terapi oksigen

Upload: rora-lusiana

Post on 14-Jan-2016

42 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Mengetahui bagaimana memberikan oksigen sesuai dengan kebutuhan tubuh

TRANSCRIPT

BAB ILATAR BELAKANG1.1 Latar BelakangOksigen merupakan kebutuhan fisiologi yang paling penting. Tubuh bergantung pada oksigen dari waktu kewaktu untuk bertahan hidup. Beberapa jaringan, seperti otot skelet, dapat bertahan beberapa waktu tanpa oksigen melalui metabolism anaerob, sebuah proses di mana jaringan ini menyediakan energi mereka sendiri tanpa adanya oksigen. Jaringan yang melakukan hanya metabolism aerob, prosesnya membentuk energi dengan adanya oksigen, bergantung secara to tal pada oksigen untuk bertahan hidup. Oksigen harus diterima secara adekuat dari lingkungan kedalam paru-paru, pembuluh darah dan jaringan. Pada beberapa titik dalam kehidupannya, klien beresiko untuk tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen mereka. Tindakan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan oksigen mampunyai rentang dari kondisi darurat dengan resusitasi jantung-paru untuk henti jantung sampai tindakan pendukung seperti pemberian oksigen pada klien dengan penyakit paru selama berolahraga.Anggapan bahwa oksigen merupakan unsur yang paling dibutuhkan bagi kehidupan manusia agaknya memang benar. Tidak makan atau tidak minum mungkin masih akan memberikan toleransi yang cukup panjang hingga sampai kepada keadaan fatal, tetapi sebentar saja manusia tak mendapat oksigen maka akan langsung fatal akibatnya. Oksigen bisa menjadi sarana untuk mengatasi berbagai macam penyakit. Oksigen pertama kali ditemukan oleh Yoseph Prietsley di Bristol Inggris tahun 1775 dan dipakai dalam bidang kedokteran oleh Thomas Beddoes sejak awal tahun 1800. Alvan Barach tahun 1920 mengenalkan terapi oksigen pasien hipoksemia dan terapi oksigen jangka panjang pasien penyakit paru obstruktif kronik. Chemiack tahun 1967 melaporkan pemberian oksigen melalui kanula hidung dengan aliran lambat pasien hiperkapnia dan memberikan hasil yang baik tanpa retensi CO2.1.2 Rumusan Masalah1. Apa pengertian dari terapi oksigen ?2. Apa tujuan dari pemberian terapi oksigen ?3. Apa saja indikasi dari pemberian terapi oksigen ?4. Bagaimana dengan kontraindikasi ?5. Bagaimana aliran oksigen ?6. Bagaimana prosedur pemasangan ?

1.3 Tujuan1. Mengatahui pengertian dari terapi oksigen2. Mengetahui tujuan dari pemberian terapi oksigen 3. Mengetahui indikasi dari pemberian terapi oksigen 4. Mengetahui kontraindikasi pemberian terapi oksigen5. Mengetahui aliran oksigen 6. Mengetahui prosedur pemasangan

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Terapi OksigenOksigen (O2) merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh. Secara normal elemen ini iperoleh dengan cara menghirup udara ruangan dalam setiap kali bernafas. Penyampaian O2 ke jaringan tubuh ditentukan oleh interaksi system respirasi, kardiovaskuler dan keadaan hematologis. Adanya kekurangan O2 ditandai dengan keadaan hipoksia, yang dalam proses lanjut dapat menyebabkan kematian jaringan bahkan dapat mengancam kehidupan. Klien dalam situasi demikian mengharapkan kompetensi perawat dalaam mengenal keadaan hipoksemia dengan segera untuk mengatasi masalah.

Pemberian terapi O2 dalam asuhan keperawatan, memerlukan dasar pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi masuknya O2 dari atmosfir hingga sampai ke tingkat sel melalui alveoli paru dalam proses respirasi. Berdasarkan hal tersebut maka perawat harus memahami indikasi pemberian O2, metode pemberian O2 dan bahaya-bahaya pemberian O2.

