terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di … · keguruan dan ilmu pendidikan universitas...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERKEMBANGAN INDUSTRI ROTAN DAN PENGARUHNYA
TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA
TRANGSAN KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO
SKRIPSI
Oleh :
NUR THORIQ AZIZ
K4406031
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERKEMBANGAN INDUSTRI ROTAN DAN PENGARUHNYA
TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA
TRANGSAN KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO
Oleh :
NUR THORIQ AZIZ
K4406031
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Sejarah
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, April 2011
Persetujuan Pembimbing,
Pembimbing I
Drs. Saiful Bachri, M, PdNIP.19520603 198503 1 001
Pembimbing II
Isawati, S, PdNIP. 19830401 200604 2 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan telah
diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada Hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Djono, M. Pd ………….
Sekretaris : Drs. Herimanto, M. Pd, M. Si .................
Anggota I : Drs. Saiful Bachri, M. Pd .................
Anggota II : Isawati, S. Pd .................
Disahkan oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19621126 198103 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Nur Thoriq Aziz. K4406031. PERKEMBANGAN INDUSTRI ROTAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA TRANGSAN KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, April 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Deskripsi wilayah Desa Trangsan, (2) Asal-usul dan perkembangan industri rotan di Desa Trangsan, (3) Proses produksi dan pemasaran hasil industri rotan dan pengaruhnya terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Desa Trangsan.
Sejalan dengan tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini menggunakan metode deskritif kualitatif dengan strategi penelitian studi kasus terpancang tunggal. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan analisis dokumen. Sedangkan tehnik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling. Adapun validitas data diperoleh dengan trianggulasi data dan trianggulasi teori. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : (1) Secara demografis; penduduk desa Trangsan tahun 2010 berjumlah 6610 jiwa dan sebagian besar penduduknya telah mengenyam pendidikan formal. Tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap perkembangan pengusaha rotan pada masa sekarang ini dan masa yang akan datang. (2) Sebelum dilakukan proses produksi, persiapan yang harus dilakukan cukup banyak, yaitu permodalan yang berupa keuangan, kemudian manajemen yang berupa perlengkapan kerja, dan bahan baku. Kegiatan industri rotan yang dulunya hanya melibatkan beberapa tenaga kerja dari keluarga sendiri, berkembang menjadi kegiatan yang melibatkan jumlah tenaga kerja di luar keluarganya bahkan ada yang mendatangkan dari luar daerah. (3) Dengan adanya pengusaha rotan di desa Trangsan menimbulkan pengaruh terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat pengusaha rotan. Adapun pengaruh yang ditimbulkan adalah dapat menambah penghasilan atau pendapatan, dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan sehingga laju urbanisasi dapat ditekan, dan dapat membuka kesadaran akan arti pentingnya pendidikan bagi anak-anak. Akibat lain yang ditimbulkan yaitu terciptanya struktur masyarakat pengusaha yang baru yaitu adanya hubungan patron klien, dimana majikan sebagai patron dan buruh sebagai klien.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Nur Thoriq Aziz. K4406031. RATTAN INDUSTRIAL DEVELEPMENT AND THE EFFECT ON THE ECONOMIC AND SOSIAL LIFE COMMUNITY TRANGSAN VILLAGE SUB DISTRICT GATAK SUKOHARJO. Thesis, Surakarta: Faculty of Theacer Training and Education. Sebelas Maret University, April 2011.
The aims of the study was to find out: (1) The Description of Trangsan Villlage Area, (2) The origin and the development of the rattan industry in Trangsan, (3) The producting and marketing processs of rattan Industry and its influences social and economic life of Trangsan’s society.
In line with the aims of the study, this study was used qualitative and descriptive methods by using strategi of single spikes case study research. The data collecting thechniques used interviews, observation and document analysis. While the sampling technique used “purpose sampling”. Validized the data, obtained by triangulation of data and theory. The data analysze used and interactive model.
Based on the result of this study can concluded that: (1) demographicly: Trangsan’s population in 2010 was amounted to 6610 people, and most of its population has a formal education. The level of education can affect the development of rattan entrepreneurs at the present time and future. (2) Before the producing process, there was a lot of preparation neds to been done, hamely a form of financial capital, and work equipment management, and raw materials. Formerly, The rattan Industry was tust involved the member of family, but later it involved some labor outside of family, even brought from outside the Trangsan area. (3) The existence of rattan entrepreneur in Trangsan village impacted the social and economic life and its society. Another impact are add the income, and also created new job vacancy so the rate of urbanization can be pressed, and to open awareness toward children’s education another consequence is created new structure of entrepreneur society that is patron client. Where the master become patron and the employer become client.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
”Sesungguhnya Allah SWT tidak akan pernah merubah keadaan suatu kaum
sehingga mereka mau berusaha merubah keadaanya yang ada pada diri mereka
sendiri”.
(Q. S. Ar Ra’ad ayat 11)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini dipersembahkan kepada:
Ibu dan Ayah Tercinta
Kakak tersayang
Teman-teman Rekishi ( Brian, Budi, Mukhlis)PERPUSTAKAAN, KUADRAN PRIVAT
Dian Fitriana tersayang
Teman-teman Pendidikan Sejarah 2006
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan berkat-Nya, sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian
dari persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penulisan Skripsi
ini. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan tersebut dapat
teratasi. Oleh karena itu, atas segala bentuk bantuannya, penulis mengucapkan
terima kasih kepada yang terhormat :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian.
2. Ketua Jurusan P.IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui
permohonan penyusunan Skripsi ini.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Drs. Saiful Bachri, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing I yang
telah memberikan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini.
5. Ibu Isawati, S,Pd, Selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini.
6. Ibu dan Ayah yang setiap malam mendoakan dan setiap butir tetes air
mata dan keringatnya yang terurai untuk memberikan semangat hidup.
7. Bapak dan Ibu Dosen Program Pendidikan Sejarah Jurusan Ilmu
Pengetahuan Sosial yang secara tulus memberikan ilmu kepada penulis
selama ini.
8. Sahabat-sahabat Rekhisi (Bryan, Mukhlis, Budi Hanggono), Pengurus
Perpustakaan Prodi Sejarah (Rika inggit, Tina, Shinta, Dian, Yusuf,
Cahyo, Eko, Tri, Fitria, Lele, Aulia, Renda, Wulan,Kikis, Lila, Anis),
Pengurus Kuadran Privat (Mas Dodik, Yani, Bryan, Wenda). Sahabat-
sahabat Pendidikan Sejarah 2006 yang telah banyak memberikan
canda tawa, semoga kekeluargaan dan persahabatan kita akan tetap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
terjalin selamanya. Semoga amal baik semua pihak tersebut
mendapatkan imbalan dari Tuhan YME.
Penyusunan skripsi ini telah berusaha semaksimal mungkin, namun
penulis menyadari masih ada banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk
menyempurnakannya. Penulis berharap semoga semoga skripsi ini bermanfaat
bagi perkembangan ilmu pendidikan khususnya pendidikan sejarah.
Surakarta, April 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HALAMAN JUDUL .................................................................................
................................................................................................
HALAMAN PENGAJUAN ......................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................
HALAMAN ABSTRAK ...........................................................................
HALAMAN ABSTRACT..........................................................................
HALAMAN MOTTO ................................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................
DAFTAR TABEL ......................................................................................
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................
B. Rumusan Masalah ...........................................................................
C. Tujuan Penelitian ............................................................................
D. Manfaat Penelitian ..........................................................................
BAB II KAJIAN TEORITIK
A. Tinjauan Pustaka ...............................................................................................................................................................................
1. Industri Kecil .......................................................................
2. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa ............................................................................................................................................................................................................................................................................................................. ..............................................................................................
B. Kerangka Berpikir .............................................................................................................................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................................................................................................................
B. Metode Penelitian ....................................................................................................................................................................................
C. Sumber Data .............................................................................................................................................................................................
D. Teknik Pengumpulan Data………………………………………..
E. Validitas Data...................................................................................
F. Teknik Analisis Data .......................................................................
G. Prosedur Penelitian .........................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
xi
xiv
xv
xvi
1
5
6
6
8
8
16
26
29
29
31
34
35
36
38
40
40
42
46
47
47
49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
TABELhalaman
Tabel 1.
Tabel 2.
Tabel 3.
Tabel 4.
Penggolongan penduduk menurut usia dan jenis kelamin….
Penggolongan penduduk menurut mata pencaharian ............
Penggolongan penduduk menurut tingkat pendidikan .........
Penggolongan industri rotan trangsan ..................................
43
44
45
50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR halaman
Gambar 1.
Gambar 2.
Gambar 3.
Gambar 4.
.
Papan nama industri kecil rotan Desa Trangsan ........
Wawancara dengan informan ....................................
Seorang pengrajin sedang membuat barang kerajinan....
Seorang pengrajin sedang membuat barang kerajinan......
80
80
81
81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN halaman
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiaran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Daftar responden ………………………………..
Daftar pertanyaan wawancara ...............................
Photo.......................................................................
Jurnal Bamboo and Rattan......................................
Jurnal The Bamboo sector in Colombia and Equador: a
state of the art analysis of opportunities and contraints..
Peta Desa Trangsan………………………………..
Data Usaha Industri Desa Trangsan Kecamatan Gatak
Laporan Bulanan Desa Trangsan Kecamatan
Gatak November 2010…………………….
Laporan Bank Data Triwulan III September 2010
Daftar ketenagakerjaan 2010semester II Desa Trangsan
Surat keterangan kelurahan .....................................
Surat Ijin Penyusunan Skripsi ……………………
Surat Permohonan Menyusun Skripsi …….………
71
73
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perekonomian Indonesia saat ini agaknya belum dapat dipisahkan dari
sektor pertanian. Penduduk Indonesia yang tinggal di pedesaan dan hidup sebagai
petani diperkirakan lebih dari 82%. Kehidupan yang agraris ini menimbulkan
berbagai permasalahan, khususnya di Jawa yang penduduknya sangat padat dan
lahan pertanian yang semakin menyempit. Sepertiga dari petani yang ada di Jawa
tidak memiliki sawah. Mereka yang memiliki sawah rata-rata memiliki tidak lebih
dari setengah hektar dan hanya beberapa orang petani menggarap satu atau dua
hektar. Bertambahnya usia produktif atau tenaga kerja akan menimbulkan
permasalahan pada lapangan pekerjaan. Sawah selalu dapat menampung tenaga
kerja berapapun banyaknya, tetapi tentu saja hasilnya akan berkurang karena
harus dibagi sejumlah orang tertentu sehingga pendapatan keluarga petani
berkurang.
Sejak awal dasawarsa tujuh puluhan secara tajam mulai disadari, bahwa
meskipun mengalami tingkat pertumbuhan ekonomi yang pesat, namun
kebanyakan negara berkembang belum berhasil menyediakan lapangan pekerjaan
yang layak bagi angkatan kerja pada umumnya, maupun dari segi tingkat
pendapatan. Harapan bahwa pertumbuhan yang pesat dari sektor industri akan
dapat menyelesaikan masalah kemiskinan dan pengangguran secara tuntas
ternyata masih pada rentang perjalanan yang panjang. Bertolak dari kenyataan
inilah maka eksistensi industri kecil telah mengambil tempat yang penting dalam
masalah kesempatan kerja dan ketenagakerjaan di negara-negara berkembang.
Pengembangan industri di pedesan menjadi semakin penting, sesuai dengan salah
satu tujuan yang ingin dicapai melalui usaha pembangunan nasional.
Pengembangan sektor industri di pedesaan ditujukan untuk mengurangi
pengangguran, mengingat sampai sejauh ini pengangguran masih menjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
masalah pokok pembangunan di Indonesia atau negara berkembang umumnya
( Irsan Azhari Saleh 1986 : 1 ).
Kehadiran industri di pedesaan akan menjadi alternatif yang penting dalam
penyerapan tenaga kerja, pemenuhan kebutuhan dan peningkatan pendapatan
masyarakat desa setelah sektor pertanian, sehingga target pemerataan
pembangunan di Indonesia akan tercapai sesuai dengan sasaran pembangunan.
Gambaran umum yang ada selama ini menujukan sebagian besar penduduk
Indonesia bermukim, bekerja, dan menggantungkan sumber kehidupan dari
daerah pedesaan. Tanah yang merupakan basis utama kehidupan masyarakat desa,
karena perkembangan penduduk yang pesat mengakibatkan lahan pertanian
semakin sempit dan kesempatan kerja di bidang pertanian semakin kecil.
Masyarakat desa mulai berfikir tentang penyaluran kelebihan tenaga kerja di luar
sektor pertanian, misalnya industri.
Industri kecil dan industri rumah tangga mempunyai peran yang sangat
penting. Penduduk Indonesia yang sebagian besar tinggal di desa mempunyai
mata pencaharian di sektor pertanian. Sedangkan luas tanah garapan pertanian
semakin berkurang dan adanya ketidakpastian dalam usaha tani, misalnya gagal
panen, kekeringan, sehingga diperlukan suatu sumber penghasilan cadangan,
walaupun kecil tetapi terjamin. Pengembangan industri kecil dan menengah perlu
diberi kemudahan baik dalam permodalan, perizinan maupun pemasaran. Dalam
pengembangan industri dijaga kelangsungan dan keberadaan industri kerajinan
dan industri rumah tangga serta industri rakyat tradisional lainnya.
Keperluan orang akan barang-barang dan jasa itu tiap hari berubah jenis
dan jumlahnya sehingga perasaan kekurangan dan kemakmuran itu tetap ada pada
manusia. Perasaan kekurangan inilah yang sebenarnya menyebabkan manusia
hidup mengejar kemakmuran. Dalam usahanya mencari kamakmuran itu manusia
diantaranya berhadapan dengan alam yang kikir dan yang tidak memberikan
begitu saja segala sesuatu. Hanya sebagian kecil daripada yang diperlukan dapat
diperoleh sebagai anugerah alam. Sebagian besar barang harus diperoleh dengan
usaha dan pengorbanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Mengingat kondisi ekonomi suatu penduduk yang berbeda-beda, maka
kegiatan ekonomi masyarakat yang dilaksanakan untuk memperoleh suatu
pendapatan dalam hal memenuhi kebutuhan hidupnya juga berlainan. Masyarakat
di Desa Trangsan, Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo juga mempunyai mata
pencaharian yang berbeda-beda. Suatu kawasan yang areanya terdapat banyak
persawahan dan masih banyak lahan kebun yang luas cocok digunakan untuk
lahan industri. Usaha ini muncul pertama kali pada tahun 1940, masyarakat Desa
Trangsan pada umumnya bermata pencaharian di bidang pertanian. Hasil
pertanian dijual ke Solo tepatnya di daerah Solo bagian barat (Jongke) yang
dilakukan dengan berjalan kaki. Kemudian warga setempat bekerja kepada
seorang pengusaha Cina yang memiliki home industry rotan di daerah Solo.
Pengalaman yang diperoleh selama bekerja menimbulkan ide untuk membuat
produk sendiri dengan menggunakan bahan baku limbah yang diperoleh dari
tempat bekerjanya.
Usaha yang dirintis ini mendorong masyarakat luas di Desa Trangsan
untuk mengikuti jejak menjadi pengrajin rotan. Banyak dari mereka mendirikan
usaha industri rotan sebagai mata pencaharian penduduk Desa Trangsan. Produk
yang dihasilkan beraneka ragam antara lain rak pakaian bayi, kursi malas,
bandulan bayi, boncengan sepeda dan sebagainya. Pemasaran produk rotan ini
semula hanya pada wilayah Solo seperti kota Ngawi, Madiun, Ponorogo dan
Tuban. Seorang pengrajin yang memasarkan produk ke kota Tuban bertemu
dengan Bupati Tuban dan akhirnya terjadi dialog antara pengrajin Desa Trangsan
dengan Bupati. Hal ini yang menjadi titik awal Desa Trangsan terkenal menjadi
sentra industri rotan. Hasil dialog ini kemudian ditindak lanjuti oleh Bupati Tuban
dengan membuat surat kepada Raja Surakarta Hadiningrat Pakubuwono ke VI
agar berkenan meninjau sentra industri rotan di Desa Trangsan. Sinuwun raja
Surakarta Hadiningrat akhirnya mengirimkan surat kepada demang/lurah Desa
Trangsan bernama Wongso Laksono agar mengumpulkan para pengrajin untuk
diberi penghargaan tetapi bapak Demang Wongso Laksono ini gugur pada tahun
1949 ditembak kompeni Belanda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kerajinan rotan tidak hanya dikerjakan di pabrik saja, sebagian besar
bahan setengah jadi disalurkan dari rumah ke rumah untuk dikerjakan masyarakat
sekitar. Misalnya dalam pembuatan kursi, bahan setengah jadi disalurkan ke
rumah-rumah yang selanjutnya akan dianyam dan dijadikan kursi rotan jadi yang
nantinya akan di finisshing di pabrik. Dalam konteks ini masyarakat hanya
berperan sebagai pekerja saja, sedangkan yang mengelola ialah pabrik dan
modalnya sebagian besar didapatkan dari investor asing. Selain sebagai pekerja
pabrik, masyarakat juga berperan sebagai penyedia kebutuhan para karyawan.
Sebagian masyarakat memanfaatkannya dengan menyediakan kebutuhan primer
dan berbagai jenis keperluan karyawan. Dengan demikian, masyarakat mampu
mendirikan lapangan kerja sendiri dengan keberadaan pabrik rotan ini.
Dalam proses produksi industri rotan ini bahan bakunya di datangkan dari
luar daerah Trangsan yang mayoritas berasal dari Kalimantan. Penduduk setempat
mengadakan kerja sama dengan pihak luar daerah Jawa dalam hal penyediaan
bahan baku.Kemudian rotan ini diolah menjadi bahan setengah jadi yang
selajutnya diolah dan dibentuk menjadi sebuah kerajinan misalnya kursi, meja dan
almari. Dalam proses produksi ini bahan baku disalurkan kepada masyarakat
sekitar untuk dikerjakan dirumah dan pabrik hanya digunakan untuk proses
finishing, seperti pengamplasan kerajinan, pengecatan dan pengepakan yang
selanjutnya dikirim kepada pemesan.
