telaga haudh rasulullah s.a.w. web viewkitab “syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah”...

193
Penyusun: Ummu Nafisah Muraja’ah: Ustadz Nur Kholis, Lc. Jika kita berbicara tentang telaga, mungkin yang akan terbayang di benak kita adalah tentang keindahannya. Airnya yang jernih kebiruan, pepohonan yang hijau dan rindang di sekitarnya, kicauan burung-burung yang membelah langit di atas telaga, dan keindahan lain yang dapat kita temui di sekitar telaga. Itulah keindahan telaga di dunia. Tahukah engkau saudariku, di hari akhir nantipun akan ada telaga ? Berita tentang keberadaan telaga di hari akhir ini telah dijelaskan jauh hari oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tentu saja sebagai muslimah yang baik, kita harus mengimani hal ini meskipun akal kita tak mampu menjangkaunya. Ketahuilah wahai saudariku, pembahasan mengenai telaga di hari akhir ini merupakan pembahasan yang berkaitan dengan keimanan terhadap hari akhir. Karena itu, ketundukan terhadap nash-nash syar’i harus lebih didahulukan daripada pemikiran akal semata. Nah, bagaimanakah sebenarnya telaga di hari akhir tersebut? Semoga Allah memudahkan kita dalam membahas hal ini. Setiap Nabi Memiliki Telaga (Haudh) Lafazh al-haudh ( وض ح ل ا) secara bahasa adalah al-jam’u (kumpulan), dikatakan menghimpun (mengumpulkan) air, lalu ditempatkan pada suatu wadah apabila telah terkumpul. Kadang-kadang dimaknai dengan wadah air. Secara syar’i (terminologi), makna al-haudh adalah telaga air yang turun dari sungai surga pada hari kiamat yang diperuntukkan bagi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana yang ditunjukkan oleh hadits-hadits mutawatir dan berdasarkan kesepakatan ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah. (Lihat Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Upload: hathuan

Post on 30-Jan-2018

265 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Penyusun: Ummu Nafisah

Muraja’ah: Ustadz Nur Kholis, Lc.

Jika kita berbicara tentang telaga, mungkin yang akan terbayang di benak kita adalah tentang keindahannya. Airnya yang jernih kebiruan, pepohonan yang hijau dan rindang di sekitarnya, kicauan burung-burung yang membelah langit di atas telaga, dan keindahan lain yang dapat kita temui di sekitar telaga. Itulah keindahan telaga di dunia.

Tahukah engkau saudariku, di hari akhir nantipun akan ada telaga?

Berita tentang keberadaan telaga di hari akhir ini telah dijelaskan jauh hari oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tentu saja sebagai muslimah yang baik, kita harus mengimani hal ini meskipun akal kita tak mampu menjangkaunya. Ketahuilah wahai saudariku, pembahasan mengenai telaga di hari akhir ini merupakan pembahasan yang berkaitan dengan keimanan terhadap hari akhir. Karena itu, ketundukan terhadap nash-nash syar’i harus lebih didahulukan daripada pemikiran akal semata. Nah, bagaimanakah sebenarnya telaga di hari akhir tersebut? Semoga Allah memudahkan kita dalam membahas hal ini.

Setiap Nabi Memiliki Telaga (Haudh)

Lafazh al-haudh ( الحوض ) secara bahasa adalah al-jam’u (kumpulan), dikatakan menghimpun (mengumpulkan) air, lalu ditempatkan pada suatu wadah apabila telah terkumpul. Kadang-kadang dimaknai dengan wadah air. Secara syar’i (terminologi), makna al-haudh adalah telaga air yang turun dari sungai surga pada hari kiamat yang diperuntukkan bagi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana yang ditunjukkan oleh hadits-hadits mutawatir dan berdasarkan kesepakatan ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah. (Lihat Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya aku telah mendahului kalian menuju al-haudh…” (HR. Bukhari dan Muslim dari sahabat Sahl bin Sa’d).

Saudariku muslimah, perlu kita ketahui bahwa setiap Nabi ‘alaihimus shalaatu wa sallam memiliki telaga. Namun telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang paling besar, paling mulia, paling indah, dan paling banyak pengikutnya. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya,

“Sesungguhnya setiap Nabi memiliki telaga, mereka membanggakan diri, siapa di antara mereka yang paling banyak peminumnya (pengikutnya). Dan aku berharap, akulah yang paling banyak pengikutnya.” (HR. Tirmidzi)

Karakteristik Telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

Page 2: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Saudariku, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menceritakan tentang ciri-ciri telaga beliau kepada kita. Ketahuilah saudariku, telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah telaga yang paling indah di antara telaga-telaga Nabi lainnya. Dan telaga tersebut diperuntukkan untuk kita, umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena itulah kita patut bergembira akan hal itu.

Telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam airnya lebih putih dari susu. Rasanya lebih manis daripada madu. Lebih harum dari minyak kesturi. Panjangnya sama dengan lebarnya, yaitu satu bulan perjalanan. Gayungnya bagaikan bintang di langit dalam jumlah dan indahnya. Telaga Rasulullah memiliki dua saluran yang dihubungkan ke surga, yaitu ke sungai al-Kautsar. Barangsiapa yang minum seteguk air darinya, maka tidak akan kehausan lagi selamanya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya,

“Telagaku (panjang dan lebarnya) satu bulan perjalanan, airnya lebih putih daripada susu, aromanya lebih harum daripada kesturi, bejananya sebanyak bintang di langit, siapa yang minum darinya, ia tidak akan merasa haus selamanya.” (HR. Bukhari).

Lalu, dimanakah letak haudh? Ulama berbeda pendapat tentang letak haudh, apakah setelah atau sebelum shirath (jembatan yang dibentangkan di atas Neraka Jahannam yang akan dilewati umat manusia menuju Surga sesuai amal perbuatan mereka).

Imam Qurthubi mengatakan bahwa haudh terletak sebelum manusia meniti shirath, tepatnya di padang makhsyar. Dalilnya adalah ada sebagian orang yang ingin ke haudh, namun ia diusir darinya. Sedang Imam Bukhari berpendapat bahwa letak haudh adalah setelah shirath. Walllahu Ta’ala a’lam, pendapat yang terkuat adalah pendapat Imam Qurthubi.

Orang-Orang yang Diusir dari Telaga

Sungguh indah telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun tahukah engkau saudariku, bahwa tidak semua umat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bisa minum dari telaga beliau. Akan ada orang-orang yang diusir dari telaga beliau. Siapakah mereka?

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh akan ada yang terusir dari telaga di antara umatku. Celakalah orang yang mengganti-ganti agama setelah aku meninggal dunia.”

Salah satu golongan manusia yang akan diusir dari telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang-orang yang mengganti-ganti syari’at yang telah Rasulullah ajarkan. Maka hendaknya kita berhati-hati akan hal ini. Kerjakanlah ibadah hanya yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lakukan dan ajarkan kepada umatnya. Periksalah setiap amal ibadah kita, sesuaikah dengan tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ? Tanyalah diri kita ketika hendak melakukan sebuah ibadah, apakah ibadah tersebut sesuai dengan syari’at yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam? Adakah dalil yang memerintahkannya? Karena setiap amal ibadah hukum asalnya adalah haram dikerjakan, kecuali jika ada dalil yang mensyariatkannya. Untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang hal ini, kita bisa membaca artikel yang berjudul “Mengenal Kata Bid’ah” di situs ini.

Page 3: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Imam Qurthubi mengatakan bahwa ulama berpendapat setiap orang yang murtad dan ahlu bid’ah adalah orang yang terusir dari telaga. Yang paling keras pengusirannya adalah yang paling jauh dan menyimpang dari ajaran para salaf.

Termasuk di dalamnya adalah orang yang berbuat zholim dan menutupi kebenaran, memusuhi dan menghina orang-orang yang membela kebenaran, serta orang-orang yang mengikuti hawa nafsu dan bid’ah.

Adapun orang-orang munafik, akan disikapi sebagaimana sikap yang nampak. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan mengajaknya ke telaga, lalu disingkapkan tabir mereka sehingga diketahui bahwa mereka kafir. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Menjauhlah kalian!”

Dikenali dari Bekas Wudhu

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “(Panjang sisi) telagaku lebih jauh jaraknya antara Ailah dan ‘Adn (keduanya adalah nama tempat), lebih putih dari salju, lebih manis daripada madu yang dicampur susu, bejana-bejananya lebih banyak dari jumlah bintang-bintang, dan aku benar-benar akan menghalangi manusia darinya sebagaimana seorang yang menghalangi unta milik orang lain dari telaganya. Para shahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apakah engkau mengenali kami waktu itu?” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ya, kalian memiliki tanda yang tidak dimiliki oleh umat-umat yang lain. Kalian datang kepadaku dengan anggota wudhu yang putih bersinar dari bekas wudhu”. (HR. Muslim)

Demikianlah saudariku, sedikit pembahasan tentang telaga Rasulullah. Semoga kita dapat berkunjung ke telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Meminum airnya yang lebih putih dari susu, lebih harum dari kesturi, dan lebih manis dari madu. Aamiin ya Mujibas Saailin.

Maraji':

Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah karya Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas. Pustaka Imam Asy-Syafi’i

Kajian kitab Ushulus Sunnah karya Imam Ahmad oleh Ustadz Aris Munandar

Air Telaga Al-KautsarSesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.Maka dirikanlah shalat karena Rabb-mu dan berkurbanlah.Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu, ia adalah yang terputus (dari rahmat Allah). [Al Kautsar : 1-3] Surat Al Kautsar merupakan surat yang terpendek dalam Al Qur`an. Isinya mengandung ungkapan-ungkapan yang indah lagi mengagumkan, membuat yang membacanya berdecak kagum. Makna-makna kalimatnya yang kuat dan istimewa menunjukkan menjadi bagian mukjizat Ilahi. [2]

Page 4: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Betapa agung surat ini dan betapa melimpah pelajaran-pelajaran yang bisa dipetik dalam bentuknya yang ringkas.

Sebenarnya, makna surat ini dapat diketahui melalui ayat penutupnya. Allah telah menghalangi kebaikan dari orang-orang yang membenci RasulNya. Ia terhalangi untuk mengingatNya, hartanya dan keluarganya, sehingga pada gilirannya, di akhirat ia akan merugi akibat dari semua perbuatan yang tidak terpuji terseut. Kehidupannya pun tanpa nilai, tidak mendatangkan manfaat. Ia tidak membekali diri dengan amalan shalih saat hidup di dunia, sebagai bekal di hari akhiratnya. Hatinya akan terhalangi dari kebaikan, sehingga dia tidak mengenali kebaikan, apalagi mencintainya. Begitu juga ia terhalang dari beriman kepada RasulNya. Amalan-amalannya akan terhalangi dari ketaatan. Tidak ada satupun yang menjadi penolong baginya. Dia tidak akan memberikan apresiasi terhadap ajaran Rasulullah, bahkan ia menolaknya untuk memuaskan hawa nafsunya atau pengikutnya, gurunya, pemimpinnya dan lain-lain.

Oleh karena itu, berhati-hatilah, jangan membenci sesuatu yang datang dari Rasulullah atau menolaknya untuk memuaskan hawa nafsumu, atau membela mazhabmu, atau disibukkan dengan syahwat-syahwat atau urusan dunia. Sesungguhnya Allah l tidak mewajibkan untuk taat kepada seseorang, kecuali taat kepada RasulNya, dan mengambil apa-apa yang datang darinya. Jika seluruh makhluk menyelisihi seorang hamba sementara ia taat kepada Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak akan menanyainya tentang itu. Maka barangsiapa yang taat atau ditaati, sesungguhnya hal itu terjadi hanya dengan mengikuti Rasul. Seandainya diperintahkan dengan sesuatu yang menyelisihi Rasul, maka tidak perlu ditaati. Pahamilah hal itu, dan dengarkanlah. Taatilah dan ikutilah, jangan berbuat bid`ah, niscaya amalanmu tidak akan terputus dan tertolak. Tidak ada kebaikan bagi amalan yang jauh dari Sunnah Rasul, dan tidak ada kebaikan bagi orang yang mengamalkannya. Wallahu a’lam.[3]

Ayat ini menunjukkan keluasan karunia tanpa batas, dan kenikmatan yang besar lagi melimpah. Seperti firman-Nya

Dan kelak pasti Rabb-mu memberikan karuniaNya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas. [Adh Dhuha : 5]

Karunia yang besar ini berasal dari Dzat Pemberi karunia Yang Besar, kaya, lagi luas anugerahnya. Oleh karena itu, kata ganti pertama (mutakallim) dalam ayat ini, bentuknya dijama`kan, menjadi innaa (آ ن yang menandakan keagungan Sang Rabb, Dzat Yang Maha (إPemberi.

Karunia ini ini utuh dan berkesinambungan sebab kalimat pada ayat ini diawali dengan kata inna yang menunjukkan penegasan dan realisasi kandungan berita layaknya fungsi sumpah. Demikian juga, Allah menggunakan fi’il madhi (kata kerja lampau) dalam kalimat ini, yang bertujuan sebagai penekanan kejadian peristiwa. Sebab obyek yang sifatnya harapan yang berasal dari Dzat Yang Maha Mulia, terhitung sebagai perkara yang pasti terjadi.

Kata Al-Kautsar berbentuk wazan fau’al seperti kata naufal. Bangsa Arab menamakan segala sesuatu yang melimpah baik kuantitasnya, atau besar kedudukan dan urgensinya dengan nama kautsar.

Page 5: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Para ulama tafsir berselisih pendapat dalam menafsikan Al Kautsar yang diberikan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Pendapat mereka terangkum dalam keterangan berikut ini :Pertama, sungai di surga.Kedua, telaga Nabi di Mahsyar.Ketiga, kenabian dan kitab suci.Keempat, Al Qur`an.Kelima, Islam.Keenam, kemudahan memahami Al Qur`an dan aturan syariat.Ketujuh, banyaknya sahabat, ummat dan kelompok-kelompok pembela.Kedelapan, pengutamaan Nabi diatas orang lainKesembilan, meninggikan sebutan NabiiKesepuluh, sebuah cahaya dihatimu mengantarkanmu kepada-Ku, dan menghalangimu dari selain-KuKesebelas, syafaat.Keduabelas, mukjizat-mukjizat Allah yang menjadi sebab orang-orang meraih hidayah melalui dakwahmu.Ketigabelas, tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah, Muhammad adalah utusan Allah.Keempatbelas, memahami agama.Kelimabelas, shalat lima waktu.Keenambelas, perkara yang agung.Ketujuhbelas, kebaikan yang merata yang Allah berikan kepada Beliau.

Al Wahidi berkata,”Kebanyakan ahli tafsir berpendapat, bahwa Al Kautsar adalah sungai di surga.” [4]

Panutan para ulama tafsir, Ibnu Jarir At Thabari berkata: “Pendapat yang paling utama menurutku adalah pendapat orang yang mengatakan Al Kautsar adalah nama sungai di surga yang dianugerahkan Rasulullah di surga kelak. Allah menyebutkan ciri khasnya dengan sifat katsrah (melimpah ruah) sebagai pertanda ketinggian kedudukannya.

Kami mengatakan itu sebagai tafsiran yang paling utama lantaran banyaknya riwayat dari Rasulullah yang menjelaskannya” [5]

Al Qurtubi berkata , ”Penjelasan yang paling benar adalah perkataan yang pertama dan kedua, karena kedua perkataan tersebut ditetapkan oleh Nabi dalam sebuah nas tentang Al Kautsar.”[6]

Asy Syaukani mengatakan,”Tafsir ini dari Ibnu Abbas, pandangannya bertumpu pada maknanya secara bahasa. Akan tetapi Rasulullah telah menafsirkannya sebagai sungai di surga dalam haditsnya yang shahih”.

Aku (Syaikh Salim) berkata: Keterangan-keterangan yang dikemukakan oleh mayoritas ulama tafsir merupakan kebenaran yang nyata, karena beberapa perkara berikut ini:

Page 6: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Pertama : Telah diriwayatkan dari Rasulullah , bahwasanya Beliau menafsirkan Al Kautsar sebagai sungai di surga dalam beberapa hadits. Diantaranya.

Dari Anas, dia berkata: Pada suatu hari ketika Rasulullah berada di tengah kami, Beliau mengantuk sekejap. Kemudian Beliau mengangkat kepalanya dengan senyum. Maka kami bertanya: “Apa yang membuatmu tertawa, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab,”Baru saja turun kepadaku sebuah surat,” maka Beliau membaca surat Al Kautsar. Kemudian Rasulullah bersabda,”Apakah kalian tahu apakah Al Kautsar itu?” Maka kami berkata,”Allah dan RasulNya lebih mengetahui.” Rasulullah bersabda,”Al Kautsar adalah sungai yang dijanjikan Rabbku Azza wa Jalla untukku. Disana terdapat kebaikan yang banyak. Ia adalah telaga yang akan didatangi umatku pada hari Kiamat. Jumlah bejananya sebanyak bintang-bintang….” [7]

Kedua. Keterangan-keterangan yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas tidak bertentangan dengan nash hadits yang shahih.

Dari Abi Basyar dari Said bin Jubair dari Ibnu Abbas, sesungguhnya dia berkata tentang Al Kautsar. Ia adalah limpahan kebaikan yang Allah berikan kepada Rasulullah. Abu Bisyr berkata kepada Said bin Jubair ‘Sesungguhnya orang-orang menyangkanya sungai di surga’. Maka Said berkata,”Sungai di surga merupakan bagian dari kebaikan yang Allah berikan kepada Rasulullah” [8].

Ibnu Athiyah menyatakan : “Alangkah indahnya pernyataan yang dikemukakan oleh Ibnu Abbas dan alangkah baiknya penyempurnaan keterangan dari Ibnu Jubair. Masalah tentang sungai (di surga) telah ditetapkan dalam hadits Isra (mi’raj) dan hadits lainnya. Semoga Allah senantiasa mencurahkan shalawatNya kepada Muhammad dan semoga Allah memberikan manfaat kepada kita semua dengan hidayahNya.” [9]

Ibnu Katsir menjelaskan : “Penafsirannya bisa dengan sungai dan selainnya. Karena Al-Kautsar berasal dari kata Al Katsrah, yaitu kebaikan yang melimpah ruah. diantaranya adalah berbentuk sungai tersebut… Telah diriwayatkan dalam riwayat yang shahih dari Ibnu Abbas, bahwasanya dia menafsirkannya dengan makna sungai juga.

Ibnu Jarir berkata : “Abu Kuraib telah menceritakan kepada kami (ia berkata), Umar bin Ubaid telah menceritakan kepada kami dari Atha`dari Said bin Jubair dari Ibnu Abba, ia berkata:”Al-Kautsar adalah sungai di surga. Kedua tepi sungai tersebut adalah emas dan perak, mengalir di atas yaqut (sejenis batu mulia) dan mutiara, airnya putih berasal dari salju dan lebih manis daripada madu.”[10]

Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata: “Jadi, kutipan Said bin Jubair terhadap perkataan Ibnu Abbas yang berbunyai “(Al-Kautsar) itu adalah kebaikan yang melimpah ruah”. tidak bertentangan dengan pernyataan lainnya yang menafsirinya sebagai sungai di surga. Karena sungai merupakan bagian dari kebaikan yang banyak. Mungkin saja Sa’id ingin menunjukkan bahwa tafsir Ibnu Abbas lebih utama karena bersifat umum. Akan tetapi telah ditetapkan pengkhususannya dengan sungai dari keteranan Nab, maka tidak ada pilihan untuk mengesampingkannya”. [11]

Page 7: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Dengan itu menjadi jelas bahwa:1). Tafsir Ibnu Abbas tidak berltabrakan dengan penjelasan Rasullullah bahwa Al-Kautsar adalah sungai di surga. Bahkan ini juga merupakan tafsiran Ibnu Abbas dalam riwayat yang bisa dipertanggungjawabkan, sebagai telah disebutkan oleh Ibnu Katsir.2). Bahwa tafsir Ibnu Abbas masuk dalam kandungan ayat secara umum. Oleh karena itu, Syaikhul Islam berkata:”Kata Al-Kautsar yang sudah populer merupakan sungai di surga, sebagaimana telah disebutkan dalam hadits-hadits yang jelas lagi shahih.

Ibnu Abbas berkata : Al-Kautsar sesungguhnya merupakan kebaikan yang banyak, yang Allah berikan kepada Rasulullah. Jika penduduk surga yang paling rendah (tingkatannya saja) dianugerahi dengan sepuluh kali lipat dunia seisinya. Maka bayangkan saja apa yang akan Allah sediakan bagi Rasulullah dalam surga kelak. Maka, Al-Kautsar menjadi sinyal dan indikator banyaknya nikmat yang Allah berikan kepada Nabi yang berbentuk kebaikan-kebaikan dan tambahan lainnya serta begitu tingginya kedudukannya (nikmat-nikmat itu). Sungai tersebut yaitu Al-Kautsar, merupakan sungai yang terbesar, paling bagus airnya, paling jernih, paling manis dan yang tertinggi.

Jadi, maksudnya adalah Al-Kautsar merupakan sungai di surga, menjadi bagian kebaikan yang banyak sekali yang Allah anugerahkan kepada rasulNya di dunia dan akhirat. [12]

Aku (Syaikh Salim) berkata: Perkataan yang memastikannya dengan sungai di surga adalah pendapat yang benar, karena adanya keterangan jelas dari Rasulullah. Meskipun tafsiran yang umum tidak berseberangan dengan tafsiran yang khusus, sebab itu termasuk menjadi bagiannya. Tapi ada unsur pemutarbaikan fakta. Alasannya, kebaikan yang melimpah yang diberikan Allah juga mencakup Al-Kautsar. Hal ini telah tercantum dalam hadits Anas yang telah lewat dalam Shahih Muslim : “Itu adalah sungai yang dijanjikan Rabbku. Di sana terdapat kebaikan yang melimpah”. Ini masuk dalam kategori penyebutan obyek yang besar untuk memasukkan kenikenikmatan yang tingkatannya lebih rendah”.

Ketiga : Keterangan yang dikemukakan oleh Al-Qurtubi, yaitu :“Dan semua tafsiran yang dikemukakan dalam masalah ini (makna Al-Kautsar), telah diberikan kepada Rasulullah sebagai tambahan atas karunia telaga. Semoga Allah mencurahkan selawat dan keselamatan yang banyak kepada Beliau” [13]

Jadi, tidak ada yang pertentangan antara penafsiran Al-Kautsar dengan sungai atau telaga.

Al-Kautsar adalah sungai di surga dan airnya akan dialirkan keadalam telaga. Maka Al-Kautsar airnya berada dalam sebagaimana diriwayatkan dalam hadits Abu Dzar, ia berkata, “Wahai Rasulullah, apa bejananya al-ahaudh (telaga)?” Rasulullah menjawab: ” Demi dzat yang jiwa Muhammad ada di tanganNya, sungguh bejananya lebih banyak dari jumlah bintang-bintang dan planet-planet yang ada di langit di malam malam gelap gulita tanpa awan. Bejana-bejana dari surga. Barangsiapa yang minum darinya, maka tidak akan merasa haus selamanya. Ada dua talang dari surga yan menjulur ke dalamnya. barangsiapa yang minum darinya, tidak akan merasa haus selamanya. Lebar sungai tersebut sama dengan panjangnya, kira-kira sejauh antara Amman dan Aila`. Airnya lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu”.[14]

Page 8: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

WAJIBNYA BERIMAN KEDAPA TELAGA NABIAl-Qurtubi berkata dalam Al-Mufhim [15]“Di antara perkara-perkara yang diwajibkan atas setiap muslim mukallaf untuk mengetahuinya dan membenarkannya adalah:

Bahwasanya Allah telah menganugerahkan karunia buat NabiNya Muhammad secara khusus berupa Al-Kautsar, yaitu haudh (telaga) yang telah dijelaskan nama, sifat, minuman dan bejananya dalam banyak hadits yang shahih dan masyhur. Sehingga membekaskan pengetahuan yang pasti dan keyakinan yang bulat. Sebab, telah diriwayatkan dari Nabi melalui lebih dari tiga puluh sahabat-sahabat, riwayat dua puluh orang diantara mereka tercantum dalam Shahihain dan riwayat lain terdapay dalam selain dua kitab tersebut, dengan jalur periwayatan yang shahih dan riwayat yang masyhur”

Ulama salaf dan ulamah ahlus sunnah wal jama’ah dari kalangan kholaf telah sepakat untuk menetapkannya. Sedangkan aliran ahli bid’ah mengingkarinya. Merka menyimpangkannya dari makan tekstualnya, dan berlebih-lebihan dalam menafsirkannya tanpa dalil yang bisa diterima akan atau budaya. Padahal tidak ada kepentingan untuk menakwilkannya. Maka, muncullah orang-orang yang merobek kesepakatan ulama salaf dan meinggalkan madzhab imam generasi khalaf.

Qadli Iyadh berkata: “Hadits-hadits tentang telaga adalah shahih, beriman kepadanya merupakan suatu kewajiban, dan membenarkannya merupakan bagian dari iman. Menurut Ahlus Sunnah wal Jamaah maknanya adalah seperti makna zhahirnya, tidak perlu ditakwilkan atau diperdebatkan lagi.

Haditsnya bersifat mutawatir. Banyak sahabat yang meriwayatkannya. Imam Muslim menyebutkan hadits itu melalui riwayat Ibnu Amr bin ‘Ash, Aisyah, Ummu Salamah, Uqbah bin Amir, Ibnu Mas`ud, Harits bin Wahab, Mustaurid, Abu Dzar, Tsauban, Anas dan Jabir bin Samurah.

Sedangkan selain Imam Muslim, meriwayatkannya melalui sahabat Abu Bakar As-Siddiq, Zaid bin Arqam, Abu Umamah, Abdullah bin Zaid, Abu Barzah, Suwaid bin Jabalah, Abdullah bin Ash Shanabahi, Al Barra` bin ‘Azib, Asma` binti Abu Bakr, Khaulah binti Qais dan lain-lain.

An-Nawawi berkata: Bukhari dan Muslim meriwayatkan juga dari Abu Hurairah.

Selain Bukhari dan Muslim juga meriwayatkannya dari riwayat Umar bin Khatthab, ‘A’idz bin Umar dan lainnya.

Al-Hafidz Abu Bakar Al-Baihaqi telah mengumpulkan seluruhnya dalam bukunya Al Ba’tsu Wan Nusyur lengkap dengan sanad-sanadnya. Qhadi Iyadl berkata, “Dengan pnejelasan ini, hadits tersebut bisa masuk kategori mutawatir.”[16]

Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata, “Seluruh sahabat yang disebutkan Qadli Iyadh berjumlah dua puluh lima orang, An-Nawawi menambah tiga sahabat lagi dan aku telah menambah jumlah itu sebanyak yang mereka sebutkan, sehingga semuanya berjumlah lima puluh orang sahabat….

Page 9: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Telah sampai kepadaku kabar bahwa sebagian ulama mutaakhirin (ulama-ulama sekarang) mencatat jumlah sahabat (yang meriwayatkannya) lebih dari delapan puluh orang”.

Jadi, ayat tersebut menunjukkan dengan jelas terhadap apa yang menjadi masyhur di kalangan mayoritas ulama tentang keistimewaan pemberian Al-Kautsar kepada Nabi kita. Beliaulah yang mempunyai maqam mahmud dan al-haudh (telaga).

Ya Allah! berikanlah kami minum dari telaga itu yang akan membuat kami tidak akan merasa haus setelah meminumnya untuk selama-lamanya. Sesungguhnya Engkau menjamin segala kebaikan dan Cukuplah Engkau bagi kami, sebaik-baik penolong dan hanya kepadaMu tujuan hidup kami.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 04/Tahun IX/1426H/2005. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]_________Footnotes[1]. Diangkat dari Khulashatul Atsari Fi Ta’wili Qaulihi Ta’ala Inna A’thainaakal Kautsar dari Majalah Al-Ashalah Th. V edisi 29, 15 Sya’ban 1421H. Diterjemahkan oleh Suhaib Singapuri hafidzahullah.[2]. Al-Fawaid Al-Musyawwiq hlm. 253-255[3]. Daqaiqu At-Tafsir (6/311-312)[4]. Al-Wasith Fi Tafsiri Al-Quranil Majid (4/565)[5]. Jami’u Al-Bayan Fi Tafsiri Al-Qur’an (30 : 208-209)[6]. Al-Jami’u Li Ahkamil Qur’an (20/218)[7]. HR Muslim (400) kitab shalat bab hujjatu man qaala al-basmalah ayatun min awwali kulli surat siwa bara’ah.[8]. HR Bukhari (8/731 – Fathul Bari), kitab at-tafsir bab surat Inna A’thainaakal Kautsar[9]. Al-Muharrar Al-Wajiz Fi Tafsiri Al-Kitabi Al-Aziz (16/372-373)[10]. Tafsiru Al-Quranil Azhim (4/596)[11]. Fathul Bari (8/732)[12]. Daqaiqu At-Tafsir (6/312-313)`[13]. Al-Jami’u Li Ahkamil Quran (20/318)[14]. HR Muslim (2300) kitab al-fadhail bab itsbati haudh nabiyyina washfan[15]. Al-Muslim (6/90)[16]. Syarah Shahih Muslim (15/52-53) عن فترضى ك رب يعطيك ولسوف شر اكؤ ا اءطينك نا ارأسه رفع ثم غفاءة إ أغفى ذ إ أظهرنا بين يوم ذات م وسل عليه ه الل صلى الله رسول بينا قال أنس

ا ن إ حيم الر حمن الر ه الل سم ب فقرأ سورة فا آن علي أنزلت قال ه الل رسول يا أضحكك ما فقلنا ما متبسورسوله ه الل فقلنا الكوثر ما أتدرون قال ثم األبتر هو ئك شان ن إ وانحر ك رب ل فصل الكوثر أعطيناكيته آن القيامة يوم ي أمت عليه ترد حوض هو ير كث خير عليه وجل عز ي رب يه وعدن نهر ه ن فإ قال أعلمهو الكوثر في قال ه أن عنهما ه الل رضي اس عب ابن عن جبير بن سعيد عن شر ب ي أب عن جوم الن عددة الجن في نهر ه أن يزعمون اس الن ن فإ جبير بن سعيد ل قلت شر ب أبو قال اه ي إ ه الل أعطاه ذي ال الخير

اه ي إ ه الل أعطاه ذي ال الخير من ة الجن في ذي ال هر الن سعيد فقال

Page 10: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W.

Al-Haudh dari sudut bahasa bermaksud kolam atau tempat air, tetapi yang dimaksudkan haudh di sini adalah telaga Rasulullah SAW kerana Allah SWT menyediakan sebuah telaga yang diperuntukkan khas kepada Nabi Muhammad SAW yang terletak di padang Mahsyar pada hari akhirat kelak. 

 

Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW berkhutbah di Ghadir Khom: "Sesungguhnya aku meninggalkan di tengah-tengah kamu dua perkara yang berat (As-Thaqalain), Kitab Allah dan Itrahku (keturunanku, yakni Ahlul Bait Baginda), dan bahawa keduanya tidak akan berpisah sehingga kelak datang kepadaku di Telaga Haudh."

Setiap nabi memiliki telaga yang diperuntukkan kepada umat masing-masing. Namun telaga Rasulullah SAW merupakan telaga yang berlainan dengan telaga-telaga para nabi-nabi yang lain. Telaga Baginda SAW adalah telaga paling besar, paling indah, paling lazat airnya, dan paling ramai dikunjungi oleh umatnya.

Sabda Rasulullah SAW: “Sesungguhnya setiap Nabi mempunyai al-haudh (telaga) dan mereka saling berbangga diri, siapa di antara mereka yang paling banyak peminumnya (pengikutnya). Dan sungguh aku berharap, akulah yang paling banyak pengikutnya.” (HR Tirmidzi)

Rasulullah SAW juga bersabda: “Dialirkan pada telagaku itu dua saluran air yang (bersumber) dari (sungai al-Kautsar) di Syurga…” (HR Muslim)

Anas bin Malik RA menceritakan: “Pada suatu hari, ketika Rasulullah SAW berada di tengah-tengah kami, tiba-tiba baginda mengantuk sekejap. Kemudian Baginda mengangkat kepala sambil tersenyum. Maka kami pun bertanya: “Apa yang membuatkan Tuan tersenyum, ya Rasulullah?” Baginda menjawab: “Baru saja diturunkan kepadaku sebuah surah.” Lalu Beliau membaca: (maksudnya):

“Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu al-Kautsar. Maka dirikanlah solat kerana Tuhanmu dan berqurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).” (QS Al-Kautsar: 1-3)

Page 11: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Kemudian Rasulullah SAW berkata: “Apakah kalian tahu apakah Al-Kautsar itu?” Kami menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Al-Kautsar adalah sungai yang dijanjikan oleh Tuhanku ‘Azza wa Jalla untukku. Di sana, terdapat kebaikan yang banyak. Ia adalah (sumber air) telaga yang akan didatangi umatku pada hari Kiamat. Jumlah gayungnya sebanyak bintang-bintang.” (HR Muslim)

Rasulullah SAW bersabda: “Telagaku (panjang dan lebarnya) satu bulan perjalanan. Airnya lebih putih daripada susu, baunya lebih harum daripada kasturi, cawannya sebanyak bintang di langit. Sesiapa yang minum darinya, dia tidak akan haus untuk selamanya.” (HR Bukhari & Muslim)

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya telagaku itu lebih panjang dari jarak antara Aylah (sebuah kota di teluk ‘Aqobah, Jordan) dan ‘Adan (kota Yaman). Seseungguhnya air telagaku itu lebih putih dari salji, lebih manis dari madu dicampur susu, serta bejana-bejananya lebih banyak dari bintang-bintang. Aku sungguh akan menjaganya dari orang lain, sebagaimana seseorang menjaga telaganya dari unta orang lain.” Para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, apakah pada hari itu tuan mengenali kami?” Baginda SAW menjawab: “Ya. Kalian punya tanda yang tidak dimiliki oleh umat lain. Kalian datang kepadaku dengan dahi dan kaki bercahaya putih kerana wuduk.” (HR Muslim)

Namun, ada sebahagian dari kalangan umat Nabi Muhammad SAW yang akan diusir ketika ingin mendatangi telaga itu. Di antara mereka adalah orang-orang yang menyimpang atau mengubah ajaran sebenar (sunnah) Rasulullah SAW atau kembali kafir setelah beriman selepas kewafatan Baginda.

Sabda Rasulullah SAW: “Aku adalah pendahulu kalian menuju telaga. Siapa saja yang melewatinya, pasti akan meminumnya. Dan sesiapa meminumnya, niscaya tidak akan haus selamanya. Nanti akan datang beberapa orang yang aku mengenali mereka dan mereka mengenaliku, namun mereka terhalangi dari menemui diriku.” (HR Bukhari & Muslim)

Rasulullah SAW bersabda: “Aku berkata: “Mereka termasuk umatku!” Namun muncul jawapan: “Engkau tidak mengetahui perkara yang mereka ada-adakan selepas sepeninggalanmu.” Aku pun berkata: “Pergi dari sini! Pergi dari sini! Bagi orang yang mengubah (ajaran agama) setelahku.” (HR Bukhari)

Baginda Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya selepasku nanti akan ada para pemimpin yang melakukan kezaliman dan pembohongan. Sesiapa pergi kepada mereka lalu membenarkan pembohongan mereka dan

Page 12: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

menolong kezaliman mereka, maka dia bukan dariku dan aku bukan darinya dan dia tidak akan dapat mendatangi telagaku. Sesiapa yang tidak membenarkan pembohongan mereka dan tidak menolong kezaliman mereka, maka dia dari kalanganku dan aku dari kalangannya dan dia akan dapat mendatangi telagaku.” (HR Ahmad, Nasai dan Tirmidzi)

“Ya Allah.. Izinkan dan permudahkanlah bagi kami agar dapat meminum air dari telaga Rasulullah SAW di akhirat kelak. Amin, ya Rabbal ’alamin...”

Wallahu a’lam..

Telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di Padang Mahsyar

Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, para sahabat dan seluruh kaum muslimin yang senantiasa berpegang teguh pada sunnah Beliau sampai hari kiamat.

Kaum muslimin rahimakumullah, salah satu perkara yang wajib kita imani berkaitan dengan kejadian di akherat adalah adanya telaga Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah Ta’ala memberikan telaga kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai kemuliaan dan karunia yang besar untuk beliau. Telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ini terletak di padang Mahsyar dan airnya berasal dari sungai Al-Kautsar yang ada di Surga.

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu menceritakan, “Pada suatu hari, ketika Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam berada di tengah-tengah kami, tiba-tiba Beliau mengantuk sekejap. Kemudian Beliau mengangkat kepala sambil tersenyum. Maka kamipun bertanya, “Apa yang membuat Anda tertawa, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Baru saja diturunkan kepadaku sebuah surat.” Lalu Beliau membaca:

ا أعطيناك الكوثر ( ن : إ يم ح حمن الر الله الر سم )1بك وانحر ( رب ئك هو األبتر (2فصل ل ن شان )3) إ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang: “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu al-Kautsar. Maka dirikanlah sholat karena Rabbmu; dan berqurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).” (QS. Al-Katsar: 1-3).

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Apakah kalian tahu apakah Al-Kautsar itu?” Kami (para sahabat) menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Al-Kautsar adalah sungai yang dijanjikan oleh Rabb-ku ‘Azza wa Jalla untukku. Di sana, terdapat kebaikan yang banyak.

Page 13: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Ia adalah (sumber air) telaga yang akan didatangi umatku pada hari Kiamat. Jumlah gayungnya sebanyak bintang-bintang.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 400).

Telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah ada saat ini dan di hari Kiamat kelak, telaga ini akan didatangi oleh umat beliau yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, yakni orang yang memurnikan ibadahnya hanya kepada Allah Ta’ala semata dan mengikuti ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Umat beliau akan datang untuk meminum airnya dan mengambil manfaat darinya. Adapun orang-orang yang beramal di dunia namun ia berpaling dan menyimpang dari ajaran beliau, maka akan diusir dari telaga ini ketika mendekatinya.

Ciri-Ciri Telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak menceritakan keindahan telaga yang telah Allah karuniakan kepada beliau. Berikut ini adalah ciri-ciri telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:Airnya lebih putih daripada susu, rasanya lebih manis daripada madu, dan aromanya lebih harum dibandingkan minyak kesturi. Inilah warna, rasa dan aroma airnya. Lalu, berapa banyak jumlah gayung dan gelasnya? Jumlahnya sebanyak bintang-bintang di langit. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

يرة شهر ،حوضي مس، ، وريحه أطيب من المسك بن ماؤه أبيض من الل

ماء، الس يزانه كنجوم وكمن شرب منها فال يظمأ أبدا

“Telagaku (panjang dan lebarnya) satu bulan perjalanan. Airnya lebih putih daripada susu, aromanya lebih harum daripada minyak kesturi, bejananya sebanyak bintang di langit. Barangsiapa yang minum darinya, ia tidak akan haus lagi selamanya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 6093 dan Muslim, no. 4294).

Telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berada di Padang Mahsyar dan airnya bersumber dari sungai al-Kautsar di Surga. Air dari sungai Al-Kautsar dialirkan ke telaga melalui dua pancuran sebagaimana dikabarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

ة يشخب فيه ميزابان من الجن“Dialirkan pada telaga itu dua saluran air yang (bersumber) dari (sungai al-Kautsar) di Surga…” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 4255, dari sahabat Abu Dzar al-Ghifari radhiyallahu ‘anhu)

Adapun besar dan luasnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

يرة شهر حوضي مس“Telagaku (panjang dan lebarnya) satu bulan perjalanan…” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 6093 dan Muslim, no. 4294).

Page 14: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

، لج ن حوضي أبعد من أيلة من عدن لهو أشد بياضا من الث إجوم، يته أكثر من عدد الن ، وآلن بن الل وأحلى من العسل ب

اس عن حوضه، ل الن ب جل إ اس عنه كما يصد الر ي ألصد الن ن وإذ؟ قالوا: يا رسول الله، أتعرفنا يومئ

حد من األمم يما ليست أل قال: نعم لكم سين من أثر الوضوء ل ا محج تردون علي غر

“Sesungguhnya telagaku itu lebih panjang dari jarak antara Aylah (sebuah kota di teluk ‘Aqobah, Yordania) dan ‘Adan (kota Yaman). Sungguh telagaku itu lebih putih dari salju, lebih manis dari madu dicampur susu, serta bejana-bejananya lebih banyak dari bintang-bintang. Aku sungguh akan menjaganya dari orang lain (selain umatku), sebagaimana seseorang menjaga telaganya dari unta orang lain.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah pada hari itu Anda mengenali kami?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Ya. Kalian punya tanda yang tidak dimiliki oleh seorangpun dari umat lain. Kalian datang kepadaku dengan dahi dan kaki bercahaya putih karena wudhu.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 364)

Apakah Nabi Yang Lain Memiliki Telaga?Setiap Nabi ‘alaihimush sholatu was salam memiliki telaga, namun telaga Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah telaga yang paling besar, paling mulia, dan paling indah. Masing-masing telaga Nabi akan didatangi oleh umatnya yang beriman dan berpegang teguh pada ajaran Nabi mereka. Mereka akan datang untuk meminum airnya dan mengambil manfaat darinya.Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

هم أكثر واردة هم يتباهون أي ن ي حوضا وإ كل نب ن ل إي أرجو أن أكون أكثرهم واردة ن وإ

“Sesungguhnya setiap Nabi mempunyai al-haudh (telaga) dan mereka saling berbangga diri, siapa di antara mereka yang paling banyak peminumnya (pengikutnya). Dan sungguh aku berharap, akulah yang paling banyak pengikutnya.” (Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dalam Sunan at-Tirmidzi, no. 2443. Hadits ini dinilai shohih oleh al-Albani dalam ash-Shohiihah, no. 1589 dan al-Misykah, no. 5594).

Kapankah Manusia Mendatangi Telaga Yang Mulia Ini?Ada perbedaan pendapat di antara para ulama kita tentang kapan orang-orang yang beriman mendatangi telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ada yang berpendapat bahwa mereka mendatanginya sebelum melintasi shirot, karena telaga ini terletak sebelum shirot (jembatan). Dan sebagian lagi berpendapat setelah melintasi shirot.

Al-Ghozali dan al-Qurthubi berpendapat bahwa telaga ini berada di padang Mahsyar di hari Kiamat, sebelum menyeberangi shirot. (At-Tadzkiroh, hal. 302).

Page 15: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Adapun al-Bukhari rahimahullah, beliau berpendapat bahwa telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ada setelah shirot. Pendapat yang lebih kuat adalah pendapat al-Qurthubi bahwa telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berada sebelum shirot. (Fat-hul Bari’, XI/466)

Jadi, berdasarkan pendapat yang lebih kuat, kaum muslimin mendatangi telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelum melintasi shirot. Wallohu Ta’ala a’lam.

Orang-Orang Yang Diusir Dari TelagaKaum muslimin rahimakumullah, sesungguhnya ada sebagian umat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diusir ketika mendatangi telaga yang mulia ini. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam benar-benar mengenali mereka dari bekas wudhu mereka ketika di dunia. Siapakah mereka? Dan mengapa mereka diusir dari telaga? Semoga kita tidak termasuk dari mereka.

Pertama, orang orang yang membuat ajaran baru dalam Islam, yang tidak ada contohnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Demikian pula orang yang berpaling dari sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga akan diusir dari telaga. 

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أنا فرطكم على الحوض، من ورد شرب، ومن شرب لم يظمأ أبداي وليردن علي أقوام أعرفهم ويعرفون

ي وبينهم ثم يحال بين

“Aku adalah pendahulu kalian menuju telaga. Siapa saja yang melewatinya, pasti akan meminumnya. Dan barangsiapa meminumnya, niscaya tidak akan haus selamanya. Nanti akan lewat beberapa orang yang melewati diriku, aku mengenali mereka dan mereka mengenaliku, namun mereka terhalangi menemui diriku.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 6528 dan Muslim, no. 4243)

Dalam redaksi yang lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ك ال تدري ما أحدثوا بعدك، ن ي، فيقال: إ هم من ن فأقول: إر بعدي من غي فأقول: سحقا سحقا ل

“Aku berkata: “Mereka termasuk umatku!” Namun muncul jawaban: “Engkau tidak mengetahui perkara yang mereka ada-adakan (dalam agama ini) sepeninggalmu.” Akupun berkata: “Menjauhlah, menjauhlah, bagi orang yang mengubah (ajaran agama) setelahku.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari,  no. 6097)

Kedua, orang yang membantu kezholiman penguasa.Diriwayatkan dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مون، سيكون بعدي أمراء يكذبون ويظلهم ومن أعانهم على ظلمهم كذب فمن صدقهم بي ولست منه، وال يرد علي الحوض فليس من

ومن لم يصدقهم ولم يعنهم على ظلمهم

Page 16: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

ي وأنا منه ويرد علي الحوض.ف هو من

“Akan ada sepeninggalku para penguasa yang berdusta lagi zholim. Siapa yang membenarkan kebohongan mereka dan membantu mereka dalam kezholimannya, maka dia bukan dari golonganku dan aku bukan dari golongannya. Dan dia tidak akan (diijinkan) datang ke telagaku. Sebaliknya, siapa yang tidak membenarkan dan tidak membantu kezholiman mereka, maka dia dari golonganku dan aku dari golongannya, serta dia akan datang ke telagaku.” (Diriwayatkan oleh Ahmad, V/384. Al-Albani mengatakan dalam kitabnya, Zhilalil Jannah, no. 759, bahwa sanadnya bagus).

Pengertian Al-Haudh (Telaga) Para Nabi; Bentuk, Tempat, Luas dan Sumber Airnya حيم حمن اار الر هللابســــــــــــــــم ا

Lafadz al-Haudh ( ( الحوض secara bahasa (etomologi) adalah jam’u (kumpulan). dikatakan ضح يحو الماء ض حا  artinya menghimpun (mengumpulkan) air. Kata haudh juga digunakan untuk tempat berkumpulnya air. Secara istilah syar’i (terminologi), al-haudh  maknanya telaga air yang turun dari sungai surga pada hari Kiamat di Mauqif (Padang mahsyar) yang diperuntukkan bagi Nabi saw. sebagaiamana yang ditunjukkan oleh Hadits-hadits mutawattir dan berdasarkan kesepakatan ulama Ahlus-Sunnah wal Jama’ah.

1. Telaga Nabi saw.Rasulullah saw.bersabda: 

الحوض على فرطكم إني (Innii farathukum 'alal haudh). Artinya: “Sesungguhnya aku telah mendahului kalian menuju al –haudh....”[1].

Setiap Nabi memiliki telaga. Namun telaga Nabi Muhammad saw. adalah yang paling besar, paling mulia, dan paling indah. Hal ini berdasarkan sabda Nabi saw.: 

ن                                           ي لكل إ هم حوضا، نب ن هم يتباهون وإ ي واردة، أكثر أي ن أكون أن أرجو وإ واردة أكثرهم

“Sesungguhnya setiap Nabi memiliki al-haudh (telaga), mereka membanggakan diri, siapa diantara mereka yang paling banyak peminumnya (pengikutnya). Dan aku berharap, akulah yang paling banyak pengikutnya.” [2]. 

Telaga yang diperuntukkan bagi Rasulullah saw. airnya lebih putih daripada susu, lebih manis dari madu, lebih harum daripada minyak kesturi, panjang dan lebarnya sejauh perjalanan sebulan, bejana-bejananya seindah dan sebanyak bintang di langit. Maka kaum Mukminin dari ummat beliau akan meminum seteguk air dari haudh (telaga) ini, maka ia tidak akan merasa haus lagi setelah itu selamanya. [3]

Page 17: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Nabi saw. bersabda: 

“Telagaku (panjang dan lebarnya) satu bulan perjalanan, airnya lebih putih daripada susu, aromanya lebih harum daripada kesturi, berjananya sebanyak bintang di langit, siapa yang minum darinya, ia tidak akan merasa haus selamanya.” [4].

2. Pengetahuan Tentang al-Haudh1. Dari sisi bentuk dan ukurannya 

Di dalam riwayat-riwayat hadits disebutkan bahwa Telaga (Al Haudh) itu berbentuk segi empat (murobba’). Panjang sisi-sisinya sama. Hal itu adalah sebagaimana dalam Hadits يرة حوضي سواء وزواياه, شهر مس Artinya: “Telagaku itu sejarak satu bulan, tepi-tepinya juga sejarak itu.”[5]. Yang dimaksudkan Hadits tersebut menurut penjelasan para ‘Ulama Ahlus Sunnah adalah bahwa panjang sisi telaga itu adalah sejarak perjalanan dengan onta (– Yang bisa dihitung secara kasar, bila onta berjalan 1 jam bisa menempuh rata-rata 5 Km,  dan setiap hari onta berjalan selama 10 jam, maka setiap hari onta tersebut bisa menempuh jarak 50 Km. Dalam sebulan kira-kira bisa menempuh 30 X 50 Km = 1.500 Km. Jadi kira-kira panjang Telaga Rasuulullah saw. adalah sekitar 1.500 Km dan lebarnya adalah sama dengan panjangnya – pen.).

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa panjang sisi-sisi Telaga Rasuulullah saw. sama dengan jarak dari Makkah ke Baitul Maqdis.   bahwa Nabi saw. bersabda   ن لى الكعبة بين ما طوله حوضا لي إ بن من أبيض المقدس بيت إ يته الل آن عدد

جوم ي الن ن ياء ألكثر وإ القيامة يوم تبعا األنب  Artinya: “Sesungguhnya panjang telagaku antara Makkah ke Baitul Maqdis. Lebih putih dari susu. Bejananya sebanyak bilangan bintang di langit. Sungguh aku diantara para Nabi yang paling banyak pengikutnya di hari Kiamat.”[6]. Dan dalam kenyataannya setelah dihitung ukuran jarak antara Madinah sampai Baitul Maqdis adalah berjarak sekitar 1.500 Km.

Kemudian dalam Hadits yang lain juga dikatakan bahwa panjang Telaga Rasuulullah saw. itu adalah sama dengan jarak antara Madinah sampai Oman (kira-kira 1.500 Km). Atau sejauh antara Madinah dengan Shon’a (Yaman). Bahwa Rasulullah saw. bersabda:  ن ن اليمن من وصنعاء أيلة بين كما حوضي قدر إ فيه وإ

كعدد األباريق من ماء نجوم الس  Artinya: “Sesungguhnya ukuran telagaku sebagaimana dari Ailah (Palestina) dan Shon’a (Yaman). Padanya terdapat bejana sebanyak bilangan bintang di langit.”[7].

2)  Tempat Telaga (Al Haudh) beradaTempat Al Haudh adalah berada di atas bumi yang telah ditukar (– jadi bukan diatas bumi yang kita diami di dunia ini – pen.). Sesuai dengan QS. Ibrahim (14) ayat 48 bahwa  hari itu hamparan tanahnya sudah diganti oleh Allah dengan hamparan yang baru, sesuai dengan keadaan Hari Kiamat (di Padang Mahsyar), Telaga (Al Haudh) itu akan berada di atas permukaan tanah yang berbeda dengan permukaan bumi yang kita diami sekarang.

