ternate , januari 20 20
TRANSCRIPT
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Untuk mengetahui pencapaian tujuan dan sasaran strategis
beserta indikatornya, yang disusun dalam rencana aksi tahunan
(RAK) setiap tahunnya, maka setiap instansi penyelenggara (RAK) setiap tahunnya, maka setiap instansi penyelenggara
pemerintahan dituntut untuk membuat Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ).
LAKIP tersebut merupakan salah satu amanat rakyat yang dibebankan kepada
instansi pemerintah untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas pokok dan
fungsinya. Pertanggung jawaban ini meliputi seluruh pertanggung jawaban terhadap
pengelolaan sumber daya yang menjadi kewenangan instansi terkait.
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas III Ternate sebagai salah satu
satuan kerja dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit yang
merupakan salah satu unit utama dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, merupakan salah satu unit utama dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
juga memiliki kewajiban untuk menyusun dan melaporkan pertanggung jawaban
kinerja kepada Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, stakeholder lainnya.
Laporan akuntabilitas ini disusun berdasarkan pencapaian yang diperoleh
bersama oleh seluruh Seksi yang berada di dalam Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas
III Ternate . Untuk itu disampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan laporan ini.
Laporan ini juga diharapkan dapat berguna bagi seluruh pihak khususnya bagi
satuan kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan dalam mempertanggung jawabkan satuan kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan dalam mempertanggung jawabkan
akuntabilitas dan kinerja pencapaian sasaran, dan sebagai acuan dalam penyusunan
dan pelaksanaan kegiatan selanjutnya. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah ini tentunya masih membutuhkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun untuk penyempurnaan lebih lanjut.
Ternate , Januari 2020Kepala Kantor
Kepal
dr. A u l i a n t oNIP. 196910152001121001
iv
v
RINGKASAN EKSEKUTIF
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
Tahun 2015-2019, dan sebagai penerima amanah dari Direktorat Jenderal
Pencegahan dan Pengndalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, maka Laporan
Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate Tahun 2019 ini disajikan untuk
melihat capaian kinerja selama tahun 2019.
Bagi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate, laporan akuntabilitas
kinerja memiliki dua fungsi utama. Pertama, merupakan sarana untuk menyampaikan
pertanggungjawaban kinerja Kepada Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit, dan seluruh pemangku kepentingan baik yang terkait langsung
maupun tidak langsung. Kedua, merupakan sumber informasi untuk perbaikan dan
peningkatan kinerja secara berkelanjutan. Adanya dua fungsi utama ini memperjelas
bahwa informasi yang tertuang dalam LAPKIN 2019 harus dapat memenuhi kebutuhan
pengguna internal dan eksternal.
Laporan Kinerja ini secara garis besar berisikan informasi rencana kinerja dan
capaian kinerja yang telah dicapai selama tahun 2019. Perjanjian kinerja 2019 dan
penetapan kinerja 2019 merupakan kinerja yang ingin dicapai selama tahun 2019 yang
sepenuhnya mengacu pada Rencana Aksi Kegiatan yang telah disajikan dalam
Indikator Kinerja dan Penetapan Kinerja tahun 2019.
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate memiliki 12 indikator kinerja,
dari jumlah tersebut terdapat 10 indikator telah mencapai target yang ditetapkan, dan
terdapat 2 indikator yang tidak mencapai target yang ditetapkan yaitu indikator jumlah
alat angkut sesuai dengan stándar kekarantinaan kesehatan dan jumlah
pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi. Adapun persentase
capaian kinerja sebesar 83,33%.
Dukungan dana dalam pelaksanaan kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas III Ternate tahun 2019 bersumber dari APBN, dengan total anggaran sebesar
Rp.11.099.589.000-. (sebelas milyar sembilan puluh sembilan juta lima ratus delapan
puluh sembilan ribu rupiah), sedangkan realisasi penggunaan anggaran sebesar puluh sembilan ribu rupiah), sedangkan realisasi penggunaan anggaran sebesar
Rp.10.552.787.854,- (sepuluh milyar lima ratus lima puluh dua juta tujuh ratus delapan
puluh tujuh ribu delapan ratus lima puluh empat rupiah) atau sebesar 95,07%.
vi
vii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ………………………………………………….. iiiKATA PENGANTAR ………………………………………………….. iiiRINGKASAN EKSEKUTIF .…………………………………………… ivDAFTAR ISI …………………………………………………………… vii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………….. 1 A. LATAR BELAKANG .....………………………………… 1B. MAKSUD DAN TUJUAN .……………………………… 3C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI .……………………… 4D. STRUKTUR ORGANISASI .……………………………. 5E. SISTIMATIKA .………………………………………… . 8
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA................ 9A. PERENCANAAN KINERJA ..………………………...... 9B. PERJANJIAN KINERJA ….. ………………………….. 22
BAB III AKUNTABILITAS KI NERJA 2018 .......………………..… 25A. PENGUKURAN KINERJA .……………………...…… 25B. ANALISIS PENCAPAIAN KINERJA ............................ 28C. SUMBER DAYA ………………………………………… 96
BAB IV KESIMPULAN ………………………………………………… 103BAB IV KESIMPULAN ………………………………………………… 103
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
A. LATAR BELAKANGPembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan
kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan,
pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat
dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, lanjut
usia, dan keluarga miskin.
Pembangunan kesehatan merupakan cermin indikator utama keberhasilan
pembangunan Bangsa Indonesia, hal ini mengingat Human Development Index pembangunan Bangsa Indonesia, hal ini mengingat Human Development Index
(HDI), Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM), serta Indeks Kemiskinan Manusia
(IKM) sangat dipengaruhi oleh keberhasilan pembangunan kesehatan. Bahkan
dalam skala global, pentingnya kesehatan masyarakat juga telah diangkat sebagai
faktor utama dalam memenuhi hak dasar manusia di dunia serta menjadi target
utama dalam menjamin terwujudnya kesejahteraan, pembangunan masyarakat dan
bangsa sebagaimana termuat dalam deklarasi Millenium Development Goals
(MDGs).
Dengan telah ditetapkannya RPJMN 2015-2019 maka Kementerian
Kesehatan menyusun Renstra Tahun 2015 -2019. Pembangunan kesehatan pada Kesehatan menyusun Renstra Tahun 2015 -2019. Pembangunan kesehatan pada
periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran
meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui melalui upaya
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan
finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan. Untuk melaksanakan program dan
kegiatan pembangunan kesehatan tersebut maka masing-masing unit utama
(eselon I) menyusun Rencana Aksi Program, dan masing-masing eselon II dan
atau Satuan Kerja menyusun Rencana Aksi Kegiatan sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya.
Dalam rangka melaksanakan amanat Instruksi Presiden Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta
PermenPAN dan RB No 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan
2
Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka setiap
Tahun Anggaran berakhir, pimpinan Instansi Pemerintah berkewajiban untuk
menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK) atas pelaksanaan kegiatan selama
1 (satu) tahun, baik keberhasilan maupun kegagalan. LAK tesebut merupakan
bagian dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
SAKIP merupakan sebuah sistem dengan pendekatan manajemen berbasis
kinerja (Performance-base Management) untuk penyediaan informasi kinerja guna
pengelolaan kinerja. Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan
yang lebih berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, serta
sebagai wujud pertanggungjawaban instansi pemerintahan yang baik, maka perlu
disusun Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK) tahunan yang berisi
pertanggungjawaban kinerja dalam mencapai tujuan / sasaran strategis instansi.
Sehingga setiap instansi secara periodik wajib mengkomunikasikan pencapaian
tujuan dan sasaran strategis organisasi kepada stakeholders dan unit tertinggi
diatasnya dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP).
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate sebagai Unit Pelaksana
Teknis Kementerian Kesehatan, diberikan kewenangan mengelola anggaran Teknis Kementerian Kesehatan, diberikan kewenangan mengelola anggaran
sendiri, yang berada serta bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian penyakit Kementerian Kesehatan RI dan wajib
melaksanakan amanah pembuatan LAKIP tersebut, untuk memberikan gambaran
pencapaian secara menyeluruh tentang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate , dan juga merupakan bentuk
pertanggungjawaban serta akses informasi bagi masyarakat.
KKP Kelas III Ternate mempu nyai wilayah kerja yang cukup besar dan
sangat strategis karena perbatasan dengan Negara tetangga seperti Australia,
Philipina, Papua Nugini dan jepang. Demikian juga pintu masuk kapal pelayaran
international (kapal eksport) mengingat banyak pelabuhan-pelabuhan khusus
eksport pertambangan dan perikanan yang tersebar di propinsi Maluku Utara.
Demikian juga kapal-kapal yang melakukan pelayaran dari barat menuju dan/atau
dari Indonesia Timur sebagian besar singgah di Pelabuhan Ahmad Yani Ternate.
Dengan letak geografis yang strategis tersebut, maka KKP Kelas III Ternate
sangat potensial untuk dikembangkan dalam memberikan pelayanan kepada
3
masyarakat, maskapai penerbangan, agen pelayaran maupun pengembangan
dalam upaya pengendalian faktor risiko di wilayah kerjanya.
Penanganan masalah kesehatan di wilayah pelabuhan/ bandara harus
melibatkan instansi-instansi yang berkepentingan (stakeholders) yang berada di
pelabuhan/ bandara dalam suatu jaringan kerja. Kegiatan kemitraan dan jejaring
kerja antara lain, meliputi Pertemuan Jejaring dalam Rangka Kekarantinaan
termasuk dalam mengatasi penyakit yang baru muncul maupun penyakit lama
yang muncul kembali; Pertemuan Jejaring dalam Rangka Surveilans Epidemiologi;
Pertemuan Jejaring dalam Rangka Pengendalian Vektor; dan Pertemuan Jejaring
dalam Rangka Pengendalian Risiko Lingkungan.
Implementasi International Health Regulation (IHR) 2005 merupakan
kesepakatan bersama antara bangsa-bangsa anggota WHO, termasuk Indonesia.
Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit/masalah
kesehatan yang sering disebut sebagai Public Health Emergency of International
Concern (PHEIC).
Meningkatnya teknologi transportasi mengakibatkan makin cepatnya arus
perjalanan orang, barang dan alat angkut, sehingga penjalanan dan penularan
penyakit antar negara dan wilayah semakin cepat, terutama masalah yang
berkaitan dengan kesehatan manusia, seperti New Emerging Disease, seperti
Avian Influenza, SARS, Legionnaires Disease, Nipah Virus, dan Paragoniasis
Pulmonallis. Emerging Disease antara lain HIV/AIDS, dan penyakit menular
lainnya, seperti Dengue Haemorragic Fever, Chikungunya, Cholera,
Salmonellosis, dan Filariasis. Emerging Disease yang berpotensi masuk ke
Indonesia antara lain HIV/AIDS sedangkan Re-emerging disease antara lain : Pes,
TBC, Scrub thypus, Malaria, Anthrax, dan Rabies.
Penyusunan LAKIP berdasarkan sasaran strategis dan indikator-indikator
yang terdapat dalam Rencana Aksi Kegiatan 2015-2019 yang ada serta rencana
kerja tahunan yang dituangkan dalam Rencana Kinerja Tahunan Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate.
B. MAKSUD DAN TUJUANPembuatan Laporan Kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban
secara tertulis, untuk mengetahui pencapaian kegiatan dan realisasi anggaran
tahun 2019, yang harus dipertanggungjawabkan Kantor Kesehatan Pelabuhan
4
Kelas III Ternate kepada Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Kementerian Kesehatan RI.
C. TUGAS POKOK DAN FUNGSIBerdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
356/MENKES/PER/IV/2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan, Tugas Pokok Kantor Kesehatan Pelabuhan adalah melaksanakan
pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans
epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan,
pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA serta pengamanan terhadap
penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi,
kimia, dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas
batas darat negara.
Sedangkan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan adalah :
1. Pelaksanaan kekarantinaan
2. Pelaksanaan pelayanan kesehatan
3. Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara, pelabuhan, dan lintas
batas darat negara
4. Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit baru,
dan penyakit yang muncul kembali
5. Pelaksanaan pengamatan radiasi pengion dan non pengion, biologi dan kimia
6. Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai penyakit
yang berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional dan internasional
7. Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan
Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan, serta kesehatan
matra termasuk penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan penduduk
8. Pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesehatan kerja dilingkungan bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat negara
9. Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat, makanan, kosmetika dan
alat kesehatan serta bahan adiktif (OMKABA) eksport dan mengawasi
persyaratan dokumen kesehatan OMKABA impor
10. Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya
11. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat negara
5
12. Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat negara
13. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat negara
14. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan
surveilans kesehatan pelabuhan
15. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara, pelabuhan, dan lintas
batas darat negara
16. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP.
D. Struktur OrganisasiStruktur organisasi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate,
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor
2348/MENKES/PER/IV/2011 adalah sebagai berikut :
- Kepala Kantor
- Sub bagian Tata Usaha
Sub bagian tata Usaha mempunyai tugas melakukan koordinasi dan
penyusunan program, pengelolaan informasi, evaluasi, laporan, urusan tata
usaha, keuangan, kepegawaian, penyelenggaraan pelatihan, serta
perlengkapan dan rumah tangga.
- Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi
Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi
mempunyaitugas melakukan penyiapan babhan perencanaan, pemantauan,
evaluasi, penyusunan laporan, dan koordinasi pelaksanaan kekarantinaan,
dan surveilans epidemiologi penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit
baru, dan penyakit yang muncul mkembali, pengawasan alat angkut dan
muatannya, lalu lintas OMKABA (Obat, Makanan, Kosmetik, dan Bahan
Aditif), jejaring kerja kemitraan, kajian, seta pengembangan teknologi, dan
pelatihan teknis bidang kekarantinaan, dan surveilans epidemiologi di
wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.
- Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan dan Kesehatan Lintas Wilayah
Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan dan Kesehatan Lintas
Wilayah mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan, perencanaan,
pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan, dan koordinasi pengendalian
6
vektor dan binatang penular penyakit, pembinaan sanitasi lingkungan,
kesehatan terbatas, kesehatan kerja, kesehatan matra, kesehatan haji,
perpindahan penduduk, penanggulangan bencana, vaksinasi internasional,
jejaring kerja, kemitraan, kajian dan pengembangan teknologi serta pelatihan
teknis bidang pengendalian risiko lingkungan dan upaya kesehatan di
wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.
- Instalasi
Instalasi merupakan fasilitas penunjang penyelenggaraan operasional
Kantor Kesehatan Pelabuhan, dan penunjang administrasi.
- Wilayah Kerja
Wilayah kerja KKP merupakan unit kerja fungsional dilingkungan
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara, yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala KKP.
- Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan,
sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Bagan Struktur organisasi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Ternate dapat
dilihat pada gambar di bawah ini :
7
Gambar Bagan Struktur Organisasi
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate
KASUBBAG TU(Syarif Masrib, SKM)
KEPALAKEPALA(dr. Aulianto)
KELOMPOK JABFUNGEpidemiologi Kesehatan/
Kasie Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi
(Lutfi Sidasi, SKM. M.Kes)
Epidemiologi Kesehatan/ Penyidik PPNS
INSTALASI
Kasie Pengendalian Resiko Lingkungan dan Kesehatan
Lintas Wilayah(Sahrudin Sillehu, SKM)
WILAYAH KERJA1. Bandara Babullah1. Bandara Babullah2. Jailolo3. Bacan4. Buli5. Tobelo6. Morotai7. Mangole/Sanana
8
E. Sistematika PenulisanSistematika Laporan Akuntabilitas Kinerja di Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas III Ternate , terdiri dari :
1. Kata Pengantar2. Ikhtisar eksekutif3. Daftar Isi4. BAB I PENDAHULUAN
Pada bagian ini diuraikan mengenai dasar penyusunan LAKIP, serta
gambaran umum, Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas
III Ternate sebagai UPT Kementerian Kesehatan, struktur organisasi KKP
Kelas III Ternate, dan sistematika penulisan laporan
5. BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Bab ini menguraikan beberapa hal penting dalam perencanaan dan
perjanjian kinerja KKP Kelas III Ternate tahun 2019, meliputi :
A. Perencanaan Kinerja :
Uraian singkat tentang Rencana Aksi Program 2015-2019 dan Rencana
Kinerja Tahunan (RKT) KKP Kelas III Tahun 2019.
B. Perjanjian Kinerja :B. Perjanjian Kinerja :
Uraian singkat tentang Penetapan Kinerja KKP Kelas III Tahun 2019.
6. BAB III AKUNTABILITAS KINERJAPada bagian ini disajikan hasil pengukuran dan analisis pencapaian
kinerja yang di dalamnya menjelaskan analisis per inidikator dengan
mengungkapkan kegiatan-kegiatan yang terkait langsung dengan indikator
maupun yang bersifat pendukung, termasuk di dalamnya menguraikan secara
sistematis keberhasilan dan kegagalan, hambatan/kendala, permasalahan yang
dihadapi serta usulan pemecahan masalah yang akan diambil.
Pada bagian ini disajikan juga beberapa sumber daya yang mendukung dalam
pencapaian kinerja, seperti Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Anggaran,
Sumber Daya Sarana dan Prasarana.
7. BAB IV SIMPULAN8. LAMPIRAN-LAMPIRAN
• RKT 2019
• Penetapan Kinerja 2019
9
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. PERENCANAAN KINERJA
Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan
indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan
dalam sasaran strategis. Dalam rencana kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas
III Ternate Tahun 2019, telah disusun Indikator Kinerja dan target masing-masing
indikator untuk mencapai sasaran strategis organisasi.
Perjanjian kinerja merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan
dicapai antara pimpinan instansi pemerintah/unit kerja yang menerima
tanggungjawab dengan pihak yang memberi tanggungjawab. Dengan demikian
perjanjian kinerja ini merupakan suatu janji kinerja yang akan diwujudkan oleh
seorang pejabat penerima amanah kepada atasan langsungnya.seorang pejabat penerima amanah kepada atasan langsungnya.
Pernyataan perjanjian kinerja merupakan suatu pernyataan kesanggupan dari
pimpinan instansi/unit kerja penerima amanah kepada atasan langsungnya untuk
mewujudkan suatu target kinerja tertentu. Pernyataan ini ditandatangani oleh
penerima amanah sebagai tanda suatu kesanggupan untuk mencapai target kinerja
yang telah ditetapkan, dan pemberi amanah atau atasan langsungnya sebagai
persetujuan atas target kinerja yang ditetapkan tersebut.
1. Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Tahun 2015 -2019
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas III Ternate sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian
Kementerian Kesehatan yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit telah menyusun
Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2015 -2019 yang merupakan dokumen
perencanaan yang bersifat indikatif memuat kegiatan-kegiatan pembangunan
kesehatan yang akan dilaksanakan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III
Ternate untuk kurun waktu tahun 2015 -2019, yang menjadi pedoman Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate dalam menetapkan Rencana Kinerja
Tahunan (RKT) pada tahun 2015 hingga tahun 2019. Dalam Rencana Stra tegis
Kementerian Kesehatan 2015-2019 dan Rencana Aksi Program Pencegahan
10
dan Pengendalian Penyakit Tahun 2015-2019 tidak terdapat visi dan misi, namun
mengikuti visi dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu Terwujudnya Indonesia
yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong
a. Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan
Dukungan Kantor Kesehatan Pelabuhan terhadap Ditjen Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan
pencapaian tujuan KKP Kelas III Ternate yaitu 1) Meningkatnya cegah
tangkal penyakit potensial wabah; 2) Meningkatnya pelabuhan dan
bandara sehat , pengendalian faktor risiko penyakit dan pelayanan
kesehatan
Dalam meningkatnya cegah tangkal penyakit potensial wabah, indikator
yang akan dicapai adalah :
a. Meningkatnya alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan
kesehatan sebanyak 66.000 alat angkut
b. Persentase respon sinyal kewaspadaan dini (SKD), KLB dan bencana
di wilayah layanan KKP sebesar 100%
c. Meningkatnya upaya deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk
dan keluarnya penyakit melalui lalulintas alat angkut dari dalam dan
luar negeri serta pelaksanaan surveilans rutin sebanyak 8.000
kegiatan
Dalam pelabuhan dan bandara sehat , pengendalian faktor risiko penyakit
dan pelayanan kesehatan, indikator yang akan dicapai adalah :
a. Meningkatnya pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-
syarat sanitasi sebanyak 4 pelabuhan/bandara
b. Meningkatnya pelabuhan/bandara/PLBD bebas vector pada wilayah
perimeter dan buffer area sebanyak 2 pelabuhan/bandara
c. Meningkatnya upaya pengendalian factor risiko penyakit menular
melalui deteksi penyakit menular sebanyak 10.000 pemeriksaan
d. Meningkatnya pelayanan kesehatan pada situasi khusus melalui
pembentukan posko pelayanan kesehatan sebanyak 10 layanan.
11
2. Sasaran
Sasaran starategis KKP Kelas III Ternate dalam Rencana Aksi Kegiatan
KKP Kelas III Ternate merupakan sasaran strategis yang disesuaikan
dengan tugas pokok dan fungsi KKP. Sasaran tersebut adalah
meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit di pintu masuk
sampai dengan akhir tahun 2019 yang ditandai dengan :
1. Meningkatnya alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan
kesehatan sebanyak 70.000
2. Jumlah pelabuhan/bandara yang melaksanakan pelayanan
kesehatan pada situasi khusus situasi sebanyak 15
pelabuhan/bandara
3. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan
keluarnya penyakit sebanyak 500 layanan
4. Persentase respon sinyal kewaspadaan dini (SKD) KLB dan bencana
di wilayah layanan KKP sebesar 100%
5. Jumlah pelabuhan/bandara yang mempunyai kebijakan
kesiapsiagaan berupa rencana kontijensi dalam penanggulangan
kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
sebanyak 6 pelabuhan
6. Meningkatnya layanan kesehatan lintas wilayah yang dilaksanakan
sebanyak 11.000
7. Jumlah pelabuhan/bandara melaksanakan scrining penyakit menular
langsung sebanyak 10 pelabuhan
8. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai TPM memenuhi
syarat layak/laik hygiene, tempat-tempat umum sehat dan sarana
penyediaan air bersih memenuhi syarat kesehatan sebanyak 4
pelabuhan
9. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD dengan nilai indeks pinjal ≤ 1, HI
perimeter = 0, HI buffer < 1, tidak ditemukan larva anopheles,
kepadatan kecoa rendah dan kepadatan lalat < 6 sebanyak 2
pelabuhan
b. Arah Kebijakan
Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh Kantor Kesehatan
pelabuhan kelas III Ternate untuk mencapai tujuan. Arah kebijakan Kantor
12
Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate yaitu meningkatnya pencegahan dan
pengendalian penyakit dalam rangka cegah tangkal di pintu masuk Negara,
melalui :
1. Penguatan surveilans epidemiologi faktor risiko dan pengendalian penyakit,
dalam rangka cegah tangkal penyakit di pintu masuk wilayah. Kemampuan
teknis untuk melaksanakan deteksi dini terhadap masalah kesehatan yang
mungkin timbul.
2. Penguatan sistem informasi kesehatan pelabuhan dan bandara, untuk
mendapatkan data dan informasi masalah kesehatan dan capaian
pelaksanaan kegiatan, yang dilakukan secara tepat waktu dan akurat.
