teori produksi dan kegiatan perusahaan

Upload: landdarri

Post on 09-Oct-2015

170 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Menjelaskan Materi Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan

TRANSCRIPT

TEORI PRODUKSI DAN KEGIATAN PERUSAHAAN

Untuk melihat seluk beluk kegiatan perusahaan dalam memproduksi dan menawarkan barangnya diperlukan analisis ke atas berbagai aspek kegiatan memproduksinya. Pertama tama harus dianalisis sampai dimana faktor faktor produksi akan digunakan untuk menghasilkan barang barang tersebut. Dan pada akhirnya perlu dianalisis bagaimana seorang pengusaha akan membandingkan hasil penjualan produksinya dengan biaya produksi yang akan memberikan keuntungan yang maksimum kepadanya.

I. BENTUK BENTUK ORGANISASI PERUSAHAAN

Organisasi perusahaan dapat dibedakan menjadi 3 bentuk organisasi yang pokok, yaitu :

1. PERUSAHAAN PERSEORANGAN

Perusahaan Perseorangan adalah organisasi perusahaan yang terbanyak jumlahnya dalam setiap perekonomian.Tetapi sumbangannya kepada keseluruhan produksi nasional tidaklah terlalu besar (jauh lebih kecil dari perusahaan perseroan terbatas).

Contoh contoh dari perusahaan yang seperti itu adalah : Penjual Sate Toko Kelontong Toko Makanan dan Minuman Warung di Pinggir Jalan Restaurant

Kelebihan dari Perusahaan Perseorangan adalah : Kebebasan yang tidak terbatas yang dimiliki pemiliknya Tidak diperlukan izin pendirian perusahaan. Modal awal kecil. Sifat Kerahasiaan. Kebebasan dan Fleksibelitas.

Kelemahan dari Perusahaan Perseorangan adalah : Modalnya kecil dan sukar memperoleh pinjaman. Tanggung jawab pemilik perusahaan tidak terbatas. Sumber keuangan terbatas. Kelangsungan perusahaan kurang terjamin. Sulit mengembangkan usahanya.

2. PERUSAHAAN PERKONGSIAN ATAU FIRMA

Organisasi perusahaan seperti ini adalah organisasi perusahaan yang dimiliki oleh beberapa orang. Mereka bersepakata untuk secara bersama menjalankan suatu usaha dan membagi keuntungan yang diperoleh berdasarkan perjanjian yang telah disepakati bersama.

Modal perusahaan dikumpulkan dari anggota anggota perkongsian itu, dan adakalanya mereka juga meminjam modal dari lembaga lembaga keuangan.

Kelebihan dari Perusahaan Perkongsian atau Firma : Tanggung jawab bersama didalam menjalankan perusahaan. Setiap anggota perkongsian mempunyai tugas untuk menjalankan dan mengembangkan perusahaan yang mereka dirikan. Kemampuan manajemen lebih besar. Pendirian perusahaan firma lebih mudah dan tidak memerlukan akta notaris. Lebih mudah memperoleh kredit.

Kelemahan dari Perusahaan Perkongsian atau Firma : Tanggung jawab tidak terbatas atas seluruh hutang perusahaan. Kerugian yang diakibatkan oleh seorang anggota pemilik firma harus ditanggung oleh anggota pemilik firma yang lain. Perselisihan pada masing masing pemilik bisa berakibat pada penutupan perusahaan.

3. PERSEROAN TERBATAS

Dari segi jumlah produksi dan hasil penjualan yang dilakukannya, oganisasi perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas adalah bentuk perusahaan yang paling penting.Di negara negara maju sebagian besar hasil produksi nasional diciptakan oleh perusahaan seperti ini.Perusahaan besar kebanyakan berbentuk perseroan terbatas.

Kelebihan dari Perseroan Terbatas : Didalam kemampuannya memperoleh modal, perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas dapat mengumpulkan modal secara mengeluarkan saham (suatu bentuk surat berharga yang menyatakan bahwa pemegangnya adalah menjadi salah seorang pemilik perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut. Tanggung jawab yang terbatas dari para pemegang saham terhadap utang utang perusahaan. Mudah untuk memindahkan hak milik dengan menjual saham kepada orang lain Kelangsungan perusahaan sebagai badan hukum lebih terjamin, sebab tidak bergantung pada beberapa pemilik, pemilik dapat berganti ganti.

