terima kasih ya

2
Malang, 13 November 2014 Terima Kasih Ya....... Penat, rasa keluh kesah tak tertahankan, mencoba bertahan menikmati rutinitas yang tak berkesudahan. Belajar untuk tidak mengeluh dan mencoba ikhlas menjalankan semua. Namun ternyata aku salah, aku kira aku cukup bisa mengatasinya sendiri, cukup kuat menahannya sendiri. Hidup jauh dari orang tua yang sebelumnya tidak pernah aku lakuakan tidak segampang yang terfikirkan, kala rindu datang hanya bulir bening yang sedia menemani. Jarak kota kelahiranku memang begitu jauh dari kota ini, dan waktu membatasi semuanya. Tak ada waktu hanya untuk bolak-balik pulang melepas kerinduan yang menggebu atau sekedar bermanja dengan orang tua, kakak dan adikku. Cukup suara mereka menenagkanku setiap malam dengan sekedar telfon menanyakan segala hal yang telah aku lalui sepanjang hari. Aku tau ini konsekuensi dari keputusan yang aku ambil. Tak mudah memang membiasakan semua hal baru ini, cukup keras usahaku hanya untuk mencoba beradaptasi pada lingkungan baru yang menurutku sangat asing ini. Dimulai dari mencoba mengerjakan semua hal yang benar-benar sendiri, pergi kemanapun sendiri dan berusaha untuk mengatasi segala macam hal sendiri dengan mengacuhkan sikap cengeng ini. Tak dipungkiri memang, terkadang ada rasa yang terselip dibenakku untuk pulang saja. Tapi kalau difikir-fikir, jika hanya keluhan dan rengekan ini mengalah tekadku betapa bodohnya aku. Restu kalian untuk melepasku pergi sejauh ini adalah penguatku untuk terus bertahan. Satu keyakinanku, jika aku menyerah sedini ini itu artinya aku telah mengkhianati semua kepercayaan kalian padaku. Sesakit dan sesulit apapun aku akan tetap berjuang, toh ini semua juga untuk kebaikan masa depanku. Menuntut ilmu jauh di tempat asing dan jauh dari kebersamaan orang-orang yang selama ini selalu berkutat di sekitarku aku harus mulai terbiasa sekarang. Tidak jarang kulakukan, setiap sujud kuungkapkan dan semoga Tuhan mendengarkan sebuah pintaku akan hadirnya seseorang. Sosok yang bisa menjadi pelengkap banyaknya kekuranganku, Sosok yang mampu menjadi pembenar salah yang terlalu sering aku lakuakan, sosok yang mengiyakan kata tidak dari orang lain padaku dan sosok yang melihatku dari sisi berbeda dengan orang lain, melihatku sebagai wanita bukan sekedar manusia yang biasa. Tuhan menjawab semua doa-doaku, Ia mengirimkan sosokmu dalam hidupku. Kini tak sesepi dulu ketika kau ada. Dengan pesan-pesan singkat yang setiap saat menyapaku, menanyakan setiap waktuku dan

Upload: fitri-herma

Post on 09-Nov-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

cerpen

TRANSCRIPT

Malang, 13 November 2014

Terima Kasih Ya.......