Kegiatan keterampilan menganyam rotan ini sampai sekarang masih aktif
dan terus ditingkatkan baik secara kualitas maupun secara kuantitasnya. Desain
yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing dan menaikan harga
pemasaran,serta lebih menarik perhatian masyarakat atau pembeli. Industri rotan
di desa Trangsan, kecamatan Gatak, kabupaten Sukoharjo merupakan proses
kegiatan perekonomian yang positif yang berarti penduduk yang berperan dan
terlibat telah memiliki kemampuan dan ketrampilan dalam hal menciptakan
lapangan kerja serta partisipasi mereka dalam membangun perekonomian negara.
Industri memproduksi beberapa jenis kerajinan dari rotan, yang
diantaranya meja, kursi, almari, yang bahan bakunya dari rotan yang didatangkan
dari luar daerah. Pekerjaan sebagai pengusaha rotan yang dilakukan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
umumnya masyarakat Trangsan bertujuan untuk mencukupi kehidupan serta
peningkatan taraf hidup perekonomiannya. Seiring tumbuh dan berkembangnya
industri rotan yang cukup baik, maka mulai ada peningkatan ekonomi yang terjadi
dalam kehidupan masyarakat pengusaha rotan tersebut. Dengan telah terjadinya
peningkatan taraf hidup dapat kita lihat semakin majunya usaha rotan ini. Mulai
banyak perusahaan yang menjadi besar, dan memiliki tenaga kerja yang cukup
banyak serta daerah pasaran yang telah meluas. Para pengusaha memperoleh
pendapatan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup ataupun untuk
pengembangan usaha agar menjadi lebih besar.
Sejak berdirinya industri rotan ini, masyarakat Desa Trangsan mengalami
perubahan sosial ekonomi. Dahulu yang tingkat ekonominya rendah, seiring
dengan adanya industri rotan ini, masyarakat Desa Trangsan mengalami
peningkatan kesejahteraan. Tidak ada lagi masyarakat yang mengalami
pengangguran. Industri rotan di Desa Trangsan ini mempunyai keunikan yaitu
Trangsan bukan penghasil bahan baku tetapi bisa berdiri industri rotan. Dalam
perkembangannya nanti, industri rotan mampu meningkatkan kesejateraan
kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
Dari latar belakang permasalahan tersebut, maka penulis akan
mengadakan penelitian dengan judul “PERKEMBANGAN INDUSTRI
ROTAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL
EKONOMI MASYARAKAT DI DESA TRANGSAN KECAMATAN
GATAK KABUPATEN SUKOHARJO”.
B. Perumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang msalah di atas, maka peneliti
mencoba merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana diskripsi wilayah desa Trangsan dan asal-usul perkembangan
industri rotan di desa Trangsan?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Bagaimana proses produksi dan pemasaran hasil industri rotan ?
3. Bagaimana pengaruh industri rotan terhadap kehidupan sosial ekonomi
masyarakat di desa Trangsan ?
C. Tujuan penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan yang akan dicapai dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui diskripsi wilayah Trangsan. Dan asal usul
perkembangan industri rotan di Desa Trangsan.
2. Untuk mengetahui proses produksi, dan pemasaran industri rotan.
3. Untuk mengetahui pengaruh industri rotan terhadap kehidupan sosial
ekonomi masyarakat di Desa Trangsan kecamatan Gatak Kabupaten
sukoharjo.
D. Manfaat penelitian
Dengan adanya penelitian tentang perkembangan industri rotan dan
pengaruhnya terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di desa jamur
kecamatan Gatak kabupaten Sukoharjo, diharapkan manfaat yang diperoleh adalh
sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat :
a. Untuk memberikan sumbangan pengetahuan ilmiah yang berguna dalam
rangka pengembangan ilmu sejarah, terutama sejarah perekonomian.
b. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi para
pembaca tentang perkembangan industri rotan di Desa Trangsan.
2. Manfaat Praktis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Secara praktis, penelitian ini bermanfaat:
a. Untuk memenuhi salah satu syarat guna meraih gelar Sarjana
Kependidikan Program Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
b. Dapat memberikan acuan penelitian selanjutnya yang sejenis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Industri Kecil
Istilah industri diartikan secara sempit dan luas. Dalam arti sempit industri
merupakan gabungan atau kumpulan perusahaan yang memiliki kesejenisan
dalam produksi yang dihasilkan atau bahan baku yang digunakan dalam proses
produksi yang digunakan dan proses produksi yang dilaksanakan. Pengertian
industri dalam arti luas diartikan sebagai kumpulan atau gabungan perusahaan
yang memproduksi dengan aktifitas permintaan silang yang positif dan tinggi.
Industri Rumah Tangga adalah pekerjaan yang dilaksanakan di rumah-
rumah, industri rumah, pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja di rumahnya
sendiri dalam hal mana biasanya digunakan alat-alat sederhana. (Nurimansjah
Hasibuan, 1993:12).
a. Pengertian industri kecil
Menurut Mubyarto (1995 : 206 ) industri kecil adalah industri yang di
usahakan termasuk untuk menambah pendapatan keluarga. Definisi usaha kecil
atau industri kecil menurut UU No. 9/ 1995 tentang usaha kecil adalah sebagai
berikut :
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta, tidak termasuk
tanah, bangunan tempat usaha.
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1 milyar
3. Milik warga Negara Indonesia
4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai
5. Berbentuk badan usaha perseorangan, tidak bebadan hukum, termasuk
koperasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan uraian tersebut tampak bahwa industri kecil skala usahanya
tergolong begitu besar dan masih memerlukan bantuan serta pembinaan yang
berkelanjutan.
b. Klasifikasi Industri Kecil
b. 1 Klasifikasi industri kecil berdasarkan jumlah tenaga kerja
Badan pusat statistik membedakan skala industri menjadi empat lapisan
berdasarkan jumlah tenaga kerja per unit usaha ( Dumairy, 1997 : 232 )
1. Perusahaan /industri besar, jika mempekerjakan 100 orang atau lebih.
2. Perusahaan /industri sedang, jika mempekerjakan 20 sampai 99 orang
3. Perusahaan / industri kecil, jika mempekerjakan 5 sampai 19 orang
4. Perusahaan /industri kerajinan rumah tangga, jika mempekerjakan kurang
dari lima orang
Menurut pembagian ini, yang dimaksud industri kecil adalah perusahaan
atau industri yang dapat mempekerjakan antara 5 sampai 19 orang.
b. 2 Klasifikasi industri kecil berdasarkan eksistensi dinamikanyaBerdasarkan eksistensi dinamikanya industri kecil dan kerajinan rumah
tangga Indonesia dapat dibagi dalam tiga kategori pemasaran yaitu :
1. Industri lokal
Industri lokal merupakan jenis industri yang menggantungkan
kelangsungan hidup kepada pasar setempat yang terbatas serta relative
terbesar dari segi lokasinya. Skala usaha kategori ini umumnya sangat
kecil dan mencerminkan suatu pola pengusahaan yang bersifat subsitem
dengan ciri pemasaran produksinya di tangani sendiri, jasa pedagang
perantara boleh dikata kurang menonjol.
2. Industri Sentral
Industri sentral merupakan kategori industri yang segi satuan usaha
mempunyai skala kecil tetapi membentuk pengelompokan atau kawasan
produksi yang terdiri dari kumpulan unit usaha yang menghasilkan barang
sejenis. Ditinjau dari target pemasarannya umumnya menjangkau pasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang lebih luas dari pada yang pertama, sehingga jasa pedagang perantara
menjadi lebih menonjol.
3. Industri Mandiri
Industri mandiri merupakan kategori industri yang mempunyai
sifat-sifat industri kecil namun telah berkemampuan beradaptasi teknologi
yang cukup canggih. Pemasaran hasil produksi relatife tidak tergantung
pada peranan pedagang.
b. 3 Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku
Setiap industri membutuhkan bahan baku yang berbeda, tergantung pada
apa yang akan dihasilkan dari proses industri tersebut. Berdasarkan bahan baku
yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari
alam. Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan industri
hasil kehutanan.
b. Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasilhasil
industri lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industri
kain.
c. Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya adalah
dengan menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya:
perbankan, perdagangan, angkutan, dan pariwisata (http://geografi
bumi,blogspot.com//2009/10/ klasifikasi industri.html. 8 November 2010).
b. 4 Klasifikasi industri berdasarkan produksi yang dihasilkan
Berdasarkan produksi yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang tidak
perlu pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan tersebut
dapat dinikmati atau digunakan secara langsung. Misalnya: industri anyaman,
industri konveksi, industri makanan dan minuman.
b. Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang
membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Misalnya: industri pemintalan benang, industri ban, industri baja, dan industri
tekstil.
c. Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda
yang dapat dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun tidak
langsung, melainkan berupa jasa layanan yang dapat mempermudah atau
membantu kebutuhan masyarakat. Misalnya: industri angkutan, industri
perbankan, industri perdagangan, dan industri pariwisata.(http://geografi-
bumi,blog spot.com//2009/10/ klasifikasi industri.html. 8 November 2010).
b. 5 Klasifikasi industri berdasarkan proses produksi
Berdasarkan proses produksi, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi
barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku
untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri
alumunium, industri pemintalan, dan industri baja.
b. Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi
barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau
dinikmati oleh konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang, industri
konveksi, industri otomotif, dan industri meubeler ( http : //geografi-bumi,
blog spot.com//2009/10/ klasifikasi industri.html. 8 November 2010 ).
b. 6 Klasifikasi industri berdasarkan modal yang digunakan
Berdasarkan modal yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN), yaitu industri yang
memperoleh dukungan modal dari pemerintah atau pengusaha nasional (dalam
negeri). Misalnya: industri kerajinan, industri pariwisata, dan industri
makanan dan minuman.
b. Industri dengan penanaman modal asing (PMA), yaitu industri yang modalnya
berasal dari penanaman modal asing. Misalnya: industri komunikasi, industri
perminyakan, dan industri pertambangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Industri dengan modal patungan (join venture), yaitu industri yang modalnya
berasal dari hasil kerja sama antara PMDN dan PMA. Misalnya: industri
otomotif, industri transportasi, dan industri kertas ( http : //geografi-bumi, blog
spot.com//2009/10/ klasifikasi industri.html. 8 November 2010 ).
b. 7 Klasifikasi industri berdasarkan subjek pengelola
Berdasarkan subjek pengelolanya, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri rakyat, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik rakyat,
misalnya: industri meubeler, industri makanan ringan, dan industri kerajinan.
b. Industri negara, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik Negara yang
dikenal dengan istilah BUMN, misalnya: industri kertas, industri pupuk,
industri baja, industri pertambangan, industri perminyakan, dan industri
transportasi.(http : //geografi-bumi, blog spot.com//2009/10/ klasifikasi
industri.html. 8 November 2010 )
b. 8 Klasifikasi industri berdasarkan cara pengorganisasian
Cara pengorganisasian suatu industri dipengaruhi oleh berbagai factor,
seperti: modal, tenaga kerja, produk yang dihasilkan, dan pemasarannya.
Berdasarkan cara pengorganisasianya, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri kecil, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relatif kecil,
teknologi sederhana, pekerjanya kurang dari 10 orang biasanya dari kalangan
keluarga, produknya masih sederhana, dan lokasi pemasarannya masih
terbatas (berskala lokal). Misalnya: industri kerajinan dan industri makanan
ringan.
b. Industri menengah, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relative besar,
teknologi cukup maju tetapi masih terbatas, pekerja antara 10-200 orang,
tenaga kerja tidak tetap, dan lokasi pemasarannya relative lebih luas (berskala
regional). Misalnya: industri bordir, industri sepatu, dan industri mainan anak-
anak.
c. Industri besar, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal sangat besar,
teknologi canggih dan modern, organisasi teratur, tenaga kerja dalam jumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
banyak dan terampil, pemasarannya berskala nasional atau internasional.
Misalnya: industri barang-barang elektronik, industri otomotif, industri
transportasi, dan industri persenjataan. ( http : //geografi-bumi, blog
spot.com//2009/10/ klasifikasi industri.html. 8 November 2010 ).
c. Ciri-ciri Industri Kecil
Sebagaimana bervariasinya pengertian dari usaha kecil, demikian halnya
dengan ciri-ciri yang dikemukakan oleh para ahli menyebutkan bahwa ciri-ciri
usaha kecil adalah :
1. Usaha dimiliki secara bebas, terkadang tidak berbadan hukum.
2. Operasinya tidak memperlihatkan keunggulan yang mencolok.
3. Usaha tidak memiliki karyawan.
4. Modalnya dikumpulkan dari tabungan pemilik pribadi.
5. Wilayah pasarnya bersifat lokal dan tidak terlalu jauh dari pusat usahanya.
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa cirri-ciri industri kecil yaitu :
1. Jenis barang atau komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak
gampang berubah
2. Lokasi atau tempat usaha umunya sudah menetap tidak berpindah-pindah
3. Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih
sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan
keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha
4. Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk
NPWP
5. Sumber daya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwira
usaha
6. Sebagian usaha akses keperbankan dalam hal keperluan modal
7. Sebagian besar belum dapat membuat menajemen usaha dengan baik
seperti business planning.
Mubyarto ( 1987 : 206 ) berpendapat bahwa industri kecil adalah industri
yang diusahakan terutama untuk menambah pendapatan keluarga. Sedangkan
menurut kamus istilah ekonomi, pengertian industri kecil adalah pekerjaan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dilaksanakan di rumah-rumah, pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja dirumahnya
sendiri dalam hal mana biasanya di gunakan alat-alat sederhana.
Departemen perindustrian, seperti yang dikutip oleh Thee Kian Wie yang
diterjemahkan oleh Mari Pangestu (1987: 96) membedakan kategori industri kecil
sebagai berikut :
1. Industri kecil modern, dengan ciri-ciri :
a. Menggunakan teknologi proses madya
b. Mempunyai skala produksi yang terbatas
c. Tergantung pada dukungan litbang dan industri besar
d. dilibatkan dengan system produksi industri besar dan menengah
dengan system pemasaran domestic dan ekspor
e. Menggunakan mesin khusus dan alat-alat perlengkapan modal lainnya
2. Industri kecil tradisional, dengan ciri-ciri :
a) Teknologi proses yang digunakan secara sederhana
b) Teknologi pada bantuan unit pelayanan teknis (UPT) yang
disediakanoleh departemen perindustrian sebagai bagian dari program
teknisnya kepada industri kecil
c) Mesin yang digunakan dan alat perlengkapan modal lainnya relative
sederhana
d) Lokasinya di daerah pedesaan
e) Akses untuk menjangkau pasar diluar lingkungan langsungnya yang
berdekatan terbatas
d. Peranan Industri Kecil
Industri kecil mempunyai peranan yang benar dalam pembangunan ekonomi.
Manfaat industri kecil sesuai yang dikemukakan oleh Irsan Azhari ( 1986: 56),
adalah sebagai berikut :
1. Dapat menciptakan peluang berusaha yang luas dengan pembiayaan yang
relatif murah. Hal ini sejalan dengan kenyataan bahwa tingkat keahlian
dan daya dukung permodalan dari pengusaha-pengusaha di Indonesia pada
umumnya masih sangat rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Industri kecil turut mengambil peranan dalam peningkatan mobilisasi
tabubungan domestik, dimungkinkan bahwa industri kecil cenderung
memperoleh modal dari tabungan si pengusaha sendiri, atau dari keluarga
dan kerabatnya.
3. Industri kecil mempunyai kedudukan komplementer terhadap industri
besar dan sedang, karena industri menghasilkan produk yang relatif murah
dan sederhana. Lokasinya yang tersebar sehingga biaya transportasi lebih
minim sehingga barang produksi dapat sampai ketangan konsumen secara
cepat, mudah, dan murah.
Industri berperan besar dalam pembangunan ekonomi. Sedangkan di
daerah pedesaan, industri kecil mempunyai peran sebagai berikut:
a. Letaknya di daerah pedesaan sehingga tidak akan menambah migrasi ke
kota atau dengan kata lain mengurangi atau menghentikan laju urbanisasi.
b. Sifatnya yang padat tenaga kerja akan memberikan kemampuan serap
lebih besar per unit yang diinvestasikan.
c. Masih dimungkinkanya bagi tenaga kerja yang terserap, dengan letak yang
berdekatan untuk kembali memburuh tani dalam usah tanu khususnya
menjelang saat-saat sibuk.
d. Penggunaan teknologi yang sederhana mudah dipelajari dan dilaksanakan.
Dengan demikian sifat industri kecil yang mampu menyerap tenaga kerja,
memiliki peran strategis dalam peningkatan pendapatan perluasan lapangan kerja
dan kesempatan berusaha, serta mengatasi kemiskinan maka tidak disangkal lagi
bahwa imdustri kecil mendapat prioritas dari pemerintah untuk dibina dan
dikembangkan agar menjadi salah satu pendukung sektor ekonomi.
Dari berbagai pendapat di atas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
industri kecil adalah usaha yang produktif di luar sektor pertanian yang
dilaksanakan dirumah-rumah terutama untuk menambah pendapatan keluarga.
Industri kecil memiliki peran strategis dalam peningkatan pendapatan, perluasan
lapangan kerja dan kempatan berusaha, serta mengatasi kemiskinan, maka industri
kecil mendapat prioritas dari Dirjen Industri Kecil untuk dibina dan
dikembangkan agar menjadi slah satu pendukung sektor ekonomi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Industri kecil dan menengah termasuk industri pedesaan yang telah
berperan penting dalam perekonomiaan nasional. Kemampuan industri kecil dan
menengah pada umumnya masih terbatas., namun pada dasarnya industri kecil
dan menengah mempunyai potensi sangaat besar dalam memperkokoh struktur
industri, disamping perananya sebagai sumber pemerataan dan pertumbuhan
ekonomi, peningkatan efesiensi industri secara keseluruhan, penyerapan tenaga
kerja, pengentasan masyarakat dari kemiskinan.
Alasan pemerintah mendorong industri kecil dan menengah sesuai dengan
UU RI No. 5 Tahun 1995 tentang industri kecil. Pemberdayaan Usaha Kecil
bertujuan:
1. Menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan Usaha Kecil
menjadi usaha yang tangguh dan mandiri serta dapat berkembang
menjadi Usaha Menengah.
2. Meningkatkan peranan usaha kecil dalam pembentukan produk nasional,
perluasan kesempatan kerja dan berusaha, meningkatkan
ekspor, serta peningkatan dan pemerataan pendapatan untuk
mewujudkan dirinya sebagai tulang punggung serta memperkukuh
struktur perekonomian nasional.