2.1.1 Pengertiana. Terapi oksigen adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih besar dari pada udara ruang untuk mencegah hipoksemia. Terapi O2 merupakan salah satu dari terapi pernafasan dalam mempertahankan oksigenasi jaringan yang adekuat. b. Terapi oksigen adalah memberikan aliran gas lebih dari 20 % pada tekanan 1 atmosphir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam darah. Terapi oksigen adalah memasukkan oksigen tambahan dari luar ke paru melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan (Standar Pelayanan Keperawatan di ICU, Dep.Kes. RI, 2005).c. Terapi oksigen adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari yang ditemukan dalam atmosfir lingkungan. Pada ketinggian air laut konsentrasi oksigen dalam ruangan adalah 21 %, (Brunner & Suddarth,2001).

2.1.2 Tujuan

Secara klinis tujuan utama pemberian O2 adalah, untuk mengatasi keadaan Hipoksemia sesuai dengan hasil Analisa Gas Darah, serta untuk menurunkan kerja nafas dan merunkan kerja miokard. Selain itu tujuan pemberian terapi oksigen adalah, sebagai berikut :1. Mempertahankan PaO2 > 60 mmHg atau SaO2 > 90 % untuk :2. Menurunkan kerja nafas3. Menurunkan kerja otot jantung2.1.3 IndikasiBerdasarkan tujuan terapi pemberian O2 yang telah disebutkan, maka adapunindikasi utama pemberian O2 ini adalah sebagai berikut : 1. Klien dengan kadar O2 arteri rendah dari hasil analisa gas darah2. Klien dengan peningkatan kerja nafas, dimana tubuh berespon terhadap keadaan hipoksemia melalui peningkatan laju dan dalamnya pernafasan serta adanya kerja otot-otot tambahan pernafasan3. Klien dengan peningkatan kerja miokard, dimana jantung berusaha untuk mengatasigangguan O2 melalui peningkatan laju pompa jantung yang adekuat.4. Klien dengan penurunan kerja nafas seperti pemulihan pasca anastesi5. Trauma berat

2.1.4 KontraindikasiKasus-kasus yang tak diperkenankan menggunakan terapi ini antara lain adalah orang dengan kelainan paru-paru karena bisa mengakibatkan pecahnya paru-paru dalam ruangan bertekanan tinggi, orang dengan riwayat operasi paru, infeksi saluran nafas atas, cedera paru, tumor ganas, orang yang mengidap penyakit-penyakit menular lain dan mengidap gaustrophobia (rasa takut berada dalam ruangan tertutup). Karena itu, biasanya pasien diminta menyediakan data pemeriksaan darah lengkap dan hasil foto rontgen paru minimal 6 bulan berselang sebelum memulai terapi oksigen hiperbarik. Bila ingin mencoba terapi oksigen mutakhir dengan cara menghirup oksigen murni dalam ruangan hiperbarik harus memenuhi persyaratan dan prosedurnya serta satu hal yang paling penting yaitu harus terlebih dahulu dimulai dengan berkonsultasi pada ahlinya untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.Lama terapi biasanya membutuhkan waktu hingga lima jam, dari survey didapat data kira-kira sekitar satu jam untuk tujuan kebugaran dan kecantikan dan bisa lebih lama sedikit untuk penyakit-penyakit yang lebih serius. Terapi oksigen hiperbarik ini dilakukan secara berkala mulai dari enam sampai sepuluh kali berturut-turut selama satu jam tergantung pada tempat penyedia fasilitasnya.Kontra indikasi terapi hiperbarik terutama pada penderita pneumothorak yang belum dirawat, kecuali bila sebelum pemberian oksigen hiperbarik dikerjakan tindakan bedah untuk mengatasi pneumothorak tersebut, dan juga bagi ibu hamil. Karena tekanan partial oksigen yang tinggi berhubungan dengan penutupan patent ductus arteriosus bersifat bahaya bagi kehamilan dan janin yang dikandung. Namun demikian, ada juga penelitian yang menunjukkan hasil, komplikasi seperti itu tidak terjadi. Penggunaan terapi oksigen hiperbarik sangat luas. Meskipun demikian penggunaannya relatif masih kecil dibanding jumlah penduduk Indonesia yang sedemikian besar.2.1.5 Aliran OksigenOksigen dibutuhkan untuk mempertahankan kehidupan. Oksigen dapat dialirkan berdasarkan 3 proses, yaitu ventilasi, difusi serta transportasi.1. VentilasiVentilasi merupakan masuk keluarnya udara dari atmosfer ke alveoli paru. Ventilasi terbagi menjadi dua jenis, yaitu Inspirasi dan Ekspirasi.a. Inspirasi (Pergerakan Udara dari Atmosfer ke Alveoli)Udara masuk ke tubuh melalui hidung, dihangatkan, disaring, dan dilembabkan, kemudian melewati rongga hidung. Lalu, udara melewati faring (terdapat epiglotis yang mencegah makanan masuk ke trakea). Pada bagian atas trakea (trachea) terdapat laring (larynx). Pita suara dapat kita temukan di laring dan merupakan dua jaringan seperti pita. Setelah melewati laring, udara bergerak ke dalam trakea. Trakea merupakan tabung panjang yang kemudian bercabang menjadi dua tabung kecil yang disebut bronkus (masing-masing mengarah ke paru kanan dan kiri). Bronkus (bronchi) dilapisi oleh epitel bersilia dan sel-sel penghasil lendir. Bronkus bercabang lagi menjadi tabung-tabung yang lebih kecil, disebut bronkiolus. Bronkiolus (bronchioles) berujung pada jaringan yakni alveoli yang berbentuk seperti kelompok anggur. Alveolus dikelilingi oleh dinding tipis berupa jaringan kapiler paru (pulmonary capillaries).

