tension pneumotoraks

9
dr. Thamrin dokter RSUD yang terletak sekitar 40 km dari Palembang. Sekitar 100 meter dari RSUD, terjadi kecelakaan lalu lintas. Mobil minibus yang melaju dengan kecepatan tinggi menabrak pohon beringin. Bagian depan mobil hancur, kaca depan pecah. Sang sopir, satu-satunya apenumpang mobil terlempar keluar melalui kaca depan. dr. Thamrinyang mendengar tabrakan langsung pergi ke tempat kejadian dengan membawa peralatan tatlaksana trauma seadanya. Di tempat kejadian, terlihat sang sopir, laki-laki 28 tahun, tergeletak dan merintih, mengeluh dadanya sesak, nyeri di dada kanan dan nyeri paha kiri. Melalui pemeriksaan sekilas, didapatkan gambaran: - Pasien sadar tapi terlihat bingung, cemas dan kesulitan bernafas - Tanda vital: Laju respirasi: 40x/menit, Nadi: 110x/menit; lemah, TD: 90/50 mmHg - Wajah dan bibir terlihat kebiruan - Kulit pucat, dingin, berkeringat dingin - Terlihat deformitas di paha kiri - GCS: 13 (E: 3, M: 6, V: 4) Setelah melakukan penanganan seadanya, dr. Salim langsung membawa sang sopir ke UGD, setelah penanganan awal di UGD RSUD, pasien dipersiapkan untuk dirujuk ke RSMH. Informasi Tambahan: Kepala

Upload: imanuel-simanjuntak

Post on 10-Dec-2015

33 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Kedokteran

TRANSCRIPT

Page 1: Tension Pneumotoraks

dr. Thamrin dokter RSUD yang terletak sekitar 40 km dari Palembang. Sekitar 100

meter dari RSUD, terjadi kecelakaan lalu lintas. Mobil minibus yang melaju dengan

kecepatan tinggi menabrak pohon beringin. Bagian depan mobil hancur, kaca depan pecah.

Sang sopir, satu-satunya apenumpang mobil terlempar keluar melalui kaca depan.

dr. Thamrinyang mendengar tabrakan langsung pergi ke tempat kejadian dengan

membawa peralatan tatlaksana trauma seadanya. Di tempat kejadian, terlihat sang sopir, laki-

laki 28 tahun, tergeletak dan merintih, mengeluh dadanya sesak, nyeri di dada kanan dan

nyeri paha kiri.

Melalui pemeriksaan sekilas, didapatkan gambaran:

- Pasien sadar tapi terlihat bingung, cemas dan kesulitan bernafas

- Tanda vital: Laju respirasi: 40x/menit, Nadi: 110x/menit; lemah, TD: 90/50 mmHg

- Wajah dan bibir terlihat kebiruan

- Kulit pucat, dingin, berkeringat dingin

- Terlihat deformitas di paha kiri

- GCS: 13 (E: 3, M: 6, V: 4)

Setelah melakukan penanganan seadanya, dr. Salim langsung membawa sang sopir ke UGD,

setelah penanganan awal di UGD RSUD, pasien dipersiapkan untuk dirujuk ke RSMH.

Informasi Tambahan:

Kepala

Inspeksi: Luka lecet di dahi dan pelipis kanan diameter luka 2-4 cm. Pemeriksaan lain dalam

batas normal.

Leher

Trakea bergeser ke kiri, vena jugularis distensi.

Thoraks

Inspeksi: Gerakan dinding dada asimetris, kanan tertinggal, ada memar di sekitar dada kanan

bawah sampai ke samping, RR: 40x/menit.

Page 2: Tension Pneumotoraks

Palpasi: Nyeri tekan pada dada kanan bawah sampai ke samping sampai lokasi memar.

Krepitasi costae 9,10,11 kanan depan.

Perkusi: kanan hipersonor, kiri sonor.

Auskultasi: Bunyi nafas kanan melemah, bising nafas kiri terdengar jelas, bunyi jantung

terdengar jelas cepat frekuensi 100x/menit.

Abdomen

Inspeksi: dinding perut datar

Auskultasi: bising usus normal

Palpasi: tidak ada nyeri tekan

Ekstremitas Bawah Kiri

Inspeksi: tampak deformitas tertutup , memar positif, hematom pada paha tengah kiri.

Palpasi: ada nyeri tekan, tidak dilakukan pemeriksaan krepitasi

ROM: Aktif dan pasif: ada limitasi gerakan.

