teori disiplin kerja guru
TRANSCRIPT
TEORI DISIPLIN KERJA GURU
Dewasa ini kata disiplin sering kita dengar, sering kita baca bahkan dianjurkan oleh pemerintah dengan adanya Gerakan Disiplin Nasional (GDN). Salah satu yang terkandung didalamya adalah disiplin mengajar guru. Untuk memahami dan memperoleh gambaran tentang disiplin guru, alangkah baiknya memahami dulu dari pengertian disiplin itu sendiri. Disiplin sangat penting artinya bagi kehidupan manusia, karena itu, ia harus ditanamkan secara terus-menerus agar disiplin menjadi kebiasaan. Orang-orang yang berhasil dalam bidang pekerjaan, umumnya mempunyai kedisiplinan yang tinggi, sebaliknya orang yang gagal pada umumnya tidak disiplin.
Makna disiplin secara istilah berasal dari istilah bahasa inggris yaitu: “dicipline berarti: 1) Tertib, taat atau mengendalikan tingkah laku, penguasaan diri, kendali diri ; 2). Latihan membentuk, meluruskan atau menyempurnakan sesuatu, sebagai kemampuan mental atau karakter moral: 3). Hukuman yang diberikan untuk melatih memperbaiki: 4). Kumpulan atau sistem peraturan-peraturan bagi tingkah laku.
Menurut IG Wursanto dalam buku Dasar-Dasar Manajemen Personalia merumuskan “Disiplin merupakan suatu bentuk ketaatan dan pengendalian diri yang rasional, sadar penuh, tidak memaksakan perasaan sehingga tidak emosional” 23 Demikian juga pendapat searah dilontarkan oleh A. Tabrani Rusyan, dkk. yang menyatakan bahwa disiplin adalah: ” suatu perbuatan yang mentaati, mematuhi tertib akan aturan, norma dan kaidah-kaidah yang berlaku baik dimasyarakat maupun ditempat kerja”. Sun Tzu dalam bukunya Art Of War, menyatakan bahwa segala macam kebijakan tidak akan mempunyai arti jika tidak didukung oleh disiplin dan pelaksanaannya. Theo Haiman, mengatakan bahwa disiplin adalah suatu kondisi yang tertib.. Soegeng Prijodarminta, mengatakan disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan dan ketertiban. Disiplin dalah kunci sukses, sebab dalam disiplin akan tumbuh sifat yang teguh dalam memegang prinsip, tekun dalam usaha, pantang mundur dalam kebenaran, dan rela berkorban untuk kepentingan agama dan jauh dari sifat pamrih.
Menurut Fathoni, disiplin adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku. Menurut Keith David dan John W. Nasution dalam bukunya Human Behavior at Work, menyatakan bahwa disiplin mempunyai tiga macam sifat, yaitu:
1. Disiplin preventif,
2. Disiplin korektif dan
3. Disiplin progresif.
Disiplin preventif adalah tindakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terdorong untuk mentaati standar dan peraturan. Tujuan pokoknya adalah mendorong SDM agar memiliki disiplin pribadi yang tinggi agar peran kepemimpinan tidak terlalu berat dengan pengawasan atau pemaksaan, yang dapat mematikan prakarsa dan kreativitas serta partisipasi SDM.
Disiplin korektif adalah tindakan yang dilakukan setelah terjadi pelanggaran standar atau peraturan, tindakan tersebut dimaksudkan untuk mencegah timbulnya pelanggaran lebih lanjut. Berupa hukuman tertentu atau tindakan disipliner, antara lain berupa peringatan, skors, dan pemecatan.
Disiplin progresif adalah tindakan disipliner berulang-ulang berupa hukuman yang makin berat, dengan maksud agar pihak pelanggar bisa memperbaiki diri sebelum hukuman berat dijatuhkan.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam melakukan tindakan pendisiplinan dalam mengelola sumber daya manusia secara efektif adalah sebagai berikut:
(1) Pembicaraan informal, bila guru melakukan pelanggaran kecil dan pelanggaran itu dilakukan pertama kali;
(2) Peringatan lisan, peringatan tindakan pendisiplinan resmi yang akan dilakukan kemudian jika guru tidak mengubah perilaku yang menyimpang aturan;
(3) Peringatan tertulis, diberikan kepada guru yang telah melakukan pelanggaran berulang-ulang;
(4) Pengrumahan sementara, bila langkah pendisiplinan sebelumnya tidak berhasil mengubah perilakunya yang melanggar aturan
(5) Demosi, yaitu penurunan pangkat atau jabatan atau upah/gaji yang diterima guru;dan
(6) Pemecatan, yaitu jika guru melakukan pelanggaran yang sangat serius atau pelanggaran yang terlalu sering dilakukan dan tidak dapat diperbaiki dengan langkah pendisiplinan sebelumnya.
