telaah tumbuhan bidara untuk pengobatan menurut al …

45
TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL-QUR‟AN DAN HADIS Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh: Sri Rezeki NIM. 16210794 Pembimbing: Drs. Arison Sani, MA PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH INSTITUT ILMU AL-QURAN (IIQ) JAKARTA 1441 H/2020 M

Upload: others

Post on 24-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN

MENURUT AL-QUR‟AN DAN HADIS

Skripsi ini Diajukan

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Sri Rezeki

NIM. 16210794

Pembimbing:

Drs. Arison Sani, MA

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR‟AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT ILMU AL-QUR‟AN (IIQ)

JAKARTA

1441 H/2020 M

Page 2: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …
Page 3: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Telaah Tumbuhan Bidara untuk Pengobatan

Menurut Al-Qur‟an dan Hadis” yang disusun oleh Sri Rezeki

Nomor Induk Mahasiswa: 16210794 telah diperiksa dan disetujui

untuk diujikan ke sidang munaqasyah.

Jakarta, 29 Agustus 2020

Pembimbing,

Drs. Arison Sani, MA

Page 4: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Telaah Tumbuhan Bidara Untuk Pengobatan

Menurut Al-Qur‟an dan Hadis” oleh Sri Rezeki (16210794) telah

diujikan pada sidang munaqasyah Fakultas Ushuluddin & Dakwah

Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta pada tanggal 31 Agustus

2020 Skripsi telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Agama (S.Ag).

Jakarta, 31 Agustus 2020

Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah

Institut Ilmu Al-Qur`an

Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc., M.A.

Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,

Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc., M.A Mamluatun Nafisah, MA

Penguji I, Penguji II,

Dr. Ahmad Syukron, M.Ag Sofian Effendi, MA

Pembimbing,

Drs. Arison Sani, M.A

Page 5: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

iii

PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sri Rezeki

Nim : 16210794

Tempat/Tanggal Lahir : Bagan Batu, 06 Februari 1997

menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Telaah Tumbuhan Bidara

Untuk Pengobatan Menurut Al-Qur‟an dan Hadis” adalah benar-

benar hasil karya saya, kecuali kutipan-kutipan yang telah

disebutkan. Kesalahan dan kekurangan di dalam karya ini

sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 31 Agustus 2020

Sri Rezeki

Page 6: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

iv

MOTTO

من جد كجد “Barang Siapa Yang Bersungguh-sungguh Pasti Akan

Mendapatkannya”

Page 7: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

v

PERSEMBAHAN

Teruntuk Ayah dan Mamak serta abang, adik-adikku, serta keluarga

besar lainnya yang selalu memberikan semangat dan melangitkan

jutaan doa yang tak pernah putus.

Teruntuk guru-guru dan teman-temanku yang senantiasa ikhlas

memberi dukungan dan mendoakan setiap langkah yang ku tapaki.

Semoga semua kebaikan dan untaian doa mendapatkan balasan dari

Allah Swt. serta selalu mendapatkan ampunan dari-Nya. Âmîn

Page 8: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

vi

KATA PENGANTAR

Bismillâhirrahmânirrahîm

Alhamdulillah, tiada kata yang pantas terungkap pada awal

pengantar ini selain ungkapan rasa syukur sedalamnya ke hadirat

Allah Swt. Tuhan yang telah memberikan rahmat dan karunia

kepada penulis, yang telah memberikan kasih sayang berupa

nikmat sehat, sehingga dengan izin dan kuasa-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang sangat sederhana ini. Shalawat serta

salam penulis sampaikan kepada pemimpin yang paling baik,

sabar, bijak, dan pemimpin yang selalu dikagumi yaitu Nabi

Muhammad Saw. yang telah memberikan tuntunan petunjuk jalan

suci yang akan menghantarkan kebahagian bagi umatnya di dunia

dan di akhirat. Âmîn.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak hadir begitu saja,

atas dasar kebaikan dari berbagai pihak yang ikut berkontribusi

dalam penulisan ini, maka perlu kiranya penulis menyampaikan

rasa terima kasih secara khusus. Semoga segala kebaikan yang

telah diberikan menjadi amal tersendiri untuk mengumpulkan kita

bersama umat Nabi Muhammad Saw. di sisi Allah nanti. Âmîn.

Karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, Lc, M.A. Rektor

Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta. Ibu Dr. Hj. Nadjematul

Faizah, M. Hum., selaku Warek I, Bapak Dr. H. M. Dawud Arif

Khan, S.E., M.Si., Ak., CPA., selaku Warek II, Ibu Dr. Hj.

Romlah Widayati, M.Ag., selaku Warek III, Institut Ilmu Al-

Qur`an (IIQ) Jakarta.

Page 9: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

vii

2. Bapak Dr. H. Muhammad Ulinnuha, Lc, M.A., selaku Dekan

Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ)

Jakarta, beserta Staf Tata Usaha Fak. Ushuluddin dan Dakwah

atas bantuannya selama ini.

3. Bapak KH. Haris Hakam, S.H., M.A., selaku ketua Prodi Ilmu

Al-Qur`an dan Tafsir, beserta sekretaris Prodi IAT, Ibu

Mamluatun Nafisah M.Ag atas semua bantuannya.

4. Bapak Drs. Arison Sani, M.A., selaku dosen pembimbing

skripsi penulis, yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan

kritik demi terselesainya skripsi ini.

5. Bapak Dr. Ahmad Syukron, M.Ag, dan Bapak Sofian Effendi,

M.A, selaku penguji I dan II pada sidang Munaqasyah penulis.

