teori konsentrasi 02

Upload: amir-malarangeng

Post on 02-Jun-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 teori konsentrasi 02

    1/14

    7

    BAB II

    LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

    A. Landasan Teori

    2.1 Konsentrasi Belajar

    2.1.1. Definisi Konsentrasi Belajar

    Konsentrasi belajar merupakan suatu prilaku dan fokus perhatian siswa untuk dapat

    memperhatikan dalam setiap pelaksanaan pembelajaran, serta dapat memahami setiap

    materi pelajaran yang telah diberikan. (Sumartno, : 2004).

    Konsentrasi belajar merupakan tingkatan pemahaman siswa yang dapat

    memperhatikan dengan baik dalam setiap pelaksanaan pembelajaran. Berbagai upaya terus

    dilakukan oleh pemerintah, misalnya dengan penataran, pembekalan, seminar, diskusi,

    sampai penelitian yang intinya bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan. (Republika,

    24 Desember 2008).

    Konsentrasi bagi seseorang PrP (Pineal re Programming) adalah kesadaran yang

    mampu mengintepretasi dan menyimpan segala informasi tanpa pilih - pilih yang dianggap

    berguna atau tidak, yang meliputi :

    1. Intepretasi dari setiap individual indra yang diproses oleh masing - masing panca indra

    yang memiliki output sendiri sendiri, seperti :

    a. Mata menerima input secara visual dan kemudian otak mengintepretasikannya.

    b. Telinga menerima input getaran suara dan kemudian otak menginterpretasikannya

    c. Hidung menerima input penciuman bau dari lingkungan sekitar dan kemudian otak

    menginterpretasikannya.

    d. Kulit menerima input peraba udara, kasar, halus, yang dirasakan dan kemudian

  • 8/10/2019 teori konsentrasi 02

    2/14

    8

    disampaikan ke otak lalu menginterpretasikannya.

    e. Lidah menerima input perasa dan kemudian otak menginterpretasikannya.

    Dari tiap output interpretasi tiap individual panca indera, lalu terbentuk general

    language(bahasa lintas indera) yang memberikan informasi detail dalam satu jenis bahasa

    tentang hal yang diterima semua indera secara merata.

    2. Tiap individual object information yang masih dalam jangkauan, dapat diterima oleh

    kelima indera dalam radius tertentu,kemudian diinterpretasikan oleh tiap masing - masing

    indera secara individual sebagai individual objek tanpa tereduksi oleh individual object

    information lain. Kemudian tiap individual object information juga diinterpretasikan

    mengenai sebab akibat satu dengan yang lainnya.

    2.1.2. Indikator Konsentrasi Belajar

    Indikator merupakan alat untuk mengukur realisasi dari standar permasalahan

    dalam penelitian yang muncul serta membimbing penerapan berbagai perbaikan dan

    perubahan yang diperlukan. Dalam penelitian permasalahan yang akan dibahas mengenai

    tingkat konsentrasi belajar siawa yang merupakan suatu perasaan atau sikap yang timbul

    dari pengalaman subjektif, keberadaan dan fokus perhatian yang dapat diketahui melalui

    suatu pengukuran dengan menggunakan alat ukur tertentu.

    Menurut Super dan Crites, yang dikutip oleh Karnoto (1986:16) bahwa cara untuk

    mengukur konsentrasi belajar adalah sebagai berikut :

    1.

    Memperhatikan setiap materi pelajaran yang disampaikan guru

    2. Dapat merespon dan memahami setiap materi pelajaran yang diberikan

    3. Selalu bersikap aktif dengan bertanya dan memberikan argumentasi mengenai

    materi pelajaran yang disampaikan guru

  • 8/10/2019 teori konsentrasi 02

    3/14

    9

    4.

    Menjawab dengan baik dan benar setiap pertanyaan yang diberikan guru

    5. Kondisi kelas tenang dan tidak gaduh saat menerima materi pelajaran

    Untuk mengukur tingkat konsentrasi belajar siswa, yang terpenting adalah mengetahui

    seberapa jauh individu tersebut menerima, menolak atau menghindari setiap pelaksanaan

    pembelajaran yang menjadi kecenderungannya.

