KREDITKREDIT

ASAL DAN ARTI KATA ASAL DAN ARTI KATA CREDITCREDIT

CREDERECREDERECREDOCREDOKEPERCAYAANKEPERCAYAANTRUTHTRUTHFAITHFAITH

UNSUR-UNSUR KREDITUNSUR-UNSUR KREDIT

KEPERCAYAANKEPERCAYAANTENGGANG WAKTUTENGGANG WAKTURISIKORISIKOPRESTASIPRESTASI

FUNGSI KREDITFUNGSI KREDITMENINGKATKAN DAYA GUNA UANGMENINGKATKAN DAYA GUNA UANGMENINGKATKAN PEREDARAN UANGMENINGKATKAN PEREDARAN UANGMENINGKATKAN PEREDARAN BARANGMENINGKATKAN PEREDARAN BARANGSTABILITAS EKONOMI NASIONALSTABILITAS EKONOMI NASIONALPEMERATAAN PENDAPATANPEMERATAAN PENDAPATANSEMANGAT BERUSAHASEMANGAT BERUSAHAHUBUNGAN INTERNASIONALHUBUNGAN INTERNASIONAL

PENGERTIAN KREDIT PENGERTIAN KREDIT DALAM UU PERBANKAN DALAM UU PERBANKAN

(PASAL 1 ANGKA 11 UU 10/1998)(PASAL 1 ANGKA 11 UU 10/1998)

““KREDIT ADALAH PENYEDIAAN KREDIT ADALAH PENYEDIAAN UANG ATAU UANG ATAU TAGIHANTAGIHAN YANG DAPAT DIPERSAMAKAN YANG DAPAT DIPERSAMAKAN

DENGAN ITU, BERDASARKAN DENGAN ITU, BERDASARKAN PERSETUJUAN ATAU KESEPAKATAN PERSETUJUAN ATAU KESEPAKATAN

PINJAM-MEMINJAMPINJAM-MEMINJAM ANTARA ANTARA BANKBANK DENGAN PIHAK LAIN YANG MEWAJIBKAN DENGAN PIHAK LAIN YANG MEWAJIBKAN

PIHAK PEMINJAM UNTUK PIHAK PEMINJAM UNTUK MELUNASIMELUNASI UTANGNYA SETELAH UTANGNYA SETELAH JANGKA WAKTU JANGKA WAKTU

TERTENTUTERTENTU DENGAN PEMBERIAN DENGAN PEMBERIAN BUNGABUNGA””

PENGGOLONGAN KREDITPENGGOLONGAN KREDITJANGKA WAKTUJANGKA WAKTUTUJUAN PENGGUNAANTUJUAN PENGGUNAAN OBJEK YANG DITRANSFEROBJEK YANG DITRANSFER CARA PENARIKANCARA PENARIKANJUMLAH KREDITURJUMLAH KREDITURJAMINAN / AGUNANJAMINAN / AGUNANDLLDLL

KEBIJAKAN PRINSIP KEHATIAN-KEBIJAKAN PRINSIP KEHATIAN-HATIAN DALAM PERKREDITANHATIAN DALAM PERKREDITAN

BANK UMUM WAJIB BANK UMUM WAJIB MEMILIKI DAN MENERAPKAN MEMILIKI DAN MENERAPKAN PEDOMAN PEDOMAN PERKREDITAN DAN PEMBIAYAAN BERDASAR PERKREDITAN DAN PEMBIAYAAN BERDASAR PRINSIP SYARIAH, SESUAI DENGAN KETENTUAN YANG PRINSIP SYARIAH, SESUAI DENGAN KETENTUAN YANG DITETAPKAN OLEH BI DITETAPKAN OLEH BI (PASAL 8 (2) UU 10/1998)(PASAL 8 (2) UU 10/1998)