Page 18: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Perhatikanlah firman Allah Ta'ala dalam QS. Ibrahim (14) ayat 48 berikut ini:

ماوات األرض غير األرض تبدل يوم والس القهار الواحد لله وبرزوا  

Artinya: “(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.”

3) Telaga (Al Haudh) ditinjau dari sisi Bejana-nya

Telaga Rasuulullah saw. paling banyak pengunjung yang akan mereguk airnya, maka gelas-gelas yang tersedia di sana pun amatlah banyak. Hal ini adalah sebagaimana  Rasuulullah saw bersabda:  ي قال عمرو بن الله عبد ب صلى الن

يرة حوضي وسلم عليه الله بن من أبيض ماؤه شهر مس يزانه المسك من أطيب وريحه الل وك ماء كنجوم منها شرب من الس فال أبدا يظمأ Artinya: “Airnya lebih putih dari susu,

aromanya lebih harum dibandingkan minyak misik. Bejananya bagaikan bintang-bintang di langit. Barang siapa minum darinya; niscaya ia tidak akan pernah merasa dahaga selamanya!” [8].

Juga  Rasuulullah saw. bersabda,  مثل أكوابه ماء نجوم الس  Artinya: “Gelas-gelas telagaku sebanyak bintang-bintang di langit.” [9]. Para ‘Ulama Ahlus Sunnah meninjau kata “sama dengan bintang-bintang di langit” itu adalah dari segi banyaknya dan dari segi kualitas. Sebagian ‘Ulama Ahlus Sunnah lainnya mengatakan bahwa yang dimaksud dengan “sama dengan bintang-bintang di langit” adalah banyaknya (jumlahnya). Dengan demikian berarti bahwa banyaknya gelas / bejana di Telaga (Al Haudh) adalah sama dengan banyaknya bilangan bintang di langit. Semua itu merupakan tanda kebesaran Allah Ta'ala. Sementara ada pula pendapat ‘Ulama Ahlus Sunnah yang lainnya bahwa yang dimaksud dengan “sama dengan bintang-bintang di langit” adalah dari sisi cemerlangnya, jernihnya, bersinarnya, terangnya adalah seterang bintang-bintang di langit. Allahu a'lam.

4)  Telaga Al Haudh ditinjau dari sisi airnya    Bahwa Rasuulullah saw. bersabda:

من أحلى وماؤه المسك من أطيب تربته والياقوت الدر على ومجراه ذهب من حافتاه الجنة في نهر الكوثر الثلج من وأبيض العسل  

Artinya: “Al Kautsar adalah sungai di surga. Tepiannya terbuat dari emas. Salurannya adalah mutiara dan batu permata. Tanahnya lebih harum dari misik. Airnya lebih manis dari madu dan lebih putih dari salju.” [10].

Kemudian dalam Hadits juga dijelaskan dengan lafadz :  الورق من أبيض  

Artinya: “… lebih putih daripada perak.” [11].

Dan dalam  sebuah hadits Rasuulullah saw. bersabda:

ي قال عمرو بن الله عبد ب يرة حوضي وسلم عليه الله صلى الن بن من أبيض ماؤه شهر مس أطيب وريحه الل يزانه المسك من وك ماء كنجوم منها شرب من الس فال أبدا يظمأ

Page 19: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Artinya:“Airnya lebih putih dari susu, aromanya lebih harum dibandingkan minyak misik. Bejananya bagaikan bintang-bintang di langit. Barang siapa minum darinya; niscaya ia tidak akan pernah merasa dahaga selamanya!” [12].

Juga dalam Hadits yang lain, Rasuulullh saw,  bersabda:  ، من أبرد لج العسل من وأحلى الث

Artinya: “(Airnya) lebih dingin dari es dan lebih manis dari madu.”[13].

5) Darimana sumber air Telaga (Al Haudh) itu?

Dijelaskan bahwa air Al Haudh itu berasal dari Al Kautsar, yaitu sungai yang terdapat dalam surga. Akan tersalur dari Telaga yang di surga itu melalui Mizaab (kran, saluran, pancuran).

Hal ini adalah sebagaimana dijelaskan dalam  sebuah hadits bahwa Rasuulullah saw, bersabda:  ه ميزابان فيه يغت ة؛ من يمدان ورق من واآلخر ذهب، من أحدهما الجن

Artinya: “Air mengalir dengan deras ke dalamnya melalui dua pancuran dari surga. Salah satunya terbuat dari emas dan yang kedua dari perak.” [14].

3. Orang-Orang yang Diusir dari TelagaSungguh indah telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun  tidak semua umat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bisa minum dari telaga beliau. Akan ada orang-orang yang diusir dari telaga beliau. Siapakah mereka?Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh akan ada yang terusir dari telaga di antara umatku. Celakalah orang yang mengganti-ganti agama setelah aku meninggal dunia.”Salah satu golongan manusia yang akan diusir dari telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang-orang yang mengganti-ganti syari’at yang telah Rasulullah ajarkan. Maka hendaknya kita berhati-hati akan hal ini. Kerjakanlah ibadah hanya yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lakukan dan ajarkan kepada umatnya. Periksalah setiap amal ibadah kita, sesuaikah dengan tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam? Tanyalah diri kita ketika hendak melakukan sebuah ibadah, apakah ibadah tersebut sesuai dengan syari’at yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam? Adakah dalil yang memerintahkannya? Karena setiap amal ibadah hukum asalnya adalah haram dikerjakan, kecuali jika ada dalil yang mensyariatkannya. Imam Qurthubi mengatakan bahwa ulama berpendapat setiap orang yang murtad dan ahlu bid’ah adalah orang yang terusir dari telaga. Yang paling keras pengusirannya adalah yang paling jauh dan menyimpang dari ajaran para salaf.Termasuk di dalamnya adalah orang yang berbuat zhalim dan menutupi kebenaran, memusuhi dan menghina orang-orang yang membela kebenaran, serta orang-orang yang mengikuti hawa nafsu dan bid’ah.Adapun orang-orang munafik, akan disikapi sebagaimana sikap yang nampak. Nabi

Page 20: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

shallallahu ‘alaihi wa sallam akan mengajaknya ke telaga, lalu disingkapkan tabir mereka sehingga diketahui bahwa mereka kafir. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Menjauhlah kalian!”Dikenali dari Bekas WudhuDari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “(Panjang sisi) telagaku lebih jauh jaraknya antara Ailah dan ‘Adn (keduanya adalah nama tempat), lebih putih dari salju, lebih manis daripada madu yang dicampur susu, bejana-bejananya lebih banyak dari jumlah bintang-bintang, dan aku benar-benar akan menghalangi manusia darinya sebagaimana seorang yang menghalangi unta milik orang lain dari telaganya. Para shahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apakah engkau mengenali kami waktu itu?” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ya, kalian memiliki tanda yang tidak dimiliki oleh umat-umat yang lain. Kalian datang kepadaku dengan anggota wudhu yang putih bersinar dari bekas wudhu”. (HR. Muslim).Semoga kita dapat berkunjung ke telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Meminum airnya yang lebih putih dari susu, lebih harum dari kesturi, dan lebih manis dari madu,amin.

Semoga Bermanfaat.ليك          إ وأتوب أستغفرك أنت ال إ له إ ال أن أشهد حمدك وب هم الل            سبحانك

“Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”

Sumber:   Syarah Aqidah Ahlus-Sunnah wal Jama'ah, hal.323 - 324, Yazid bin Abdul Qadir Jawas. Penerbit; Pustaka Imam Syafi'i.

http://ustadzrofii.wordpress.com/http://muslimah.or.id/aqidah/berkunjung-ke-telaga-rasulullah.html***

[1]. (H.R.Bukhari no.6483 dan Muslim no.2290 dari Sahl bin Sa’d).

[2]. (H.R. Tirmidzi no.2443 dari Samurah r.a.,lihat shahihut tirmidzi no.1988 dan Silsilatul Ahaaadiits ash-Shahiihah no.1589).

[3]. (Hadits-hadits tentang adanya al-haudh riwayatnya mutawattir. Lihat hadits-hadits Bukhari dalam Kibaabur Riqaaq: bab ke-53, Muslim dalam Kitaabul Fathaa-il bab. Itsbaat Hadhi Nabiyyina wa Shifaatihi (IV/1792-1801). lihat Kitaabus Sunnah li Ibni Abi ‘Ashim; bab Dzikru Hadhin Nabi hal. 307-344, Syarhul ‘Aqidha Thahaawiyyah hal.227-228, Takhrij Syaikh al-Bani dan Syarah Lum’atil I’tiqaad hal.123-125 oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsamain.)

[4]. (H.R.Bukhari no.6579 dan Muslim no.2292).[5].yang diriwayatkan oleh Al Imaam Muslim no: 2292, dari Shohabat ‘Abdullah bin ‘Amr ,رضÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎي اللÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎه عنه[6].Diriwayatkan oleh Ibnu Abi ‘Aashim ه اللهÎÎرحم dalam Kitab “As Sunnah” no: 723, dari

Page 21: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Shahabat Abu Saa’id Al Khudry ه عنهÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎي اللÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎرض, [7]. Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhary no: 6580 dan Al Imaam Muslim no: 2303, dari Shahabat Anas bin Maalik ه عنهÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎي اللÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎرض, [8]. Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhary no: 7579 dan Al Imaam Muslim no: 2292 dari Shahabat ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al Ash ه عنهÎÎÎÎÎÎÎÎÎي اللÎÎÎÎÎÎÎÎÎرض,[9].  Hadits Riwayat Al Imaam Ahmad no: 6162, dari Shahabat Ibnu ‘Umar عنه الله dan ,رضي sanadnya di-shhiihkan oleh Imaam Al Hakim,[10]. Hadits Riwayat Al Imaam At Turmudzy no: 3361 dan kata beliau Hadits ini Hasan Shahiih, juga dishahiihkan oleh Syaikh Nashiruddin Al Albaany, dari Shahabat ‘Abdullah bin ‘Umar ه عنهÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎي اللÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎرض, [11]. Riwayat Al Imaam Muslim no: 2292, dari Shahabat ‘Abdullh bin ‘Umar عنه الله  رضي [12]. Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhary no: 7579 dan Al Imaam Muslim no: 2292 dari Shahabat ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al Ash ه عنهÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎي اللÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎÎرض,[13]. Hadits Riwayat Al Imaam Ahmad no: 6162, dan sanadnya di-Hasankan oleh Al Mundziry dalam At-Targhiib wa at-Tarhiib (Jilid III halaman 1310) no: 5194, [14]. Hadits Riwayat Al Imaam Muslim no: 2301, dari Shahabat Tsauban رضي الله عنه,

Apakah telaga kautsar itu?

  Apakah telaga kautsar itu?PertanyaanApakah telaga kautsar itu?Jawaban Global

Kata "kautsar" mempunyai arti kebaikan yang banyak dan melimpah. Dan terdapat begitu banyak obyek luaran (mishdaq) untuk kata kautsar ini, dimana diantaranya adalah: telaga kautsar, syafaat, nubuwwat atau kenabian, hikmah, ilmu, generasi dan keturunan yang banyak.

Kautsar memiliki dua mishdaq, yaitu mishdaq duniawi (yang tidak lain adalah Sayidah Fathimah az-Zahra) dan mishdaq ukhrawi (yaitu telaga kautsar).

Telaga kautsar merupakan sebuah sumber mata air yang sangat jernih dan luas yang terdapat di dalam surga. Di sinilah para ahli surga setelah berhasil melewati tahapan-tahapan sulit dalam lintasan mahsyar dan hari kiamat, saat memasuki surga akan langsung ke telaga ini untuk menghilangkan rasa dahaganya dan menikmati kelezatan air telaga.

Dari telaga kautsar inilah akan mengalir dua sungai ke arah surga dimana sumbernya tidak lain berasal dari "'Arsy Ilahi", singgasana Tuhan.

Telaga kautsar merupakan telaga khusus milik Rasulullah Saw, sedangkan para penyajinya adalah Imam Ali As dan para Imam As yang lain. Para Nabi yang lainnya pun masing-masing memiliki telaga khusus untuk para pengikut mereka, akan tetapi keluasan dan keberkahannya tidak sebanding dengan telaga kautsar milik Rasulullah Saw ini.

Jawaban Detil

Kautsar merupakan sebuah kata yang timbangannya adalah "fau'al" dan merupakan kata sifat yang diambil dari kata "kitsrat" atau banyak. Dan "kautsar" di sini bermakna kebaikan yang banyak atau melimpah. Keluasan dari makna kautsar telah menyebabkan kata ini memiliki obyek yang tak terhitung banyaknya dimana "kebaikan yang tak terhingga" pun bisa dimasukkan ke dalamnya.

Page 22: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Mengenai kata kautsar yang terdapat pada surah mulia al-Kautsar, terdapat begitu banyak makna yang disebutkan, baik dalam kitab-kitab tafsir Syiah maupun Ahlisunnah yang kesemuanya mencerminkan pada obyek kebaikan yang melimpah, seperti:

1.       Telaga kautsar;

2.       Maqam syafaat kubra di hari kiamat;

3.       Nubuwwat atau kenabian;

4.       Hikmah dan ilmu;

5.       Al-Quran;

6.       Banyaknya sahabat dan pengikut;

7.       Banyaknya mukjizat;

8.       Banyaknya ilmu dan amal;

9.       Tauhid dan dimensi-dimensinya;

10.   Nikmat-nikmat Tuhan dan Rasul saw di dunia dan akhirat;

11.   Keturunan yang banyak yang tetap ada sepanjang masa.

 

Tak diragukan lagi banyaknya generasi dan keturunan Rasulullah Saw yang sepanjang masa ini, tentulah berasal dari putri semata wayang, kinasih Rasul, Sayyidah Fatimah Az-Zahra As. Dengan demikian, mishdaq terjelas dari "kautsar"  ini adalah wujud dan keberadaan Sayyidah Fatimah As. Fakta, hakikat, dan saksi dari realitas ini dapat kita ketahui dari sebab turun ayat (sya'n an-nuzul) dan konteks ayat-ayat dari surah al-Kautsar.

Ya, wujud Sayyidah Fatimah merupakan sumber kebaikan yang melimpah dan tidak terkira, yang selain merupakan faktor penentu bagi keberlanjutan risalah Rasul Saw hingga hari kebangkitan kelak, hal ini juga menjadi faktor keabadian keturunan suci Rasul.[1]

Itulah sebabnya dengan bersandar pada riwayat-riwayat yang berkaitan dengan telaga kautsar dan sya'n an-nuzul surah al-Kautsar serta teks serta konteks ayat-ayat, bisa disimpulkan bahwa "kautsar" memiliki dua mishdaq yang sangat jelas, salah satunya adalah mishdaq duniawi dan yang lainnya adalah mishdaq ukhrawi. Mishdaq duniawi yang dimaksud tak lain adalah "kautsar Muhammadi" yaitu Sayyidah Fatimah az-Zahra As yang merupakan mata air dan asal dari keturunan dan putra-putra suci Rasul Saw, dimana beliau dan keturunannya inilah yang akan menghilangkan dahaga yang dirasakan oleh masyarakat terhadap makrifat, akhlak, hukum dan adab-adab Ilahi. Sedangkan mishdaq yang lainnya adalah "kautsar surga", sebuah telaga di surga dimana Ali As dan para Imam Maksum As lainnya merupakan orang-orang yang akan menyajikannya. Air dari telaga inilah yang kelak akan menghilangkan dahaga dan rasa kehausan para musafir padang mahsyar.[2]

 

Karakteristik telaga Kautsar

Page 23: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Dan inilah karakteristik- karakteristik yang dimiliki oleh telaga Kautsar dari lisan mulia Rasul Saw, dimana beliau bersabda, "Telaga Kautsar merupakan sebuah sungai di surga yang memiliki begitu banyak kebaikan. Telaga ini dikelilingi oleh begitu banyak mangkuk-mangkuk indah sejumlah bintang-bintang di langit. Umatku akan mendatanginya setelah memasuki surga. Sesungguhnya di sisiku terdapat sebuah kolam seluas kota Madinah hingga Yaman atau seluas Madinah hingga Oman, pinggirannya terbuat dari emas, airnya mengalir di atas batu Lu'lu' dan Marjan, air yang terdapat di dalamnya putih, lebih putih dari salju ataupun susu, lebih manis dari madu, dan lebih harum dari aroma Ambar. Siapapun yang meminum air ini tidak akan pernah merasa kehausan setelahnya. Dan golongan pertama yang akan memasukinya adalah para Muhajirin fakir yang hijrah dari Mekah ke Madinah. Sedangkan wali dan orang yang akan menyajikan air tersebut adalah Maula Amirul Mukminin Ali As. Setelah selesai meminum air dari telaga kautsar ini, para mukmin akan berkumpul di sisi Rasul Saw dan bergembira dengan pertemuan mereka satu dengan yang lain. Mata air telaga kautsar berasal dari 'arsy yang merupakan tempat tinggal para wasiullah As serta para pengikutnya, dan dari sanalah air tersebut akan mengalir ke kolam ini melalui dua buah talang air, setelah itu akan mengalir pada dua sungai yang terdapat di dalam surga. Setiap nabi akan memiliki sebuah sungai di dalam surga dimana banyaknya orang-orang yang masuk ke sungai tersebut telah menyebabkan mereka saling berebut, akan tetapi aku berharap orang-orang yang memasuki telagaku lebih banyak dari seluruh mereka."[3]

Sedangkan di bawah ini merupakan karakteristik-karakteristik telaga kautsar dari lisan para Maksum As:

Amirul Mukminin Ali As bersabda, "Telaga kautsar kami begitu penuh, di sana terdapat dua sungai yang mengalir dari surga, salah satunya berasal dari mata air yang bernama tasnim dan yang lainnya dari mata air mu'in"[4]

Dalam salah satu hadis terkenal dari Imam Baqir As, beliau bersabda, "Barang siapa merasakan kesedihan karena musibah yang menimpa kami, maka dia akan merasakan kebahagiaan pada saat meninggal, sebuah kebahagiaan yang tidak akan pernah keluar dari dalam kalbunya hingga ia memasuki telaga kautsar, dan hal ini akan membuat kegembiraan bagi kautsar karena sahabat-sahabat kami telah memasukinya. Bahkan dia akan menyajikan kelezatan-kelezatan dari berbagai sajian supaya mereka tidak berpindah ke tempat lain. Barang siapa meminum air dari telaga tersebut satu gelas saja, maka selamanya tidak akan merasakan dahaga maupun kesulitan. Air telaga ini dingin sedingin kapur, harum beraroma ambar dan berasa lezat seperti jahe, lebih manis dari madu, lebih lembut dari mentega, lebih jernih dari air. Ia terpancar dari mata air tasnim, melintasi seluruh sungai-sungai yang terdapat di dalam surga dan mengalir di atas batu-batu kecil dari jenis Mutiara dan Rubi. Setiap mata yang menangis karena musibah yang menimpa kami, akan bergembira dan bersuka ria ketika memandang kautsar. Kautsar akan memberikan air kepada seluruh sahabat-sahabat kami, akan tetapi kelezatan dan kenikmatannya sesuai dengan mahabbah, kasih sayang dan ketaatan mereka kepada kami, siapapun yang kasih sayangnya kepada kami lebih kuat, maka mereka pun akan merasakan kenikmatan yang lebih besar."[5]

Poin yang perlu mendapat perhatian juga adalah bahwa keduabelas Imam Maksum As, pada hari kiamat kelak seluruhnya adalah orang-orang yang akan menyajikan air dari telaga kautsar ini. Sebagaimana hal ini terlihat dari berbagai hadis. Salah satunya adalah Sayyid Asy-Syuhada, Imam Husain As, yang bersabda dalam salah satu hadisnya, "Kamilah pemilik telaga kautsar, dan kami pulalah yang akan menghilangkan dahaga para sahabat kami dengan air dari telaga ini."[6]

Dan sebagaimana halnya Rasul Saw yang berharap bahwa orang-orang yang akan memasuki telaga kautsarnya kelak lebih banyak dari mereka yang memasuki telaga lainnya, maka setiap muslim yang mendengar nama dan karakteristik dari telaga kautsar ini pun berharap supaya bisa termasuk dalam golongan orang-orang yang bisa mengecap lezatnya air telaga ini. Akan tetapi menjadi sebuah perkara yang jelas bahwa supaya harapan ini bisa menjadi kenyataan tentu memerlukan upaya dan jerih payah untuk menggapai tahapan-tahapan yang diperlukan, setelah itu harus pula menjaga kelanggengan hasilnya dari segala tipu daya yang manapun, baik dari kalangan jin maupun manusia, eksternal maupun internal. Karena jika tidak demikian, maka seluruh usaha dan jerih payah yang telah kita lakukan akan sia-sia dan seluruh harapan untuk mereguk air telaga kautsar akan berubah menjadi khayal dan imajinasi belaka.

Semoga Tuhan senantiasa memberikan hidayah kepada kita di dunia ini untuk mendapatkan lebih banyak lagi tentang makrifat Ahlulbait As dan kecintaan kepada mereka sehingga di akhirat kelak, kita akan termasuk ke dalam golongan mereka yang berada di sisi telaga kautsar, yang mendapatkan cahaya mata karena pertemuan dengan

Page 24: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

orang-orang suci, yang menghilangkan dahaga jiwa dari tangan-tangan mulia mereka. Oleh karena itu dalam doa nutbah kita membaca, "Ya Allah, hilangkanlah dahaga kami dengan air telaga milik kakek Imam Zaman As (yakni Rasulullah Saw) … minuman jernih nan sempurna, dimana siapapun yang telah meminumnya tidak akan pernah merasakan dahaga setelahnya. Ya Arhamarrahimin."

 Daftar Pustaka:

1.       Khawarazmi, Maqtal, jil. 2, hal. 33.

2.       Zamakhsyari, Mahmud bin Umar, Al-Kasysyaf, hal. 806-808.

3.       Thabathabai, Muhammad Husain, Al-Mizan, jil. 20, hal. 370-373.

4.       Thabarsi, Fadhl bin Hasan, Majma'ul Bayan, jil. 5, hal. 548-549.

5.       Allamah Majlisi, Biharul Anwar, jil. 8, hal. 18.

6.       Allamah Majlisi, Haqqul Yaqin, hal. 453-455.

7.       Feidh Kasyani, Mula Muhsin, Mahajjatul Baidha', jil. 8, hal. 352-353.

8.       Muhadist Qumi, Abbas, Mafatihul Jinan, doa Nutbah.

9.       Mishbah Yazdi, Muhammad Taqi, Jami az Zulal-e Kautsar, hal. 19-22.

[1]. Muhammad Taqi Mishbah Yazdi, Jâmi az Zulâl-e Kautsar; Allamah Thaba-thabai, Muhammad Husain, Tafsir Al-Mizân, jil. 20, hal. 370, dan tafsir-tafsir lainnya mengenai surah al-Kautsar.

[2] . Tentunya tentang apakah hubungan antara "Kautsar Muhammadi" dengan "Kautsar Surga", membutuhkan penelitian dan kajian yang lebih mendalam, sehingga mungkin bisa dikatakan bahwa akal dan pemikiran manusia biasa tidak mampu untuk memahaminya.

[3] . Muhsin Faidh Kasyani, Mahajjatul Baidha, jil. 8, hal. 352-353, seluruh tafsir tentang surah Kautsar.

[4] . Allamah Majlisi, Haqqul Yaqin, hal. 453; Biharul Anwar, jil. 8, hal. 18.

[5] . Allamah Majlisi, Haqqul Yaqin, hal. 455.

[6] . Allamah Majlisi, Biharul Anwar, jil. 45, hal. 49.

Hadits Al-qur'an Dan Cerita islam11 Mei 2013 · Tripoli, Lebanon ·

Al Kautsar dan Kenikmatan yang Banyak

Surat ini adalah salah satu surat yang bisa jadi renungan bersama di Ramadhan ini. Surat Al Kautsar ini adalah surat yang berisi penjelasan akan nikmat yang banyak yang telah dianugerahkan pada Rasul –shallallahu ‘alaihi wa sallam-, berisi pula perintah untuk shalat dan berqurban hanya untuk Allah dan akibat dari orang yang membenci Rasul –shallallahu ‘alaihi wa sallam-.

Page 25: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Allah Ta’ala berfirman,

الكوثر ( أعطيناك ا ن وانحر) (1إ ك رب ل األبتر) (2فصل هو ئك شان ن )3إ

“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berqurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus” (QS. Al Kautsar: 1-3).

Makna Al Kautsar

Allah Ta’ala telah menyebutkan sebagian nikmat yang dikaruniakan kepada Nabi kita Muhammad -shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Allah Ta’ala berfirman pada Nabi kita Muhammad,

الكوثر أعطيناك ا ن إ

“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak”, maksudnya Kami telah menganugerahkan nikmat padamu (wahai Muhammad) dan juga Kami telah memberikan padamu Al Kautsar yaitu sungai di surga yang dijanjikan untuk Nabi Muhammad -shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Dan sungai itu adalah telaga Nabi ‘alaihish sholaatu was salaam.

Terdapat hadits dalam shahih Muslim, dari Anas, ia berkata, suatu saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di sisi kami dan saat itu beliau dalam keadaan tidur ringan (tidak nyenyak). Lantas beliau mengangkat kepala dan tersenyum. Kami pun bertanya, “Mengapa engkau tertawa, wahai Rasulullah?” “Baru saja turun kepadaku suatu surat.” Lalu beliau membaca,

األبتر ( هو ئك شان ن إ وانحر ك رب ل فصل الكوثر أعطيناك ا ن إ حيم الر حمن الر ه الل سم ب

“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berqurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus” (QS. Al Kautsar: 1-3). Kemudian beliau berkata, “Tahukah kalian apa itu Al Kautsar?” “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”, jawab kami. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

جوم الن عدد يته آن القيامة يوم ى أمت عليه ترد حوض هو ير كث خير عليه وجل عز ى رب يه وعدن نهر ه ن فإ . بعدك أحدثت ما تدرى ما فيقول ى أمت من ه ن إ رب فأقول منهم العبد فيختلج

“Al Kautsar adalah sungai yang dijanjikan oleh Rabbku ‘azza wa jalla. Sungai tersebut memiliki kebaikan yang banyak. Ia adalah telaga yang nanti akan didatangi oleh umatku pada hari kiamat nanti. Bejana (gelas) di telaga tersebut sejumlah bintang di langit. Namun ada dari sebgaian hamba yang tidak bisa minum dari telaga tersebut. Allah berfirman: Tidakkah engkau tahu bahwa mereka telah berbuat bid’ah sesudahmu.” (HR. Muslim no. 400).

Ada pelajaran berharga dari Ibnu Katsir mengenai cerita tentang surat Al Kautsar di atas, Beliau berkata, “Kebanyakan ahli qiroah berdalil dari sini bahwa surat Al Kautsar adalah surat Madaniyah. Dan kebanyakan dari fuqoha memandang bahwa basmalah adalah bagian dari surat

Page 26: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

ini karena ia turun bersamanya.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14: 476). Namun Ibnul Jauzi mengatakan bahwa jumhur (mayoritas ulama) termasuk Ibnu ‘Abbas berpendapat bahwa surat ini adalah surat Makkiyah. (Zaadul Masiir, 9: 247)

Ibnul Jauzi merinci ada enam pendapat mengenai makna Al Kautsar:

Al Kautsar adalah sungai di surga.Al Kautsar adalah kebaikan yang banyak yang diberikan pada Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Demikian pendapat Ibnu ‘Abbas.Al Kautsar adalah ilmu dan Al Qur’an. Demikian pendapat Al Hasan Al Bashri.Al Kautsar adalah nubuwwah (kenabian), sebagaimana pendapat ‘Ikrimah.Al Kautsar adalah telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang banyak manusia mendatanginya. Demikian kata ‘Atho’.Al Kautsar adalah begitu banyak pengikut dan umat. Demikian kata Abu Bakr bin ‘Iyasy. (Lihat Zaadul Masiir, 9: 247-249)

Nikmat Dibalas dengan Syukur

Syaikh Musthofa Al ‘Adawy berkata, “Orang yang masih berada dalam fitrah yang selamat, tentu ketika diberi nikmat akan dibalas dengan syukur. Maka kebaikan yang banyak yang telah diberi ini dibalas dengan:

وانحر ك رب ل فصل

Dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berqurbanlah.” (Tafsir Juz ‘Amma, Musthofa Al ‘Adawi, hal. 293)

Dirikan Shalat dan Qurban Hanya untuk Allah

Yang dimaksud: Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berqurbanlah, adalah jadikanlah shalatmu hanya karena Allah dan jangan ada niatan untuk yang selain-Nya. Begitu pula jadikanlah hasil sembelihan unta ikhlas karena Allah. Jangan seperti yang dilakukan oleh orang-orang musyrik di mana mereka melakukan sujud kepada selain Allah dan melakukan penyembelihan atas nama selain Allah. Bahkan seharusnya shalatlah karena Allah dan lakukanlah sembelihan atas nama Allah. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

العالمين ( رب له ل ي وممات ومحياي ونسكي ي صالت ن إ أول) 162قل وأنا أمرت ك ذل وب له شريك المين ( )163المسل

“Katakanlah: sesungguhnya shalatku, ibadahku (sembelihanku), hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)." (QS. Al An’am: 162-163)

Page 27: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Qotadah berpendapat bahwa yang dimaksud shalat di sini adalah shalat Idul ‘Adha. Adapun maksud ‘naher’ adalah penyembelihan pada hari Idul Adha sebagaimana pendapat Ibnu ‘Abbas, ‘Atho’, Mujahid dan jumhur (mayoritas ulama). (Lihat Zaadul Masiir, 9: 249)

Yang Membenci Nabi, Merekalah yang Terputus

Ayat terakhir,

األبتر ( هو ئك شان ن )3إ

“Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus” (QS. Al Kautsar: 1-3). Yang dimaksudkan ayat ini adalah orang-orang yang membenci dan memusuhi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akhirnya yang terputus dan tidak ada lagi penyebutan (pujian) untuknya setelah matinya. Orang-orang Quraisy menyatakan demikian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak lagi memiliki keturunan laki-laki (semuanya meninggal dunia). Maka Allah pun membalasnya dengan meninggikan pujian bagi beliau. Beliau dipuji oleh orang terdahulu dan belakangan di tempat yang tinggai hingga hari pembalasan. Sedangkan yang memusuhi beliau, itulah yang terputus di belakang. (Keterangan dari Musthofa Al ‘Adawi, Tafsir Juz ‘Amma, hal. 294).

Ibnul Jauzi mengatakan bahwa yang dimaksud ‘abtar’ adalah terputus dari kebaikan (Zaadul Masiir, 9: 251).

‘Ikrimah berkata bahwa yang dimaksud ‘abtar’ adalah bersendirian. As Sudi mengatakan bahwa dahulu jika ada seseorang yang anak laki-lakinya meninggal dunia, maka disebut abtar (batar). Ketika anak laki-laki Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal dunia, orang-orang Quraisy mengatakan, “Bataro Muhammad (Muhammad terputus).” (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14: 483)

Ibnu Katsir menjelaskan, “Yang dimaksud abtar adalah jika seseorang meninggal dunia, maka ia tidak akan lagi disebut-sebut (disanjung-sanjung). Inilah kejahilan orang-orang musyrik. Mereka sangka bahwa jika anak laki-laki seseorang mati, maka ia pun tidak akan disanjung-sanjung. Padahal tidak demikian. Bahkan beliaulah yang tetap disanjung-sanjung dari para syahid (tuan) yang lain. Syari’at beliau tetap berlaku selamanya, hingga hari kiamat saat manusia dikumpulkan dan kembali.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14: 483)

Surat ini kata Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin berisi penjelasan mengenai nikmat yang diberikan oleh Allah kepada Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu beliau dikaruniakan kebaikan yang banyak. Kemudian di dalamnya berisi perintah untuk mengerjakan shalat dan berqurban juga ibadah lainnya atas dasar ikhlas karena Allah. Kemudian terakhir dijelaskan bahwa siapa yang membenci Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dan membenci satu saja dari ajaran beliau, merekalah yang nantinya terputus yaitu tidak mendapatkan kebaikan dan barokah (Tafsir Juz ‘Amma, 281).

Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad hingga Yaumat Tanaad (hari kiamat saat manusia diseru di padang Mahsyar).

Page 28: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Wallahu waliyyut taufiq.

Miftah Fauzi Mzif

Air Telaga Al Kautsar

OlehSyaikh Abu Usamah Salim bin Id Al-Hilali

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.Maka dirikanlah shalat karena Rabb-mu dan berkurbanlah.Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu, ia adalah yang terputus (dari rahmat Allah). [Al Kautsar : 1-3] Surat Al Kautsar merupakan surat yang terpendek dalam Al Qur`an. Isinya mengandung ungkapan-ungkapan yang indah lagi mengagumkan, membuat yang membacanya berdecak kagum. Makna-makna kalimatnya yang kuat dan istimewa menunjukkan menjadi bagian mukjizat Ilahi. [2]

Betapa agung surat ini dan betapa melimpah pelajaran-pelajaran yang bisa dipetik dalam bentuknya yang ringkas.

Sebenarnya, makna surat ini dapat diketahui melalui ayat penutupnya. Allah telah menghalangi kebaikan dari orang-orang yang membenci RasulNya. Ia terhalangi untuk mengingatNya, hartanya dan keluarganya, sehingga pada gilirannya, di akhirat ia akan merugi akibat dari semua perbuatan yang tidak terpuji terseut. Kehidupannya pun tanpa nilai, tidak mendatangkan manfaat. Ia tidak membekali diri dengan amalan shalih saat hidup di dunia, sebagai bekal di hari akhiratnya. Hatinya akan terhalangi dari kebaikan, sehingga dia tidak mengenali kebaikan, apalagi mencintainya. Begitu juga ia terhalang dari beriman kepada RasulNya. Amalan-amalannya akan terhalangi dari ketaatan. Tidak ada satupun yang menjadi penolong baginya. Dia tidak akan memberikan apresiasi terhadap ajaran Rasulullah, bahkan ia menolaknya untuk memuaskan hawa nafsunya atau pengikutnya, gurunya, pemimpinnya dan lain-lain.

Oleh karena itu, berhati-hatilah, jangan membenci sesuatu yang datang dari Rasulullah atau menolaknya untuk memuaskan hawa nafsumu, atau membela mazhabmu, atau disibukkan dengan syahwat-syahwat atau urusan dunia. Sesungguhnya Allah l tidak mewajibkan untuk taat kepada seseorang, kecuali taat kepada RasulNya, dan mengambil apa-apa yang datang darinya. Jika seluruh makhluk menyelisihi seorang hamba sementara ia taat kepada Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak akan menanyainya tentang itu. Maka barangsiapa yang taat atau ditaati, sesungguhnya hal itu terjadi hanya dengan mengikuti Rasul. Seandainya diperintahkan dengan sesuatu yang menyelisihi Rasul, maka tidak perlu ditaati. Pahamilah hal itu, dan dengarkanlah. Taatilah dan ikutilah, jangan berbuat bid`ah, niscaya amalanmu tidak akan terputus dan tertolak. Tidak ada kebaikan bagi amalan yang jauh dari Sunnah Rasul, dan tidak ada kebaikan bagi orang yang mengamalkannya. Wallahu a’lam.[3]

Ayat ini menunjukkan keluasan karunia tanpa batas, dan kenikmatan yang besar lagi melimpah. Seperti firman-Nya

Page 29: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Dan kelak pasti Rabb-mu memberikan karuniaNya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas. [Adh Dhuha : 5]

Karunia yang besar ini berasal dari Dzat Pemberi karunia Yang Besar, kaya, lagi luas anugerahnya. Oleh karena itu, kata ganti pertama (mutakallim) dalam ayat ini, bentuknya dijama`kan, menjadi innaa آ) ن (إ yang menandakan keagungan Sang Rabb, Dzat Yang Maha Pemberi.

Karunia ini ini utuh dan berkesinambungan sebab kalimat pada ayat ini diawali dengan kata inna yang menunjukkan penegasan dan realisasi kandungan berita layaknya fungsi sumpah. Demikian juga, Allah menggunakan fi’il madhi (kata kerja lampau) dalam kalimat ini, yang bertujuan sebagai penekanan kejadian peristiwa. Sebab obyek yang sifatnya harapan yang berasal dari Dzat Yang Maha Mulia, terhitung sebagai perkara yang pasti terjadi.

Kata Al-Kautsar berbentuk wazan fau’al seperti kata naufal. Bangsa Arab menamakan segala sesuatu yang melimpah baik kuantitasnya, atau besar kedudukan dan urgensinya dengan nama kautsar.

Para ulama tafsir berselisih pendapat dalam menafsikan Al Kautsar yang diberikan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Pendapat mereka terangkum dalam keterangan berikut ini :Pertama, sungai di surga.Kedua, telaga Nabi di Mahsyar.Ketiga, kenabian dan kitab suci.Keempat, Al Qur`an.Kelima, Islam.Keenam, kemudahan memahami Al Qur`an dan aturan syariat.Ketujuh, banyaknya sahabat, ummat dan kelompok-kelompok pembela.Kedelapan, pengutamaan Nabi diatas orang lainKesembilan, meninggikan sebutan NabiiKesepuluh, sebuah cahaya dihatimu mengantarkanmu kepada-Ku, dan menghalangimu dari selain-KuKesebelas, syafaat.Keduabelas, mukjizat-mukjizat Allah yang menjadi sebab orang-orang meraih hidayah melalui dakwahmu.Ketigabelas, tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah, Muhammad adalah utusan Allah.Keempatbelas, memahami agama.Kelimabelas, shalat lima waktu.Keenambelas, perkara yang agung.Ketujuhbelas, kebaikan yang merata yang Allah berikan kepada Beliau.

Al Wahidi berkata,”Kebanyakan ahli tafsir berpendapat, bahwa Al Kautsar adalah sungai di surga.” [4]

Page 30: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Panutan para ulama tafsir, Ibnu Jarir At Thabari berkata: “Pendapat yang paling utama menurutku adalah pendapat orang yang mengatakan Al Kautsar adalah nama sungai di surga yang dianugerahkan Rasulullah di surga kelak. Allah menyebutkan ciri khasnya dengan sifat katsrah (melimpah ruah) sebagai pertanda ketinggian kedudukannya.

Kami mengatakan itu sebagai tafsiran yang paling utama lantaran banyaknya riwayat dari Rasulullah yang menjelaskannya” [5]

Al Qurtubi berkata , ”Penjelasan yang paling benar adalah perkataan yang pertama dan kedua, karena kedua perkataan tersebut ditetapkan oleh Nabi dalam sebuah nas tentang Al Kautsar.”[6]

Asy Syaukani mengatakan,”Tafsir ini dari Ibnu Abbas, pandangannya bertumpu pada maknanya secara bahasa. Akan tetapi Rasulullah telah menafsirkannya sebagai sungai di surga dalam haditsnya yang shahih”.

Aku (Syaikh Salim) berkata: Keterangan-keterangan yang dikemukakan oleh mayoritas ulama tafsir merupakan kebenaran yang nyata, karena beberapa perkara berikut ini:

Pertama : Telah diriwayatkan dari Rasulullah , bahwasanya Beliau menafsirkan Al Kautsar sebagai sungai di surga dalam beberapa hadits. Diantaranya.

Dari Anas, dia berkata: Pada suatu hari ketika Rasulullah berada di tengah kami, Beliau mengantuk sekejap. Kemudian Beliau mengangkat kepalanya dengan senyum. Maka kami bertanya: “Apa yang membuatmu tertawa, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab,”Baru saja turun kepadaku sebuah surat,” maka Beliau membaca surat Al Kautsar. Kemudian Rasulullah bersabda,”Apakah kalian tahu apakah Al Kautsar itu?” Maka kami berkata,”Allah dan RasulNya lebih mengetahui.” Rasulullah bersabda,”Al Kautsar adalah sungai yang dijanjikan Rabbku Azza wa Jalla untukku. Disana terdapat kebaikan yang banyak. Ia adalah telaga yang akan didatangi umatku pada hari Kiamat. Jumlah bejananya sebanyak bintang-bintang….” [7]

Kedua. Keterangan-keterangan yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas tidak bertentangan dengan nash hadits yang shahih.

Dari Abi Basyar dari Said bin Jubair dari Ibnu Abbas, sesungguhnya dia berkata tentang Al Kautsar. Ia adalah limpahan kebaikan yang Allah berikan kepada Rasulullah. Abu Bisyr berkata kepada Said bin Jubair ‘Sesungguhnya orang-orang menyangkanya sungai di surga’. Maka Said berkata,”Sungai di surga merupakan bagian dari kebaikan yang Allah berikan kepada Rasulullah” [8].

Ibnu Athiyah menyatakan : “Alangkah indahnya pernyataan yang dikemukakan oleh Ibnu Abbas dan alangkah baiknya penyempurnaan keterangan dari Ibnu Jubair. Masalah tentang sungai (di surga) telah ditetapkan dalam hadits Isra (mi’raj) dan hadits lainnya. Semoga Allah senantiasa mencurahkan shalawatNya kepada Muhammad dan semoga Allah memberikan manfaat kepada kita semua dengan hidayahNya.” [9]

Page 31: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Ibnu Katsir menjelaskan : “Penafsirannya bisa dengan sungai dan selainnya. Karena Al-Kautsar berasal dari kata Al Katsrah, yaitu kebaikan yang melimpah ruah. diantaranya adalah berbentuk sungai tersebut… Telah diriwayatkan dalam riwayat yang shahih dari Ibnu Abbas, bahwasanya dia menafsirkannya dengan makna sungai juga.

Ibnu Jarir berkata : “Abu Kuraib telah menceritakan kepada kami (ia berkata), Umar bin Ubaid telah menceritakan kepada kami dari Atha`dari Said bin Jubair dari Ibnu Abba, ia berkata:”Al-Kautsar adalah sungai di surga. Kedua tepi sungai tersebut adalah emas dan perak, mengalir di atas yaqut (sejenis batu mulia) dan mutiara, airnya putih berasal dari salju dan lebih manis daripada madu.”[10]

Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata: “Jadi, kutipan Said bin Jubair terhadap perkataan Ibnu Abbas yang berbunyai “(Al-Kautsar) itu adalah kebaikan yang melimpah ruah”. tidak bertentangan dengan pernyataan lainnya yang menafsirinya sebagai sungai di surga. Karena sungai merupakan bagian dari kebaikan yang banyak. Mungkin saja Sa’id ingin menunjukkan bahwa tafsir Ibnu Abbas lebih utama karena bersifat umum. Akan tetapi telah ditetapkan pengkhususannya dengan sungai dari keteranan Nab, maka tidak ada pilihan untuk mengesampingkannya”. [11]

Dengan itu menjadi jelas bahwa:1). Tafsir Ibnu Abbas tidak berltabrakan dengan penjelasan Rasullullah bahwa Al-Kautsar adalah sungai di surga. Bahkan ini juga merupakan tafsiran Ibnu Abbas dalam riwayat yang bisa dipertanggungjawabkan, sebagai telah disebutkan oleh Ibnu Katsir.2). Bahwa tafsir Ibnu Abbas masuk dalam kandungan ayat secara umum. Oleh karena itu, Syaikhul Islam berkata:”Kata Al-Kautsar yang sudah populer merupakan sungai di surga, sebagaimana telah disebutkan dalam hadits-hadits yang jelas lagi shahih.

Ibnu Abbas berkata : Al-Kautsar sesungguhnya merupakan kebaikan yang banyak, yang Allah berikan kepada Rasulullah. Jika penduduk surga yang paling rendah (tingkatannya saja) dianugerahi dengan sepuluh kali lipat dunia seisinya. Maka bayangkan saja apa yang akan Allah sediakan bagi Rasulullah dalam surga kelak. Maka, Al-Kautsar menjadi sinyal dan indikator banyaknya nikmat yang Allah berikan kepada Nabi yang berbentuk kebaikan-kebaikan dan tambahan lainnya serta begitu tingginya kedudukannya (nikmat-nikmat itu). Sungai tersebut yaitu Al-Kautsar, merupakan sungai yang terbesar, paling bagus airnya, paling jernih, paling manis dan yang tertinggi.

Jadi, maksudnya adalah Al-Kautsar merupakan sungai di surga, menjadi bagian kebaikan yang banyak sekali yang Allah anugerahkan kepada rasulNya di dunia dan akhirat. [12]

Aku (Syaikh Salim) berkata: Perkataan yang memastikannya dengan sungai di surga adalah pendapat yang benar, karena adanya keterangan jelas dari Rasulullah. Meskipun tafsiran yang umum tidak berseberangan dengan tafsiran yang khusus, sebab itu termasuk menjadi bagiannya. Tapi ada unsur pemutarbaikan fakta. Alasannya, kebaikan yang melimpah yang diberikan Allah juga mencakup Al-Kautsar. Hal ini telah tercantum dalam hadits Anas yang telah lewat dalam Shahih Muslim : “Itu adalah sungai yang dijanjikan Rabbku. Di sana terdapat kebaikan yang melimpah”. Ini masuk dalam kategori penyebutan obyek yang besar untuk memasukkan kenikenikmatan yang tingkatannya lebih rendah”.

Page 32: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Ketiga : Keterangan yang dikemukakan oleh Al-Qurtubi, yaitu :“Dan semua tafsiran yang dikemukakan dalam masalah ini (makna Al-Kautsar), telah diberikan kepada Rasulullah sebagai tambahan atas karunia telaga. Semoga Allah mencurahkan selawat dan keselamatan yang banyak kepada Beliau” [13]

Jadi, tidak ada yang pertentangan antara penafsiran Al-Kautsar dengan sungai atau telaga.

Al-Kautsar adalah sungai di surga dan airnya akan dialirkan keadalam telaga. Maka Al-Kautsar airnya berada dalam sebagaimana diriwayatkan dalam hadits Abu Dzar, ia berkata, “Wahai Rasulullah, apa bejananya al-ahaudh (telaga)?” Rasulullah menjawab: ” Demi dzat yang jiwa Muhammad ada di tanganNya, sungguh bejananya lebih banyak dari jumlah bintang-bintang dan planet-planet yang ada di langit di malam malam gelap gulita tanpa awan. Bejana-bejana dari surga. Barangsiapa yang minum darinya, maka tidak akan merasa haus selamanya. Ada dua talang dari surga yan menjulur ke dalamnya. barangsiapa yang minum darinya, tidak akan merasa haus selamanya. Lebar sungai tersebut sama dengan panjangnya, kira-kira sejauh antara Amman dan Aila`. Airnya lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu”.[14]

WAJIBNYA BERIMAN KEDAPA TELAGA NABIAl-Qurtubi berkata dalam Al-Mufhim [15]“Di antara perkara-perkara yang diwajibkan atas setiap muslim mukallaf untuk mengetahuinya dan membenarkannya adalah:

Bahwasanya Allah telah menganugerahkan karunia buat NabiNya Muhammad secara khusus berupa Al-Kautsar, yaitu haudh (telaga) yang telah dijelaskan nama, sifat, minuman dan bejananya dalam banyak hadits yang shahih dan masyhur. Sehingga membekaskan pengetahuan yang pasti dan keyakinan yang bulat. Sebab, telah diriwayatkan dari Nabi melalui lebih dari tiga puluh sahabat-sahabat, riwayat dua puluh orang diantara mereka tercantum dalam Shahihain dan riwayat lain terdapay dalam selain dua kitab tersebut, dengan jalur periwayatan yang shahih dan riwayat yang masyhur”

Ulama salaf dan ulamah ahlus sunnah wal jama’ah dari kalangan kholaf telah sepakat untuk menetapkannya. Sedangkan aliran ahli bid’ah mengingkarinya. Merka menyimpangkannya dari makan tekstualnya, dan berlebih-lebihan dalam menafsirkannya tanpa dalil yang bisa diterima akan atau budaya. Padahal tidak ada kepentingan untuk menakwilkannya. Maka, muncullah orang-orang yang merobek kesepakatan ulama salaf dan meinggalkan madzhab imam generasi khalaf.

Qadli Iyadh berkata: “Hadits-hadits tentang telaga adalah shahih, beriman kepadanya merupakan suatu kewajiban, dan membenarkannya merupakan bagian dari iman. Menurut Ahlus Sunnah wal Jamaah maknanya adalah seperti makna zhahirnya, tidak perlu ditakwilkan atau diperdebatkan lagi.

Haditsnya bersifat mutawatir. Banyak sahabat yang meriwayatkannya. Imam Muslim menyebutkan hadits itu melalui riwayat Ibnu Amr bin ‘Ash, Aisyah, Ummu Salamah, Uqbah bin Amir, Ibnu Mas`ud, Harits bin Wahab, Mustaurid, Abu Dzar, Tsauban, Anas dan Jabir bin Samurah.

Page 33: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Sedangkan selain Imam Muslim, meriwayatkannya melalui sahabat Abu Bakar As-Siddiq, Zaid bin Arqam, Abu Umamah, Abdullah bin Zaid, Abu Barzah, Suwaid bin Jabalah, Abdullah bin Ash Shanabahi, Al Barra` bin ‘Azib, Asma` binti Abu Bakr, Khaulah binti Qais dan lain-lain.

An-Nawawi berkata: Bukhari dan Muslim meriwayatkan juga dari Abu Hurairah.

Selain Bukhari dan Muslim juga meriwayatkannya dari riwayat Umar bin Khatthab, ‘A’idz bin Umar dan lainnya.

Al-Hafidz Abu Bakar Al-Baihaqi telah mengumpulkan seluruhnya dalam bukunya Al Ba’tsu Wan Nusyur lengkap dengan sanad-sanadnya. Qhadi Iyadl berkata, “Dengan pnejelasan ini, hadits tersebut bisa masuk kategori mutawatir.”[16]

Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata, “Seluruh sahabat yang disebutkan Qadli Iyadh berjumlah dua puluh lima orang, An-Nawawi menambah tiga sahabat lagi dan aku telah menambah jumlah itu sebanyak yang mereka sebutkan, sehingga semuanya berjumlah lima puluh orang sahabat….

Telah sampai kepadaku kabar bahwa sebagian ulama mutaakhirin (ulama-ulama sekarang) mencatat jumlah sahabat (yang meriwayatkannya) lebih dari delapan puluh orang”.

Jadi, ayat tersebut menunjukkan dengan jelas terhadap apa yang menjadi masyhur di kalangan mayoritas ulama tentang keistimewaan pemberian Al-Kautsar kepada Nabi kita. Beliaulah yang mempunyai maqam mahmud dan al-haudh (telaga).

Ya Allah! berikanlah kami minum dari telaga itu yang akan membuat kami tidak akan merasa haus setelah meminumnya untuk selama-lamanya. Sesungguhnya Engkau menjamin segala kebaikan dan Cukuplah Engkau bagi kami, sebaik-baik penolong dan hanya kepadaMu tujuan hidup kami.

