bab ii tinjauan teori desain grafis dan arsitektur …

66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user I I| 1 BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR METAFORA A. Pusat Desain Grafis A.1. Desain Grafis A.1.1. Definisi Desain Untuk dapat memahami makna dari desain grafis, sebelumnya perlu dimengerti arti dari kata desain. Desain yang merupakan dasar dari desain grafis berasal dari kata “dessiner” yang dalam bahasa Perancis berarti “menggambar”; terkadang diartikan dalam pengertian perancangan. Pada mulanya desain erat kaitannya dengan bidang seni. Disebabkan kecenderungan bidang desain yang meliputi cara penanganan berbagai bidang seni, kerajinan, pelajaran lingkungan, teknologi dan sebagainya, maka Agus Sachari menerangkan bahwa dalam pemahaman mengartikan “desain” diperlukan sikap hati hati dan memiliki batasan tertentu sehingga tidak terjebak dalam bidang seni saja. 1 Sedangkan menurut J.B Reswick, desain di artikan sebagai aktifitas kreatif yang didalamnya terkandung penciptaan sesuatu yang baru dan bermanfaat, yang sebelumnya belum ada (design : a creative actifity it involves bringing into being something new and useful that has not existed previously). 2 Dari pengertian tersebut dapat di ketahui bahwa desain merupakan terjemahan fisik dari aspek sosial, ekonomi dan tata hidup manusia, serta desain merupakan suatu ungkapan kultural dari kehidupan manusia.. 1 Agus Sachari, et. Al., 1986 :22 2 J.B. Reswick, Amerika Serikat.

Upload: others

Post on 12-Nov-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 1

BAB II

TINJAUAN TEORI

DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR METAFORA

A. Pusat Desain Grafis

A.1. Desain Grafis

A.1.1. Definisi Desain

Untuk dapat memahami makna dari desain grafis,

sebelumnya perlu dimengerti arti dari kata desain. Desain yang

merupakan dasar dari desain grafis berasal dari kata “dessiner” yang

dalam bahasa Perancis berarti “menggambar”; terkadang diartikan

dalam pengertian perancangan. Pada mulanya desain erat kaitannya

dengan bidang seni. Disebabkan kecenderungan bidang desain yang

meliputi cara penanganan berbagai bidang seni, kerajinan, pelajaran

lingkungan, teknologi dan sebagainya, maka Agus Sachari

menerangkan bahwa dalam pemahaman mengartikan “desain”

diperlukan sikap hati – hati dan memiliki batasan tertentu sehingga

tidak terjebak dalam bidang seni saja. 1 Sedangkan menurut J.B

Reswick, desain di artikan sebagai aktifitas kreatif yang didalamnya

terkandung penciptaan sesuatu yang baru dan bermanfaat, yang

sebelumnya belum ada (design : a creative actifity – it involves

bringing into being something new and useful that has not existed

previously).2 Dari pengertian tersebut dapat di ketahui bahwa desain

merupakan terjemahan fisik dari aspek sosial, ekonomi dan tata hidup

manusia, serta desain merupakan suatu ungkapan kultural dari

kehidupan manusia..

1 Agus Sachari, et. Al., 1986 :22

2 J.B. Reswick, Amerika Serikat.

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 2

A.1.2. Definisi Desain Grafis

Pada dasarnya desain grafis adalah suatu media untuk

menyampaikan informasi melalui bahasa komunikasi visual dalam

wujud dua dimensi atau tiga dimensi dengan melibatkan kaidah –

kaidah estetik. Situs wikipedia menerjemahkan desain grafis sebagai

sebuah proses kreatif, yang paling sering melibatkan klien dan

desainer, dan diselesaikan dalam hubungannya dengan produk bentuk

(printer, pembuat tanda, dll). Sedangkan arti desain grafis menurut

para ahli desain memiliki pemahaman yang hampir sama.

Menurut Richard Hollis, Desain Grafis adalah usaha

membuat atau memilih tanda dan mengatur mereka di permukaan

untuk menyampaikan ide. (Graphic Design is the business of making

or choosing marks and arranging them on a surface to convey an

idea.).3 Sedangkan Toto Munjia Mukimin menerangkan desain grafis

sebagai media untuk menyampaikan informasi melalui bahasa

komunikasi visual dalam wujud dwi matra dan tri matra.4

Richard Hollis menerangkan desain grafis lebih jauh dalam

bukunya yang berjudul Graphic Design : A Concise History yang

berisi bahwa desain grafis adalah seni memilih dan mengatur gambar

visual, termasuk teks, untuk mengkomunikasikan ide secara efektif.

Desain ini memiliki tiga peran utama : untuk mengidentifikasi, untuk

menginformasikan dan menginstruksikan, untuk menyajikan dan

mempromosikan. Richard Hollis menambahkan desain grafis mulai

dapat ditemukan bahkan dari tanda – tanda pada jalan berupa iklan.5

Dari beberapa pengertian diatas, terdapat persamaan

mengenai definisi desain grafis yaitu sebuah proses kreatif dimana

didalamnya terkandung unsur – unsur visual untuk menciptakan suatu

3 Richard Hollis, 1986

4 Toto Munjia Mukimin, 1988

5 Hollis, Richard. Graphic Design : A Concise History. 2001 ed, World of art. New York : Thames

and Hudson , 1994. Hal 12

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 3

produk desain yang bertujuan sebagai media informasi, penyampai

sekaligus promosi atau yang dikenal sebagai media komunikasi visual.

A.1.3. Sejarah Perkembangan Desain Grafis Dunia

Desain grafis pada mulanya berasal dari kegiatan seni rupa

murni (fine art) khususnya pada seni cetak (grafis) yang pada saat itu

sudah menggunakan teknik cetak baru (lithografi yaitu teknik cetak

yang di ciptakan oleh Alois Senefeldr pada tahun 1789). Kemudian

seniman asal Perancis, Jules Cheret pada tahun 1866 mulai

memproduksi poste – poster komersialnya. Dengan teknik cetak Litho

tersebut memungkinkan untuk mencetak poster hingga 10.000

eksemplar per jam dan dapat membuat poster dengan ukuran besar.

Karena faktor ini, poster menjadi salah satu media yang paling handal

dalam mendukung pemasaran dan promosi di masa itu.

Keberhasilan Cheret dalam memproduksi poster – poster

komersilnya di ikuti dan di kembangkan oleh seniman – seniman

lainnya, seperti Henry de Touluse-Lautree dan Pierre Bonnard. Dua

orang seniman ini mengembangkan teknik cetak lithografi sebagai

media ungkap komunikasi visual bersifat komersial. Sehingga

tampilan poster – poster dua orang seniman tersebut lebih banyak

muatan seni murninya.

Poster sebagai media komunikasi visual yang handal pada

jaman tersebut tidak lepas dari penggunaan desain grafis dalam media

promosi dan iklan sebagai sesuatu yang baru. Sejak saat itu desain

grafis menjadi bagian dari dunia indutri, khususnya pada bidang

pemasaran. Perkembangan dalam bidang pemasaran memberi

pengaruh positif di dalam peningkatan margin penjualan dan terhadap

citra produk yang di tampilkan. Tidak dipungkiri, desain grafis dan

mesin cetak lithografi memberikan pengaruh besar dalam bidang ini.

Berakhirnya era cetak batu litho sejalan dengan

perkembangan jaman, menjadi awal mula perkembangan fungsi

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 4

desain grafis yang berimplikasi pada bidang – bidang lain yang

berhubungan dengan bidang komunikasi visual. Desain grafis mulai

berkembang kearah tujuan yang lebih spesifik sebagai media

penyampai informasi dan tujuan komersial yang dikenal dengan jaman

Art Nouveau. Berikut adalah perkembangan desain grafis dunia dari

jaman Art Nouveau hingga sekarang.

a. Art Nouveau

Gaya Art Nouveau yang lahir di Inggris lebih banyak

oleh unsur seni kerajinan (craft) dan berpengaruh pada bidang

seni rupa murni (fine art). Citra Art Nouveau merefleksikan

gagasan – gagasan baru, semangat berkesenian yang baru serta

segi – segi sosial masyarakat Inggris. Pelopor desainer grafis

pada jaman ini antara lain Charles Rennie Mackintosh dari

Glasgow dengan karya – karyanya yang menjadi acuan para

desainer grafis di kota Wina (Austria), Margaretf, Frances Mc

Donald, George Walton, Aubrey Beardsley dan Walter Crane.

Gambar II.1: Cover buku karya Alphonse Muche Sumber : http://sembilan30td1a.wordpress.com/2008/03/12/art-

nouveau/

Pada tahun 1896 di Jerman lahir suatu gerakan seni

rupa semacam Art Nouveau yang mempublikasikan karya –

karyanya melalui majalah De Jugend, dan memnjadi populer

dengan istilah Jugendstil. Melalui gerakan tersebut para

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 5

desainer grafis menghasilkan karya seni rupa grafis yang

bertujuan untuk menjembatani antara seni dan masyarakat.

b. Avant Garde

Gambar II.2: Poster Avant Garde Sumber : http://blog.iso50.com/231/avant-garde-poster-contest/

Avant Garde merupakan suatu gerakan revolusi yang

terjadi ketika Eropa di guncang Perang Dunia I, dimana gerakan

revolusi ini memperjuangkan keberlangsungan dan

perkembangan seni Desain Grafis. Salah satu pelopor

pembaharuan seni grafis di Italia pada gerakan revolusi tersebut

adalah Filippo Tomasso Marinetti (1914) yang menerbitkan

sebuah buku yang berjudul “Zang Tumb Tumb” , yang bercerita

tentang peperangan Tripoli dengan penggambaran desain lay out

yang meyimpang dari kebiasaan. Dengan menggunakan

visualisasi kata – kata yang dibuat sedemikian rupa sehinga

huruf- huruf yang di gambarkan dapat berfungsi sebagai

simbolisasi bunyi dan image.

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 6

c. Bauhaus

Gambar II.3: Font pada jaman Bauhaus Sumber : http:// blsciblogs.baruch.cuny.edu

Bentuk seni rupa pasca Perang Dunia I diwarnai oleh

gerakan seni rupa bergaya Ekspresionisme dan Dadaisme yang

merupakan reaksi dari keadaan waktu pada saat itu. Gerakan

Dada adalah gerakan seni yang bersifat protes pada situasi dan

memberontak pada kemampanan dan anti militer, bisa di

katakan sebagai gerakan seni yang anti seni.

d. Desain Grafis Era Perang Dunia II

Pada era Perang Dunia II, desain grafis berperan aktif

dalam pemilihan pemimpin atau presiden. Pada jaman tersebut,

tembok – tembok yang rata terlihat ditutupi oleh poster – poster

kampanye calon pemimpin, serta poster yang menggambarkan

keadaan yang tengah terjadi pada jaman tersebut. Pada era

tersebut, gaya Desain Grafis masih terpengaruh pada corak

Avant-Garde dimana unsur komersial sedikit terabaikan.

Aplikasi desain grafis pada jaman ini lebih cenderung pada

penciptaan unsur identitas suatu kesatuan tertentu, seperti

kesatuan tempur Amerika Serikat, atau lambang – lambang

identitas kesatuan lain. Sehingga desain grafis pada saat itu lebih

berfungsi sebagai desain profokasi - informasi.

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 7

e. Desain Grafis Tahun 60-an hingga Era Komputerisasi

Tahun 1960, desain grafis berfungsi sebagai media

pemecah masalah dalam bidang komunikasi visual, serta sebagai

media komunikasi populer yang selalu inovatif baik dalam gaya,

maupun performance-nya. Desain grafis juga berkembang

sejalan dengan perkembangan jaman. Perubahan teknologi,

sosial, politik dan sebagainya merubah gaya dan corak desain

grafis yang di tampilkan.

Seperti situasi yang terjadi pada era tahun 60-an dimana

terjadi suatu reaksi terhadap perang Vietnam (1964-1975),

adanya protes sosial, revolusi yang terjadi di Kuba, perubahan

sosial budaya, lahirnya musik pop dan penggunaan obat –

obatan terlarang menjadi salah satu materi desain yang

mewarnai karya grafis pada waktu itu.

Kemudian pada tahun 1970 merupakan masa peralihan

desain grafis dari fungsi informasi dan instruksi yang masuk

pada fungsi identifikasi. Peranan desain grafis berkembang pesat

pada era 70-an, baik pada sektor jasa layanan masyarakat

maupun di dunia bisnis. Pada jasa pelayanan masyarakat, desain

grafis ikut menyukseskan event Olympiade dengan menciptakan

desain- desain untuk publikasi dan simbol – simbol yang di

gunakan sebagai sign system. Sedangkan dunia bisnis, desain

grafis berperan aktif dalam usaha menciptakan identitas dan

citra bagi suatu perusahaan / badan usaha yang berupa logo,

corporate identity, company profile, annual report, dan

sebagainya. Salah satu perusahaan desain grafis yang berskala

dunia pada saat itu adalah Landor Associates. Perusahaan ini

merancang logo atau corporate identity berskala internasional.

Beberapa logo atau corporate identity hasil dari perusahaaan

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 8

tersebut yaitu Japan Airlines, British Airline, Singapore

Airlaine, serta Garuda Indonesai Airline.

