teori pembangunan.pdf

49
xxvi BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pembangunan Pembangunan dapat diartikan sebagai upaya terencana dan terprogram yang dilakukan secara terus menerus oleh sutau Negara untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik. Setiap individu (society) atau Negara (state) akan selalu bekerja keras untuk melakukan pembangunan demi kelangsungan hidupnya untuk masa ini dan masa yang akan datang. Pembangunan dapat diartikan sebagai upaya terencana dan terprogram yang dilakukan secara terus menerus oleh suatu Negara untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik, dan merupakan proses dinamis untuk mencapai kesejahtraan masyarakat. proses kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengembangan kegiatan ekonomi dan peningkatan taraf hidup masyarakat. Tiap-tiap Negara selalu mengejar dengan yang namanya pembangunan. Dengan tujuan semua orang turut mengambil bagian. Sedangkan kemajuan ekonomi adalah suatu komponen esensial dari pembangunan itu,walaupun bukan satu-satunya.hal ini disebabkan pembangunan itu bukanlah semata-mata fenomena ekonomi. Dalam pengertian yang paling mendasar, bahwa pembangunan itu haruslah mencakup masalah-masalah materi dan financial dalam kehidupan. Pembangunan seharusnya diselidiki sebagai suatu proses multidimensional yang melibatkan reorganisasi dan reorientasi dari semua system ekonomi dan sosial (Todaro, 1987 ; 63 ).

Upload: teguh-supriyanto

Post on 05-Dec-2014

436 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

teori ini bagus

TRANSCRIPT

Page 1: teori pembangunan.pdf

xxvi

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Pembangunan

Pembangunan dapat diartikan sebagai upaya terencana dan terprogram

yang dilakukan secara terus menerus oleh sutau Negara untuk menciptakan

masyarakat yang lebih baik. Setiap individu (society) atau Negara (state) akan

selalu bekerja keras untuk melakukan pembangunan demi kelangsungan hidupnya

untuk masa ini dan masa yang akan datang. Pembangunan dapat diartikan sebagai

upaya terencana dan terprogram yang dilakukan secara terus menerus oleh suatu

Negara untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik, dan merupakan proses

dinamis untuk mencapai kesejahtraan masyarakat. proses kegiatan yang dilakukan

dalam rangka pengembangan kegiatan ekonomi dan peningkatan taraf hidup

masyarakat. Tiap-tiap Negara selalu mengejar dengan yang namanya

pembangunan. Dengan tujuan semua orang turut mengambil bagian. Sedangkan

kemajuan ekonomi adalah suatu komponen esensial dari pembangunan

itu,walaupun bukan satu-satunya.hal ini disebabkan pembangunan itu bukanlah

semata-mata fenomena ekonomi. Dalam pengertian yang paling mendasar, bahwa

pembangunan itu haruslah mencakup masalah-masalah materi dan financial dalam

kehidupan. Pembangunan seharusnya diselidiki sebagai suatu proses

multidimensional yang melibatkan reorganisasi dan reorientasi dari semua system

ekonomi dan sosial (Todaro, 1987 ; 63 ).

Page 2: teori pembangunan.pdf

xxvii

Pembangunan haruslah diarahkan kembali sebagai suatu serangan

terhadap kebusukan/kejahatan dunia sekarang ; krisis pangan,kurang

gizi,pengangguran,dan ketimpangan pendapatan. Karena jika diukur dari

pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan,pembangunan telah mencapai sukses

yang besar,akan tetapi jika ditinjau dan dikaji dari segi pengurangan tingakat

kemiskinan,keadilan dan pengurangan tingkat pengangguran maka pembangunan

itu mengalami kegagalan.( Paul P.streeten, Chairman of Editorial advisord Board,

world development, 1967 ).

2.11 Tiga Nilai Inti Pembangunan

Dalam bukunya Michael P.Todaro mengutip pendapat Profesor Goulet dan

tokoh-tokoh lainnya mengatakan bahwa paling tidak adanya tiga komponen dasar

atau nilai inti yang harus dijadikan sebagai basis konseptual dan pedoman praktis

untuk memahami makna pembangunan yang paling hakiki. Ketiga komponen

dasar itu adalah Kecukupan (sustenance) jati diri (self-estem), serta kebebasan

(freedom); ketiga hal tersebut nilai pokok atau tujuan inti yang harus dicapai dan

diperoleh oleh setiap masyarakat melalui pembangunan. Ketiga komponen

tersebut berkaitan secara langsung dengan kebutuhan manusuia yang paling

mendasar, yang terwujud dalam berbgai macam manifestasi di seluruh masyarakat

dan budaya sepanjang zaman.

Kecukupan: kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar.

Yang dimaksud dengan kecukupan bukan hanya sekedar menyangkut

makanan. Melainkan mewakili semua hal yang merupakan kebutuhan dasar

manusia secara fisik. Kebutuhan dasar ini meliputi

Page 3: teori pembangunan.pdf

xxviii

pangan,sandang,papan,kesehatan, dan keamanan. Apabila salah satu satu dari

sekian banyak kebutuhan dasar ini tidak terpenuhi maka muncullah

keterbelakangan absolute. Fungsi dari semua kegiatan pemabangunan pada

hakekatnya adalah untuk menyediakan sebanyak banyak mungkin perangakat dan

bekal guna menghindari kesengsaraan dan ketidakberdayaan yang diakibatkan

oleh kekurangan pangan,sandang,papan,kesehatan,dan keamanan. Atas dasar

tersebutlah dinyatakan bahwa keberhasilan pembangunan itu merupakan

prasayarat bagi membaiknya kualitas kehidupan. Tanpa adanya kemajuan

ekonomi secara berkesinambungan,maka realisasi potensi manusia, baik itu

indvidu maupun keseluruhan masyarakat,tidak mungkin berlangsung. Setiap

individu harus mendapat kecukupan untuk mendapatkan lebih. Dengan

demikian,kenaikan pendapatan perkapita,penambahan lapangan kerja,pengentasan

kemiskinan,serta pemerataan pendapatan,merupakan hal-hal yang harus ada

(necessary condition) bagi pembangunan,tapi tidak akan memadai tanpa adanya

fakto-faktor inti/positif lainnya (not sufficient condition).

Dalam laporan PBB,Human Development Report terbitan tahun 1994 pada

bab pembukaan dengan tegas menyatakan :

Bahwa semau manusia lahir dengan membawa potensi kapabilitas tertentu.

Tujuan pembangunan adalah menciptakan suatu lingkungan yang memungkinkan

setiap orang mengembangkan kapabilitas itu,dan kesempatnnya harus senantiasa

dipupuk dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pondasi nyata bagi

pembangunan manusia adalah universalisme pengakuan atas hidup manusia.

Namun jika semua perhatian diarahkan ke hal itu,maka hal tersebut adalah

kekliruan. Ada dua alasan pokok. Pertama, akumulasi kekayaan tidak menjamin

Page 4: teori pembangunan.pdf

xxix

tersedia atau terpenuhinya pilihan-pilihan terpenting bagi manusia. Kedua,pilihan-

pilihan manusia itu jauh lebih besar dari kekayaan.(Human Development

Report,1994).

Jati Diri :Harga Diri Sebagai Manusia.

Komponen inti dari pembangunan yang kedua adalah menyangkut jati

diri. Kehidupan yang serba lebih baik adalah adanya dorongan dari dalam diri

untuk maju,untuk menghargai diri sendiri,untuk merasa diri pantas (able) dan

layak untuk melakukan sesuatu. Semua itu terangkum dalam jati diri(self-esteem).

Pencarian jati diri bukanlah suatu hal yang bersifa sepele. Karena jati diri itu

bukan hal yang sepele. Penyebaran nilai-nilai modern yang bersumber dari

Negara-negara maju telah menimbulkan kebingungan dan kejutan budaya di

banyak Negara berkembang.kontak dengan masyarakt lain baik secara ekonomis

maupun teknologis lebih maju acap kali menyebabkan defenisi dan batasan

mengenai baik-buruk atau benar-salah menjadi kabur. Ini dikarenakan

kesejahtraan nasional muncul sebagai berhala baru. Kemakmuran materil lambat

laun dijadikan sebagai suatu ukuran kelayakan universal,dan dinobatkan sebagi

landasan atas penilaian sesuatu. Derasnya serbuan nilai-nilai barat yang mengikis

jati diri masyarakat dinegara-negara berkembang. Banyak bangsa yang merasa

dirinya kecil atau tidak berarti hanya karena mereka tidak meiliki kemajuan

ekonomi dan teknologi seperti bangsa-bangsa lain. Selanjutnya yang dianggap

hebat adalah mempunyai kemajuan ekonomi dan teknologi modern,sehingga

masyarakt di Negara-negara dunia ketiga berlomab-lomba untuk mengejar

ketertinggalan tanpa menyadari kehilangan jati dirinya.

Page 5: teori pembangunan.pdf

xxx

Kebebasan dari Perbudakan/Penindasan

Tata nilai ketiga sebagai nilai-nilai hakiki pembanguna adalah konsep

“Kebebasan atau Kemerdekaan. Kebebasan dalam konteks ini diartikan secara

luas sebagai kemampuan untuk berdiri tegak sehingga tidak diperbudak oleh

pengejaran aspek-aspek materil dalam kehidupan serta bebas dari perasaan

perbudakan sosial sebagai manusia terhadap alam. Kebebasan dari kebodohan dan

ketergantungan terhadap pihak asing. Kebebasan merangkum pilihan-pilihan yang

luas bagi masyarakat dan anggotanya secara bersama-sama untuk memperkecil

paksaan/tekanan dari luar,dalam usaha untuk mencapai tujuan sosial yang

dinamakan dengan “pembangunan”Arthur Lewis(1954) menekankan hubungan

antara pertumbuhan ekonomi dan kebebasan dari sikap-sikap budak,dengan

menyimpulkan,bahwa keuntungan dari pertumbuhan ekonomi bukanlah

kenikmatan karena kekayaan bertambah,tapi karena meningkatnya kebebasan

manusia untuk memilih.