DALAM MEMBERIKAN KREDIT ATAU PEMBIAYAAN DALAM MEMBERIKAN KREDIT ATAU PEMBIAYAAN BERDASAR PRINSIP SYARIAH DAN MELAKUKAN BERDASAR PRINSIP SYARIAH DAN MELAKUKAN KEGIATAN KEGIATAN USAHA LAINNYA, KEGIATAN KEGIATAN USAHA LAINNYA, BANK WAJIB BANK WAJIB MENEMPUH CARA-CARA YANG TIDAK MERUGIKAN BANKMENEMPUH CARA-CARA YANG TIDAK MERUGIKAN BANK DAN KEPENTINGAN NASABAH YANG MEMPERCAYAKAN DAN KEPENTINGAN NASABAH YANG MEMPERCAYAKAN DANANYA KEPADA BANK DANANYA KEPADA BANK (PASAL 29 (2) UU 10/1998)(PASAL 29 (2) UU 10/1998)

BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDITBATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT (BMPK) (BMPK) (PASAL 11 (PASAL 11 UU 7/1992 JT 10/1998)UU 7/1992 JT 10/1998)

BANK BANK DILARANGDILARANG MEMBERIKAN KREDIT UNTUK MEMBERIKAN KREDIT UNTUK MEMBAYAR PAJAK, MEMBELI SAHAM DAN MODAL KERJA MEMBAYAR PAJAK, MEMBELI SAHAM DAN MODAL KERJA JUAL BELI SAHAM.JUAL BELI SAHAM.

SEMUA KREDIT HARUS DALAM BENTUK SEMUA KREDIT HARUS DALAM BENTUK TERTULISTERTULIS BANK DILARANG MEMBERI KREDIT KEPADA BIDANG-BANK DILARANG MEMBERI KREDIT KEPADA BIDANG-

BIDANG YANG DIPERHITUNGKAN BIDANG YANG DIPERHITUNGKAN KURANG SEHATKURANG SEHAT

PRINSIP KEHATI-HATIAN PRINSIP KEHATI-HATIAN BANK DALAM TINGKAT SUKU BANK DALAM TINGKAT SUKU

BUNGABUNGABANK INDONESIA MEMBEBASKAN BANK INDONESIA MEMBEBASKAN

BANK UNTUK MENENTUKAN TINGKAT BANK UNTUK MENENTUKAN TINGKAT SUKU BUNGASUKU BUNGA

SBISBI

SIKLUS PERKREDITANSIKLUS PERKREDITAN

PERMOHONAN KREDIT

ANALISISKREDIT

KEPUTUSANKREDIT

PERJANJIAN KREDIT

PENGIKATANJAMINAN

DROPPINGKREDIT

PENGAWASANKREDIT

PELUNASANKREDIT

TAHAP I: PERMOHONAN TAHAP I: PERMOHONAN KREDITKREDIT

BANK HANYA AKAN MEMBERIKAN BANK HANYA AKAN MEMBERIKAN KREDIT JIKA DIAJUKAN SECARA KREDIT JIKA DIAJUKAN SECARA TERTULISTERTULIS

PERMOHONAN HARUS BERISI PERMOHONAN HARUS BERISI INFORMASI YANG LENGKAPINFORMASI YANG LENGKAP

BANK AKAN MEMERIKSA BANK AKAN MEMERIKSA KEBENARANNYAKEBENARANNYA

TAHAP II: ANALISIS TAHAP II: ANALISIS KREDITKREDIT

DASAR: PASAL 8 (1) UU 10/1998 DASAR: PASAL 8 (1) UU 10/1998 “ “DALAM MEMBERIKAN KREDIT ATAU DALAM MEMBERIKAN KREDIT ATAU PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP

SYARIAH, BANK UMUM WAJIB MEMPUNYAI SYARIAH, BANK UMUM WAJIB MEMPUNYAI KEYAKINAN BERDASARKANKEYAKINAN BERDASARKAN ANALISISANALISIS YANG YANG MENDALAM ATAS ITIKAD DAN KEMAMPUAN MENDALAM ATAS ITIKAD DAN KEMAMPUAN SERTA KESANGGUPAN NASABAH DEBITUR SERTA KESANGGUPAN NASABAH DEBITUR

UNTUK MELUNASI UTANGNYA ATAU UNTUK MELUNASI UTANGNYA ATAU MENGEMBALIKAN PEMBIAYAAN DIMAKSUD MENGEMBALIKAN PEMBIAYAAN DIMAKSUD

SESUAI DENGAN YANG DIPERJANJIKAN”SESUAI DENGAN YANG DIPERJANJIKAN”