Disiplin dapat diartikan sebagai suatu kepatuhan dan ketaatan yang muncul karena adanya kesadaran dan dorongan yang terjadi dalam diri orang itu. Disiplin waktu bagi guru dalam mengajar merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap prestasi siswa dalam belajar. Seorang guru harus menjadi suri tauladan bagi setiap siswanya, maka dengan demikian setiap siswa akan termotivasi untuk dapat belajar lebih giat lagi. Kalau setiap guru tidak disiplin waktu dalam mengajar atau selalu terlambat, maka bagaimana guru itu dapat menjadi suri tauladan bagi setiap siswanya. Kalau guru sudah dapat disiplin dalam hal mengajar, maka siswanya akan termotivasi dengan baik dan akhirnya prestasinya pun akan baik, sebaliknya jika guru tidak disiplin waktu dalam mengajar. mungkin siswanya malas untuk mengikuti pelajaran, maka hasilnyapun akan jelek. Dengan demikian seorang guru dituntut untuk disiplin dalam hal waktu mengajar agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.
Disiplin merupakan salah satu bagian dari keseluruhan sistem tata kelola pendidikan dan ia merupakan faktor yang utama dalam menentukan kualitas belajar siswa disuatu sekolah. Jika siswa belajar dengan disiplin, berarti ia tekun mempelajari materi pelajaran yang diajarkan oleh gurunya. Disiplin belajar siswa dapat dilihat dari ketekunannya belajar, ketaatan terhadap jamjam belajar, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru di sekolah memeriksa buku pelajaran sebelum berangkat ke sekolah dan tidak terjerumus pada kenakalan. Perwujudan dari disiplin belajar akan terlihat dari tingkat prestasi belajar yang dicapainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan disiplin kerja guru dengan kualitas belajar siswa di MTs Soebono Mantofani Jombang-Ciputat. Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriftif korelasional. Jenis penelitian ini adalah studi korelasional dengan menggunakan metode kuantitatif dengan penalaahan hubungan antara dua variable yaitu disiplin kerja guru (X) dan kualitas (Y) kemudian diolah menggunakan rumus product moment. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dan angketan serta dalam penelitian ini yaitu siswa dan guru MTs Soebono Mantofani. Dari hasil penelitian ini hubungan disiplin kerja antara guru dengan kualitas belajar siswa “sangat rendah” artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara disiplin kerja guru dengan kualitas belajar siswa. Hal ini terbukti dari hasil skor 0,264 yang temasuk dalam kategori rendah Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara disiplin kerja guru dengan kualitas belajar siswa. Disiplin kerja guru hanya memberikan pengaruh sebesar 2,8% terhadap kualitas belajar
DASAR TEORI
A. KONSEP DISIPLIN KERJA GURU
Apa yang dimaksud dengan disiplin ? Banyak para ahli yang memberikan pengertian
sesuai dengan sudut pandang mereka. The Liang Gie (1972) memberikan pengertian disiplin
sebagai berikut :
“Disiplin ialah sesuatu keadaan tertib di mana orang-orang yang tergabung dalam suatu
organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang hati”.
Good’s (1959) dalam Dictionay of Education mengartikan disiplin sabagai berikut :
1. Proses atau hasil pengarahan atau pengendalian keinginan, dorongan atau kepentingan
guna mencapai maksud atau untuk mencapai tindakan yang lebih sangkil.
2. Mencari tindakan terpilih dengan ulet, aktif dan diarahkan sendiri, sekalipun menghadapi
rintangan.
3. Pengendalian perilaku secara langsung dan otoriter dengan hukuman atau hadiah.
4. pengekangan dorongan dengan cara yang tak nyaman dan bahkan menyakitkan.
Webster’s New Wold Dictionary (1959) memberikan batasan disiplin sebagai: Latihan
untuk mengendalikan diri, karakter dan keadaan secara tertib dan efisien.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut kiranya jelas, bahwa disiplin adalah suatu
keadaan di mana sesuatu itu berada dalam keadaan tertib, teratur dan semestinya, serta tiada
suatu pelanggaran-pelanggaran baik secara langsung maupun tidak langsung.
Adapun pengertian disiplin kerja guru adalah suatu keadaan tertib dan teratur yang
dimiliki oleh guru dalam bekerja di sekolah, tanpa ada pelanggaran-pelanggaran yang
merugikan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap dirinya, teman sejawatnya
dan terhadap sekolah secara keseluruhan.
Ada tiga macam disiplin. Pertama, disiplin yang dibangun berdasarkan konsep
otoritarian. Menurut kacamata konsep ini, guru di sekolah dikatakan mempunyai disiplin
tinggi manakala mau menurut saja terhadap perintah dan anjuran pejabat dan atau pembina
tanpa banyak menyumbangkan pikiran-pikirannya. Guru diharuskan mengiyakan saja
terhadap apa ang dikehendaki pejabat atau pembina, dan tidak boleh membantah. Dengan
demikian, pejabat atau pembina disekolah bebas memberikan tekanan kepada guru dan
memang harus menekan mereka. Dengan demikian, guru takut dan terpaksa mengikuti apa
yang diingini oleh pejabat atau pembina di sekolah.
