tenggelamnya kapal van der wijck

10
M Hammam Faishal F Pend. Dokter Tugas Review Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Film ini bercerita tentang kisah cinta dua insan, tapi dipisahkan oleh tradisi adat. Ada dua adat yang ada dalam novel ini yaitu Budaya Minangkabau (Padang) dan budaya bugis (Makasar). Yang mana tradisi adat tersebut tidak sesuai dengan dasr-dasar islam ataupun akal budi yang sehat. Kisah ini berawal dari seorang anak yatim piatu yang bernama Zainuddin.yang merantau ke tanah kelahiran ayahnya yaitu di Minangkabau khususnya daerah batipu, daerah yang tak lekang oleh waktu dan tak lapuk oleh zaman. Dahulu ayahnya adalah seorang Minangkabau asli, beiau di asingkan dan dibuang ke Makassar karena telah membunuh seseorang kerabat yang dikarenakan hanya karean sebuah warisan. Ayah Zainuddin akhirnya hidup disana dan menikah dengan wanita Bugis, yang mana akhirnya meninggal di Makassar sebelum akhirnya meninggal pula ibunya. Setelah kepergian ayah dan ibundanya akhirnya Zainuddin pun pindah dan merantau ke tanah kelahiran ayahnya yaitu Minangkabau tepatnya di desa batipuh. Zinuddin tinggal di batipuh menginap dirumah Mak Base, yang mana Mak Base ini adalah teman ayahnya Zainuddin sewaktu tinggal di Batipuh. Ketika si Zainuddin tinggal

Upload: hamam-van-scorpi

Post on 24-Dec-2015

43 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

the synnopsis

TRANSCRIPT

Page 1: Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

M Hammam Faishal F

Pend. Dokter

Tugas Review

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

Film ini bercerita tentang kisah cinta dua insan, tapi dipisahkan oleh tradisi

adat. Ada dua adat yang ada dalam novel ini yaitu Budaya Minangkabau (Padang)

dan budaya bugis (Makasar). Yang mana tradisi adat tersebut tidak sesuai dengan

dasr-dasar islam ataupun akal budi yang sehat.

Kisah ini berawal dari seorang anak yatim piatu yang bernama

Zainuddin.yang merantau ke tanah kelahiran ayahnya yaitu di Minangkabau

khususnya daerah batipu, daerah yang tak lekang oleh waktu dan tak lapuk oleh

zaman. Dahulu ayahnya adalah seorang Minangkabau asli, beiau di asingkan dan

dibuang ke Makassar karena telah membunuh seseorang kerabat yang dikarenakan

hanya karean sebuah warisan. Ayah Zainuddin akhirnya hidup disana dan menikah

dengan wanita Bugis, yang mana akhirnya meninggal di Makassar sebelum akhirnya

meninggal pula ibunya.

Setelah kepergian ayah dan ibundanya akhirnya Zainuddin pun pindah dan

merantau ke tanah kelahiran ayahnya yaitu Minangkabau tepatnya di desa batipuh.

Zinuddin tinggal di batipuh menginap dirumah Mak Base, yang mana Mak Base ini

adalah teman ayahnya Zainuddin sewaktu tinggal di Batipuh. Ketika si Zainuddin

tinggal di Minangkabau ia mendapat perlakuan yang kurang mengenakkan

dikarenakan Zainuddin adalah campuran antara adat Minangkabau dan Bugis.

Suatu ketika Zainuddin tengah mengangkat kayu di jalan, kemudian mata dia

tertuju oleh seorang wanita yang tak lain adalah Hayati. Anak seorang pemuka adat

di Minangkabau yang sangat menjunjung tinggi adat dan istiadat di daerahnya.

Kemudian si Zainuddin memberanikan diri untuk berkenalan dengan si Hayati, yang

mana pada akhirnya Zainuddin sukses untuk memperkenalkan dirinya dengan si

Hayati. Hari demi hari dilaluinya di tanah datar itu, sampai pada suatu malam

Zainuddin berangkat ke Masjid karena untuk mengikuti pengajian, sepulangnya dari

masjid dia bertemu dingan si Hayati yang pada waktu malam itu terjadi hujan,

Page 2: Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

sehingga mereka berdua berteduh di bawah warung. Zainuddin kemudian

menawarkan untuk meminjamkan paying kepada Hayati, kemudian Hayati pun

menerimanya serambi memberika ucapan terima kasih dan tersenyum kepadanya.

