termoregulasi

10
 termoregulasi lansia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Salah satu metabolisme di dalam tubuh man usia adalah metabolisme suhu atau termoregulasi. Termoregulasi yang merupakan temperatur tubuh yang mengatur keseimbangan suhu tubuh yang mengalami fisiologis berdasarkan usia. Dan dalam makalah ini k ita akan membahas termoregulasi pada lansia. Mengapa ?. karena sangatla penting bagi kita seorang perawat baik perawat pemula maupun perawat ahli dalam memahami termoregulasi pada lansia, karena suhu dalam tubuh lansia mulai mengalami perubaha n dalam mempertahankan keseimbangan suhu tubuh (homeostasis). Biasanya manusia berada dilingkungan yang suhunya lebih dingin pada tubuh mereka, sehingga ia harus terys menerus menghasilkan panas secaa internal untuk mempertahankan suhu tubuhnya. Pembentukan panas akhirnya bergantung pada oksidasi bahan bakar metabolic yang berasal dari makanan. Karena fungsi sel peka terhadap fluktuasi suhu int ernal, manusia secara homeostasis mempertahankan shu pasa tingkat yang optimal bagi kelangsungan metabolic yan stabil. 1.2 Tujuan penulisan 1. Agar menambah wawasan dan pengetahuan tentang pa itu termoregulasi pada lansia 2. Mengetahui bagaimana mekanisme kerja suhu tubuh pada lansia 3. Mengetahui bagaimana proses pengeluaran panas dan produksi panas pada lansia 1.3 Rumusan masalah 1. Apa pengertian dari termoregulasi 2. Bagaimana definisi termoregulasi pada lansia 3. Mengapa lansia cenderung merasa dingin 4. Bagaimana pengaturan suhu pada lansia 1.4 Manfaat 1. 1. Mahasiswa mampu memahami termoregulasi pada lansia 2. 2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi bagaimana metabolisme suhu pada lansia 3. 3. mahasiswa mampu menjelaskan termoregulasi pada lansia BAB II PEMBAHASAN

Upload: ulisimut

Post on 19-Jul-2015

310 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: termoregulasi

5/16/2018 termoregulasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/termoregulasi-55ab586f0614b 1/10

termoregulasi lansia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Salah satu metabolisme di dalam tubuh manusia adalah metabolisme suhu atau termoregulasi.Termoregulasi yang merupakan temperatur tubuh yang mengatur keseimbangan suhu tubuh yangmengalami fisiologis berdasarkan usia. Dan dalam makalah ini kita akan membahastermoregulasi pada lansia. Mengapa ?. karena sangatla penting bagi kita seorang perawat baikperawat pemula maupun perawat ahli dalam memahami termoregulasi pada lansia, karena suhudalam tubuh lansia mulai mengalami perubaha n dalam mempertahankan keseimbangan suhutubuh (homeostasis).

Biasanya manusia berada dilingkungan yang suhunya lebih dingin pada tubuh mereka, sehinggaia harus terys menerus menghasilkan panas secaa internal untuk mempertahankan suhutubuhnya. Pembentukan panas akhirnya bergantung pada oksidasi bahan bakar metabolic yangberasal dari makanan.

Karena fungsi sel peka terhadap fluktuasi suhu internal, manusia secara homeostasismempertahankan shu pasa tingkat yang optimal bagi kelangsungan metabolic yan stabil.

1.2 Tujuan penulisan

1.  Agar menambah wawasan dan pengetahuan tentang pa itu termoregulasi pada lansia

2.  Mengetahui bagaimana mekanisme kerja suhu tubuh pada lansia3.  Mengetahui bagaimana proses pengeluaran panas dan produksi panas pada lansia

1.3 Rumusan masalah

1.  Apa pengertian dari termoregulasi2.  Bagaimana definisi termoregulasi pada lansia3.  Mengapa lansia cenderung merasa dingin4.  Bagaimana pengaturan suhu pada lansia

1.4 Manfaat

1.  1. Mahasiswa mampu memahami termoregulasi pada lansia2.  2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi bagaimana metabolisme suhu pada lansia3.  3. mahasiswa mampu menjelaskan termoregulasi pada lansia

BAB II

PEMBAHASAN

Page 2: termoregulasi

5/16/2018 termoregulasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/termoregulasi-55ab586f0614b 2/10

2.1 Pengertian

Termoregulasi merupakan suhu tubuh dimana suhu tubu dapat mengalami panas dan dingin“hootness and coldness” yang berpengaruh pada lingkungan sekitar / ruang pada saat kita berada.