1. Bagaimana penanganan ketika mobilisasi dari UGD RSUD ke RSMH?

Sebelum membawa korban ke UGD RSUD, pastikan saat mengangkat pasien tidak menyakiti pasien. Pasien diharapkan ditaruh di atas tandu dan dimasukkan ke dalam transportasi untuk dibawa ke UGD RSUD. Pastikan juga, tempat pasien berada, yaitu tempat yang datar sehingga menjaga vertebrae tetap stabil. Periksa tanda vital saat di dalam transportasi

Pada saat evakuasi dari lapangan ke rumah sakit daerah terdekat1. Prioritas penanganan untuk kasus life threatening telah dilakukan dan

dipertahankan. Pada kasus ini gangguan pada jalan nafas dan pernafasan yaitu tension pneumothorax. Hal penting yang harus dilakukan adalah pemasangan collar neck dan tindakan pertama yaitu dekompresi jarum untuk mengeluarkan udara intrapleura.

2. Memastikan adanya perbaikan setelah melakukan intervensi apapun, dalam hal ini setelah melakukan intervensi pada fase jalan nafas dan pernafasan dengan menilai kembali tanda vital korban dan mengamati perubahan tanda klinis korban.

3. Setelah selesai dengan jalan nafas dan pernafasan, penolong memastikan sirkulasi korban. Penutupan pada lokasi perdarahan eksternal dilakukan untuk mencegah

Page 3: Tension Pneumotoraks

korban kehilangan banyak darah dan penilaian tanda vital dan tanda klinis korban untuk menentukan sirkulasi berjalan baik dilakukan secara berkala.

4. Penilaian disabilitas telah dilakukan dan bagian yang diduga mengalami disabilitas dipasangkan bidai dan dilakukan traksi untuk fiksasi dan mencegah kerusakan lebih lanjut.

5. Korban dibawa ke rumah sakit terdekat oleh penolong beserta saksi.

Kriteria Rujukan Antar Rumah Sakit :

1) Bila keadaan rumah sakit tidak mencukupi kebutuhan penderita

2) Keadaan klinis pasien

2. Cara penegakan diagnosis (anamnesis – pemeriksaan penunjang?Anamnesis (wawancara pada pasien untuk mengetahui hubungan keluhan dengan

diagnosa pasien) 

Identitas pasien

Pada anamnesis dapat ditanyakan keluhan yang dialami pasien maupun keluhan

tambahan yang menyertai keluhan utama pada pasien. Jika keluhan- keluhan itu

berhubungan dengan berbagai gejala klinis yang di temukan diatas, maka ada

kemungkinan terjadinya pneumothorax

Mekanis trauma

Ada nyeri dada, sesak nafas, nyeri waktu bernafas, sianotik dengan jejas di dada

Lokasi kejadian

Waktu kejadian dan waktu dari mulai terjadi trauma hingga dibawa ke UGD

Dapat di tanyakan apakah ada riwayat trauma sebelumnya, apakah ada penyakit-

penyakit yang berhubungan dengan paru-paru,

seperti Empisema, Tuberkulosis, fibrosis kistik, penyakit paru obstruktif kronik

(PPOK), kanker paru-paru , asma, dan lainnya.

Adanya riwayat merokok dan aktivitas yang menimbulkan perubahan tekanan

udara pada rongga pleura, seperti  Scuba diving

(menyelam), Penerbangan, Mendaki gunung di dataran tinggi akan memicu

pecahnya bula atau lepuh sehingga menimbulkan pneumothorax juga penting

untuk di tanyakan.

Adanya riwayat dalam keluarga ataupun kejadian pneumotorax sebelumnya juga

dapat berperan besar pada kejadian pneumothorax. Oleh karena itu penting pula

di tanyakan.

Page 4: Tension Pneumotoraks

Adanya riwayat tindakan medis yang telah dialami pasien seperti CPR, biopsi

paru melali dinding dada, penggunaan ventilasi mekanik untuk membantu

pernapasan juga perlu ditanyakan pada pasien.

Pemeriksaan fisik

Pada Inspeksi : akan terlihat terjadinya pencembungan pada sisi yang sakit (hiper

ekspansi dinding dada), Pada waktu respirasi, bagian yang sakit gerakannya

tertinggal, Trakea dan jantung terdorong ke sisi yang sehat , deviasi trakhea,

ruang interkostal melebar,

Pada Palpasi : Pada sisi yang sakit, ruang antar iga dapat normal atau melebar,

Iktus jantung terdorong ke sisi toraks yang sehat ,Fremitus suara melemah atau

menghilang pada sisi yang sakit. Jika ada Tension pneumothorax maka akan

teraba adanya detensi dari vena jugularis di sekitar leher.