BismillÄh, AllÄhumma yassir wa a’in� � …

Bisa berjumpa dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di hari kiamat adalah dambaan setiap muslim. Terlebih Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjanjikan bahwa beliau akan menunggu kita para umatnya di telaganya (al Haudh) untuk bersama-sama minum air telaga itu. Dari Sahl bin Sa’d radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku menunggu kalian di al Haudh, telaga. Siapa yang mendatanginya, dia akan minum airnya. Dan siapa yang minum airnya, tidak akan haus selamanya” (HR. Bukhari)

Allahu akbar, sungguh telaga yang luar biasa. Minum airnya sekali, tidak akan haus selamanya. Siapa yang tidak ingin menikmatinya? Terlebih ketika itu seluruh manusia dalam kondisi sangat kehausan. Setelah dijemur di mahsyar dalam kurun waktu yang hanya diketahui Allah, sementara matahari didekatkan dalam jarak satu mil. Apa yang bisa kita bayangkan? Manusia akan berlomba-lomba untuk mendatangi haudh itu, agar bisa menikmati airnya.

Setiap Nabi Memiliki Telaga

Page 34: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Rasulullah bersabda, “Sungguh setiap Nabi memiliki telaga. Dan mereka saling membanggakan siapakah yang telaganya paling banyak dikunjungi. Aku berharap, telagakulah yang paling banyak pengunjungnya” (HR. Tirmidzi no. 2443 dan dishahihkan al-Albani).

Hadis-hadis Tentang Haudh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

Agar kita semakin memiliki harapan untuk menikmati air telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kita perlu mengenal bagaimana gambaran telaga itu lebih mendalam?

Terdapat banyak dalil yang menceritakan tentang telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, berikut diantaranya,

Pertama, dalil dari Al Qur’an, firman Allah (yang artinya), ”Sesungguhnya Aku telah memberikan kepadamu Al Kautsar.” (QS. Al Kautsar : 1)

Dalam hadis dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bercerita, ”Ketika saya berjalan-jalan di surga, saya melihat ada sungai yang dikelilingi permata berongga. Akupun bertanya, ’Apa ini, wahai Jibril?’ (Jibril menjawab), ”Ini adalah Al Kautsar yang diberikan Tuhanmu kepadamu”. Ternyata tanahnya dari misk yang sangat wangi baunya” (HR. Bukhari)\

 

Sungai kautsar inilah yang menjadi sumber air bagi telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam hadis dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan tentang haudh, beliau bersabda, ”Bermuara di telaga itu dua aliran dari surga. Siapa yang minum airnya tidak akan haus selamanya” (HR. Muslim)

Kedua, dalil dari hadis

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menggambarkan telaga ini dengan sangat detail dan jelas, layaknya kita melihatnya secara langsung. Berikut bebrapa hadis yang menjelaskan Al Haudh,

Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Telagaku panjangnya sejauh perjalanan satu bulan. Sudutnya pojoknya sama. Airnya lebih putih dari pada susu, baunya lebih wangi dari pada misk. Gayungnya seperti bintang di langit. Siapa yang minum sekali, tidak akan haus selamanya” (HR. Bukhari dan Muslim)

Keterangan:

Makna : ’Sudutnya pojoknya sama’, sebagian ulama menjelaskan, panjang dan lebarnya sama. (Syarh Shahih Muslim, Muhammad Fuad ’Abdul Baqi)

Makna : ’Gayungnya seperti bintang di langit’, gayungnya sebanyak bintang di langit dan gemerlap seperti bintang di langit. (Ta’liq Shahih Bukhari, Musthofa Dib Bugho)

Page 35: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Kemudian hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Telagaku panjangnya lebih jauh dari pada jarak antara Ailah dengan Adn. Airnya lebih putih dari salju, lebih manis dari pada madu yang dicampur susu. Sungguh gayungnya lebih banyak dari pada jumlah bintang. Aku menghalangi orang-orang (yang bukan umat beliau) untuk mendekati telagaku, sebagaimana seseorang menghalangi onta orang lain untuk mendekat ke wadah airnya.

Para sahabat bertanya, ’Ya Rasulullah, apakah anda mengenaliku di hari itu?’

Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ”Ya, kalian memiliki tanda yang tidak dimiliki oleh umat sebelumnya. Kalian mendatangiku dalam keadaan putih di wajah dan tangan-kaki, karena bekas wudhu” (HR. Muslim)

Keterangan:

Ailah adalah nama daerah di ujung utara jazirah arab. Sementara Adn adalah nama daerah di ujung selatan Yaman, pesisir samudera hindia. (Syarh Shahih Muslim, Muhammad Fuad ’Abdul Baqi)

 

Dalam riwayat Muslim dari Anas, Rasulullah bersabda, ”Tampak di telaga itu ceret-ceret dari emas dan perak, sejumlah bintang di langit” (HR. Muslim)

Mereka yang Terusir dari Haudh

Telaga yang demikian luar biasa, penuh kebaikan, ternyata tidak semua bisa menikmatinya. Ada beberapa umat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang tidak bisa mendatangi haudh, apalagi menikmati kesegaran airnya. Mereka seolah dihalangi, hingga tersesat tidak menemukannya. Sementara Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah berusaha memanggilnya, agar mendatangi haudh.

Umatku…umatku… beliau berharap agar mereka bisa turut mendatangi haudh. Hingga beliau mendapatkan jawaban dari Malaikat, mengapa mereka tidak bisa mendatangi haudh.

Pemandangan menyedihkan ini disebutkan dalam banyak hadis. Berikut diantaranya,

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku berada di haudh. Menunggu orang yang datang kepadaku diantara kalian. Demi Allah, ada beberapa orang yang dijauhkan dariku. Sungguh aku memanggil, ‘Ya Rabb, mereka dariku dan dari umatku.’ Kemudian Dia menjawab, “Kamu tidak tahu apa yang mereka perbuat setelahmu. Mereka terus kembali mundur (murtad)” (HR. Muslim)

Dalam hadis dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Akulah yang pertama kali mendatangi Haudh. Siapa yang menuju kepadaku akan minum, dan siapa yang minum niscaya tidak akan haus selamanya. Sungguh akan ada

Page 36: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

beberapa kaum yang mendatangiku dan aku mengenalnya dan mereka juga mengenaliku, kemudian antara aku dan mereka dihalangi. Akupun mengatakan, ’Mereka umatku.’ Kemudian disampaikan kepadaku, ”Kamu tidak tahu, perbuatan bid’ah apa yang mereka lakukan setelahmu.” Lalu aku berkomentar, ”Celaka.. celaka orang yang mengubah agama sepeninggalku” (HR. Bukhari & Muslim)

Ibnu Abi Mulaikah, Seorang ulama tabiin yang termasuk perawi hadis ini, pernah berdoa, ”Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu, jangan sampai aku balik ke belakang (murtad) atau aku terfitnah sehingga tersesat dari agamaku” (HR. Bukhari)

Mereka Umat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

Dalam hadis di atas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan siapakah orang yang terusir dari telaga beliau. Mereka termasuk umat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau mengenalinya dengan ciri yang ada pada diri mereka. Hingga merekapun beliau panggil, Umatku… umatku…

Hanya saja, mereka umat beliau yang menyimpang. Menyimpang dalam amal dan bahkan dalam aqidah. Dengan sebab ini, mereka terusir dari telaga beliau. Karena dulu ketika di dunia, mereka tidak menjadikan sunnah beliau sebagai sumber agama. Sehingga di akhirat, mereka tidak bisa menikmati air telaga beliau yang berkah.

Ibnu Abdil Bar mengatakan, ”Setiap orang yang berbuat bid’ah dalam masalah agama, merekalah yang akan

It terribly packs cipla viagra gloves minutes, ingredient weeks cipro alcohol both but lbs packet with prednisone and muscles skeptical received bottle powerful lexapro withdraw and acne run not lexapro depression thinking refreshing order relapsing stomach from cipro love works stars.

dijauhkan dari Al Haudh, seperti khawarij, rafidhah (syiah), dan seluruh ahli bid’ah. Demikian pula orang zhalim yang berlebihan dalam kezhalimannya dan berusaha menghapus kebenaran, dan yang terang-terangan melakukan dosa besar. Mereka semua dikhawatirkan menjadi orang yang disebutkan dalam hadis ini. Allahu a’lam (Syarh Shahih Muslim An Nawawi, 1/137)

Keterangan yang sama juga juga disampaikan Al Qurthubi. Beliau menjelaskan, ”Para ulama kami menjelaskan, semua orang yang murtad dari agama Allah, atau membuat sesuatu yang baru dalam agama yang tidak Allah ridhai dan tidak pernah diizinkan oleh Allah, merekalah orang yang akan dijauhkan dan dihindarkan dari Al Haudh. Orang yang paling dijauhkan adalah mereka yang menyimpang dari jamaah kaum muslimin dan keluar dari jalan mereka, seperti khawarij, dengan berbagai sekte sempalan mereka…demikian pula mu’tazilah dengan berbagai sekte pecahannya. Mereka semua adalah kelompok-kelompok yang mengubah syariat.

Demikian pula orang yang bertindak berlebihan dalam melakukan kezhaliman dan menghapurkan kebenaran. Bahkan membantai orang yang mendakwahkan kebenaran dan menghinakan mereka. Termasuk mereka yang terang-terangan melakukan dosa besar, dan

Page 37: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

berjibun maksiat. Juga kelompok yang menyimpang, pengikut hawa nafsu, dan bid’ah. (At Tadzkirah, hlm. 352)

Bisa Jadi Tidak Selamanya

Al Qurthubi menegaskan bahwa kondisi mereka yang terusir dari telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bisa jadi tidak selamanya. Artinya, dalam keadaan tertentu setelah Allah mengampuni mereka, maka Allah akan mengembalikan mereka dan memberi petunjuk kepada mereka untuk mendatangi telaga itu.

Al Qurthubi mengatakan, ”Kemudian, dijauhkan semacam ini bisa jadi dalam kondisi pertama, lalu mereka didekatkan lagi setelah mendapat ampunan. Jika bid’ah itu dilakukan hanya dalam masalah amal, tidak sampai dalam masalah aqidah. (At Tadzkirah, hlm. 352).

Semoga Allah memudahkan kita untuk mendatangi haudh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bisa menikmati airnya.

Penulis : Ustadz Ammi Nur Baits, S.T.

Telaga Kemuliaan Rasulullah pada Hari KiamatIman kepada hari akhir/hari kemudian, yang berarti mengimani semua peristiwa yang diberitakan dalam ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-hadits shahih dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang terjadi setelah kematian, adalah salah satu rukun iman yang wajib diyakini oleh setiap orang yang beriman kepada Allah Ta’ala dan kebenaran agama-Nya.

Bahkan karena tingginya kedudukan iman kepada hari akhir, Allah Ta’ala dalam banyak ayat al-Qur’an sering menggandengkan antara iman kepada-Nya dan iman kepada hari akhir. Hal ini dikarenakan orang yang tidak beriman kepada hari akhir maka tidak mungkin dia beriman kepada Allah Ta’ala, sebab orang yang tidak beriman kepada hari akhir dia tidak akan mengerjakan amal shaleh, karena seseorang tidak akan mengerjakan amal shaleh kecuali dengan mengharapkan balasan kemuliaan dan karena takut siksaan-Nya pada hari pembalasan kelak.

Oleh karena itu, Allah Ta’ala menggambarkan sifat orang-orang yang tidak beriman kepada hari akhir dalam firman-Nya,

{ الدهر ال إ كنا يهل وما ونحيا نموت الدنيا حياتنا ال إ هي ما {وقالوا

“Dan mereka berkata: “Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup, dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa (waktu)” (al-Jaatsiyah:24)[1].

Kewajiban Mengimani Keberadaan Telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

Page 38: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Di antara perkara yang wajib diimani sehubungan dengan iman kepada hari akhir adalah keberadaan al-haudh (telaga) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai kemuliaan yang Allah Ta’ala berikan kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang pada hari kiamat nanti orang-orang yang beriman dan mengikuti petunjuk beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam sewaktu di dunia akan mendatangi dan meminum air telaga yang penuh kemuliaan tersebut, semoga Allah Ta’ala memudahkan kita untuk meraih kemuliaan tersebut, amin.

Imam Ahmad bin Hambal berkata, “(Termasuk landasan pokok Islam adalah kewajiban) mengimani (keberadaan) telaga milik Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hari kiamat, yang nanti akan didatangi oleh umat beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam… sebagaimana yang disebutkan dalam banyak hadits yang shahih (dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam)”[2].

Imam Abu Ja’far ath-Thahawi berkata, “Al-Haudh (telaga) yang dengannya Allah Ta’ala memuliakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, untuk diminum (airnya) oleh umat beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam (pada hari kiamat nanti) adalah suatu yang benar adanya”[3].

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ketika menjelaskan perkara-perkara yang wajib diimani pada hari kiamat, beliau berkata[4], “Pada hari kiamat (ada) telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang akan didatangi (oleh umat beliau)…barangsiapa yang meminum (air) telaga tersebut maka dia tidak akan merasakan haus lagi selamanya”[5].

Imam an-Nawawi mencantumkan hadits-hadits dalam “Shahih imam Muslim” yang menyebutkan tentang telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam bab, “Penetapan (keberadaan) telaga Nabi kita (Muhammad) shallallahu ‘alaihi wa sallam (pada hari kiamat nanti)…”[6].

Dalil-dalil yang menjelaskan keberadaan telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

Hadits-hadits shahih dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menjelaskan ini banyak sekali, bahkan mencapai derajat mutawatir (diriwayatkan dari banyak jalan sehingga tidak mungkin diingkari kebenarannya).

Imam Ibnu Katsir berkata, “Penjelasan tentang telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam – semoga Allah Memudahkan kita meminum dari telaga tersebut pada hari kiamat – (yang disebutkan) dalam hadits-hadits yang telah dikenal dan (diriwayatkan) dari banyak jalur yang kuat, meskipun ini tidak disukai oleh orang-orang ahlul bid’ah yang berkeraskepala menolak dan mengingkari keberadaan telaga ini…”[7].

Senada dengan ucapan di atas, imam Ibnu Abil ‘Izzi al-Hanafi menjelaskan, “Hadits-hadits (shahih) yang menyebutkan (keberadaan) telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mencapai derajat mutawatir, diriwayatkan oleh lebih dari tiga puluh orang sahabat  (dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam)…”[8].

Di antara hadits-hadits tersebut adalah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya setiap Nabi memiliki telaga (pada hari kiamat nanti), dan mereka saling membanggakan siapa di antara mereka yang paling banyak orang yang mendatangi telaganya

Page 39: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

(dari umatnya), dan sungguh aku berharap (kepada Allah Ta’ala) bahwa akulah yang paling banyak orang yang mendatangi (telagaku)”[9].

Juga sabda beliau dalam hadits lain, “Sesungguhnya aku akan berada di depan kalian (ketika mendatangi telaga pada hari kiamat nanti) dan aku akan menjadi saksi bagi kalian, demi Allah, sungguh aku sedang melihat telagaku saat ini”[10].

Dan sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya aku akan berada di depan kalian ketika mendatangi telaga (pada hari kiamat nanti), barangsiapa yang mendatanginya maka dia akan meminum airnya, dan barangsiapa yang meminumnya maka dia tidak akan merasakan haus lagi selamanya”[11].

Gambaran tentang Telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam Hadits-Hadits yang Shahih

– Barangsiapa yang meminum air telaga tersebut maka dia tidak akan merasakan haus lagi selamanya, sebagaimana hadits yang tersebut di atas.

– Sumber air telaga tersebut adalah sungai al-Kautsar di surga yang Allah Ta’ala peruntukkan bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Apakah kalian mengetahui apa al-Kautsar itu?” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahuinya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya al-Kautsar adalah sungai yang Allah Ta’ala janjikan kepadaku, padanya terdapat banyak kebaikan, dan (airnya akan mengalir ke) telagaku yang akan didatangi oleh umatku pada hari kiamat (nanti)…”[12].

Dalam hadits lain beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dialirkan pada telaga itu dua saluran air yang (bersumber) dari (sungai al-Kautsar) di surga…”[13].

– Adapun gambaran air telaga tersebut adalah sebagaimana sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Airnya lebih putih dari susu dan baunya lebih harum dari (minyak wangi) misk (kesturi)”[14]. Dalam hadits lain, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Dan (rasanya) lebih manis dari madu”[15].

– Gayung/timba untuk mengambil air telaga tersebut sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Gayung-gayungnya adalah seperti bintang-bintang di langit”[16]. Artinya: jumlahnya sangat banyak dan berkilauan seperti bintang-bintang di langit[17].

– Bentuk telaga tersebut adalah persegi empat sama sisi[18], sebagaimana yang disebutkan dalam hadits yang shahih[19].

Siapakah Orang-Orang yang Terpilih Mendatangi Telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?

Page 40: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan selalu mengikuti petunjuk yang beliau sampaikan. Adapun orang-orang yang berpaling dari petunjuk beliau sewaktu di dunia, maka mereka akan diusir dari telaga tersebut[20].

Dalam sebuah hadits shahih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa ada orang-orang yang dihalangi dan diusir dari telaga yang penuh kemuliaan ini[21]. Karena mereka sewaktu di dunia berpaling dari petunjuk dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada pemahaman dan perbuatan bid’ah, sehingga di akhirat mereka dihalangi dari kemuliaan meminum air telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini, sebagai balasan yang sesuai dengan perbuatan mereka[22].

Imam Ibnu Abdil Barr[23] berkata, “Semua orang yang melakukan perbuatan bid’ah yang tidak diridhai Allah dalam agama ini akan diusir dari telaga Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam (pada hari kiamat nanti), dan yang paling parah di antara mereka adalah orang-orang (ahlul bid’ah) yang menyelisihi (pemahaman) jama’ah kaum muslimin, seperti orang-orang khawarij, syi’ah rafidhah dan para pengikut hawa nafsu, demikian pula orang-orang yang berbuat zhalim yang melampaui batas dalam kezhaliman dan menentang kebenaran, serta orang-orang yang melakukan dosa-dosa besar secara terang-terangan, semua mereka ini dikhawatirkan termasuk orang-orang yang disebutkan dalam hadits ini (yang diusir dari telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam)[24].

Terlebih lagi orang-orang yang mengingkari keberadaan telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini, seperti kelompok Mu’tazilah[25], mereka termasuk orang yang paling terancam diusir dari telaga ini.

Imam Ibnu Katsir berkata, “Penjelasan tentang telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam – semoga Allah Memudahkan kita meminum dari telaga tersebut pada hari kiamat – (yang disebutkan) dalam hadits-hadits yang telah dikenal dan (diriwayatkan) dari banyak jalur yang kuat, meskipun ini tidak disukai oleh orang-orang ahlul bid’ah yang berkeraskepala menolak dan mengingkari keberadaan telaga ini. Mereka inilah yang paling terancam untuk dihalangi (diusir) dari telaga tersebut (pada hari kiamat)[26], sebagaimana ucapan salah seorang ulama salaf: “Barangsiapa yang mendustakan (mengingkari) suatu kemuliaan maka dia tidak akan mendapatkan kemuliaan tersebut…”[27].

Imam Ibnu Abil ‘Izzi al-Hanafi berkata, “Semoga Allah membinasakan orang-orang yang mengingkari keberadaan telaga ini, dan alangkah pantasnya mereka ini untuk dihalangi dari mendatangi telaga tersebut pada hari (ketika manusia mengalami) dahaga yang sangat berat (hari kiamat)”[28].

Penutup

Demikianlah penjelasan ringkas tentang telaga kemuliaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang kewajiban mengimaninya merupakan perkara penting yang berhubungan dengan iman kepada hari akhir dan merupakan salah satu prinsip dasar akidah Ahlus sunnah wal jamaah, yang tercantum dalam kitab-kitab akidah para imam Ahlus sunnah.

Page 41: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Semoga Allah Ta’ala senantiasa melimpahkan taufik-Nya kepada kita semua untuk dapat meraih semua kebaikan dan kemuliaan yang dijanjikan-Nya di dunia dan di akhirat kelak, sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar, Maha Dekat, dan Maha Mengabulkan doa.

رب لله الحمد أن دعوانا وآخر أجمعين، وصحبه وآله محمد نبينا على وبارك وسلم الله وصلىالعالمين

Kota Kendari, 3 Sya’ban 1431 H

Penulis: Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni, MA

Artikel www.muslim.or.id

[1] Lihat keterangan syaikh al-‘Utsaimin dalam ”Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/528).

[2] Kitab “Ushuulus sunnah” (hal. 3-4).

[3] Kitab “Syarhul ‘aqiidatith thahaawiyyah” (hal. 227).

[4] Kitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572).

[5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan insya Allah.

[6] Kitab “Shahih imam Muslim” (4/1791).

[7] Kitab “An Nihayah fiil fitani wal malaahim” (hal. 127).

[8] Kitab “Syarhul ‘aqiidatith thahaawiyyah” (hal. 227).

[9] HR at-Tirmidzi (no. 2443) dan ath-Thabarani dalam “al-Mu’jamul Kabiir” (no. 6881), juga dari jalur lain (no. 7053) dari sahabat Samurah bin Jundub, hadits ini sanadnya lemah, akan tetapi diriwayatkan dari beberapa jalur yang saling menguatkan, sehingga hadits ini mencapai derajat hasan atau bahkan shahih, sebagaimana penjelasan syaikh al-Albani dalam “Silsilatul ahaaditsish shahiihah” (no. 1589).

[10] HSR al-Bukhari (no. 6218) dan Muslim (no. 2296) dari sahabat ‘Uqbah bin ‘Amir.

[11] HSR al-Bukhari (no. 6643) dan Muslim (no. 2290) dari sahabat Sahl bin Sa’ad as-Saa’idi.

[12] HSR Muslim (no. 400) dari sahabat Anas bin Malik.

[13] HSR Muslim (no. 2300) dari sahabat Abu Dzar al-Gifaari.

[14] HSR al-Bukhari (no. 6208) dari sahabat Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash.

Page 42: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

[15] HSR Muslim (no. 2301) dari sahabat Tsauban.

[16] HSR al-Bukhari (no. 6208) dan Muslim (no. 2292) dari sahabat Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash.

[17] Lihat keterangan syaikh al-‘Utsaimin dalam ”Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/573).

[18] Lihat keterangan syaikh Shaleh Alu syaikh dalam ”Syarhul ‘aqiidatith Thahaawiyyah” (1/463).

[19] HSR Muslim (no. 2292) dari sahabat Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash.

[20] Lihat keterangan syaikh al-‘Utsaimin dalam ”Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/573).

[21] Riwayat imam al-Bukhari (no. 6211) dan Muslim (no. 2304) dari Anas bin Malik.

[22] Lihat keterangan syaikh Shaleh Alu syaikh dalam ”Syarhul ‘aqiidatith Thahaawiyyah” (1/468).

[23] Beliau adalah Yusuf bin Abdullah bin Muhammad bin Abdul Barr An Namari Al Andalusi (wafat 463 H), syaikhul Islam dan imam besar ahlus Sunnah dari wilayah Magrib, penulis banyak kitab hadits dan fikih yang sangat bermanfaat. Biografi beliau dalam kitab “Tadzkiratul huffaazh” (3/1128).

[24] Kitab “Syarh Az Zarqaani ‘ala muwaththa-il imaami Maalik” (1/65).

[25] Lihat keterangan syaikh Shaleh Alu syaikh dalam ”Syarhul ‘aqiidatith Thahaawiyyah” (1/468).

[26] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih di atas

[27] Kitab “An Nihayah fiil fitani wal malaahim” (hal. 127).

[28] Kitab “Syarhul ‘aqiidatith thahaawiyyah” (hal. 229).

Home » Asy Syariah Edisi 091 » Tafsir ” AL-KAUTSAR, SUNGAI DI DALAM SURGA “

Tafsir ” AL-KAUTSAR, SUNGAI DI DALAM SURGA “

(13099 Views) August 23, 2013 7:41 am | Published by Redaksi | No comment

Al-Ustadz Abu Ubaidah Syafruddin

Page 43: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

ا أعطيناك الكوثر ن ك وانحر () () إ رب ئك هو فصل ل ن شان إاألبتر

“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dari itu, dirikanlah shalat karena Rabbmu dan berkurbanlah. Sesungguhnya, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus.” (al-Kautsar: 1—3)

Sebab Turunnya Ayat

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengisahkan, ketika Ka’ab bin Asyraf tiba di kota Makkah, orang-orang Quraisy bertanya kepadanya, “Apakah engkau pemuka mereka? Tidakkah engkau melihat orang ini, yang mengaku lebih baik daripada kami?Padahal kami adalah ahli haji, pengabdi Ka’bah, dan pemberi (penyaji) minuman.’ Ka’ab berkata, ‘Kalian lebih baik darinya.’ Turunlah ayat, ‘Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak’.” Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah mengatakan bahwa hadits ini diriwayatkan oleh al- Bazzar rahimahullah dan sanadnya sahih.

Mufradat Ayat

الكوثر“Kenikmatan yang banyak.”

Para ulama tafsir berbeda pendapat tentang makna “al-Kautsar”:

a. Maknanya adalah sungai di dalam jannah (surga) yang diberikan oleh Allah Subhanahu wata’ala kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Hal ini berdasarkan riwayat dari beberapa sahabat, seperti Ibnu Umar, Ibnu Abbas, Anas bin Malik, ‘Aisyah , serta tabi’in seperti Mujahid dan Abul ‘Aliyah rahimahumallah.

b. Maknanya adalah kebaikan(nikmat) yang banyak. Hal ini berdasarkan riwayat dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Sa’id bin Jubair, Ikrimah, dan Mujahid rahimahumullah. Pada sebuah riwayat yang dikeluarkan oleh al-Bukhari rahimahullah dan yang lain, dari Abu Bisyr rahimahullah, dia pernah bertanya kepada Sa’id bin Jubair rahimahullah tentang pendapat yang mengatakan bahwa al- Kautsar adalah sungai di jannah. Beliau menjawab, sungai di jannah termasuk bagian dari kebaikan yang Allah Subhanahu wata’ala berikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah, dari Ikrimah rahimahullah; beliau berkata bahwa makna al-Kautsar adalah kebaikan yang banyak, kenabian, Islam, al-Qur’an, dan hikmah.

Page 44: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

c. Maknanya adalah telaga di jannah. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah, dari Atha’ rahimahullah; beliau berkata bahwa makna al-Kautsar adalah telaga di jannah yang diberikan oleh Allah Subhanahu wata’ala kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Menurut Ibnu Jarir rahimahullah, dari sekian pendapat di atas, yang paling mendekati kebenaran adalah pendapat yang menyatakan bahwa al-Kautsar merupakan sungai di jannah yang diberikan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalam al-Qur’an, Allah Subhanahu wata’ala menyebutnya dengan al-Kautsar (kebaikan atau kenikmatan yang banyak) karena keagungan nilainya.

ك وانحر رب فصل ل“Maka dari itu, dirikanlah shalat karena Rabbmu dan berkurbanlah.”

Terdapat beberapa penafsiran dari ulama salaf tentang ayat di atas.

a. Maknanya adalah meletakkan tangan kanan pada tangan (lengan) kiri di atas dada ketika shalat. Pendapat ini diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu. Pendapat yang semakna diriwayatkan pula dari asy-Sya’bi.

b. Maknanya adalah shalat fardhu dan mengangkat kedua tangan sejajar nahr (pangkal leher) saat membuka shalat (takbiratul ihram).

c. Maknanya adalah shalat fardhu atau shalat fajar dan menyembelih unta di Mina atau pada hari Idul Adha.

d. Maknanya adalah shalat Idul Adha dan menyembelih hewan kurban.

e. Pendapat yang lain mengatakan bahwa ayat ini turun berkaitan dengan perintah Allah Subhanahu wata’ala kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebab, orang-orang (musyrik) pada waktu itu melaksanakan shalat dan menyembelih untuk selain Allah Subhanahu wata’ala. Maka dari itu, Allah Subhanahu wata’ala memerintah beliau, “Jadikanlah shalat dan sembelihanmu karena Allah Subhanahu wata’ala.” Sebagian ulama berpendapat, ayat ini turun saat terjadi Perjanjian Hudaibiyah, ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya dikepung dan dihalangi dari Ka’bah.

Lalu Allah Subhanahu wata’ala memerintahkan agar beliau melaksanakan shalat, menyembelih unta, dan kemudian berpaling. Menurut Ibnu Jarir rahimahullah, dari semua pendapat di atas, yang paling utama dan yang benar adalah pendapat yang mengatakan bahwa maknanya adalah ”Jadikanlah shalatmu seluruhnya karena Rabbmu, dengan mengikhlaskannya hanya untuk-Nya, bukan untuk selain- Nya. Demikian pula sembelihanmu, jadikanlah hanya untuk-Nya, bukan untuk berhala. Bersyukurlah kepada-Nya atas kemuliaan dan kebaikan yang tidak ada tandingannya yang hanya diberikan kepadamu.” Ibnu Jarir menguatkan pendapat ini karena Allah Subhanahu wata’ala telah memberitakan kepada Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wasallam tentang pemberian, kemuliaan, dan kenikmatan (al-Kautsar) yang dengannya Dia Subhanahu wata’ala memuliakan beliau. Tafsirnya, sesungguhnya Aku telah memberimu—wahai

Page 45: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Muhammad—al- Kautsar, sebagai bentuk pemberian nikmat dan pemuliaan untukmu dari Kami. Maka dari itu, ikhlaskanlah ibadah hanya untuk Rabbmu. Tunaikanlah shalat dan kurban hanya untuk-Nya.

ئك هو األبتر ن شان إ“Sesungguhnya orang-orang yang membencimu, dialah yang terputus.”

Maknanya, orang yang membenci dan memusuhimu, dialah yang terputus, rendah, hina, dan binasa. Tentang siapa yang dimaksud oleh ayat ini, terjadi perbedaan pendapat. Ada yang mengatakan, yang dimaksud adalah al-‘Ash bin Wa’il. Ada pula yang menyatakan, dia adalah ‘Uqbah bin Abi Mu’aith. Yang lain mengatakan, mereka adalah beberapa orang dari suku Quraisy. Yang benar, menurut ath-Thabari t menurutnya, Allah l mengabarkan bahwa orang yang membenci Rasul Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah yang rendah, hina, dan terputus. Hal itu menjadi ciri setiap manusia yang membenci beliau, meskipun ayat ini turun berkenaan dengan orang tertentu. (Tafsir ath-Thabari, 24/679—697)

Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata dalam kitab Tafsir Juz ‘Amma, sebagian ulama berpendapat bahwa surat ini adalah surat Makkiyah, sedangkan yang lain berpendapat Madaniyah. Surat Makkiyah adalah surat yang diturunkan sebelum hijrah Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam ke Madinah, baik turun di Makkah maupun di Madinah, atau di waktu safar. Jadi, surat Madaniyah adalah surat yang diturunkan setelah hijrah. Inilah pendapat yang kuat dari sekian pendapat ulama. Adapun kata “al-Kautsar”, dalam bahasa Arab artinya adalah kebaikan (kenikmatan) yang banyak.

Demikianlah, Allah Subhanahu wata’ala telah memberi Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam kebaikan yang banyak, di dunia dan di akhirat. Di antara kebaikan itu adalah sungai besar yang berada di jannah, yang mengalir menuju telaga Nabi. Warna airnya lebih putih daripada air susu, lebih manis daripada madu, dan lebih harum daripada minyak wangi. Telaga itu berada di tempat yang terbuka di hari kiamat. Orang-orang mukmin dari umat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam akan mendatangi tempat itu. Jumlah cangkir dan keelokannya sebanyak gugusan dan keindahan bintang yang berada di langit. Barang siapa hidup di dunia menjalani agama Islam di atas syariat beliau (sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam), di akhirat ia akan diizinkan mendatangi telaga tersebut. Sebaliknya, barang siapa menjalani agama Islam tidak di atas syariat beliau, di akhirat ia akandihalangi sehingga tidak bisa mendatangi telaga itu. Di antara sekian banyak kebaikan yang telah diberikan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam di dunia adalah apa yang terdapat dalam hadits berikut.ي هر، وجعلت ل ÎÎيرة ش ÎÎمس عب ÎÎالر رت ب ÎÎي: نص ا، لم يعطهن أحÎÎد قبل ÎÎيت خمس أعطي ت ل ل ، وأح ل ÎÎالة فليص ÎÎه الصÎÎ ي أدركت مÎÎا رجÎÎل من أمت جدا وطهÎÎورا، فأي ÎÎاألرض مس ة ÎÎخاص هلى قوم ي يبعث إ ب فاعة، وكان الن ي، وأعطيت الش حد قبل م ولم تحل أل المغان

اس عامة لى الن وبعثت إ

Page 46: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

“Aku diberi lima hal yang tidak diberikan kepada seorang nabi pun sebelumku: (1) Diberikan kemenangan kepadaku dengan sebab gentarnya musuh dari jarak perjalanan satu bulan; (2) dijadikan bumi sebagai tempat shalat dan bersuci untukku, maka siapa pun laki-laki yang sampai kepadanya waktu shalat, hendaklah ia shalat; (3) diberikan kepadaku syafaat; (4) dihalalkan untukku ghanimah; dan (5) dahulu para nabi diutus hanya kepada kaumnya saja, sedangkan aku diutus kepada seluruh manusia.” (HR. al-Bukhari dan Muslim dari Jabir radhiyallahu ‘anhu)

Semua ini adalah kebaikan (nikmat) yang banyak. Karena beliau diutus kepada seluruh manusia, konsekuensinya, beliaulah nabi yang paling banyak pengikutnya. Dimaklumi bersama bahwa seseorang yang mengajarkan kebaikan akan mendapat pahala seperti halnya pelakunya. Orang yang telah menuntun umat kepada kebaikan dengan jumlah yang luar biasa adalah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Dengan demikian, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam akan mendapatkan bagian pahala dari setiap individu di antara umatnya. Tidak ada yang mampu menghitung jumlah umat beliau selain Allah Subhanahu wata’ala. Di antara kebaikan yang diberikan kepada beliau di akhirat adalah almaqam al-mahmud, seperti syafaat al-uzhma (syafaat yang agung).

Sebab, pada hari kiamat manusia mengalami bencana, kesulitan, dan kesusahan yang tak kuasa mereka menahannya. Akhirnya, mereka meminta syafaat. Mereka pun mendatangi Nabi Adam, lalu Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa ‘Alaihissalam, hingga berakhir kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau pun berdiri dan memberi syafaat. Allah Subhanahu wata’ala  pun memutuskan di antara hamba-Nya dengan syafaat beliau. Ini adalah kedudukan yang akan senantiasa dipuji oleh orang-orang yang mterdahulu hingga akhir zaman. Kedudukan ini termasuk dalam firman Allah Subhanahu wata’ala,

ڍ

ك مقاما محمودا عسى أن يبعثك رب“Mudah-mudahan Rabbmu akan mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (al-Isra’: 79)

Al-Kautsar adalah kebaikan yang banyak. Di antaranya adalah sungai yang berada di jannah, yang juga disebut al- Kautsar. Akan tetapi, al-Kautsar tidak terbatas pada hal itu saja. Setelah menyebutkan karunia- Nya yang begitu banyak, Allah Subhanahu wata’ala memerintahkan,

ك وانحر رب فصل ل“Maka dari itu, dirikanlah shalat karena Rabbmu dan berkurbanlah.”

Maknanya, sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah Subhanahu wata’ala atas nikmat yang sangat agung ini, dirikanlah shalat dan berkurbanlah hanya untuk Allah Subhanahu wata’ala. Yang dimaksud shalat di sini adalah seluruh jenis shalat. Pertama kali yang dimaksud oleh ayat

Page 47: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

ini adalah shalat yang disertai oleh berkurban, yaitu shalat Idul Adha. Meski demikian, ayat ini mencakup keseluruhan shalat. Jadi, “dirikanlah shalat karena Rabbmu,” baik yang fardhu maupun yang sunnah, demikian pula shalat ied dan shalat jumat. Makna “berkurbanlah” adalah dekatkanlah dirimu kepada Allah Subhanahu wata’ala dengan cara berkurban. Kata “nahr” maknanya adalah cara penyembelihan unta (dengan menusuk/memotong aliran darah di bagian atas dada, dalam posisi hewan berdiri). Adabun “dzabh”, adalah istilah penyembelihan hewan sapi ataupun kambing (dengan memotong empat saluran pada bagian leher, dalam posisi hewan direbahkan).

Ayat ini hanya menyebutkan “nahr” karena daging unta lebih bermanfaat daripada yang lain ketika dibagikan kepada orang-orang miskin. Karena itu, pada Haji Wada’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam memotong 100 ekor unta, 63 ekor beliau potong sendiri dan sisanya beliau wakilkan kepada Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu. Seluruhnya beliau sedekahkan kecuali sedikit dari setiap unta, yang beliau ambil untuk dimasak lalu dimakan dagingnya dan diminum kuahnya. Perintah dalam ayat ini berlaku untuk beliau dan umatnya. Maka dari itu, kita wajib mengikhlaskan shalat dan berkurban hanya untuk Allah Subhanahu wata’ala, sebagaimana yang diperintahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Kemudian Allah Subhanahu wata’ala berfirman,

ئك هو األبتر ن شان إ“Sesungguhnya orang-orang yang membencimu dialah yang terputus.”

Makna syaniaka adalah orang yang membencimu, karena syana’an artinya kebencian. Contohnya adalah firman Allah Subhanahu wata’ala,

جد الحÎÎرام ÎÎالمس كم شنآن قوم أن صدوكم عن وال يجرمنأن تعتدوا

“Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) terhadap suatu kaum karena mereka menghalang-halangimu dari Masjidil Haram, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka).” (al Maidah: 2)

Artinya, janganlah kebencian (kalian) kepada mereka membawa kalian berbuat melampaui batas. Demikian pula firman Allah Subhanahu wata’ala,

كم شنآن قوم على أال تعدلوا اعدلوا هو أقÎÎربوال يجرمنقوى لت ل

Page 48: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

“Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum mendorongmu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.” (al-Maidah: 8)

Artinya, janganlah kebencian kepada mereka membawamu untuk meninggalkan keadilan (sikap adil). Al-abtar adalah isim tafdhil. Arti kata ini adalah terputus, yaitu terputus dari semua kebaikan. Hal ini terjadi karena orangorang kafir Quraisy mengatakan bahwa Muhammad (Shallallahu ‘alaihi wasallam) adalah abtar, yaitu tidak ada kebaikan dan berkah pada dirinya, serta dalam mengikuti ajarannya. Kata ini mereka munculkan ketika Qasim, putra beliau, meninggal. Mereka lalu mengatakan bahwa Muhammad abtar, yaitu tidak ada keturunan. Kalaupun ada, maka akan terputus keturunannya. Oleh karena itu, Allah Subhanahu wata’ala menjelaskan bahwa al-abtar adalah yang membenci Rasul Shallallahu ‘alaihi wasallam, dan dialah yang akan terputus dari semua kebaikan. Tidak ada berkah pada dirinya. Hidupnya hanya berisi penyesalan. Jika hal ini berlaku atas orang yang membenci beliau, begitu pula bagi yang membenci syariat (ajaran)nya. Oleh sebab itu, barang siapa membenci syariat Rasulullah n, atau salah satu syiar Islam, atau membenci ibadah apa pun yang dilakukan oleh manusia untuk melaksanakan agama Islam, dia telah kafir, keluar dari Islam. Hal ini berdasarkan firman Allah Subhanahu wata’ala,

ه فأحبط أعمالهم هم كرهوا ما أنزل الل أن ك ب ذل“Hal itu karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan oleh Allah (al-Qur’an) lalu Allah menghapus (pahala) amal-amal mereka.” (Muhammad: 9)

Tidak ada yang menghapus amalan selain kekufuran. Barang siapa membenci kewajiban shalat, dia telah kafir, walaupun ia menjalankan shalat. Barang siapa membenci kewajiban zakat, dia telah kafir walaupun menunaikannya. Adapun yang merasa berat menjalaninya, namun tidak membencinya, dikhawatirkan pada dirinya ada salah satu perangai kemunafikan, meski tidak dikafirkan. Jadi, terdapat perbedaan antara orang yang merasa berat (tanpa membenci) dengan orang yang membenci. Dengan demikian, surat ini mengandung penjelasan tentang nikmat Allah Subhanahu wata’ala yang diberikan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, yaitu kebaikan yang banyak. Selain itu, surat ini memuat perintah untuk mengikhlaskan shalat dan berkurban hanya untuk Allah Subhanahu wata’ala. Perintah ini berlaku dalam seluruh bentuk ibadah. Surat ini juga menjelaskan, siapa yang membenci Rasul n atau sebagian syariat beliau, dialah yang terputus, yaitu tidak ada kebaikan dan berkah pada dirinya. Wallahu a’lam.

Dapatkah kita Minum di Telaga Kautsar Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu'alaikum. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam, Salawat dan salam buat Nabi Muhammad serta keluarga dan para sahabat yg mulia. Hari ini baca tentang Telaga Kautsar; golongan yg dapat minum air Telaga Kautsar, Golongan paling awal minum air Telaga Kautsar, kaitan antara wudhuk dan Telaga kautsar , Golongan yg dihalau dari Telaga Kautsar dan beberapa tajuk yg berkaitan dengannya. Di sini diringkaskan hasil pembacaan; Org2 yg beriman wajib percaya bahawa satu perkara yg akan berlaku pada hari akhirat ialah minum di "TELAGA KAUTSAR" dan patut berfikir dan berusaha semasa di dunia ini bagaimana untuk dapat minum di Telaga Kautsar. Minum air telaga ini merupakan pemberian daripada "Ar-Rahim" Allah terhadap hambaNya di akhirat. Dengan meneguk air daripada telaga ini org2 beriman dpt menghilangkan dahaga sdgkan

Page 49: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

org2 kafir dan seumpamanya tidak mendpt sebarang kurniaan Allah. Hanya mereka yg benar2 beriman dgn akidah yg tulen dan beramal soleh, mukmin dan bertakwa sahaja yg dapt menghirup air telaga Kautsar. Ada sesetengah pendapat mengatakan org2 beriman akan dapat minum sebelum amal manusia ditimbang. Ada juga berpendapat org2 beriman itu dapat minum setelah berjaya melintasi titian sirat yg merentangi kawah api neraka. Imam Bukhari dlm sahihnya menyebut sebuah hadis daripada Abu Hurairah ra bahawa Rasulullah saw bersabda; "Ketika aku berdiri melayan org2 minum air telaga Kautsar, tiba2 aku melihat satu kumpulan manusia, lalu keluar seorg dp kumpulan itu dan berkata kepadaku: "Mari kemari". Kemudian aku bertanya kembali kepada org itu: "Ke mana?" jawab org itu : " Ke neraka". Lalu aku bertanya kepada malaikat ttg org itu, jawab malaikat bahawa org2 itu ialah org2 yg murtad". Hadis ini menunjukkan bahawa telaga Kautsar itu berada di Padang Mahsyar, sebelum seseorg itu dipaksa meniti sirat. Dijelaskan bahawa pada ketika itu Nabi Muhammad saw sdg melayan org2 minum di telaga Kautsar. Abdullah bin Abbas ra berkata; "Ada org bertanya kpd Nabi Muhammad saw ttg manusia di akhirat ketika menunggu disoal dan ditimbang sgl amalan. Adakah mereka mendapat minuman dan juga makanan dpd Allah swt? Jawab Nabi saw "Demi jiwaku berada digenggaman Tuhan, memang ada air ketika aku menunggu di Mahsyar. Sesungguhnya wali2 Allah akan diberi peluang mengunjungi kolam Nabi-nabi". Wali2 Allah itu ialah mereka yg disebut dalam firman Allah swt yg bermaksud: "Ketahuilah! Sesungguhnya wali-wali Allah, tidak ada kebimbangan (dari sesuatu yang tidak baik) terhadap mereka dan mereka pula tidak akan berdukacita. (Wali-wali Allah itu ialah) orang-orang yang beriman serta mereka pula sentiasa bertakwa. Untuk mereka sahajalah kebahagiaan yang menggembirakan di dunia dan di akhirat; tidak ada (sebarang perubahan pada janji-janji Allah yang demikian itulah kejayaan yang besar". (Yunus [10] : 62 - 64) Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadis daripada Abu Zarr yg berkata : Sesungguhnya aku bertanya kpd Rasulullah saw : "Adakah disediakan gayung yg cukup bagi org mukmin yg ramai itu utk minum air telaga Kautsar?" Jawab Nabi saw ; "Demi Tuhan yg jiwaku berada dalam genggamanNya, sesungguhnya gayung telaga Kautsar itu lebih banyak dpd bintang di langit". Hadis dpd Abdullah Amru bin Al-'Ash menyebut : "Sesungguhnya luas telaga Kautsar itu ialah kira2 sebulan perjalanan, lebarnya sama dengan panjangnya, airnya putih jernih daripada perak dan baunya lebih harum dp kasturi. Gelas minuman melebihi bintang di langit. Barangsiapa diberi peluang oleh Allah swt minum air ini , nescaya tak akan dahaga selama2nya". Dpd hadis ini jika diukur dgn perjalanan pd zaman Nabi dahulu yg menggunakan kenderaan unta, dalam kira2 sebulan perjalanan boleh mengelilingi seluas bumi Syam yg kini meliputi negara Palestin, Syria, Jordan dan Lubnan, manakala jika diukur dgn masa perjalanan sekarang dgn menggunakan kapalterbang yg sangat laju, perjalanan sebulan itu mampu mengelilingi dunia kira2 tiga puluh kali. Walaupun telaga Kautsar itu luas, itu tidak menjamin semua umat Nabi Muhammad saw dpt meneguknya. Banyak lagi hadis2 yg menerangkan ttg barangsiapa yg dapat minum air dp telaga Kautsar ini pasti tidak akan dahaga buat selama2nya. Org2 yg berjaya menghampiri dan diberi minum air telaga ini bukan sahaja dpt menghilangkan dahaga tetapi sudah tentu masa depannya selepas itu cerah utk mendpt kebahagiaan, sebaliknya bagi org2 yg tidak dapat minum dan dihaluu, mereka adalah golongan yg akan sengsara. Rasulullah saw memberitahu para sahabat bahawa org yg paling awal dpt minum air telaga ini ialah org2 Muhajirin yg fakir miskin. Ini krn mereka berhijrah semata2 krn Allah dan RasulNya bukan krn harta dunia dan juga krn hendak menemui wanita yg hendak dinikahi. Muhajirin adalah golongan mukmin yg paling berjasa terhdp Islam dan juga Rasulullah saw. Penghijrahan mereka ke Madinah merupakan pengorbanan yg besar, perjalanan mereka menempuh pelbagai kesukaran dan bahaya, belum pasti mereka dpt kembali ke kota Mekah utk bertemu keluarga dan sanak

Page 50: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

saudara. Org2 Muhajirin ini ada juga daripada hartawan, namun mereka mengorbankan sgl kekayaan mereka demi menegakkan Islam, mereka menderma separuh atau seluruhnya kepada Rasulullah saw utk perjuangan Islam spt yg dilakukan oleh Saidina Abu Bakar As-Siddiq ra. Imam Bukhari meriwayatkan hadis daripada Anas bin Malik ra katanya: Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya ramai daripada umatku akan datang bertemu dgn aku di Telaga Kautsar sehingga terlalu hampir denganku dan aku amat mengenali mereka tetapi mereka telah dihalau jauh dari telaga Kautsar oleh malaikat. Ya Rabbi, mengapa mereka diusir dari telagaku, sedangkan mereka umatku? Tuhan menjelaskan kepadaku: "memang benar mereka adalah umatmu, tetapi engkau tidak tahu akan apa yg dilakukan oleh mereka selepas engkau wafat. Mereka itu murtad daripada ajaranmu." Daripada hadis ini didapati bukan mudah utk mengahmpiri telaga Kautsar ini. Sekadar jadi umat Nabi Muhammad saw belum tentu dapat minum air telaga Kautsar. Murtad bkn semata2 kerana menyembah berhala atau tokong. Org sekarang tidak lagi menyembah berhala, tetapi kecenderungan utk bercakap berdasarkan logik akal atau mengikut hawa nafsu. Kadang2 memberikan pandangan negatif terhadap hukum2 Allah. Org yg dihalau ialah org2 murtad. Allah berfirman yg bermaksud: ".. dan sesiapa di antara kamu yang murtad (berpaling tadah) dari agamanya (agama Islam), lalu dia mati sedangkan dia tetap kafir, maka orang-orang yang demikian, rosak binasalah amal usahanya (yang baik) di dunia dan di akhirat dan mereka itulah ahli Neraka, mereka kekal di dalamnya (selama-lamanya)" (Al-Baqarah [2] : 217) Tentang murtad ini dihuraikan bahawa; Nabi Muhammad saw sendiri berasa sedih krn sebahagian dp mereka yg dihalau itu adalah sebahagian daripada kalangan umatnya sendiri. Walaupun baginda tidak dpt menemui mereka namun Nabi mengenali krn ada tanda wudhuk pada anggota wudhuk sejak mereka dibangkitkan daripada kubur. Walaupun Nabi memohon kpd Allah supaya diberikan peluang kpd umatnya utk minum di telaga Kautsar namun Allah menjelaskan bahawa dosa yg mereka lakukan bknlah sebarang dosa, sebaliknya mereka telah murtad dpd agama sama ada dalam mereka sedar ataupun sebaliknya. Justeru org2 murtad ini tidak ada kebajikan yg tinggal utk dirinya krn semuanya telah hapus akibat murtad. Org yg malas mendirikan solat hingga kdg2 meninggalkan solat tanpa menafikan kefardhuan perintah solat; jika pada satu ketika dia insaf dan menyesali dan bertaubat serta memperbaiki amalan dan menggantikan yg tertinggal serta melakukan amalan soleh; jika taubat diterima oleh Allah insyaAllah akan didekatkan dgn telaga Kautsar. Ini krn akidah mereka tidak rosak. TETAPI andainya mereka tidak solat dan beranggapan bahawa org yg solat sama sahaja dgn org tak solat, anggapannya itu membawa maksud solat tidak wajib, boleh solat atau boleh tinggalkan; org2 seperti ini akan dihalau dp telaga Kautsar krn telah murtad (Wal'iyazubillah). Penentang kebenaran juga dihalau daripada telaga Kautsar. Selain itu golongan yg menyeleweng daripada syariat Allah swt yakni menurut hawa nafsu tanpa mengira halal dan haram asalkan nafsu mereka puas. Penyokong kezaliman juga akan dihalau daripada mendekati telaga Kautsar. Orang yang zalim ialah org2 yg menyembunyikan kebenaran, mengambil hak org lain secara batil, tidak mahu menjalankan syariat Allah dsbnya; Perbuatan mereka bercanggah dgn perintah Allah. Allah berfirman maksudnya: "Kebenaran itu daripada Tuhannu, oleh sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk dalam golongan orang-orang yang ragu" (Al-Baqarah [2] : 147). Banyak lagi tentang telaga Kautsar ini. Setakat ini sahaja yg dapat ditulis mudah2an kita menjaga iman kita supaya tidak tergelincir, supaya nanti kita dapat dikenali oleh Nabi kesayangan kita dan dapatlah kita minum di telaga Kautsar dengan menggunakan gelas daripada emas.

Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ

Page 51: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

KISAH MENJADI BUNTUNG SEBAB MEMBERI MINUM DARI TELAGA KAUTSAR TELAGAPada zaman Rasulluah SAW, datang seorang perempuan ke rumah beliau. Tangan kanan si perempuan tersebut buntung, dan ia berkata," Wahai Rasulluah, doakanlah kepada Allah agar tanganku kembali seperti semula". Nabi menjawab," Apa yang menyebabkan tanganmu menjadi buntung?". Perempuan menjawab," Aku bermimpi, datang hari qiyamat dan neraka jahim menyemburkan apinya dan surga terasa dekat kepadaku kemudian aku melihat ibuku membawa sepotong gajih di salah satu tangannya dan tangan yang lain membawa potongan kain dan keduamya itu untuk menerima api neraka.

Maka aku pun berkata," Mengapa si bu, engkau mau diperlakukan seperti ini dan aku melihat engkau berada di jurang neraka sedangkan engkau adalah perempuan yang taat kepada tuhanmu dan di ridhoi suamimu? sang ibu menjawab," Wahai anakku, ketika aku hidup di dunia aku seorang yang bakhil dan tempat ini adalah tempatnya orang yang bakhil". aku bertanya," lalu gajih dan potongan kain itu apa?". Ibu menjawab," itulah barang yang pernah aku sedekahkan ketika di dunia, dan aku seumur-umur tidak pernah berdekah kecuali dengan kedua barang tersebut". 

Aku pun bertanya," di manakah ayahku?". Ibu menjawab," ia seorang yang dermawan, maka ia berada bersama orang yang dermawan". kemudian aku berjalan menuju surga dan melihat ayahlu sedang berdiri di telagamu Ya Rasulluah, ia sedang memberi minum manusia. Maka aku berkata," Wahai ayahku, sungguh ibuku adalah perempuan yang taat kepada tuhanNYA dan engkau meridhoinya, Ia sekarang sedang di bakar di dalam neraka jahannam, dan engkau sedang memberi minum manusia dari telaga Rasulluah, berikanlah Ibuku minum seteguk dari telaga ini!"

Ayahku menjawab," Allah meharamkan telaga Nabi bagi orang-orang yang bakhil dan orang yang berbuat dosa". maka mendengar jawaban ayahku, aku pun mengambil tempat minum dan mengambil air dari telaga Nabi dan meminumkannya kepada Ibuku tanpa izin ayahku. Tiba-Tiba aku mendengar suara," Semoga Allah membuat buntung tanganmu sebab olehmu memberi minum wanita maksiat yang bakhil dari telaga Nabi SAW".

Kemudian aku terbangun dari tidurku dan melihat tanganku sudah buntung. lalu Rasulluah setelah mendengar cerita dari si perempuan tersebut, Nabi meletakkan tongkatnya di atas tangan si perempuan dan berdoa," Wahai tuhanku, demi haqnya mimpi yang di ceritakan si perempuan semoga engkau menyembuhkannya!". dan tangan si wanita itupun kembali sehat seperti semula.

Dari kisah ini dapat kita mengambil hikmah bahwa, meskipun seorang itu taat kepada Allah SWT tetapi ia  bakhil dan tidak mau mendermakan hartnya di jalan Allah maka tempatnya adalah Neraka Jahannam. Na'udzubillahi min dzalik. Amin

Semoga KISAH MENJADI BUNTUNG SEBAB MEMBERI MINUM DARI TELAGA KAUTSAR

Page 52: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

TELAGA dapat bermanfaat, baca juga KISAH PEREMPUAN YANG BERSEDEKAH SEPOTONG ROTI.

Info : bagi saudara-saudara yang ingin mengirim artikel seputar islam dapat dikirim ke [email protected] minimal 500 karakter, artikel yang terpilih akan diterbitkan dalam situs ini

2 Golongan yg Terhalang dari Telaga Nabi Muhammad saw (al-Haud)النسائي ي: ٤١٣٦سنن عب الش عن حصين ي أب عن سفيان عن يحيى حدثنا قال ي عل بن عمرو أخبرنا

قال عجرة بن كعب عن العدوي عاصم عنصدقهم من أمراء بعدي ستكون ه ن إ فقال سعة ت ونحن م وسل عليه ه الل صلى الله رسول علينا خرجيصدقهم لم ومن الحوض علي وارد ب وليس منه ولست ي من فليس ظلمهم على وأعانهم هم كذب ب

الحوض علي وارد وهو منه وأنا ي من فهو ظلمهم على يعنهم ولم هم كذب ب

 Sunan Nasa’i 4136: Telah mengabarkan kepada kami ‘Amr bin Ali, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Yahya dari Sufyan dari Abu Hashin dari Asy Sya’bi dari ‘Ashim Al ‘Adawi dari Ka’ab bin ‘Ujrah ia berkatal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar menemui kami, ketika itu kami sembilan orang, lalu beliau bersabda:

“Sesungguhnya akan ada setelahku para penguasa, barang siapa yang mempercayai kedustaan mereka dan membantu kezhaliman mereka, maka ia bukan termasuk golonganku dan aku bukan darinya, ia tidak akan menemuiku di telaga, dan barangsiapa yang tidak mempercayai kedustaan mereka dan tidak membantu kezhaliman mereka maka ia adalah termasuk golonganku dan aku bagian darinya, ia akan datang menemuiku di telaga.”

 

Telaga Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam adalah Telaga al-Kautsar sebagaimana dijelaskan dlm hadits lain. Kaum Muslimin minum darinya saat kehausan di Padang Mahsyar. Manusia berada di Padang Mahsyar selama 50.000 tahun berdasar hadits shahih.

 

“Telagaku (panjang dan lebarnya) satu bulan perjalanan. Airnya lebih putih daripada susu, aromanya lebih harum daripada minyak kesturi, bejananya sebanyak bintang di langit. Barangsiapa yang minum darinya, ia tidak akan haus lagi selamanya.” al-Bukhari, no. 6093 dan Muslim, no. 4294).

 

“Wahai Rasulullah, apakah pada hari itu Anda mengenali kami?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Ya. Kalian punya tanda yang tidak dimiliki oleh seorangpun dari umat

lain. Kalian datang kepadaku dengan dahi dan kaki bercahaya putih karena wudhu.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 364)

Page 53: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

 

Maka nabi pun mengenali umatnya yg datang ke telaganya. Semuanya kalau bisa minum, karena nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat sayang pada umatnya. Namun ada sejumlah orang Islam, umat nabi yang diusir dan tidak dapat mendekat ke telaga tersebut. Apalagi minum. Siapakah mereka?

 

“Aku adalah pendahulu kalian menuju telaga. Siapa saja yang melewatinya, pasti akan meminumnya. Dan barangsiapa meminumnya, niscaya tidak akan haus selamanya. Nanti akan lewat beberapa orang yang melewati diriku, aku mengenali mereka dan mereka mengenaliku,

namun mereka terhalangi menemui diriku.” (Bukhari, no. 6528 dan Muslim, no. 4243)”

 

SIAPAKAH UMAT Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang TERHALANG DARI TELAGA?

 

“Aku berkata: “Mereka termasuk umatku!” Namun muncul jawaban: “Engkau tidak mengetahui perkara yang mereka ada-adakan (dalam agama ini) sepeninggalmu.” Akupun berkata: “Menjauhlah, menjauhlah, bagi orang yang mengubah (ajaran agama) setelahku.”

(Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 6097)

 Jadi 2 GOLONGAN MANUSIA YANG TERHALANG DARI MENDATANGI AL-HAUD:

 1) Orang yg membantu penguasa zhalim (HADITS PERTAMA)2) Orang yg membuat-buat / mengubah-ubah agama Islam sepeninggal Nabi. Dan mereka adalah orang-orang Islam, dikenali dari bekas wudhunya. Karena mengubah agama ini sama saja tidak berpegang teguh kepada 2 warisan utama Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam: Kitabullah wa Sunnati.

 Sedangkan al-Qur’an dan as-Sunnah keduanya baru akan berpisah di telaga tsb.

 “Aku tinggalkan 2 perkara yang kalian TIDAK AKAN TERSESAT SELAMANYA jika kalian berpegang teguh kepada keduanya: Kitabullah wa Sunnati. Keduanya tidak akan berpisah hingga bertemu di telagaku.” HR Hakim, shahih

 Demikianlah agar kita berhati-hati jangan sampai termasuk kedua golongan manusia di atas. Jangan sampai kita tidak bisa minum di telaga. Kecelakaanlah bagi kita.

- See more at: http://quran-sunnah.net/2013/09/2-golongan-yg-terhalang-dari-telaga-nabi-muhammad-saw-al-haud/#sthash.TZ0dXTdl.dpuf

Page 54: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

وبركاته الله ورحمة عليكم السالم

Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allooh وتعالى ,سبحانه

Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allooh وتعالى kita telah ditakdirkan menjadi ,سبحانهummat Muhammad Rosuulullooh وسلم عليه الله Ummat Nabi terakhir, tetapi akan .صلىmenjadi ummat pendahulu dari ummat-ummat yang lainnya pada Hari Kiamat. Ummat yang diberi janji kesenangan sebelum surga, yaitu berupa Al Haudh (Telaga), dimana siapa pun yang meminum air Telaga tersebut, maka ia tidak akan merasa haus setelah itu selama-lamanya.

Kali ini kita membahas tentang Al Haudh,sesuatu yang sangat kita rindukan. Al Haudh dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai “Telaga”, yaitu Telaga Rosuulullooh وسلم عليه الله .صلىBahasan Al Haudh ini akan meliputi :

1. Arti Al Haudh,2. Dalil tentang adanya Al Haudh,3. Keterangan para ‘Ulama Ahlus Sunnah tentang kapan adanya Al Haudh,4. Al Haudh Nabi Muhammad وسلم عليه الله ,dan nabi-nabi sebelumnya صلى5. Sifat Al Haudh Nabi Muhammad وسلم عليه الله صلى6. Penghalang seseorang untuk mendapatkan Al Haudh (Telaga) Rosuulullooh الله صلى

وسلم عليه7. Bahaya orang mengingkari adanya Al Haudh,8. Upaya dan kiat kita agar diberi kesempatan mendapatkan Al Haudh.

Al Haudh atau Telaga bagi kaum muslimin adalah merupakan bagian penting dari ‘Aqiidah Ahlus Sunnah wal Jamaa’ah. Kita akan ketahui apa konsekuensi orang yang mengingkari adanya Al Haudh (Telaga) pada Hari Kiamat. Hal ini adalah penting karena setiap ummat Muhammad Rosuulullooh وسلم عليه الله pasti akan melewati Al Haudh, kecuali orang yang termasuk صلىkedalam golongan orang-orang yang tidak mendapatkan minum dari Telaga tersebut. Maka insya Allooh kita semua akan mendapatkannya tanpa pilih kasih; asalkan janganlah kita melakukan perkara-perkara yang dapat menyebabkan kita jatuh kedalam golongan orang-orang yang tidak berhak mendapatkan kesempatan minum di Telaga Rosuulullooh وسلم عليه الله .صلى

Al Haudh dalam arti bahasa adalah Telaga. Dalam bahasa Arab, Al Haudh artinya “Air yang tergenang dalam jumlah besar, tetapi bukan lautan”.

Dalam arti syar’i maka Al Haudh bukan sekedar air, karena dari sisi airnya, telaganya, warnanya, rasanya, baunya, dimana adanya dan siapa yang memilikinya, diberitahukan oleh Allooh وتعالى وسلم dan Rosuul-Nya سبحانه عليه الله tentang ciri-ciri semuanya itu. Al صلىHaudh itu airnya berasal dari Al Kautsar.

Al Kautsar adalah sungai dalam surga yang diberikan Allooh وتعالى kepada Nabi سبحانهMuhammad وسلم عليه الله .صلى

Page 55: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Al Haudh adalah Telaga yang Allooh وتعالى berikan kepada Muhammad سبحانهRosuulullooh وسلم عليه الله dan ummatnya sebagai bentuk pernghargaaan atau صلىkemuliaan bagi mereka.

Keberadaan Al Haudh adalah kepastian. Tidak bisa diingkari dan diragukan keberadaannya. Orang yang meragukan tentang keberadaan Al Haudh berarti ia ragu terhadap Al Qur’an, dan juga ragu terhadap Hadits Rosuulullooh وسلم عليه الله Atau dengan kata lain, ia termasuk .صلىingkar terhadap Al Qur’an dan Hadits Rosuulullooh وسلم عليه الله !Berbahaya .صلى

Dalil dari Al Qur’an menurut yang di-istidlal-kan oleh para ‘Ulama Ahlus Sunnah, untuk dijadikan sebagai argumentasi dan sandaran tentang Al Haudhadalah QS. Al Kautsar (108) ayat 1-3 :

أعطيناك ﴿ ١﴿ الكوثرإنا ر� ح� ر� حا ح� ب� ح� � ب� ح� ح� ﴾٢ ﴿ ر� ح� ر� ح�� ر� ا ح� ر� ح� ح� � ح�ا ��ح �ا ﴾٣﴾

Artinya:

(1) Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni`mat yang banyak.

(2) Maka dirikanlah shalat karena Robb-mu dan berkorbanlah.

(3) Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.

Walau belum terjadi hari Kiamat, namunAllooh وتعالى sudah memberikan Al Kautsar ituسبحانهpada Nabi Muhammad وسلم عليه الله Itu merupakan keistimewaan dan keunggulan Nabi .صلىMuhammad وسلم عليه الله وسلم bahwa beliau ,صلى عليه الله telah diampuni dosanya صلىyang lalu dan yang akan datang. Demikianlah Nabi Muhammad وسلم عليه الله telah صلىdiberikan dan dijanjikan keutamaan oleh Allooh وتعالى .سبحانه

Di dalam Hadits Shohiih diriwayatkan oleh Al Imaam Muslim no: 400, dari Shohabat Anas bin Maalik عنه الله وسلم bahwa Rosuulullooh ,رضي عليه الله ketika menjelaskan dan صلىmenafsirkan Al Kautsar maka beliau وسلم عليه الله :bersabda bahwa صلى

كثير خير عليه وجل عز ربى وعدنيه نهر ه فإن

Artinya:

“Al Kautsar itu adalah telaga yang Allooh وتعالى janjikan untukku, dimana pada سبحانهtelaga ini terdapat kebaikan yang banyak.”

Sedangkan ‘Abdullooh bin Abbas عنه الله : menjelaskan bahwa رضي

إياه الله أعطاه الذي الكثير الخير

Artinya:

Page 56: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

“Yang dimaksudkan dengan Al Kautsar itu adalahkebaikan yang banyak yang Allooh berikan kepada Rosuulullooh .” (lihat Tafsir Al Baghowy 8/554)

Menurut penjelasan para ‘Ulama Ahlus Sunnah bahwa: Hukum Hadits tentang Al Kautsar adalah muttawatir (– artinya: tidak ada yang berselisih, baik mereka dari kalangan yang rasionalis maupun dari kalangan Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah, dimana mereka meyakini bahwa apabila sebuah hadits berstatus Muttawatir, maka Hadits itu menjadi dalil, argumentasi dan menjadi pegangan – pen.), yaitu Hadits dari Rosuulullooh وسلم عليه الله tentang adanyaصلىTelaga dan apa yang menjadi penjelasan tentang Telaga tersebut.

Perlu diketahui oleh kaum Muslimin, bahwa apabila suatu Hadits itu sudah Muttawatir, maka ia dapat tergolong menjadi dua macam Muttawatir-nya, yaitu ada Mutawatir Ma’nan (Muttawatir secara makna), tetapi belum tentu Muttawatir secara Lafadz.

Misalnya tentang mengangkat tangan dalam ber-do’a. Bahwa Hadits tentang do’a secara ma’na adalah Muttawatir, tetapi secara lafdzi kebanyakan Hadits tentang do’a dengan mengangkat tangan adalah dho’iif, kecuali beberapa kasus tertentu saja.

Maka bila ada orang yang berdalil bahwa do’a itu harus selalu dengan cara mengangkat tangan, berarti ia sudah berdalil dengan Hadits yang Lemah (dho’iif). Karena apabila setiap setelah sholat fardhu, seseorang itu berdo’a harus dengan selalu mengangkat tangan dan hal itu terjadi terus-menerus seperti demikian, maka dia dihukumi sebagai Bid’ah. Hal ini disebabkan karena tidak ada dalil yang shohiih yang memerintahkan bahwa: “Setiap selesai sholat fardhu harus selalu mengangkat tangan untuk berdo’a”. Dalil tentang hal itu adalah lemah (dho’iif).

Akan tetapi, dalil bahwa apabila seseorang berdoa (boleh) dengan mengangkat tangan itu adalah Haditsnya Muttawatir.

Artinya, seseorang itu boleh berdoa dengan mengangkat tangan tetapi ia tidak harus demikian. Tidak setiap berdoa itu ia harus selalu mengangkat tangan. Sesekali ia boleh berdo’a dengan tidak mengangkat tangan, dan sesekali ia boleh berdo’a dengan mengangkat tangan. Jadi seseorang itu dalam berdo’a, ia boleh mengangkat tangan dan ia boleh pula tidak mengangkat tangan.

Akan tetapi mengharuskan berdo’a setiap selesai sholat fardhu dengan mengangkat tangan, maka berarti orang itu tidak paham karena ia telah berpegang pada sesuatu yang dho’iif.

Kedua, Muttawatir dari sisi Lafadz adalah seperti yang kita temukan pada Hadits “Innamaa a’maalu binniyaat” ( بالنيات األعمال .Lafadz Hadits-nya adalah memang seperti itu .(إنما

Adapun Hadits tentang Al Haudh, baik secara Lafadz maupun secara Ma’na adalah Muttawatir. Berarti status Haditsnya lebih tinggi daripada Hadits yang lainnya.

Demikian menurut pembuktian para ‘Ulama Ahlus Sunnah atas Hadits tentang Al Haudh (Telaga) Rosuulullooh وسلم عليه الله -ini (sebagaimana dijelaskan dalam Al-Buhuur az صلىZaakhiroh fî ‘Uluum al-‘Aakhiroh oleh Imaam As-Saffaariiny Jilid I halaman747), dimana

Page 57: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

yang meriwayatkan tentang Al Haudh (Telaga) dari kalangan para Shohabat itu adalah tidak kurang dari 50 (lima puluh) orang Shohabat.

Dalam Ilmu Hadits, apabila suatu Hadits itu diriwayatkan oleh tiga orang lebih, maka Hadits itu termasuk Muttawatir. Jadi, apalagi bila suatu Hadits itu diriwayatkannya oleh tujuh, sembilan, sebelas, lima belas, dua puluh satu apalagi sampai diriwayatkan oleh lima puluh orang Shohabat, maka  Hadits tersebut sudah tentu termasuk Muttawatir. Asalkan setiap peringkat rowi ke rowi-nya selalu dalam keadaan demikian, maka Hadits itu disebut Muttawatir.

Dan ternyata ada lima puluh orang Shohabat meriwayatkan Hadits tentang Al Haudh(Telaga Rosuulullooh وسلم عليه الله ini. Diantara para Shohabat yang meriwayatkan tersebut (صلىantara lain adalah : Abu Bakar As Siddiiq, ‘Umar bin Khoththoob, ‘Utsman bin ‘Affan, ‘Ali bin Abi Tholib, ‘Abdullooh bin Mas’uud, ‘Abdullooh bin ‘Abbas, ‘Abdullooh bin ‘Umar, Abu Dzar Al Ghifari عنهم الله dan lain-lain. Itulah para Shohabat yang terkemuka, yang dekat رضيdengan Rosuulullooh وسلم عليه الله setiap saatnya, dan mereka itu semuanya صلىmeriwayatkan Hadits tentang Al Haudh. Oleh karena itu, Hadits tentang Al Haudh tidak bisa disangkal lagi.

Bahkan dalam suatu Hadits yang diriwayatkan oleh Al Imaam Abu Daawud bahwa Rosuulullooh وسلم عليه الله -mengulang-ulangnya, tidak hanya sekali-dua kali, tetapi diulang berkali صلى

kali dan bukan hanya kepada seorang Shohabat saja, melainkan kepada banyak para Shohabat. Sehingga wajar apabila dalam bahasan kita terhadap Hadits-Hadits itu nanti, maka akan kita temukan bahwa Lafadz Hadits-Hadits tentang Al Haudh ini ada beberapa yang satu sama lainnya saling menafsirkan namun berbeda pengucapannya, tetapi pada hakekatnya adalah sama.

Sekali lagi, bahwa Hadits tentang Al Haudh ini tidak boleh ada keraguan tentangnya sedikitpun. Ia adalah yakin, pasti, shohiih karena hukumnya adalah Muttawatir (baik secara Ma’na maupun secara Lafadz) karena tidak kurang dari 80 shohabat telah meriwayatkan tentang hadits ini sebagaimana telah diteliti oleh banyak ulama dari kalangan mutakhkhiriin. Jadi tidak boleh ada kaum Muslimin yang meragukannya.

Sebagai contoh adalah tentang perkara Adzab Kubur. Ada sebagian orang yang meragukan adanya Adzab Kubur itu. Berarti orang tersebut adalah tidak tahu tentang Hadits-Hadits Rosuulullooh وسلم عليه الله karena Hadits tentang Adzab Kubur tersebut adalah ,صلىMuttawatir.

Contoh lain adalah tentang Imaam Mahdi. Hadits tentang Imaam Mahdi adalah  Muttawatir. Sehingga apabila ada orang yang ragu tentang akan adanya Imaam Mahdi, berarti ia termasuk jaahil (bodoh) tidak paham terhadap Hadits Rosuulullooh وسلم عليه الله   .صلى

Demikian pula tentang Al Haudh ini. Haditsnya Muttawatir. Rosuulullooh وسلم عليه الله صلىdiberi Telaga (Al Haudh) oleh Allooh وتعالى .سبحانه

Sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Qudamah Al Maqdisi الله dalam kitab beliau رحمهLum’atul I’tiqod bahwa:

Page 58: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

“Dan Nabi Muhammad وسلم عليه الله ,mempunyai Telaga (Al Haudh) pada hari Kiamat صلىairnya lebih putih daripada susu, rasanya lebih manis daripada madu, jumlah gelasnya sebanyak bilangan bintang di langit. Barangsiapa yang meminumnya satu teguk  maka ia tidak akan merasa haus selama-lamanya.”

Dalam penelitian terakhir para ‘Ulama seperti Syaikh ‘Utsmaan Aali Khomiis mengata-kan bahwa:

“Hadits tentang Al Haudh adalah banyak, sampai pada derajat Mutawatir. Telah dijelaskan yang demikian itu oleh ahli ’ilmu, antara lain adalah Al Qurthubi الله dalam Kitab beliau رحمه“Fil Mufhim”.”

Sebagaimana dijelaskan pula oleh Ibnul Hajar Al Asqolaani الله ,”dalam “Fat-hul BaariرحمهIbnul Katsir الله رحمه dalam “Al Bidaayah Wan Nihaayah”, dan Al Qoodhi ‘Iyyaadhرحمهالله dalam “Syarah Muslim”, dan Ibnu Abi ‘Aasimالله dalam Kitab berjudul “AsرحمهSunnah”. Semuanya itu merupakan pernyataan para ‘Ulama Ahlus Sunnah yang menjelaskan derajat Muttawatir-nya Hadits tentang Al Haudh.

Kapan Al Haudh akan terjadi ?

Menurut para ‘Ulama Ahlus Sunnah ada beberapa versi penjelasan tentang Al Haudh.

Pertama, ada yang mengatakan bahwa Al Haudh (Telaga) itu terjadi sebelum Ash Shiroth (Jembatan).

Jumhur ‘Ulama Ahlus Sunnah mengatakan bahwa Al Haudh itu adanya adalah sebelum Ash Shiroth. Hal itu disebabkan karena Hadits-Hadits yang menjelaskan tentang gambaran Al Haudh bahwa diantara manusia ada yang ditolak, diusir, dihardik dan tidak boleh meminum Al Haudh, mereka itu akan dimasukkan ke dalam neraka Jahanam.

Hal ini adalah sebagaimana dijelaskan dalam Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhoory no: 7049 dan Al Imaam Muslim no: 2297, dari Shohabat ‘Abdullooh bin ‘Umar عنه الله bahwa ,رضيRosuulullooh وسلم عليه الله :bersabdaصلى

أصحابى رب يا فأقول عليهم ألغلبن ثم أقواما وألنازعن الحوض على فرطكم أنابعدك. أحدثوا ما تدرى ال إنك فيقال أصحابى

Artinya:

“Aku akan mendahului kalian sampai di Al Haudh dan akan dihadapkan kepadaku beberapa orang dari kalian, kemudian ketika aku memberi minum mereka, mereka terhalau dariku maka aku bertanya “Wahai Robb-ku mereka itu shohabat-shohabatku.”

Dia menjawab,

“Engkau tidak tahu apa yang mereka perbuat sepeninggalmu”.

Page 59: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Juga dalam Hadits Shohiih Riwayat Al Imaam Al Bukhoory no: 6593, dan Al Imaam Muslim no: 2293, dari Asma’ binti Abu Bakar عنهما الله عليه bahwa Rosuulullooh ,رضي الله صلى :bersabdaوسلم

رب يا فأقول دونى أناس وسيؤخذ منكم على يرد من أنظر حتى الحوض على إنى . على يرجعون بعدك برحوا ما والله بعدك عملوا ما شعرت أما فيقال تى أم ومن منى

أعقابهم

Artinya:

“Sesungguhnya aku akan berdiri di atas Telaga (Al Haudh) sehingga aku akan melihat beberapa orang akan datang kepadaku diantara kalian, dan beberapa manusia dihalau dariku, dan aku akan berkata, “Ya Robb, mereka dariku, dari ummatku.”

Kemudian akan dikatakan, “Apakah kamu mengetahui apa yang mereka perbuat sepeninggalmu? Demi Allooh, mereka telah berbalik ke belakang (murtad).”

Apa yang terjadi setelah Rosuulullooh وسلم عليه الله wafat, walaupun pada mulanya صلىmereka shohabat, tetapi karena akhirnya keluar dari ajaran beliau وسلم عليه الله bahkan ,صلىmungkin menjadi murtad, maka mereka bukan orang yang berhak untuk menikmati Telaga (Al Haudh).

Yang disebut Shohabat adalah orang-orang yang hidup semasa Nabi Muhammad الله صلىوسلم وسلم bertemu dengan beliau ,عليه عليه الله kemudian ia beriman kepada Nabi ,صلى

Muhammad وسلم عليه الله serta ajarannya dan mati dalam meyakini ajaran beliau صلىوسلم عليه الله .صلى

Tetapi bila mereka beriman tetapi setelah Nabi Muhammad وسلم عليه الله wafat, lalu صلىia mengingkari ajaran beliau وسلم عليه الله maka ia bukanlah Shohabat. Sebagai ,صلىcontohnya adalah orang-orang yang diperangi oleh Khalifah Abubakar As Siddiiq عنه الله رضيketika mereka menolak untuk membayar zakat, atau orang-orang seperti Musailamah Al Kadzdzaab (orang yang mengaku nabi) dan sejenisnya; mereka adalah orang-orang yang murtad.

Rosuulullooh وسلم عليه الله صلى memang tidak tahu apa yang terjadi sepeninggal beliau صلىوسلم عليه وتعالى maka dijawab ketika itu oleh Allooh ,الله Kamu tidak tahu apa“ : سبحانه

yang dia ada-adakan sesudahmu”. Oleh karena itu mereka tidak berhak untuk bisa meminum air telaga Al Haudh.

Kedua, ada pula penjelasan ‘Ulama Ahlus Sunnah bahwa yang dimaksud dengan Al Haudh itu ada sebelum Ash Shiroth dan ada sesudah Ash Shiroth. Jadi ada dua Telaga yaitu: Telaga sebelum Ash Shiroth dan Telaga sesudah Ash Shiroth.

Barangsiapa yang meminum air Telaga sebelum Ash Shiroth kemudian ia diambil untuk diadzab, maka ia akan selamat setelah itu. Lalu para ‘Ulama berbeda pendapat lagi, apakah Al Haudh itu sebelum Al Mizan ataukah sesudah Al Mizan. Karena ada yang mengatakan sesudah Al Mizan

Page 60: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

barulah ada Al Haudh. Jadi Ash Shiroth – kemudian Al Mizan – kemudian Al Haudh, tetapi ‘Ulama yang lain mengatakan Al Kautsar (Al Haudh) adalah sebelum Al Mizan. Yang kebanyakan dari mereka (‘Ulama) mengatakan bahwa urutannya adalah Ash Shiroth – Al Mizan – Al Haudh.

Kata mereka bahwa Al Haudh adalah setelah Ash Shiroth – kemudian Al Mizan – kemudian Al Haudh. Setelah Al Mizan ada shiroothyaitu suatu lapangan luas yang tidak beratap, manusia semuanya menunggu, karena Allooh وتعالى akan datang kepada mereka untuk سبحانهmemutuskan siapa yang akan masuk surga dan siapa yang masuk neraka. Itu semua adanya di negeri Akhirat.

Yang benar adalah apa yang dikatakan oleh Al Imaam Al Qurthubi الله juga oleh  ,رحمهSyaikhul Islam Ibnu Taimiyah الله Hal ini antara lain dikatakan oleh Al Imaam Al .رحمهQurthubi الله dalam Kitab beliau yang bernama “At Taghiroh” bahwa Al Haudh adalah رحمهsebelum Ash Shiroth. Karena ketika manusia keluar dari kuburan dalam keadaan haus maka mereka akan memenuhi Padang Mauqif (Padang Mahsyar). Manusia akan sangat haus dan membutuhkan minum, maka bila ketika itu diberi minum adalah sangat sesuai. Hal itu menunjukkan kesesuaian, apabila manusia ketika merasa sangat haus lalu diberikan minum sebelum Al Mizan, maka itu adalah bagian dari pemuliaan Allooh وتعالى terhadap سبحانهRosuulullooh وسلم عليه الله .dan ummatnya صلى

Telaga Nabi وسلم عليه الله dan Nabi-Nabi sebelumnya صلى

Ada di dalam Hadits bahwa sesungguhnya setiap Nabi mempunyai telaga.

Hal itu adalah sebagaimana diberitakan dalam Hadits Riwayat Al Imaam At Turmudzy no: 2443, dishohiihkan oleh Syaikh Nashiruddin Al Albaany, dari Shohabat Samuroh Ibnu Jundub رضي

عنه وسلم bahwa Nabi الله عليه الله :bersabda صلى

أكثرهم أكون أن أرجو وإني واردة، أكثر هم أي يتباهون وإنهم حوضا، نبي لكل إنواردة

Artinya:

“Sesungguhnya setiap nabi memiliki telaga. Dan mereka saling membanggakan siapakah yang telaganya paling banyak dikunjungi. Aku berharap telagakulah yang paling banyak pengunjungnya.”

Dan dalam Hadits Riwayat Imaam Muslim no: 247, dari Shohabat Abu Hurairoh عنه الله ,رضيbahwa Rosuulullooh وسل عليه الله :bersabda صلى

باللبن العسل من وأحلى الثلج من بياضا أشد لهو عدن من أيلة من أبعد حوضى إنعن الناس إبل جل الر يصد كما عنه الناس ألصد وإنى النجوم عدد من أكثر وآلنيته

األمم «. » من ألحد ليست سيما لكم نعم قال يومئذ أتعرفنا الله رسول يا قالوا حوضهالوضوء أثر من لين محج ا غر على تردون

Page 61: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Artinya:

“Sesungguhnya telagaku sejauh jarak dari Ailah (Palestina) dan ‘Adn (Yaman). Airnya lebih putih dari salju, lebih manis dari madu dengan susu. Bilangan bejananya lebih banyak dari bilangan bintang. Dan aku akan menghalaunya sebagaimana seseorang menghalau orang dari telaganya.”

Para Shohabat bertanya, “Ya Rosuulullooh, apakah engkau mengenali kami pada hari itu?”

Beliau وسل عليه الله menjawab, “Ya, kalian memiliki tanda yang tidak satu ummat pun صلىmemilikinya. Kalian akan mendatangi telagaku dalam keadaan wajah kalian berseri-seri dari tanda bekas berwudhu.”

Kita (ummat Islam) akan dikenal oleh Rosuulullooh وسلم عليه الله karena seringnya صلىberwudhu dengan benar. Karena tanda wudhu itu merupakan identitas kita bahwa kita adalah ummat Muhammad Rosuulullooh وسلم عليه الله yang akan dipanggil untuk dibolehkan ,صلىmeminum air Telaga (Al Haudh).

Bagaimana tentang Telaga itu ?

Telaga itu bisa ditinjau dari beberapa sisi:

1) Dari sisi bentuknya, ukurannya 

Di dalam riwayat-riwayat hadits disebutkan bahwa Telaga (Al Haudh) itu berbentuk segi empat (murobba’). Panjang sisi-sisinya sama.

Hal itu adalah sebagaimana dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Al Imaam Muslim no: 2292, dari Shohabat ‘Abdullooh bin ‘Amr   عنه الله bahwa Rosuulullooh ,رضي وسلم عليه الله صلىbersabda:

, سواء وزواياه شهر مسيرة حوضي

Artinya:

“Telagaku itu sejarak satu bulan, tepi-tepinya juga sejarak itu.”

Yang dimaksudkan Hadits tersebut menurut penjelasan para ‘Ulama Ahlus Sunnah adalah bahwa panjang sisi telaga itu adalah sejarak perjalanan dengan onta (– Yang bisa dihitung secara kasar, bila onta berjalan 1 jam bisa menempuh rata-rata 5 Km,  dan setiap hari onta berjalan selama 10 jam, maka setiap hari onta tersebut bisa menempuh jarak 50 Km. Dalam sebulan kira-kira bisa menempuh 30 X 50 Km = 1.500 Km. Jadi kira-kira panjang Telaga Rosuulullooh عليه الله صلى.(.adalah sekitar 1.500 Km dan lebarnya adalah sama dengan panjangnya – pen وسلم

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa panjang sisi-sisi Telaga Rosuulullooh وسلم عليه صلىاللهsama dengan jarak dari Makkah ke Baitul Maqdis. Hal itu adalah sebagaimana diriwayatkan oleh

Page 62: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Ibnu Abi ‘Aashim الله dalam Kitab “As Sunnah” no: 723, dari Shohabat Abu Saa’id Al رحمهKhudry عنه الله وسلم bahwa Nabi ,رضي عليه الله bersabda صلى

النجوم عدد آنيته اللبن من أبيض المقدس بيت إلى الكعبة بين ما طوله حوضا لي إنالقيامة يوم تبعا األنبياء ألكثر وإني

Artinya:

“Sesungguhnya panjang telagaku antara Makkah ke Baitul Maqdis. Lebih putih dari susu. Bejananya sebanyak bilangan bintang di langit. Sungguh aku diantara para Nabi yang paling banyak pengikutnya di hari Kiamat.”

Dan dalam kenyataannya setelah dihitung ukuran jarak antara Madinah sampai Baitul Maqdis adalah berjarak sekitar 1.500 Km.

Kemudian dalam Hadits yang lain juga dikatakan bahwa panjang Telaga Rosuulullooh الله صلىوسلم .itu adalah sama dengan jarak antara Madinah sampai Oman (kira-kira 1.500 Km) عليه

Atau sejauh antara Madinah dengan Shon’a (Yaman). Hal ini sebagaimana dalam Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhoory no: 6580 dan Al Imaam Muslim no: 2303, dari Shohabat Anas bin Maalik عنه الله وسلم bahwa Rosuulullooh ,رضي عليه الله :bersabda صلى

نجوم كعدد األباريق من فيه وإن اليمن من وصنعاء أيلة بين كما حوضي قدر إنماء الس

Artinya:

“Sesungguhnya ukuran telagaku sebagaimana dari Ailah (Palestina) dan Shon’a (Yaman). Padanya terdapat bejana sebanyak bilangan bintang di langit.”

2)  Tempat Telaga (Al Haudh) berada

Tempat Al Haudh adalah berada di atas bumi yang telah ditukar (–bjadi bukan diatas bumi yang kita diami di dunia ini – pen.).

Sesuai dengan QS. Ibroohim (14) ayat 48 bahwa  hari itu hamparan tanahnya sudah diganti oleh Allooh dengan hamparan yang baru, sesuai dengan keadaan Hari Kiamat (di Padang Mahsyar), Telaga (Al Haudh) itu akan berada di atas permukaan tanah yang berbeda dengan permukaan bumi yang kita diami sekarang.

Perhatikanlah firman Allooh وتعالى :dalam QS. Ibroohim (14) ayat 48 berikut ini سبحانه

ار القه الواحد لله وبرزوا ماوات والس األرض غير األرض تبدل يوم

Artinya:

Page 63: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

“(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allooh yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.”

3) Telaga (Al Haudh) ditinjau dari sisi Bejana-nya

Telaga Rosuulullooh وسلم عليه الله ,paling banyak pengunjung yang akan mereguk airnya صلىmaka gelas-gelas yang tersedia di sana pun amatlah banyak.

Hal ini adalah sebagaimana dijelaskan dalam Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhoory no: 7579 dan Al Imaam Muslim no: 2292 dari Shohabat ‘Abdullooh bin ‘Amr bin Al Ash عنه الله ,رضيbahwa Rosuulullooh وسلم عليه الله :bersabda صلى

أبيض ماؤه شهر مسيرة حوضي وسلم عليه الله صلى النبي قال عمرو بن الله عبد يظمأ فال منها شرب من ماء الس كنجوم وكيزانه المسك من أطيب وريحه اللبن من

أبدا

Artinya:“Airnya lebih putih dari susu, aromanya lebih harum dibandingkan minyak misik. Bejananya bagaikan bintang-bintang di langit. Barang siapa minum darinya; niscaya ia tidak akan pernah merasa dahaga selamanya!”

Juga dalam Hadits Riwayat Al Imaam Ahmad no: 6162, dari Shohabat Ibnu ‘Umar الله رضيعليه dan sanadnya di-shohiihkan oleh Imaam Al Hakim, dimana Rosuulullooh ,عنه الله صلى,bersabda وسلم

ماء الس نجوم مثل أكوابه

Artinya:

“Gelas-gelas telagaku sebanyak bintang-bintang di langit.”

Para ‘Ulama Ahlus Sunnah meninjau kata “sama dengan bintang-bintang di langit” itu adalah dari segi banyaknya dan dari segi kualitas. Sebagian ‘Ulama Ahlus Sunnah lainnya mengatakan bahwa yang dimaksud dengan “sama dengan bintang-bintang di langit” adalah banyaknya (jumlahnya).

Dengan demikian berarti bahwa banyaknya gelas / bejana di Telaga (Al Haudh) adalah sama dengan banyaknya bilangan bintang di langit. Semua itu merupakan tanda kebesaran Allooh

وتعالى .سبحانه

Sementara ada pula pendapat ‘Ulama Ahlus Sunnah yang lainnya bahwa yang dimaksud dengan “sama dengan bintang-bintang di langit” adalah dari sisi cemerlangnya, jernihnya, bersinarnya, terangnya adalah seterang bintang-bintang di langit.

4)  Telaga Al Haudh ditinjau dari sisi airnya    

Page 64: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Dalam Hadits Riwayat Al Imaam At Turmudzy no: 3361 dan kata beliau Hadits ini Hasan Shohiih, juga dishohiihkan oleh Syaikh Nashiruddin Al Albaany, dari Shohabat ‘Abdullooh bin ‘Umar عنه الله وسلم bahwa Rosuulullooh ,رضي عليه الله :bersabda صلى

من أطيب تربته والياقوت الدر على ومجراه ذهب من حافتاه الجنة في نهر الكوثرالثلج من وأبيض العسل من أحلى وماؤه المسك

Artinya:

“Al Kautsar adalah sungai di surga. Tepiannya terbuat dari emas. Salurannya adalah mutiara dan batu permata. Tanahnya lebih harum dari misik. Airnya lebih manis dari madu dan lebih putih dari salju.”

Kemudian dalam Hadits Riwayat Al Imaam Muslim no: 2292, dari Shohabat ‘Abdullooh bin ‘Umar عنه الله : juga, dijelaskan dengan lafadz رضي

الورق من  أبيض

Artinya:

“… lebih putih daripada perak.”

Dan dalam Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhoory no: 7579 dan Al Imaam Muslim no: 2292 dari Shohabat ‘Abdullooh bin ‘Amr bin Al Ash عنه الله الله bahwa Rosuulullooh ,رضي صلى

وسلم :bersabda عليه

أبيض ماؤه شهر مسيرة حوضي وسلم عليه الله صلى النبي قال عمرو بن الله عبد يظمأ فال منها شرب من ماء الس كنجوم وكيزانه المسك من أطيب وريحه اللبن من

أبدا

Artinya:“Airnya lebih putih dari susu, aromanya lebih harum dibandingkan minyak misik. Bejananya bagaikan bintang-bintang di langit. Barang siapa minum darinya; niscaya ia tidak akan pernah merasa dahaga selamanya!”

Juga dalam Hadits yang lain yakni Hadits Riwayat Al Imaam Ahmad no: 6162, dan sanadnya di-Hasankan oleh Al Mundziry dalam At-Targhiib wa at-Tarhiib (Jilid III halaman 1310) no: 5194, bahwa Rosuulullooh وسلم عليه الله :bersabda صلى

العسل من وأحلى الثلج، من أبرد

Artinya:

“(Airnya) lebih dingin dari es dan lebih manis dari madu.”

5) Darimana sumber air Telaga (Al Haudh) itu?

Page 65: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Dijelaskan bahwa air Al Haudh itu berasal dari Al Kautsar, yaitu sungai yang terdapat dalam surga. Akan tersalur dari Telaga yang di surga itu melalui Mizaab (kran, saluran, pancuran).

Hal ini adalah sebagaimana dijelaskan dalam Hadits Riwayat Al Imaam Muslim no: 2301, dari Shohabat Tsauban عنه الله وسلم bahwa Rosuulullooh ,رضي عليه الله :bersabda صلى

ورق من واآلخر ذهب، من أحدهما الجنة؛ من يمدانه ميزابان فيه يغت

Artinya:

“Air mengalir dengan deras ke dalamnya melalui dua pancuran dari surga. Salah satunya terbuat dari emas dan yang kedua dari perak.”

Penghalang seseorang dari Al Haudh

Ummat Nabi Muhammad وسلم عليه الله berhak untuk meminum air dari Telaga (Al صلىHaudh) itu. Tetapi ternyata tidak sedikit dari ummat Nabi Muhammad وسلم عليه الله yang صلىakan dilarang dan akan diusir, dihardik bahkan akan ditolak untuk meminum air Telaga itu. Sebabnya adalah :

1. Orang yang murtad dari kalangan Shohabat, yaitu orang murtad setelah Rosuulullooh صلى وسلم عليه wafat. Contohnya adalah seperti para pengikut  Musailamah Al Kadzdzaab الله

(Nabi palsu) atau para pengikut Abu Sujjah — seorang nabi palsu –. Atau mereka yang tadinya dari kalangan shohabat kemudian setelah Rosuulullooh وسلم عليه الله ,wafat صلىmereka menjadi murtad dan kafir, tetapi jumlah mereka yang seperti itu adalah sangat sedikit.

2. Orang-orang yang munaafiq.

Diantara dalilnya adalah firman Allooh وتعالى :dalam QS. Muhammad (47) ayat 30 سبحانه

يعلم والله القول لحن في ولتعرفنهم بسيماهم فلعرفتهم ألريناكهم نشاء ولوأعمالكم

Artinya:

“Dan kalau Kami menghendaki, niscaya Kami tunjukkan mereka kepadamu sehingga kamu benar-benar dapat mengenal mereka dengan tanda-tandanya. Dan kamu benar-benar akan mengenal mereka dari kiasan-kiasan perkataan mereka dan Allooh mengetahui perbuatan-perbuatan kamu.”.

3. Para pelaku Bid’ah, yaitu orang-orang yang mengada-ada hal yang baru dalam perkara dien setelah Rosuulullooh وسلم عليه الله .wafat صلى

Mereka mengatakan: Ini adalah bagian dari Islam, padahal Rosuulullooh وسلم عليه الله صلىtidak pernah mengajarkannya.

Page 66: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Perhatikanlah apa yang diberitakan dalam Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhoory no: 7050, dari Shohabat Sahl bin Sa’ad  عنه الله الله ia berkata, “Aku mendengar Rosuulullooh ,رضي صلى

وسلم ,bersabda  عليه

ليرد أبدا بعده يظمأ لم منه شرب ومن منه شرب ورده فمن الحوض على فرطكم أناالنعمان فسمعني حازم أبو قال وبينهم بيني يحال ثم ويعرفوني أعرفهم أقوام علي

أشهد وأنا قال نعم فقلت سهال سمعت هكذا فقال هذا أحدثهم وأنا عياش أبي بنبدلوا ما تدري ال إنك فيقال مني إنهم قال فيه يزيد لسمعته الخدري سعيد أبي على

بعدي بدل لمن سحقا سحقا فأقول بعدك

Artinya:

“Aku akan mendahului kalian tiba di Haudh (telaga Al Kautsar). Barangsiapa yang tiba disana, pasti minum dan siapa saja yang minum darinya, pasti tidak akan dahaga selama-lamanya. Akan datang kepadaku sejumlah ummatku, aku mengenali mereka dan mereka mengenaliku. Kemudian aku dipisahkan dari mereka.”

Abu Hazim berkata, “An Nu’man bin Abi ‘Ayyasy عنه الله mendengarnya ketika aku  رضيsedang menyampaikan hadits ini kepada mereka. Beliau berkata, ‘Begitukah engkau mendengarnya dari Sahl bin Sa’ad?’”

“Benar!”, kataku. Ia lalu berkata, “Aku bersaksi bahwa aku mendengar Abu Saa’id Al Khudry عنه الله وسلم menambahkan (apa yang ia dengar dari sabda Rosuulullooh رضي عليه الله صلى

tersebut),

“Sesungguhnya mereka dari ummatku.” Lalu dikatakan kepadaku, “Engkau tidak tahu apa yang mereka tukar / ganti sepeninggalmu!”

Maka aku katakan, “Menjauhlah, menjauhlah! Bagi yang menukar-nukar dien sepeninggalku!”

Inilah bahayanya berbuat Bid’ah, karena bisa menyebabkan seseorang tertolak dari Telaga (Al Haudh) Rosuulullooh وسلم عليه الله Janganlah kaum Muslimin menganggap remeh .صلىperkara Bid’ah ini, dengan bersikap kreatif menambah-nambah dan mengurangi dari apa yang telah menjadi Sunnah Rosuulullooh وسلم عليه الله yang semestinya. Janganlah صلىmenganggap bahwa mengadakan perayaan Maulid Nabi, perayaan Isro’ Mi’roj, ataupun menyelipkan tambahan redaksi kata-kata kedalam dzikir ba’da sholat fardhu sambil ia menyatakan dan menganggap bahwa itu semua bagian dari Islam, padahal Rosuulullooh صلى

وسلم عليه sendiri tidak pernah mengajarkan yang seperti itu; adalah suatu perkara yang اللهringan / remeh. Ketahuilah kaum Muslimin, bahwa Bid’ah itu dapat menyebabkan seseorang tertolak dan diusir dari Telaga (Al Haudh). Sungguh itu semua bukanlah hal yang ringan / remeh, karena ia seyogyanya telah mengubah-ubah ajaran Rosuulullooh وسلم عليه الله ,صلىsebagaimana orang-orang Yahudi dan Nashroni berbuat demikian kepada Nabi mereka pula.

Jadi koridornya adalah Al Haq (Kebenaran). Maka jika benar sesuai Al Qur’an dan As Sunnah, maka patuhilah; jika tidak benar (tidak sesuai Al Qur’an dan As Sunnah) maka

Page 67: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

janganlah dipatuhi. Sekalipun engkau sendirian didalam Al Haq (Kebenaran) itu, dan sekalipun engkau harus berlawanan arus dengan kebanyakan orang yang berada didalam kesesatan tersebut.

Perhatikanlah firman Allooh وتعالى :dalam QS. Al An’aam (6) ayat 116 سبحانه

إال هم وإن الظن إال يتبعون إن الله سبيل عن يضلوك األرض في من أكثر تطع وإنيخرصون

Artinya:

“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allooh. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allooh).”

Jadi didalam menjalankan dien ini, hendaknya bukan karena “ikut-ikutan kebanyakan orang”, karena kebanyakan orang justru berada dalam kesesatan sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat diatas. Adapun yang berada diatas Al Haq (Kebenaran) dan tepat diatas Al Qur’an dan As Sunnah itu justru sedikit jumlahnya.

Demikianlah, orang-orang seperti tersebut diatas akan terhalang dari meminum air Telaga Rosuulullooh وسلم عليه الله ,apakah mereka itu dari kelompok Rofidhoh (Syi’ah)  ,صلىKhowarij, Mu’tazilah atau yang lainnya lagi yang masih banyak; yang melakukan berbagai jenis ke-Bid’ahan. Kata para ‘Ulama Ahlus Sunnah, yang paling jelas (nyata) dari dalil tersebut bahwa yang dimaksud sebagai orang yang terhalang untuk meminum air Tegala (Al Haudh) adalah Ahlul  Bid’ah.

Mudah-mudahan kita tidak termasuk salah satu dari tiga golongan diatas. Mudah-mudahan Allooh وتعالى menolong kita agar kita dapat termasuk orang yang diperbolehkan untuk سبحانهmenikmati air Telaga Rosuulullooh وسلم عليه الله .itu صلى

Dan hendaknya kaum Muslimin memperhatikan pula peringatan yang telah disampaikan sebagaimana dalam Hadits Shohiih yang diriwayatkan oleh Al Imaam At Turmudzy no: 2259, Al Imaam An Nasaa’i no: 4207, Al Imaam Ibnu Hibban no: 279. dari Shohabat Ka’ab bin ‘Ujroh

عنه الله وسلم bahwa Rosuulullooh ,رضي عليه الله : bersabda صلى

مني فليس ظلمهم على وأعانهم بكذبهم، صدقهم فمن جورة، فسقة أمراء سيكونالحوض علي يرد ولن منه، ولست

Artinya:

“Akan ada nanti ’umaro (para pemimpin) yang faasiq lagi dzolim. Barangsiapa yang membenarkan kedustaan mereka dan menolong kedzolimannya (atas rakyatnya), maka ia bukan termasuk golonganku dan aku bukan termasuk golongannya. Ia tidak akan sampai pada Al-Haudl (Telaga).”

Page 68: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Bukankah di zaman kita hidup sekarang ini banyak pemimpin yang dzolim? Maka, sesungguhnya barangsiapa yang menolong para ‘umaro (pemimpin) yang dzolim itu maka dia pun terancam tidak akan meminum air dari Telaga Rosuulullooh وسلم عليه الله .صلى

Setelah dalil-dalil yang demikian jelas dan gamblang seperti tersebut diatas, tetapi masih saja orang tetap mengingkari Telaga (Al Haudh), maka mereka itu adalah :

1. Mu’tazilah. Menurut bahasa sekarang adalah “kaum Rasionalis”, yaitu kelompok orang-orang yang mengutamakan akal saja sebagai dasar berpikir untuk memahami dien (agama). Mereka mengatakan bahwa Akal-lah yang harus dijadikan dasar untuk memahami Naql. Orang-orang semacam ini akan mengingkari adanya Ash Shiroth, akan men-ta’wil adanya Al Mizan, juga men-ta’wil adanya Shuhuf, dan termasuk akan mengingkari adanya Telaga (Al Haudh).