2.1.2 Tiga sasaran pembangunan

Dapat disimpulkan bahwa pembangunan,baik secara fisik ,mapun non fisik

yang dimiliki oleh masyarakat melalui beberapa gabungan proses social,ekonomi

dan institusional,mencakup usaha-usaha untuk mencapai kehidupan yang lebih

baik. Apapun komponen-komponen khusus untuk mencapai kehidupan yang lebih

baik ini,tetapi pembangunan dalam semua masyaraktat haruslah

mempunyai,paling sedikit tiga sasaran sebagai berikut(Michael P.Todaro: 1977) :

Page 6: teori pembangunan.pdf

xxxi

• Meningkatkan persediaan dan memperluas pembagian/pemerata an bahan-

bahan pokok yang dibutuhkan untuk bisa hidup,seperti

makanan,perumahan,kesehatan dan perlindungan.

• Mengangkat taraf hidup,termasuk menambah danmempertinggi

penghasilan,peneyediaan lapangan kerja yang memadai,pendidikan yang

lebih baik dan perhatian yang lebih besar terhadap nilai-nilai budaya dan

manusiawi ,dan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan materil ,tapi

juga untuk mengangkat kesadaran akan harga diri, baik itu secara individu

maupun nasional.

• Memperluas jangkauan pilihan ekonomi dan sosial bagi semua bagi

seluruh masyarakat dengan cara membebaskan mereka dari sikap-sikap

budak dan ketergantungan,tidak hanya dalam hubungannya dengan orang

lain dan juga Negara-negara lain tapi dari sumber-sumber kebodohan dan

penderitaan manusia.

2.2 Pengertian dan Teori Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi merupakan proses atau kegiatan yang dilaksanakan oleh

suatu Negara dalam rangka pengembangan kegiatan ekonomi untuk

meningkatkan kesejahtraan masyarakat khususnya di bidang ekonomi.

Pembahasan tentang masalah pembangunan ekonomi memang bukanlah suatu

perkembangan baru dalam ilmu ekonomi karena studi tentang pembangunan

ekonomi tersebut telah menarikperhatian para pakar ekonomi sejak zaman kaum

merkantilis,kaum klasik,sampai marx dan Keynes ahli-ahli ekonomi tersebut telah

mengemukakan teorinya tentang pembangunan ekonomi. Adam smith

misalnya,yang terkenal dengan bukunya An Iquiry into the nature and cause the

Page 7: teori pembangunan.pdf

xxxii

wealth of nation (1776)mengemukakan bahwapembangunan ekonomi suatu

Negara sangat bergantung pada kemampuan Negara tersebut dalam menabung dan

berinvestasi. Smith juga memperhatikan ukuran pasar yang dimiliki suatu Negara

sebab luar pasar sangat mempengaruhi volume produksi yang akhirnya tergantung

pada tingkat pendapatan.ukuran pasar dapat mempengaruhi produktivitas dan

pada gilirannya akan mempengaruhi tingkat pendapatan. Tinggi rendahnya tingkat

pendapatan sangat berpengaruh pada tingkat kemampuan untuk menabung dan

dorongan berinvestasi.

Selain itu, dalam bukunya yang berjudul The Progress of Wealth (Buku II)

yang dikembangkan dari bukunya berjudul Principles of Political Economy

(1820), Thomas Robert Malthus mengemukakan salah satu gagasannya mengenai

konsep pembangunan, khususnya bidang ekonomi bahwa pembangunan ekonomi

dapat dicapai dengan meningkatkan kesejahteraan penduduk suatu negara.

Kesejahteraan suatu negara sebagian bergantung pada kuantitas produk

yang dihasilkan oleh tenaga kerjanya dan sebagian lagi pada nilai atas produk

tersebut. Malthus mendefenisikan masalah pembangunan ekonomi sebagai

sesuatu yang menjelaskan perbedaan Gross National Product potensial

(“kemampuan menghasilkan kekayaan”) dan Gross National Product actual

(“kekayaan aktual”). Tetapi masalah pokoknya adalah bagaimana mencapai

tingkat Gross National Product potensial yang tinggi. Mudrajat Kuncoro (2004)

juga memberikan gagasannya bahwa pembangunan ekonomi adalah suatu proses

yang bersifat multidimensional yang melibatkan kepada perubahan besar, baik

terhadap struktur ekonomi, perubahan sosial, mengurangi atau menghapuskan

Page 8: teori pembangunan.pdf

xxxiii

kemiskinan, mengurangi ketimpangan, dan pengangguran dalam konteks

pertumbuhan ekonomi.

Akhirnya disadari bahwa pengertian pembangunan itu sangat luas, bukan

hanya sekedar bagaimana menaikkan Produk Domestik Bruto (PDB) per tahun

saja, melainkan juga memperhatikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu

negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan kualitas hidup

masyarakatnya. Dengan demikian, pembangunan ekonomi pada umumnya

didefenisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil

per kapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang disertai oleh

perbaikan sistem kelembagaan. Pembangunan ekonomi perlu dipandang sebagai

kenaikan dalam pendapatan per kapita karena kenaikan itu merupakan penerimaan

dan timbulnya perbaikan dalam kesejahteraan ekonomi masyarakat. Biasanya laju

pembangunan ekonomi suatu negara ditunjukkan dengan menggunakan tingkat

pertumbuhan PDB/PNB.

Menurut Sadono Sukirno (1985), walupun kebijaksanaan-kebijaksanaan

pembangunan ekonomi selalu ditujukan untuk mempertinggi kesejahtraan dalam

arti yang seluas-luasnya,kegiatan ekonomi selalu dipandang sebagai sebahagian

dari usaha pembangunan yang dijalankan oleh masyarakat,pembangunanekonomi

hanya meliputi usaha sesuatu masyarakat untuk mengembangkan kegiatan

ekonomi dan meningktakan tingkat pendapatan masyarakat,sedangkan

keseluruhan usaha-usaha pembangunan meliputi juga usaha-usaha pembangunan

sosial,politik,dan kebudayaan. Dengan adanya pembatasan tersebut maka

pengertian pembangunan ekonomi pada umumnya didefenisikan sebagai suatu

Page 9: teori pembangunan.pdf

xxxiv

proses yang menyebabakan pendapatan perkapita penduduk sesuatu masyarakat

meningkat dalam jangka panjang.

Laju pembangunan ekonomi suatu Negara ditunjukkan dengan menggunakan

tingkat pertambahan Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Bruto atau GDP).

Namun walaupun demikian cara tersebut mempunyai kelemahan karena cara itu

tidak secara tepat menunjukkan perbaikan kesejahtraan masyarakat yang dicapai.

Pada saat terjadi pertambahan kegiatan ekonomi masyarakat,terjadi pula

pertambahan penduduk. Oleh karena itu pertambahan kegitan ekonomi digunakan

untuk mempertinggi kesejahtraan ekonomi masyaraktat. Apabila pertambahn

GDP/GNP masyarakat lebih rendah dibandingkan pertambahan penduduk makan

pendapatan perkapita akan tetap sama atau cenderung menurun.hal ini

membuktikan bahwa pertambahan GDP/GNP tidak memperbaiki tingkat

kesejahtraan ekonomi.

Beberapa perbedaan yang timbul ini menyebabkan beberapa ekonom

membedakan pengertian pembangunan ekonomi (Economic development) dengan

pertumbuhan ekonomi (economic Growth) para ekonom menggunakan istilah

pembangunan ekonomi sebagai (Lincolin Arsyad,1997) :

Pembangunan merupakan peningkatan pendapatan masyarakat yaitu

tingkat pertamabahan GDP/GNP pada suatu tahun tertentu adalah melebihi

tingkat pertumbuhan penduduk.

Pembangunan merupakan perkembangan GDP/GNP yang terjadi disuatu

Negara dibarengi oleh perombakan dan sruktur ekonominya.

Page 10: teori pembangunan.pdf

xxxv

Menurut Gant (1971) ada dua tahap dalam tujuan pembangunan yaitu

tahap pertama bertujuan untuk menghapuskan kemiskinan. Jika tujuan ini sudah

tercapai maka tahap kedua adalah menciptakan kesempatan-kesempatan bagi

warganya umtuk mencukupi segala kebutuhannya.

Tujuan yang ingin dicapai dalam pembangunan ekonomi yang diwujudkan

dalam berbagai kebutuhan,secara umum disimpulkan sebagai berikut :

Mencapai pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dana pertumbuhan

produksi nasional yang cepat secara bersamaan.

Mencapai tingkat kestabilan harga yang mantap dengan kata lain

mengendalikan tingkat inflasi yang terjadi di perekonomian.

Mengatasi masalah-masalah pengangguran dan perluasan kesempatan

kerja bagi seluruh angkatan kerja.

Pendistribusian pendapatan yang lebih merata dan adil.

Pembangunan mengandung arti yang luas,peningkatan produksi

memang merupakan salah satuciri produk dalam proses pembangunan,selain segi

penignkatan produksi secara kuantitatif,proses pembangunan mencakup

perubahan komposisi produksi,perubahan pada pola penggunaan

(Alokasi),sumber daya produksi (Produvtive Resources) diantara sector-sektor

kegiatan ekonomi,perubahan pada pola pemabgian (distribusi) kekayaan dan

pendapatan diantara berbagai golongan pelaku ekonomi, perubahan pada kerangka

kelembagaan (Institusional Framework) dalam kehidupan masyarakat secara

komprehensif.

Page 11: teori pembangunan.pdf

xxxvi

Dalam melaksanakan pembangunan,sasaran yang ingin dicapai ada lima

yaitu sebagai berikut :

Terpenuhinya kebutuhan sandang,pangan,dan perumahan serta peralatan

sederhana dan berbagai kebutuhan yang secara luas dipandang perlu oleh

masyarakat yang bersangkutan.

Terciptanya kesempatan yang luas untuk memperoleh berbagai jasa

publik,pendidikan,kesehatan,pemukiman yang dilengkapi infrastruktur

yang layak.