6. Bapak Dr. KH. Ahmad Fathoni, Lc, MA., Ibu Hj. Istiqomah,

MA, , Kak Rifdah Farnidah, MA, kak Herni S. Pd, dan kak

mayadah selaku Instruktur dan pembimbing Tahfîzh yang sabar

dalam membimbing dan memotivasi penulis dalam menghafal

dan memurajaahkan hafalan Al-Qur`an selama penulis

menduduki bangku kuliah dari awal hingga akhir.

7. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut

Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, yang selama ini telah

mengajarkan berbagai mata kuliah dari awal semester hingga

akhir dengan semangat dan kesabaran yang menjadi tauladan

dan pelajaran penting bagi penulis.

8. Ayah dan Mamak tercinta yang selalu mendoakan tanpa henti,

selalu mendukung dan memberi semangat serta rela

melepaskan anaknya untuk pergi menimba ilmu ditanah

rantauan. Semoga pengorbanan beliau dibalas Allah Swt.

dengan surga-Nya. Âmîn.

Page 10: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

viii

9. Teman-teman IIQ angkatan 2016 khususnya Fakultas

Ushuluddin dan Dakwah Prodi Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir yang

seperjuangan, teman-teman majelis kontrakan terimakasih atas

motivasi, semangat dan bantuannya selama ini.

10. Saudara seperantauan empat serangkai tersayang, Nur Evi

Liasari, Suci Fatmawati, Rafika Dewi yang senantiasa

menemani dalam suka dan duka sepanjang perjalanan empat

tahun perkuliahan ini, dan selalu menyemangati dan

memotivasi penulis agar dapat menyelesaikan penelitian ini.

Dalam penulisan skripsi ini berbagai upaya telah penulis

lakukan untuk memaksimalkan skripsi ini menjadi karya ilmiah

yang baik. Namun keterbatasan kemampuan yang penulis miliki,

maka skripsi ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, penulis ucapkan permohonan maaf sebesar-besarnya

dan dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran

dan kritik konstruktif dari pembaca demi karya yang lebih baik

lagi. Walau begitu adanya, penulis berharap tulisan ini dapat

memberi manfaat dan kontribusi pengetahuan baru terhadap

masyarakat.

Jakarta, 31 Agustus 2020

Sri Rezeki

Page 11: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf

dari abjad yang satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan skripsi

di Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, transliterasi Arab-Latin

mengacu pada berikut ini:

1. Konsonan

th : ط a : أ

zh : ظ b : ب

„ : ع t : ت

gh : غ ts : ث

f : ؼ j : ج

q : ؽ h : ح

k : ؾ kh : خ

l : ؿ d : د

m : ـ dz : ذ

n : ف r : ر

w : ك z : ز

h : ق s : س

‟ : ء sy : ش

y : م sh : ص

dh : ض

2. KonsonanVokal

Vokal tunggal Vokal panjang Vokal rangkap

Page 12: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

x

Fathah: a : a

آ:

م ... : ai

Kasrah:i : i

: م:

م ... : au

Dhammah: u : u

: ك

3. Kata Sandang

a. Kata sandang yang diikuti alif-lam (ؿا) qamariyah

Kata sandang yang diikuti alif-lam ( اؿ) qamariyah

ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contoh:

al-Madînah : المدينة al-Baqarah : البقرة

b. Kata sandang yang diikuti alif-lam (اؿ) syamsiyah

Kata sandang yang diikuti alif-lam (اؿ) syamsiyah

ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di

depan dan sesuai dengan bunyinya. Contoh:

لالرج : ar-rajul السيدة : as

Sayyidah

-ad : الدارمي asy-syams : الشمس

Dârimî

c. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah (Tasydîd) dalam sistem aksara Arab digunakan

lambang (ـ), sedangkan untuk alih aksara ini dilambang

Page 13: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

xi

dengan huruf, yaitu dengan cara menggandakan huruf yang

bertanda tasydîd. Aturan ini berlaku secara umum, baik tasydîd

yang berada di tengah kata, di akhir kata ataupun yang terletak

setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah.

Contoh:

باالل أمنا : Âmannâ billâhi

السفهاء أمن : Âmana as-Sufahâ`u

الذين إف : Inna al-ladzîna

wa ar-rukka‟i : كالرك ع

d. Ta Marbûthah (ة)

Ta Marbûthah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti

oleh kata sifat (na‟at), maka huruf tersebut dialih aksarakan

menjadi huruf “h”. Contoh:

الفئدة : al-Af`idah

سلمي ة الامعة ال : al-Jâmi‟ah al-Islâmiyyah

Sedangkan ta marbûthah (ة) yang diikuti atau disambungkan

(di-washal) dengan kata benda (ism), maka dialihaksarakan

menjadi huruf “t”. Contoh:

ناصبة عاملة : „Âmilatun Nâshibah

Page 14: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

xii

الك بػرل الية : al-Âyat al-Kubrâ

e. Huruf Kapital

Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf

kapital, akan tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku

ketentuan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI),

seperti penulisan awal kalimat, huruf awal nama tempat, nama

bulan, nama diri dan lain-lain. Ketentuan yang berlaku pada

PUEBI berlaku pula dalam alih aksara ini, seperti cetak miring

(italic) atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya. Adapun

untuk nama diri yang diawali dengan kata sandang, maka huruf

yang ditulis kapital adalah awal nama diri, bukan kata

sandangnya. Contoh: „Alî Hasan al-Âridh, al-„Asqallânî, al-

Farmawî dan seterusnya. Khususnya untuk penulisan kata

Alqur‟an dan nama-nama surahnya menggunakan huruf kapital.

Contoh: Al-Qur`an, Al-Baqarah, Al-Fâtihah dan seterusnya.