Setelah melihat beberapa teori mengenai pengklasifikasian industri kecil,
yang diantaranya industri kecil berdasarkan tenaga kerja dan industri kecil
berdasarkan pengorganisasian, dan industri kecil berdasarkan modal maka industri
rotan di Desa Trangsan termasuk industri kecil, yang mempunyai ciri jumlah
pekerjanya 5-9 orang dan masih mempunyai modal yang relatif kecil dan
teknologinya masih sederhana.
2. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa
Industri rotan di Desa Trangsan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan
sosial ekonomi suatu masyarkat pengusaha rotan. Pengaruh yang dimaksud
meliputi tingkat kehidupan ekonomi penduduk dan para pengusaha atau para
pengrajin (pendidikan, pekerjaan, pendapatan) struktur masyarakat, pola interaksi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
masalah urbanisasi dan pengangguran sehubungan dengan keberadaan industri
kecil rotan di Desa Trangsan.
Desa Trangsan merupakan daerah industri rotan yang mempunyai ciri-ciri
sosial ekonomi yang tidak jauh berbeda dengan desa-desa pada umumnya dipulau
Jawa yang kehidupanya tidak pernah lepas dari pertanian. Sebelum menjadi desa
kerajinan atau pengusaha rotan yang perkembangannya hingga sekarang,
keberadaan industri rotan telah banyak berpengaruh terhadap kehidupan
masyarakat di desa Trangsan pada umumnya dan para pengusaha pada khususnya,
Keberadaan industri kecil rotan di Desa Trangsan membuat daerah ini
menjadi lebih terbuka terhadap masuknya pengaruh dari luar. Keadaan ini mudah
dipahami, karena para pengusaha banyak berhubungan dengan luar daerah dalam
rangka perjalanan pemasaran barang produksinya. Maka dengan dibekali
pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan adanya pelatihan serta ketrampilan-
ketrampilan manusia dapat menciptakan lapangan kerja melaui industri kecil.
Industri kecil yang sebagian besar didaerah pedesaan mempunyai keuntungan
antara lain dapat menciptakan peluang berusaha yang luas dengan pembiayaan
yang relatife murah, menghentikan laju mengurangi, teknologinya mudah
dipelajari dan dilaksanakan, dan menghasilkan produk yang murah.
Perkembangan industri dapat dilihat dari kehidupan sosial ekonomi. Dibawah ini
akan di uraikan satu persatu mengenai pendidikan, pekerjaan dan pendapatan.
a. Pendidikan
Melalui pendidikan manusia berfikir sistematis, lebih luas cakrawala
dalam menghadapi segala persoalan. Pendidikan adalah sarana bagi pencapaian
cita-cita. Pendidikan juga merupakan hasil atau prestasi yang dicapai oleh
perkembangan manusia dan usaha-usaha lembaga tersebut dalam mencapai
tujuan. Pendidikan dalam arti ini merupakan tingkat kemajuan masyarakat dan
kebudayaan sebagai suatu kesatuan. Pendidikan juga berarti lembaga yang
bertanggung jawab menetapkan cita-cita pendidikan, isi, sistem dan organisasi.
Lembaga-lembaga pendidikan ini meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat.
UU RI No. 2 Tahun 1989, tentang sistem pendidikan nasional, bab I pasal
I ayat I telah menegaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan
bagi peranannya dimasa yang akan datang. Pendidikan adalah proses dimana
pengalaman atau informasi diperoleh sebagai bagian dari proses belajar, lebih
lanjut dikatan bahwa pendidikan itu :
1) Proses dimana seorang mengembangkan kemampuan dan sikap serta
bentuk-bentuk tingkah laku lainnya didalam masyarakat dimana dia hidup.
2) Proses sosial dimana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang
terpilih dan terkontrol sehingga mereka dapat memperoleh atau mengalami
perkembangan kemampuaan dan kemampuan individu yang optimum.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulakan pendidikan adalah
proses belajar yang dilakukan secara sadar, baik formal maupun informal dengan
tujuan untuk mengubah sikap dan tingkah laku seseorang, dalam usaha
mendewasakan manusia melalui pengajaran dan peningkatan pengetahuan,
pembentukan kepribadian. Pendidikan tidak dibatasi oleh waktu, sehingga dapat
dikatakn pendidikan berlangsung seumur hidup.
Seiring dengan perkembangan industri rotan di Desa Trangsan maka
masyarakat setempat juga turut memperhatikan pendidikan anaknya untuk
memperoleh pendidikan yang layak, baik dalam pendidikan keluarga, masyarakat
maupun sekolah. Dengan demikian adanya pendidikan dapat digunakan untuk
mencapai pekerjaan. Dimana pekerjaan dapat diperoleh dari pendidikan, tanpa
pendidikan mustahil manusia dapat hidup dengan baik. Maka pendidikan
diperlukan untuk kehidupan kita sehari-hari.
b. Pekerjaan
Masyarakat mengalami perubahan sosial yang cepat, progresif dan kerap
kali memperlihatkan gejala disintegratif. Perubahan yang cepat itu meliputi
berbagai bidang kehidupan dan merupakan masalah dan institusi sosial, krisis
yang dialami kini antara lain krisis dalam hubungan antara manusia dan tata
sosial. Akhirnya terjadi persaingan diantara anggota masyarakat dalam upaya
mempertahankan hidup. Salah satu dari bentuk persaingan tersebut munculnya
berbagai jenis pekerjaan di lingkungan masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Menurut W.J.S Purwodaminto yang dikutip oleh Nur Wiyati (2000 : 23)
pekerjaan adalah suatu yang dilakukan oleh satuan ekonomi untuk menghasilkan
barang dan jasa, sedangkan pengertian pekerjaan menurut pusat pembinaan dan
pengembangan bahasa yaitu pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan untuk
mendapatkan nafkah. Secara garis besar jenis pekerjaan tersebut dikelompokan
menjadi dua yaitu pekerjaan yang bersifat profesi dan pekerjaan yang bukan
profesi, atau dengan kata lain profesi merupakan bagian dari pekerjaan yang
mempunyai cirri-ciri tertentu. Dimana pekerjaan atau profesi adalah suatu
predikat yang tidak dapat dipisahkan, namun diantara keduanya terdapat
perbedaan. Untuk menggolongkan pekerjaan tersebut adalah profesi atau
pekerjaan bukan profesi harus dilihat dari cirri-ciri yang terkandung dalam
pekerjaan tersebut. Berdasrkan pendapat tersebut dapat digunakan untuk
memasukan apakah pekerjaan tersebut bersifat profesi atau termasuk bukan
profesi maka banyak tuntutannya yaitu pelayanan kepada masyarakat,
berdasarkan ilmu pengetahuan, organisasi yang mengaturnya, serta kode etik yang
mengaturnya.
Pekerjaan yang besifat profesi yaitu suatu pekerjaan yang didasarkan atas
ilmu pengetahuan yang diperoleh dan diterapkan berdasarkan pengetahuan
tersebut. Jenis pekerjaan yang bersifat profesi diantaranya adalah hakim,guru,
dokter, jaksa, dan sebagainya.
c. Pendapatan
Seorang individu dapat memperoleh pendapatan dengan bekerja. Ia pun
dapat mencapai pendapatan dari harta benda yang dimilikinya, misalnya: tanah,
mesin-mesin, rumah atau uang. Dengan demikian pendapatan adalah identik
dengan menjual jasa-jasa atau benda-benda yang tercakup dengan jasa-jasa
(Winardi, 1975 : 209). Penghasilan juga disebut pendapatan, menurut R.M.
Sadilin (1975 : 156) penghasilan dibedakan menjadi dua macam, yakni
penghasilan tetap yang merupakan penghasilan yang diperoleh sebagai imbalan
jasa pekerjaan tetap seseorang, dan penghasilan tidak tetap yang merupakan
sesuatu yang diperoleh seseorang sebagai hasil tambahan yang dilakukan, dengan
demikian penghasilan tambahan merupakan tambahan penghasilan tetap. Menurut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pusat pembinaan dann pengembangan bahasa. Penghasilan adalah balas jasa untuk
tenaga kerja dalam bentuk upah hasil suatu usaha.
Biro pusat statistik oleh Mulyanto S. dan Hans Dieter. E. (1982:105)
mengkategorikan pendapatan sebagai berikut :
1) Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan yang berupa uang yang
doterima sebagai balas jasa. Adapun sumber-sumbernya adalah dari :
a) Gaji upah, kerja pokok, kerja sampingan, kerja lembur.
b) Usaha sendiri yang meliputi : hasil bersih dari usaha sendiri, komisi,
penjualan dari kerajinan rumah.
c) Dari investasi, yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah.
d) Keuntungan sosial : pendapatan yang diperoleh dari kerja .
2) Pendapatan berupa barang yaitu segala penghasilan yang berbentuk barang
atau jasa. Biasanya berupa :
a) Bagian membayar uapah dan gaji yang ditentukan dalam beras,
pengobatan, transportasi, perumahan.
b) Barang yang bukan produksi dan konsumsi di rumah, antara lain
pemakaian barang yang diproduksi di rumah, sewa yang seharusnya
dikeluarkan terhadap rumah sendiri yang ditempati.
Faktor-faktor yang menentukan pendapatan diantaranya :
a. Perubahan-perubahan dalam permintaan dari dalam dan luar daerah
yang belum berkembang yang akan memperbesar permintaan tenaga
kerja yang berlebihan.
b. Perbaikan dan perubahan teknologi dan pendapatan baru, kecuali itu
juga dipengaruhi faktor sosial dan politik Negara
c. Dengan demikian melalui pendidikan manusia dapat berfikir sistimatis,
dan juga lebih luas cakrawalanya dan lebih dalam menghadapi
persoalan yang dihadapi. Dimana dengan pendidikan, manusia dapat
bekerja, dengan bekerja dapat memperoleh pendapatan berupa uang
untuk balas jasa. Yang mana ini dapat menaikan status ekonomi
masyarakat di desa Jamur, pekerjaan sebagai penguisaha rotan itu bias
dirasakan hasinya untuk pemenuhan kebutuhan hidup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Manusia mempunyai kodrat sebagai mahkluk sosial ini berarti manusia
tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Untuk melangsungkan hidupnya
manusia yang satu dengan yang lainnya saling membantu atau saling
membutuhkan, sehingga terjalin kerjasama antara individu-individu atau
kelompok dengan kelompok. Kelompok-kelompok manusia yang saling
berhubungan membentuk kelompok-kelompok yang lebih besar yang disebut
masyarakat. Untuk dapat mengartikan masyarakat desa maka harus terlebih
dahulu mengerti pengertian antara masyarakat dan desa.
Banyak ahli sosiologi yang mendefinisikan tentang pengertian masyarakat.
Hasan Shadily (1984 : 47) berpendapat bahwa masyarakat adalah golongan besar
atau kecil yang terdiri dari beberapa manusia, yang mempunyai perantara satu
dengan lainnya dan terjadi hubungan saling mempengaruhi. Sedangkan
Koentjaraningrat (1985 : 144) berpendapat bahwa masyarakat adalah kesatuan
hidup manusia yang selalu berinteraksi menurut suatu system adat istiadat tertentu
yang sifatnya kontinyu dan yang terikat oleh rasa identitas bersama.
Selo Sumardjan dalam Soerjono Soekanto (1990 : 26 ) berpendapat bahwa
masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama. Untuk dapat disebut sebagai
masyarakat harus ada dua orang atau lebih yang hidup bersama.sebagai akibat dari
hidup bersama tersebut timbullah system komonikasi dan peraturan-peraturan
yang mengatur hubungan antara manusia dengan kelompok tersebut. Selanjutnya
secara lebih lengkap Ralph Linton dalam Soerjono Soekanto (1990:27)
menyatakan bahwa masyarakat merupakan kelompok manusia yang telah hidup
dan bekerja sama dalam waktu yang cukup lama sehingga mereka dapat mengatur
diri dan mengagap diri mereka sebagai satu kesatuan dengan batas-batas yang
dirumuskan dengan jelas. Dari pengertian tersebut tersirat bahwa yang disebut
sebagai masyarakat bukan hanya orang-orang yang hidup bersama, tetapi harus
ada kerja sama diantara para anggotanya dan tercipta suatu rasa kesatuan untuik
hidup bersama.
Menurut Selo Soemarjan (1980 : 140) masyarakat adalah orang-orang
yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. Masyarakat di definisikan
menjadi tiga, yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Masyarakat adalah suatu jalinan kelompok-kelompok sosial yang saling
berkaitan dalam kesatuan yang lebih besar, bedasarkan kebudayaan yang
sama.
2. Masyarakat adalah suatu jalinan kelompok-kelompok sosial yang saling
berkaitan dalam kesatuan yang lebih besar
3. Masyarakat adalah kesatuan yang tetap dari orang-orang yang hidup
didaerah tertentu dan bekerja sama dalam kelompok-kelompok
berdasarkan kebudayaan yang sama untuk mencapai kepentingan yang
sama
Berdasarkan beberapa pendapat mengenai masyarakat di atas, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud masyarakat adalah sekelompok manusia
atau indivu yang mempunyai pertalian antara yang satu dengan yang lainnya
berdasarkan adat istiadat dan rasa identitas bersama.
Sedangkan Pengertian desa menurut UU No. 5 tahun 1979 dapat diartikan
sebagai :
Suatu wilayah yang ditempati sejumlah penduduk sebagai satu kesatuan
masyarakat, termasuk kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi
pemerintahan terendah dibawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah
tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Desa adalah
satu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa
mengadakan pemerintahan sendiri.
Desa atau pedesaan dapat diartikan berdasarkan sudut pandang ilmu
kemasyarakatan (sosiologi):
1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara beberapa
ribu jiwa.
2. Ada pertalian perasaan yagn sama tentang kesukuan-istiadat dan lain-lain
3. Faktor-faktor ekonomi dan kebudayaan ditentukan oleh macamnya
pekerjaan.cara berusaha agraris, yang paling umum di desa itu sangat
dipengaruhi oleh alam seperti kekayaan alam, iklim, bencana alam dan
lain-lain. Jumlah penduduk ditentukan oleh kemungkinan-kemungkinan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
penggalian kekayaan alam juga dipengaruhi cara hidup dan watak-watak
orang-orangnya.
Pengertian pedesaan dapat kita padukan dengan kata rural dalam bahasa
Inggris yang merujuk pada suatu daerah desa dan sekitarnya yaitu daerah-daerah
dimana pergaulan yang ditandai oleh derajat intimitas yang tinggi. Pengertian
desa adalah suatu kesatuan hidup yang mempunyai pergaulan hidup saling
mengenal dan mengikat satu dengan yang lainnya dalam ikatan kekeluargaan
yang penuh dengan keakraban yang terjalin dalam lokalitas tempat tinggal
tertentu. Pergaukan hidup dalam suatu desa ditandai dengan adanya perasaan yang
sama tentang kerukunan dan adat istiadat yang tercermin dalam kegiatan gotong
royong dan sikap kesetiakawanan.
Dari beberapa pengertian diatas, cukup memberikan pemahaman kepada
kita bahwa pedesaan merupakan suatu daerah yang didalamnya terdapat
kehidupan dalam sistem tolong menolong, gotong royong dan kerjasama serta
adanya solidaritas diantara para warganya dengan jalan musyawarah mufakat.
Kesan kehidupan yang masih tradisional dan bersahaja turut mewarnai kehidupan
dipedesaan, walaupun sudah terlihat adanya kesatuan masyarakat hukum yang
terintegrasi dalam ikatan suku dan adat istiadat.
Dari pengertian diatas dapat ditarik satu kesimpulan bahwa masyarakat
dan desa merupakan satu kesatuan hidup manusia yang sama dalam batas waktu
tertentu dan bersifat kontinyu dengan menempati suatu wilayah tertentu sebagai
tempat tinggal yaitu pedesaan. Masyarakat pedesaan terjadi dari sekumpulan
pedukuhan yang telah mengikat diri dalam suatu pemerintahan desa. Masyarakat
desa memiliki norma-norma, peraturan maupun hukum dari pemerintahan yang
digunakan untuk mengatur hubungan sosial antara warga masyarakat desa.
Kehidupan desa memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Mereka memiliki sifat yang homogen dalam hal (mata pencaharian nilai-
nilai dalam kebudayaan serta dalam sikap dan tingkah laku )
2. Kehidupan di desa lebih menekankan anggota keluarga sebagai unit
ekonomi. Artinya semua anggota turut bersama-sama terlibat dalam
kegiatan pertaniaan atau mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ekonomi rumah tangga. Dan juga sangat ditentukan oleh kelompok primer,
yakni dalam memecahkan suatu masalah, keluarga cukup memainkan
peranan dalam pengambilan keputusan final
3. Faktor geografis sangat berpengaruh atas kehidupan yang ada, misalnya
berkaitan antara anggota keluarga dengan tanah atau desa kelahirannya
4. Hubungan dengan sesama anggota masyarakat lebih intim dan awet dari
pada di kota, serta jumlah anak yang ada dalam keluarga inti lebih besar
atau lebih banyak.
Walaupun beberapa tokoh mengemukakan definisi masyarakat secara
berbeda-beda, namun masing-masing pendapat itu saling melengkapi.
Terbentuknya suatu masyarakat atau lebih lazimnya disebut sebagai ciri-ciri
masyarakat yaitu :
1. Memiliki batas dan Wilayah yang jelas
suatu masyarakat umumnya memiliki wilayah yang sama dengan batas-
batas geografis yang jelas, batas-batas tertentu itu dapat digunakan untuk
mengetahui jenis suku bangsa wilayah tertentu.