Pada tahun 1970 ini, corak desain grafis terkonsentrasi

pada dua corak desain yang saling bertolak belakang, yaitu

corak aliran “Punk” dan corak aliran “New Wave”. Aliran Punk

merupakan bentuk pemberontakan dari suatu keadaan yang lahir

dari kelompok anak muda di kota London. Beberapa ciri yang

menjadi identitas dari aliran ini yaitu rancanganya yang

menggunakan sistem kolase ( menempelkan tulisan – tulisan

atau gambar yang sudah jadi dari koran atau majalah terkenal).

Sementara aliran New Wave berkembang di Belanda dan

Amerika Serikat. Aliran ini menggunakan piranti komputer

dalam proses kreasinya, yang memungkinkan berbagai tampilan

visual. Salah satu kecanggihan komputer pada saat itu adalah

adanya rekayasa file yang dapat di daur ulang kembali. Contoh

karya desain grafis dari aliran ini adalah karya Pula Scher yang

berhasil mendaur ulang iklan pariwisata karya Herbert Matter

yang pernah di terbitkan pada tahun 1934 dan di rekayasa

kembali dengan mengganti model atau objeknya lalu dipakai

sebagai iklan arloji bermerek Swatch keluaran tahun 1987.

Komputer sebagai piranti canggih banyak membantu proses

kreasi desain grafis para desainer abad 20.

A.1.4. Sejarah Perkembangan Desain Grafis di Indonesia

Gambar II.4: Mesin cetak pertama oleh Johannes Guttenberg 1450 Sumber : http://dgi-indonesia.com/history/

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 9

Sejarah perkembangan desain grafis di Indonesia tergolong

tua bila dibandingkan dengan negara – negara Asia lainnya. Sejak

mesin cetak pertama kali diketemukan oleh Johannes Guttenberg pada

tahun 1450, negara – negara di benua Eropa mengalami revolusi di

bidang percetakan, salah satunya negara Belanda. Pada saat itu

kondisi Indonesia sedang dalam masa penjajahan kolonial Belanda.

Kongsi dagang Belanda di Indonesia semacam VOC segera

memanfaatkan teknologi baru tersebut untuk keperluan mereka. Untuk

memperlancar tujuannya ke Indonesia, Belanda mendatangkan mesin

cetak dari Eropa. Tujuan misionaris untuk mendatangkan mesin cetak

erat kaitannya dengan niat mereka dalam mencetak kitab suci dan

buku-buku pendidikan Kristen. Selain mencetak kitab suci, mereka

juga menerbitkan surat kabar berhaluan pendidikan Kristen. Industri

percetakan di wilayah Nusantara berkembang sejalan dengan

penerbitan surat kabar dan buku yang diperkirakan berkembang sejak

abad ke-17, ketika mesin cetak pertama kali di datangkan ke pulau

Jawa oleh misionaris Belanda pada tahun 1659. Karena kurangnya

tenaga ahli dalam pengoperasian, mesin tersebut menganggur sampai

berpuluh-puluh tahun. Perkembangan surat kabar pada mulanya para

pembaca koran berbahasa Belanda di Hindia Belanda di awal-awal

keberadaannya adalah orang-orang Eropa, kalangan Bumi-putra yang

menjadi priyayi, kaum Tionghoa (untuk keperluan dagang), dan

orang-orang indo/Belanda. Baru ketika pemerintahan jajahan di bawah

Daendels-lah yang berperan besar dalam urusan cetak-mencetak

dengan membentuk percetakan negara yang berurusan dengan

mencetak peraturan-peraturan Belanda. Maka mulailah dikenal surat

kabar yang tidak hanya memuat informasi yang nilainya ekonomis,

tetapi juga memuat peraturan-peraturan perundangan.

Pada tahun 1744 muncul iklan pertama di Hindia Belanda.

Perintis tumbuhnya iklan di Hindia Belanda adalah Jan Pieterzoen

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 10

Coen. Dia adalah pendiri Batavia dan Gubernur Jenderal Hindia

Belanda tahun 1619-1629. Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia

(PPPI) mengakuinya sebagai tokoh periklanan pertama di Indonesia.

Dalam masa pemerintahannya, ia mengirim berita ke pemerintah

setempat di Ambon dengan judul Memorie De Nouvelles, yang mana

salinannya ditulis dengan tulisan tangan pada tahun 1621. Tulisan

tangannya yang indah ternyata merupakan refleksi dari naluri bersaing

antara pemerintah Hindia Belanda dengan Portugis. Kedua negara

rupanya terlibat dalam perebutan hasil rempah-rempah dari kepulauan

Ambon, dan Jan Pieterzoen Coen „menulis‟ iklan untuk melawan

aktivitas perdagangan oleh Portugis. Lebih dari satu abad kemudian,

setelah Jan Pieterzoen Coen meninggal, tulisan tangannya diterbitkan

kembali di surat kabar Batavia Nouvelles pada tanggal 17 Agustus

1744. Batavia Nouvelles merupakan surat kabar pertama di Hindia

Belanda yang bertahan terbit hanya dalam waktu 2 tahun saja. Dengan

demikian, iklan yang dimuatnya pun merupakan iklan pertama di

Hindia Belanda. Kenyataan ini menunjukkan, bahwa surat kabar dan

iklan lahir tepat bersamaan di Hindia Belanda.

Sementara itu pada pertengahan abad 18 industri surat

kabar di Indonesia berkembang di bawah pemerintah Belanda. Surat

kabar yang pertama kali dicetak adalah De Bataviase Nouvelles terbit

di Batavia pada tahun 1744, kemudian De Locomotief yang terbit

pada tahun 1852 di Semarang dan Bataviassch Niewsblaad terbit di

Batavia pada tahun 1885. Dunia persurat-kabaran milik warga pribumi

adalah Bromartani yang terbit di Surakarta pada tahun 1920-an.6

Pada tahun 1776, setelah pelarangan penerbitan surat kabar De

Bataviase Nouvelles pada tanggal 20 November 1745, pemerintah

kolonial memberi izin kepada L Dominicus seorang pakar dalam

6 Kartodirjo,1992:112-113

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 11

percetakan untuk menerbitkan surat kabar mingguan yang diberi nama

Het Vendu-Nieuws (Berita Lelang). Surat kabar mingguan atau yang

saat itu sering disebut mingguan, berisi berita lelang perusahaan-

perusahaan perdagangan di bawah VOC. Sedangkan pemasangan

iklan diluar perusahaan VOC dikenakan biaya. Mingguan ini bertahan

terbit antara tahun 1776 hingga 1809.7

Di abad ke-19, terbit beberapa surat kabar berbahasa

Indonesia (Melayu) di antaranya „Soerat Kabar Bahasa Melajoe’ yang

diterbitkan di Surabaya pada tahun 1861. Kemudian „Bintang Timoer’,

surat kabar dua mingguan yang memuat pelbagai berita sosial-

ekonomi. Di Semarang pada tahun 1860 terbit Selompret Melajoe of

Semarang. Pada tahun 1883 para pengusaha Cina mulai terlibat usaha

percetakan dan buku, terutama penerbitan buku terjemahan sastra

Cina klasik yang kemudian berkembang menjadi komoditas

percetakan yang semakin meluas.

Berkembangnya industri percetakan merupakan tahap

penting dalam keterbukaan budaya, karena di dalamnya terdapat

perluasan dan pelintasan komunikasi verbal maupun gambar.

Rekaman melalui gambar dan penataan huruf di masa tersebut telah

tampak sebagai bagian penting dari industri percetakan. Pada tahun

1919 telah tercatat 120 perusahaan yang mempekerjakan 3.080 orang

di industri percetakan, sebagian besar di antara kegiatan industri

tersebut adalah pekerjaan desain grafis. Tidak tercatat angka secara

pasti berapa jumlah tenaga penata rupa surat kabar, buku, poster, dan

produk cetak lainnya. Demikian pula jumlah ilustrator, perancang

grafis dan fotografer. Selama pemerintahan kolonial, tercatat lebih

3000 seniman bangsa asing (Belanda, Jerman) yang dicatat dalam

Lexicon of Foreign Artists Who Visualized Indonesia (1600-1950)

7 Riyanto,2000:52-53

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 12

dengan pelbagai bidang pekerjaan seni; di antaranya pelukis, peneliti

seni, ilustrator cat air, juru gambar, pematung, ilustrator, pendesain

grafis dan perupa produk industri. Sedangkan seniman bangsa

Indonesia tidak dimasukkan ke dalam daftar tersebut. Terlepas dari hal

tersebut, fenomena itu menunjukkan bahwa kegiatan komunikasi

cetak memiliki peran dan makna yang cukup penting dalam kehidupan

sehari-hari. Namun demikian, dalam sejarah kebudayaan,

perkembangan karya cetak sebagai bagian dari peradaban bangsa yang

dimulai ketika jaman penjajahan belum mendapat posisi yang penting.

Setelah masa – masa penjajahan berakhir, Indonesia masih

mengalami berbagai macam gerakan revolusioner sehingga bidang

teknologi percetakan tidak mengalami perkembangan yang berarti.

Salah satu era yang tersulit yang di alami oleh Indonesia setelah

merdeka adalah era orde baru. Masa sulit orde baru di awali dengan

kondisi perekonomian yang kacau balau, hingga pada tahun 1965

inflasi mencapai 650 % dan devisa kosong. Presiden Soeharto yang

memerintah pada saat itu kemudian membentuk kabinet pembangunan

untuk membenahi masalah perekonomian dan mengerem laju inflasi.

Pada tahun 1967 pemerintah mengeluarkan Undang Undang

Penanaman Modal Asing, yang kemudian di susul dengan Undang

Undang Penananaman Modal Dalam Negri pada tahun 1968.

Gebrakan ini mendorong laju investasi yang kemudian mulai

memperlihatkan hasilnya pada akhir dekade 1960-an. Pada awal tahun

1970, para pengusaha – pengusaha dalam negri mulai berani

memasang iklan, sehingga mereka memerlukan jasa promosi dan

pemasaran.

Dengan banyaknya permintaan jasa media promosi dan

pemasaran, maka bermunculan penyedia jasa periklanan. Bidang

grafis dan percetakan yang sekian lama “tidur” mulai bergairah dan

bangkit kembali. Seiring dengan menguatnya perekonomian di

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 13

Indoenesia, beberapa biro iklan tersebut tumbuh menjadi biro iklan

yang besar. Dunia periklanan semakin marak setelah di ijinkanya

penayangan iklan melalui media televisi pada tahun 1990 sejalan

dengan banyak berdirinya stasiun televisi swasta. Perkembangan

dunia perikalanan sangat tergantung dengan perkembangan dunia

grafis. Adanya tenaga profesional yang di butuhkan untuk membuat

sebuah iklan menjadi media promo yang menarik, tepat sasaran dan

memberikan efek positif terhadap konsumen yang melihat. Bila

dahulu orang masih memandang rendah pekerjaan percetakan,

sekarang tidak lagi. Orang mulai tertarik untuk berusaha di bidang

grafis. Untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin berkembang,

di butuhkan tenaga – tenaga profesional terdidik di bidang grafis.

Sejalan dengan hal itu, mulai muncul pula pengajaran pendidikan

grafis baik di tingkat sekolah menengah maupun perguruan tinggi.

Perguruan tinggi seni yang memuat desain grafis pertama kali berdiri

di Indonesia pada tahun 1949. Tanggal 15 Desember 1949, Akademi

Seni Rupa Indonesia (ASRI) didirikan yang peresmiannya harus

dilakukan pada tanggal 15 Januari 1950. Ketergesaan ini rupanya

dimotivasi oleh adanya keinginan agar akademi tersebut didirikan

ketika Yogyakarta masih merupakan ibukota Negara. Sebagaimana

diketahui, tanggal 27 Desember 1949, dua belas hari sesudah surat

keputusan pengakuan kedaulatan Republik Indonesia ditandatangani

oleh Ratu Juliana dan bersamaan dengan itu berdirilah Negara

Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan Jakarta sebagai ibukotanya.

Pada hari Minggu tanggal 15 Januari 1950 jam 10.00 pagi Akademi

Seni Rupa Indonesia diresmikan berdirinya. Tempat peresmian di

Bangsal Kepatihan Yogyakarta dengan RJ Katamsi Martorahardjo (7

Januari 1897-2 Mei 1973) sebagai direkturnya yang pertama

(sekaligus pendirinya), dengan beberapa bagian pendidikan seni

seperti Lukis, Patung, Pertukangan Kayu, dan Reklame. Jurusan

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 14

Reklame – yang merupakan cikal bakal pendidikan desain grafis –

saat itu masih menjadi satu dengan Jurusan Dekorasi, Ilustrasi dan

Grafik dan disebut dengan Jurusan 4 (empat) atau REDIG. Salah satu

mahasiswa pada awal jurusan ini yaitu Soetopo Mangkoediredjo lulus

pada tahun 1955. Beberapa pihak yang berperan dalam pendirian

ASRI adalah Hendra, Kusnadi, Sudarso dan Trubus sementara Affandi

pernah tercatat sebagai salah satu pengajar di perguruan ini.

Gambar II.5: Universitas Desain Grafis pertama di Indonesia (A.S.R.I) Sumber : Sejarah Seni Rupa Indonesia.

Gambar II.6: Logo pameran desain grafis pertama di Indonesia Sumber : “Pameran Rancangan Grafis ’80 Hanny, Gauri, Didit” oleh Agus

Dermawan T, Kompas, 25 Juni 1980, hal. 6.