    2.1.3. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Belajar

    Menurut (Tonie Nase :2007) Konsentrasi belajar siswa, dapat dipengaruhi oleh berbagai

    faktor, yaitu :

    1. Lingkungan

    Lingkungan dapat mempengaruhi kemampuan dalam berkonsentrasi, kita akan dapat

    memaksimalkan kemampuan konsentrasi. Jika kita dapat mengetahui faktor apa saja yang

    berpengaruh terhadap konsentrasi, kita mampu menggunakan kemampuan kita pada saat

    dan suasana yang tepat. Faktor lingkungan yang mempengaruhi konsentrasi belajar adalah

    suara, pencahayaan, temperatur, dan desain belajar.

    a.

    Suara

    Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda terhadap suara, ada yang menyukai

    belajar sambil mendengarkan musik, belajar ditempat ramai, dan bersama teman. Tetapi

    ada yang hanya dapat belajar ditempat yang tenang tanpa suara, atau ada juga yang dapat

    belajar ditempat dalam keadaan apapun.

    b.

    Pencahayaan

    Pencahayaan merupakan salah satu faktor yang pengaruhnya kurang begitu dirasakan

    dibandingkan pengaruh suara, tetapi terdapat juga seseorang yang senang belajar ditempat

    terang, atau senang belajar ditempat yang gelap, tetapi kenyamanan visual dapat juga

  • 8/10/2019 teori konsentrasi 02

    4/14

    10

    digolongkan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kenyamanan di dalam

    ruangan maupun bangunan.

    c. Temperatur

    Temperatur sama seperti faktor pencahayaan, merupakan faktor yang pengaruhnya

    kurang begitu dirasakan dibandingkan pengaruh suara, tetapi terdapat juga seseorang yang

    senang belajar ditempat dingin, atau senang belajar ditempat yang hangat, dan juga senang

    belajar ditempat dingin maupun hangat.

    d.

    Desain Belajar

    Desain belajar merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh juga, yaitu

    sebagai media atau sarana dalam belajar, seperti halnya terdapat seseorang yang senang

    belajar ditempat santai sambil duduk di kursi, sofa, tempat tidur, maupun di karpet. Cara

    tersebut merupakan salah satu cara yang dapat membuat kita lebih dapat berkonsentrasi.

    2. Modalitas Belajar

    Modalitas belajar yang menentukan siswa dapat memproses setiap informasi yang

    diterima. Konsentrasi dalam belajar dan kreativitas guru dalam mengembangkan strategi

    dan metode pembelajaran di kelas akan meningkatkan konsentrasi belajar siswa sehingga

    hasil belajarnya pun akan meningkat pula.

    Semakin banyak informasi yang diterima dan diserap oleh siswa, maka kemampuan

    berkonsentrasi pun harus semakin baik dan fokus dalam mengikuti setiap proses

    pembelajaran. Banyak cara yang ditawarkan oleh para ahli dalam meningkatkan

    konsentrasi belajar siswa, misalnya dengan cara meningkatkan gelombang alfa agar setiap

    siswa dapat berkonsentrasi dengan baik (Depoter,dkk; 2000), kemudian dapat juga dengan

  • 8/10/2019 teori konsentrasi 02

    5/14

    11

    mengatur posisi tubuh pada saat belajar, dan mempelajari materi (informasi) sesuai dengan

    karakteristik siswa itu sendiri.

    3.

    Pergaulan

    Pergaulan juga dapat mempengaruhi siswa dalam menerima pelajaran, perilaku dan

    pergaulan mereka, dapat mempengaruhi konsentrasi belajar yang dipengaruhi juga oleh

    beberapa faktor, seperti faktor teknologi yang berkembang saat ini contohnya televisi,

    internet, dll hal ini sangat berpengaruh pada sikap dan prilaku siswa.

    4. Psikologi

    Faktor psikologi juga dapat mempengaruhi bagaimana sikap dan perilaku siswa dalam

    berkonsentrasi, misalnya karena adanya masalah dalam lingkungan sekitar dan keluarga,

    hal ini tentunya akan mempengaruhi psikologi siswa, karena siswa akan kehilangan

    semangat dan motivasi belajar mereka, tentunya akan berpengaruh juga terhadap tingkat

    konsentrasi siswa yang akan semakin menurun.