PENJELASAN PENJELASAN PASAL 8 UU 10/1998PASAL 8 UU 10/1998

1.1. PRINSIP KEHATI-HATIAN DIKAITKAN DENGAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DIKAITKAN DENGAN RISIKO RISIKO KREDIT/PEMBIAYAANKREDIT/PEMBIAYAAN

2.2. JAMINAN KREDIT/PEMBIAYAAN ARTINYA JAMINAN KREDIT/PEMBIAYAAN ARTINYA KEYAKINANKEYAKINAN ATAS KEMAMPUAN DAN KESANGGUPAN NASABAH ATAS KEMAMPUAN DAN KESANGGUPAN NASABAH DEBITUR UNTUK MELUNASI KEWAJIBANNYA SESUAI DEBITUR UNTUK MELUNASI KEWAJIBANNYA SESUAI PERJANJIANPERJANJIAN

3.3. DALAM MEMPEROLEH KEYAKINAN TERSEBUT DALAM MEMPEROLEH KEYAKINAN TERSEBUT DILAKUKAN DILAKUKAN PENILAIANPENILAIAN TERHADAP WATAK, TERHADAP WATAK, KEMAMPUAN, MODAL, AGUNAN DAN PROSPEK KEMAMPUAN, MODAL, AGUNAN DAN PROSPEK USAHAUSAHA

4.4. AGUNAN HANYA SEBAGAI SALAH SATU UNSURAGUNAN HANYA SEBAGAI SALAH SATU UNSUR ANALISIS, DAPAT BERUPA BARANG, PROYEK ATAU ANALISIS, DAPAT BERUPA BARANG, PROYEK ATAU HAK TAGIH YANG DIBIAYAI DARI KREDIT YBSHAK TAGIH YANG DIBIAYAI DARI KREDIT YBS

5.5. KREDIT HARUS MEMPERHATIKAN HASIL KREDIT HARUS MEMPERHATIKAN HASIL ANALISIS ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGANMENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) (AMDAL)

PRINSIP ANALISIS KREDITPRINSIP ANALISIS KREDIT

BENTUK/ FORMAT/ KEDALAMAN/ BENTUK/ FORMAT/ KEDALAMAN/ DISESUAIKAN DENGAN JUMLAH DISESUAIKAN DENGAN JUMLAH DAN JENIS KREDITDAN JENIS KREDIT

HARUS MENGGAMBARKAN HARUS MENGGAMBARKAN KONSEP HUBUNGAN TOTAL KONSEP HUBUNGAN TOTAL PERMOHONAN KREDITPERMOHONAN KREDIT

ANALISIS HARUS LENGKAP, ANALISIS HARUS LENGKAP, AKURAT, OBJEKTIFAKURAT, OBJEKTIF

3 R3 RRETURN RETURN (PENGEMBALIAN (PENGEMBALIAN

DANA)DANA)REPAYMENT REPAYMENT

(PELUNASAN)(PELUNASAN)RISK TAKING RISK TAKING (RISIKO)(RISIKO)

6 ASPEK6 ASPEK1.1. ASPEK YURIDISASPEK YURIDIS2.2. ASPEK PASAR DAN PEMASARANASPEK PASAR DAN PEMASARAN3.3. ASPEK TEKNISASPEK TEKNIS4.4. ASPEK MANAJEMENASPEK MANAJEMEN5.5. ASPEK KEUANGANASPEK KEUANGAN6.6. ASPEK SOSIAL-EKONOMISASPEK SOSIAL-EKONOMIS

4 P KEMAMPUAN4 P KEMAMPUANPERSONALITPERSONALIT

YYPURPOSEPURPOSEPROSPECTPROSPECTPAYMENTPAYMENT

5 C5 CCHARACTERCHARACTERCAPACITY / CAPABILITYCAPACITY / CAPABILITYCAPITALCAPITALCOLLATERALCOLLATERALCONDITION OF ECONOMICSCONDITION OF ECONOMICS( + CONSTRAIN)( + CONSTRAIN)

TAHAP III: TAHAP III: KEPUTUSAN PEMBERIAN KEPUTUSAN PEMBERIAN

KREDITKREDIT

DISESUAIKAN DENGAN KONDISI DISESUAIKAN DENGAN KONDISI MASING-MASING BANKMASING-MASING BANK (SELF REGULATORY BANKING)(SELF REGULATORY BANKING)