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 15

Pada tanggal 16-24 Juni 1980 di Pusat Kebudayaan

Belanda Erasmus Huis, Jalan Menteng Raya 25, Jakarta

diselenggarakan pameran desain grafis pertama kali di Indonesia oleh

tiga desainer grafis Indonesia: Hanny Kardinata, Gauri Nasution dan

Didit Chris Purnomo, bertajuk “Pameran Rancangan Grafis ‘80

Hanny, Gauri, Didit”. Pameran ini tercatat sebagai pameran desain

grafis pertama di Indonesia yang diadakan oleh desainer-desainer

grafis Indonesia.8

Pameran ini membawa misi memperkenalkan

profesi desainer grafis ke masyarakat luas, sehigga karya desain grafis

dapat di apresiasi sebagai karya seni.

A.1.5. Fungsi Desain Grafis

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

teknologi, desain grafis berkembang menjadi tiga fungsi dasar, yaitu

fungsi identifikasi, instruksi dan informasi, promosi dan presentasi.

Masing – masing fungsi tersebut saling berhubungan dan melengkapi

satu dengan yang lain. Tujuan utama dari desain grafis sendiri sebagai

media penyampai dari fungsi – fungsi tersebut.

Fungsi desain grafis sebagai identifikasi menyatakan apa

dan dari mana sebuah produk di produksi, dengan memperhatikan

bentuk – bentuk visual tampilan suatu label pada sebuah kemasan,

logo perusahaan, lambang, badge dan sebagainya atau yang sering

disebut dengan corporate identity. Corporate identity berperan pada

tiga wilayah cakupan berupa identifikasi produk dan jasa, lingkungan,

komunikasi dan informasi. Identifikasi produk dan jasa meliputi

desain produk, identitas produk daftar tarif, petunjuk instruksi

pengorganisasian dan sebagainya. Pada wilayah lingkungan,

corporate identity berperan dalam menciptakan suasana atau

informasi yang diperlukan pada lingkungan sekitar. Semisal pada

8 Pameran Rancangan Grafis Hanny, Gauri, Didit – Mau Merubah Dunia, Agus Dermawan T,

Kompas, 25 Juni 1980, hal. 6

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 16

bidangn interior maupun eksterios banguan, desain grafis sebagai

penanda area penjualan, gedung, area resepsionis, kantro, pabrik,

show room dan toko. Sebagai tanda, desain grafis menjadi satu sistem

tanda yang umum sebagai rambu – rambu. Sedangkan pada wilayah

cakupan komunikasi dan informasi, desain grafis berperan sebagai

media publikasi atau pengumuman, media promosi, media identitas

seseorang atau suatu perusahaan atau produk. Corporate identity ini

lebih cenderung berkaitan dengan usaha atau bisnis, walaupun

sebenarnya media identifikasi ini tidak hanya berkaitan dengan bidang

bisnis. Salah satu yang juga tergolong fungsi dari desain grafis sebagai

identifikasi yaitu adanya relief pada candi, prasasti, ukiran serta

simbol lain yang memiliki nilai informasi dan identifikasi meski

beberapa diantaranya belum dapat dimasukkan dalam bidang kajian

grafis.

Fungsi desain grafis yang kedua adalah instruksi dan

informasi. Maksud dari desain grafis sebagai intruksi dan pemberi

informasi yaitu desain grafis merupakan media informasi yang

menggunakan simbol – simbol grafis. Informasi dan intruksi dapat

berupa penggambaran suatu tempat, arah ataupun petunjuk, gambar

kronologis suatu peristiwa, dan sebagainya. Contohnya pada karya

Theyree Lee Elliot yang berisi iklan tentang jasa pengerah tenaga

kerja. Dalam karyanya, Elliot menggunakan elemen grafis sebagai

simbol dari angka – angka statistik. Dengan cara ini informasi yang

disampaikan menjadi lebih menarik dan lebih meyakinkan. Contoh

lain adalah iklan layanan masyarakat yang dibuat oleh Pemerintah

Pusat Republik Indonesia mengenai program Keluarga Berencana.

Latar belakang dari iklan ini adalah adanya fenomena masyarakat

Indonesia yang mempunyai anak lebih dari 2 namun kebanyakan dari

mereka berada di bawah garis kesejahteraan hidup. Dengan cara ini

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 17

informasi yang disampaikan menjadi lebih menarik dan lebih

meyakinkan.

Fungsi dari desain grafis yang berhubungan dengan bidang

pemasaran adalah promosi dan presentasi. Reinald Kasali

menerangkan ada dua bentuk media iklan atau promosi, yaitu media

lini atas (Above the Line Media) yang terdiri dari iklan – iklan yang di

muat dalam media cetak, media elektronik dan media luar ruang

(billboard dan bus pannel). Sedangkan yang kedua adalah media lini

bawah (Below the line media) yang terdiri dari media – media selain

media di atas seperti direct mail, brosur, pameran, kalender, agenda

ataupun souvenir. Secara umum dapat dikatakan bahwa fungsi desain

grafis pada dua bidang media ini bertugas menyampaikan pesan

secara informatif, persuasif, dan atraktif. Dengan segala pertimbangan

yang mendukung keberhasilan suatu media iklan maka desain grafis

dalam fungsi ini berpadu dengan ilmu lainnya.

A.1.6. Unsur Desain Grafis

Pada dasarnya desain grafis adalah suatu media untuk

menyampaikan informasi melalui bahasa komunikasi visual dalam

wujud dua dimensi atau tiga dimensi dengan melibatkan kaidah –

kaidah estetik. Elemen – elemen/ unsur visual desain grafis

diantaranya :

a. Titik e. Warna.

b. Garis. f. Huruf.

c. Bidang. g. Bentuk.

d. Ruang. h. Tekstur.

Beberapa element tersebut kemudian di organisasikan

dengan prinsip – prinsip desain yang akurat pada proses

penempatannya. Sedangkan prinsip – prinsip desain yang ada pada

Desain Grafis diantaranya (Peterson, 1997) :

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 18

a. Balance (seimbang)

b. Contrast (Kontras)

c. Value (Nilai)

d. Color (warna)

Dalam setiap karya produk desain grafis tidak bisa terlepas

dari unsur pembentuk. Unsur pembentuk tersebut berperan dalam

membangun karya desain. Berikut adalah unsur pembentuk produk

yang ada pada bidang desain grafis (Sarwanto , 2004) :

a. Ilustrasi

Secara singkat dapat dijelaskan bahwa ilustrasi dapat

mendukung desain iklan. Hal ini dikarenakan ilustrasi dapat

menyampaikan kalimat yang panjang sebagai gambaran yang

nyata yang lebih jelas dan punya daya tarik. Robert Rose

menerangkan fungsi ilustrasi sebagai penerang dan penjelas

serta penghias dalam suatu desain dan merupakan gambaran

dari suatu kepribadian dalam warna sehingga menimbulkan

rangsangan dan daya tarik bagi orang yang melihat.

“...... ilustrasi adalah gambaran atau wujud lain yang

menyertai teks. Gambar ddan tulisan merupakan satu kesatuan

yang mana tujuan dari ilustrasi adalah untuk memperjelas teks

atau manuskrip atau buku cetakan yang diterbitkan.” (David

Blank, 1986)

b. Warna

Warna sebagai pelengkap dalam bentuk untuk

penambah kekuatan daya tarik visual. Setiap pribadi bereaksi

secara individual terhadap warna. George Scheder

menyebutkan bahwa warna harus dipakai dalam jumlah yang

benar. Satu atau dua warna sudah cukup menonjolkan sesuatu.

Pemakaian warna yang terlalu banyak atau penggunaan unsur

dalam warna yang terlalu banyak dapat membuat desain

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 19

menjadi tidak sesuai. Penerapan warna pada komunikasi grafis

memiliki tujuan sebagai identitas atau identifikasi suatu benda,

menimbulkan daya tarik, menimbulkan pengaruh psikologis,

mengembangkan asosiasi, membangun ketahanan minat, serta

menciptakan suasana yang di inginkan.

c. Tipografi

Tipografi adalah seni memilih jenis huruf, dari ratusan

jumlah rancangan atau desain huruf yang tersedia kemudian

digabungkan dengan jenis huruf berbeda, menggabungkan

sejumlah kata yang sesuai dengan ruang yang tersedia dan

menandai naskah untuk proses typesetting, menggunakan

ketebalan dan ukuran huruf yang berbeda.9

d. Image

Image sebagai ungkapan peristiwa yang dijadikan

dokumentasi untuk menyatakan proses terjadinya sesuatu dan

sebagainya. Image dapat menjadi pengganti ilustrasi atau dapat

digabungkan antara keduanya. Image dalam desain grafis akan

menjadi faktor utama sebagai sarana komunikasi.

A.2. Pihak yang Terlibat dalam Kegiatan Desain Grafis

Dalam bidang usaha desain grafis, terdapat beberapa orang yang

bertanggung jawab sesuai dengan pekerjaannya. Beberapa pihak terkait

kegiatan produksi desain grafis adalah :

A.2.1. Art Grafis Manager.

1. Direktur Kreatif

Direktur kreatif bertanggung jawab dalam memimpin

sebuah tim kreatif yang menghasilkan karya seni yang akan

ditampilkan dalam kampanye iklan, atau produk. Sebuah tim

kreatif dapat terdiri dari seniman (art director misalnya, desainer

9Frank Jefkins, 1996

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 20

grafis, ilustrator, fotografer, copywriter, seniman produksi) dan staf

produksi. Direktur kreatif memulai atau menginspirasi ide-ide

kreatif dan memastikan bahwa karya seni termasuk ide-ide yang

akan dimasukkan dalam suatu desain ditujukan untuk kepuasan

klien. Direktur kreatif biasanya dipromosikan dari seorang art

director atau posisi copywriter. Sebuah pekerjaan direktur kreatif

juga mungkin melibatkan tanggung jawab yang berhubungan

dengan perwakilan klien atau manajer proyek. Ketika klien kurang

puas terhadap hasil desain, maka tanggung jawab kepada klien

sepenuhnya berada pada direktur kreatif, dan direktur kreatif

meminta revisi desain kepada para desainer.

2. Art Director

Art director bertugas memastikan bahwa ilustrator dan

seniman produksi memproduksi dan menyelesaikan pekerjaan

mereka tepat waktu sesuai perintah direktur kreatif demi kepuasan

klien. Art director juga memainkan peran utama dalam

pengembangan proyek dengan membuat keputusan terhadap unsur

visual dari proyek, dan dengan memberikan kata akhir pada

pemilihan model, seni, alat peraga, warna, dan elemen lainnya.

Untuk menjadi seorang art director, diperlukan pelatihan lanjutan

dalam desain grafis dikarenakan mereka akan sering melakukan

proses desain karya seni dan merancang sendiri sebagai

pertimbangan desain kepada para desainer. Tugas lain dari Art

Director adalah melakukan pekerjaan pengawasan dan

administrasi. Art director juga bekerja sama dengan vendor dan

klien untuk memastikan proses desain kreatif ini sejalan dengan

anggaran.

3. Manajer Produksi

Manajer produksi atau manajer yang mengawasi lalu lintas

aspek produksi desain grafis untuk meningkatkan efisiensi dan

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 21

efektivitas biaya. Manajer Produksi bertugas mengawasi seniman

atau menyarankan pengawas seniman. Direktur kreatif dan art

director sering berperan sebagai manajer produksi seni, terutama

ketika biaya produksi tidak terlalu besar.

A.2.2. Desainer Grafis

1. Broadcast Designer

Seorang desainer broadcast adalah orang yang terlibat

dengan menciptakan desain grafis dalam media elektronik yang

tergabung dalam produksi televisi yang digunakan oleh generator

karakter (CG) operator. Seorang desainer mungkin memiliki gelar

dalam media digital (atau gelar serupa), atau otodidak dalam

perangkat lunak yang diperlukan untuk membuat konten tersebut.

Broadcast Designer dapat bekerja sama dengan desainer bidang

lain untuk mewujudkan suatu karya desain visual yang menarik

untuk di siarkan di media elektronik. Broadcast design juga

menyangkut tentang desain branding suatu produk, seperti logo,

desain merek, dan sebagainya.

2. Illustrator

Ilustrator konsep bertugas membuat ilustrasi yang mewakili

ide atau cerita melalui gambar dua dimensi atau tiga dimensi.

Ilustrator dapat mendesain gambar untuk bahan cetak seperti buku,

majalah dan publikasi lain, atau untuk produk komersial seperti

tekstil, kemasan produk, kertas kado, kartu ucapan, kalender, alat

tulis dan banyak lagi. Ilustrator dalam proses desain menggunakan

beberapa media yang berbeda, dari pensil dan cat

ditransformasikan ke format digital, untuk mempersiapkan dan

membuat ilustrasi mereka. Ilustrator berkonsultasi dengan klien

untuk menentukan apa yang terbaik yang akan memenuhi ilustrasi

cerita agar mereka mencoba untuk memberitahu, atau pesan apa

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 22

yang mereka coba untuk dikomunikasikan. Ilustrasi dapat

dipublikasikan secara terpisah seperti dalam seni rupa. Namun,

ilustrasi biasanya dimasukkan ke dalam layout halaman untuk

desain komunikasi dalam konteks profesi desain grafis.

