teori belajar behaviorisme

34
Teori Belajar Behaviorisme Posted by' Haryanto, S.Pd onNovember 7, 2010 9 Teori Belajar Behaviorisme Behaviorisme adalah teori perkembangan perilaku, yang dapat diukur, diamati dan dihasilkan oleh respons pelajar terhadap rangsangan. Tanggapan terhadap rangsangan dapat diperkuat dengan umpan balik positif atau negatif terhadap perilaku kondisi yang diinginkan. Hukuman kadang-kadang digunakan dalam menghilangkan atau mengurangi tindakan tidak benar, diikuti dengan menjelaskan tindakan yang diinginkan. Pendidikan behaviorisme merupakan kunci dalam mengembangkan keterampilan dasar dan dasar-dasar pemahaman dalam semua bidang subjek dan manajemen kelas. Ada ahli yang menyebutkan bahwa teori belajar behavioristik adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Ciri dari teori belajar behaviorisme adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar,mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan. Guru yang menganut pandangan ini berpandapat bahwa tingkahlaku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkahl laku adalah hasil belajar. Dalam hal konsep pembelajaran, proses cenderung pasif berkenaan dengan teori behavioris. Pelajar menggunakan tingkat keterampilan pengolahan rendah untuk memahami materi dan material sering terisolasi dari konteks dunia nyata atau situasi. Little tanggung jawab ditempatkan pada pembelajar mengenai pendidikannya sendiri. Ada beberapa tokoh teori belajar behaviorisme . Tokoh-tokoh aliran behavioristik tersebut antaranya adalah Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skinner. Berikut akan dibahas karya-karya para tokoh aliran behavioristik dan analisis serta peranannya dalam pembelajaran. Teori Belajar Behaviorisme 1. Teori Belajar Menurut Thorndike Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera.

Upload: diana-alipin

Post on 11-Dec-2014

121 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

mmm

TRANSCRIPT

Page 1: Teori Belajar Behaviorisme

Teori Belajar BehaviorismePosted by' Haryanto, S.Pd onNovember 7, 2010

9Teori Belajar Behaviorisme

Behaviorisme adalah teori perkembangan perilaku, yang dapat diukur,

diamati dan dihasilkan oleh respons pelajar terhadap rangsangan. Tanggapan terhadap rangsangan

dapat diperkuat dengan umpan balik positif atau negatif terhadap perilaku kondisi yang diinginkan.

Hukuman kadang-kadang digunakan dalam menghilangkan atau mengurangi tindakan tidak benar, diikuti

dengan menjelaskan tindakan yang diinginkan.

Pendidikan behaviorisme merupakan kunci dalam mengembangkan keterampilan dasar dan dasar-dasar

pemahaman dalam semua bidang subjek dan manajemen kelas. Ada ahli yang menyebutkan bahwa

teori belajar behavioristik adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara

konkret.

Ciri dari teori belajar behaviorisme adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat

mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon,

menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar,mementingkan peranan

kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan. Guru yang

menganut pandangan ini berpandapat bahwa tingkahlaku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan

dan tingkahl laku adalah hasil belajar.

Dalam hal konsep pembelajaran, proses cenderung pasif berkenaan dengan teori behavioris. Pelajar

menggunakan tingkat keterampilan pengolahan rendah untuk memahami materi dan material sering

terisolasi dari konteks dunia nyata atau situasi. Little tanggung jawab ditempatkan pada pembelajar

mengenai pendidikannya sendiri.

Ada beberapa tokoh teori belajar behaviorisme. Tokoh-tokoh aliran behavioristik tersebut antaranya

adalah Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skinner. Berikut akan dibahas karya-karya

para tokoh aliran behavioristik dan analisis serta peranannya dalam pembelajaran.Teori Belajar Behaviorisme1.   Teori Belajar Menurut Thorndike

Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah apa

yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat

ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika

belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan. Jadi perubahan tingkah laku

akibat kegiatan belajar dapat berwujud konkrit, yaitu yang dapat diamati, atau tidak konkrit yaitu yang

tidak dapat diamati. Meskipun aliran behaviorisme sangat mengutamakan pengukuran, tetapi tidak dapat

menjelaskan bagaimana cara mengukur tingkah laku yang tidak dapat diamati. Teori Thorndike ini

disebut pula dengan teori koneksionisme (Slavin, 2000).

Page 2: Teori Belajar Behaviorisme

Ada tiga hukum belajar yang utama, menurut Thorndike yakni (1) hukum efek; (2) hukum latihan dan (3)

hukum kesiapan (Bell, Gredler, 1991). Ketiga hukum ini menjelaskan bagaimana hal-hal tertentu dapat

memperkuat respon.

2.   Teori Belajar Menurut Watson

Watson mendefinisikan belajar   sebagai proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan

respon yang dimaksud harus dapat diamati (observable) dan dapat diukur. Jadi walaupun dia mengakui

adanya perubahan-perubahan mental dalam diri seseorang selama proses belajar, namun dia

menganggap faktor tersebut sebagai hal yang tidak perlu diperhitungkan karena tidak dapat diamati.

Watson adalah seorang behavioris murni, karena kajiannya tentang belajar disejajarkan dengan ilmu-ilmu

lain seperi Fisika atau Biologi yang sangat berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu sejauh

mana dapat diamati dan diukur.

3.   Teori Belajar Menurut Clark Hull

Clark Hull juga menggunakan variabel hubungan antara stimulus dan respon untuk

menjelaskan pengertian belajar. Namun dia sangat terpengaruh oleh teori evolusi Charles Darwin. Bagi

Hull, seperti halnya teori evolusi, semua fungsi tingkah laku bermanfaat terutama untuk menjaga agar

organisme tetap bertahan hidup. Oleh sebab itu Hull mengatakan kebutuhan biologis (drive) dan

pemuasan kebutuhan biologis (drive reduction) adalah penting dan menempati posisi sentral dalam

seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus (stimulus dorongan) dalam belajarpun hampir selalu

dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respon yang akan muncul mungkin dapat berwujud

macam-macam. Penguatan tingkah laku juga masuk dalam teori ini, tetapi juga dikaitkan dengan kondisi

biologis (Bell, Gredler, 1991).

4.   Teori Belajar Menurut Edwin Guthrie

Azas belajar Guthrie yang utama adalah hukum kontiguiti. Yaitu gabungan stimulus-stimulus yang disertai

suatu gerakan, pada waktu timbul kembali cenderung akan diikuti oleh gerakan yang sama (Bell, Gredler,

1991). Guthrie juga menggunakan variabel hubungan stimulus dan respon untuk menjelaskan terjadinya

proses belajar. Belajar terjadi karena gerakan terakhir yang dilakukan mengubah situasi stimulus

sedangkan tidak ada respon lain yang dapat terjadi. Penguatan sekedar hanya melindungi hasil belajar

yang baru agar tidak hilang dengan jalan mencegah perolehan respon yang baru. Hubungan antara

stimulus dan respon bersifat sementara, oleh karena dalam kegiatan belajar peserta didik perlu sesering

mungkin diberi stimulus agar hubungan stimulus dan respon bersifat lebih kuat dan menetap. Guthrie

juga percaya bahwa hukuman (punishment) memegang peranan penting dalam proses belajar. Hukuman

yang diberikan pada saat yang tepat akan mampu mengubah tingkah laku seseorang.

Saran utama dari teori ini adalah guru harus dapat mengasosiasi stimulus respon secara tepat. Pebelajar

harus dibimbing melakukan apa yang harus dipelajari. Dalam mengelola kelas guru tidak boleh

memberikan tugas yang mungkin diabaikan oleh anak (Bell, Gredler, 1991).

5.   Teori Belajar Menurut Skinner

Konsep-konsep yang dikemukanan Skinner tentang belajar lebih mengungguli konsep para tokoh

sebelumnya. Ia mampu menjelaskan konsep belajar secara sederhana, namun lebihkomprehensif.

Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dengan

lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku, tidaklah sesederhana yang

dikemukakan oleh tokoh tokoh sebelumnya. Menurutnya respon yang diterima seseorang tidak

sesederhana itu, karena stimulus-stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi antar

stimulus itu akan mempengaruhi respon yang dihasilkan. Respon yang diberikan ini memiliki

konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi-konsekuensi inilah yang nantinya mempengaruhi munculnya

perilaku (Slavin, 2000). Oleh karena itu dalam memahami tingkah laku seseorang secara benar harus

Page 3: Teori Belajar Behaviorisme

memahami hubungan antara stimulus yang satu dengan lainnya, serta memahami konsep yang mungkin

dimunculkan dan berbagai konsekuensi yang mungkin timbul akibat respon tersebut. Skinner juga

mengemukakan bahwa dengan menggunakan perubahan-perubahan mental sebagai alat untuk

menjelaskan tingkah laku hanya akan menambah rumitnya masalah. Sebab setiap alat yang digunakan

perlu penjelasan lagi, demikian seterusnya.