Kelemahan dari Perseroan Terbatas : Biaya pendirian mahal. Pendirian awal suatu PT harus mengikuti peraturan yang berlaku misal terkait dengan izin usaha. Administrasi yang rumit. Dikenakannya pajak ganda. Kemungkinan timbulnya konflik antara pemilik dan pengelola usaha bisnis.

II. BENTUK LAIN ORGANISASI PERUSAHAAN

Tiga jenis organisasi perusahaan diatas adalah organisasi perusahaan yang meliputi sebagian besar perusahaan yang ada diberbagai perekonomian. Disamping itu terdapat juga organisasi perusahaan yang bentuknya sedikit berbeda dari ketiga jenis yang diuraikan diatas, yaitu :

1. PERUSAHAAN MILIK NEGARA

Perusahaan ini lebih dikenal sebagai BUMN (Badan Usaha Milik Negara).Pada umumnya perusahaan Negara dikelola seperti perusahaan perseroan terbatas.Perbedaannya terletak pada pemilikan perusahaan tersebut, yaitu saham saham dari perusahaan Negara adalah dimiliki oleh pemerintah.Dengan demikian pengurus perusahaan juga diangkat dan diperhentikan oleh pemerintah.Perusahaan pemerintah berkecimpung didalam berbagai kegiatan ekonomi. Dihampir setiap Negara perusahaan pemerintah biasanya menjalankan kegiatan menyediakan jasa jasa yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat seperti : Perusahaan menyediakan Listrik dan air Perusahaan Hiburan radio dan televisi Perusahaan Jasa Pos dan Telekomunikasi Perusahaan Pengangkutan Disamping itu banyak pula yang menjalankan kegiatan kegiatan yang bersaing dengan kegiatan swasta, beberapa contohnya : Perusahaan Perkebunan Perusahaan Bank Perdagangan Perusahaan Asuransi Perusahaan Minyak Perusahaan Kontraktor Jalan dan Bangunan

2. PERUSAHAAN KOPERASI

Perusahaan Koperasi adalah perusahaan yang didirikan bukan untuk mencari keuntungan tetapi untuk melindungi kepentingan para anggotanya. Perusahaan koperasi dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :

i. Koperasi Asumsi Koperasi Asumsi adalah koperasi yang menjalankan kegiatan membeli barang barang dan kemudian menjualnya kepada para anggota.Keuntungan dari usaha ini kemudian dibagikan kembali kepada para anggotanya.

Contoh Koperasi Asumsi : Koperasi Pegawai Koperasi Pegawai Indosat (Kopindosat) KPRI adalah Koperasi Keluarga Guru Jakarta (KKGJ)

ii. Koperasi Produksi Koperasi Produksi adalah koperasi yang berusaha agar hasil produksi para anggotanya dapat dijual dengan harga yang tinggi dan tidak ditindas para tengkulak atau para pembeli.

Contoh Koperasi Produksi : Koperasi Pengrajin Susu Bandung Selatan (KPBS) Koperasi pengrajin tahu dan tempe DARI Koperasi pengrajin barang barang seni/kerajinan

iii. Koperasi Kredit Koperasi Kredit adalah badan pinjam meminjam yang meminjamkan uang kepada para anggotanya dengan tingkat bunga yang relatif rendah.

Contoh Koperasi Kredit : Koperasi Karyawan

III. PERUSAHAAN DITINJAU DARI SUDUT TEORI EKONOMI

3.1. TUJUAN PERUSAHAAN

Dalam teori ekonomi, pemisalan yang terpenting dalam menganalisis kegiatan perusahaan adalah Mereka akan melakukan kegiatan memproduksi sampai kepada tingkat dimana keuntungan mereka capai jumlah yang maksimum.Berdasarkan kepada pemisalan ini dapat ditunjukan pada tingkat kapasitas memproduksi yang bagaimana perusahaan akan menjalankan kegiatan usahanya. Dalam praktek, pemaksimuman keuntungan bukanlah satu satunya tujuan perusahaan. Ada perusahaan yang menekankan volume penjualan dan ada pula yang memasukkan pertimbangan politik dalam menentukan tingkat produksi yang akan dicapai. Ada pula perusahaan yang lebih menekankan kepada usaha untuk mengabdi kepentingan masyarakat dan kurang memperhatikan tujuan mencari keuntungan yang maksimum.Tetapi telah terbukti bahwa analisis terhadap kegiatan perusahaan yang didasarkan kepada tujuan memaksimumkan keuntungan memperoleh kesimpulan yang sesuai dengan kenyataannya.