3. Pencegahan dan penanggulangan KLB/Wabah di wilayah pelabuhan dan
alat angkut
4. Meningkatkan pengendalian faktor risiko lingkungan
5. Penguatan kemampuan wilayah kerja
6. Mendorong peran aktif unsur-unsur yang terdapat di wilayah pelabuhan
baik pemerintah maupun swasta, dan pemberdayaan masyarakat
pelabuhan
7. Peningkatan kualitas tenaga melalui diklat sesuai kebutuhan
8. Penyediaan bahan dan peralatan kesehatan pendukung kegiatan
c. Strategi
1. Untuk pengendalian kekarantinaan dan surveilans epidemiologi, strategi yang dilakukan adalah :a. Meningkatkan cegah tangkal penyakit karantina, penyakit menular, dan
PHEIC. Upaya yang dilakukan :
1. Identifikasi faktor risiko penyakit karantina dan penyakit menular
potensial wabah. Identifikasi dilakukan kepada alat angkut, manusia,
dan lingkungan pelabuhan/bandara.
Identifikasi pada alat angkut dilakukan pada alat angkut yang
singgah/berlabuh dalam waktu pendek atau panjang perlu
diwaspadai sebagai faktor risiko timbulnya penyakit menular
potensial wabah seperti SARS, flu burung, Afian influenza, dan
penyakit potensial lannya.
13
Identifikasi pada penumpang kapal meliputi awak kapal dan orang
yang diantar dari pelabuhan ke pelabuhan tujuan dengan
menggunakan alat angkut, dimana penumpang merupakan faktor
risiko yang paling rentan untuk terjadinya suatu penyakit. Hal-hal
yang perlu diperhatikan meliputi ada tidaknya penumpang kapal
yang sedang sakit, ada tidaknya penumpang kapal yang menderita
penyakit menular, jumlah penumpang kapal yang menderita penyakit
menular, jenis penyakit menular yang menyerang penumoang kapal,
dan ada tidaknya penumpang yang berasal dari wilayah terjangkit
suatu penyakit
Barang yang dibawa penumpang atau awak kapal juga bisa menjadi
faktor risiko munculnya penyakit menular potensial wabah, mkarena
itu perlu diperhatikan ada tidaknya bahan berbahaya, ada tidaknya
makanan/minuman mudah busuk, serta ada tidaknya
binatang/tumbuhan yang terbawa penumpang.
2. Pengawasan dan pemeriksaan kekarantinaan dan dokumen
kesehatan alat angkut. Pengawasan dan pemeriksaan karantina
kapal dilakukan terhadap setiap kapal yang datang dari pelabuhan
luar negeri yang akan memasuki pelabuhan di Indonesia.
Pengawasan dilaksanakan dengan melakukan pemeriksaan alat
angkut dan penerbitan dokumen kesehatan kapal
3. Pengawasan terhadap lalulintas OMKABA
4. Penerbitan dokumen kesehatan kapal. Jenis dokumen yang
diterbitkan meliputi penerbitan buku kesehatan kapal (Health BookI,
penerbitan dokumen SSCC/SSCEC, penerbitan Certifikat of Pratique
(COP), penerbitan dokumen Port Health Quarantine Clereance
(PHQC).
5. Pengawasan dan dokumentasi pengangkutan orang sakit dan
jenazah. Pengawasan orang sakit dilakukan untuk memastikan
bahwa orang sakit baik yang berangkat maupun yang datang tidak
menderita penyakit karantina. Sedangkan pengawasan jenazah
untuk memastikan bahwa pemberangkatan dan kedatangan
jenazah sesuai prosedur, dan meninggal bukan karena penyakit
karantina/penyakit menular tertentu.
14
6. Peningkatan kapasitas SDM yang terlibat dalam kegiatan
kekarantinaan
b. Meningkatkan surveilans epidemiologi penyakit dan faktor risiko, serta
system kewaspadaan dini kejadian luar biasa (SKD-KLB), upaya yang
dilakukan :
1. Kajian kekarantinaan, risiko lingkungan, dan surveilans kesehatan
pelabuhan.
2. Melaksanakan investigasi dan penanggulangan KLB <24 jam
setelah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang
3. Memperkuat system pencatatan dan pelaporan penyakit berbasis
elektronik
4. Memperkuat jejaring kerja dalam rangka kekarantinaan dan
surveilans epidemiologi dengan pihak-pihak terkait, utamanya
kabupaten/kota yang merupakan pintu masuk daerah/wilayah, dalam
mendukung implementasi pelaksanaan International Health
Regulation (IHR) dalam upaya cegah tangla terhadap kemungkinan
masuk dan keluarnya penyakit yang berpotensi menimbulkan
kedaruratan kesehatan masyarakat.
5. Meningkatkan kemampuan petugas yang terlibat dalam pelaksanaan
surveilans epidemiologi SKD-KLB dan penanggulangan KLB.
6. Melakukan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah,
penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali dalam rangka
SKD-KLB penyakit, termasuk di wilayah buffer pelabuhan, dengan
melakukan surveilans rutin. Surveilans dilakukan dengan melakukan
pengumpulan data penyakit pada fasilitas kesehatan yang ada pada
area buffer pelabuhan/bandara
7. Melakukan surveilans terhadap jemaah yang selesai melaksanakan
haji dan umroh sesuai dengan masa incubasi penyakit. Dalam
melakukan surveilans terhadap jemaah haji dan umroh, dapat
dilakukan dengan melakukan koordinasi serta peningkatan peran
kabupaten/kota
c. Pengendalian factor risiko dan dampak kesehatan lingkungan dalam
rangka kekarantiaan kesehatan. Upaya yang dilakukan :
15
1. Pengawasan penyediaan air minum di pelabuhan, dengan melakukan
kegiatan inspeksi sanitasi sarana air bersih dan melakukan
pengambilan serta pemeriksaan kualitas air bersih, dan memberikan
rekomendasi tindak lanjut hasil inspeksi.
2. Pengawasan makanan dan minuman di pelabuhan, dengan
melakukan kegiatan pemeriksaan tempat pengelolaan makanan
(TPM), melakukan pembinaan terhadap TPM yang tidak memenuhi
syarat, melakukan pengambilan serta pemeriksaan sampel
makanan/minuman dalam rangka pemeriksaan rutin atau pada saat
terjadi KLB/keracunan makanan
3. Mengoptimalkan peran pemilik/penanggung jawab dan penjamah
makanan di TPM, dengan melakukan sosialisasi atau pelatihan
tentang hygiene sanitasi makanan dan minuman, dan mendorong
kemandirian pemilik/penanggung jawab untuk memeriksakan
kesehatan karyawan khususnya penjamah makanan minimal 2 kali
dalam setahun
4. Pengawasan hygiene sanitasi bangunan/gedung dan perusahaan,
dengan melakukan pemeriksaan kondisi bangunan dan fasilitas
bangunan/gedung/perusahaan yang ada di pelabuhan, dan
memberikan rekomendasi tindak lanjut hasil pemeriksaan kepada
pemilik/pengelola.
5. Pemeriksaan kondisi sanitasi alat angkut yang dilakukan secara rutin,
pemeriksaan dalam rangka penerbitan dokumen kesehatan, dan
pemeriksaan dalam kondisi khusus (KLB), dan melakukan tindakan
penyehatan alat angkut sesuai rekomendasi hasil pemeriksaan.
6. Pengawasan pencemaran udara, air, dan tanah, dengan melakukan
pengukuran kualitas udara, air, dan tanah
7. Melakukan rujukan sampel dalam rangka ujipetik sampel air dan
sampel makanan ke Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL)
8. Meningkatkan koordinasi dengan stake holder yang ada dalam
rangka pelaksanaan pengawasan sanitasi lingkungan di wilayah
pelabuhan
9. Membentuk jejaring kerja mengenai penyehatan lingkungan di
wilayah pelabuhan, yang melibatkan semua unsur yang terkait.
16
10. Meningkatkan kapasitas tenaga pelaksana penyehatan lingkungan.
11. Sosialisasi dan Pembentukan Pokja pelabuhan sehat, untuk
mendorong peran aktif lintas sektor dan seluruh komponen yang ada
di wilayah pelabuhan, dalam rangka mewujudkan pelabuhan sehat
d. Pencegahan dan Pengendalian penyakit tular vector dan zoonotik dalam
rangka dalam rangka kekarantinaan kesehatan. Upaya yang dilakukan :
1. Pengendalian nyamuk aedes aegypty, dengan melakukan
pengamatan faktor risiko dan sumber penular DBD yang meliputi
surveilans vektor, pembentukan serta pelatihan kader jumantik,
Kampanye PSN, melakukan larvasiding di area buffer dan perimeter,
melakukan fogging dilingkungan perimeter serta buffer
2. Pengendalian nyamuk malaria, dengan melakukan pengamatan
faktor risiko dan sumber penular malaria yang meliputi surveilans
vektor
3. Pengendalian tikus dan pinjal, dengan melakukan trapping tikus di
wilayah pelabuhan dan pengamatan tanda-tanda kehidupan tikus di
alat angkut
4. Pengendalian lalat dan kecoak sebagai vektor diare, dengan
melakukan pengukuran tingkat kepadatan lalat, melakukan
pengamatan kehidupan kecoak di pelabuhan serta alat angkut, dan
melakukan tindakan pengendalian apabila diperlukan
5. Melakukan pemetaan tempat perindukan potensial vektor, untuk
memudahkan dalam kegiatan pengendalian
6. Peningkatan kemampuan tenaga dalam pengendalian vektor dan
binatang pengganggu
2. Untuk upaya kesehatan wilayah, strategi yang dilakukan adalaha. Meningkatkan pelayanan kesehatan terbatas dan rujukan. Upaya yang
dilakukan :
1. Melakukan pelayanan kesehatan dasar terbatas di pelabuhan, untuk
melayani masyarakat pelabuhan. Pelayanan kesehatan dapat
dilakukan di dalam gedung (poliklinik) mapun di luar gedung di dalam
wilayah pelabuhan, termasuk pelayanan gawat darurat dan konseling
penyakit.
17
2. Mengoptimalkan kegiatan pelayanan kesehatan dalam rangka
pencegahan dan pengendalian penyakit berupa pelayanan penyakit
menular (PM) dan penyakit tidak menular (PTM), serta melakukan
analisis faktor risiko dan pencegahan penyakit menular dan tidak
menular di wilayah pelabuhan.
3. Melakukan pelayanan laboratorium dasar kepada masyarakat
pelabuhan meliputi pemeriksaan cholerterol, uric acid, gula darah,
golongan darah
4. Meningkatkan kapasitas petugas dalam melakukan pelayanan
kesehatan
5. Mensinergikan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh pihak-pihak
lain, yang diberikan kepada masyarakat di wilayah pelabuhan, seperti
pelayanan kesehatan kepada buruh pelabuhan/TKBM yang dilakukan
oleh BPJS ketenagakerjaan.
6. Memenuhi kebutuhan obat-obatan, peralatan dan bahan habis pakai
dalam melakukan pelayanan kesehatan terbatas
7. Melakukan penemuan dan tatalaksana kasus penyakit infeksi
menular seksual (IMS)
8. Membentuk Posbindu pada setiap pelabuhan/bandara, serta
mendorong peran serta aktif masyarakat pelabuhan dan atau sektor
terkait dalam rangka pemberdayaan masyarakat.
b. Meningkatkan pelayanan jemaah haji dan umroh Dan Pelayanan Vaksin
Internasional. Upaya yang dilakukan :
1. Pemeriksaan akhir terhadap fisik calon jemaah haji dan umroh, untuk
mengetahui kondisi calon jemaah sebelum diberangkatkan
2. Mensosialisasikan kepada calon jemaah haji mengenai kesehatan
penerbangan
3. Pemeriksaan kelengkapan dokumen kesehatan calon jemaah haji
4. Pembinaan mengenai cara pengisian buku ICV kepada petugas
kabupaten/kota
5. Pemberian vaksinasi
c. Meningkatkan pelayanan kesehatan kerja. Upaya yang dilakukan :
1. Promosi kesehatan dan lingkungan kerja kepada para pekerja di
lingkungan pelabuhan
18
2. Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), pada kasus-kasus
kecelakaan kerja yang terjadi di wilayah pelabuhan
3. Pemeriksaan kesehatan secara berkala kepada pekerja yang ada di
wilayah pelabuhan
d. Meningkatkan pelayanan kesehatan Matra dan Kegawatdaruratan,
upaya yang dilakukan :
1. Penanganan kegawatdaruratan medic, kecelakaan alat transportasi
dan akibat bencana alam di wilayah bandara dan pelabuhan
2. Pelayanan kesehatan pada situasi khusus seperti arus mudik
lebaran, natal, dan tahun baru, dengan membuka pos-pos pelayanan
kesehatan di pelabuhan/bandara, melakukan pemeriksaan faktor
risiko terhadap alat angkut.
e. Meningkatkan pengawasan pengangkutan orang sakit dan jenazah
1. Pengawasan terhadap orang sakit dan jenazah yang akan
diberangkatkan
2. Pengawasan terhadap syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk
angkut jenazah
f. Meningkatkan pengawasan obat-obatan dan peralatan P3K di alat
angkut
1. Pemeriksaan kelengkapan obat dan P3K kapal baik untuk keperluan
rutin maupun pemeriksaan dalam rangka penerbitan dokumen.
2. Sosialisasi kepada cru kapal mengenai pentingnya obat dan P3K
untuk alat angkut.
3. Untuk dukungan manajemen, strategi yang dilakukan :a. Penyusunan dokumen perencanaan dan anggaran, yang kegiatannya
terdiri dari penyusunan dokumen Rencana Aksi Kegiatan (RAK) 2015-
2019, penyusunan dokumen RKA-KL satker sebagai dokumen tahunan,
pembahasan, penajaman dan penelaahan usulan dokumen
perencanaan dan penganggaran
b. Membuat dokumen data dan informasi, yang kegiatannya terdiri dari
penyusunan profil satker, penyusunan buku situasi serta
kecenderungan penyakit dan penyehatan lingkungan, dan media KIE
Direktorat Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyait
19
c. Membuat dokumen evaluasi dan pelaporan, yang kegiatannya terdiri
dari penyusunan laporan pelaksanaan program, penyusunan laporan
PP39 dan penyusunan Laporan Tahunan
d. Membuat laporan aset Negara, yang kegiatannya terdiri dari
penyusunan laporan BMN, inventarisasi BMN, dan unit layanan
pengadaan
e. Layanan administrasi kepegawaian, yaitu koordinasi/konsolidasi
kepegawaian
f. Melakukan pembinaan SDM, yaitu peningkatan kapasitas pegawai
g. Membuat dokumen urusan ketatausahaan dan gaji, yaitu
penatalaksanaan kearsipan
h. Menyusun laporan keuangan, yang terdiri dari penyusunan laporan
keuangan asi tingkat satker, melakukan rekonsiliasi anggaran satker
dengan kementerian keuangan, dan menyusun laporan keuangan
tingkat wilayah
i. Membuat target dan pagu PNBP, yang kegiatannya terdiri dari
penyusunan target dan penggunaan PNBP, melakukan sosialisasi
peraturan PNBP tahun anggaran berjalan/revisi jenis dan tarif PNBP,
membuat laporan realisasi penerimaan dan penggunaan PNBP tahun
anggaran berjalan
j. Melakukan konsultasi pengelolaan PNBP ke pusat, dan melakukan
Bimtek pengelolaan PNBP
k. Membuat dokumen pengelolaan APBN, yang kegiatannya terdiri dari
penatausahaan laporan pertanggungjawaban keuangan, dan
konsolidasi pelaksanaan anggaran, menyusun rencana pelaksanaan
kegiatan, dan rencana penarikan dana
l. Menindaklanjuti Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)
m. Membuat dokumen penataan organisasi, meliputi penyusunan ABK dan
peta jabatan, penyusunan SOP AP,
n. Membuat dokumen akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, yang
terdiri dari penyusunan LAKIP setiap tahun anggaran, dan melakukan
evaluasi SAKIP
20
o. Membuat layanan perkantoran, yang terdiri dari pembayaran gaji dan
tunjangan, dan penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan
perkantoran
p. Melakukan penyusunan dokumen pengadaan dan pengadaan
barang/jasa dalam rangka peningkatan sarana dan prasarana yang
memenuhi standar
2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2019
Rencana Kinerja Tahunan merupakan proses penetapan tahunan indikator
kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan
dalam rencana aksi program pada tabel berikut :
21
Tabel 2.2Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate Tahun 2019
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1 Kabupaten/kota yang melakukan pemantauan kasus penyakit berpotensi kejadian luar biasa (KLB) dan melakukan respon penanggulangan terhadap sinyal KLB untuk mencegah terjadinya KLB
1. Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan
18.500 Sertifikat
2. Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan KKP 100%
3. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit
7.800 Sertifikat
4. Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus 15 Layanan
5. Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
4 Pelabuhan/
Bandara
6. Jumlah sertifikat/surat ijin layanan 6. Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan
2.570 Sertifikat
7. Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi
4 Pelabuhan/
Bandara2 Meningkatnya Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
8. Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area
4 Pelabuhan/
Bandara
3 Menurunnya Penyakit Menular Langsung
9. Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung
5.000 Orang
4 Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
10. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
40 Dokumen
11. Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P 20 Jenis
12. Jumlah pengadaan sarana prasarana 32 Unit
22
B. PERJANJIAN KINERJAPerjanjian Kinerja Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate disusun berdasar
dokumen Rencana Aksi kegiatan Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate Tahun
2015-2019 yang setiap tahunnya dirumuskan menjadi Rencana Kinerja Tahunan
(RKT) dan dianggarkan dalam DIPA dan RKA-KL Tahun 201 9.
Penetapan Kinerja Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate Tahun 2019 telah
disusun, didokumentasikan dan ditetapkan oleh Kepala Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III Ternate pada awal tahun 2019 setelah turunnya DIPA dan
RKA-KL Tahun 2019 .
Target -target kinerja sasaran program yang ingin dicapai Kesehatan Pelabuhan
Kelas III Ternate dalam dokumen Penetapan Kinerja Kesehatan Pelabuhan Kelas III
Ternate Tahun 2019, adalah sebagai berikut :
23
Tabel 2.3Penetapan Kinerja Tahunan
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate Tahun 2019
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1 Kabupaten/kota yang melakukan pemantauan kasus penyakit berpotensi kejadian luar biasa (KLB) dan melakukan respon penanggulangan terhadap sinyal KLB untuk mencegah terjadinya KLB
1. Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan
18.500 Sertifikat
2. Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan KKP 100%
3. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit
7.800 Sertifikat
4. Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus 15 Layanan
5. Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
4 Pelabuhan/
Bandara
6. Jumlah sertifikat/surat ijin layanan 6. Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan
2.570 Sertifikat
7. Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi
4 Pelabuhan/
Bandara2 Meningkatnya Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
8. Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area
4 Pelabuhan/
Bandara
3 Menurunnya Penyakit Menular Langsung
9. Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung
5.000 Orang
4 Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
10. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
40 Dokumen
11. Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P 20 Jenis
12. Jumlah pengadaan sarana prasarana 32 Unit
24
Jumlah anggaran Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate tahun 2019
Rp.11.099.589.000,- (sebelas milyar Sembilan puluh Sembilan juta lima ratus
delapan puluh Sembilan ribu rupiah), dengan rincian sebagai berikut :
No Kegiatan Anggaran1. Surveilans dan Karantina Kesehatan 1.410.247.000
2. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
529.600.000
3. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung
162.480.000
4. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
8.997.262.000
Total 11.099.589.000
25
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA
A. PENGUKURAN KINERJA
Pengukuran kinerja adalah kegiatan manajemen khususnya membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana, atau target indikator kinerjayang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja ini diperlukan untuk mengetahui sampai
sejauh mana realisasi atau capaian kinerja dari pelaksanaan program/kegiatan yang
dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate dalam kurun waktu
Januari – Desember 2019.
Tahun 2019 merupakan tahun terakhir pelaksanaan Rencana Aksi Kegiatan
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate. Adapun pengukuran kinerja yang
dilakukan adalah dengan membandingkan realisasi capaian dengan rencana tingkat dilakukan adalah dengan membandingkan realisasi capaian dengan rencana tingkat
capaian (target) pada setiap indikator, sehingga diperoleh gambaran tingkat
keberhasilan pencapaian masing-masing indikator. Berdasarkan pengukuran kinerja
tersebut diperoleh informasi menyangkut masing-masing indikator, sehingga dapat
ditindaklanjuti dalam perencanaan program/kegiatan di masa yang akan datang agar
setiap program/ kegiatan yang direncanakan dapat lebih berhasil guna dan berdaya
guna.
Selain untuk mendapat informasi mengenai masing-masing indikator,
pengukuran kinerja ini juga dimaksudkan untuk mengetahui kinerja Kantor Kesehatan pengukuran kinerja ini juga dimaksudkan untuk mengetahui kinerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III Ternate khususnya dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada
pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan misi organisasi dalam rangka
mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Aksi dan Penetapan Kinerja.
Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur,
dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Dalam rangka mencapai sasaran, perlu ditinjau dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Dalam rangka mencapai sasaran, perlu ditinjau
indikator-indikator Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate yang telah ditetapkan
26
dalam sasaran. Sasaran kantor Kesehatan Kelas III Ternate adalah “ Meningkatnya program pencegahan penyakit dan pengendalian penyakit”
Sesuai dengan dokumen Penetapan Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan dan
Rencana Aksi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate , terdapat 12 (Tujuh
Belas) indikator kinerja. Di bawah ini akan disampaikan hasil pengukuran kinerja dari
masing-masing indikator sebagai berikut :
27
Tabel 3.1Pengukuran Kinerja
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate Tahun 2019
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET CAPAIAN
KINERJAPERSENTASE
CAPAIAN KINERJA
1 Kabupaten/kota yang melakukan pemantauan kasus penyakit berpotensi kejadian luar biasa (KLB) dan melakukan respon penanggulangan terhadap sinyal KLB untuk mencegah terjadinya KLB
1. Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan
18.500 Sertifikat
17.330 Sertifikat 93.68
2. Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan KKP
100% 100 % 100
3. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit
7.800 Sertifikat
8.678 Sertifikat 111.26
4. Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus
15 Layanan 24 Layanan 160
5. Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
4 Pelabuhan/
Bandara
4 Pelabuhan/
Bandara100
6. Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas 2.570 2.774 layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan
2.570 Sertifikat
2.774 Sertifikat 107.94
7. Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi
4 Pelabuhan/
Bandara
2 Pelabuhan/
Bandara50
2 Meningkatnya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
8. Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area
4 Pelabuhan/
Bandara
5 Pelabuhan/
Bandara125
3 Menurunnya Penyakit Menular Langsung
9. Jumlah orang yangmelakukan skrining penyakit menular langsung
5.000 Orang
5.295 Orang 105.90
4 Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
10.
Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
40 Dokumen
40 Dokumen 100
11.
Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P 20 Jenis 21
Pelatihan 105
12.
Jumlah pengadaan sarana prasarana 32 Unit 32 Unit 100
28
B. ANALISIS PENCAPAIAN KINERJASebagaimana hasil pengukuran kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III
Ternate tahun 2019, bahwa dari 12 (dua belas) indikator kegiatan, terdapat 10
indikator yang mencapai target yang ditetapkan. Sementara terdapat 2 indikator
yang tidak mencapai target, yaitu jumlah alat angkut sesuai dengan standar yang tidak mencapai target, yaitu jumlah alat angkut sesuai dengan standar
kekarantinaan kesehatan, dan indikator jumlah pelabuhan/bandara/PLBD
memenuhi syarat-syarat sanitasi.
Berikut ini adalah analisis hasil pengukuran indikator kinerja, temasuk gambaran
terkait keberhasilan, kegagalan, permasalahan dan pemecahannya
1. Jumlah Alat Angkut Sesuai Dengan Standar Kekarantinaan Kesehatan
Difinisi Operasional :Alat angkut adalah kapal, pesawat udara, dan kendaraan darat yang digunakan
dalam melakukan perjalanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-dalam melakukan perjalanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Kekarantinaan kesehatan adalah upaya mencegah dan menangkal keluar atau
masuknya penyakit dan/atau factor risiko kesehatan masyarakat yang
berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat.
