teori disiplin kerja guru

9
TEORI DISIPLIN KERJA GURU Dewasa ini kata disiplin sering kita dengar, sering kita baca bahkan dianjurkan oleh pemerintah dengan adanya Gerakan Disiplin Nasional (GDN). Salah satu yang terkandung didalamya adalah disiplin mengajar guru. Untuk memahami dan memperoleh gambaran tentang disiplin guru, alangkah baiknya memahami dulu dari pengertian disiplin itu sendiri. Disiplin sangat penting artinya bagi kehidupan manusia, karena itu, ia harus ditanamkan secara terus-menerus agar disiplin menjadi kebiasaan. Orang-orang yang berhasil dalam bidang pekerjaan, umumnya mempunyai kedisiplinan yang tinggi, sebaliknya orang yang gagal pada umumnya tidak disiplin. Makna disiplin secara istilah berasal dari istilah bahasa inggris yaitu: “dicipline berarti: 1) Tertib, taat atau mengendalikan tingkah laku, penguasaan diri, kendali diri ; 2). Latihan membentuk, meluruskan atau menyempurnakan sesuatu, sebagai kemampuan mental atau karakter moral: 3). Hukuman yang diberikan untuk melatih memperbaiki: 4). Kumpulan atau sistem peraturan- peraturan bagi tingkah laku. Menurut IG Wursanto dalam buku Dasar-Dasar Manajemen Personalia merumuskan “Disiplin merupakan suatu bentuk ketaatan dan pengendalian diri yang rasional, sadar penuh, tidak memaksakan perasaan sehingga tidak emosional” 23 Demikian juga pendapat searah dilontarkan oleh A. Tabrani Rusyan, dkk. yang menyatakan bahwa disiplin adalah: ” suatu perbuatan yang mentaati, mematuhi tertib akan aturan, norma dan kaidah-kaidah yang berlaku baik dimasyarakat maupun ditempat kerja”. Sun Tzu dalam bukunya Art Of War, menyatakan bahwa segala macam kebijakan tidak akan mempunyai arti jika tidak didukung oleh disiplin dan pelaksanaannya. Theo Haiman, mengatakan bahwa disiplin adalah suatu kondisi yang tertib.. Soegeng Prijodarminta, mengatakan disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan dan ketertiban. Disiplin dalah kunci sukses, sebab dalam disiplin akan tumbuh sifat yang teguh dalam memegang prinsip, tekun dalam usaha, pantang mundur dalam

Upload: rocky-angga-saputra

Post on 29-Nov-2015

907 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Teori Disiplin Kerja Guru

TEORI DISIPLIN KERJA GURU

Dewasa ini kata disiplin sering kita dengar, sering kita baca bahkan dianjurkan oleh pemerintah dengan adanya Gerakan Disiplin Nasional (GDN). Salah satu yang terkandung didalamya adalah disiplin mengajar guru. Untuk memahami dan memperoleh gambaran tentang disiplin guru, alangkah baiknya memahami dulu dari  pengertian  disiplin  itu   sendiri.   Disiplin   sangat penting  artinya  bagi  kehidupan manusia, karena itu, ia harus ditanamkan secara terus-menerus agar disiplin menjadi kebiasaan. Orang-orang yang berhasil dalam bidang pekerjaan, umumnya mempunyai kedisiplinan yang tinggi, sebaliknya orang yang gagal pada umumnya tidak disiplin.

Makna disiplin secara istilah berasal dari istilah bahasa inggris yaitu: “dicipline berarti: 1) Tertib, taat atau mengendalikan tingkah laku, penguasaan diri, kendali diri ; 2). Latihan membentuk, meluruskan atau menyempurnakan sesuatu, sebagai kemampuan mental atau karakter moral: 3). Hukuman yang diberikan untuk melatih memperbaiki: 4).  Kumpulan atau  sistem  peraturan-peraturan bagi tingkah laku.