3. Layout Artist

Seorang layout artist berkaitan dengan struktur dan tata

letak gambar dan teks kedalam format yang menarik. Hal ini dapat

mencakup pekerjaan majalah, brosur, selebaran, buku, booklet CD,

poster, dan format lain yang serupa. Untuk majalah dan produksi

yang sama, warna, jenis huruf, format teks, tata letak grafis dan

lebih harus dipertimbangkan. Apakah jenis huruf yang dipilih baik

untuk membaca jangka panjang, atau akan membuat mata lelah?

Apakah itu jenis huruf judul sesuai dengan nuansa artikel? Apakah

foto-foto diatur sedemikian rupa sehingga enak untuk dilihat, dan

mengarahkan pembaca dalam aliran kanan atau arah? Ini hanya

beberapa pertanyaan yang layout artist harus bertanya pada diri

sendiri. Sementara itu untuk layout halaman biasanya dilakukan

oleh art director, desainer grafis, seniman produksi atau kombinasi

dari posisi tersebut.

4. Web Desainer

Sebuah karya web desainer dapat dilihat oleh ribuan orang

setiap hari. Desainer web membuat halaman, tata letak, dan grafis

untuk halaman web, dan memainkan peran kunci dalam

pengembangan situs web. Desainer web memiliki tugas

menciptakan tampilan dan nuansa dari sebuah situs web dengan

memilih gaya, dan dengan merancang grafis yang menarik,

gambar, dan elemen visual lainnya, dan mengadaptasi mereka

untuk halaman website. Desainer Web juga merancang dan

mengembangkan alat navigasi dari sebuah situs. Desainer web

dapat membuat keputusan tentang apa konten yang disertakan pada

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 23

sebuah halaman web, di mana hal-hal yang ditempatkan, dan

bagaimana estetika dan kontinuitas dipertahankan dari satu layar ke

yang berikutnya. Semua ini melibatkan keterampilan dan pelatihan

dalam grafis komputer, desain grafis, dan ilmu – ilmu yang terbaru

di komputer dan teknologi web.

A.3. Kebutuhuan ruang dalam kegiatan Pusat Desain Grafis

Dari eksplorasi pihak – pihak yang terkait dalam proses desain

grafis dapat diketahui kebutuhan ruang yang umumnya diperlukan,

kebutuhan ruang tersebut antara lain:

1. Kelompok Ruang Graphic Art Managers, yang meliputi :

1.1 R. Direktur Kreatif

1.2 R. Art Director

1.3 R. Manager Produksi

2. Kelompok Ruang Desainer Grafis, yang meliputi :

2.1 R. Pengembangan identitas produk, meliputi :

2.1.1 R. Broadcast Designer

2.1.2 R. Logo Designer

2.2 R. Illustrator, meliputi :

2.2.1 R. Visual Image Developer

2.2.1.1 R. Visual 2D Developer

2.2.1.2 R. Visual 3D Developer

2.2.2R. Multimedia Developer

2.2.3 R. Content Developer

2.2.4 R. Visual Journalist

2.3 R. Layout artist, meliputi :

2.3.1 R. Interface Designer

2.3.2 R. Product Designer

2.4 R. Web Designer

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 24

A.4. Pemahaman Pusat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pusat dapat

diartikan sebagai pokok pangkal yang menjadi tumpuan dalam

berbagai hal, urusan dan sebagainya. Sementara pusat menurut

Meriwn Wester, dalam kamusnya Webster Third New International

Dictionary, pusat dalam bahasa inggri berbunyi “centre” yang berarti

sasaran, bagian tengah, suatu tempat yang biasanya di tuju

masyarakat.

Berkaitan dengan dunia arsitektur, pusat diartikan sebagai

tempat yang letaknya ditengah, tempat yang menjadi sumber semua

kegiatan, tempat yang mewadahi segala aktifitas, dan lain sebagainya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia di contohkan tempat yang

menjadi pusat merupakan Istana Merdeka. Istana Merdeka merupakan

pokok pangkal pemerintahan Indonesia. Contoh lain dari arti kata

pusat dalam bidang arsitektur adalah Alun – alun kota, Mall,

Supermarket, dan sebagainya. Sebauah bangunan Mall atau Super

Market dimana di dalamnya menjadi pusat aktifitas perdagangan

dalam suatu wilayah. Sementara itu, alun – alun kota yang letaknya

cendenrung berada di tengah kota menjadi pusat aktifitas berkomunal

atau sosial warga kota tersebut.

A.5. Esensi Pusat Desain Grafis

Pemahaman desain grafis dan pusat menjadi landasan dalam

pemahaman bangunan Pusat Desain Grafis. Pusat desain grafis merupakan

tempat perkembangan desain grafis pada suatu cakupan wilayah tertentu.

Bangunan ini bertujuan untuk mewadahi segala aspek yang berkaitan

dengan perkembangan desain grafis, meliputi aspek ekonomi atau

komersial dimana desain grafis sebagai sebuah kebutuhan pada

penyediaan materi iklan suatu produk; aspek edukasi dimana desain grafis

Page 25: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 25

menjadi sebuah ilmu yang dapat digunakan sebagai bekal dalam dunia

kerja; aspek rekreasi atau hiburan dimana karya desain grafis dapat

dinikmati sebagai suatu karya seni tersendiri dengan karakter dan

keunikan dari setiap karya grafis. Pusat yang direncanakan akan mewadahi

segala kegiatan yang berkaitan dengan desain grafis, diantaranya kegiatan

mendesain atau produksi desain grafis, exhebition atau pameran karya

desain grafis, pelatihan dan beberapa kegiatan lain terkait perkembangan

kultural desain grafis.

Di dalam pusat desain grafis akan terdapat aktifitas kreatif berupa

proses mendesain hingga proses produksi desain grafis menjadi media

komunikasi , informasi maupun promosi suatu produk. Selain mewadahi

aktivitas produksi, juga mewadahi kegiatan edukasi dan rekreasi. Berikut

kegiatan utama yang diwadahi dalam Pusat Desain Grafis :

a) Sebagai tempat bekerja para desainer grafis, yang didalamnya

meliputi :

1) Kegiatan brain storming.

Penggalian ide di lakukan oleh desainer grafis setelah

menerima order dari customer.

2) Drawing/ process design.

Setelah ide awal dalam mendesian didapat, kegiatan

selanjutnya yaitu proses desain atau drawing. Kegiatan

ini di awali dengan membuat storyboard hingga visual

design dalam bentuk file soft drawing.

3) Presentation and discuse.

Kegiatan diskusi merupakan kegiatan yang dilakuakan

oleh antar anggota dalam suatu divisi project. Kegiatan

diskusi dilakukan dalam tahap proses desain.

Sedangkan kegiatan presentasi di lakukan untuk

menunjukkan hasil desain kepada customer, untuk di

Page 26: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 26

koreksi dan dilakuka revisi atau pembetulan jika di

perlukan.

4) Production.

Kegiatan produksi digunakan untuk desain cetak.

Kegiatan produksi dilakukan setelah tahapan diatas

telah di seleisaikan dengan baik .

b) Sebagai sarana edukasi, Pusat desain grafis menjadi tempat

pelatihan desain grafis meliputi pembekalan tentang software

atau aplikasi yang digunakan dalam pekerjaan web desain,

animasi; pelatihan photography dan pelatihan offsetting

design. Dengan adanya tempat pelatihan, diaharapkan dapat

meningkatkan Sumber Daya Manusia pada suatu wilayah

sehingga dapat menjadi lapangan pekerjaan baru, baik sebagai

penyedia jasa desain grafis, bekerja dalam suatu instansi atau

perusahaan maupun membuka sebagai desainer freelance.

c) Sebagai sarana rekreasi atau hiburan masyarakat. Sebagai

bangunan komersial, diperlukan adanya fasilitas penunjang.

Fasilitas penunjang dalam Pusat Desain Grafis berupa fasilitas

rekreasi, meliputi penyelenggaraan kegiatan pagelaran /

pameran karya desain grafis, toko souvenir, game zone,

restaurant serta area komunal. Melihat perkembangan desain

grafis yang semakin pesat, hingga munculnya komunitas –

komunitas desain grafis, maka Pusat Desain Grafis ini

diharapkan dapat menjadi suatu tempat berkumpul dan diskusi

bersama antar komunitas.

B. Arsitektur Metafora

B.1. Pemahaman Arsitektur Metafora

Metafora berasal dari bahasa latin methapherein (metha

berarti melewati, pherein berarti membawa) merupakan gaya bahasa

Page 27: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 27

yang menjelaskan sesuatu melalui persamaan dan perbandingan,

dengan pemakaian kata-kata yang bukan arti sebenarnya, melainkan

sebagai persamaan dan perbandingan. Pada awal tahun 1970-an,

arsitektur dikaitkan dengan gaya bahasa cara metafora. Masyarakat

mempunyai pandangan tertentu terhadap bentuk bangunan yang

dilihat dan diamatinya, dengan cenderung membandingkan bangunan

yang diamati dengan bangunan atau benda lain.10

Menurut Jenks, awalnya seni bangunan mengalami suatu

penganalogian bentuk, berkembang karena kejenuhan terhadap

arsitektur modern. Analogi metafora berkembang bersamaan

munculnya arsitektur post modern yang bercirikan bentuk bangunan

dengan prinsip skalatis, serba terukur sesuai kebutuhan manusia, dan

kurang beradaptasi dengan lingkungan alamnya.11

Dalam sebuah buku Architecture as Metaphor, dijelaskan

bahwa “Architecture, in other words, is a form of communication, and

this communication is conditioned to take place without common rules

because it takes place with the other.”12 yang berarti bahwa arsitektur

dapat dipahami sebagai suatu bentuk komunikasi yang selalu terkait

dengan hal-hal lain di luar dirinya. Sebagai suatu bentuk komunikasi,

arsitektur sering dikaitkan dengan suatu sistem bahasa.

Jenks menerangkan bahwa arsitektur sebagai komunikasi

adalah bahasa non-verbal dimana bangunan mewakili salah satu

bentuk komunikasi dan seperti bahasa juga menggunakan kosakata

dan sintaksis atau penggabungan kosa kata. Dengan pemahaman

bahwa arsitektur sering sekali dipahami sebagai suatu sistem bahasa

yang menyampaikan makna tertentu, maka metafora juga menjadi

10

Jenks, Charles, 20th Century in Architecture, Evaluationary Tree. 11

Broadbent, Geoffrey. Sigm, Symbol, and Architecture. New York : John Willey & Sous Ltd. 1980 12

Katarani, Kojin. 1995. Architecture as methapor. Cambridge : MIT Press, halaman 127

Page 28: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 28

suatu hal yang sering dipakai sebagai pendekatan mendesain

arsitektur, terutama dalam proses menemukan bentuk gometrinya.

Pengertian metafora dalam arsitektur adalah kiasan atau

ungkapan bentuk, yang di wujudkan dalam bangunan dengan harapan

akan menimbulkan tanggapan dari orang yang menikmati atau

memakai karyanya. Pendekatan metafora dalam mendesain biasanya

dilakukan dengan cara penganalogian. Dalam mencari bentuk

arsitektur ketika merancang, tidak jarang arsitek menggunakan bentuk

analogi dari sebuah benda untuk diterjemahkan ke dalam bentuk-

bentuk arsitektural. Metode ini dilakukan dengan mengambil suatu

makna tertentu yang akan „dibawa‟ oleh suatu bentuk arsitektur.

Seringkali kemudian, bentuk arsitektural yang muncul melambangkan

makna yang dikenakan padanya tersebut. Dengan melalui proses ini,

metafora seolah memindahkan karakter pada benda yang sebelumnya

ke dalam produk arsitektural, sehingga bentuk arsitektur yang muncul

adalah penggambaran dari karakteristik tersebut.

B.2. Latar Belakang Arsitektur Metafora

Arsitektur sebagai instrumen komunikasi harus dapat

menyampaikan makna yang terkandung di dalam sebuah bangunan.

Arsitektur bukan hanya sekedar bangunan mati yang tidak memiliki

jiwa, namun arsitektur merupakan sebuah bentuk bahasa, sehingga

arsitektur merupakan bagian dari komunikasi.

Makna primer dalam arsitektur adalah bangunan sebagai

wujud fungsi dan struktur fisik, makna sekunder akan mewakili dan

menekankan pada bagian – bagian yang berkaitan dengan pengirim,

penerima dan kode yang merupakan suatu sistem sehingga sebuah

pesan dapat dimengerti. Metafora arsitektural berkenaan dengan

wujud bentuk arsitektur yaitu bagaimana menjelaskan dan mencari

hubungan logis antara kiasan tertentu dari arsitek ke dalam bentuk

ruang bangunan rancangannya sebagai makna kedua di samping

Page 29: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 29

pemenuhan fungsi bangunannya. Metafora dalam arsitektur bagaikan

kiasan berbahasa, memilii kesamaan – kesamaan dan bersifat logis.

Charles Jenks dan Michael Graves melihat bahwa orang

dengan latar belakang berbeda akan membaca ekspresi metaforik

dalam suatu bangunan secara berlainan. Metafora berkaitan dengan

pemahaman manusia, dengan pengalaman yang melatar belakangi

pemikiran manusia. Pengalaman dan pemahaman manusia terhadap

suatu konsep akan terpatri dalam ingatannya, bentuk yang terlihat,

permukaan yang kasar, cahaya yang terang, sampai wangi bunga, dan

lain sebagainya. Karakteristik ruang, kode visual maupun ekspresi

tarikan garis adalah upaya untuk merangsang pemahaman manusia

kepada konsep yang ingin ditampilkan.