Suhu tubuh merupakan perbedaan antara produksi panas dari tubuh dan antara pengeluaran suhu

panas ke luar lingkungan luar tubuh. Sedangkan termoregulasi pada lansia merupakan Suatupengaturan fisiologis tubuh manusia yang sudah mengalami penurunan usia untuk keseimbanganproduksi panas dan kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan secara konstan.Namun pada orang yang sudah lanjut usia rentan merasa dingin. Mengapa? Karena Rasakedinginan yang terjadi pada lanjut usia (lansia) merupakan salah satu masalah kesehatan yangutama pada lansia. Rasa kedinginan ini dapat disebabkan karena temperatur tubuh yangmencapai atau kurang dari 35 derajat (0) C dan keadaan ini disebut sebagai hipotermia,sedangkan temperatur tubuh yang normal pada lansia berkisar antara 36,5 sampai 37,2 0 C.Keadaan ini dapat diketahui dengan meraba tubuh penderita dan terasa dingin atau yang lebihtepat lagi dengan memakai alat termometer berskala rendah. Cara lain untuk mengetahui adanyahipotermia ini yaitu dengan mengukur suhu air seni yang baru saja dikeluarkan.

Bahaya dari hipotermia ini yaitu menyebabkan meningkatnya risiko untuk mendapat penyakitdan kematian pada lansia, khususnya pada mereka yang berusia 75 tahun ke atas, yang disebutsebagai golongan lansia tua.

Dari penelitian menunjukkan bahwa lansia yang mengalami kekurangan gizi seringkalimenderita hipotermia, sedangkan lansia dengan gizi yang baik menunjukkan temperatur tubuhyang normal. Oleh karena itu, dianggap bahwa kekurangan gizi menyebabkan gangguan padapembentukan dan penahanan panas dalam tubuh yang menyebabkan terjadinya hipotermia.

Selain dari itu, penyakit-penyakit tertentu seperti penyakit kencing manis (diabetes melitus)

mempunyai risiko enam kali lebih tinggi untuk mengalami hipotermia, juga yang dapatmenyebabkan gangguan pada mekanisme pengaturan suhu pada hipotalamus di otak.

2.2 Pengaturan Suhu Tubuh 

Pada pengaturan suhu tubuh, hipotalamus di otak bekerja sebagai suatu termostat, yaitu mengatursuhu tertentu dari tubuh, yang kemudian terjadi berbagai faktor yang mempengaruhinya.

Pada suhu tubuh yang rendah, untuk mengatasi agar suhu tidak turun lebih rendah lagi makaterjadi mekanisme pengaturan suhu tubuh berupa tegaknya rambut-rambut pada kulit,mengecilnya pembuluh-pembuluh darah pada kulit, menggigil atau perasaan dingin yang

menyebabkan orang tersebut mengenakan baju lebih tebal dengan akibat meningkatnya suhutubuh.

Sebaliknya, pada suhu tubuh yang tinggi, maka untuk mengeluarkan sebahagian panas dari tubuhsehingga suhu tubuh menurun kembali maka pembuluh darah kulit melebar, berkeringat danmembuka baju.

Penyebab 

Page 3: termoregulasi

5/16/2018 termoregulasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/termoregulasi-55ab586f0614b 3/10

Gangguan pengaturan suhu pada lansia berupa keterbatasan fungsi mekanisme pengaturan suhudari hipotalamus sehubungan dengan proses menua, mengakibatkan lansia kurang mampu untukberadaptasi terhadap perubahan suhu lingkungannya. Hal inilah yang menyebabkan lansia dapatmengalami kepanasan (hipertermia) maupun kedinginan.