Aliran psikologi belajar yang sangat besar pengaruhnya terhadap arah pengembangan teori dan praktek

pendidikan dan pembelajaran hingga kini adalah aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada

terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan

stimulus responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku

tertentu dengan menggunakan metode drill atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin

kuat bila diberikan reinforcement dan akan menghilang bila dikenai hukuman.

Aplikasi teori belajar behaviorisme dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti:

tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik pebelajar, media dan fasilitas pembelajaran yang

tersedia. Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori behaviorisme memandang bahwa

pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi,

sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan

pengetahuan (transfer of knowledge) ke orang yang belajar atau pebelajar. Fungsi mind atau pikiran

adalah untuk menjiplak struktur pengetahuan yag sudah ada melalui proses berpikir yang dapat dianalisis

dan dipilah, sehingga makna yang dihasilkan dari proses berpikir seperti ini ditentukan oleh karakteristik

struktur pengetahuan tersebut. Pebelajar diharapkan akan memiliki pemahaman yang sama terhadap

pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang dipahami oleh pengajar atau guru itulah yang harus

dipahami oleh murid.

Metode behaviorisme ini sangat cocok untuk perolehan kemampaun yang membuthkan praktek dan

pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti : Kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflek, daya

tahan dan sebagainya, contohnya: percakapan bahasa asing, mengetik, menari, menggunakan

komputer, berenang, olahraga dan sebagainya. Teori ini juga cocok diterapkan untuk melatih anak-anak

yang masih membutuhkan dominansi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka

meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian

Read more: TEORI BELAJAR >> Teori Belajar Behaviorisme | belajarpsikologi.com 

http://belajarpsikologi.com/teori-belajar-behaviorisme/ Haryanto, S.Pd onNovember 7, 2010

.:Dari Bilik Kaunseling:.

SEARCH

Page 4: Teori Belajar Behaviorisme

 Catatan

 Ulasan

Faizul Idham

-Get The Simple Life-

Dikuasakan oleh Blogger.

▼     2011  (9)

o ▼     April  (9)

KOD ETIKA KAUNSELING SEKOLAH

INGATAN DAN LUPAAN

PERKEMBANGAN KOGNITIF KANAK-KANAK MENURUT PANDANGA...

PSIKOLOGI INDIVIDU (ALFRED ADLER)

TEORI ABRAHAM MASLOW (HUMANISTIK)

TEORI PEMBELAJARAN SOSIAL (ALBERT BANDURA)

TEORI RASIONAL EMOTIF TERAPI (Albert Ellis)

TERAPI REALITI WILLIAM GLASSER

Page 6: Teori Belajar Behaviorisme

PENGENALAN

Setiap yang hidup mengalami perubahan mengikut proses pertumbuhan dan perkembangan. Perkembangan adalah perubahan yang bersikap kualitatif iaitu sifat perubahan yang tidak dapat diukur secara kuantiti tetapi ternyata perubahan sudah berlaku yang melihatkan sifat kelainan daripada peringkat yang terdahulu.

Menurut Crow dan Crow,1980 dalam Siti Farah Idayu Madi (2009) perkembangan merupakan perubahan secara “kualitatif” serta cenderung ke arah yang lebih baik dari segi pemikiran, rohani, moral dan sosial. Menurut Karl E Garrison pula, perkembangan kognitif terhasil daripada tindakan yang saling berkait antara perkembangan jasmani dan pembelajaran. Menurut Atan Long pula, Perkembangan ialah perubahan kualitatif. Ia tidak dapat diukur secara kuantitatif tetapi jelas dilihat perubahan telah berlaku kerana sifat baru berlainan daripada peringkat yang lebih awal. Tambahan pula, perkembangan kognitif kanak-kanak sentiasa berlaku secara berterusan dari permulaan percambahan hingga ke akhir hayat organisma. Ini bermakna perkembangan kognitif bukan sahaja membawa organisma ke peringkat matang, tetapi perkembangan berterusan berlaku walaupun peringkat kematangan dilampaui.Tegasnya,perkembangan setiasa berlaku terus-menerus dari awal sehingga akhir hayat sesuatu organisma.Ramlah jantan & Suppiah nachiapan 2008).

Menurut Resnick (1987) dan John (1997), kognitif adalah semua proses mental yang terlibat dalam perolehan, penghasilan pengetahuan, penggunaan pengetahuan dan pengawalan proses mental. Maklumat yang diterima dipadankan, dibandingkan dan diklasifikasikan dengan maklumat yang (sedia) tersimpan dalam ingatan jangka pendek dan jangka panjang. Maklumat baru yang lebih bermakna dan relevan berkemungkinan diintergrasikan dengan maklumat (yang) sedia ada pada tahap yang tinggi (Mohd Azhar  Abd. Hamid, 2007).

Perkataan kognitif atau kognisi membawa maksud ‘berfikir’. Perspektif ini menegaskan kepentingan kebolehan manusia berfikir serta memproses dan menilai data serta maklumat sebelum bertindak terhadapnya. Analoginya adalah seperti keberkesanan sistem pengolahan maklumat (information processing system) yang diakawal oleh fikiran dan penegtahuan yang sentiasa berada dalam keadaan sedar (Nazar, 1990).

Menurut Bruner (1966), kognitif adalah proses dalaman iaitu pemikiran berbeza dengan tingkah laku dengan tingkah laku yang boleh dilihat. Oleh itu, bagi menghasilkan teori pembelajaran, pakar kognitif sentiasa merujuk pada proses kognitif (Mohd Azhar Abd. Hamid, 2007).

Menurut Mahmood Nazar (1990), kognitif ialah proses intelektual. Ini bermakna kognitif melibatkan proses-proses mental tahap tinggi serta pemikiran, berbahasa, menyimpan maklumat dalam ingatan (memori), dan menggunakan maklumat yang

Page 7: Teori Belajar Behaviorisme

disimpan bagi menaakul, membuat pelbagai keputusan ataupun menyelesaikan masalah.

Terdapat banyak tokoh-tokoh yang menyuarakan berkaitan perkembangan kognitif kanak-kanak dari awal kanak-kanak sehingga dewasa. Antara tokoh-tokoh yang terlibat dalam perkembangan kogintif kanak-kanak ialah Jean Piaget (1896-1980), Max Wertheimer (1880-1943), Wolfgang kohler dan kurt kaffka, Jerome Bruner, Robert M. Gagne dan banyak lagi. Mereka telah membuat kajian serta pandangan mereka terhadap tahap perkembangan kognitif kanak-kanak dari permulaan dilahirkan sehingga mereka kembali ke alam dewasa.

PANDANGAN TOKOH DAN PAKAR DALAM BIDANG AWAL KANAK-KANAK : JEAN PIAGET

Jean Piaget (1869) adalah pakar biologi Switzerland dan pakar psikologi kanak-kanak. Beliau banyak membuat kajian ke atas tingkah laku kanak-kanak. Perkembangan kognitif menurut beliau adalah proses yang mana fahaman kanak-kanak mengenai dunia berubah mengikut tahap umur dan pengalaman (Feldman, 1994). Teori-teori kognitif cuba menerangkan tentang peningkatan intelek dari segi kualiti dan kuantiti yang berlaku semasa perkembangan (Asmawati Desa, 2004).

Menurut Piaget, kanak-kanak pada lingkungan umur 2 tahun hingga 7 tahun berada pada tahap praoperasi. Mengikut Piaget, proses perkembangan kognitif kanak-kanak menjadi lebih sempurna menerusi tiga kebolehan asas yang berlaku ditahap ini iaitu:

I.       Perkembangan kebolehan mental kanak-kanak untuk melakukan tingkah lakunyang ketara seperti kebolehan mengira.

II.     Melalui latihan yang diulang-ulang, rangkaian tingkah laku dikukuhkan dan digeneralisasikan sehingga menjadi skema tingkah laku yang stabil.

III.   Hal-hal umum telah betul-betul difahami oleh individu bagi mewujudkan sesuatu pengukuhan tingkah laku umpama gambaran mental asas tentang kemajuan dan sesuatu objek dan sebagainya.

Piaget menyatakan bahawa operasi yang berlaku mesti berasaskan pada tiga fenomena penting iaitu pengamatan, ingatan dan bayangan. Ingatan adalah satu proses pembinaan, pengumpulan dan pengambilan kembali memoranda mental mengenai peristiwa lalu. Bayangan pula ialah proses yang menyebabkan sensasi yang statik, selalunya pandangan dan pendengaran dikumpulkan di bahagian mental (Asmah Bee Mohd Noor, 2000).

Piaget telah membahagikan tahap praoperasi kepada dua sub tahap iaitu:

I.       Tahap Prokonseptual (2-4 tahun) dan

II.     Tahap Praoperasi (4-7 tahun).

Page 8: Teori Belajar Behaviorisme

Di tahap prakonseptual, kanak-kanak belum lagi dapat membezakan dan memahami dua atau lebih dimensi pada masa yang sama belum dapat menyusun penerngan yang ada dalam pemikirannya.