Metafora sebagai salah satu metode desain memungkinkan

menampilan kode visual yang terkandung dalam fungsi bangunan

yang diwadahi. Yang menjadi latar belakang pemilihan Arsitektur

Metafora sebagai metode desain Pusat Desain Grafis adalah desain

grafis yang identik dengan seni, permainan bidang dan garis serta

sesuatu yang tidak pasif dan sebagainya, menuntut suatu bentuk

desain arsitektural yang dapat ditawarkan sebagai wujud dari karakter

desain Grafis ini sendiri. Pemilihan desain melalui metode Arsitektur

Metafora sebagai pendekatan perancangan bangunan Pusat Desain

Grafis, didasarkan pada kebutuhan kode visual yang harus di

tampilkan pada bangunan Pusat Desain Grafis yang mencerminkan

karakter dari desain grafis itu sendiri. Karakter desain grafis yang erat

hubungannya terhadap elemen garis dan bidang diharapkan dapat

ditampilkan dengan pendekatan metode desain arsitektur metafora

dimana kiasan karakter desain grafis dapat diwujudkan dalam bentuk

kode visual pada bangunan sehingga dapat ditangkap oleh masyarakat.

Desain grafis sebagai sebuah produk seni dan pengetahuan

mempunyai makna tersendiri dalam karakter dan unsur

Page 30: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 30

pembentuknya. Makna dari karakteristik desain grafis akan relatif

mudah tersampaikan, dengan menggunakan pendekatan metafora

dalam pembentukan kode visual bangunan. Dengan cara tersebut,

fungsi bangunan akan tetap dapat di inteprestasikan oleh pengamat

melalui tampilan fisik bangunan meskipun setiap individu mempunyai

persepsi yang berbeda terhadap kode visual yang ditampilkan.

B.3. Karakteristik Arsitektur Metafora

B.3.1. Jenis Arsitektur Metafora

Anthony C. Antoniades, 1990 dalam ”Poetic of

Architecture” mendefinisikan metafora sebagai suatu cara memahami

suatu hal, seolah hal tersebut sebagai suatu hal yang lain sehingga

dapat mempelajari pemahaman yang lebih baik dari suatu topik dalam

pembahasan. Dengan kata lain metafora menerangkan suatu subyek

dengan subyek lain, mencoba untuk melihat suatu subyek sebagai

suatu yang lain. Terdapat tiga kategori dari metafora, yakni sebagai

berikut.

a) Intangible Metaphor (metafora yang tidak diraba)

Merupakan metafora abstak, yang tidak dapat dilihat dan

hanya dapat dirasakan. Yang termasuk dalam metafora abstrak

misalnya suatu konsep, sebuah ide, kondisi manusia atau

kualitas-kualitas khusus, seperti individual, naturalistis,

komunitas, tradisi dan budaya. Pemberangkatan ide metaforik

berasal dari konsep yang abstrak, sebuah ide, sifat atau kualitas

objek. Beberapa arsitek jepang seperti Arata Isozaki, Kazugiro

Ishi dan lainnya juga menggunakan metode metafora

intangible tersebut dalam pemunculan inspirasinya. Kazuo

Shinohara merupakan salah satu arsitek Jepang yang

dianggapberhasil mengangkat sifat “keheningan” Jepang ke

dalam ruang tiga dimensi.

Page 31: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 31

b) Tangible Metaphors (metafora yang dapat diraba)

Merupakan metafora yang nyata dan dapat dilihat sekaligus

dirasakan dari suatu karakter visual atau material. Ide

pemberangkatan metaforik berasal dari karakter material atau

visual objek yang konkrit.

Gambar II.6: Sydney Opera House Sumber : www.google.com

Gambar II.7: Interior Sydney Opera House Sumber : www.google.com

Salah satu contohnya dalah bangunan Sydney Opera House

yang berada di pelabuhan kota Sydney, Australia karya John

Utzon. Utzon ingin menunjukkan cangkang sebagai sebuah

bangunan dalam hubungannya dengan suatu permukaan bola

dan sayap burung yang sedang terbang. Kalangan jurnalis

Australia menganggapnya sebagai cangkang kerang laut yang

berwarna putih dengan kombinasi layar kapal yang

Page 32: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 32

meramaikan pelabuhan Sydney. Kritikus arsitektur

menganggapnya sebagai cangkang bertumpuk dari

perkembangan kucnup bunga yang akan mekar. Seangkan

mahasiswa arsitektur di Australia berpendapat bahwa Sydney

Opera House sebagai kiasan kura – kura yang sedang bercinta.

c) Combined Metaphors (penggabungan antara keduanya)

Merupakan metafora dimana secara konsep dan visual saling

mengisi sebagai unsur-unsur awal dan visualisasi, serta

menjadi pernyataan untuk mendapatkan kebaikan kualitas dan

dasar karakter visualnya dapat menjadi alasan untuk menilai

sifat – sifat, kualitas, dan karakter wadah visualnya. Sebagai

contohnya :

a. Bangunan Alburqueque Blood Bank

Gambar II.8: Blood Bank Mexico Sumber : www.google.com

Bangunan ini berwarna merah darah karya Antonie Predock.

Karya arsitektural ini disebut sebagai penerapan metafora

berlapis. Melihat ide awalnya sebagai bank darah, maka

diambil ide darah tersebut sebagai langkah awal strategi

pendekatan metafora. Dengan settingan lokasi di lembah Rio

Grande dimana ketika matahari terbenam langitnya akan

memerah darah, maka ide memetaforakan darah tersebut

Page 33: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 33

dianggap cocok dengan kondisi yang ada di lokasi. Filosofi

yang ada pada bangunan ini adalah sebagai kiasan seseorang

yang kehilangan darah, kehilangan hidup (bangunan merah

yang berada di atas merah /matahari terbenam), kemudian

terbit lagi matahiri sebagai metafora dari siklus hidup manusia.

b. Nagakin Capsule Building

Gambar II.9: Nagakin Capsule Building, Jepang Sumber : www.google.com

Bangunan ini dirancang oleh arsitek Jepang yang bernama

Kisho Kurokawa. Bangunan ini terdiri dari 140 kotak yang

disusun pada dua buah core. Bangunan ini juga mendapatkan

tanggapan dari masyarakat yang mengamati antara lain di

interpretasikan seperti tumpukan sugar cupe, tumpukan mesin

cuci dan lain sebagainya. Namun sang arsitek sendiri

mengatakan bahwa bentuk ini merupakan metafora dari tempat

tinggal burung yang di ibaratkan sebagai tempat tinggal para

bisnismen yang sibuk “terbang” dari satu tempat ke tempat

yang lainnya.

Page 34: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 34

c. TWA Building

Gambar II.10: TWA International Airport Sumber : http://www.designbuild-

network.com/projects/jetblue/images/1-twa

Merupakan bangunan yang berfungsi sebagai bandara dimana

oleh sang arsitek dimetaforakan dalam bentuk burung yang

siap terbang. Konsep ini muncul dari konsep bandara yang

merupakan tempat mendarat pesawat terbang. Sehingga ide

bentuk massa bangunan penunjang pada bandara tersebut

mengambil konsep yang identik atau menjiwai bandara sebagai

terminal pesawat terbang, yakni dengan memetaforakan bentuk

burung dengan sayap yang membentang.

Metafora sebagai suatu metode desain berguna sebagai

stimulan kreativitas arsitektural. Maksudnya adalah arsitektur

metafora memungkinkan seseorang untuk melihat suatu karya

arsitektur dari sudut pandang lain, mempengaruhi untuk timbulnya

berbagai intrepetasi pengamat, mempengaruhi pengertian yang

sebelumnya dianggap belum dimengerti atau belum ada

pengertiannya, dan dapat menghasilkan arsitektural yang lebih

ekspresif.

Page 35: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 35

B.3.2. Analogi Bentuk pada Arsitektur Metafora

Meski banyak definisi tentang metafora, umumnya metafora

dapat didekatkan dengan pengertian berikut. Pertama, metafora ialah

teknik untuk mentransfer subjek atau deskripsi sesuatu menjadi

sesuatu yang lain, bisa keseluruhan atau sebagian saja dari unsur-

unsurnya. Dalam hal ini metafora berupaya untuk menemukan unsur-

unsur dari suatu subjek, kemudian ditransfer ke unsur-unsur subjek

yang lain. Kedua, metafora berupaya untuk melihat subjek sebagai

atau menjadi suatu subjek yang lain. Pendek kata, metafora berarti

suatu analogi. Ketiga, metafora juga merupakan usaha untuk

mempertukarkan fokus tertentu pada suatu subjek kepada subjek yang

lain, berdasarkan suatu hasil penelitian atau penemuan tertentu. 13

Dari pengertian tersebut, dapat diartikan bahwa analogi

dalam metafora digunakan untuk mengkomunikasikan bentuk yang

dimetaforakan/dibandingkan. Menurut Goffrey Broadbent, bentuk

penganalogian metafora dalam arsitektur terbagi menjadi 4 macam,

yakni sebagai berikut.

a) Analogi romantik,

Ciri pokoknya bersifat mengembang serta dapat mendatangkan

tanggapan emosional dalam diri pengamat. Analogi romantik

dilakukan melalui pernyataan yang dilebih-lebihkan dan

melakukan asosiasi rujukan pada alam, melalui bentuk rona,

proses alami, tempat eksotis, dan bentuk-bentuk primitif

lainnya.

b) Analogi lingustik

Menyampaikan informasi pandangan suatu bangunan dengan

salah satu cara berikut, melalui metode tata bahasa, ekspresionis,

dan semiotik. Melalui metode tata bahasa, arsitektur dianggap

13

Anthony C. Antoniades (1990). Poetics of architecture; Theory of design. New York: Van Nostrand Reinhold

Page 36: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 36

terdiri dari unsur kata yang ditata menurut aturan tata bahasa

dan sinteksis, memungkinkan masyarakat dalam suatu

kebudayaan tertentu cepat memahami dan menaksir apa yang

disampaikan bangunan. Dengan metode ekspresionis, bangunan

dianggap sebagai wahana arsitek mengungkapkan sikapnya

terhadap proyek bangunan. Sedangkan metode semiotik

merupakan bentuk penafsiran yang menggunakan tanda-tanda

pada sebuah karya arsitektur, yang merupakan tanda

penyampaian informasi mengenai bangunan sebenarnya, fungsi,

serta tujuan keberaadaannya.

c) Analogi benda hidup

Menjelaskan bahwa arsitektur dari teori alam menciptakan suatu

bentuk dan fungsi bangunan. Suatu objek mulanya melihat

bentuk dari gejala alam, misalnya dari makhluk hidup. Seperti

misalnya sarang laba-laba yang dapat mengilhami bentuk

struktur kabel, kulit telur yang menjadi landasan awal dari

struktur shell, dan akar pohon yang menimbulkan pemahaman

bahwa bangunan tidak mampu berdiri tanpa pondasi.

d) Analogi benda mati

Menjelaskan bahwa perbandingan pada bentuk arsitektur tidak

harus selalu berwujud benda hidup, misalnya folded plate yang

diilhami dari lipatan kertas alas obat nyamuk bakar, atau tenda

yang dapat menginspirasi struktur membran roof dan struktur

tensile.

Arsitektur yang berdasarkan prinsip-prinsip Metafora, pada

umumnya dipakai jika :

a) Mencoba atau berusaha memindahkan keterangan dari suatu subjek

ke subjek lain.

b) Mencoba atau berusaha untuk melihat suatu subjek seakan-akan

sesuatu hal yang lain.

Page 37: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 37

c) Mengganti fokus penelitian atau penyelidikan area konsentrasi atau

penyelidikan lainnya (dengan harapan jika dibandingkan atau

melebihi perluasan kita dapat menjelaskan subjek yang sedang

dipikirkan dengan cara baru).

B.3.3. Kegunaan penerapan Metafora dalam Arsitektur

Kegunaan metafora dalam desain arsitektur adalah sebagai

berikut :

1. Memungkinkan untuk melihat suatu karya Arsitektural dari

sudut pandang yang lain.

2. Mempengaruhi untuk timbulnya berbagai interprestasi

pengamat.

3. Mempengaruhi pengertian terhadap sesuatu hal yang

kemudian dianggap menjadi hal yang tidak dapat

dimengerti ataupun belum sama sekali ada pengertiannya

4. Dapat menghasilkan Arsitektur yang lebih ekspresif

B.3.4. Pemindahan ekspresi metafora kedalam konsep ruang

Arsitektur metafora merupakan salah satu media yang

digunakan arsitek untuk menyampaikan makna pada sebuah karya

arsitektur. Bahasa metafora sangat luas bahkan bisa menimbulkan

bermacam – macam pemaknaan karena pemikiran dan daya tangkap

seseorang berbeda dengan yang lain. Berbagai penyampaian makna

dalam arsitektur metafora dapat berupa apa saja sesuai dengan

keinginan pembuat bangunan. Sedangkan pada karya arsitekturnya

makna dapat dilihat dan dirasakan melalui berbagai macam elemen.

Beberapa arsitek menganggap bahwa ruang dan suasana yang

ditimbulkan merupakan media yang paling utama untuk

menyampaikan makna, karakter dan suasana yang diinginkan.

