tenaga kerja - kementerian ppn/bappenas :: … · web viewproyek dilakukan di daerah-daerah yang...

29
TENAGA KERJA 411234 - (33)

Upload: dangmien

Post on 05-Jul-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TENAGA KERJA - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewProyek dilakukan di daerah-daerah yang banyak penganggur dan setengah penganggur dan diutamakan di pulau Jawa dan Madura

TENAGA KERJA

411234 - (33)

Page 2: TENAGA KERJA - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewProyek dilakukan di daerah-daerah yang banyak penganggur dan setengah penganggur dan diutamakan di pulau Jawa dan Madura
Page 3: TENAGA KERJA - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewProyek dilakukan di daerah-daerah yang banyak penganggur dan setengah penganggur dan diutamakan di pulau Jawa dan Madura

B A B X

TENAGA KERJA

I. PENDAHULUAN

Usaha memperluas kesempatan kerja dalam rangka mengu-rangi pengangguran yang ada maupun menyerap tenaga kerja baru merupakan satu kesatuan usaha di dalam seluruh usaha pembangunan. Oleh karena itu program-program pembangun- an di semua sektor mempergunakan perluasan kesempatan kerja sebagai salah satu sasarannya yang utama, khususnya melalui usaha-usaha kegiatan yang banyak menyerap tenaga kerja baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

Oleh karena masalah perluasan kesempatan kerja yang di-hadapi pada tahun-tahun menjelang dilaksanakannya Repelita I cukup besar maka pemecahan masalah ini dengan sendirinya membutuhkan waktu lebih lama.

Masalah lainnya yang dihadapi di bidang tenaga kerja adalah kekurangan tenaga terdidik dalam berbagai lapangan pem-bangunan. Masalah ini semakin terasa dengan semakin lajunya usaha-usaha pembangunan.

Dalam rangka pelaksanaan Repelita I telah dilakukan ber- bagai usaha untuk mengatasi kedua masalah pokok di atas. Adapun langkah-langkah yang telah dilaksanakan ditujukan terhadap sasaran-sasaran sebagai berikut :1. Usaha-usaha untuk memperluas kesempatan kerja secara

langsumg dalam rangka mengurangi pengangguran dan menyerap tambahan angkatan kerja.

2. Penyediaan fasilitas-fasilitas latihan dalam rangka pembi-naan tenaga-tenaga terdidik dalam jumlah dan mutu yang

515

Page 4: TENAGA KERJA - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewProyek dilakukan di daerah-daerah yang banyak penganggur dan setengah penganggur dan diutamakan di pulau Jawa dan Madura

sesuai dengan perkembangan kegiatan pembangunan dan penyediaan lapangan kerja.

3. Pembinaan hubungan perburuhan serta peningkatan jamin- an sosial, keselamatan kerja serta syarat-syarat kerja lainnya.

II. PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PERKEMBANG- AN HASIL YANG DICAPAI

1. Usaha-usaha menciptakan kesempatan kerja.Usaha menciptakan kesempatan kerja pada dasarnya dila-

kukan melalui pelaksanaan pembangunan secara keseluruhan. Dengan demikian usaha perluasan kesempatan kerja berjalan bersama-sama dengan usaha-usaha untuk mencapai sasaran-sasaran pembangunan lainnya.

Dalam hubungan ini pertimbangan perluasan kesempatan kerja telah mendapat tempat yang penting di dalam menentu- kan prioritas pembangunan selama Repelita I. Prioritas yang diberikan kepada pembangunan, daerah pedesaan mempunyai kaitan langsung dengan usaha memperluas kesempatan kerja. Hal ini disebabkan oleh karena sebagian besar penduduk dan angkatan kerja berada di daerah pedesaan. Di daerah pedesaan produktifitas tenaga kerja dan laju pertumbuhan produksi relatif rendah, disebabkan masih terbelakangnya cara-cara produksi, terbatasnya sarana-sarana pemasaran, keuangan, dan padatnya penduduk. Pengarahan usaha pembangunan ke da-erah pedesaan diharapkan akan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperluas kesempatan kerja secara langsung maupun tidak langsung. Sudah barang tentu usaha pembangun-an pedesaan disertai pula dengan kebijaksanaan agar hasil- hasil pembangunan dapat lebih merata dirasakan oleh rakyat pedesaan.

