teori

25

Click here to load reader

Upload: ratih-mugomugoputih

Post on 07-Aug-2015

55 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Teori

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan

upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dan dapat diterima serta

terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat menggunakan hasil

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat

ditanggung oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya tersebut diselenggarakan

dengan menitikberatkan pada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai

derajat kesehatan yang optimal tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada

perorangan.

Salah satu fungsi puskesmas adalah memberikan pelayanan kesehatan secara

menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Pelayanan

kesehatan yang diberikan puskesmas meliputi pelayanan pengobatan, upaya

pencegahan, peningkatan kesehatan dan pemulihan kesehatan. Di dalam konsep

puskesmas terdapat beberapa dasar yang perlu diketahui, maka dari itu disusunlah

makalah ini untuk mengetahui lebih lanjut mengenai konsep dasar puskesmas.

B. TUJUAN

Tujuan Umum

Mahasiswa mampu mengetahui tentang Konsep Dasar Puskesmas.

Tujuan Khusus:

- Mengetahui Stratifikasi Puskesmas.

- Mengetahui Lokakarya Mini.

- Mengetahui Sistem Laporan Puskesmas.

- Mengetahui Upaya Rujukan.

- Mengetahui Program Pemberantasan Penyakit Menular Di Lingkungan

Pemukiman.

Page 2: Teori

BAB II

TINJAUAN TEORI

1. STRATIFIKASI PUSKESMAS

Adalah upaya untuk melakukan penilaian prestasi kerja puskesmas, dalam

rangka perkembangan fungsi puskesmas sehingga dalam rangka fungsi puskesmas

dapat dilaksanakan lebih terarah. Hal ini diharapkan dapat menimbulkan gairah

kerja, rasa tanggung jawab dan kreatifitas kerja yang dinamis melalui

pengembangan falsafah mawas diri.

Tujuan Stratifikasi

1) Umum:

Mendapatkan gambaran tentang tingkat pengembangan fungsi puskesmas secara

berkala dalam rangka pembinaan dan pengembanganya.

2) Khusus:

Mendapatkan gambaran secara menyeluruh perkembangan puskesmas dalam

rangka mawas diri.

Mendapatkan masukan untuk perencanaan puskesmas dalam waktu

mendatang.

Mendapatkan informasi tentang masalah dan hambatan pelaksanaan

puskesmas sebagai masukan untuk pembinaan lebih lanjut.

Pengelompokan Puskesmas

Pengelompokan Strata dibagi menjadi 3 yaitu :

1) Strata I Puskesmas dengan Prestasi kerja Baik (warna hijau)

2) Strata II Puskesmas dengan Prestasi kerja Cukup (warna kuning)

3) Strata III Puskesmas dengan Prestasi kerja Kurang (warna merah)

Sasaran Stratifikasi Puskesmas

1) Puskesmas tingkat kecamatan 

Page 3: Teori

2) Puskesmas tingkat kelurahan ( puskesmas pembantu )

3) Unit-unit kesehatan lain

4) Pembinaan peran serta masyarakat 

Ruang Lingkup

Ruang lingkup stratifikasi puskesmas dikelompokan dalam empat aspek yaitu:

1) Hasil kegiatan puskesmas dalam bentuk cakupan dari masing-masing kegiatan

2) Hasil dan cara pelaksanaan manajemen puskesmas

3) Sumber daya yang tersedia di puskesmas

4) Keadaan lingkungan yg mempengaruhi hasil kegiatan puskesmas

Area Pembinaan

Berdasarkan hasil pelaksanaan hasil stratifikasi puskesmas ada 3 area yang perlu di

bina, yaitu :

1) Sebagai wadah pemberi pelayanan.

Pembinaan ini diarahkan terhadap fasilitas fisik, pelaksanann manajemen dan

kemampuan tenaga kerja.

2) Pelaksanaan program-program sektor kesehatan maupun lintas sektoral yang

secara langsung maupun tidak langung menjadi tanggung jawab puskesmas

dalam pelaksanaan maupun sarana penunjang.

3) Peran serta masyarakat untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan

produktif.

Pembinaan kemampuan puskesmas dalam membina peran serta masyarakat di

bidang kesehatan perlu ditingkatkan.

Pelaksanaan Stratifikasi

1) Mencakup seluruh aspek puskesmas meliputi puskesmas pembantu, puskesmas

keliling, hasil pembinaan peran serta masyarakat misal posyandu.