2. Al Khowarij, yaitu orang-orang yang meng-kafirkan orang yang berbuat dosa. Bila ada seorang muslim yang berdosa dan dosanya besar, maka oleh orang Khowarij itu langsung saja dihukumi kafir dan di akhirat (menurut mereka Khowarij) adalah termasuk yang langsung mendapat ‘adzab neraka dan kekal di dalamnya. Itu menurut paham Al Khowarij. Dan itu tidak sesuai dengan apa yang terdapat dalam Hadits-Hadits Rosuulullooh وسلم عليه الله .صلى

3. Rofidhoh (Syi’ah). Ini juga termasuk kelompok  orang yang mengingkari adanya Telaga (Al Haudh). Bedanya adalah bahwa Syi’ah itu tidak mengingkari keberadaan Al Haudh-nya, tetapi mereka mengingkari orang-orang yang meminumnya. Karena mereka meyakini bahwa para Shohabat Nabi Muhammad وسلم عليه الله murtad, dan صلىmurtad adalah kafir, kecuali beberapa orang saja menurut mereka. Sedangkan yang akan meminum Telaga Rosuulullooh وسلم عليه الله adalah hanya dari kalangan  ummat صلىRosuulullooh وسلم عليه الله maka yang dimaksudkan disitu (oleh Syi’ah) adalah ,صلىummat Rosuulullooh وسلم عليه الله selain Shohabat. Jadi yang meminumnya صلىitulah yang diingkari oleh orang Syi’ah, karena Syi’ah adalah kelompok yang termasuk mengkafirkan kebanyakan para Shohabat Rosuulullooh وسلم عليه الله .صلى

Menurut ‘Ulama Ahlus Sunnah wal Jamaa’ah, bahwa siapa yang meng-ingkari Al Haudh setelah ia mengetahui, maka ia dihukumi sebagai kafir.

Kiat agar kita bisa menikmati Al Haudh

Jika kita ingin mendapatkan (meminum) air Telaga Al Haudh maka :

1. Tidak boleh menjadi orang yang merintis ke-Bid’ahan

Tidak boleh bergabung dengan komunitas orang-orang Ahlul Bid’ah dan janganlah melakukan ke-Bid’ahan. Maka bila kita ingin berbicara atau beramal dalam perkara dien, tanyakan dahulu dalilnya. Apakah ada dalilnya dari Al Qur’an atau dari Sunnah Rosuulullooh عليه الله صلى Apabila sesuatu itu tidak ada dalilnya, maka janganlah dilakukan. Karena tidak boleh ?وسلمAllooh وتعالى diibadahi, kecuali dengan apa-apa yang telah disyari’atkan oleh سبحانهRosuulullooh وسلم عليه الله .صلى

Page 69: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Hal itu adalah sebagaimana firman Allooh وتعالى :dalam QS. Al Isroo’ [17] ayat 36 سبحانه

مسؤوال عنه كان أولـئك كل والفؤاد والبصر مع الس إن علم به لك ليس ما تقف وال

Artinya:

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai‘ilmu tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”

Berarti apabila kita meyakini bahwa ‘Ilmu adalah firman Allooh وتعالى dan Sabda سبحانهRosuulullooh وسلم عليه الله ketika sesuatu itu tidak ada landasannya dalam Al Qur’an ,صلىdan tidak ada dalam Hadits Rosuulullooh وسلم عليه الله dan orang yang mengajarkan-pun صلىtidak bisa membuktikan keberadaan / keshohiihan dalil itu dalam Al Qur’an maupun Hadits, maka kita tidak boleh mengikutinya dan kita tidak boleh pula bergabung dengan orang-orang yang demikian. Karena apabila bergabung dengan mereka, berarti kita itu rela untuk tidak diperbolehkan meminum air Telaga Rosuulullooh وسلم عليه الله .صلى

2. Harus membersihkan hati dari dengki terhadap Ummat Terbaik (para Shohabat Rosuulullooh وسلم عليه الله (صلى

Siapa yang membenci atau mengkafirkan para Shohabat, maka ia tidak akan mendapatkan air Telaga Rosuulullooh وسلم عليه الله .صلى

Dalam Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhoory no: 6171 dan Al Imaam Muslim no: 2639, dari Shohabat Anas bin Maalik عنه الله : beliau mengatakan bahwa ,رضي

أعددت ما قال الله رسول يا اعة الس متى وسلم عليه الله صلى النبي سأل رجال أنورسوله الله أحب ولكني صدقة وال ، صوم وال ، صالة كثير من لها أعددت ما قال لها

أحببت : من مع أنت قال

Artinya:

Seseorang bertanya pada Nabi وسلم عليه الله Kapan terjadi hari kiamat, wahai“ ,صلىRosuulullooh?”

Beliau وسلم عليه الله berkata, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk صلىmenghadapinya?”

Orang tersebut menjawab, “Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak sholat, banyak shoum dan banyak shodaqoh. Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allooh dan Rosuul-Nya.”

Beliau وسلم عليه الله berkata: “(Kalau begitu) engkau akan bersama dengan orang yang صلىengkau cintai.”

Page 70: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Juga dalam Hadits Riwayat Al Imaam At Turmudzy no: 2385, dishohiihkan oleh Syaikh Nashiruddin Al Albaany, dari Shohabat Anas Bin Maalik عنه الله bahwa Rosuulullooh ,رضي

وسلم عليه الله : bersabda صلى

أحببت من مع وأنت أحب من مع المرء

Artinya:

“Seseorang akan bersama dengan orang yang ia cintai. Dan engkau akan bersama orang yang engkau cintai.”

Maksudnya, kalau kita mencintai Rosuulullooh وسلم عليه الله berarti kita akan bersama صلىbeliau وسلم عليه الله وسلم Kalau beliau .صلى عليه الله ,mencintai para Shohabatnya صلىseyogyanya pula kita sebagai ummat beliau وسلم عليه الله .mencintai para Shohabat pula صلىMaka kita tidak boleh terbersit sedikitpun membenci Abubakar A Siddiiq, ‘Umar bin Khoththoob عنهما الله وسلم dan semua para Shohabat Rosuulullooh ,رضي عليه الله .صلى

Seperti dikatakan oleh Al Imaam Malik الله bahwa siapa yang membenci salah seorang ,رحمهShohabat Rosuulullooh وسلم عليه الله .maka ia adalah Zindiq (Munaafiq) ,صلى

Dan di akhirat ia akan terhalang, antara lain adalah terhalang dari meminum air Telaga Rosuulullooh وسلم عليه الله .صلى

3. Tidak boleh memalsu

Yang dimaksud “memalsu” adalah antara lain dengan mengatakan bahwa sesuatu itu adalah bagian dari Islam, ini adalah Syi’ar Islam, ini adalah firman Allooh وتعالى ini adalah ,سبحانهsabda Rosuulullooh وسلم عليه الله ini adalah bagian dari ajaran Islam, padahal semua itu ,صلىsesungguhnya tidak ada ajaran yang demikian dalam Al Qur’an dan As Sunnah. Jadi perkara-perkara Bid’ah itu adalah diatasnamakan Islam, padahal Islam tidak pernah mengajarkan demikian.

4. Menjauhi daripada dosa besar atau dosa apa saja

Janganlah dekat-dekat atau hindarkanlah sejauh mungkin, bila kita tahu bahwa itu adalah suatu dosa. Janganlah kita melakukan dengan sengaja suatu perkara yang kita tahu bahwa itu adalah dosa. Apalagi jika seseorang melakukan terus-menerus perbuatan dosa itu. Maka yang demikian akan menghalanginya untuk meminum Telaga Rosuulullooh وسلم عليه الله .صلى

Itulah sekelumit tentang Al Haudh, Telaga Rosuulullooh وسلم عليه الله yang merupakan صلىbagian dari kemuliaan ummat Islam. Dan mudah-mudahan kita dapat masuk kedalam golongan orang-orang yang memperoleh kenikmatan Al Haudh ini pada Hari Kiamat, karena dikala itu kita sangatlah membutuhkannya. Dikala kita sangat haus pada saat itu, maka mudah-mudahan Allooh

وتعالى وسلم memberikan kepada kita melalui Rosuulullooh سبحانه عليه الله ,صلىsebagaimana yang telah dijanjikan-Nya.

Page 71: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Sekian bahasan kita, mudah-mudahan ada manfaatnya.

ليك إ وأتوب أستغفرك أنت ال إ له إ ال أن أشهد حمدك وب هم الل سبحانك

وبركاته الله ورحمة عليكم والسالم

Jakarta, Senin malam, 26  Dzulqo’dah 1429 H  –  24 November 2008 M

TELAGA KAUTSAR

TELAGA KAUTSARKata "kautsar" mempunyai arti kebaikan yang banyak dan melimpah. Dan terdapat begitu

banyak obyek luaran (mishdaq) untuk kata kautsar ini, dimana diantaranya adalah: telaga kautsar, syafaat, nubuwwat atau kenabian, hikmah, ilmu, generasi dan  keturunan yang banyak.

Kautsar memiliki dua mishdaq, yaitu mishdaq duniawi (yang tidak lain adalah Sayidah Fathimah az-Zahra) dan mishdaq ukhrawi (yaitu telaga kautsar).

Telaga kautsar merupakan sebuah sumber mata air yang sangat jernih dan luas yang terdapat di dalam surga. Di sinilah para ahli surga setelah berhasil melewati tahapan-tahapan sulit dalam lintasan mahsyar dan hari kiamat, saat memasuki surga akan langsung ke telaga ini untuk menghilangkan rasa dahaganya dan menikmati kelezatan air telaga.

Dari telaga kautsar inilah akan mengalir dua sungai ke arah surga dimana sumbernya tidak lain berasal dari  "'Arsy Ilahi", singgasana Tuhan.

Telaga kautsar merupakan telaga khusus milik Rasulullah Saw, sedangkan para penyajinya adalah Imam Ali As dan para Imam As yang lain. Para Nabi yang lainnya pun masing-masing memiliki telaga khusus untuk para pengikut mereka, akan tetapi keluasan dan keberkahannya tidak sebanding dengan telaga kautsar milik Rasulullah Saw ini.

Penjelasan Detail:Kautsar merupakan sebuah kata yang wazannya adalah "fau'al" dan merupakan kata sifat

yang diambil dari kata "kitsrat" atau banyak. Dan "kautsar" di sini bermakna kebaikan yang banyak atau melimpah. Keluasan dari makna kautsar telah menyebabkan kata ini memiliki obyek yang tak terhitung banyaknya dimana "kebaikan yang tak terhingga" pun bisa dimasukkan ke dalamnya.

Mengenai kata kautsar yang terdapat pada surah mulia al-Kautsar, terdapat begitu banyak makna yang disebutkan, baik dalam kitab-kitab tafsir Syiah maupun Ahlisunnah yang kesemuanya mencerminkan pada obyek kebaikan yang melimpah, seperti:

1. Telaga kautsar;2. Maqam syafaat kubra di hari kiamat;3. Nubuwwat atau kenabian;4. Hikmah dan ilmu;5. Al-Quran;6. Banyaknya sahabat dan pengikut;7. Banyaknya mukjizat;8. Banyaknya ilmu dan amal;9. Tauhid dan dimensi-dimensinya;10. Nikmat-nikmat Tuhan dan Rasul saw di dunia dan akhirat;11. Keturunan yang banyak yang tetap ada sepanjang masa.

Page 72: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Tak diragukan lagi banyaknya generasi dan keturunan Rasulullah Saw yang sepanjang masa ini, tentulah berasal dari putri semata wayang, kinasih Rasul, Sayyidah Fatimah Az-Zahra As. Dengan demikian, mishdaq terjelas dari "kautsar"  ini adalah wujud dan keberadaan Sayyidah Fatimah As. Fakta, hakikat, dan saksi dari realitas ini dapat kita ketahui dari sebab turun ayat (sya'n an-nuzul) dan konteks ayat-ayat dari surah al-Kautsar.

Ya, wujud Sayyidah Fatimah merupakan sumber kebaikan yang melimpah dan tidak terkira, yang selain merupakan faktor penentu bagi keberlanjutan risalah Rasul Saw hingga hari kebangkitan kelak, hal ini juga menjadi faktor keabadian keturunan suci Rasul.[1]

Itulah sebabnya dengan bersandar pada riwayat-riwayat yang berkaitan dengan telaga kautsar dan sya'n an-nuzul surah al-Kautsar serta teks serta konteks ayat-ayat, bisa disimpulkan bahwa "kautsar" memiliki dua mishdaq yang sangat jelas, salah satunya adalah mishdaq duniawi dan yang lainnya adalah mishdaq ukhrawi. Mishdaq duniawi yang dimaksud tak lain adalah "kautsar Muhammadi" yaitu Sayyidah Fatimah az-Zahra As yang merupakan mata air dan asal dari keturunan dan putra-putra suci Rasul Saw, dimana beliau dan keturunannya inilah yang akan menghilangkan dahaga yang dirasakan oleh masyarakat terhadap makrifat, akhlak, hukum dan adab-adab Ilahi. Sedangkan mishdaq yang lainnya adalah "kautsar surga", sebuah telaga di surga dimana Ali As dan para Imam Maksum As lainnya merupakan orang-orang yang akan menyajikannya. Air dari telaga inilah yang kelak akan menghilangkan dahaga dan rasa kehausan para musafir padang mahsyar.[2]

Karakteristik  telaga  KautsarDan inilah karakteristik- karakteristik yang dimiliki oleh telaga Kautsar dari lisan mulia

Rasul Saw, dimana beliau bersabda, "Telaga Kautsar merupakan sebuah sungai di surga yang memiliki begitu banyak kebaikan. Telaga ini dikelilingi oleh begitu banyak mangkuk-mangkuk indah sejumlah bintang-bintang di langit. Umatku akan mendatanginya setelah memasuki surga. Sesungguhnya di sisiku terdapat sebuah kolam seluas kota Madinah hingga Yaman atau seluas Madinah hingga Oman, pinggirannya terbuat dari emas, airnya mengalir di atas batu Lu'lu' dan Marjan, air yang terdapat di dalamnya putih, lebih putih dari salju ataupun susu, lebih manis dari madu, dan lebih harum dari aroma Ambar. Siapapun yang meminum air ini tidak akan pernah merasa kehausan setelahnya. Dan golongan pertama yang akan memasukinya adalah para Muhajirin fakir yang hijrah dari Mekah ke Madinah. Sedangkan wali dan orang yang akan menyajikan air tersebut adalah Maula Amirul Mukminin Ali As. Setelah selesai meminum air dari telaga kautsar ini, para mukmin akan berkumpul di sisi Rasul Saw dan bergembira dengan pertemuan mereka satu dengan yang lain. Mata air telaga kautsar berasal dari 'arsy yang merupakan tempat tinggal para wasiullah As serta para pengikutnya, dan dari sanalah air tersebut akan mengalir ke kolam ini melalui dua buah talang air, setelah itu akan mengalir pada dua sungai yang terdapat di  dalam surga. Setiap nabi akan memiliki sebuah sungai di dalam surga dimana banyaknya orang-orang yang masuk ke sungai tersebut telah menyebabkan mereka saling berebut, akan tetapi aku berharap orang-orang yang memasuki telagaku lebih banyak dari seluruh mereka."[3]

Sedangkan di bawah ini merupakan karakteristik-karakteristik telaga kautsar dari lisan para Maksum As:

Amirul Mukminin Ali As bersabda, "Telaga kautsar kami begitu penuh, di sana terdapat dua sungai yang mengalir dari surga, salah satunya berasal dari mata air yang bernama tasnim dan yang lainnya dari mata air mu'in"[4]

Dalam salah satu hadis terkenal dari Imam Baqir As, beliau bersabda, "Barang siapa merasakan kesedihan karena musibah yang menimpa kami, maka dia akan

Page 73: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

merasakan kebahagiaan pada saat meninggal, sebuah kebahagiaan yang tidak akan pernah keluar dari dalam kalbunya hingga ia memasuki telaga kautsar, dan hal ini akan membuat kegembiraan bagi kautsar karena sahabat-sahabat kami telah memasukinya. Bahkan dia akan menyajikan kelezatan-kelezatan dari berbagai sajian supaya mereka tidak berpindah ke tempat lain. Barang siapa meminum air dari telaga tersebut satu gelas saja, maka selamanya tidak akan merasakan dahaga maupun kesulitan. Air telaga ini dingin sedingin kapur, harum beraroma ambar dan berasa lezat seperti jahe, lebih manis dari madu, lebih lembut dari mentega, lebih jernih dari air. Ia terpancar dari mata air tasnim, melintasi seluruh sungai-sungai yang terdapat di dalam surga dan mengalir di atas batu-batu kecil dari jenis Mutiara dan Rubi. Setiap mata yang menangis karena musibah yang menimpa kami, akan bergembira dan bersuka ria ketika memandang kautsar. Kautsar akan memberikan air kepada seluruh sahabat-sahabat kami, akan tetapi kelezatan dan kenikmatannya sesuai dengan mahabbah, kasih sayang dan ketaatan mereka kepada kami, siapapun yang kasih sayangnya kepada kami lebih kuat, maka mereka pun akan merasakan kenikmatan yang lebih besar."[5]

Poin yang perlu mendapat perhatian juga adalah bahwa keduabelas Imam Maksum As, pada hari kiamat kelak seluruhnya adalah orang-orang yang akan menyajikan air dari telaga kautsar ini. Sebagaimana hal ini terlihat dari berbagai hadis. Salah satunya adalah Sayyid Asy-Syuhada, Imam Husain As, yang bersabda dalam salah satu hadisnya, "Kamilah pemilik telaga kautsar, dan kami pulalah yang akan menghilangkan dahaga para sahabat kami dengan air dari telaga ini."[6]

Dan sebagaimana halnya Rasul Saw yang berharap bahwa orang-orang yang akan memasuki telaga kautsarnya kelak lebih banyak dari mereka yang memasuki telaga lainnya, maka setiap muslim yang mendengar nama dan karakteristik dari telaga kautsar ini pun berharap supaya bisa termasuk dalam golongan orang-orang yang bisa mengecap lezatnya air telaga ini. Akan tetapi menjadi sebuah perkara yang jelas bahwa supaya harapan ini bisa menjadi kenyataan tentu memerlukan upaya dan jerih payah untuk menggapai tahapan-tahapan yang diperlukan, setelah itu harus pula menjaga kelanggengan hasilnya dari segala tipu daya yang manapun, baik dari kalangan jin maupun manusia, eksternal maupun internal. Karena jika tidak demikian, maka seluruh usaha dan jerih payah yang telah kita lakukan akan sia-sia dan seluruh harapan untuk mereguk air telaga kautsar akan berubah menjadi khayal dan imajinasi belaka.

Semoga Tuhan senantiasa memberikan hidayah kepada kita di dunia ini untuk mendapatkan lebih banyak lagi tentang makrifat Ahlulbait As dan kecintaan kepada mereka sehingga di akhirat kelak, kita akan termasuk ke dalam golongan mereka yang berada di sisi telaga kautsar, yang mendapatkan cahaya mata karena pertemuan dengan orang-orang suci, yang menghilangkan dahaga jiwa dari tangan-tangan mulia mereka. Oleh karena itu dalam doa nutbah kita membaca, "Ya Allah, hilangkanlah dahaga kami dengan air telaga milik kakek Imam Zaman As (yakni Rasulullah Saw) … minuman jernih nan sempurna, dimana siapapun yang telah meminumnya tidak akan pernah merasakan dahaga setelahnya. Ya Arhamarrahimin." [indonesia.islamquest.net]

Daftar Pustaka:1. Khawarazmi, Maqtal, jil. 2, hal. 33.2. Zamakhsyari, Mahmud bin Umar, Al-Kasysyaf, hal. 806-808.

Page 74: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

3. Thabathabai, Muhammad Husain, Al-Mizan, jil. 20, hal. 370-373.4. Thabarsi, Fadhl bin Hasan, Majma'ul Bayan, jil. 5, hal. 548-549.5. Allamah Majlisi, Biharul Anwar, jil. 8, hal. 18.6. Allamah Majlisi, Haqqul Yaqin, hal. 453-455.7. Feidh Kasyani, Mula Muhsin, Mahajjatul Baidha', jil. 8, hal. 352-353.8. Muhadist Qumi, Abbas, Mafatihul Jinan, doa Nutbah.9. Mishbah Yazdi, Muhammad Taqi, Jami az Zulal-e Kautsar, hal. 19-22.Catatan Kaki:

[1] Muhammad Taqi Mishbah Yazdi, Jâmi az Zulâl-e Kautsar; Allamah Thaba-thabai, Muhammad Husain, Tafsir Al-Mizân, jil. 20, hal. 370, dan tafsir-tafsir lainnya mengenai surah al-Kautsar.

[2] Tentunya tentang apakah hubungan antara "Kautsar Muhammadi" dengan "Kautsar Surga", membutuhkan penelitian dan kajian yang lebih mendalam, sehingga mungkin bisa dikatakan bahwa akal dan pemikiran manusia biasa tidak mampu untuk memahaminya.

[3] Muhsin Faidh Kasyani, Mahajjatul Baidha, jil. 8, hal. 352-353, seluruh tafsir tentang surah Kautsar.

[4] Allamah Majlisi, Haqqul Yaqin, hal. 453; Biharul Anwar, jil. 8, hal. 18.[5] Allamah Majlisi, Haqqul Yaqin, hal. 455.[6] Allamah Majlisi, Biharul Anwar, jil. 45, hal. 49.Dapatkah kita Minum di Telaga Kautsar Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu'alaikum.

Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam, Salawat dan salam buat Nabi Muhammad serta keluarga dan para sahabat yg mulia.

Hari ini baca tentang Telaga Kautsar; golongan yg dapat minum air Telaga Kautsar, Golongan paling awal minum air Telaga Kautsar, kaitan antara wudhuk dan Telaga kautsar , Golongan yg dihalau dari Telaga Kautsar dan beberapa tajuk yg berkaitan dengannya.

Di sini diringkaskan hasil pembacaan;

Org2 yg beriman wajib percaya bahawa satu perkara yg akan berlaku pada hari akhirat ialah minum di "TELAGA KAUTSAR" dan patut berfikir dan berusaha semasa di dunia ini bagaimana untuk dapat minum di Telaga Kautsar.

Minum air telaga ini merupakan pemberian daripada "Ar-Rahim" Allah terhadap hambaNya di akhirat. Dengan meneguk air daripada telaga ini org2 beriman dpt menghilangkan dahaga sdgkan

Page 75: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

org2 kafir dan seumpamanya tidak mendpt sebarang kurniaan Allah. Hanya mereka yg benar2 beriman dgn akidah yg tulen dan beramal soleh, mukmin dan bertakwa sahaja yg dapt menghirup air telaga Kautsar.

Ada sesetengah pendapat mengatakan org2 beriman akan dapat minum sebelum amal manusia ditimbang. Ada juga berpendapat org2 beriman itu dapat minum setelah berjaya melintasi titian sirat yg merentangi kawah api neraka.

Imam Bukhari dlm sahihnya menyebut sebuah hadis daripada Abu Hurairah ra bahawa Rasulullah saw bersabda; "Ketika aku berdiri melayan org2 minum air telaga Kautsar, tiba2 aku melihat satu kumpulan manusia, lalu keluar seorg dp kumpulan itu dan berkata kepadaku: "Mari kemari". Kemudian aku bertanya kembali kepada org itu: "Ke mana?" jawab org itu : " Ke neraka". Lalu aku bertanya kepada malaikat ttg org itu, jawab malaikat bahawa org2 itu ialah org2 yg murtad".

Hadis ini menunjukkan bahawa telaga Kautsar itu berada di Padang Mahsyar, sebelum seseorg itu dipaksa meniti sirat. Dijelaskan bahawa pada ketika itu Nabi Muhammad saw sdg melayan org2 minum di telaga Kautsar.

Abdullah bin Abbas ra berkata; "Ada org bertanya kpd Nabi Muhammad saw ttg manusia di akhirat ketika menunggu disoal dan ditimbang sgl amalan. Adakah mereka mendapat minuman dan juga makanan dpd Allah swt? Jawab Nabi saw "Demi jiwaku berada digenggaman Tuhan, memang ada air ketika aku menunggu di Mahsyar. Sesungguhnya wali2 Allah akan diberi peluang mengunjungi kolam Nabi-nabi". Wali2 Allah itu ialah mereka yg disebut dalam firman Allah swt yg bermaksud:

"Ketahuilah! Sesungguhnya wali-wali Allah, tidak ada kebimbangan (dari sesuatu yang tidak baik) terhadap mereka dan mereka pula tidak akan berdukacita. (Wali-wali Allah itu ialah) orang-orang yang beriman serta mereka pula sentiasa bertakwa. Untuk mereka sahajalah kebahagiaan yang menggembirakan di dunia dan di akhirat; tidak ada (sebarang perubahan pada janji-janji Allah yang demikian itulah kejayaan yang besar". (Yunus [10] : 62 - 64)

Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadis daripada Abu Zarr yg berkata : Sesungguhnya aku bertanya kpd Rasulullah saw : "Adakah disediakan gayung yg cukup bagi org mukmin yg ramai itu utk minum air telaga Kautsar?" Jawab Nabi saw ; "Demi Tuhan yg jiwaku berada dalam genggamanNya, sesungguhnya gayung telaga Kautsar itu lebih banyak dpd bintang di langit".

Hadis dpd Abdullah Amru bin Al-'Ash menyebut : "Sesungguhnya luas telaga Kautsar itu ialah kira2 sebulan perjalanan, lebarnya sama dengan panjangnya, airnya putih jernih daripada perak dan baunya lebih harum dp kasturi. Gelas minuman melebihi bintang di langit. Barangsiapa diberi peluang oleh Allah swt minum air ini , nescaya tak akan dahaga selama2nya".

Dpd hadis ini jika diukur dgn perjalanan pd zaman Nabi dahulu yg menggunakan kenderaan unta, dalam kira2 sebulan perjalanan boleh mengelilingi seluas bumi Syam yg kini meliputi negara Palestin, Syria, Jordan dan Lubnan, manakala jika diukur dgn masa perjalanan sekarang dgn menggunakan kapalterbang yg sangat laju, perjalanan sebulan itu mampu mengelilingi dunia

Page 76: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

kira2 tiga puluh kali.

Walaupun telaga Kautsar itu luas, itu tidak menjamin semua umat Nabi Muhammad saw dpt meneguknya. Banyak lagi hadis2 yg menerangkan ttg barangsiapa yg dapat minum air dp telaga Kautsar ini pasti tidak akan dahaga buat selama2nya.

Org2 yg berjaya menghampiri dan diberi minum air telaga ini bukan sahaja dpt menghilangkan dahaga tetapi sudah tentu masa depannya selepas itu cerah utk mendpt kebahagiaan, sebaliknya bagi org2 yg tidak dapat minum dan dihaluu, mereka adalah golongan yg akan sengsara.

Rasulullah saw memberitahu para sahabat bahawa org yg paling awal dpt minum air telaga ini ialah org2 Muhajirin yg fakir miskin. Ini krn mereka berhijrah semata2 krn Allah dan RasulNya bukan krn harta dunia dan juga krn hendak menemui wanita yg hendak dinikahi. Muhajirin adalah golongan mukmin yg paling berjasa terhdp Islam dan juga Rasulullah saw. Penghijrahan mereka ke Madinah merupakan pengorbanan yg besar, perjalanan mereka menempuh pelbagai kesukaran dan bahaya, belum pasti mereka dpt kembali ke kota Mekah utk bertemu keluarga dan sanak saudara. Org2 Muhajirin ini ada juga daripada hartawan, namun mereka mengorbankan sgl kekayaan mereka demi menegakkan Islam, mereka menderma separuh atau seluruhnya kepada Rasulullah saw utk perjuangan Islam spt yg dilakukan oleh Saidina Abu Bakar As-Siddiq ra.

Imam Bukhari meriwayatkan hadis daripada Anas bin Malik ra katanya: Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya ramai daripada umatku akan datang bertemu dgn aku di Telaga Kautsar sehingga terlalu hampir denganku dan aku amat mengenali mereka tetapi mereka telah dihalau jauh dari telaga Kautsar oleh malaikat. Ya Rabbi, mengapa mereka diusir dari telagaku, sedangkan mereka umatku? Tuhan menjelaskan kepadaku: "memang benar mereka adalah umatmu, tetapi engkau tidak tahu akan apa yg dilakukan oleh mereka selepas engkau wafat. Mereka itu murtad daripada ajaranmu."

Daripada hadis ini didapati bukan mudah utk mengahmpiri telaga Kautsar ini. Sekadar jadi umat Nabi Muhammad saw belum tentu dapat minum air telaga Kautsar. Murtad bkn semata2 kerana menyembah berhala atau tokong. Org sekarang tidak lagi menyembah berhala, tetapi kecenderungan utk bercakap berdasarkan logik akal atau mengikut hawa nafsu. Kadang2 memberikan pandangan negatif terhadap hukum2 Allah. Org yg dihalau ialah org2 murtad. Allah berfirman yg bermaksud:

".. dan sesiapa di antara kamu yang murtad (berpaling tadah) dari agamanya (agama Islam), lalu dia mati sedangkan dia tetap kafir, maka orang-orang yang demikian, rosak binasalah amal usahanya (yang baik) di dunia dan di akhirat dan mereka itulah ahli Neraka, mereka kekal di dalamnya (selama-lamanya)" (Al-Baqarah [2] : 217)

Tentang murtad ini dihuraikan bahawa; Nabi Muhammad saw sendiri berasa sedih krn sebahagian dp mereka yg dihalau itu adalah sebahagian daripada kalangan umatnya sendiri. Walaupun baginda tidak dpt menemui mereka namun Nabi mengenali krn ada tanda wudhuk pada anggota wudhuk sejak mereka dibangkitkan daripada kubur. Walaupun Nabi memohon kpd Allah supaya diberikan peluang kpd umatnya utk minum di telaga Kautsar namun Allah

Page 77: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

menjelaskan bahawa dosa yg mereka lakukan bknlah sebarang dosa, sebaliknya mereka telah murtad dpd agama sama ada dalam mereka sedar ataupun sebaliknya. Justeru org2 murtad ini tidak ada kebajikan yg tinggal utk dirinya krn semuanya telah hapus akibat murtad.

Org yg malas mendirikan solat hingga kdg2 meninggalkan solat tanpa menafikan kefardhuan perintah solat; jika pada satu ketika dia insaf dan menyesali dan bertaubat serta memperbaiki amalan dan menggantikan yg tertinggal serta melakukan amalan soleh; jika taubat diterima oleh Allah insyaAllah akan didekatkan dgn telaga Kautsar. Ini krn akidah mereka tidak rosak. TETAPI andainya mereka tidak solat dan beranggapan bahawa org yg solat sama sahaja dgn org tak solat, anggapannya itu membawa maksud solat tidak wajib, boleh solat atau boleh tinggalkan; org2 seperti ini akan dihalau dp telaga Kautsar krn telah murtad (Wal'iyazubillah).

Penentang kebenaran juga dihalau daripada telaga Kautsar. Selain itu golongan yg menyeleweng daripada syariat Allah swt yakni menurut hawa nafsu tanpa mengira halal dan haram asalkan nafsu mereka puas.

Penyokong kezaliman juga akan dihalau daripada mendekati telaga Kautsar. Orang yang zalim ialah org2 yg menyembunyikan kebenaran, mengambil hak org lain secara batil, tidak mahu menjalankan syariat Allah dsbnya; Perbuatan mereka bercanggah dgn perintah Allah. Allah berfirman maksudnya: "Kebenaran itu daripada Tuhannu, oleh sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk dalam golongan orang-orang yang ragu" (Al-Baqarah [2] : 147).

Banyak lagi tentang telaga Kautsar ini. Setakat ini sahaja yg dapat ditulis mudah2an kita menjaga iman kita supaya tidak tergelincir, supaya nanti kita dapat dikenali oleh Nabi kesayangan kita dan dapatlah kita minum di telaga Kautsar dengan menggunakan gelas daripada emas.

Dapatkah kita Minum di Telaga Kautsar Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu'alaikum.

Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam, Salawat dan salam buat Nabi Muhammad serta keluarga dan para sahabat yg mulia.

Hari ini baca tentang Telaga Kautsar; golongan yg dapat minum air Telaga Kautsar, Golongan paling awal minum air Telaga Kautsar, kaitan antara wudhuk dan Telaga kautsar , Golongan yg dihalau dari Telaga Kautsar dan beberapa tajuk yg berkaitan dengannya.

Di sini diringkaskan hasil pembacaan;

Org2 yg beriman wajib percaya bahawa satu perkara yg akan berlaku pada hari akhirat ialah minum di "TELAGA KAUTSAR" dan patut berfikir dan berusaha semasa di dunia ini bagaimana untuk dapat minum di Telaga Kautsar.

Minum air telaga ini merupakan pemberian daripada "Ar-Rahim" Allah terhadap hambaNya di akhirat. Dengan meneguk air daripada telaga ini org2 beriman dpt menghilangkan dahaga sdgkan

Page 78: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

org2 kafir dan seumpamanya tidak mendpt sebarang kurniaan Allah. Hanya mereka yg benar2 beriman dgn akidah yg tulen dan beramal soleh, mukmin dan bertakwa sahaja yg dapt menghirup air telaga Kautsar.

Ada sesetengah pendapat mengatakan org2 beriman akan dapat minum sebelum amal manusia ditimbang. Ada juga berpendapat org2 beriman itu dapat minum setelah berjaya melintasi titian sirat yg merentangi kawah api neraka.

Imam Bukhari dlm sahihnya menyebut sebuah hadis daripada Abu Hurairah ra bahawa Rasulullah saw bersabda; "Ketika aku berdiri melayan org2 minum air telaga Kautsar, tiba2 aku melihat satu kumpulan manusia, lalu keluar seorg dp kumpulan itu dan berkata kepadaku: "Mari kemari". Kemudian aku bertanya kembali kepada org itu: "Ke mana?" jawab org itu : " Ke neraka". Lalu aku bertanya kepada malaikat ttg org itu, jawab malaikat bahawa org2 itu ialah org2 yg murtad".

Hadis ini menunjukkan bahawa telaga Kautsar itu berada di Padang Mahsyar, sebelum seseorg itu dipaksa meniti sirat. Dijelaskan bahawa pada ketika itu Nabi Muhammad saw sdg melayan org2 minum di telaga Kautsar.

Abdullah bin Abbas ra berkata; "Ada org bertanya kpd Nabi Muhammad saw ttg manusia di akhirat ketika menunggu disoal dan ditimbang sgl amalan. Adakah mereka mendapat minuman dan juga makanan dpd Allah swt? Jawab Nabi saw "Demi jiwaku berada digenggaman Tuhan, memang ada air ketika aku menunggu di Mahsyar. Sesungguhnya wali2 Allah akan diberi peluang mengunjungi kolam Nabi-nabi". Wali2 Allah itu ialah mereka yg disebut dalam firman Allah swt yg bermaksud:

"Ketahuilah! Sesungguhnya wali-wali Allah, tidak ada kebimbangan (dari sesuatu yang tidak baik) terhadap mereka dan mereka pula tidak akan berdukacita. (Wali-wali Allah itu ialah) orang-orang yang beriman serta mereka pula sentiasa bertakwa. Untuk mereka sahajalah kebahagiaan yang menggembirakan di dunia dan di akhirat; tidak ada (sebarang perubahan pada janji-janji Allah yang demikian itulah kejayaan yang besar". (Yunus [10] : 62 - 64)

Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadis daripada Abu Zarr yg berkata : Sesungguhnya aku bertanya kpd Rasulullah saw : "Adakah disediakan gayung yg cukup bagi org mukmin yg ramai itu utk minum air telaga Kautsar?" Jawab Nabi saw ; "Demi Tuhan yg jiwaku berada dalam genggamanNya, sesungguhnya gayung telaga Kautsar itu lebih banyak dpd bintang di langit".

Hadis dpd Abdullah Amru bin Al-'Ash menyebut : "Sesungguhnya luas telaga Kautsar itu ialah kira2 sebulan perjalanan, lebarnya sama dengan panjangnya, airnya putih jernih daripada perak dan baunya lebih harum dp kasturi. Gelas minuman melebihi bintang di langit. Barangsiapa diberi peluang oleh Allah swt minum air ini , nescaya tak akan dahaga selama2nya".

Dpd hadis ini jika diukur dgn perjalanan pd zaman Nabi dahulu yg menggunakan kenderaan unta, dalam kira2 sebulan perjalanan boleh mengelilingi seluas bumi Syam yg kini meliputi negara Palestin, Syria, Jordan dan Lubnan, manakala jika diukur dgn masa perjalanan sekarang dgn menggunakan kapalterbang yg sangat laju, perjalanan sebulan itu mampu mengelilingi dunia

Page 79: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

kira2 tiga puluh kali.

Walaupun telaga Kautsar itu luas, itu tidak menjamin semua umat Nabi Muhammad saw dpt meneguknya. Banyak lagi hadis2 yg menerangkan ttg barangsiapa yg dapat minum air dp telaga Kautsar ini pasti tidak akan dahaga buat selama2nya.

Org2 yg berjaya menghampiri dan diberi minum air telaga ini bukan sahaja dpt menghilangkan dahaga tetapi sudah tentu masa depannya selepas itu cerah utk mendpt kebahagiaan, sebaliknya bagi org2 yg tidak dapat minum dan dihaluu, mereka adalah golongan yg akan sengsara.

Rasulullah saw memberitahu para sahabat bahawa org yg paling awal dpt minum air telaga ini ialah org2 Muhajirin yg fakir miskin. Ini krn mereka berhijrah semata2 krn Allah dan RasulNya bukan krn harta dunia dan juga krn hendak menemui wanita yg hendak dinikahi. Muhajirin adalah golongan mukmin yg paling berjasa terhdp Islam dan juga Rasulullah saw. Penghijrahan mereka ke Madinah merupakan pengorbanan yg besar, perjalanan mereka menempuh pelbagai kesukaran dan bahaya, belum pasti mereka dpt kembali ke kota Mekah utk bertemu keluarga dan sanak saudara. Org2 Muhajirin ini ada juga daripada hartawan, namun mereka mengorbankan sgl kekayaan mereka demi menegakkan Islam, mereka menderma separuh atau seluruhnya kepada Rasulullah saw utk perjuangan Islam spt yg dilakukan oleh Saidina Abu Bakar As-Siddiq ra.

Imam Bukhari meriwayatkan hadis daripada Anas bin Malik ra katanya: Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya ramai daripada umatku akan datang bertemu dgn aku di Telaga Kautsar sehingga terlalu hampir denganku dan aku amat mengenali mereka tetapi mereka telah dihalau jauh dari telaga Kautsar oleh malaikat. Ya Rabbi, mengapa mereka diusir dari telagaku, sedangkan mereka umatku? Tuhan menjelaskan kepadaku: "memang benar mereka adalah umatmu, tetapi engkau tidak tahu akan apa yg dilakukan oleh mereka selepas engkau wafat. Mereka itu murtad daripada ajaranmu."

Daripada hadis ini didapati bukan mudah utk mengahmpiri telaga Kautsar ini. Sekadar jadi umat Nabi Muhammad saw belum tentu dapat minum air telaga Kautsar. Murtad bkn semata2 kerana menyembah berhala atau tokong. Org sekarang tidak lagi menyembah berhala, tetapi kecenderungan utk bercakap berdasarkan logik akal atau mengikut hawa nafsu. Kadang2 memberikan pandangan negatif terhadap hukum2 Allah. Org yg dihalau ialah org2 murtad. Allah berfirman yg bermaksud:

".. dan sesiapa di antara kamu yang murtad (berpaling tadah) dari agamanya (agama Islam), lalu dia mati sedangkan dia tetap kafir, maka orang-orang yang demikian, rosak binasalah amal usahanya (yang baik) di dunia dan di akhirat dan mereka itulah ahli Neraka, mereka kekal di dalamnya (selama-lamanya)" (Al-Baqarah [2] : 217)

Tentang murtad ini dihuraikan bahawa; Nabi Muhammad saw sendiri berasa sedih krn sebahagian dp mereka yg dihalau itu adalah sebahagian daripada kalangan umatnya sendiri. Walaupun baginda tidak dpt menemui mereka namun Nabi mengenali krn ada tanda wudhuk pada anggota wudhuk sejak mereka dibangkitkan daripada kubur. Walaupun Nabi memohon kpd Allah supaya diberikan peluang kpd umatnya utk minum di telaga Kautsar namun Allah

Page 80: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

menjelaskan bahawa dosa yg mereka lakukan bknlah sebarang dosa, sebaliknya mereka telah murtad dpd agama sama ada dalam mereka sedar ataupun sebaliknya. Justeru org2 murtad ini tidak ada kebajikan yg tinggal utk dirinya krn semuanya telah hapus akibat murtad.

Org yg malas mendirikan solat hingga kdg2 meninggalkan solat tanpa menafikan kefardhuan perintah solat; jika pada satu ketika dia insaf dan menyesali dan bertaubat serta memperbaiki amalan dan menggantikan yg tertinggal serta melakukan amalan soleh; jika taubat diterima oleh Allah insyaAllah akan didekatkan dgn telaga Kautsar. Ini krn akidah mereka tidak rosak. TETAPI andainya mereka tidak solat dan beranggapan bahawa org yg solat sama sahaja dgn org tak solat, anggapannya itu membawa maksud solat tidak wajib, boleh solat atau boleh tinggalkan; org2 seperti ini akan dihalau dp telaga Kautsar krn telah murtad (Wal'iyazubillah).

Penentang kebenaran juga dihalau daripada telaga Kautsar. Selain itu golongan yg menyeleweng daripada syariat Allah swt yakni menurut hawa nafsu tanpa mengira halal dan haram asalkan nafsu mereka puas.

Penyokong kezaliman juga akan dihalau daripada mendekati telaga Kautsar. Orang yang zalim ialah org2 yg menyembunyikan kebenaran, mengambil hak org lain secara batil, tidak mahu menjalankan syariat Allah dsbnya; Perbuatan mereka bercanggah dgn perintah Allah. Allah berfirman maksudnya: "Kebenaran itu daripada Tuhannu, oleh sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk dalam golongan orang-orang yang ragu" (Al-Baqarah [2] : 147).

Banyak lagi tentang telaga Kautsar ini. Setakat ini sahaja yg dapat ditulis mudah2an kita menjaga iman kita supaya tidak tergelincir, supaya nanti kita dapat dikenali oleh Nabi kesayangan kita dan dapatlah kita minum di telaga Kautsar dengan menggunakan gelas daripada emas.

Telaga Al KautsarSenin,07 Maret 2011

: : قلت المجوف، الدر قباب حافتاه، بنهر، أنا إذا الجنة، في أسير أنا بينما وسلم عليه الله رسول قال : ... أذفر مسك طينه فإذا ربك، أعطاك الذي الكوثر، هذا قال ؟، جبريل يا هذا ما ،

( البخاري (صحيحSabda Rasulullah saw : “Ketika aku berjalan di sorga, maka kulihat telaga indah, dikelilingi kubah-kubah mutiara yang berlorong-lorong, kukatakan : “apa ini wahai Jibril..?”, ia menjawab :”Ini telaga Al kautsar, yang diberikan untukmu dari Tuhanmu wahai Muhammad (saw). Maka kulihat pasirnya dari misik yang harum dan wangi” (Shahih Bukhari)Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

وقد ذن اإل ب ليه إ دعانا من المختار عبده ب هدانا ذي ال ه ل الحمدل والدياجر الجهل ظلمة من وأنقذنا محمد ب خصنا رب ل حمداوفي الكريم المجمع هذا في جمعنا ذي ال له الحمدل ه آل وعلى عليه وبـارك م وسل الله صلى وحدانا نا دل من يا يك لب نادانا

والعمل ه ورسول الله وخدمة ه ورسول الله ة محب نور ب اكم ي وإ قلوبنا الله نور العظيمة الجلسة وفي العظيم هر الش هذام وسل ه وصحب ه وآل عليه الله صلى الله رسول ة وسن شريعة .ب

Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Abadi, Maha Sempurna dan Tunggal dengan kesempurnaan, Tunggal dengan keluhuran , Tunggal dengan cahaya keabadian dan kebahagiaan, Yang menghamparkan alam semesta beserta isinya dari tiada kemudian membagikan kehidupan bagi yang dikehendaki-Nya, dan membuat hamba-hamba-Nya bicara,

Page 81: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

melihat, mendengar dan bergerak bagi yang dikehendaki-Nya. Tiada satu hamba pun yang mampu berbicara kecuali dengan anugerah-Nya, tiada pula seorang hamba bisa melihat kecuali dengan anugerah-Nya, tiada pula seorang hamba bisa mendengar kecuali dengan anugerah-Nya dan tiada pula seorang hamba bisa bergerak kecuali dengan anugerah-Nya. Tidak ada hamba yang mampu menciptakan penglihatan dari tiada, tiada pula seorang hamba yang mampu menciptakan pendengaran dari tiada , tiada seorang hamba mampu menciptakan tubuh bisa bergerak, dan jika berkehendak Allah mampu mencabut semua itu hingga berhentilah fungsi penglihatan, pendengaran dan gerakannya meskipun mata, telinga dan jasadnya ada, kesemuanya akan diam dan tidak mampu berfungsi dengan kehendak Allah, Yang Maha membatasi kehidupan dengan kehendak-Nya, Maha Lembut dan berkasih sayang khususnya kepada ummat sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Di masa-masa lalu ummat mencapai usia diatas 1000 tahun. Diriwayatkan bahwa nabi Nuh mencapai usia 2500 tahun dan mengemban risalah kenabian selama 950 tahun. Berapa banyak umat terdahulu yang mencapai usia ratusan atau ribuan tahun, ummat yang terpendek usianya adalah ummat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan sangat sedikit sekali yang mencapai usia 100 tahun, namun amal pahala mereka dilipatgandakan 10 hingga 700 kali lipat, itulah kelebihan ummat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka jika seseorang hidup selama 60 tahun seakan-akan ia seperti hidup 600 tahun, itulah anugerah Allah untuk kita ummat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Segala Puji bagi-Mu wahai Allah Yang telah memilih kami sebagai pengikut sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Meskipun kehidupan yang singkat di muka bumi ini namun Allah melipatgandakan pahala ummat menjadi 10 hingga 700 kali lipat, demikian riwayat Shahih Al Bukhari, bahkan dalam riwayat Shahih Muslim bahwa amal pahala bisa dilipatgandakan hingga 700 kali lipat atau lebih , maka jika 10 tahun usia kita dan kita beribadah selama itu maka ibadah selama 10 tahun itu bisa berubah menjadi 7000 tahun ibadah dengan kehendak Allah. Dan Allah juga memberi anugerah yang lebih baik dari itu yaitu malam Lailatul Qadr, dimana ibadah di malam itu pahalanya lebih dari 1000 bulan. Allah Maha Mampu memberi lebih dari semua itu, bahkan mereka yang telah memiliki tumpukan gunung dosa dan kesalahan, dan jika mereka bertobat Allah akan menggantikan kesalahan-kesalahan mereka dengan kebaikan, sebagaimana firman Allah :

رحيما غفورا ه الل وكان حسنات هم ئات سي ه الل يبدل ك فأولئ حا صال عمال وعمل وآمن تاب من ال إ70الفرقان : ) )“ Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. ( QS. Al Furqan : 70 )Orang yang beriman dan yang beramal shalih, Allah akan menggantikan tumpukan gunung-gunung dosa dan kesalahan mereka dengan gunung-gunung pahala. Tidak pernah kita temukan tumpukan dosa diganti menjadi pahala , yang kita tahu jika seseorang berbuat salah maka ia akan dimaafkan tanpa diberi hadiah, namun Allah tidak hanya memaafkan tetapi juga menggatikan dosa-dosa mereka dengan pahala, bahkan Allah memuliakan hamba-hamba yang bertobat . Diriwayatkan didalam Shahih Al Bukhari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa Allah subhanahu wata’ala menerima hamba yang bertobat dengan kegembiran dan cinta-Nya, Rasulullah bertanya kepada para sahabat tetang seseorang yang pergi membawa seluruh hartanya dengan tunggangannya dan setelah ia kelelahan ia pun tertidur dan ketika terbangun, tunggangan dan semua hartanya tidak ada, maka Rasulullah bertanya kepada para sahabat bagaimana kesedihan orang itu, maka para sahabat berkata : “pastilah orang itu sangat sedih

Page 82: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

wahai Rasulullah”, maka setelah orang itu berjalan jauh dan tidak pula menemukan tunggangannya ia pun kelelahan dan tertidur, setelah ia terbangun ia melihat harta dan tunggangannya ada di hadapannya, maka Rasulullah bertanya bagaimana kegembiraan orang itu, para sahabat menjawab : “pastilah dia sangat gembira wahai Rasulullah”, maka Rasulullah menjawab : “Sungguh Allah lebih gembira menerima taubat seseorang yang penuh dosa dibandingkan kegembiraan seseorang yang kehilangan seluruh hartanya kemudian hartanya kembali kepadanya”. Allah tidak membutuhkan taubat kita, namun samudera kasih sayang-Nya memeluk dan mencintai hamba yang bertobat, oleh sebab itu hamba yang paling dicintai oleh Allah subhanahu wata’ala adalah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dimana beliau selalu beristighfar sebanyak 70 kali dalam setiap harinya, padahal Rasulullah tidak mempunyai dosa, namun beliau hanya ingin lebih mencapai derajat yang mulia sebagaimana firman Allah :

المتطهرين ويحب ين واب الت يحب ه الل ن إ222البقرة : ) )“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri” ( QS. Al Baqarah : 222 )Jika muncul bisikan syaitan yang berkata: “jika engkau taubat dari sekarang, kemudian kembali berbuat dosa, maka engkau termasuk dalam kelompok orang-orang munafik”. Sungguh demi Allah tidak demikian, karena Allah tidak akan pernah berhenti dan bosan menerima tobat hamba-Nya. Allah berfirman dalam riwayat Al Imam Ahmad :

  لك غفرت ي استغفرتن ثم ماء الس عنان ذنوبك بلغت لو آدم ابن يا“ Wahai anak Adam seandainya dosa-dosamu (sebanyak) awan di langit kemudian engkau minta ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni engkau”Jika dosa seorang hamba memenuhi hingga ke ujung langit pun Allah tetap akan mengampuni, saat ini baru ditemukan galaksi terbaru, yang bernama galaksi Andren yang jaraknya 70 tahun kecepatan cahaya, dan kecepatan cahaya adalah 300.000 Km/detik namun belum juga ditemukan ujung langit,,, Allah berfirman jika dosa hamba menumpuk hingga memenuhi langit maka akan Allah ampuni. Adakah yang lebih indah dari Allah, adakah yang lebih pemaaf dari-Nya, adakah Yang lebih berhak dicintai dan dirindui dari diri-Nya, dan indahnya sambutan Allah terhadap hamba yang merindukan-Nya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda riwayat Shahih Al Bukhari:

قاءه ل الله أحب الله قاء ل أحب من“ Barangsiapa yang ingin berjumpa dengan Allah, maka Allah pun ingin berjumpa dengannya”Jika seseorang rindu kepada Allah maka Allah pun rindu kepada-Nya, inginkah melihat Yang Maha Indah dan Maha Baik Yang menciptakanmu dari tiada, dan senantiasa memaafkan dosa-dosa dan kesalahanmu, dan Yang menyiapakan istana-istana di surga yang semakin detik bertambah indah, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :

يعملون كانوا ما ب جزاء أعين ة قر من لهم أخفي ما نفس تعلم فال17السجدة : ) )“Tak seorangpun mengetahui berbagai ni'mat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan” ( QS. As Sajadah : 17 )

Page 83: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Manusia tidak mengetahui sesuatu yang telah disiapkan oleh Allah subhanahu wata’ala untuk mereka sebagai balasan amal-amal mereka. Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam hadits qudsy :

بشر قلب على خطر وال سمعت أذن وال رأت عين ال ما حين الصال عبادي ل أعددت“ Telah Kusiapkan untuk hamba-hambaKu sesuatu yang tidak pernah dilihat mata, tidak pula didengar telinga, dan tidak pernah terlintas dalam sanubari manusia”Abadi dalam keindahan di surga, dan keindahan itu dalam setiap waktu dan kejap semakin indah, itulah yang disiapakan untuk para perindu Allah, siapa mereka? Mereka adalah orang yang banyak megingat Allah,

ذكره كثر شيئا أحب من" Barangsiapa yang mencintai sesuatu, maka banyak menyebutnya"Maka beruntunglah mereka yang hadir di majelis dzikir , karena ia telah diizinkan Allah untuk duduk bersama orang-orang yang dirindukan dan merindukan Allah. Kebahagiaan, ketenangan, kesejahteraan, keluhuran, kesucian dan kemuliaan adalah milik-Nya yang diberikan kepada yang dikehendaki-Nya terlebih lagi kepada mereka yang memintanya. Dan rahasia keluhuran di malam hari ini, kita berkumpul dalam kemuliaan memenuhi undangan Allah untuk mencapai ridha-Nya, karena orang yang berdzkir bersama mengingat Allah maka Allah akan mengingatnya dalam perkumpulan yang lebih mulia di langit.Langit mengenal nama-nama yang suka menyebut nama Allah . Semoga Allah mejadikan kita dalam kelompok mereka, kelompok orang yang banyak berdzikir . Orang yang banyak berzikir adalah orang-orang yang hatinya ditenangkan oleh Allah, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :

القلوب ن تطمئ ه الل ذكر ب أال ه الل ذكر ب قلوبهم ن وتطمئ آمنوا ذين ال28الرعد : ) )“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” ( QS. Ar Ra’d : 28 )Dengan mengingat Allah hati akan tenang, bagaimana hati akan tenang jika permasalahan dan kesedihan masih merundung kita, maka hal ini menunjukkan bahwa orang yang berdzikir akan tenang hatinya dan berarti akan diselesaikan permasalahannya. Perbanyaklah dzikir dalam segala aktifitas dan dimana pun berada, setiap kali ada kesempatan. Jika iseng untuk kirim sms dengan teman boleh-boleh saja di waktu senggang namun tetap sambungkan hati dengan Allah, sehingga hati bergetar mengingat-Nya . Dan ingatlah detik-detik saat namamu dipanggil menghadap-Nya “Fulan bin fulan maju kehadapan Allah”.Hadirin hadirat yang dimuliakan AllahSampailah kita pada hadits yang kita baca tadi dan mengingatkan pada firman Allah subhanahu wata’ala :

األبتر هو ئك شان ن إ ، وانحر ك رب ل فصل ، الكوثر أعطيناك ا ن إ3-1الكوثر : ) )“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni'mat yang banyak, maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah, sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus “ ( QS. Al Kautsar : 1-3 )

Page 84: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “ saat aku berada di surga ( di malam mi’raj ) , aku melihat telaga yang sangat indah dikelilingi kubah-kubah mutiara yang berlorong-lorong dan tanahnya adalah minyak wangi yang terharum”, mungkin akal tidak menerima bagaimana tanahnya berupa minyak wangi?, sungguh tidak terlintas dalam fikiran kita karena pijakan kaki pastilah berupa tanah atau benda keras, namun disini pijakan kakinya adalah minyak wangi. Bisa tenggelam dong? tidak akan tenggelam, dengan kehendak Allah air. Diriwayatkan oleh Al Imam Ibn Hajar Asqalany dalam Fathul Bari bisyarah Shahih Al Bukhari, berkaitan dengan hal ini beliau menukil riwayat lain dari sayyidina Anas bin Malik beliau berkata : “ Wahai Rasulullah ,aku memohon syafaat kepadamu” , maka Rasulullah berkata : “ Engkau akan bertemu denganku di mizan”. Rasulullah menunggu ummatnya di timbangan amal untuk memberikan syafaat, jika timbangan dosanya lebih berat dari amalnya maka akan diringkan oleh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dengan sayafaatnya . Kemudian sayyidina Anas bin Malik berkata : “ wahai Rasulullah, jika aku selamat di mizan lalu bermasalah di tempat yang selanjutnya?”, maka Rasulullah menjawab : “ Aku juga akan berada di jembatan shirat saat ummatku melintas”. Dalam sebuah riwayat yang tsiqah setiap ummat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam akan terjatuh ke jurang api neraka, rasulullah memegang tangannya, namun jika dia adalah pendosa besar yang belum sempat bertobat sebelum wafat, maka orang itu yang akan melepaskan tangan nabi sehingga ia pun terjerumus kea pi neraka. Maka sayyidina Anas bin Malik berkata : “ Wahai Rasulullah, jika aku mendapatkan kesulitan di alam selanjutnya maka dimana aku akan menemuimu?” Rasulullah menjawab : “aku berada di telaga haudh”, yang mana disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :

ابدا بعده اليظمأ منه شرب ومن منه، شرب ورد من الحوض على فرطكم أنا“Aku akan mendahuluimu datang di haudh siapa yang mendatanginya ia pasti akan minum darinya, dan siapa yang meneguknya ia tak akan haus selama-lamannya dan akan datang kepadaku beberapa kelompok yang sudah aku kenali mereka, lalu mereka dihalau dariku.”Diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda tentang telaga Kautsar : “ Aku melihat cangkir-cangkir yang mengitari telaga Al Kautsar yang jumlahnya lebih banyak dari bintang di langit”. Kita mengetahui bahwa galaksi Bimasakti tempat bumi ini terdapat lebih dari 200 miliyar planet , dan galaksi itu jumlahnya mencapai milyaran, maka berapa jumlah cangkir yang mengitari telaga Al Kautsar milik sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalam riwayat yang tsiqah disebutkan bahwa jika satu cangkir pecah, dan pecahan cangkir itu jatuh ke bumi maka pecahan itu jauh lebih indah dan lebih berharga dari segala perhiasan yang ada di bumi. Terdapat dua pendapat tentang riwayat ini, yang pertama mengatakan bahwa telaga Kautsar berada di dalam surge, dan ini adalah pendapat yang lebih kuat, dan pendapat yang kedua mengatakan telaga Kautsar berada di surga dan bersambung dengan telaga Haudh yang berada di luar surge. Maka Al Imam Ibn Hajar memadukan dua pendapat ini dan berkata bahwa telaga Haudh adalah telaga dari telaga Al Kautsar yang ada di dalam surga dan bersambung hingga sampai ke telaga Haudh. Jadi telaga Haudh posisinya di luar surga tetapi airnya bersambung hingga ke dalam surga yaitu telaga Al Kutsar. Sedangkan telaga Haudh masih berada di luar surga karena di saat itu ada orang yang terusir dari telaga Haudh sehingga ia dijauhkan dari telaga Haudh dan tidak boleh meminumnya dan dia berada dalam kehinaan, hal itu menunjukkan bahwa telaga Haudh bukan berada di dalam surga. Telaga Kautsar airnya mengalir hingga ke luar surga dan itulah yang disebut telaga Haudh. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda, sungguh indahnya Allah dalam memuliakan nabi Muhammmad shallallahu ‘alaihi wasallam, sehingga beliau bersabda :

Page 85: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

حوضي على ومنبري ة الجن رياض من روضة ومنبري ي بيت بين ما“Tempat antara mimbarku dan rumahku adalah satu taman dari taman-taman surga. Dan mimbarku berada di atas telagaku.”Demikian indahnya Raudhah As Syarif di Masjid An Nabawy di samping makam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Diantara makam beliau ( makam beliau ) dan mimbar lama beliau adalah taman dari taman-taman surga, mereka yang pernah berangkat Haji atau Umrah mengetahuinya. Al Imam Ibn Hajar Al Asqalany menjelaskan bahwa yang beribadah di tempat itu ia akan mendapatkan syafaat rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan jika sampai ke taman surga maka berarti pula telah masuk ke surga Allah subhanahu wata’ala. Bagi yang belum mempunyai kesempatan untuk berkunjung ke Raudhah As Syarif, meskipun jasad kita jauh namun jadikan hati kita selalu ingin berada di tempat itu, semoga Allah subhanahu wata’ala memasukkan kita dalam kelompok orang-orang yang beribadah di Raudhah As Syarif, di Masjid Al Haram dan tempat-tempat luhur lainnya, amin. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah makhluk yang paling dicintai Allah subhanahu wata’ala, dan beliau adalah makhluk yang paling mulia budi pekertinya, yang paling ramah, yang paling banyak tersenyum, jika beliau diundang oleh orang yang miskin maka beliau terburu-buru untuk segera datang, beliau tidak mau mnegcewakan perasaan siapa pun bahkan hewan pun tidak mau beliau mengecewakannya, demikian indahnya nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Diriwayatkan dalam kitab Adab Al Mufrad oleh Al Imam Al Bukhari ketika Rasulullah berkunjung kepada salah satu rumah kaum Anshar, ketika itu ada seekor burung yang berputar-putar sambil berkicau di atas kepala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan para sahabat ingin menangkapnya karena dianggap telah mengganggu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka Rasulullah berkata : “Siapa diantara kalian yang telah mengagetkan burung ini dengan mengambil telurnya?”, maka salah seorang sahabat berkata bahwa dia yang mengambil telur burung itu, maka Rasulullah memerintahkan untuk mengembalikannya. Tentunya seseorang diperbolehkan untuk mengambil telur seekor burung namun jika burung telah mengadu kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, maka Rasulullah tidak akan mengecewakannya, sehingga telurnya pun kembali kepadanya, demikian indahnya budi pekerti sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah adalah manusia yang paling baik kepada semua makhluk, kepada manusia yang shalih, yang fasik, yang beriman dan yang tidak beriman, yang muslim atau yang non muslim, tidak ada orang yang lebih sopan dari sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Disebutkan dalam riwayat Shahih Al Bukhari bahwa datang seorang pemuda kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam mengadukan dosa-dosanya, dan berkata : “wahai Rasulullah , berilah aku hukuman atas dosa-dosa yang telah aku perbuat”, namun Rasulullah hanya diam kemudian turunlah firman Allah subhanahau wata’ala :

رين لذاك ل ذكرى ك ذل ئات ي الس يذهبن الحسنات ن إ114هود : ) )“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” ( QS. Hud : 114 )Jika seseorang merasa memiliki banyak dosa maka perbanyakalah amal pahala, karena pahala itu akan menghapus dosa-dosanya. Jangan meremehkan pengampunan Allah, ketahuilah bahwa Allah paling mudah mengampuni dari semua makhluk-Nya, paling mudah memaafkan dari semua yang memaafkan, namun jangan meremehkan tawaran maaf Allah, karena jika Allah membalik hati kita untuk tidak lagi memohon maaf kepada-Nya maka kekallah kita dalam kehinaan, wal ‘iyadzubillah.

Page 86: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Hadirin hadirat yang dimuliakan AllahDalam kemuliaan wanginya majelis-majelis dzikir, disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam riwayat Shahih Al Bukhari bahwa perumpamaan orang yang duduk diantara orang-orang yang berdzikir dan berdoa bagaikan orang yang duduk dengan penjual minyak wangi, tidak membeli minyak wanginya namun ia mendapatkan aroma wanginya, sebaliknya orang yang duduk bersama orang yang sedang berbuat maksiat bagaikan orang yang duduk dengan seorang pandai besi yang sedang bekerja, dimana ia tidak menyentuh besinya, namun ia terkena percikan bara apinya. Maka duduk di mejelis seperti ini namanya akan diingat dan digemuruhkan oleh Allah subhanahu wata’ala ,duduk di majelis ini dilimpahi pengampunan oleh Allah subhanahu wata’ala, duduk di majelis ini mempercepat untuk mencapai tangga-tangga keluhuran dan meninggalkan dosa-dosa. Jika diantara kita masih ada yang belum mampu untuk menjalankan ajaran agama Islam dengan baik, masih sering meninggalkan shalat, masih belum mampu melakukan hal-hal yang diwajibkan dan meninggalakan hal-hal yang diharamkan, maka perbanyaklah doa kepada Yang Maha memberi kekuatan. Manusia adalah tempat kelemahan, tidak ada manusia yang tidak memiliki kesalahan, kecuali para nabi dan Rasul. Rasulullah adalah makhluk terindah dan panutan terindah yang diciptakan oleh Allah subhanahu wata’ala agar kita mencapai keindahan yang terindah yaitu keridhaan Allah subhanahu wata’ala dan memandang indahnya Allah subhanahu wata’ala. Ketika manusia berada di surga yang demikian indah dengan keindahan yang terus bertambah, Allah memanggil penduduk surga sebagaimana riwayat Shahih Al Bukhari :

؟ ك ذل من أفضل أعطيكم أال عبادي يا“ Wahai hamba-hamba-Ku , maukah kalian Kuberi yang lebih baik dari itu ( surga yang megah dan indah) ? “Maka hamba-hamba itu berkata :

؟ ك ذل من أفضل شيئ وأي يارب“ Wahai Allah , apalagi yang lebih baik dari itu ? “Maka Allah menjawab :

أبدا بعده عليكم أسخط فال ي رضوان عليكم أحل“ Aku halalkan untuk kalian keridhaan-Ku dan Aku tidak akan murka kepada kalian selama-lamanya “Keridhaan Allah ditawarkan di masa hidup kita, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam riwayat Al Imam Abu Daud bahwa siapa yang membaca :

  رسوال و ا ي نب محمد ب و دينا اإلسالم ب و ا رب الله ب رضيت"Aku ridha Allah sebagai Tuhan, Aku ridha Islam sebagai agama dan Aku ridha Muhammad sebagai  Nabi dan utusan (Allah)”Maka pastilah dia mendapatakan keridhaan Allah subhanahu wata’ala, mungkin kita memandang hal itu terlalu jauh,sebenarnya tidak demikian, jika kita ucapkan dan kita niatkan maka kita akan mendapatkannya, hanya godaan syaitan yang selalu menghampiri kita, mungkin syaitan berbisik : “jika engkau ridha Allah sebagai Tuhanmu maka kau harus melakukan semua yang diperintahkan dan tidak ada yang ditinggalakan, jika tidak, maka jangan mengucapkan Aku ridha Allah menjadi tuhanku” . Bagaimana kita tidak ridha Allah menjadi Tuhan kita?! Jika kita tidak ridha jika Allah menjadi tuhan kita maka tentunya kita akan menyembah tuhan yang lain, namun jika kita menyembah Allah berarti kita ridha Allah menjadi Tuhan kita.

Page 87: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Begitujuga jika kita tidak ridha kepada Islam sebagai agama kita maka tentunya kita akan keluar dari Islam , dan jika kita ridha kepada nabi Muhammad sebagai nabi kita maka kita akan memilih nabi lain, namun hal ini adalah tangga yang pertama, semakin dalam cintamu kepada Allah, Rasulullah dan kepada Islam, maka semakin tinggi keluhuranmu.Hadirin hadirat yang dimuliakan AllahSaya tidak berpanjang lebar, sekalian mau pamit malam ini malam ini saya akan berangkat ke Dubai penerbangan jam 00.30 WIB untuk menghadap guru mulia Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh, kemudian menuju ke Kairo lalu ke Madinah Al Munawwarah selanjutnya ke Tarim Hadramaut, Insyaallah hari Sabtu atau Minggu sudah tiba di Jakarta. Dan selama saya tidak di Jakarta, Majelis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tetap berjalan dan banyak guru-guru yang akan menggantikan saya untuk hadir di majelis-majelis ini, maka saya titipkan majelis ini kepada jamaah, jangan sampai seperti kejadian di zaman nabi Musa, dimana ketika nabi nya pergi pengikutnya kacau balau, maka saya harap tidak terjadi seperti itu. Selanjutnya kita berdoa bersama semoga Allah subhanahu wata’ala memberikan keselamatan bagi yang akan berangkat safar untuk Umrah dank e Madinah kemudian perjumpaan dengan Al Allamah Al Arif billah Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh, dan yang disini semoga selalu dalam penjagaan Allah subhanahu wata’ala…

جميعا فقولوا

Ucapkanlah bersama-sama... ... ... ... .. ... ... ال العظيم العرش رب الله ال إ له إ ال يم الحل العظيم الله إال إله ال الله إال الإله يارحيم يارحمن الله يا الله يا الله يا

... عليها حق مة ،كل م وسل عليه الله صلى الله رسول محمد الكريم العرش ورب األرض ورب السموات رب الله إال له إين األمن من تعالى الله شاء ن إ نبعث وعليها نموت وعليها .نحيا

Selanjutnya qasidah Muhammadun kemudian doa penutup dan talqin oleh guru kita Al Habib Hud bin Muhammad Baqir Al Atthas, yatafaddhal Masykuraa

Telaga Al KautsarSenin,07 Maret 2011

: : قلت المجوف، الدر قباب حافتاه، بنهر، أنا إذا الجنة، في أسير أنا بينما وسلم عليه الله رسول قال : ... أذفر مسك طينه فإذا ربك، أعطاك الذي الكوثر، هذا قال ؟، جبريل يا هذا ما ،

( البخاري (صحيحSabda Rasulullah saw : “Ketika aku berjalan di sorga, maka kulihat telaga indah, dikelilingi kubah-kubah mutiara yang berlorong-lorong, kukatakan : “apa ini wahai Jibril..?”, ia menjawab :”Ini telaga Al kautsar, yang diberikan untukmu dari Tuhanmu wahai Muhammad (saw). Maka kulihat pasirnya dari misik yang harum dan wangi” (Shahih Bukhari)Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

وقد ذن اإل ب ليه إ دعانا من المختار عبده ب هدانا ذي ال ه ل الحمدل والدياجر الجهل ظلمة من وأنقذنا محمد ب خصنا رب ل حمداوفي الكريم المجمع هذا في جمعنا ذي ال له الحمدل ه آل وعلى عليه وبـارك م وسل الله صلى وحدانا نا دل من يا يك لب نادانا

والعمل ه ورسول الله وخدمة ه ورسول الله ة محب نور ب اكم ي وإ قلوبنا الله نور العظيمة الجلسة وفي العظيم هر الش هذام وسل ه وصحب ه وآل عليه الله صلى الله رسول ة وسن شريعة .ب

Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Abadi, Maha Sempurna dan Tunggal dengan kesempurnaan, Tunggal dengan keluhuran , Tunggal dengan cahaya keabadian

Page 88: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

dan kebahagiaan, Yang menghamparkan alam semesta beserta isinya dari tiada kemudian membagikan kehidupan bagi yang dikehendaki-Nya, dan membuat hamba-hamba-Nya bicara, melihat, mendengar dan bergerak bagi yang dikehendaki-Nya. Tiada satu hamba pun yang mampu berbicara kecuali dengan anugerah-Nya, tiada pula seorang hamba bisa melihat kecuali dengan anugerah-Nya, tiada pula seorang hamba bisa mendengar kecuali dengan anugerah-Nya dan tiada pula seorang hamba bisa bergerak kecuali dengan anugerah-Nya. Tidak ada hamba yang mampu menciptakan penglihatan dari tiada, tiada pula seorang hamba yang mampu menciptakan pendengaran dari tiada , tiada seorang hamba mampu menciptakan tubuh bisa bergerak, dan jika berkehendak Allah mampu mencabut semua itu hingga berhentilah fungsi penglihatan, pendengaran dan gerakannya meskipun mata, telinga dan jasadnya ada, kesemuanya akan diam dan tidak mampu berfungsi dengan kehendak Allah, Yang Maha membatasi kehidupan dengan kehendak-Nya, Maha Lembut dan berkasih sayang khususnya kepada ummat sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Di masa-masa lalu ummat mencapai usia diatas 1000 tahun. Diriwayatkan bahwa nabi Nuh mencapai usia 2500 tahun dan mengemban risalah kenabian selama 950 tahun. Berapa banyak umat terdahulu yang mencapai usia ratusan atau ribuan tahun, ummat yang terpendek usianya adalah ummat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan sangat sedikit sekali yang mencapai usia 100 tahun, namun amal pahala mereka dilipatgandakan 10 hingga 700 kali lipat, itulah kelebihan ummat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka jika seseorang hidup selama 60 tahun seakan-akan ia seperti hidup 600 tahun, itulah anugerah Allah untuk kita ummat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Segala Puji bagi-Mu wahai Allah Yang telah memilih kami sebagai pengikut sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Meskipun kehidupan yang singkat di muka bumi ini namun Allah melipatgandakan pahala ummat menjadi 10 hingga 700 kali lipat, demikian riwayat Shahih Al Bukhari, bahkan dalam riwayat Shahih Muslim bahwa amal pahala bisa dilipatgandakan hingga 700 kali lipat atau lebih , maka jika 10 tahun usia kita dan kita beribadah selama itu maka ibadah selama 10 tahun itu bisa berubah menjadi 7000 tahun ibadah dengan kehendak Allah. Dan Allah juga memberi anugerah yang lebih baik dari itu yaitu malam Lailatul Qadr, dimana ibadah di malam itu pahalanya lebih dari 1000 bulan. Allah Maha Mampu memberi lebih dari semua itu, bahkan mereka yang telah memiliki tumpukan gunung dosa dan kesalahan, dan jika mereka bertobat Allah akan menggantikan kesalahan-kesalahan mereka dengan kebaikan, sebagaimana firman Allah :

رحيما غفورا ه الل وكان حسنات هم ئات سي ه الل يبدل ك فأولئ حا صال عمال وعمل وآمن تاب من ال إ70الفرقان : ) )“ Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. ( QS. Al Furqan : 70 )Orang yang beriman dan yang beramal shalih, Allah akan menggantikan tumpukan gunung-gunung dosa dan kesalahan mereka dengan gunung-gunung pahala. Tidak pernah kita temukan tumpukan dosa diganti menjadi pahala , yang kita tahu jika seseorang berbuat salah maka ia akan dimaafkan tanpa diberi hadiah, namun Allah tidak hanya memaafkan tetapi juga menggatikan dosa-dosa mereka dengan pahala, bahkan Allah memuliakan hamba-hamba yang bertobat . Diriwayatkan didalam Shahih Al Bukhari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa Allah subhanahu wata’ala menerima hamba yang bertobat dengan kegembiran dan cinta-Nya, Rasulullah bertanya kepada para sahabat tetang seseorang yang pergi membawa seluruh hartanya dengan tunggangannya dan setelah ia kelelahan ia pun tertidur dan ketika terbangun,

Page 89: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

tunggangan dan semua hartanya tidak ada, maka Rasulullah bertanya kepada para sahabat bagaimana kesedihan orang itu, maka para sahabat berkata : “pastilah orang itu sangat sedih wahai Rasulullah”, maka setelah orang itu berjalan jauh dan tidak pula menemukan tunggangannya ia pun kelelahan dan tertidur, setelah ia terbangun ia melihat harta dan tunggangannya ada di hadapannya, maka Rasulullah bertanya bagaimana kegembiraan orang itu, para sahabat menjawab : “pastilah dia sangat gembira wahai Rasulullah”, maka Rasulullah menjawab : “Sungguh Allah lebih gembira menerima taubat seseorang yang penuh dosa dibandingkan kegembiraan seseorang yang kehilangan seluruh hartanya kemudian hartanya kembali kepadanya”. Allah tidak membutuhkan taubat kita, namun samudera kasih sayang-Nya memeluk dan mencintai hamba yang bertobat, oleh sebab itu hamba yang paling dicintai oleh Allah subhanahu wata’ala adalah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dimana beliau selalu beristighfar sebanyak 70 kali dalam setiap harinya, padahal Rasulullah tidak mempunyai dosa, namun beliau hanya ingin lebih mencapai derajat yang mulia sebagaimana firman Allah :

المتطهرين ويحب ين واب الت يحب ه الل ن إ222البقرة : ) )“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri” ( QS. Al Baqarah : 222 )Jika muncul bisikan syaitan yang berkata: “jika engkau taubat dari sekarang, kemudian kembali berbuat dosa, maka engkau termasuk dalam kelompok orang-orang munafik”. Sungguh demi Allah tidak demikian, karena Allah tidak akan pernah berhenti dan bosan menerima tobat hamba-Nya. Allah berfirman dalam riwayat Al Imam Ahmad :

  لك غفرت ي استغفرتن ثم ماء الس عنان ذنوبك بلغت لو آدم ابن يا“ Wahai anak Adam seandainya dosa-dosamu (sebanyak) awan di langit kemudian engkau minta ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni engkau”Jika dosa seorang hamba memenuhi hingga ke ujung langit pun Allah tetap akan mengampuni, saat ini baru ditemukan galaksi terbaru, yang bernama galaksi Andren yang jaraknya 70 tahun kecepatan cahaya, dan kecepatan cahaya adalah 300.000 Km/detik namun belum juga ditemukan ujung langit,,, Allah berfirman jika dosa hamba menumpuk hingga memenuhi langit maka akan Allah ampuni. Adakah yang lebih indah dari Allah, adakah yang lebih pemaaf dari-Nya, adakah Yang lebih berhak dicintai dan dirindui dari diri-Nya, dan indahnya sambutan Allah terhadap hamba yang merindukan-Nya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda riwayat Shahih Al Bukhari:

قاءه ل الله أحب الله قاء ل أحب من“ Barangsiapa yang ingin berjumpa dengan Allah, maka Allah pun ingin berjumpa dengannya”Jika seseorang rindu kepada Allah maka Allah pun rindu kepada-Nya, inginkah melihat Yang Maha Indah dan Maha Baik Yang menciptakanmu dari tiada, dan senantiasa memaafkan dosa-dosa dan kesalahanmu, dan Yang menyiapakan istana-istana di surga yang semakin detik bertambah indah, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :

يعملون كانوا ما ب جزاء أعين ة قر من لهم أخفي ما نفس تعلم فال17السجدة : ) )

Page 90: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

“Tak seorangpun mengetahui berbagai ni'mat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan” ( QS. As Sajadah : 17 )Manusia tidak mengetahui sesuatu yang telah disiapkan oleh Allah subhanahu wata’ala untuk mereka sebagai balasan amal-amal mereka. Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam hadits qudsy :

بشر قلب على خطر وال سمعت أذن وال رأت عين ال ما حين الصال عبادي ل أعددت“ Telah Kusiapkan untuk hamba-hambaKu sesuatu yang tidak pernah dilihat mata, tidak pula didengar telinga, dan tidak pernah terlintas dalam sanubari manusia”Abadi dalam keindahan di surga, dan keindahan itu dalam setiap waktu dan kejap semakin indah, itulah yang disiapakan untuk para perindu Allah, siapa mereka? Mereka adalah orang yang banyak megingat Allah,

ذكره كثر شيئا أحب من" Barangsiapa yang mencintai sesuatu, maka banyak menyebutnya"Maka beruntunglah mereka yang hadir di majelis dzikir , karena ia telah diizinkan Allah untuk duduk bersama orang-orang yang dirindukan dan merindukan Allah. Kebahagiaan, ketenangan, kesejahteraan, keluhuran, kesucian dan kemuliaan adalah milik-Nya yang diberikan kepada yang dikehendaki-Nya terlebih lagi kepada mereka yang memintanya. Dan rahasia keluhuran di malam hari ini, kita berkumpul dalam kemuliaan memenuhi undangan Allah untuk mencapai ridha-Nya, karena orang yang berdzkir bersama mengingat Allah maka Allah akan mengingatnya dalam perkumpulan yang lebih mulia di langit.Langit mengenal nama-nama yang suka menyebut nama Allah . Semoga Allah mejadikan kita dalam kelompok mereka, kelompok orang yang banyak berdzikir . Orang yang banyak berzikir adalah orang-orang yang hatinya ditenangkan oleh Allah, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :

القلوب ن تطمئ ه الل ذكر ب أال ه الل ذكر ب قلوبهم ن وتطمئ آمنوا ذين ال28الرعد : ) )“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” ( QS. Ar Ra’d : 28 )Dengan mengingat Allah hati akan tenang, bagaimana hati akan tenang jika permasalahan dan kesedihan masih merundung kita, maka hal ini menunjukkan bahwa orang yang berdzikir akan tenang hatinya dan berarti akan diselesaikan permasalahannya. Perbanyaklah dzikir dalam segala aktifitas dan dimana pun berada, setiap kali ada kesempatan. Jika iseng untuk kirim sms dengan teman boleh-boleh saja di waktu senggang namun tetap sambungkan hati dengan Allah, sehingga hati bergetar mengingat-Nya . Dan ingatlah detik-detik saat namamu dipanggil menghadap-Nya “Fulan bin fulan maju kehadapan Allah”.Hadirin hadirat yang dimuliakan AllahSampailah kita pada hadits yang kita baca tadi dan mengingatkan pada firman Allah subhanahu wata’ala :

األبتر هو ئك شان ن إ ، وانحر ك رب ل فصل ، الكوثر أعطيناك ا ن إ3-1الكوثر : ) )

Page 91: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni'mat yang banyak, maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah, sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus “ ( QS. Al Kautsar : 1-3 )Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “ saat aku berada di surga ( di malam mi’raj ) , aku melihat telaga yang sangat indah dikelilingi kubah-kubah mutiara yang berlorong-lorong dan tanahnya adalah minyak wangi yang terharum”, mungkin akal tidak menerima bagaimana tanahnya berupa minyak wangi?, sungguh tidak terlintas dalam fikiran kita karena pijakan kaki pastilah berupa tanah atau benda keras, namun disini pijakan kakinya adalah minyak wangi. Bisa tenggelam dong? tidak akan tenggelam, dengan kehendak Allah air. Diriwayatkan oleh Al Imam Ibn Hajar Asqalany dalam Fathul Bari bisyarah Shahih Al Bukhari, berkaitan dengan hal ini beliau menukil riwayat lain dari sayyidina Anas bin Malik beliau berkata : “ Wahai Rasulullah ,aku memohon syafaat kepadamu” , maka Rasulullah berkata : “ Engkau akan bertemu denganku di mizan”. Rasulullah menunggu ummatnya di timbangan amal untuk memberikan syafaat, jika timbangan dosanya lebih berat dari amalnya maka akan diringkan oleh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dengan sayafaatnya . Kemudian sayyidina Anas bin Malik berkata : “ wahai Rasulullah, jika aku selamat di mizan lalu bermasalah di tempat yang selanjutnya?”, maka Rasulullah menjawab : “ Aku juga akan berada di jembatan shirat saat ummatku melintas”. Dalam sebuah riwayat yang tsiqah setiap ummat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam akan terjatuh ke jurang api neraka, rasulullah memegang tangannya, namun jika dia adalah pendosa besar yang belum sempat bertobat sebelum wafat, maka orang itu yang akan melepaskan tangan nabi sehingga ia pun terjerumus kea pi neraka. Maka sayyidina Anas bin Malik berkata : “ Wahai Rasulullah, jika aku mendapatkan kesulitan di alam selanjutnya maka dimana aku akan menemuimu?” Rasulullah menjawab : “aku berada di telaga haudh”, yang mana disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :

ابدا بعده اليظمأ منه شرب ومن منه، شرب ورد من الحوض على فرطكم أنا“Aku akan mendahuluimu datang di haudh siapa yang mendatanginya ia pasti akan minum darinya, dan siapa yang meneguknya ia tak akan haus selama-lamannya dan akan datang kepadaku beberapa kelompok yang sudah aku kenali mereka, lalu mereka dihalau dariku.”Diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda tentang telaga Kautsar : “ Aku melihat cangkir-cangkir yang mengitari telaga Al Kautsar yang jumlahnya lebih banyak dari bintang di langit”. Kita mengetahui bahwa galaksi Bimasakti tempat bumi ini terdapat lebih dari 200 miliyar planet , dan galaksi itu jumlahnya mencapai milyaran, maka berapa jumlah cangkir yang mengitari telaga Al Kautsar milik sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalam riwayat yang tsiqah disebutkan bahwa jika satu cangkir pecah, dan pecahan cangkir itu jatuh ke bumi maka pecahan itu jauh lebih indah dan lebih berharga dari segala perhiasan yang ada di bumi. Terdapat dua pendapat tentang riwayat ini, yang pertama mengatakan bahwa telaga Kautsar berada di dalam surge, dan ini adalah pendapat yang lebih kuat, dan pendapat yang kedua mengatakan telaga Kautsar berada di surga dan bersambung dengan telaga Haudh yang berada di luar surge. Maka Al Imam Ibn Hajar memadukan dua pendapat ini dan berkata bahwa telaga Haudh adalah telaga dari telaga Al Kautsar yang ada di dalam surga dan bersambung hingga sampai ke telaga Haudh. Jadi telaga Haudh posisinya di luar surga tetapi airnya bersambung hingga ke dalam surga yaitu telaga Al Kutsar. Sedangkan telaga Haudh masih berada di luar surga karena di saat itu ada orang yang terusir dari telaga Haudh sehingga ia dijauhkan dari telaga Haudh dan tidak boleh meminumnya dan dia berada dalam kehinaan, hal itu menunjukkan bahwa telaga Haudh bukan berada di dalam

Page 92: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

surga. Telaga Kautsar airnya mengalir hingga ke luar surga dan itulah yang disebut telaga Haudh. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda, sungguh indahnya Allah dalam memuliakan nabi Muhammmad shallallahu ‘alaihi wasallam, sehingga beliau bersabda :

حوضي على ومنبري ة الجن رياض من روضة ومنبري ي بيت بين ما“Tempat antara mimbarku dan rumahku adalah satu taman dari taman-taman surga. Dan mimbarku berada di atas telagaku.”Demikian indahnya Raudhah As Syarif di Masjid An Nabawy di samping makam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Diantara makam beliau ( makam beliau ) dan mimbar lama beliau adalah taman dari taman-taman surga, mereka yang pernah berangkat Haji atau Umrah mengetahuinya. Al Imam Ibn Hajar Al Asqalany menjelaskan bahwa yang beribadah di tempat itu ia akan mendapatkan syafaat rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan jika sampai ke taman surga maka berarti pula telah masuk ke surga Allah subhanahu wata’ala. Bagi yang belum mempunyai kesempatan untuk berkunjung ke Raudhah As Syarif, meskipun jasad kita jauh namun jadikan hati kita selalu ingin berada di tempat itu, semoga Allah subhanahu wata’ala memasukkan kita dalam kelompok orang-orang yang beribadah di Raudhah As Syarif, di Masjid Al Haram dan tempat-tempat luhur lainnya, amin. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah makhluk yang paling dicintai Allah subhanahu wata’ala, dan beliau adalah makhluk yang paling mulia budi pekertinya, yang paling ramah, yang paling banyak tersenyum, jika beliau diundang oleh orang yang miskin maka beliau terburu-buru untuk segera datang, beliau tidak mau mnegcewakan perasaan siapa pun bahkan hewan pun tidak mau beliau mengecewakannya, demikian indahnya nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Diriwayatkan dalam kitab Adab Al Mufrad oleh Al Imam Al Bukhari ketika Rasulullah berkunjung kepada salah satu rumah kaum Anshar, ketika itu ada seekor burung yang berputar-putar sambil berkicau di atas kepala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan para sahabat ingin menangkapnya karena dianggap telah mengganggu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka Rasulullah berkata : “Siapa diantara kalian yang telah mengagetkan burung ini dengan mengambil telurnya?”, maka salah seorang sahabat berkata bahwa dia yang mengambil telur burung itu, maka Rasulullah memerintahkan untuk mengembalikannya. Tentunya seseorang diperbolehkan untuk mengambil telur seekor burung namun jika burung telah mengadu kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, maka Rasulullah tidak akan mengecewakannya, sehingga telurnya pun kembali kepadanya, demikian indahnya budi pekerti sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah adalah manusia yang paling baik kepada semua makhluk, kepada manusia yang shalih, yang fasik, yang beriman dan yang tidak beriman, yang muslim atau yang non muslim, tidak ada orang yang lebih sopan dari sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Disebutkan dalam riwayat Shahih Al Bukhari bahwa datang seorang pemuda kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam mengadukan dosa-dosanya, dan berkata : “wahai Rasulullah , berilah aku hukuman atas dosa-dosa yang telah aku perbuat”, namun Rasulullah hanya diam kemudian turunlah firman Allah subhanahau wata’ala :

رين لذاك ل ذكرى ك ذل ئات ي الس يذهبن الحسنات ن إ114هود : ) )“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” ( QS. Hud : 114 )Jika seseorang merasa memiliki banyak dosa maka perbanyakalah amal pahala, karena pahala itu akan menghapus dosa-dosanya. Jangan meremehkan pengampunan Allah, ketahuilah bahwa

Page 93: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Allah paling mudah mengampuni dari semua makhluk-Nya, paling mudah memaafkan dari semua yang memaafkan, namun jangan meremehkan tawaran maaf Allah, karena jika Allah membalik hati kita untuk tidak lagi memohon maaf kepada-Nya maka kekallah kita dalam kehinaan, wal ‘iyadzubillah. Hadirin hadirat yang dimuliakan AllahDalam kemuliaan wanginya majelis-majelis dzikir, disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam riwayat Shahih Al Bukhari bahwa perumpamaan orang yang duduk diantara orang-orang yang berdzikir dan berdoa bagaikan orang yang duduk dengan penjual minyak wangi, tidak membeli minyak wanginya namun ia mendapatkan aroma wanginya, sebaliknya orang yang duduk bersama orang yang sedang berbuat maksiat bagaikan orang yang duduk dengan seorang pandai besi yang sedang bekerja, dimana ia tidak menyentuh besinya, namun ia terkena percikan bara apinya. Maka duduk di mejelis seperti ini namanya akan diingat dan digemuruhkan oleh Allah subhanahu wata’ala ,duduk di majelis ini dilimpahi pengampunan oleh Allah subhanahu wata’ala, duduk di majelis ini mempercepat untuk mencapai tangga-tangga keluhuran dan meninggalkan dosa-dosa. Jika diantara kita masih ada yang belum mampu untuk menjalankan ajaran agama Islam dengan baik, masih sering meninggalkan shalat, masih belum mampu melakukan hal-hal yang diwajibkan dan meninggalakan hal-hal yang diharamkan, maka perbanyaklah doa kepada Yang Maha memberi kekuatan. Manusia adalah tempat kelemahan, tidak ada manusia yang tidak memiliki kesalahan, kecuali para nabi dan Rasul. Rasulullah adalah makhluk terindah dan panutan terindah yang diciptakan oleh Allah subhanahu wata’ala agar kita mencapai keindahan yang terindah yaitu keridhaan Allah subhanahu wata’ala dan memandang indahnya Allah subhanahu wata’ala. Ketika manusia berada di surga yang demikian indah dengan keindahan yang terus bertambah, Allah memanggil penduduk surga sebagaimana riwayat Shahih Al Bukhari :

؟ ك ذل من أفضل أعطيكم أال عبادي يا“ Wahai hamba-hamba-Ku , maukah kalian Kuberi yang lebih baik dari itu ( surga yang megah dan indah) ? “Maka hamba-hamba itu berkata :

؟ ك ذل من أفضل شيئ وأي يارب“ Wahai Allah , apalagi yang lebih baik dari itu ? “Maka Allah menjawab :

أبدا بعده عليكم أسخط فال ي رضوان عليكم أحل“ Aku halalkan untuk kalian keridhaan-Ku dan Aku tidak akan murka kepada kalian selama-lamanya “Keridhaan Allah ditawarkan di masa hidup kita, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam riwayat Al Imam Abu Daud bahwa siapa yang membaca :

  رسوال و ا ي نب محمد ب و دينا اإلسالم ب و ا رب الله ب رضيت"Aku ridha Allah sebagai Tuhan, Aku ridha Islam sebagai agama dan Aku ridha Muhammad sebagai  Nabi dan utusan (Allah)”Maka pastilah dia mendapatakan keridhaan Allah subhanahu wata’ala, mungkin kita memandang hal itu terlalu jauh,sebenarnya tidak demikian, jika kita ucapkan dan kita niatkan maka kita akan mendapatkannya, hanya godaan syaitan yang selalu menghampiri kita, mungkin syaitan

Page 94: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

berbisik : “jika engkau ridha Allah sebagai Tuhanmu maka kau harus melakukan semua yang diperintahkan dan tidak ada yang ditinggalakan, jika tidak, maka jangan mengucapkan Aku ridha Allah menjadi tuhanku” . Bagaimana kita tidak ridha Allah menjadi Tuhan kita?! Jika kita tidak ridha jika Allah menjadi tuhan kita maka tentunya kita akan menyembah tuhan yang lain, namun jika kita menyembah Allah berarti kita ridha Allah menjadi Tuhan kita. Begitujuga jika kita tidak ridha kepada Islam sebagai agama kita maka tentunya kita akan keluar dari Islam , dan jika kita ridha kepada nabi Muhammad sebagai nabi kita maka kita akan memilih nabi lain, namun hal ini adalah tangga yang pertama, semakin dalam cintamu kepada Allah, Rasulullah dan kepada Islam, maka semakin tinggi keluhuranmu.Hadirin hadirat yang dimuliakan AllahSaya tidak berpanjang lebar, sekalian mau pamit malam ini malam ini saya akan berangkat ke Dubai penerbangan jam 00.30 WIB untuk menghadap guru mulia Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh, kemudian menuju ke Kairo lalu ke Madinah Al Munawwarah selanjutnya ke Tarim Hadramaut, Insyaallah hari Sabtu atau Minggu sudah tiba di Jakarta. Dan selama saya tidak di Jakarta, Majelis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tetap berjalan dan banyak guru-guru yang akan menggantikan saya untuk hadir di majelis-majelis ini, maka saya titipkan majelis ini kepada jamaah, jangan sampai seperti kejadian di zaman nabi Musa, dimana ketika nabi nya pergi pengikutnya kacau balau, maka saya harap tidak terjadi seperti itu. Selanjutnya kita berdoa bersama semoga Allah subhanahu wata’ala memberikan keselamatan bagi yang akan berangkat safar untuk Umrah dank e Madinah kemudian perjumpaan dengan Al Allamah Al Arif billah Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh, dan yang disini semoga selalu dalam penjagaan Allah subhanahu wata’ala…

جميعا فقولواUcapkanlah bersama-sama

... ... ... ... .. ... ... ال العظيم العرش رب الله ال إ له إ ال يم الحل العظيم الله إال إله ال الله إال الإله يارحيم يارحمن الله يا الله يا الله يا ... عليها حق مة ،كل م وسل عليه الله صلى الله رسول محمد الكريم العرش ورب األرض ورب السموات رب الله إال له إ

ين األمن من تعالى الله شاء ن إ نبعث وعليها نموت وعليها .نحياSelanjutnya qasidah Muhammadun kemudian doa penutup dan talqin oleh guru kita Al Habib Hud bin Muhammad Baqir Al Atthas, yatafaddhal Masykuraa

Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, para sahabat dan seluruh kaum muslimin yang senantiasa berpegang teguh pada sunnah Beliau sampai hari kiamat.

Kaum muslimin rahimakumullah, salah satu perkara yang wajib kita imani berkaitan dengan kejadian di akherat adalah adanya telaga Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah Ta’ala memberikan telaga kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai kemuliaan dan karunia yang besar untuk beliau. Telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ini terletak di padang Mahsyar dan airnya berasal dari sungai Al-Kautsar yang ada di Surga.

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu menceritakan, “Pada suatu hari, ketika Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam berada di tengah-tengah kami, tiba-tiba Beliau mengantuk sekejap. Kemudian Beliau mengangkat kepala sambil tersenyum. Maka kamipun bertanya, “Apa yang membuat Anda tertawa,

Page 95: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Baru saja diturunkan kepadaku sebuah surat.” Lalu Beliau membaca:

ا أعطيناك الكوثر ( ن : إ يم ح حمن الر الله الر سم )1بك وانحر ( رب ئك هو األبتر (2فصل ل ن شان )3) إ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang: “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu al-Kautsar. Maka dirikanlah sholat karena Rabbmu; dan berqurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).” (QS. Al-Katsar: 1-3).

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Apakah kalian tahu apakah Al-Kautsar itu?” Kami (para sahabat) menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Al-Kautsar adalah sungai yang dijanjikan oleh Rabb-ku ‘Azza wa Jalla untukku. Di sana, terdapat kebaikan yang banyak. Ia adalah (sumber air) telaga yang akan didatangi umatku pada hari Kiamat. Jumlah gayungnya sebanyak bintang-bintang.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 400).

Telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah ada saat ini dan di hari Kiamat kelak, telaga ini akan didatangi oleh umat beliau yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, yakni orang yang memurnikan ibadahnya hanya kepada Allah Ta’ala semata dan mengikuti ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Umat beliau akan datang untuk meminum airnya dan mengambil manfaat darinya. Adapun orang-orang yang beramal di dunia namun ia berpaling dan menyimpang dari ajaran beliau, maka akan diusir dari telaga ini ketika mendekatinya.

Ciri-Ciri Telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak menceritakan keindahan telaga yang telah Allah karuniakan kepada beliau. Berikut ini adalah ciri-ciri telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:Airnya lebih putih daripada susu, rasanya lebih manis daripada madu, dan aromanya lebih harum dibandingkan minyak kesturi. Inilah warna, rasa dan aroma airnya. Lalu, berapa banyak jumlah gayung dan gelasnya? Jumlahnya sebanyak bintang-bintang di langit. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

يرة شهر، حوضي مس، ، وريحه أطيب من المسك بن ماؤه أبيض من الل

ماء، الس يزانه كنجوم وكمن شرب منها فال يظمأ أبدا

“Telagaku (panjang dan lebarnya) satu bulan perjalanan. Airnya lebih putih daripada susu, aromanya lebih harum daripada minyak kesturi, bejananya sebanyak bintang di langit. Barangsiapa yang minum

Page 96: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

darinya, ia tidak akan haus lagi selamanya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 6093 dan Muslim, no. 4294).

Telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berada di Padang Mahsyar dan airnya bersumber dari sungai al-Kautsar di Surga. Air dari sungai Al-Kautsar dialirkan ke telaga melalui dua pancuran sebagaimana dikabarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

ة يشخب فيه ميزابان من الجن“Dialirkan pada telaga itu dua saluran air yang (bersumber) dari (sungai al-Kautsar) di Surga…” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 4255, dari sahabat Abu Dzar al-Ghifari radhiyallahu ‘anhu)

Adapun besar dan luasnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

يرة شهر حوضي مس“Telagaku (panjang dan lebarnya) satu bulan perjalanan…” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 6093 dan Muslim, no. 4294).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

، لج ن حوضي أبعد من أيلة من عدن لهو أشد بياضا من الث إجوم، يته أكثر من عدد الن ، وآلن بن الل وأحلى من العسل ب

اس عن حوضه، ل الن ب جل إ اس عنه كما يصد الر ي ألصد الن ن وإذ؟ قالوا: يا رسول الله، أتعرفنا يومئ

حد من األمم يما ليست أل قال: نعم لكم سين من أثر الوضوء ل ا محج تردون علي غر

“Sesungguhnya telagaku itu lebih panjang dari jarak antara Aylah (sebuah kota di teluk ‘Aqobah, Yordania) dan ‘Adan (kota Yaman). Sungguh telagaku itu lebih putih dari salju, lebih manis dari madu dicampur susu, serta bejana-bejananya lebih banyak dari bintang-bintang. Aku sungguh akan menjaganya dari orang lain (selain umatku), sebagaimana seseorang menjaga telaganya dari unta orang lain.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah pada hari itu Anda mengenali kami?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Ya. Kalian punya tanda yang tidak dimiliki oleh seorangpun dari umat lain. Kalian datang kepadaku dengan dahi dan kaki bercahaya putih karena wudhu.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 364)

Apakah Nabi Yang Lain Memiliki Telaga?Setiap Nabi ‘alaihimush sholatu was salam memiliki telaga, namun telaga Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah telaga yang paling besar, paling mulia, dan paling indah. Masing-masing telaga Nabi akan didatangi oleh umatnya yang beriman dan berpegang teguh pada ajaran Nabi mereka. Mereka akan datang untuk meminum airnya dan mengambil manfaat darinya.Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Page 97: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

هم أكثر واردة هم يتباهون أي ن ي حوضا وإ كل نب ن ل إي أرجو أن أكون أكثرهم واردة ن وإ

“Sesungguhnya setiap Nabi mempunyai al-haudh (telaga) dan mereka saling berbangga diri, siapa di antara mereka yang paling banyak peminumnya (pengikutnya). Dan sungguh aku berharap, akulah yang paling banyak pengikutnya.” (Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dalam Sunan at-Tirmidzi, no. 2443. Hadits ini dinilai shohih oleh al-Albani dalam ash-Shohiihah, no. 1589 dan al-Misykah, no. 5594).

Kapankah Manusia Mendatangi Telaga Yang Mulia Ini?Ada perbedaan pendapat di antara para ulama kita tentang kapan orang-orang yang beriman mendatangi telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ada yang berpendapat bahwa mereka mendatanginya sebelum melintasi shirot, karena telaga ini terletak sebelum shirot (jembatan). Dan sebagian lagi berpendapat setelah melintasi shirot.

Al-Ghozali dan al-Qurthubi berpendapat bahwa telaga ini berada di padang Mahsyar di hari Kiamat, sebelum menyeberangi shirot. (At-Tadzkiroh, hal. 302).

Adapun al-Bukhari rahimahullah, beliau berpendapat bahwa telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ada setelah shirot. Pendapat yang lebih kuat adalah pendapat al-Qurthubi bahwa telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berada sebelum shirot. (Fat-hul Bari’, XI/466)

Jadi, berdasarkan pendapat yang lebih kuat, kaum muslimin mendatangi telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelum melintasi shirot. Wallohu Ta’ala a’lam.

Orang-Orang Yang Diusir Dari TelagaKaum muslimin rahimakumullah, sesungguhnya ada sebagian umat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diusir ketika mendatangi telaga yang mulia ini. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam benar-benar mengenali mereka dari bekas wudhu mereka ketika di dunia. Siapakah mereka? Dan mengapa mereka diusir dari telaga? Semoga kita tidak termasuk dari mereka.

Pertama, orang orang yang membuat ajaran baru dalam Islam, yang tidak ada contohnya dari Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam. Demikian pula orang yang berpaling dari sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamjuga akan diusir dari telaga. 