Kecerdasan di tahap ini selalunya dihuraikan sebagai kaku, tegang, ketidaksanggupan membuat kesimpulan dan tidak menumpukan perhatian terhadap hubungan di antara peristiwa yang berbeza. Terdapat empat kandungan utama proses kognitif dalam tahap ini iaitu ‘egocentrism’, ‘konsep sebab-akibat’, ‘peningkatan peralihan bahasa’ dan ‘pembentukan identiti diri’ (Asmah Bee Mohd Noor, 2000).

Tahap yang paling penting di tahap ini ialah penggunaan bahasa. Mereka juga menggunakan simbol dalam permainan. Contohnya menganggap buku sebagai kereta apabila ditolak di atas lantai. Namun begitu, dari segi kualiti, pemikiran kanak-kanak masih lagi di tahap rendah berbanding dengan orang dewasa. Contohnya pemikiran kanak-kanak adalah egosentrik di mana dunia keseluruhannya dilihat hanya dari perspektif mereka sahaja (Asmawati Desa, 2004).

Satu lagi kekurangan di tahap ini ialah dari segi prinsip ketekalan; iaitu pengetahuan bahawa kuantiti adalah tidak berhubung dengan susunan atau keadaan fizikal sesuatu objek. Kanak-kanak yang tidak memahami prinsip ini tidak akan tahu bahawa amaun, isipadu atau panjang sesuatu objek tidak akan berubah apabila bentuk atau susunannya diubah. Contohnya apabila segumapal tanah liat yang di bentuk segi tiga yang kemudiannya diubah membentuk segi empat tanpa mengubah amaunnya, mereka mengatakan bahawa tanah liat yang berbentuk segi empat itu lebih besar daripada yang berbentuk segi tiga tadi (Asmawati Desa, 2004).

LEV SEMENOVICH  VYGOTSKY

Seorang lagi tokoh yang terkenal adalah Lev Semenovich  Vygotsky. Beliau merupakan ahli psikologi Russia. Beliau dilahirkan  pada tahun 1896 dan menghembuskan nafas terakhir pada usia 38 tahun iaitu pada tahun 1934. Beliau adalah seorang ahli psikologi Russia yang mengamalkan fahaman Marxist. Vygotsky pernah berkhidmat sebagai guru Psikologi di kampung halamannya. Penyelidikan unggul beliau bertajuk “The Psychology of Art”. Berdasarkan penyelidikan ini, beliau telah memperolehi Ph. D. di dalam bidang Psikologi  di Institut Psikologi Moskow. Tetapi di sepanjang hayatnya, belaiau menghadapi kesukaran untuk menyerapkan teori-teori dalam idea-idea politik Russia (Ramlah Jantan & Mahani Razali, 2004).

Mengikut Vygotsky, perkembangan kognitif individu berlaku dalam persekitaran sosiobudaya yang mempengaruhi pemikirannya. Kebanyakan daripda kemahiran kognitif kanak-kanak terhasil daripada interaksi sosial kanak-kanak dengan ibu bapa, guru, orang dewasa lain dan rakan sebayanya. Menurut belau juga, bayi lahir dengan beberapa fungsi asas mental (elementary mental functions) iaitu perhatian, sensasi, persepsi, dan memori yang kemudiannya berubah menerusi kontek dengan

Page 9: Teori Belajar Behaviorisme

budaya kepada proses mental yang lebih rumit dikenali fungsi mental peringkat tinggi (higher mental functions) (Ramlah Jantan & Mahani Razali, 2004).

Pada peringkat awal, kebolehan kanak-kanak membentuk memori terhad oleh kekangan biologi. Namun begitu, melalui budaya kanak-kanak dibekalkan dengan alat untuk membuat adaptasi dalam fungsi asas mental.

Contoh :

Dalam masyarakat barat untuk mengigati sesuatu kanak-kanak dilatih untuk mencatat nota, sementara masyarakat Orang Asli (Senoi), untuk ingat semula jalan menghala kesesuatu tempat, kanak-kanak digalakkan untuk mencantas dahan-dahan pokok atau ikat tali pada pokok sebagai penanda laluan.

Jadi, setiap budaya memindahkan cara hidup kepada kanak-kanak melalui interaksi sosial termasuk strategi membuat memori atau cara menggunakan mental untuk berfikir. Oleh sebab setiap budaya memindahkan juga kepada kanak-kanak system kepercayaan dan nilai, bermakna setiap budaya juga membekalkan perkara yang perlu difikirkan oleh kanak-kanak.

Tema yang digunakan oleh teori Vygotsky ialah perkembangan kognitif individu berlaku dalam konteks sosial. Maka perkembangan kognitif termasuklah penguasaan tugas perkembangan yang telah ditetapkan oleh budaya atau masyarakat di mana mereka tinggal.

Menurut Vygotsky, zon perkembangan proximal (ZOPD) ialah jarak di antara tahap perkembangan sebenar yang ditentukan oleh penyelesaian masalah secara bersendiriana atau tahap perkembangan potensi yang dicapai melalui pengusaan ilmu di bawah bimbingan orang dewasa atau rakan sebaya yang lebih berkemahiran. Oleh itu, dengan menilai tahap kebolehan pelajar menguasai kemahiran secara bersendirian dan juga tahap kebolehan pelajar menguasai kemahiran dengan bantuan orang dewasa atau rakan sebaya  yang lebih mahir, kita dapat memahami idea zon perkembangan proximal yang diutarakan oleh Vygotsky (Ramlah Jantan &  Mahani Razali, 2004).

Zon ini juga dikenali sebagai ‘zon peluang gerak balas maksimum’ (zone of maximum response opportunity) oleh Borich (1996). Contohnya di kalangan kanak-kanak yang baru mula membaca, andaikanlah kanak-kanak tersebut boleh membaca perkataan yang  terdiri daripada dua suku kata yang digabungkan (kv-kv) seperti perkataan ‘baba’, ‘susu’, ‘tata’, dan ‘kuku’. Dia belum boleh membaca perkataan yang menagndungi konsonan-vokal-konsonan-vokal-konsonan (kvkvk) seperti ‘bakul’, ‘sukar’, ‘takar’, ‘pasar’ dan lain-lain. Kemahiran pada peringkat ini hanya boleh dicapainya melalui bantuan orang dewasa atau rakan sebaya yang lebih mahir. Seterusnya dia boleh maju dan boleh pula membaca perkataan yang mengandungi konsonan-vokal-konsonan-vokal-konsonan-vokal-konsonan (kvkvkvk) seperti perkataan ‘belajar’, ‘melakar’ atau ‘selamat’. Jadi zon perkembangan

Page 10: Teori Belajar Behaviorisme

proximal kanak-kanak tersebut berada di antara membaca perkataan mengandungi kvkv dengan perkataan mengandungi kvkvk.

Kesimpulannya, zon ini di satu pihak mengandungi kemahiran atau kebolehan  yang boleh dikuasai individu  sendiri dan di satu pihak ialah kemahiran yang perlu dikuasai dengan bantuan atau bimbingan orang yang lebih mahir.

‘Scaffolding’ makna asanya ialah kerangka besi dan kayu yang menyokong bangunan. Scaffolding adalah bantuan/bimbingan, petunjuk, tatacara oleh orang dewasa  atau rakan yang lebih berpengetahuan dalam menguasai sesuatu kemahiran/ilmu. Bantuan diberi lebih sesar di awal pembelajaran dan semakin berkurangan dan akhirnya tiada langsung sebab kanak-kanak telah boleh buat sendiri (Ramlah Jantan &  Mahani Razali, 2004).

Menurut Vugotsky lagi, fikiran dan bahasa pada tahap permulaan, berkembang secara terpisah dan tidak saling mempengaruhi , iaitu fikiran mula-mula berkembang tanpa bahasa dan bahasa mula-mula berkembang tanpa fikiran. Beliau menyarankan bahawa fikiran dan bahasa adalah berasingan sehingga kanak-kanak berumur hampir dua tahun. Ini disokong oleh pendapat Piaget yang menyatakan kanak-kanak satu dan dua tahun berada pada peringkat perkembangan kognitif deria motor mula memperolehi asas kemahiran berbahasa.

Fikiran dan bahasa kanak-kanak pula saling berhubung  kait sejak berumur dua tahun, kanak-kanak mula mula mengembangkan kefahaman berbahasa dan menggunakan bahasa sebagai alat bantuan dalam membuat penaakulan. Menurut Vygotsky, kanak-kanak menguasai pertuturan  luaran dengan mula menggunakan satu perkataan, kemudian mula menggabungkan dua atau tiga perkataan dalam pertuturannya kemudian menggunakan ayat-ayat yang mudah kepada unsur-unsur ayat-ayat yang kompleks. Akhirnya mereka akan bertutur dengan jelas menggunakan ayat-ayat tersebut. Ini bermakna kanak-kanak bertutur daripada satu bahagian (perkataan) kepada keseluruhan (ayat lengkap). Daripada aspek semantik, kanak-kanak mula daripada keseluruhan makna sepenuh yang kompleks, kemudian menguasai unit-unit semantik yang berasingan seperti makna perkataan dan pemikiran yang menyeluruh kepada unit-unit. Aspek semantic dan pertuturan luaran berkembang mengikut arah yang berlawanan (Ramlah Jantan & Mahani Razali, 2004).