Mulai dari kejadian itulah timbul rasa diantara keduanya. Zainuddin pun menjadi

rajin menulis sebuah karya sastra baik itu puisi ataupun bait-bait syair, yang

kemudian Zainuddin mengirim surat kepada Hayati dengan maksud untuk lebih

mengenal sosok wanita yang ia cintai tersebut.

Orang tua Hayati akhirnya tau akan hubungan yang dijalin oleh anaknya

dengan Zainuddin si anak perantau. Mendengar hal ini orang tua Hayati mengambil

langkah cepat dan tegas untuk mengakhiri hubungan diantara keduanya. Sampai

akhirnya pada suatu hari ayah dari Hayati memanggil Zinuddin ke dalam siding adat.

Zainuddin di cercai beberapa pertanyaan seputar masalah hunungan Hayati dengan

dirinya. Setelah introgasi dengan Zainuddin selesai akhirnya ayahnya mengusir

Zainuddin dari tanah Batipuh.

Zainuddin akhirnya memutuskan untuk pergi ke daerah Padang Panjang yang

letaknya tidak jauh dari Batipuh atau sekitar 10 KM. tetapi sebelum pergi merantau

ke Padang Panjang, Hayati menemui Zainuddin di sebuah danau dan menyatakan

perasaan dan janjinya yang mana Hayati akan setia dan tetap suci untuk menunggu

Zainuddin sampai akhir hayatnya. Kemudian Hayati memberikan selendang putihnya

kepada Zainuddin yang kelak akan mengingatny suatu saat ketika Zainuddin rindu

kepadanya.

Dalam perantauan Zainuddin di Padang Panjang ia tidak putus komunikasi

dengan Hayati yaitu dengan cara berkirim surat. Zainuddin tinggal di Padang

Panjang bersama Mande Jamilah yang mana Mande Jamilah ini adalah seorang yang

ia kenal dari Mak Base. Dirumah Mande Jamilah ini Zainuddin tinggal bersama

anaknya Mande Jamilah yaitu Buluk. Anaknya Mande Jamilah ini berbeda jauh

dengan sifat Zainuddi yang terkenal dengan kesabaran dan kemurahan hatinya, si

Buluk ini adalah seorang preman di Padang Panjang yang jarang sekali tinggal di

rumah dan lebih senang menghabiskan waktunya di pasar untuk berjudi dan

Page 3: Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

meminum minuman keras bersama kawan-kawanya. Pada suatu saat saudara Hayati

yang bernama Khadijah yang tinggal di Padang Panjang mengundang Hayati untuk

menonton pacuan kuda di Tanah Panjang. Zainudin yang mendengar hal ini

kemudian mempersiapkan dirinya untuk bertemu dengan sag kekasih hatinya yaitu

Hayati. Beberapa persiapan pun telah ia lakukan seperti mencukur rambutnya

meskipun yang mencukurnya adalah Buluk dikarenakan mahanya ongkos cukur

rambut.

Hari Pacuan kudan pun akan segera dimulai, Hayati berangkat ke Padang

Panjang bersama Khadijah dengan mengendarai sebuah delman. Hayati tinggal di

rumah Khadijah yang terletak tidak jauh dari rumah Mande Jamilah. Hayati bertemu

dengan kakanya Khadijah yang bernama Aziz. Awalnya Hayati tidak terlalu

memperdulikan kehadiran Aziz, sampai pada akhirnya Aziz pun jatuh cinta kepada

Khadijah. Pada saat hari dimana pacuan kuda dimulai Hayati yang berangkat bersam

keluarga Khadijah bertemu dengan Zainuddin. Alangkah kagetnya Zainuddin yang

melihat Hayati memakai busana yang modern, tidak seperti yang ia pakai yaitu baju

kurung.