Prioritas pembangunan pada sektor pertanian, berbagai program pembangunan di bidang prasarana seperti jalan,

516

Page 5: TENAGA KERJA - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewProyek dilakukan di daerah-daerah yang banyak penganggur dan setengah penganggur dan diutamakan di pulau Jawa dan Madura

pengairan, dan lain-lain diharapkan dapat memperluas kesem-patan kerja. Usaha-usaha pembangunan di sektor industri termasuk industri pariwisata turut meningkatkan penciptaan lapangan kerja.

Selanjutnya kebijaksanaan-kebijaksanaan di bidang perkre-ditan, penanaman modal dan lain-lain diarahkan untuk menun-jang usaha perluasan kesempatan kerja.

Bagaimanapun juga masalah tenaga kerja adalah suatu masalah yang berhubungan erat sekali dengan masalah struk-tur kependudukan dan karenanya memerlukan pemecahan dalam jangka panjang. Sejalan dengan usaha-usaha jangka panjang ini dalam Repelita I telah dilaksanakan berbagai pro-gram dan proyek jangka pendek untuk mengatasi masalah-masalah penciptaan lapangan kerja. Usaha ini dilakukan me-lalui proyek padat karya, bantuan untuk pembangunan daerah/ Kabupaten/Kotamadya dan bantuan kepada desa-desa.

a. Proyek Padat Karya.

Proyek ini merupakan suatu usaha pembangunan dengan memakai tenaga sebanyak-banyaknya dengan modal yang relatif kecil. Proyek dilakukan di daerah-daerah yang banyak penganggur dan setengah penganggur dan diutamakan di pulau Jawa dan Madura. Kegiatan padat karya dalam proyek ini me-liputi pembangunan atau perbaikan sarana-sarana ekonomi seperti perbaikan terrasering, penghijauan, jalan desa dan saluran tertiair. Para pekerja dalam proyek padat karya mendapat imbalan jasa yang berbentuk natura yaitu bulgur.

Sejak tahun 1972/73 sebagian imbalan jasa juga diberikan berupa uang. Di samping itu diberikan bantuan pula dalam pem-belian bahan-bahan dan peralatan kerja yang sangat dibu-tuhkan.

Pelaksanaan proyek padat karya sejak tahun 1969/70 sampai tahun 1973/74 dapat dilihat pada Tabel X — 1.

517

Page 6: TENAGA KERJA - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewProyek dilakukan di daerah-daerah yang banyak penganggur dan setengah penganggur dan diutamakan di pulau Jawa dan Madura

TABEL X — 1PENGERAHAN TENAGA KERJA DALAM RANGKA

PROYEK PADAT KARYA1969/70 — 1973/74

518

Page 7: TENAGA KERJA - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewProyek dilakukan di daerah-daerah yang banyak penganggur dan setengah penganggur dan diutamakan di pulau Jawa dan Madura

T a h u n Pengerahan tenaga kerja per hart

Page 8: TENAGA KERJA - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewProyek dilakukan di daerah-daerah yang banyak penganggur dan setengah penganggur dan diutamakan di pulau Jawa dan Madura

1969/70 75.0001970/71 65.0001971/72 138.0001972/73 160.0001973/74 73.000

J u m l a h 511.000

Selama Repelita I rata-rata lebih dari 100.000 orang sehari telah ikut serta untuk bekerja 3 — 6 bulan setahun dalam rangka pelaksanaan proyek ini. Dalam tahun 1973/74 jumlah orang yang dapat dikerahkan menurun dibanding dengan tahun sebelumnya oleh karena pada saat-saat terakhir kemampuan penyediaan bulgur menjadi berkurang, disebabkan oleh impor yang menjadi terbatas. Namun demikian hasil-hasil fisik yang dicapai tetap meningkat dari tahun ke tahun khususnya pelaksanaan penghijauan. Selama Repelita I usaha-usaha penghi-jauan yang telah dilaksanakan meliputi luas lebih dari 55.000 ha, panjang jalan desa yang telah diperbaiki melebihi 1.500 km dan saluran tertiair yang telah dikeruk atau dibuat baru lebih dari 5.700 km. (Lihat Tabel X — 2).