Teori Piaget telah dipersetjui oleh Vygotsky tentang pemikiran kanak-kanak pralinguistik diperlihatkan melalui tindakan dan perlakuan, tetapi tidak bersetuju dengan pernyataan Piaget tentang pemikiran dan bahasa bercantum dan kebanyakan non social. Ini disifatkan oleh piaget sebagai egosentrik. Tetapi menurut Vygotsky pula, ianya menggambarkan perubahan pralinguistik kepada lisan. Menurut beliau lagi, kanak-kanak bercakap sendiri zaman prasekolah berlaku lebih kerap dalam menyelesaikan masalah mahu pun mendapatkan sesuatu matlamat yang difikirkan penting. Sekiranya kanak-kanak tersebut berhadapan

Page 11: Teori Belajar Behaviorisme

dengan masalah yang berat maka scenario bercakap sendiri akan berlaku secara dramatik.

Berdasarkan kajian beliau, Vygotsky  berpendapat bahawa pertuturan egosentrik adalah satu cara menyatakan fikiran ayau ingatan yang berkembang dan cara meluahkan perasaan dalaman. Pemerhatian beliau ke atas persamaan di antara pertuturan egosentrik oleh kanak-kanak prasekolah dan pertuturan dalam proses pemikiran senyap kanak-kanak yang lebih tua dan pertuturan dalaman orang dewasa meyakinkan Vygotsky bahawa Piaget telah tersalah tafsir kepentingan pertuturan egosentrik. Vygotsky menyatakan bahawa persamaan dalam penggunaan percakapan peribadi dalam tiga golongan subjek kajiannya menyokong andaian bahawa apabila pertuturan egosentrik hilang dari pandangan, ia tidak lenyap begitu sahaja tetapi bertukar menjadi ‘percakapan dalaman’ (inner speech) (Ramlah Jantan & Mahani Razali, 2004).

ARNOLD LUCIUS GESELL (1880-1961)

Arnold Lucius Gesell (1880-1961),dalam Ramlah Jantan & Mahani Razali (2004) pula mengatakan bahawa baka atau keturunan merupakan penggerak utama terhadap perkembangan di mana kematangan fizikal adalah faktor utama yang menentukan proses pembelajaran. Menurut pandangan beliau dalam teori kematangan Arnold Gesell, kanak-kanak sejak lahir hingga 5 tahun mengalami masa perkembangan yang lancar iaitu terbahagi kepada lima peringkat mengikut tahun. Tahun pertama semasa berumur 1 bulan, tangisan bayi adalah berbeza mengikut kehendak yang berlainan. Semasa umur  4 bulan mata bayi dapat bergerak mengikut objek yang dilihat. Semasa berumur 6 bulan bayi sudah dapat menggenggam objek yang mudah seperti jari ibunya. Pada usia 7 bulan kanak-kanak sudah dapat duduk  dan merangkak  dan pada umur 1 tahun kanak-kanak dapat berdiri dengan berpaut pada objek sebagai sokongan. Setelah masuk umur 1 hingga 2 tahun kanak-kanak sudah dapat berjalan dengan batuan sehingga mencapai usia 2 tahun dan mampu berjalan sendiri. Dalam usia ini kanak-kanak sudah dapat memahami istilah tertentu seperti “jangan”.

Pada peringkat umur 5 hingga 6 tahun akan berlaku transisi kepada perkembangan kanak-kanak iaitu keperluan untuk bersekolah, mengenali rakan sebaya dan pengubahsuaian kepada peraturan-peraturan yang wujud. Semasa umur 7 hingga 10 tahun, merupakan masa penyatuan dimana kanak-kanak akan menyesuaikan diri dengan zaman kanak-kanak dan penyesuaian kepada alam persekolahan (Ramlah Jantan & Mahani Razali 2004).

ALBERT BANDURA

Menurut Bandura, perlakuan seseorang adalah hasil interaksi faktor dalam diri (kognitif) dan persekitaran. Bagi menjelaskan pandangan ini, beliau telah mengemukakan teori pembelajaran peniruan, dalam teori ini beliau telah menjalankan kajian bersama Walter (1963) ke atas kesan perlakuan kanak-kanak apabila mereka menonton orang dewasa memukul, mengetuk dengan tukul besi

Page 12: Teori Belajar Behaviorisme

dan menumbuk sambil menjerit-jerit ‘sockeroo’dalam video. Setelah menonton video kanak-kanak ini diarah bermain di bilik permainan dan terdapat patung seperti yang ditayangkan dalam video. Setelah kanak-kanak tersebut melihat patung tersebut, mereka meniru aksi-aksi yang dilakukan oleh orang yang mereka tonton dalam video (Ramlah Jantan & Mahani Razali 2004).

Berdasarkan teori ini terdapat beberapa cara peniruan iaitu meniru secara langsung. Contohnya guru membuat demostrasi cara membuat kapal terbang kertas  dan pelajar meniru secara langsung. Seterusnya proses peniruan  melalui sekatlakuan dan taksekatlaku. Contohnya kanak-kanak meniru perlakuan bersorak di padang, jadi perlakuan bersorak merupakan taksekatlakuan di padang. Keadaan sebaliknya jika kanak-kanak bersorak di dalam kelas semasa guru mengajar, semestinya guru akan memarahi dan memberi tahu perlakuan yang dilakukan tidak dibenarkan dalam keadaan tersebut, jadi perlakuan tersebut menjadi sekatlakuan dalam situasi tersebut. Proses peniruan yang seterusnya ialah elisitasi. Proses ini timbul apabila seseorang melihat perubahan pada orang lain. Contohnya seorang kanan-kanak melihat rakannya melukis bunga dan timbul keinginan dalam diri kanak-kanak tersebut untuk melukis bunga. Oleh itu, peniruan berlaku apabila kanak-kanak tersebut melihat rakanya melukis bunga (Ramlah Jantan & Mahani Razali, 2004).

Perkembangan kognitif kanak-kanak mengikut pandangan pemikir islam yang terkenal pada abad ke-14 iaitu Ibnu Khaldun perkembangan kanak-kanak hendaklah diasuh dari perkara yang mudah kepada perkara yang lebih susah iaitu mengikut peringkat-peringkat dan kanak-kanak hendaklah diberikan dengan contoh-contoh yang konkrit yang boleh difahami melalui pancaindera. Menrut Ibnu Khaldun, kanak-kanak hendaklah diajar atau dibentuk  dengan lemah lembut dan bukanya dengan kekerasan. Selain itu, beliau juga mengatakan bahawa kanak-kanak tidak boleh dibebankan dengan perkara-perkara yang di luar kemampuan mereka. Hal ini akan menyebabkan kanak-kanak tidak mahu belajar dan mencerca pengajaran yang disampaikan (Nadira Anis Syarina Hamidi,Nur Fatiha Azam & Nur Hazwani Hamzah 2009).

ROBERT M.GAGNE

Menurut  Robert M.Gagne, dalam Suppiah Nachiappan, Ramlah Jantan & Abd Aziz Abd Shukor (2008), teori psikologi kognitif berbeza dengan teori pembelajaran behaviuris. Ahli-ahli rasionalis yang berpegang kepada teori ini memandang pembelajaran sebagai satu proses pemikiran. Mereka menekankan proses-proses dalaman yang berlaku kepada otak manusia. Perubahan-perubahan tingkah laku atau yang disebut sebagai pembelajaran itu hanyalah suatu refleksi perubahan dalaman. Antara ahli psikologi yang bermazhabkan teori kognitif ini adalah Robert M.Gagne.

Robert M.Gagne telah mengemukakan lapan fasa yang melibatkan proses pembelajaran. Fasa-fasa tersebut adalah fasa motivasi, fasa kefahaman, fasa

Page 13: Teori Belajar Behaviorisme

pemerolehan, fasa penahanan, fasa mengingat kembali, fasa generalisasi, fasa perlakuan dan fasa maklum balas (Suppiah Nachiappan,Ramlah Jantan & Abd Aziz Abd Shukor 2008),

1)       Fasa motivasi.

Motivasi merupakan suatu dorongan semula jadi yang wujud dalam diri manusia. Ia mendorong individu melakukan sesuatu bagi mencapai sesuatu tujuan tertentu yang dapat memberikan kepuasa kepadanya. Motivasi seperti ini biasanya menjadikan manusia maju dan berkembang. Motivasi kerap dikaitkan dengan jangkaan atau harapan tertentu. Lazimnya, motivasi akan menjadi lebih berkesan dan lebih mudah digunakan apabila wujudnya jangkaan dan harapan.

