teori modern tentang elektrolit kuat
TRANSCRIPT
-
8/4/2019 Teori Modern Tentang Elektrolit Kuat
1/3
Teori Modern Tentang Elektrolit Kuat
Teori disosiasi elektrolit dapat dipakai untuk menerangkan banyak fenomena yang
penting dalam analisis kualitatif anorganik. Teori ini, sebagaimana dikemukakan oleh Arrhenius,
dapat diterapkan tanpa banyak perubahan, sejauh menyangkut elektrolit-elektrolit lemah. Tetapi
dengan munculnya bukti-bukti lebih lanjut-terutama tentang struktur bahan dalam wujud padat-
teori ini makin lama makin kurang memadai untuk elektrolit kuat. Telah menjadi jelas, bahwa
zat-zat yang diklasifikasikan sebagai elektrolit kuat, terdiri dari ion-ion, bahkan dalam bentuk
padatnya (bentuk kristal). Misalnya dalam sebuah Kristal natrium klorida, tak terdapat sama
sekali molekul natrium klorida (molekul demikian berada hanya dalam uap natrium klorida).
Kristal itu dibangun dari ion-ion natrium dan klorida, yang tersusun dalam suatu kisi berbentuk
kubus, di mana satu ion natrium selalu dikelilingi oleh enam ion klorida, dan sebaliknya. Karena
ion-ion sudah ada disana di dalam wujud padatnya, maka tidaklah tepat untuk menganggap
bahwa ketika melarut, molekul-molekul berdisosiasi menjadi ion-ion. Melarutnya suatu kristal
ionik dalam air adalah suatu proses fisika.
Telah dibuktikan bahwa dalam molekul air, kedua atom hidrogen dan atom oksigen
tersusun dalam sebuah segitiga dengan jarak 0,0958 nm antara pusat-pusat atom atom-atom
hidrogen dan oksigen, dan dengan sudut 1600
antara arah kedua atom hidrogen itu. Karena
susunan ini, sisi molekul air yang mengandung atom-atom hidrogen, menjadi elektrostatik
positif, sedangkan ujung yang berseberangan, dimana atom oksigen berada, menjadi negatif.
Maka, molekul air mempunyai sifat dipole atau dwikutub. Bila suatu Kristal ionic ditaruh dalam
air, dipol-dipol ini akan mengarahkan diri sekitar ion-ion yang berada di lapisan terluar dari kisi.
Gaya elektrostatik cenderung untuk menarik ion-ion ini keluar dari Kristal. Bila sebuah ion telah
tertarik keluar dari kisi, suatu selubung bulat simetris yang terdiri dari molekul-molekul air akan
mengarahkan diri sekitarnya, dan seluruh ion yang terhidrasi bersama bulatan selubung molekul-
molekul airnya yang simetris akan tertarik pergi dari Kristal oleh gerakan termal. Jadi, sebuah
ion baru akan terbuka terhadap aksi dari molekul-molekul air, dan lambat laun seluruh Kristal
akan melarut. Karena itu, dapatlah dikatan, bahwa dalam larutan suatu elektrolit kuat, hanya ada
ion-ion (terhidratasi); dengan perkataan lain, disosiasi adalah sempurna.
Bila kita menerima model ini untuk melarutnya elektrolit kuat, masalah-masalah lebih
lanjut harus kita hadapi. Sebagaimana telah dikatakan dalam bagian-bagian terdahulu, teori
-
8/4/2019 Teori Modern Tentang Elektrolit Kuat
2/3
disosiasi elektrolit sangat cocok dengan fakta bahwa konduktivitas molar dari elektrolit-elektrolit
kuat sangat bergantung pada konsentrasi, pada konsentrasi-konsentrasi yang tinggi. Fakta ini
nampaknya tak cocok dengan teori yang diuraikan di atas. Karena jumlah ion adalah konstan jika
sejumlah tertentu elektrolit dilarutkan, tak peduli konsentrasinya, kita akan mengharapkan bahwa
konduktivitas molar dari larutan-larutan semacam itu akan konstan. Barulah pada tahun 1923,
Debye dan Huckel, (diikuti oleh Onsager dalam tahun 1925) mencoba untuk menafsirkan
fenomena ini, dengan teori tarik-menarik antar ion. Teori ini telah diperdalam secara kuantitatif
dan mendorong timbulnya penemuan-penemuan penting dalam ilmu kimia larutan. Untuk
pembahasan yang lebih lengkap, hendaknya dibaca buku-buku teks kimia fisika. Dalam
pelajaran ini teori ini hanya diuraikan sekedar untuk dapat lebih mengerti fenomena yang muncul
dalam analisis anorganik kualitatif.
