teori produksi

11
Materi 9. Teori Produksi 1 Materi 9 TEORI PRODUKSI Fungsi Produksi Produk Total, Produk Rata-rata dan Produk Marginal Hukum Kenaikan Hasil yang Berkurang (The Law of Diminishing Return) Isokuan dan Substitutabilitas Tingkat Marjinal Substitusi Teknis (Marginal Rate of Technical Substitution) Kombinasi Input yang Rasional Peranan Penerimaan dan Biaya dalam Produksi Penggunaan Input Tunggal yang Optimal Kombinasi Optimal untuk Input Berganda Tingkat Penggunaan yang Memaksimumkan Laba dari Input Berganda Pengembalian Skala (Return to Scale) FUNGSI PRODUKSI Fungsi Produksi menghubungkan berbagai input dengan output. Fungsi produksi ini dapat menentukan 2 hal: Jumlah output maksimum yang bisa diproduksi dengan input tertentu. Jumlah input minimum untuk output yang sudah ditentukan. Oleh karena itu, fungsi produksi merupakan fungsi dari sumberdaya (teknologi, peralatan, tenaga kerja, bahan baku, sistem dan infrastruktur, dan lain-lain) yang digunakan perusahaan. Sifat dasar fungsi produksi bisa diketahui melalui analisis fungsi produksi sederhana dengan sistem ”2 input – 1 output”. Contoh: Tingkat produksi (layanan) rumah makan fastfood K’n’E (Kenyang dan Enak) dijabarkan sebagai berikut: Q = f (E, C) Materi 9. Teori Produksi 2 Dimana, tingkat produksi (layanan) rumah makan fastfood tersebut merupakan fungsi dari sumberdaya E (Employee) dan C (Capital). Dalam Tabel 7.1., ditampilkan produksi (layanan) di rumah makan tersebut. Setiap elemen dalam tabel menunjukkan kuantitas Q maksimum yang bisa dihasilkan oleh kombinasi Capital dan Employee yang digunakan di rumah makan tersebut. Tabel 7.1. Jumlah Output dari beragam Kombinasi Utilisasi Input C dan E Input C yang digunakan Jumlah Output (Q) 10 52 71 87 101 113 122 127 129 130 131 9 56 74 89 102 111 120 125 127 128 129 8 59 75 91 99 108 117 122 124 125 128 7 61 77 87 96 104 112 117 120 121 122 6 62 72 82 S1 99 107 111 114 116 117 5 55 66 75 84 92 99 104 107 109 110 4 47 58 68 77 85 91 97 100 102 103 3 35 49 59 68 76 83 89 91 90 89 2 15 31 48 59 68 72 73 72 70 67 1 5 12 35 48 56 55 53 50 46 40 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Input E yang Digunakan Hubungan-hubungan produksi dalam tabel di atas disajikan secara grafis dalam Gambar 7.1. Dalam mempelajari fungsi produksi, ada 2 macam hubungan input - output yang berguna untuk pengambilan keputusan manajerial: a. Hubungan antara output dengan beberapa input yang digunakan secara bersama-sama (karakteristik returns to scale dari sistem produksi). b. Hubungan antara output dengan variasi dari satu input yang digunakan secara individual, dengan asumsi penggunaan input lainnya tidak berubah (ceteris paribus).

Upload: citraamelia31081994

Post on 01-Oct-2015

117 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

materi kuliah ekonomi manajerial

TRANSCRIPT

  • Materi 9. Teori Produksi

    1

    Materi

    9 TEORI PRODUKSI

    Fungsi Produksi Produk Total, Produk Rata-rata dan Produk Marginal Hukum Kenaikan Hasil yang Berkurang (The Law of Diminishing Return) Isokuan dan Substitutabilitas Tingkat Marjinal Substitusi Teknis (Marginal Rate of Technical Substitution) Kombinasi Input yang Rasional Peranan Penerimaan dan Biaya dalam Produksi Penggunaan Input Tunggal yang Optimal Kombinasi Optimal untuk Input Berganda Tingkat Penggunaan yang Memaksimumkan Laba dari Input Berganda Pengembalian Skala (Return to Scale)

    FUNGSI PRODUKSI

    Fungsi Produksi menghubungkan berbagai input dengan output.

    Fungsi produksi ini dapat menentukan 2 hal:

    Jumlah output maksimum yang bisa diproduksi dengan input tertentu. Jumlah input minimum untuk output yang sudah ditentukan. Oleh karena itu, fungsi produksi merupakan fungsi dari sumberdaya (teknologi, peralatan,

    tenaga kerja, bahan baku, sistem dan infrastruktur, dan lain-lain) yang digunakan

    perusahaan.

    Sifat dasar fungsi produksi bisa diketahui melalui analisis fungsi produksi sederhana

    dengan sistem 2 input 1 output.

    Contoh:

    Tingkat produksi (layanan) rumah makan fastfood KnE (Kenyang dan Enak) dijabarkan

    sebagai berikut: Q = f (E, C)

    Materi 9. Teori Produksi

    2

    Dimana, tingkat produksi (layanan) rumah makan fastfood tersebut merupakan fungsi dari

    sumberdaya E (Employee) dan C (Capital).