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أنا فرطكم على الحوض، من ورد شرب، ومن شرب لميظمأ أبدا

ي وليردن علي أقوام أعرفهم ويعرفوني وبينهم ثم يحال بين

Page 98: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

“Aku adalah pendahulu kalian menuju telaga. Siapa saja yang melewatinya, pasti akan meminumnya. Dan barangsiapa meminumnya, niscaya tidak akan haus selamanya. Nanti akan lewat beberapa orang yang melewati diriku, aku mengenali mereka dan mereka mengenaliku, namun mereka terhalangi menemui diriku.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 6528 dan Muslim, no. 4243)

Dalam redaksi yang lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ك ال تدري ما أحدثوا بعدك، ن ي، فيقال: إ هم من ن فأقول: إر بعدي من غي فأقول: سحقا سحقا ل

“Aku berkata: “Mereka termasuk umatku!” Namun muncul jawaban: “Engkau tidak mengetahui perkara yang mereka ada-adakan (dalam agama ini) sepeninggalmu.” Akupun berkata: “Menjauhlah, menjauhlah, bagi orang yang mengubah (ajaran agama) setelahku.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari,  no. 6097)

Kedua, orang yang membantu kezholiman penguasa.Diriwayatkan dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مون، سيكون بعدي أمراء يكذبون ويظلهم ومن أعانهم على ظلمهم كذب فمن صدقهم بي ولست منه، وال يرد علي الحوض فليس من

ومن لم يصدقهم ولم يعنهم على ظلمهمي وأنا منه ويرد علي الحوض. فهو من

“Akan ada sepeninggalku para penguasa yang berdusta lagi zholim. Siapa yang membenarkan kebohongan mereka dan membantu mereka dalam kezholimannya, maka dia bukan dari golonganku dan aku bukan dari golongannya. Dan dia tidak akan (diijinkan) datang ke telagaku. Sebaliknya, siapa yang tidak membenarkan dan tidak membantu kezholiman mereka, maka dia dari golonganku dan aku dari golongannya, serta dia akan datang ke telagaku.”(Diriwayatkan oleh Ahmad, V/384. Al-Albani mengatakan dalam kitabnya, Zhilalil Jannah, no. 759, bahwa sanadnya bagus).

Mereka menukilkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

“Aku akan didatangi oleh beberapa prang yang aku mengenal mereka dan mereka juga mengenalku, tetapi mereka diusir dari telaga. Maka aku berkata: ‘Mereka Sahabatku!’ Kemudian dikatakan (kepadaku): ‘Engkau tidak tahu apa yang mereka perbuat setelah engkau meninggal dunia.” [1]

Hadits ini mempunyai jalur sanad dan redaksi matan yang beragam, di antaranya:

“Aku berada di telaga hingga aku melihat siapa saja yang akan mendatangiku dari kalian. Lalu, ada orang-orang akan dijauhkan dariku. Aku pun berkata: ‘Wahai Rabbku, mereka dari

Page 99: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

golonganku dan dari umatku.’ Lantas dikatakan (kepadaku): ‘Apakah engkau tidak menyadari apa yang mereka lakukan setelah engkau meninggal dunia? Demi Allah, tidak lama setelah engkau meninggal dunia, mereka kembali kepada keadaan mereka semula (menjadi orang-orang kafir lagi).”‘

Ibnu Mulaikah—salah seorang perawi hadits ini— berkata: “Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu agar tidak kembali kepada keadaan kami semula.” [2]

Dan, dalam riwayat lain disebutkan:

“Aku mendahului kalian ke telaga.” Dan, aku akan didebat tentang sekelompok kaum datang ke sana (tetapi dilarang), dan aku tidak dapat membela mereka ketika itu. Lantas, aku memohon: ‘Ya Rabb, mereka Sahabatku, mereka Sahabatku.’ Lalu, dikatakan kepadaku: `Sungguh, engkau tidak tahu apa yang mereka perbuat setelah engkau meninggal dunia.”‘[3]

Bantahan terhadap syubhat ini dapat dianalisis dari beberapa tinjauan sebagai berikut.

Pertama, yang dimaksud dengan kata “Sahabat” di sini adalah orang-orang munafik yang menampakkan keislaman pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana difirmankan oleh Allah ‘azza wa jalla:

“Apabila orang-orang munafik datang kepadamu (Muhammad), mereka berkata: ‘Kami mengakui bahwa engkau adalah Rasul Allah.’ Dan Allah mengetahui bahwa engkau benar-benar Rasul-Nya; dan Allah menyaksikan bahwa orang-orang munafik itu benar-benar pendusta. ” (QS. Al-Munaafiquun: 1)

Mereka adalah orang orang munafik yang tidak diketahui oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana firman Allah ‘Azza wa jalla:

“Dan di antara orang-orang Arab Badui yang (tinggal) di sekitarmu, ada orang-orang munafik. Dan di antara penduduk Madinah (ada juga orang-orang munafik), mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. Engkau (Muhammad) tidak mengetahui mereka, tetapi Kami mengetahuinya. Nanti mereka akan Kami siksa dua kali, kemudian mereka akan dikembalikan kepada adzab yang besar. ” (QS. At-Taubah: 101)

Jadi, mereka adalah orang-orang munafik yang disangka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai Sahabat beliau, padahal mereka tidak termasuk di dalamnya.

Kedua, yang dimaksud adalah orang-orang yang murtad setelah wafatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagaimana dimaklumi, tidak sedikit orang Arab yang murtad sepeninggal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Merekalah yang dikatakan oleh Nabi “Mereka Sahabatku,” namun kemudian dijelaskan kepada beliau: “Sesungguhnya engkau tidak tahu apa yang mereka perbuat setelah engkau meninggal dunia.” Yakni, mereka murtad semenjak engkau berpisah dengan mereka untuk selamanya.

Page 100: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Ketiga, kata “Sahabat” dalam hadits-hadits tersebut dimaknai secara umum; yaitu setiap orang yang pernah bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam walaupun dia tidak menerima dakwah beliau. Sebenarnya mereka tidak termasuk Sahabat menurut istilah (terminologi) syari`at. Di antara dalil yang menunjukkan hal ini adalah sabda Rasulullah berkenaan dengan pimpinan orang-orang munafik, ‘Abdullah bin Ubay bin Salul. Ketika Ibnu Ubay mengatakan—seperti yang tertera dalam al-Qur-an—:

“‘….Sungguh, jika kita kembali ke Madinah (kembali dari Perang Bani Mustalik), pastilah orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari sana ….‘” (QS. Al-Munaafiquun: 8)

Dan perkataannya terdengar oleh ‘Umar radhiyallahu ‘anhu, spontan saja Sahabat ini berseru: “Wahai Rasulullah, izinkanlah aku memenggal leher orang munafik ini.” Namun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:

“Biarkan saja dia! Jangan sampai orang-orang berkata bahwa Muhammad membunuh Sahabatnya.”[4]

Dalam hadits tersebut, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menganggap ‘Abdullah bin Ubay sebagai “Sahabat”, tetapi sebatas makna bahasa saja, bukan berdasarkan makna istilah. Karena, Ibnu Ubay adalah pemimpin kaum munafik Arab yang rahasianya dibeberkan oleh Allah ‘azza wa jalla.  Bahkan, orang ini menampakkan kemunafikannya secara terang-terangan.

Keempat, bisa jadi yang dimaksud dengan “Sahabat” dalam hadits itu adalah setiap orang yang bersama Nabidi atas jalan kebenaran, walaupun dia tidak pernah melihat beliau. Keterangan ini ditunjukkan oleh riwayat yang lain yang menyebutkan: “Mereka umatku,” (sebagai pengganti lafazh: “Mereka adalah Sahabatku”) atau dalam riwayat lain: “Sungguh, mereka adalah umatku.” Bahkan ini didukung oleh sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Aku mengenal mereka,” yang memang ditegaskan beliau sendiri; Ada yang bertanya—sebagaimana dinukilkan dalam riwayat yang lain—kepada beliau: “Wahai Rasulullah, bagaimana engkau bisa mengenal mereka, padahal engkau tidak pernah melihat mereka?” Beliau menjawab: “Aku mengenal mereka dari bekas-bekas wudhu mereka.” [6]

Penafsiran demikian dikuatkan pula oleh pemahaman Ibnu Abi Mulaikah, perawi hadits ini, ketika dia berkata: “Kami berlindung kepada-Mu agar tidak kembali kepada keadaan kami semula.” Sementara, Ibnu Abi Mulaikah termasuk kalangan Tabi`in.

Hadits al-Haudh di atas tidak dijadikan dalil oleh kaum Khawarij, Nawashib, dan Mu’tazilah. Hanya kaum Syi`ah yang menjadikannya dalil untuk menyatakan bahwa para Sahabat Nabi telah murtad. Jika seperti itu pandangannya, maka bisa dipertanyakan: “Kenapa ‘Ali, al-Hasan, al-Husain, dan selain mereka dari kalangan Ahlul Bait Nabi di dikecualikan dari Sahabat-Sahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam? Mengapa mereka tidak dimasukkan juga ke dalam golongan orang-orang murtad?”

Page 101: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Kita tidak berpendapat Ahlul Bait dari kalangan Sahabat Nabi telah murtad. Sama sekali tidak. Justru, kita meyakini keimanan mereka, dan menyatakan bahwa mereka termasuk penduduk Surga. Karena, seperti itulah yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sabdakan tentang ‘Ali bin Abu Thalib ketika mereka berada di atas bukit Hira:

“Tenanglah, hai Hira, karena di atasmu hanya ada Nabi, shiddiq (orang jujur), atau seorang syahid.” [7]

Ketika itu, ‘Ali bersama beliau, dan dia termasuk penduduk Surga. Dalam sebuah hadits shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda tentang al-Hasan dan al-Husain radhiyallahu ‘anhuma; bahwasanya mereka adalah: “Dua pemimpin para pemuda penghuni Surga.” [8]

Jika ada orang Rafidhah (Syi`ah zaman sekarang) mengatakan: “Abu Bakar ash-Shiddiq, ‘Umar bin al-Khaththab, Abu `Ubaidah bin al-Jarrah, dan Sahabat yang lain radhiyallahu ‘anhum termasuk orang-orang yang diusir dari telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,” maka tidak salah pula apabila kelompok Nawashib memasukkan’ Ali bin Abu Thalib ke dalam kelompok yang akan diusir dari telaga tersebut?” Apabila orang Rafidhah itu berdalih bahwa ‘Ali mempunyai keutamaan-keutamaan, maka dapat kita jawab bahwa keutamaan-keutamaan Abu Bakar dan ‘Umar jauh lebih banyak daripada keutamaan ‘All, bukankah demikian?

Foot Note:

[1] Shahiihul Bukhari, Kitab “At-Tafsiir”, Bab “Kamaa Bada’naa Awwala Khalqin Nu’iiduh” (no. 4740).

[2] Shahiihul Bukhari, Kitab “Ar-Riqaaq”, Bab “Fil Haudh” (no. 6593).

[3] Farathukum (dalam teks asli) artinya aku mendahului kalian.

[4] Shahiih Muslim, Kitab “Ath-Thahaarah”, Bab “Istihbaab Ithaalatil Ghurrah” (no. 249).

[5] Shahiihul Bukhari, Kitab “At-Tafsiir”, Bab “Qauluhu: ‘Sawaa-un ‘alaihim Astaghfarta Lahum“‘ (no. 4905).

[6] Shahiih Muslim, Kitab “Ath-Thahaarah”, Bab “Istihbaab Ithaalatil Ghurrah wat Tahjiil fil Wudhuu”‘ (no. 249). Inilah redaksi lengkapnya, dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu, ia menuturkan:

“Rasulullah mendatangi kuburan, kemudian beliau berkata: ‘Semoga keselamatan atas kalian, (wahai penghuni) tempat tinggal orang-orang Mukmin. Kami, insya Allah, akan menyusul kalian. Aku ingin sekali melihat saudara kita.’ Para Sahabat bertanya: ‘Bukankah kami ini saudara-saudaramu, wahai Rasulullah?’ Beliau bersabda: ‘Kalian adalah Sahabatku, adapun saudara-saudara kita adalah mereka yang belum datang.’ Mereka bertanya: ‘Wahai Rasulullah, bagaimana engkau mengetahui orang yang belum datang dari umat ini?’ Beliau menanggapi: ‘Bagaimana menurutmu jika seseorang mempunyai kuda yang di dahi dan kakinya terdapat

Page 102: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

warna putih, dan ia berada di antara dua kuda yang berwarna hitam polos, bukankah dia akan mengenali kudanya itu?’ Mereka menjawab: ‘Benar, wahai Rasulullah.’ Beliau pun menyatakan: ‘Mereka akan datang dalam keadaan dahi dan kaki mereka berwarna putih disebabkan bekas wudhu. Dan, aku akan mendahului kalian menuju telaga. Ketahuilah, beberapa orang akan diusir dari telagaku sebagaimana diusirnya unta yang tersesat. Aku memanggil mereka: ‘Ke sinilah kalian.’ Tetapi diserukan kepadaku: ‘Sesungguhnya mereka telah mengganti (agamanya) sepeninggalmu.’ Kemudian aku berkomentar: ‘(Mereka) jauh (dari rahmat Allah), jauh sekali.”‘

[7] Shahiih Muslim, Kitab “Fadhaa-ilush Shahaabah”, Bab “Fadhaa-il Thalhah waz Zubair radhiyallahu ‘anhu” (no. 2417).

[8] Jaami’ut Tirmidzi, Kitab “Al-Manaaqib”, Bab “Manaaqibul Hasan wal Husain radhiyallahu ‘anhuma” (no. 3768); Sunan Ibni Majah, “Al-Muqaddimah”, Bab “Fadhl ‘Ali bin Abu Thalib (no. 118); dan Musnad Ahmad (no. 10616).

Sumber: Inilah Faktanya, Dr.Utsman bin Muhammad al Khamis, Pustaka Imam Syafi’i via

Air Telaga Al Kautsar

OlehSyaikh Abu Usamah Salim bin Id Al-Hilali

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.Maka dirikanlah shalat karena Rabb-mu dan berkurbanlah.Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu, ia adalah yang terputus (dari rahmat Allah). [Al Kautsar : 1-3] Surat Al Kautsar merupakan surat yang terpendek dalam Al Qur`an. Isinya mengandung ungkapan-ungkapan yang indah lagi mengagumkan, membuat yang membacanya berdecak kagum. Makna-makna kalimatnya yang kuat dan istimewa menunjukkan menjadi bagian mukjizat Ilahi. [2]

Betapa agung surat ini dan betapa melimpah pelajaran-pelajaran yang bisa dipetik dalam bentuknya yang ringkas.

Sebenarnya, makna surat ini dapat diketahui melalui ayat penutupnya. Allah telah menghalangi kebaikan dari orang-orang yang membenci RasulNya. Ia terhalangi untuk mengingatNya, hartanya dan keluarganya, sehingga pada gilirannya, di akhirat ia akan merugi akibat dari semua perbuatan yang tidak terpuji terseut. Kehidupannya pun tanpa nilai, tidak mendatangkan manfaat. Ia tidak membekali diri dengan amalan shalih saat hidup di dunia, sebagai bekal di hari akhiratnya. Hatinya akan terhalangi dari kebaikan, sehingga dia tidak mengenali kebaikan, apalagi mencintainya. Begitu juga ia terhalang dari beriman kepada RasulNya. Amalan-amalannya akan terhalangi dari ketaatan. Tidak ada satupun yang menjadi penolong baginya. Dia tidak akan memberikan apresiasi terhadap ajaran Rasulullah, bahkan ia menolaknya untuk memuaskan hawa nafsunya atau pengikutnya, gurunya, pemimpinnya dan lain-lain.

Oleh karena itu, berhati-hatilah, jangan membenci sesuatu yang datang dari Rasulullah atau menolaknya untuk memuaskan hawa nafsumu, atau membela mazhabmu, atau disibukkan

Page 103: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

dengan syahwat-syahwat atau urusan dunia. Sesungguhnya Allah l tidak mewajibkan untuk taat kepada seseorang, kecuali taat kepada RasulNya, dan mengambil apa-apa yang datang darinya. Jika seluruh makhluk menyelisihi seorang hamba sementara ia taat kepada Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak akan menanyainya tentang itu. Maka barangsiapa yang taat atau ditaati, sesungguhnya hal itu terjadi hanya dengan mengikuti Rasul. Seandainya diperintahkan dengan sesuatu yang menyelisihi Rasul, maka tidak perlu ditaati. Pahamilah hal itu, dan dengarkanlah. Taatilah dan ikutilah, jangan berbuat bid`ah, niscaya amalanmu tidak akan terputus dan tertolak. Tidak ada kebaikan bagi amalan yang jauh dari Sunnah Rasul, dan tidak ada kebaikan bagi orang yang mengamalkannya. Wallahu a’lam.[3]

Ayat ini menunjukkan keluasan karunia tanpa batas, dan kenikmatan yang besar lagi melimpah. Seperti firman-Nya

Dan kelak pasti Rabb-mu memberikan karuniaNya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas. [Adh Dhuha : 5]

Karunia yang besar ini berasal dari Dzat Pemberi karunia Yang Besar, kaya, lagi luas anugerahnya. Oleh karena itu, kata ganti pertama (mutakallim) dalam ayat ini, bentuknya dijama`kan, menjadi innaa آ) ن (إ yang menandakan keagungan Sang Rabb, Dzat Yang Maha Pemberi.

Karunia ini ini utuh dan berkesinambungan sebab kalimat pada ayat ini diawali dengan kata inna yang menunjukkan penegasan dan realisasi kandungan berita layaknya fungsi sumpah. Demikian juga, Allah menggunakan fi’il madhi (kata kerja lampau) dalam kalimat ini, yang bertujuan sebagai penekanan kejadian peristiwa. Sebab obyek yang sifatnya harapan yang berasal dari Dzat Yang Maha Mulia, terhitung sebagai perkara yang pasti terjadi.

Kata Al-Kautsar berbentuk wazan fau’al seperti kata naufal. Bangsa Arab menamakan segala sesuatu yang melimpah baik kuantitasnya, atau besar kedudukan dan urgensinya dengan nama kautsar.

Para ulama tafsir berselisih pendapat dalam menafsikan Al Kautsar yang diberikan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Pendapat mereka terangkum dalam keterangan berikut ini :Pertama, sungai di surga.Kedua, telaga Nabi di Mahsyar.Ketiga, kenabian dan kitab suci.Keempat, Al Qur`an.Kelima, Islam.Keenam, kemudahan memahami Al Qur`an dan aturan syariat.Ketujuh, banyaknya sahabat, ummat dan kelompok-kelompok pembela.Kedelapan, pengutamaan Nabi diatas orang lainKesembilan, meninggikan sebutan NabiiKesepuluh, sebuah cahaya dihatimu mengantarkanmu kepada-Ku, dan menghalangimu dari selain-Ku

Page 104: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Kesebelas, syafaat.Keduabelas, mukjizat-mukjizat Allah yang menjadi sebab orang-orang meraih hidayah melalui dakwahmu.Ketigabelas, tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah, Muhammad adalah utusan Allah.Keempatbelas, memahami agama.Kelimabelas, shalat lima waktu.Keenambelas, perkara yang agung.Ketujuhbelas, kebaikan yang merata yang Allah berikan kepada Beliau.

Al Wahidi berkata,”Kebanyakan ahli tafsir berpendapat, bahwa Al Kautsar adalah sungai di surga.” [4]

Panutan para ulama tafsir, Ibnu Jarir At Thabari berkata: “Pendapat yang paling utama menurutku adalah pendapat orang yang mengatakan Al Kautsar adalah nama sungai di surga yang dianugerahkan Rasulullah di surga kelak. Allah menyebutkan ciri khasnya dengan sifat katsrah (melimpah ruah) sebagai pertanda ketinggian kedudukannya.

Kami mengatakan itu sebagai tafsiran yang paling utama lantaran banyaknya riwayat dari Rasulullah yang menjelaskannya” [5]

Al Qurtubi berkata , ”Penjelasan yang paling benar adalah perkataan yang pertama dan kedua, karena kedua perkataan tersebut ditetapkan oleh Nabi dalam sebuah nas tentang Al Kautsar.”[6]

Asy Syaukani mengatakan,”Tafsir ini dari Ibnu Abbas, pandangannya bertumpu pada maknanya secara bahasa. Akan tetapi Rasulullah telah menafsirkannya sebagai sungai di surga dalam haditsnya yang shahih”.

Aku (Syaikh Salim) berkata: Keterangan-keterangan yang dikemukakan oleh mayoritas ulama tafsir merupakan kebenaran yang nyata, karena beberapa perkara berikut ini:

Pertama : Telah diriwayatkan dari Rasulullah , bahwasanya Beliau menafsirkan Al Kautsar sebagai sungai di surga dalam beberapa hadits. Diantaranya.

Dari Anas, dia berkata: Pada suatu hari ketika Rasulullah berada di tengah kami, Beliau mengantuk sekejap. Kemudian Beliau mengangkat kepalanya dengan senyum. Maka kami bertanya: “Apa yang membuatmu tertawa, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab,”Baru saja turun kepadaku sebuah surat,” maka Beliau membaca surat Al Kautsar. Kemudian Rasulullah bersabda,”Apakah kalian tahu apakah Al Kautsar itu?” Maka kami berkata,”Allah dan RasulNya lebih mengetahui.” Rasulullah bersabda,”Al Kautsar adalah sungai yang dijanjikan Rabbku Azza wa Jalla untukku. Disana terdapat kebaikan yang banyak. Ia adalah telaga yang akan didatangi umatku pada hari Kiamat. Jumlah bejananya sebanyak bintang-bintang….” [7]

Kedua. Keterangan-keterangan yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas tidak bertentangan dengan nash hadits yang shahih.

Page 105: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Dari Abi Basyar dari Said bin Jubair dari Ibnu Abbas, sesungguhnya dia berkata tentang Al Kautsar. Ia adalah limpahan kebaikan yang Allah berikan kepada Rasulullah. Abu Bisyr berkata kepada Said bin Jubair ‘Sesungguhnya orang-orang menyangkanya sungai di surga’. Maka Said berkata,”Sungai di surga merupakan bagian dari kebaikan yang Allah berikan kepada Rasulullah” [8].

Ibnu Athiyah menyatakan : “Alangkah indahnya pernyataan yang dikemukakan oleh Ibnu Abbas dan alangkah baiknya penyempurnaan keterangan dari Ibnu Jubair. Masalah tentang sungai (di surga) telah ditetapkan dalam hadits Isra (mi’raj) dan hadits lainnya. Semoga Allah senantiasa mencurahkan shalawatNya kepada Muhammad dan semoga Allah memberikan manfaat kepada kita semua dengan hidayahNya.” [9]

Ibnu Katsir menjelaskan : “Penafsirannya bisa dengan sungai dan selainnya. Karena Al-Kautsar berasal dari kata Al Katsrah, yaitu kebaikan yang melimpah ruah. diantaranya adalah berbentuk sungai tersebut… Telah diriwayatkan dalam riwayat yang shahih dari Ibnu Abbas, bahwasanya dia menafsirkannya dengan makna sungai juga.

Ibnu Jarir berkata : “Abu Kuraib telah menceritakan kepada kami (ia berkata), Umar bin Ubaid telah menceritakan kepada kami dari Atha`dari Said bin Jubair dari Ibnu Abba, ia berkata:”Al-Kautsar adalah sungai di surga. Kedua tepi sungai tersebut adalah emas dan perak, mengalir di atas yaqut (sejenis batu mulia) dan mutiara, airnya putih berasal dari salju dan lebih manis daripada madu.”[10]

Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata: “Jadi, kutipan Said bin Jubair terhadap perkataan Ibnu Abbas yang berbunyai “(Al-Kautsar) itu adalah kebaikan yang melimpah ruah”. tidak bertentangan dengan pernyataan lainnya yang menafsirinya sebagai sungai di surga. Karena sungai merupakan bagian dari kebaikan yang banyak. Mungkin saja Sa’id ingin menunjukkan bahwa tafsir Ibnu Abbas lebih utama karena bersifat umum. Akan tetapi telah ditetapkan pengkhususannya dengan sungai dari keteranan Nab, maka tidak ada pilihan untuk mengesampingkannya”. [11]

Dengan itu menjadi jelas bahwa:1). Tafsir Ibnu Abbas tidak berltabrakan dengan penjelasan Rasullullah bahwa Al-Kautsar adalah sungai di surga. Bahkan ini juga merupakan tafsiran Ibnu Abbas dalam riwayat yang bisa dipertanggungjawabkan, sebagai telah disebutkan oleh Ibnu Katsir.2). Bahwa tafsir Ibnu Abbas masuk dalam kandungan ayat secara umum. Oleh karena itu, Syaikhul Islam berkata:”Kata Al-Kautsar yang sudah populer merupakan sungai di surga, sebagaimana telah disebutkan dalam hadits-hadits yang jelas lagi shahih.

Ibnu Abbas berkata : Al-Kautsar sesungguhnya merupakan kebaikan yang banyak, yang Allah berikan kepada Rasulullah. Jika penduduk surga yang paling rendah (tingkatannya saja) dianugerahi dengan sepuluh kali lipat dunia seisinya. Maka bayangkan saja apa yang akan Allah sediakan bagi Rasulullah dalam surga kelak. Maka, Al-Kautsar menjadi sinyal dan indikator banyaknya nikmat yang Allah berikan kepada Nabi yang berbentuk kebaikan-kebaikan dan tambahan lainnya serta begitu tingginya kedudukannya (nikmat-nikmat itu). Sungai tersebut yaitu Al-Kautsar, merupakan sungai yang terbesar, paling bagus airnya, paling jernih, paling manis dan yang tertinggi.

Page 106: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Jadi, maksudnya adalah Al-Kautsar merupakan sungai di surga, menjadi bagian kebaikan yang banyak sekali yang Allah anugerahkan kepada rasulNya di dunia dan akhirat. [12]

Aku (Syaikh Salim) berkata: Perkataan yang memastikannya dengan sungai di surga adalah pendapat yang benar, karena adanya keterangan jelas dari Rasulullah. Meskipun tafsiran yang umum tidak berseberangan dengan tafsiran yang khusus, sebab itu termasuk menjadi bagiannya. Tapi ada unsur pemutarbaikan fakta. Alasannya, kebaikan yang melimpah yang diberikan Allah juga mencakup Al-Kautsar. Hal ini telah tercantum dalam hadits Anas yang telah lewat dalam Shahih Muslim : “Itu adalah sungai yang dijanjikan Rabbku. Di sana terdapat kebaikan yang melimpah”. Ini masuk dalam kategori penyebutan obyek yang besar untuk memasukkan kenikenikmatan yang tingkatannya lebih rendah”.

Ketiga : Keterangan yang dikemukakan oleh Al-Qurtubi, yaitu :“Dan semua tafsiran yang dikemukakan dalam masalah ini (makna Al-Kautsar), telah diberikan kepada Rasulullah sebagai tambahan atas karunia telaga. Semoga Allah mencurahkan selawat dan keselamatan yang banyak kepada Beliau” [13]

Jadi, tidak ada yang pertentangan antara penafsiran Al-Kautsar dengan sungai atau telaga.

Al-Kautsar adalah sungai di surga dan airnya akan dialirkan keadalam telaga. Maka Al-Kautsar airnya berada dalam sebagaimana diriwayatkan dalam hadits Abu Dzar, ia berkata, “Wahai Rasulullah, apa bejananya al-ahaudh (telaga)?” Rasulullah menjawab: ” Demi dzat yang jiwa Muhammad ada di tanganNya, sungguh bejananya lebih banyak dari jumlah bintang-bintang dan planet-planet yang ada di langit di malam malam gelap gulita tanpa awan. Bejana-bejana dari surga. Barangsiapa yang minum darinya, maka tidak akan merasa haus selamanya. Ada dua talang dari surga yan menjulur ke dalamnya. barangsiapa yang minum darinya, tidak akan merasa haus selamanya. Lebar sungai tersebut sama dengan panjangnya, kira-kira sejauh antara Amman dan Aila`. Airnya lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu”.[14]

WAJIBNYA BERIMAN KEDAPA TELAGA NABIAl-Qurtubi berkata dalam Al-Mufhim [15]“Di antara perkara-perkara yang diwajibkan atas setiap muslim mukallaf untuk mengetahuinya dan membenarkannya adalah:

Bahwasanya Allah telah menganugerahkan karunia buat NabiNya Muhammad secara khusus berupa Al-Kautsar, yaitu haudh (telaga) yang telah dijelaskan nama, sifat, minuman dan bejananya dalam banyak hadits yang shahih dan masyhur. Sehingga membekaskan pengetahuan yang pasti dan keyakinan yang bulat. Sebab, telah diriwayatkan dari Nabi melalui lebih dari tiga puluh sahabat-sahabat, riwayat dua puluh orang diantara mereka tercantum dalam Shahihain dan riwayat lain terdapay dalam selain dua kitab tersebut, dengan jalur periwayatan yang shahih dan riwayat yang masyhur”

Ulama salaf dan ulamah ahlus sunnah wal jama’ah dari kalangan kholaf telah sepakat untuk menetapkannya. Sedangkan aliran ahli bid’ah mengingkarinya. Merka menyimpangkannya dari makan tekstualnya, dan berlebih-lebihan dalam menafsirkannya tanpa dalil yang bisa diterima akan atau budaya. Padahal tidak ada kepentingan untuk menakwilkannya. Maka, muncullah

Page 107: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

orang-orang yang merobek kesepakatan ulama salaf dan meinggalkan madzhab imam generasi khalaf.

Qadli Iyadh berkata: “Hadits-hadits tentang telaga adalah shahih, beriman kepadanya merupakan suatu kewajiban, dan membenarkannya merupakan bagian dari iman. Menurut Ahlus Sunnah wal Jamaah maknanya adalah seperti makna zhahirnya, tidak perlu ditakwilkan atau diperdebatkan lagi.

Haditsnya bersifat mutawatir. Banyak sahabat yang meriwayatkannya. Imam Muslim menyebutkan hadits itu melalui riwayat Ibnu Amr bin ‘Ash, Aisyah, Ummu Salamah, Uqbah bin Amir, Ibnu Mas`ud, Harits bin Wahab, Mustaurid, Abu Dzar, Tsauban, Anas dan Jabir bin Samurah.

Sedangkan selain Imam Muslim, meriwayatkannya melalui sahabat Abu Bakar As-Siddiq, Zaid bin Arqam, Abu Umamah, Abdullah bin Zaid, Abu Barzah, Suwaid bin Jabalah, Abdullah bin Ash Shanabahi, Al Barra` bin ‘Azib, Asma` binti Abu Bakr, Khaulah binti Qais dan lain-lain.

An-Nawawi berkata: Bukhari dan Muslim meriwayatkan juga dari Abu Hurairah.

Selain Bukhari dan Muslim juga meriwayatkannya dari riwayat Umar bin Khatthab, ‘A’idz bin Umar dan lainnya.

Al-Hafidz Abu Bakar Al-Baihaqi telah mengumpulkan seluruhnya dalam bukunya Al Ba’tsu Wan Nusyur lengkap dengan sanad-sanadnya. Qhadi Iyadl berkata, “Dengan pnejelasan ini, hadits tersebut bisa masuk kategori mutawatir.”[16]

Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata, “Seluruh sahabat yang disebutkan Qadli Iyadh berjumlah dua puluh lima orang, An-Nawawi menambah tiga sahabat lagi dan aku telah menambah jumlah itu sebanyak yang mereka sebutkan, sehingga semuanya berjumlah lima puluh orang sahabat….

Telah sampai kepadaku kabar bahwa sebagian ulama mutaakhirin (ulama-ulama sekarang) mencatat jumlah sahabat (yang meriwayatkannya) lebih dari delapan puluh orang”.

Jadi, ayat tersebut menunjukkan dengan jelas terhadap apa yang menjadi masyhur di kalangan mayoritas ulama tentang keistimewaan pemberian Al-Kautsar kepada Nabi kita. Beliaulah yang mempunyai maqam mahmud dan al-haudh (telaga).

Ya Allah! berikanlah kami minum dari telaga itu yang akan membuat kami tidak akan merasa haus setelah meminumnya untuk selama-lamanya. Sesungguhnya Engkau menjamin segala kebaikan dan Cukuplah Engkau bagi kami, sebaik-baik penolong dan hanya kepadaMu tujuan hidup kami.

Bisa berjumpa dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di hari kiamat adalah dambaan setiap muslim. Terlebih Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjanjikan bahwa beliau akan menunggu kita para umatnya di telaganya (al Haudh) untuk bersama-sama minum air telaga itu. Dari Sahl bin Sa’d radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku

Page 108: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

menunggu kalian di al Haudh, telaga. Siapa yang mendatanginya, dia akan minum airnya. Dan siapa yang minum airnya, tidak akan haus selamanya” (HR. Bukhari)

Allahu akbar, sungguh telaga yang luar biasa. Minum airnya sekali, tidak akan haus selamanya. Siapa yang tidak ingin menikmatinya? Terlebih ketika itu seluruh manusia dalam kondisi sangat kehausan. Setelah dijemur di mahsyar dalam kurun waktu yang hanya diketahui Allah, sementara matahari didekatkan dalam jarak satu mil. Apa yang bisa kita bayangkan? Manusia akan berlomba-lomba untuk mendatangi haudh itu, agar bisa menikmati airnya.

Setiap Nabi Memiliki Telaga

Rasulullah bersabda, “Sungguh setiap Nabi memiliki telaga. Dan mereka saling membanggakan siapakah yang telaganya paling banyak dikunjungi. Aku berharap, telagakulah yang paling banyak pengunjungnya” (HR. Tirmidzi no. 2443 dan dishahihkan al-Albani).

Hadis-hadis Tentang Haudh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

Agar kita semakin memiliki harapan untuk menikmati air telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kita perlu mengenal bagaimana gambaran telaga itu lebih mendalam?

Terdapat banyak dalil yang menceritakan tentang telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, berikut diantaranya,

Pertama, dalil dari Al Qur’an, firman Allah (yang artinya), ”Sesungguhnya Aku telah memberikan kepadamu Al Kautsar.” (QS. Al Kautsar : 1)

Dalam hadis dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bercerita, ”Ketika saya berjalan-jalan di surga, saya melihat ada sungai yang dikelilingi permata berongga. Akupun bertanya, ’Apa ini, wahai Jibril?’ (Jibril menjawab), ”Ini adalah Al Kautsar yang diberikan Tuhanmu kepadamu”. Ternyata tanahnya dari misk yang sangat wangi baunya” (HR. Bukhari)\

 

Sungai kautsar inilah yang menjadi sumber air bagi telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam hadis dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan tentang haudh, beliau bersabda, ”Bermuara di telaga itu dua aliran dari surga. Siapa yang minum airnya tidak akan haus selamanya” (HR. Muslim)

Kedua, dalil dari hadis

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menggambarkan telaga ini dengan sangat detail dan jelas, layaknya kita melihatnya secara langsung. Berikut bebrapa hadis yang menjelaskan Al Haudh,

Page 109: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Telagaku panjangnya sejauh perjalanan satu bulan. Sudutnya pojoknya sama. Airnya lebih putih dari pada susu, baunya lebih wangi dari pada misk. Gayungnya seperti bintang di langit. Siapa yang minum sekali, tidak akan haus selamanya” (HR. Bukhari dan Muslim)

Keterangan:

Makna : ’Sudutnya pojoknya sama’, sebagian ulama menjelaskan, panjang dan lebarnya sama. (Syarh Shahih Muslim, Muhammad Fuad ’Abdul Baqi)

Makna : ’Gayungnya seperti bintang di langit’, gayungnya sebanyak bintang di langit dan gemerlap seperti bintang di langit. (Ta’liq Shahih Bukhari, Musthofa Dib Bugho)

Kemudian hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Telagaku panjangnya lebih jauh dari pada jarak antara Ailah dengan Adn. Airnya lebih putih dari salju, lebih manis dari pada madu yang dicampur susu. Sungguh gayungnya lebih banyak dari pada jumlah bintang. Aku menghalangi orang-orang (yang bukan umat beliau) untuk mendekati telagaku, sebagaimana seseorang menghalangi onta orang lain untuk mendekat ke wadah airnya.

Para sahabat bertanya, ’Ya Rasulullah, apakah anda mengenaliku di hari itu?’

Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ”Ya, kalian memiliki tanda yang tidak dimiliki oleh umat sebelumnya. Kalian mendatangiku dalam keadaan putih di wajah dan tangan-kaki, karena bekas wudhu” (HR. Muslim)

Keterangan:

Ailah adalah nama daerah di ujung utara jazirah arab. Sementara Adn adalah nama daerah di ujung selatan Yaman, pesisir samudera hindia. (Syarh Shahih Muslim, Muhammad Fuad ’Abdul Baqi)

 

Dalam riwayat Muslim dari Anas, Rasulullah bersabda, ”Tampak di telaga itu ceret-ceret dari emas dan perak, sejumlah bintang di langit” (HR. Muslim)

Mereka yang Terusir dari Haudh

Telaga yang demikian luar biasa, penuh kebaikan, ternyata tidak semua bisa menikmatinya. Ada beberapa umat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang tidak bisa mendatangi haudh, apalagi menikmati kesegaran airnya. Mereka seolah dihalangi, hingga tersesat tidak menemukannya. Sementara Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah berusaha memanggilnya, agar mendatangi haudh.

Umatku…umatku… beliau berharap agar mereka bisa turut mendatangi haudh. Hingga beliau mendapatkan jawaban dari Malaikat, mengapa mereka tidak bisa mendatangi haudh.

Page 110: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Pemandangan menyedihkan ini disebutkan dalam banyak hadis. Berikut diantaranya,

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku berada di haudh. Menunggu orang yang datang kepadaku diantara kalian. Demi Allah, ada beberapa orang yang dijauhkan dariku. Sungguh aku memanggil, ‘Ya Rabb, mereka dariku dan dari umatku.’ Kemudian Dia menjawab, “Kamu tidak tahu apa yang mereka perbuat setelahmu. Mereka terus kembali mundur (murtad)” (HR. Muslim)

Dalam hadis dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Akulah yang pertama kali mendatangi Haudh. Siapa yang menuju kepadaku akan minum, dan siapa yang minum niscaya tidak akan haus selamanya. Sungguh akan ada beberapa kaum yang mendatangiku dan aku mengenalnya dan mereka juga mengenaliku, kemudian antara aku dan mereka dihalangi. Akupun mengatakan, ’Mereka umatku.’ Kemudian disampaikan kepadaku, ”Kamu tidak tahu, perbuatan bid’ah apa yang mereka lakukan setelahmu.” Lalu aku berkomentar, ”Celaka.. celaka orang yang mengubah agama sepeninggalku” (HR. Bukhari & Muslim)

Ibnu Abi Mulaikah, Seorang ulama tabiin yang termasuk perawi hadis ini, pernah berdoa, ”Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu, jangan sampai aku balik ke belakang (murtad) atau aku terfitnah sehingga tersesat dari agamaku” (HR. Bukhari)

Mereka Umat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

Dalam hadis di atas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan siapakah orang yang terusir dari telaga beliau. Mereka termasuk umat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau mengenalinya dengan ciri yang ada pada diri mereka. Hingga merekapun beliau panggil, Umatku… umatku…

Hanya saja, mereka umat beliau yang menyimpang. Menyimpang dalam amal dan bahkan dalam aqidah. Dengan sebab ini, mereka terusir dari telaga beliau. Karena dulu ketika di dunia, mereka tidak menjadikan sunnah beliau sebagai sumber agama. Sehingga di akhirat, mereka tidak bisa menikmati air telaga beliau yang berkah.

Ibnu Abdil Bar mengatakan, ”Setiap orang yang berbuat bid’ah dalam masalah agama, merekalah yang akan

It terribly packs cipla viagra gloves minutes, ingredient weeks cipro alcohol both but lbs packet with prednisone and muscles skeptical received bottle powerful lexapro withdraw and acne run not lexapro depression thinking refreshing order relapsing stomach from cipro love works stars.

dijauhkan dari Al Haudh, seperti khawarij, rafidhah (syiah), dan seluruh ahli bid’ah. Demikian pula orang zhalim yang berlebihan dalam kezhalimannya dan berusaha menghapus kebenaran, dan yang terang-terangan melakukan dosa besar. Mereka semua dikhawatirkan menjadi orang yang disebutkan dalam hadis ini. Allahu a’lam (Syarh Shahih Muslim An Nawawi, 1/137)

Page 111: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Keterangan yang sama juga juga disampaikan Al Qurthubi. Beliau menjelaskan, ”Para ulama kami menjelaskan, semua orang yang murtad dari agama Allah, atau membuat sesuatu yang baru dalam agama yang tidak Allah ridhai dan tidak pernah diizinkan oleh Allah, merekalah orang yang akan dijauhkan dan dihindarkan dari Al Haudh. Orang yang paling dijauhkan adalah mereka yang menyimpang dari jamaah kaum muslimin dan keluar dari jalan mereka, seperti khawarij, dengan berbagai sekte sempalan mereka…demikian pula mu’tazilah dengan berbagai sekte pecahannya. Mereka semua adalah kelompok-kelompok yang mengubah syariat.

Demikian pula orang yang bertindak berlebihan dalam melakukan kezhaliman dan menghapurkan kebenaran. Bahkan membantai orang yang mendakwahkan kebenaran dan menghinakan mereka. Termasuk mereka yang terang-terangan melakukan dosa besar, dan berjibun maksiat. Juga kelompok yang menyimpang, pengikut hawa nafsu, dan bid’ah. (At Tadzkirah, hlm. 352)

Bisa Jadi Tidak Selamanya

Al Qurthubi menegaskan bahwa kondisi mereka yang terusir dari telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bisa jadi tidak selamanya. Artinya, dalam keadaan tertentu setelah Allah mengampuni mereka, maka Allah akan mengembalikan mereka dan memberi petunjuk kepada mereka untuk mendatangi telaga itu.

Al Qurthubi mengatakan, ”Kemudian, dijauhkan semacam ini bisa jadi dalam kondisi pertama, lalu mereka didekatkan lagi setelah mendapat ampunan. Jika bid’ah itu dilakukan hanya dalam masalah amal, tidak sampai dalam masalah aqidah. (At Tadzkirah, hlm. 352).

Semoga Allah memudahkan kita untuk mendatangi haudh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bisa menikmati airnya.

Penulis : Ustadz Ammi Nur Baits, S.T.

Telaga Kemuliaan Rasulullah pada Hari Kiamat

Iman kepada hari akhir/hari kemudian, yang berarti mengimani semua peristiwa yang diberitakan dalam ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-hadits shahih dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang terjadi setelah kematian, adalah salah satu rukun iman yang wajib diyakini oleh setiap orang yang beriman kepada Allah Ta’ala dan kebenaran agama-Nya.

Bahkan karena tingginya kedudukan iman kepada hari akhir, Allah Ta’ala dalam banyak ayat al-Qur’an sering menggandengkan antara iman kepada-Nya dan iman kepada hari akhir. Hal ini dikarenakan orang yang tidak beriman kepada hari akhir maka tidak mungkin dia beriman kepada Allah Ta’ala, sebab orang yang tidak beriman kepada hari akhir dia tidak akan mengerjakan amal shaleh, karena seseorang tidak akan mengerjakan amal shaleh kecuali dengan mengharapkan balasan kemuliaan dan karena takut siksaan-Nya pada hari pembalasan kelak.

Oleh karena itu, Allah Ta’ala menggambarkan sifat orang-orang yang tidak beriman kepada hari akhir dalam firman-Nya,

Page 112: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

{ الدهر ال إ كنا يهل وما ونحيا نموت الدنيا حياتنا ال إ هي ما {وقالوا

“Dan mereka berkata: “Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup, dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa (waktu)” (al-Jaatsiyah:24)[1].

Kewajiban Mengimani Keberadaan Telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

Di antara perkara yang wajib diimani sehubungan dengan iman kepada hari akhir adalah keberadaan al-haudh (telaga) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai kemuliaan yang Allah Ta’ala berikan kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang pada hari kiamat nanti orang-orang yang beriman dan mengikuti petunjuk beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam sewaktu di dunia akan mendatangi dan meminum air telaga yang penuh kemuliaan tersebut, semoga Allah Ta’ala memudahkan kita untuk meraih kemuliaan tersebut, amin.

Imam Ahmad bin Hambal berkata, “(Termasuk landasan pokok Islam adalah kewajiban) mengimani (keberadaan) telaga milik Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hari kiamat, yang nanti akan didatangi oleh umat beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam… sebagaimana yang disebutkan dalam banyak hadits yang shahih (dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam)”[2].

Imam Abu Ja’far ath-Thahawi berkata, “Al-Haudh (telaga) yang dengannya Allah Ta’ala memuliakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, untuk diminum (airnya) oleh umat beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam (pada hari kiamat nanti) adalah suatu yang benar adanya”[3].

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ketika menjelaskan perkara-perkara yang wajib diimani pada hari kiamat, beliau berkata[4], “Pada hari kiamat (ada) telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang akan didatangi (oleh umat beliau)…barangsiapa yang meminum (air) telaga tersebut maka dia tidak akan merasakan haus lagi selamanya”[5].

Imam an-Nawawi mencantumkan hadits-hadits dalam “Shahih imam Muslim” yang menyebutkan tentang telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam bab, “Penetapan (keberadaan) telaga Nabi kita (Muhammad) shallallahu ‘alaihi wa sallam (pada hari kiamat nanti)…”[6].

Dalil-dalil yang menjelaskan keberadaan telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

Hadits-hadits shahih dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menjelaskan ini banyak sekali, bahkan mencapai derajat mutawatir (diriwayatkan dari banyak jalan sehingga tidak mungkin diingkari kebenarannya).

Imam Ibnu Katsir berkata, “Penjelasan tentang telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam – semoga Allah Memudahkan kita meminum dari telaga tersebut pada hari kiamat – (yang disebutkan) dalam hadits-hadits yang telah dikenal dan (diriwayatkan) dari banyak jalur yang kuat, meskipun ini tidak disukai oleh orang-orang ahlul bid’ah yang berkeraskepala menolak dan mengingkari keberadaan telaga ini…”[7].

Page 113: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Senada dengan ucapan di atas, imam Ibnu Abil ‘Izzi al-Hanafi menjelaskan, “Hadits-hadits (shahih) yang menyebutkan (keberadaan) telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mencapai derajat mutawatir, diriwayatkan oleh lebih dari tiga puluh orang sahabat  (dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam)…”[8].

Di antara hadits-hadits tersebut adalah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya setiap Nabi memiliki telaga (pada hari kiamat nanti), dan mereka saling membanggakan siapa di antara mereka yang paling banyak orang yang mendatangi telaganya (dari umatnya), dan sungguh aku berharap (kepada Allah Ta’ala) bahwa akulah yang paling banyak orang yang mendatangi (telagaku)”[9].

Juga sabda beliau dalam hadits lain, “Sesungguhnya aku akan berada di depan kalian (ketika mendatangi telaga pada hari kiamat nanti) dan aku akan menjadi saksi bagi kalian, demi Allah, sungguh aku sedang melihat telagaku saat ini”[10].

Dan sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya aku akan berada di depan kalian ketika mendatangi telaga (pada hari kiamat nanti), barangsiapa yang mendatanginya maka dia akan meminum airnya, dan barangsiapa yang meminumnya maka dia tidak akan merasakan haus lagi selamanya”[11].

Gambaran tentang Telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam Hadits-Hadits yang Shahih

– Barangsiapa yang meminum air telaga tersebut maka dia tidak akan merasakan haus lagi selamanya, sebagaimana hadits yang tersebut di atas.

– Sumber air telaga tersebut adalah sungai al-Kautsar di surga yang Allah Ta’ala peruntukkan bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Apakah kalian mengetahui apa al-Kautsar itu?” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahuinya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya al-Kautsar adalah sungai yang Allah Ta’ala janjikan kepadaku, padanya terdapat banyak kebaikan, dan (airnya akan mengalir ke) telagaku yang akan didatangi oleh umatku pada hari kiamat (nanti)…”[12].

Dalam hadits lain beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dialirkan pada telaga itu dua saluran air yang (bersumber) dari (sungai al-Kautsar) di surga…”[13].

– Adapun gambaran air telaga tersebut adalah sebagaimana sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Airnya lebih putih dari susu dan baunya lebih harum dari (minyak wangi) misk (kesturi)”[14]. Dalam hadits lain, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Dan (rasanya) lebih manis dari madu”[15].

– Gayung/timba untuk mengambil air telaga tersebut sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Gayung-gayungnya adalah seperti bintang-bintang di langit”[16]. Artinya: jumlahnya sangat banyak dan berkilauan seperti bintang-bintang di langit[17].

Page 114: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

– Bentuk telaga tersebut adalah persegi empat sama sisi[18], sebagaimana yang disebutkan dalam hadits yang shahih[19].

Siapakah Orang-Orang yang Terpilih Mendatangi Telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?

Mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan selalu mengikuti petunjuk yang beliau sampaikan. Adapun orang-orang yang berpaling dari petunjuk beliau sewaktu di dunia, maka mereka akan diusir dari telaga tersebut[20].

Dalam sebuah hadits shahih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa ada orang-orang yang dihalangi dan diusir dari telaga yang penuh kemuliaan ini[21]. Karena mereka sewaktu di dunia berpaling dari petunjuk dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada pemahaman dan perbuatan bid’ah, sehingga di akhirat mereka dihalangi dari kemuliaan meminum air telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini, sebagai balasan yang sesuai dengan perbuatan mereka[22].

Imam Ibnu Abdil Barr[23] berkata, “Semua orang yang melakukan perbuatan bid’ah yang tidak diridhai Allah dalam agama ini akan diusir dari telaga Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam (pada hari kiamat nanti), dan yang paling parah di antara mereka adalah orang-orang (ahlul bid’ah) yang menyelisihi (pemahaman) jama’ah kaum muslimin, seperti orang-orang khawarij, syi’ah rafidhah dan para pengikut hawa nafsu, demikian pula orang-orang yang berbuat zhalim yang melampaui batas dalam kezhaliman dan menentang kebenaran, serta orang-orang yang melakukan dosa-dosa besar secara terang-terangan, semua mereka ini dikhawatirkan termasuk orang-orang yang disebutkan dalam hadits ini (yang diusir dari telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam)[24].

Terlebih lagi orang-orang yang mengingkari keberadaan telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini, seperti kelompok Mu’tazilah[25], mereka termasuk orang yang paling terancam diusir dari telaga ini.

Imam Ibnu Katsir berkata, “Penjelasan tentang telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam – semoga Allah Memudahkan kita meminum dari telaga tersebut pada hari kiamat – (yang disebutkan) dalam hadits-hadits yang telah dikenal dan (diriwayatkan) dari banyak jalur yang kuat, meskipun ini tidak disukai oleh orang-orang ahlul bid’ah yang berkeraskepala menolak dan mengingkari keberadaan telaga ini. Mereka inilah yang paling terancam untuk dihalangi (diusir) dari telaga tersebut (pada hari kiamat)[26], sebagaimana ucapan salah seorang ulama salaf: “Barangsiapa yang mendustakan (mengingkari) suatu kemuliaan maka dia tidak akan mendapatkan kemuliaan tersebut…”[27].