Gambar 1. Struktur Paru-paruMenghirup napas umumnya merupakan gerakan aktif, dimana terjadi kontraksi pada otot-otot diafragma (membutuhkan energi berupa ATP). Diafragma adalah otot yang berada di bawah paru-paru. Kontraksi otot diafragma menyebabkan volume rongga dada meningkat, dan tekanan udara dalam paru-paru menurun. Perbedaan tekanan ini menyebabkan udara bergegas masuk ke paru-paru. Relaksasi diafragma menyebabkan paru-paru mengendur dan udara didorong keluar dari paru-paru. Kebalikan dari menghirup napas, kegiatan menghembuskan napas merupakan gerakan pasif yang didukung oleh elastisitas dada, sistemnya mirip seperti membiarkan udara keluar dari balon.2. Pertukaran Gas di Paru-paru: dari Alveoli ke Kapiler ParuBenapas adalah proses penyampaian oksigen ke tempat yang membutuhkannya di dalam tubuh. Proses pertukaran gas terjadi di alveoli dengan cara difusi gas antara alveolus dan darah melalui kapiler paru-paru (Gambar 2). Ingatlah bahwa difusi adalah pergerakan zat dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi tinggi molekul oksigen di alveoli dan konsentrasi rendah pada darah di sekitar kapiler paru, menyebabkan molekul oksigen menyebar dan berdifusi dari alveoli ke dalam darah. Karbondioksida di dalam darah bergerak keluar dan masuk ke alveoli juga dengan cara difusi. Semakin besar perbedaan konsentrasi, maka semakin besar pula laju difusi.

