tentang sawi hijau
DESCRIPTION
tentang sawi hijauTRANSCRIPT
1. Tentang Sawi Hijau
Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang
dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran),
baik segar maupun diolah. Sawi mencakup beberapa spesies Brassica
yang kadang-kadang mirip satu sama lain.
Di Indonesia penyebutan sawi biasanya mengacu pada sawi
hijau (Brassica rapa kelompok parachinensis, yang disebut juga sawi
bakso, caisim, atau caisin). Selain itu, terdapat pula sawi putih
(Brassica rapa kelompok pekinensis, disebut juga petsai) yang biasa
dibuat sup atau diolah menjadi asinan. Jenis lain yang kadang-kadang
disebut sebagai sawi hijau adalah sesawi sayur (untuk
membedakannya dengan caisim). Kailan (Brassica oleracea kelompok
alboglabra) adalah sejenis sayuran daun lain yang agak berbeda,
karena daunnya lebih tebal dan lebih cocok menjadi bahan campuran
mi goreng. Sawi sendok (pakcoy atau bok choy) merupakan jenis
sayuran daun kerabat sawi yang mulai dikenal pula dalam dunia boga
Indonesia. Sawi yang biasanya menjadi sayuran pendamping mie atau
pangsit yang enak itu mempunyai banyak khasiat dan kandungan gizi
yang banyak. Sawi Baik untuk Ibu Hamil, khasiat sawi luar biasa,
mampu menangkal hipertensi, penyakit jantung, dan berbagai jenis
kanker. Manfaat lainnya adalah menghindarkan ibu hamil dari
anemia. Konsumsi sayur-sayuran sudah menjadi kebutuhan primer
karena kandungan gizinya yang sangat tinggi. Menurut Gladys Block,
Ph.D, dari University of California di Berkeley, Amerika Serikat,
konsumsi sayuran hijau secara teratur dapat menyusutkan risiko
penyakit kanker hingga separuhnya.
Dr. Joann Manson dari Harvard Medical Scholl menyebutkan
bahwa konsumsi sayuran hijau dapat menurunkan risiko penyakit
kardiovaskular seperti stroke, jantung koroner, dan hipertensi. Salah
satu jenis sayuran yang sangat populer di Indonesia adalah sawi. Sawi
sangat digemari oleh berbagai lapisan masyarakat. Dalam bahasa
Inggris, sawi dikenal dengan istilah mustard. Dalam perdagangan
internasional, sawi dikenal dengan beberapa istilah, yaitu green
mustard, Chinese mustard, Indian mustard, ataupun sarepta mustard.
Sawi umumnya dimasak dengan cara ditumis, oseng-oseng, asinan,
atau digunakan sebagai pelengkap pada mi ayam, bakso, dan gado-
gado. Sawi termasuk ke dalam genus Brassica, spesies Brassica
juncea.
2. Beberapa Manfaat Sawi Hijau
1. Menyehatkan tulang
Asupan rendah vitamin K telah dikaitkan dengan resiko yang
lebih tinggi karena patah tulang. mengkonsumsi vitamin K adalah
hal penting untuk kesehatan yang baik, karena bertindak sebagai
pengubah protein matriks tulang, meningkatkan penyerapan
kalsium dan dapat mengurangi ekskresi kalsium. Satu cangkir
rebus sawi hijau memberikan 770 mikrogram vitamin K, yaitu lebih
dari 100% dari kebutuhan harian yang direkomendasikan.
2. Mencegah Kanker
Sejak tahun 1980-an, menjaga asupan tinggi sayuran secara
konsisten dapat dikaitkan dengan risiko lebih rendah menderita
kolorektal dan kanker paru-paru. Sayuran ini memiliki senyawa
yang mengandung sulfur yang dikenal sebagai glucosinolates, yang
telah dipelajari memiliki kemampuan untuk menghambat proses
kanker pada tahap perkembangan yang berbeda untuk kanker
paru-paru, kolorektal, payudara, dan prostat. Studi awal baru telah
menemukan bahwa glucosinolates mungkin juga efektif terhadap
melanoma, kanker kerongkongan, dan kanker pankreas.