Menurut IG Wursanto dalam buku Dasar-Dasar Manajemen Personalia merumuskan “Disiplin merupakan suatu bentuk ketaatan dan pengendalian diri yang rasional, sadar penuh, tidak memaksakan perasaan sehingga tidak emosional” 23 Demikian  juga  pendapat searah dilontarkan oleh  A. Tabrani Rusyan,  dkk. yang  menyatakan  bahwa  disiplin  adalah: ” suatu perbuatan yang mentaati, mematuhi tertib akan aturan, norma dan kaidah-kaidah yang berlaku baik dimasyarakat maupun ditempat kerja”. Sun Tzu dalam bukunya Art Of War, menyatakan bahwa segala macam kebijakan tidak akan mempunyai arti jika tidak didukung oleh disiplin dan pelaksanaannya. Theo Haiman, mengatakan bahwa disiplin adalah suatu kondisi yang tertib.. Soegeng Prijodarminta, mengatakan disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan dan ketertiban. Disiplin dalah kunci sukses, sebab dalam disiplin akan tumbuh sifat yang teguh dalam memegang prinsip, tekun dalam usaha, pantang mundur dalam kebenaran, dan rela berkorban untuk kepentingan agama dan jauh dari sifat pamrih.

Menurut Fathoni, disiplin adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku. Menurut Keith David dan John W. Nasution dalam bukunya Human Behavior at Work, menyatakan bahwa disiplin mempunyai tiga macam sifat, yaitu:

1. Disiplin preventif,

2. Disiplin korektif dan

3. Disiplin progresif.

Disiplin preventif adalah tindakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terdorong untuk mentaati standar dan peraturan. Tujuan pokoknya adalah mendorong SDM agar memiliki disiplin pribadi yang tinggi agar peran kepemimpinan tidak terlalu berat dengan pengawasan atau pemaksaan,   yang   dapat   mematikan   prakarsa   dan   kreativitas  serta partisipasi SDM.

Page 2: Teori Disiplin Kerja Guru

Disiplin korektif adalah tindakan yang dilakukan setelah terjadi pelanggaran standar atau peraturan, tindakan tersebut dimaksudkan untuk mencegah timbulnya pelanggaran lebih lanjut. Berupa hukuman tertentu atau tindakan disipliner, antara lain berupa peringatan, skors, dan pemecatan.

Disiplin progresif adalah tindakan disipliner berulang-ulang berupa hukuman yang makin berat, dengan maksud agar pihak pelanggar bisa memperbaiki diri sebelum hukuman berat dijatuhkan.

Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam melakukan tindakan pendisiplinan dalam mengelola sumber daya manusia secara efektif adalah sebagai berikut:

(1) Pembicaraan informal, bila guru melakukan pelanggaran kecil dan pelanggaran itu dilakukan pertama kali;

(2) Peringatan lisan, peringatan tindakan pendisiplinan resmi yang akan dilakukan kemudian jika guru tidak mengubah perilaku yang menyimpang aturan;

(3) Peringatan tertulis, diberikan kepada guru yang telah melakukan pelanggaran berulang-ulang;

(4) Pengrumahan sementara, bila langkah pendisiplinan sebelumnya tidak berhasil mengubah perilakunya yang melanggar aturan

(5) Demosi, yaitu penurunan pangkat atau jabatan atau upah/gaji yang diterima guru;dan

(6) Pemecatan, yaitu jika guru melakukan pelanggaran yang sangat serius atau pelanggaran yang terlalu sering dilakukan dan tidak dapat diperbaiki dengan langkah pendisiplinan sebelumnya.

Disiplin dapat diartikan sebagai suatu kepatuhan dan ketaatan yang muncul karena adanya kesadaran dan dorongan yang terjadi dalam diri orang itu. Disiplin waktu bagi guru dalam mengajar merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap prestasi siswa dalam belajar. Seorang guru harus menjadi suri tauladan bagi setiap siswanya, maka dengan demikian setiap siswa akan termotivasi untuk dapat belajar lebih giat lagi. Kalau setiap guru tidak disiplin waktu dalam mengajar atau selalu terlambat, maka bagaimana guru itu dapat menjadi suri tauladan bagi setiap siswanya. Kalau guru sudah dapat disiplin dalam hal  mengajar, maka  siswanya akan termotivasi dengan baik dan akhirnya prestasinya pun akan baik, sebaliknya jika guru tidak disiplin waktu dalam mengajar.  mungkin  siswanya  malas  untuk  mengikuti  pelajaran, maka hasilnyapun akan jelek. Dengan  demikian  seorang  guru  dituntut untuk disiplin dalam hal waktu mengajar agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.