3.2. CARA MENCAPAI TUJUAN MEMAKSIMUMKAN KEUNTUNGAN

Keuntungan atau kerugian adalah perbedaan antara hasil penjualan dan biaya produksi.Keuntungan diperoleh apabila hasil penjualan melebihi dari biaya produksi, dan kerugian akan dialami apabila hasil penjualan kurang dari biaya produksi.Keuntungan yang maksimum dicapai apabila perbedaan diantara hasil penjualan dan biaya produksi mencapai tingkat yang paling besar.

IV. FUNGSI PRODUKSI

Hubungan diantara faktor faktor produksi dan tingkat produksi yang diciptakan dinamakan Fungsi Produksi.Faktor faktor produksi dapat dibedakan menjadi empat golongan yaitu :a. Tenaga Kerjab. Tanahc. Modal d. Keahlian KeusahawananDidalam menggambarkan hubungan diantara faktor produksi yang digunakan dan tingkat produksi yang dicapai, yang digambarkan adalah hubungan diantara jumlah tenaga kerja yang digunakan dan jumlah produksi yang dicapai.

V. PEMINIMUMAN BIAYA PRODUKSI

Menentukan komposisi faktor produksi yang akan meminimumkan biaya produksi, produsen perlu memperhatikan :i. Besarnya pembayaran kepada faktor produksi tambahan yang akan digunakan ii. Besarnya pertambahan hasil penjualan yang diwujudkan oleh faktor produksi yang ditambah tersebut.

Contoh kasus :Misalnya satu unit tambahan faktor produksi A memerlukan biaya sebanyak Rp.10.000 dan iya memberikan hasil tambahan sebanyak Rp.25.000, sedangkan satu unit tambahan faktor produksi B memerlukan biaya Rp.20.000 dan juga menghasilkan tambahan nilai sebanyak Rp.25.000 Faktor produksi mana yang akan ditambah ?sudah tentu yang A, karena biayanya lebih murah tetapi tambahan hasil penjualan adalah sama dengan yang diciptakan faktor produksi B.

Dari contoh ini bisa disimpulkan bahwa untuk meminumkan biaya (atau memaksimumkan hasil penjualan), prinsip yang harus dipegang produsen adalah Mengambil unit tambahan faktor produksi yang biaya per rupiahnya akan menghasilkan tambahan nilai yang paling maksimum.

VI. JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

Dalam menganalisis bagaimana perusahaan melakukan kegiatan produksi, teori ekonomi membedakan jangka waktu analisis kepada dua jangka waktu :

1. Jangka Pendek Analisis keatas kegiatan memproduksi perusahaan yang dikatakan didalam jangka pendek apabila sebagian produksi dianggap tetap jumlahnya.Didalam masa tersebut perusahaan tidak dapat menambah jumlah faktor produksi yang dianggap tetap tersebut.Faktor produksi yang dianggap tetap biasanya adalah faktor modal seperti mesin mesin dan peralatannya, alat alat memproduksi lainnya, dan bangunan perusahaan.Sedangkan faktor produksi yang dimisalkan dapat mengalami perubahan adalah tenaga kerja.

2. Jangka Panjang Dalam jangka panjang semua faktor produksi yang dapat mengalami perubahan.Ini berarti bahwa dalam jangka panjang setiap faktor produksi dapat ditambah jumlahnya kalau memang hal tersebut diperlukan.Di dalam jangka panjang perusahaan dapat menyesuaikan dengan perubahan perubahan yang berlaku dipasar.

VII. FIRMA DAN INDUSTRI

Dalam teori ekonomi firma atau perusahaan adalah suatu badan usaha yang menggunakan faktor faktor produksi untuk menghasilkan barang barang yang dibutuhkan masyarakat.

Dalam teori ekonomi istilah industri diartikan sebagai kumpulan firma firma yang menghasilkan barang yang sama atau sangat bersamaan yang terdapat dalam suatu pasar.