Secara umum, beberapa faktor yang berperan untuk terjadinya hipotermia adalah lingkunganyang dingin, gangguan pada hipotalamus yang berkaitan dengan bertambahnya usia, obat-obatan,dan penyakit-penyakit yang menyebabkan berkurangnya pembentukan panas atau meningkatnyapembuangan panas, ataupun yang mengganggu fungsi hipotalamus.

Sejumlah penyakit dan obat-obatan dapat mengganggu mekanisme pengaturan suhu tubuh,seperti pada keadaan berkurangnya kadar gula darah dibandingkan normal (hipoglikemia),penyakit-penyakit yang menyebabkan lansia tidak mampu atau sangat terbatas aktivitas fisiknya,seperti penyakit Parkinson, kelumpuhan, penyakit sendi, demensia dapat menyebabkanberkurangnya pembentukan panas yang meningkatkan risiko terjadinya hipotermia.

Meningkatnya pembuangan panas tubuh dapat terjadi pada infeksi kulit, minum alkohol,berkurangnya lapisan lemak di bawah kulit yang berfungsi sebagai penahan keluarnya panas daritubuh.

Gejala-gejala

Gejala-gejala awal biasanya ringan dan tidak jelas, dapat berupa rasa lelah, lemah, langkah yangmelambat, bicara pelo, tridak peduli lingkungan sekitarnya (apatis), kacau pikiran, menggigil,kulit yang dingin dan merasa dingin. Pada keadaan yang berat didapati infeksi paru (pneumonia)serta menurunnya tekanan darah, yang dapat menyebabkan kematian.

Pencegahan Dan Pengobatan Pencegahan terhadap keadaan hipotermia ini lebih penting daripada pengobatannya. Lansiadengan adanya risiko untuk mengalami hipotermia hendaknya menjaga agar suhu di ruanganmelebihi 20 0C dan mempunyai termometer untuk menentukan suhu ruangan tempat ia berada,yang mana mereka dapat memeriksanya setiap saat diperlukan, terutama di saat cuaca yangsangat dingin. Selain daripada itu, penderita memakai selimut tebal.

Latihan fisik yang berkala (teratur) dapat meningkatkan pembentukan panas, dan jumlah kaloridari makanan/minuman yang masuk ke dalam tubuh yang memadai harus diperhatikan. Obat-obatan yang dapat mengganggu fungsi hipotalamus di dalam tubuh harus dihindari agar

pengaturan suhu tubuh dapat berjalan dengan baik.Jika keadaan hipotermia sedang terjadi, hendaknya ini harus dianggap sebagai keadaan yangserius, dan sebaiknya lansia tersebut dirawat di rumah sakit DI ruangan intensif. Pengobatanuntuk hipotermia dapat berupa pengobatan primer yaitu menghangatkan kembali tubuh danpengobatan sekunder untuk mengatasi komplikasi yang terjadi akibat hipotermia, misalnyapneumonia dengan pemberian antibiotika dan obat-obat lainnya.

Page 4: termoregulasi

5/16/2018 termoregulasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/termoregulasi-55ab586f0614b 4/10

Lansia dengan hipotermia jika tubuhnya dihangatkan dengan aktif dan cepat seringkalimenyebabkan keadaan lansia tersebut bertambah buruk kesehatannya, karena dapat berakibatmenurunnya tekanan darah dan berkurangnya aliran darah ke otot-otot jantung. Oleh karena itu,dianjurkan pada lansia yang mengalami hipotermia penghangatan tubuhnya secara lambat.

Semua upaya harus dilaksanakan untuk mendeteksi dan mengobati setiap kelainan organ tubuhyang didapati, misalnya adanya infeksi, kadar gula darah yang rendah, berkurangnya fungsikelenjar gondok/hipotiroidisme.