(SK DIREKSI BI 27/95 DAN SEBI 27/95)(SK DIREKSI BI 27/95 DAN SEBI 27/95)““TENTANG KEWAJIBAN PENYUSUNAN TENTANG KEWAJIBAN PENYUSUNAN

PELAKSANAAN PERKREDITAN BANK PELAKSANAAN PERKREDITAN BANK BAGI BANK UMUM”BAGI BANK UMUM”

PROSEDUR PERKEDITAN YANG SEHAT PROSEDUR PERKEDITAN YANG SEHAT (PERSETUJUAN, DOKUMENTASI, ADMINISTRASI, (PERSETUJUAN, DOKUMENTASI, ADMINISTRASI,

PENGAWASAN)PENGAWASAN)

TAHAP IV:TAHAP IV:

PERJANJIAN PERJANJIAN KREDITKREDIT

BENTUK PERJANJIAN BENTUK PERJANJIAN KREDITKREDIT

SOEBEKTI, MARIAM DARUS SOEBEKTI, MARIAM DARUS BADRULZAMAN, MUNIR FUADY:BADRULZAMAN, MUNIR FUADY: PERJANJIAN KREDIT SEBAGAI PERJANJIAN KREDIT SEBAGAI PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM (1754 S.D. 1769 KHUPERDATA)(1754 S.D. 1769 KHUPERDATA)

SUTAN REMY SJAHDENY:SUTAN REMY SJAHDENY: PERJANJIAN KREDIT SEBAGAI PERJANJIAN KREDIT SEBAGAI PERJANJIAN TIDAK BERNAMA PERJANJIAN TIDAK BERNAMA

4 ALASAN 4 ALASAN SUTAN REMY SJAHDEINYSUTAN REMY SJAHDEINY

PERJANJIAN KREDITPERJANJIAN KREDIT PINJAM MEMINJAMPINJAM MEMINJAMBERSIFAT KONSENSUIL, BERSIFAT KONSENSUIL, SEHINGGA PERJANJIAN SEHINGGA PERJANJIAN TERJADI SEJAK ADA TERJADI SEJAK ADA KESEPAKATANKESEPAKATAN

PERJANJIAN TERJADI SAAT PERJANJIAN TERJADI SAAT PENYERAHANPENYERAHAN

PENGGUNAAN DANA HARUS PENGGUNAAN DANA HARUS SESUAI DENGAN SESUAI DENGAN TUJUANTUJUAN

PINJAM MEMINJAM DENGAN PINJAM MEMINJAM DENGAN OBJEK UANG OBJEK UANG BEBASBEBAS DIPERGUNAKAN OLEH DIPERGUNAKAN OLEH DEBITURDEBITUR

PENYERAHAN DAPAT PENYERAHAN DAPAT DILAKUKAN DILAKUKAN LANGSUNG, CEK, LANGSUNG, CEK, PEMINDAHBUKUANPEMINDAHBUKUAN

PENYERAHAN SECARA PENYERAHAN SECARA LANGSUNGLANGSUNG

TERDAPAT TERDAPAT PENGAWASANPENGAWASAN KREDITKREDIT

TIDAK TERDAPAT TIDAK TERDAPAT PENGAWASANPENGAWASAN PINJAMAN PINJAMAN

ALASAN GUNARTO SUHARDIALASAN GUNARTO SUHARDI DALAM KUHPERDATA TERDAPAT KETENTUAN PINJAM DALAM KUHPERDATA TERDAPAT KETENTUAN PINJAM

MEMINJAM BARANG YANG MEMINJAM BARANG YANG DIPERGUNAKAN HABISDIPERGUNAKAN HABIS (BERAS, UANG DLL)(BERAS, UANG DLL)

UANG DALAM ILMU EKONOMI MONETERUANG DALAM ILMU EKONOMI MONETER DAPAT DAPAT DIPERJUAL-BELIKAN DAN DIPINJAMKAN DALAM DIPERJUAL-BELIKAN DAN DIPINJAMKAN DALAM BERBAGAI TRANSAKSI PASAR UANGBERBAGAI TRANSAKSI PASAR UANG