b. Bantuan untuk pembangunan Kabupaten/Kotamadya.Sebagai salah satu usaha memperluas kesempatan kerja telah

diberikan bantuan untuk pembangunan daerah Kabupaten/ Kotamadya. Sasaran memperluas kesempatan kerja tercermin di dalam dasar pemberian bantuan, yaitu jumlah penduduk yang berdiam di suatu Kabupaten/Kotamadya. Pada saat di-mulainya program ini pada tahun 1970/71, jumlah bantuan

Page 9: TENAGA KERJA - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewProyek dilakukan di daerah-daerah yang banyak penganggur dan setengah penganggur dan diutamakan di pulau Jawa dan Madura

519

Page 10: TENAGA KERJA - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewProyek dilakukan di daerah-daerah yang banyak penganggur dan setengah penganggur dan diutamakan di pulau Jawa dan Madura

T A B E L X — 2HASIL-HASIL FISIK PROYEK PADAT KARYA

1969/70 — 1973/74

R E P E L I T A I1969/70 1970/1971 1971/72 1972/73 1973/74 Jumlah

Perbaikan jalan 1.06 311 621 700 102 1.840Desa (Km)Pengerukan/Pembuatan Sa- 600 1.040 1.584 1,358 1.150 5.732luran TertiairPenghijauan 1.000 1.400 2.073 7.027 43.582 55.082(Ha)

adalah Rp. 50,- per kapita. Jumlah terus ditingkatkan men- jadi Rp. 75,- per kapita pada tahun 1971/72, Rp. 100,- per kapita pada tahun 1972/73 dan Rp. 150,- per kapita pada tahun 1973/74.

Kesempatan kerja dalam rangka program ini juga telah me-ningkat melalui pembangunan proyek-proyek prasarana pro-duksi seperti jalan, jembatan, pengairan dan lain-lain, dengan mengutamakan penggunaan tenaga kerja dan bahan-bahan da-lam negeri. Hasil/ pelaksanaan proyek-proyek dalam program ini memperlihatkan bahwa sebagian besar biaya yang dikeluar-kan, yaitu ± 80% dipergunakan untuk membiayai upah tenaga kerja dan dengan demikian menciptakan kesempatan kerja secara langsung.

Selain dari penciptaan kesempatan kerja secara langsung maka program bantuan pembangunan Kabupaten/Kotamadya juga menciptakan kesempatan kerja secara tidak langsung se-bagai akibat perbelanjaan orang-orang yang terlibat di dalam proyek ini. Selanjutnya prasarana-prasarana yang dibangun juga meningkatkan kesempatan kerja dengan adanya kegiatan pembangunan yang lebih lancar.

520

Page 11: TENAGA KERJA - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewProyek dilakukan di daerah-daerah yang banyak penganggur dan setengah penganggur dan diutamakan di pulau Jawa dan Madura

Selama dilaksanakannya program bantuan Kabupaten/Kota-madya dalam Repelita I diperkirakan kesempatan kerja yangdiciptakan mendekati jumlah 11/ 2 juta "100 hari kerja" (Lihat Tabel X — 3).

T A B E L X — 3

PENGERAHAN TENAGA KERJA DALAM KEGIATANPROGRAM BANTUAN UNTUK PEMBANGUNAN

KABUPATEN/KOTAMADYA1970/71 — 1973/74

T a h u n Tenaga yang diserap

1970/71 212 .000*1971/72 303 .000*1972/73 437 .000*1973/74 534 .000*

Jumlah : 1.486.000

Catatan *) Angka pada Tabel X — 3 setelah disempurnakan kem- bali dan dibulatkan.

c. B a n t a m kepada desa-desa.

Program bantuan kepada desa sebesar Rp. 100.000,— per desa yang dilaksanakan selama Repelita I sejak tahun 1970/71 telah banyak merangsang kegiatan masyarakat desa. Bantuan uang dimaksudkan untuk membeli bahan-bahan yang tidak ter-dapat di desa dan masyarakat desa memberikan sumbangan dalam bentuk tenaga di dalam usaha-usaha pembangunan desa. Dalam pelaksanaan bantuan ini ternyata rakyat desa menyum-bang lebih besar di dalam usaha pembangunan. Usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka bantuan ini adalah perbaikan/ pembuatan jalan-jalan desa, saluran air, sekolah, tempat ibadat, dan lain-lain, yang kesemuanya meningkatkan kesempatan ker- ja langsung maupun tidak langsung.