Terjaminnya hak untuk memperolah kesempatan kerja yang produktif

yang memungkinkan adanya balas jasa yang setimpal untuk memnuhi

kebutuhan rumah tangga.

Terjaminnya partisipasi masyaraktat dalam pengambilan keputusan dan

pelaksanaan proyek-proyek. ( Suryana,2000: 29).

2.2.1 Pembangunan dalam Perspektif Paradigma Modernisasi

Pembangunan kerapkali dikaitkan dengan modernisasi. Modernisasi adalah

suatu bentuk perubahan sosial yang diharapkan terjadi. Dalam perspektif

modernisasi,pembangunan dianggap sebagai sarana menuju kehidupan yang

meniggalkan aspek tradisionalisme suatu masyarakat. Asumsi tersebut ditolak

oleh Faqih dalam Runtuhnya teori pembangunan dan Globalisasi (2002).

Umumnya orang beranggapan bahwa pembangunan adalah kata benda netral yang

maksudnya adalah suatu kata yang digunakan untuk menjelaskan proses dan

usaha untuk meningkatkan kehidupan ekonomi,politik,social budaya,dan

Page 12: teori pembangunan.pdf

xxxvii

infrastruktur masyarakat. Dengan demikian pembangunan disejajarkan dengan

konsep perubahan sosial dan sejajar dengan kata ‘modernisasi’.

Dalam perspektif modernisasi,pembangunan menggunakan theory

pertumbuhan ekonomi (economic growth). Dalam membahas teori-teori

modernisasi dan pembangunan,maka pemikiran Rostow akan dijadikan kunci

bahasan.dalam hal ini teori pertumbuhan ekonomi merupakan pilar dari perubahan

sosial yang ingin dicapai dalam suatu proses pembangunan ekonomi. Ada

beberapa teori tentang modernisasi yang melekat dalam konsep pembangunan

dalam pengertian ini.

a. Theory ekonomi Kapitalisme. Dalam teori ini dinyatakan bahwa teori

perubahan social modernisasi dan pembangunan pertumbuhan pada

dasarnya dibangun diatas landasan kapitalisme.

b. Teori Evolusi. Teori evolusi sangat berpengaruh terhadap perkembangan

teori pembangunan dalam perspektif modernisasi. Teori Evolusi atau

disebut juga teori organik adalah warisan zaman pencerahan yang sangat

menonjol saa itu.teori ini lahir setelah Revolusi Industri dan Revolusi

Perancis pada awal abad ke-19. Teori ini mendasarkan adanya 6 (enam)

asumsi perubahan sosial,yakni perubahan sosial dilihat sebagai

natural,direksional, immanent, kontinyu,suatu keharusan dan berjalan

melalui sebab yang sama.

c. Teori Fungsionalisme. Teori Fungsionalisme muncul sebgai kritik teori

evolusi.teori ini muncul pertama kali tahun 1930an yang terkenal dengan

structural functionalism, yang dikembangkan oleh Merton dan

Parsons.teori ini menjelaskan perubahan sosial dan modernisasi.

Page 13: teori pembangunan.pdf

xxxviii

d. Teori Modernisasi. Teori Modernisasi lahir tahun 1950an di Amerika

Serikat dan merupakan respon kaum intelektual terhadap perang dingin

yang bagi penganut Evolusi dianut sebagai jalan yang optimis menuju

perubahan. Teori Modernisasi dalam konteks ini erat sekali dengan konsep

perubahn sosial,dan lahir sebagai buah dari perang dingin antar ideology

kapitalisme dan sosialisme.

e. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Teori yang dihasilkan oleh Rostow ini

sangat tekenal dan menjadi dasar kebijakan bagi semua Negara yang

menjalankan pembangunan pasaka perang dingin.

2.2.2 Pembangunan dalam Perspektif Struktural

Dalam perspektif Struktural,pembangunan dilihat bukan sebagai proses

perubahan sosial yang berdiri sendiri,namun memiliki keterkaitan diantara

komponen yang ada didalam maupun diluar. Faqih (2002) memberikan

penjelasan,para penganut paham struktural dalam pembangunan mencoba

memperjuangkan perubahan sosial namun dalam sudut pandang objektivisme.

Penganut paham structural ini memiliki kesamaan baik berada diblekang konsep

structural fungsionalisme maupun penganut structural radikal.

Pandangan Struktural-Fungsional ini merupakan landasan pembangunan

dalam makna yang kapitalistik,dengan perangkat teori ekonomi kapitalisme,teori

evolusi,teori modernisasi,teori pertumbuhan ekonomi,teori prestasi,teori

SDM,teori penciptaan tenaga kerja sampai dengan apa yang disebut oleh Chenery

sebagai redireksi investasi. Sementara pandangan structural radikal kemudian

Page 14: teori pembangunan.pdf

xxxix

dikembangkan ke dalam banyak teori baru seperti teori ilmu sosial kritik,teori

perubahan sosial marxisme post-struktural,teori ketergantungan dan seterusnya.

Dalam hal ini teori strukturalis terdiri dari teori dependensia,serta teori

humanism.sedangkan teori equilibrium meliputi teori psikodinamika, teori

behavioralisme, teoridifusionisme, teori dualism, teori fungsionalisme serta teori

konflik yang meliputi teori strukturalis-marxian dan strukturalis non Marxian

dikategorikan dalam model taksonomis.

2.2.3 Pembangunan dalam Perspektif Pertumbuhan Ekonomi

Teori pertumbuhan ekonomi merupakan hasil pemikiran Rostow yang lahir

dalam tulisannya,yakni the stages of economic Growth : A Non-Comunist

Manifesto. Teori pertumbahan ekonomi dari Rostow pada dasarnya merupakan

sebauh versi dari teori modernisasi dan pembangunan,yakni suatu teori yang

meyakini bahwaofaktoe manusia (bukan struktur dan sistem) menjadi focus utama

perhatian. Teori pertumbuhan menurut,menurut Faqih(2002) adalah suatu bentuk

teori modernisasi yang menggunakan metafora pertumbuhan,yakni tumbuh

sebagai organism. Rostow melihat perubahan sosial (sosial Change),yang

disebutnya sebagai pembangunan,sebagai proses evolusi perjalanan dari

tradisional ke modern,dan selalu berjalan linear kedepan.

Pikiran ini kemudian menjelma menjadi apa yang disebut sebagai the

fivestage scheme. Asumsinya adalah semua masyarakat Barat pernah mengalami

tradisional dan akhirnya menjadi modern. Sikap manusia yang tradisional,oleh

Rostow,dianggap sebagai masalah,dan karenanya harus dipecahkan melalui

pembangunan. Tahapan pertama proses ini adalah, (i) masyarakat tradisional,(ii)

Page 15: teori pembangunan.pdf

xl

masyarakat prakondisi tinggal landas,(iii) masyarakat tinggal landas,(iv)

masyarakat pematangan pertumbuhan,(v) masyarakat modern yang dicita-

citakan,yakni masyarakat industry,dimana di dalamnya tercipta masyarakat

modern masa konsumsi tinggi (High mass consumption). Untuk mencapai

perkembangan ini menurut ini Rostow,prasyarat utama untuk menciptakannya

adalah dengan modal (capital).

Secara lebih terperinci,teori pertumbuhan ekonomi adalah tata cara untuk

menentukan jumlah rata-rata pendapatan perkapita penduduk. Pendapatan

perkapita adalah pendapatan rata-rata penduduk sebuah Negara dalam jangka

waktu tertentu. Angka pendaptan perkapita diperoleh dengan cara membagi

pendapatan nasional bruto sebuah Negara dalam tahun tertentu dengan jumlah

penduduk pada tahun itu pula.

Teori pertumbuhan ekonomi periode neoklasik atau teori pertumbuhan

ekonomi modern,didominasi oleh nama-nama seperti,Keynes,Harrold

Domar,Schumpeter,serta Rostow. Teori Schumpeter lebih menekankan pada

pentingnya pelaku Bisnis dalam rangka menaikkan tingkat pertumbuhan ekonomi

suatu Negara,maka teori Harold Domar lebih menekankan pada analisisnya pada

syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu Negara dalam rangka mencapai

tingkat pertumbuhan ekonomi yang stabil (steady Growth) dalam waktu jangka

panjang . syarat-syarat itu adalah :

• Keadaan barang dan modal yang sudah mencapai kapasitas penuh

• Keadaan tabungan (saving) yang sebanding atau proporsional dengan

pendapatan nasional.

Page 16: teori pembangunan.pdf

xli

• Keadaan rasio modal produksi (capital output ratio) yang tetap.

Ukuran keberhasilan pembangunan idealnya harus ditentukan berdasarkan

dimensi pembangunan,yakni tergantung pada fokus dan orientasi pembangunan

mana yang dilaksanakan dan dimensi mana yang lebih menjadi perhatian bersama

decision maker dan para planner sebgai perencana dan perancang,para pelaksana

pembangunan itu sendiri sebgai pihak sebagai pihak yang menjalankan atau sering

disebut juga sebagai agen pembangunan,maupun masyarakat pada umumnya

sebagai sasaran pembangunan (safi’i, 2007).

Pengukuran keberhasilan pembangunan menurut Fatah (2006) harus

melewati dua tahap,yaitu (1) tahapan identifikasi target pembangunan dan (2)

tahapan agregasi karakteristik target pembangunan. Ravvalon and Datt (1996)

menyarankan ukuran keberhasilan pembangunan bisa dilihat dari factor-faktor

berikut yaitu (1) pengeluaran rill setiap dewasa,(2)akses kepada barang yang tidak

dipasarkan, (3) distribusi intra rumah tangga dan (4) karakteristik personal.

Ukuran keberhasilan pembangunan lainnya adalah dengan pendekatan

kemiskinan,yakni bahwa keberhasilan pembanguanan diukur dengan seberap jauh

upaya-upaya dapat mengentaskan kemiskinan.

Di Indonesia, ada beberapa jenis ukuran keberhasilan pembangunan yang

digunakan dalam masyarakat :

1) Berdasarkan pendapatan dan nilai produksi,seperti PDB pertumbuhan

ekonomi,dan pendaptan perkapita,distribusi pendaptan.