UNTUK UNTUK MENGISI KEKOSONGAN HUKUMMENGISI KEKOSONGAN HUKUM. SEHINGGA . SEHINGGA KETENTUAN PASAL YANG TERKAIT DENGAN BUNGA DAN KETENTUAN PASAL YANG TERKAIT DENGAN BUNGA DAN SYARAT PENGEMBALIAN MASIH DAPAT BERLAKU BAGI SYARAT PENGEMBALIAN MASIH DAPAT BERLAKU BAGI KREDIT BANKKREDIT BANK

PERMASALAHAN BAGI PK (KONSENSUIL, PENGGUNAAN PERMASALAHAN BAGI PK (KONSENSUIL, PENGGUNAAN DLL) DLL) BUKAN ALASAN YANG KUATBUKAN ALASAN YANG KUAT UNTUK TIDAK UNTUK TIDAK BERLAKUNYA KUHPERDATABERLAKUNYA KUHPERDATA

PERJANJIAN KREDIT DAPAT DIKATEGORIKAN SEBAGAI PERJANJIAN KREDIT DAPAT DIKATEGORIKAN SEBAGAI PERJANJIAN BERSYARATPERJANJIAN BERSYARAT

PENGERTIAN KREDIT DALAM UU PERBANKAN PENGERTIAN KREDIT DALAM UU PERBANKAN (pasal 1 angka 11 UU 10/1998) DENGAN TAMBAHAN (pasal 1 angka 11 UU 10/1998) DENGAN TAMBAHAN PERSYARATAN, A.L. TERTULIS, TUJUAN PENGGUNGAAN PERSYARATAN, A.L. TERTULIS, TUJUAN PENGGUNGAAN DLLDLL

FUNGSI PERJANJIAN FUNGSI PERJANJIAN KREDITKREDIT

PERJANJIAN KREDIT SEBAGAI PERJANJIAN KREDIT SEBAGAI PERJANJIAN POKOKPERJANJIAN POKOK

ALAT BUKTI BATASAN-ALAT BUKTI BATASAN-BATASAN HAK DAN BATASAN HAK DAN KEWAJIBAN BAGI PARA PIHAKKEWAJIBAN BAGI PARA PIHAK

MONITORING KREDITMONITORING KREDIT

ISI PERJANJIAN ISI PERJANJIAN KREDIT BANKKREDIT BANK

ISI PERJANJIAN ISI PERJANJIAN KREDIT BANKKREDIT BANK

I. IDENTITAS PARA PIHAK I. IDENTITAS PARA PIHAK (BANK, DEBITUR PERORANGAN/BADAN USAHA, (BANK, DEBITUR PERORANGAN/BADAN USAHA,

DASAR HUKUM, KEDUDUKAN PARA PIHAK)DASAR HUKUM, KEDUDUKAN PARA PIHAK)

II. KLAUSULA REPRESENTATION II. KLAUSULA REPRESENTATION & WARRANTIES& WARRANTIES

(BERISI FAKTA DARI NASABAH, A.L.:(BERISI FAKTA DARI NASABAH, A.L.:STATUS HUKUM, KEADAAN KEUANGAN DLL)STATUS HUKUM, KEADAAN KEUANGAN DLL)

III. TUJUAN PEMBERIAN KREDIT (JENIS KREDIT)

V. KLAUSULA BARANG AGUNAN

IV. BIAYA-BIAYA

VI. KLAUSULA CONDITION PRECEDENT

(SYARAT TANGGUH YANG HARUS DIPENUHISEBELUM PENARIKAN PERTAMA)

VII. KLAUSULA AFFIRMATIVE COVENANT (SEGALA SESUATU YANG HARUS DILAKUKAN SELAMA PERJANJIAN

BERLANGSUNG)

VIII. KLAUSULA NEGATIVE COVENANT

(SEGALA SESUATU YANG DILARANG DILAKUKAN SELAMA PERJANJIAN

KREDIT BERLANGSUNG)

IX. KLAUSULA TINDAKANYANG DAPAT DIAMBIL BANK

DALAM RANGKA PENGAWASAN,PENGAMANAN DAN

PENYELAMATAN KREDIT

X. TIGGER CLAUSE/ EVENT OF DEFAULT

(PENYELESAIAN ISI PERJANJIAN SECARASEPIHAK WALAU PERJANJIAN BELUM

BERAKHIR)