2. Merupakan satu kesatuan penduduk
semua orang yang ada dalam masyarkat merupakan satu kesatuan yang
disebut kesatuan demokrasi
3. Terdiri dari kelompok-kelompok fungsional yang heterogen
suatu masyarkat terdiri atas kelompok-kelompok fungsional yang
heterogen yang saling bekerja sama guna mencapai kepentingan bersama
4. Mengemban fungsi umum
suatu masyarakat merupakan kesatuan organisasi yang mengemban fungsi
yang paling umum atas tugas yang tertinggi dalam lingkungannya sendiri
guna mengusahakan kepentingan bersama
5. Memiliki kebudayaan yang sama
unsur penting yang memungkinkan suatu masyarakat menjadi suatu
organisme yang terpadu adalah kebudayaan yang sama
Pada hakikatnya manusia itu selain sebagai mahkluk individu juga sebagai
mahkluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain untuk melangsungkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
hidupnya. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Aristoteles seperti yang dikutip
oleh Supriyadi (1984 : 76), bahwa manusia itu pada hakikatnya adalah mahkluk
Zoon Politicon, artinya mempunyai sifat selalu mencari kumpulan dan pergaulan
hidup sesamanya. Hasan Shadily (1984 : 60), juga mengemukakan mengenai
keterkaitan manusia untuk selalu hidup bermasyarakat karena beberapa hal yaitu :
1. Adanya hasrat berdasarkan naluri
manusia mempunyai kehendak biologis diluar penguasaan akal untuk
mencari teman hidup, terutama untuk memenuhi kebutuhan biologisnya
2. Kelemahan manusia selalu mendesak untuk mencari kekerabatan bersama
yang terdapat dalam hidup berserikat dengan orang lain, sehingga dapat
berlindung bersama-sama untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
3. Manusia adalah mahkluk Zoon Politicon yaitu mahkluk sosial yang hanya
menyukai hidup secara berkelompok atau paling sdikit mencari teman
untuk hidup bersama
4. Manusia hidup bersama bukan karna persamaan tetapi karena mempunyai
perbedaan sifat, kedudukan dan lainnya
Setiap tindakan manusia dalam hidup bersama selalu menyebabkan
terjalinnya kebutuhan baru yang bersifat kekal maupu sementara, sedangkan
masyarakat tersusun dari golongan-golongan yang mempunyai keinginan untuk
mencapai kehidupan yang bahagia dan sempurna. Oleh karena itu manusia harus
berusaha untuk memenuhi segala kewajiban didalam kelompoknya sebagai tugas
pokok
Di Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo adalah sebuah
wilayah yang masih mempunyai lahan kosong atau pesawahan yang digunakan
untuk pertanian. Kegotong royongan di desa itu masih kuat dan mempunyai
banyak tradisi. Selain itu mereka juga mempunyai kehidupan yang mengelompok
dan masih saling bekerja sama untuk mengerjakan sesuatu hal demi kepentingan
bersama. Walaupun mereka orang desa tapi masih mempunyai harapan untuk
sebuah penghidupan yang layak dan sejaterah. Mereka mempunyai sifat yang
homogen dilihat dari diversivikasi pekerjaan, yang sebagian besar bekerja sebagai
petani tetapi mempunyai pekerjaan sampingan sebagai pengrajin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dengan adanya beberapa ciri tersebut diatas, maka mayarakat yang
menjadi obyek penelitian ini yaitu masyarakat Desa Trangsan, Kecamatan Gatak,
Kabupaten Sukoharjo termasuk msyarakat pedesaan, sehingga hal tersebut
memungkinkan bagi perkembangan industri rotan di daerah tersebut.
B. Kerangka Berfikir
Gambar I : Kerangka Berfikir
Kecil
Industri
Menengah Besar
Industri Rotan Desa Trangsan
Proses Produksi
Modernisasi
Pembinaan
Pemasaran
Pengelolaan
Pengaruh industri rotan terhadap masyarakat
Trangsan
Kehidupan Sosial
Ekonomi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Keterangan :
Indonesia sebagai negara berkembang, menggunakan sektor industri dalam
rangka meningkatkan kesejateraan nasional. Industri yang dikembangkan di
Indonesia meliputi tiga jenis yaitu industri kecil, industri menengah,dan industri
besar. Industri besar menggunakan jumlah pekerjanya sebanyak lebih dari seratus
orang, industri kecil mengunakan jumlah pekerjanya sebanyak lima sampai
sembilan belas orang, dan industri menengah mengunakan pekerjanya sebanyak
dua puluh sampai sembilan puluh sembilan orang. Industri yang sekarang ini
diprioritaskan pemerintah adalah industri kecil, karena industri ini lebih
menguntungkan kehidupan sosial masyarakat ekonomi lemah dan tetap dapat
bertahan meskipun terjadi krisis ekonomi sebab kebanyakan industri kecil
menggunakan bahan baku dari dalam negeri, sehingga tidak memerlukan devisa.
Industri rotan di Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo
merupakan industri kecil yag cukup banyak menyerap tenaga kerja. Untuk lebih
meningkatkan produktivitas industri rotan ini diperlukan adanya pembinaan dari
dinas perindustrian dan dari Pemerintah berupa penyuluhan peningkatan
pembuatan kerajinan rotan. Selain itu diperlukan pula modernisasi di dalam
industri rotan itu sendiri, modernisasi yang dimaksud disini adalah salah satu
proses dan perubahan yang didalamnya terkandung transformasi menuju pola-pola
politik, ekonomi sosial yang moderen. Agar manusia dapat mengikuti dan masuk
dalam proses modernisasi maka diperlukan manusia yang bermental moderen
(kesediannya untuk menerima pengalaman-pengalaman yang baru dan
keterbukaan dalam pembaharuan, mempunyai pendapat mengenai persoalan-
persoalan dan bersifat demokratis, mempunyai perencanaan, meyakini
kemampuan manusia dan menguasai ilmu serta teknologi ).
Dalam industri rotan ini juga diperlukan proses produksi yang baik.
Dengan proses produksi yang baik maka akan menghasilkan barang yang bagus
dan berkualitas. Dengan menggunakan peralatan yang moderen maka akan
menghasilkan barang yang berkualitas. Selain memperhatikan dalam proses
produksi ada hal yang tak kalah penting untuk diperhatikan yaitu pengelolaan atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
manajemen produksi itu. Dengan pengelolaan yang baik dan memenuhi standar
maka kesejateraan bagi pengrajin akan terjamin.
Pemasaran yang baik sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan omset
penjualan, dengan berhasilnya pemasaran berarti lebih banyak pula akan
meningkatkan pendapatan. Keberhasilannya dalam penjualan akan berakibat pada
peningkatan kesejateraan pengusaha pada khususnya dan masyarakat sekitar pada
umumnya yang telah menjadi pekerja dari industri rotan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini berjudul “Perkembangan Industri Rotan Dan Pengaruhnya
Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Trangsan Kecamatan
Gatak Kabupaten Sukoharjo”, sehingga lokasi penelitian adalah Desa Trangsan
Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo karena desa tersebut merupakan daerah
sentral industri rotan. Disamping itu, karena peneliti juga menggunakan kajian
teori, maka peneliti memanfaatkan juga perpustakaan yang berada di kampus
Universitas Sebelas Maret Surakarta, dan kampus Universitas Muhammaddiyah
Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan untuk penelitian ini adalah mulai dari disetujuinya
judul skripsi yaitu pada bulan Juli 2010, sampai dengan selesainya penulisan
skripsi ini yaitu pada bulan April 2011.
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ilmiah peranan metode penelitian sangat penting,
karena keberhasilan yang akan dicapai tergantung dari metode yang tepat. Kata
metode berasal dari bahasa Yunani yaitu Metodos yang berarti cara atau jalan.
Karena berhubungan dengan hal ilmiah, maka yang dimaksud metode yaitu cara
kerja yang sistematis yang mengacu pada aturan baku yang sesuai dengan
permasalahan ilmiah yang bersangkutan dan hasilnya dapat dipertanggung
jawabkan secara ilmiah (Koentjaraningrat, 1977: 12).
Dalam usaha mendapatkan data yang diperlukan pada suatu penelitian,
maka harus menggunakan metode yang sesuai dengan tujuan dan sifat penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
itu sendiri. Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif sehingga substansinya
sebagai berikut:
1. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
Deskriptif Kualitatif, karena data yang dikumpulkan berupa kata-kata, kalimat,
pencatatan dokumen, maupun arsip yang memiliki arti yang sangat lebih dari
sekedar angka atau frekuensi. Penelitian Kualitatif adalah bentuk penelitian yang
menghasilkan karya ilmiah yang menggunakan data deskriptif yang berupa kata-
kata tertulis atau lisan dengan orang-orang atau perilaku yang dapat diamati
terhadap status kelompok orang, suatu obyek, dan suatu kelompok kebudayaan.
(Lexy J. Moleong, 1990: 3)
Ciri-ciri pokok metode Deskriptif adalah :
a. Memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat
penelitian dilakukan atau masalah yang aktual.
b. Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki
sebagaimana adanya, diiringi dengan interpretasi rasional
Dari pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian
deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti peristiwa yang
terjadi sekarang atau masih aktual, dengan cara interpretasi rasional dengan fakta-
fakta sebagaimana adanya, data yang didapatkan berupa data deskriptif berupa
kata-kata atau lisan terhadap suatu obyek tertentu.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian deskriptif
sebagai berikut :
1. Memilih masalah yang diteliti.
2. Merumuskan dan mengadakan pembatasan masalah. Berdasarkan
masalah tersebut diadakan studi pendahuluan yang menghimpun data
dasar menyusun teori.
3. Membuat asumsi atau anggapan yang menjadi dasar perumusan
hipotesis.
4. Merumuskan hipotesis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5. Merumuskan dan memilih teknik pengumpulan data.
6. Mengumpulkan dan mengkategorikan data untuk mengklasifikasi data.
7. Menetapkan teknik pengumpulan data yang akan digunakan.
8. Melaksanakan penelitian atau pengumpulan data untuk menguji
hipotesis.
9. Mengadakan analisis data (menguji hipotesis).
10. Menarik kesimpulan atau generalisasi.
11. Menyusun dan mempublikasikan Laporan Penelitian
2. Strategi Penelitian
Ditinjau dari masalah yang diangkat di dalam penelitian ini, teknik serta
alat yang digunakan maka dapat digunakan strategi penelitan Studi Kasus. Studi
kasus adalah salah satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial, studi kasus adalah
inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata
bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas dan
di mana multi sumber di manfaatkan. Secara umum, studi kasus merupakan
strategi yang lebih cocok apabila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan
dengan how atau why, apabila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk
mengontrol peristiwa yang akan diselidiki dan fokus penelitiannya terletak pada
fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata. Strategi
yang digunakan peneliti adalah penelitian terpancang yaitu penelitian kualitatif
yang sudah menentukan fokus penelitianya berupa variabel utamanya yang akan
dikaji berdasarkan pada tujuan dan minat penelitinya sebelum peneliti masuk ke
lapangan studinya. Penelitian ini hanya memusatkan pada fenomena
perkembangan industri kerajinan rotan yang terjadi di Desa Trangsan, khususnya
mengenai kehidupan sosial ekonomi masyarakat Trangsan. Oleh sebab itu
kasusnya bersifat tunggal terpancang (H.B. Sutopo, 2006:39).
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian kualitatif dapat berupa manusia, peristiwa
atau aktivitas, tempat atau lokasi, benda, beragam gambar dan rekaman, dokumen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
atau arsip. Sedangkan menurut Lofland dalam Lexi J. Moleong, (1990: 47),
sedangkan sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan
tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen. Dalam penelitian ini
sumber data diperoleh melalui :
1) Informan .
Menurut Lexi J. Moleong (2001: 45) informan adalah Orang yang
dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar
belakang penelitian. Manusia sebagai sumber data perlu dipahami, bahwa mereka
terdiri dari siapa yang akan menjadi informan, peneliti wajib memahami posisi
dengan beragam peran serta yang ada sehingga dapat diperoleh informasi
pernyataan maupun kata- kata yang diperoleh dari informan kunci (Key
Informan). Agar informasi sesuai dengan objek yang diteliti maka diperlukan
syarat-syarat untuk mencari informan yang dianggap jujur dan dipercaya dalam
memberikan keterangan pada peneliti. Adapun ciri-ciri dari informan tersebut
adalah : 1) penduduk setempat yang mengetahui tentang perkembangan industri
rotan di Desa Trangsan, 2) terlibat secara langsung dalam industri yaitu para
pengrajin dan para pengusaha, 3) pejabat desa, dan 4) pegawai dinas atau
pengurus koperasi.
2) Tempat dan Peristiwa
Tempat penelitian ini berada di Desa Trangsan, Kecamatan Gatak,
Kabupaten Sukoharjo, sedangkan hal yang diteliti yaitu proses produksi dan
pemasaran hasil industri rotan di Desa Trangsan serta keadaan sosial ekonomi
masyarakat desa Trangsan.
3) Dokumen
Dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis yang dapat digunakan
sebagai sumber data yang dijadikan sumber informasi, dokumen-dokumen yang
digunakan tentu saja yang berkaitan dengan masalah yang sedang dipelajari saat
ini. Sutopo (2002: 54) mengemukakan bahwa dokumen dan arsip merupakan
sumber data yang sering sangat penting artinya dalam penelitian kualitatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
khususnya jika terarah pada latar belakang dengan kondisi peristiwa yang terkini
yang sedang dipelajari. Data yang berhubungan dengan masalah penelitian
diperoleh dari dokumen yang berupa catatan –catatan dan arsip-arsip yang ada di
kelurahan. Selain itu juga data arsip yang ada di pabrik yang diteliti.
C. Teknik Sampling
Teknik cuplikan menggunakan teknik cuplikan yang bersifat selektif
dengan menggunakan pertimbangan berdasarkan konsep teoritis yang digunakan,
keingintahuan pribadi peneliti, karakteristik empiris dan lain-lain. Oleh karena itu
cuplikan yang akan digunakan dalam penelitian ini bersifat Purposive Sampling
atau sampel bertujuan, dengan kecenderungan peneliti untuk memilih informasi
dan masalahnya secara labih mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi
sumber data yang baik. Hal tersebut dipertimbangkan untuk mendapatkan data
yang memilliki kebenaran dan pengetahuan yang dapat dipertanggungjawabkan
secara empiris. Oleh karena itu orang-orang yang dipilih sebagai informan harus
orang-orang yang benar-benar mengetahui tentang masalah yang akan diteliti,
selanjutnya informan yang dipilih dapat menunjuk informan lain yang lebih
mengetahui tentang masalah yang akan diteliti. Pemilihan informan dapat
berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kematangan sehingga memperoleh
data.
Selain Purposive Sampling juga digunakan Snowball Sampling, yaitu
teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya sedikit, kemudian
kelamaan jumlahnya bisa bertambah jumlahnya. Sebagai informan awal dipilih
secara purposive, obyek penelitian yang menguasai permasalahan yang diteliti
( key informan ). Informasi selanjutnya diminta kepada informan awal untuk
menunjukan orang lain yang dapat memberikan informasi, dan kemudian
informan tersebut diminta pula untuk menunjukan orang lain yang dapat
memberikan informasi begitu seterusnya (Sugiyono, 2005: 54).
Dalam hal ini peneliti mencari informasi ke kantor Desa untuk mendapatkan
key informan, yaitu sesepuh Desa Trangsan pak Sarjito yang digunakan sebagai
key informan untuk mengetahui sumber yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan. Terdapat hubungan antara metode
pengumpulan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan, yaitu
memberi arah dan mempengaruhi metode pengumpulan data. Berdasarkan sumber
data yang digunakan dalam penelitian ini, maka teknik yang digunakan dalam
pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Wawancara Mendalam
Teknik wawancara mencakup cara yang dipergunakan seseorang untuk
tujuan suatu tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan secara lisan dari
seorang responden. Wawancara bertujuan untuk mendapatkan keterangan dan
meminta pendapat dari pihak yang dijadikan sebagai informan, serta untuk lebih
memahami obyek penelitian secara cermat dan akurat, sehingga diperoleh
kesempurnaan data dan hasil penelitian yang bersifat obyektif (Koentjaraningrat,
1983: 128).
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
mendalam atau in depth interviewing. Wawancara ini bersifat lentur dan terbuka,
serta tidak terstrukur ketat dalam suasana formal dan biasa dilakukan berulang
pada informan yang sama. Wawancara adalah teknik yang harus digunakan dalam
penelitian kualitatif. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan secara mendalam
dan informal. Wawancara secara mendalam yaitu wawancara yang dilakukan
secara rinci untuk memperoleh data yang berhubungan dengan masalah penelitian,
sedangkan wawancara informal yaitu wawancara yang dilakukan secara tidak
resmi dalam arti dilakukan dimanapun, oleh siapapun dan dalam keadaan
bagaimanapun. Wawancara informal dapat dilakukan pada waktu yang tepat guna
mendapatkan data yang diingnkan. Disamping itu wawancara, dalam penelitian
ini juga dilakukan secara terbuka, maksudnya responden mengetahui mereka
diwawancarai serta tahu maksud dan tujuan diwawancarai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Observasi Langsung
Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian. Observasi ini dapat
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Observasi langsung dilakukan
terhadap obyek di tempat berlangsungnya kegiatan, sehingga observer berada
bersama obyek yang diteliti (Hadari Nawawi, 1993: 99). Alasan metodologis
penggunaan observasi/ pengamatan langung adalah untuk mengoptimalkan
kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian pelaku tak sadar dan
sebagiannya. Pengamatan lebih memungkinkan peneliti lebih merasakan apa yang
dirasakan dan dihayati oleh subjek sehingga memungkinkan pula peneliti sebagai
sumber data.
Observasi yang di gunakan disebut observasi berperan pasif. Observasi
ini akan dilakukan dengan cara formal dan informal untuk mengamati kegiatan
pokok dengan observasi peneliti akan mendapatkan data dari sumber berupa
tempat atau lokasi serta gambar dan juga peristiwa. Dengan observasi dapat
memudahkan bagi peneliti untuk mendapatkan data secara mendalam, sebab
peneliti sudah melihat sendiri bagaimana keadaan obyek tersebut.
3. Kajian Isi
Untuk memanfaatkan dokumen yang padat isi biasanya digunakan
teknik tertentu. Teknik yang paling umum digunakan adalah kajian isi. Guba dan
Lincoln dalam Maleong (1990: 163) memberikan definisi bahwa kajian isi adalah
teknik apa pun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha
sistematis. Dalam penelitian ini analisis dokumen dilakukan dengan menganalisa
lingkungan, buku-buku, media-media dan dinas-dinas dan pihak yang terkait
dengan masalah yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
E. Validitas Data.
Validitas data dilakukan dengan Trianggulasi data atau sumber. Validitas
data adalah alat ukur yang berfungsi untuk mengukur dengan tepat mengenai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
gejala-gejala yang hendak diukur. Dengan begitu dapat ditentukan data tersebut
valid atau tidak untuk digunakan dalam sumber penelitian.