Page 17: teori pembangunan.pdf

xlii

2) Berdasarkan investasi,seperti tingkat investasi,jumlah PMA (Penanaman

Modal Asing) dan PMDN (Penanaman Modala Dalam Negeri), dan

jumlah FDI (Foreign DirectInvestment),yaitu investasi langsung oleh

pihak asing.

3) Berdasarkan kemiskinan dan pengentasannya,seperti jumlah penduduk

miskin,tingkat kecukupan pangan,tingkat kecukupan 52 jenis komoditas

pangan,tingkat pemenuhan kebutuhan dasar Sembilan bahan pokok

(BPN),poverty Gap dan severity index,serta metode RAO (16 kg beras

dikali 1,25 kemudian dibagi dengan rata-rata rasio pangan terhadap

pengeluaran total).

4) Berdasarkan keadaan sosial dan kelesetarian lingkungan,seperti tingkat

pendidikan (untuk berbagai level dan kombinasinya),tingkat kesehatan(

meliputi kesehatan ibu dan anaj dan akses faslitas hidup sehat),tingkat dan

kualitas lingkungan (meliputi tingkat pencemaran berbagai aspek,tingkata

kerusakan hutan,tingkata degradasi lahan dan seterusnya (Fatah,2006).

2.3 Pembangunan Ekonomi Daerah.

Secara umum,pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana

pemerintah daerah dan seluruh komponen masyarakat mengelola berbagai sumber

daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan umtuk menciptakan suatu

lapangan kerja baru dan merangsang pengembangan kegitan ekonomi dalam

daerah tersebut amat tergantung dari masalah fundamental yang dihadapi oleh

daerah itu. Bagaimana daerah mengatasi masalah fundamental yang dihadapi

Page 18: teori pembangunan.pdf

xliii

ditentukan oleh strategi pembangunan yang dipilih. Dalam konteks inilah

pentingnya merumuskan visi dan misi,dan kemudian memilih strategi yang tepat

(Kuncoro,2004).

Lincoln Arsyad (1977) mendefenisikan pembangunan ekonomi daerah

sebagai suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakat mengelola

sumberdaya yang ada serta membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah

daerah dan sektor swasta untuk menciptakan lapangan kerja baru dan merangsang

perkembangan ekonomi dengan daerah tersebut. Pembangunan ekonomi daerah

merupakan suatu proses,yang mencakup pembentukan-pembentukan institusi

baru,pembangunan industri-industri alternatif,perbaikan kapasitas tenaga kerja

yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik,identifikasi pasar-

pasar baru,alih ilmu pengetahuan dan pengembangan perusahaan-perusahaan baru

(Lincoln Arsyad,1977).

Perencanaan pembangunan ekonomi daerah bisa dianggap sebagai

perencanaan untuk memperbaiki sumber-sumberdaya publik yang tersedia di

daerah tersebut dan untuk memperbaiki kapasitas sektor swasta dalam

menciptakan nilai sumberdaya-sumberdaya secara bertangung jawab. Dalam

pembangunan ekonomi diperlukan campur tangan pemerintah. Apabila

pembangunan daerah diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme kepasar maka

pembangunan dan hasilnya tidak dapat dirasakan oleh seluruh komponen atau

daerah secara merata (Lincoln Arsyad,1977).

Menurut pendapat Arsyad (1977) perbedaan keadaan sosial ekonomi di

sertiap daerah akan membawa impliaksi bahwa cakupan campur tangan pemrintah

Page 19: teori pembangunan.pdf

xliv

ntuk setiap daerah juga berbeda. Perbedaan tingkat pembangunan antar daerah

mengakibatkan perbedaan tingkat kesejahteraan antar daerah. Memusatnya

ekspansi ekonomi di sutau daerah dapat disebabkan oleh berbagai hal misalnya

konsisi dan situasi alamiah yang ada,letak geografis, dan sebagainya.

Menurut Kuncoro (2004),theory pembangunan yang ada selama ini memang

belum berhasil mengupas secara tuntas mengenai kegiatan-kegiatan pembangunan

ekonomi yang ada di daerah. karena itu sangatlah penting untuk melakukan

perumusan ulang paradigma baru perencanaan pembangunan ekonomi daerah

yang lebih komprehensif. Diperlukan suatu sintesis diantara berbagai pendekatan

yang ada sehingga bisa dihasilkan rumusan baru tentang paradigma baru

pembangunan ekonomi daerah secara lebih tepat.

Salah satu pokok yang harus diperhatikan dalam rangka menerapkan

paradigma pembangunan ekonomi daerah yang lebih komprehensif adalah

bagaimana proses identifikasi fundamental pembangunan secara lebih realistis.

Sedangkan pokok-pokok yang harus diperhatikan untuk menyusun identifikasi

fundamental ekonomi pembangunan daerah tersebut adalah

a. Peningkatan laju pertumbuhan ekonomi daerah

b. Peningkatan pendapatan perkapita

c. Pengurangan angka kemiskinan,pengangguran dan ketimpangan secara

signifikan (kuncoro,2004).

Mengikuti identifikasi yang dilakukan kuncoro (2004),yang dapat

digunakan penerapannya di daerah-daerah di Indonesia untuk melakukan evalusi

Page 20: teori pembangunan.pdf

xlv

atau penilaian pembangunan ekonmi daerah yang terjadi saat ini maka dapat

dijelasakan sebagai berukut:

Pendekatan dan Konsep Baru Dalam Pembangunan Ekonomi Daerah

Komponen Konsep Lama Konsep Baru

Kesempatan Kerja Semakin Banyak

perusahaan = semakin

banyak kesempatan kerja

Perusahaan harus

mengembangkan

pekerjaan yang sesuai

dengan potensi penduduk

daerah

Basis pembangunan Pengembangan sektor

ekonomi

Pengembangan lembaga-

lembaga ekonomi baru

Aset-Aset Lokasi Keunggulan komparatif

didasarkan pada asset

fisik

Keunggulan kompetitif

didasarkan pada kualitas

lingkungan

Sumberdaya

Pengetahuan

Ketersediaan Angkatan

Kerja

Pengetahuan dan Inovasi

sebagaipenggerak

ekonomi

Sumber : H.M. Safi’I,Msi,2007, Hal 56

Dari pemetaan tersebut dapat dipahami paradigma baru pembangunan

ekonomi daerah sangat mengandalkan pada adanya potensi penduduk setempat

sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal ini ukuran keberhasilan bukanlah banyaknya

perusahaan yang berdiri,tetapi seberapa besar angakatan kerja dilingkngan sekitar

yang berhasil diserap oleh kegiatan pembangunan. Selain itu pertimbangan

keberhasilan bukan terletak pada seberapa besar banyak asset fisik yang dimilki

Page 21: teori pembangunan.pdf

xlvi

melainkan pada kualitas lingkungan dan pengembangan kelembagaan ekonomi

dalam memenuhi kebutuhan masyarakat ( Safi’i, 2007).

Proses pembangunan ekonomi daerah pada dasarnya bukanlah sekedar

fenomena pembangunan ekonomi semata,pembangunan tidak semata-mata

ditunjukkan oleh prestasi pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu

Negara,namun yang lebih luas dari itu pembangunan memiliki perspektif

luas,terutama perubahan sosial (Safi’I,2007).

Paradigma baru pembangunan ekonomi daerah mengandaikan

pembangunan yang ada di daerah mencakup hal berikut :

Pembangunan dilakukan dengan mempertimbangkan potensi daerah

bersangkutan,serta kebutuhan dan kemampuan daerah menjalankan

pembangunan.

Pembangunan daerah tidak hanya terkait dengan sektor ekonomi semata

melainkan keberhasilnnya juga terkait dengan faktor lainnya seperti

sosial,politik,hokum,budaya,birokrasi dan lainnya.

Pembangunan dilakukan secara bertahap sesuai dengan skala prioritas dan

memiliki pengaruh untuk menggerakkan sektor lainnya secara lebih cepat.

2.3.1 Teori Albert Hirschman

Albert Hirschman dalam teorinya yang terkenal sebagai ungrowth

balance mengatakan bahwa pembangunan berproses melalui difusi pertumbuhan

dari leading sector menuju ke logging sektor. Investasi tidak mesti simultan dan

diarahkan ke industry strategis,yakni industri yang berkait antara satu sektor

dengan sektor yang lain (Hirschman,1958). Keputusan investasi pada sektor yang

Page 22: teori pembangunan.pdf

xlvii

mempunyai kaitan paling panjang dengan sektor-sektor lain,baik forward linkage

maupun backwardlinkage,karena investasi pada sektor lain akan mempunyai

imbas yang terpanjang pada sektor lain. Dengan investasi tersebut,sektor tersebut

bertumbuh,dan pertumbuhannya akan membantu menumbuhkan pula sektor-

sektor yang terkait dengan sektor tersebut.

Dalam pemahaman Hirschman,pembangunan memerlukan

prioritas,pilihan lokasi,individu mupun sektor strategis yang juga punya efek

forward dan backward. Hirschman (1958) mengemukakan bahwa di daerah

miskin banyak kendala yang dihadapi pada saat setiap sektor melaksankan strategi

kebijakan pertumbuha berimbang. Kendalanya adalah ketakcukupan

permintaan,ketakcukupan tabungan dan khususnya ketakcukupan kemampuan

keusahawanan.

2.3.2 Theori Nurkse.

Pandangan atau teori Nurkse bertentangan dengan teori Albert

Hirschman, Nurkse tekenal dengan The Big Push Theory-nya yang menetang

upaya pembangunan yang bersifata gradulaisme dan inkrementalisme. Dimana

menurut Nurkse untuk mengatasi diskontinuitas pembangunan perlu “dorongan

Besar”melaui investasi simultan di berbagai sektor kegitan ekonomi. Investasi

capital sinkronis pada aneka ragam industry merupakan tindakan tepat untuk

mengatasi kegagalan pembangunan (Balance Growth).