Sawi hijau dan sayuran hijau lain yang mengandung klorofil
dalam jumlah yang tinggi, dan telah terbukti efektif memblokir
efek karsinogenik amina heterosiklik, yang
dihasilkan saat memanggang makanan. Jika cenderung menyukai
makanan yang dipanggang sampai gosong, pastikan untuk
memasangkan sayuran hijau untuk membantu meniadakan efek ini.
3. Baik Untuk Diabetes
Satu cangkir rebus sawi hijau menyediakan sekitar 8 gram
serat. The Dietary Guidelines for Americans merekomendasikan
21-25 g / hari untuk wanita dan 30-38 g / hari untuk pria. Sawi
hijau juga mengandung manfaat antioksidan yang dikenal sebagai
alpha-lipoic acid, yang telah terbukti membuat kadar glukosa yang
lebih rendah, meningkatkan sensitivitas insulin dan mencegah
oksidatif stres yang disebabkan perubahan pada pasien dengan
diabetes. Studi asam alpha-lipoic juga menunjukkan penurunan
neuropati perifer dan atau neuropati otonom di diabetes.
Dari catatan, kebanyakan studi telah menggunakan asam alpha-
lipoic intravena dan tidak yakin apakah suplementasi lisan akan
menimbulkan manfaat yang sama. Sawi hijau yang mmeiliki
kandungan serat dan kadar air yang tinggi, membantu mencegah
sembelit, mempromosikan keteraturan buang air besar dan
mempertahankan saluran pencernaan yang sehat.
4. Menyehatkan Kulit dan Rambut
Sawi hijau juga bagus untuk kulit karena dikemas dengan
manfaat vitamin A, nutrisi yang diperlukan untuk produksi sebum
yang membuat rambut lembab. Vitamin A juga diperlukan untuk
pertumbuhan semua jaringan tubuh, termasuk kulit dan rambut.
Asupan manfaat vitamin C (satu cangkir rebus sawi hijau
menyediakan lebih dari 50% dari kebutuhan harian) yang
dibutuhkan untuk membangun dan memelihara kolagen dan
memberikan struktur pada kulit dan rambut.
Kekurangan zat besi merupakan penyebab umum rambut
rambut, namun hal ini dapat dicegah dengan asupan makanan
yang mengandung zat besi seperti hijau hijau.
Kurang mendapatkan asupan zat besi yang cukup dalam makanan,
juga dapat mempengaruhi seberapa efisien tubuh menggunakan
energi. Sawi hijau merupakan sumber zat besi yang besar, seperti
yang terdapat pada manfaat bayam, manfaat ikan tuna dan telur.
5. Membantu Tidur dan Suasan Hati
Kandungan kolin dalam sawi hijau merupakan nutrisi penting
untuk membantu tidur, gerakan otot, belajar dan memori. Kolin
juga membantu untuk mempertahankan struktur membran sel,
membantu dalam transmisi impuls saraf, membantu dalam
penyerapan lemak dan mengurangi inflamasi. Folat juga ditemukan
dalam kolin, yang dapat membantu depresi dengan mencegah
kelebihan homosistein dari pembentukan dalam tubuh. Kelebihan
homosistein, akan mengganggu produksi hormon serotonin,
dopamine, dan norepinephrine yang mengatur suasana hati, tetapi
juga tidur dan nafsu makan.
3. Kandungan Sawi Hijau
Sawi banyak mengandung vitamin dan mineral. Kadar vitamin K, A,
C, E, dan folat pada sawi tergolong dalam kategori excellent. Mineral
pada sawi yang tergolong dalam kategori excellent adalah mangan
dan kalsium. Sawi juga excellent dalam hal asam amino triptofan dan
serat pangan (dietaryfiber).
1. Vitamin K
Kandungan vitamin K pada sawi sangat tinggi, yaitu mencapai
419,3 mkg per cangkir. Konsumsi satu cangkir sawi sudah dapat
memenuhi kebutuhan tubuh akan vitamin K per hari. Vitamin K
sangat berguna untuk membantu proses pembekuan darah,
sehingga sering disebut sebagi vitamin koagulasi. Vitamin K
mempunyai potensi dalam mencegah penyakit-penyakit serius,
seperti penyakit jantung dan stroke, karena efeknya mengurangi
pengerasan pembuluh darah oleh faktor timbunan plak kalsium.