2)      Fasa kefahaman.

Dalam fasa ini, individu perlu didorong untuk memberikan perhatian kepada apa yang sedang dialami dan dipelajari. Dalam hal ini, ia harus dapat memberikan tumpuan kepada sesuatu aspek atau peristiwa dan dapat pula memilih apa yang dilihat dan dirasainya itu secara berkesan. Untuk memastikan pemerhatiannya dapat menghasilkan sesuatu yang baik dan sempurna, individu tersebut harus mempunyai kebolehan untuk mendiskriminasikan persepsinya. Individu itu harus berupaya membezakan sesuatu secara berkesan, walaupun yang dibezakannya hampir-hampir serupa.

3)      Fasa pemerolehan.

Fasa pemerolehan adalah segmen yang menyimpan segala ransangan yang telah dikodkan dalam stor jangka pendek. Biasanya terdapat juga rangsangan-rangsangan yang telah dikodkan, dipanjangkan ke dalam stor ingatan jangka panjang. Kod-kod seperti itu boleh disimpan lebih lama dan dikeluarkan semula pada masa hadapan apabila diperlukan.

4)      Fasa penahanan

Fasa penahanan adalah bahagian yang berkeupayaan menerima dan menyimpan sebanyak mana maklumat atau data yang diperoleh. Kita tidak banyak mengetahui tentang stor ingatan jangka panjang dan kemampuannya menerima dan menyimpan maklumat. Kita tidak mengetahui had atau batasan kemampuannya, seperti mana yang dapat dilakukan oleh sebuah komputer. Walau bagaimanapun, kita tidak perlu bimbang tentang belajar secara berlebihan kerana tidak pernah didengar sebelum ini stor ingatan jangka panjang seseorang mengalami muatan yang berlebihan.

5)      Fasa mengingat kembali

Bahagian ini melibatkan keupayaan mencari dan mengingat semula data-data yang telah tersimpan dalam stor ingatan jangka panjang. Pengalaman-pengalaman yang telah dikodkan boleh dikeluarkan semula melalui sesuatu ransangan, sama ada dari

Page 14: Teori Belajar Behaviorisme

luar atau dalam. Isyarat-isyarat tertentu dari luar atau dalam itu boleh menyebabkan individu menghasilkan gerak balas tertentu. Ini bermakna sebarang maklumat atau data yang telah dikodkan dan disimpan dalam stor ingatan jangka panjang boleh dikeluarkan pada bila-bila masa jika keadaan mengizinkan.

6)      Fasa generalisasi.

Generalisasi dalam konteks ini adalah keupayaan menggunakan pembelajaran yang tersimpan dalam stor ingatan jangka panjang untuk keadaan atau konteks yang seakan-akan serupa, atau yang boleh dipersepsikan sebagai seakan-akan sama. Dalam hal ini, pembelajran boleh dipindahkan daripada keadaan khusus kepada keadaan umum melalui generalisasi tersebut.

7)      Fasa perlakuan.

Fasa ini menggambarkan keupayaan pelajar setelah berlakunya sesuatu pembelajaran. Biasanya, kadar keupayaan belajar dan tahap pembelajaran dapat diketahui melalui tingkah laku yang dicerminkan daripada kadar pembelajaran yang diperoleh. Dengan perkataan lain, prestasi pelajar dapat diukur dengan mudah dan ini dapat dilakukan dengan pelbagai cara, umpamanya dengan menggunakan penilaian norma, criteria atau lain-lain cara pengukuran. Dengan melihat pencapaian mereka, prestasi pelajar dari segi keberkesanan pembelajaran mereka dapat ditentukan.

8)      Fasa maklum balas.

Maklum balas adalah pengetahuan yang menunjukkan prestasi seseorang sesudah melalui proses pembelajaran. Maklum balas seperti ini tidak sahaja menjadi pengukur kepada prestasi seseorang pelajar. Tetapi juga berfungsi sebagai peneguh yang menentukan darjah kepuasan yang dirasai oleh individu tersebut. Peneguhan ini penting kerana jangkaan individu terhadap proses pembelajaran mereka dapat ditentukan oleh hasil yang dicapai.

ROZIETA SHAARI (2006)

Mengikut pendapat Rozieta Shaari (2006) dalam jasmin 2006, pakar dalam bidang perkembangan kanak-kanak dan keibubapaan, di dalam dunia anak-anak kecil (6 tahun ke bawah), berkhayal memang merupakan sesuatu yang penting. Pada usia begini, lazimnya mereka belum lagi dapat membezakan realiti dengan khayalan. Keupayaan berkhayal ini membolehkan mereka membina kreativiti mereka. Di sinilah cerita-cerita dongeng dan khayalan menjadi sesuatu yang penting bagi mereka. Amat menyedihkan jika ibu bapa menghalang anak-anak mereka daripada berkhayal. Mereka sering mengaitkan kelakuan berkhayal ini sebagai suatu aktiviti sia-sia.

Melalui cerita-cerita, kanak-kanak belajar tentang kemahiran berfikir. Mereka juga belajar menyelami perasaan watak-watak di dalam cerita itu. Contohnya cerita Cinderella mengajar kanak-kanak tentang keburukan berkelakuan sombong dan

Page 15: Teori Belajar Behaviorisme

bongkak seperti kakak dan emak tiri Cinderella. Mereka juga dapat melihat kemuliaan hati Cinderella memaafkan orang yang telah menderanya. Ibu bapa yang bijak menggunakan pengajaran di dalam cerita-cerita sebegini membantu membentuk nilai murni di dalam diri seseorang kanakkanak. Ini menambah kemahiran EQ (Emotional Quotient) mereka. Jika pada usia lapan tahun ke atas, seseorang kanak-kanak masih tidak biasa dibacakan cerita atau mendengarcerita daripada ibu bapa atau penjaga mereka, maka kita akan mendapati bahawa terdapat kekurangan pada daya berfikir mereka. Ya, walaupun nampak remeh, sebenarnya cerita-cerita yang didengar oleh seseorang kanak-kanak membantu merangsang daya berfikir mereka. Mereka akan bertanya itu dan ini. Mereka akan bertanya makna perkataan- perkataan yang tidak difahami oleh mereka. Ini meluaskan perbendaharaan kata mereka. Tidak payah menunggu sehingga memasuki sekolah, baru mereka belajar tentang perbendaharaan kata (Jasmin  2006).

DR ANNAH REBECCA P VALMORES

Perunding Pembangunan Perlakuan Pediatrik, Universiti Xavier, Filipina, Dr Annah Rebecca P Valmores dalam Perati ( 2007), mengatakan kanak-kanak mengalami perkembangan paling pesat dalam tiga tahun pertama kehidupan mereka. Pada usia tiga tahun, hampir 90 peratus otak kanak-kanak terbentuk dan ini sebabnya mereka perlu diberi pendidikan seawal mungkin. Penyelidik percaya otak kanak-kanak mempunyai paling banyak rangsangan pada usia dua tahun dan jumlah ini kekal hinggalah umur mereka mencecah 10 atau 11 tahun. Kajian itu menguatkan lagi keyakinan penyelidik bahawa kanak-kanak mempunyai potensi paling besar untuk belajar banyak perkara pada awal kehidupan.

Menurut Dr Annah Rebecca P Valmores , secara umumnya bentuk perkembangan kanak-kanak boleh dibahagikan kepada beberapa kategori. Walaupun penguasaan kemahiran bayi berlaku pada kadar berbeza, ibu bapa tidak perlu terlalu risau selagi ia masih dalam tempoh normal. Namun, ramai ibu bapa dan penjaga tidak sedar sikap memanjakan anak atau memberi terlalu banyak bantuan boleh melengahkan proses perkembangan bayi. Bantuan yang diberikan sebagai tanda kasih sayang itu sebenarnya boleh menyekat peluang kanak-kanak untuk mencuba atau meneroka sendiri dunia baru mereka (Perati  2007). 

Antara contoh bantuan paling lazim ialah menyuapkan makanan atau membantu mereka mengambil barang, sedangkan pada umur tertentu mereka mampu melakukannya sendiri. Pada umur ini, tentu saja ibu bapa tidak boleh mengharapkan mereka makan dengan tertib. Jika dibiarkan makan sendiri, pasti lebih banyak makanan jatuh ke lantai daripada masuk ke mulut. Ketidaksanggupan ibu bapa mengemas dan membersihkan ruang makan menjadi halangan kepada proses pembelajaran serta perkembangan pergerakan anak. Malah, penggunaan alat bantuan berjalan beroda (walker) sebenarnya juga tidak baik untuk kanak-kanak. Ia tidak mempunyai banyak manfaat, malah boleh melewatkan proses anak

Page 16: Teori Belajar Behaviorisme

belajar berjalan. Persatuan Pediatrik Amerika juga mengesahkan ia tidak bermanfaat serta berbahaya.