2.3 Faktor-faktor Internal yang Mengkontribusi Kerja Termoregulasi pada lansia

2.3.1 Kulit

Kulit adalah organ yang paling luas pada tubuh, mewakili kira-kira 16%dari berat badan orangdewasa. Kulit merupakan organ satu-satunya yang dapatdigosok, dipijat, diregangkan, dandicium. Kulit bersifat fleksibel dan tahanterdapat perubahan-perubahan yang terjadi sepanjang

kehidupan sehari-hari.Tanpa fleksibilitas ini, suatu jabatan tangan yang sederhanaakanmenimbulkan pengelupasan kulit akibat regangan dan tekanan. Karena kulit dapatterlihatsangat jelas, kulit tersebut bertindak sebagai suatu suatu jendela terhadapkematian seseorang.Walaupun benar bahwa tidak seorangpun meninggal karenakulit yang sudah tua atau terjadikegagalan kulit karena suatu diagnosis, pemahaman tentang bukti-bukti perubahan fisiologispada kulit seiring peningkatan usia memberikan banyak informasi bagi perawat tentang klienlansia.

Secara structural, kulit adalah suatu organ kompleks yang terdiri dari epidermis, dermis, dansubkutis.

1. 

EPIDERMISEpidermis mengalami perubahan ketebalan sangat sedikit seiring penuaan sesorang. Namun,terdapat perlambatan dalam proses perbaikan sel, jumlah sel basal yang lebih sedikit, danpenurunan jumlah dan kedalaman rete ridge. Rete ritge dibentuk oleh penonjolan epidermal darilapisan basal yang mengarah ke bawah ke dalam dermis. Pendataran dari rete ridge tersebutmengurangi area kontak antara epidermis dan dermis, menyebabkan mudah terjadi pemisahanantara lapisan-lapisan kulit ini. Akibatnya adalah proses penyembuhan kulit yang rusak inilambat dan merupakan predisposisi infeksi bagi individu tersebut. Kulit dapat mengelupas akibatpenggunaan plester atau zat lain yang dapatmenimbulkan gesekan.

1. 

DERMISPada saat individu mengalami penuaan, volume dermal mengalami penurunan, dermis menjaditipis, dan jumlah sel biasanya menurun. Konsekuensi fisiologis dari perubahan ini termasukpenundaan atau penekanan timbulnya penyakit pada kulit, penutupan dan penyembuhan lukalambat, penurunan termoregulasi, penurunan respon inflamasi, dan penurunan absorbsi kulitterhadap zat-zat topical. Serabut elastis dan jaringan kolagen secara bertahap dihancurkan olehenzim-enzim, menghasilkan perubahan dalam penglihatan karena adanya kantung

Page 5: termoregulasi

5/16/2018 termoregulasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/termoregulasi-55ab586f0614b 5/10

dan pengeriputan pada daerah sekitar mata. Pada saat elastisitas menurun, dermismeningkatkankekuatan peregangannya; hasilnya adalah lebih sedikit „‟melentur‟‟ketika kulit mengalami

tekanan.

1.  SUBKUTIS

Secara umum, lapisan jaringan subkutan mengalami penipisan seiringdengan peningkatan usia.Hal ini turut berperan lebih lanjut terhadap kelemahankulit dan penampilan kulit yangkendur/menggantung diatas tulang rangka.Penurunan lapisan lemak terutama dapat dilihat secara jelas pada wajah,tangan,kaki, dan betis, pembuluh darah menjadi lebih cenderung untukmengalamitrauma. Deposit lemak cenderung untuk meningkatkan pada abdomen baikpadawanita dan pria, seperti halnya bagian paha pada wanita. Distribusi kembali dan penurunanlemak tubuh lebih lanjut menimbulkan gangguan fungsi perlindungandari kulit tersebut.

2.3.2 Perubahan Fisik

Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua sistem organ tubuh,diantaranya sistempernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh,muskuloskeletal, gastrointestinal, genito urinaria, endokrin dan integumen.

1.  Sistem pernafasan pada lansia2.  Otot pernafasan kaku dan kehilangan kekuatan, sehingga volume udarainspirasi

berkurang, sehingga pernafasan cepat dan dangkal.

b. Penurunan aktivitas silia menyebabkan penurunan reaksi batuk sehingga potensial terjadipenumpukan sekret.

1. 

Penurunan aktivitas paru ( mengembang & mengempisnya ) sehingga jumlahudarapernafasan yang masuk keparu mengalami penurunan, kalau pada pernafasan yangtenang kira kira 500 ml

2.  Alveoli semakin melebar dan jumlahnya berkurang ( luas permukaan normal50m²), Ùmenyebabkan terganggunya prose difusi.