2) Kegiatan stratifikasi mencakup:

a. pengumpulan data

Page 4: Teori

b. pengolahan data

c. analisa masalah dan penentuan langkah penanggulangan.

3) Melaksanakan setahun sekali secara menyeluruh dan serentak di semua

puskesmas dan bertahap sesuai dengan jenjang administrasi sampai ke pusat.

a. Di tingkat Puskesmas

Dilaksanakan sendiri oleh masing-masing puskesmas dan merupakan

kegiatan mengukur kemampuan penampilan puskesmas dalam rangka

mawas diri. Dengan tujuan agar kepala puskesmas dan staf mengetahui

kelemahan dan masalah yang dihadapi untuk berusaha memperbaikinya.

b. Di tingkat Dinas Kesehatan Dati II / Kandep

Menghimpun laporan hasil stratifikasi puskesmas untuk diolah dan di analisa

sehingga mendapatkan gambaran keadaan dan fungsi masing-masing

puskesmas dalam wilayahnya dalam rangka pembinaan dan

pengembangannya.

c. Di tingkat Dinas Kesehatan Dati I / Kanwil / Pusat

Menghimpun laporan hasil stratifikasi dari masing-masing dinas kesehatan

dati II untuk diolah dan dianalisa sehingga mendapatkan gambaran tingkat

perkembangan fungsi puskesmas di wilayah masing-masing kabupaten

kodya (propinsi) dalam rangka pembinaan dan pengembangannya tahun

yang akan datang.

4) Menentukan Strata puskesmas dengan pendekatan kuantitatif untuk mengukur

variabel

5) Penetapan waktu kegiatan

Tahap-Tahap Stratifikasi

Dilakukan dalam 3 tahap, sebagai berikut :

1) Tahap I

Pendataan dan pemetaan dalam tiga kelompok strata I, II, dan III.

2) Tahap II

Page 5: Teori

Analisa hasil pendataan dan pemetaan serta sektor-sektor yang menghambat dan

menunjang.

3) Tahap III

Rencana pemecahan masalah pada semua tingkat yaitu rencana kerja atau

rencana pembinaan untuk meningkatkan kemampuan puskesmas berdasar hasil

analisa dan masalah yang dijumpai di semua tingkat.

Manfaat Stratifikasi Bagi Puskesmas

Mendapat gambaran tingkat perkembangan prestasi kerja secara menyeluruh

sehingga dapat diambil berbagai upaya untuk memperbaikinya dalam rangka mawas

diri.

2. LOKAKARYA MINI

Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan tingkat pertama, yang dalam

melaksanakan kegiatannya Puskesmas mempunyai kewenangan untuk melakukan

pengelolaan program kegiatannya. Sehingga perlu didukung oleh kemampuan

manajemen yang baik. Manajemen Puskesmas merupakan suatu rangkaian kegiatan

yang bekerja secara sinergik yang meliputi perencanaan, penggerakan pelaksanaan

serta pengendalian, pengawasan dan penilaian. Penerapan manajemen pergerakan

pelaksanaan dilakukan melalui forum pertemuan yang dikenal dengan Mini

Lokakarya atau Lokakarya Mini.

Pada dasarnya ruang lingkup Lokakarya Mini ini sendiri meliputi dua hal pokok,

yakni:

1) Lintas Program

Yang berfungsi untuk memantau pelaksanaan kegiatan Puskesmas berdasarkan

perencanaan dan memecahkan masalah yang dihadapi serta tersusunnya rencana

kerja baru. Tujuan dari lokakarya mini lintas program yang dilakukan intern

puskesmas ini bertujuan untuk:

Page 6: Teori

- Meningkatkan kerjasama antar petugas intern Puskemas, termasuk

Puskesmas Pembantu dan Bidan di Kelurahan.

- Mendapatkan kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan

perencanaan yaitu Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK).

- Meningkatkan motivasi petugas Puskesmas untuk melaksanakan kegiatan

sesuai perencanaan RPK

- Mengkaji pelaksanaan RPK yang telah disusun, memecahkan masalah yang

terjadi dan menyusun upaya pemecahan dalam bentuk rencana kerja yang

baru. 