VIII. FUNGSI PRODUKSI

Faktor faktor produksi dikenal pula dengan istilah inputdan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai output. Fungsi produksi selalu dinyatakan dalam bentuk rumus, yaitu seperti berikut :

Q = f (K, L, R, T)

Penjelasan:K: Jumlah stok modal L: Jumlah tenaga kerja (ini meliputi berbagai jenis tenaga kerja dan keahlian keusahawanan).R: Kekayaan alamT: Tingkat teknologi yang digunakan Q: Jumlah produksi yang dihasilkan oleh berbagai jenis faktor produksitersebut.(yaitu secara bersama digunakan untuk memproduksi barang yang sedang dianalisis sifat produksinya).Persamaan diatas merupakan suatu pernyataan matematik yang pada dasarnya berarti bahwa tingkat produksi suatu barang tergantung kepada jumlah modal, jumlah tenaga kerja, jumlah kekayaan alam, dan tingkat teknologi yang digunakan.Teori produksi dalam ilmu ekonomi membedakan analisinya kepada dua pendekatan berikut : Teori produksi dengan satu faktor berubah. Teori produksi dengan dua faktor berubah.

IX. TEORI PRODUKSI DENGAN SATU FAKTOR BERUBAH

Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan diantara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut.Dalam analisis tersebut dimisalkan bahwa faktor faktor produksi lainnya adalah tetap jumlahnya, yaitu modal dan tanah jumlahnya dianggap tidak mengalami perubahan, juga teknologi tidak mengalami perubahan.Satu satunya faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja.

9.1. HUKUM HASIL LEBIH YANG SEMAKIN BERKURANGHukum tersebut menjelaskan sifat pokok dari hubungan diantara tingkat produksi dan tenaga kerja yang digunakan untuk mewujudkan produksi tersebut.Hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan :Hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya, tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif. Sifat pertambahan produksi seperti ini menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya ia mencapai tingkat yang maksimum dan kemudian menurun.Dengan demikan pada hakikatnya hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa hubungan diantara tingkat produksi dan tenaga kerja yang digunakan dapat dibedakan dalam tiga tahap, yaitu : Tahap Pertama: Produksi total mengalami pertambahan yang semakin cepat. Tahap Kedua: Produksi total pertambahannya semakin lambat. Tahap Ketiga: Produksi total semakin lama semakin berkurang.

Contoh kasus :

TABEL 9.1HUBUNGAN JUMLAH TENAGA KERJA DAN JUMLAH PRODUKSI

Tanah(Hektar)

(1)TenagaKerja(orang)

(2)Produksi Total(unit)(3)Produksi Marjinal

(4)Produksi Rata Rata (unit)(5)Tahap

(unit)(6)

111123150400810150250410150200270PERTAMA

1111145678108012901440150515202702101506515270258240215180KEDUA

1191014401300-80-140160130KETIGA

Dalam table 9.1 dikemukakan mengenai produksi suatu barang pertanian diatas sebidang tanah yang yang tetap jumlahnya, tetapi jumlah tenaga kerjanya berubah ubah.Dalam gambaran itu ditunjukan bahwa produksi total yang ditunjukan dalam kolom (3) mengalami pertambahan yang semakin cepat apabila tenaga kerja ditambah dari 1 menjadi 2, dan 2 menjadi 3. Maka dalam keadaan ini kegiatan memproduksi mencapai tahap pertama.Dalam tahap ini setiap tambahan tenaga kerja menghasilkan tambahan produksi yang lebih besar dari yang dicapi pekerja sebelumnya.Dalam analisis ekonomi keadaan itu dinamakan produksi marjinalpekerja yang semakin bertambah.Data dalam kolom (4) yaitu data produksi marjinal pada tahap pertama, yang menggambarkan keadaan tersebut.Apabila tenaga kerja ditambah dari 3 menjadi 4, kemudian 4 menjadi 5, kemudian 5 menjadi 6 dan 6 menjadi 7, produksi total tetap bertambah, tetapi jumlah pertambahannya semakin lama semakin sedikit. Maka dalam keadaan ini produksi mencapai tahap kedua, yaitu keadaan dimana menghasilkan tambahan produksi kurang daripada tambahan produksi pekerja sebelumnya.Pada tahap ketiga, pertambahan tenaga kerja tidak akan menambah produksi total, yaitu produksi total berkurang. Pada waktu tenaga kerja bertambah dari 7 menjadi 8, produksi total masih mengalami peningkatan, yaitu sebanyak 15 unit. Akan tetapi apabila satu lagi tenaga kerja ditambah dari 8 pekerja menjadi 9 pekerja, produksi totalnya menurun. Produksi total berkurang lebih lanjut apabila tenaga kerja menjadi 10.