John Simond menulis, karakteristik ruang merupakan

kualitas abstrak yang akan mempengaruhi emosi maupun psikologi

Page 38: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 38

pemakainya. Bila sesuai dengan tujuan penggunanya dan konteks

pemakainya, maka ekspresi metaforik akan tersampaikan. Berikut

adalah contoh – contoh konsep yang dipindahkan dalam karakteristik

ruang.

Konsep Karakteristik Ruang

Ketegangan Bentuk – bentuk yang tidak stabil, pembenturan warna –

warna yang intens, penekanan visual pada objek,

permukaan keras dan kasar, element – element yang tidak

familiar, cahaya terang dan menyilaukan, suara gemuruh.

Istirahat Objek yang mudah dikenali, garis – garis yang mengalir,

stabilitas struktur yang jelas, element horizontal, tekstur

dan cahaya lembut, suara sayup – sayup, warna putih, abu-

abu, biru dan hijau.

Ketakutan Tidak ada orientasi, area tersembunyi, akjut – kejutan,

bidang lekukan, putaran dan pemecahan, bentuk – bentuk

yang tidak stabil, pijakan licin, void tanpa pengaman,

element tajam, gelap dan remang – remang, warna pucat

dan monokrom.

Kegembiraan Pola dan bentuk halus mengalir, gerak dan irama terlihat

pada struktur, sedikit batasan, warna hangat dan cerah,

cahaya yang berkelip kelip.

Perenungan Terisolasi, prbadi, terpisah, cahaya dan warna lembut

berpendar, suara bernada rendah dan konstan, tanpa

elemen dekorasi.

Kelembutan /

kehalusan

Garis – garis yang mengalir, element horisontal , tekstur

dan cahaya yang lembut dan halus, suara sayup – sayup,

warna lembut, tanpa gangguan konsentrasi.

Table II.1 : Pemindahan ekspresi metafora kedalam konsep ruang Sumber : majalah kilas tahun 2000

Page 39: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 39

Dari tabel tersebut dapat di simpulkan bahwa arsitektur

sebagai komunikasi non verbal juga memiliki kode yang dapat

membuat perbedaan dalam “membaca” maknanya. Dalam hal ini,

suatu kode visual akan sangat penting bagi bahasa non-verbal seperti

arsitektur karena dengan kode visual tersebut pemakai diharapkan

akan dapat melihat dan merasakan pesan – pesan yang ingin

disampaikan.

Beberapa karya arsitek terkemuka memberikan kesan

kepada pemakainya. Hal ini menurut Charles Jencks adalah kenyataan

yang menekankan pentingnya kode visual bagi sebuah karya arsitektur.

Sebagai contoh, gereja Ronchamp karya Le Corbusiea, menimbulkan

beberapa sugesti terhadap adanya kode visual tertentu. Kode – kode

visual tersebut merupakan hal – hal yang populer di masyarakat dan

berada pada tingkatan yang tidak sadar pada pemikiran manusia. Le

Corbusier mengakui bahwa karyanya tersebut mengambil metafora

pada “akustik visual” bentuk atapnya.

Garis, bentuk, warna dan tekstur memiliki kualitas abstrak

yang mempengaruhi respon emosional-intelektual manusia. Bila

sebuah bentuk mencaritakan sesuatu atau mempengaruhi

pengamatannya, maka akan lebih baik untuk memakai bentuk tersebut

dalam penyusunan struktur, objek, dan ruang yang dapat

menyampaikan pesan yang sama pada pemakai tuang.

Bentuk tiga dimensi dapat disusun dari berbagai bidang dan

bidang disusun dari garis sehingga ekspresi garis dapat menjadi kode

visual suatu karakteristik objek yang akan dimetaforakan dalam

arsitektur, John Simond mengataka ekspresi garis tersebut dapat

menimbulkan kesan sesuai yang diinginkan oleh arsitek. Bila

pemakainya sesuai dengan konteks yang berkaitan. Penyusunan

ekspresi tersebut sebagai metafora, selanjutnya adalah menjadi

tanggung jawab perancangnya. Apakah saorang arsitek cukup peka

Page 40: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 40

supaya kesan yang ditimbulkan secara keseluruhan tidak bertentangan

dngan konsep awal.

B.3.5. Ikon dan Simbol sebagai Metafora dalam Arsitektur

Paule Henle mengemukakan antara metafora dengan ikon

dan simbol dimana ikon merupakan ekspresi dari objek – objek yang

diwakilkan, sedangkan simbol berhubungan dengan pemindahan

makna ekspresi metaforiknya. Disebutkan bahwa ikon mewaikil objek

melalui sifat kesamaan alami antara ikon dengan objeknya sedangkan

simbol mengalami pemindahan karakteristik objek yang diwakili

melalui kode – kode yang sudah dikenal masyarakat.

Paule Henie mencontohkan ikon dengan peta jalan raya

yang mewakili sistem jaringan jalan. Contoh tersebut menggambarkan

kemiripan bentuk antara ikon dengan objeknya. Analogi formal antara

konfigurasi garis – garis pada peta.

Sementara itu, Robert Venturi juga memilah bentuk

bangunan sebagai ikon dan simbolik. Salah satu contohnya pada

bangunan dengan bentuk “bebek” sebagai ikon dan bangunan yang

menggunakan pergola sebagai simbolik. Sebagai metafora, keduanya

jelas mewakili suatu konsep atau objek yang ingin diutarakan

maknanya melalui bangunan tersebut. Sebagai metafora ikonik

bangunan bebek tersebut dianggap terlalu formal dan eksplisit dalam

pengutaraan maknanya, sehingga jelas bagi setiap orang dan tidak

menyisakan imajinasi visual untuk berkembang. Sedangkan

penggunaan pergola sebagai ekspresi simbolik yang informal dan

implisit, memerlukan imajinasi dan penalaran visual yang berbeda

dalam menterjemahkan simbol tersebut dalam suatu makna yang ada

pada objek bangunan.

Page 41: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 41

B.4. Kasus metafora arsitektural

B.4.1. Church of the light (Tadao Ando)

Gambar II.11: Church of Light Sumber : www.google.com

Church of the light berada di tengah pemukiman di

Osaka, Jepang, dengan luas lahan 838,6 m2. Bangunan gereja ini

tersusun dari sebuah kotak persegi yang di potong 15 derajat oleh

dinding beton masif sehingga memiliki bentuk entrance segitiga.

Ketika melewati pintu, pengunjung akan berputar 180 derajat

ketika memasuki hall gereja. Di dalam terlihat dinding altar yang

dipotong oleh bukaan berbentuk salib, sehingga cahaya dapat

menyinari keheningan interior. Dengan dinding beton masif

berpola persegi 90 x 180 cm yang menyebabkan ketertutupan

interior, pemakaian bahan lantai dari kayu yang bertekstur

menekankan pada kesederhanaan dan kejujuran karakter ruang.

Konsep Metaforik

Ando pernah mengatakan tentang karya arsitekturnya,

“Saya tidak percaya bahwa arsitektur harus bicara banyak.

Arsitektur harus tenang dan biarkan alam dalam wujud cahaya dan

angin yang akan melakukannya” . Tepat bila dikatakan “diam dan

Page 42: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 42

merenung” merupakan ide pemberangkatan metaforik yang

dipakai Tadao Ando dalam merancang gerejanya ini.

Analisa ekspresi Metaforik

Sifat “diam” dan “merenung” dipindahkan ke dalam

ekspresi ruang tiga dimensional sehingga menghasilkan bentuk

bangunan yang “tenang”. Di sini jenis metafora yang diterapkan

merupakan metafora kesan (image metaphor) karena terdapat

penataan kesan sifat “diam” dan “merenung” ke dalam kesan

bangunan gereja. Dengan demikian pemberangkatan ide

metaforanya berupa metafora abstrak (intangible metaphor)

dikarenakan ide “diam dan merenung” merupakan konsep abstrak

dimana menunjukkan kualitas objek yang menunjukkan kelakuan

manusia.

Pemindahan karakteristik konsep metaforik dapat dilihat

dengan mengacu pada karakteristik ruang, kode visual maupun

ekspresi garis – garis abstrak yang dihasilkan oleh kesan “diam dan

merenung”. Bagi seseorang yang diam dan merenung, yang

dibutuhkan merupakan ruang yang terisolasi, tertutup dan statis

terpisah dari gangguan luar sehingga dapat berkonsentrasi pada

kondisi emosionalnya.

Ando mencoba mewujudkan karakter ruang yang :

a. Terisolasi, pribadi dan terpisah melalui pemakaian dinding –

dinding beton masif yang memiliki sedikit bukaan.

b. Material yang digunakan terbatas pada beton, kaca dan baja

yang juga mendukung nuansa terisolasi. Bentuk geometris

sederhana merupakan cara menunjukkan kesederhanaan dan

dengan jelas memperlihatkan batas dari ruang.

c. Cahaya dan warna lembut berpendar. Pencahayan alami dengan

permainan pendaran lembut, beberapa tempat gelap dan terang

dapat dilihat dari pemakaian bukaan dengan posisi dan bentuk

Page 43: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 43

tertentu seakan memecah kegelapan. Warna yang digunakan

semuanya merupakan warna alami bahan.

d. Tanpa elemen dekorasi, tanpa gangguan kekontrasan. Melihat

detail minim dekorasi dan bentuk geometris sederhana pada

keseluruhan bangunan menyiratkan makna diam dan sederhana

yang ingin disampaikan.

Bangunan dari Tadao Ando tersebut bila mengacu pada

teori dari Paule Henie dan Robert Venturi merupakan salah satu

contoh metafora simbolik, dimana memuat abstraksi konsep “diam

dan merenung” yang sarat akan persepsi sehingga menimbulkan

makna konotatif (bukan makna denotatif, karena tidak dapat

diketahui secara langsung makna di balik fungsinya melainkan

harus melalui serangkaian pemikiran). Ekspresi yang diwujudkan

ke dalam bangunan tersebut bersifat informal dan implisit, tidak

hanya membawa kita pada sebuah makna literal.

B.4.2. Guggenheim Museum, Bilboa, Spanyol (Frank O Gehry)

Gambar II.12: Guggenheim Museum, Spanyol Sumber : www.google.com

Bangunan yang berdiri diatas lahan segitiga seluas 32.700

m2, berada di selatan tepi sungai Nervion, Bilboa yang menjadi

daerah komersial, industri perkapalan dan jalan dagang. Terdiri

dari serangkaian massa yang memiliki sebuah fokus berupa atrium

di pusatnya dengan skala monumental. Sebentuk massa scluptural

berlapiskan titanium dengan bentuk lengkung dan putaran pada

sisi sungai, menyatukan keseluruhan dalam sebuah komposisi

Page 44: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 44

arsitektur. Sebagian massa diteruskan melewati jembatan “Puente

de la Salve” yang diakhiri oleh sebuah menara berlapis limestone

pada bagian yang berhadapan dengan kota. Bangunan ini

dikelilingi oleh serangkaian plazza dan selasar yang dapat diakses

langsung dari jalur transportasi ditambah adanya sebuah taman air

yang sejajar dengan sungai.

Interior museum menyediakan tiga lantai ruang peragaan

termasuk galeri monumental setinggi 50 m dengan beratapskylight

pada atriumnya yang fungsinya khusu untuk pameran karya seni

berukuran besar. Ketiga lantai ini saling dihubungkan oleh

jembatan, elevaor kaca dan tangga yang berada di sekitar atrium.

Selain itu, museum ini juga memiliki galeri yang memanjang

dengan luas 10.400 m2 yang menjangkau kedua sisi bawah

jembatan Puente de la Salve dan berakhir pada menara.

Pencahayaan alami melalui skylight dan sistem pemantulan pada

atap untuk menerangi penampilan dari interiornya.

Konsep metaforik

Gehry menyatakan sebuah ekspresi yang mewakili latar

belakang budayanya, dimana dunia semakin sibuk dan waktu

terasa semakin cepat memburu. Suasana hiruk pikuk tersebut

adalah sebuah ide yang melatarbelakangi karyanya baik dalam

bidang arsitektur maupun seni. Hal tersebut dianggap sebagai suatu

kontekstualitas terhadap kondisi masyarakat di era yang semakin

maju. Banyak karya Gehry yang mengambil tema metaforik

“ikan”. Tema ini sering diambil dikarenakan Gehry menyukai

bentuk dan pergerakan ikan dalam air dan bekas yang

ditinggalkannya dapat dijadikan ide rancangannya.

Analisis Ekspresi Metaforik

Bentuk metafora yang ada dalam bangunan Gugenham

Museum ini merupakan metafora kesan (image metaphor). Sifat

Page 45: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 45

“hiruk-pikuk” dan bentuk pergerakan seekor ikan di dalam air

dipindahkan ke dalam ekspresi ruang tiga dimensi. Kesan konsep

tersebut dipetakan kedalam kesan sebuah bangunan museum.

Melalui kehadiran kedua ide pemberangkatan metaforik tersebut,

maka kategori metafora yang diterapkan merupakan kategori

metafora kombinasi (combine metaphor), dikarenakan “hiruk-

pikuk” merupakan kualitas yang menunjukkan kondisi masyarakat

pada masa kini, dan “ikan” yang merupakan objek visual.

Makna literal museum yaitu fungsi sebagai fasilitas

kebudayaan tentu berbeda dengan makna sekunder yang

ditimbulkan. Makna lain muncul dalam pemikiran pemakai

bangunan yang mencari kategorisasi bentuk untuk pemahamannya.

