teori viskositas
DESCRIPTION
kimiaTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
a. Menerangkan arti viskositas suatu cairan
b. Menggunakan alat penentuan viskositas dan berat jenis untuk menentukan
viskositas berbagai macam cairan
c. Mempelajari pengaruh temperatur terhadap viskositas cairan
1.2 Landasan Teori
1.2.1 Pengertian Viskositas
Viskositas (kekentalan) berasal dari perkataan Viscous (Soedojo, 1986). Suatu
bahan apabila dipanaskan sebelum menjadi cair terlebih dulu menjadi viscous yaitu
menjadi lunak dan dapat mengalir pelan-pelan. Viskositas dapat dianggap sebagai
gerakan di bagian dalam (internal) suatu fluida (Sears & Zemansky, 1982).
Viskositas diartikan sebagai resistensi atau ketidakmauan suatu bahan untuk
mengalir yang disebabkan karena adanya gesekan atau perlawanan suatu bahan
terhadap deformasi atau perubahan bentuk apabila bahan tersebut dikenai gaya
tertentu (Kramer, 1996).
Viskositas secara umum dapat juga diartikan sebagai suatu tendensi untuk
melawan aliran cairan karena internal friction atau resistensi suatu bahan untuk
mengalami deformasi bila bahan tersebut dikenai suatu gaya (Lewis, 1987).
Viskositas biasanya berhubungan dengan konsistensi yang keduanya
merupakan sifat kenampakan (appearance property) yang berhubungan dengan
indera perasa. Konsistensi dapat didefinisikan sebagai ketidakmauan suatu bahan
untuk melawan perubahan bentuk (deformasi) bila suatu bahan mendapat gaya
gesekan (sheering fore). Gesekan yang timbul sebagai hasil perubahan bentuk cairan
yang disebabkan karena adanya resistensi yang berlawanan yang diberikan oleh
cairan tersebut dinamakan gaya irisan (sheering stress). Jika tenaga diberikan pada
suatu cairan, tenaga ini akan menyebabkan suatu bentuk atau deformasi. Perubahan
bentuk ini disebut sebagai aliran (Lewis, 1987).
1.2.2 Jenis – Jenis Viskositas
Macam-macam viskositas menurut Lewis (1987):
1. Viskositas dinamik, yaitu rasio antara shear, stress, dan shear rate. Viskositas
dinamik disebut juga koefisien viskositas.
2. Viskositas kinematik, yaitu viskositas dinamik dibagi dengan densitasnya.
Viskositas ini dinyatakan dalam satuan stoke (St) pada cgs dan m²/s pada SI.
3. Viskositas relatif dan spesifik, pada pengukuran viskositas suatu emulsi atau
suspensi biasanya dilakukan dengan membandingkannya dengan larutan murni.
Viskositas berbanding lurus dengan tekanan, karena semakin besar tekanannya,
cairan akan semakin sulit mengalir akibat dari beban yang dikenakannya.
Viskositas akan bernilai tetap pada tekanan 0-100 atm.
1.2.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Viskositas
Viskositas suatu bahan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu (Kartika,
1990):
1. Suhu
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas
akan turun, dan begitu pula sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan
partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun
kekentalannya.
2. Konsentrasi larutan
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan
konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi
larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume.
Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin tinggi dan
viskositasnya semakin tinggi pula.
3. Berat molekul solute
Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute, karena dengan
adanya solute yang berat akan menghambat atau memberi beban yang berat pada
cairan sehingga akan menaikkan viskositasnya.
4. Tekanan
Tekanan merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi viskositas
suatu cairan dikarenakan besar kecil nya tekanan mempengaruhi besar kecil nya
viskositas suatu cairan.
1.2.4 Metoda penghitungan viskositas
Untuk mengukur besarnya viskositas menggunakan alat viskometer. Berbagai
tipe viskometer dikelompokkan menurut prinsip kerjanya (Bourne,1982):
1. Tipe kapiler
Pengukuran ini berdasarkan atas waktu yang diperlukan oleh cairan untuk
melewati sepanjang pipa kapiler pada voleme tertentu. Oswald viskometer adalah
salah satu tipe viskometer kapiler yang sederhana.
2. Office Type
Tipe viskometer ini menggunakan kapiler yang pendek. Prinsip pengukuran
juga sama dengan tipe kapiler (berdasarkan waktu). Alat ini sangat simpel, murah,
dan dapat digunakan secara cepat, dan digunakan untuk cairan newtonian maupun
non newtonian. Alat yang dipakai disebut zhan viskometer.
3. Viskometer Rotasi
Pengukuran viskometer berdasarkan rotasi (putaran) dalam silinder. Alat yang
digunakan stormer viskometer dan Mac Michael tipe. Alat stormer viskometer
banyak digunakan untuk mengukur viskositas susu kental manis, produk tomat dan
lainnya. Prinsip alat ini berdasarkan atas waktu yang diperlukan.
Air merupakan komponen penting dalam bahan makanan karena air dapat
mempengaruhi penampakan, tekstur serta cita rasa makanan. Viskositas air adalah
8.90 × 10−4 Pa•s atau 8.90 × 10−3 dyn•s/cm² pada suhu sekitar 25 °C.
1.2.5 Contoh Viskositas Beberapa Zat
Tabel 1.1 Contoh viskositas berbagai zat
Nama FluidaTemperatu
rdeg. C
Viskositas Centistokes
Densitaskg / liter
Tekanan kPa.
Air 10 1.307 1 1.3Air laut 30 0.822 1.023 4.3Asetaldehid 20 0.295 0.788 105Benzena 30 0.65 0.868 20.7Etil asetat 20 0.51 0.905 14Etil alkohol 20 1.51 0.772 9Gliserin 20 1183 1.261 0Kerosin 20 2.4 0.804 0.5Nitro benzene 20 1.67 1.203 0.5Propanol 20 2.8 0.804 2.4Stiren 20 0.9 0.926 0.5Toluena 20 0.68 0.867 5.4
Sumber : (Bourne,1982)
1.2.6 Densitas
Densitas adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin
tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya.
Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total
volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi)
akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang
memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air).
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis
yang berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki
massa jenis yang sama.
Densitas suatu cairan dapat dihitung dengan menggunakan alat yang bernama
piknometer. Penggunaan piknometer sebagai parameter dalam penghitungan densitas
suatu cairan memiliki tingkat keakuratan yang tinggi, selain itu penggunaan
piknometer dalam penghitungan densitas pada praktek nya tidak menyulitkan.
Sistematika pemakaian piknometer dapat dimulai dengan menimbang berat
dari piknometer, selanjutnya piknometer yang telah diisi dengan cairan yang akan
ditentukan densitasnya ditimbang, berat piknometer yang berisi cairan kemudian
dikurangkan dengan berat piknometer kosong, dan dibagi dengan volume dari
piknometer tersebut. Penghitungan densitas dengan menggunakan piknometer dapat
ditunjukkan dengan persamaan sebagai berikut :
ρ cairan = (berat piknometer+ sampel) – berat piknometer kosong
Volume piknometer
Tabel 1.2 Contoh densitas berbagai zat
CairanTemperatur
- T -(oC)
Densitas- ρ -(kg/m3)
Air 4 1000Air laut 25 1025
Asam asetat 25 1049Etanol 25 785.1
Benzena 25 873.8Etana -89 570
Etil asetat 20 901Gliserol 25 1126Metana -164 465Stiren 25 903
Toluena 25 862 Sumber : (Suyitno, 1988)