Vitamin K juga terkait dengan pengaturan protein tulang dan
kalsium di dalam tulang dan darah, sehingga dapat menjaga tulang
dari proses osteoporosis. Tanpa peran vitamin K, osteokalsin
sebagai protein tulang tidak dapat bekerja dengan normal.
Vitamin K juga dapat digunakan untuk menangani kanker
karena dapat bertindak sebagai racun bagi sel-sel kanker, tetapi
tidak membahayakan sel-sel yang sehat. Fungsi lain dari vitamin K
adalah dalam mencegah penyakit alzheimer, pengontrolan kadar
gala darah, serta mencegah sitokin, pembawa pesan yang berperan
dalam menyebabkan pembengkakan sambungan tulang saat
penuaan terjadi.
2. Vitamin A
Kadar vitamin A pada sawi juga sangat tinggi. Konsumsi 1
cangkir sawi cukup untuk memenuhi 84,9 persen kebutuhan tubuh
akan vitamin A per hari. Vitamin A berperan menjaga kornea mata
agar selalu sehat. Mata yang normal biasanya mengeluarkan
mukus, yaitu cairan lemak kental yang dikeluarkan sel epitel
mukosa, sehingga membantu mencegah terjadinya infeksi.
Kekurangan vitamin A membuat sel epitel akan mengeluarkan
keratin, yaitu protein yang tidak larut dalam air dan bukan mukus.
Bila sel-sel epitel mengeluarkan keratin, selsel membran akan
kering dan mengeras, dan bila tidak segera diobati akan
menyebabkan kebutaan.
3. Vitamin C
Kandungan vitamin C pada sawi hampir setara dengan jeruk.
Konsumsi 1 cangkir sawi cukup untuk memenuhi 59 persen
kebutuhan tubuh akan vitamin C per hari. Peran utama vitamin C
adalah dalam pembentukan kolagen interseluler. Kolagen
merupakan senyawa protein yang banyak terdapat dalam tulang
rawan, kulit bagian dalam tulang, dentin, dan vascular
endothelium. Vitamin C sangat penting perannya dalam proses
hidroksilasi dua asam amino prolin dan lisin menjadi hidraksiprolin
dan hidroksilisin. Kedua senyawa ini merupakan komponen
kolagen penting. Selain itu, vitamin C sangat berperan dalam
penyembuhan luka serta daya tahan tubuh melawan infeksi dan
stres.
4. Vitamin E
Kandungan vitamin E pada sawi dapat berfungsi sebagai
antioksidan utama di dalam sel. The George Mateljan Foundation
(2006) menggolongkan sawi dalam kategori excellent sebagai
sumber vitamin E. Kebutuhan rata-rata vitamin E mencapai 10-12
mg/hari. Kandungan vitamin E pada sawi juga berperan balk untuk
mencegah penuaan.
5. Asam Folat
Sawi juga sangat baik bagi ibu hamil karena mengandung asam
folat yang cukup tinggi. Asam folat dibutuhkan tubuh untuk
mengatasi anemia yang sering terjadi pada ibu hamil. Selain itu,
asam folat merupakan koenzim untuk beberapa sistem enzim.
Salah satu peranan asam folat adalah biosintesis dan pemindahan
satu satuan karbon seperti gugus metil. Dengan demikian
memungkinkan terjadinya sintesis metionin, kolin, dan
penambahan gugus metil pada pirimidin sehingga terbentuk timin.
Senyawa terakhir ini merupakan salah satu komponen penting
dalam molekul DNA.
Peran asam folat dalam proses sintesis nukleoprotein
merupakan kunci pembentukan dan produksi butir-butir darah
merah normal dalam sumsum tulang. Asam folat juga terlibat
dalam proses oksidasi fenilalanin menjadi tirosin. Kebutuhan asam
folat pada orang dewasa mencapai 400 mkg perhari. Kebutuhan ini
menjadi dua kali lipat pada ibu yang sedang hamil dan bertambah
50 persen untuk ibu yang sedang menyusui. Asam folat dan vitamin
B6 dapat mereduksi homosistein di dalam tubuh. Homosistein
dapat mencegah terbentuknya ikatan silang pada kolagen,
sehingga tulang menjadi lebih mudah keropos.