terapi oksigen

20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Oksigen (O 2 ) merupakan salah satu komponen gas dan unsure vital dalam proses metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh. Secara normal elemen ini iperoleh dengan cara menghirup udara ruangan dalam setiap kali bernafas. Penyampaian O 2 ke jaringan tubuh ditentukan oleh interaksi system respirasi, kardiovaskuler dan keadaan hematologis. Adanya kekurangan O 2 ditandai dengan keadaan hipoksia, yang dalam proses lanjut dapat menyebabkan kematian jaringan bahkan dapat mengancam kehidupan. Klien dalam situasi demikian mengharapkan kompetensi perawat dalaam mengenal keadaan hipoksemia dengan segera untuk mengatasi masalah. Pemberian terapi O 2 dalam asuhan keperawatan, memerlukan dasar pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi masuknya O 2 dari atmosfir hingga sampai ke tingkat sel melalui alveoli paru dalam proses respirasi. Berdasarkan hal tersebut maka perawat harus memahami indikasi pemberian O 2 , metode pemberian O 2 dan bahaya-bahaya pemberian O 2. B. Rumusan Masalah Ada pun rumusan masalah yang kami jelaskan pada makalah ini, sebagai berikut: a. Apa definisi dari terapi oksigen?

Upload: tri-handayani

Post on 17-Nov-2015

19 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Terapi oksigen adalah pengelolaan oksigen tambahan pada pasien untuk mencegah atau menangani hipoksia.

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang

Oksigen (O2) merupakan salah satu komponen gas dan unsure vital dalam proses metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh. Secara normal elemen ini iperoleh dengan cara menghirup udara ruangan dalam setiap kali bernafas. Penyampaian O2 ke jaringan tubuh ditentukan oleh interaksi system respirasi, kardiovaskuler dan keadaan hematologis. Adanya kekurangan O2 ditandai dengan keadaan hipoksia, yang dalam proses lanjut dapat menyebabkan kematian jaringan bahkan dapat mengancam kehidupan. Klien dalam situasi demikian mengharapkan kompetensi perawat dalaam mengenal keadaan hipoksemia dengan segera untuk mengatasi masalah. Pemberian terapi O2 dalam asuhan keperawatan, memerlukan dasar pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi masuknya O2 dari atmosfir hingga sampai ke tingkat sel melalui alveoli paru dalam proses respirasi. Berdasarkan hal tersebut maka perawat harus memahami indikasi pemberian O2, metode pemberian O2 dan bahaya-bahaya pemberian O2.B. Rumusan MasalahAda pun rumusan masalah yang kami jelaskan pada makalah ini, sebagai berikut:a. Apa definisi dari terapi oksigen?b. Apa tujuan dari terapi oksigen?c. Apa indikasi dari terapi oksigen?d. Bagaimana system pemberian dari terapi oksigen?e. Apa saja bahaya dari terapi oksigen?f. Pemantauan terapi oksigen?g. Bagaimana penghentian terapi oksigen?

C. Tujuana. Untuk mengetahui definisi terapi oksigenb. Untuk mengetahui tujuan dari terapi oksigenc. Untuk mengetahui indikasi dari terapi oksigend. Untuk mengetahui system pemberian terapi oksigene. Untuk mengetahui bahaya dari terapi oksigenf. Untuk mengetahui pemantauan terapi oksigeng. Untuk mengetahui penghentian terapi oksigen

BAB IIPEMBAHASAN

A. DefinisiTerapi oksigen adalah pengelolaan oksigen tambahan pada pasien untuk mencegah atau menangani hipoksia. Hipoksia adalah satu kondisi dimana tidak terpenuhi oksigen untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan sel (Herry and Potter, 2006).

B. TujuanTujuan dari terapi oksigen adalah :1. Mengatasi keadaan hipoksemiaBila tekanan oksigen alveolar menutun terjadi hipoksemia pada darah arteri, keadaan hipoksemia dapat diperbaiki dengan meningkatkan fraksi oksigen udara yang dihisap pada inspirasi.2. Menurunkan kerja nafasUsaha napas biasanya meningkat sebagai respon terhadap keadaan hipoksemia. Meningkatkan konsentrasi oksigen udara inspirasi memungkinkan pertukaran gas alveolar normal untuk mempertahankan tingkat oksigen alveolar. Hasolnya, kebutuhan ventilasi total akan menurun sehingga usaha napas akan berkurang tanpa mempengaruhitingkat oksigenasi.3. Menurunkan kerja otot jantung (miokardium)Sistem kardiovaskular adalah mekanisme konpensasi utama terhadap keadaan hipoksia atau hipoksemia. Pemberian oksigen akan mengurangi atau mencegah peningkatan kebutuhan kerja miokardium.

C. IndikasiIndikasi utama pemberian terapi oksigen adalah :1. Hipoksemia (jika PaO2 pada pemberian jangka lama dan berlebihan dapat dihindari dengan pemantauan AGD dan Oksimetri.

F. Pemantauan terapi oksigenPemantauan yang cermat terhadap terapi oksigen dengan oksimetri nadi dan pengukuran analisa gas darah penting dilakukan. Oksimetri memiliki keuntungan dalam hal pengukuran saturasi oksigen (SaO2) yang kontinu untuk mengarahkan pemberian terapi oksigen, di mana analisis gas darah diperlukan untuk memantau PaCO2 dan pH.G. Penghentian terapi oksigenTerapi oksigen harus dihentikan bila oksigenasi arterial adekuat dan pasien bernapas menggunakan udara ruangan. (PaO2>8 kPa, SaO2>90%). Pada pasien dengan risiko terjadi hipoksia jaringan, oksigen dihentikan bila status asam-basa dan penilaian klinis fungsi organ vital membaik.

Kanula nasal Kateter masker sederhana

Rebreather mask

non-rebreather mask

Masker venturi masker aerosol face tent

T-piece

KesimpulanTerapi O2 merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh tenaga kesehatan termasuk keperawatan terhadap adanya gangguan pemenuhan oksigen pada klien. Pengetahuan perawat yang memadai terhadap proses respirasi dan indikasi serta metode pemberian O2 merupakan bekal bagi perawat agar asuhan yang diberikan tepat guna dengan resiko seminimal mungkin. Alat pemberian oksigen dibedakan antara sistem aliran rendah (Low flow) dan aliran tinggi (High flow).

SaranPemberian terapi oksigen perlu diperhatikan menurut sistem aliran, indikasi, serta metode yang tepat. Hal ini disarankan untuk para ahli kesehatan khususnya perawat, agar tidak salah dalam mengambil langkah dan keputusan untuk menyelamatkan jiwa pasien.

Daftar PustakaSmeltzer,Suzanne.C.,(2001).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.Penerjemah:Agung,Waluyo(et. al.),vol.1,edisi 8.Jakarta: EGCWong Donna L,Christodoupoulos P, Cameron L, Durham S, Hamid Q. Molecular pathology of allergic rhinitis. J Allergy Clin Immunol 2000; 105 : 211-23.