Teori Debye-Huckel-Onsager menerima fakta, bahwa dalam larutan elektrolit kuat,
ionisasi adalah sempurna. Dalam keadaan diam, yaitu bila elektrode-elektrode tak diberi
perbedaan potensial listrik, setiap ion dikelilingi oleh atmosfer simetris dari ion-ion muatannya
berlawanan dengannya.
Bila diberi perbedaan potensial, ion-ion mulai bermigrasi ke arah elektrode yang
bermuatan berlawanan, karena gaya elektrostatik. Namun, migrasi sebuah ion sendiri-sendiri,
adalah jauh dari bebas hambatan. Menurut teori ini, ada dua penyebab yang jelas berbeda, yang
mengakibatkan hambatan ion-ion ini. Yang pertama adalah efek elektroforesis, yang berasal dari
fakta,bahwa ion yangbersangkutan harus bergerak melawan suatu arus dari ion-ion yang
muatannya berlawanan dengannya, yang sedang bergerak menuju ke arah elektrode lainnya.
Seperti telah dikatakan, ion-ion ini membawa serta sejumlah besar molekul air (atau pelarut)
yang meliputinya, dan gesekan antara ion-ion yang terhidrasi (tersolvatasi) ini, menghambat
migrasi mereka. Makin tinggi konsentrasi, makin dekat ion-ion ini satu sama lain dan makin
kentara efek ini. Yang kedua, efek asimetri (relaksasi), adalah akibat dari rusaknya atmosfer
simetris yang terdiri dari ion-ion yang muatannya berlawanan, sekeliling ion yang bersangkutan.
Segera setelah ion ini bergerak ke arah elektrode yang sesuai, ia meninggalkan pusat (dari)
atmosfer ionnya, dengan meninggalkan di belakangnya lebih banyak ion yang berasal dari
selubung bulat yang semula. Untuk sesaat sedikitnya, terbitlah suatu distribusi ion yang simetris,
sehingga ion-ion yang tertinggal di belakang akan menarik ion bersangkutan dengan gaya
-
8/4/2019 Teori Modern Tentang Elektrolit Kuat
3/3
elektrostatik. Karena gaya ini arahnya tepat berlawanan dengan arah pergerakan ion, migrasi ion
itu diperlambat. Makin pekat konsentrasi larutan, efek ini akan makin kentara. Jika rangkaian
listrik diputuskan, akan memakan sedikit waktu untuk susunan ion menjadi simetris lagi (dengan
kata lain, untuk rampungnya relaksasi), dan waktu ini, yang disebut waktu relaksasi, dapat
dinyatakan secara matematik sebagai fungsi dari parameter-parameter terukur dari larutan.
Waktu relaksasi berbanding terbalik dengan konsentrasi.
Karena itu perubahan konduktivitas dengan pengenceran bukanlah diakibatkan oleh
perubahan dalam derajat disosiasi, seperti yang dikemukakan oleh Arrhenius, tetapi oleh
perubahan-perubahan gaya-gaya antar ion yang diuraikan diatas. Konduktivitas molar, pada
konsentrasi c, dapat dinyatakan dengan persamaan (yang disederhanakan) :
Ac = Ao(A+BA0)
Dengan Ao adalah nilai batas dari konduktivitas pada konsentrasi nol. A dan B adalah bilangan
konstan (untuk ion tertentu dalam pelarut tertentu pada suhu tertentu) dan masing-masing
berhubungan dengan efek asimetris dan elektroforetik. Faedah-faedah yang besar dari teori
Deybe-Huckel-Onsanger dapat dinilai dari fakta bahwa baik A dan B, keduanya dapat
dinyatakan dengan parameter-parameter larutan yang terukur, dan dengan beberapa konstanta
alam dan bahwa konduktivitas yang dihitung dari persamaan ini, sangat cocok dengan nilai-nilai
dari eksperimen, terutama bila konsentrasi tidak terlalu tinggi.
Rasio Ac/ Ao dalam teori modern tentang elektrolit kuat, yang didasarkan atas ionisasi
sempurna, tak lagi memberi derajat disosiasi untuk suatu elektrolit kuat (untuk mana
seharusnya sama dengan satu); maka lebih tepat untuk menyebutnya koefisien konduktivitas atau
rasio konduktans. Memang rasio ini memberi pendekatan derajat disosiasi untuk elektrolit
lemah, tetapi bahkan di sinipun ada gaya-gaya antar ion yang mengurangi konduktivitas, dan ini
boleh dikoreksi dengan bantuan teori Deybe-Huckel-Onsanger.