Page 3: Teori Disiplin Kerja Guru

Disiplin merupakan salah satu bagian dari keseluruhan sistem tata kelola pendidikan dan ia merupakan faktor yang utama dalam menentukan kualitas belajar siswa disuatu sekolah. Jika siswa belajar dengan disiplin, berarti ia tekun mempelajari materi pelajaran yang diajarkan oleh gurunya. Disiplin belajar siswa dapat dilihat dari ketekunannya belajar, ketaatan terhadap jamjam belajar, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru di sekolah memeriksa buku pelajaran sebelum berangkat ke sekolah dan tidak terjerumus pada kenakalan. Perwujudan dari disiplin belajar akan terlihat dari tingkat prestasi belajar yang dicapainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan disiplin kerja guru dengan kualitas belajar siswa di MTs Soebono Mantofani Jombang-Ciputat. Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriftif korelasional. Jenis penelitian ini adalah studi korelasional dengan menggunakan metode kuantitatif dengan penalaahan hubungan antara dua variable yaitu disiplin kerja guru (X) dan kualitas (Y) kemudian diolah menggunakan rumus product moment. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dan angketan serta dalam penelitian ini yaitu siswa dan guru MTs Soebono Mantofani. Dari hasil penelitian ini hubungan disiplin kerja antara guru dengan kualitas belajar siswa “sangat rendah” artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara disiplin kerja guru dengan kualitas belajar siswa. Hal ini terbukti dari hasil skor 0,264 yang temasuk dalam kategori rendah Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara disiplin kerja guru dengan kualitas belajar siswa. Disiplin kerja guru hanya memberikan pengaruh sebesar 2,8% terhadap kualitas belajar

Page 4: Teori Disiplin Kerja Guru

DASAR TEORI

A. KONSEP DISIPLIN KERJA GURU

Apa yang dimaksud dengan disiplin ? Banyak para ahli yang memberikan pengertian

sesuai dengan sudut pandang mereka. The Liang Gie (1972) memberikan pengertian disiplin

sebagai berikut :

“Disiplin ialah sesuatu keadaan tertib di mana orang-orang yang tergabung dalam suatu

organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang hati”.

Good’s (1959) dalam Dictionay of Education mengartikan disiplin sabagai berikut :

1. Proses atau hasil pengarahan atau pengendalian keinginan, dorongan atau kepentingan

guna mencapai maksud atau untuk mencapai tindakan yang lebih sangkil.

2. Mencari tindakan terpilih dengan ulet, aktif dan diarahkan sendiri, sekalipun menghadapi

rintangan.

3. Pengendalian perilaku secara langsung dan otoriter dengan hukuman atau hadiah.

4. pengekangan dorongan dengan cara yang tak nyaman dan bahkan menyakitkan.

Webster’s New Wold Dictionary (1959) memberikan batasan disiplin sebagai: Latihan

untuk mengendalikan diri, karakter dan keadaan secara tertib dan efisien.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut kiranya jelas, bahwa disiplin adalah suatu

keadaan di mana sesuatu itu berada dalam keadaan tertib, teratur dan semestinya, serta tiada

suatu pelanggaran-pelanggaran baik secara langsung maupun tidak langsung.

Adapun pengertian disiplin kerja guru adalah suatu keadaan tertib dan teratur yang

dimiliki oleh guru dalam bekerja di sekolah, tanpa ada pelanggaran-pelanggaran yang

merugikan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap dirinya, teman sejawatnya

dan terhadap sekolah secara keseluruhan.

Page 5: Teori Disiplin Kerja Guru

Ada tiga macam disiplin. Pertama, disiplin yang dibangun berdasarkan konsep

otoritarian. Menurut kacamata konsep ini, guru di sekolah dikatakan mempunyai disiplin

tinggi manakala mau menurut saja terhadap perintah dan anjuran pejabat dan atau pembina

tanpa banyak menyumbangkan pikiran-pikirannya. Guru diharuskan mengiyakan saja

terhadap apa ang dikehendaki pejabat atau pembina, dan tidak boleh membantah. Dengan

demikian, pejabat atau pembina disekolah bebas memberikan tekanan kepada guru dan

memang harus menekan mereka. Dengan demikian, guru takut dan terpaksa mengikuti apa

yang diingini oleh pejabat atau pembina di sekolah.