9.2. PRODUKSI TOTAL, PRODUKSI RATA RATA DAN PRODUKSI MARJINALProduksi marjinal yaitu tambahan produksi yang diakibatkan oleh pertambahan satu tenaga kerja yang digunakan. Apabila L adalah pertambahan tenaga kerja, TP adalah pertambahan produksi total, maka produksi marjinal (MP) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :

TPLMP =

Produksi rata rata, yaitu produksi yang secara rata ratadihasilkan oleh setiap pekerja. Apabila produksi total adalah TP, jumlah tenah kerja adalah L, maka produksi rata rata (AP) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :

TPLMP =

9.3. KURVA PRODUKSI TOTAL, PRODUKSI RATA RATA DAN PRODUKSI MARJINAL.Hubungan hubungan yang baru saja diterangkan diatas antara produksi total, produksi rata rata, dan produksi marjinal dapat digambarkan secara grafik, yaitu seperti yang ditunjukkan dalam Gambar kurva 9.1.Kurva TP adalah kurva produksi total.Iya menunjukkan hubungan antara jumlah produksi dan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan produksi tersebut.Gambar 9.1Kurva Produksi Total, Produksi Rata rata dan Produksi Marjinal

X. TEORI PRODUKSI DENGAN DUA FAKTOR BERUBAH

Dalam analisis yang berikut dimisalkan terdapat dua jenis faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja dan modal.

10.1. KURVA PRODUKSI SAMA (ISOQUANT)

Kurva produksi sama atau isoquant adalah iya menggambarkan gabungan tenaga kerja dan modal yang akan menghasilkan satu tingkat produksi tertentu.Tabel 9.2Gabungan tenaga kerja dan modal untuk menghasilkan 1000 unit produksi

GabunganTenaga kerja(Unit)Modal(Unit)

A16

B23

C32

D61

GAMBAR 9.2Kurva Produksi Sama

Keterangan:Gabungan A menunjukan bahwa satu unit tenaga kerja dan 6 unit modal dapat menghasilkan produksi yang di inginkan tersebut.Gabungan B menunjukkan bahwa yang diperlukan adalah 2 unit tenaga kerja dan 3 unit modal.Gabungan C menunjukan yang di perlukan adalah 3 unit tenaga kerja dan 2 unit modal.Akhirnya gabungan D menunjukan bahwa yang di perlukan adalah 6 unit tenaga kerja dan 1 unit modal.

Kurva IQ dalam gambar di atas dibuat berdasarkan gabungan tenaga kerja dan modal yang terdapat dalam tabel diatas.Kurva tersebut dinamakan kurvaproduksi sama(isoquant). Ia menggambarkan gabungan tenaga kerja dan modal yang akan menghasilkan satu tingkat produksi tertentu. Dalam contoh yang dibuat tingkat produksi tersebut adalah 1.000 unit. Di samping itu di dapati kurva IQ1, IQ2, IQ3yang terletak diatas kurva IQ. Ketiga-tiga kurva lain tersebut menggambarkan tingkat produksi yang berbeda-beda, yaitu berturut-turut sebanyak 2.000 unit, 3.000 unit dan 4.000 unit (semakin jauh dari titik nol letaknya kurva, semakin tinggi tingkat produksi yang ditunjukan). Masing-masing kurva tersebut menunjukan gabungan-gabungan tenaga kerja dan modal yang diperlukan untuk menghasilkan tingkat produksi yang ditunjukkannya.Kurva produksi sama atau isoquant, ia menggambarkan gabungan tenaga kerja dan modal yang akan menghasilkan satu tingkat produksi tertentu.

10.2. GARIS BIAYA SAMA (ISOCOST)

Garis biaya sama atau is`ocost adalah garis ini menggambarkan gabungan faktor faktor produksi yang dapat diperoleh dengan menggunakan sejumlah biaya tertentu.