Page 15: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

xiii

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................. ii

PERNYATAAN PENULIS ............................................................. iii

MOTTO ........................................................................................ iv

PERSEMBAHAN ............................................................................ v

KATA PENGANTAR ...................................................................... vi

PEDOMAN TRANSLITASI ........................................................... ix

DAFTAR ISI..................................................................................... xiii

ABSTRAK ........................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Permasalahan ......................................................................... 5

1. Identifikasi masalah ........................................................ 5

2. Pembatasan masalah ....................................................... 5

3. Perumusan masalah ......................................................... 6

C. Tujuan Penulisan .................................................................... 6

D. Manfaat Penulisan .................................................................. 6

E. Tinjauan Pustaka .................................................................... 7

F. Kerangka Teori ...................................................................... 12

G. Metodologi Penulisan ............................................................ 13

1. Jenis Penulisan ................................................................ 13

2. Sumber Data .................................................................... 13

3. Teknik Pengumpulan Data .............................................. 14

4. Metode Analisis Data ...................................................... 14

H. Teknik dan Sistematika Penulisan ......................................... 15

1. Teknik Penulisan ............................................................. 15

2. Sistematika penulisan ...................................................... 15

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG BIDARA

A. Tumbuhan dalam Perspektif Islam ........................................ 17

B. Pengertian Bidara ................................................................... 19

Page 16: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

xiv

C. Kandungan Kimia pada Bidara .............................................. 23

D. Perkembangan Bidara ............................................................ 26

E. Manfaat Bidara....................................................................... 31

BAB III BIDARA UNTUK PENGOBATAN

A. Bidara untuk Obat Penyakit Luar .......................................... 35

1. Bidara Sebagai Obat Demam .......................................... 35

2. Bidara Sebagai Obat Jerawat .......................................... 36

3. Bidara Untuk Menyembuhkan Luka ............................... 37

4. Bidara Sebagai Obat Bisul .............................................. 37

B. Bidara untuk Obat Penyakit Dalam ....................................... 38

1. Bidara Sebagai Anti Kanker ........................................... 38

2. Bidara Sebagai Obat Diabetes ......................................... 40

3. Biadara Sebagai Obat Diare ............................................ 41

4. Menyembuhkan Berbagai Masalah Pencernaan ............. 42

5. Bidara Sebagai Obat Malaria .......................................... 44

6. Bidara Sebagai Obat Wasir ............................................. 45

7. Bidara untuk Ruqyah dan Mengobati Sihir..................... 46

C. Bidara Untuk Produk Kecantikan .......................................... 47

1. Skincare ........................................................................... 50

2. Bodycare ......................................................................... 51

BAB IV PENAFSIRAN SURAH SABA‟ AYAT 16 DAN SURAH

AL-WAQI‟AH AYAT 28

A. Penafsiran Ayat-Ayat Tentang Bidara ................................... 53

1. QS. Saba‟: 16 .................................................................. 53

2. QS. Al-Wâqi„ah: 28 ........................................................ 69

B. Hadis Terkait Bidara ............................................................. 72

1. Bidara Sebagai Air Mandi Jenazah ................................. 72

2. Bidara Untuk Air Mandi Orang baru Masuk Islam ........ 75

3. Pohon Bidara Disebut Dzat al-Anwath ........................... 76

C. Analisis Pandangan Para Mufassirin mengenai Bidara dalam

Surah Saba‟ ayat 16 dan Surah Al-Waqi‟ah ayat 28.............. 77

1. Tafsir Kemenag ............................................................... 77

2. Tafsir Al-Misbah ............................................................. 78

3. Tafsir Ibn Katsîr ............................................................. 79

4. Tafsir Al-Azhar ............................................................... 80

5. Tafsir Al-Qurtubî ............................................................ 81

Page 17: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

xv

D. kontekstualisasi Penafsiran Bidara Dalam Surah Saba‟ ayat 16

dan Surah Al-Wâqi„ah ayat 28 ............................................... 82

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................ 84

B. Saran ...................................................................................... 85

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 87

TENTANG PENULIS

Page 18: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

xvi

ABSTRAK

Pemanfaatan bidara mengalami perkembangan dari masa ke

masa. Dahulu bidara yang kaya akan manfaat pada masa

Rasulullah dijadikan untuk pengobatan ruqyah dan air mandi

jenazah, namun seiring berkembangnya teknologi, pemanfaatan

bidara dapat ditemukan pada dunia skincare dan bodycare. Hal

inilah yang menarik penulis untuk mengungkap pemanfaatan

bidara yang ditinjau dari surah Saba‟ ayat 16 dan surah Al-wâqiah

ayat 28.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan

kualitatif dengan teknik Library Research. Adapun metode yang

digunakan adalah deskriptif-analisis. Sumber primer dalam

penelitian ini adalah kitab-kitab Tafsir, seperti Al-Misbah karya

Quraish Shihab, Tafsir Kemenag, Ibn Katsîr, Al-Azhar karya

Hamka, dan Tafsir Al-Qurtubî, dan sumber sekundernya adalah

majalah-majalah atau artikel, jurnal beserta karya ilmiah yang

berkaitan dengan penelitian.

Hasil penelitian ini adalah pemanfaatan bidara yang

ditemukan sebagai pengobatan penyakit luar dan dalam, seperti:

menyembuhkan luka, antikanker, mencegah diabetes, obat diare,

meredakan demam, mengatasi insomnia, masalah kewanitaan, air

mandi untuk bersuci, malaria, dan lain sebagainya. Adapun

pandangan para mufassirin mengenai bidara pada surah Saba‟: 16

kelima mufassir menyatakan “kami ganti kebun-kebun mereka

dengan pohon yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit pohon

bidara”. Dari penafsiran di atas ada yang menyatakan pohon

bidara sedikit manfaatnya, dan ada juga yang mengkiaskan pohon

bidara sebagai hiasan semata. Sama-sama yang kita ketahui bahwa

bidara itu kaya akan manfaat, itu dikarenakan belum adanya ilmu

pengetahuan dan teknologi pada saat itu untuk meneliti

kebermanfaatan pohon bidara. Sedangkan dalam surah Al-

Wâqi„ah: 28 kelima mufassir penafsir menafsirkannya dengan

pohon yang subur tanpa ada duri sehingga aman dijangkau oleh

penghuni surga untuk menikmati keindahannya. Sedangkan jika

kita mengamati pohon bidara saat ini tentulah fisik yang

digambarkan jelas berbeda, sebab yang ada disekitar kita ada

durinya. Hal ini dapat dimaklumi, mengingat pohon bidara yang

digambarkan di surga sebagaimana yang dijelaskan di ayat ini,

sangat berbeda dengan apa yang kita lihat di bumi, tentu saja

gambaran di surga melebihi apa yang kita bayangkan.