2) Lintas Sector

Dilakukan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dan dukungan sektor-

sektor yang bersangkutan dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan. Tujuan

dari pelaksanaan lokakarya mini lintas sektor yang dilakukan per tiga bulanan,

yakni:

- Memperoleh kesepakatan rencana kerja lintas sektoral dalam membina dan

mengembangkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan.

- Mengkaji hasil kegiatan kerjasama, memecahkan masalah yang terjadi serta

menyusun upaya pemecahan masalah dalam bentuk rencana kerjasama.

3. SISTEM LAPORAN PUSKESMAS

Pencatatan (recording) dan pelaporan (reporting) berpedoman kepada sistem

pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP). Pengertian dasar dari SP2TP

menurut depkes RI (1992) adalah sebagai berikut :

Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas adalah kegiatan pencatatan dan

pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya pelayanan kesehatan di puskesmas

termasuk puskesmas pembantu, yang ditetapkan melalui surat keputusan Menteri

Kesehatan RI No.63/Menkes/SK/II/1981.

Tujuan Pencatatan Dan Pelaporan

Tujuan Umum:

Page 7: Teori

Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) bertujuan agar

semua hasil kegiatan puskesmas (di dalam dan di luar gedung) dapat dicatat serta

dilaporkan ke jenjang selanjutnya sesuai dengan kebutuhan secara benar, berkala,

dan teratur, guna menunjang pengelolaan upaya kesehatan masyarakat. Pengelolaan

SP2TP di kabupaten berau masih terkendala dengan rendahnya kelengkapan dan

ketepatan waktu penyampaian laporan SP2TP ke Dinas Kesehatan.

Tujuan Khusus:

- Tercatatnya semua data hasil kegiatan puskesmas sesuai kebutuhan secara benar,

berkelanjutan, dan teratur.

- Terlaporkannya data ke jenjang administrasi berikutnya sesuai kebutuhan

dengan menggunakan format yang telah ditetapkan secara benar, berkelanjutan,

dan teratur.

Manfaat Dari Pencatatan Dan Pelaporan

- Memudahkan dalam mengelola informasi kegiatan di tingkat pusat, provinsi,

dan Kabu/kota.

- Memudahkan dalam memperoleh data untuk perencanaan dalam rangka  

pengembangan tenaga kesehatan.

- Memudahkan dalam melakukan pembinaan tenaga kesehatan.

- Memudahkan dalam melakukan evaluasi hasil.

Ruang Lingkup Pencatatan dan Pelaporan

Ruang lingkup pencatatan dan pelaporan, meliputi jenis data yang

dikumpulkan,dicatat, dan dilaporkan puskesmas. Jenis data tersebut mencakup :

- Umum dan demografi

- Sarana fisik

- Ketenagaan

- Kegiatan pokok yang dilakukan di dalam dan di luar gedung

Page 8: Teori

Pengelolaan Pencatatan

Semua kegiatan pokok baik didalam maupun diluar gedung puskesmas, puskesmas

pembantu, dan bidan di desa harus dicatat. Untuk memudahkan dapat menggunakan

formulir standar yang telah ditetapkan dalam SP2TP. Jenis formulir standar yang

digunakan dalam pencatatan adalah sebagai berikut :

- Rekam kesehatan keluarga (RKK)

- Kartu indeks penyakit

- Kartu ibu

- Kartu anak

- KMS balita, anak sekolah

- KMS ibu hamil

- KMS usia lanjut

- Register

Mekanisme Pencatatan

Pencatatan dapat dilakukan di dalam dan diluar gedung. Di dalam gedung, loket

memegang peranan penting bagi seorang pasien yang berkunjung pertama kali atau

yang melakukan kunjungan ulang dan dapat Kartu Tanda Pengenal. kemudian

pasien disalurkan pada unit pelayanan yang akan dituju. Apabila diluar gedung

pasien dicatat dalam register dengan pelayanan yang diterima. Mekanisme

pencatatan dipuskesmas dapat digambarkan melalui berikut:

1. Pengelolaan Pelaporan

Sesuai dengan Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Kesehatan masyarakat

No.590/BM/DJ/Info/Info/96, pelaporan puskesmas menggunakan tahun kalender

yaitu dari bulan Januari sampai dengan Desember dalam tahun yang sama.

Formulir pelaporan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuan/beban kerja di puskesmas.