Gambar 2. Proses pertukaran gas di paru-paruPernapasan juga mengakibatkan hilangnya air dari tubuh. Udara yang dihembuskan memiliki kelembaban relatif sebesar 100% karena terjadi difusi air dari permukaan saluran pernapasan dan alveoli. Di paru-paru, oksigen diangkut melintasi membran tipis antara alveoli dan kapiler, kemudian oksigen berikatan dengan molekul hemoglobin dalam sel darah merah. Darah yang telah teroksigenasi kembali ke jantung untuk dipompa ke aorta dan ke seluruh tubuh. Darah tersebut bergerak melalui aorta ke arteri, kemudian ke arteriol dan akhirnya ke kapiler perifer.3. Pertukaran Gas di Kapiler Perifer: dari Kapiler ke Sel dan dari Sel ke KapilerKonsentrasi oksigen di sel-sel tubuh rendah, sementara darah yang mengalir dari paru-paru dalam keadaan jenuh oksigen, sekitar 97%. Jadi, oksigen berdifusi dari darah ke dalam sel tubuh saat melalui kapiler perifer (pembuluh kapiler dalam sirkulasi sistemik). Konsentrasi karbon dioksida dalam sel (yang aktif secara metabolik) jauh lebih besar daripada di kapiler, sehingga karbon dioksida berdifusi dari sel ke dalam kapiler. Sebagian besar karbon dioksida (70%) dalam darah berupa bikarbonat (HCO3-). Sejumlah kecil karbon dioksida dapat larut dalam air dalam plasma untuk membentuk asam karbonat (H2CO3). Asam karbonat dan bikarbonat memainkan peran penting dalam mengatur pH tubuh. Dalam upaya menghilangkan CO2 dari tubuh, bikarbonat akan diambil oleh sel darah merah, dan kemudian diubah menjadi asam karbonat lagi. Keseimbangan pH tubuh dipertahankan melalui homeostasis. Molekul air (H2O) kemudian dipisahkan dari asam karbonat, dan molekul CO2 yang tersisa dikeluarkan dari sel-sel darah merah dan masuk ke alveoli untuk dikeluarkan dari tubuh. Pertukaran gas antara tubuh dan lingkungan terjadi di alveoli. Oksigen pada alveoli berdifusi ke kapiler paru ke dalam darah (berikatan dengan molekul hemoglobin dalam darah). Karbon dioksida berdifusi dari arah berlawanan, yakni dari dalam darah ke kapiler paru. Pada tahap ini, darah dari paru-paru kaya akan oksigen sedangkan paru-paru kaya akan karbondioksida. Sehingga tahap akhir dari siklus respirasi yakni penghembusan napas sehingga karbondioksida dari paru-paru keluar dari tubuh.2.1.6 Pemberian OksigenPemberian oksigen merupakan tindakan keperawatan dengan cara memberikan oksigen ke dalam paru melalui saluran pernapasan dengan menggunkan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada pasien dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu melalui kanula, nasal, dan masker dengan tujuan memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya. Metode pemberian O2 dapat dibagi atas 2 tehnik, yaitu :1. Sistem aliran rendahTehnik system aliran rendah diberikan untuk menambah konsentrasi udara ruangan. Tehnik ini menghasilkan FiO2 yang bervariasi tergantung pada tipe pernafasan dengan patokan volume tidal pasien. Pemberian O2 sistem aliran rendah ini ditujukan untuk klien yang memerlukan O2 tetapi masih mampu bernafas dengan pola pernafasan normal, misalnya klien dengan Volume Tidal 500 ml dengan kecepatan pernafasan 16 20 kali permenit. Contoh system aliran rendah ini adalah : (1) kateter nasal, (2) kanula nasal, (3) sungkup muka sederhana, (4) sungkup muka dengan kantong rebreathing, (5) sungkup muka dengan kantong non rebreathing. Keuntungan dan kerugian dari masing-masing system : a. Kateter nasalMerupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan O2 secara kontinu dengan aliran 1 6 L/mnt dengan konsentrasi 24% - 44%.

