon; Chlid Tanassy, S.K.M;

Muhajir, A.Md.Kep; Aisa Batjiser, A.Md.Kep; Rusni A Rahman, SE; Reny Abdullatif,

Djakaria Ade, S.K.M., Muhammad Husny, Amd.Kep., Indah Ananda Sari, S.K.M, Kiki

Septiono, S.K.M, Ramsal Payapo, AMKL, Sartika Adref, AMAK, Sahroni Ipa, Amd.Kep,

Salbiyanti Kadir, Amd.Kep.