Kedua, disiplin yang dibangun berdasarkan konsep permisive. Menurut konsep ini, guru
haruslah diberikan kebebasan luas-luasnya di dalam kelas dan sekolah. Aturan-aturan di
sekolah dilonggarkan dan tidak perlu mengikat kepada guru. Guru dibiarkan berbuat apa saja
sepanjang itu menurutnya baik. Konsep permissive ini merupakan anti tesa dan konsep
autoritarian. Keduanya sama-sama berada dalam kutub ekstrem. Ketiga, disiplin yang
dibangun berdasarkan konsep kebebasan yang terkendali, atau kebebasan yang
bertanggungjawab. Disiplin demikian, memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada guru
untuk berbuat apa saja; tetapi konsekuensi dan perbuatan itu, haruslah ia tanggung. Karena ia
yang menabur, maka ialah yang menuai. Konsep ini merupakan konvergensi dan konsep
otoritarian dan permissive di atas.
Menurut konsep kebebasan terkendali ini, guru memang diberi kebebasan, asal yang
bersangkutan tidak menyalahgunakan kebebasan yang diberikan. Sebab, tidak ada kebebasan
mutlak di dunia ini, termasuk di negara liberal sekalipun, Ada batas-batas tertentu yang harus
diikuti oleh seseorang dalam kerangka kehidupan bermasyarakat, termasuk juga kehidupan
bermasyarakat dalam setting sekolah. Bahkan pendamba kebebasan mutlak pun, sebenarnya
akan terbatasi oleh kebebasan itu sendiri.
Kebebasan jenis ketiga ini juga lazim dikenal dengan kebebasan terbimbing.
Terbimbing oleh karena dalam menerapkan kebebasan tersebut, diaksentuasikan kepada
hal- , hal yang konstruktif. Dan, manakala arah tersebut berbalik atau berbelok ke hal-hal
yang destruktif, maka dibimbing kembali ke arah yang konstruktif.
Berdasarkan tiga konsep disiplin tersebut, kemudian dikemukakan teknik-teknik
alternatif pembinaan disiplin guru. Pertama, dinamai dengan teknik external control, ialah
suatu teknik di mana disiplin guru haruslah dikendalikan dari luar. Teknik ini meyakini
kebenaran akan teori X, yang mempunya; asumsi-asumsi tak baik mengenai manusia. Karena
tak baik mereka harus senantiasa diawasi dan dikontrol terus, agar tidak terjerembab ke
dalam kegiatan-kegiatan yang destruktif dan tidak produktif. Menurut teknik external control
ini, guru harus terus menerus didisiplinkan, dan kalau perlu ditakuti ancaman dan ditawari
dengan ganjaran. Ancaman diberi kepada guru yang tidak disiplin, sementara ganjaran diberi
kepada guru yang mempunyai disiplin tinggi.
Kedua, dinamainya dengan teknik inner control atau internal control. Teknik ini adalah
merupakan kebalikan dari teknik di atas. Teknik ini mengupayakan agar guru dapat
mendisiplinkan diri mereka sendiri. Guru disadarkan akan arti pentingnya disiplin. Sesudah
sajar, ia akan mawas diri dan berusaha mendisiplinkan diri sendiri. Jika teknik ini dapat
dikembangkan dengan baik, maka akan mempunyai kekuatan yang lebih hebat dibandingkan
dengan teknik external control.
Jika teknik inner control ini yang dipilih oleh pembina maka pembina haruslah bisa
menjadi teladan dalam hal kedisiplinan. Sebab, pembina tidak akan dapat mendisiplinkan
guru, tanpa ia sendiri harus berdisiplin. Pembina harus sudah punya self control dan inner
control yang baik.
Ketiga, adalah teknik cooperative control. Menurut teknik ini, antara pembina dan guru
harus saling bekerja sama dengan baik dalam menegakkan disiplin. Pembina dan guru
lazimnya membuat semacam kontrak perjanjian yang berisi aturan-aturan kedisiplinan yang
harus ditaati bersama-sama. Sangsi atas pelanggaran disiplin juga ditaati dan dibuat bersama.
Kontrak atau perjanjian demikian sangat penting, oleh karena dengan demikianlah
pembina dan guru dapat bekerja sama dengan baik. Dalam suasana demikianlah, maka guru
juga merasa dihargai. Inisiatif yang berasal dari dirinya, biarpun itu berbeda dengan inisiatif
pembina, asalkan baik juga diterima oleh pembina dan guru lainnya.