- Keuntungan :Pemberian O2 stabil, klien bebas bergerak, makan dan berbicara, murah dan nyaman serta dapat juga dipakai sebagai kateter penghisap.- Kerugian :Tidak dapat memberikan konsentrasi O2 yang lebih dari 45%, tehnikmemasuk kateter nasal lebih sulit dari pada kanula nasal, dapat terjadidistensi lambung, dapat terjadi iritasi selaput lendir nasofaring, aliran dengan lebih dari 6 L/mnt dapat menyebabkan nyeri sinus dan mengeringkan mukosa hidung, kateter mudah tersumbat.b. Kanula NasalMerupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan O2 kontinu dengan aliran 1 6 L/mnt dengan konsentrasi O2 sama dengan kateter nasal. Cara pemasangan :1. Terangkan prosedur pada klien2. Atur posisi klien yang nyaman(semi fowler)3. Atur peralatan oksigen dan humidiflier4. Hubungkan kanula dengan selang oksigen ke humidiflier dengan aliran oksigen yang rendah,beri pelicin(jelly) pada kedua ujung kanula.5. Masukan ujung kanula ke lubang hidung6. Fiksasi selang oksigen7. Alirkan oksigen sesuai yang diingiinkan.- Keuntungan Pemberian O2 stabil dengan volume tidal dan laju pernafasan teratur, mudah memasukkan kanul dibanding kateter, klien bebas makan, bergerak, berbicara, lebih mudah ditolerir klien dan nyaman. - KerugianTidak dapat memberikan konsentrasi O2 lebih dari 44%, suplai O2 berkurang bila klien bernafas lewat mulut, mudah lepas karena kedalam kanul hanya 1 cm, mengiritasi selaput lendir. c. Sungkup Muka SederhanaMerupakan alat pemberian O2 kontinu atau selang seling 5 8 L/mnt dengan konsentrasi O2 40 60%. Cara pemasangan :1. Terangkan prosedur pada klien2. Atur posisi yang nyaman pada klien (semi fowler)3. Hubungkan selang oksigen pada sungkup muka sederhana dengan humidiflier.4. Tepatkan sungkup muka sederhana, sehingga menutupi hidung dan mulut klien5. Lingkarkan karet sungkunp kepada kepala klien agar tidak lepas6. Alirkan oksigen sesuai kebutuhan.- KeuntunganKonsentrasi O2 yang diberikan lebih tinggi dari kateter atau kanula nasal, system humidifikasi dapat ditingkatkan melalui pemilihan sungkup berlobang besar, dapat digunakan dalam pemberian terapi aerosol.- KerugianUmumnya tidak nyaman bagi klien, Membuat rasa panas sehingga mengiritasi mulut dan pipi, Aktivitas makan dan berbicara terganggu, Dapat menyebabkan mual dan muntah, sehingga dapat menyebabkan aspirasi, Jika alirannya rendah dapat menyebabkan penumpukan karbondioksida.

d. Sungkup Muka Dengan Kantong RebreathingSuatu tehnik pemberian O2 dengan konsentrasi tinggi yaitu 60 80% dengan aliran 8 12 L/mnt. Indikasi penggunaan adalah pada klien dengan kadar tekanan karbondioksida yang rendah, udara inspirasi sebagian tercampur dengan udara ekspirasi sehingga konsentrasi karbondioksida lebih tinggi dari pada sungkup sederhana. Cara pemakaian :1. Terangkan prosedur pada klien2. Hubungkan selang oksigen dengan humidiflier dengan aliran rendah3. Isi oksigen kedalam kantong dengan cara menutup lubang antara kantung dengan sungkup4. Atur tali pengikat sungkup sehingga menutup rapat dan nyaman. Bila perlu pakai kasa pada daerah yang tertekan.5. Sesuaikan aliran oksigen, sehingga kantung akan terisi waktu ekspirasi dan hampir kuncup waktu inspirasi.- Keuntungan Lebih tinggi dari sungkup muka sederhana, tidak mengeringkan selaput lendir.- KerugianTidak dapat memberikan O2 konsentrasi rendah, jika aliran lebih rendah dapat menyebabkan penumpukan CO2, kantong O2 bisa terlipat.e. Sungkup Muka Dengan Kantong Non Rebreathing Merupakan tehnik pemberian O2 dengan konsentrasi O2 mencapai 99% dengan aliran 8 12 L/mnt dimana udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi. Pada prinsipnya, udara inspirasi tidak tercampur dengan ekspirasi. Indikasi penggunaan adalah pada klien dengan kadar tekanan karbondioksida yang tinggi. Cara pemasangan sama dengan sungkup muka kantong rebreathing.- Keuntungan : Konsentrasi O2 yang diperoleh dapat mencapi 100%, tidak mengeringkan selaput lendir.

Kekurangan :Kantung oksigen bisa terlipat, Berisiko untuk terjadi keracunan oksigen, Tidak nyaman bagi klien.

BAB IIIKESIMPULAN3.1 KesimpulanTerapi O2 merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh tenaga kesehatan termasuk keperawatan terhadap adanya gangguan pemenuhan oksigen pada klien. Pengetahuan perawat yang memadai terhadap proses respirasi dan indikasi serta metode pemberian O2 merupakan bekal bagi perawat agar asuhan yang diberikan tepat guna dengan resiko seminimal mungkin. Tujuan umum terapi oksigen adalah untuk mencegah dan memperbaiki hipoksia jaringan, sedangkan tujuan khususnya adalah untuk mendapatkan PaO2 lebih dari 90 mmHg atau SaO2 lebih dari 90%.

1