Formulir Laporan dari Puskesmas ke kabupaten:

a) Laporan Bulanan

Page 9: Teori

- Data Kesakitan (LB 1)

- Data obat-obatan (LB 2)

- Data kegiatan gizi, KIA/KB,imunisasi termasuk pengamatan penyakit

menular (LB 3)

b) Laporan Sentinel

- Laporan bulan sentinel (LB 1S)

Laporan yang memuat data penderita penyakit yang dapat dicegah

dengan imunisasi (PD31), penyakit infeksi saluran pernafasan akut

(ISPA). Dan diare, menurut umur dan status imunisasi. Puskesmas yang

memuat LB 1S adalah puskesmas yang ditunjukyaitu satu puskesmas

dari setiap kab/kota dengan periode laporan bulan serta dilaporkan ke

dinas kesehatan kab/kota, Dinas kesehatan provinsi dan pusat (Ditjen

PPM dan PLP).

- Laporan bulanan sentinel (LB 2S)

Dalam laporan ini memuat data KIA, gizi, tetanus neonatorum, dan

penyakit akibat kerja. Laporan bulanan sentinel hanya diperuntukkan

bagi puskesmas rawat inap. Laporan ini dilaporkan ke dinas kesehatan.

c) Laporan Tahunan

- Data dasar puskesmas (LT-1)

- Data kepegawaian (LT-2)

- Data peralatan (LT-3)

2. Alur Laporan

Laporan dikirimkan dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan kab/kota, Dinas

Kesehatan Provinsi serta Pusat (Ditjen BUK) dalam bentuk rekapitulasi dari

laporan SP2TP. Laporan tersebut meliputi :

- Laporan Triwulan

- Laporan Tahunan

3. Frekuensi Laporan

- Laporan Triwulan

Page 10: Teori

Laporan triwulan dikirim paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya dari

triwulan yang dimaksud (contoh : laporan triwulan pertama tanggal 20 April

2011, maka laporan triwulan berikutnya adalah tanggal 20 Mei 2011).

- Laporan Tahunan

Laporan tahunan dikirim paling lambat akhir bulan Februari di tahun

berikutnya.

4. Mekanisme Pelaporan

Tingkat puskesmas:

1) Laporan dari puskesmas pembantu dan bidan di desa disampaikan ke

pelaksana kegiatan di puskesmas.

2) Pelaksana pelaksana merekapitulasi yang dicatat baik didalam maupun diluar

gedung serta laporan yang diterima dari puskesmas ppembantu dan bidan di

desa.

3) Hasil rekapitulasi pelaksanaan kegiatan dimasukkan ke formulir laporan

sebanyak dua rangkap, untuk disampaikan kepada koordinator SP2TP.

4) Hasil rekapitulasi pelaksanaan kegiatan diolah dan dimanfaatkan untuk

tindak lanjut yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja kegiatan.

Tingkat Kabupaten/Kota:

1) Pengolahan data SP2TP di kab/kota menggunakan perangkat lunak yang

ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan.

2) Laporan SP2TP dari puskesmas yang diterima dinas kesehatan kab/kota

disampaikan kepada pelaksana SP2TP untuk direkapitulasi / entri data.

3) Hasil rekapitulasi dikoreksi, diolah, serta dimanfaatkan sebagai bahan untuk

umpan balik, bimbingan teknis ke puskesmas dan tindak lanjut untuk

meningkat kinerja program.

4) Hasil rekapitulasi data setiap 3 bulan dibuat dalam rangkap 3 (dalam bentuk

soft file) untuk dikirimkan ke dinas kesehatan Dati I, kanwil depkes Provinsi

dan Departemen Kesehatan.

Page 11: Teori

4. UPAYA RUJUKAN

Sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu tatanan kesehatan yang

memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas

timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara

vertikal maupun horizontal, kepada yang berwenang dan dilakukan secara rasional.

Sistem Rujukan

1) Rujukan secara konseptual terdiri atas: Rujukan upaya kesehatan perorangan

yang pada dasarnya menyangkut masalah medic perorangan yang antara lain

meliputi:

- Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan, rindakan

operasional dan lain-lain.

- Rujukan bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium klinik

yang lebih lengkap.

- Rujukan ilmu pengetahuan antara lain dengan mendatangkan atau mengirim

tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk melakukan rindakan, member

pelayanan, ahli pengetahuan dan teknologi dalam meningkatkan kualitas

pelayanan.

2) Rujukan  upaya  kesehatan  masyarakat  pada   dasarnya   menyangkut   masalah

kesehatan masyarakat yang meluas meliputi:

- Rujukan sarana berupa bantuan laboratorium dan teknologi kesehatan.