    Dalam Tabel 7.1., ditampilkan produksi (layanan) di rumah makan tersebut. Setiap elemen

    dalam tabel menunjukkan kuantitas Q maksimum yang bisa dihasilkan oleh kombinasi

    Capital dan Employee yang digunakan di rumah makan tersebut.

    Tabel 7.1.

    Jumlah Output dari beragam Kombinasi Utilisasi Input C dan E

    Input C yang

    digunakan

    Jumlah Output (Q)

    10 52 71 87 101 113 122 127 129 130 1319 56 74 89 102 111 120 125 127 128 1298 59 75 91 99 108 117 122 124 125 1287 61 77 87 96 104 112 117 120 121 1226 62 72 82 S1 99 107 111 114 116 1175 55 66 75 84 92 99 104 107 109 1104 47 58 68 77 85 91 97 100 102 1033 35 49 59 68 76 83 89 91 90 89 2 15 31 48 59 68 72 73 72 70 67 1 5 12 35 48 56 55 53 50 46 40 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Input E yang Digunakan

    Hubungan-hubungan produksi dalam tabel di atas disajikan secara grafis dalam Gambar

    7.1.

    Dalam mempelajari fungsi produksi, ada 2 macam hubungan input - output yang berguna

    untuk pengambilan keputusan manajerial:

    a. Hubungan antara output dengan beberapa input yang digunakan secara bersama-sama

    (karakteristik returns to scale dari sistem produksi).

    b. Hubungan antara output dengan variasi dari satu input yang digunakan secara

    individual, dengan asumsi penggunaan input lainnya tidak berubah (ceteris paribus).

  • Materi 9. Teori Produksi

    3

    Gambar 7.1. Permukaan Produksi

    Produk Total, Produk Rata-rata dan Produk Marginal

    Produk Total menunjukkan output total dari suatu sistem produksi. Konsep produk total

    digunakan untuk menggambarkan hubungan antara output dengan hanya satu input yang

    berubah-ubah dalam suatu fungsi produksi.

    Dalam tabel 7.2. dicontohkan produk total, produk rata-rata dan marginal dari faktor

    produksi E jika C = 2.

    Materi 9. Teori Produksi

    4

    Tabel 7.2.

    Hubungan Input dengan Produk Total, Produk Marginal dan Produk Rata-Rata

    Kuantitas Input E

    Produk Total dari Input E

    (Q)

    Produk Marginal dari Input E

    MPE = Q / E Produk Rata-Rata

    dari Input E (APE = Q / E)

    1 15 +15 15,0

    2 31 +16 15,5

    3 48 +17 16,0

    4 59 +11 14,7

    5 68 +9 13,6

    6 72 +4 12,0

    7 73 +1 10,4

    8 72 -1 9,0

    9 70 -2 7,8

    10 67 -3 6,7

    Produk total dari E ditunjukkan oleh fungsi produksi sbb:

    Q = f (E / C = 2)

    Produk Marginal (MP) adalah perubahan output yang disebabkan oleh perubahan 1 unit

    faktor produksi, dengan menganggap bahwa input-input lainnya tetap. Dalam hal ini, input

    yang berubah adalah input pegawai (E), sehingga persamaan produk marginal adalah

    sebagai berikut:

    MPE = Q / E = Q / d E

    Produk rata-rata (AP) adalah produk total dibagi dengan jumlah input yang digunakan.

    Dalam hal ini, input yang berubah adalah input pegawai (E), sehingga persamaan produk

    rata-rata adalah sebagai berikut:

    A PE = Q / E

    Gambar dari kurva produk total, rata-rata dan marginal dapat dilihat dalam Gambar 7.2.

  • Materi 9. Teori Produksi

    5

    Gambar 7.2. Kurva Produk Total, Rata-Rata dan Marginal

    Materi 9. Teori Produksi

    6

    Gambar 7.2 menunjukkan kondisi increasing return, diminishing return dan negative

    return, yang dijelaskan dalam Tabel 7.3.

    Tabel 7.3. Kondisi Increasing, Diminishing dan Negative Returns

    Kondisi Kurva Produk Total (TPx)

    Kurva Produk Marjinal (MPx)

    Kurva Produk Rata-Rata (APx)

    Increasing Return: Input X digunakan sampai tingkat X1 atau pada Titik A

    Kurva TPx naik dengan bentuk landai sampai titik belok A, setelah itu menjadi curam.

    Kurva MPx naik terus dari titik 0 dan mencapai titik maksimum di titik A. Marginal Return akan meningkat bila input X ditambah pada rentang ini (kondisi increasing return).

    Kurva APx meningkat terus.

    Diminishing Return: Input X digunakan pada rentang X1 sampai X3.

    Kurva TPx naik dengan curam sampai titik belok B (X2)

    Kurva MPx turun sejak titik A (X1) dan mencapai perpotongan dengan kurva APx

    Kurva APx mencapai titik puncak pada titik B (X2) dimana kurva APx berpotongan dengan MPx.

    Dari titik belok B sampai dengan titik C, kurva TPx tetap naik, tapi dengan bentuk yang melandai. Kurva TPx mencapai titik maksimal di titik C dimana input X digunakan sebanyak X3.