Page 19: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring berkembangnya peradaban manusia, meningkatnya

heterogensi lingkungan masyarakat, teknologi pertanian dan produksi

makanan juga mengalami peningkatan. Sehingga budaya

konsumerisme dan materialisme menggiring manusia untuk

mengonsumsi makanan yang dianggap lebih praktis, lezat dan penuh

variasi. Dan disayangkan kebanyakan makanan yang praktis

semacam itu sering kali menggunakan berbagai jenis bahan kimia

berbahaya, yang mengakibatkan dapat merusak kesehatan.1

Menjaga kesehatan pada tubuh manusia sangat diperlukan,

karena pada tubuh seseorang terkandung organ syarat, pikiran dan

perasaan yang sangat berpengaruh. Oleh karena itu, mempelajari ilmu

dan metode yang berkaitan terhadap kesehatan sangat perlu dibahas

dalam pandangan Al-Qur‟an dan Hadis.2

Adapun cara atau metode yang tersirat dalam Al-Qur‟an,

seperti Allah Swt. melarang umatnya untuk melakukan perbuatan

yang berlebihan dalam hal apapun, agar manusia bisa menjaga

dirinya sendiri dari penyakit.3

Para ahli kesehatan setuju bahwa suatu penyakit dapat

disembuhkan dengan makanan yang sehat. Dan tidak menggunakan

obat dengan bahan kimia, karena jika obat yang diberikan tidak

sesuai dengan penyakit akan memperburuk penyakit tersebut.

1 Ibn Qayyim al-Jauziyah, Metode Pengobatan Nabi SAW, terj. Abu Umar Basyier

al-Maidani, (Jakarta timur: Griya Ilmu), cet. 25, h. vii 2 Andi Muflih, “Pengobatan Dalam Islam,” Tesis, Pascasarjana UIN Alauddin

Makassar, 2013, h. 1 3 Andi Muflih, “Pengobatan Dalam Islam,” h. 5-8

Page 20: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

2

Adapun jika memakai obat maka sedapat mungkin itu adalah obat

sederhana. 4

Seperti pengobatan Ala Nabi (Thibbun Nabawi), yang

diwariskan oleh Rasullulah Saw. kepada para sahabatnya yang mulia,

sebagai tata cara dan kaidah medis yang dicontohkan oleh Rasulullah

Saw. Thibbun Nabawi mencakup banyak hal, seperti Madu, jintan

hitam, air mawar, cuka buah, air zam-zam, kurma, dan berbagai

makanan dan minuman yang menyehatkan lainnya. Dan pengobatan

lainnya seperti bekam, yang mengeluarkan darah kotor yang terdapat

dalam tubuh dengan cara disayat ataupun ditusuk dengan jarum, dan

juga pengobatan ruqiyah yaitu terapi dengan bacaan Al-Qur‟an,

dengan sistem kompres, karantina dan banyak pengobatan lainnya.5

Sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Muslim dari hadits

Abu Zubair, dari Jabir bin Abdillah, dari Nabi Muhammad Saw.

bahwa beliau bersabda:

ث نا ابن ث نا ىارون بن معروف، وأبو الطاىر، وأحمد بن عيسى، قالوا: حد حدرني عمرو وىو ابن الحارث، عن عبد ربو بن سعي د، عن أبي الزب ير، وىب، أخب

لكل داء دواء، فإذا »عن جابر، عن رسول الله صلى الله عليو وسلم أنو قال: اء ب رأ بإذن الله عز وجل 6«أصيب دواء الد

Artinya: “Masing-masing penyakit ada obatnya. Kalau obat sudah

mengenai penyakit, penyakit itu pasti akan sembuh dengan izin

Allah Swt.”7

4 Ibn Qayyim al-Jauziyah, Pengobatan Alami Cara Nabi, terj. Ahmad asnawi,

(Jawa Tengah: Desa Pustaka Indonesia, 2019), h. 19 5 Muhammad Ihsan, “Pengobatan Ala Rasululah Saw Sebagai Pendekatan

Antropologi Dalam Dakwah Islamiah di Desa Rensing Kecamatan Sakra Barat”, dalam

jurnal Palapa, Vol.4, No. 2 November 2016, h. 156 6 Imam Muslim, Shâhih Muslim:bâbu likulli dâ‟in dawâ‟un wa istihbâbu a-tadâwî,

Juz 4 (Beirut: dâru ihyâ‟u at-Tirâsi al-„Arabî, tt), h. 1729 7 Ibn Qayyim al-Jauziyah, Metode Pengobatan Nabi SAW, h. 14

Page 21: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

3

Rasulullah Saw. memberikan petunjuk tentang cara mengobati

diri sendiri, keluarga, dan juga para sahabat. Obat yang digunakan

oleh Rasulullah Saw. dan para sahabat tidak terdapat campuran kimia

yang biasa disebut aqrabathyn. Sedangkan Bangsa Romawi dan

Yunani senang mencampurkan dengan bahan kimia.