Selain itu, Dr Annah Rebecca P Valmores mengatakan bayi juga tiada kebolehan mengawal emosi mereka, tetapi ia boleh diajar. Apabila bayi menangis, itu tandanya mereka perlukan bantuan anda dan sentuhan boleh menenangkan perasaan atau ketidakselesaan dialami (Perati  2007).

Banyak kajian mendapati bayi berasa lebih tenteram jika diperdengarkan alunan muzik, terutama susunan muzik kompleks seperti lagu klasik. Malah, penyelidik mendapati kanak-kanak yang belajar muzik mempunyai keupayaan lebih baik untuk mempelajari matematik.

Bagaimanapun, Dr Velmores tidak menyarankan ibu bapa mendedahkan anak kepada muzik kartun, terutama jika ia mempunyai unsur keganasan. Malah, waktu menonton televisyen (terutama rancangan kartun) perlu dihadkan kepada dua jam sehari saja. Ini kerana kanak-kanak yang terlalu banyak menonton televisyen didapati menunjukkan perlakuan hiperaktif dan mempunyai daya tumpuan pendek (Perati 2007).

WILLS (1965)

Manakala dalam perkembangan kognitif kanak-kanak buta, Wills (1965) memberikan pendapat dengan menyertakan tujuh contoh untuk menjelaskan berkenaan dengan masalah yang wujud dari perspektif psikoanaltik. Diantaranya ialah, kanak-kanak cacat penglihatan mempunyai lebih kebimbangan mengenai fantasi dan sukar membezakan fantasi dan keadaan realiti, sukar untuk mengumpul dan membandingkan pengalaman yang berbeza tentang sesuatu situasi atau kejadian, lemah dalam memenuhi konsep yang secukupnya, mencari arah atau punca berpandukan gema, perlu mengambil masa yang panjang untuk memahami objek dengan mengaitkannya dengan anggota badan mereka, bersifat animism, dan lebih gemar melahirkan perasaan kepada objek-objek yang inanimate. Pendapat ini disokong oleh Slavin (2003) yang mengutarakan perihal psikologi kanak-kanak yang mempunyai perkaitan dengan tahap perkembangan kognitif kanak-kanak cacat penglihatan (Md.Khairul 2008).

KESIMPULAN

 Perkembangan adalah sesuatu aspek perubahan yang dialami oleh individu dan bersifat kualitatif tetapi jelas berubah melalui peredaran masa. Perubahan tingkah laku berlaku dalam keadaan yang berterusan dan menerusi peringkat-peringkat kematangan yang tertentu. Peringkat-peringkat perkembangan membawa perubahan yang menuju ke arah tertentu serta di jangkakan.

Perkembangan juga turut dipengaruhi oleh baka dan juga persekitaran.Baka menetukan had perkembangan manakala persekitaran akan membantu individu mencapai perkembangan yang optimum.

Page 17: Teori Belajar Behaviorisme

Perkembangan adalah satu bahagian yang saling berhubung antara satu sama lain iaitu wujud pertalian yang nyata antara perkembangan jasmani dan perkembangan kognitif manusia. Corak perkembangan berbeza-beza di mana semua kanak-kanak mencapai titik yang sama pada umur yang sama. Perkembangan berlaku mengikut peringkat iaitu peringkat belum lahir, bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa dan seterusnya.

Dicatat oleh Faizul Idham di 1:37 PG 

E-melkan Ini BlogThis! Kongsi ke Twitter Kongsi ke Facebook

Tiada ulasan:Catat Ulasan

Catatan Terbaru Catatan Lama Laman utama

Langgan: Catat Ulasan (Atom)

© Copyright 2010 .:Dari Bilik Kaunseling:.

TEORI PEMBELAJARAN GAGNE

Gagne(1968) mengatakan pembelajaran bergerak daripada tahap yang paling

mudah kepada yang kompleks. Beliau telah mengenalpasti lapan jenis

pembelajaran dan setiap pembelajaran hanya akan dicapai sekiranya pelajar

telah menguasai pembelajaran di peringkat yang lebih awal.

Dalam jadual hieraki pembelajaran Gagne(1968), lengkapkan ciri-ciri

pembelajaran untuk setiap peringkat.

Hieraki Pembelajaran Ciri-ciri Pembelajaran yang berlaku & Contoh

1. Pembelajaran IsyaratSeseorang individu mempelajari gerak balas terhadap sesuatu isyarat.Contohnya,apabila seseorang menguap, kita dapat isyarat dia mengantuk.

2. Pembelajaran Gerak BalasProses peneguhan penting untuk memperkuatkan pertalian antara rangsangan dengan gerak balas. Peneguhan mesti diberi secara konsisten dan tekal supaya gerak balas yang positif dapat dikekalkan.Contohnya, Ali menunjukkan kerja sekolah yang dia dapat 80 %.Ibunya memberi pujian,”bagus,Ali pandai”.Ali akan mengulangi tingkah laku itu lagi untuk mendapatkan pujian daripada ibunya.

Page 18: Teori Belajar Behaviorisme

3. Rangkaian MotorPembelajaran rangkaian motor digunakan dalam pembelajaran kemahiran seperti permainan,muzik,elektronik,mekanikal dan lain-lain.Rangkaian merupakan satu siri tingkah laku yang berkaitan untuk melengkapi tugasan yang dijalankan.

4. Pertalian BahasaUntuk menyatakan sesuatu prinsip,pelajar memerlukan kemahiran bahasa untuk mengaitkan fakta,data,dan konsep.Pertalian bahasa merupakan satu rangkaian berbahasa.Ia memerlukan kemahiran berbahasa yang telah dipelajari dahulu.

5. DiskriminasiBelajar membezakan benda-benda yang dipelajari mengikut ciri-ciri tertentu,untuk memudahkan proses mengkategori dan menyimpannya dalam ingatan.Pada masa yang sama,pelajar dapat membezakan rangsangan atau maklumat penting berbanding maklumat tidak penting dan memberi gerak balas berlainan untuk rangsangan yang berlainan.Pembelajaran diskriminasi adalah sangat penting dalam proses pembelajaran.Pelajar dapat menapis maklumat penting daripada maklumat tidak penting dan ini memudahkan proses pengkodan maklumat untuk disimpan dalam ingatan jangka panjang. 

6. KonsepPembentukan konsep bermula dengan pertalian berbahasa dan diskriminasi,iaitu mengenali ciri-ciri sesuatu konsep secara tepat.Pelajar dapat membentuk konsep yang baik setelah membuat persepsi dan pengamatan terhadap objek, orang dan peristiwa.Pelajar perlu didedahkan dengan banyak contoh-contoh yang jelas supaya dia dapat membentuk konsep yang betul dan tepat.

7. HukumPembelajaran ini melibatkan gabungan dua atau lebih konsep yang berkaitan dalam sesuatu urutan atau rangkaian. Pembelajaran ini melibatkan penggunaan rumus,prinsip dan generalisasi.

8. Peneyelesaian MasalahPembelajaran ini melibatkan penggunaan prinsip,rumus,generalisasi,konsep dan hukum untuk menyelesaikan masalah dalam sesuatu situasi baru. Terdapat beberapa langkah dalam penyelesaian masalah,iaitu mengenal

Page 19: Teori Belajar Behaviorisme

masalah,mencari maklumat,membuat hipotesis,membuat pilihan ,membuat rumusan.

KLASIFIKASI HASIL PEMBELAJARAN GAGNE

Gagne juga telah mengklasifikasi hasil pembelajaran kepada lima jenis

pembelajaran. Dengan merujuk kepada nota kuliah dan carian internet, sila

lengkapkan jadual di bawah.

Kategori  Huraian

Maklumat lisanMendapatkan semula maklumat yang disimpan:Keadaan dalaman yang menyokong termasuk:-ilmu sedia ada;-strategi untuk memperoses maklumat baru;

Kemahiran IntelekOperasi mental yang membolehkan murid-murid memberi respon kepada pelbagai konsapsi mereka berhubung dengan persekitaran di mana mereka berada.Keadaan dalaman yang menyokong.

Strategi KognitifPerencanganKawalan diriPemantuan pemikiran dan pembelajaran oleh murid-murid termasuk:-khusus kepada tugas-umum-eksekutif

SikapSatu keadaan dalaman atau semulajadi yang mempengaruhi pilihan tindakan seseorang; 

Kemahiran motorKebolehan untuk melakukan pergerakan fizikal mengikut urutan;Melibatkan tiga tahap:

    Belajar urutan yang berkenaan;     Amalkan pergerekan tersebut;      Murnikan pergerakan berasaskan

maklum balas daripada persekitaran;

Page 20: Teori Belajar Behaviorisme

Tokoh Ujikaji Hasil Dapatan Komen

Burrhus F. Skinner

(1904 – 1990)

Kotak Skinner. Seekor tikus yang sedang melompat-lompat disekeliling kotak tiba-tiba menekan butang yang akan mengeluarkan seketul makanan.Tanpa membuang masa tikus itu akan mengulangi menekan butang tersebut untuk mendapatkan makanan.