Penat, rasa keluh kesah tak tertahankan, mencoba bertahan menikmati rutinitas yang tak berkesudahan. Belajar untuk tidak mengeluh dan mencoba ikhlas menjalankan semua. Namun ternyata aku salah, aku kira aku cukup bisa mengatasinya sendiri, cukup kuat menahannya sendiri. Hidup jauh dari orang tua yang sebelumnya tidak pernah aku lakuakan tidak segampang yang terfikirkan, kala rindu datang hanya bulir bening yang sedia menemani. Jarak kota kelahiranku memang begitu jauh dari kota ini, dan waktu membatasi semuanya. Tak ada waktu hanya untuk bolak-balik pulang melepas kerinduan yang menggebu atau sekedar bermanja dengan orang tua, kakak dan adikku. Cukup suara mereka menenagkanku setiap malam dengan sekedar telfon menanyakan segala hal yang telah aku lalui sepanjang hari. Aku tau ini konsekuensi dari keputusan yang aku ambil. Tak mudah memang membiasakan semua hal baru ini, cukup keras usahaku hanya untuk mencoba beradaptasi pada lingkungan baru yang menurutku sangat asing ini. Dimulai dari mencoba mengerjakan semua hal yang benar-benar sendiri, pergi kemanapun sendiri dan berusaha untuk mengatasi segala macam hal sendiri dengan mengacuhkan sikap cengeng ini. Tak dipungkiri memang, terkadang ada rasa yang terselip dibenakku untuk pulang saja. Tapi kalau difikir-fikir, jika hanya keluhan dan rengekan ini mengalah tekadku betapa bodohnya aku. Restu kalian untuk melepasku pergi sejauh ini adalah penguatku untuk terus bertahan. Satu keyakinanku, jika aku menyerah sedini ini itu artinya aku telah mengkhianati semua kepercayaan kalian padaku. Sesakit dan sesulit apapun aku akan tetap berjuang, toh ini semua juga untuk kebaikan masa depanku. Menuntut ilmu jauh di tempat asing dan jauh dari kebersamaan orang-orang yang selama ini selalu berkutat di sekitarku aku harus mulai terbiasa sekarang.Tidak jarang kulakukan, setiap sujud kuungkapkan dan semoga Tuhan mendengarkan sebuah pintaku akan hadirnya seseorang. Sosok yang bisa menjadi pelengkap banyaknya kekuranganku, Sosok yang mampu menjadi pembenar salah yang terlalu sering aku lakuakan, sosok yang mengiyakan kata tidak dari orang lain padaku dan sosok yang melihatku dari sisi berbeda dengan orang lain, melihatku sebagai wanita bukan sekedar manusia yang biasa.Tuhan menjawab semua doa-doaku, Ia mengirimkan sosokmu dalam hidupku. Kini tak sesepi dulu ketika kau ada. Dengan pesan-pesan singkat yang setiap saat menyapaku, menanyakan setiap waktuku dan itu semua membuatku tak merasa berdiri sendiri lagi. Tak jarang pula suaramu hadir di setiap malamku mengusir semua penat, menanyakan ini itu, mengungkapkan hal-hal gombal yang cukup menghiburku. Candamu mencairkan ketegangan atas segala masalahku. Namun terkadang hatiku bertanya-tanya, tidak bosankah kau menjadi tempatku berkeluh kesah ?. Aku akui perhatianmu membuatku merasa nyaman.Walau sangat sulit bagi kita unutuk bertemu, bukan lantaran jarak antara kota kembang dan kota hujan ini namun karena kesibukanlah yang menahan kita untuk sekedar bertatap mata. Tidak munafik jika aku kadang berfikir kenapa kau tak berusaha menyisihkan sedikit waktumu hanya untuk bertemu denganku, apakah kau tidak rindu denganku ?. Tapi aku tahu bukan itu alasannya, aku tahu rasa yang kau miliki sama, waktu yang menjadi penghalang semuanya. Aku mengerti semua hal butuh pengorbanan seperti halnya rasa rinduku dengan keluargaku dan juga padamu. Saat ini perhatianmu padaku sudah lebih dari sekedar cukup, tutur sapamu cukup menenangkan hatiku dan jujur aku cukup menikmati semua itu. Tulus ku ucapkan terima kasih atas kesediaanmu menjadi pendengar terbaikku selama ini, terima kasih sapa hangat yang selalu mengisi hari-hari sepiku, dan terima kasih telah menjadi tempat bersandar sejenak ketika goncangan ini cukup kuat untuk menumbangkanku. Sekali lagi terima kasih ya..... Aku percaya padamu. Tulisan ini terinspirasi dari cerita seorang gadis 19 tahun yang saya dengarkan selama ini, gadis yang saat ini tengah berjuang akan cita-cita masa depannya dan juga perasaanya sebagai seorang wanita biasa.... semoga tulisan ini cukup menenangkan ya.....