- Rujukan tenaga dalam bentuk dukungan tenaga ahli untuk penyidikan, sebab

dan asal usul penyakit atau kejadian luar biasa suatu penyakit serta

penanggulannya pada bencana alam, dan lain-lain.

- Rujukan operasional berupa obat, vaksin, pangan pada saat terjadi bencana,

pemeriksaan bahan (spesimen) bila terjadi keracunan massal, pemeriksaan

air minum penduduk dan sebagainya.

3) Rujukan Terencana menyiapkan dan merencanakan rujukan ke rumah sakit jauh-

jauh hari bagi pasien resiko tinggi / resti.

Page 12: Teori

Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari:

Rujukan Internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di

dalam institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas

pembantu) ke puskesmas induk.

Rujukan Eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang

pelayanan kesehatan, baik horizontal  (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas

rawat inap) maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah).

Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari:

Rujukan Medik adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya

penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Misalnya, merujuk pasien

puskesmas dengan penyakit kronis (jantung koroner, hipertensi, diabetes

mellitus) ke rumah sakit umum daerah.

Rujukan Kesehatan adalah rujukan pelayanan yang umumnya berkaitan dengan

upaya peningkatan promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif).

Contohnya, merujuk pasien dengan masalah gizi ke klinik konsultasi gizi (pojok

gizi puskesmas), atau pasien dengan masalah kesehatan kerja ke klinik sanitasi

puskesmas (pos Unit Kesehatan Kerja).

5. PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DI

LINGKUNGAN PEMUKIMAN

Penyakit menular yang juga dikenal sebagai penyakit infeksi dalam istilah medis

adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi (seperti virus,

bakteria atau parasit), bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar dan trauma

benturan) atau kimia (seperti keracunan) yang mana bisa ditularkan atau menular

kepada orang lain melalui media tertentu seperti udara (TBC, Infulenza dll), tempat

makan dan minum yang kurang bersih pencuciannya (Hepatitis, Typhoid/Types dll),

Jarum suntik dan transfusi darah (HIV Aids, Hepatitis dll).

Page 13: Teori

Strategi operasional yang dilakukan dalam penanggulangan pemberantasan penyakit

menular  diantaranya melalui :

1) Pemantapan kelembagaan unit pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun

swasta dalam penanggulangan penyakit menular.

2) Peningkatan mutu pelayanan di semua unit pelayanan kesehatan baik pemerintah

maupun swasta.

3) Penggalangan kemitraan dengan organisasi profesi, lintas sektoral,  Lembaga

Swadaya Masyarakat (LSM), institusi pendidikan, dan lain-lain.

4) Pemberdayaan masyarakat dalam rangka mendorong kemandiriannya untuk

mengatasi masalah TBC.

5) Penelitian dan pengembangan melalui penelitian lapangan atau kerja sama

dengan institusi pendidikan, LSM, organisasi profesi dan lain-lain dalam upaya

penanggulangan penyakit menular.

Epidemiologi

Adalah kegiatan pengamatan secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit

atau masalah-masalah kesehatan serta kondisi yang mempengaruhi resiko terjadinya

penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut agar dapat melakukan tindakan

penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan, pengolahan

data dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program

kesehatan.

Surveilans Epidemiologi

- Merupakan kegiatan pengamatan terhadap penyakit atau masalah kesehatan serta

faktor determinannya. Penyakit dapat dilihat dari perubahan sifat penyakit atau

perubahan jumlah orang yang menderita sakit. Sakit dapat berarti kondisi tanpa

gejala tetapi telah terpapar oleh kuman atau agen lain, misalnya orang terpapar

HIV, terpapar logam berat, radiasi dsb. Sementara masalah kesehatan adalah

masalah yang berhubungan dengan program kesehatan lain, misalnya Kesehatan

Page 14: Teori

Ibu dan Anak, status gizi, dsb. Faktor determinan adalah kondisi yang

mempengaruhi resiko terjadinya penyakit atau masalah kesehatan.

- Merupakan kegiatannya yang dilakukan secara sistematis dan terus menerus.