    2.2 Temperatur dan Pecahayaan Ruang

    2.2.1. Definisi Temperatur Ruang

    Temperatur ruang bila dihubungkan dengan temperatur ruang kelas, kata temperatur

    ruang yang nyaman memiliki pengertian ruangan yang memiliki suhu udara sejuk, santai

    dan nyaman, sebagai sarana pendidikan ( kamus ilmiah.com ). Dalam mendeskripsikan

    kondisi itu sendiri ada yang berupa Kondisi temperatur, dimana kondisi temperatur adalah

    suatu kondisi thermal yang dirasakan oleh psikologi sikap dan perilaku manusia bukan

  • 8/10/2019 teori konsentrasi 02

    6/14

    12

    oleh benda, tetapi yang dikondisikan dan disebabkan oleh lingkungan sekitar dan benda-

    benda lainnya yang terdapat di sekitar. (Fanger, :1997).

    Temperatur ruangan merupakan suatu suhu pada ruangan tersebut yang nyaman atau

    tidaknya suhu suatu ruangan atau lingkungan thermal akan tergantung pada menyala dan

    matinya signal syaraf reseptor temperatur yang terdapat pada kulit dan otak manusia, maka

    kenyamanan temperatur merupakan kondisi pikiran yang dapat mengekspresikan tingkat

    kepuasan seseorang terhadap suhu ruangan serta lingkungan thermal disekitarnya. (Peter

    Hoppe, : 1997).

    Temperatur merupakan tingkatan suhu suatu benda yang berhubungan dengan energi

    dalam berbagai skala, di kehidupan sehari - hari biasanya ukuran suhu udara dapat

    dinyatakan derajat celcius (kamus ilmiah.com). Manusia dapat menginderakan suhu udara

    disekitarnya, kondisi suhu udara di lingkungan sekitar manusiaatau di atmosfer dinamakan

    dengan ambient temperature (suhu lingkungan).

    Penginderaan temperatur lingkungan itu sendiri bersumber ada dua komponen, yaitu

    komponen fisik dan komponen psikis. Komponen fisik adalah kadar suhu udara

    lingkungan yang diukur dengan skala Celcius (C) atau Fahrenheit (F). Sedangkan

    komponen psikis lebih majemuk, bagian komponen psikis yang pertama adalah suhu tubuh

    kita sendiri yang dinamakan dengan temperatur internal (body temperature). Bagian lain

    yang peka terhadap suhu udara pada tubuh kita yaitu pada kulit yang merupakan reseptor

    yang peka terhadap perubahan suhu udara lingkungan sekitar.

    Reaksi tubuh sangat dipengaruhi oleh suhu udara lingkungan. Untuk ukuran suhu

    tubuh manusia normalnya memiliki suhu tubuh sekitar 37C, jika suhu tubuh manusia

    kurang dari 25C atau lebih dari 55C, maka akan mati. Oleh karena itu didalam tubuh

    manusia terdapat organ tertentu yang mempertahankan suhu tubuh agar tetap normal.

  • 8/10/2019 teori konsentrasi 02

    7/14

    13

    Organ tersebut adalah hypothalamus. Jika temperatur udara lingkungan meningkat, maka

    fungsi hypothalamus untuk merangsang pembesaran pori-pori kulit, percepatan peredaran

    darah, pengeluaran keringat dan reaksi-reaksi tubuh lainnya yang bertujuan untuk dapat

    mengurangi panas tubuh yang berlebihan.

    Gejala yang akan terjadi, ketika hypothalamus tidak dapat mempertahankan suhu

    tubuh manusia pada suhu normal, maka gejala yang akan terjadi :

    a.Heat exhaustion :akan menimbulkan rasa lelah akibat panas yang berlebihan, disertai

    rasa mual, sakit kepala dan gelisah.

    b.Heat stroke : akan mengakibatkan delerium (mengigau), pingsan (tidak sadar), dan

    dapat mengakibatkan meninggal dunia akibat panas yang berlebihan.

    c.Heat aesthenia : akan mengakibatkan kejenuhan, sakit kepala, gelisah, susah untuk

    tidur insomniadan mudah tersinggung.

    d.

    Mengakibatkan serangan jantung, karena suhu lingkungan yang tinggi daya kerja

    jantung lebih cepat mengalirkan darah keseluruh tubuh untuk menurunkan suhu.

    Reaksi penyesuaian diri dari suhu lingkungan yang satu dengan suhu lingkungan yang

    Lainnya yang memiliki suhu berbeda-beda disebut acclimatization(aklimatisasi).