Pertemuan antara Zainuddin dengan Hayati tidak berjalan mulus seperti yang

ia harapkan. Keluarga Khadijah menghina hina Zainuddin dikarenakan penapilan

Zainuddin yang terlihat kampungan, tidak seperti mereka yang jauh lebih modern.

Akhirnya Hayati pulang ke Batipuh dengan perasaan yang tidak enak. Zainuddin

mengirim surat ke Hayati dengan maksud untuk menghibur hayati.

Keluarga Khadijah mengambil inisiatif untuk melamarkan Aziz dengan

Hayati. Berita ini pun didengar oleh Zainuddin yang pada akhirnya mengirimkan

surat lamaran juga terhadap hayati. Setelah kedua surat lamaran diterima oleh

kluarga Hayati, ayah Hayati yang tak lain adalah seorang ketua adat. Sidang

musyawarah digelar oleh ketua adat untuk menentukan siapakah calon yang akan

menikahi Hayati. Setelah kata mufakat dicapai akhirnya terpilihlah Aziz sebagai

calonya. Ayah Hayati meminta pendapat dari Hayati, tapi pada dasrnya Hayati

sangat terpukul dengan keputusan itu, tetapi karena dikarenakan dia mengormati dan

Page 4: Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

patuh pada plihan orang tuanya, dengan berat hati dan rasa sakit yang dalam

akhirnya Hayati menerima lamaran dari Aziz.

Zainuddin yang telah mendamba-dambakan sosok Hayati yang akan menjadi

istrinya mendengar berita bahwa lamaran ia ditolak langsung berkata-kata dengan

tidak kepercayaan dikarenakan yang Hayati terima adalah Aziz. Zainuddin

mengalami tekanan batin yang dalam, sehingga ia harus terkapar di atas tempat

tdurnya selama 2 bulan lamanya. Dokter yang menangani penyakit Zainuddin merasa

heran karena penyakit yang dideritanya tak lain adalah pikiran yang tak menentu dan

harus menerima penenganan khusus. Ketika disarankan untuk Hayati agar bertemu

dengan Zainuddin. Tetapi pernikahan antara Hayati dan Aziz pun telah

dilangsungkan. Berkat saran dari dokter akhirnya Hayati akhirnya berkunjung untuk

menjenguk Zainuddin.

Tapi apa yang didapat oleh Zainuddin ketika melihat dambaan hatinya telah

menjadi milik Aziz. Zainuddin mengalami gejolak yang begitu besar karena merasa

telah dihianati oleh sumpah palsu yang keluar dari mulut Hayati sebelum ia merantau

ke Padang Panjang. Buluk yang menjadi teman sejatinya Zainuddin akhirinya

menasihati dan memberikan semangat kepada Zainuddin yang telah merasa putus asa

karena telah mengalami putus cinta.

Zainuddin memutuskan untuk memulai perjalan hidupnya lagi dengan berniat

untuk merantau ke Batavia yang tak lain adalah Jakarta. Buluk pun berniat untuk

menemani Zainuddin untuk merantau dengan menawarkan menginap di tempat

temanya yang sedang bekerja di percetaka media masa di Batavia. Zainuddin dan

Buluk berankat ke Jakarta dengan berbagai angan dan mimpi yang besar

Media masa yang bersedai menampilkan hasil karya-karya Zainuddin

akhirnya mendapatkan keuntungan yang luar biasa karena tanggapan positif dari para

pembacanya yang setia untuk menunngu kisah kelanjutan dari karya Zainuddin yang

tak lain adalah kisah perjalanan asmaranya dengan Hayati. Karena telah berjasa

besar untuk perusahaan media cetak yang menerbitkan karyanya itu, Zainuddin

Page 5: Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

diberikan kepercayaan untuk menangani kantor cabang di Surabaya dengan

ketentuan bagi hasil, Zainuddin menerimanya dengan senang dan sepenuh hati.

Petualangan Zainuddin dan Buluk dimulai lagi dengan tinggal di Surabaya.