XI. KLAUSULA DEBETAUTHORIZATION

(KLAUSULA YANG MEMBERI KEWENANGAN KEPADA BANK UNTUK MENDEBET

REKENING DEBITUR )

XII. KLAUSULA BUNGA RAMPAI /MISSCELANOUS

(TAAT KEPADA PERATURAN BANK, TEMPATPENYETORAN, FORMAT SURAT DLL)

XIII. KLAUSULA ARBITRASE /DISPUTE SETTLEMENT

XIV. KLAUSULA PENUTUP

TAHAP VTAHAP V

PENGIKATAN PENGIKATAN JAMINAN / JAMINAN /

AGUNAN KREDITAGUNAN KREDIT

JAMINAN DALAM UU PERBANKANJAMINAN DALAM UU PERBANKAN1.1. PASAL 24 (1) UU 14/1967: “BANK UMUM PASAL 24 (1) UU 14/1967: “BANK UMUM TIDAK TIDAK

MEMBERIKAN KREDIT TANPA JAMINANMEMBERIKAN KREDIT TANPA JAMINAN KEPADA KEPADA SIAPAPUN JUGA”SIAPAPUN JUGA”

2.2. PASAL 8 UU 7/1992: “DALAM MEMBERIKAN KREDIT PASAL 8 UU 7/1992: “DALAM MEMBERIKAN KREDIT BANK UMUM BANK UMUM WAJIB MEMPUNYAI KEYAKINAN WAJIB MEMPUNYAI KEYAKINAN ATAS KEMAMPUAN DAN KESANGGUPANATAS KEMAMPUAN DAN KESANGGUPAN DEBITUR UNTUK MELUNASI UTANGNYA SESUAI DEBITUR UNTUK MELUNASI UTANGNYA SESUAI DENGAN YANG DIPERJANJIKAN”DENGAN YANG DIPERJANJIKAN”

3.3. PASAL 8 (1) UU 10/1998: ”DALAM MEMBERIKAN PASAL 8 (1) UU 10/1998: ”DALAM MEMBERIKAN KREDIT ATAU PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP KREDIT ATAU PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH, BANK UMUM SYARIAH, BANK UMUM WAJIB MEMPUNYAI WAJIB MEMPUNYAI KEYAKINAN BERDASARKAN ANALISIS YANG KEYAKINAN BERDASARKAN ANALISIS YANG MENDALAM ATAS ITIKAD DAN KEMAMPUAN MENDALAM ATAS ITIKAD DAN KEMAMPUAN SERTA KESANGGUPANSERTA KESANGGUPAN NASABAH DEBITUR UNTUK NASABAH DEBITUR UNTUK MELUNASI UTANGNYA ATAU MENGEMBALIKAN MELUNASI UTANGNYA ATAU MENGEMBALIKAN PEMBIAYAAN DIMAKSUD SESUAI DENGAN YANG PEMBIAYAAN DIMAKSUD SESUAI DENGAN YANG DIPERJANJIKANDIPERJANJIKAN

PERMASALAHAN HUKUM PERMASALAHAN HUKUM PENGHAPUSAN KEWAJIBAN JAMINAN PENGHAPUSAN KEWAJIBAN JAMINAN

KREDIT PERBANKANKREDIT PERBANKAN(GUNARTO SUHARDI)(GUNARTO SUHARDI)

““KEYAKINAN” ADALAH SESUATU YANG SULIT DIUKUR.KEYAKINAN” ADALAH SESUATU YANG SULIT DIUKUR. APABILA “KEYAKINAN” TELAH DIBANGUN BERDASAR APABILA “KEYAKINAN” TELAH DIBANGUN BERDASAR

ANALISIS KREDIT DENGAN STANDAR INTERNASIONAL, MAKA ANALISIS KREDIT DENGAN STANDAR INTERNASIONAL, MAKA TIDAK ADA DEBITUR YANG DAPAT MEMPEROLEH KREDIT.TIDAK ADA DEBITUR YANG DAPAT MEMPEROLEH KREDIT.