    Kurva MPx tetap turun dan mencapai nilai 0 (nol) di titik C (X3). Kondisi menurunnya MPx pada rentang X1 sampai X3 menunjukkan kondisi diminishing return, dimana produksi tetap bertambah ketika input X ditambah, tetapi pertambahan ini semakin berkurang hasilnya (nilai marjinalnya menurun).

    Setelah mencapai nilai maksimal di perpotongannya dengan kurva MPx, kurva APx mulai menurun.

    Negative Return: Input X digunakan pada tingkat di atas X3.

    Pada penggunaan input X di atas X3, total output akan terus menurun bila input X terus ditingkatkan.

    Kurva MPx mencapai nilai negatif. Ini adalah kondisi negative returns, dimana penambahan penggunaan input X malahan akan menurunkan total input karena nilai marjinalnya negatif.

    Kurva APx akan terus menurun.

  • Materi 9. Teori Produksi

    7

    HUKUM KENAIKAN HASIL YANG BERKURANG (THE LAW OF DIMINISHING

    RETURN)

    Jika jumlah penggunaan satu input dinaikkan, sementara jumlah penggunaan faktor-faktor

    produksi lainnya tidak berubah, maka pada mulanya kenaikan penggunaan input akan

    menyebabkan kenaikan output yang bertambah (produk marjinalnya meningkat atau

    increasing return)), tetapi setelah mencapai suatu kondisi tertentu (product marginal

    mencapai titik puncak atau mencapai nilai maksimal), mulai terjadi penurunan kenaikan

    output (produk marjinalnya berkurang atau diminishing return).

    ISOKUAN DAN SUBSTITUTABILITAS

    Isokuan berasal dari kata Iso (=sama) dan kuan (=kuantitas). Isokuan adalah kurva yang

    menunjukkan semua kombinasi penggunaan input yang berbeda yang secara efisien

    menghasilkan sejumlah output tertentu.

    Perhatikan kembali Tabel 7.1.

    Pada tabel itu, ada beberapa

    kombinasi yang menghasilkan

    tingkat output yang sama.

    Misalnya saja, kombinasi (C, E)

    yang menghasilkan output 122 unit

    adalah (10, 6), (8,7), dan (7,10).

    Demikian pula, kombinasi (8,4),

    (6,5) dan (5,6) menghasilkan

    output 99 unit.

    Bentuk Isokuan dapat menunjukkan substitutabilitas input, yakni kemampuan untuk saling

    menggantikan antara satu input dengan input lainnya dalam suatu sistem proses produksi.

    Gambar 7.3. Isokuan

    Materi 9. Teori Produksi

    8

    Dalam beberapa sistem produksi,

    penggunaan input-input tertentu bisa

    dengan mudah menggantikan input

    lainnya. Misalnya, logam dan plastik

    untuk pembuatan body radio-tape.

    Dalam kasus ini, substitutabilitasnya

    sangat sempurna karena logam dapat

    digantikan oleh plastik secara

    sempurna untuk body radio-tape.

    Body radio-tape itu bisa saja terbuat

    seluruhnya dari logam, atau

    seluruhnya dari plastik, atau

    kombinasi dari logam dan plastik.

    Namun, sistem produksi lain, suatu input

    mungkin bersifat saling melengkapi atau

    komplomenter dengan input lainnya.

    Input-input tersebut tidak bersifat

    substitusi. Misalnya, 1 body mobil dengan

    4 roda (Gambar 7.5).

    Selain itu, ada juga proses produksi dimana

    input bisa saling menggantikan, tetapi tidak

    substutabilitasnya tidak sempurna. Dalam

    Gambar 7.6, plastik mungkin dapat

    menggantikan logam dalam pembuatan mobil,

    tetapi tidak mungkin plastik sempurna dapat

    menggantikan logam; misalnya rangka mobil

    dan body mobil tidak bisa digantikan plastik.

    Gambar 7.4. Isokuan yang menunjukkan Substitutabilitas yang sempurna antara logam dan plastik dengan output body radio tape

    Gambar 7.5. Isokuan yang menunjukkan Input yang Saling Komplomenter antara Body dan Ban Mobil dengan output Mobil

    Gambar 7.6. Isokuan yang menunjukkan Input yang Substitusi Tidak Sempurna antara Logam dan Plastik untuk output Mobil

  • Materi 9. Teori Produksi

    9

    TINGKAT MARJINAL SUBSTITUSI TEKNIS

    (MARGINAL RATE OF TECHNICAL SUBSTITUTION)

    Slope Isokuan menunjukkan substitutabilitas input. Dalam gambar 7.6, tampak bahwa

    slope isokuan tersebut adalah perubahan input Y (logam) dibagi dengan perubahan input X

    (plastik). Hubungan ini dikenal dengan istilah Tingkat Marjinal Substitusi Teknis

    (Marginal Rate of Technical Substitution (MRTS). MRTS ini menunjukkan jumlah

    input yang harus digantikan oleh 1 unit input lainnya jika output yang diinginkan

    tetap. MRTS dinyatakan secara aljabar sebagai berikut:

    MRTS = Y / X = SLOPE ISOKUAN

    Hubungan substitusi input yang ditunjukkan slope isokuan secara langsung mengikuti

    konsep produktivitas marjinal yang semakin menurun (the law of diminishing return).