    2.2.2. Definisi Pencahayaan Ruang

    Pencahayaan ruang adalah faktor pencahayaan pada ruangan sehingga intensitas

    cahaya dari luar yang masuk pada masing-masing ruang dapat terpenuhi sesuai dengan

    fungsi dan kebutuhannya. Satuan intensitas cahaya adalah candela (disingkat cd) dan

    lumen/lux. Satu candela adalah intensitas cahaya suatu sumber cahaya yang memancarkan

    radiasi monokromatik pada frekuensi 540 1012 hertz dengan intensitas radiasi sebesar

    1/683 watt per steradian dalam arah tersebut (CGPM ke-16, 1979)

  • 8/10/2019 teori konsentrasi 02

    8/14

    14

    Pencahayaan merupakan kestabilan sirkulasi Pencahayaan yang masuk ke dalam

    ruangan dan sebagai salah satu faktor yang sebenarnya pengaruhnya kurang begitu

    dirasakan dibandingkan pengaruh suara, karena terdapat juga seseorang yang senang

    belajar ditempat terang, atau senang belajar ditempat yang gelap, tetapi pencahayaan dapat

    juga digolongkan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kenyamanan di

    dalam ruangan maupun bangunan.

    2.2.3. Reaksi Fisiologis Terhadap Kondisi Temperatur dan Pencahayaan

    Penjelasan bagaimana manusia dapat mengerti dan memahami lingkungan serta

    fisiologis yang dapat mempengaruhi kenyamanan, seperti :

    a. Pendekatan Konvensional

    Bermula dari adanya rangsangan luar dari diri individual (stimulus), individu menjadi

    sadar akan adanya stimulus ini melalui sel - sel syaraf reseptor (penginderaan) yang peka

    terhadap bentuk-bentuk energi tertentu cahaya maupun suara yang dapat mempengaruhi

    tingkat kenyamanan. Menurut Wirawan (1992), bila sumber energi itu cukup kuat, maka

    akan berpengaruh terhadap penginderaan manusia dan akan disatukan kemudian

    dikoordinasikan di dalam sel - sel syaraf dan otak, sehingga manusia bisa mengenali objek

    dan kenyamanan di lingkungan sekitar, maka keadaan ini dinamakan persepsi.

    Pandangan konvensional ini menganggap persepsi sebagai kumpulan penginderaan

    (sensation). Jadi kalau kita melihat benda yang terbuat dari kayu dan berkaki empat, maka

    indera kita akan mengkoordinasikan secara tertentu, yang dikaitkan dengan ingatan dan

    pemahaman kita, yang diberi makna tertentu sehingga kita bisa mengenal, misalnya benda

    tersebut adalah kursi. Cara pandang seperti ini dinamakan juga sebagai pendekatan

  • 8/10/2019 teori konsentrasi 02

    9/14

    15

    kontruktivisme. Karena sebetulnya kerja otak kita tidak secara pasif mengkumulasikan

    pengalaman dan memori kita, melainkan aktif untuk menilai dan memberikan makna.

    b.

    Pendekatan Ekologik

    Pendekatan ini dikemukakan oleh (Gibson, ;1997), individu tidak menciptakan makna-

    makna dari apa yang di inderakannya, karena sesungguhnya makna itu telah terkandung

    dalam stimulus itu sendiri dan tersedia untuk organisme yang siap menyerapnya.Ia

    berpendapat bahwa persepsi terjadi secara spontan dan langsung. Spontanitas ini terjadi

    karena organisme selalu menjajaki (eksplorasi) lingkungannya dan dalam penjajakan itu

    melibatkan setiap objek yang ada di lingkungannya dan setiap objek menonjolkan sifat-

    sifatnya yang khas untuk organisme bersangkutan.

    2.2.4. Dampak Kondisi Temperatur dan Pencahayaan Terhadap Perilaku

    Menurut Bell dkk (Wirawan,: 1992) menuturkan bahwa kondisi temperatur dan

    pencahayaan sampai batas tertentu dapat menimbulkan arousalyang dapat mempengaruhi

    dan merangsang prestasi, tetapi setelah sudah melewati batas kenyamanan tertentu, akan

    mengakibatkan terganggunya pula tingkat konsentrasi dan prestasi belajar.

    Kondisi temperatur lingkungan, dan sirkulasi cahaya yang terlalu tinggi dapat

    menyebabkan meningkatnya beban psikis (stress) sehingga akhirnya akan menurunkan

    attention. Teori behavioral constraint, suhu lingkungan yang terlalu tinggi akan

    meyebabkan menurunnya persepsi kontrol terhadap lingkungan sehingga dapat

    mempengaruhi kosentrasi dan perilaku individu.