““KEYAKINAN” YANG DIPEROLEH BERDASAR ANALISIS, KEYAKINAN” YANG DIPEROLEH BERDASAR ANALISIS, HANYA DAPAT DIPASTIKAN BILA ADA “COLLATERAL” ATAU HANYA DAPAT DIPASTIKAN BILA ADA “COLLATERAL” ATAU AGUNAN AGUNAN

KETENTUAN TIDAK ADANYA KEWAJIBAN ATAS JAMINAN JUGA KETENTUAN TIDAK ADANYA KEWAJIBAN ATAS JAMINAN JUGA TIDAK MELARANG BANK UNTUK MEMINTA JAMINAN.TIDAK MELARANG BANK UNTUK MEMINTA JAMINAN.

SECARA PRINSIP, KETENTUAN PENGHAPUSAN JAMINAN SECARA PRINSIP, KETENTUAN PENGHAPUSAN JAMINAN TIDAK SERASI ATAU TIDAK SINKRON DENGAN PASAL 1131 TIDAK SERASI ATAU TIDAK SINKRON DENGAN PASAL 1131 KUHPERDATA (SEGALA HAK KEBENDAAN SI BERHUTANG, KUHPERDATA (SEGALA HAK KEBENDAAN SI BERHUTANG, BAIK YANG BERGERAK AUPUN TIDAK BERGERAK, BAIK YANG BAIK YANG BERGERAK AUPUN TIDAK BERGERAK, BAIK YANG SUDAH ADA MAUPUN YANG BARU AKAN ADA DI KEMUDIAN SUDAH ADA MAUPUN YANG BARU AKAN ADA DI KEMUDIAN HARI, MENJADI TANGGUNGAN UNTUK SEGALA PERIKATAN)HARI, MENJADI TANGGUNGAN UNTUK SEGALA PERIKATAN)

AGUNAN DALAM UU AGUNAN DALAM UU PERBANKANPERBANKAN

PASAL 1 ANGKA 23 UU 10/1998PASAL 1 ANGKA 23 UU 10/1998 “ AGUNAN ADALAH “ AGUNAN ADALAH

JAMINAN TAMBAHAN YANG JAMINAN TAMBAHAN YANG DISERAHKAN NASABAH DISERAHKAN NASABAH DEBITUR KEPADA BANK DEBITUR KEPADA BANK

DALAM RANGKA PEMBERIAN DALAM RANGKA PEMBERIAN FASILITAS KREDIT ATAU FASILITAS KREDIT ATAU

PEMBIAYAAN BERDASARKAN PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH”PRINSIP SYARIAH”

FUNGSI AGUNANFUNGSI AGUNANBANK MENDAPAT HAK DAN BANK MENDAPAT HAK DAN

KEKUASAAN UNTUK PELUNASAN KEKUASAAN UNTUK PELUNASAN APABILA DEBITUR INGKAR JANJIAPABILA DEBITUR INGKAR JANJI

MENDORONG NASABAH DEBITUR MENDORONG NASABAH DEBITUR BERPERAN AKTIF DALAM KEGIATAN BERPERAN AKTIF DALAM KEGIATAN USAHANYAUSAHANYA

MENDORONG TERPENUHINYA MENDORONG TERPENUHINYA PERJANJIAN KREDITPERJANJIAN KREDIT

BAGAIMANA AGUNAN BAGAIMANA AGUNAN YANG BAIK?YANG BAIK?

SECUREDSECURED (DIIKAT SECARA JURIDIS PERFECT, (DIIKAT SECARA JURIDIS PERFECT, SEHINGGA TIDAK ADA KLAIM DARI SEHINGGA TIDAK ADA KLAIM DARI PIHAK LAINNYA)PIHAK LAINNYA)

WORTHY AND MARKETABLEWORTHY AND MARKETABLE (HARGA / NILAI JAMINAN CUKUP (HARGA / NILAI JAMINAN CUKUP TINGGI SEHINGGA DAPAT MENUTUP TINGGI SEHINGGA DAPAT MENUTUP KREDIT DAN LAKU DIJUAL)KREDIT DAN LAKU DIJUAL)

BAGAIMANA PENGIKATAN YANG AMAN?BAGAIMANA PENGIKATAN YANG AMAN?