Kedua, disiplin yang dibangun berdasarkan konsep permisive. Menurut konsep ini, guru

haruslah diberikan kebebasan luas-luasnya di dalam kelas dan sekolah. Aturan-aturan di

sekolah dilonggarkan dan tidak perlu mengikat kepada guru. Guru dibiarkan berbuat apa saja

sepanjang itu menurutnya baik. Konsep permissive ini merupakan anti tesa dan konsep

autoritarian. Keduanya sama-sama berada dalam kutub ekstrem. Ketiga, disiplin yang

dibangun berdasarkan konsep kebebasan yang terkendali, atau kebebasan yang

bertanggungjawab. Disiplin demikian, memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada guru

untuk berbuat apa saja; tetapi konsekuensi dan perbuatan itu, haruslah ia tanggung. Karena ia

yang menabur, maka ialah yang menuai. Konsep ini merupakan konvergensi dan konsep

otoritarian dan permissive di atas.

Menurut konsep kebebasan terkendali ini, guru memang diberi kebebasan, asal yang

bersangkutan tidak menyalahgunakan kebebasan yang diberikan. Sebab, tidak ada kebebasan

mutlak di dunia ini, termasuk di negara liberal sekalipun, Ada batas-batas tertentu yang harus

diikuti oleh seseorang dalam kerangka kehidupan bermasyarakat, termasuk juga kehidupan

bermasyarakat dalam setting sekolah. Bahkan pendamba kebebasan mutlak pun, sebenarnya

akan terbatasi oleh kebebasan itu sendiri.

Kebebasan jenis ketiga ini juga lazim dikenal dengan kebebasan terbimbing.

Terbimbing oleh karena dalam menerapkan kebebasan tersebut, diaksentuasikan kepada

hal- , hal yang konstruktif. Dan, manakala arah tersebut berbalik atau berbelok ke hal-hal

yang destruktif, maka dibimbing kembali ke arah yang konstruktif.

Berdasarkan tiga konsep disiplin tersebut, kemudian dikemukakan teknik-teknik

alternatif pembinaan disiplin guru. Pertama, dinamai dengan teknik external control, ialah

Page 6: Teori Disiplin Kerja Guru

suatu teknik di mana disiplin guru haruslah dikendalikan dari luar. Teknik ini meyakini

kebenaran akan teori X, yang mempunya; asumsi-asumsi tak baik mengenai manusia. Karena

tak baik mereka harus senantiasa diawasi dan dikontrol terus, agar tidak terjerembab ke

dalam kegiatan-kegiatan yang destruktif dan tidak produktif. Menurut teknik external control

ini, guru harus terus menerus didisiplinkan, dan kalau perlu ditakuti ancaman dan ditawari

dengan ganjaran. Ancaman diberi kepada guru yang tidak disiplin, sementara ganjaran diberi

kepada guru yang mempunyai disiplin tinggi.

Kedua, dinamainya dengan teknik inner control atau internal control. Teknik ini adalah

merupakan kebalikan dari teknik di atas. Teknik ini mengupayakan agar guru dapat

mendisiplinkan diri mereka sendiri. Guru disadarkan akan arti pentingnya disiplin. Sesudah

sajar, ia akan mawas diri dan berusaha mendisiplinkan diri sendiri. Jika teknik ini dapat

dikembangkan dengan baik, maka akan mempunyai kekuatan yang lebih hebat dibandingkan

dengan teknik external control.

Jika teknik inner control ini yang dipilih oleh pembina maka pembina haruslah bisa

menjadi teladan dalam hal kedisiplinan. Sebab, pembina tidak akan dapat mendisiplinkan

guru, tanpa ia sendiri harus berdisiplin. Pembina harus sudah punya self control dan inner

control yang baik.

Ketiga, adalah teknik cooperative control. Menurut teknik ini, antara pembina dan guru

harus saling bekerja sama dengan baik dalam menegakkan disiplin. Pembina dan guru

lazimnya membuat semacam kontrak perjanjian yang berisi aturan-aturan kedisiplinan yang

harus ditaati bersama-sama. Sangsi atas pelanggaran disiplin juga ditaati dan dibuat bersama.

Kontrak atau perjanjian demikian sangat penting, oleh karena dengan demikianlah

pembina dan guru dapat bekerja sama dengan baik. Dalam suasana demikianlah, maka guru

juga merasa dihargai. Inisiatif yang berasal dari dirinya, biarpun itu berbeda dengan inisiatif

pembina, asalkan baik juga diterima oleh pembina dan guru lainnya.