Trianggulasi, menurut H.B. Sutopo (2002: 78), ada empat macam
Trianggulasi yaitu: (1)trianggulasi data yaitu peneliti menggunkan beberapa
sumber untuk mengumpulkan data, (2) trianggulasi peneliti, yaitu megumpulkan
data semacam dilakukan beberapa peneliti, (3) trianggulasi metodologis,
penelitian dilakukan dengan beberapa metode, (4) tringgulasi teori, yaitu
melakukan penelitian tentang topik yang sama dengan menggunakan beberapa
persepektif teori yang berbeda.
Dalam penelitian ini trianggulasi yang digunakan adalah trianggulasi
data, dimana peneliti menggunakan beberapa sumber lapangan yaitu tempat dan
pristiwa, serta menggunakan sumber arsip dan dokumen, dan informan untuk
mengumpulkan data. Peneliti juga menggunakan tringgulasi metode, yaitu
melakukan penelitian tentang topik yang sama dengan menggunakan teknik atau
metode pengumpulan data yang berbeda. Di sini yang ditekankan adalah
penggunaan metode pengumpulan data yang berbeda, dan bahkan lebih jelas
untuk diusahakan mengarah pada sumber yang sama untuk menguji kemantapan
informasinya.untuk mendapatkan validitas data bisa menggunakan metode
pengumpulan data yang berupa kuesioner, kemudian dilakuakan wawancara
mendalam pada informan yang sama, dan hasilnya diuji dengan pengumpulan
data sejenis dengan menggunakan teknik observasi pada saat orang tersebut
melakukan kegiatannya atau perilakunya. Dari tiga data yang diperoleh lewat
beberapa teknik pengumpulan data yang berbeda pada sumber yang sama tersebut
hasilnya dibandingkan dan dapat ditarik simpulan data yang lebih kuat
validitasnya.
F. Teknik Analisa Data
Menurut Patton pengertian analisis data adalah proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam suatu bentuk pola kategori
dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan rumusan hipotesa
kerja seperti yang disarankan oleh data (Lexy. J. Moleong, 1990 :103)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengmpulan dalam periode
tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap
jawaban yang diwawancarai. Jika jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis
belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai
diperoleh data yang dianggap kredibel.
Ada dua model pokok dalam melaksanakan analisis data dalam
penelitian kualitatif yaitu model analisis jalinan mengalir dan analisis interaktif.
Dalam penelitian ini data yang telah dikumpulkan dalam penelitian dianalisa
secara kualitatif menggunakan model analisis interaktif. Model analisis interaktif
penelitian kualitatif mempunyai empat komponen sebagai berikut :
a. Pengumpulan data
Kegiatan ini digunakan untuk memperoleh informasi yang
berupa kalimat-kalimat yang dikumpulkan melalui kegiatan observasi,
wawancara, dan dokumen. Data yang diperoleh masih berupa data yang
mentah yang tidak teratur, sehingga diperlukan analisis agar data
menjadi teratur.
b. Reduksi Data
Proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-
catatan tertulis di lapangan. Reduksi berlangsung terus-menerus selama
proyek yang berorientasi kualitatif berlangsung. Reduksi merupakan
bagian dari analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,
membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara
sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik
dan diversifikasi.
c. Sajian Data
Sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian-
penyajian akan berbentuk matriks, gambar, grafik, jaringan, bagan atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
skema. Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang
tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih.
d. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi data
Kesimpulan terakhir akan diperoleh bukan hanya pada akhir
pengumpulan data, melainkan dibutuhkan verifikasi yang berupa
pengulangan dengan melihat kembali semua informasi yang tertulis
lengkap dalam lapangan agar kesimpulan yang diambil lebih kuat dan
bisa dipertanggung jawabkan (Miles dan Huberman, 1992: 15-21).
Keterkaitan komponen itu dilakukan secara interaktif dan berkelanjutan
dengan proses pengumpulan data sehingga sehingga proses analisis merupakan
rangkaian interaktif yang bersifat siklus.
Gambar Skema Model Analisis Interaktif (Miles dan Huberman, 1992: 20 ).
G. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahap kegiatan yaitu :
1. Menyusun proposal
Dalam rencana penelitian ini dituliskan semua yang akan dilakukan dalam
penelitian yang meliputi pendahuluan, kajian teori, dan metodelogi penelitian
2. Menyusun Instrumen Penelitian
Pengumpulan Data
Penarikan/Verifikasi Kesimpulan
Reduksi Data
Penyajian Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pada tahap ini membuat semua instrument yang akan digunakan dalam
penelitian. Instrument ini akan digunakan sebagai alat untuk mengupulkan
data langsubg dari informan dalam bentuk pertanyaan
3. Pengumpulan Data
Pada tahap ini pengumpulan semua data yang berhubungan dengan
penelitian yaitu data karakteristik industri kecil rotan , jumlah tenaga kerja,
proses produksi,jumlah penduduk dan lain sebagainya
4. Analisis Data
Analisis data yang dimaksud mengorganisasikan data yang telah diperoleh
analisis data dalam hal ini ialah mengatur data, mengelompokan data agar
dapat menjelaskan apa yang ingin dicapai dalam penelitian ini
5. Penyusunan Laporan Penelitian
Tahap ini merupakan tahap akhir dalam proses penelitian. Semua data
yang telah diolah dan dianalisis dan dilaporkan dalam bentuk skripsi
Prosedur penelitian dapat dilihat pada bagan berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Wilayah Desa Trangsan dan Asal Usul Perkembangan Industri
Rotan Di Desa Trangsan
1. Deskripsi Daerah Penelitian
PenulisanProposal
PersiapanPelaksanaan
Pengumpulan data
AnalisisAwal
AnalisisAkhir
PenyusunanLaporan
PerbanyakLaporan
PenarikanKesimpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Didalam membicarakan letak geografis ini akan dibahas tentang letak
astronomis, geografis dan letak adsminitrasi.
1 ) Letak Astronomis
Letak astronomis suatu daerah adalah suatu letak yang didasarkan atas garis
lintang dan garis bujur. Desa Trangsan berda dalam wilayah Gatak, Kabupaten
Sukoharjo. Desa Trangsan terletak pada ketinggian 131 meter di atas permukaan
air laut, maka berdasarkan letak lintang 70,32” – 70,49” Lintang Selatan 110,42”
– 110, 57” Bujur Timur dapat diketahui bahwa desa Trangsan berada pada daerah
beriklim tropis. Secara keseluruhan desa Trangsan mempunyai luas wilayah
kurang lebih 212,9055 hektar, yang terdiri dari tanah sawah, tanah kering, tanah
pekarangan dan lain-lain seperti jalan, pemakaman, dan sungai (Sumber : Data
Monografi Statistik Desa Trangsan, peta kelurahan Desa Trangsan, Kecamatan
Gatak, Kabupaten Sukoharjo).
2 ) Letak Geografis
Gambaran yang lebih teliti tentang keadaan iklim di wilayah kecamatan Gatak
dapat dilihat dari banyak dan sedikitnya curah hujan yang ada. Desa Trangsan
memiliki curah hujan 2000mm/tahun. Desa Trangsan kecamatan Gatak yang
terletak pada ketinggian 131 meter diatas permukaan air laut memiliki suhu rata-
rata 25,5 derajat celcius, maka daerah Trangsan cocok ditanami padi, palawija,
seperti jagung, kacang-kacangan, kedelai, ubi-ubian yang panasnya merata
sepanjang tahun disertai dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau,
sehingga menyebabkan tanah pertaniannya dapat ditanami secara bergiliran. Desa
Trangsan Kecamatan Gatak beriklim tropis, sehingga memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
1. Intensitas penyinaran matahari merata sepanjang tahun.
2. Curah hujan tahunannya tinggi 2000 mm/tahun
3. Suhu rata-rata 25.5 derajat celcius
Diketahui bahwa Desa Trangsan Kecamatan Gatak tanahnya termasuk tanah
regosol yang berwarna coklat kelabu, dan sebagian ada yang berwarna merah
kehitaman-hitaman. Didukung dengan kondisi topografi yang relatif datar,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sehingga daerah Trangsan , kecamatan Gatak potensial untuk pertanian. Hal ini
dibuktikan dengan adanya tanaman pertanian di desa Trangsan Kecamatan Gatak
yang dapat tumbuh dengan baik (Sumber : Data Monografi Statistik Desa
Trangsan 2010).
3 ) Letak Administrasi
Letak administrasi adalah letak suatu tempat yang dilihat berdasarkan
posisi tempat. Secara administrasi desa Trangsan termasuk wilayah kecamatan
Gatak, Kabupaten Sukoharjo, Propinsi Jawa Tengah.
Batas-batas desa Trangsan adalah :
a. Sebelah Utara : desa Ngemplak dan desa Mayang kecamatan Baki
b. Sebelah Selatan : desa Luwang kecamatan Gatak
c. Sebelah Timur : desa Trosemi kecamatan Gatak
d. Sebelah Barat : desa Wironanggan kecamatan Gatak
Dengan melihat batas-batas wilayah desa Trangsan tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa desa Trangsan mempunyai batas wilayah dengan Desa lain
yaitu Desa Ngemplak dan Mayang yang terletak di Utara Desa Trangsan. Desa
Ngemplak ini dekat dengan Kecamatan Kartasura, yang mana Kartasura ini
terkenal sebagai tempat perbelanjaan yaitu pasar kartasura. Desa lain yang
berbatasan dengan Desa Trangsan adalah Desa Luwang yang terletak disebelah
Selatan Desa Trangsan, dan desa yang tidak begitu luas dibandingkan dengan
Desa Trangsan. Sebelah timur terdapat Desa Trosemi dan Desa Waru.
Desa Trangsan mempunyai jarak ke kota Kabupaten lebih kurang 18 km
sehingga kegiatan ekonomi dan sosial penduduk mudah dan lancar karena jarak
dari desa ke kota tidak terlalu jauh. Disamping jarak yang tidak terlalu jauh sarana
transportasi juga memadai. Bus dan angkot ada yang masuk ke wilayah Trangsan.
Sarana jalan juga sudah ada dan masih bagus. Dengan jarak ke kota dan
kabupaten dekat maka untuk penjualan rotan lokal dapat berlangsung dengan
mudah (Sumber : Data Monografi Statistik Desa Trangsan 2010, peta kelurahan
Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Deskripsi Demografis
Penduduk desa Trangsan berdasarkan data Monografi Desa Trangsan
tahun 2010 sebanyak 6610 orang. Jumlah tersebut terdiri dari 3.337 orang
penduduk perempuan dan 3.273 orang penduduk laki-laki dengan jumlah 2.087
kepala keluarga, sedangkan luas Desa Trangsan Kecamatan Gatak 212,9055
hektar, sehingga angka kepadatan penduduk desa ini adalah sekitar 2.129 orang
per kilometer persegi.
a. Penggolongan penduduk menurut usia dan jenis kelamin
Komposisi penduduk menurut usia dan jenis kelamin dapat digunakan untuk
mengetahui perkembangan jumlah penduduk dan angkatan kerja dimasa yang
akan datang. Dengan mengetahui komposisi penduduk menurut usia dan kelamin
dapat diketahui :
1. Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di suatu daerah
2. Perbandingan jenis kelamin laki-laki dan perempuan
3. Perbandingan jumlah anak laki-laki dan perempuan pada kelompok
usia 0-4 tahun.
Komposisi penduduk menurut usia di Desa Trangsan adalah kelompok 0-
15 tahun di anggap sebagai kelompok penduduk yang belum produktif secara
ekonomis, terdiri dari 762 orang laki-laki, 779 orang perempuan. Jumlah
penduduk yang berusia lebih dari 15 tahun sebagai kelompok usia produktif
adalah 2505 orang laki-laki dan 2564 orang perempuan. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat tabel sebagai berikut :
Tabel 1 : Penggolongan penduduk menurut usia dan jenis kelamin
Penggolongan usia Jenis kelamin JumlahLaki-laki perempuan
0-5 Tahun 327 297 6245-14 Tahun 435 779 91715-ke atas 2505 2564 5069Jumlah 3267 3640 6610(Sumber : Data Monografi statistik Desa Trangsan, bank data triwulan III bulan
September 2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari jumlah penduduk yang ada dapat digolongkan berapa jumlah laki-laki
dan perempuan serta golongan umurnya. Dari perbandingan laki-laki dan
perempuan tersebut dapat diberikan gambaran mengenai jumlah penduduk Desa
Trangsan.
Tabel tersebut menunjukkan bahwa kelompok umur muda yaitu 0-14
tahun merupakan kelompok umur yang belum produktif, artinya masih menjadi
tanggungan kelompok umur dewasa yang produktif yaitu umur 15 tahun keatas,
tepatnya sampai umur 60 tahun untuk batas kelompok umur produktif.
b. Penggolongan penduduk menurut jenis mata pencaharian
Mata pencaharian atau kegiatan ekonomi merupakan aktivitas manusia
yang berfungsi untuk mempertahankan kehidupannya dan guna memperoleh taraf
hidup keluarga yang layak. Corak aktivitas ekonomi yang dilaksanakan manusia
berbeda –beda sesuai dengan kemapuan penduduk dan tata geografi wilayah. Hal
ini menimbulkan berbagai kebiasaan hidup yang sesuai dengan topografi dan
iklim serta tanah sebagai tempat hidup manusia.
Mata pencahariaan penduduk Desa Trangsan kecamatan Gatak bermacam-
macam. Hal tersebut dipengaruhi oleh letak desa, potensi daerah, dan tingkat
pendidikan yang telah dimiliki oleh penduduk Desa Trangsan. Mengenai mata
pencaharian penduduk Desa Trangsan Kecamatan Gatak lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2 : Penggolongan penduduk menurut jenis mata pencaharian
Jenis Mata Pencaharian Frekuensi (orang)Petani 365
Buruh Tani 564Pedagang 325
PNS 120TNI 20
Wiraswasta 250Pensiunan 37pengrajin 300
Karyawan perusahaan
swasta
315
Jumlah 2296
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(Sumber : Data Monografi Statistik Desa Trangsan,data ketenagakerjaan 2010)
Tabel tersebut menunjukkan susunan penduduk menurut mata pencaharian
yang akan memberikan gambaran angkatan kerja dan lapangan pekerjaan di
daerah penelitian yang paling dominan adalah jenis mata pencaharian buruh tani
dan yang paling sedikit adalah TNI. Kebanyakan penduduk setempat bekerja
sebagai buruh tani dengan menggarap sawah milik orang lain. Dari tabel bisa
dilihat jumlah pekerja sebagai pengrajin hanya 300 orang, tetapi masih ditambah
petani dan buruh tani yang dalam waktu luangnya mempunyai pekarjaan
sampingan sebagai pengrajin, tepatnya sebagai penganyam yang pekerjaannya itu
bisa dibawa pulang.
c. Penggolongan penduduk Desa Trangsan menurut tingkat
pendidikan
Pendidikan nasional berdasarkan pancasila bertujuan untuk meningkatkan
kualitas manusia yaitu, manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berbudi luhur, tangguh, bekerja keras yang mampu menumbuhkan dan
memperdalam rasa cinta pada tanah air.
Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan
martabat manusia yang berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat, serta pemerintah. Pendidikan yang
dilaksanakan di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah perlu
disesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat
memberikan ketrampilan bagi penduduknya, sehingga akan mendorong
kerjasama antara dunia pendidikan dengan dunia usaha dalam rangka memenuhi
kebutuhan tenaga kerja yang cukup memiliki kualitas yang mendorong majunya
industri ataupun bidang pertanian. Dari uraian diatas, maka mengenai pendidikan
Desa Trangsan Kecamatan Gatak secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut :
Tabel 3 : Penggolongan penduduk Desa Trangsan menurut tingkat pendidikan
Tingkat Pendidikan JumlahBelum Sekolah 893
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
TK 239SD 1857SLTP 1857SLTA 579Perguruan Tinggi 489Pesantren 250Jumlah 4307(Sumber : Data Monografi Statistik Desa Trangsan bank data triwulan III bulan
September 2010)
Tabel tersebut menunjukkan bahwa tingkat pendidikan terbanyak
penduduk Desa Trangsan, SD yaitu 1857 orang. Tingkat pendidikan SLTA yaitu
579 orang. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di Desa Trangsan
sudah cukup tinggi. Tingkat pendidikan perguruan tinggi selisihnya tidak terlalu
jauh dengan SLTA, sehingga data tersebut dapat menunjukkan tingkat ekonomi
penduduk Desa Trangsan memang sudah cukup tinggi. Banyak warga Desa
Trangsan dapat sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.
3.Kondisi Sosial dan Ekonomi
a. Kondisi Sosial
Penduduk Desa Trangsan dilihat dari mata pencaharian dapat
dikategorikan sebagai penduduk yang heterogen, karena terdapat bermacam-
macam jenis mata pencaharian. Penduduk Desa Trangsan tidak hanya bermata
pencaharian sebagai pengrajin, tetapi ada yang bekerja sebagai petani, buruh tani,
PNS, dokter, guru dan karyawan swasta. Dengan berbagai macam mata
pencaharian setiap penduduk mempunyai sifat-siafat individu yang berbeda. Hal
tersebut dipengaruhi oleh letak Desa Trangsan. Selain itu juga dikarenakan desa
Trangsan memang terletak agak jauh dari pusat kota sehingga pengaruh kota
masih sedikit. Bisa dilihat di Desa Trangsan pengaruh kota masih sedikit dengan
bukti disana masih banyak paguyuban yang merupakan ciri sebuah masyarakat
desa. Contoh dari paguyuban adalah paguyuban tani, paguyuban pengrajin dan
ada paguyuban muda-mudi. Kehidupan di desa Trangsan tidak membeda-bedakan
agama, dengan contoh dalam upacara kematian semua warga akan bergotong
royong untuk saling membantu baik yang beragama Islam maupun bukan Islam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dalam kehidupan masyarakat masih memiliki nilai gotong royong yang cukup
tinggi, sebuah sikap yang dimiliki oleh wilayah pedesaan. Ini terlihat dalam
kehidupan keseharian, misalnya dalam pembangunan tempat-tempat ibadah.
Pembangunan tempat ibadah dilakukan secara bergotong royong. Desa Trangsan
selain memiliki fasilitas kantor pemerintahan yaitu kantor kelurahan juga
memiliki sekolah-sekolah yaitu sekolah dasar dan taman kanak-kanak. Ditambah
tempat ibadah yaitu masjid dan gereja.