521

Page 12: TENAGA KERJA - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewProyek dilakukan di daerah-daerah yang banyak penganggur dan setengah penganggur dan diutamakan di pulau Jawa dan Madura

Sebagai salah satu usaha memperluas kesempatan kerja telah diberikan bantuan untuk pembangunan daerah Kabupaten/ Kotamadya. Sasaran memperluas kesempatan kerja tercermin di dalam dasar pemberian bantuan, yaitu jumlah penduduk yang berdiam di suatu Kabupaten/Kotamadya. Pada saat di-mulainya program ini pada tahun 1970/71, jumlah bantuan

Page 13: TENAGA KERJA - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewProyek dilakukan di daerah-daerah yang banyak penganggur dan setengah penganggur dan diutamakan di pulau Jawa dan Madura

GRAFIK X - 2P E N G E R A H A N T E N A G A K E R J A D A L A M K E G I A T A N P R O G R A M B A N T U A N

U N T U K P E M B A N G U N A N K A B U P A T E N / K O T A M A D Y A1 9 6 9 / 7 0 - 1 9 7 3 / 7 4

522

Page 14: TENAGA KERJA - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewProyek dilakukan di daerah-daerah yang banyak penganggur dan setengah penganggur dan diutamakan di pulau Jawa dan Madura

2. Pembinaan dan penyediaan Tenaga Kerja.

a. Pusat-pusat latihan kerja.

Dalam rangka menyediakan tenaga-tenaga terdidik untuk kebutuhan pembangunan, maka usaha-usaha diarahkan untuk meningkatkan mutu ketrampilan tenaga kerja. Dalam hubung-an ini maka selama Repelita I telah diusahakan rehabilitasi dan perluasan 18 pusat-pusat latihan kerja yang terdiri dari 7 buah pusat latihan management, 8 buah pusat latihan industri dan 3 buah pusat latihan pertanian.

Adapun tenaga kerja yang dilatih pada pusat-pusat latihan ini selama Repelita I meliputi jumlah lebih dari 37.000 orang dalam tiga lapangan kejuruan, yaitu industri, pertanian dan management.

Bagi daerah-daerah pedesaan dan tempat-tempat yang jauh letaknya dari pusat-pusat latihan kerja telah disiapkan 19 unit latihan kerja kenning.

b. Tenaga kerja sukarela.

Salah satu usaha penting di dalam mengatasi kekurangan tenaga terdidik di daerah pedesaan adalah pengerahan tenaga kerja sukarela sarjana dan sarjana muda melalui Badan Urusan Tenaga Kerja Sukarela Indonesia. Tenaga Kerja Sukarela ber-tugas di daerah pedesaan salaam dua tahun sebagai tenaga pelopor pembangunan dan pembaharuan di dalam berbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan dan keluarga berencana, peningkatan produksi pertanian, administrasi desa dan pembangunan sarana-sarana irigasi dan jalan desa.

Selama Repelita I jumlah tenaga sarjana/sarjana muda yang dikerahkan ke pedesaan berjumlah 827 orang lihat TabelX – 4).

523

Page 15: TENAGA KERJA - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewProyek dilakukan di daerah-daerah yang banyak penganggur dan setengah penganggur dan diutamakan di pulau Jawa dan Madura

TABEL X — 4TENAGA SARJANA/SARJANA MUDA

YANG DIKERAHKAN DALAM RANGKA. KEGIATAN BUTSI1969/70 — 1973/74

T a h u n Jumlah yang dikerahkan1969/70 291970/71 431971/72 2601972/73 2951973/74 200

J u m 1 a h 827

Catatan : Angka pada Tabel X — 4 setelah disempurnakan kembali.

3. Perbaikan hubungan perburuhan dan jaminan sosial.

a. Perbaikan hubungan perburuhan.Terciptanya hubungan perburuhan yang sehat merupakan

salah satu faktor penting untuk menjamin kelangsungan dan peningkatan produksi. Oleh karena itu selama Repelita I telah diusahakan berbagai kegiatan yang menyangkut perbaikan hubungan perburuhan.