Dokumen kesehatan alat angkut adalah surat keterangan kesehatan yang
berkaitan dengan kekarantinaan yang dimiliki oleh setiap alat angkut sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku antara lain yaitu sertifikat Porth
Health Quarantine Certificate (PHQC) dan Ship Sanitation Control Exemption
Certificate (SSCEC).Certificate (SSCEC).
Pengawasan kekarantinaan kesehatan adalah kegiatan pemeriksaan dokumen
karantina kesehatan dan factor risiko kesehatan masyarakat terhadap alat
angkut, orang serta barang oleh pejabat karantina kesehatan.
Alat angkut yang diperiksa sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan
adalah Jumlah pemeriksaan alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan
Kesehatan dalam periode satu tahun.
Cara perhitungan :Cara perhitungan alat angkut yang diperiksa sesuai dengan standar
kekarantinaan kesehatan yaitu akumulasi jumlah hasil sertifikat Porth Health
Quarantine Certificate (PHQC, sertifikat Ship Sanitation Control Exemption
29
Certificate (SSCEC) dan sertifikat Ship Sanitation Control Certificate (SSCC)
dalam satu tahun
Capaian IndikatorGrafik 3.1Grafik 3.1
Alat Angkut Yang Sesuai DenganStandar Kekarantinaan Kesehatan Tahun 2019
Target alat angkut sesuai dengan
standar kekarantinaan kesehatan yang
ditetapkan pada tahun 2019 sebanyak
18.500 sertifikat. Capaian alat angkut
sesuai dengan standar kekarantinaan
kesehatan pada tahun 2019 terealisasi
sebanyak 17.330 sertifikat. Persentase
capaian kinerja sebesar 93,68%, capaian kinerja sebesar 93,68%,
dengan demikian indikator ini tidak
mencapai target.
Jumlah tersebut terdiri dari sertifikat
PHQC sebanyak 16.625 sertifikat,
sertifikat SSCEC sebanyak 695
sertifikat dan sertifikat SSCC sebanyak
10 sertifikat.
18,500
17,330
Target Capaian
Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan tahun 2019
tersebut menurun dibandingkan dengan jumlah tahun 2018, jumlah alat angut
sesuai standar kekarantinaan tahun 2018 sebanyak 17.332 sertifikat.
Dokumen PHQC diberikan Kepada setiap kapal yang akan melakukan
pelayaran baik ke dalam maupun luar negeri dan terlebih dahulu dilakukan
pengawasan kekarantinaan kesehatan sebelum dokumennya diterbitkan.
Dokumen SSCEC diberikan Kepada kapal yang telah dilakukan pemeriksaan
sanitasi dan dinyatakan bebas tindakan sanitasi. Sedangkan dokumen SSCC
diberikan kepada kapal yang telah dilakukan pemeriksaan sanitasi dan terdapat
tindakan sanitasi.
30
Pelaksanaan Tindakan Penyehatan Kapal (disinsecsi) dalam rangka penerbitan sertifikat SSCC
Tidak tercapainya indikator ini disebabkan beberapa faktor antara lain :
a. Wilayah Provinsi Makuku Utara sebagai daerah kepulauan sehingga terdapat
banyak pelabuhan sebagai pintu masuk dan keluar yang berisiko karena
merupakan lalu lintas alat angkut, orang dan barang, terutama yang berasal
dari luar negeri. Sedangkan dalam pelaksanaan belum semua pelabuhan
tersebut dapat terawasi terutama untuk pelabuhan yang terdapat wilayah
kerja dan pelabuhan yang terletak di daerah yang belum ada wilker, karena
keterbatasan sumber daya serta sarana dan prasarana pendukung
operasional.
b. Dengan kondisi diatas, maka kapal pada pelabuhan tersebut di atas yang
akan berlayar tidak mengajukan izin untuk memperoleh sertifikat PHQC,
dengan demikian jumlah kapal yang mengajukan izin berlayar (PHQC) tidak
mencapai target yang ditetapkan sehingga berpengaruh terhadap jumlah
sertifikat yang diterbitkan.
c. Jumlahnya PHQC tahun 2019 sebanyak 16.625, jumlah tersebut mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2018 yang jumlahnya sebanyak 16.667
sertifikat.
31
Berdasarkan gambar,
bahwa jumlah alat angkut
sesuai standar tahun
2019 menurun
dibandingkan tahun 2018,
Grafik 3.2Target dan Realisasi Alat Angkut
Yang Sesuai Dengan Standar Kekarantinaan KesehatanTahun 2015 – 2019
dibandingkan tahun 2018,
sedangkan dibandingkan
dengan tahun 2015-2017
mengalami peningkatan.
Jumlah tertinggi yaitu
pada tahun 2018
sebanyak 17.332,
sedangkan jumlah
terendah yaitu tahun 2015
sebanyak 12.679.sebanyak 12.679.
Grafik 3.3Alat Angkut Yang Sesuai Dengan Standar Kekarantinaan Kesehatan
Tahun 2015 - 2019 tahun 2017 sebanyak
sebanyak 14.011
(97,71%), tahun 2018
sebanyak 17.332
(98,26%), sedangkan di
tahun 2019 sebanyak
17,639 18,500
17,332 17,330 18,000 20,000
13,000 13,658 14,340
17,639
12,679 13,467 14,011
17,332 17,330
-2,000
4,000 6,000
8,000 10,000
12,000 14,000 16,000
18,000
2015 2016 2017 2018 2019Target CapaianTarget Capaian
tahun 2019 sebanyak
17.330 (93,68%)
Berdasarkan gambar di
atas juga bahwa capaian
alat angkut sesuai
standar kekarantinaan
yang dicapai sampai
2019 sebanyak 74.819
sertifikat (106,88%) dari
target yang ditetapkan
Berdasarkan gambar di atas, bahwa capaian alat angkut
sesuai standar kekarantinaan cenderung meningkat setiap
17,639
18,500
70,000
17,332
17,330
74,819
2018
2019
Jangka Menengah
13,000
13,658
14,340
17,639
12,679
13,467
14,011
- 20,000 40,000 60,000 80,000
2015
2016
2017
2018
Capaian Target
target yang ditetapkan
sebanyak 70.000 sertifitahunnya, meskipun terjadi penurunan capaian tetapi tidak
signifikan pada tahun 2019. Jumlah tahun 2015 sebanyak
12.679 (97,53%), tahun 2016 sebanyak 13.467 (98,60%),
32
Grafik 3.4Perbandingan Dengan Target RAP Alat Angkut Yang Sesuai
Dengan Standar Kekarantinaan Kesehatan Tahun 2019
Berdasarkan grafik bahwa
capaian alat angkut yang
sesuai dengan standar
kekarantinaan tahun 2019
sebesar 93,68% tidak
mencapai target yang
ditetapkan dalam RAP
sebesar 95%. tetapi capaian
secara keseluruhan sampai
akhir 2019 sebesar 106,88%
mencapai target yang
ditetapkan dalam RAP
sebesar 95%
106.88 110.00
93.68 95.00
85.00
90.00
95.00
100.00
105.00
Capaian Tahun ini
Capaian RAK Target RAP
Upaya Yang dilakukan Untuk Mencapai IndikatorUpaya-upaya yang yang dilakukan untuk mencapai indikator antara lain :
a. Melakukan pengawasan kekarantinaan kesehatan terhadap kapal sebelum
menerbitkan sertifikat izin berlayar (PHQC), dan saat kedatangan kapal.
b. Melakukan pemeriksaan sanitasi kapal sebelum melakukan penerbitan
sertifikat SSCEC/SSCC.
Petugas melaksanakan pengawasan dalam rangka penerbitan sertifikat PHQC
33
Kendala/Masalah Yang DihadapiKendala/masalah yang dihadapi :
1. Kondisi geografis Provinsi Maluku
Utara yang merupakan daerah
kepulauan, sehingga terdapat kepulauan, sehingga terdapat
banyak pelabuhan dan bandara
yang menjadi pintu masuk dan
keluarnya alat angkut, orang dan
barang, yang belum terawasi
utamanya di wilayah pulau
Halmahera sebagai wilayah
terbesar, mengingat keterbatasan
operasional dan sarana serta
prasarana yang dimiliki, karena prasarana yang dimiliki, karena
didaerah tersebut belum ada wilker
dan atau penempatan SDM.
2. Pelayanan permohonan pendafataran, pembayaran serta penerbitan
dokumen karantina kesehatan untuk alat angkut dilakukan secara secara on
line, sehingga kelancaran proses pembuatan dokumen ini tergantung pada
layanan jaringan internet di lokasi tersebut. Seringnya terjadi gangguan
sinyal internet utamanya wilayah di luar ternate meliputi pulau Halmahera
dan Sanana
Peta Eksistensi KKP Kelas III Ternate di Provinsi Maluku Utara
Pemecahan MasalahUntuk lokasi masuk keluarnya kapal yang belum terdapat wilayah kerja,
pelayanan pemeriksaan kapal khususnya kapal dari luar negeri, pemeriksaan
dilakukan oleh petugas kantor induk.
Untuk mengatasi gangguan internet utamanya pada lokasi yang sering
mengalami gangguan seperti gebe, taliabu dan beberapa lokasi lainnya maka
dalam sinkarkes diperbolehkan penerbitan dokumen menggunakan generate
dokumen
34
Analisa Efisiensi Penggunaan Sumber DayaCapaian indikator alat angkut yang sesuai dengan standar kekarantinaan
adalah atau 93,68%, dan dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran
sebesar 95,54%, berarti terdapat inefisiensi sumber pembiayaan sebesar
5,87%. Meskipun indikator ini belum mencapai target, berbagai upaya telah 5,87%. Meskipun indikator ini belum mencapai target, berbagai upaya telah
dilakukan antara lain meningkatkan informasi terkait pelayanan dokumen dan
peraturan kekarantinaan terkait alat angkut kepada keagenan dan nahkoda
kapal, meningkatkan koordinasi dengan pihak kesyahbandaran dalam hal
penerbitan ijin berlayar setelah terbitnya PHQC, meningkatkan jangkauan
pelayanan Kepada alat angkut yang berlabuh di pelabuhan khusus yang belum
ada dengan menempatkan petugas pada pelabuhan yang belum memiliki
wilker. Optimalisasi penggunaan sumber daya manusia dalam melakukan
pelayanan di pelabuhan khusus dengan melibatkan tenaga di Tata Usaha
didampingi tenaga dari seksi.didampingi tenaga dari seksi.
Pelaksanaan tindakan penyehatan kapal (disinsecsi)dalam rangka penerbitan sertifikatSSCC
2. Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan KKPDifinisi Operasional :Kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia (KKM/PHEIC)
adalah kejadian luar biasa dengan ciri-ciri merupakan risiko kesehatan
masyarakat bagi wilayah atau Negara lain karena dapat menyebar lintas
wilayah atau Negara dan berpotensi memerlukan terkoordinasi dan merespon.
35
Episenter adalah wilayah/daerah geografis yang menjadi pusat/awal terjadinya
suatu KLB.
Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah salah satu status yang diterapkan di
Indonesia untuk mengklasifikasikan peristiwa merebaknya suatu wabah
penyakit. Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan penyakit. Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan
RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004. Kejadian Luar Biasa dijelaskan sebagai
timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna
secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.
Setiap kejadian KLB/PHEIC dilakukan tindakan penanggulangan ≤ 24 jam
setelah ditetapkan oleh pejabat berwenang adalah jika suatu bagian tahapan
penanggulangan sudah bisa dilaksanakan ≤ 24 jam setelah ditetapkan oleh
pejabat berwenang.
Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di
wilayah layanan KKP yaitu Jumlah sinyal SKD KLB di pelabuhan/bandara yang wilayah layanan KKP yaitu Jumlah sinyal SKD KLB di pelabuhan/bandara yang
direspon kurang dari 24 jam dibandingkan dengan jumlah SKD KLB dalam
periode satu tahun
Cara perhitungan : Jumlah sinyal SKD KLB di pelabuhan/bandara yang direspon kurang dari 24
jam dibagi jumlah SKD KLB dikali 100%
Capaian IndikatorGrafik 3. 5Persentase Respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD) KLB Persentase Respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD) KLB Di wilayah layanan KKP Tahun 2019
Capaian Persentase respon Sinyal
Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan
bencana di wilayah layanan KKP tahun
2019 sebesar 100 dari Target
ditetapkan sebesar 100%. Persentase
capaian kinerja untuk indikator ini
100%. Dengan demikian indikator ini TargetCapaian
100 100
100%. Dengan demikian indikator ini
dinyatakan memenuhi target.Capaian
36
Pada tahun 2019 terdapat 5 sinyal kejadian penyakit menular dan kejadian
bencana/kecelakaan laut yang diterima. Dari jumlah tersebut semuanya (5)
sinyal direspon kurang dari 24 jam.
Sinyal kejadian penyakit dan bencana yang diterima dan direspon yaitu :
a. Kejadian penyakit DBD di Tobelo Kabupaten Halmahera Utara.
Kejadian Penyakit DBD di Kabupaten Halut bulan januari terdapat kasus
DBD di Kab. Halmahera Utara sebesar 67 kasus, bulan januari 92 kasus,
bulan maret 50 kasus, bulan april 82 kasus dan bulan mei 54 kasus.
Memastikan Terjadinya KLB di Kabupaten Halmahera Utara bulan Juni
2019, minggu ke 36 daan terjadi peningkatan sebesar 2 kali lipat pada
minggu 49 tahun 2019, sehingga pada minggu ke 49 tahun 2019 terjadi
KLB DBD di Kabupaten Halmahera Utara. Gambaran Kejadian Penyakit
DBD di Desa Rawajaya dan Desa Gorua Kabupaten Halut Januari s/d Juni
2019, pada minggu ke 3 epidemiologi dan minggu ke tujuh belas,
berdasarkan hal tersebut didesa gorua dan desa rawajaya terjadi
peningkatan 2 kali sehingga dapat dikatakan terjadi kejadian luar biasa
pada minggu ke 3 epidemiologi.
b. Kejadian kedaruratan medis di atas kapal, sebanyak 3 kejadian yaitu :
• Tim gerak cepat KKP melaksanakan tindakan pertolongan pertama dan
evakuasi kru kapal yang berasal dari luar negeri yang mengalami
serangan jantung, pada hari Kamis, 31 Januari 2019 pukul 15.00 WIT –
23.30 WIT bertempat di Perairan Ternate Selatan , setelah menerima
laporan dari SAR. Kegiatan dilaksanakan bersama tim SAR, KSOP,
imigrasi, TNI AL, POLAIR
• Tim gerak cepat KKP melaksanakan penanganan terhadap kapal yang
mengalami kecelakaan (tenggelam) berupa kapal ikan akibat cuaca buruk
di perairan batang dua kota ternate, dengan memberikan pertolongan
pertama dan evakuasi terhadap cru kapal sebanyak 9 orang. Kegiatan
dilaksanakan bersama tim SAR, KSOP, imigrasi, TNI AL, POLAIR
• Tim gerak cepat KKP melaksanakan penanganan terhadap kapal yang
mengalami kecelakaan (tenggelam) berupa kapal barang akibat cuaca
buruk di perairan pulau makean kabupaten Halmahera selatan, dengan
memberikan pertolongan pertama dan evakuasi terhadap cru kapal
37
sebanyak 7 orang. Kegiatan dilaksanakan bersama tim SAR, KSOP,
imigrasi, TNI AL, POLAIR
c. Kejadian bencana alam di Kabupaten Halmahera Selatan yang terjadi pada
Bulan Juli 2019.
Tim gerak cepat melakukan penanganan bencana gempa bumi dengan Tim gerak cepat melakukan penanganan bencana gempa bumi dengan
magnitude 7,2 yang terjadi di Kabupaten Halmahera Selatan. Sebanyak 77
desa dari 11 kecamatan yang terkena dampak Kegiatan yang dilaksanakan
yaitu melakukan PE, pengendalian vektor dan penanganan sanitasi
lingkungan. Satgas mengalami kendala di lapangan yakni sulitnya akses ke
lokasi dan sulitnya jaringan komunikasi dibeberapa desa terdampak.
Kegiatan PE pada gempa di Halmahera Selatan
yang dilaksanakan oleh petugas KKP kerja sama
dengan Dinkes Kabupaten Halmahera Selatan
Penanganan korban gempa di Kabupaten Halmahera Selatan
Yang dilaksanakan oleh Tim gabungan KKP, TNI, Polri,
BNPB dan Basarnas
38
Petugas KKP memberikan penjelas pembuatan ovitrap pada masyarakat dilokasi gempa
Petugas KKP melaksanakan tindakan pengendalian vektor di lokasi gempa
Pemeriksaan Medis oleh petugas KKP saat kejadian Kedaruratan medis di atas kapal Dari Luar kejadian Kedaruratan medis di atas kapal Dari Luar Negeri
39
Petugas KKP saat evakuasi Kedaruratan medis pasien, cru kapal terkena serangan jantung
Petugas KKP saat Evakuasi ABK korban Kecelakaan laut
Petugas KKP saat Evakuasi ABK korban Kecelakaan laut
40
Grafik 3.6Persentase Respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan Bencana di wilayah layanan KKP Tahun 2015 – 2019
Berdasarkan gambar
bahwa persentase respon 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
sinyal kewaspapadaan dini
(SKD) KLB dan bencana di
wilayah layanan KKP
tahun 2019 sebesar 100%
begitu juga dengan
capaian tahun 2015-2018
yang mencapai 100%.
Grafik 3.7Persentase Respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD),
2015 2016 2017 2018 2019
Target Capaian
Persentase Respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB Dan Bencana Di Wilayah Layanan KKP Tahun 2019
Berdasarkan gambar bahwa
Persentase Respon Sinyal
Kewaspadaan Dini (SKD), KLB
Dan Bencana Di Wilayah
Layanan KKP Tahun 2019
mencapai target yang ditetapkan
dalam RAP sebesar 80%.Realisasi Tahun
iniTarget RAP
100 80
Upaya Yang Dilakukan Untuk Mencapai IndikatorUpaya yang dilakukan dalam pencapain indikator :
1. Penguatan jejaring surveilans dengan menyelenggarakan pertemuan
koordinasi surveilans kewaspadaan dini dan respon penyakit berpotensi
KLB Lintas Sektor/Lintas Program dan Wilayah Kerja
2. Melakukan investigasi/penyelidikan epidemiologi dan atau tindakan
penyehatan yang dierlukan pada setiap kejadian penyakit atau kejadian
bencana, bekerja sama dengan LS/LP.
3. Koordinasi dan kerja sama LS/LP dalam penanggulangan KLB DBD di 3. Koordinasi dan kerja sama LS/LP dalam penanggulangan KLB DBD di
Tobelo Kabupaten Halmahera Utara yaitu Wilker Tobelo dengan Dinas
Kesehatan/puskesmas setempat dengan melakukan penyuluhan kepada
41
masyarakat dalam upaya mengindari factor risiko penyakit DBD di area
buffer pelabuhan, melaksanakan pemberantasan jentik, melakukan
pemberian bubuk abate pada masyarakat di wilayah perimeter dan buffer
pelabuhan.
4. Membentuk tim gerak cepat (TGC) unit KKP Ternate , untuk merespon 4. Membentuk tim gerak cepat (TGC) unit KKP Ternate , untuk merespon
setiap kejadian (KLB penyakit, kegawat daruran medis, dan bencana
alam)
Analisa Efisiensi Penggunaan Sumber DayaCapaian indikator Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD),
KLB dan bencana di wilayah layanan KKP adalah 100%, dan dibandingkan
dengan capaian realisasi anggaran sebesar 79,29%, berarti terdapat efisiensi
sumber pembiayaan sebesar 20,71%.
Upaya yang dilakukan adalah melaksanakan sistem kewaspadaan dini Upaya yang dilakukan adalah melaksanakan sistem kewaspadaan dini
dengan penggumpulan data penyakit, surveilans epidemiologi penyakit
menular, Penyelidikan epidemiologi tentang factor risiko KKM. Pengumpulan
data penyakit dan surveilans epidemiologi penyakit menular dan tidak menular
dilakukan dengan mengkompilasi data yang berasal dari fasilitas kesehatan
yang berada di wilayah buffer pelabuhan, meningkatkan jejaring surveilans
dan kemitraan di pintu masuk wilayah dengan lintas sector, dan refresing
petugas dalam pengendalian penyakit menular berbahaya di pintu masuk.
.
3. Jumlah Deteksi Dini Dalam Rangka Cegah Tangkal Masuk Dan Keluarnya 3. Jumlah Deteksi Dini Dalam Rangka Cegah Tangkal Masuk Dan Keluarnya PenyakitDifinisi Operasional :
Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya
penyakit adalah Jumlah deteksi dini yang dilaksanakan di pelabuhan dan di
klinik layanan lainnya dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya
penyakit dalam periode satu tahun
Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang
digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energy lainnya, ditarik atau
ditunda termasuk kendaraan yang berdayadukung dinamis, kendaraan ditunda termasuk kendaraan yang berdayadukung dinamis, kendaraan
dibawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak
berpindah-pindah.
42
Pesawat udara setiap mesin atau alat yang dapat terbang di atmosfer
karena daya angkat dari reaksi udara, tetapi bukan karena reaksi udara
terhadap pemukaan bumi yang digunakan untuk penerbangan
Dokumen karantina kesehatan adalah surat keterangan kesehatan yang
dimiliki setiap alat angkut, orang dan barang yang memenuhi persyaratan baik dimiliki setiap alat angkut, orang dan barang yang memenuhi persyaratan baik
nasional maupun internasional.
Persetujuan karantina kesehatan adalah surat pernyataan yang diberikan oleh
pejabat karantina kesehatan kepada penanggungjawab alat angkut yang
berupa pernyataan persetujuan bebas karantina atau persetujuan karantina
terbatas
Cara perhitungan :Akumulasi jumlah sertifikat COP, Gendec dan hasil pemeriksaan surveilans
rutin di klinik layanan lainnya dalam satu tahunrutin di klinik layanan lainnya dalam satu tahun
Capaian IndikatorGrafik 3. 8Jumlah Layanan Deteksi Dini Dalam Rangka Cegah Tangkal Masuk Dan Keluarnya PenyakitKantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate Tahun 2019
Target jumlah deteksi dini dalam
rangka cegah tangkal masuk dan
keluarnya penyakit tahun 2019
sebanyak 7.800 sertifikat. Capaian sebanyak 7.800 sertifikat. Capaian
deteksi dini dalam rangka cegah
tangkal masuk dan keluarnya
penyakit sebanyak 8.678 sertifikat.
Adapun Persentase capaian kinerja
tahun 2019 sebesar 111,26 %.
Dengan demikian indikator ini
dinyatakan memenuhi target. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya
penyakit tahun 2019 tersebut dibandingkan tahun 2018 mengalami
8,678
Target Capaian
7,800
penyakit tahun 2019 tersebut dibandingkan tahun 2018 mengalami
peningkatan, mengingat jumlah pada tahun 2018 sebanyak 284 layanan.
43
Adapun pelaksanaan deteksi dini yang dilakukan meliputi pengawasan kapal
dalam karantina dalam rangka penerbitan Certificate of Pratique (COP,) ,
melaksanakan surveilans rutin dengan pengumpulann data penyakit menular
di faskes non KKP di area buffer pelabuhan/bandara, pengawasan kedatangan
kapal local dengan membuat pernyataan nahkoda. kapal local dengan membuat pernyataan nahkoda.