    Di lingkungan industri maupun di lingkungan sekolah, kondisi temperatur dan

    pencahayaan yang kurang baik, menimbulkan kejenuhan, kelelahan dan berkurangnya

  • 8/10/2019 teori konsentrasi 02

    10/14

    16

    konsentrasi. Serta pengaruhnya kondisi temperatur dan pencahayaan yang kurang baik,

    akan mempengaruhi terhadap tingkah laku sosial, misalnya peningkatan agresivitas dan

    perubahan perilaku sosial yang signifikan dari sebelumnya.

    a. Reaksi Terhadap Panas

    Menurut Bell dkk (Wirawan, 1992), mengemukakan kenaikan suhu sampai batas

    tertentu menimbulkan arousal yang merangsang prestasi, tetapi setelah melebihi batas

    tertentu, kenaikan suhu yang melebihi batas suhu normal ini sudah mulai mempengaruhi

    suhu tubuh manusia yang mengakibatkan terganggunya pula prestasi kerja. Ditinjau dari

    teori overload, suhu lingkungan yang berlebihan dan terlalu tinggi menyebabkan

    meningkatnya beban psikis (stress) pada manusia sehingga akan menurunkan attention.Di

    tinjau dari teori behavioral constraint, suhu lingkungan yang terlalu tinggi akan

    menyebabkan menurunnya persepsi kontrol manusia terhadap lingkungan sehingga bisa

    menurunkan tingkat konsentrasi.

    b. Reaksi Terhadap Dingin

    Reaksi fisiologis terhadap suhu udara yang dingin (dibawah 68F atau 20C) dalam

    beberapa hal berbeda dengan reaksi fisiologis terhadap suhu panas. Dampak suhu udara

    yang dingin terhadap perilaku manusia sangat kompleks karena beberapa hal, yaitu :

    1. Manusia jarang sekali melakukan aktifitas pada suhu udara dingin, tanpa memakai

    pelindung misalnya pakaian yang tebal atau memakai jaket.

    2.

    Dikarenakan reaksi fisiologis dan perilaku manusia berbeda-beda terhadap suhu udara

    dingin, hal inilah yang menyebabkan perbedaan dan menjadi kompleks. Hal ini

    disebabkan juga kekebalan suhu tubuh manusia itu berbeda-beda

  • 8/10/2019 teori konsentrasi 02

    11/14

    17

    2.3. Suhu Udara Efektif

    Kombinasi suhu udara, kelembaban udara dan kecepatan angin tidak pernah

    mempunyai besaran yang tetap, karena keadaannya selalu mengalami perubahan dan

    Keadaan saling mempengaruhi tersebut akan membentuk suhu udara efektif yang nyaman

    bagi manusia untuk beraktifitas. Meskipun perasaan nyaman tersebut bersifat subjektif

    tetapi dapat ditentukan daerah kenyamanan dan berlaku umum bagi orang-orang yang

    tinggal di daerah yang sama. kondisi kenyamanan thermal sampai batas efektif dengan

    suhu udara berkisar 25C dan dapat menimbulkan arousal yang mempengaruhi dan

    merangsang kenyamanan serta prestasi kerja, tetapi setelah melewati batas kenyamanan

    tertentu, akan mengakibatkan terganggunya pula tingkat konsentrasi dan prestasi belajar.

    Pada daerah yang memiliki iklim tropis, zona kenyamanan thermal suatu ruangan

    berkisar pada tingkatan suhu udara efektif antara 22C sampai 27C, lebih jelasnya dapat

    dilihat pada tabel sebagai berikut :

    Tabel 2.1

    Suhu Udara Efektif Daerah Tropis

    (Sumber Direja, 1999: 3)

    Suhu Udara Efektif

    (ET)(C)Kategori

    27.5C nyaman - hangat

    25.8C nyaman - optimal

    22.1C nyaman - sejuk

    20.5C nyaman - sejuk

  • 8/10/2019 teori konsentrasi 02

    12/14

    18

    2.4. Intensitas Cahaya Efektif

    Dalam merancang ruangan maupun bangunan selain melihat aspek tata letak dan

    morfologi bangunan, juga harus memperhatikan aspek sirkulasi pencahayaan yang masuk

    pada bangunan (Sumalyo1993:9). Bangunan dan ruangan yang baik dibangun dengan

    gaya dan karakteristik dengan adanya penyesuaian terhadap iklim tropis basah di

    Indonesia. Penyesuaian terhadap iklim tropis basah tersebut sangat mempengaruhi corak

    arsitektur memiliki ciri khas pada bukaan bangunannya. Bukaan pada bangunan seperti

    pintu dan jendela merupakan suatu elemen penting pada suatu ruang. Rancangan pintu dan

    jendela, serta dimensi dan tata letaknya dalam suatu ruang juga akan mempengaruhi

    sirkulasi bangunan tersebut dan aktivitas di dalamnya.