Akan tetapi tidak semua pengobatan dan obat-obatan dapat

langsung merasakan khasiatnya, namun harus disertai dengan sugesti

(doa) dan keyakinan bahwa obatan-obatan tersebut dapat

menyembuhkan penyakit tersebut.8

Allah Swt. menciptakan segala yang ada di muka bumi tidak

ada yang sia-sia, seperti tumbuhan yang beraneka macam, hewan

maupun mineral. Yang mana, di dalam Al-Qur‟an telah dijelaskan

bahwa ketiganya mengandung zat/obat yang dapat menyembuhkan

penyakit. Walaupun tidak semua tumbuhan yang Allah Swt. ciptakan

dapat digunakan sebagai obat.

Adapun salah satu tumbuhan yang dapat digunakan sebagai

obat ialah bidara. Di masyarakat India bidara digunakan sebagai obat

diare, kencing manis, demam dan malaria. Sedangkan di Malaysia

kulit kayu bidara direbus dijadikan sebagai obat sakit perut dan

sebagian masyarakatnya menggunakan daun bidara sebagai bahan

kecantikan untuk mengatasi jerawat, keriput dan lingkaran hitam

pada bawah mata.9 Dalam tumbuhan bidara mengandung polifenol

10,

8 Ibn Qayyim al-Jauziyah, Metode Pengobatan Nabi SAW, h. ix 9 Fauziah Nugrahwati, “Uji Aktivitasantipiretik Ekstrak Daun Bidara (Ziziphus

spina-christi L.) Terhadap Mencit Jantan (Mus Musculuc),” Skripsi, UIN Alauddin

Makassar, 2016, h. 2 10 Polifenol adalah senyawa alami pada tumbuhan yang memiliki banyak manfaat

untuk kesehtan. Di dalam tubuh, polifenol berperan sebagai antioksidan yang mampu

menurunkan risiko anda terkena berbagai penyakit. Manfaat polifenol ini bisa diperoleh

dengan mengonsumsi makanan sehat. (https://www.alodokter.com/mari-kenali-beberapa-

jenis-dan-manfaat-polifenol diakses pada tanggal 16 Agustus 2020, pukul 15.43)

Page 22: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

4

sterol11

, terpenoid12

, alkaloid, saponin, flavonoid, glikosida13

, dan

tanin.14

Kandungan senyawa glikosida yang terdapat dalam daun bidara

dapat juga menghilangkan bekas luka di kulit dan bekas luka bakar.

Dan kandungan senyawa saponin pada daun bidara berkhasiat dalam

memberikan efek menenangkan.15

Dewasa ini bidara mengalami perkembangan trend masa kini.

Bukan hanya digunakan sebagai obat ruqyah, akan tetapi juga

digunakan sebagai bahan kecantikan seperti rangkaian skincare, dan

bodycare (lulur, dan sabun).

Alasan penulis mengambil bidara sebagai variabel penelitian ini

dikarenakan penulis melihat fenomena masyarakat kini yang

memakai produk skincare dan bodycare yang terbuat dari bidara.

seperti yang dilansir oleh berita liputan6 mengenai manfaat bidara.

11 Sebenarnya nama sterol dipakai khusus untuk steroid yang memiliki gugus

hidroksida, tetapi karena praktis semua steroid tumbuhan berupa alkohol dengan gugus

hidroksida pada posisi C-3, maka semuanya disebut sterol. Selain dalam bentuk bebasnya,

sterol juga sering dijumpai sebagai glikosida atau sebagai ester dengan asam lemak.

Glikosida sterol sering disebut sterolin. Lihat di (Alfinda Novi Kristanti, dkk, Buku Ajar

Fitokimia, (Surabaya: Airlangga University Press, 2008), Cet. Ke-I, h. 10) 12

Terpenoid merupakan kelompok metabolit sekunder terbesar. Saat ini hampir dua

puluh ribu jenis terpenoid telah teridentifikasi. Kelompok ini merupakan derivat dari asam

mevalonat atau prekursor lain yang serupa dan memiliki keragaman struktur yang sangat

banyak.struktur terpenoid merupakan satu unit isopren (C5H8) atau gabungan lebih dari satu

unit isepton. Lihat di (Rochdjatun Sastrahidayat, Peranan MikrobaBagi Kesehatan Tanaman

dan Kelestarian Lingkungan, (Malang: UB Press, 2014), Cet. Ke-I, h. 60) 13 Glikosida adalah senyawa yang mengandung fraksi gula seperti glukosa,

galaktosa, dan mengikat nongula (aglikon), antara lain alkohol, fenol, sterol, pada atom

karbon (C) nomor 1 dari gula. Ada beberapa jenis glikosida: O-glikosida, S-glikosida, dan

N-glikosida. Lihat di (Djarir Makfoeld, Kamus Istilah Pangan dan Nutrisi, (Yogyakarta:

Kanisius, 2006), Cet. Ke-V, h. 118) 14

Servina Yuni Sari, “Formulasi Sediaan Sabun Cair dari Ekstrak Daun Bidara

(Ziziphus Mauritiana),” Karya Tulis Ilmiah Institut Kesehatan Helvetia Medan, 2018, h. 2 15

http://m.liputan6.com/hot/read/4199914/8-manfaat-daun-bidara-dan-cara-

menggunakannya-baik-untuk-kesehatan-dan-kecantikan diakses pada tanggal 1 Jui 2020

pukul 23.38

Page 23: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

5

Berangkat dari uraian-uraian diatas, Maka penulis tertarik untuk

mengkaji lebih jauh tentang manfaat dan eksistensi perkembangan

daun bidara yang terdapat dalam Al-Qur`an. Selanjutnya, penulis

akan menganalisa pada Surah as-Saba ayat 16 dan Surah al-Waqi„ah

ayat 28, dengan pendekatan kajian tematik. Maka dari itu penulis

melakukan penelitian yang berjudul “Telaah Tumbuhan Bidara

Untuk Pengobatan Menurut Al-Qur‟an dan Hadis”

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang diatas penulis dapat menemukan

permasalah yang patut dibahas, diantara adalah:

Pertama, kurangnya perhatiannya masyarakat untuk menjaga

kesehatan.