Pengawasan dokumen kekarantinaan dalam
rangka penerbitan COP
Grafik 3.9Jumlah Layanan Deteksi Dini Dalam Rangka
Cegah Tangkal Masuk Dan Keluarnya PenyakitTahun 2015 – 2019
Berdasarkan gambar,
bahwa capaian layanan
deteksi dini dalam rangka 7800
8678
deteksi dini dalam rangka
cegah tangkal masuk dan
keluarnya penyakit tahun
2019 mengalami
peningkatan dibandingkan
tahun 2018 dan atau tahun-
tahun sebelumnya. Capaian
layanan deteksi dini dalam
rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit tertinggi pada tahun
2019 sebanyak 8.678, sedangkan capaian terendah yaitu pada tahun 2015
71 95 141 16821 87 124 284
2015 2016 2017 2018 2019Target Capaian
2019 sebanyak 8.678, sedangkan capaian terendah yaitu pada tahun 2015
sebanyak 21. Berdasarkan gambar di atas capaian layanan deteksi dini dalam
rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit dari tahun ke tahun
44
cenderung mengalami peningkatan. Capaian pada tahun 2015 sebanyak 21
(29,58%), capaian tahun 2016 sebanyak 87 (91,58%), capaian tahun 2017
sebanyak 124 (87,94%), capaian tahun 2018 sebanyak 284 (169,05%) dan
capaian tahun 2019 sebanyak 8.678 (111,26%).
Upaya Yang Dilakukan Untuk Mencapai IndikatorUpaya yang dilakukan untuk mencapai indikator yaitu :
a. Penerbitan Certificate of Pratique (COP) yaitu sertifikat bebas karantina
yang diberikan kepada alat angkut yang datang dari luar negeri, datang
dari pelabuhan wilayah terjangkit didalam negeri atau mengambil orang
dan/atau barang dari kapal sebanyak 374. Sertifikat COP diberikan
Kepada kapal dari luar negeri, untuk Provinsi Maluku Utara sebagian
besar merupakan kapal pengangkut bahan tambang. Lokasi kedatangan
kapal tersebut antara lain pulau Obi di Kabupaten Halmahera Selatan,
Pelabuhan laut weda dan Pulau Gebe di Kabupaten Halmahera Tengah,
dan pelabuhan laut Tolong di Kabupaten Pulau Taliabu di mana lokasi
tersebut belum ada wilker, sedangkan lokasi kedatangan kapal dari luar
negeri yang sudah ada wilker yaitu Tobelo, dan Buli. Oleh karena itu
untuk lokasi yang belum terdapat wilker pengawasan dan penerbitann untuk lokasi yang belum terdapat wilker pengawasan dan penerbitann
COP dilakukan oleh Kantor Induk dan untuk yang sudah ada wilker
dilakukan oleh wilker didampingi oleh kantor induk.
b. melakukan pemeriksaan alat angkut untuk mengetahui adanya factor
risiko di atas alat angkut atau pelanggaran kekarantinaan meliputi
pemeriksaan kelengkapan dokumen kekarantinaan alat angkut dan kru,
pemeriksaan kondisi sanitasi kapal, dan pemeriksaan kelengkapan obat
dan alat kesehatan. Pemeriksaan tersebut dilakukan sebelum penerbitan
sertifikat COP.
c. Meminta nahkoda/kapten/pilot untuk memberikan informasi mengenai
situasi pelayaran/penerbangan meliputi MDH dari kapal Pelni, pernyataan
nahkoda yang memberikan informasi mengenai situasi di atas kapal
sebagai pengganti MDH dari kapal lokal yang melakukan pelayaran, dan
manifest penumpang dan kru pesawat dari air lines sebagai pengganti
Gendec mengingat bandara Sultan Babullah Ternate bukan bandara
internasional. Untuk kegiatan ini diperoleh sebanyak 8.147.
45
d. pemeriksaan surveilans rutin di klinik layanan lainnya, dengan melakukan
pengumpulan data penyakit menular di faskes non KKP di area buffer
pelabuhan/bandara, sebanyak 157 layanan.
Pemeriksaan dokumen kekarantinaan Kapal dalam karantina
Pemeriksaan kelengkapan P3K Kapal Dalam Karantina
Pemeriksaan Suhu tubuh (kesehatan) kru kapal dalam karantina
46
Pemeriksaan sanitasi dan vektor kapal dalam
karantina
Petugas KKP melakukan pengambilan data ke faskes non KKP
Kendala/Masalah Yang DihadapiKendala/masalah yang dihadapi yaitu Kendala/masalah yang dihadapi adalah
terdapat pelabuhan yang menjadi lokasi masuk keluarnya kapal utamanya
untuk kapal dari luar negeri seperti di pelabuhan Weda dan pulau Gebe
Kabupaten Halmahera Tengah, Pulau Obi Kabupaten Halmahera Selatan,
dan Kabupaten Taliabu, dilokasi tersebut belum terdapat wilayah kerja.
Pemecahan MasalahUntuk lokasi masuk keluarnya kapal yang belum terdapat wilayah kerja, Untuk lokasi masuk keluarnya kapal yang belum terdapat wilayah kerja,
pelayanan pemeriksaan kapal khususnya kapal dari luar negeri, pemeriksaan
dilakukan oleh petugas kantor induk
47
Analisa Efisiensi Penggunaan Sumber DayaCapaian indikator Jumlah Deteksi Dini Dalam Rangka Cegah Tangkal Masuk
Dan Keluarnya Penyakit adalah sebanyak 248 layanan atau 169,05%, dan
dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran sebesar 99,62%, berarti
terdapat efisiensi sumber pembiayaan sebesar 69,42%.terdapat efisiensi sumber pembiayaan sebesar 69,42%.
Upaya yang dilakukan untuk mencapai efisiensi tersebut adalah :
1. melakukan pemeriksaan langsung dan tidak langsung terhadap alat angkut
yaitu pemeriksaan kepada orang (kru maupun penumpang) dan alat angkut
itu sendiri untuk mengetahui ada atau tidaknya faktor risiko baik yang
berasal dari orang, barang atau karena kondisi alat angkut itu sendiri
sebelum penerbitan COP
2. mengkompilasi data surveilans yang berasal dari fasilitas kesehatan yang
berada di wilayah buffer pelabuhan
3. meningkatkan koordinasi pengwasan dengan pihak Bea dan Cukai, 3. meningkatkan koordinasi pengwasan dengan pihak Bea dan Cukai,
Imigrasi dan Kesyahbandaran pelabuhan.
4. Penguatan jejaring surveilans dengan Dinkes kabupaten/kota dan
puskesmas di lingkungan pelabuhan dan pemanfaatan sarana komunikasi.
5. Mengoptimalkan tenaga tenaga teknis yang berada di Sub Bagian Tata
Usaha untuk membantu pengawasan.
4. Jumlah Pelayanan Kesehatan Pada Situasi Khusus
Difinisi operasional : Pelaksanaan pengendalian faktor risiko dan pelayanan kesehatan matra yang
dilakukan, seperti pelayanan situasi khusus (liburan panjang, lebaran, natal
dan tahun baru), penanggulangan korban bencana, kesehatan pelayaran,
kesehatan penyelaman, dan kesehatan perjalanan
Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus adalah Jumlah pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan pada saat situasi khusus tertentu seperti
lebaran, natal, tahun baru dan lain - lain dalam periode satu tahun.
Pelayanan kesehatan pada situasi khusus arus mudik lebaran dan nataru Pelayanan kesehatan pada situasi khusus arus mudik lebaran dan nataru
dilaksanakan dengan membentuk posko-posko pelayanan kesehatan baik itu
sifatnya posko mandiri maupun posko gabungan.
48
Cara perhitungan :Perhitungan jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus yaitu
akumulasi jumlah posko yang melakukan pelayanan kesehatan pada saat
lebaran, natal, tahun baru dan lainnya dalam satu tahun.
Capaian IndikatorGrafik 3.10
Jumlah Pelayanan Kesehatan Pada Situasi KhususKantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate Tahun 2019
Capaian indikator Jumlah
Pelayanan Kesehatan Pada Situasi
Khusus tahun 2019 sebanyak 24
layanan. Target yang ditetapkan
untuk indikator ini sebanyak 15 untuk indikator ini sebanyak 15
layanan. Persentase capaian kinerja
sebesar 160%, dengan demikian
indikator ini mencapai target.
Capaian tersebut menurun
dibandingkan capaian tahun 2018
sebanyak 27 layanan.
Pelayanan kesehatan dilaksanakan dengan membentuk Posko
pelayanan pada saat situasi khusus yang dibentuk secara mandiri maupun
15
24
Target Capaian
posko terpadu seluruh komponen LS/LP yang ada di wilayah
pelabuhan/bandara dan Dinas Kesehatan Kabupaten/kota, Dinas Kesehatan
Provinsi dan Puskesmas yang berada di wilayah buffer pelabuhan. Pelayanan
kesehatan dilaksanakan di setiap posko yang dibentuk oleh Kantor Induk dan
seluruh wilker yang ada .
Adapun jenis layanan kekarantinaan yang diberikan yaitu pemeriksaan
kesehatan penumpang dan awak kapal/pesawat termasuk pengobatan dasar
dan rujukan apabila diperlukan, pengawasan kondisi sanitasi alat angkut
termasuk pengawasan dokumen kekarantinaan lainnya, pengawasan
terhadap terhadap sanitasi pelabuhan.
49
Grafik 3.11Jumlah Posko Pelayanan Kesehatan
Pada Situasi Khusus Arus Tahun 2015 – 2019
Jumlah layanan kesehatan Pada
Situasi Khusus tahun 2019 24
2019Situasi Khusus tahun 2019
sebanyak 24 layanan menurun
dibandingkan tahun 2018 yang
jumlahnya sebanyak 27 posko.
Jumlah layanan kesehatan pada
situasi khusus yang dilaksanakan
tertinggi pada tahun 2018 sebanyak
27 layanan, sedangkan terendah
tahun 2015, 2016 dan 2017 masing-
masing 10 layanan.10
10
13
15
10
10
27
2016
2017
2018
2019
masing 10 layanan.
Jumlah layanan tahun 2015-2019
yaitu jumlah tahun 2015 sebanyak
10 layanan dari target 10 layanan,
tahun 2016 sebanyak 10 layanan
dari target 10 layanan, tahun 2017
‘sebanyak 10 layanan dari target 10 layanan, tahun 2018 sebanyak 27 layanan
dari target 13 layanan, dan tahun 2019 sebanyak 24 layanan dari target 15
layanan. Sampai dengan akhir tahun 2019 sebanyak 81 layanan dalam bentuk
posko layanan situasi khusus.
10
10 2015
Capaian Target
posko layanan situasi khusus.
Pembentukan posko situasi khusus Nataru di Bandara
50
Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di pelabuhan pada saat situasi khusus
Pemantauan alat angkut, orang dan barang saat siatuasi khusus
Posko terpadu melibatkan LS/LP dan petugas puskesmas
Upaya Yang Dilakukan Untuk Mencapai IndikatorUpaya Yang Dilakukan Untuk Mencapai IndikatorUpaya yang dilakukan untuk mencapai indikator antara lain :
1. Pelayanan kesehatan pada saat arus mudik lebaran. Pelayanan dilaksanakan
dengan membentuk pos pelayanan di pelabuhan dan bandara baik itu oleh
51
Kantor Induk dan seluruh wilayah kerja. Adapun pelayanan yang dilakukan
meliputi :
- Melaksanakan pemeriksaan kapal. Jumlah kapal yang diperiksa sebanyak
128 kapal, semua kapal dinyatakan sehat.
- Melaksanakan pengawasan lalu lintas jenazah. Jumlah jenazah yang
dilkukan pengawasan selama arus mudik/balik sebanyak 5 jenazah.
- Melaksanakan layanan kesehatan pertolongan/evakuasi kejadian
kecelakaan sebanyak 7 kasus, tidak ada korban meninggal.
- Melaksanakan pemeriksaan kesehatan pada penumpang/calon
penumpang, pengunjung/pengantar yang membutuhkan dan atau datang
ke pos pelayanan sebanyak 98 kasus/kunjungan
- Melaksanakan pelayanan kesehatan rujukan pada pasien yang
membutuhkan rujukan sebanyak 19 kasus
- Jumlah pelayanan yang diberikan berdasarkan faktor risiko yaitu pada bayi
sebanyak 28 orang dan ibu hamil sebanyak 19 orang
- Jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan berdasarkan kelompok usia
<5 tahun sebanyak 19 kasus, sedangkan jumlah pelayanan kesehatan
berdasar kelompok usia >5 tahun sebanyak 79 kasus
2. Pelayanan kesehatan pada saat pelaksanaan Ibadah haji. Pelayanan
Kegiatan dilaksanakan yaitu membentuk pos pelayanan jemaah haji di
Asrama Haji Transit Ngade Kota Ternate, dan melakukan pelayanan terhadap
jemaah haji yang berada di beberapa hotel di Kota Ternate mengingat
kapasitas asrama haji yang belum bisa menampung keseluruhan jemaah
sehingga sebagian jemaah ditempatkan di hotel. Adapun kegiatan yang
dilaksanakan meliputi :
- Melaksanakan survey dan pengendalian vektor, dengan kegiatannya
adalah melakukan survey nyamuk dewasa (umpan body), Melaksanakan
pengendalian nyamuk dewasa (fogging), melaksanakan IRS, yang
dilaksanakan sebelum jemaah haji memasuki asrama haji dan pada saat
debarkasi
- Melaksanakan pemeriksaan kesehatan penjamah makanan yang akan
melakukan penyimpanan, pengolahan dan penyajian makanan bagi
jemaah haji
52
- Melaksanakan pemeriksaan sampel makanan selama jemaah haji berada
di asrama haji pada saat embarkasi dan debarkasi. Sebanyak 27 sampel
makanan diperiksa organoleptik dan kimia makanan.
- Evakuasi jemaah haji dari pelabuhan/bandara menuju asrama haji
menggunakan ambulans bagi jemaah haji yang menderita kelelahan dan
atau sakit, serta melakukan observasi pada jemaah haji yang
membutuhkan. Jumlah jemaah haji yang diobservasi sebanyak 52 orang.
- Melaksanakan pemeriksaan kehamilan bagi jemaah haji yang masuk
kategori Wanita Usia Subur (WUS). Jumlah jemaah haji diperiksa sebanyak
212 orang.
- Melaksanakan visitasi (kunjungan ke kamar) jemaah haji yang ditempatkan
di asrama haji transit Ngade mapun yang ditempatkan di hotel.
- Melaksanakan promosi kesehatan secara langsung maupun dengan
pemasangan media KIE di tempat yang mudah dilihat atau sering di akses
oleh jemaah haji
3. Pelayanan kesehatan pada saat arus mudik natal dan tahun baru, kegiatan
yang dilaksanakan :
- Jumlah pelayanan kesehatan sebanyak 36 layanan.
- Jumlah pelayanan kesehatan pada penumpang sakit sebanyak 27 orang.
- Jumlah pelayanan kesehatan pada ibu hamil sebanyak 2 orang.
- Jumlah pelayanan kesehatan berdasarkan golongan umur 1-4 tahun
sebanyak 1 orang.
- Jumlah pelayanan kesehatan berdasarkan golongan umur 5-9 tahun
sebanyak 1 orang.
- Jumlah pelayanan kesehatan berdasarkan golongan umur 19-40 tahun
sebanyak 2 orang.
- Jumlah pelayanan kesehatan berdasarkan golongan umur >40 tahun
sebanyak 3 orang.
Analisa Efisiensi Penggunaan Sumber DayaCapaian indikator Jumlah Pelayanan Kesehatan Pada Situasi Khusus adalah
sebanyak 24 posko layanan atau 160%, dan dibandingkan dengan capaian
realisasi anggaran sebesar 98,25%, berarti terdapat efisiensi sumber
pembiayaan sebesar 61,75%.
53
Upaya yang dilakukan dalam mencapai efisiensi tersebut adalah meningkatkan
koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor di wilayah pelabuhan/bandara
dalam rangka pembentukan posko pelayanan, koordinasi dengan Dinas
Kesehatan Provinsi dalam hal ketersediaan bahan dan obat, koordinasi dengan
Rumah Sakit, Dinas Kesehatan Kota dan beberapa puskesmas dalam hal sistem Rumah Sakit, Dinas Kesehatan Kota dan beberapa puskesmas dalam hal sistem
rujukan apabila memerlukan rujukan, dan pembentukan posko-posko pelayanan
kesehatan di pelabuhan/bandara baik itu oleh kantor induk dan seluruh wilker
yang ada.
Petugas KKP melakukan visitasi ke kamar Jemaah di Asrama haji Transit Ngade
Petugas KKP mendampingi jemaah haji yang membutuhkan Ambulans
54
Petugas KKP melakukan pendampingan jemaah haji yang
membutuhkan ambulans dan kursi roda
Petugas KKP melakukan pemeriksaan kesehatan jemaah haji
Petugas KKP mengkoordinasikan jemaah haji berisiko dengan petugas kab/kota
55
Petugas KKP melakukan pengambilan data terhadap jemaah WUS yang akan melakukan pemeriksaan kehamilan
5. Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
Difinisi Operasional :Dalam rangka memiliki kemampuan deteksi dini dan respon cepat
terhadap kasus penyakit yang terkategori dalam KKMMD atau yang dikenal
juga dengan istilah Public Health Emergency of International Concern
(PHEIC), maka disusun rencana penguatan baik dalam hal kapasitas kerja di
pintu masuk maupun di wilayah, sarana prasarana, sumber daya manusia,
serta koordinasi/kerjasama lintas sektor.
Dokumen Rencana Kontijensi Penanggulangan KKMMD merupakan
salah satu kemampuan utama yang dipersyaratkan sebagaimana yang
tercantum dalam International Health Regulations (IHR) tahun 2005 lampiran
1 yang menyebutkan bahwa pintu masuk negara maupun wilayah harus
membuat dan memutakhirkan rencana tanggap darurat kesehatan
masyarakat (rencana kontijensi), kemudian diuji/dilatihkan secara regular baik
melalui table top maupun simulasi.
Kegiatan Rencana Kontijensi ini mencakup proses membuat
perencanaan atau menyusun strategi dan prosedur dalam menanggapi
potensi krisis atau kedaruratan yang akan terjadi, termasuk mengembangkan
56
skenario (untuk mengantisipasi krisis), menentukan tanggung jawab semua
pelaku yang akan terlibat, mengidentifikasi peran dan sumber daya, proses
pendataan dan penyebaran informasi, pengaturan setiap pelaku sehingga
siap pada saat dibutuhkan dan menentukan kebutuhan agar tujuan tercapai.
Oleh karena itu, dibutuhkan komitmen seluruh lintas sektor terkait untuk dapat Oleh karena itu, dibutuhkan komitmen seluruh lintas sektor terkait untuk dapat
mengimplementasikan rencana kontijensi yang sudah disusun dan disepakati
bersama dalam penanggulangan KKMMD.
Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD yang mempunyai kebijakan
kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat
yang berpotensi wabah adalah Jumlah pelabuhan/bandar udara/PLBD yang
memiliki kebijakan kesiapsiagaan berupa dokumen rencana kontijensi
penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah.
Cara Perhitungan :Cara Perhitungan :
Jumlah pelabuhan/bandar udara/PLBD yang memiliki kebijakan
kesiapsiagaan berupa dokumen rencana kontijensi penanggulangan
kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah.
Capaian IndikatorGrafik 3.12
Pelabuhan/Bandara/ PLBD Yang Mempunyai Kebijakan Kesiapsiagaan Dalam Penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
Yang Berpotensi Wabah Tahun 2019Capaian indikator Jumlah
4 4
Capaian indikator Jumlah
pelabuhan/bandara/ PLBD yang
mempunyai kebijakan kesiapsiagaan
dalam penanggulangan kedaruratan
kesehatan masyarakat yang berpotensi
wabah tahun 2019 sebanyak 4
pelabuhan. Target yang ditetapkan
sebanyak 4 pelabuhan. Capaian kinerja
sebesar 100%. Dengan demikian
indikator ini memenuhi target. Jumlah
Target Capaian
indikator ini memenuhi target. Jumlah
tersebut meningkat dibandingkan jumlah
tahun 2018 sebanyak 2 pelabuhan.
57
Pelabuhan yang sudah memiliki dokumen tersebut adalah pelabuhan laut
Ahmad Yani, Pelabuhan Laut Bacan, Pelabuhan Laut Morotai dan Pelabuhan
laut Tobelo.
1
2
4
-
2
4
2017
2018
2019
Grafik 3.13Pelabuhan/Bandara/ PLBD Yang Mempunyai Kebijakan Kesiapsiagaan Dalam Penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Berpotensi Wabah Tahun 2015 – 2019
Jumlah pelabuhan/bandara yang
mempunyai kebijakan kesiapsiagaan
dalam penanggulangan kedaruratan
kesehatan masyarakat tahun 2019
sebanyak 4 pelabuhan. Tahun 20 15-207
belum ada pelabuhan yang memiliki
1
1
1
-
-
2015
2016
Capaian Target
belum ada pelabuhan yang memiliki
dokumen kontijensi, tahun 2018 sebanyak
2 pelabuhan sudah memiliki dokumen,
dan sampai dengan tahun 2019 sebanyak
4 pelabuhan yang sudah mempunyai
dokumen rencana kontijensi.Grafik 3.14
Realisasi Pelabuhan/Bandara/ PLBD Yang Mempunyai Kebijakan Kesiapsiagaan Dalam Penanggulangan KKM
Yang Berpotensi Wabah
Berdasarkan gambar bahwa
realisasi pelabuhan/bandara
yang mempunyai kebijakan
kesiapsiagaan dalam
penanggulangan KKM yang
berpotensi wabah wabah tahun
2019 sebesar 100% mencapai
target yang ditetapkan dalam
RAP sebesar 82%.
Realisasi tahun ini
Target RAP
10082
RAP sebesar 82%.
Upaya Yang Dilakukan Untuk Mencapai IndikatorUpaya yang dilakukan untuk mencapai indikator yaitu :
58
a. Melaksanakan sosialisasi dan penyusunan rencana kontijensi
penanggulangan KKM di Pelabuhan Laut Bacan dan Pelabuhan Laut
Morotai.
b. Melaksanakan tabel top
c. Meningkatkan koordinasi LS/LP dalam hal penanggulangan KKMc. Meningkatkan koordinasi LS/LP dalam hal penanggulangan KKM
Pelaksanaan sosialisasi dan penyusunan Renkon di Pelabuhan Laut Bacan
59
Pelaksanaan sosialisasi dan penyusunan Renkon di Pelabuhan Laut Morotai
Analisa Efisiensi Penggunaan Sumber DayaCapaian indikator pelabuhan/bandara/ PLBD yang mempunyai kebijakan
kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat
yang berpotensi wabah adalah sebanyak 2 pelabuhan atau 100%, dan
dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran sebesar 99,96%, berarti
terdapat efisiensi sumber pembiayaan sebesar 0,04%%.
60
Narasumber Daerah/KKP membawakan materi pada solialisasi dan penyusunan
Renkon di Pelabuhan Laut Morotai
Narasumber pusat membawakan materi pada solialisasi dan penyusunan
Renkon di Pelabuhan Laut Morotai
6. Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkanDifinisi Operasional :Izin Laik terbang atau laik udara adalah memenuhi persyaratan yang ditentukan
serta aman untuk terbang di udara (menggunakan pesawat udara). Terdapat
beberapa penyakit/keadaan tidak laik terbang dan keadaan yang memerlukan
pertimbangan dalam penerbangan.