3.  Penurunan oksigen (O2) Arteri menjadi 75 mmHg menggangu prose oksigenasidarihemoglobin, sehingga O2 tidak terangkut semua kejaringan.

4.  CO2 pada arteri tidak berganti sehingga komposisi O2 dalam arteri jugamenurun yanglama kelamaan menjadi racun pada tubuh sendiri.

2. Pendengaran.

a) Presbiakusis (gangguan pada pendengaran) :Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran padatelinga dalam, terutama terhadap bunyi suara, antara lain nada nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulitmengerti kata kata, 50 % terjadi pada usia diatas umur 65 tahun.

b) Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis.

c) Terjadinya pengumpulan serumen, dapat mengeras karena meningkatnya kreatin.

Page 6: termoregulasi

5/16/2018 termoregulasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/termoregulasi-55ab586f0614b 6/10

3. Penglihatan

a) Kornea lebih berbentuk skeris.

b) Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya responterhadap sinar.

c) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa).

d) Meningkatnya ambang pengamatan sinar : daya adaptasi terhadap

kegelapanlebih lambat, susah melihat dalam cahaya gelap.

e) Hilangnya daya akomodasi.

f) Menurunnya lapang pandang & berkurangnya luas pandang

g) Menurunnya daya membedakan warna biru atau warna hijau pada

skala.

4. Perubahan cardiovaskuler pada usia lanjut.

a) Katub jantung menebal dan menjadi kaku.

b) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % pertahun

sesudah berumur 20 tahun. Hal ini menyebabkan menurunnya

kontraksi dan volumenya.

c) Kehilangan elastisitas pembuluh darah.

5. Sistem genito urinaria.

a) Ginjal, Mengecil dan nephron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurunsampai 50 %,penyaringan diglomerulo menurun sampai 50 %, fungsi tubulus berkurang akibatnya kurangnyakemampuan mengkonsentrasi urin, berat jenisurin menurun proteinuria ( biasanya + 1 ) ; BUNmeningkat sampai 21 mg % ;nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat.

b) Vesika urinaria / kandung kemih, Otot otot menjadi lemah, kapasitasnyamenurun sampai 200ml atau menyebabkan frekwensi BAK meningkat, vesikaurinaria susah dikosongkan pada prialanjut usia sehingga meningkatnya retensiurin.

c) Pembesaran prostat ± 75 % dimulai oleh pria usia diatas 65 tahun.

d) Atropi vulva.

Page 7: termoregulasi

5/16/2018 termoregulasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/termoregulasi-55ab586f0614b 7/10

e) Vagina, Selaput menjadi kering, elastisotas jaringan menurun juga permukaanmenjadi halus,sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya lebih alkali terhadap perubahan warna.6) Daya sexual,Frekwensi sexsual intercouse

6. Sistem endokrin / metabolik pada lansia.

1) Produksi hampir semua hormon menurun.

2) Fungsi paratiroid dan sekesinya tak berubah.

3)Pituitary, Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih

rendah dan hanya ada di pembuluh darah dan berkurangnya

produksi dari ACTH, TSH, FSH dan LH.

4) Menurunnya aktivitas tiriod Ù BMR turun dan menurunnya

daya pertukaranzat.

5) Menurunnya produksi aldosteron.

6) Menurunnya sekresi hormon bonads : progesteron, estrogen,

testosteron.

7) Defisiensi hormonall dapat menyebabkan hipotirodism, depresi dari

Sumsum tulang serta kurang mampu dalam mengatasi tekanan jiwa (stess).

7. Perubahan sistem pencernaan pada usia lanjut.

a) Kehilangan gigi, Penyebab utama adanya periodontal disease yang

biasa terjadisetelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan

gigi yang buruk dan giziyang buruk .

b) Indera pengecap menurun, Adanya iritasi yang kronis dari selaput

lendir, atropiindera pengecap (± 80 %), hilangnya sensitivitas

dari syaraf pengecap dilidahterutama rasa manis, asin, asam & pahit.

c) Esofagus melebar.