Karakteristik ruang dalam karya Gehry adalah :

a. Bentuk – bentuk tidak stabil, tekstur permukaan dan

kombinasi warna melalui komposisi lengkungan dan

putaran ke kiri, kanan, atas dan bawah. Pemakaian bahan

titanium serta limestone, warna metal dikombinasikan

dengan warna kecoklatan batu alam.

b. Bentuk tegas, bidang bersudut, diagonal yang dapat dilihat

dari ruang – ruang interior maupun bentuk secara

keseluruhan yang scluptural tersebut.

c. Materila solid berupa batu, logam dan kayu dengan tekstur

kasar alami bahan terlihat jelas mendominasi penampilan

bangunan sehingga menampilkan kesan dinamisnya

suasana.

Unsur “ikan” dan “ular” menurut pengamat arsitektur,

Dennis Dollens, terlihat dari liukkan bangunan

sebagaimana ikan bergerak dalam air, lempengan titanium

juga seakan membentuk sisik ikan. Karya Gehry ini

ternyata menimbulkan bermacam pemahaman yang

Page 46: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 46

berbeda yang membuatnya menjadi sebuah karya yang

kaya dan kuat. Ekspresi informal dan implisit pada

Guggenheum-Bilboa Museum tersebut tidak membawa

pemahamn tunggal akan fungsi dari museum kepada orang

yang melihat dan mengunjungi.

B.5. Esensi Arsitektur Metafora pada Pusat Desain Grafis

Desain grafis sebagai suatu produk dari seni dan

pengetahuan memiliki keunikan dan karakter tersendiri dalam setiap

karyanya. Karakter tersebut yang membentuk identitas suatu karya

desain grafis berbeda dengan karya seni yang lain. Namun, jika

melihat kondisi dari bangunan penyedia jasa desain grafis yang sudah

ada, identitas tersebut kurang terlihat oleh masyarakat. Hal tersebut

dikarenakan bangunan penyedia jasa desain grafis cukup terbatas

luasannya dan hanya mewadahi kegiatan pelayanan jasa desain grafis.

Untuk memunculkan identitas desain grafis kepada masyarakat,

diperlukan suatu wadah yang tidak hanya sebagai tempat pelayanan

jasa desain, namun juga mewadahi perkembangan kegiatan desain

grafis. Wadah tersebut melalui adanya bangunan Pusat Desain Grafis.

Bangunan penyedia jasa yang telah ada cenderung konvensional, sama

sekali tidak mencerminkan karakter dari fungsi bangunan tersebut.

Karakter yang dimaksud ialah karakter desain grafis yang atraktif,

dinamis, serta memberikan kesan menarik. Dengan menampilkan

karakter tersebut diharapkan mampu merepresentasikan desain grafis

kedalam bangunan.

Untuk menerapkan karakter dan unsur desain grafis ke

dalam objek rancang bangun cara yang paling tepat adalah dengan

menggunakan metode pendekatan desain yang sesuai. Metode

pendekatan desain yang diperlukan adalah metode desain yang dapat

Page 47: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 47

mentransformasikan karakter desain grafis (yang tersurat) menjadi

kode visual yang dapat dilihat dan dinikmati oleh orang.

Cara pendekatan yang sesuai untuk membantu mewujudkan

karakter desain grafis dalam bangunanan adalah dengan pendekatan

Arsitektur Metafora. Arsitektur Metafora adalah kiasan atau ungkapan

bentuk, yang di wujudkan dalam bangunan dengan harapan akan

menimbulkan tanggapan dari orang yang menikmati atau memakai

karyanya. Proses pendekatan metafora dalam mendesain dilakukan

dengan cara analogi. Analogi disini merupakan membandingkan suatu

benda kedalam sesuatu yang lain dimana masih terdapat karakter/

sifat/ unsur dasar yang ada pada benda tersebut yang diterapkan dalam

objek rancang bangun. Dengan kata lain, memindahkan sifat atau

karakter objek kajian kedalam objek rancang bangun dengan bentuk

lain.

Dalam Pusat Desain Grafis, diharapkan arsitektur metafora

dapat membantu memunculkan karakter desain grafis kedalam bentuk

bangunan dengan cara penganalogian. Analogi yang digunakan adalah

analogi- analogi dari unsur desain grafis (unsur visual maupun unsur

tersirat) yang dipindahkan dalam bentuk yang lain kedalam bangunan.

Untuk itu, perlu diketahui unsur atau karakter desain grafis yang mana

yang akan ditampilkan, sehingga akan diketahui jenis arsitektur

metafora yang mana yang akan digunakan.

C. Studi Preseden Arsitektural

Pusat Desain Grafis yang direncanakan merupakan sebuah ide

desain baru untuk menjawab fenomena yang terjadi di masyarakat, dimana

menjamurnya penyedia jasa desain grafis dan banyaknya komunitas desain

grafis namun belum adanya wadah khusus sebagai tempat perkembangan

desain grafis. Pusat Desain Grafis yang direncanakan sebagai bangunan

pelayanan jasa dengan fungsi penunjang dalam bidang edukasi dan rekreasi di

dalamnya. Sebagai bangunan dengan fungsi utama dalam pelayanan jasa,

Page 48: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 48

Pusat Desain Grafis memiliki fungsi tempat kerja dan pemasaran. Sedangkan

fungsi secara umum sebagai tempat perkembangan desain grafis dalam suatu

wilayah. Untuk itu, studi preseden arsitektural yang digunakan yaitu Jakarta

Desain Center sebagai salah satu contoh bangunan pusat desain yang ada di

Jakarta, dan Comma_Id sebagai preseden dalam perencanaan co_workingship

atau ruang kerja sewa.

C.1. Jakarta Desain Center

Gambar II.13 :Logo Jakarta Desain Cneter Sumber : www.jdc.co.id

Jakarta Desain Center merupakan sebuah tempat untuk

menampung karya – karya arsitektur, tempat kerjasama antara konsumen,

produsen dan para profesional dalam bidang arsitektur, serta sebagai

tempat pameran desain produk kerajinan dalam negeri. Jakarta Desain

Center mulai beroperasi pada pertengahan bulan Maret tahun 1990.

Gedung Design Center pertama di Indonesia ini dimaksudkan sebagai

pusat informasi mengenai produk interior dan arsitektur dalam bentuk

visual dan tiga dimensi, baik untuk perancang maupun untuk masyarakat

umum. Sebagai pusat pelayanan desain terpadu, Jakarta Design Center

menyajikan kepada masyarakat untuk dapat melihat langsung elemen

bangunan dan interior secara lengkap dalam skala sesungguhnya sehingga

tidak perlu membuang waktu untuk mencari informasi produk yang

letaknya berjauhan.

Page 49: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 49

Gambar II.14 :Peta Lokasi Jakarta Desain Cneter Sumber : www.jdc.co.id

Lokasi Jakarta Design Center sangat strategis yaitu di Jl. Jendral

Gatot Subroto. Pemilihan lokasi ini berdasarkan letaknya yang mudah

dicapai dari arah manapun sehingga sangat mendukung fungsinya sebagai

pusat informasi interior dan arsitektur. Jakarta Design Center terletak pada

lahan seluas 1,4 Ha dan terletak pada jalur yang teramat padat dan juga

bukan pada daerah terpencil.

Ruang Dalam Jakarta Design Center mempunyai total luas

bangunan sekitar 24.000 m2. Secara umum fungsi bangunan Jakarta

Design Centre ini adalah tempat pamer dan promosi. Pembagian fungsi

dan aktifitas dalam bangunan design centre ini dibuat dari lantai ke lantai.

Berikut adalah denah tiap lantai pada Jakarta Design Center.

Page 50: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 50

Gambar II.15 : Denah lantai ground floor Sumber : www.jdc.co.id

Denah lantai ground floor, difungsikan sebagai ruang

pelayanan/service. Denah lantai ground floor berupa area parkir, floor

depot, adirasa catering, kopkar BTG, Acqua Trend dan Galleria Prima

Asri. Pada ruang ground floor juga sebagai ruang utilitas bangunan, seperti

ruang AHU, Blower, R. Elektrical, R. Pompa, R. Technical, R. Security

dan ruang – ruang penyimpanan.

Gambar II.16 : Denah lantai 1 Sumber : www.jdc.co.id

Page 51: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 51

Denah lantai satu berupa ruang galleri pamer produk furniture.

Ruang pamer pada lantai 1 seperti ruang pamer dari Ariston, Felione Fine

Gallery, Malinda Furniture Gallery, Flexsteel by Malinda dan Msterpiece.

Pada lantai 1 orientasi pandangan terpusat, menuju ke hall tengah. Untuk

menghubungkan lantai 1 dengan lantai di atasnya, menggunakan eskalator

yang berada di tengah hall, dan lift yang berada di lorong hall yang sangat

mudah di jangkau.

Gambar II.17 : Denah lantai 2 Jakarta Desain Center Sumber : www.jdc.co.id

Gambar II.18 : Denah lantai 3 Jakarta Desain Center Sumber : www.jdc.co.id

Page 52: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 52

Gambar II.19 : Denah lantai 4 Jakarta Desain Center Sumber : www.jdc.co.id

Gambar II.20 : Denah lantai 5 Jakarta Desain Center Sumber : www.jdc.co.id

Pada denah lantai 2 hingga denah lantai 5, memiliki fungsi ruang

yang sama. Masing – masing lantai tersebut di fungsikan sebagai ruang

retail sekaligus ruang pameran produk desain. Antar lantai di hubungkan

dengan eskalator yang berada di tengah hall. Akses langsung menuju lift

hanya pada lantai 2 dan 5, sedangkan pada lantai 3 dan 4 lift tertutup oleh

ruang retail.

Page 53: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 53

Gambar II.21 : Denah lantai 6 Sumber : www.jdc.co.id

Lantai 6 dari Jakarta Design Center merupakan ruang yang

difungsikan sebagai kantor. Pada lantai ini terdapat JDC Office, JDC

Business Center dan beberapa ruang sewa untuk keperluan meeting,

seminar dan workshop.

Gambar II.22 : Denah lantai 7 Sumber : www.jdc.co.id

Lantai 7 merupakan lantai teratas pada Jakarta Design Center.

Lantai 7 difungsikan sebagai kantor dari IAI Pusat. Pada lantai ini

Page 54: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 54

terdapat ruang meeting, kantor IAI Nasional, IAI DKI, IALI, HDII Pusat,

HDII DKI, HTII dan beberapa shop retail.

Persamaan yang ada pada tiap lantai adalah terdapat atrium/hall di

tengah sebagai ruang terbuka yang menerus dari lantai dasar sampai lantai

enam. Atrium disini digunakan sebagai sarana kontak visual lantai.

Lubang atrium yang seluas kurang lebih 155 m2 berfungsi juga sebagai

pusat orientasi ke ruang dalam, sehingga memudahkan orientasi

pengunjung yang sedang melihat pameran. Dengan demikian kenyamanan

dan kemudahan bagi pengunjung dapat tercapai. Selain itu untuk

menunjang kenyamanan pengunjung dibuat koridor dengan ukuran yang

cukup lebar, kurang lebih 5 meter. Sedangkan untuk tampilan fisik interior

ruang, menggunakan tampilan modern. Ruang tiap lantai di rancang

dengan kesan bersih dan rapi, tanpa banyak ornament. Berikut gambaran

interior dalam ruang JDC.

Gambar II.23 : Interior Hall Jakarta Desain Center Sumber : www.jdc.co.id

Gambar II.24 : Interior Kantor Jakarta Desain Center Sumber : www.jdc.co.id

Page 55: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 55

Gambar II.25 : Interior Ruang Rapat Jakarta Desain Cemter Sumber : www.jdc.co.id

Gambar II.26 : Interior Konfension Hall dan Auditorium Jakarta Desain Center Sumber : www.jdc.co.id

Gambar II.27 : Intrior JDC Bussiness Center Sumber : www.jdc.co.id

Page 56: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 56

C.2. Comma_Indonesia

Gambar II.28 : Logo Comma_Indonesia Sumber : www.comma-indonesia.co/space/

Comma merupakan salah satu pencetus co-working space pertama

di Indonesia. Co-working space sendiri merupakan sebuah ruang bekerja

sewa dimana diperuntukkan bagi para eksekutif muda yang memiliki

tingkat kepadatan aktifitas yang tinggi, sehingga mereka dapat melakukan

pekerjaan di luar kantor juga. Sasaran lain dari Co-working space selain

eksekutif muda adalah para pekerja freelance. Comma yang merupakan

co-working space pertama di Indonesia mengambil lokasi di Jakarta,

dimana di sana terdapat berbagai macam bidang pekerjaan yang saling

bersaing dan melengkapi. Comma mulai di operasikan untuk umum pada

awal tahun 2013. Kegiatan Comma sangat erat kaitannya dengan

pekerjaan desain, dimana pada pekerjaan ini banyak desainer yang bekerja

seara freelance dari berbagai bidang ilmu desain. Comma sendiri

merupakan sebuah singkatan dari “Collaboration Matters”, yang

dimaksudkan untuk mengajak orang-orang dengan latar bidang profesi

yang berbeda untuk saling berkolaborasi di tempat ini. Comma digawangi

oleh 7 orang „commaners‟ yang prominent di dunia entrepreneurship dan

kreatif seperti: Rene Suhardono , career coach Hardrock FM dan founder

dari Impact Factor, Yoris Sebastian founder dari “I Like Monday” dan

Page 57: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 57

OMG, Dondi Hananto founder dari KinaraID , Michael R Tampi founder

dari KinaraID dan pengisi segmen #SealTheDeal di Hardrock FM,

Dodong Cahyono founder dari KinaraID, Mariska Natassya seorang

penulis dan pembuat film, Ario Pratomo career coach di Hardrock FM dan

blogger untuk website jual beli bliblidotcom.