    MRTS adalah minus satu dikalikan dengan perbandingan (ratio) produk marjinal faktor-

    faktor produksi.

    Karena output dianggap tetap pada suatu isokuan, maka jika input Y dikurangi, input X

    harus ditambah secukupnya untuk mempertahankan tingkat output pada kuantitas semula.

    Hilangnya output yang diakibatkan oleh penurunan Y adalah sama dengan produk marjinal

    dari Y (MPY) dikalikan dengan perubahan Y ( Y), karena itu: Q = MPY * Y (persamaan a)

    Perubahan Q yang disebabkan oleh kenaikan penggunaan input X ditunjukkan oleh:

    Q = MPX * X (persamaan b) Untuk penggantian X dan Y di sepanjang kurva isokuan, nilai absolut dengan persamaan a

    dan b harus sama. Perubahan output akibat penurunan input Y tersebut secara tepat harus

    ditutupi oleh perubahan output akibat penambahan input X, seperti ditunjukkan dengan

    persamaan (c) dan (d)

    MPY * Y = MPX * X (persamaan c) Atau

    MRTS = - MPX / MPY = Y / X (persamaan d)

    Materi 9. Teori Produksi

    10

    KOMBINASI INPUT YANG RASIONAL

    Suatu perusahaan tidak rasional jika menggunakan sumberdayanya dengan cara dimana

    produk marjinal setiap input adalah negatif, karena kondisi tersebut menunjukkan bahwa

    output bisa ditingkatkan justeru dengan pemakaian sumberdaya yang lebih sedikit. Dalam

    Gambar 7.7, untuk menghasilkan output sebesar Q1, perusahaan tidak rasional bila

    menggunakan input X sebanyak di atas X4 atau menggunakan input Y sebanyak di atas

    tingkat Y4 karena produk marjinalnya negatif.

    Gambar 7.7. Ridge Line yang Menunjukkan Penggunaan Input Yang Rasional

    Ridge Line adalah garis yang menghubungkan kombinasi-kombinasi input pada batas yang

    paling luar yang rasional pada isokuan. Perusahaan yang rasional akan menggunakan

    sumberdaya pada titik-titik di dalam titik-titik singgung ridge line dengan kurva isokuan.

    Hal ini karena produk marjinal pada titik-titik garis isokuan di luar daerah yang dibatasi

    oleh ridge line bersifat negatif.

    Misalkan saja perusahaan berproduksi pada titik X2Y7 dengan output sebesar Q1.

    Perusahaan tidak rasional bila berproduksi pada tingkat ini karena dengan mengurangi

    penggunaan input Y menjadi hanya sebesar Y5, perusahaan akan mencapai tingkat

    produksi yang lebih tinggi dengan output Q2.

  • Materi 9. Teori Produksi

    11

    PERANAN PENERIMAAN DAN BIAYA DALAM PRODUKSI

    Kegiatan produksi membutuhkan input yang tentunya didapatkan dari pasar sumberdaya

    dengan cara membeli dengan sejumlah biaya tertentu. Oleh karena itu, perlu diperhatikan

    penerimaan yang diperoleh perusahaan dari penggunaan input-input tersebut.

    Untuk memahami bagaimana sebaiknya faktor-faktor produksi dikombinasikan dengan

    tingkat efisiensi maksimum, kita harus memperluas analisis sampai analisis produktifitas

    ekonomis dari input tersebut. Dengan kata lain, harus dianalisis bagaimana kemampuan

    input-input tersebut dalam menghasilkan penerimaan bagi pemiliknya.

    Marginal Revenue Product dari input X = MRPX

    = (Marginal Product)X * (Marginal Revenue)Q = MPX * MRQ MRP adalah nilai (pendapatan) dari unit marjinal suatu input yang digunakan untuk

    memproduksi suatu produk. Misalnya, jika penambahan satu tenaga kerja bisa

    menghasilkan 2 unit output tambahan per hari yang bisa dijual seharga Rp 50.000 per unit,

    maka MP tenaga kerja tersebut adalah 2 unit dan MRP-nya sama dengan Rp 50.000 X 2

    atau Rp 100.000 per hari.

    Unit Input (X)

    Total Product dari X atau TPx (Q)

    Marginal Product dari X atau MPx

    (Q) Marginal Revenue Product dari X = MRPx = MPx * Rp 50.000

    1 3 3 Rp 150.000

    2 7 4 Rp 200.000

    3 10 3 Rp 150.000

    4 12 2 Rp 100.000

    5 13 1 Rp 50.000

    PENGGUNAAN INPUT TUNGGAL YANG OPTIMAL

    Untuk menentukan penggunaan input tunggal yang optimal, MRPx harus dibandingkan

    dengan biaya faktor produksi tersebut. Dalam analisis optimalisasi laba, selama MR lebih

    besar daripada MC, laba pasti akan meningkat. Dalam analisis produksi dengan input

    tunggal, selama MRQ-nya masih lebih besar daripada MCQ , maka laba akan meningkat

    jika penggunaan input itu ditingkatkan.