61
Pengangkutan orang sakit harus memenuhi syarat teknis dan syarat
administrasi. Pengawasan terhadap orang sakit yang akan diangkut
menggunakan kapal/pesawat. Syarat teknis pengangkutan orang sakit meliputi
1) Orang sakit tidak menderita penyakit karantina / peyakit menular tertentu, 2)
Pasien didampingi oleh keluarga/dokter/perawat, 3) Tidak ada kontraindikasi
ikut dalam penerbangan/ pelayaran. Syarat administrasi pengangkutan orang
sakit meliputi 1) Orang sakit memiliki surat keterangan dokter dan diagnosa
riwayat penyakit dan cacatan keadaan umumnya, 2) Ada surat keterangan dari
Dinas Kesehatan/rumah sakit bahwa orang sakit bukan penderita penyakit
karantina/penyakit menular tertentu, 3) Orang sakit dan pengantar mempunyai
identitas jelas.
Pengangkutan jenazah harus memenuhi syarat teknis dan syarat administrasi.
Syarat teknis pengangkutan menggunakan kapal/pesawat meliputi 1) Jenazah
harus disuntik dengan obat penahan busuk secukupnya yang dinyatakan
dengan keterangan dokter 2) Jenazah harus dimasukkan ke dalam peti yang
dibuat dari logam 3) Peti logam ditutup rapat lalu dimasukkan ke dalam peti
kayu yang tebalnya sekurang-kurangnya 3 cm, sehingga peti tidak dapat
bergerak didalamnya, peti kayu dipaku dengan jarak sepanjang-panjangnya 20
cm dan diperkuat dengan ban-ban logam.
Syarat administrasi pengangkutan jenazah : 1) harus ada keterangan dokter
yang menyatakan sebab kematian itu bukan karena penyakit menular 2) Segala
surat keterangan/dokumen yang bersangkutan harus disertakan pada jenazah
tersebut untuk ditandatangani oleh dokter KKP.
Pengawasan pengangkutan orang sakit dan jenazah adalah upaya
pemeriksaan fisik dan pengawasan dokumen orang sakit dan jenazah dalam
pencegahanmasuk dan keluarnya penyakit menular/potensial wabah.
Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan
adalah Jumlah sertifikat yang diterbitkan berdasarkan permintaan/permohonan
yang diterima dalam periode satu tahun.
Cara Perhitungan :Akumulasi jumlah sertifikat izin laik terbang, sertifikat izin angkut orang sakit,
sertifikat izin angkut jenazah, jumlah penerbitan/legalisasi ICV dalam satu
tahun.
62
Capaian IndikatorGrafik 3.15
Jumlah Sertifikat/Surat Ijin Layanan Kesehatan Lintas Wilayah Yang Diterbitkan
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate Tahun 2019Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate Tahun 2019
Capaian indikator Jumlah
sertifikat/surat ijin layanan
kesehatan lintas wilayah yang
diterbitkan tahun 2019 sebanyak
2.774 sertifikat. Target yang
ditetapkan untuk indikator ini
sebanyak 2.570 sertifikat. Capaian
indikator kinerja sebesar 107,94%.
Dengan demikian indikator ini
2,570
2,774
Dengan demikian indikator ini
dinyatakan memenuhi target.Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang
diterbitkan tahun 2019 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2018 yang
jumlahnya sebanyak 2.457 sertifikat
Adapun jenis sertifikat/surat ijin yang diterbitkan terdiri dari sertifikat laik
terbang sebanyak 676 sertifikat, sertifikat izin angkut orang sakit sebanyak
598 sertifikat, sertifikat izin angkut jenazah sebanyak 131 sertifikat, dan
penerbitan/legalisasi ICV sebanyak 1.369 buku.
Target Capaian
Pengawasan jenazah
63
Pemberian vaksinasi meningitis kepada jemaah umroh di Poliklinik KKP
Grafik 3.16Capaian Sertifikat/Surat Ijin Layanan Kesehatan
Lintas Wilayah Yang Diterbitkan Tahun 2015 – 2019
Berdasarkan gambar, bahwa capaian
sertifikat/surat izin layanan kesehatan 2,570 2,774 2019sertifikat/surat izin layanan kesehatan
lintas wilayah yang diterbitkan tahun
2019 mengalami peningkatan dari
tahun 2018 dan atau tahun-tahun
sebelumnya. Capaian tertinggi
sertifikat/surat izin layanan kesehatan
lintas wilayah yang diterbitkan yaitu
pada tahun 2019 sebanyak 2.774
sertifikat, dan capaian terendah pada
tahun 2015 sebanyak 1.619 sertifikat.
1,462
1,609
1,769
1,922
2,570
1,619
2,172
2,388
2,457
2015
2016
2017
2018
Capaian Target
1,922
2,570
11,000
2,457
2,774
11,410
2018
2019
Jangka Menengah
tahun 2015 sebanyak 1.619 sertifikat.
Grafik 3.17Capaian Sertifikat/Surat Ijin Layanan Kesehatan Lintas Wilayah Yang DiterbitkanTahun 2015 – 2019
Berdasarkan gambar, bahwa capaian
sertifikat/surat izin layanan kesehatan lintas
wilayah yang diterbitkan tahun 2015-2019
cenderung meningkat. Capaian di tahun 2015
sebanyak 1.619 (110,74%), capaian tahun
1,462
1,609
1,769
1,619
2,172
2,388
2015
2016
2017
Capaian Target
2016 sebanyak 2.172 (134,99%), capaian
tahun 2017 sebanyak 2.388 (134,99%),
capaian tahun 2018 sebanyak 2.457 (127,84),
64
capaian tahun 2019 sebanyak 2.774 (107,94%). Berdasarkan gambar di atas
juga bahwa capaian komulatif yang dicapai sampai akhir 2019 sebanyak
11.410 sertifikat (103,73%) dari target yang ditetapkan sebanyak 11.000
sertifikat.
Upaya Yang Dilakukan Untuk Mencapai IndikatorUntuk mencapai indikator ini, dilakukan berbagai upaya sebagai berikut :
a. Melakukan pemeriksaan terhadap orang sakit yang akan menggunakan
alat angkut untuk melihat ada tidaknya indikasi penyakit menular dan
menerbitkan izin angkut orang sakit.
b. Melakukan pemeriksaan pemetian jenazah dan penyebab kematian bukan
karena penyakit menular.
c. Melakukan pengawasan terhadap ibu hamil atau orang dengan
penyakit/kondisi tertentu yang membutuhkan pengawasan dalam
penerbangan di bandara.
d. Melakukan pemeriksaan kondisi kesehatan, kelengkapan administrasi dan
memberikan vaksinasi internasional (meningitis) bagi orang yang akan
melakukan perjalanan internasional seperti jemaah umroh dan perjalan melakukan perjalanan internasional seperti jemaah umroh dan perjalan
lainnya yang membutuhkan vaksinasi.
e. Menyelenggarakan sosialisasi pelaksanaan vaksinasi melalui SINKARKES
kepada LS/LP/masyarakat.
Analisa Efisiensi Penggunaan Sumber DayaCapaian indikator Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah
yang diterbitkan adalah sebanyak 2.774 sertifikat atau 107,94%, dan
dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran sebesar 97,74%, berarti
terdapat efisiensi sumber pembiayaan sebesar 10,20%.
Upaya yang dilakukan dalam mencapai efisiensi tersebut adalah
melaksanakan sosialisasi pengawasan laik terbang ke lintas sektor terkait
termasuk RSU, meningkatkan koordinasi dengan unit penyelenggara bandara
dan air lines, keagenan kapal, RSU, PT Pelni, nahkoda terkait laik terbang,
izin angkut orang sakit dan izin angkut jenazah, meningkatkan koordinasi
dengan pihak trevel/biro perjalanan terkait pemberian vaksin Kepada calon
jemaah umroh, melaksanakan pendampingan ke Dinkes Kabupaten/kota
65
mengenai penerbitan/legalisasi ICV, mengaktifkan pendaftaran/informasi ICV
bagi jamaah umroh secara online melalui SINKARKES
7. Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi
Difinisi Operasional :Sanitasi adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk menciptakan
lingkungan cocok untuk hidup sehat. Pengawasan sanitasi lingkungan adalah
pengawasan yang dilakukan terhadap lingkungan pelabuhan/bandara/PLBD
maupun alat angkut, sehingga lingkungan pelabuhan maupun alat angkut
cocok untuk hidup sehat.
Pengawasan penyediaan air bersih adalah pengawasan terhadap
sarana penyediaan air bersih, kualitas air (fisik, kimia dan bakteriologi) dan
tindak lanjutnya di pelabuhan
Pengamanan makanan dan minuman adalah upaya melindungi
makanan dan minuman meliputi : pemilihan bahan baku, penyimpanan bahan
baku, pengolahan makanan, penyajian dan pengangkutan dari kemungkinan
tercemar oleh bahan-bahan kontaminan. Yang dimaksud dengan Tempat
Pengelolaan Makanan (TPM) antara lain yaitu rumah makan/warung
makan/restoran, jasa boga, makanan jajanan, dan lain-lain.
Pengawasan hygiene gedung daan bangunan umum di pelabuhan
adalah pengawasan kondisi dari komponen atau bagian-bagian bangunan
serta fasilitas pendukungnya yang ada di pelabuhan dari kemungkinan
timbulnya masalah kesehatan
Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD yang memenuhi syarat-syarat
sanitasi adalah Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memiliki sanitasi
tempat-tempat umum dengan kriteria baik, TPM memenuhi syarat layak/laik
hygiene, tempat penyediaan air bersih memenuhi syarat kesehatan.
Cara perhitungan :Akumulasi jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai TPM
memenuhi syarat layak/laik hygiene, tempat penyediaan air bersih memenuhi memenuhi syarat layak/laik hygiene, tempat penyediaan air bersih memenuhi
syarat kesehatan dalam satu tahun
66
Capaian IndikatorCapaian indikator Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD yang memenuhi
syarat-syarat sanitasi tahun 2019 sebanyak 2 pelabuhan. Target yang
ditetapkan sebanyak 4 pelabuhan/bandara. Capaian kinerja sebesar 50%.
Dengan demikian indikator ini belum mencapai target. Jumlah Dengan demikian indikator ini belum mencapai target. Jumlah
pelabuhan/bandara memenuhi syarat-syarat sanitasi menurun dibandingkan
tahun 2018 yang jumlahnya 4 pelabuhan/bandara.
Adapun pelabuhan/bandara yang menjadi sasaran pengawasan
sebanyak 10 pelabuhan/bandara yang terdiri dari pelabuhan laut Babang
Wilker Bacan, pelabuhan laut Jailolo Wilker Jailolo, pelabuhan laut Tobelo
Wilker Tobelo, Bandara Sultan Babullah Wilker Bandara, Pelabuhan laut
Sanana Wilker Mangoli, Pelabuhan Laut Buli Wilker Buli, Pelabuhan Laut
Daruba Wilker Morotai, dan pelabuhan laut Ahmad Yani, Pelabuhan laut Dufa-
Dufa, Pelabuhan Laut Bastiong.Dufa, Pelabuhan Laut Bastiong.
Pengawasan TPM dan SAB di PelabuhanGrafik 3.18
Jumlah Pelabuhan/Bandara/ PLBD Yang Memenuhi Syarat-Syarat Sanitasi Tahun 2019
Bersarkan grafik, banhwa target
pelabuhan/bandara/PLBD yang
memenuhi syarat-syarat sanitasi
tahun 2019 sebanyak 4
pelabuhan/bandara. Sedangkan
realisasi yang didapatkan sebanyak
2 pelabuhan/bandara. Dengan
demikian indikator ini dinyatakan
tidak memenuhi targetTarget Capaian
4
2
tidak memenuhi targetHal yang berpengaruh terhadap pencapaian indikator ini yaitu masih
terdapat sarana TPM, TTU/bangunan, dan sarana air bersih yang tidak
memenuhi syarat laik meskipun sudah dilakukan pengawasan dan
67
pembinaan secara periodik setiap bulan di setiap pelabuhan/bandara. Kondisi
pengawasan untuk masing-masing pelabuhan sebagai berikut :
No Pelabuhan/BandaraKondisi Sanitasi
StatusSAB TTU TPM
1 Pelabuhan Ahmad Yani TMS TMS TMS TMS
2 Pelabuhan Dufa-Dufa TMS TMS TMS TMS
3 Pelabuhan Bastiong TMS TMS TMS TMS
4 Pelabuhan Sanana MS MS TMS TMS
5 Pelabuhan Jailolo MS MS MS MS
6 Pelabuhan Buli MS MS TMS TMS
7 Pelabuhan Babang MS TMS TMS TMS
8 Pelabuhan Tobelo MS TMS TMS TMS
9 Bandara Sultan Babullah TMS MS TMS TMS
10 Pelabuhan Daruba MS MS MS MS
MS : Memenuhi Syarat TMS : Tidak Memenuhi syarat
Berdasarkan tabel di atas, bahwa kondisi sanitasi di setiap
pelabuhan/bandara sebagai berikut :
a. Pelabuhan Ahmad Yani. TTU, TPM dan sarana air bersih masih menjadi a. Pelabuhan Ahmad Yani. TTU, TPM dan sarana air bersih masih menjadi
masalah, karena hasil pengawasan setiap bulan masih terdapat hasil
pengawasan yang tidak memenuhi syarat baik itu TTU, TPM maupun
sarana air bersih yang ada
b. Pelabuhan Dufa-Dufa. TTU, TPM dan sarana air bersih masih menjadi
masalah, karena hasil pengawasan setiap bulan masih terdapat hasil
pengawasan yang tidak memenuhi syarat baik itu TTU, TPM maupun
sarana air bersih yang ada
c. Pelabuhan Bastiong. TTU, TPM dan sarana air bersih masih menjadi
masalah, karena hasil pengawasan setiap bulan masih terdapat hasil
pengawasan yang tidak memenuhi syarat baik itu TTU, TPM maupun
sarana air bersih yang ada.
d. Pelabuhan Sanana. TPM masih menjadi masalah berdasarkan hasil
pengawasan yang dilakukan setiap bulan, sedangkan yang tidak
bermasalah TTU dan sarana air bersih.
68
e. Pelabuhan Jailolo. Pelabuhan Sanana, TTU, TPM dan sarana air bersih
berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan setiap bulan, seluruhnya
memenuhi syarat
f. Pelabuhan Buli. yang tidak menjadi masalah berdasarkan pengawasan
setiap bulan yaitu sarana air bersih dan TTU, sedangkan yang masih setiap bulan yaitu sarana air bersih dan TTU, sedangkan yang masih
menjadi masalah yaitu sarana dan TPM
g. Pelabuhan Babang. yang tidak menjadi masalah berdasarkan pengawasan
setiap bulan yaitu sarana air bersih, sedangkan yang masih menjadi
masalah yaitu sarana TTU dan TPM
h. Pelabuhan Tobelo, Yang tidak menjadi masalah berdasarkan pengawasan
setiap bulan yaitu sarana air bersih, sedangkan yang masih menjadi
masalah yaitu sarana TTU dan TPM
i. Bandara Sultan Babullah. Yang tidak menjadi masalah yaitu TTU,
sedangkan yang masih bermasalah adalah TPM dan sarana air bersih sedangkan yang masih bermasalah adalah TPM dan sarana air bersih
berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan setiap bulan.
j. Pelabuhan Daruba. TTU, TPM dan sarana air bersih berdasarkan hasil
pengawasan yang dilakukan setiap bulan, seluruhnya memenuhi syarat
Faktor lain yang mempengaruhi dan dianggap paling dominan yaitu
pengetahuan masyarakat pelabuhan terutama pemilik/penanggung jawab
gedung/bangunan terkait laik sehat setiap sarana/lingkungan pelabuhan
terhadap kejadian/penyebaran suatu penyakit menular, sehingga
mempengaruhi terhadap kepedulian/sikap pemilik/penanggung jawab sarana
terhadap kondisi sarana yang dimiliki utamanya.terhadap kondisi sarana yang dimiliki utamanya.
Grafik 3.19Jumlah Pelabuhan/Bandara/ PLBD
Yang Memenuhi Syarat-Syarat Sanitasi Tahun 2015 – 2019
Berdasarkan gambar bahwa
jumlah pelabuhan/bandara
memenuhi syarat-syarat sanitasi
tahun 2019 sebanyak 2
pelabuhan/bandara, jumlah
tersebut menurun dibandingkan tersebut menurun dibandingkan
tahun 2018 yang jumlahnya 4
pelabuhan/bandara. Jumlah
10 10 10 10
4 4 4
2015 2016 2017 2018 2019
1 2 2
Target Capaian
69
pelabuhan/bandara memenuhi syarat-syarat sanitasi tahun 2015-2019 yaitu
jumlah tahun 2015 sebanyak 1 pelabuhan/bandara, tahun 2016 sebanyak 4
pelabuhan/bandara, tahun 2017 sebanyak 2 pelabuhan, tahun 2018 sebanyak
4 pelabuhan, dan tahun 2019 sebanyak 2 pelabuhan. jumlah
pelabuhan/bandara memenuhi syarat-syarat sanitasi tertinggi yaitu tahun pelabuhan/bandara memenuhi syarat-syarat sanitasi tertinggi yaitu tahun
2016 dan tahun 2018 masing-masing sebanyak 4 pelabuhan, sedangkan
jumlah terendah yaitu tahun 2015 sebanyak 1 pelabuhan/bandara.
Grafik 3.20Capaian Pelabuhan/Bandara/ PLBD Yang Memenuhi Syarat-Syarat Sanitasi Kantor Tahun 2019
Berdasarkan gambar bahwa jumlah
pelabuhan/bandara memenuhi syarat-
syarat sanitasi tahun 2019 sebesar 50% syarat sanitasi tahun 2019 sebesar 50%
tidak mencapai target yang ditetapkan
dalam RAP sebesar 100%.
Upaya Yang Dilakukan Untuk Mencapai IndikatorUpaya yang dilakukan untuk mencapai indikator adalah :
a. Melakukan inspeksi sanitasi TPM secara rutin setiap bulan di wilayah
pelabuhan/bandara, pengambilan dan pemeriksaan sampel makanan dan
50
100
Realisasi Tahun Ini Target RAP
50
pelabuhan/bandara, pengambilan dan pemeriksaan sampel makanan dan
minuman, rujukan sampel makanan dan minuman ke BTKL untuk
pemeriksaan kimia dan bakteriologi.
b. Melakukan inspeksi sanitasi SAB di pelabuhan/bandara secara rutin setiap
bulan, pengambilan dan pemeriksaan sampel air bersih, rujukan sampel
air ke BTKL untuk pemeriksaan kimia dan bakteriologi.
c. Melakukan pengambilan sampel air bersih dan makanan ke wilayah kerja
d. Melakukan inspeksi sanitasi gedung/bangunan dan melakukan
pengukuran parameter lingkungan seperti suhu, pencahayaan,
kelembaban secara rutin setiap bulan.kelembaban secara rutin setiap bulan.
e. Melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap penjamah makanan yang
ada di pelabuhan/bandara 2 kali dalam setahun.
70
f. Melakukan edukasi dan promosi kepada pemilik/penanggung jawab
gedung setiap kali melaksanakan inspeksi.
g. Memberikan rekomendasi hasil inspeksi kepada PT Pelindo/Perhubungan
selaku operator pelabuhan, pengelola bandara, dan KSOP/KUPP selaku
otoritas pelabuhanotoritas pelabuhan
h. Melakukan pemeriksaan sanitasi kapal, pada saat agen/pemilik kapal
mengajukan permohonan untuk mendapatkan PHQC, COP dan
permohonan perpanjangan SSCEC/SSCC
Petugas KKP mengambil sampel air dipelabuhan untuk diperiksa
Petugas KKP melakukan inspeksi pada salah satu rumah makan di pelabuhan
71
Petugas KKP melakukan inspeksi pada salah satu rumah makan di pelabuhan
Petugas KKP mengambil sampel makanan untuk diperiksa
Petugas KKP mengambil sampel air untuk dirujuk ke BTKL
72
Petugas KKP melakukan ispeksi gedung/bangunan di pelabuhan
Pengambilan sampel air
Permasalahan/KendalaFormulir pemeriksaan TPM yang dibuat oleh Subdit Karkes yang terdapat di Formulir pemeriksaan TPM yang dibuat oleh Subdit Karkes yang terdapat di
aplikasi SINKARKES tidak sesuai dengan kondisi rumah makan yang ada di
wilyah pelabuhan/bandara. Untuk itu dilakukan koordinasi dengan Subdit
Karkes untuk penyederhanaan formulir agar sesuai dengan kondisi setempat
atau penambahan jenis TPM yang dilakukan pemeriksaan selain rumah
makan.
Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber DayaCapaian indikator Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD yang memenuhi syarat-
syarat sanitasi tahun 2019 sebanyak 2 pelabuhan atau 50%, dan syarat sanitasi tahun 2019 sebanyak 2 pelabuhan atau 50%, dan
dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran sebesar 99,77%, berarti
terdapat inefisiensi sumber pembiayaan sebesar 49,77%.
73
Kondisi yang menyebabkan terjadinya inefisiensi sumber daya anggaran dan
tidak tercapainya target yaitu :
1. Belum optimalnya kepedulian LS/LP, penglola pelabuhan/bandara dan
masyarakat pelabuhan secara keseluruhan terkait kondisi sanitasi
lingkungan di wilayah pelabuhan/bandara, sehingga meskipun dilakukan lingkungan di wilayah pelabuhan/bandara, sehingga meskipun dilakukan
pengawasan secara periodik hasilnya tidak akan optimal, mengingat
setiap LS dan pengelola pelabuhan/bandara yang berada di wilayah
pelabuhan/bandara memiliki kewenangan yang melekat di tugas dan
fungsi masing-masing.
2. Untuk merangsang respon LS terkait, maka rekomendasi hasil inspeksi
disampaikan Kepada LS, pengelola pelabuhan/bandara terkait, tetapi
tidak ditindak lanjuti oleh setiap penanggungjawab
3. Lemahnya peran PT Pelindo selaku operator pelabuhan otoritas
pelabuhan dan bandara dalam hal sanitasi lingkungan, misalnya dalam hal pelabuhan dan bandara dalam hal sanitasi lingkungan, misalnya dalam hal
pemberian izin operasional rumah makan/kantin di pelabuhan/bandara
8. Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area
Difinisi OperasionalVektor adalah serangga ataupun arthropoda lain yang dapat berperan
dalam penularan penyakit-penyakit tertentu.
Pelabuhan adalah dermaga tempat bersandarnya kapal dan ditetapkan
sesuai dengan peraturan pemerintah.
House Indeks (HI) adalah persentase antara rumah/bangunan dimana
ditemukan jentik terhadap seluruh rumah/bangunan yang diperiksa.
Perimeter adalah Wilayah kerja pelabuhan sesuai peraturan
pemerintah. Buffer adalah wilayah penyangga diluar wilayah pelabuhan yang
panjangnya 400 meter dari batas wilayah pelabuhan.
Indeks pinjal adalah jumlah pinjal yang ditemukan terhadap seluruh
tikus yang tertangkap dan dilakukan pemeriksan dan identifikasi pada saat tikus yang tertangkap dan dilakukan pemeriksan dan identifikasi pada saat
melakukan trapping.
Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter
dan buffer area adalah Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD dengan nilai indeks
74
pinjal ≤ 1, HI perimeter = 0, HI buffer < 1, tidak ditemukan larva anopheles,
kepadatan kecoa rendah dan kepadatan lalat < 6.
Cara Perhitungan :Akumulasi jumlah pelabuhan/bandara/PLBD dengan nilai indeks pinjal ≤ 1, HI Akumulasi jumlah pelabuhan/bandara/PLBD dengan nilai indeks pinjal ≤ 1, HI
perimeter = 0, HI buffer < 1, tidak ditemukan larva anopheles, kepadatan
kecoa rendah dan kepadatan lalat < 6 dalam satu tahun.