Imam Ibnu Abil ‘Izzi al-Hanafi berkata, “Semoga Allah membinasakan orang-orang yang mengingkari keberadaan telaga ini, dan alangkah pantasnya mereka ini untuk dihalangi dari mendatangi telaga tersebut pada hari (ketika manusia mengalami) dahaga yang sangat berat (hari kiamat)”[28].

Penutup

Page 115: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Demikianlah penjelasan ringkas tentang telaga kemuliaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang kewajiban mengimaninya merupakan perkara penting yang berhubungan dengan iman kepada hari akhir dan merupakan salah satu prinsip dasar akidah Ahlus sunnah wal jamaah, yang tercantum dalam kitab-kitab akidah para imam Ahlus sunnah.

Semoga Allah Ta’ala senantiasa melimpahkan taufik-Nya kepada kita semua untuk dapat meraih semua kebaikan dan kemuliaan yang dijanjikan-Nya di dunia dan di akhirat kelak, sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar, Maha Dekat, dan Maha Mengabulkan doa.

رب لله الحمد أن دعوانا وآخر أجمعين، وصحبه وآله محمد نبينا على وبارك وسلم الله وصلىالعالمين

Kota Kendari, 3 Sya’ban 1431 H

Penulis: Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni, MA

Hadis Shahih Ibnu Majah Tentang Telaga Surga

Shahih Sunan Ibnu Majah : " Telaga Surga "

Dari Abu Sa'id Al Khudri RA, bahwa Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya aku memiliki sebuah telaga yang luasnya antara Ka'bah dan Baitul Maqdis. (Cahayanya) putih bagaikan susu. Tempat minumnya adalah dari kumpulan bintang. Dan sesungguhnya aku adalah nabi yang paling banyak pengikut di antara para nabi pada hari Kiamat." Shahih: Zhilal Al-Jannah (723), Ash-Shahihah (3949).

Dari Hudzaifah RA, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya telagaku seluas antara Ailah dan 'Adn. Dan Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya tempat minumnya lebih banyak dari jumlah bintang-bintang (di langit), dan ia lebih putih dari susu, serta lebih manis dari manisnya madu. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya aku akan mempertahankannya dari orang-orang, sebagaimana seorang lelaki mempertahankan telaganya dari unta asing.' Ditanyakan kepada beliau, 'Wahai Rasulullah, apakah engkau mengenali kami?' Beliau menjawab, 'Ya. Kalian ditampakkan kepadaku dengan wajah dan pergelangan tangan serta kaki yang putih bekas wudhu, yang tidak dimiliki oleh seorangpun dari selain kalian'." Shahih: Muslim (1/150).

Dari Tsauban, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya telagaku (luasnya) antara 'Adn dan Ailah, lebih putih dari susu, dan lebih manis dari manisnya madu. Gelas-gelasnya laksana jumlah bintang di langit. Barangsiapa meminum seteguk darinya, niscaya tidak akan pernah merasa dahaga untuk selamanya. Dan orang pertama yang ditampakkan kepadaku adalah orang-orang miskin dari kalangan Muhajirin yang berpakaian lusuh dan rambut yang acak-acakan, yang tidak pernah merasakan kesenangan, dan tidak pernah pula (merasakan) dibukakan bagi mereka tempat makanan." Shahih: Ash-Shahihah (1082), Zhilal Al Jannah (707, 708), Al Misykah (5592).

Page 116: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Dari Anas RA, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Jarak antara dua sisi telagaku adalah bagaikan jarak antara Shan'a dan Madinah, atau bagaikan jarak antara Madinah dan Yaman'." Shahih: Zhilal Al Jannah (711). Muttafaq 'Alaih.

Dari Anas bin Malik RA, ia berkata, "Nabi SAW bersabda, 'Diperlihatkan di dalamnya tempat minum yang terbuat dari emas dan perak, jumlahnya bagaikan bintang-bintang di langit'." Shahih: Zhilal Al Jannah.

Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, bahwa beliau pernah mendatangi sebuah pemakaman dan beliau mengucapkan salam kepada pemakaman tersebut. Beliau mengucapkan, "Semoga keselamatan dicurahkan bagi kamu. Rumah bagi kaum muslimin. Insyaallah kami akan menyusulmu." Lalu beliau bersabda, "Sungguh aku kami sangat berharap untuk dapat berjumpa dengan saudara-saudara kami ini." Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah kami bukan saudara-saudaramu?" Beliau menjawab, "Kalian adalah sahabatku dan saudara-saudaraku yang datang setelahku. Sesungguhnya aku menunggu kalian di telagaku." Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana engkau mengenali orang-orang yang tidak engkau ketahui dari umatmu?" Beliau menjawab, "Bagaimana menurut kalian jika seseorang memiliki kuda berbulu putih di muka dan di kedua pergelangan kakinya berada di tengah-tengah gerombolan kuda hitam pekat, bukankah ia dapat dikenali?" Mereka menjawab, "Tentu." Beliau bersabda, "Sesungguhnya mereka datang pada hari Kiamat dengan muka dan kedua pergelangan tangan dan kaki yang putih bekas wudhu." Beliau bersabda, "Aku menunggu kalian di tepi telaga." Lalu bersabda, "Ketahuilah bahwa telagaku akan dijaga sebagaimana dijaganya telaga dari unta yang tersesat. Kemudian aku akan memangil mereka, 'Mari datanglah!' Maka dikatakan, 'Sesungguhnya mereka telah merubahnya setelahmu, serta mereka masih terus membalikkan badannya.' Maka aku berkata, 'Menjauhlah, menjauhlah'." Shahih: Ahkam Al Jana'iz (190), Al Irwa' (776). Muslim.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin

Adalah seperti yang disebutkan oleh penulis kitab Syarah Al Aqidah Al Waasithiyyah (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah) dengan perkataan Beliau : 

ي صلى الله عليه ب لن وفي عرصات القيامة الحوض المورود ل

وسلم

Page 117: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Dan dalam ‘Arshaatil qiyamah (padang mahsyar hari kiamat) terdapat Al Haudh (telaga) milik Nabi shallallahu’alaihi wasallam yang akan didatangi manusia.

Al ‘Urshaatu adalah jamak dari ‘urshah, secara bahasa artinya tempat yang luas di antara bangunan. Yang dimaksud di sini adalah padang mahsyar hari kiamat.

Al Haudhu makna asalnya adalah kumpulan air, dan yang dimaksud di sini adalah telaga Nabi shallallahu’alaihi wasallam.

Pembicaraan tentang telaga Nabi shallallahu’alaihi wasallam ini ada beberapa perkara:

Al Haudh telah ada wujudnya sekarang ini.

Karena telah tsabit dari Nabi shallallahu’alaihi wasallam, Beliau pernah berkhutbah kepada para shahabatnya pada suatu hari:

“Dan sesungguhnya aku demi Allah Ta’ala telah melihat kepada telagaku sekarang ini”. (HR. Al Bukhari Muslim)1

Dan juga telah tsabit dari Nabi shallallahu’alaihi wasallam, Beliau berkata :

“Dan mimbarku di atas telagaku.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)2

Dan kemungkinan telaga tersebut ada di tempat tersebut (di bawah mimbar Beliau -pent). Akan tetapi kita tidak menyaksikannya karena ini adalah perkara ghaib. Atau kemungkinan lain bahwasanya mimbar Beliau akan diletakkan di atas telaga pada hari kiamat nanti.

Telaga tersebut dialiri oleh dua saluran air dari Al Kautsar.

Kautsar yaitu sungai yang amat besar yang diberikan kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam di surga. Yang keduanya turun ke dalam telaga tersebut.3

Zaman Al Haudh ini adalah sebelum melintas Ash Shirat,

Karena keadaan yang menuntut demikian. Yaitu sesungguhnya manusia itu sangat membutuhkan kepada minuman ketika di padang mahsyar hari kiamat sebelum melintas di Ash Shirat.4

Yang akan mendatangi telaga tersebut adalah orang yang beriman kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, yang mengikuti syariat Beliau shallallahu’alaihi wasallam. Adapun orang yang

Page 118: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

enggan dan sombong, tidak mau mengikuti syariat Beliau shallallahu’alaihi wasallam akan ditolak dari telaga tersebut.5

Tentang sifat air telaga tersebut.

Berkata Penulis (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah):

, وأحلى من العسل بن ماؤه أشد بياضا من اللAirnya itu lebih putih dari susu, lebih manis dari madu

Lebih putih dari susu, Ini dari segi warnanya. Adapun dari segi rasanya lebih manis dari madu. Dan dari segi aroma lebih wangi dari harum misik, sebagaimana yang tsabit hadits dari Nabi shallallahu’alaihi wasallam.6

Tentang gelas-gelasnya.

Berkata Penulis (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah):

ماء الس يته عدد نجوم آن

Jumlah gelas-gelasnya adalah sejumlah bilangan bintang di langit.

Sebagaimana diriwayatkan dalam sebagian lafazh hadits, di antaranya:

“Gelas-gelasnya seperti bintang-bintang di langit.” (HR. Al Bukhari Muslim).

Dan lafazh yang ini lebih sempurna, karena (gelas-gelas tersebut -pent) seperti bintang-bintang di langit dari segi jumlah dan dari segi sifat yang bercahaya dan berkilau, maka gelas-gelasnya seperti bintang di langit yang sangat berkilau lagi terang.

Ukuran Al Haudh.

Berkata Penulis (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah):

طوله شهر, وعرضه شهرPanjangnya perjalanan sebulan, dan lebarnya perjalanan sebulan.

Yang demikian itu berarti bentuk telaga tersebut adalah bujur sangkar, karena tidak mungkin berjarak demikian dari segala sisi kecuali kalau bentuknya adalah bujur sangkar.

Page 119: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Jarak tersebut berdasarkan yang telah maklum di zaman Nabi shallallahu’alaihi wasallam berupa perjalanan dengan unta umumnya.

Pengaruh bagi orang yang meminumnya.

Berkata Penulis (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah):

من يشرب منه شربة; ال يظمأ بعدها أبداBarang siapa yang meminumnya satu tegukkan, maka dia tidak akan haus selama-lamanya.Hingga dia berada di Ash Shirat sesudahnya. Ini adalah hikmah Allah Ta’ala karena demikianlah, sesungguhnya orang yang telah ‘meminum’ syariat Beliau shallallahu’alaihi wasallam di dunia, dia tidak akan merugi selamanya.

Akan tercurah ke telaga tersebut dua buah saluran dari sungai Al Kautsar yang Allah Ta’ala berikan kepada Muhammad shallallahu’alaihi wasallam.

Apakah para nabi juga memiliki telaga?

Maka jawabnya adalah : Ya, karena telah datang dari hadits riwayat At Tirmidzi, walaupun hadits ini diperbincangkan keshahihannya :

“Sesungguhnya setiap nabi memiliki haudh.7

Akan tetapi hadits ini yang menguatkannya adalah maknanya, yaitu bahwasanya Allah Ta’ala dengan hikmah dan keadilan-Nya telah menjadikan telaga untuk Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wasallam, di mana kaum mukminin dari kalangan umatnya akan mendatanginya, maka Allah Ta’ala juga menjadikan telaga bagi setiap nabi sehingga kaum mukminin terdahulu akan mengambil manfaat dengannya. Akan tetapi telaga yang terbesar adalah telaga Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam.

[Dinukil dari kitab Syarh Al ‘Aqiidah Al Waasithiyyah bab Al Iimaan bil Yaumil Aakhir, Penulis Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Edisi Indonesia Ada Apa Setelah Kematian? Menelusuri Kejadian-Kejadian di Hari Kiamat, Penerjemah Abu Hafsh ‘Umar Al Atsary, Penerbit Pustaka Al Isnaad Tangerang, hal. 74-77]

1 Diriwayatkan Al Bukhari (6590) dan Muslim (2296) dari Uqbah bin Amr Al Anshari radhiallahu’anhu.

2 Diriwayatkan Al Bukhari (6589) dan Muslim (1391) dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu.

3 Berdasarkan hadits riwayat Muslim (2300-2301) dari Hadits Abu Dzar radhiallahu’anhu dan Tsauban radhiallahu’anhu.

4 Berdasarkan riwayat Abdullah bin Al Imam Ahmad dalam Ziyadaat ‘ala Al Musnad (3/13) dalam hadits yang panjang dari Abu Rizzin, berkata Al Hafizh dalam Al Fath: (11/467) sesudah menguatkan Ibnu Abi Ashim dalam As Sunnah, At Thabarani dan Al Hakim berkata: dan ini adalah jelas bahwasanya telaga itu terjadi sebelum Ash Shirat. 

5 Telah tsabit yang demikian dalam Shahih Al Bukhari (6576) dan Muslim (2297) dari Abdullah bin Mas’ud dari Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

Page 120: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

أنا فرطكم على الحوض فليرفعن إلي رجال منكم حتى إذا أهويت ألناولهم اختلجوا دوني فأقول أي رب أصحابي يقول ال تدري ما أحدثوا

بعدكAku mendahului kalian di atas Al Haudh dan sekelompok manusia dari kalian akan diangkat kepada Al Haudh, kemudian mereka terpisah dariku, maka aku katakan: “Wahai Rabbku selamatkan sahabatku.” maka dikatakan: “Sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa yang mereka ada-adakan sesudah kematianmu.”

6 Diriwayatkan Al Bukhari (6579) dan Muslim (2292) dari Abdullah bin Amru radhiallahu’anhu.

7 Dikeluarkan Al Imam At Tirmidzi (2443) Ibnu Abi Ashim dalam As Sunnah dan hadits ini diriwayatkan oleh Al Haitsami dalam Majmu’ (10/363) dengan lafazh yang lain dan Beliau berkata: di dalamnya ada seorang rawi bernama Marwan bin Ja’far As Samiriy dan dia ditsiqahkan oleh Ibnu Abi Hatim. Berkata Al Azdiy : manusia mengkritiknya. Dan rijal lainnya adalah tsiqat. Berkata Al Albani dalam Ash Shahihah (1589): Dan kesimpulannya hadits ini dengan semua jalan-jalannya adalah hasan atau shahih, wallahu a’lam. Lihat Fathul Baari (11/467).

Telaga Al-KautsarBismillah… aku coba share sedikit apa yang aku dapet dari kajian tentang tafsir surah Al-Kautsar yahh, tapi disini aku cuma tulis tentang telaga Al-kautsar.. saat denger ustadz Hammad menceritakan tentang telaga ini, masya Allah.. siapalah yang tak ingin menikmati indahnya, nikmatnya, harumnya telaga ini…. Allah Maha Besar.. Maha Memberi Nikmat…

Pengertian Al-Kautsar.Al-Kaustar : Sebuah sungai yang Allah telah janjikan untuk Rasulullah, yang didalamnya terdapat kebaikan-kebaikan yang nantinya umat Rasulullah akan datang padanya.

Penafsiran pertama di kalangan ulama:Al-Kaustar merupakan sungai / telaga. (HR Muslim)Air yang terdapat di telaga di padang mahsyar bersumber dari sungai yang ada di surga.hal ini menunjukkan bahwa telaga ini terapat di bumi, dan tellaga ini memiliki jumlah bejana-bejana yang sangat banyak.

Pendapat kedua :Al-kaustar merupakan kebaikan yang banyak.

Al-Kautsar ada di SurgaDari Anas Radhiallahu ‘anhu secara marfu’ (Ringkasan dari nabi bahwa beliau bersabda): “Saya masuk kedalam surga, maka tiba-tiba saya melihat sebuah sungai yang dua sisi sungainya

Page 121: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

terdapat tenda-tenda yang terbuat dari mutiara.”hal ini menunjukkan bahwa sungai tersebut ada di surga.

Bukhari meriwayatkan dari Anas: Ketika nabi diangkat ke langit bahwa beliau bersabda: “Saya mendatangi sebuah sungai yang sisinya terdapat tenda-tenda yang terbuat dari mutiara dan berongga-rongga.”lalu nabi bertanya pada Jibril, “Sungai apa ini?” Jibril menjawab, “sungai ini adalah al-kautsar”.

Dalam hadits yang shahih disebutkan telaga ini (Al-Kautsar) terdapat dua saluran yang dipanjangkan dari surga, 1 corong/ saluran terbuat dari emas, 1 lagi terbuat dari perak. HR Muslim, dari Sauban).

Telaga ini ada pada hari kiamat.

Dari Tsamuroh, Kata Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam “Sesungguhnya setiap nabi memiliki telaga dimana mereka berbangga-bangga karena pengunjungnya, dan aku berharap telagaku yang paling banyak pengunjungnya.”

Allah menciptakan telaga ini setelah terjadinya hari kiamat. karenanya telaga ini tidak ada di bumi sekarang, namun di bumi yang baru, yang disitu terdapat padang mahsyar, terdapat telaga-telaga para nabi, dan atap bagi bumi itu langsung Arsy Allah. Dimana bumi yang Allah akan turun untuk memutuskan perkara-perkara pada hari kiamat nanti, dimana bumi yang tidak ada sedikitpun kedzaliman di dalamnya.

Sifat-sifat telaga Al-Kautsar

1. Sesungguhnya jumlah bejana telaga itu melebihi jumlah bintang-bintang yang ada di langit.

2. Air dari telaga ini sesungguhnya lebih putih dari air susu, dan lebih manis daripada madu. (Hadits Abu Dzar, Hadits Tsauban, Riwayat Muslim).

3. Bejana-bejananya seperti bintang di angit, yakni keindahannya dan jumlahnya. (Hadits Abdullah bin Amr bin Ash).

4. Barangsiapa yang meminum air darinya sekali, maka dia tidak akan haus lagi selama-lamanya. (Hadits Abu Dzar riwayat muslim, dan Sahl bin Sa’ad As-sa’di riwayat Bukhari).

5. Bentuk telaga ini persegi, panjang, dan lebarnya sama (Hadits Abu Dzar riwayat Muslim).

Tatkala Nabi Mi’raj dinaikkan ke langit, beliau bercerita, “Saya mendatangi sungai yang di dua sisinya terdapat kubah (tenda-tenda) yang terbuat dari mutiara. (HR Bukhari, dari Anas).Kelanjutan hadits… “maka sayapun memukulkan tangan ke bagian tanahnya yang terkena air, ternyata tanahnya berbau misk. Saya bertanya, “Apa ini Jibril?” Jibril menjawab “Ini adalah Al-Kautsar yang Allah berikan padamu.”

Page 122: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Beberapa Silang pendapat dikalangan para ulama berkenaan dengan telaga Al-Kautsar:1. mengenai telak telaga, apakah sebelum mizan atau sesudah mizan.2. Apakah sebelum shirot ataukah sesudahnya.

Telaga ini terletak sebelum mizan, dan sebelum shirot.dalil yang menguatkannya: Dari sisi wahyu dan logika.Dari sisi wahyu : hadits Anas dan hadits-hadits yang mirip dengannya.Adanya sebagian orang yang diusir dari telaga nabi ketika mereka beramai-ramai mau meminumnya, Jika telaga itu terlekat seteelah shirot, maka otomatis tidak ada yang minum karena mereka semua sudah pasti masuk surga.Terletak Sebelum mizan, karena semua orang belum mengetahui nasibnya sehingga mereka semua ingin meminum air telaga tersebut.

Mengenai kejadian sebagian umat Rasulullah yang diusir dari telagaAda yang meriwayatkan bahwa nabi mengenal mereka dan mereka mengenal nabi.Ada yang meriwayatkan bahwa mereka adalah sahabat Rasulullah.Padahal yang dimaksud disini adalah mereka (orang-orang badui) yang ketika nabi masih hidup mereka muslim, dan ketika nabi telah wafat mereka  kembali murtad. Dan jumlah ini hanya sedikit.Dikatakan pula bahwa orang-orang yang pertama kali diusir dari telaga nabi adalah mereka yang melakukan bid’ah.

wallahu a’lam bishowab…

TELAGA KEMULIAAN RASULULLAH SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM PADA HARI KIAMATOleh

Ustad Abdullah bin Taslim al-Buthoni, MAIman kepada hari akhir atau hari kemudian, berarti mengimani semua peristiwa yang terjadi setelah

kematian yang diberitakan dalam ayat-ayat al-Qur’ân dan hadits-hadits shahih dari Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Iman kepada hari akhir atau hari kemudian merupakan salah satu rukun iman yang wajib diyakini oleh setiap yang beriman kepada Allâh Azza wa Jalla dan kebenaran agama-

Nya.Bahkan karena tingginya kedudukan iman kepada hari akhir, dalam banyak ayat al-Qur’an Allâh Azza wa Jalla sering menggandengkan antara iman kepada Allâh Azza wa Jalla dan iman kepada hari akhir. Karena orang yang tidak beriman kepada hari akhir maka tidak mungkin dia beriman kepada Allâh Azza wa Jalla .

Oleh sebab itu, orang yang tidak beriman kepada hari akhir dia tidak akan mengerjakan amal shaleh. Karena seseorang tidak akan mengerjakan amal shaleh kecuali dengan mengharapkan balasan kemuliaan dan juga terdorong rasa takut terhadap siksaan-Nya pada hari pembalasan kelak.

Oleh karena itu, Allâh Azza wa Jalla menggambarkan sifat orang-orang yang tidak beriman kepada hari akhir dalam firman-Nya :

ال هي ما وقالوا كنا وما ونحيا نموت الدنيا حياتنا إ ال يهل الدهر إ

Dan mereka berkata, "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita

Page 123: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

hidup, dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa (waktu)” [al-Jâtsiyah/45:24][1] .

KEWAJIBAN MENGIMANI KEBERADAAN TELAGA RASULULLAH SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAMDi antara perkara yang wajib diimani sehubungan dengan iman kepada hari akhir adalah keberadaan al-

haudh (telaga) Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai kemuliaan yang Allâh Azza wa Jalla berikan kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Pada hari kiamat nanti orang-orang yang beriman

dan mengikuti petunjuk beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam kehidupannya di dunia, mereka akan mendatangi dan meminum air telaga yang penuh kemuliaan tersebut. Semoga Allâh Azza wa Jalla

memudahkan kita untuk meraih kemuliaan tersebut, amin.

Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah berkata, “(Termasuk landasan pokok Islam adalah kewajiban) mengimani (keberadaan) telaga milik Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hari kiamat, yang nanti akan didatangi oleh umat beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam … sebagaimana yang disebutkan

dalam banyak hadits yang shahih (dari Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam )”[2] .

Imam Abu Ja’far ath-Thahawi berkata, "al-Haudh (telaga) yang dengannya Allâh Subhanahu wa Ta’ala memuliakan Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , untuk diminum (airnya) oleh umat beliau

Shallallahu ‘alaihi wa sallam (pada hari kiamat nanti) adalah hak (benar adanya)”[3]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah ketika menjelaskan perkara-perkara yang wajib diimani pada hari kiamat, beliau berkata[4] , “Pada hari kiamat (ada) telaga Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa

sallam yang akan didatangi (oleh umat beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam ) … barangsiapa meminum (air) telaga tersebut maka dia tidak akan merasakan haus lagi selamanya”[5]

Imam an-Nawawi rahimahullah mencantumkan hadits-hadits dalam Shahîh Imam Muslim” yang menyebutkan tentang telaga Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam bab, “Penetapan

(keberadaan) telaga Nabi kita (Muhammad) Shallallahu ‘alaihi wa sallam (pada hari kiamat nanti)…”[6] .

DALIL-DALIL YANG MENJELASKAN KEBERADAAN TELAGA RASULULLAH SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM

Hadits-hadits shahih dari Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menjelaskan ini banyak sekali, bahkan mencapai derajat mutawatir (diriwayatkan dari banyak jalan sehingga tidak mungkin diingkari

kebenarannya).

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Penjelasan tentang telaga Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam – semoga Allâh memudahkan kita meminum dari telaga tersebut pada hari kiamat – (yang

disebutkan) dalam hadits-hadits yang telah dikenal dan (diriwayatkan) dari banyak jalur yang kuat, meskipun ini tidak disukai oleh orang-orang ahlul bid’ah yang berkeraskepala menolak dan mengingkari

keberadaan telaga ini …”[7] .

Senada dengan ucapan di atas, imam Ibnu Abil ‘Izzi al-Hanafi rahimahullah menjelaskan, “Hadits-hadits (shahih) yang menyebutkan (keberadaan) telaga Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam mencapai

derajat mutawatir, diriwayatkan oleh lebih dari tiga puluh orang sahabat Radhiyallahu anhum (dari Nabi

Page 124: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Shallallahu ‘alaihi wa sallam )…”[8] .

Di antara hadits-hadits tersebut adalah sabda Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

ن ي لكل إ هم حوضا نب ن هم يتباهون وإ ي واردة أكثر أي ن واردة أكثرهم أكون أن الله أرجو وإ

Sesungguhnya setiap Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki telaga (pada hari kiamat nanti), dan mereka saling membanggakan siapa di antara mereka yang paling banyak orang yang mendatangi

telaganya (dari umatnya). Dan sungguh aku berharap (kepada Allâh Azza wa Jalla ) bahwa akulah yang paling banyak orang yang mendatangi (telagaku)[9] .

Juga sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits lain :

ني ي عليكم شهيد وأنا لكم فرط إ ن لى ألنظر والله وإ اآلن حوضي إ

Sesungguhnya aku akan berada di depan kalian (ketika mendatangi telaga pada hari kiamat nanti) dan aku akan menjadi saksi bagi kalian, demi Allâh, sungguh aku sedang melihat telagaku saat ini.[10]

Dan sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam , yang artinya, "Sesungguhnya aku akan berada di depan kalian ketika mendatangi telaga (pada hari kiamat nanti), barangsiapa yang mendatanginya maka dia akan meminum airnya, dan barangsiapa yang meminumnya maka dia tidak akan merasakan haus lagi

selamanya.”[11]

GAMBARAN TENTANG TELAGA RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM DALAM HADITS-HADITS YANG SHAHHIH

• Barangsiapa meminum air telaga tersebut maka dia tidak akan merasakan haus lagi selamanya, sebagaimana dijelaskan dalam hadits tersebut di atas.

• Sumber air telaga tersebut adalah sungai al-Kautsar di surga yang Allâh Azza wa Jalla peruntukkan bagi Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , sebagaimana sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

ه قال . أعلم ورسوله الله قلنا ؟ الكوثر ما تدرون هل ن يه نهر وإ ي وعدن ير خير عليه رب عليه ترد حوض هو كث القيامة يوم أمتي

Apakah kalian mengetahui apa al-Kautsar itu? Para sahabat menjawab, "Allâh dan Rasul-Nya yang lebih mengetahuinya." Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 'Sesungguhnya al-Kautsar adalah

sungai yang Allâh Azza wa Jalla janjikan kepadaku, padanya terdapat banyak kebaikan, dan (airnya akan mengalir ke) telagaku yang akan didatangi oleh umatku pada hari kiamat (nanti) …[12]

Dalam hadits lain beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya, “Dialirkan pada telaga itu dua saluran air yang (bersumber) dari (sungai al-Kautsar) di surga … [13]

Page 125: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

• Adapun gambaran air telaga tersebut adalah sebagaimana sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

، من أبيض ماؤه بن المسك من أطيب وريحه الل

Airnya lebih putih dari susu dan baunya lebih harum dari (minyak wangi) misk (kesturi)”[14]

Dalam hadits lain beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya, "Dan (rasanya) lebih manis dari madu [15].

• Gayung dan timba untuk mengambil air telaga tersebut sebagaimana sabda Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

يزانه وك ماء كنجوم الس

Gayung-gayungnya adalah seperti bintang-bintang di langit”[16] .

Artinya: jumlahnya sangat banyak dan berkilauan seperti bintang-bintang di langit [17].

• Bentuk telaga tersebut adalah persegi empat sama sisi[18] , sebagaimana yang disebutkan dalam hadits yang shahih.[19]

SIAPAKAH ORANG-ORANG YANG TERPILIH MENDATANGI TELAGA RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM?

Mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan selalu mengikuti petunjuk yang beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sampaikan, adapun orang-orang yang

berpaling dari petunjuk beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sewaktu mereka masih hidup di dunia, maka mereka akan diusir dari telaga tersebut.[20]

Dalam sebuah hadits shahih Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa ada orang-orang yang terhalangi dan diusir dari telaga yang penuh kemuliaan ini[21]. Karena mereka sewaktu di dunia berpaling dari petunjuk dan sunnah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada pemahaman dan

perbuatan bid'ah. Sehingga di akhirat mereka dihalangi dari kemuliaan meminum air telaga Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini, sebagai balasan yang sesuai dengan perbuatan mereka.[22]

Imam Ibnu Abdil Barr [23] rahimahullah berkata, "Semua orang yang melakukan perbuatan bid'ah yang tidak diridhai Allâh Azza wa Jalla dalam agama ini akan diusir dari telaga Rasululah Shallallahu ‘alaihi wa

sallam (pada hari kiamat nanti), dan yang paling parah di antara mereka adalah orang-orang (ahlul bid'ah) yang menyelisihi (pemahaman) jamâ'ah kaum Muslimin, seperti orang-orang Khawarij, Syi'ah

rafidhah dan para pengikut hawa nafsu. Demikian pula orang-orang yang berbuat zhalim, yang melampaui batas dalam kezhaliman dan menentang kebenaran, serta orang-orang yang melakukan

dosa-dosa besar secara terang-terangan. Mereka semua ini dikhawatirkan termasuk orang-orang yang

Page 126: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

disebutkan dalam hadits ini (yang diusir dari telaga Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam ) [24].

Terlebih lagi orang-orang yang mengingkari keberadaan telaga Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini, seperti kelompok Mu’tazilah [25] , mereka termasuk orang yang paling terancam diusir dari telaga

ini.

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Penjelasan tentang telaga Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam – semoga Allâh memudahkan kita meminum dari telaga tersebut pada hari kiamat – (yang

disebutkan) dalam hadits-hadits yang telah dikenal dan (diriwayatkan) dari banyak jalur yang kuat, meskipun ini tidak disukai oleh orang-orang ahlul bid’ah yang berkeraskepala menolak dan mengingkari keberadaan telaga ini. Mereka inilah yang paling terancam untuk dihalangi (diusir) dari telaga tersebut

(pada hari kiamat) [26] , sebagaimana ucapan salah seorang ulama salaf, “Barangsiapa yang mendustakan (mengingkari) suatu kemuliaan maka dia tidak akan mendapatkan kemuliaan

tersebut...”[27] .

Imam Ibnu Abil ‘Izzi al-Hanafi rahimahullah berkata, “Semoga Allâh membinasakan orang-orang yang mengingkari keberadaan telaga ini, dan alangkah pantasnya mereka ini untuk dihalangi dari mendatangi

telaga tersebut pada hari (ketika manusia mengalami) dahaga yang sangat berat (hari kiamat)”[28]

PENUTUPDemikianlah penjelasan ringkas tentang telaga kemuliaan Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang

kewajiban mengimaninya merupakan perkara penting yang berhubungan dengan iman kepada hari akhir dan merupakan salah satu prinsip dasar akidah Ahlus sunnah wal jamaah, yang tercantum dalam

kitab-kitab akidah para imam Ahlus sunnah.

Semoga Allâh Azza wa Jalla senantiasa melimpahkan taufik-Nya kepada kita semua untuk dapat meraih semua kebaikan dan kemuliaan yang dijanjikan-Nya di dunia dan di akhirat kelak, sesungguhnya Dialah

Yang Maha Mendengar, Maha Dekat, dan Maha Mengabulkan doa.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 12/Tahun XV/1433H/2012M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-

858196]_______Footnote

[1]. Lihat keterangan syaikh al-‘Utsaimin dalam Syarhul ‘Aqîdatil Wâsithiyyah (2/528).[2]. Kitab Ushûlus sunnah (hlm. 3-4).

[3]. Kitab Syarhul ‘Aqîdatith Thahâwiyyah (hlm. 227).[4]. Kitab Syarhul ‘Aqîdatith Thahâwiyyah (2/572).

[5]. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan insya Allah.[6]. Kitab Shahih imam Muslim (4/1791).

[7]. Kitab an-Nihâyah fiil Fitani wal Malâhim (hlm. 127).[8]. Kitab Syarhul ‘Aqîdatith Thahâwiyyah (hlm. 227).

Page 127: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

[9]. HR at-Tirmidzi (no. 2443) dan ath-Thabarani dalam an-Mu’jamul Kabîr (no. 6881), juga dari jalur lain (no. 7053) dari sahabat Samurah bin Jundub Radhiyallahu anhu . Hadits ini sanadnya lemah, akan tetapi diriwayatkan dari beberapa jalur yang saling menguatkan, sehingga hadits ini mencapai derajat hasan atau bahkan shahih, sebagaimana penjelasan syaikh al-Albani dalam Silsilatul Ahâditsish Shahîhah (no.

1589). [10].HSR al-Bukhari (no. 6218) dan Muslim (no. 2296) dari sahabat ‘Uqbah bin ‘Amir Radhiyallahu anhu .[11]. HSR al-Bukhari (no. 6643) dan Muslim (no. 2290) dari sahabat Sahl bin Sa’ad as-Saa’idi Radhiyallahu

anhu.[12]. HSR Muslim (no. 400) dari sahabat Anas bin Malik Radhiyallahu anhu.

[13]. HSR Muslim (no. 2300) dari sahabat Abu Dzar al-Gifâri Radhiyallahu anhu.[14]. HSR al-Bukhari (no. 6208) dari sahabat Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhu.

[15]. HSR Muslim (no. 2301) dari sahabat Tsauban Radhiyallahu anhu.[16]. HSR al-Bukhari (no. 6208) dan Muslim (no. 2292) dari sahabat Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash

Radhiyallahu anhu.[17]. Lihat keterangan syaikh al-‘Utsaimin dalam Syarhul ‘Aqîdatil Wâsithiyyah (2/573).

[18]. Lihat keterangan syaikh Shaleh Alu syaikh dalam Syarhul ‘Aqîdatil Wâsithiyyah (1/463).[19]. HSR Muslim (no. 2292) dari sahabat Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhu.

[20]. Lihat keterangan syaikh al-‘Utsaimin dalam Syarhul ‘Aqîdatil Wâsithiyyah (2/573).[21]. Riwayat imam al-Bukhari (no. 6211) dan Muslim (no. 2304) dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu.

[22]. Lihat keterangan syaikh Shaleh Alu syaikh dalam Syarhul ‘Aqîdatil Wâsithiyyah (1/468).[23]. Beliau adalah Yusuf bin Abdullah bin Muhammad bin Abdul Barr An Namari Al Andalusi (wafat 463

H), syaikhul Islam dan imam besar ahlus Sunnah dari wilayah Magrib, penulis banyak kitab hadits dan fikih yang sangat bermanfaat. Biografi beliau dalam kitab Tadzkiratul huffâzh (3/1128).

[24]. Kitab Syarh az Zarqâni 'ala Muwaththa-il Imâmi Mâlik (1/65).[25]. Lihat keterangan syaikh Shaleh Alu syaikh dalam Syarhul ‘Aqîdatil Wâsithiyyah (1/468).

[26]. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih di atas[27]. Kitab an-Nihâyah fiil Fitani wal Malâhim (hal. 127).[28]. Kitab Syarhul ‘Aqîdatith Thahâwiyyah (hlm. 229).

Telaga Nabi yang DijanjikanAsy-Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah menerangkan, “Ahlus Sunnah berbeda pendapat dalam hal urutan al-Haudh (telaga), syafaat, dan ash-shirath: manakah yang lebih awal?Al-Imam al-Bukhari t—sebagaimana dijelaskan oleh al-Hafizh Ibnu Hajar t—mengisyaratkan tentang urutannya, bahwa al-Haudh itu setelah shirath dan hisab, serta setelah itu semuanya.Namun, banyak ulama yang menyelisihinya. (Mereka berpendapat) al-Haudh-lah yang pertama, sebelum peristiwa ash-shirath, hisab, mizan, bahkan sebelum itu semua, karena manusia keluar (dari kuburan mereka) dalam keadaan haus, sebagaimana berita di dalam hadits yang sahih.” (Syarh Aqidatus Salaf, hlm. 153)

Makna al-HaudhSecara etimologi, al-Haudh adalah tempat terkumpulnya air dalam jumlah yang banyak, yakni

Page 128: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

telaga. Adapun makna al-Haudh secara syar’i adalah sebuah telaga di Mahsyar, yang airnya bersumber dari sungai al-Kautsar (yang dikaruniakan) kepada Nabi n. (Syarh Lum’atul I’tiqad li Ibnu ‘Utsaimin hlm. 123)Dalil-Dalil Adanya al-HaudhAsy-Syaikh Hafizh bin Ahmad al-Hakami t berkata, “Sungguh, terdapat dalil tentang penyebutan al-Haudh, yaitu tafsiran al-Kautsar dengan makna al-Haudh, keberadaan dan sifat-sifatnya, dari sanad-sanad para sahabat g dari Nabi n, yaitu hadits-hadits yang masyhur dengan sanad-sanad yang banyak bahkan sampai derajat mutawatir. Hadits-hadits tersebut termuat dalam kitab-kitab hadits, seperti kitab-kitab Shahih, Hasan, Musnad, dan Sunan.” (Ma’arijul Qabul 2/871)Al-Imam Ibnu Abil ‘Izzi al-Hanafi t berkata, “Hadits-hadits yang menyebutkan al-Haudh mencapai derajat mutawatir. Ada lebih dari tiga puluh sahabat g yang meriwayatkannya. Guru kami, ‘Imaduddin Ibnu Katsir, benar-benar telah membahas sanad-sanadnya di bagian akhir kitab sejarah yang besar yang berjudul al-Bidayah wan Nihayah.” (Syarh Aqidah ath-Thahawiyah hlm. 309)Di antara dalil as-Sunnah yang menunjukkan adanya telaga milik Nabi n adalah:

أعرفهم أقوام علي وليردن أبدا، يظمأ لم شرب ومن شرب علي مر من الحوض، على فرطكم ي ن إ: . : . : فأقول بعدك أحدثوا ما تدري ال ك ن إ فيقال ي من هم ن إ فأقول وبينهم، ي بين يحال ثم ي ويعرفون

بعدي ر غي من ل سحقا سحقا،“Sesungguhnya aku akan mendahului kalian di telaga itu. Barang siapa yang melewatiku, dia akan minum di telaga itu, dan barang siapa yang berhasil minum darinya, niscaya dia tidak akan merasa haus selamanya. Sungguh, beberapa kaum akan berusaha melewatiku. Aku mengenal mereka dan mereka mengenaliku. Kemudian dipisahkan antara aku dengan mereka.” Nabi n berkata, “Aku katakan, ‘Sesungguhnya mereka dari golonganku!’ Dikatakan kepadaku, ‘Sesungguhnya kamu tidak mengetahui apa yang mereka ada-adakan sepeninggalmu!’ Aku katakan, ‘Amat jauh (telagaku) bagi orang yang mengubah (agamaku) sepeninggalku’.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah z, Nabi n bersabda,من أكثر يته وآلن بن الل ب العسل من وأحلى لج الث من بياضا أشد لهو عدن من أيلة من أبعد حوضي ن إ

: . الله، ر سول يا قالوا حوضه عن اس الن ل ب إ جل الر يصد كما عنه اس الن ألصد ي ن وإ ، جوم الن عدد : الوضوء أثر من ين ل محج ا غر علي تردون ، األمم من حد أل ليست يما س لكم نعم، قال ذ؟ يومئ أتعرفنا

“Sesungguhnya telagaku lebarnya lebih jauh daripada jarak Ailah1 ke Aden. Sungguh warna airnya lebih putih daripada salju, lebih manis daripada madu dicampur susu, dan bejana-bejana

untuk meminumnya jumlahnya lebih banyak daripada jumlah bintang-bintang di langit. Sungguh aku akan menghalangi orang-orang darinya (orang yang tidak berhak meminumnya),

sebagaimana seorang penggembala unta menghalangi unta orang lain dari telaganya.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah engkau akan mengenali kami pada saat itu?” Beliau n

menjawab, “Tentu, kalian memiliki tanda-tanda yang tidak dimiliki oleh seorang pun dari umat-umat terdahulu. Kalian akan mendatangiku dalam keadaan wajah, tangan, dan kaki kalian putih

bersinar karena wudhu.” (HR. Muslim)

Telaga Rasulullah n Sudah AdaRasulullah n mengabarkan kepada kita,

اآلن حوضي لى إ ألنظر والله ي ن وإ عليكم، شهيد وأنا لكم فرط ي ن إ“Sesungguhnya aku akan mendahului kalian di telaga. Aku sebagai saksi atas kalian dan

Page 129: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

sesungguhnya aku—demi Allah—sedang memandang telagaku sekarang.” (HR. al-Bukhari dan Muslim dari Uqbah bin Amir z)

Apakah Nabi Selain Rasulullah n Juga Memiliki Telaga?Rasulullah n bersabda,

واردة أكثرهم أكون أن أرجو ي ن وإ واردة، أكثر هم أي يتباهون هم ن وإ حوضا ي نب كل ل ن إ“Sesungguhnya setiap nabi r memiliki telaga di akhirat dan sungguh mereka saling berbangga-bangga, siapakah di antara mereka yang paling banyak peminum/pengunjungnya. Sungguh, aku berharap kepada Allah bahwa telagakulah yang paling banyak pengunjungnya.” (HR. al-Bukhari dalam at-Tarikh, ath-Thabarani, dan lainnya. Al-Albani mengatakan dalam ash-Shahihah no. 1589, “Kesimpulannya, hadits ini dengan segenap jalan-jalannya adalah hasan atau sahih. Wallahu a’lam.”)Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin t berkata, “Sebagaimana Allah l telah mengaruniai Rasulullah n sebuah telaga— dengan hikmah dan keadilan-Nya l—yang akan didatangi dan diminum oleh orang-orang yang beriman dari umatnya, Dia l juga mengaruniai setiap nabi sebuah telaga. Dengan demikian, orang-orang yang beriman akan mendapatkan manfaat dari para nabi yang diutus kepada mereka (sebelum umat ini). Akan tetapi, telaga yang paling agung adalah telaga Nabi kita, Muhammad n.” (Syarh Aqidah Washitiyah 2/159—160)

Sifat-Sifat Telaga Nabi nAl-Imam Ibnu Abil ‘Izzi al-Hanafi t berkata, “Kesimpulan yang dapat diambil dari hadits-hadits sahih yang menyebutkan sifat-sifat telaga Nabi n adalah sebagai berikut.Telaga Nabi n adalah sebuah telaga yang agungTempat yang muliaDialiri dari air minum yang berada di surga dari sungai al-KautsarWarnanya lebih putih daripada susuSuhunya lebih dingin daripada salju/esLebih manis daripada maduLebih wangi daripada misikTelaga yang sangat luas, panjang dan lebarnya sama.Panjang setiap sisinya sejarak perjalanan satu bulan.” (Syarh Aqidah ath-Thahawiyah hlm. 311)Adapun di antara dalil yang menunjukkan sifat-sifat telaga Nabi n yang disimpulkan oleh al-Imam Ibnu Abil ‘Izzi t adalah:a. Rasulullah n bersabda,واآلخر ذهب من أحدهما ة الجن من ه يمدان ميزابان فيه يغت ، العسل من وأحلى بن الل من بياضا أشد

ورق من“Warna airnya lebih putih daripada susu dan rasanya lebih manis daripada madu. Dua pancuran yang bersumber dari sungai surga (al-Kautsar) yang mengalirinya: satu pancuran dari emas dan pancuran lainnya dari perak.” (HR. Muslim dari Tsauban z)b. Rasulullah n juga bersabda,من ماء، الس كنجوم يزانه وك ، المسك من أطيب وريحه ، بن الل من أبيض ماؤه شهر يرة مس حوضي

أبدا يظمأ فال منها شرب“Telagaku (lebar dan panjangnya) sejauh perjalanan satu bulan. Airnya lebih putih daripada perak, baunya lebih harum daripada misik, dan bejana-bejananya sejumlah bintang-bintang di langit. Barang siapa yang meminumnya, niscaya dia tidak akan merasa haus selamanya.”(HR. Muslim dari Abdullah bin Amr c)

Page 130: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Kaum yang Dihalangi dari Telaga Nabi nAsy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin t berkata, “Yang akan datang dan minum dari telaga Nabi n adalah orang-orang yang beriman kepada Allah l dan Rasul-Nya n, yaitu orang yang mengikuti syariat beliau n. Adapun orang yang enggan dan sombong untuk mengikuti syariatnya, niscaya akan diusir dari telaga Nabi n.” (Syarh Aqidah al-Wasithiyah 2/158)Dari Asma’ bintu Abu Bakr c, Rasulullah n bersabda, . : أمتي ومن ي من ، رب يا فأقول ي دون ناس وسيؤخذ منكم، علي يرد من أنظر ى حت الحوض على ي ن إ

هم: أعقاب على يرجعون برحوا ما والله بعدك، عملوا ما شعرت هل فيقال“Sungguh, aku (akan menunggu) di telaga hingga aku bisa melihat orang yang datang kepadaku dari kalian (kaum muslimin). Beberapa orang akan diambil sebelum sampai kepadaku. Aku lantas mengatakan, ‘Wahai Rabbku, mereka dari golonganku dan dari umatku.’ Lalu dikatakan kepadaku, ‘Apakah engkau mengerti apa yang mereka lakukan sepeninggalmu? Demi Allah, mereka telah murtad dari agamanya’.” (HR. Muslim) : . : ال ك ن إ فيقول ي أصحاب ، رب يا فأقول الحوض عن ئون فيحل ي أصحاب من رهط القيامة يوم علي يرد

بعدك أحدثوا ما ب لك لم ع“Satu rombongan dari sahabatku akan melewatiku nanti pada hari kiamat. Namun, mereka diusir dari telaga itu. Aku katakan, ‘Wahai Rabbku, mereka adalah para sahabatku.’ Allah l menjawab, ‘Sesungguhnya engkau tidak tahu apa yang mereka ada-adakan sepeninggalmu’.” (HR. Muslim)Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi hafizhahullah menerangkan, “Yang dimaksud oleh hadits ini adalah satu kaum yang murtad dari agamanya. Mereka bukan para sahabat g. Oleh karena itu, dikatakan kepada beliau n, ‘Sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa yang mereka ada-adakan sepeninggalmu.’ Adapun para sahabat g tidak mengadakan sedikit pun perkara yang baru (dalam agama) setelah Rasulullah n wafat. Bahkan, mereka menyebarkan agama (ke seluruh dunia) dan menyampaikan risalah beliau sebagaimana mestinya.” (Syarh Aqidatus Salaf hlm. 152)Al-Imam al-Qurthubi t berkata, “Para ulama kita hafizhahumullah mengatakan, ‘Setiap orang yang murtad dari agamanya atau mengada-adakan suatu perkara baru dalam agama (bid’ah) yang tidak diizinkan dan diridhai oleh Allah l, maka dia termasuk golongan orang-orang yang diusir atau dihalangi dari telaga Nabi n. Adapun yang paling keras diusir adalah setiap orang yang menyelisihi jamaah kaum muslimin dan memisahkan diri (menyempal) dari mereka, seperti Khawarij beserta sekte-sektenya, Syiah Rafidhah beserta sempalan-sempalannya, dan Mu’tazilah beserta pecahan-pecahannya. Merekalah orang-orang yang mengganti agamanya.” (at-Tadzkirah hlm. 352)Sebagai penutup, kita panjatkan doa,

ك دين على ي قلب ت ثب القلوب مقلب يا اللهم“Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hatiku di atas agama-Mu!”

Ceramah agama Islam oleh: Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc.

Alhamdulillah, bisa kita lanjutkan kembali pelajaran tentang aqidah dari kitab Al-Irsyad ila Shahih Al-I’tiqad bersama Ustadz Badrusalam pada Rabu pagi, 1 Jumadil Akhir 1435 / 2 April 2014, pukul 05:30 – 07:00 WIB. Pada kajian kali ini, beliau membawakan tema tentang Penjelasan tentang Telaga Haudh, Syafaat, serta Surga dan Neraka yang disampaikan sebagai kelanjutan dari pembahasan sebelumnya.

Page 131: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

Program Kajian Kitab Al-Irsyad ila Shahih Al-I'tiqad - Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Radio Rodja dan RodjaTV

Status program Kajian Kitab Al-Irsyad ila Shahih Al-I'tiqad: AKTIF

Ringkasan Ceramah Agama Islam – Kajian Kitab Al-Irsyad ila Shahih Al-I’tiqad Ini: Beriman kepada Hari Kiamat ( اآلخر باليوم اإليمان )

Peristiwa-peritiwa yang Terjadi pada Hari Kiamat ( يوم يكون بما اإليمان(القيامة

Telaga Haudh (الحوض)Al-Hafidz As-Suyuthi rahimahullah berkata:Hadits tentang telaga haudh itu datang dari 50 lebih para sahabat, di antaranya adalah para Al–Khulafa Ar-Rasyidun, para Hufahdz (penghafal) dari kalangan para sahabat yang jumlahnya sangat banyak, dan yang selain dari mereka. Semoga Allah senantiasa meridhai mereka semuanya.

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

من السماء، كنجوم وكيزانه المسك، من أطيب وريحه اللبن، من أبيض ماؤه شهر، مسيرة حوضيأبدا يظمأ ال منه؛ شرب

“Telaga Haudhku jauhnya setara dengan perjalanan satu bulan, airnya lebih puith dari susu, wanginya lebih wangi dari minyak kesturi, jumlah gelas-gelasnya sebayak jumlah bintang-bintang di langit, dan barangsiapa yang meninumnya maka ia tidak akan merasa haus selama-lamanya.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Peristiwa-peritiwa yang Terjadi pada Hari Kiamat ( يوم يكون بما اإليمانالقيامة

Syafaat (الشفاعة)[08:08]Secara bahasa syafa’at artinya: wasilah dan permintaan.Sedangkan secara istilah, makna syafaat adalah: Merekomendasikan atau memintakan kebaikan untuk orang lain.

Allah Ta’ala berfirman:

ويرضى يشاء من ل ه الل يأذن أن بعد من ال إ شيئا شفاعتهم ي تغن ال ماوات الس في ملك من وكم

Page 132: TELAGA HAUDH RASULULLAH S.A.W. Web viewKitab “Syarhul ‘aqiidatil waasithiyyah” (2/572). [5] Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang akan kami sebutkan . insya Allah

“Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafaat mereka sedikitpun tidak berguna, kecuali sesudah Allah mengizinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhaiNya.” (QS An-Najm [53]: 26)

Peristiwa-peritiwa yang Terjadi pada Hari Kiamat ( يوم يكون بما اإليمان(القيامة

Surga dan Neraka ( والنار الجنة )

Pada hari kiamat akan ada dua negeri yang sangat besar dan tidak akan hancur, yaitu surga dan neraka. Surga merupakan tempat tinggalnya orang-orang yang bertakwa, sedangkan neraka itu tempatnya orang-orang yang kafir kepada Allah.

Allah Ta’ala berfirman:

جحيم لفي ار الفج ن وإ نعيم لفي األبرار ن إ

“Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti (kepada Allah) benar-benar berada dalam surga yang penuh kenikmatan, dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka (kepada Allah) benar-benar berada dalam neraka.” (Al-Infithaar [82]: 13-14)