Permasalahannya adalah bahwa untuk mendukung investasi secara besar-

besaran itu memerlukan dana yang besar. Sementara di daerah-daerah

miskin,investasi yang rendah justru karena kemiskinan mereka. Nurkse (1957)

Page 23: teori pembangunan.pdf

xlviii

dengan mengemukakan vicious circle of poverty menyatakan kemiskinan

mengakibatkan rendahnya tabungan,yang pada gilirannya akan mengakibatkan

rendahnya investasi. Investasi rendah akan mengakibatkan rendahnya

produktivitas yang pada gilirannya akan mengakibatkan rendahnya pendapatan

mereka. Sebabnya Nurkse mengusulkan tiga kebijakan meningkatkan

tabungan,investasi dan produktivitas.

Pandangan Nurkse sangat berbedan dengan Hirschman (1958) yang

menyatakan dalam konsepnya strategi pembangunan ekonomi adanya pilihan

orientasi kebijakan antara investasi pada social overhead capital (SOC) atau

Direct Productive Activities (DPA). Pada saat ketesediaan dana pembangunan

yang menipis,dan kenyataan bahwa “syarat minimal” ketersediaan prasarana

sudah tersedia,cukup tepat untuk mempertimbangkan saran tentang development

via shortage (pembangunan melalui kekurangan),sebagai pengganti strategi

“pembangunan melalui kapasitas berlimpah” (development via excess capacity).

2.4 Pengertian dan Teori Pertumbuhan Ekonomi

Teori-teori yang menentukan laju pertumbuhan ekonomi dan

pembangunan oleh para ahli ekonomi dimana pandangan mereka banyak

diarahkan pada pembanguan di Negara-negara berkembang. Pertumbuhan

ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak kebijaksanaan pemerintah

yang dilaksanakan khususnya dibidang ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari

berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan

tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Pertumbuhan ekonomi terjadi apabila

Page 24: teori pembangunan.pdf

xlix

terdapat banyak out-put yang dihasilkan. Sedangkan pembangunan ekonomi tidak

hanya sekedar menekankan pada out-put semata,tetapi juga menekankan pada

perusahaan perusahaan dalam kebudayaan dan pengetahuan teknik dalam

menghasilkan out-put yang lebih banyak,baik dalam hal perubahan

sosial,kebudayaan,dan kebiasaan yang tidak sesuai lagi dengan sasaran

pembangunan. Pembangunan ekonomi selalu diikuti oleh pertumbuhan ekonomi

tetapi pertumbuhan tidak sebaliknya. Atau dapat diartikan bahwa pertumbuhan

merupakan bagian dari pembangunan ekonomi.

Menurut Samuelson (2001),pertumbuhan ekonomi merupakan GNP yang

bersumber dari hal-hal sebgai berikut :

1. Pertumbuhan dalam tenaga kerja

2. Pertumbuhan modal

3. Pertumbuhan dalam inovasi dan teknologi

Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu ukuran kuantitatif

yang menggambarkan perkembangan suatu perekonomian dalam suatu tahun

tertentu apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.perkembangan tersebut

dinyatakan dalam bentuk persentase perubahan pendapatan nasional pada tahun

tertentu dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Pengertian lain menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan

suatu kondisi terjadinya perkembangan GNP potensial yang mencerminkan

adanya pertumbuhan out-put perkapita dan meningkatnya standard hidup

masyarakat. Dalam mengukur pertumbuhan ekonomi nasional,nilai GNP yang

digunakan adalah GNP harga konstan,pengaruh perubahan harga (inflasi) tidak

Page 25: teori pembangunan.pdf

l

lagi atau sudah dihilangkan dan hanya menunjukkan perubahan kuantitas barang

dan jasa.

Teori-teori pertumbuhan ekonomi melihat hubungan antara pertumbuhan

ekonomi dan factor-faktor penentu pertumbuhan ekonomi. Ada beberapa teori

mengenai pertumbuhan ekonomi :

2.4.1 Model Pertumbuhan Neo-Klasik (Neo Classic Growth Theory)

Robert Solow dan Trevor Swan secara sendiri-sendiri mengembangkan

model pertumbuhan ekonomi yang sekarang sering disebut dengan nama model

Pertumbuhan Neo-klasik (Boediono,1992). Model Solow –Swan memusatkan

perhatiannya pada bagaimana pertumbuhan penduduk,akumulasi

kapital,kemajuan teknologi dan out-put saling berinteraksi dalam proses

pertumbuhan ekonomi. Dalam Model neo-klasik Solow-Swan dipergunakan suatu

bentuk fungsi produksi yang lebih umum,yang bisa menampung kemungkinan

berbagai substitusi antar kapital (K) dan tenga kerja.

Dalam sjafrizal(2008),model neo klasik dipelopori oleh George H.Bort

(1960) dengan mendasarkan analisisnya pada Teori Ekonomi Neo-klasik.

Menurut model ini,pertumbuhan ekonomi suatu daerah akan sangat ditentukan

oleh kemampuan daerah tersebut untuk meningkatkan kegiatan produksinya.

Sedangkan kegiatan produksi suatu daerah tidak hanya ditentukan oleh potensi

daerah bersangkutan,tetapi juga ditentukan oleh mobilitas tenaga kerja dan

mobilitas modal antar daerah.

Asumsi penting dari Solow adalah (Rahardja,2004:128) :

Page 26: teori pembangunan.pdf

li

• Tingkat Teknologi dianggap Konstan (tidak ada kemajuan teknologi)

• Tingkat depresiasi dianggap konstan.

• Tidak perdagangan luar negeri atau aliran masuk barang modal.

• Tidak ada sektor pemerintah.

• Tingkat pertambahan penduduk (tenaga kerja) juga dianggap konstan.

• Seluruh penduduk bekerja sehingga pendapatan = jumlah tenaga kerja

Dengan asumsi-asumsi tersebut,dapat dipersempit faktor-faktor penentu

pertumbuhan menjadi hanya stok barang dan modal dan tenaga kerja. Lebih lanjut

lagi,dapat diasumsikan bahwa PDB perkapita semata-mata ditentukan oleh stok

barang dan modal per tenaga kerja.

Jika Q =out-put atau PDB , K= Modal ,dan L= Tenaga Kerja,maka : Y= f(k)

Dimana :

Y = PDB perkapita atau Q/L

K = Barang Modal perkapita K/L

Page 27: teori pembangunan.pdf

lii

2.4.2 Teori Schumpeter

Schumpeter berpandangan bahwa pertumbuhan ekonomi sangat

ditentukan oleh kemampuan kewirausahaan (Enterpreneur). Sebab para

pengusahalah yang mempunyai kemampuan dan keberanian mengaplikasikan

penemuan-penemuan baru dalam aktivitas produksi. Dalam langkah-langkah

pengaplikasian penemuan-penemuan baru dalam dunia usaha merupakan langkah

inovasi. Termasuk dalam langkah-langkah inovasi adalah penyusunan tehnik-

tehnik tahap produksi serta masalah organisasi manajemen,agar produk yang

dihasilkan dapat diteriam dipasar.

Menurut pandangan Schumpeter,kemajuan perekonomian kapitalis

disebabkan diberinya keleluasaan untuk para entrepreneur (Wirausaha). Namun

kekuasaan tersebut cenderung memunculkan monopoli kekuatan pasar. Monopoli

Kurva Ketimpangan

Regional

Tingkat

Pembangunan

Ketimpangan Regional

Gambar 2.1 Hipotesa Neo-Klasik

Page 28: teori pembangunan.pdf

liii

inilah yang memunculkan masalah-masalah non- ekonomi,terutama sosial

politik,yang pada akhirnya dapat menghancurkan system kapitalis itu sendiri.

2.4.3 Teori Pertumbuhan Kuznets

Menurut Kuznets,pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas

dalam jangka panjang dari Negara yang bersangkutan untuk menyediakan

berbagai barang ekonomi pada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri akan

dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian teknologi,institusional

(kelembagaan),dan ideologis terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada.

Masing-masing dari ketiga pokok dari defenisi itu sangat penting yaitu :

1. Kenaikan out-put secara berkesinambungan adalah manifestasi atau

perwujudan dari apa yang disebut dengan pertumbuhan ekonomi

sedangkan kemampuan menyediakan berbagai jenis barang itu sendiri

merupakan tanda kematangan ekonomi (Economic Matirity) disuatu

Negara yang bersangkutan.

2. Perkembangan teknologi merupakan suatu dasar atau pra kondisi bagi

berlangsungnya suatu pertumbuhan ekonomi secara

berkesinambungan,tetapi tidak cukup itu saja masih dibutuhkan faktor-

faktor lainnya.

3. Untuk mewujudkan potensi pertumbuhan yang terkandung didalam

teknologi maka perlu diadakan serangkaian penyesuaian

kelembagaan,sikap,dan ideology (Todaro,2000:144)

Page 29: teori pembangunan.pdf

liv

2.4.4 Teori Pertumbuhan Harrod-Domar.

Teori ini dikemukakan oleh Roy F.Harrod (1948) dan Evsey D.Domar

(1975) di Amerika serikat. Teori ini berkembang pada waktu bersamaan dengan

teori klasik, teori Harrod-Domar didasari pada asumsi :

1. Perekonomian bersifat tertutup

2. Hasrat menabung (MPs =s) adalah konstan.

3. Proses produksi memiliki koefisien yang tetap (Constan Return To Scale)

4. Tingkat pertumbuhan angkatan kerja adalah konstan dan sama dengan

pertumbuhan penduduk.