Desa Trangsan juga masih mempunyai persawahan yang berada
disekeliling Desa Trangsan. Sawah tersebut sebagian besar dimiliki oleh
penduduk desa Trangsan, sehingga penduduk Desa Trangsan sebagian besar
bermata pencaharian sebagai petani.
b. Kondisi Ekonomi
Desa Trangsan hampir sebagian besar penduduknya disibukkan oleh
kegiatan-kegiatan di sawah dan industri kecil rotan. Di Desa Trangsan, industri
rotan merupakan pekerjaan sampingan dari sebagian besar masyarakatnya. Dilihat
dari kondisi ekonomiya, Desa Trangsan bukan tergolong desa miskin, tetapi
ekonomi warga masyarakat masih tergantung pada bidang pertanian. Seiring
berjalannya waktu pekerjaan sebagai pengrajin dijadikan mata pencaharian utama.
Banyak penduduk setempat yang memanfaatkan waktunya untuk membuat
kerajinan rotan.
Berdirinya industri rotan di desa Trangsan mengakibatkan banyak penduduk
desa Trangsan dan desa-desa lain yang bekerja sebagai pengrajin rotan dan buruh
industri rotan. Oleh karena itu penduduk di daerah tersebut sudah mengalami
pergeseran mata pencaharian yang keluar dari sektor pertanian. Hal ini
mengakibatkan pendapatan penduduk desa tersebut menjadi lebih baik. Desa
Trangsan tergolong desa yang makmur dan kaya. Pendapatan penduduk
mengalami peningkatan semenjak industri rotan mengalami perkembangan.
Dengan keadaan ekonomi yang meningkat penduduk setempat bisa meningkatkan
taraf hidup mereka, dengan contoh bisa membeli peralatan rumah tangga yang
mewah. Hal yang tak kalah penting yaitu status sosial mereka juga berubah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Misalnya seorang pengrajin menjadi pengusaha rotan, dan seorang yang bekerja
buruh tani menjadi seorang pengusaha rotan. Selain itu dengan adanya industri
rotan akan menambah pendapatan setiap penduduk. Dengan pendapatan yang
meningkat mereka dapat menyekolahkan anaknya di perguruan tinggi, sehingga
membuat status sosial seseorang meningkat (wawancara dengan Sajiman, Kepala
Desa Trangsan, 29 November 2010).
B. Asal-Usul dan Perkembangan Industri Rotan di Desa Trangsan
1.Asal-usul Industri Rotan di Desa Trangsan
Pada tahun 1940 masyarakat Desa Trangsan pada umumnya bermata
pencaharian di bidang pertanian. Hasil pertanian dijual ke Solo tepatnya di daerah
Solo bagian barat (Jongke ), dilakukan dengan berjalan kaki melewati rumah
seorang Tionghoa yang berprofesi sebagai pengrajin rotan yang membuat
anyaman dengan berbagai model. Salah satu penduduk Trangsan bernama Wiro
sering melintas di depan rumah Tionghoa tersebut merasa tertarik dan pada
akhirnya bekerja pada orang tersebut sebagai pengrajin rotan. Pengalaman yang
diperoleh selama bekerja menimbulkan ide untuk membuat produk sendiri dengan
menggunakan bahan baku limbah yang diperoleh dari tempat bekerjanya
(wawancara dengan Sajiman, Kepala Desa Trangsan, 29 November 2010).
Usaha yang dirintis oleh Wiro mendorong masyarakat luas di desa Trangsan
untuk mengikuti jejak menjadi pengrajin rotan. Produk yang dihasilkan beraneka
ragam antara lain pakaian bayi, kursi malas, bandulan bayi, boncengan sepeda dan
sebagainya. Pemasaran produk rotan ini di wilayah Solo Ngawi, Madiun,
Ponorogo dan Tuban. Bupati Tuban mendapat informasi mengenai kerajinan rotan
di Desa Trangsan sehingga menjadi titik awal Desa Trangsan terkenal menjadi
sentra industri rotan. Kemudian hal itu ditindak lanjuti oleh bupati Tuban dengan
membuat surat kepada sinuwun raja Surakarta Hadiningrat Pakobuwono VI agar
berkenan meninjau sentra industri rotan di desa Trangsan. Pakobuwono VI
akhirnya mengirimkan surat kepada demang/lurah desa Trangsan bernama
Wongso Laksono agar mengumpulkan para pengrajin untuk diberi penghargaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dengan penghargaan yang diberikan oleh Pakubuwono VI membuat
pengrajin Desa Trangsan semakin semangat untuk memproduksi barang kerajinan
yang berkualitas. Keadaan kerajinan pada waktu itu cukup bagus karena barang
kerajinan dari Desa Trangsan semakin dikenal banyak masyarakat. Secara tidak
langsung dengan penghargaan yang diberikan Pakubuwono VI menyebabkan
masyarakat sekitar Desa Trangsan maupun luar Desa Trangsan semakin percaya
akan kualitas kerajinan Desa Trangsan. Meskipun pemasaran kerajinan rotan itu
masih di wilayah lokal.
Pada tahun1968 usaha kerajinan rotan di desa Trangsan mengalami
kemerosotan karena muncul persaingan berupa kerajinan plastik. Untuk mengatasi
ini Departemen Perindustrian Kabupaten Sukoharjo pada tahun 1979 melakukan
pembinaan dengan mengirimkan beberapa pengrajin rotan mengikuti studi
banding ke Cirebon. Pada tahun 1986 Papeda Propinsi Jawa Tengah memberikan
pendidikan dan pelatihan dengan mendatangkan Expert dari Filipina dalam bidang
tehnik pembuatan produk berkualitas ekspor. Pendidikan dan pelatihan ini
memberikan dampak positif bagi sentra industri rotan Trangsan, karena sampai
saat ini Trangsan tetap eksis menjadi sentra industri rotan dengan produk
berkualitas ekspor (wawancara dengan Sarjito,pengusaha rotan, 2 Desember
2010).
2.Perkembangan Industri Rotan Di Desa Trangsan
Perkembangan berbagai industri rotan yang ada telah dikenal sejak lama
dan merupakan industri yang cukup potensial untuk dikembangkan. Pada tahun
1979 pada saat pemerintah melakukan pembinaan kepada pengrajin rotan.
Kelompok ini mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak sampai di
pedesaan bahkan sampai keluar daerah Trangsan misalnya sampai mendatangkan
tenaga kerja dari Jepara, Gunung Kidul, Klaten dan Wonogiri. Hal itu disebabkan
karena semakin banyaknya permintaan dari konsumen sehingga penduduk
Trangsan tidak mampu untuk mengerjakan sendiri. Pada mulanya konsumen
menyesuaikan kebutuhannya dengan produk yang dihasilkan produsen, akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tetapi sejalan dengan perkembangan selera pasar dan persaingan dengan produk
sejenis, mensyaratkan mutu produksi tertentu yang harus dipenuhi produsen.
Rotan merupakan hasil hutan non kayu yang mempunyai nilai ekonomis
yang sangat tinggi dan dapat digunakan hampir di semua segi kehidupan manusia.
Rotan yang nama latinnya Calamus sp itu termasuk suku Nibung – nibungan
(bangsa Palmae). Rotan adalah jenis palm yang merambat dan panjangnya sampai
100 meter. Batang ini beruas banyak, kulitnya licin, dan berkilap. Sifat rotan ialah
pegas, elastis, dan kuat.
Pada masa lalu, rotan hanya digunakan sebagai tali pengikat dan bahan
pembuat pemancing ikan, tetapi pada masa sekarang rotan sudah dapat
dimodifikasi sedemikian rupa sesuai dengan keperluan. Rotan tidak hanya dapat
dimanfaatkan batangnya saja bahkan akar, buah dan daunnya juga dapat
dipergunakan.
Rotan memiliki berbagai keunikan, antara lain panjang batang dapat
mencapai 100 m walaupun diameternya hanya sebesar ibu jari tangan atau ibu jari
kaki. Dari segi bentuknya, tanaman rotan memang tidak menarik karena sebagian
besar terbalut pelepah yang berduri tajam. Batang rotan juga memilki keuletan
dan kekenyalan yang luar biasa. Karena keuletan dan kekenyalannya itulah batang
rotan dapat dibuat bermacam – macam perabotan rumah tangga atau hiasan –
hiasan lainnya. Misalnya mebel, kursi, rak, penyekat ruangan, keranjang, tempat
tidur, lemari, sofa, baki, pot bunga, dan sebagainya. Selain itu batang rotan juga
dapat digunakan untuk pembuatan barang – barang anyaman, untuk dekorasi, tas
tangan, kipas, bola takraw, karpet, dan sebagainya.
Oleh karena keunggulan produk rotan memegang peranan yang penting,
lebih-lebih di kabupaten Sukoharjo, yang merupakan daerah yang potensial dalam
mengembangkan industri rotan terutama perusahaan yang ada di desa Trangsan
Kecamatan Gatak masih bisa dikembangkan. Disamping itu juga perlu adanya
tambahan pengetahuan dan ketrampilan para tenaga kerja yang diharapkan dapat
meningkatkan produksi dengan baik. Para pengusaha industri rotan akan berusaha
mengembangkan usaha tersebut dengan memenuhi permintaan konsumen atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pasar yang cenderung meningkat dan menghendaki kualitas atau mutu yang baik
(wawancara dengan bapak Sarjito,pengusaha rotan, 2 Desember 2010).
Desa Trangsan mempunyai 247 industri kerajinan rotan yang terdiri dari 5
perusahaan besar, 32 perusahaan sedang, dan 210 perusahaan kecil. Penggolongan
tersebut berdasarkan jumlah besar modal yang dikeluarkan pengrajin, jumlah
barang yang dihasilkan perbulan, dan wilayah pemasarannya.
Tabel 4 : tabel penggolongan industri rotan Desa Trangsan
Jenis
Perusahaan
Modal Produk Wilayah
Pemasaran
jumlah
Besar 1-5 milyar Kursi rotan, meja
kursi rotan, bola
takrow, alamari,
kursi malas
Lokal dan
ekspor
4 – 6
container
Sedang 500 juta –
1 milyar
Almari rotan Kursi
rotan, meja kursi
rotan, kursi malas
Lokal dan
ekspor
1 – 3
container
Kecil 100 – 500
juta
Parsel,bandulan
bayi, bola takrow,
sketesel,tempat
tisu, hiasan dinding
Lokal 50-200 pcs
(Sumber : Data Monografi Statistik Desa Trangsan, data usaha industri Desa
Trangsan tahun 2010)
C. Proses produksi dan Pemasaran Hasil Industri Rotan di Desa
Trangsan Kecamatan Gatak
1. Proses Produksi Industri rotan
Proses produksi pada dasarnya merupakan suatu bentuk kegiatan untuk
mengolah satuan bahan baku atau input produksi menjadi produk atau output
produksi. Untuk melaksanakan proses atau kegiatan tersebut diperlukan satu
rangkaian proses pengerjaan yang bertahap. Perancangan proses produksi dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
hal ini akan tergantung pada karakteristik produk yang dihasilkan dan pola
kebutuhan yang harus dipenuhi dalam proyek pembuatan produk.
Produksi adalah penciptaan benda-benda jasa yang secara langsung
maupun tidak langsung dapat memenuhi kebutuhan manusia. Industri rotan di
Desa Trangsan memproduksi banyak jenis kerajinan seperti, meja, kursi, almari,
ayunan bayi, dan sebagainya, yang bahan bakunya terbuat dari rotan. Bahan baku
ini didapatkan dari daerah luar Jawa seperti, Kalimantan dan Sulawesi. Dari luar
Jawa akan dibawa ke Trangsan oleh pengepul yang kemudian dibawa oleh agen.
sehingga para pengrajin akan membeli bahan bakunya ke agen tersebut. Di desa
Trangsan terdapat empat agen penyedia bahan baku yaitu Suparji, Wiro,
Suharto,dan Suyanto. Jadi para pengrajin tidak perlu pergi keluar jawa hanya
untuk membeli bahan bakau rotan. Di desa Trangsan sudah ada tempat yang
menyediakan bahan baku rotan yaitu agen.
Proses produksi yang dilakukan dalam kegiatan usaha kerajinan rotan hanya
memerlukan peralatan yang sederhana karena lebih banyak memanfaatkan
keahlian atau keterampilan tangan manusia untuk menghasilkan produk kerajinan
ini. Para pengrajin dapat memilih bahan baku rotan dan jenisnya sesuai yang
dibutuhkan. Di tempat agen para pengrajin dapat memilih bahan baku tersebut
dengan bebas. Rotan di agen di jual berdasarkan berat, panjang, dan besaran
diameter. Setiap satu kilo rotan dihargai mulai dari kualitas yang paling rendah
dengan harga Rp 6.000,00 sampai kualitas yang paling bagus dengan harga Rp
35.000,00 perkilo. Rotan yang sudah diolah menjadi pitrit atau rotan-rotan kecil
yang digunakan untuk menganyam dengan harga lebih kurang Rp 10.000,00 per
kilonya, dan rotan yang diameternya sedang (5cm) dijual dengan harga Rp
12.000,00 per kilonya. Disini yang dimaksudkan rotan yang sudah diolah adalah
rotan yang di tempat agen diolah sedemikian rupa yang dari rotan mentah menjadi
bahan baku siap dipakai untuk kerajinan. Misalnya rotan yang sudah dikupas
kulitnya, rotan yang berdiameter besar diolah menjadi rotan-rotan kecil. Para
pengrajin sebagian besar membeli bahan rotan yang belum diolah, yang kemudian
akan membentuk dan mengolahnya sendiri di tempat mereka. Misalnya para
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pengrajin membeli rotan yang masih dalam bentuk lurus, kemudian untuk proses
pembentukan disain dilakukan sendiri.
Dalam proses produksi ini bahan baku yang dicari sesuai dengan pemesanan
barang. Misalnya jika ada pesanan kursi dan almari, maka para pengrajin dalam
memilih bahan baku, jenis rotan,serta jumlahnya dapat disesuaikan dengan
kebutuhan pesanan itu.
Berikut ini merupakan proses pembuatan kerajinan dari rotan, yaitu :
1. Memilih bahan baku ke agen sesuai dengan yang dibutuhkan.
2. Rotan dibentuk sesuai dengan disain. Biasanya dalam pembentukan
rotan terutama untuk pembengkokan dilakukan dengan cara
pemanasan. Misalnya dipanasi lewat kompor atau dioven
3. Pembuatan rangka, setelah rotan tadi dibentuk melalui pemanasan
kemudian dibuat rangka dengan cara di paku.
4. Penganyaman, rangka dianyam dengan rotan-rotan kecil atau pitrit
yaitu rotan yang sudah diolah dari rotan yang berdiameter besar
dibentuk menjadi berdiameter kecil. Pitrit ini juga ada yang terbuat
dari kulit rotan.
5. Finishing yaitu perapian barang kerajinan. Barang dirapikan seperti di
amplas dan di cat, di pernis, di plitur dengan menggunakan tehnik di
kuas dan di semprot
6. Barang siap dikirim atau dipasarkan
Setiap perusahaan dalam pembuatan kerajinan ada bagian-bagian
pengerjaan sebuah produk. Misalnya dalam pembuatan meja dan kursi rotan, ada
pekerja yang membuat rangka dan ada yang menganyam rangka dengan rotan
untuk dijadikan barang setengah jadi, kemudian finishingnya juga ada bagianya
sendiri. Jadi dalam pembuatan satu produk tidak dilakukan satu orang tetapi lebih
satu orang untuk mengerjakannya, kecuali perusahaan kecil atau pengrajin kecil
untuk pembuatan satu produk dilakukan satu orang karena disebabkan
keterbatasan biaya dan tenaga kerja.
Dalam sebuah pembuatan barang kerajinan bisa diselesaikan berdasarkan
tingkat kesulitannya. Ada yang satu barang dalam waktu satu hari jadi contohnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tempat tisu dari rotan dan hiasan dinding. Ada yang dalam satu minggu dapat
menyelesaikan satu barang contohnya sketsel, bandulan bayi, angkringan dawet.
Bahkan satu barang baru dapat diselesaikan dalam satu bulan contohnya satu set
meja kursi.
Barang kerajinan rotan di Desa Trangsan dapat dikategorikan menjadi 2
yaitu kategori produk kerajinan besar, misalnya : almari rotan, satu set meja dan
kursi, rak pakaian, kursi malas. Kategori produk kerajinan besar ini dapat
diselesaikan dalam waktu satu sampai dua minggu dengan dikerjakan oleh satu
orang pengrajin. Sedangkan kategori produk kerajinan kecil, misalnya tempat tisu,
bola sepak takraw, tas yang terbuat dari rotan, hiasan dinding, bandulan bayi,
parsel. Waktu penyelesaian untuk ketegori ini kurang dari satu minggu.
Berdasarkan hasil observasi, terdapat dua proses produksi penting dalam
industri pengolahan bahan mentah, yaitu proses penggorengan rotan dan proses
polis.
• Proses penggorengan rotan dilakukan dengan media bak penggorengan
dan alat bakar yaitu kayu bakar. Cairan yang digunakan untuk
menggoreng rotan adalah campuran antara air dan minyak tanah dengan
rasio 1 (satu) air banding 8 (delapan) minyak tanah. Air berfungsi sebagai
pelapis agar rotan tidak terbakar dan terlalu gosong, sedangkan minyak
tanah berfungsi mendorong keluar kandungan air yang ada di dalam
batang rotan jika campuran cairan tersebut mendidih. Kegunaan lain dari
penggunaan minyak tanah adalah untuk memperkuat ketahanan rotan
olahan dari serangan rayap.
• Proses polis dilakukan setelah rotan menjadi rotan asalan dan proses ini
dilakukan dengan mesin polis. Polis adalah proses memberikan lapisan
perlindungan dengan obat pengawet,dan rotan asalan adalah rotan yang
telah dijemur atau dikeringkatan setelah rotan mengalami proses
penggorengan.