    Materi 9. Teori Produksi

    12

    MCQ = Biaya / Kuantitas

    = Px / MPx

    dimana Px adalah harga dari faktor produksi X

    Oleh karena MR harus sama dengan MC untuk menghasilkan output yang menghasilkan

    laba maksimum, maka MRQ dapat menggantikan MCQ sehingga menghasilkan persamaan

    berikut:

    MRQ = Px / MPx

    Atau Px = MRQ * MPx

    Karena MR Q * MPx adalah definisi dari MRPX, maka

    Px = MRPx

    Persamaan di atas menunjukkan bahwa perusahaan yang bertujuan maksimalisasi laba

    akan selalu menggunakan suatu input sampai pada suatu titik dimana MRP dari

    input tersebut sama dengan biayanya. Hanya pada saat Px = MRPx maka laba akan

    maksimum.

    KOMBINASI OPTIMAL UNTUK INPUT BERGANDA

    Untuk menganalisis sistem produksi yang menggunakan

    beberapa input, pendekatan yang paling umum digunakan

    adalah menggunakan kurva isokuan dan isocost.

    Isocost berasal dari kata ISO (=sama) dan COST

    (=biaya). Isocost adalah kurva dimana setiap titik

    padanya menunjukkan berbagai kombinasi penggunaan

    input yang memiliki tingkat biaya yang sama.

    Kurva Isocost ditunjukkan oleh hubungan berikut:

    E = X * Px + Y * Py Atau

    Y = E X*Px Py Py Slope kurva isocost ditunjukkan oleh persamaan: Slope = -Px/Py Pada Gambar 7.8, harga X adalah Rp 500.000 dan harga Y adalah Rp 250.000, sehingga slope isocost-nya adalah = -Px/Py = -500.000/250.000 = -2

    Gambar 7.8. Kurva Isocost

  • Materi 9. Teori Produksi

    13

    Kombinasi penggunaan input yang optimal terjadi saat persinggungan antara kurva isokuan dengan isocost. Pada titik singgung itu, input X dan Y dikombinasikan untuk menghasilkan output yang maksimal yang bisa dicapai dengan tingkat pengeluaran TC. Pada Gambar 7.9: kombinasi X1Y1 merupakan

    kombinasi input yang meminimumkan biaya (least-cost input combination) untuk menghasilkan Q1

    kombinasi X2Y2 merupakan kombinasi input yang meminimumkan biaya (least-cost input combination) untuk menghasilkan Q2

    kombinasi X3Y3 merupakan kombinasi input yang meminimumkan biaya (least-cost input combination) untuk menghasilkan Q3

    Garis yang menghubungkan titik-titik singgung antara isokuan dengan isocost dinamakan Jalur Ekspansi (Expansion Path). Jalur ini menunjukkan kombinasi-kombinasi input yang optimal jika skala produksi diperluas. Telah dijelaskan bahwa slope isocost adalah sama dengan Px/Py. Slope isokuan adalah sama dengan MPx/Mpy. Pada kondisi optimal, kurva isocost dan isokuan bersinggungan, dan oleh karena itu, slope kedua kurva tersebut sama. Jadi, agar kombinasi-kombinasi pengunaan input bisa menjadi optimal, maka rasio harga-harga input harus sama dengan rasio MP-nya.

    - Px/Py = - MPx/MPy Atau bisa juga dituliskan dengan cara berikut:

    MPx / Px = MPy / Py Jadi, prinsip ekonomi dalam mengkombinasikan input yang meminimumkan biaya menunjukkan bahwa setiap tambahan rupiah yang dibelanjakan untuk input tertentu harus menghasilkan tambahan output total sama banyaknya dengan setiap rupiah yang dibelanjakan untuk input lainnya. Contoh, misalnya sebuah Rumah Sakit mengkombinasikan penggunaan input Dokter dan Suster yang optimal.

    Gambar 7.9. Expansion Path

    Materi 9. Teori Produksi

    14

    Dokter Suster Marginal Product (Jumlah tambahan pasien yang dapat dilayani)

    MPd = 9 orang MPs = 10 orang

    Gaji per bulan (juta Rp) Pd = 3 Ps = 2 MP/P MPd/Pd = 9/3 = 3 MPs/Ps = 10/2 = 5 Pada kondisi ini, Rumah Sakit menemukan bahwa kombinasinya tidak meminimalkan biaya. Rumah Sakit lebih baik mengurangi dokternya sebanyak 1 orang sehingga menghasilkan pengurangan biaya Rp 3.000.000. Marginal Produk yang berkurang sebanyak 9 orang pasien dapat ditutupi dengan mempekerjakan seorang suster tambahan. Pada kondisi ini, Rumah Sakit malahan mendapat tambahan produk marginal 1 lagi (karena Marginal Produk dari Suster adalah 10 pasien dapat menutupi kekurangan 9 pasien yang merupakan Marginal Produk dari dokter). Rumah Sakit pun dapat berhemat Rp 1.000.000 yang merupakan selisih gaji dokter dengan suster. TINGKAT PENGGUNAAN YANG MEMAKSIMUMKAN LABA DARI INPUT BERGANDA Minimisasi biaya seperti yang dijelaskan di atas belum cukup untuk maksimisasi laba. Pada tingkat output yang memaksimalkan laba, input harus dipergunakan sampai pada titik dimana marginal revenue product (MRP)-nya sama dengan harganya. Prinsip untuk maksimisasi laba adalah MR = MC. Biaya marginal didapatkan dengan membagi biaya dengan outputnya sehingga

    MCQ = Px = Py MPx MPy

    MR harus sama dengan MC sehingga persamaan di atas dapat ditulis sebagai berikut: Px / MPx = MRQ dan Py / MPy = MRQ

    Persamaan di atas dapat diubah menjadi:

    Px = MPx * MRQ dan Py = MPy * MRQ atau

    Px = MRPx dan Py = MRPy

    Oleh karena itu, laba sebuah perusahaan akan maksimum jika harga input sama

    dengan MRP dari input tersebut.