Atas dasar asumsi-asumsi khusus tersebut,maka Harrod-Domar

membuat analisis dan menyimpulkan bahwa pertumbuhan jangka panjang yang

mantap hanya bisa tercapai apabila terpenuhinya syarat-syarat sebagai berikut :

dimana :

o g = growth ( Tingkat pertumbuhan Out-put)

o K= Kapital ( Tingkat Pertumbuhan Modal)

o n = Tingkat pertumbuhan angkatan kerja

Harrod-Domar mendasarkan teorinya berdasarkan pada mekanisme

pasar (market) tanpa campur tangan pemerintah. Namun kesimpulannya

menunjukkan bahwa pemerintah perlu merencanakan besarnya investasi agar

terdapat keseimbangan dalam sisi penawaran dan sisi permintaan barang.

g= K = n,

Page 30: teori pembangunan.pdf

lv

2.4.5 Teori Pertumbuhan Rostow

Menurut teori pertumbuhan Rostow pembangunan ekonomi atau

transformasi suatu masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern merupakan

suatu proses yang berdimensi banyak. Dalam bukunya yang berjudul “The Stage

of Economic” (1960), Rostow mengemukakan tahap-tahap dalam proses

pembangunan ekonomi yang dialami oleh setiap Negara pada umumnya

dihadapkan pada lima tahap yaitu :

A. Tahap masyarakat tradisional (the tradisional society )

B. Tahap peletakan dasar untuk tinggal landas (the preconditional society)

C. Tahap tinggal landas (the Take-off)

D. Tahap bergerak mennuku kematangan ( the drive to maturity)

E. Tahap era konsumsi tinggi massa ( the age of high mass consumption )

2.4.6 Teori Jumlah Penduduk Optimal

Teori ini telah lam dikembangkan oleh kaum klasik. Menurut teori ini

berlakunya The Law Of Dimisnishing Returns (TLDR) menyebabkan tidak semua

penduduk dapat dilibatkan dalam proses produksi. Jika dipaksakan,justru akan

menurunkan tingkat out-put perekonomian (Rahardja,2004:127).

Page 31: teori pembangunan.pdf

lvi

Total Produksi

(output)

Pada gambar 2.1,kurva TP1 menunjukkan hubungan antar a jumlah

tenaga kerja dengan tingkat out-put (fungsi produksi). Kondisi optimal akan

tercapai jika jumlah penduduk (tenaga kerja ) yang terlihat dalam proses produksi

adalah L1 ,dengan jumlah Out-put (PDB) adalah Q1. Jika jumlah tenaga kerja

TP2

TP1

Tenaga Kerja 0 L2 L1

Q3

Q1

Q2

Gambar 2.2 : Jumlah Penduduk optimal

Page 32: teori pembangunan.pdf

lvii

ditambah menjadi L2 PDB justru berkurang menjadi Q2. Hal ini terjadi karena

cepatnya terjadi TLDR.

Ada tiga faktor ataupun komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi

dari setiap bangsa, ketiga hal itu adalah :

1) Akumulasi Modal

Akumulasi modal meliputi semua bentuk atau jenis investasi yang

ditanamkan pada tanah,peralatan fisik,modal ataupun sumber daya manusia.

Akumulasi modal terjadi apabila sebagaian dari pendapatan ditabung dan

diinvestasikan kembali dengan tujuan memperbesar out-put dan pendapatan

dikemudian hari. Investasi produktif yang bersifat langsung tersebut harus

dilengkapi dengan berbagai investasi penunjang yang disebut investasi

infrastruktur ekonomi sosial.

2) Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja secara tradisional dianggap

sebagain salah satu faktor produksi yang memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah

tenga kerja yang lebih besar berarti akan menambah jumlah tenaga

produktif,sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar yang berarti ukuran

pasar domestiknya lebih besar. Dimana positif atau negatifnya pertambahan

penduduk bagi upaya pembangunan ekonomi sepenuhnya tergantung pada system

perekonomian yang bersangkutan.

3) Kemajuan Teknologi

Kemajuan teknologi terbagi atas tiga kelompok yaitu :

Page 33: teori pembangunan.pdf

lviii

Kemajuan teknologi yang netral,terjadi apabila teknologi tersebut

memungkinkan kita mencapai tingkat produksi yang lebih tinggi

menggunakan jumlah dan kombinasi faktor in-put yang sama,inovasi yang

sederhana,seperti pengelompokan tenga kerja yang mendorong

peningkatan output masyarakat.

Kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja,sebagian besar kemajuan

teknologi pada abad kedua puluh adalah teknologi yang hemat tenaga

kerja,jumlah pekerja yang dibutuhkan dalam berbagai produksi mulai

semakin sedikit.

Kemajuan teknologi yang hemat modal,merupakan fenomena yang

relative langka,hal ini dikarenakan hamper semua penelitian dalam dunia

ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan di Negara-negara maju dengan

tujuan utama menghemat pekerja dan bukan penghemat modal.

2.5 Teori Pembangunan Regional.

Petumbuhan regional adalah produk dari banyak faktor yang bersifat

intern dan eksetern sosio politik. Faktor itern meliputi distribusi meliputi

distribusi faktor produksi sperti tanah,tenaga kerja,,dan modal. Sedangkan salah

satu penentu ekstern yang penting adalah tingkat permintaan dari daerah lain

terhadap komoditi yang dihasilkan oleh suatu daerah tertentu.Pertumbuhan

ekonomi daerah yang berbeda-beda akan menyebabkan terjadinya ketimpangan

atau disparitas ekonomi dan ketimpangan pendapatan antar daerah. Myrdal (1968)

dan Friedman (1976) menyebutkan bahwa pertumbuhan atau perkembangan

daerah akan menuju kepada divergensi.

Page 34: teori pembangunan.pdf

lix

Percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayah-wilayah strategis dan

cepat tumbuh di dorong sehingga dapat mengembangkan wilayah-wilayah

tertinggal di sekitarnya dalam suatu system wilayah pengembangan ekonomi yang

sinergis,tanpa mempertimbangkan batas wilayah administrative,tetapi lebih

ditekankan pada pertimbangan keterkaitan mata-rantai proses industry dan

distribusi. Keinginan untuk memperoleh keuntungan ekonomi jangka pendek

seringkali menimbulkan keinginan untuk mengeksploitasi sumber daya alam

secara berlebihan sehingga menurunkan kualitas (degaradasi) dan kuantitas

sumber daya alam dan lingkungan hidup. Sealin itu,seringkali pula terjadinya

konflik pemanfaatan ruang antar sektor.

Ada beberapa teori pertumbuhan ekonomi regional yang lazim dikenal

yaitu :

2.5.1 Teori Basis Ekspor (Export Base Theory)

Teori ini dikemukakan oleh Douglas E.North (1955) ini merupakan model

yang paling spesifik dari teori pertumbuhan ekonomi. Region yang ruang

tinjauannya lebih berfokus kepada kemampuan untuk melakukan transaksi

ekspor,sehingga pertumbuhan ekonomi daerah lebih banyak ditentukan oleh jenis

keuntungan dan tata lokasi kegiatan tersebut.

Model teori basis ekspor ini menekankan pada beberapa hal antara lain :

a) Bahwa suatu daerah tidak menjadi daerah industri untuk dapat tumbuh

dengan cepat,sebab faktor penentu pertumbuhan daerah adalah keuntungan

komparatif (keuntungan lokasi) yang dimiliki yang oleh daerah tersebut.

Page 35: teori pembangunan.pdf

lx

b) Pertumbuhan ekonomi suatu daerah akan dapat dimaksimalkan bila daerah

yang bersangkutan memanfaatkan keuntungan komparatif yang dimiliki

menjadi kekuatan basis ekspor ;

c) Ketimpangan antar daerah tetap sangat besar dipengaruhi oleh variasi

potensi masing-masing daerah.

Hal ini berarti bahwa untuk meningkatkan pertumbuhan suatu

region,strategi pembangunan Harus disesuaikan dengan keuntungan lokasi yang

dimilikinya dan tidak harus sama dengan strategi pembangunan pada tingkat

nasional.

2.5.2 Teori Neo-klasik (Neo-Classic Theory)

Dalam Negara sedang berkembang,pada saat proses pembangunan baru

dimulai,tingkat perbedaan kemakmuran antar wilaya cenderung menjadi tinggi

(divergence), sedangkan bila proses pembangunan telah balan dalam waktu yang

lama maka perbedaan tingkat kemakmuran antar wilayah cenderung menurun

(Convegence). Hal ini disebabkan pada Negara sedang berkembang lalu lintas

modal masih belum lancar sehingga proses penyesuaian kea rah tingkat

keseimbangan pertumbuhan belum dapata terjadi ( Sirojuzilam,2005:9 ).

Teori ini mendasarkan analisanya pada komponen fungsi produksi.

Unsure-unsur yang menentukan pertumbuhan ekonomi regional adalah

modal,tenga kerja,dan teknologi. Adapun kekhususan teori ini adalah dibahasnya

secara mendalam pengaruh perpindahan penduduk (migrasi) dam lalu lintas

modal terhadap pertumbuhan regional.

Page 36: teori pembangunan.pdf

lxi

Masih belum lancarnya fasilitas perhubungan dan komunikasi serta

kuatnya tradisi yang menghalangi mobilitas penduduk biasanya merupakan faktor

utama yang menyebabkan belum lancarnya arus perpindahan orang dan modal

antar daerah. Sedangkan pada Negara-negara yang telah maju proses penyesuaian

tersebut dapat terjadi dengan lancar karena telah sempurnanya fasilitas

perhubungan dan komunikasi.

2.5.3 Teori Kumulatif Kausatif (Cummulative Causative Theory)

Yang mempelopori teori ini adalah Gunnar Myrdal (1957) yang

mengatakan adanya suatu keadaan berdasarkan kekuatan relative dari “Spread

Effect” dan “Back wash effect”. Spread Effect merupakan kekuatan yang menuju

konvergensi antar daerah-daerah kay dan daerah-daerah miskin. Dengan

timbulnya derah kaya,maka akan tumbuh pula permintaannya terhadap produk-

produk daerah miskin. Dengan demikian mendorong pertumbuhannya.

Namun Myrdal meyakini bahwasanya dampak Spread Effect ini lebih

kecil daripada Back wash effect. Pertambahan permintaan terhadap produk daerah

miskin tersebut terutama barang-barang hasil pertanian oleh daerah kaya tentu

saja mempunyai nilai permintaan yang rendah,sementara konsumsi daerah miskin

terhadap produk daerah kaya akan lebih mungkin terjadi. Para pelopor teori ini

menekankan pentingnya campur tangan pemerintah untuk mengatasi perbedaan

yang semakin menonjol.