Pada tahun terakhir Repelita I telah terbentuk federasi buruh seluruh Indonesia setelah mengalami masa persiapan yang cukup lama. Dengan terbentuknya FBSI maka serikat-serikat buruh yang sebelumnya terpecah-pecah telah dapat menyatukan diri ke dalam satu wadah. Juga perjuangan buruh telah diletakkan atas dasar yang sehat, yaitu mema- jukan kepentingan sosial ekonomi buruh dalam rangka nasio-nal. Dalam rangka pengembangan FBSI maka telah terbentuk 36 organisasi FBSI tingkat daerah dan cabang dan 15 orga-nisasi lapangan pekerjaan tingkat pusat, tingkat daerah, ting-kat cabang dan basis. Sejalan dengan pembinaan serikat-se-rikat buruh, maka pembinaan organisasi pengusaha sebagai524

Page 16: TENAGA KERJA - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewProyek dilakukan di daerah-daerah yang banyak penganggur dan setengah penganggur dan diutamakan di pulau Jawa dan Madura

G R A F I K X - 3T E N A G A S A R J A N A / S A R J A N A M U D A Y A N G

D I K E R A H K A N D A L A M R A N G K A K E G I A T A N B U T S I1 9 6 9 / 7 0 - 1 9 7 3 / 7 4

525

Page 17: TENAGA KERJA - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewProyek dilakukan di daerah-daerah yang banyak penganggur dan setengah penganggur dan diutamakan di pulau Jawa dan Madura

wadah daripada para pengusaha juga .telah dilakukan. Adanya organisasi pengusaha yang efektif akan memudahkan pembi- naan hubungan kerja yang serasi di antara buruh dan peng-usaha.

Dalam usaha pembinaan hubungan kerja yang serasi, baik secara bipartite pada tingkat perusahaan maupun tri partite pada tingkat daerah dan nasional maka sejak tahun 1969 telah dimulai persiapan pembangunan Pusat Pembinaan Tenaga Kerja (Human Resources Development Centre) serta pemba-ngunan kompleks Yayasan Tenaga Kerja Indonesia. Pusat ini dimaksudkan untuk dijadikan tempat penelitian pendidikan tenaga kerja, pertemuan-pertemuan dan seminar-seminar.

b . Masalah pengupahan.Untuk merumuskan kebijaksanaan di bidang pengupahan di-

rasakan terdapat banyak kesulitan berhubung kurangnya data-data pengupahan yang terkumpul secara teratur. O1eh karena itu langkah-langkah yang diambil ditujukan untuk memper- baiki aparat. pengumpulan data-data upah secara teratur di samping melaksanakan berbagai survey dan penelitian.

Dalam rangka merumuskan kebijaksanaan upah yang tepat secara nasional maka telah dibentuk pada tahun 1974 Dewan Penelitian Pengupahan Nasional. Dewan ini berfungsi untuk membantu merumuskan kebijaksanaan-kebijaksanaan upah yang tepat sesuai dengan perkembangan pembangunan di ber-bagai sektor. Di daerah-daerah di mama terdapat banyak usaha-usaha industri dibentuk Pula Dewan Penelitian Peng- upahan Daerah.

Dengan bertambah baiknya kehidupan sosial ekonomi maka sejak dimulainya pelaksanaan Repelita I telah dilakukan per-baikan dan perobahan-perobahan di dalam daftar Kebutuhan Fisik Minimum (KFM) sebagaimana yang pernah disusun oleh "Panitia Suwahyo" pada akhir tahun 1965. Perbaikan dan perubahan di dalam daftar ini dilakukan bersama oleh Depar-temen Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi dan Depar- temen Kesehatan. Secara bertahap ketentuan-ketentuan dalam

526

Page 18: TENAGA KERJA - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewProyek dilakukan di daerah-daerah yang banyak penganggur dan setengah penganggur dan diutamakan di pulau Jawa dan Madura

Kebutuhan Fisik Minimum diusahakan agar dipergunakan se-bagai salah satu perimbangan penentuan upah.

c. Jaminan sosial, jaminan kecelakaan dan jaminan hari tua.