1.1 Peralatan kerajinan rotan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dalam pembuatan kerajinan rotan cepat dan lambatnya, disamping
ketrampilan dan pengalaman juga tergantung dari perlengkapan peralatan yang
digunakan. Semakin lengkap peralatan yang dipakai tentunya waktu yang
dibutuhkan lebih pendek dibandingkan dengan menggunakan alat yang sederhana
(sedikit). Disamping itu peralatan yang lengkap akan menghasilkan kerajinan
rotan yang berkualitas. Adapun peralatan yang digunakan dalam pembuatan
kerajinan rotan diantaranya sebagai berikut:
1. Gergaji untuk memotong rotan yang berdiameter besar dan hasil
potongannya akan lebih halus. Dalam proses produksi ini mengunakan dua
jenis gergaji yaitu gergaji manual dan gergaji mesin.
2. Bor listrik untuk melubangi rotan yang diameternya besar. Alat ini sering
digunakan dalam pembuatan kerangka. Dilihat dari kulit rotan yang keras
dan daging rotan yang tebal maka bor ini sangat berguna untuk mencapai
kualitas barang atau hasil kerajinan. Bor yang digunakan para pengrajin
juga ada dua jenis yaitu bor listrik dan bor manual.
3. Kompor api digunakan untuk membengkokkan rotan bila mau dibentuk
melengkung atau melingkar. Disamping itu digunakan untuk
membersihkan dari serat-serat rotan bila anyaman sudah selesai
4. Gunting kancip digunakan memotong sisa anyaman yang mengganggu
anyaman yang lain, sehingga menghasilkan potongan yang rapi dan halus
5. Staples listrik digunakan untuk menempelkan antara pitrit dengan
kerangka anyaman. Pitrit adalah rotan-rotan yang diameternya kecil yang
digunakan untuk menganyam.Penggunaan alat ini dengan cara ditembakan
dan hasilnya rapi dan halus
Disamping alat-alat dan fungsinya di atas pengrajin di Desa Trangsan juga
telah menggunakan alat-alat modern yaitu mesin diesel dan mesin selep. Mesin
diesel digunakan untuk menggerakkan mesin selep. Mesin selep berfungsi untuk
memecahkan rotan menjadi kecil-kecil atau dinamakan “pitrit”. Pekerjaan dengan
menggunakan alat ini cepat menghasilkan pitrit dalam jumlah besar serta besar
kecilnya sama dan dapat mengurangi kerusakan pada rotan (wawancara dengan
bapak Sarjito,pengusaha rotan, 2 Desember 2010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1.2 Bahan yang digunakan dalam pembuatan anyaman rotan
Banyak jenis rotan yang digunakan. Hal tersebut tergantung benda yang
dibuat dan permintaan pasar. Jenis rotan yang digunakan adalah: manau, kubu,
CL, kokrak dan suti.
Jenis rotan akan membawa sifat dan karakter yang berbeda. Jenis dan sifat
rotan tersebut sebagai berikut :
1. Jenis kokrak adalah jenis rotan yang mempunyai karakter tidak tahan
lama, mudah patah, sulit dibentuk tetapi karena ketrampilan dan
keahlian pengrajin maka rotan tersebut dapat dijadikan
benda/kerajinan yang bagus untuk bahan pembuatan sketesel atau
pembatas ruang
2. Jenis CL adalah rotan yang bentuknya besar namun tidak begitu kuat
dan tidak tahan lama juga mudah lapuk. Rotan tersebut digunakan
membuat benda atau kerajinan yang ditunjukan untuk memenuhi atau
mencukupi kebutuhan konsumen yang berselera asal jadi
3. Jenis kubu adalah rotan yang bentuknya kecil namun mempunyai
kualitas yang sangat baik. Karakter rotan ini adalah ulet, tahan lama,
ringan, elastik, dan mudah dibentuk
4. Jenis manau adalah rotan yang dimanfaatkan untuk pembuatan barang
yang nantinya menyangga beban berat, karena rotan ini mempunyai
sifat kuat dan kualitasnya tinggi. Rotan manau biasanya digunakan
untuk pembuatan kerangka kursi, meja dan rak. Harga rotan manau
juga mahal karena karakter tersebut.
5. Jenis suti adalah rotan yang bentuknya besar dan berwarna coklat
muda. Kualitas rotan suti baik, disamping kuat elastik dan tahan lama.
Harga rotan sati lebih murah dibandingkan rotan manau
Bahan-bahan selain rotan adalah triplek, kayu, besi, dan plastic. Bahan
tersebut digunakan untuk pengembangan produksi karena berdasarkan permintaan
konsumen. Pembuatan dari bahan-bahan tersebut digabung dengan bahan rotan
sehingga menjadikan karya kerajinan anyaman rotan beragam yaitu terdapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kombinasi antara bahan rotan dengan bahan baku lainnya (wawancara dengan
bapak Sarjito,pengusaha rotan, 2 Desember 2010).
2. Pemasaran hasil rotan di Desa Trangsan
Pemasaran adalah tindakan yang diperlukan untuk menyampaikan benda-
benda produksi ke tangan konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kegiatan pemasaran hasil produksi yang dilakukan oleh perusahaan rotan di Desa
Trangsan , sebagian di lakukan dengan cara pembeli datang langsung ke Desa
Trangsan untuk membeli hasil kerajinan rotan. Selain dengan cara pembeli datang
langsung ke Desa Trangsan ada pembeli yang memesan lewat internet. Sebagian
dilakukan dengan cara memasarkan sendiri hasil produksinya dalam arti
pengusaha itu menjual kepada masyarakat lain. Para pengusaha juga menyetorkan
produksinya kepada pedagang meubel atau pedagang meubel itu datang ke Desa
Trangsan untuk memesan dan membeli barang kerajinan. Untuk masalah
pembayaran dilakukan dengan membayar tunai bagi pembeli yang datang
langsung ke tempat pengrajin. Untuk pihak pemesan baik dari dalam negeri
maupun luar negeri dengan uang muka yaitu antara 20 sampai 30 persen. Setelah
barang itu selesai semua baru dibayar tunai.
Dalam hal pemasaran industri rotan di Desa Trangsan barang kerajinan di
pasarkan ke pasar luar negeri dan dalam negeri. Pemasaran keluar negeri dapat
mencapai 100 kontainer perbulan. Para pengrajin bekerja sama dengan para
eksportir untuk memasarkan barang kerajinannya keluar negeri sehingga
pengrajin bisa dikatakan sebagai suplaiyer. Sedangkan eksportir adalah
perusahaan yang mencari konsumen luar negeri. Dahulu sebelum teknologi
modern masuk khususnya internet eksportir mencari konsumen dengan cara
melakukan pameran barang kerajinan. Eksportir mengadakan pameran di berbagai
tempat dan kota misalnya di Solo dengan mengadakan pameran di pagelaran
kraton Kasunanan Surakarta. Setelah adanya teknologi internet, eksportir
memasarkan produknya melalui internet.
Konsumen dari luar negeri bisa memesan lewat internet yang nanti setelah
ada kesepakatan konsumen luar negeri datang ke Trangsan untuk melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pemesan dan transaksi secara langsung. Setelah pihak eksportir mendapat pesanan
barang kemudian menyalurkan pesanan kepada pihak suplayer atau para pengrajin
rumah tangga. Eksportir menentukan kesepakatan harga dengan tawar menawar
untuk mendapat harga yang cocok. Jika harga yang tidak bisa ditawar, maka
pemesan atau konsumen mengikuti harga dari pengrajin.
Pihak pengrajin akan mengerjakan produk pesanan setelah pengrajin
mendapat uang muka yang digunakan untuk membeli bahan. Besar kecilnya uang
muka tersebut tergantung dari kesepakatan, sehingga setiap konsumen berbeda.
Sisa uang produksi akan dibayar setelah semua barang sudah selesai dikerjakan.
Dalam proses pemesanan barang jika ada kesalahan atau tidak sesuai dengan
kesepakatan pemesan maka pihak pengrajin yang akan menanggung kesalahan
tersebut. Produk yang tidak sesuai pesanan tidak akan diambil oleh pihak
pemesan. Agar pihak pengrajin tidak menanggung rugi terlalu banyak maka
pengrajin menjualnya kembali kepada konsumen lain.
Produk rotan mengalami perkembangan yang baik dengan terbukti dari
beberapa aspek yaitu :
1. Aspek bahan baku
Tersedianya bahan baku dari daerah luar Jawa yang diantaranya
Kalimantan dan Sulawesi dengan kualitas yang cukup baik dan dengan
harga terjangkau sehingga dapat meningkatkan produksi, baik kualitas
maupun kuantitas.
2. Aspek produksi
Produksi rotan saat ini selangkah lebih maju karena adanya peralatan yang
memadai dan didukung tenaga terampil yang mampu melayani permintaan
pasar.
3. Aspek pasar
Ditinjau dari beberapa aspek terlihat adanya perkembangan yang
meningkat dari hasil produksi yang sesuai dengan perkembangan pasar.
Disamping ketiga aspek tersebut diatas rotan lebih banyak orientasinya
pada pesanan dari luar daerah bahkan sampai pasaran internasional. Industri rotan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
di Desa Trangsan sudah banyak dikenal di mancanegara. Selain konsumen dari
luar negeri konsumen dari lokalpun juga banyak. Penurunan industri pengolahan
rotan merupakan hal yang harus diatasi oleh pemerintah karena industri
pengolahan rotan mempunyai peluang pasar yang besar di Amerika Serikat.
Dalam hal ini, Amerika menganggap furniture mebel rotan berasal bahan baku
yang ramah lingkungan dan Indonesia termasuk 10 besar negara pemasok
furniture bagi AS dengan nilai yang cukup signifikan. Hal Ini merupakan celah
bagi Indonesia untuk diupayakan mengisi pasar Amerika Serikat
Pada tahun 2006 Indonesia berada diperingkat ke-8 sebagai pemasok
furniture ke Amerika Serikat. Negara dengan peringkat di atasnya ialah Cina,
Kanada, Mexico, Italy, Vietnam, Malaysia dan Taiwan. Suatu kondisi yang
ironis adalah keberadaan Cina dan Vietnam sebagai pesaing utama Indonesia
dalam menghasikan mebel dan kerajinan rotan karena,Cina dan Vietnam tidak
memiliki bahan baku rotan dan merupakan pembeli utama bahan baku rotan dari
Indonesia (Wawancara dengan Suparji, pengusaha rotan,10 Desember 2010).
Dalam pemasaran dapat dibagi menjadi dua yaitu pemasaran dalam negeri
dan pemasaran luar negeri. Barang kerajinan yang banyak diminati dalam negeri
adalah kerajinan produk kecil misalnya tempat tisu, bola sepak takraw, tas yang
terbuat dari rotan, hiasan dinding. Barang-barang kerajinan seperti itulah yang
banyak diminati di pasar lokal. Untuk pemasaran keluar negeri barang kerajinan
yang banyak diminati adalah produk kerajinan besar seperti almari rotan, satu set
meja dan kursi,rak pakaian, kursi malas. Untuk saat ini pemasaran keluar negeri
lebih banyak dibandingkan pasaran lokal. Negara Amerika Serikat merupakan
peminat kerajinan rotan yang terbanyak dari negara lain. Untuk pemasaran lokal
produk kerajinan hanya dipasarkan di Solo, Ngawi, Madiun, Tuban, Ponorogo,
Klaten, Yogyakarta. Untuk tehnik penjualan lokal pembeli datang langsung ke
tempat pengrajin atau memesan terlebih dahulu. Selain itu untuk penjualan lokal
pengrajin menyalurkan ke toko-toko meubel, dengan pembayaran tunai dan model
titip. Untuk penjualan ke luar negeri dilakukan dengan cara konsumen luar negeri
memesan dahulu baik lewat internet maupun secara langsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Konsumen dalam memesan produk kerajinan mempunyai kriteria yang
bermacam-macam. Antara konsumen luar negeri dengan dalam negeri
mempunyai kriteria yang berbeda. Contoh untuk konsumen luar negeri dalam
setiap pemesanan produk satu set meja kursi, mereka memberikan kriteria
mengenai ukuran dan model kepada pengrajin. Setiap konsumen dari luar negeri
kriterianya berbeda-beda. Jadi disini pengrajin membuat produk kerajinan
berdasarkan pesanan dari konsumen. Tidak kalah pentingnya konsumen lokal juga
mempunyai kriteria yang bermacam-macam, tergantung dari konsumennya. Ada
yang memesan berdasarkan besar kecilnya barang, berdasarkan mahal dan
murahnya barang dan ada juga yang berdasarkan tingkat keunikan barang. Dapat
diambil kesimpulan bahwa pengrajin mengerjakan produk kerajinan berdasarkan
pesanan konsumen yang mempunyai kriteria berbeda-beda antara satu konsumen
dengan konsumen yang lain (Wawancara dengan Suparji, pengusaha rotan,10
Desember 2010).
D. Pengaruh Industri Rotan Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi
Masyarakat
1. Pengaruh industri rotan terhadap kehidupan ekonomi
Pekerjaan sebagai pengusaha rotan yang dilakukan oleh sebagian besar
masyarakat Trangsan bertujuan untuk mencukupi kebutuhan hidup serta
peningkatan taraf hidup perekonomiannya. Seiring berkembangnya industri rotan
yang cukup baik, maka mulai adanya peningkatan ekonomi yang terjadi dalam
kehidupan masyarakat pengusaha rotan tersebut.
Telah terjadi peningkatan taraf hidup dapat kita lihat dengan semakin
majunya usaha industri rotan. Sebagian besar perusahaan berkembang menjadi
besar, dan memiliki tenaga kerja yang cukup banyak serta daerah pemasaran yang
telah luas, sehingga pengrajin atau pengusaha memperoleh pendapatan cukup
untuk memenuhi kebutuhan hidup ataupun untuk pengembangan usaha agar
menjadi lebih besar.
Selain dapat kita lihat dari kondisi perusahaan yang dimiliki oleh para
pengusaha, terjadinya peningkatan ekonomi dapat juga kita lihat dari telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
terpenuhinya kebutuhan hidup yang baik. Kebutuhan tersebut baik yang sifatnya
primer atau sekunder, seperti kebutuhan pangan, sandang, perumahanm
pendidikan serta kesehatan yang cukup baik.
Banyak para pengrajin atau pengusaha rotan di desa Trangsan yang telah
mempunyai penghidupan ekonomi lebih dari cukup. Hal ini dapat dilihat dari
rumah-rumah di Desa Trangsan adalah rumah tembok dan lantainya tidak tanah
lagi, tetapi lantai ubin, selain itu tingkat informasi yang didapat juga sudah cukup
tinggi misalnya dalam hal teknologi. Kenyataan tersebut dapat kita lihat dari
kekayaan yang dimiliki, seperti sepeda motor, mobil serta alat-alat perlengkapan
rumah tangga dan barang lainnya. Selain itu tingkat ekonomi yang cukup dapat
pula dilihat dari keberhasilan keluarga mereka dalam menyekolahkan anaknya ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya .
Keberadaan industri kecil yang ada di daerah pedesaan, seperti yang ada di
desa Trangsan selain dapat mengatasi permasalahan ketenagakerjaan khususnya
yang terjadi di daerah pedesaan. Seperti kita ketahui bahwa dari waktu ke waktu
lapangan pekerjaan semakin menyempit karena tidak seimbang dengan
pertambahan penduduk. Dengan adanya industri industri kecil di daerah pedesaan
yang bersifat padat karya, seperti desa Trangsan maka semakin membantu
mengatasi permasalahan pengangguran yang ada di desa.
Dengan telah tersedianya lapangan pekerjaan yang ada di desa Trangsan
jarang sekali penduduk Trangsan yang menganggur. Bahkan dengan
berkembangnya industri rotan tersebut selain dapat mengatasi permasalahan
mengenai pengangguran di desanya juga dapat membantu desa-desa di sekitarnya,
yaitu dengan semakin banyaknya masyarakat sekitar Desa Trangsan yang turut
bekerja di sektor industri kecil rotan.
Telah tersedianya lapangan pekerjaan yang ada di desa, yaitu dengan
menjadi pengusaha rotan, maka dapat pula menekan arus urbanisasi atau
perpindahan penduduk ke kota. Kondisi ini dapat deketahui dari rendahnya arus
urbanisasi yang terjadi di Trangsan.
2. Pengaruh industri rotan terhadap kehidupan sosial
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Keberadaan industri rotan semakin berkembang dengan menghasilkan
beraneka ragam barang kerajinan, sehingga para pengusaha lebih giat dalam
meningkatkan proses produksinya. Peningkatan produksi yang terjadi berarti
peredaran uang yang ada di desa Trangsan juga mengalami peningkatan.
Peredaran uang yang meningkat ikut mempengaruhi pula terhadap kehidupan
sosial desa yang tergabung dalam komunitasnya.
Masyarakat desa Trangsan yang sebagian besar masyarakat bekerja pada
industri rotan dalam kehidupannya sehari-hari dari pagi hingga sore, dari orang
tua hingga anak-anaknya baik laki-laki maupun perempuan semuanya disibukkan
dengan proses produksi rotan. Apalagi dengan semakin majunya perkembangan
produksi tersebut membuat waktu yang mereka luangkan untuk kegiatan lainnya
sangat terbatas. Keterbatasan waktu yang ada membawa pengaruh pula terhadap
hubungan sosial yang ada di desa sehingga mulai tampak melemahnya ikatan-
ikatan sosial desa yang telah ada. Dengan bukti warga yang ikut kegiatan gotong
royong semakin berkurang. Selain itu masyarakat Desa Trangsan semakin bersifat
individu, mereka mementingkan kepentingan pribadinya. Ssetiap kali ada kegiatan
perkumpulan rutin di desa banyak yang tidak hadir. Hubungan sosial atau
interaksi sosial merupakan salah satu faktor utama dalam kehidupan sosial desa,
karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas
sosial.
mulai terasa melemahnya ikatan-ikatan sosial yang telah ada , namun
masyarakat desa Trangsan dalam kehidupan sehari-hari masih tetap melaksanakan
atau mengikuti adat istiadat atau kebiasaan lama seperti kegiatan gotong royong
atau sifat tolong menolong. Sifat kerja sama seperti tolong menolong, gotong
royong , senasib sepenanggungan dalam suka dan duka. Dalam gerak
pelaksanaanya atau tindakannya orang Jawa memiliki ungkapan simbolis saiyeg
saekoproyo yang artinya bergerak bersama untuk mencapai tujuan bersama. Hal
tersebut diwujudkan dan dilaksanakan dalam kegiatan seperti bersih desa,
memperbaiki jalan dan saluran air, membangun balai desa, masjid, makam desa
lainnya yang diperlukan untuk kegiatan sosial
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Usaha kerajinan rotan di Desa Trangsan juga menimbulkan pengaruh
terhadap kehidupan sosial ekonomi yang lain. Adapun pengaruh yang ditimbulkan
antara lain dapat menambah penghasilan atau pendapatan baik pengusaha atau
masyarakat. Selain itu juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan sehingga laju
urbanisasi dapat ditekan, serta dapat membuka kesadaran akan arti pentingnya
pendidikan bagi anak-anak. Akibat lain yang ditimbulkan yaitu terciptanya
terstruktur masyarakat pengusaha yang baru yaitu adanya hubungan patron klien,
dimana majikan sebagai patron dan buruh sebagai klien. Disamping itu hubungan
sosial ekonomi masyarakat mengarah ke perhitungan ekonomi.