Untuk dapat membuat garis biaya sama data yang diperlukan yaitu : Harga faktor faktor produksi yang digunakan Jumlah uang yang tersedia untuk membeli faktor faktor produksi

Contoh :Upah tenaga kerja: Rp. 10.000Biaya Modal per unit: Rp. 20.000Jumlah uang yang tersedia: Rp. 80.000Garis TC dalam gambar 9.3 menunjukkan gabungan gabungan tenaga kerja dan modal yang dapat diperoleh dengan menggunakan Rp. 80.000 apabila upah tenaga kerja dan biaya modal per unit adalah seperti yang dimisalkan diatas. Apabila uang tersebut, digunakan untuk memperoleh :

Untuk memperoleh Modal :Rp.80.000 : Rp.20.000 = 4 Unit

Untuk memperoleh Tenaga Kerja :Rp.80.000 : Rp. 10.000 = 8

Seterusnya titik A pada TC menunjukkan dana sebanyak Rp. 80.000 dapat digunakan untuk memperoleh 2 unit modal dan 4 pekerja. Dalam gambar 9.3 ditunjukkan beberapa garis biaya sama yang lain yaitu TC1, TC2 dan TC3. Garis garis itu menunjukkan garis biaya yang sama apabila jumlah uang yang tersedia adalah Rp.100.000, Rp.120.000 dan Rp.140.000.

GAMBAR 9.3Garis Biaya Sama

10.3. MEMINIMUMKAN BIAYA ATAU MEMAKSIMUMKAN PRODUKSI

1. MEMAKSIMUMKAN PRODUKSI Dimisalkan biaya yang dibelanjakan untuk membeli per unit modal adalah Rp.15.000, upah kerja adalah Rp.10.000, dan biaya yang disediakan oleh produsen adalah Rp.300.000. Dengan uang sebanyak Rp.300.000 produsen dapat sekiranya iya membeli satu jenis faktor produksi saja, memperoleh 20 unit modal atau 30 tenaga kerja. Garis biaya TC3menggambarkan gabungan tenaga kerja dan modal yang dapat diperoleh dengan menggunakan uang yang tersedia. Persoalan sekarang, manakah gabungan yang akan dapat menghasilkan produksi yang paling maksimum ? terdapat 5 titik yang terletak pada berbagai kurva produksi sama yang merupakan titik perpotongan atau titik persinggungan dengan garis TC2 yaitu A,B,C,D dan E. Dari kelima titik ini, titik E terletak dikurva produksi sama yang paling tinggi, yaitu kurva produksi sama pada tingkat produksi sebanyak 250 unit. Ini berarti gabungan yang diwujudkan oleh titik E akan memaksimumkan jumlah produksi yang dapat dibiayai oleh uang sebanyak Rp.300.000. gabungan tersebut terdiri dari 12 unit modal dan 12 tenaga kerja.

2. MEMINUMKAN BIAYA

Pemisalan mengenai tingkat produksi yang ingin dicapai. Misalkan produsen ingin memproduksi 1.500 unit. Dalam gambar 9.4 keinginan ini digambarkan oleh kurva produksi sama IQ. Dapat dilihat bahwa kurva itu dipotong atau disinggung oleh garis garis biaya di 5 titik, yaitu titik A,B,Q,R dan P. Titik ini menggambarkan gabungan gabungan tenaga kerja dan modal yang dapat digunakan untuk menghasilkan produksi sebanyak yang diinginkan. Dari gabungan gabungan tersebut, yang manakah yang akan memakan biaya yang paling murah ?yang biayanya paling minimum adalah gabungan yang ditunjukan oleh titik yang terletak pada garis biaya sama yang paling rendah. Titik P adalah garis biaya sama (yang menyinggung kurva produksi sama IQ) yang paling rendah, yaitu garis TC. Dengan demikian titik ini menggambarkan gabungan tenaga kerja dan modal yang akan membutuhkan biaya yang paling minimum untuk menghasilkan 1.500 unit. Faktor produksi itu terdiri dari 9 tenaga kerja dan 8 unit modal, dan biaya yang dikeluarkan adalah Rp.210.000.

GAMBAR 9.4MEMINUMKAN BIAYA ATAU MEMAKSIMUMKAN KEUNTUNGAN

Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan 1