teori arsitektur
TRANSCRIPT
Sudradjat, Iwan
Introduction: What Is Architectural Theory ?Hanno-Walter Kruft, A History of Architectural Theory: From Vitruvius to the Present, Princeton Architectural Press,
1994, pp. 13-19.
1. Konsep “teori arsitektur” harus ditafsirkan secara historis. Definisi yang abstrak dan normatif tentang konsep
“teori arsitektur” kurang bermanfaat dan sulit dipertanggung-jawabkan.
2. Meski teori arsitektur tidak harus terdokumentasikan dalam bentuk teks, tetapi karena sejarawan sangat
tergantung pada dokumen tertulis, maka teori arsitektur seringkali diartikan sama dengan teks. Sejarah teori
arsitektur = Sejarah pemikiran tentang arsitektur yang terdokumentasikan secara tertulis (teks).
3. Masih banyak kontroversi : apakah teori arsitektur dapat diekstrapolasikan dari artefak arsitektural yang masih
ada?
4. Dalam pembahasan teori arsitektur, konsep “perkembangan” (development) dari perspektif evolusionist dan
positivist tidak dapat diadopsi. Tidak ada jaminan bahwa perkembangan historis yang dipacu oleh kebutuhan,
teknologi dan gagasan intelektual baru dibarengi dengan peningkatan kualitas teori arsitektur. Menurut pengamatan,
yang mungkin terjadi justru stagnasi intelektual dan kemerosotan kedalaman. Perkembangan teori arsitektur tidak
bisa direduksi menjadi formula-formula seperti pendekatan sejarah seni populer (lihat: “basic concepts”nya Wolfflin)
5. Sumber pengetahuan tentang teori arsitektur bersifat polyvalent, sehingga tidak ada alasan untuk membatasi
lingkup cakupannya.
6. Konsep teoretik tentang arsitektur seringkali dijumpai dalam konteks literatur yang sangat kompleks yang
menyangkut teori artistik dan salah satu cabangnya yakni teori estetik, di mana arsitektur hanyalah merupakan salah
satu aspek dari isu yang lebih luas (misalnya tentang: proporsi, geometri, dll).
7. Teori arsitektur umumnya menggabungkan pertimbangan estetik, sosial, teknologi dan praktis dalam kerangka
yang luas. Tergantung pada tujuan dan cara pembahasannya, penekanan teori arsitektur bisa diberikan pada aspek
teoretis, atau aspek praktis (prescriptive, popular, illustrated). Penekanan pada aspek praktis memungkinkan
munculnya tajuk-tajuk individual (order klasik, teori proporsi, studi tipologi, dll), namun seringkali konteks teoretis-
historisnya terabaikan.
8. Definisi: Architectural theory comprises any written system of architecture, whether comprehensive or partial, that
is based on aesthetic categories.
9. Definisi “teori arsitektur” harus lebih terbuka, jangan terlalu sempit : Tidak memberi batasan yang terlalu tegas antara teori artistik, teori estetik, dan teknologi. Selalu melihat kaitan erat antara teori arsitektur dengan disiplin sejarah (arkeologi, sejarah arsitektur,
sejarah seni) dan sastra. Tidak mengabaikan “political and social utopia”, karena gagasan tentang masyarakat seringkali tercermin
dalam bentuk gagasan tentang arsitektur.
10. Teori arsitektur selalu terikat pada konteks historis yang bersifat kausatif. Sistem baru selalu muncul dari
perdebatan tentang sistem yang lama. Tidak ada sistem baru yang muncul dengan sendirinya. Posisi masa kini
selalu merupakan tahap dari suatu proses historis.
11. Hubungan antara arsitektur dan teori arsitektur bukanlah hubungan kausal yang sederhana sehingga dapat
diduga sebelumnya atau dipolakan. Hubungan tersebut terbangun khas untuk tiap jaman.
12. Manfaat teori adalah sebagai berikut : Sebagai perangkat refleksi ex post facto untuk memberikan penjelasan, justifikasi dan intelektualisasi dari
apa yang telah dibangun. Sebagai landasan bagi penyusunan program dan persyaratan/ tuntutan yang harus dipenuhi arsitektur yang
akan dibangun.
13. Pengaruh teori arsitektur terhadap arsitektur bisa baik maupun buruk. Teori arsitektur membangun norma yang
dibutuhkan oleh arsitek, tetapi bisa juga menghambat kreatifitas. Arsitektur tanpa landasan teoretis akan bersifat
arbitrer atau stereotip. Good architecture is -or even has to be- always capable of justification in terms of some
theory.
14. Teori arsitektur dalam sejarahnya diwarnai oleh berbagai ideologi politik, bahkan sudah menjadi ideologi itu
sendiri. Kedudukan teori arsitektur dalam tiap jaman, negara, dan budaya selalu berbeda-beda.
15. Sistem teori arsitektur harus dipahami sebagai kesatuan dan bagian dari sekuens historis. Kita harus mengerti
sistem tersebut “on its own terms”, sebelum kita memasuki penilaian kritis atas sistem tersebut. “Architectural theory,
moreover, must be viewed, as a matter of principle, in its historical context. Any survey of it that takes the forms of a
history of abstract systems, divorced from their historical background, as histories of philosophy and aesthetics
frequently do, is unhistorical and of scant value; what is important is when, under what circumstances, and in what
context it was conceived.” (p. 18)
16. Meski teori arsitektur umumnya ditulis untuk keperluan jamannya, namun pengaruhnya seringkali baru dirasakan
kemudian. Contoh: Teori Vitruvius tidak mempengaruhi Roma Klasik, tetapi arsitektur sejak abad 15.
17. Organisasi buku Hanno-Walter Kruft, A History of Architectural Theory: From Vitruvius to the Present, didasarkan
pada kriteria : Kronologi Nasionalitas Linguistik Ketersediaan dokumen tertulis dan pengetahuan penulis atas dokumen tersebut.
18. Pembahasan dimulai langsung dari Vitruvius karena merupakan teks tertua, meski sebenarnya Vitruvius sendiri
merujuk pada teori-teori yang telah dikembangkan sebelumnya.