Perkusi : Suara ketok pada sisi sakit, hipersonor sampaitimpani dan tidak

menggetar, Batas jantung terdorong ke arahtoraks yang sehat, apabila tekanan

intrapleura tinggi, Pada tingkat yang berat terdapat gangguan respirasi/sianosis,

gangguanvaskuler/syok.

Auskultasi : Pada bagian yang sakit, suara napas melemah sampai menghilang,

Suara vokal melemah dan tidak menggetar serta bronkofoni negative

Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan lanoratorium: CBC (Hb, Ht, protombin time, urine output),

ABG, defisit laktat dan basa.

Foto Rontgen : Gambaran radiologis yang tampak pada fotorontgen kasus

pneumotoraks antara lain:

o Bagian pneumotoraks akan tampak lusen, rata dan paru yang kolaps

akan tampak garis yang merupakan tepi paru. Kadang-kadang paru

yang kolaps tidak membentuk garis, akan tetapi berbentuk lobuler

sesuai dengan lobus paru.

o Paru yang mengalami kolaps hanya tampak seperti massaradio opaque

yang berada di daerah hilus. Keadaan ini menunjukkan kolaps paru

yang luas sekali. Besar kolaps paru tidak selalu berkaitan dengan berat

ringan sesak napas yang dikeluhkan.

o Jantung dan trakea mungkin terdorong ke sisi yang sehat, spatium

intercostals melebar, diafragma mendatar dan tertekan ke bawah.

Page 5: Tension Pneumotoraks

Apabila ada pendorongan jantung atau trakea ke arah paru yang sehat,

kemungkinan besar telahterjadi pneumotoraks ventil dengan tekanan

intra pleura yangtinggi.

o Pada pneumotoraks perlu diperhatikan kemungkinan terjadi keadaan

sebagai berikut

Pneumomediastinum, terdapat ruang atau celah hitam pada

tepi jantung, mulai dari basis sampai keapeks. Hal ini terjadi

apabila pecahnya fistel mengarah mendekati hilus, sehingga

udara yang dihasilkan akan terjebak di mediastinum.

Emfisema subkutan, dapat diketahui bila ada rongga hitam

dibawah kulit. Hal ini biasanya merupakan kelanjutan dari

pneumomediastinum. Udara yang tadinya terjebak di

mediastinum lambat laun akan bergerak menuju daerah yang

lebih tinggi, yaitu daerah leher. Di sekitar leher terdapat

banyak jaringan ikat yang mudah ditembus oleh udara,

sehingga bila jumlah udara yang terjebak cukup banyak maka

dapat mendesak jaringan ikat tersebut, bahkan sampai ke

daerah dada depan dan belakang.

Bila disertai adanya cairan di dalam rongga pleura,maka akan

tampak permukaan cairan sebagai garis datar di atas diafragma

Foto Rö pneumotoraks (PA)

Analisa Gas Darah

Analisis gas darah arteri dapat memberikan gambaran hipoksemi meskipun

pada kebanyakan pasien sering tidakdiperlukan. Pada pasien dengan gagal

napas yang berat secara signifikan meningkatkan mortalitas sebesar 10%.

CT-scan thorax

CT-scan toraks lebih spesifik untuk membedakan antara emfisema bullosa

dengan pneumotoraks, batas antara udara dengan cairan intra dan

ekstrapulmoner dan untuk membedakan antara pneumotoraks spontan primer

dan sekunder.

3. Epidemiologi

Page 6: Tension Pneumotoraks

Insidensi Tension Pneumotoraks di luar rumah sakit sulit untuk ditentukan. Dari 2000 insidens yang dilaporkan ke Australian Incident Monitoring Study ( AIMS ) , 17 merupakan penderita atau suspect pneumotoraks, dan 4 diantaranya didiagnosis sebagai tension pneumotaraks. Data militer menunjukkan bahwa lebih dari 5% korban akibat pertumburan dengan trauma dada mempunyai tension pneumotoraks.

4. Faktor Resiko

Faktor resiko dari tension pneumotoraks :

a. Trauma benda tumpul /tajamb. Pemasangan kateter vena sentral

5. Manifestasi KlinisManifestasi Awal : Nyeri dada, dipsneu, ansietas, takipneu, takikardi, hipersonor dinding dada dan tidak ada suara nafas pada sisi yang sakitManifestasi Lanjut : Tingkat Kesadaran menurun, Trakea bergeser ke sisi kontralateral, hipotensi, pembesaran pembuluh darah leher/vena jugularis, dan sianosis