    Ruang terlalu terang, mata akan silau dan cepat lelah. Ruang kurang terang, mata

    berakomodasi maksimal terus menerus sehingga cepat lelah juga. Ruang membaca

    sedikitnya membutuhkan cahaya 250 lux ( lumen/ kuat cahaya dibagi luas ruang ), idealnya

    antara 300-400 lux. Tes mudahnya, jika selama 15 menit kita tak merasa lelah maka

    cahayanya sudah cukup ideal.Pintu dan jendela tidak hanya berfungsi sebagai pembatas

    antar ruang, akses masuk, transisi ruang, penghubung antar ruang, dan sekaligus pengaman.

    Tetapi juga berfungsi sebagai sirkulasi pencahayaan yang masuk kedalam ruangan Oleh

    karena itu, rancangan desain pintu dan jendela harus disesuaikan dengan fungsinya dan

    peletakannya. Karena Peranan pintu sebagai penghubung antar ruang juga mempengaruhi

    visual penghuni bangunan, meskipun antar ruang memiliki keterkaitan, tetapi ada berbagai

    batasan-batasan yang melingkupinya. Jendela merupakan elemen bukaan pada rumah

    tinggal yang memiliki peranan penting untuk memberikan kenyamanan pergantian sirkulasi

    udara, memasukkan cahaya ke dalam ruang, penghubung visual dari sisi dalam maupun

    luar ruangan, dan jendela dapat mempercantik bangunan dan ruangan. Jendela pada

  • 8/10/2019 teori konsentrasi 02

    13/14

    19

    bangunan dan ruangan memiliki karakteristik yang unik dari segi fungsi, material, maupun

    rancangannya mempunyai ciri khas, yaitu adaptif dengan iklim setempat. Oleh karena itu,

    rancangan bukaan pada bangunan sangat penting untuk diperhatikan, karena memegang

    peranan penting terhadap kenyamanan penghuni bangunan, dan desain bukaannya juga

    menambah nilai estetis pada suatu bangunan.

    B. Anggapan Dasar

    Setiap penelitian perlu ditunjang adanya anggapan dasar untuk memperkuat landasan

    penelitian. Anggapan merupakan titik tolak penelitian dalam suatu penelitian yang

    kebenarannya tidak diragukan lagi. Hal ini sejalan dengan pendapat Winarno Surakhmad

    yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto (2002 : 58) bahwa : Anggapan dasar atau postulat

    adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik.

    Anggapan dasar merupakan landasan teoritis yang penulis gunakan dalam melakukan

    penelitian sehingga penelitian ini dapat sejalan dengan kaidah-kaidah keilmuan yang sudah

    ada sebelumnya.

    Berdasarkan uraian tersebut maka sebagai asumsi penulis dalam penelitian ini adalah

    sebagai berikut :

    Adanya kecenderungan bahwa kondisi temperatur dan pencahayaan ruang kelas

    dapat mempengaruhi tingkat konsentrasi belajar siswa

    C. Hipotesis

    Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

    permasalahan penelitian. Hipotesis disimbolkan dengan (Ha) dan perlu didampingi oleh

  • 8/10/2019 teori konsentrasi 02

    14/14

    20

    pernyataan lain yang isinya berlawanan. Pernyataan ini merupakan hipotesis tandingan

    dengan simbol (Ho) untuk ( Ha).

    Berdasarkan pengertian diatas, hipotesis yang dirumuskan penulis pada penelitian ini

    sebagai berikut :

    (Ho) : Tidak terdapat perbedaan tingkat konsentrasi belajar siswa yang signifikan

    berdasarkan kondisi temperatur dan pencahayaan ruang kelas di Sekolah Menengah

    Kejuruan Negeri 5 Bandung

    (Ha) : Terdapat perbedaan tingkat konsentrasi belajar siswa yang signifikan

    berdasarkan kondisi temperatur dan pencahayaan ruang kelas di Sekolah Menengah

    Kejuruan Negeri 5 Bandung