Page 8: termoregulasi

5/16/2018 termoregulasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/termoregulasi-55ab586f0614b 8/10

d) Lambung, rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun ),

asam lambungmenurun, waktu mengosongkan menurun.

e) Peristaltik lemah & biasanya timbul konstipasi.

f) Fungsi absorbsi melemah ( daya absorbsi terganggu ).

g)Liver ( hati ), Makin mengecil & menurunnya

tempat penyimpanan, berkurangnya aliran darah.

8. Sistem muskuloskeletal.

a) Tulang kehilangan densikusnya Ù rapuh.

b) resiko terjadi fraktur.

c) kyphosis.

d) persendian besar & menjadi kaku.

e) pada wanita lansia > resiko fraktur.

f) Pinggang, lutut & jari pergelangan tangan terbatas.

g) Pada diskus intervertebralis menipis dan menjadi pendek ( tinggi badan berkurang ).

2.4 Diagnosa Keperawatan

Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan usia yang ekstern(Eksternal) dan perubahanturgor (elastisitas kulit), ditandai dengan:-Gangguan pada bagian tubuh-Kerusakan lapisankulit/dermis-Gangguan permukaan kulit/epidedermisTujuan ;Tissue integrity : Skins and mukosmembrane Kriteria Hasil :

a. Integritas kulit yang baik dapat dipertahankan (sensasi,

elastisitas,temperature, hidrasi, pigmentasi.

b. Tidak luka / lesi pada kulit

c. Perfusi jaringan baik

d.Menunjukan perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cedera berulange.Mampu melindungikulit dan mempertahan kelembapan kulit dan perawatan alami

Page 9: termoregulasi

5/16/2018 termoregulasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/termoregulasi-55ab586f0614b 9/10

Intervensia.Anjurkan Klien untuk menggunakan pakaian longgar b.Hindari kerutan pada tempattidur c.Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap 2 jam sekalid.Jaga kebersihan kulit supayatetap kering dan bersihe.Monitor kulit akan adanya kemerahanf.Oleskan lotion/minyak/ baby oilpada daerah yang tertekan.g.Monitor status nutrisi pasienh.Mandikan pasien dengan sabun danair hangat.

2.5 Intervensi

a.menggunakan pakaian longgar

b.Hindari kerutan pada tempat tidur

c.Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap 2 jam sekalid.Jaga kebersihan kulit supaya tetapkering dan bersihe.Monitor kulit akan adanya kemerahan

d. Oleskan lotion/minyak/ baby oil pada daerah yang tertekan.

e.Monitor status nutrisi pasienh.Mandikan pasien dengan sabun dan air hangat.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Termoregulasi sangatlah beda dengan termoregulasi pada orang dewasa, hal ini disebabkn olehbannyknya faktor yang mempengaruhinya. Pengaturan suhu pada tubu lansia juga sangat

dipengaruhi tipisnya kulit pada tubuh lansia, karena penurunan ketebalan kulit epidermis. Jikaproses termorgulasi pada tubuh lansia kurang berjalan dengan baik, maka kerja akan sistem-sistem dalam tubuhnya juga akan mengalami penurunan

3.2 Saran

Mempelajari tentang termoregulasi pada lansia diterapkan dalam praktik perawat lansia. Sebagaiperawat, kita harus mengetahui bagaimana termoregulasi pada lansia, bagaimana mekanismeperubahan suhu pada lansia. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yangmembangun untuk makalah kami, agar untuk penyusunan makalah selanjutnya dapat mendekatikesempurnaan.

DAFTAR PUSTAKA

1.  Jaime L. Stockslager. 2007. Asuhan Keperawatan Geriatrik . Jakarta :EGC2.  Mubarak, Wahit Iqbal. Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta : SagungSeto3.  Meiner, Sue.E. 2006.Gerontologic Nursing . St. Louis, Missouri : Mosby4.  Nugroho, Wahjudi. 2000.Keperawatan Gerontik.Jakarta : EGC

Page 10: termoregulasi

5/16/2018 termoregulasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/termoregulasi-55ab586f0614b 10/10