Sistematis melalui proses pengumpulan, pengolahan data dan penyebaran

informasi epidemiologi sesuai dengan kaidah-kaidah tertentu, sementara terus

menerus menunjukkan bahwa kegiatan surveilans epidemiologi dilakukan setiap

saat sehingga program atau unit yang mendapat dukungan surveilans

epidemiologi mendapat informasi epidemiologi secara terus menerus juga.

Kegunaan Surveilans Epidemiologi:

1) Merumuskan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi

program pemberantasan penyakit serta program peningkatan derajat kesehatan

masyarakat, baik pada upaya pemberantasan penyakit menular, penyakit tidak

menular, kesehatan lingkungan, perilaku kesehatan dan program kesehatan

lainnya.

2) Melaksanakan sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa penyakit dan

keracunan serta bencana.

3) Merencanakan studi epidemiologi, penelitian dan pengembangan program

Surveilans epidemiologi juga dimanfaatkan di rumah sakit, misalnya surveilans

epidemiologi infeksi nosokomial, perencanaan di rumah sakit dsb.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka kegiatan surveilans epidemiologi dapat

diarahkan pada tujuan-tujuan yang lebih khusus, antara lain :

1) Untuk menentukan kelompok atau golongan populasi yang mempunyai resiko

terbesar untuk terserang penyakit, baik berdasarkan umur, jenis kelamin,

pekerjaan, dan lain–lain.

2) Untuk menentukan jenis dari agent (penyebab) penyakit dan karakteristiknya.

3) Untuk menentukan reservoir dari infeksi.

4) Untuk memastikan keadaan–keadaan yang menyebabkan bisa  berlangsungnya

transmisi penyakit.

Page 15: Teori

5) Untuk mencatat kejadian penyakit secara keseluruhan.

6) Memastikan sifat dasar dari wabah tersebut, sumber dan cara  penularannya,

distribusinya, dsb.

Program Pencegahan Penyakit Menular dilaksanakan melalui:

1) Pelayanan imunisasi bagi Bayi

2) Pelayanan imunisasi bagi anak sekolah

3) Pelayanan imunisasi bagi ibu hamil

Program Pemberantasan Penyakit Menular Langsung dilaksanakan melalui:

1) Pemberantasan penyakit TB Paru

2) Pemberantasan penyakit kusta

3) Pemberantasan penyakit Ispa

4) Pemberantasan penyakit HIV/AIDS

Program Pemberantasan Penyakit Menular Bersumber Dari Binatang dilaksanakan

melalui:

1) Pemberantasan penyakit malaria

2) Pemberantasan penyakit Arbovirosis

3) Pemberantasan penyakit Filariasis

Program   Pengamatan   Penyakit   Menular    dilaksanakan melalui penyelidikan

epidemiologi dan penanggulangan KLB:

1) Program Upaya Kesehatan Ibu dan Anak  serta KB  dilaksanakan melalui

Pelayanan kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir

2) Pelayanan kesehatan Bayi dan Anak Pra Sekolah

3) Pelayanan Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja

4) Pelayanan Kesehatan Usia Subur

5) Pelacakan kasus BBLR di Kampung-Kampung.

Page 16: Teori

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Konsep dasar puskesmas dapat dikelompokkan menjadi beberapa konsep,

diantaranya, yang pertama Stratifikasi Puskesmas adalah upaya untuk melakukan

penilaian prestasi kerja puskesmas, dalam rangka perkembangan fungsi puskesmas

sehingga dalam rangka fungsi puskesmas dapat dilaksanakan lebih terarah. Kedua

Lokakarya Mini yaitu penerapan manajemen pergerakan pelaksanaan dilakukan

melalui forum pertemuan. Ketiga Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu

puskesmas yaitu kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga dan

upaya pelayanan kesehatan di puskesmas termasuk puskesmas pembantu. Keempat

Sistem rujukan upaya kesehatan yaitu suatu tatanan kesehatan yang memungkinkan

terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya masalah

dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara vertikal maupun

horizontal, kepada yang berwenang dan dilakukan secara rasional. Dan yang kelima

program pemberantasan penyakit menular di lingkungan pemukiman.

B. SARAN

Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini,untuk itu penulis

mengharapkan kritik maupun saran dari pembaca. Demi kesempurnaan makalah ini

selanjutnya.

Page 17: Teori

DAFTAR PUSTAKA

Efendi, Nasrul. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC

Entjang, Indan. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung : Citra Aditya Bakti.

Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular Dan Penyehatan Lingkungan

Pemukiman Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1996.