Kedua, Para ahli medis menganjurkan untuk menggunakan

bahan alami sebagai alat pengobatan, walau tidak semua

beranggapan demikian.

Ketiga, Eksistensi pergeseran manfaat dari bidara untuk

ruqyah menjadi trend skincare maupun body care.

2. Pembatasan Masalah

Untuk efesiensi penelitian agar lebih fokus dan terarah perlu

diadakan pembatasan masalah berdasarkan latar belakang dari

identifikasi masalah. Adapun pembatasan masalah untuk penelitian

ini penulis hanya membatasi perkembangan bidara pada surah Saba‟

ayat 16 dan surah Al-Wâqi„ah ayat 28 yang ditinjau dari segi

pemanfaatan. Selain itu, penulis juga mencantumkan pandangan

dari beberapa pendapat para mufassir, yaitu tafsir kemenag, M.

Quraish Shihab (Al-Misbah), Ibn Katsîr, Hamka (Al-Azhar), Al-

Qurtubî. Alasan penulis mengambil kelima tafsir ini yaitu pada

Page 24: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

6

tafsir kemenag karena dalam Al-Qur'an terdapat ayat-ayat kauniyah

maka penulis mengambil bidara dari sudut pandang sains, penulis

juga mencantumkan tafsir kontemporer untuk melihat bagaimana

pengertian bidara dari sudut pandang tafsir tersebut, dan untuk

beberapa tafsir lainnya yaitu menurut penulis kata-katanya mudah

dipahami, dan tidak bertele-tele.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan

pembatasan masalah, Maka penulis merumuskan fokus penelitian

sebagai berikut:

1) Bagaimana pandangan para mufassir mengenai bidara dalam

surah Saba‟ ayat 16 dan surah Al-Wâqi„ah ayat 28?

2) Apa dan bagaimana pemanfaatan bidara dari masa ke masa?

C. Tujuan Peneliatian

Tujuan penelitian ini adalah:

1) Mengetahui pandangan para mufassir mengenai bidara dalam

surah Saba‟ ayat 16 dan surah Al-Wâqi„ah ayat 28

2) Mengetahui pemanfaatan daun bidara dari masa ke masa

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penulisan skripsi ini adalah:

1) Secara teoritis, dalam penelitian ini dapat berguna bagi

pengembangan ilmu pengetahuan dan sebagai wacana ilmiah

kepada dunia pendidikan. Dan dari tulisan ini dapat

dikembangkan baik dalam sekala besar atau kecil, sehingga

ada studi lanjutan dengan masalah yang serupa.

2) Secara praktis, dalam penulisan ini dapat digunakan oleh

cendikiawan Islam untuk dijadikan sebagai referensi dalam

Page 25: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

7

memahami ataupun menafsirkan surah As-Saba‟ ayat 16 dan

surah Al-Wâqi„ah ayat 28 mengenai bidara.

E. Tinjauan Pustaka

Penulis telah melakukan penelusuran tinjuan pustaka terhadap

tema yang akan penulis gunakan ada beberapa judul buku, skripsi,

jurnal ataupun yang lainnya yang berkaitan dengan pembahasan ini.

Diantaranya ialah:

Pertama, buku “Tumbuhan dalam Perspektif Al-Qur‟an dan

Sains (Tafsir Ilmi)” merupakan buah karya dari Lajnah Pentashihan

Mushaf Al-Qur‟an, Badan Litbang dan Kementrian Agama RI,

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Kesimpulan besar

buku ini adalah pada perjanjian lama dan baru disebutkan ada 125

jenis tumbuhan yang berbeda, dalam alkitab juga banyak disebutkan

manfaat tumbuhan dalam ranah pengobatan. Dalam perjanjian baru

dimana kisah-kisah penyembuhan umumnya berkisar pada penyakit-

penyakit alami. Didalam Al-Qur‟an juga penyebutan tumbuhan dan

hewan berulang, penyebutan itu mengandung berbagai maksud,

perumpamaan terhadap sesuatu, kegunaannya sebagai bahan

makanan, hingga uraian tentang proses ilmu pengetahuan yang

berlangsung. Berulang kali Al-Qur‟an menyebutkan peran tumbuhan

sebagai sumber makanan dan obat bagi manusia.16

Persamaan dan kontribusi buku terhadap penelitian penulis

adalah manfaat tumbuhan sebagai ranah pengobatan dari masa Nabi

Saw. sampai sekarang yang tak lekang oleh waktu, dan yang penulis

bahas adalah mengenai bidara yang telah disebut dalam Al-Qur'an.

16

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, Badan Litbang dan Kementrian Agama

RI, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Tumbuhan dalam Perspektif Al-Qur‟an

dan Sains (Tafsir Ilmi), (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, 2001)

Page 26: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

8

Hal ini sangat terkait dan membantu penulis dalam hal pengerjaan

tugas penelitian ini.