2.5.4 Teori pusat Lingkungan (Core Perpihery Theory).

Teori pusat lingkungan ini di kemukakan oleh Friedman sejak tahun

1966,yang melihat hubungan antara pembangunan kota (core) dan desa

Page 37: teori pembangunan.pdf

lxii

(periphery) disekitarnya. Friedman berusaha untuk merumuskan suatu keadaan

yang akan menciptakan suatu suasana kota di areal pedesaan,misalnya adanya

kelengkapan yang memadai sebagaimana halnya diperkotaan,atau sebaliknya

bagaimana pula menciptakan kehidupan dan nunsa desa di daerah kota.

2.5.5 Teori Pusat Pertumbuhan (Growth Poles Theory)

Teori pusat pertumbuhan merupakan salah satu teori yang dapat

menggabungkan antara prinsip-prinsip konsentrasi dengan desentralisasi secara

sekaligus. Maka dengan demikian teori pusat pertumbuhan merupakan salah satu

alat untuk mencapai tujuan pembangunan regional yang saling bertolak

belakang,yaitu pertumbuhan dan pemerataan pembangunan keseluruh pelsok

daerah. teori ini juga dapat menggabungkan antara kebijaksanaan dan program

pembangunan wilayah dan perkotaan terpadu.

Pusat pertumbuhan jika dilihat secara fungsional adalah suatu lokasi

konsentrasi kelompok usaha atau cabang industri yang karena sifat hubungannya

memiliki unsur-unsur kedinamisan sehingga mampu menstimulasi kehidupan

ekonomi baik kedalam maupun keluar (derah belakangnya). Secara geografis

pusat pertumbuhan adalah suatu lokasi yang banyak memiliki fasilitas dan

kemudahan sehingga menjadi pusat daya tarik yang menyebabkan berbagai

macam usaha tertarik untuk berlokasi di daerah tersebut dan memanfaatkan

fasilitas yang ada. Tidak semua kota generative dapat dikategorikan sebagai pusat

pertumbuhan. Pusat pertumbuhan harus memiliki empat cirri yaitu adanya

hubungan intern antara berbagai macam kegiatan yang memiliki nilai

Page 38: teori pembangunan.pdf

lxiii

ekonomi,adanya multiflier effect (efek ganda),konsentrasi geografis,dan bersifat

mendorong pertumbuhan daerah belakang. (Robinson,2004: 115).

2.6 Ketimpangan Pembangunan Wilayah

Secara teoritis,permasalahan ketimpangan pembangunan antar wilayah

mula-mula dimunculkan oleh Douglas C North dalam analisanya tentang teori

pertumbuhan Neo-kalasik. Dalam analisa tersebut dimunculkan sebuah prediksi

tentang hubungan antara tingkat pembangunan ekonomi nasional suatu Negara

dengan ketimpangan pembangunan antar wilayah. Hipotesa ini kemudian lazim

dikenal sebagai Hipotesa Neo-klasik (sjafrizal,2008).

Menurut hipotesa Neo-klasik ,pada permulaan proses pembangunan suatu

Negara,ketimpangan pembangunan antar wilayah cenderung meningkat. Proses

ini akan terjadi sampai ketimpangan tersebut mencapai titik puncak. Setelah itu

bila proses pembangunan terus berlanjut,maka secara berangsur-angsur

ketimpangan pemabanguan antar wilayah akan tersebut akan menurun (Sjafrizal

,2008).

Myrdal dalam jinghan (1990),ketimpangan wilayah berkaitan erat dengan

system kapitalis yang dikendalikan oleh motif laba. Motif laba inilah yang

mendorong berkembangnya pembangunan terpusat di wilayah-wilayah yang

memiliki harapan laba tinggi,sementara wilayah-wilayah yang lainnya tetap

terlantar. Lincolin Arsyad (1997) juga berpendapat perbedaan tingkat

pembangunan ekononomi antar wilayah menyebabkan perbedaan tingkat

kesejahtraan antar wilayah. Ekspansi ekonomi suatu daerah akan mempunyai

Page 39: teori pembangunan.pdf

lxiv

pengaruh yang merugikan bagi daerah-daerh lain,karena tenaga kerja yang

ada,modal,perdagangan akan pindah ke daerah yang melakukan ekspansi tersebut.

Pada kenyataannya ketimpangan tidak dapat dihilangkan dalam

pembangunan suatu daerah. disatu sisi dengan adanya ketimpangan,maka akan

memberikan dorongan kepada daerah yang terbelakang untuk dapat berusaha

menigkatkan kualitas hidupnya agar tidak jau tertinggal dengan daerah sekitarnya.

Disamping itu daerah-daerah tersebut akan bersaing guna meningkatkan kualitas

hidupnya,sehingga ketimpangan dalam hal ini memberikan dampak positif.

Namun disatu sisi,ada pula dampak negatif yang ditimbulkan dengan semakin

tingginya ketimpangan antar wilayah. Hal tersebut berupa inefisiensi

ekonomi,melemahkan stabilitas sosial dan solidaritas,serta ketimpangan yang

tinggi dipandang tidak adil (Todaro,2004).

Adapun faktor-faktor utama yang menyebabkan terjadinya ketimpangan

pembangunan wilayah adalah sebagai berikut :

1. Perbedaan kandungan sumber daya alam

Indonesia yang merupakan suatu Negara kepulauan yang sanat besar.

Demikian pula dengan kandungan sumber daya alam yang sangat besar pada

masin-masing daerah dengan komposisi yang berbeda-beda juga. Perbedaan

kandungan sumber daya ala mini jelas akan mempengaruhi kegiatan produksi

daerah yang bersangkutan. Daerah dengan kandungan sumber daya alam yang

cukup tinggi akan dapat memproduksi barang-barang tertentu dengan biaya relaif

murah diabandingkan dengan daerah lain yang mempunyai kandungan sumber

daya alam lebih rendah. Kondisi ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi

Page 40: teori pembangunan.pdf

lxv

daerah yang bersangkutan menjadi lebih cepat. Sedangkan daerah yang

kandungan sumber daya alamnya lebih kecil cenderung akan mengalami

pertumbuhan yang lambat.

2. Perbedaan Kondisi Demografis

Kondisi demografis dalam hal ini menyangkut perbedaan tingkat

pertumbuhan dan struktur kependudukan,perbedaan tingkat pendidikan dan

kesehatan,perbedaan kondisi ketenagakerjaan,dan perbedaan dalam hal tingkah

laku serta etos kerja masyarakat daerah yang bersangkutan. Pengaruhnya dalam

hal ketimpangan pembangunan wilayah adalah bahwa akan berpengaruh terhadap

produktivitas kerja masyarakat pada daerah yang bersangkutan.daerah dengan

kondisi demografis yang baik akan cenderung mempunyai produktivitas kerja

yang lebih tinggi sehingga hal ini akan mendorong peningkatan investasi dan

selanjutnya akan meningkatkan penyediaan lapangan kerja dan pertumbuhan

daerah yang bersangkutan.

3. Kurang Lancarnya Mobilitas Barang dan Jasa.

Mobilitas barang (perdagangan) antar daerah tentu akan mempengaruhi

ketimpangan pembangunan antar wilayah. Sebagaimana ditunjukkan oleh Teori

Heckser-Ohlin dalam Ilmu ekonomi internasional bahwa apabila kegitan

perdagangan internasional dan antar wilayah kurang lancar maka penyamaan

harga faktor produksi (factor price equalization) akan terganggu. Akibatnya

penyebaran proses pembangunan akan terhambat dan ketimpangan pembangunan

antar wilayah akan cenderung menjadi tinggi. Mobilitas barang dan jasa ini

meliputi kegitan perdagangan antar daerah. kurang lancarnay mobilitas barang

dan jasa,maka kelebihan produksi suatu daerah tidak dapat dijual kedaerah lain

Page 41: teori pembangunan.pdf

lxvi

yang membutuhkan. Demikian pula halnya dengan migrasi yang kurang lancar

menyebabkan kelebihan tenaga kerja suatu daerah tidak dapat dimanfaatkan

daerah lain yang sangat membutuhkan. Hal tersebut akan menimbulkan

ketimpangan pembangunan antar wilayah karena kelebihan suatu daerah tidak

dapat dimanfaatkan oleh yang membutuhkan sehingga daerah terbelakang sulit

mendorong proses pembangunannya.

4. Konsentrasi Kegitan Eokonomi Wilayah

Konsentrasi kegitan ekonomi antar daerah yang cukup tinggi akan

cenderung mendorong meningkatnya ketimpangan pembangunan antar wilayah

karena proses pembangunan akan lebih cepat pada daerah dengan konsentrasi

kegitan ekonomi yang lebih tinggi. Demikian pula sebaliknya,terjadi pada daerah

dengan konsentrasi kegiatan ekonomi yang lebih rendah. Pertumbuhan ekonomi

akan cenderung lebih cepat pada daerah dimana terdapat konsentrasi kegiatan

ekonomi yang cukup besar. Kondisi tersebut selanjutnya akan mendorong proses

pembangunan daerah melalui peningkatan penyediaan lapangan kerja dan tingkat

pendapatan masyarakat. Demikian pula apabila konsentrasi kegiatan ekonomi

pada suatu daerah relatif rendah yang selanjutnya juga mendorong terjadinya

pengangguran dan rendahnya tingkat pendapatan masyarakat setempat.

Konsentrasi kegitan ekonomi tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal.

Pertama, terdapatnya sumberdaya alam yang lebih banyak pada daerah

tertentu,misalnya minyak bumi,gas, batu bara,dan bahan mineral lainnya. Kedua,

meratanya fasilitas transportasi,baik darat,laut,dan udara juga ikut mempengaruhi

konsentrasi kegiatan ekonomi antadaerah. Ketiga, kondiai demografis

(kependudukan) juga ikut mempengaruhi karena kegiatan ekonomi akan

Page 42: teori pembangunan.pdf

lxvii

cenderung terkonsentrasi dimana sumberdaya manusia tersedia dengan kualitas

yang baik.