Jika seorang kanak-kanak diberi pujian selepas melakukan susuatu yang diingini ,maka kanak-kanak itu akan mengulangi lagi tingkah laku tersebut untuk mendapatkan pujian atau pun peneguhan.

Faktor ganjaran iaitu peneguhan positif dan dendahan iaitu peneguhan negatif akan berperanan membentuk perkembangan kanak-kanak. Peneguhan positif perlu dipergiatkan dari masa kesemasa dan peneguhan negatif perlu dihentikan.

Albert Bandura

(1925 –

sekarang)

Kajian patung Bobo yang berfokuskan kepada pola tingkahlaku berhubung kait dengan tingkahlaku agresif .

Kebanyakan kelakuan manusia dipelajari melalui pemerhatian terhadap permodelan.Melalui proses memerhati orang lain,seseorang individu membentuk satu idea bagaimana kelakuan dilaksanakan dan apakah kesannya.

Pemerhatian dan pengekalan merujuk kepada perolehan atau pembelajaran sesuatu tingkahlaku, manakala penghasilan semula dan motivasi menentukan mutu atau kualiti mencontohi tingkahlaku yang dikenalpasti.

Ivan PetrovichPavlov (1849 - 1936)

Melatih anjing untuk mengeluarkan air liur apabila kedengaran bunyi loceng.(konsep rangsangan dan gerakbalas)

Pavlov berpendapat pembelajaran boleh berlaku akibat kaitan anatar rangsangan dengan gerak balas.

Pembelajaran yang berlaku melalui perkaitan ini dinamakan pelaziman dan pembelajaran yang berlaku akibat dua rangsangan

Page 21: Teori Belajar Behaviorisme

inimdikenali sebagai pelaziman klasik.

Abraham Maslow

( 1908- 1970)

Hirarki  keperluan Maslow.Keperluan Fisiologi, keselamatan, kasih sayang, harga diri dan penyempurnaan kendiri.

Keperluan manusia boleh disusun mengikut satu hirarki bermula dengan keperluan fisiologi,diikuti dengan keselamatan,kasih sayang,harga diri dan berakhir dengan penyempurnaan kendiri.

Secara semulajadi murid-murid kita hendaklah mempunyai kawalan kendiri ke atas apa yang hendak mereka pelajari, bertindak ke ats persekitaran dan membuat pilihan atau keputusan, setiap individu berusaha bersungguh-sungguh untuk menimba pengalaman seharian dan guru menjadi fasilitator.

Jean Piaget

(1896- 1980)

Kanak-kanak aktif membentuk kefahaman terhadap persekitaran melalui empat tahap perkembangan kognitif.

Dua proses penting dalam membina kefahaman tentang dunia persekitaran ialah organisasi dan adaptasi.Adaptasi dibahagikan kepada  asimilasi dan akomodasi.

Emapat tahap perkembangan berkait rapat dengan umur. Setiap tahap perlu diberi penekanan khusus mengikut tahap perkembangan kognitif kanak-kanak tersebut.

Lev Vygotsky

( 1896- 1934)

Kebolehan intelek adalah spesifik kepada budaya di mana kita dipelihara dan dibesarkan. Kebanyakan daripada apa yang kita berfikir dan

Murid-murid biasanya membina pengetahuan secara individu serta sosial. Penyediaan persekitaran yang kondusif akan membantu pelajar

Guru harus memberi peluang kepada pelajar untuk berinteraksi mencari inteprestasi maing-masing. Setiap murid

Page 22: Teori Belajar Behaviorisme

cara berfikir dipengaruhi oleh budaya.

menilai dan memanipulasi persekitara tersebut.

adalah berbeza dan guru harus memainkan peranan sebagai fasilitator dalam proses pembinaan pembelajaran murid-murid.

Monday, 21 January, 2013

Teori BehaviorisTEORI TINGKAHLAKU

Teori ini merupakan suatu jenis terapi yang berorientasikan tingkahlaku.

Ia bertujuan untuk membasmi tingkahlaku yang tidak betul dan membantu klien menguasai kemahiran-kemahiran atau tingkahlaku baru.

Psikologis behaviorisme mementingkan tingkahlaku luaran seperti gerak balas kognitif, psikomotor dan emosi seseorang yang dapat diperhatikan.

Tingkahlaku manusia biasanya ditentukan oleh matlamat-matlamat yang dibentuk oleh diri sendiri atau kadang-kadang oleh masyarakat.

TOKOH-TOKOH BEHAVIORAL

Ivan Pavlov

Pelaziman klasik bermula dengan beberapa amali. Ianya telah dimulakan oleh Ivan Pavlov yang dilahirkan di Rusia pada (1849) dan meninggal pada (1938).

Dalam pemerhatian semasa beliau mengkaji penghazaman, Pavlor telah mendapati bahawa seekor anjing seringkali mengeluarkan air liurnya apabila makanan tiba.

Bahkan air liurnya mengalir sejak anjing itu mendengar tapak kaki orang yang membawa makanan.

Fenomena ini dinamakan oleh Pavlov sebagai ‘psychic seccretion’, kemudian digantikan dengan ‘condition reflex’ atau pelaziman klasik.

John Watson

John Watson Watson (1878-1958) ialah seorang ahli psikologi Amerika.

Page 23: Teori Belajar Behaviorisme

Watson menjumpai satu teknik untuk mengkaji hubungan antara tingkahlaku organisma dengan perancangan sekitar.

Pada tahun 1919, Watson mengemukakan prinsip behaviorisme, iaitu mementingkan faktor yang dapat dilihat dan menumpukan kepada tingkahlaku, mengambil sikap yang faktor persekitaran sebagai terlibat dalam pembelajaran dan memahami peranan penting dalam tingkahlaku manusia.

Satu ujikaji yang dijalankan oleh Watson dan Reyner (1920) ialah ke atas kanak-kanak Albert diberi bermain dengan tikus putih (ini ialah gerakbalas tak lazim).

B.F. Skinner

Skinner telah melakukan kajian untuk mengilustrasikan konsep ini dengan berkesan.

Kajian Skinner dilakukan ke atas tikus yang diletakkan di dalam kotak.

Hasil kajian ini mendapati organisme yang menghadapi keadaan yang aversif tentunya ingin mengelak diri dari kesakitan.

Para penyelidik mendapati lebih lama proses pelaziman ini dilakukan, lebih cekap tikus dapat melepaskan diri dari terkena arus elektrik.

Organisma akan dapat belajar untuk mengelak kesakitan daripada mempelajari sesuatu dari peneguhan positif.

PRINSIP ASAS TERAPI TINGKAHLAKU1. Berlandaskan kaedah saintifik

2. Mengurus masalah semasa klien.

3. Klien perlu mengambil bahagian secara aktif

4. Mengajar   klien kemahiran dan cara mengurus diri di hadapan kaunselor dengan matlamat dapat melaksanakannya di luar.

5. Fokus secara terus kepada ‘overt’ dan ‘covert’, mengenalpasti masalah dan menilai perubahan

6. Penekanan kepada kaedah kawalan diri

7. Intervensi rawatan secara terus   kepada masalah yang spesifik

8. Pelaksanaan berdasarkan kolaboratif antara kaunselor dan klien

9. Menekankan aplikasi yang praktikal  

PANDANGAN TERHADAP MANUSIA

Bagi terapi tingkahlaku, manusia adalah :

1. tidak semata-mata ditentukan oleh persekitarannya, ataupun oleh-naluri-naluri tertentu, malah ia juga mempunyai keupayaan-keupayaan tertentu untuk mencorakkan persekitarannya,

2. mempunyai kebebasan untuk mengawal   dan menambahkan ruang kebebasan manusia

Page 24: Teori Belajar Behaviorisme

3. bukanlah model-model yang berbentuk mekanistik dan deterministic  semata-mata

4. mempunyai keupayaan untuk memperbaiki kehidupan   mereka dengan mengubah satu atau lebih faktor yang mempengaruhi tingkahlaku mereka

5. boleh mencapai nilai-nilai hidupnya dengan arahan kendiri

(Amir Awang, 1986)

KONSEP-KONSEP UTAMA

Peneguhan

Peneguhan merupakan aspek penting dalam pembentukan tingkahlaku:Peneguhan positifPeneguhan negatif

Diskriminasi•        Merupakan keadaan sebalik generalisasi iaitu kebolehan organisme mengesan serta membezakan

rangsangan-ransangan yang dikaitkan dengan sesuatu yang pelajari.

Pengekalan

•        Konsisten dalam membuat sesuatu yang diingini tanpa bantuan orang lain

Penghapusan

•        Proses untuk mengurangkan kekerapan sesuatu tingkahlaku yang tidak dikehendaki.