Kedua, buku “Mukjizat Herbal dalam Al-Qur'an” buku yang

merupakan buah karya dari Muhammad Hatta A. Fattah. Kesimpulan

besar buku ini adalah terdapat 25 jenis tumbuhan dan buah-buahan

yang memiliki khasiat herbal didalamnya, dan semakin berkembang

pada saat ini. Belakangan ini diketahui Pada ke 25 jenis tumbuhan

yang disebutkan didalam Al-Qur'an tersebut adalah “Top organisme

dari spesies-spesiesnya masing-masing” atau raja dari kerajaannya

masing-masing, seperti buah Tin, pohon zaitun, delima, kurma, dan

lain sebagainya. Terdapat lima pohon yang bersejarah yang terdapat

dalam Al-Qur'an, seperti pohon khuldi, pohon zaitun Thur Sinai,

pohon Yaqtin (sejenis labu) di Ninui, pohon Korma di Yerussalem,

dan pohon korma Hudaibiyah.17

Persamaan serta kontribusi buku terhadap penelitian penulis

adalah pada buku ini dijelaskan mukjizat tumbuhan yang dijadikan

obat herbal yang terdapat dalam Al-Qur‟an, seperti Zaitun, Delima,

buah Tin, Kurma, dan lainnya. Dan penulis bahas adalah ayat-ayat

dalam Al-Qur'an yang membahas mengenai bidara. Hal ini sangat

terkait dan membantu penulis dalam hal pengerjaan tugas penelitian

ini.

Ketiga, skripsi yang berjudul “Lalai dalam Perspektif Al-

Qur'an (kajian Tafsir Tematik)” karya Armenia Septiarini, mahasiswa

UIN Syarif Hidayatullah. Skripsi ini berisikan tentang penggunaan

kata nisyân, Dzahlan, Ghaflah, dan sahwun yang terdapat dalam Al-

Qur'an. Bagi mereka yang lalai akan menambah kerugian,

17 Muhammad Hatta A. Fattah, Mukjizat Herbal dalam Al-Qur'an, (Jakarta Timur:

Mirqat, 2016), Vol. 1

Page 27: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

9

menghilangkan kenikmatan dan menghalangi pelayanan ibadah. Lalai

merupakan lawan dari kata dzikir sehingga Allah Swt. menjadikan

dzikir sebagai tanda iman dan lalai sebagai tanda munafik dan

kufur.18

Persamaan penilitian ini dengan penulis adalah membahas

dengan penelitian tafsir tematik, sedangkan perbedaannya adalah

dengan tema yang di kaji. Armenia Septiarini mengkaji mengenai

lalai yang terdapat dalam Al-Qur'an seperti kata nisyân, Dzahlan,

Ghaflah, dan sahwun. Sedangkan penulis mengkaji mengenai bidara

yang terdapat dalam Al-Qur'an surah Saba‟ ayat 16 dan surah Al-

Wâqi‟ah ayat 28

Kontribusi penelitian dalam skripsi ini adalah sebagaimana lalai

yang disebutkan dalam Al-Qur'an agar lebih memperhatikan dalam

bersikap. Sedangkan kontribusi penulis adalah memberikan gambaran

bidara dalam QS. Saba‟ ayat 16 dan QS. Al-Wâqi„ah ayat 28 menurut

pandangan beberapa mufassir.

Keempat, jurnal yang berjudul “Berbagai Manfaat Daun

Bidara (Ziziphus mauritiana Lamk) Bagi Kesehatan di Indonesia”

karya Maulana Siregar. Jurnal ini berisikan banyaknya manfaat yang

terdapat pada daun bidara terkhusus bagi kesehatan di masyarakat

Indonesia, seperti Analgenik, Antipiretik, Antiinflamsi, Anti Kanker,

Anti Depresan, Anti Oksidan, dan Anti Diabetik.19

Persamaan jurnal dengan penelitian penulis adalah membahas

tentang bidara. Perbedaannya yaitu tema yang di kaji. Maulana

Siregar membahas manfaat bidara bagi kesehatan masyarakat di

18 Armenia Septiarini, “Lalai Dalam Perspektif Al-Qur'an (Kajian Tafsir

Tematik),” Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018 19

Maulana Siregar, “Berbagai Manfaat Daun Bidara (Ziziphus Mauritiana Lamk)

Bagi Kesehatan di Indonesia”, dalam Jurnal Pandu Husada No. 1, Vol. 2 April 2020

Page 28: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

10

Indonesia, sedangkan penulis membahas bidara yang semakin

berkembang dalam pembuatan dan pemakaiannya.

Kontribusi dalam jurnal ini adalah manfaat yang terdapat pada

daun bidara memiliki senyawa aktif yang baik bagi kesehatan tubuh.

Sedangkan kontribusi penulis adalah memberikan gambaran bidara

dalam QS. Saba‟ ayat 16 dan QS. Al-Wâqi„ah ayat 28 menurut

pandangan beberapa mufassir.

Kelima, skripsi yang berjudul “Uji Aktivitas Daun Bidara Arab

(Ziziphus spina-christ L.) Sebagai Antikanker Pada Sel Kanker kolon

(WiDr) Melalui Metode MTT dan Identifikasi Senyawa Aktif Dengan

Metode LC-MS” karya Raden Ajeng Zalihana Putri, mahasiswi Sains

dan Teknologi UIN Malang. Skripsi ini berisikan tentang senyawa

aktif yang terdapat pada daun bidara Arab sebagai anti-kanker dengan

menggunakan metode MTT yang dapat menghambat pertumbuhan

sel kanker.20

Persamaan antara skripsi karya Raden Ajeng Zalihana Putri

dengan penelitian Penulis adalah sama-sama membahas daun bidara.

Letak perbedaannya adalah tema yang di kaji. Raden Ajeng

membahas senyawa aktif yang terdapat pada daun bidara sebagai

antikanker, sedangkan penulis membahas mengenai senyawa-

senyawa aktif yang terdapat pada pohon bidara, yang memiliki

banyak manfaat seperti antioksidan, antibakteri, antikanker, dan lain

sebagainya.