Niai-nilai sosial masyarakat Desa Trangsan dalam perkembangan tampak
dalam saling membantu apabila salah satu anggota masyarakat desa mempunyai
kerja atau hajat. Tanpa diminta mereka dengan suka rela membantu, baik laki-laki
maupun perempuan semua ikut terlibat. Ibu rumah tangga dan remaja putrinya
mengerjakan urusan dapur, sedangkan bagi bapak-bapak dan remaja putranya
mengerjakan urusan perlengkapan. Pada saat datang biasanya ibu-ibu sambil
membawa sumbangan sekedarnya untuk meringankan yang mempunyai hajat baik
berupa bahan mentah dan ada pula yang berwujud uang
Selain itu juga ada kegiatan yang diadakan untuk perawatan dan perbaikan
fisik, kegiatan kerja bakti sering diadakan dengan melibatkan seluruh anggota
masyarakat. Kegiatan lain yang bersifat rutin, dalam arti telah ditetapkan untuk
waktunya adalah seperti pertemuan untuk bapak-bapak, kegiatan PKK untuk ibu-
ibu, dan bagi remaja putra-putrinya adalah karang taruna. Melalui pertemuan yang
bersifat suka rela maupun dengan menjadi anggota organisasi yang ada di desa,
maka interaksi atau hubungan social antara anggota masyarakat terjadi. Pada saat
itulah tampak kebersamaan dan kerukunan antar warga masyarakat tanpa adanya
perbedaan sesama misalnya perbedaan status sosial. Semua individu mempunyai
hak dan kewajiban yang sama sebagai anggota masyarakat.
Desa Trangsan juga memiliki paguyuban atau perkumpulan masyarakat
seperti paguyuban pengrajin Desa Trangsan. Paguyuban ini beragotakan semua
pengrajin yang ada di Desa Trangsan. Di Desa Trangsan juga ada paguyuban
petani paguyuban muda-mudi. Selain itu juga ada koperasi pengajin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari uraian di muka, maka dapat diambil kesimpulan yang sekaligus
merupakan jawaban-jawaban dari pertanyaan yang telah dirumuskan.
1. Secara administrasi Desa Trangsan mempunyai batas wilayah dengan
Desa lain yaitu Desa Ngemplak dan Mayang yang terletak di utara desa
Trangsan. Desa Ngemplak ini dekat dengan Kecamatan Kartasura, yang
mana Kartasura ini terkenal sebagai tempat perbelanjaan yaitu Pasar
Kartasura. Desa lain yang berbatasan dengan Desa Trangsan adalah Desa
Luwang yang terletak di sebelah selatan Desa Trangsan, dan desa yang
tidak begitu luas dibandingkan dengan Desa Trangsan. Sebelah timur
terdapat Desa Trosemi dan Desa Waru. Desa Trangsan mempunyai jarak
ke kota Kabupaten lebih kurang 18 km sehingga kegiatan ekonomi dan
sosial penduduk mudah dan lancar karena jarak dari desa ke kota tidak
terlalu jauh. Disamping jarak yang tidak terlalu jauh sarana transportasi
juga memadai. Bus dan angkot ada yang masuk ke wilayah Trangsan.
Sarana jalan juga sudah ada dan masih bagus. Dengan jarak ke kota dan
kabupaten dekat maka untuk penjualan rotan lokal dapat berlangsung
dengan mudah. Secara demografis penduduk desa Trangsan tahun 2010
berjumlah 6610 jiwa dan sebagian besar penduduknya telah mengenyam
pendidikan formal. Selain ada pendidikan formal masyarakat, di desa
Trangsan juga dibekali pendidikan non formal oleh pemerintah yang
berupa pendidikan dan latihan pengusaha rotan khususnya untuk para
pengrajin. Tingkat pendidikan yang demikianlah sehingga dapat
berpengaruh terhadap perkembangan pengusaha rotan pada masa sekarang
ini dan masa yang akan datang.
2. Proses pemunculan pengusaha rotan di desa Trangsan tidak dapat lepas
dari situasi dan kondisi masyarakat desa Trangsan itu sendiri, seperti
keadaan sosial, budaya, ekonomi, maupun situasi dan kondisi yang ada
pada masyarakat luas. Pertumbuhan industri rotan di desa Trangsan mulai
pada tahun 1940. Pada tahun 1940 masyarakat Desa Trangsan pada
umumnya bermata pencaharian di bidang pertanian. Kemudian ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
seseorang yang mempunyai pengalaman dari orang Tiong Hua mengenai
rotan dan akhirnya mendirikan usaha kerajinan rotan.Usaha yang dirintis
ini mendorong masyarakat luas di Desa Trangsan untuk mengikuti jejak
menjadi pengrajin rotan. Produk yang dihasilkan beraneka ragam antara
lain pakaian bayi, kursi malas, bandulan bayi, boncengan sepeda dan
sebagainya. Pemasaran produk rotan ini semula hanya pada wilayah Solo
kemudian berkembang ke kota Ngawi, Madiun, Ponorogo dan Tuban.
Pada tahun1968 usaha kerajinan rotan di Desa Trangsan mengalami
kemerosotan karena muncul persaingan berupa kerajinan dengan plastik.
Untuk mengatasi ini Departemen Perindustrian kabupaten Sukoharjo pada
tahun 1979 melakukan pembinaan dengan mengirimkan beberapa
pengrajin rotan mengikuti studi banding ke Cirebon. Pada tahun 1986
Bapeda propinsi Jawa Tengah memberikan pendidikan dan pelatihan
dengan mendatangkan Expert dari Filipina dalam bidang tehnik
pembuatan produk berkualitas ekspor. Pendidikan dan pelatihan ini
memberikan dampak positif bagi sentra industri rotan Trangsan, karena
sampai saat ini Trangsan tetap eksis menjadi sentra industri rotan dengan
produk berkualitas ekspor.
3. Sebelum dilakukan proses produksi, persiapan yang harus dilkakukan
cukup banyak, yaitu antara lain permodalan yang berupa keuangan,
kemudian manajemen yang berupa perlengkapan kerja, dan bahan baku.
Dalam industri rotan ini untuk penyediaan tenaga kerja tidak ada kendala.
Kegiatan industri rotan yang pada awalnya hanya melibatkan beberapa
tenaga kerja dari keluarga sendiri, berkembang menjadi kegiatan yang
melibatkan jumlah tenaga kerja di luar keluarganya bahkan ada yang
mendatangkan dari luar daerah. Dengan sistem pengupahan borongan dan
per unit kegiatan produksi, maka pemasaran usaha rotan ini menjangkau
pemasaran ke daerah sekitar dan sampai keluar negeri.
4. Kegiatan pemasaran hasil produksi yang dilakukan oleh perusahaan rotan
di Desa Trangsan , sebagian di lakukan dengan cara pembeli datang
langsung ke Desa Trangsan untuk membeli hasil kerajinan rotan. Selain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dengan cara pembeli datang langsung ke Desa Trangsan ada pembeli yang
memesan lewat internet. Sebagian dilakukan dengan cara memasarkan
sendiri hasil produksinya dalam arti pengusaha itu menjual kepada
masyarakat lain. Para pengusaha juga menyetorkan produksinya kepada
pedagang meubel atau pedagang meubel itu datang ke Desa Trangsan
untuk memesan dan membeli barang kerajinan. Kerajinan rotan Desa
Trangsan juga dipasarkan ke luar negeri.
5. Usaha kerajinan rotan di Desa Trangsan menimbulkan pengaruh terhadap
kehidupan sosial ekonomi masyarakat Desa Trangsan. Adapun pengaruh
yang ditimbulkan antara lain dapat menambah penghasilan atau
pendapatan baik pengusaha atau masyarakat. Selain itu juga mampu
menciptakan lapangan pekerjaan sehingga laju urbanisasi dapat ditekan,
serta dapat membuka kesadaran akan arti pentingnya pendidikan bagi
anak-anak. Akibat lain yang ditimbulkan yaitu terciptanya terstruktur
masyarakat pengusaha yang baru yaitu adanya hubungan patron klien,
dimana majikan sebagai patron dan buruh sebagai klien. Disamping itu
hubungan sosial ekonomi masyarakat mengarah ke perhitungan ekonomi.
B. Implikasi
1. Implikasi Teoritis
Industri kecil masyarakat Desa Trangsan mempunyai pengrajin yang
berpengalaman, terampil dan terlatih. Adapun pengalaman itu di dapatkan dengan
belajar sendiri dan belajar dari orang lain. Dari pengalaman pengrajin yang
didapat oleh masyarakat Desa Trangsan menghasilkan suatu usaha kerajinan.
Salah satunya kerajinan rotan. Masyarakat Desa Trangsan dalam mengembangkan
usaha kerajinan rotan mendapat pembinaan dari pemerintah. Dengan adanya
pembinaan pemerintah tersebut maka muncul industri rotan di kawasan Desa
Trangsan.
2. Implikasi praktis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dengan keberadan industri rotan ini pula mendorong semangat para
pengusaha dalam menghadapi masalah yang timbul karena seperti kita ketahui
untuk menjalankan industri rotan banyak sekali hal-hal yang rumit, misalnya
permodalan, alat-alat dan bahan, proses pembuatan dan masih banyak lagi.
Dengan keberadaan industri rotan ini ternyata dapat menyerap tenaga kerja di
desa tersebut dan mengurangi masalah pengangguran. Disamping itu dengan
adanya industrin kecil rotan ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
desa setempat yang hanya semula bekerja sebagai petani saja.
3. Implikasi Metodologis
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan melalui tiga
cara yaitu wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Pada awalnya wawancara
yang dilakukan menyangkut hal-hal umum, namun tetap berkisar pada
permasalahan yang diteliti. Kemudian wawancara difokuskan pada masalah-
masalah khusus lebih mendalam. Dalam penelitian ini juga menggunakan
observasi yaitu melihat ke area industri langsung. Selain itu peneliti juga
mengadakan analisis dokumen. Metode ini digunakan untuk mencari data
mengenai hal-hal dengan meneliti dokumen yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti. Dalam penelitian ini mendapat kesulitan dalam hal wawancara, hal
ini disebabkan tidak semua sumber bersedia memberikan keterangan.
C. Saran
Bagi para peneliti mahasiswa FKIP jurusan Sejarah yang tertarik dalam
penelitian yang sama, untuk memperoleh informasi dan data, hendaknya
menggunakan pendekatan personal yaitu dengan cara datang ke rumah atau
wawancara di luar pabrik. Wawancara dilakukan di luar pabrik untuk menghindari
hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti keengganan informan dalam memberikan
informasi yang dibutuhkan. Melalui cara itu diharapkan peneliti yang akan datang
dapat memperoleh data dan informasi untuk melengkapi penelitiannya. Peneliti
yang akan datang bisa datang ke rumah informan dan melakukan wawancara
informal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR PUSTAKASumber BukuAdham Nasution. 1983. Sosiologi. Bandung: Alumni.Dumairy. 1997. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga.Hadari Nawawi. 1985. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: UGM PressHadi Prayitno. M. Umar Burhan. 1987. Pembangunan Ekonomi Pedesaan.
Yogyakarta: BPFE.H. B. Sutopo. 1980. Pengantar Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press. Hassan Shadily. 1984. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta: Bina
Aksara.Horton, Paul B. Chester L. Hunt. 1992. Sosiologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.Irsan Azhary Saleh. 1986. Industri Kecil: Sebuah Tinjauan dan Perbandingan.
Jakarta: LP3ES.James, Kenneth, Narongchai Akrasanee. 1993. Aspek-aspek Finansial Usaha
Kecil dan Menengah Studi Kasus Asean. Jakarta: LP3ES.Koentjaraningrat. 1983. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta:
Gramedia.______________. 1986. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.Miles, Matthew B & A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif:
Sumber Tentang Metode-metode Baru. Jakarta: UI PressMitchell, Duncan. 1984. Sosiologi Suatu Analisa Sistem Sosial. Yogyakarta: Bumi
Aksara.Moleong Lexy J. 1991. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.Mubyarto. 1985. Peluang Kerja dan Berusaha di Pedesaan. Yogyakarta: BPFE.Mulyanto S dan Hans Dieter Evers. 1982. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok.
Jakarta: CV Rajawali.Nurimansjah Hasibuan. 1993. Ekonomi Industri: Persaingan, Monopoli, dan
Regulasi. Jakarta: PT Pustaka LP3ES Indonesia.Nur Wiyati. 2000. Perkembangan Industri Genteng Dan Pengaruhnya Terhadap
Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat. SurakartaSoerjono Soekanto. 1970. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Universitas
Indonesia.Soetardjo. 1984. Desa. Jakarta: Balai Pustaka.Suroto. 1992. Strategi Pembangunan Dan Perencanaan Kesempatan Kerja.
Yogyakarta: Uneversitas Gajah Mada Press.Thee Kian Wie. 1987. Industrialisasi di Indonesia Beberapa Kajian.
Diterjemahkan Mari Pangestu. Jakarta: LP3ES.Winardi. 1988. Kamus Istilah Ekonomi. Jakarta: Bina Aksara. ________. 1986. Kapitalisme Versus Sosialisme, Suatu Analisis Ekonomi Teoritis.
Bandung: Remaja Karya.
Internet(http://geografi bumi,blogspot.com//2009/10/ klasifikasi industri.html. 8
November 2010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
http://www.fao.org/docrep/003/y2783e/y2783e13.htm 12 febuary 2011http://www.inbar.int/documents/country%20report/nepal.htm 12 febuary 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 1DAFTAR RESPONDEN
1. Nama : Sarjito
Alamat : Trangsan Rt 1/2, Gatak, Sukoharjo
Umur : 50 tahun
Pekerjaan : Pengusaha rotan
2. Nama : Suparji
Alamat : Trangsan Rt 1/2, Gatak, Sukoharjo
Umur : 55 tahun
Pekerjaan : Pengusaha rotan
3. Nama : Mujiman
Alamat : Trangsan Rt 2/4, Gatak, Sukoharjo
Umur : 50 tahun
Pekerjaan : Kepala Desa Trangsan
4. Nama : Sumawal
Alamat : Tembungan Rt1/5 Gatak, Sukoharjo
Umur :35 tahun
Pekerjaan : Pengusaha rotan
5. Nama : Sarwanto
Alamat : Tegal Sari Rt3/5 Gatak, Sukoharjo
Umur :38 tahun
Pekerjaan : Pengusaha rotan
6. Nama :Slamet
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Alamat : Brante Rt1/5 Gatak, Sukoharjo
Umur :25 tahun
Pekerjaan : Pekerja rotan
7. Nama : Karyanto
Alamat : BranteRt1/2 Gatak, Sukoharjo
Umur :27 tahun
Pekerjaan : Pekerja rotan
8. Nama : Darsosno
Alamat : Tembungan Rt1/5 Gatak, Sukoharjo
Umur :40 tahun
Pekerjaan : Pengrajin rotan
9. Nama : Suwarno
Alamat : DukuhRt1/2 Gatak, Sukoharjo
Umur :45 tahun
Pekerjaan : Pengrajin rotan
10. Nama : Bambang
Alamat : Tembungan Rt1/5 Gatak, Sukoharjo
Umur :30 tahun
Pekerjaan : Pamong Desa Trangsan
11. Nama : Suharti
Alamat : TrangsanRt1/5 Gatak, Sukoharjo
Umur :36 tahun
Pekerjaan : Pengurus Pkk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12. Nama : Paiman
Alamat : TrangsanRt1/5 Gatak, Sukoharjo
Umur :47 tahun
Pekerjaan : Petani
Lampiran 2
Daftar Pertanyaan Wawancara
A. Identitas Diri
1. Nama :…………………………………..
2. Alamat :……………………………………
3. Umur :……………………………………..
4. Pendidikan :…………………………………….
5. Pekerjaan :………………………………….
B. Riwayat Pekerjaan
1. Coba ceritakan riwayat pekerjaan ?
2. Bagaimana Bapak memperoleh ketrampilan di bidang industri rotan ?
C. Pertimbangan industri
1. Berapa modal pertama bapak tanamkan untuk usaha ini ?
2. Sekarang ini bapak memiliki berapa banyak tenaga kerja?
3. Berapa penghasilan bapak tiap hari ?
4. Berapa penghasilan tenaga kerja untuk setiap hari ?
5. Apa saja macam barang yang dihasilkan bapak ?
6. Bagaimana proses produksi industri rotan ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7. Menurut bapak, apakah ada perkembangan dari industri rotan ?
8. Apakah hambatan selama bapak menjadi pengusaha dan bagaimana
cara mengatasinya ?
9. Apakah bapak pernah ikut dalam kegiatan penyuluhan dari dinas
perindustrian ? apa saja untuk menunjang perkembangan usaha bapak
itu ?
10. Coba ceritakan apa yang bapak ketahui tentang sejarah asal-usul
industri rotan ?
D. Hubungan dengan luar
1. Dalam membeli bahan baku, apa bapak membeli dari luar daerah ?
kalau ya, dari mana ?
2. Siapa pembeli hasil industri? Kerajinan bapak ?
3. Apa selama ini daerah pemasaran bertambah ?
E. Hubungan sosial
1. Bagaimana bapak melaksanakan hidup bermasyarakat ?
2. Apakah Bapak ikut kegiatan desa ?
3. Bagaimana hubungan bapak dengan pengusaha rotan yang lainnya ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 3
Gambar 1: Papan nama industri kecil rotan Desa Trangsan
Gambar 2 : Wawancara Dengan informan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 3 : Seorang pengrajin sedang membuat barang kerajinan
Gambar 4 : Seorang pengrajin sedang membuat barang kerajinan