teori classical conditioning psikologi belajar
DESCRIPTION
CLASSIACAL CONDITIONINGTRANSCRIPT
Psikologi Belajar Page 1
TEORI CLASSICAL CONDITIONING
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Belajar
Disusun oleh:
Andi Handayani (2011 71 065)
Anastasya Anindita (2011 71 107)
Anes Pusparini (2011 71 021)
Novi. A (2011 71 048)
Juliana (2011 71 098)
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
FAKULTAS PSIKOLOGI
JAKARTA
2012
Psikologi Belajar Page 2
A. Pendahuluan
Membahas mengenai belajar pasti ada historis atau latar belakang yang mendasarinya
dimulai dengan studi ilmiah tentang belajar yang dilakukan oleh psikolog, dipelopori
oleh para ahli diantaranya Ebbinghaus (1885) , Bryan dan Harter (1897,1899) dan
Thorndike (1898) membuat pengakuan bahwa belajar adalah merupakan hal sentral
dalam mempelajari tingkah laku ( Hilgard,1956) melalui beberapa penelitian.
Belajar adalah proses dimana suatu aktivitas berasal atau berubah melalui reaksi pada
situasi yang ditemui, asalkan ciri perubahan aktivitasnya tidak dapat dijelaskan
sebagai kecenderungan respon dasar, kematangan, atau proses tubuh organisma yang
bersifat sementara. Hal – hal pokok yang berkenaan dengan belajar yakni membawa
perubahan, adanya kecakapan atau keahlian baru dan adanya usaha. Seseorang yang
melewati proses belajar akan mengalami perubahan – perubahan dalam
tingkahlakunya, diantaranya: terjadi secara sadar, bersifat kontinue dan fungsional,
bersifat positif dan aktif, tidak bersifat sementara, memiliki tujuan dan terarah serta
mencangkup seluruh aspek perilaku individu.
B. Pembahasan
1. Classical conditioning
Salah satu tokoh aliran behavioristik yang membahas teori belajar adalah Ivan
Petrovich Pavlov ( 1849 – 1936 )dengan teorinya yang disebut Classical
Conditioning. Saat Pavlov bertugas menjadi direktur sebuah labolatorium
fisiologi, ia memperhatikan bahwa anjingnya sering mengeluarkan air liur
ketika melihat teknisi labolatorium membawakan mereka makanan atau
bahkan hanya mendengar langkah kaki teknisi tersebut. Dari sinilah akhirnya
Pavlov menggunakan anjingnya sebagai eksperimen classical conditioningnya.
Pavlov memprediksi jika sebuah stimulus di sekitar anjing muncul bersamaan
dengan pemberian makanan, stimulus ini akan diasosiasikan dengan makanan
dan menghasilkan air liur.
Psikologi Belajar Page 3
2. Istilah dalam Classical conditioning
a. Unconditioned Stimulus (UCS) : Stimulus yang diikuti respon
b. Unconditioned Response (UCR) : respon yang mengikuti US
c. Conditioned Stimulus (CS) : stimulus netral yang akan dipasangkan
dengan US untuk menghasilkan respon.
d. Conditioned Response (CR) : Respon yang mengikuti CS
3. Definisi Classical Conditioning
Classical conditioning merupakan suatu proses beajar yang memungkinkan
organisme memberikan respon terhadap suatu stimulus yang sebelumnya tidak
menimbulkan respon itu ( netral). Pembentukan asosiasi antara CS dengan
UCR melalui proses gabungan antara CS dengan UCS, sehingga UCR menjadi
CR terhadap CS. Pengkondisian klasik ( classical conditioning ) merupakan
sebuah prosedur multi langkah yang awalnya membutuhkan sebuah stimulus
yang tak terkondisikan (UCS) yang menghasilkan sebuah respon yang tak
terkondisikan (UCR).
4. Proses Classical Conditioning
a. Sebelum conditioning
CS ----------------------------> Tidak berespon
UCS ---------------------------> UCR
b. Selama conditioning
CS + UCS ---------------------> UCR
c. Sesudah conditioning
CS ----------------------------> CR
5. Studi Kasus a. Identitas Subjek
Nama : Ms. Y Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 27 Th Pekerjaan : Mahasiswa Status : Single ( belum kawin )
Psikologi Belajar Page 4
b. Deskripsi permasalahan Masalah yang dialami oleh subjek muncul ketika ia mempunyai banyak tugas yang harus dikerjakan oleh subjek, terutama pada tugas kuliah. Ketika subjek mempunyai banyak tugas kuliah ( lebih dari 1 tugas ) yag harus dikerjakan dalam waktu yang berdekatan, subjek cenderung menghindari tugas tersebut dan tidur. Subjek tidak mencoba untuk mengerjakan tugas – yugasnya tersebut , namun subjek lebih memilih untuk tidur dan meninggalkan tugas – tugas tersebut. Menurut subjek, ia baru akan mengerjakan ketika sudah mendekati deadline pengumpulan tugas. Akibat dari apa yang dilakukannya tersebut, subjek mengaku sering tergesa – gesa, tidak tenang dan cemas. Subjek terkadang menyesal mengapa tidak mengerjakan tugas –tugasnya tersebut dari kemarin – kemarin sejak diberikan tugas. Namun demikian subjek masih tetap mengulangi kebiasaannya tersebut ketika mempunyai banyak tugas kuliah.
c. Pemecahan masalah Dalam menemukan penyelesaian masalah yang dialami Ms. Y, kelompok menggunakan terapi behavioral berdasarkan konsep teori classical conditioning oleh Pavlov.
Sebelum conditioning:
Tugas ( CS ) ---------> Tidak direspon
Deadline (UCS) -------> Subjek baru kerjakan tugas (UCR )
Selama conditioning:
Tugas (CS) +deadline(UCS) ----> Mengerjakan tugas(UCR)
Sesudah conditioning:
Tugas (CS) ----------------> subjek akan mengerjakan PR (CR)
Psikologi Belajar Page 5
d. Kesimpulan Dari hasil terapi behavior tadi dapat disimpulkan bahwa, Subjek tidak akan mengerjakan tugas apabila belum waktunya dan suka menunda –nunda mengerjakan tugas, maka melalui tehnik pengkondisian ( Classical conditioning) dimana Subjek akan mengerjakan tugasnya ketika mendekati waktu dadline, maka ketika diberi tugas lagi, deadline diberikan lebih cepat dari sebelumnya, sehingga subjek tidak memiliki alasan untuk menunda-nunda mengerjakan tugas. Hal tersebut dilakukan secara terus menerus sampai subjek mulai terbiasa untuk langsung mengerjakan tugasnya tanpa mengulur – ulur waktu. Reaksi emosional terkondisi
Pada teori Pavlov dalam mengaplikasikan prinsip prinsip classical conditioning terhadap perilaku, Biasanya subjek mengalami neurosis dan kondisi patologis lainnya dan itu akan berkembang sementara. Subjek awalnya akan merasa cemas,depresi karena mengalami tekanan karena menghadapi tugas yang banyak dengan deadline yang cukup singkat, tapi dengan pengkondisian diharapkan semuanya akan berubah dan menghilangkan kondisi patologis tersebut.
C. Penutup Dengan demikian teori classical conditioning dapat digunakan sebagai bentuk terapi behavior, yang tujuannya untuk mengubah perilaku individu dengan menggunakan tehnik pengkondisian, sehingga bila hal tersebut terus menerus dilakukan, maka individu tersebut menjadi terbiasa dan melakukannya secara otomatis.