Hukuman

•        Dilakukan untuk mengubah tingkahlaku seseorang tetapi mempunyai kesan sebaik kesan yang ditinggalkan oleh proses peneguhan negative.

BAGAIMANA INDIVIDU BERMASALAH

Tingkahlaku maladaptive dipelajari demi untuk mendapatkan peneguhan positif atau untuk meluangkan sakit atau perasaan yang kurang selesa.

Dari perspektif pembelajaran responden, jika rangsangan yang menyakitkan digandingkan dengan rangsangan yang neutral, lama kelamaan selepas pembelajaran telah berlaku, rangsangan yang sebelumnya neutral akan mengeluarkan respon yang maladaptive, walaupun sebelum terjadinya situasi sebenar.

Tingkahlaku maladaptive yang lain pula dipelajari melalui proses pelaziman operan. Tingkahlaku ini akan terbentuk, bertambah dan berterusan dengan adanya peneguhan berikutnya.

Tingkahlaku ini akan menjadi bebanan pada dirinya pada masa-masa akan datang

Page 25: Teori Belajar Behaviorisme

Individu ini mungkin ingin mengubah tingkahlakunya yang maladaptive, tetapi oleh kerana ia telah mempelajari bahawa mengelak rangsangan yang tidak selesa membawa kesan “baik”, dia sukar untuk melupuskan tingkahlaku  itu, melainkan dengan cara menjalani terapi atau kaunseling.

MATLAMAT KAUNSELING

Matlamat utama terapi tingkahlaku boleh dijelaskan sebagai:

1.        Meningkatkan pilihan   dalam menghadapi kehidupan yang lebih selesa

2.        Menyediakan keadaan dan persekitaran yang sesuai   untuk menghapuskan tingkahlaku yang maladaptive (salah suai).

3.        Mengajar klien untuk menguasai tingkahlaku baru   yang sesuai bagi mengantikan tingkahlaku yang salah suai.

4.        Pada asasnya kaunselor tingkahlaku ingin membantu klien untuk membuat penyesuaian yang baik   iaitu juga matlamat yang diingini oleh klien.

5.        Matlamat perlu dapat dijelaskan secara tingkahlaku.

6.        Membuat modifikasi kepada tingkahlaku yang positif.

7.        Membantu klien mempelajari respons yang produktif serta membentuk dan mencapai matlamat yang jelas dan konkrit.

Peranan Kaunselor

Peranan utama ialah

1.      Kaunselor mempunyai kedudukan sebagai pakar, sebagai guru yang aktif, kerana ia mempunyai pengetahuan dan kemahiran-kemahiran saintifik   yang boleh digunakan bagi mengubati masalah kliennya.

2.      Menjadi model dan contoh untuk diteladani kliennya.

3.      Kaunselor hendaklah mahir dengan semua atau pun dengan kebanyakan daripada teknik-teknik   yang digunakan di dalam terapi yang berbagai.

4.      Kaunselor juga harus mempunyai orientasi yang baik ke arah penyelidikan dan statistik   agar dapat melaksanakan penilaian dengan objektif.

5.      Membuat penilaian terhadap kemajuan klien sepanjang intervensi

6.      Menyediakan tindakan susulan   selepas sesi

7.      Cari lagi…

Page 26: Teori Belajar Behaviorisme

Peranan Klien

1. Klien perlu memahami permasalahan yang dihadapi2. Menekankan penglibatan aktif klien dalam sesi kaunseling3. Bersedia untuk berubah kepada tingkahlaku baru4. Mengambil bahagian sepenuhnya dalam aktiviti yang dijalankan5. Menetapkan matlamat yang boleh diukur

Proses Kaunseling

1. Kaunselor perlu membina hubungan   yang positif dengan klien2. Kaunselor memberikan motivasi   kepada klein semasa sesi3. Dari segi sahsiah, kaunselor   perlu mempunyai ciri-ciri mesra, ingin memahami, sedia menolong dan ikhlas.4. Klien akan dilibatkan bersama   dalam menganalisis, merancang, memproses dan menilai program pengurusan tingkahlaku dirinya.5. Kaunselor akan cuba melupus bermacam-macam tingkahlaku yang maladaptif6. Klien diajar mempelajari tingkahlaku adaptif   yang akan berterusan sebagaimana dirancang7. Kaunselor perlu menggalak dan membantu kliennya   membuat perubahan.

Teknik Khusus Pendekatan Tingkahlaku

Perancangan persekitaran

1. Prosedur melibatkan mengubah keadaan sekeliling klien untuk menghadkan beberapa tingkahlaku.2. Contohnya, jika seseorang klien mempunyai pengalaman pahit dengan sesuatu tempat, dia akan cuba merancang mengelak kejadian tersebut.3. Begitu juga dengan mengawal situasi seterusnya menggalakkan keinginan berinteraksi.4. Klien mungkin dibiarkan mengubah tempat dan kedudukan ia selesa.

Relaxation Training

1. Latihan yang digunakan untuk menenangkan otot dan mental.

2. Selepas klien belajar asas relaksasi mereka akan membuat latihan ini setiap hari.

3. Latihan ini memerlukan masa dari 4 jam sehingga 8 jam

4. Klien akan diberikan arahan untuk menenangkan diri mereka

5. Mengurus pernafasan boleh membantu relaksasi.

6. Klien akan diajar untuk melepaskan tekanan dengan memfokus kepada  perasaan dan imej.

7. Biasanya teknik ini digunakan untuk mengurus stress dan kerisauan.

Some other ailments for which relaxation training is helpful include asthma, headache, hypertension, insomnia, irritable bowel syndrome and panic disorder

                                                                           (Cormier & Nurius, 2003)

Systematic Desensitization

Page 27: Teori Belajar Behaviorisme

1. Teknik penghapusan deria secara bersistem bermatlamatkan untuk melemahkan hubungan di antara rangsangan-rangsangan tertentu di dalam persekitaran, misalnya dengan gerakbalas risau dan takut klien.2. Ini dilakukan dengan mendedahkan klien kepada rangsangan-rangsangan yang menimbulkan rasa takut di dalam keadaan di mana rasa takut itu disekat daripaada muncul melalui tindakan releksasi dan tingkahlaku asertif.3. The technique will be employed to reduce the client’s anxiety by counter conditioning through relaxation”.

Latihan Assertif

1. Latihan asertif atau tegas diri pada umumnya digunakan bagi perasaan kebimbangan yang dibangkitkan di dalam perhubungan antara perseorangan.2. Iaitu melibatkan percubaan klien melahirkan perasaan-perasaan semasa berinteraksi.3. Klien cuba melatih tegas diri dalam temubual kaunseling dengan menyatakan perasaan-perasaannya kepada kaunselor.4. Kaunselor menggunakan prinsip-prinsip peneguhan, penghapusan dan membentuk operan untuk mengembangkan gerakbalas tegas diri.5. Setelah segalanya disempurnakan klien dikehendaki cuba melakukan gerakbalas yang sama di luar daripada sesi kaunseling.

Contingency Contracts

1. Memahami beberapa tingkahlaku yang dilakukan, diubah atau dihentikan serta ganjaran kejayaan dan keadaan di mana ganjaran yang akan diterima.2. Sesuai untuk kanak-kanak kerana orang dewasa akan lebih berhati-hati.

Implosion dan Flooding

1. Diperkenalkan pada tahun 1960an oleh Thomas Stampfl.2. Membuat klien peka dengan mengambarkan keadaan yang menimbulkan kebimbangan serta mempunyai kesan yang dahsyat, klien tidak diajar untuk releks lebih dahulu.3. Teknik ini tidak sesuai digunakan untuk klien baru.

LATIHAN ASSERTIF

Latihan ini sesuai untuk

1. Sukar melepaskan perasaan marah2. Sukar mengatakan ‘TIDAK’3. Merendah diri dan membiarkan diri dimanipulasi orang lain4. Bias kepada sosialLatihan untuk meningkatkan kendiri untuk membuat pilihan bertingkahlaku assertif dalam situasi tertentu.

Juga mengajar individu melahirkan perasaan mereka terhadap perasaan dan hak sendiri.

Page 28: Teori Belajar Behaviorisme

TOKEN EKONOMI

•        Satu prosedur teratur dimana token atau hadiah diberi sebagai peneguhan untuk tingkahlaku yang sesuai.

•        Kaunselor boleh melaksana strategi ini sebagai peneguhan kepada pelajar yang telah melakukan tingkahlaku positif.

Persoalan: Adakah tingkahlaku ini akan berterusan?

Diyakini memang berkesan tetapi perlukan kepada beberapa penstukturan.

Minta bantuan rakan-rakan dan ibubapa membuat komitmen membantu memahami konsep dan matlamat ekonomi token.

Memilih tingkahlaku yang mudah mendapat peneguhan

Mematuhi prinsip modifikasi tingkahlaku : pengagihan, adil, konsisten