Gambar II.29 : Intrior dan Pernak Pernik Comma_Id Sumber : www.comma-indonesia.co/space/

Fasilitas yang ada di Comma terbilang cukup lengkap untuk

dijadikan sebuah tempat bekerja, seperti adanya beberapa fasilitas

penunjang :

a) Internet wi-fi berkecepatan tinggi.

b) Ruang Meeting khusus untuk bertemu dengan calon vendor atau

klien

c) Dapur kecil untuk mencari makanan hangat ketia lapar

Page 58: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 58

d) Area refreshing sebagai peleas penat, berupa area pingpong dan

permainan playstation.

Comma sebagai tempat kerja sewa memberikan pilihan kepada

pengguna untuk memilih cara sewa sesuai yang mereka butuhkan. Biaya

untuk bekerja di coworking space Comma sendiri terhitung fleksibel dan

dapat disesuaikan dengan waktu bekerja yang di butuhkan. Untuk pekerja

yang hanya memerlukan waktu sebentar saja, maka mereka hanya perlu

membayar Rp.50,000 / 2 jam saja, sedangkan apabila pekerja ingin

seharian bekerja di Comma, mereka dikenakan biaya Rp.200,000 sampai

Comma tutup. Biaya yang dikeluarkan tersebut sudah termasuk dengan

free drinks berupa air putih, teh dan kopi, yang cukup menarik karena

biasanya kalau pekerja melakukan kegiatan bekerja atau bertemu klien di

kafe juga mengeluarkan biaya yang tidak jauh beda.

Gambar II.30 : Interior dalam ruang coworking space Sumber : www.comma-indonesia.co/space/

Gambar di atas merupakan suasana yang berada di salah satu sudut

area bekerja di Comma. Terlihat suasana bekerja yang berbeda dari ruang

– ruang kantor pada umumnya. Dalam ruang ini terdapat tiga zoning

Page 59: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 59

kegiatan ruang yang berbeda, yaitu zoning pekerja dengan produktifitas

tinggi berada pada kelompok kursi yang di tata linear. Kelompok pekerja

yang bersifat lebih santai, berkomunikasi dan berinteraksi dengan

penyewa lain berada pada kelompok kursi yang di tata satu meja dengan

beberapa kursi kerja yang mengitari. Dan kelompok terakhir merupakan

kelompok pekerja yang melakukan kegiatan meeting atau rapat, berada

pada kelmpok ruang privat, dengan ukuran ruang tidak terlalu luas hanya

sekitar 3 x 5 meter dan dibatasi dengan dinding pembatas dari kaca.

Gambar II.31 : sistem penyewaan ruang pada Comma Sumber : www.comma-indonesia.co/space/

Promo yang dilakukan oleh Comma berupa kartu keanggotaan.

Jika pengunjung dengan kartu keanggotaan, akan mendapatkan fasilitas

berupa garansi tempat kerja, penggunaan ruang meeting selama 4 kali dua

Page 60: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 60

jam, akses jam penuh penggunaan ruang sewa, 8 kali kesempatan untuk

bertemu dengan klien atau vendor, kunci looker personal, dan membership

privilleges. Sementara itu bagi pengunjung dalam bentuk kelompok yang

belum memiliki kartu keanggotaan dapat memilih beberapa pilihan cara

dan waktu penyewaan ruang dengan fasilitas berupa 26 kursi kerja, 14

kursi bar, 3 meja kaca, 2 x 2 meja pingpong , 4 kursi kayu kecil, satu set

sofa dengan kapasitas 5 tempat duduk, meja kaca bundar untuk meeting

dan sebuah layar proyektor.

Gambar II.32 : Penataan Ruang Serba guna Sumber : www.comma-indonesia.co/space/

Page 61: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 61

Gambar II.33 : Ruang Serba guna Sumber : www.comma-indonesia.co/space/

Selain ruang kerja sewa, di Comma juga terdapat ruang komunal

berupa ruang serba guna. Ruang komunal serbaguna berbentuk ruang out

door dimana dengan tata lay out menyesuaikan kebutuhan. Ruang yang

bernama The Space Comma dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran

dengan setting penataan layout furniture berbentuk class room, kemudian

jika digunakan untuk kegiatan rapat atau pertemuan, dapat menggunakan

setting layout furniture berbentuk conference set, dan untuk kegiatan lain

berupa kegiatan talk show atau seminar dalam lingkup terbatas, dapat

menggunakan tata layout berbentuk theatre set ataupun talkshow set.

Gambar II.34 : Ruang Meeting Sumber : www.comma-indonesia.co/space/

Page 62: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 62

Fasilitas lain yang ada di Comma adalah fasilitas ruang meeting.

Ruang meeting berupa ruang tertutup dengan ukuran 3 x 5 meter dimana

ruangan berkapasitas maksimal 4 hingga 6 orang. Fasilitas yang terdapat

pada ruang meeting berupa 4 kursi meeting, 1 meja kaca berbentuk

lingkaran, dan 1 papan tulis kaca. Karakter ruang ini cukup unik, dimana

kegiatan meeting yang berupa kegiatan privat, di wadahi dengan ruangan

berpartisi dinding kaca.

Kesimpulan

Dari kedua preseden diatas dapat diambil beberapa hal terkait

perencanaan dan perancangan dari Pusat Desain Grafis di Yogyakarta.

Beberapa simpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut :

a. Jakarta Desain Center

1) Sebagai preseden pusat desain yang ada di Indonesia

2) Pembagian ruang kegiatan tiap lantai di bagi berdasarkan

kelompok kegiatan yang sama

3) Pada kelompok kegiatan retail di tempatkan pada lantai 1

hingga 5 dimana pengunjung dapat mengakses dengan

mudah lantai tersebut

4) Kelompok kegiatan perkantoran di tempatkan pada lantai 6

dan 7 dimana akses di rancang untuk orang dengan

keperluan yang berada pada lantai tersebut

5) Penataan lantai retail menjadi preseden dalam hal penataan

ruang retail

b. Comma_Indonesia

1) Sebagai preseden co-working pertama yang ada di

Indonesia

2) Pembagian ruang kegiatan berdasarkan sifat dan karakter

kegiatan

Page 63: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 63

3) Pada kelompok kegiatan Bekerja, berada pada ruang dengan

setting interior lebih formal, namun tidak terkesan kaku

4) Pada kelompok kegiatan Refreshing berada pada ruang

dengan setting interior yang lebih santai, dengan suasana

nyaman

5) Pada kelompok kegiatan Komunal, berada pada ruang

dengan setting outdoor dimana layout ruang dapat

menyesuaikan dengan tema kegiatan yang akan di

selenggarakan.

6) Standart kebutuhan ruang co-working space menjadi

preseden dalam hal penataan ruang co-working yang

direncanakan pada Pusat Desain Grafis di Yogyakarta.

D. Kegunaan Teori, Data dan Preseden dalam Analisa Perencanaan dan

Perancangan Pusat Desain Grafis

Pada sub bab ini, akan di terangkan fungsi dari teori, data dan preseden yang

digunakan dalam proses perencanaan dan perancangan, sehingga nantinya

dapat menjadi dasar dalam analisis. Pada tahap analisis di bagi menjadi dua,

yaitu analisis perencanaan dan analisis perancangan. Berikut penjelasan dari

kegunaan teori, data dan preseden dari setiap analisis tersebut.

D.1. Analisis Konsep Perencanaan

D.1.1. Perencanaan Kegiatan

Dalam perencanaan kegiatan, teori dan data yang digunakan dan

penerapannya adalah sebagai berikut :

1) Teori Perkembangan Desain Grafis : dari perkembangan

desain grafis dapat diketahui fungsi utama desain grafis yang

nantinya akan membentuk kegiatan utama yang di

rencanakan dari Pusat Desain Grafis

2) Preseden : data preseden digunakan sebagai pendekatan

dalam menentukan kegiatan yang direncanakan.

Page 64: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 64

D.1.2. Perencanaan Pelaku Kegiatan

Dalam perencanaan pelaku kegiatan, teori dan data yang digunakan

dan penerapannya adalah sebagai berikut :

1) Teori Pemahaman Desain Grafis : dari teori pemahaman

desain grafis, di dapat pihak – pihak yang terlibat dalam

kegiatan desain grafis, yang nantinya akan menjadi pelaku

kegiatan utama.

2) Data lapangan terkait kegiatan desain grafis : data berupa

daftar penyedia jasa dan macamnya, sehingga dapat diketahui

kelompok pelaku kegitana.

D.1.3. Perencanaan Peruangan

Dalam perencanaan peruangan, teori dan data yang digunakan dan

penerapannya adalah sebagai berikut :

1) Teori Pemahaman Desain Grafis : dari teori pemahaman

desain grafis di dapat macam kebutuhan ruang yang sering

dibutuhkan pada setiap kegiatan desain grafis

2) Teori Standart Besaran Ruang : teori standart besaran ruang

di peroleh dari buku – buku seperti Data Arsitek, Time Saver

for Architectural Standart, Time Saver for Interior Design.

Teori standart besaran ruang untuk mebantu dalam

menghitung besaran ruang yang dibutuhkan sesuai standart

yang ada.

3) Preseden : data preseden digunakan sebagai pendekatan

dalam menentukan kebutuhan dan besaran ruang yang di

rencanakan.

D.2. Analisis Konsep Perancangan

D.2.1. Perancangan Tapak

Dalam perancangan tapak, teori dan data yang digunakan dan

penerapannya adalah sebagai berikut :

Page 65: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 65

1) Data lapangan : data lapangan yang didapat digunakan untuk

menentukan kriteria penentuan tapak terpilih yang sesuai

dengan kebutuhan bangunan Pusat Desain Grafis

2) Teori pencapaian Francis D.K. Ching : teori pencapainan

digunakan untuk menentukan jenis pencapaian.

3) Teori Urban Planing Hamid Shirvanni : teori urban planning

digunakan untuk mengetahui guna lahan/ space use pada

sekitar tapak yang nantinya akan mempengaruhi jenis fungsi

yang akan diwadahi

4) Teori Klasik Arsitektur Kota (Trancik) : teori ini untuk

mengetahui area sekitar tapak yang terbangun dengan lahan

terbuka. Teori ini disebut teori figure ground.

5) Teori Arsitektur Metafora : teori arsitektur metafora yang

digunakan dalam perancangan pencapaian tapak yaitu teori

metafora tangible melalui analogi linguistik – semiotik

dimana elemen dalam arsitektur merupakan tanda/ penanda.

6) Selain itu, teori metafora juga berperan dalam penataan

landscape dimana elemen landscape di analogikan sebagai

elemen dari teori nirmana

D.2.2. Perancangan Ruang

Dalam perancangan ruang, teori dan data yang digunakan dan

penerapannya adalah sebagai berikut :

1) Teori sirkulasi ruang dari buku Francis D.K. Ching : teori

sirkulasi digunakan untuk menentukan jenis sirkulasi ruang

yang sesuai.

2) Teori Tata Layout pada Desain Grafis: teori tata layout

digunakan dalam pendekatan sirkulasi dalam ruang dan

penataan tata letak ruang.

Page 66: BAB II TINJAUAN TEORI DESAIN GRAFIS DAN ARSITEKTUR …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I I| 66

3) Teori Karakterisitik Ruang John Simond : teori karakteristik

ruang digunakan dalam penataan element arsitektur dalam

ruang sesuai dengan karakter yang ingin di tampilkan

4) Teori Arsitektur Metafora : teori arsitektur metafora yang

digunakan dalam perancangan ruang yaitu metafora

intangible melalui analogi romantik dimana elemen dalam

arsitektur dirancang untuk menimbulkan kesan tersendiri.

Kesan yang ditimbulkan sesuai dengan karakter aktifitas

dalam masing – masing ruang.

D.2.3. Perancangan Bentuk

Pendekatan dalam proses perancangan yang digunakan adalah

Arsitektur Metafora dengan tujuan untuk menunjukkan kode visual

desain grafis pada bangunan. Agar dapat dengan mudah di kenali

oleh masyarakat, maka penerapan kode visual diaplikasikan pada

bentuk bangunan. Dalam perancangan bentuk bangunan, teori dan

data yang digunakan dan penerapannya adalah sebagai berikut :

1) Teori Pemahaman Desain Grafis : dari teori pemahaman

desain grafis di dapat karakter dan unsur desain grafis yang

dapat di terapkan pada bentuk bangunan

2) Teori Arsitektur Metafora : dalam perancangan bentuk

bangunan, teori metafora yang digunakan adalah metafora

tangible dengan menganalogikan unsur dari desain grafis ke

dalam bentuk dan tampilan bangunan.

D.2.4. Perancangan Struktur dan Utilitas Bangunan

Dalam perancangan struktur dan sirkulasi, teori dan data yang

digunakan dan penerapannya adalah data lapangan. Data lapangan

yang diperoleh digunakan untuk membantu menentukan sistem

struktur dan utilitas bangunan. Data lapangan diantaranya data

kontur, sirkulasi sekitar site, dan sebagainya.