teori dan praksis etika

3

Click here to load reader

Upload: amaruddinmufid

Post on 07-Dec-2015

292 views

Category:

Documents


36 download

DESCRIPTION

Ethics

TRANSCRIPT

Page 1: Teori Dan Praksis Etika

HADI PRASETYO

132300061

TEORI DAN PRAKSIS ETIKA

Menurut buku Ludigdo bab 2 yang berisi tentang wacana dan praksis etika. Dalam

melakukan suatu tindakan seseorang maupun sebuah organisasi dapat menentukan baik,

buruk atau benar salahnya suatu tindakan yang akan diambil. Keragaman pemikiran etika

kemudian berkembang membentuk suatu teori etika.

Aliran pemikiran etika dalam mengkaji moralitas suatu tindakan telah berkembang

sedemikian luasnya. Berdasarkan sejarahnya, pemikiran-pemikiran etika berkembang

meliputi aliran-aliran etika klasik yang berasal dari pemikiran para filosofi Yunani pada

pertengahan abad sampai abad 20an serta aliran etika dari kalangan Agama Islam yang

selalu mengacu pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Keberagaman pemikiran tentang etika yang dikemukakan oleh banyak ahli sejak

berpuluh-puluh abad yang lalu. Sebagai contoh tentang pandangan etis Socrates, Suseno

menyebutkan Socrates yakin bahwa orang akan berbuat benar apabila ia mengetahui apa

yang baik baginya. Perbuatan salah adalah akibat kurang cerahnya pengertian diri manusia.

Socrates tidak menawarkan suatu ajaran tersendiri, ia mau mengantar orang agar mengerti

diri sendiri dengan demikian lepas dari kedangkalannya. Orang bijaksana akan mengerti

bahwa hal yang paling buruk bukanlah menderita keadilan melainkan melakukannya.

Hidup yang baik bagi manusia, menurut Aristoteles adalah ia mencapai apa yang

menjadi tujuannya. Dengan mencapai tujuan hidupnya, maka manusia telah mencapai

dirinya dengan sepenuhnya. Apapun tujuan hidup manusia adalah demi sesuatu yang

bernilai dan inilah yang menjadi tujuannya. Sesuatu yang bernilai adalah yang dapat

mengantarkan manusia mencapai kebahagiaan. Kebahagiaan dicapai melalui tindakan yang

melibatkan jiwa yang berakal budi.

Etika sebagai pemikiran dan pertimbangan moral memberikan dasar bagi seseorang

atau suatu kelompok dalam melakukan suatu tindakan. Dapat dikatakan etika adalah

sebagai ukuran atas tindakan seseorang dalam hal baik buruk atau benar salah suatu

tindakan yang dilakukan. Teori etika adalah gambaran rasional mengenai hakikat dan dasar

perbuatan dan keputusan yang benar serta prinsip-prinsip yang menentukan klaim bahwa

perbuatan dan keputusan tersebut secara moral diperintahkan dan dilarang. Teori ini

berdasarkan pemikiran dari Fakhry.

Baik secara individu atau kelompok, semua manusia wajib mempormosikan atau

menyebarkan etika. menurut Barnett dan kawan-kawan dalam studinya dapat disimpulkan

Page 2: Teori Dan Praksis Etika

bahwa pelaporan berbuat salah (dengan demikian bebrbuat tidak etis) yang dilakukan oleh

rekan secara tidak langsung dipengaruhi oleh keberagaman seseorang, dimana dalam hal

ini keterpengaruhan terjadi melalui ideology etis individu.

Selain itu etika juga perlu dikembangkan karena keberadaan kode etik sangat

diperluka. Karena kode etik adalah simbolisme nilai moral yang dimodifikasi sebagai upaya

positif untuk membawa perilaku karyawan dan perusahaan untuk berbisnis dengan lebih

baik. Tidak hanya dirumuskan namun juga harus ada secara formal dan tertulis agar lebih

dapat ditaati oleh seluruh karyawan dan perusuhaan tersebut.

Dalam kenyataanya ada beberapa faktor yang membuat etika tidak berjalan

semestinya. Faktor tersebut adalah means, motivation dan opportunity. Means adalah

aturan, kebijakan dan prosedur dalam suatu organisasi yang secara spesifik mengacu

kepada etika. Sedangkan motivation yang dimaksud adalah dorongan yang dilakukan

seseorang untuk mencapai kebutuhan dengan segala cara. Dan opportunity adalah posisi

kerja seseorang pada sebuah perusahaan atau organisasi tertentu.

Upaya pengembangan etika organisasi dengan memperhatikan berbagai dimensi

individu dan keorganisasian. Akan terdapat kondisi yang lebih kondusif dalam

pengembangan etika jika berbagai dimensi ini diperhatikan. Untuk itu perpaduan

pendekatan, setidaknya yang terkategorikan perlu diperhatikan secara proporsional untuk

menghasilkan dampak pada perilaku etis yang memadai.

Selanjutnya aturan etika yang mengikat seorang akuntan ada 5 hal yang harus

dipenuhi secara sadar dan patuh. Yang pertama adalah independensi, integritas dan

obyektifitas. Kemudian standar umum dan prinsip akuntansi. Yang ketiga adalah

tanggungjawab kepada klien. Selanjutnya, tanggungjawab kepada rekan seprofesi dan yang

kelima adalah tanggungjawab dan praktik lain. Dan untuk interpretasi aturan etika

bergantung pada kebutuhan dan menjadi wewenang dari pengurus IAI.

Banyak perspektif wacana dan praksis di bidang keorganisasian, pemikiranetika

berkembang seiring dengan upaya untuk mengembangkan perilaku positif bagi pelaku-

pelaku organisasi. Dengan demikian untuk kalangan profesional, pengaturan etika dibuat

untuk menghasilkan kinerja etis yang memadai. Untuk itu kemudian profesi di bidang

akuntansi merumuskan etika profesinya dalam bentuk kode etik profesi akuntan yang harus

dijalankan oleh seluruh akuntan-akuntan baik yang sudah senior maupun yang baru menjadi

seorang akuntan.