terapi cairan perioperatif meliputi cairan pada masa prabedah.docx

4
Terapi cairan perioperatif meliputi cairan pada masa prabedah, selama pembedahan dan pascabedah. Terapi cairan meliputi penggantian kehilangan cairan, memenuhi kebutuhan air, elektrolit dan nutrisi untuk membantu tubuh mendapatkan kembali keseimbangan normal dan pulihnya perfusi ke jaringan, oksigenasi sel, dengan demikian akan mengurangi iskemia jaringan dan kemungkinan kegagalan organ. 1 Dalam pemberian cairan pada pasien perioperatif, kita harus memperhitungkan kebutuhan cairan basal, penyakit yang menyertai, medikasi, teknik dan obat anestetik serta kehilangan cairan akibat pembedahan. 1 Penderita yang menjalani pembedahan mengalami perubahan fisiologi tubuh, baik karena penyakitnya sendiri atau akibat trauma pembedahan. Perubahan-perubahan tersebut antara lain : 2,3 Peningkatan rangsang simpatis yang menimbulkan sekresi katekolamin dan menyebabkan takikardi, konstriksi pembuluh darah, peningkatan kadar gula darah. b. Rangsangan terhadap kelenjar hipofise Bagian anterior : sekresi growth hormone yang mengakibatkan kenaikan kadar gula darah, dan sekresi ACTH. Bagian posterior : sekresi ADH yang mengakibatkan retensi air (Syndrome Inappropriate of ADH secretion) c. Peningkatan sekresi aldosteron akibat stimulasi ACTH dan berkurangnya volume ekstra sel. d. Peningkatan kebutuhan oksigen dan kalori karena peningkatan metabolisme. Pemberian infus kristaloid atau koloid, terutama ditujukan untuk mempertahankan volume intravaskular, tetapi juga akan mempengaruhi komposisi kompartemen cairan fisiologi. Untuk mengurangi penyulit akibat pemberian cairan yang kurang atau

Upload: devi-eliani-chandra

Post on 03-Feb-2016

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Terapi cairan perioperatif meliputi cairan pada masa prabedah.docx

Terapi cairan perioperatif meliputi cairan pada masa prabedah, selama pembedahan dan pascabedah. Terapi cairan meliputi penggantian kehilangan cairan, memenuhi kebutuhan air, elektrolit dan nutrisi untuk membantu tubuh mendapatkan kembali keseimbangan normal dan pulihnya perfusi ke jaringan, oksigenasi sel, dengan demikian akan mengurangi iskemia jaringan dan kemungkinan kegagalan organ.1

Dalam pemberian cairan pada pasien perioperatif, kita harus memperhitungkan kebutuhan cairan basal, penyakit yang menyertai, medikasi, teknik dan obat anestetik serta kehilangan cairan akibat pembedahan.1

Penderita yang menjalani pembedahan mengalami perubahan fisiologi tubuh, baik karena penyakitnya sendiri atau akibat trauma pembedahan.

Perubahan-perubahan tersebut antara lain : 2,3

Peningkatan rangsang simpatis yang menimbulkan sekresi katekolamin dan menyebabkan takikardi, konstriksi pembuluh darah, peningkatan kadar gula darah.

b. Rangsangan terhadap kelenjar hipofise

Bagian anterior : sekresi growth hormone yang mengakibatkan kenaikan kadar gula darah, dan sekresi ACTH.

Bagian posterior : sekresi ADH yang mengakibatkan retensi air (Syndrome Inappropriate of ADH secretion)

c. Peningkatan sekresi aldosteron akibat stimulasi ACTH dan berkurangnya volume ekstra sel.

d. Peningkatan kebutuhan oksigen dan kalori karena peningkatan metabolisme.

Pemberian infus kristaloid atau koloid, terutama ditujukan untuk mempertahankan volume intravaskular, tetapi juga akan mempengaruhi komposisi kompartemen cairan fisiologi. Untuk mengurangi penyulit akibat pemberian cairan yang kurang atau berlebihan, diperlukan pengetahuan tentang volume, komposisi kompartemen cairan dan tanda-tanda fisik dan laboratori kelebihan dan kekurangan cairan dan pemilihan jenis cairan.1

A. Fisiologi Cairan Tubuh

1. Komposisi cairan tubuh

Cairan tubuh didistribusikan ke dalam 2 kompartemen utama, yaitu kompartemen intraselular dan ekstraseluler serta 1 kompartemen tambahan yaitu kompartemen transelular. Cairan dapat berpindah-pindah secara bebas sampai terjadi keseimbangan sehingga konsentrasi zat-zat terlarut dalam nilai osomalaritas di kedua kompartemen utama dipertahankan sama.4

Jumlah cairan/air tubuh total atau Total Body Water (TWB) adalah 60% x berat badan, terdiri dari cairan intrasel (ICF) 40% dan cairan ekstrasel (ECF) 20%. Cairan ekstrasel terdiri dari

Page 2: Terapi cairan perioperatif meliputi cairan pada masa prabedah.docx

cairan interstitial (ICF) 15% dan cairan intravaskular (IVF) 5% x berat badan. Cairan intravaskular (5%BB) adalah plasma sel darah merah 3%. Jadi terdapat darah 8% BB atau kira-kira sama dengan 65-70 ml/kg berat badan pada laki-laki dan 55-65 ml/kg pada wanita. Total cairan tubuh bervariasi menurut umur, berat badan dan jenis kelamin.2,4,5,6,7

Air tubuh total maksimal pada saat lahir, kemudian berkurang secara progresif dengan bertambahnya umur. Air tubuh total pada laki-laki lebih banyak daripada perempuan dan pada orang kurus (650 ml/kg BB) lebih banyak daripada yang gemuk (300-400 ml/kg BB).7

Table1.

Distribusi cairan di dalam kompartemen diatur oleh osmosalitas, distribusi Natrium dan distribusi koloid terutama albumin. Osmosalitas dikontrol oleh intake cairan dan regulasi ekskresi air oleh ginjal.

Ada 2 jenis bahan yang terlarut didalam cairan tubuh, yaitu :

a. Elektrolit

Elektrolit ialah molekul yang pecah menjadi partikel bermuatan listrik yaitu kation dan anion, yang dinyatakan dalam mEq/I cairan. Tiap kompartemen mempunyai komposisi elektrolit tersendiri (tabel 2). Komposisi elektrolit plasma dan interstisial hampir sama, kecuali didalam interstisial tidak mengandung protein.

Page 3: Terapi cairan perioperatif meliputi cairan pada masa prabedah.docx

Tabel 2 :

a. Non elektrolit

Non elektrolit ialah molekul yang tetap, tidak berubah menjadi partikel-partikel, terdiri dari dekstrosa, ureum dan kreatinin.

Tabel 3

Zat-zat yang menimbulkan Tekanan Osmotik di dalam

Cairan Ekstrasel dan Intrasel