Capaian IndikatorGrafik 3.21
Jumlah Pelabuhan/Bandara/ PLBD Bebas Vektor Pada Wilayah Perimeter Dan Buffer Area Tahun 2019
Capaian indikator Jumlah Capaian indikator Jumlah
pelabuhan/bandara/ PLBD bebas
vektor pada wilayah perimeter dan
buffer area tahun 2019 sebanyak 5
pelabuhan/bandara. Target yang
ditetapkan sebanyak 4
pelabuhan/bandara. Persentase
capaian kinerja 125%. Dengan
demikian indikator ini mencapai
target.target.
Jumlah pelabuhan/bandara/
PLBD bebas vektor pada wilayah
perimeter dan buffer area tahun
2019 meningkat dibandingkan tahun
2018 yang jumlahnya 4 pelabuhan.
Pelabuhan yang menjadi sasaran yaitu pelabuhan/bandara yang
berada di wilayah kerja dan kantor induk meliputi pelabuhan laut Babang di
Wilker Bacan, pelabuhan laut Jailolo di Wilker Jailolo), pelabuhan laut Tobelo
4
5
Target Capaian
Wilker Bacan, pelabuhan laut Jailolo di Wilker Jailolo), pelabuhan laut Tobelo
di Wilker Tobelo, Bandara Sultan Babullah di Wilker Bandara, Pelabuhan laut
Sanana di Wilker Mangoli, Pelabuhan Laut Buli di Wilker Buli, Pelabuhan Laut
75
Daruba di Wilker Morotai, pelabuhan laut Ahmad Yani, Pelabuhan laut Dufa -
Dufa, Pelabuhan Laut Bastiong.
Hasil pengawasan vektor dan binatang pengganggu di setiap pelabuhan
sebagai berikut :
No Pelabuhan/BandaraPengawasan Vektor dan BPP
StatusVektor DBD
Vektor Malaria
Vektor Diare
Vektor Pes
1 Pelabuhan Ahmad Yani ≠Bebas Bebas Bebas Bebas ≠Bebas
2 Pelabuhan Dufa-Dufa ≠Bebas Bebas Bebas ≠Bebas ≠Bebas
3 Pelabuhan Bastiong ≠Bebas Bebas Bebas Bebas ≠Bebas
4 Pelabuhan Sanana Bebas Bebas Bebas Bebas Bebas
5 Pelabuhan Jailolo Bebas Bebas Bebas Bebas Bebas
6 Pelabuhan Buli Bebas Bebas Bebas Bebas Bebas
7 Pelabuhan Babang ≠Bebas Bebas ≠Bebas Bebas ≠Bebas
8 Pelabuhan Tobelo Bebas Bebas Bebas Bebas Bebas
9 Bandara Sultan Babullah ≠Bebas Bebas Bebas Bebas ≠Bebas
10 Pelabuhan Daruba Bebas Bebas Bebas Bebas Bebas
a. Pelabuhan Ahmad Yani Ternate, vector dan binatang pengganggu yang a. Pelabuhan Ahmad Yani Ternate, vector dan binatang pengganggu yang
tidak menjadi masalah yaitu vector malaria, diare dan vektor pes sedangkan
yang masih menjadi masalah yaitu vector DBD.
b. Pelabuhan Dufa-Dufa, vector dan binatang pengganggu yang tidak menjadi
masalah yaitu vektor malaria dan vector diare, sedangkan yang masih
menjadi masalah yaitu vector DBD dan vector pes.
c. Pelabuhan Bastiong, vector dan binatang pengganggu yang tidak menjadi
masalah yaitu vector malaria, vektor pes dan vektor diare, sedangkan yang
masih menjadi masalah yaitu vector DBD.
d. Pelabuhan Bacan, vektor dan binatang pengganggu yang tidak menjadi
masalah yaitu vektor malaria dan vektor pes, sedangkan yang masih
menjadi masalah adalah masalah vektor DBD dan vektor diare
e. Bandara Sultan Babullah, vector dan binatang pengganggu yang tidak
menjadi masalah yaitu vektor diare, vektor malaria dan vektor pes,
sedangkan yang masih menjadi masalah yaitu vector DBD.
76
Faktor lain yang mempengaruhi yaitu pengetahuan masyarakat pelabuhan
terkait keberadaan vector terhadap kejadian/penyebaran suatu penyakit
menular serta kondisi lingkungan pelabuhan yang berpengaruh terhadap
kepadatan/keberadaan vektor dan binatang pengganggu di wilayah
pelabuhan, sehingga mempengaruhi terhadap kepedulian/sikap pelabuhan, sehingga mempengaruhi terhadap kepedulian/sikap
pemilik/penanggung jawab sarana terhadap kondisi sarana yang dimiliki dan
keberadaan vektor disarana tersebut.
Grafik 3.22Jumlah Pelabuhan/Bandara/ PLBD Bebas Vektor
Pada Wilayah Perimeter Dan Buffer Area Tahun 2015 – 2019
Berdasarkan gambar, bahwa
capaian pelabuhan/ bandara/
PLBD bebas vektor pada wilayah PLBD bebas vektor pada wilayah
perimeter dan buffer area tahun
2019 meningkat dibandingkan
tahun 2018 atau tahun-tahun
sebelumnya. Capaian tertinggi
yaitu pada tahun 2019 sebanyak
5 pelabuhan/bandara, capain
terendah yaitu tahun 2015 dan
2017 tidak ada yang memenuhi syarat. Capaian tahun 2015-2019 yaitu tahun
10 10 10 10
2015 2016 2017 2018 2019
10 10 10 10
4
-1
-
4 5
Target Capaian
2015 tidak ada yang memenuhi syarat, tahun 2016 sebanyak 1
pelabuhan/bandara, tahun 2017 tidak ada capaian, tahun 2018 sebanyak 4
pelabuhan/bandara, dan tahun 2019 sebanyak 5 pelabuhan/bandara.
Tabel 3.23Realisasi Pelabuhan/Bandara/ PLBD Bebas Vektor Pada Wilayah Perimeter Dan Buffer Area Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas, bahwa capaian
Pelabuhan/Bandara/ PLBD Bebas Vektor Pada
Wilayah Perimeter Dan Buffer Area Tahun 2019Wilayah Perimeter Dan Buffer Area Tahun 2019
sebesar 125%, mencapai target yang ditetapkan
dalam RAP sebesar 100%.
125
100
Capaian Tahun Ini
Target RAP
77
Kegiatan Yang Dilakukan Untuk Mencapai IndikatorKegiatan yang dilakuan untuk mencapai indikator sebagai berikut :
a. Melakukan survey vektor malaria di area perimeter dan buffer
pelabuhan/bandara, serta asrama haji transit ngade. Kegiatan yang
dilakukan meliputi survey jentik dan survey nyamuk dewasa dengan
dengan metode umpan badan. Kegiatan dilakukan untuk mengetahui
kebiasaan menggigit, binomik, tempat perindukan dan tingkat kepadatan
nyamuk.
b. Melakukan pengendalian vektor malaria di pelabuhan/bandara dan
asrama haji transit ngade. Kegiatan yang dilakukan yaitu spraying
c. Melakukan survey vektor DBD di area perimeter dan buffer pelabuhan/
bandara. Kegiatan yang dilakukan adalah survey keberadaan jentik dan
pemberian larvasida pada tempat penampungan air di dalam dan di luar
gedung/bangunan. Kegiatan dilakukan untuk mengetahui angka House
Indeks (HI), dan container Indeks (CI)
d. Melakukan pengendalian vektor DBD di area perimeter
pelabuhan/bandara dan asrama haji. Kegiatannya adalah melakukan
fogging/ pengasapan nyamuk dewasa.
e. Melakukan survey vektor pes di wilayah pelabuhan/bandara. Kegiatannya
yaitu melakukan survey sekaligus pengendalian tikus dengan
pemasangan perangkap pada gedung/ bangunan/ halaman, yang
dilakukan selama 4 hari setiap kali pemasangan perangkap, melakukan
pemeriksaan dan identifikasi tikus dan pinjal. Kegiatan dilakukan untuk
mengetahui indeks pinjal di setiap pelabuhan/bandara.
f. Melakukan survey vektor diare di wilayah pelabuhan/bandara. Kegiatan
yang dilakukan survey tempat perindukan lalat pada tempat-tempat
potensial seperti tempat penampungan sampah sementara yang ada di
pelabuhan/bandara, rumah makan dan tempat lainnya. Melakukan survey
kehidupan kecoak untuk mengetahui tingkat kepadatan kecoak.
g. Melakukan pengendalian vektor diare. Kegiatannya yaitu melakukan
spraying pada tempat perindukan vektor.
h. Melakukan monitoring resistensi/efikasi bahan aktif insectisida
i. Menyelenggarakan pertemuan surveilans migrasi malaria melibatkan
LS/LP
78
j. Melakukan surveilans migrasi malaria di pelabuhan/bandara termasuk
melakukan pendampingan surveilans migrasi ke wilayah kerja dengan
melibatkan petugas puskesmas setempat.
k. Menyelenggarakan pencanangan kegiatan Hari Pengendalian Nyamuk
(HPN) (HPN)
l. Memberikan rekomendasi terkait hasil survey/pemeriksaan vektor yang
yang dilaksanakan kepada PT. Pelindo IV Cabang Ternate selaku
operator di pelabuhan, dan kepada KSOP selaku penanggungjawab/
otoritas di pelabuhan.
Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber DayaCapaian indikator Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vektor pada
wilayah perimeter dan buffer area tahun 2019 sebanyak 5 pelabuhan atau
125%, dan dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran sebesar 91,62%, 125%, dan dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran sebesar 91,62%,
berarti terdapat efisiensi sumber pembiayaan sebesar 33,38%.
Hambatan/KendalaHambatan/kendala dalam pencapaian indikator :
a. Belum semua Lintas Sektor utamanya pihak otoritas pelabuhan dan
masyarakat pelabuhan secara keseluruhan peduli terkait keberadaan
vektor dipelabuhan, karena merasa tidak memiliki kepentingan disitu.
Oleh karena itu penanganan vektor di pelabuhan/bandara hanya menjadi
tanggungjawab Kantor Kesehatan Pelabuhan sematatanggungjawab Kantor Kesehatan Pelabuhan semata
b. Tidak adanya ketegasan pihak otoritas pelabuhan/bandara terhadap
dalam hal penanganan vector dan binatang pengganggu di wilayah
pelabuhan/bandara
c. Belum optimalnya koordinasi dengan puskesmas dalam hal pengawasan,
khususnya vector DBD di wilayah buffer pelabuhan
d. Lemahnya koordinasi dan komunikasi dengan lintas sektor dan
penanggungjawab pelabuhan/bandara dalam pengendalian vector.
Hal-hal yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut antara lain memberikan Hal-hal yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut antara lain memberikan
informasi pengawasan dan pengendalian vektor yang akan dilakukan,
memberikan rekomendasi hasil pengawasan Kepada LS terkait hasil
79
pengawasan, dan peningkatan koordinasi dan komunikasi dengan
puskesmas di wilayah buffer pelabuhan/bandara.
Persiapan Pemeriksaan dan identifikasi tikus yang tertangkap
Pemeriksaan dan identifikasi tikus (pengukuran panjang badan)Pemeriksaan dan identifikasi tikus (pengukuran panjang badan)
Pemeriksaan dan identifikasi tikus (pengukuran panjang ekor)
80
Identifikasi pinjal
Identifikasi nyamuk yang tertangkap
Penangkapan nyamuk pada umpan body
81
Penangkapan nyamuk pada umpan body
Penangkapan nyamuk pada umpan body
Identifikasi nyamuk yang tertangkap
82
Survey jentik vektor DBD dan pemberian larvasida
Survey jentik vektor DBD dan pemberian larvasida
Pemasangan perangkap tikus
83
Pengamatan kepadatan lalat
Pelaksanaan fogging
Pelaksanaan fogging
84
9. Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung
Definisi OperasionalSkrining adalah suatu tindakan penyaringan untuk mengetahui status Skrining adalah suatu tindakan penyaringan untuk mengetahui status
kesehatan seseorang, yang dilakukan memalui suatu tes, pemeriksaan atau
prosedur lain secara singkat dan sederhana.
Terdapat beberapa macam skrining, tetapi yang digunakan dalam
skrining penyakit menular di KKP Kelas III ternate yaitu single disease
screening atau jenis skrining yang biasa digunakan pada suatu jenis penyakit.
Orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung adalah
Jumlah orang yang melaksanan skrining penyakit menular meliputi penyakit
TB, HIV/AIDS dan lainnya.
Cara PerhitunganAkumulasi jumlah orang yang melaksanan skrining penyakit menular meliputi
penyakit TB, HIV/AIDS dan lainnya dalam satu tahun
Capaian IndikatorGrafik.3.24
Jumlah Orang Yang Melaksanakan Skrining Penyakit Menular Tahun 2019
Akumulasi jumlah orang
yang melaksanan skrining 5,295
yang melaksanan skrining
penyakit menular meliputi
penyakit TB, HIV/AIDS dan
lainnya di KKP Kelas III Ternate
pada pada tahun 2019 sebanyak
5.295 orang, target yang
ditetapkan sebanyak 5.000 orang.
Capain kinerja 105,9%. Dengan
demikian indikator ini mencapai
target. Jumlah tersebut
5,000
target. Jumlah tersebut
meningkat dibandingkan tahun
2018 yang jumlahnya 3.102 orang.Target Capaian
85
Skrining penyakit menular yang dilakukan adalah skrining penyakit TB
sebanyak 4.922 orang, penyakit HIV/AIDS sebanyak 373 orang. Pelaksanaan
skrining penyakit TB dan HIV/AIDS dengan sasaran masyarakat pelabuhan
utamanya kru kapal, diawali dengan pemberian penyuluhan terkait dengan
penyakit TB dan HIV/AIDS. Pelaksanaan skrining dilakukan kerja sama Dinas penyakit TB dan HIV/AIDS. Pelaksanaan skrining dilakukan kerja sama Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota/. Adapun pelabuhan/bandara yang menjadi
sasaran pelaksanaan kegiatan yaitu : Pelabuhan Laut Daruba, Pelabuhan
Laut Jailolo, Pelabuhan Laut Tobelo, Pelabuhan Laut babang.Grafik 3.24
Orang Yang Melaksanakan Skrining Penyakit Menular Tahun 2015-2019
Berdasarkan gambar, jumlah orang
yang melaksanakan skrining
penyakit menular tahun 2019
meningkat dibandingkan tahun
2018 atau tahun-tahun
sebelumnya. Jumlah orang yang
melakukan skrining tertinggi pada
tahun 2019 sebanyak 5.295 orang
sedangkan jumlah terendah pada
tahun 2015 sebanyak 668 orang.
Jumlah orang yang melakukan
skrining berdasarkan tabel di atas skrining berdasarkan tabel di atas
juga cenderung meningkat, pada
tahun 2015 jumlah yang
melakukan skrining sebanyak 668
orang dari target 500 orang, tahun
2016 sebanyak 964 orang dari
target sebanyak 500 orang, tahun
2017 sebanyak 1.528 dari target
500 orang, tahun 2018 sebanyak
3.102 dari target sebanyak dan 3.102 dari target sebanyak dan
tahun 2019 sebanyak 5.295 orang
dari target 5.000 orang. Jumlah
5,000
3,102
5,295
2015 2016 2017 2018 2019
500 500 500 500 668
964
1,528
2015 2016 2017 2018 2019
Target Capaian
86
yang melakukan skrining sampai dengan 2019 sebanyak 11.557 orang.
Upaya Yang Dilakukan Untuk Mencapai IndikatorUpaya yang dilakukan untuk mencapai indikator adalah :
a. Melaksanakan skrining penyakit penular HIV di wilayah pelabuhan/
bandara bandara
b. Melaksanakan skrining penyakit menular TB di wilayah pelabuhan/
bandara
c. Pelaksanaan skrining dengan sasaran yaitu masyarakat pelabuhan
utamanya kru kapal yang. Pelaksanaan skrining penyakit juga
dilaksanakan terhadap calon jemaah umroh dan haji
d. Pelaksanaan skrining bekerja sama dengan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dengan melibatkan petugas Dinas Kesehatan pada saat
melaksanakan skrining
e. Pelaksanaan skrining juga berkoordinasi dengan keagenan kapal dan e. Pelaksanaan skrining juga berkoordinasi dengan keagenan kapal dan
kesyahbandaran di pelabuhan setempat
Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber DayaCapaian indikator Jumlah jumlah orang yang melaksanan skrining penyakit
menular meliputi penyakit TB, HIV/AIDS dan lainnya tahun 2019 sebanyak
5.295 orang atau 105,9%, dan dibandingkan dengan capaian realisasi
anggaran sebesar 96,94%, berarti terdapat efisiensi sumber pembiayaan
sebesar 8,96%. Upaya yang dilakukan dalam mencapai efisiensi tersebut
adalah meningkatkan koordinasi dengan otoritas pelabuhan dalam adalah meningkatkan koordinasi dengan otoritas pelabuhan dalam
pelaksanaan skrining, bekerjasama dengan Dinkes Kabupaten/Kota dalam
melaksanakan skrining
Pelaksanaan pemeriksaan HIV/AIDS kerja sama Dinkes Kab/Kota
87
Pelaksanaan deteksi dini TB kerja sama Dinkes Kab/Kota
10. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
Difinisi operasional :a. Dokumen perencanaan dan anggaran adalah dokumen yang dihasilkan
dari pelaksanaan kegiatan penyusunan rencana kerja dan anggaran (untuk
UPT yaitu dokumen RKA KL dan Rencana Aksi Kegiatan)
b. Dokumen data dan informasi adalah dokumen yang dihasilkan melalui
penyusunan profil.penyusunan profil.
c. Dokumen Akuntabilitas Kinerja adalah dokumen LAKIP yang disusun.
d. Dokumen laporan tahunan adalah dokumen yang dihasilkan melalui
laporan tahunan
e. Laporan aset Negara adalah tersusunnya laporan barang milik Negara,
pengelolaan, dan pelaporan aset Negara sesuai peraturan barang milik
Negara.
f. Dokumen kepegawaian adalah dokumen yang dihasilkan melalui
perencanaan/evaluasi pegawai, penataan administrasi pegawai, penataan
administrasi jabatan fungsionaladministrasi jabatan fungsional
g. Laporan keuangan adalah laporan yang diperoleh dari kegiatan verifikasi
akutansi yang meliputi laporan bulanan (hasil rekon), laporan keuangan
semester, dan laporan keuangan tahunan.
88
h. Target dan pagu PNBP adalah dokumen yang diperoleh dari kegiatan
penyusunan target dan pagu PNBP, laporan realisasi bulanan, triwulanan,
dan tahunan.
i. Dokumen E Monev DJA
j. Dokumen E Monev DJAj. Dokumen E Monev DJA
k. Dokumen Laporan Eksekutif Bulanan (LEB) adalah laporan singkat
pelaksanaan Rencana Kerja dan anggaran setiap bulannya.
Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya adalah
Jumlah Dokumen Dukungan Manajemen pada Program Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit sebanyak 11 jenis Dokumen antara lain RKAKL/DIPA,
Laporan Tahunan, Laporan Keuangan, Laporan BMN, Lakip, Profil, Proposal
PNBP, Dokumen Kepegawaian, e monev DJA, e monev Bappenas, LEB
dalam periode satu tahun
Cara perhitungan :Akumulasi jumlah dokumen sebanyak 40 dokumen terdiri dari RKAKL/DIPA
(awal dan revisi) 2 dok, Laptah 1 dok, Laporan Keuangan 2 dok, Laporan
BMN 2 dok, Lakip 1 dok, Profil 1 dok, Proposal PNBP 1 dok, dokumen
kepegawaian 2 dok (kontrak dan penilaian), e monev DJA 12 dok, e monev
Bappenas 4 dok, LEB 12 dok
Capaian IndikatorGrafik 3.25Grafik 3.25
Jumlah Dokumen Dukungan Manajemen Dan Tugas Teknis Lainnya Tahun 2019
Capaian indikator Jumlah dokumen
dukungan manajemen dan tugas teknis
tahun 2019 sebanyak 40 dokumen. Target
yang ditetapkan sebesar 40 dokumen.
Capaian kinerja sebesar 100%. Dengan
demikian indikator ini mencapai target yang
ditetapkan. Jumlah dokumen dukungan
manajemen dan tugas teknis yang
dihasilkan sama dengan tahun 2018
sebanyak 40 dokumen.
40 40
Target Capaian
89
Adapun jenis jenis dokumen yang dihasilkan meliputi Dokumen RKA-KL/DIPA
(Awal dan Revisi) sebanyak 2 dokumen, Dokmen Laporan Tahunan 1
dokumen, Dokumen Laporan Keuangan sebanyak 2 dokumen, Dokumen
Laporan BMN sebanyak 2 dokumen, Dokumen LAKIP 1 dokumen, Dokumen
Profil 1 dokumen, Dokumen Proposal PNBP 1 dokumen, Dokumen
Kepegawaian (Kontrak dan Penilaian) sebanyak 2 dokumen, Dokumen E
Monev DJA sebanyak 12 dokumen, dan Dokumen E Monev Bappenas
sebanyak 4 dokumen, dan dokumen LEB sebanyak 12 dokumen.
Grafik 3.26Jumlah Dokumen Dukungan Manajemen
Dan Tugas Teknis Lainnya Tahun 2015 – 2019
Berdasarkan gambar bahwa 40 40 40 40
jumlah dokumen manajemen
dan tugas teknis lainnya tahun
2019 sebanyak 40 dokumen ,
jumlahnya sama dengan tahun
2018. Jumlah dokumen
dihasilkan tahun 2015
sebanyak 10 dokumen, tahun
2016 sebanyak 10 dokumen,
tahun 2017 sebanyak 10
10 10 10 10 10 10
dokumen, tahun 2018
sebanyak 40 dokumen dan
tahun 2019 sebanyak 40
dokumen.
Upaya Yang Dilakukan Untuk Mencapai IndikatorUpaya yang dilakukan untuk mencapai indikator antara lain :
a. Satker menyusun rencana kegiatan dan anggaran dalam bentuk e-
Renggar pada awal tahun sebagai bahan dalam penyusunan
2015 2016 2017 2018 2019
Target Capaian
RKAKL/DIPA satker. Pada bulan Juli dan Oktober satker menyusun
RKAKL dan melakukan desk/penelitian/reviu dengan unit utama, Biro
Perencanaan dan Tim APIP. .
90
b. Satker menyusun laporan tahunan satker, untuk melaporkan hasil
kegiatan tahun yang lalu
c. Melakukan penatausahaan serta menyusun laporan Keuangan,
melakukan penataan serta penyusunan laporan BMN semester I dan II.
Satker mengikuti rekon laporan keuangan dan barang Satker mengikuti rekon laporan keuangan dan barang
d. Menyusun laporan kinerja satker, berisi capaian perjanjian kinerja dan
melakukan reviu pelaksanaan SAKIP
e. Menyusun Profil satker.
f. Menyusun Proposal PNBP tahun 2019. Pengelola/bendahara PNBP
Mengikuti pertemuan koordinasi/Rekonsiliasi PNBP dengan pusat, dan
melaksanakan rekon PNBP antara wilker dengan kantor induk
g. Membuat SKP pegawai meliputi kontrak kerja dan penilaian hasil kerja
pegawai
h. Melakukan pelaporan pelaksanaan kegiatan dan anggaran melalui e h. Melakukan pelaporan pelaksanaan kegiatan dan anggaran melalui e
monev DJA
i. Melakukan pelaporan pelaksanaan kegiatan dan anggaran melalui e
monev Bappenas
j. Menyusun Laporan Eksekutif Bulanan satker, berisi laporan pelaksanaan
kegiatan satker setiap bulannya meliputi realisasi anggaran, PNBP,
pelaksanaan tupoksi dan lain-lainnya.
Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber DayaCapaian indikator Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknisCapaian indikator Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis
sebanyak 40 unit atau 100%, dan dibandingkan dengan capaian realisasi
anggaran sebesar 95,36%, berarti terdapat efisiensi sumber pembiayaan
sebesar 4,64%.
11. Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P
Difinisi Operasional :Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P adalah Jumlah jenis
peningkatan kapasitas bidang P2P yang diikuti oleh SDM B/BTKLPP dalam peningkatan kapasitas bidang P2P yang diikuti oleh SDM B/BTKLPP dalam
kurun waktu satu tahun
91
Cara Perhitungan :Akumulasi jumlah jenis peningkatan kapasitas bidang P2P yang diikuti oleh
SDM B/BTKLPP dalam kurun waktu satu tahun
Capaian IndikatorCapaian IndikatorGrafik 3.27
Jumlah Peningkatan Kapasitas SDM Bidang P2P Tahun 2019
Capaian indikator Jumlah
peningkatan kapasitas SDM bidang
P2P tahun 2019 yang diikuti pegawai
sebanyak 21 jenis peningkatan
kapasitas. Target yang ditetapkan
sebanyak 20 jenis peningkatan
kapasitas. Persentase capaian
kinerja sebesar 105%. Dengan
demikian indikator ini mencapai
target yang ditetapkan.
Jumlah peningkatan kapasitas
yangdiikuti oleh pegawai tahun 2019
meningkat dibandingkan tahun 2018
yang jumlahnya 3 peningkatan
kapasitas.
2021
Target Capaian
Jenis peningkatan kapasitas yang diikuti oleh pegawai terdiri dari berbagai
jenis peningkatan kapasitas, baik itu untuk peningkatan kapasitas tenaga
teknis non teknis lainnya yang menunjang operasional kantor. Tidak semua
peningkatan kapasitas yang diikuti memberikan sertifikat, terdapat beberapa
kegiatan yang tidak memberikan sertifikat atau bentuk lainnya.
Jenis peningkatan kapasitas yang diikuti pegawai adalah :
1) Diklat Jabatan Fungsional Epidemiolog Kesehatan Ahli
2) Pertemuan Ilmiah Epidemiologi Nasional Ke-8
3) Pelatihan Operasionalisasi Peralatan Deteksi KKM3) Pelatihan Operasionalisasi Peralatan Deteksi KKM
4) Pelatihan Petugas Vaksinasi Internasional
5) Diklat ACLS
92
6) Diklat BTCLS
7) Pelatihan Kekarantinaan Kesehatan Tk.Lanjutan
8) Pelatihan Pengendalian Vektor dan BPP di Pelabuhan dan Bandara
9) Pelatihan Pengawasan Tindakan Hapus Tikus Pada Alat Angkut
(Pengawasan Fumigasi Kapal)(Pengawasan Fumigasi Kapal)
10) Pelatihan Pengolahan Alat dan Bahan Pengendalian Vektor dan BPP
11) Diklat Pengendalian Vektor dan BPP bagi Petugas Kesehatan di KKP
12) Pelatihan Pengendalian Tikus dan Pinjal Bagi Petugas KKP di Pelabuhan,
Bandara dan Alat Angkut
13) Workshop Kesehatan Lingkungan dan Percepatan Target TPP di wilayah
Kerja KKP
14) Pelatihan Sanitasi Alat Angkut (pesawat) di Pintu Masuk Negara Tahun
2019 Bagi Petugas KKP
15) Seminar Nasional HPN Tahun 201915) Seminar Nasional HPN Tahun 2019
16) Diklat Jabatan Fungsional Entomolog
17) Pelatihan Peralatan Deteksi Dini KKM di Pintu Masuk Tahun 2019
18) Pelatihan dan ujian Pengadaan Barang dan Jasa
19) Diklat dan Ujian Sertifikasi Bendahara
20) Bimtek Konstruksi (Permen PUPR Nomor 7 Tahun 2019, Penyusunan
Dokumen Pemilihan dan Tata Cara Evaluasi Penawaran pada Jasa
Konstruksi dan Pekerjaan Konstruksi
21) Peningkatan Kompetensi Manajemen Penyidikan PPNS di Lingkungan
Ditjen P2PDitjen P2P
Grafik 3.28Jumlah Peningkatan Kapasitas SDM
Bidang P2P Tahun 2015 – 2019
Berdasarkan gambar di atas, Jumlah
peningkatan kapasitas SDM yang diikuti
pada tahun 2019 sebanyak 21 jenis,
dari 20 jenis target yang ditetapkan.
Jumlah peningkatan kapasitas SDM
yang diikuti tahun 2015-2019 yaitu yang diikuti tahun 2015-2019 yaitu
jumlah tahun 2015 sebanyak 5 jenis,
jumlah tahun 2016 sebanyak 7 jenis,
5 7
4 2
20
5 7
4 3
21
2015 2016 2017 2018 2019
2
Target Capaian
93
jumlah tahun 2017 sebanyak 4 jenis, jumlah tahun 2018 sebanyak 3 jenis dan
tahun 2019 sebanyak 21 jenis.
Jumlah jenis peningkatan kapasitas SDM yang paling banyak diikuti yaitu
tahun 2019 sebanyak 21 jenis, sedangkan jumlah yang paling sedikit adalah
tahun 2018 sebanyak 3 jenis.tahun 2018 sebanyak 3 jenis.
.
Upaya Yang Dilakukan Untuk Mencapai IndikatorUpaya yang dilakukan untuk mencapai indikator yaitu mengikut sertakan
pegawai dalam kegiatan peningkatan kapasitas baik itu pelatihan teknis
maupun pelatihan non teknis lainnya yang menunjang pelaksanaan kegiatan.
Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber DayaCapaian indikator jumlah Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P
sebanyak 21 jenis pelatihan atau 105%, dan dibandingkan dengan capaian sebanyak 21 jenis pelatihan atau 105%, dan dibandingkan dengan capaian
realisasi anggaran sebesar 84,71%, berarti terdapat efisiensi sumber
pembiayaan sebesar 20,28%. Upaya yang dilakukan adalah mengikutsertakan
pegawai disetiap permintaan penyelenggaraan peningkatan kapasitas,
meningkatkan koordinasi dengan lembaga/instansi penyelenggara diklat untuk
mendapatkan informasi penyelenggaraan diklat, memanfaatkan teknologi
informasi digital untuk mencari penyelenggara diklat yang memenuhi standar.
12. Jumlah pengadaan sarana prasarana12. Jumlah pengadaan sarana prasarana
Difinisi Operasional :Salah satu komponen penting dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan adalah sarana dan prasarana kesehatan yang mampu menunjang
berbagai upaya kesehatan.
Jumlah pengadaan sarana prasarana adalah Jumlah pengadaan tanah,
gedung, alat kesehatan, fasilitas penunjang perkantoran, kendaraan dalam
satu tahun.
Cara Perhitungan :Akumulasi jumlah pengadaan tanah, gedung, alat kesehatan, fasilitas
penunjang perkantoran, kendaraan dalam satu tahun
94
Capaian IndikatorGrafik 3.29
Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana Tahun 2019
Capaian indikator Jumlah
pengadaan sarana prasarana tahun
2019 sebanyak 32 unit. Target yang
ditetapkan sebanyak 32 unit.
Persentase capaian kinerja sebesar
100%. Dengan demikian indikator
ini mencapai target. Jumlah
pengadaan sarana prasarana
meningkat dibandingkan tahun 2018
yang jumlahnya 5 unit.Target Capaian
32 32
Grafik 3.30Jumlah Pengadaan Sarana dan PrasaranaTahun 2015 – 2019
Berdasarkakn gambar, bahwa jumlah
pengadaan sarana prasarana tahun
2019 sebanyak 32 unit meningkat
dibandingkan tahun 2018 sebanyak 5
unit. Jumlah pengadaan tahun 2015-unit. Jumlah pengadaan tahun 2015-
2019 yaitu tahun 2015 sebanyak 1 unit,
tahun 2016 sebanyak 51 unit, tahun
2017 sebanyak 15 unit, tahun 2018
sebanyak 5 unit, dan tahun 2019
sebanyak 32 unit. Pengadaan sarana
prasarana tertinggi pada tahun 2016
sebanyak 51 unit dan jumlah terendah
pada tahun 2015 sebanyak 1 unit.
53
32
51
32
2015 2016 2017 2018 2019
5
18
5 1
15
5
Target Capaian
95
Grafik 3.31Realisasi Pengadaan Sarana dan Prasarana Tahun 2019
Berdasarkan gambar di atas,
bahwa capaian pengadaan bahwa capaian pengadaan
sarana dan prasarana tahun
2019 sebesar 100% mencapai
target yang ditetapkan RAP
sebesar 64%.
Upaya Yang Dilakukan Untuk Mencapai IndikatorUpaya yang dilakukan untuk mencapai indikator antara lain
1. Melakukan pengadaan sarana prasarana berupa pengadaan alat
100
Realisasi Tahun ini
Target RAP
64
1. Melakukan pengadaan sarana prasarana berupa pengadaan alat
pengolah data dan komunikasi berupa alat pengolah data dan alat
komunikasi secara e-purchasing melalui e-katalog. Untuk pengadaan alat
pengolah data belum seluruhnya terpenuhi sehingga akan diusulkan
kembali pada tahun anggaran berikut.
2. Melakukan pengadaan peralatan fasilitas perkantoran berupa peralatan
poliklinik secara e-Purchasing.
3. Melakukan proses pengadaan pada triwulan pertama
Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber DayaAnalisis Efisiensi Penggunaan Sumber DayaCapaian indikator jumlah pengadaan sarana dan prasarana sebanyak 32 unit
atau 100%, dan dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran sebesar
99,79%, berarti terdapat efisiensi sumber pembiayaan sebesar 0,20%.
Kendala/ Permasalahan dan PemecahanKendala/permasalahan yang didapatkan yaitu Penyedia barang dimaksud
sudah tidak lagi menyediakan Spesifikasi beberapa alat pengolah data yang
diinginkan, barang tersedia di penyedia lain tetapi harganya lebih tinggi.
Sehingga dilakukan perubahan spesifikasi.Sehingga dilakukan perubahan spesifikasi.
96
C. SUMBER DAYA
Untuk melaksanakan kegiatan dalam mencapai kinerja yang sudah ditetapkan,
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate didukung oleh beberapa sumber daya
antara lain Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Anggaran.
1. SUMBER DAYA MANUSIA
Keadaan Pegawai di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate sampai dengan
Tanggal 31 Desember 2019, jumlah pegawai 49 (empat puluh sembilan) orang
dengan rincian menurut jabatan, menurut golongan, dan menurut tingkat
pendidikan, sebagai berikut :
a. Menurut Jabatan :
• Jabatan Struktural : 4 orang
• Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) : 1 orang• Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) : 1 orang
• Jabatan Fungsional Umum (JFU) : 44 orang
b. Menurut Pangkat/GolonganJumlah pegawai menurut golongan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III
Ternate dapat dilihat pada matriks berikut :Tabel 3.2
Jumlah Pegawai Berdasarkan Pangkat/Golongan Tahun 2019
No Golongan Jumlah %1. Pembina - IV/a 3 6.11. Pembina - IV/a 3 6.12. Penata Tk.I - III/d 11 22.43. Penata - III/c 8 16.34. Penata Muda Tk.I - III/b 9 18.45. Penata Muda - III/a 11 22.46. Pengatur Tk.I - II/d 6 12.27. Pengatur Muda Tk.I - II/d 1 2.0
Total 49 100
Berdasarkan tabel di atas bahwa jumlah pegawai berdasarkan golongan,
tertinggi yaitu pegawai dengan golongan Penata TK.I-III/d dan Penata Muda-
III/a masing-masing sebanyak 11 orang (22,4%), sedangkan jumlah terendah III/a masing-masing sebanyak 11 orang (22,4%), sedangkan jumlah terendah
yaitu pegawai dengan golongan Pengatur Muda Tk.I-IId.
97
c. Menurut Pendidikan:Latar belakang pendidikan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate
dapat dilihat pada matriks berikut :
Tabel 3.3Jumlah Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate Tahun 2019Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate Tahun 2019
No Tingkat Pendidikan Jumlah %1. S.2 4 8.22. S.1 18 36.73. D.IV 2 4.14. D.III 17 34.75. D.I 3 6.16. SMA/Sederajat 5 10.2
Total 49 100
Berdasarkan tabel di atas bahwa jumlah pegawai berdasarkan tingkat pendidikan, Berdasarkan tabel di atas bahwa jumlah pegawai berdasarkan tingkat pendidikan,
teringgi yaitu pegawai dengan tingkat pendidikan S.1 sebanyak 18 orang (36,7%),
sedangkan jumlah terendah yaitu pegawai dengan tingkat pendidikan D.IV
sebanyak 2 orang (4,1%).
2. SUMBER DAYA ANG GARAN Dalam mencapai kinerjanya, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate
didukung oleh Sumber Daya Anggaran yang berasal dari APBN. Berdasarkan DIPA
Awal Tahun 2019, anggaran Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate sebesar
Rp. 10.044.662.000,- (sepuluh milyar empat puluh empat juta enam ratus enam Rp. 10.044.662.000,- (sepuluh milyar empat puluh empat juta enam ratus enam puluh dua ribu rupiah). Revisi anggaran pada Bulan Oktober 2019, terjadi
penambahan pada belanja pegawai, sehingga total anggaran setelah revisi senilai
Rp.11.099.589.000,- (sebelas milyar Sembilan puluh Sembilan juta lima ratus delapan puluh Sembilan ribu rupiah). Realisasi penggunaan anggaran sebesar
Rp.10.552.787.845,- (sepuluh milyar lima ratus lima puluh dua juta tujuh ratus delapan puluh tujuh ribu delapan ratus empat puluh lima rupiah) atau sebesar
95,07%. Alokasi pagu dan realisasi anggaran tahun 2019 dapat dilihat pada tabel
berikut. Tabel 3.4Tabel 3.4
Alokasi Pagu dan Realisasi Anggaran Tahun 201 9Alokasi Pagu Awal (Rp) Pagu setelah
Revisi (Rp) Realisasi (Rp) % Sisa Anggaran (Rp)
APBN 10.044.662.000 11.099.589.000 10.552.797.845 95,07 546.801.155
98
Tabel 3.5Alokasi dan Realisasi Anggaran
Berdarakan Jenis Belanja Tahun 2019
No Jenis Belanja Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %
1 Belanja pegawai 5,990,292,000 5,820,887,621 97.175,990,292,000 5,820,887,621 97.17
2 Belanja barang 4,982,196,000 4,605,018,724 92.43
3 Belanja modal 127,101,000 126,881,500 99.83
Total 11,099,589,000 10,552,787,845 95.07
Tabel 3.6Realisasi Anggaran Berdasarkan Out Put Kegiatan
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate Tahun 2019
No Output RKAKL Target Satuan Anggaran RealisasiAnggaran
% Kinerja
1 Layanan kewaspadaan dini penyakit 4 Layanan 49,529,000 45,364,000 1 Layanan kewaspadaan dini penyakit berpotensi KLB
4 Layanan 49,529,000 45,364,000 91.59
a. Layanan kewaspadaan dini penyakit berpotensi KLB di KKP
1 Layanan 43,424,000 39,274,000 90.44
b. Layanan kesehatan pada situasi khusus
3 Layanan 6,105,000 6,090,000 99.75
2 Layanan kekarantinaan kesehatan 418 Layanan 1,360,718,000 1,278,912,297 93.99
a. Layanan kekarantinaan kesehatan di KKP
8 Layanan 1,204,393,000 1,130,827,297 93.89
b. Layanan kekarantinaan kesehatan untuk penerbitan SSCC/SSCEC
30 Layanan 14,400,000 14,400,000 100.00
c. Layanan kekarantinaan kesehatan dalam rangka penerbitan COP (certificate of pratique)
35 Layanan 19,250,000 18,801,000 97.67
d. Layanan kekarantinaan kesehatan di pelabuhan penyebrangan
30 Layanan 16,830,000 16,430,000 97.62
e. Layanan kekarantinaan kesehatan di Bandar udara
50 Layanan 28,050,000 27,754,000 98.94
f. Layanan kekarantinaan kesehatan dalam rangka penerbitan PHQC (porth health quarantine certificate)
150 Layanan 56,100,000 56,100,000 100.00
certificate)
g. Layanan kekarantinaan pengawasan tindakan penyehatan alat angkut
10 Layanan 1,820,000 1,500,000 82.42
99
h. Layanan pemeriksaan P3K kapal 100 Layanan 15,500,000 13,100,000 84.52
i. Layanan kegawatdaruratan dan rujukan
5 Layanan 4,375,000 - -
3 Layanan capaian eliminasi malaria 2 Layanan 78,750,000 59,450,000 75.49 a. Layanan pelaksanaan 2 Layanan 78,750,000 59,450,000 75.49 a. Layanan pelaksanaan
pengendalian malaria di pelabuhan/bandara/PLBD
2 Layanan 78,750,000 59,450,000 75.49
4 Layanan pengendalian vector dan binatang pembawa penyakit
420 Layanan 450,850,000 425,786,445 94.44
a. Layanan pengendalian vector dan binatang pembawa penyakit di pelabuhan/bandara/PLBD
1 Layanan 242,017,000 233,371,645 96.43
b. Layanan pengendalian vector DBD
50 Layanan 42,750,000 30,895,000 72.27
c. Layanan survey vector pes 24 Layanan 49,728,000 46,649,800 93.81
d. Layanan pengendalian vector diare
30 Layanan 12,810,000 12,410,000 96.88
e. Layanan pengendalian vector malaria
5 Layanan 6,135,000 5,950,000 96.98
f. Layanan survey vector DBD 250 Layanan 41,250,000 40,350,000 97.82
g. Layanan survey vector diare 30 Layanan 9,450,000 9,450,000 100.00
h. Layanan survey vector malaria 30 Layanan 46,710,000 46,710,000 100.00
5 Layanan pencegahan dan pengendalian penyakit HIV/AIDS
4 Layanan 82,480,000 80,502,600 97.60
a. Deteksi dini HIV/AIDS 1 Layanan 74,305,000 72,565,000 97.66 a. Deteksi dini HIV/AIDS 1 Layanan 74,305,000 72,565,000 97.66
b. Deteksi dini HIV/AIDS (SBK) 3 Layanan 8,175,000 7,937,600 97.10
6 Layanan pengendalian penyakit TBC 9 Layanan 80,000,000 77,012,700 96.27
a. Layanan deteksi dini terduga TBC (UPT/KKP)
1 Layanan 43,560,000 41,840,000 96.05
b. Layanan deteksi dini terduga TBC wilayah kerja KKP
8 Layanan 36,440,000 35,172,700 96.52
7 Layanan sarana dan prasarana internal
1 Layanan 132,001,000 131,732,500 99.80
8 Layanan dukungan manajemen 1 Layanan 1,049,695,000 981,105,000 93.47 8 Layanan dukungan manajemen satker
1 Layanan 1,049,695,000 981,105,000 93.47
9 Layanan perkantoran 1 Layanan 7,815,566,000 7,472,922,303 95.62
Total 860 11,099,589,000 10,552,787,845 95.07
100
Tabel 3.7Realisasi Anggaran dan Pencapaian Kegiatan (Tupoksi)
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate Tahun 2019
No Output Satuan Keluaran JumlahTarg
etRealisa
si% Anggaran Realisasi %
1 Layanan kewaspadaan dini Layanan 4 4 100 49,529,000 45,364,000 91.61 Layanan kewaspadaan dini penyakit berpotensi KLB
Layanan 4 4 100 49,529,000 45,364,000 91.6
c. Layanan kewaspadaan dini penyakit berpotensi KLB di KKP
Layanan 1 1 100 43,424,000 39,274,000 90.4
d. Layanan kesehatan pada situasi khusus
Layanan 3 3 100 6,105,000 6,090,000 99.8
2 Layanan kekarantinaan kesehatan Layanan 418 418 100 1,360,718,000 1,278,912,297 94.0
j. Layanan kekarantinaan kesehatan di KKP
Layanan 8 8 100 1,204,393,000 1,130,827,297 93.9
k. Layanan kekarantinaan kesehatan untuk penerbitan
Layanan 30 30 100 14,400,000 14,400,000 100.0kesehatan untuk penerbitan
SSCC/SSCEC
l. Layanan kekarantinaan kesehatan dalam rangka penerbitan COP (certificate of pratique)
Layanan 35 35 100 19,250,000 18,801,000 97.7
m. Layanan kekarantinaan kesehatan di pelabuhan penyebrangan
Layanan 30 30 100 16,830,000 16,430,000 97.6
n. Layanan kekarantinaan kesehatan di Bandar udara
Layanan 50 50 100 28,050,000 27,754,000 98.9
o. Layanan kekarantinaan kesehatan dalam rangka
Layanan 150 150 100 56,100,000 56,100,000 100.0kesehatan dalam rangka
penerbitan PHQC (porth health quarantine certificate)
0
p. Layanan kekarantinaan pengawasan tindakan penyehatan alat angkut
Layanan 10 10 100 1,820,000 1,500,000 82.4
q. Layanan pemeriksaan P3K kapal
Layanan 100 100 100 15,500,000 13,100,000 84.5
r. Layanan kegawatdaruratan dan rujukan
Layanan 5 5 100 4,375,000 - 0.0
3 Layanan capaian eliminasi malaria Layanan 2 2 100 78,750,000 59,450,000 75.5
b. Layanan pelaksanaan Layanan 2 2 100 78,750,000 59,450,000 75.5b. Layanan pelaksanaan pengendalian malaria di pelabuhan/bandara/PLBD
Layanan 2 2 100 78,750,000 59,450,000 75.5
4 Layanan pengendalian vector dan binatang pembawa penyakit
Layanan 420 420 100 450,850,000 425,786,445 94.4
101
i. Layanan pengendalian vector dan binatang pembawa penyakit di pelabuhan/bandara/PLBD
Layanan 1 1 100 242,017,000 233,371,645 96.4
j. Layanan pengendalian vector DBD
Layanan 50 50 100 42,750,000 30,895,000 72.3
k. Layanan survey vector pes Layanan 24 24 100 49,728,000 46,649,800 93.8
l. Layanan pengendalian vector diare
Layanan 30 30 100 12,810,000 12,410,000 96.9
m. Layanan pengendalian vector malaria
Layanan 5 5 100 6,135,000 5,950,000 97.0
n. Layanan survey vector DBD Layanan 250 250 100 41,250,000 40,350,000 97.8
o. Layanan survey vector diare Layanan 30 30 100 9,450,000 9,450,000 100.0
p. Layanan survey vector malaria Layanan 30 30 100 46,710,000 46,710,000 100.0
5 Layanan pencegahan dan Layanan 4 4 100 82,480,000 80,502,600 97.65 Layanan pencegahan dan pengendalian penyakit HIV/AIDS
Layanan 4 4 100 82,480,000 80,502,600 97.6
c. Deteksi dini HIV/AIDS Layanan 1 1 100 74,305,000 72,565,000 97.7
d. Deteksi dini HIV/AIDS (SBK) Layanan 3 3 100 8,175,000 7,937,600 97.1
6 Layanan pengendalian penyakit TBC
Layanan 9 9 100 80,000,000 77,012,700 96.3
c. Layanan deteksi dini terduga TBC (UPT/KKP)
Layanan 1 1 100 43,560,000 41,840,000 96.1
d. Layanan deteksi dini terduga TBC wilayah kerja KKP
Layanan 8 8 100 36,440,000 35,172,700 96.5
7 Layanan sarana dan prasarana internal
Layanan 1 1 100 132,001,000 131,732,500 99.8internal
8 Layanan dukungan manajemen satker
Layanan 1 1 100 1,049,695,000 981,105,000 93.5
9 Layanan perkantoran Layanan 1 1 100 7,815,566,000 7,472,922,303 95.6Total 860 860 100 11,099,589,000 10,552,787,845 95.1
3. SUMBER DAYA SARANA DAN PRASARANASarana dan prasarana di Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan dapat dikelompokkan atas peralatan, sarana gedung, dan
prasarana lainnya.