BENDATETAP

BENDABERGERAK

• TANAH (UU HAK TANGGUNGAN 4/1996) - HM, HGU, HGB, HP - HAK TANGGUNGAN MEMILIKI TINGKATAN - WAJIB DIDAFTARKAN DI KANTOR PERTANAHAN - SERTIFIKAT HAK TANGGUNGAN MEMILIKI KEKUATAN EKSEKUTORIAL• HIPOTIK UNTUK KAPAL DENGAN MIN 20 DEATH WEIGHT TON (DWT), MILIK WNI DAN BERBENDERA INDONESIA, DIDAFTARKAN DI KANTOR SYAHBANDAR SETEMPAT

- KUH PERDATA BUKU II- NO PELAYARAN 2/1992

- PP 23/1985

• GADAI (KUH PERDATA)- SURAT BERHARGA, SAHAM, SERTIFIKAT DEPOSITO

• FIDUCIA (UU FIDUCIA NO 42/1999)- SEPEDA MOTOR, MOBIL

• CESSIE (KUASA POTONG GAJI, PENSIUN)

TAHAP VI:TAHAP VI:

DROPPING KREDITDROPPING KREDIT

PENCAIRAN KREDITPENCAIRAN KREDITAPABILA TELAH DIPENUHINYA APABILA TELAH DIPENUHINYA

PERSARATAN YANG TELAH DISEPAKATI PERSARATAN YANG TELAH DISEPAKATI DALAM PERJANJIAN KREDITDALAM PERJANJIAN KREDIT

PENARIKAN DALAM JUMLAH YANG PENARIKAN DALAM JUMLAH YANG SESUAI DENGAN KEBUTUHAN ATAU SESUAI DENGAN KEBUTUHAN ATAU JADWALJADWAL

PENCAIRAN DAPAT DILAKUKAN BAIK PENCAIRAN DAPAT DILAKUKAN BAIK MELALUI REKENING NASABAH MAUPUN MELALUI REKENING NASABAH MAUPUN PERUSAHAAN REKANANPERUSAHAAN REKANAN

TAHAP VII:TAHAP VII:

PENGAWASAN PENGAWASAN KREDITKREDIT

TUJUAN PENGAWASAN TUJUAN PENGAWASAN KREDITKREDIT

MENCEGAH SEDINI MENCEGAH SEDINI MUNGKIN MUNGKIN

TIMBULNYA KREDIT TIMBULNYA KREDIT YANG TIDAK SEHATYANG TIDAK SEHAT

RUANG LINGKUP PENGAWASAN RUANG LINGKUP PENGAWASAN KREDITKREDIT

APAKAH KREDIT DILAKSANAKAN SESUAI APAKAH KREDIT DILAKSANAKAN SESUAI DENGAN KETENTUANDENGAN KETENTUAN

APAKAH KREDIT DILAKSANAKAN SESUAI APAKAH KREDIT DILAKSANAKAN SESUAI DENGAN PERJANJIAN KREDITDENGAN PERJANJIAN KREDIT

APAKAH LAPORAN BERKALA BENAR ATAU APAKAH LAPORAN BERKALA BENAR ATAU SESUAI DENGAN KENYATAANSESUAI DENGAN KENYATAAN

VISIT/ KUNJUNGAN SECARA PERIODIK (ON THE VISIT/ KUNJUNGAN SECARA PERIODIK (ON THE SPOT)SPOT)

KONSULTASI TERSTRUKTUR ANTARA BANK KONSULTASI TERSTRUKTUR ANTARA BANK DENGAN NASABAH DEBITURDENGAN NASABAH DEBITUR

SISTEM PERINGATANSISTEM PERINGATAN MEMANTAU CADANGAN PENGHAPUSAN MEMANTAU CADANGAN PENGHAPUSAN

KREDIT KREDIT

MUTU KREDITMUTU KREDIT(KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF)(KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF)

1.1. KREDIT LANCARKREDIT LANCAR2.2. KREDIT BERMASALAH KREDIT BERMASALAH

- KREDIT - KREDIT KURANG LANCAR KURANG LANCAR - KREDIT DIRAGUKAN - KREDIT DIRAGUKAN - KREDIT MACET - KREDIT MACET

TAHAP VIII:TAHAP VIII:

PELUNASAN PELUNASAN KREDITKREDIT