Akhirnya mereka berdua memiliki harta yang berlimpah banyaknya, atas hasil karya-

karya Zainuddin yang sangat mencuri perhatian dan antusias para pembacanya.

Sampai dimana suatu saat Hayati membaca karya Zainuddin yang persis seperti yang

di alaminya. Hayati dan suaminya Aziz ikut pindah juga ke Surabaya, karena

kebiasaan Aziz yang buruk yaitu sering berjudi dan meminum minuman keras

akhirnya kehidupan mereka berdua mearat berbeda jauh dengan Zainuddin dan

Buluk yang sukses sejahtera.

Zainuddin mengetahui keberadaan Hayati di Surabaya dari perkumpulan

orang-orang Minangkabau di Surabaya. Ia berniat untuk menggelar Opera hasil

karyanya secara besar besaran untuk menunjukan kepada Hayati atas kesuksesanya.

Zainuddin selama tinggal di Surabay memilik nama panggilan yang baru yaitu tuan

Shabir. Setelah menggelar Operanya itu akhirnya Zainuddin dan Hayati bertemu,

tetapi dalam batasan persahabatan yang di ikrarkan oleh Hayati sebelumnya. Betapa

terkejutnya Hayati dan Aziz atas kesuksesan Zainuddin yang dahulu mereka hina dan

caci maki.

Aziz pun berniat yang tidak baik yaitu ingin meminajam uang kepada

Zainuddin dengan alasan untuk pekerjaanya, padahal uang yang ia pinjam itu untuk

di hamburkan dan berfoya-foya di dalam perudianya, karena ia telah berhutang

kepada Bandar dengan amat babnyaknya sehingga perhiasan yang dimiliki oleh

istrinya yaitu Hayati habis digunakanya untuk menebus hutnagnya itu.

Setelah harta dan rumah seisinya habis akhirnya Aziz dan Hayati berniat

untuk menginap di rumah Zainuddin. Pada waktu itu dengan kedermawanan

Zainuddin ia menerima dengan baik hati kehadiran keduanya di dalam rumahnya.

Hari demi hari berlalu Aziz yang dulu menghina hina Zainuddin akhirnya jatuh sakit

dan memutuskan untuk mencari pekerjaan ke Banyuwangi. Dengan berat hati

Page 6: Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

Zainuddin melepasnya tapi tidak dengan Haytai yang disuruh untuk tetap tingal di

rumahnya Zainuddin. Selang bergantinya waktu akhirnya Aziz menyadari bahwa

Hayati lebih pantas untuk hidup bersama Zainuddin ,ia pun memutuskan untuk

membunuh diri.

Surat Aziz yang dituliskan olehnya sebelum kematianya telah sampai ke

tangan Hayati dan Zainuddin. Mereka pun menyesali atas terjadinya kejadian ini, dan

Hayati memutuskan untuk tinggal bersama Zainuddin, tetapi Zainuddin berkata lain,

ia berniat untuk memulangkan Hayati ke tanah Batipuh. Dengan berat hati Hayati

pun menerima keputusan itu. Pada akhirnya ia menumpangi kapal Van Der Wijck

yang berangkat dari Surabaya menuju pelabuhan Tanjung Priuk (Jakarta) dank ke

Padang Sumatera Barat. Tapi naas lh yang di dapat oleh Hayati, kapal yang ia

tumpanginya karam di daerah perairan Cirebon. Zainuddin dan Buluk mendengar

berita ini langsung menyusulnya menuju rumah sakit Cirebon tempat Hayati di

rawat.

Apa daya Zainuddin yang ingin mengubah niatnya untuk menjadikan Hayati

seorang istri, dikalahkan oleh kesehatan Haytai yang semakin memburuk dari hari ke

hari. sampai pada akhirnya Hayati meninggal dunia untuk selamanya. Zainuddin

sangat menyesali keputusanya. Dan pada akhir kisah ini Zainuddin mendirikan panti

asuhan yatim piatu “Hayati”. Tetapi keadaan Zainuddin tidak semulus biasanya, ia

mengalami sakit sakitan, hingga akhirnya ia meninggal dunia dan dikuburkan di

samping kuburan Hayati.