    PENGEMBALIAN SKALA (RETURN TO SCALE)

    Konsep pengembalian skala menjelaskan bagaimana pengaruh suatu kenaikan yang

    proporsional dari semua input terhadap output total. Konsep return to scale memiliki empat

    kemungkinan:

  • Materi 9. Teori Produksi

    15

    a. Jika proporsi kenaikan output = proporsi kenaikan semua input, maka terjadi constant

    return to scale.

    Gambar 7.10. Kondisi Constant Return to Scale

    Pada Gambar 7.10, kurva produksi menunjukkan kondisi constant return to scale. Garis

    lurus pada fungsi produksi yang berasal dari titik origin menunjukkan bahwa

    perubahan dalam persentase tertentu dalam semua masukan akan menyebabkan

    perubahan sebesar persentase yang sama pada output.

    b. Jika proporsi kenaikan output > proporsi kenaikan semua input, maka terjadi increasing

    return to scale.

    Materi 9. Teori Produksi

    16

    Gambar 7.11. Increasing Return to Scale

    Pada Gambar 7.11, kurva produksi menunjukkan kondisi increasing return to scale.

    kurva produksi yang terus meningkat menggambarkan bahwa perubahan dalam

    persentase tertentu dalam semua masukan akan menyebabkan perubahan sebesar

    persentase yang lebih besar pada output.

    c. Jika proporsi kenaikan output < proporsi kenaikan semua input, maka terjadi

    decreasing return to scale.

    Gambar 7.12. Decreasing Return to Scale

    Pada Gambar 7.12, kurva produksi menunjukkan kondisi decreasing return to scale.

    kurva produksi yang terus menurun menggambarkan bahwa perubahan dalam

    persentase tertentu dalam semua masukan akan menyebabkan perubahan sebesar

    persentase yang lebih kecil pada output.

    d. Fungsi produksi bisa saja pada awalnya mengalami kondisi increasing return to scale,

    lalu kemudian decreasing return to scale. Penambahan input pada awalnya menuntut

    spesialisasi kerja sehingga memaksimalkan penggunaan sumberdaya lainnya sehingga

    kenaikan output menjadi lebih tinggi dari kenaikan input. Tetapi apabila skala produksi

    diperluas lagi, ada kemungkinan terjadi masalah koordinasi dan pengendalian usaha

    apabila manajemen tidak diubah. Perusahaan pun menjadi raksasa atau dinosaurus

    yang lambat, sehingga terjadi kondisi decreasing return to scale.

  • Materi 9. Teori Produksi

    17

    Gambar 7.13. Changing Return to Scale

    Pada Gambar 7.13, kurva produksi menunjukkan kondisi changing return to scale.

    kurva produksi yang berubah dari suatu kondisi ke kondisi lainnya. Dalam gambar

    misalnya, diilustrasikan bahwa pada awalnya kurva bersifat increasing return to scale,

    namun pada tingkat tertentu, kurva itu berubah menjadi decreasing return to scale.

    Elastisitas Output dan Return to Scale

    Cara penghitungan return to scale dengan menggunakan analisis elastisitas output sebagai

    salah satu metodenya. Elastisitas output adalah persentase perubahan output yang

    disebabkan oleh perubahan semua input sebesar 1 (satu) persen. Jika X adalah semua input

    yang digunakan maka:

    EQ = Persentase Perubahan Output (Q) / Persentase Perubahan Semua Input (X)

    = ( Q / X ) ( X / Q)

    Jika X merupakan semua input yang digunakan maka:

    Jika Elastisitas Return to Scale

    % Perubahan Q > % Perubahan X EQ > 1, Elastis Increasing

    % Perubahan Q = % Perubahan X EQ = 1, Uniter Constant

    % Perubahan Q < % Perubahan X EQ < 1, InElastis Decreasing

    Elastisitas output dan return to scale ini bisa juga dianalisis dengan cara menelaah

    hubungan antara kenaikan input dengan jumlah output yang dihasilkan. Misalnya, semua

    Materi 9. Teori Produksi

    18

    input dalam fungsi produksi Q = f (X, Y, Z), dikalikan dengan konstanta k. Konstanta k itu

    adalah 1,01 untuk kenaikan sebesar 1 persen, 1,02 untuk kenaikan sebesar 2 persen, dan

    seterusnya. Fungsi tersebut bisa dituliskan sebagai berikut:

    h (Q) = f (kX, kY, kZ)

    Disini, h adalah proporsi kenaikan Q yang diakibatkan oleh kenaikan setiap input sebesar

    k. Dari persamaan di atas, terdapat hubungan sebagai berikut:

    Jika h < k, persentase perubahan Q lebih kecil daripada persentase perubahan input, dan

    fungsi produksi menunjukkan decreasing return to scale.