Posisi neraca barang milik negara (BMN) pada Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas III Ternate per 31 Desember 2019 senilai Rp. 26.732.402.337,- (dua puluh Kelas III Ternate per 31 Desember 2019 senilai Rp. 26.732.402.337,- (dua puluh enam milyar tujuh ratus tiga puluh dua juta empat ratus dua ribu tiga ratus tiga puluh tujuh rupiah). yang terdiri dari tanah, peralatan dan mesin, gedung dan
102
bangunan, jaringan, dan aset tetap lainnya. Terjadi kenaikan nilai aset sebesar
Rp.3.605.961.011,- dari nilai aset tahun 2018 senilai Rp.23.126.441.326. Kenaikan
nilai tersebut terjadi pada komponen gedung serta peralatan dan mesin. Nilai
masing-masing barang pada tahun 2019 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.8Tabel 3.8
Laporan Barang Milik NegaraPer Tanggal 31 Desember 2018
Kode Uraian Jumlah (Rp)
131111 Tanah 6.701.966.360
132111 Peralatan dan mesin 8,322,279,787
133111 Gedung dan bangunan 10,512,906,526
134113 Jaringan 42,000,000
135121 Aset tetap lainnya 14,100,800
Jumlah 26,732,402,337
103
BAB IVKESIMPULAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kantor Kesehatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III Ternate Tahun 2019 merupakan perwujudan pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas dan fungsi, kebijakan program, dan kegiatan Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III Ternate.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III
Ternate sudah dapat mereali sasikan target Indikator Kinerja Tahun 201 9, adapun
persentase capaian kinerja yang diperoleh sebesar 83,33%. Capaian kinerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate , dari 12 indikator kinerja yang ditetapkan,
sebanyak 10 indikator telah mencapai target yang ditetapkan dan sebanyak 2 indikator sebanyak 10 indikator telah mencapai target yang ditetapkan dan sebanyak 2 indikator
yang tidak mencapai target yaitu jumlah alat angkut sesuai dengan standar
kekarantinaan kesehatan dan Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD yang memenuhi
syarat-syarat sanitasi.
Capaian kinerja yang telah dicapai tahun 2019 sebagai bahan untuk
melanjutkan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah dicanangkan pada periode
2020-2024 dan sekaligus menjadi parameter agar kegiatan-kegiatan di masa
mendatang dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien. Sedangkan segala
kekurangan dan hal-hal yang menghambat tercapainya target dan rencana kegiatan kekurangan dan hal-hal yang menghambat tercapainya target dan rencana kegiatan
diharapkan dapat dicari solusi serta diselesaikan dengan mengedepankan
profesionalisme dan kebersamaan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate.
104
RENCANA KERJA TAHUNAN
Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Kesehatan RI
Unit Organisasi : KKP Kelas III Ternate
Program : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Sasaran Program yang didukung : 1. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi,
peningkatan surveilans dan karantina
kesehatan.2. Meningkatnya pencegahan dan pengendalian
penyakit Tular Vektor dan Zoonotik.
3. Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular langsung
4. Menurunnya angka kesakitan dan angka
kematian serta meningkatnya pencegahan
dan pengendalian penyakit tidak menular.5. Meningkatnya DukunganManajemen dan
PelaksanaanTugas Teknis Lainnya
PadaProgram Pencegahan danPengendalian Penyakit
Kegiatan : 1. Surveilans dan Karantina Kesehatan
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
2. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular Langsung3. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Tidak Menular
4. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
2
Sasaran Kegiatan (output) dan pendanaan
No Sasaran Kegiatan (output) Indikator Kinerja Kegiatan Target Tahun 2019 Alokasi 2019
1 Layanan Kewaspadaan dini penyakit berpotensi KLB
Jumlah Layanan Kewaspadaan dini penyakit berpotensi KLB
4 Layanan 49.529.000
2 Layanan kekarantinaan Kesehatan Jumlah Layanan kekarantinaan Kesehatan
418 Layanan 1,360.718,000
3 Layanan capaian eliminasi malaria Jumlah Kabupaten/Kota eliminasi malaria
2 Layanan 78.750,000
4 Layanan pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit
Jumlah Layanan pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit
420 Layanan 450.850,000
5 Layanan pencegahan dan pengendalian penyakit HIV AIDS
Jumlah Layanan pencegahan dan pengendalian penyakit HIV AIDS
4 Layanan 82,480,000
6 Layanan pengendalian penyakit TB Jumlah Layanan pengendalian penyakit TB
9 Layanan 80,000,000
7 Layanan sarana dan prasarana internal
Jumlah Layanan sarana dan prasarana internal
1 Layanan 132.001.000
8 Layanan Dukungan Manajemen Satker
Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Satker
1 Layanan 1.049.695.000
9 Layanan Perkantoran Jumlah layanan perkantoran 1 Layanan 1.815.566.000
Rincian KegiatanPerhitungan Pendanaan (Tahun berjalan dan Prakiraan Maju)
No Output/Komponen
Tahun 2019 Prakiraan Maju
Volume Satuan Biaya Alokasi Volume Alokasi (juta)
2020 2021 2022 2020 2021 20221 Layanan
Kewaspadaan dini penyakit berpotensi
4 Layanan 49.529,000 1 1 1 261.021.000 287.123.000 315.835.000
berpotensi KLB
2 Layanan kekarantinaan Kesehatan
418 Layanan 1,360.718,000 537 537 537 574.827.000 632.310.000 695.540.000
3 Layanan capaian eliminasi malaria
2 Layanan 78.750,000 2 2 2 80.000.000 90.000.000 90.000.000
4 Layanan pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit
420 Layanan 450.850,000 299 299 299 266.547.000 293.201.000 322.521.000
5 Layanan pencegahan dan pengendalian penyakit HIV AIDS
4 Layanan 82,480,000 5 5 5 15.125.000 30.250.000 30.250.000
6 Layanan pengendalian penyakit TB
9 Layanan 80,000,000 10 10 10 45.550.000 91.100.000 91.100.000
7 Layanan Sarana dan prasarana internal
1 Layanan 132.001.000 1 1 1 4.953.790.000 5.449.169.000 3.997.999.000
8 Layanan Dukungan Manajemen
1 Layanan 1.049.695.000 1 1 1 1.149.695.000 1.264.665.000 1.391.130.000
9 Layanan perkantoran
1 Layanan 1.815.566.000 1 1 1 8.006.769.000 8.807.446.000 8.807.446.000
3
Sumber Pendanaan
No Output/Komponen
Alokasi (jutaLokasi
Rupiah Murni PNBP PHLN Jumlah1 Layanan Kewaspadaan dini penyakit
berpotensi KLB49.529.000 0 0 49.529.000
Jejaring surveilans dan kemitraan pintu masuk negara dan wilayah
35.724.000 0
0 35.724.000
Induk
Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan penyakit menular berbahaya di pintu masuk Negara
7.700.000 0
0 7.700.000
Wilker & Induk
Layanan kesehatan pada situasi khusus 6.105.000 0 0 6.105.000 Wilker & Induk2 Layanan kekarantinaan Kesehatan 842.851.000 517.867.000 0 1.360.718.000
Persiapan penyusunan Rencana Kontijensi Penanggulangan KKM
53.702.000 0 0 53.702.000 Wilker & Induk
Penyusunan Rencana Kontijensi Penanggulangan KKM
53.127.000 0 0 53.127.000 Wilker & Induk
Pelaksanaan surveilans KKM terintegrasi antara pintu masuk dan wilayah
13.232.000 0 0 13.232.000 Wilker & Induk
Sistem pelapalat angkutoran dan penerbitan dokumen melalui Simkespel
93.005.000 47.588.000 0 140.593.000 Wilker & Induk
Pelatihan bagi petugas KKP 124.448.000 0 0 124.448.000 Wilker & IndukPengawasan lalu lintas orang, barang 0 96.950.000 0 96.950.000 Wilker & Induk
Pengawasan dan pengendalian factor risiko lingkungan
19.700.000 82.820.000 0 102.520.000 Wilker & Induk
Advokasi dan sosialisasi pelaksanaan kekarantinaan di pelabuhan, bandara udara, PLBDN dan wilayah
69.165.000 0 0 69.165.000 Wilker & Induk
Koordinasi program karantina kesehatan di pelabuhan, bandara udara, PLBDN dan wilayah
198.023.000 0 0 198.023.000 Wilker & Induk
Pelayanan kesehatan 0 134.184.000 0 134.184.000 Wilker & IndukPelayanan kesehatan 0 134.184.000 0 134.184.000 Wilker & Induk
Bimtek ke wilayah kerja 45.340.000 0 0 45.340.000 Wilker & IndukPenggandaan peraturan dan bahan pendukung dokumen kekarantinaan
5.750.000 0 0 5.750.000 Wilker & Induk
Pengadaan bahan kesehatan kekarantinaan kesehatan
167.359.000 0 0 167.359.000 Wilker & Induk
Layanan kekarantinaan kesehatan untuk penerbitan SSCC/SSCEC
0 14.400.000 0 14.400.000 Wilker & Induk
Layanan kekarantinaan kesehatan dalam rangka penerbitan COP
0 19.250.000 0 19.250.000 Wilker & Induk
Layanan kekarantinaan kesehatan di pelabuhan penyebrangan
0 16.830.000 0 16.830.000 Wilker & Induk
Layanan kekarantinaan kesehatan di Bandar udara
0 28.050.000 0 28.050.000 Wilker & Induk
Layanan kekarantinaan kesehatan dalam rangka penerbitan PHQC
0 56.100.000 0 56.100.000 Wilker & Induk
Layanan kekarantinaan pengawasan tindakan penyehatan alat angkut
0 1.820.000 0 1.820.000 Wilker & Induk
Layanan pemeriksaan P3K kapal 0 15.500.000 0 15.500.000 Wilker & Induk
Layanan kegawatdaruratan dan rujukan 0 4.375.000 0 4.375.000 Wilker & Induk
3 Layanan capaian eliminasi malaria 78.750.000 0 0 78.750.000
Surveilans Migrasi di Pelabuhan dan bandara, termasuk Malaria Cross Border
78.750.000 0 0 78.750.000 Wilker & Induk
4 Layanan pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit
450.850.000 0
0
450.850.000
Monitoring Resistensi/Efikasi 2 Jenis Bahan Aktif Insektisida
8.001.000 0 0 8.001.000 Wilker & Induk
Sarana dan Prasana Pengendalian Vektor dan BPP seperti : Mesin Fog, Spaycan, Insektisida Parangkap Tikus,
93.160.000 0 0 93.160.000 Wilker & Induk
4
Entomologi Kit dll)
Koordinasi , Advokasi dan Sosialisasi Pengendalian Vektor dan BPP di KKP
140.856.000 0 0 140.856.000 Wilker & Induk
Layanan pengendalian vektor DBD 42.750.000 0 0 42.750.000 Wilker & Induk
Layanan survey vector pes 49.728.000 0 0 49.728.000
Layanan pengendalian vektor diare 12.810.000 0 0 12.810.000 Wilker & IndukLayanan pengendalian vektor diare 12.810.000 0 0 12.810.000 Wilker & Induk
Layanan pengendalian vektor malaria 6.135.000 0 0 6.135.000 Wilker & Induk
Layanan survey vector DBD 4.4500.000 0 0 4.500.000 Wilker & IndukLayanan survey vector diare 9.450.000 0 0 9.450.000 Wilker & Induk
Layanan survey vector malaria 46.710.000 0 0 46.710.000 Wilker & Induk
5 Layanan pencegahan dan pengendalian penyakit HIV AIDS
72.575.000 9.905.000 0 82.480.000 Wilker & Induk
Pelaksanaan Mobile VCT (KKP) 64.400.000 9.905.000 0 74.305.000 Wilker & IndukDeteksi dini HIV/AIDS 8.175.000 0 0 8.175.000 Wilker & Induk
6 Layanan pengendalian penyakit TB 47.000.000 33.000.000 0 80,000,000
Pelaksanaan Deteksi Dini Terduga TB 10.560.000 33.000.000 0 43,990,000 Wilker & Induk
Layanan Deteksi Dini Terduga TB C wilayah kerja KKP
36.440.000 0 0 26,010,000 Wilker & Indukwilayah kerja KKP
7 Layanan Sarana dan Prasarana Satker 132.001.000 0 0 132.001.000
Pengadaan perangkat pengolah data dan komunikasi
91.701.000 0 0 91.701.000 Wilker dan Induk
Pengadaan peralatan fasilitas perkantoran
40.300.000 0 0 40.300.000 Wilker dan Induk
8 Layanan Dukungan Manajemen Satker 1.049.695.000 0 0 1.049.695.000
Penyusunan Rencana Program dan penyusunan rencana anggaran
155.122.000 0 0 155.122.000 Induk
Pelaksanaan pemantauan dan informasi 276.651.000 0 0 276.651.000 Wilker dan Induk
Pengelolaan keuangan dan perbendaharaan
211.564.000 0 0 211.564.000 Induk
Pengelolaan kepegawaian 96.916.000 0 0 96.916.000 Induk
Pelayanan umum, pelayanan rumah tangga dan perlengkapan
309.442.000 0 0 309.442.000 Wilker dan Induk
9 Layanan perkantoran 0 0 7,262,243,000
Ternate, Oktober 2018Kepala KantorKepal
Dr. AuliantoNIP. 196910152001121001
9 Layanan perkantoran7,262,243,000
0 0 7,262,243,000
Gaji dan Tunjangan 5.990.292.000 0 0 5.990.292.000 Wilker & Induk
Operasional dan Pemeliharaan Kantor 1.825.274.000 0 0 1.825.274.000 Wilker & Induk
NIP. 196910152001121001
5
PENETAPAN KINERJA TAHUNANKANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS III TERNATE TAHUN 2019
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1 Kabupaten/kota yang melakukan pemantauan kasus penyakit berpotensi kejadian luar biasa (KLB) dan melakukan respon penanggulangan terhadap sinyal KLB untuk mencegah terjadinya KLB
1. Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan
18.500 Sertifikat
2. Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan KKP
100%
3. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit
7.800 Sertifikat
4. Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus 15 Layanan
5. Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
4 Pelabuhan/Bandara
6. Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan
2.570 Sertifikat
7. Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi
4 Pelabuhan/Bandara
2 Meningkatnya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
8. Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area
4 Pelabuhan/Bandara
3 Menurunnya Penyakit Menular Langsung
9. Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung
5.000 Orang
4 Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
10. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
40 Dokumen
11. Jumlah peningkatan kapasitasSDM bidang P2P 20 Jenis
12. Jumlah pengadaan sarana prasarana 32 Unit
6
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS III TERNATE
TAHUN 2019
NO OUTPUT RKAKL TARGET ANGGARAN
(1) (2) (3) (4)1 Layanan kewaspadaan dini penyakit berpotensi
KLB
a. Layanan kewaspadaan dini penyakit
berpotensi KLB di KKP
b. Layanan kesehatan pada situasi khusus
4 Layanan
1 Layanan
3 Layanan
Rp.49.529.000
Rp.43.424.000
Rp.6.105.000
2 Layanan kekarantinaan kesehatan
a. Layanan kekarantinaan kesehatan di KKP
b. Layanan kekarantinaan kesehatan untuk
penerbitan SSCC/SSCEC
c. Layanan kekarantinaan kesehatan dalam
rangka penerbitan COP (certificate of
pratique)
d. Layanan kekarantinaan kesehatan di
418 Layanan
8 Layanan
30 Layanan
35 Layanan
30 Layanan
Rp.1.360.718.000
Rp.1.204.393.000
Rp.14.400.000
Rp.19.250.000
Rp.16.830.000
pelabuhan penyebrangan
e. Layanan kekarantinaan kesehatan di
Bandar udara
f. Layanan kekarantinaan kesehatan dalam
rangka penerbitan PHQC (porth health
quarantine certificate)
g. Layanan kekarantinaan pengawasan
tindakan penyehatan alat angkut
h. Layanan pemeriksaan P3K kapal
i. Layanan kegawatdaruratan dan rujukan
50 Layanan
150 Layanan
10 Layanan
100 Layanan
5 Layanan
Rp.28.050.000
Rp.56.100.000
Rp.1.820.000
Rp.15.500.000
Rp.4.375.000
3 Layanan capaian eliminasi malaria
a. Layanan pelaksanaan pengendalian
malaria di pelabuhan/bandara/PLBD
2 Layanan
2 Layanan
Rp.78.750.000
Rp.78.750.000
4 Layanan pengendalian vector dan binatang
pembawa penyakit
a. Layanan pengendalian vector dan
binatang pembawa penyakit di
420 Layanan
1 Layanan
Rp.450.850.000
Rp.242.017.000
7
pelabuhan/bandara/PLBD
b. Layanan pengendalian vector DBD
c. Layanan survey vector pes
d. Layanan pengendalian vector diare
e. Layanan pengendalian vector malaria
50 Layanan24 Layanan
30 Layanan
5 Layanan
Rp.42.750.000Rp.49.728.000
Rp.12.810.000
Rp.6.135.000e. Layanan pengendalian vector malaria
f. Layanan survey vector DBD
g. Layanan survey vector diare
h. Layanan survey vector malaria
250 Layanan
30 Layanan
30 Layanan
Rp.41.250.000
Rp.9.450.000
Rp.46.710.000
5 Layanan pencegahan dan pengendalian
penyakit HIV/AIDS
a. Deteksi dini HIV/AIDS
b. Deteksi dini HIV/AIDS (SBK)
4 Layanan
1 Layanan
3 Layanan
Rp.82.480.000
Rp.74.305.000
Rp.8.175.000
6 Layanan pengendalian penyakit TBC
a. Layanan deteksi dini terduga TBC 9 Layanan1 Layanan
Rp.80.000.000Rp.43.560.000a. Layanan deteksi dini terduga TBC
(UPT/KKP)
b. Layanan deteksi dini terduga TBC
wilayah kerja KKP
1 Layanan
8 Layanan
Rp.43.560.000
Rp.36.440.000
7 Layanan sarana dan prasarana internal 1 Layanan Rp.132.001.000
8 Layanan dukungan manajemen satker 1 Layanan Rp.1.049.695.000
9 Layanan perkantoran 1 Layanan Rp.7.815.566.000
Total Rp.11.099.589.000
No Kegiatan Anggaran1. Surveilans dan Karantina Kesehatan 1.410.247.0001. Surveilans dan Karantina Kesehatan 1.410.247.0002. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik 529.600.000
3. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung 162.480.000
4. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
8.997.262.000
Total11.099.589.000
Ternate, Oktober 2018Kepala Kantor
Dr. AuliantoNIP. 196910152001121001
MATRIKS PERHITUNGAN KINERJAKANTOR KESEHATAN PELABU HAN KELAS III TERNATE TAHUN 2019
No Indikator Rumus Perhitungan Target Capaian % Capaian Kinerja Ket
1 Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan
Akumulasi jumlah hasil sertifikat PHQC, SSCEC dalam satu tahun 18.500 17.330 93.68 Tidak Mencapai
Target
2 Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan KKP
Jumlah sinyal SKD KLB di pelabuhan/bandara yang direspon kurang dari 24 jam dibagi jumlah SKD KLB dikali 100% 100% 100% 100 Mencapai Target
3 Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit
Akumulasi jumlah sertifikat COP, Gendec dan hasil pemeriksaan surveilans rutin di klinik layanan lainnya dalam satu tahun
7.800 8.678 111.26 Mencapai Target
4 Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus
Akumulasi jumlah posko yang melakukan pelayanan kesehatan pada saat lebaran, natal, tahun baru dan lainnya dalam satu tahun
15 24 160 Mencapai Target
5 Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan
Jumlah pelabuhan/bandar udara/PLBD yang memiliki kebijakan kesiapsiagaan berupa mempunyai kebijakan kesiapsiagaan
dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
memiliki kebijakan kesiapsiagaan berupa dokumen rencana kontijensi penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
4 4 100 Mencapai Target
6 Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan
Akumulasi jumlah sertifikat izin laik terbang, sertifikat izin angkut orang sakit, sertifikat izin angkut jenazah, jumlah penerbitan/legalisasi ICV dalam satu tahun
2.570 2.774 107.94 Mencapai Target
7 Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi
Akumulasi jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai TPM memenuhi syarat layak/laik hygiene, tempat penyediaan air bersih memenuhi syarat kesehatan
4 2 50 Tidak Mencapai Target
8 Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area
Akumulasi jumlah pelabuhan/bandara/PLBD dengan nilai indeks pinjal ≤ 1, HI perimeter = 0, HI buffer < 1, tidak ditemukan larva anopheles, kepadatan kecoa rendah dan kepadatan lalat < 6 dalam satu tahun
4 5 125 Mencapai Target
2
9 Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung
Akumulasi jumlah orang yang melaksanan skrining penyakit menular meliputi penyakit TB, HIV/AIDS dan lainnya dalam satu tahun 5000 5295 105.90 Mencapai Target
10 Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
Akumulasi jumlah dokumen sebanyak 40 dokumen terdiri dari RKAKL/DIPA (awal dan revisi) 2 dok, Laptah 1 dok, Laporan Keuangan 2 dok, Laporan BMN 2 dok, Lakip 1 dok, Profil 1 dok, Proposal PNBP 1 dok, dokumen kepegawaian 2 dok (kontrak dan penilaian), e monev DJA 12 dok, e monev Bappenas 4 dok, LEB 12 dok
40 40 100 Mencapai Target
11 Jumlah pengadaan sarana prasarana Akumulasi jumlah pengadaan tanah, gedung, alat kesehatan, fasilitas penunjang perkantoran, kendaraan dalam satu tahun
32 32 100 Mencapai Targetkendaraan dalam satu tahun
12 Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P
Akumulasi jumlah jenis peningkatan kapasitas bidang P2P yang diikuti oleh SDM B/BTKLPP dalam kurun waktu satu tahun 20 21 105 Mencapai Target
83.33
Kepala Kantor
dr. AuliantoNIP. 196910152001121001
TIM PENYUSUN
Penanggung Jawab : Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate
Ketua : Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Anggota : Kepala Seksi PK dan SE
Kepala Seksi PRL dan KLW
Dwi Ranti Kurniati, S.K.M
Dasri Saleh, A.Md.Kep
Junita Sadek, A.Md.Kep
Wahyudi S.
Kontributor : Hadijah Abbas, S.K.M., MPH, Masaruddin, S.K.M, M.Epid, dr.
Nurhidayati Suparno, dr. Amelia, Iskandar Taran, S.K.M; Isra Armal Fayaupon, S.K.M;
Aprianda A. Rahman, A.Md.Kep; La Hadi; Harsoyo Sauri; Fadila Pora, S.K.M; Bahtiar
Robo, S.ST, Sudewo, S.K.M, Fahj ur Muksin; Haryanto Umalekhoa, Amd.KL; Hasan
Ahmad, S.ST; Muhammad Aryanto, S.K.M; Hadjidja Teapon; Chlid Tanassy, S.K.M;
Muhajir, A.Md.Kep; Aisa Batjiser, A.Md.Kep; Rusni A Rahman, SE; Reny Abdullatif,
Djakaria Ade, S.K.M., Muhammad Husny, Amd.Kep., Indah Ananda Sari, S.K.M, Kiki
Septiono, S.K.M, Ramsal Payapo, AMKL, Sartika Adref, AMAK, Sahroni Ipa, Amd.Kep,
Salbiyanti Kadir, Amd.Kep.