Untuk melengkapi usaha-usaha di bidang pengupahan maka selama Repelita I telah diusahakan adanya jaminan sosial yang menyeluruh yang antara lain mencakup jaminan hari tua dan jaminan kecelakaan. Dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 3 tahun 1967 oleh Dana jaminan Sosial (suatu badan di lingkungan Departemen Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Ko-perasi) telah mulai dilaksanakan pertanggungan sakit, hamil, bersalin dan meninggal dunia.

Sampai dengan akhir tahun 1973 jumlah buruh dan keluarga-nya yang mengikuti pertanggungan berjumlah 134.667 orang yang tergabung di dalam 1.010 perusahaan di berbagai cabang kegiatan ekonomi seperti pengangkutan, pertambangan dan penggalian, industri besar dan kecil, perdagangan, bangunan dan lain-lain. Sarana administratif bagi pengembangan kegi- atan berupa kantor cabang, kantor perwakilan dan kantor penghubung sudah terbina di 26 kota seluruh Indonesia. Dengan demikian jangkauan kegiatan Dana Jaminan Sosial akan dapat diperkembangkan lebih cepat dalam masa-masa akan datang.

Selain itu usaha-usaha penjajakan untuk membentuk asu- ransi sosial lebih luas terus dilaksanakan dengan bekerja sama dengan pelbagai lembaga internasional.

d. Keselamatan dan kesehatan kerja.Kegiatan-kegiatan di bidang keselamatan dan kesehatan

kerja ditujukan untuk melindungi Para pekerja dari berbagai. risiko jabatan (professional risk) maupun dari bahaya ling- kungan (environmental hazards). Dengan ketentuan-ketentuan dalam Undang-undang No. 11 tahun 1970, yakni Undang-un-dang tentang keselamatan kerja dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 65 tahun 1969 No. 2 dan No. 3 tahun 1970 maka di perusahaan-perusahaan dan di daerah-daerah telah dibentuk

527

Page 19: TENAGA KERJA - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewProyek dilakukan di daerah-daerah yang banyak penganggur dan setengah penganggur dan diutamakan di pulau Jawa dan Madura

Panitia Keselamatan Kerja. Tujuan pembentukan panitia-pani-tia ini adalah agar usaha-usaha untuk meningkatkan kesela-niatan kerja dapat terlaksana secara lebih efektif.

Untuk ini maka telah dilatih tenaga-tenaga pelatih di kan-tor-kantor resort Departemen Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi. Tenaga-tenaga pelatih selanjutnya melatih pula tenaga-tenaga pembina keselamatan pada perusahaan-perusahaan daerah tugasnya.

Pengawasan terhadap pelaksanaan norma-norma keselamatan kerja dilaksanakan oleh aparat pengawasan (dalam lingkungan Departemen Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi) yang melakukan pengawasan pada perusahaan-perusahaan, bengkel-bengkel dan tempat-tempat kerja lainnya.

Dalam bidang kesehatan perusahaan dan kesehatan kerja (hyperkes) sejak dimulainya Repelita I telah dilaksanakan ber-bagai kegiatan survey di berbagai jenis perusahaan seperti di bidang penebangan kayu dan pengolahan kayu, pabrik-pabrik tepung kapur dan tepung batu serta perusahaan-perusahaan pengolahan karat. Tujuan survey dan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis penyakit dan bahaya kesehatan yang terdapat di perusahaan-perusahaan ini. Selanjutnya telah di-berikan pelayanan hyperkes kepada perusahaan-perusahaan, baik sebagai pelaksanaan program kesehatan kerja dari pada Lembaga Nasional Hyperkes maupun atas permintaan perusa-haan-perusahaan yang bersangkutan. Sampai dengan tahun 1973/74 telah dilaksanakan kunjungan setidak-tidaknya seba-nyak 284 perusahaan yang mencakup 12.733 orang buruh. Kegiatan-kegiatan latihan dan penyuluhan juga terus ditingkatkan selama Repelita I. Selama tahun 1973/74 telah diselenggarakan latihan kepada tenaga-tenaga kesehatan perusahaan-perusahaan antara lain perusahaan-perusahaan di lingkungan penambangan timah dan perminyakan. Selanjutnya kegiatan penyuluhan juga ditingkatkan melalui penerbitan brosur dan majalah hyperkes.

528