    Jika h = k, persentase perubahan Q sama dengan persentase perubahan input, dan fungsi

    produksi menunjukkan constant return to scale.

    Jika h >k, persentase perubahan Q lebih besar daripada persentase perubahan input, dan

    fungsi produksi menunjukkan increasing return to scale.

    Contoh:

    Fungsi Produksi adalah sebagai berikut:

    Q = 2X + 3Y + 1,5 Z

    Kita dapat menelaah return to scale fungsi ini dengan melihat bagaimana pengaruh

    kenaikan semua input sebesar 2 persen terhadap output.

    Misalkan X1 = 10, Y1 = 20 dan Z1 = 30.

    Output awalnya Q1 adalah:

    Q1 = 2X1 + 3Y1 + 1,5 Z1 = 2 (10) + 3 (20) + 1,5 (30) = 125

    Kenaikan 2 persen (k = 1,02) menyebabkan kuantitas input menjadi X2 = 10,2; Y2 = 20,4

    dan Z2 = 30,6; maka Q2 adalah:

    Q2 = 2X2 + 3Y2 + 1,5 Z2 = 2 (10,2) + 3 (20,4) + 1,5 (30,6) = 127,5

    h = Q2 / Q1 = 127,5 / 125 = 1,02.

    Bila dibandingkan dengan k = 1,02, maka kenaikan semua input sebesar k tersebut

    menyebabkan kenaikan output sebesar h = 1,02 pula. Ini berarti sistem produksi tersebut

    menunjukkan karakteristik constant return to scale.

  • Materi 9. Teori Produksi

    19

    SOAL-SOAL LATIHAN

    Soal 7.1. (Pappas, 1995)

    Tentukan apakah fungsi produksi berikut ini memperlihatkan tingkat pengembalian

    terhadap skala yang konstan, menarik, atau menurun:

    A. Q = 0,5X + 2Y + 40Z

    B. Q = 3L + 10K + 500

    C. Q = 4A + 6B + 8AB

    D. Q = 7L2 + 5LK + 2K2

    E. Q= 10L 0,5 K 0,3

    Soal 7.2. (Pappas, 1995)

    W. E..Mowrey, Inc., yang berpusat di St. Paul, Minnesota, membuat dan mendistribusikan

    bahan-bahan perawatan gigi. Presiden perusahaan, Walt Mowrey, sedang mengulas

    program kompensasi tenga penjualan perasahaan. Saat ini, perusahaan tersebut

    memberikan gaji kepada tiga anggota staff penjualan yang berpengalaman berdasarkan

    masa kerja, kontribusi masa lalu terhadap perusahaan, dan sebagainya. Bill Michaels,

    seorang peserta pelatihan penjualan yang baru, diabayar dengan gaji yang cukup jauh lebih

    rendah. Data penjualan bulan dan data gaji untuk setiap karyawan adalah sebagai berikut:

    Staff Penjualan

    Penjualan Bulanan Rata-Rata

    Gaji Bulanan

    Jeanne Mooty $160.000 $6,000Ken Davidson 100.000 4.500 Anne Corrow 90.000 3.600 Bill Michaels 75.000 2.500

    Michaels telah memperlihatkan kemampuan yang tinggi selama tahun lalu, dan Mowrey

    percaya bahwa kenaikan gaji yang berarti jelas dapat dibenarkan. Pada saat yang sama,

    beberapa penyesuaian terhadap kompensasi yang dibayarkan kepada termga penjualan

    lainnya juga tampaknya sesuai. Mowrey mempertimbangkan untuk mengubah program

    kompensasi saat ini dengan program yang didasari oleh komisi 5 persen. la melihat

    program seperti itu lebih adil terhadap pihak-pihak yang terlibat dan yakin bahwa program

    tersebut akan memberikan insentif kuat untuk ekspansi'pasar yang diperlukan.

    Materi 9. Teori Produksi

    20

    A. Hitung biaya gaji Mowrey untuk setiap karyawan yang diekspresikan sebagai

    persentase dari penjualan bulanan yang dihasilkan oleh individu yang bersangkutan.

    B. Hitung pendapatan bulanan untuk setiap karyawan berdasarkan sis-tem berdasarkan

    komisi penjualan sebesar 5 persen.

    C. Apakah program gaji berdasarkan komisi tersebut menghasilkan tingkat gaji yang

    efisien? Jelaskan

    Soal 7.3. (Pappas, 1995)

    The First National Bank menerima 3.000 pertanyaan mengikuti iklan terbarunya yang

    menggambarkan rekening deposito 30 hari di Boston World, sebuah surat kabar lokal.

    Iklan terbaru dalam kampanye iklan serupa di Masschusetts Business, sebuah majalah

    bisnis regional, menghasilkan 1.000 pertanyaan. Biaya iklan surat kabar adalah $500,

    sementara setiap iklan majalah memerlukan $125.