5. Alokasi Dana Pembangunan Antar Wilayah.

Investasi merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan

pertumbuhan ekonomi suatu daerah. karena itu,daerah yang dapat menarik lebih

banyak investasi pemerintah dan investasi swasta akan cenderung memiliki

tingkata pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat. Selanjutnya akan mendorong

proses pembangunan daerah melalui penyediaan tenaga kerja yang lebih banyak

dan tingkat pendapatan perkapita yang lebih tinggi. Alokasi investasi pemerintah

kedaerah lebih banyak ditentukan oleh system pemerintahan daerah yang dianut .

bila system pemerintahan daerah yang dianut bersifat sentralistik,maka alokasi

dana pemerintah akan cenderung lebih banyak dialokasikan pada pemerintah

pusat sehingga ketimpangan pembangunan antar wilayah akan cenderung tinggi.

Namun, apabila system pemerintahan yang dianut adalah otonomi daerah atau

federal,maka alokasi dana akan lebih banyak dialokasikan ke daerah sehingga

ketimpangan pembangunan antar wilayah cenderung lebih rendah. Tidak

demikian halnya dengan investasi swasta yang lebih banyak ditentukan oleh

kekuatan pasar. Kekuatan yang berperan banyak dalam menarik investasi swasta

kesutau daerah adalah keuntungan lokasi yang dimiliki daerah tertentu.

Sedangkan keuntungan lokasi tersebut ditetntukan oleh ongkos transportasi,baik

untuk bahan baku maupun hasil produksi yang harus dikeluarkan oleh

pengusaha,perbedaan upah buruh,konsentrasi pasar,tingkat persaingan usaha,dan

sewa tanah. Termasuk keuntungan aglomerasi yang timbul karena terjadinya

konsentrasi beberapa kegiatan ekonomi terkait pada suatu daerah tertentu. Karena

Page 43: teori pembangunan.pdf

lxviii

itu, tidaklah mengherankan apabila investasi cenderung lebih banyak

terkonsentrasi didaerah perkotaan dibanding dengan daerah pedesaan sehingga

daerah perkotaan cenderung tumbuh lebih cepat dibandingkan daerah pedesaan

(Sjahfrizal,2008).

2.6.1 Indeks Williamson

Untuk mengetahui tingkat ketimpangan antar wilayah menggunakan

indeks ketimpangan regional (regional inequality) yang dinamakan indeks

ketimpangan Williamsons (Sjafrizal,2008):

Dimana :

Yi = PDRB perkapita daerah i

Y = PDRB perkapita rata-rata seluruh daerah

fi = Jumlah penduduk daerah i

n = Jumlah penduduk seluruh daerah

Indeks Williamsons berkisar antara 0 < IW < 1, dimana semakin

mendekati nol artinya wilayah tersebut semakin tidak timpang. Sedangkan bila

mendekati satu maka semakin timpang wilayah yang diteliti (Sjafrizal,2008).

2.6.2 Indeks Enthorophy Theil.

Untuk mengukur ketimpangan pendapatan regional bruto provinsi,juga

menggunakan indeks ketimpangan regional theil. Indeks ketimpangan regional

Page 44: teori pembangunan.pdf

lxix

Theil tersebut dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu ketimpangan regional dalam

wilayah dan ketimpangan regional atau regional. Indeks entrophy theil

memungkinkan untuk membuat perbandingan selama kurun waktu tertentu.

Indeks ini juga dapat menyediakan secara rinci dalam sub unit geografis yang

lebih kecil,yang pertama akan digunakan untuk menganalisis kecenderungan

konsentrasi geografis selama periode tertentu dan yang kedua juga penting ketika

kita mengkaji gambaran yang lebih rinci mengenai kesenjangan/ketimpangan

spasial. Adapun rumus untuk menghitung Indeks Entrophy Theil adalah sebagai

berikut :

x log

Dimana :

I(y) : Indeks Enthropy Theil

Yj : PDRB perkapita kota/Kabupaten j

Y : Rata-rata PDRB perkapita Provinsi

Xj : Jumlah Penduduk Kota/kabupaten j

X : Jumlah Penduduk Provinsi

Sama halnya dengan denga Indeks Williamsons,Indeks Enthoropi Theil

berksiar antara 0 < IET < 1, dimana semakin mendekati nol artinya wilayah

tersebut semakin tidak timpang. Sedangkan bila mendekati satu maka semakin

timpang wilayah yang diteliti.

2.7 Hipotesis Kuznets

Page 45: teori pembangunan.pdf

lxx

Simon Kuznets (1955) dalam kuncoro (2006) membuat hipotesis adanya

kurva U terbalik (Inverted U Curve ) bahwa mula-mula ketika pembangunan

dimulai,distribusi pendapatan akan makin tidak merata,namun setelah mencapai

suatu tingkat pembangunan tertentu,distribusi pendapatan semakin merata.

Menurut Kuznet,”pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka

panjang dari Negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang

ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau

dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian

teknologi,institusional (kelembagaan),dan ideologis terhadap berbagai tuntutan

keadaan yang ada (Todaro,2004).

Professor Kusnetz mengemukakan enam karakteristik atau ciri proses

pertumbuhan ekonomi yang bisa ditemui dihampir semua Negara yang sekarang

maju sebagai berikut :

a) Tingkat pertumbuhan out-put perkapita dan pertumbuhan penduduk tinggi

b) Tingkat kenaikan produktivitas faktor total tinggi.

c) Tingkat trasnformasi structural ekonomi tinggi.

d) Tingkat transformasi sosial dan ideologi tinggi.

e) Adanya kecenderungan Negara-negara yang mulai atau sudah maju

perekonomiannya untuk berusaha merambah bagian-bagian dunia lainnya

sebagai daerah pemasaran dan sumber bahan baku yang baru.

f) Terbatasnya penyebaran pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai

sepertiga bagian penduduk dunia.

Dua faktor yang pertama lazim disebut sebagai variable-variabel ekonomi

agregat. Sedangkan nomor tiga dan empat biasa disebut sebagai variabel-variabel

Page 46: teori pembangunan.pdf

lxxi

transformasi struktural. Adapun dua faktor yang terkhir disebut sebagai variabel-

variabel yang mempengaruhi penyebaran pertumbuhan ekonomi secara

internasional (Todaro,2004).

Namun sebelumnya hipotesis Kuznets pernah dibuktikan oleh sutarno dan

mudrajad kuncoro pada kabupaten banyumas. Pada penelitiannya sutarno dan

mudrajad kuncoro (2003) menggunakan Indeks Williamsons untuk mengukur

ketimpangan dan melihat hubungannya terhadap pertumbuhan PDRB di

Kabupaten Banyumas. Hasil penelitian sutarno dan mudrajad kuncoro (2003)

menunjukkan kurva berbentuk U terbalik,dimana pada pertumbuhan awal

ketimpangan memburuk dan pada tahap-tahap berikutnya ketimpangan

menurun,namun pada suatu waktu akan terjadi peningkatan ketimpangan lagi dan

akhirnya akan menurun lagi sehingga dapat dikatakan peristiwa tersebut seperti

berulang kembali.

Pada akhirnya analisis Kuznets ( Todaro,2006) menyatakan bahwa

pertumbuhan di Negara-negara maju tidak menyebabakan Negara-negara

berkembang ikut tumbuh,hal ini dikarenakan Negara berkembang tidak mampu

mengikuti pertumbuhan Negara-negara maju tersebut,sehingga terjadilah

kesenjangan antar Negara maju dan Negara berkembang dalam pertumbuhan

ekonominya. Kritik utama terhadap kurva Kuznets adalah dimana hasil ini sangat

sensitif terhadap ukuran inequality dan pemilihan set data. Dengan melakukan

pemilihan berbeda,seseorang bisa mendapat kurva U,kurva U terbalik,atau tidak

ada hubungan sama sekali.

Page 47: teori pembangunan.pdf

lxxii

2.8 Kerangka Konseptual.

Ketimpangan Pembangunan

Humbang Hasundutan

Tapanuli Utara

IndeksWilliamson Indeks Williamson

Potensi Ekonomi Potensi Ekonomi

LQ(Location

Q i )

LQ ( Location Quatient)

Page 48: teori pembangunan.pdf

lxxiii

Gambar 2.3. Kerangka Konseptual Penelitian Analisis Ketimpangan

Pembangunan Antara Kabupaten Tapanuli Utara dengan Humbang

Hasundutan

Pada penulisan skripsi ini, penulis menggunakan beberapa metode analisis

data untuk melihat dan menguji besar ketimpangan yang terjadi dikabupaten

Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan serta menguji potensi ekonomi kedua

daerah degan menggunakan LQ (Location Quatient) serta melakukan uji beda

terhadap Indeks Williamsons (IW) dan LQ kedua kabupaten denWhitney test.

Dalam gambar tersebut terlihat Metode Analisis Indeks Williamson (IW),

Location Quatient (LQ) dipakai sebagai analisis dalam mengukur tingkat

ketimpangan pembangunan dan potensi ekonomi daerah dengan LQ.

2.8. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan yang menjadi

objek penelitian, yang kebenarannya masih perlu dibuktikan atau diuji secara

empiris.

Berdasarkan permasalahan, maka hipotesis penelitiannya adalah sebagai

berikut :

1. Terjadi Ketimpangan Pembangunan antara Kabupaten Tapanuli Utara dan

Humbang Hasundutan, Cateris Paribus

2. Hipotesis Kuznets tentang ”U Terbalik” berlaku di Kabupaten Tapanuli

Utara dan Humbang Hasundutan. Cateris Paribus

Page 49: teori pembangunan.pdf

lxxiv

3. Sektor-sektor ekonomi unggulan dapat menunjang pembangunan dan

pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tapanuli Utara dan Humbang

Hasundutan. Cateris Paribus