    A. Dengan asumsi bahwa iklan tambahan akan menghasilkan tingkat tanggapan yang

    serupa, apakah bank tersebut menggunakan bauran yang optimal antara iklan di surat

    kabar dan di majalah? Mengapa atau mengapa tidak?

    B. Dengan mempertahankan semua lainnya tetap setara, berapa jumlah pertanyaan yang

    harus dihasilkan oleh iklan surat kabar agar bauran periklanan saat ini optimal?

    Soal 7.4. (Pappas, 1995)

    Medical Testing Labs, Inc., memberikan jasa pengujian rutin untuk bank-bank darah di

    wilayah Los Angeles. Pengujian tersebut diawasi oleh para teknisi terlatih dengan

    menggunakan peralatan yang dihasilkan oleh dua pesaing terkemuka dalam bidang industri

    peralatan medis. Catatan untuk tahun ini memperlihatkan rata-rata 27 pengujian per jam

    dilakukan di mesin Testlogic-1 dan 48 pengujian di satu mesin baru lainnya, Accutest-3.

    Testlogic-1 disewa dengan biaya $18.000 per bulan, dan Accutest-3 disewa dengan tarif

    $32.000 per bulan. Secara rata-rata, setiap mesin dioperasikan selama 25 hari dengan

    masing-masing 8 jam.

    A. Apakah penggunaan tersebut mencerminkan bauran yang optimal yang paling

    meminimumkan biaya dari peralatan pengujian?

    B. Jika pengujian dilakukan dengan harga $6 per pengujian sementara tenaga kerja dan

    semua biaya lainnya tetap, apakah perusahaan tersebut akan menyewa peralatan

    tambahan?

  • Materi 9. Teori Produksi

    21

    Soal 7.4. (Pappas, 1995)

    Ticket Services, Inc., menawarkan jasa promosi dan penanganan tiket untuk konser dan

    peristiwa-peristiwa olahraga. Kantor cabang Chicago banyak memanfaatkan periklanan

    radio di WNDY-AM, dengan iklan 30 detik yang memerlukan biaya $100. Selama tahun

    lalu, hubungan berikut ini antara periklanan dan penjualan tiket per peristiwa telah diamati:

    penjualan (unit) = 5.000 + 1004 - 0,5/t2.

    Di sini A mewakili iklan radio 30 detik, dan penjualan diukur dalam jumlah tiket.

    Harry Stone, manajer kantor Chicago, telah diminta untuk merekomendasikan tingkat

    periklanan yang sesuai. Ketika memikirkan masalah ini, Stone mencatat kemiripan

    masalah ini dengan masalah penggunaan sumber daya optimal yang pernarrdipelajari

    dalam mata kuliah ekono-mi manajerial yang merupakan bagian dari program MBA yang

    diikuti-nya. Hubungan periklanan-penjualan tersebut dapat dipandang sebagai fungsi

    produksi, dengan periklanan sebagai masukan dan penjualan sebagai keluaran. Masalahnya

    adalah menetapkan tingkat penggunaan masukan, yaitu periklanan, yang memaksimumkan

    laba dalam sistem "produksi" ini. Stone mengenali bahwa untuk memecahkan masalah ini,

    ia memerlukan ukuran nilai keluaran. Setelah memikirkannya, ia menetapkan bahwa nilai

    keluaran adalah $2 per tiket, pendapatan marginal bersih yang diterima oleh Jasa Tiket

    (harga dikurangi semua biaya marginal kecuali periklanan).

    A. Melanjutkan analogi produksi Stone, berapa "produk marginal" periklanan?

    B. Bagaimana peraturan untuk menetapkan jumlah sumber daya yang optimal untuk

    dipergunakan dalam sebuah sistem produksi? Terangkan logika di balik peraturan ini.

    C. Dengan menggunakan peraturan untuk penggunaan sumber daya yang optimal tersebut,

    tentukan jumlah iklan radio yang memaksimumkan laba.

    Soal 7.5. (Pappas, 1995)

    Pertimbangkan fungsi produksi Cobb-Douglas berikut ini untuk jasa bis di sebuah wilayah

    metropolitan: Q = b0 Lb1K b2F b3

    di mana

    Q = Keluaran dalam jutaan kilometer penumpang;

    L = Masukan tenaga kerja dalam waktu pekerja;

    K = Masukan modal dalam jam transit bis;

    F = Masukan bahan bakar dalam liter.

    Materi 9. Teori Produksi

    22

    Setiap parameter dalam model ini diestimasi dengan analisis regresi yang menggunakan

    data bulanan di sepanjang periode tiga tahun. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut

    (kesalahan standar dalam tanda kurung):

    b0 = 1,2, b1 = 0,28, b2 = 0,63, dan b3 = 0,12 (0,4) (0,15) (0,12) (0,07)

    A. Estimasi pengaruh terhadap keluaran dari penurunan 4 persen dalam jam pekerja

    (dengan mempertahankan K dan F konstan).

    B. Estimasi pengaruh terhadap keluaran dari pengurangan 3 persen dalam ketersediaan

    bahan bahar yang disertai dengan penurunan 4 persen dalam jam transit bis (dengan

    mempertahankan L konstan).

    C. Hitung tingkat pengembalian terhadap skala untuk sistem produksi ini.