20

Raden Ajeng Zalihana Putri, “Uji Aktivitas Daun Bidara Arab (Ziziphus spina-

christ L.) Sebagai Atikanker Pada Sel Kanker Kolon (WiDr) Melalui Metode MTT dan

Identifikasi Senyawa Aktif Dengan Metode LC-MS,” Skripsi, UIN Maulana Malik Ibrahim

Malang, 2017

Page 29: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

11

Kontribusi penelitian dalam skripsi ini adalah daun bidara yang

memiliki senyawa aktif yang dapat menghambat pertumbuhan sel

kanker. Sedangkan kontribusi penulis adalah memberikan gambaran

bidara dalam QS. Saba‟ ayat 16 dan QS. Al-Wâqi„ah ayat 28

menurut pandangan beberapa mufassir.

Keenam, skripsi yang berjudul “Tumbuhan obat Perspektif Al-

Qur'an (Kajian Tafsir Sains Al-Jawaâhir Fi Tafsir Al-Qur'an Al-

Karîm)” karya Dewi Munirrotul Muftikah, mahasiswa IAIN Salatiga.

Skripsi ini berisikan tentang pengobatan dengan obat-obat tradisional

yang dapat menunjang pembangunan kesehatan, salah satunya yaitu

jahe yang dapat di konsumsi sebagai minuman, bahan rempah, dan

obat. Penelitian ini menggunakan metode maudhu‟i (tematik) dan

tafsir sains modern.21

Persamaan penelitian ini dengan penulis adalah membahas

mengenai tumbuhan yang dijadikan sebagai obat. Letak

perbedaannya adalah dengan tema yang di kaji. Dewi Munirrotul

muftikah pada tema yang dikaji masih umum, kemudian dalam

penelitiannya dewi memfokuskan hanya pada tumbuhan jahe,

sedangkan penulis pada tema yang di kaji langsung fokus pada

bidara.

Kontribusi penelitian dalam skripsi ini adalah tumbuhan obat

seperti jahe yang dapat dijadikan obat terutama jahe merah yang

memiliki kandungan minyak atsiri. Sedangkan kontribusi penulis

adalah memberikan gambaran bidara dalam QS. Saba‟ ayat 16 dan

QS. Al-Wâqi„ah ayat 28 menurut pandangan beberapa mufassir.

21 Dewi Munirrotul Muftikah, “Tumbuhan Obat Perspektif Al-Qur'an (Kajian

Tafsir Sain Al-Jawaâhir fî Tafsir Al-Qur'an Al-Karim),” Skripsi, IAIN Salatiga, 2019

Page 30: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

12

F. Kerangka Teori

Pada penelitian ini, penulis menggunakan kerangka teori

fenomenologi dari Alfred Schutz untuk mengkaji bidara, sedangkan

penafsiran surah Saba‟ ayat 16 dan surah Al-Wâqi„ah ayat 28 penulis

menggunakan kerangka teori dari „Abd al-Hayy al-Farmâwî (w. 2017

M).

Alfred Schutz adalah murid dari Husserl, mengatakan bahwa

sebutan fenomenologis berarti studi tentang cara dimana fenomena,

hal-hal yang kita sadari muncul kepada kita dan cara yang paling

mendasar dari pemunculannya adalah sebagai suatu aliran

pengalaman-pengalaman indrawi yang berkesinambungan yang kita

terima melalui panca indra kita.22

Dengan kata lain bahwa teori

fenomenologi mendeskripsikan bagaimana fenomena sosial itu dilihat

dan disajikan. Beberapa hal yang membangun fenomena itu

diungkapkan sehingga muncul analisa yang relevan mengenai

pemanfaatan bidara untuk pengobatan dari dahulu hingga sekarang.

Ditinjau dari segi metode, al-Farmawi menempatkan tafsir

tematik sebagai salah satu metode (manhaj) dari tafsir yang empat:

tahlîlî, ijmalî, muqâran, dan maudhû‟î. dalam penelitian ini penulis

mengambil pendekatan tafsir maudhû‟i. Tafsir maudhû‟i (tematis)

yaitu membahas tema-tema tertentu yang dipaparkan dalam Al-

Qur'an, baik itu pada tempat yang berbeda maupun pada tempat yang

sama agar penentuan pandangan Al-Qur'an, tanda dan batas-

batasannya dalam tema tertentu dapat dipahami secara jelas.23

22

Ia Craib, Teori-teori Sosial Modren: dari Parsons sampai Habermas, (Jakarta:

Rajawali Pers, 1992), h.127 23 Ayatullah Muhammad Baqir Hakim, Ulumul Qur‟an, terj. Nashirul Haq, dkk

(Jakarta: AL-HUDA, 2012), Cet. 2, h. 505

Page 31: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

13

G. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (Library Reseach)

yaitu penelitian yang bersumber dari data-data kepustakaan dan

ayat-ayat yang berkaitan dengan bidara. Adapun jenis penelitian

yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif, penelitian kulitatif

adalah metode baru dan popularitasnya belum lama, dinamakan

metode postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat

postpositivisme. Metode ini disebut juga sebagai metode artistik,

karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola), dan

disebut sebagai metode interpretive karena data hasil penelitian

lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap dzat yang ditemukan.

24 Yaitu mengurai ayat-ayat tentang bidara secara deskriptif

kemudian dianalisis dari segi kemanfaatan didalam tumbuhan

tersebut.

2. Sumber Data

Untuk mendapatkan data dalam penulisan skripsi ini, maka

penulis menggunakan sumber data yang relevan sesuai dengan tema

yang dibahas. Dalam penelitian dikenal dengan dua jenis data,

yaitu:

a. Sumber Data Primer

Adapun sumber primer dalam penulisan skripsi ini

adalah: Al-Qur‟an dan terjemahannya terbitan Kementrian

Agama RI, kitab-kitab Tafsir, seperti Tafsir Kemenag, Al-

Misbah, Ibn Katsîr, Al-Azhar , dan Tafsir Al-Qurtubî.

b. Sumber Data Sekunder

24 Sugiyono, Metode Penenlitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:

Alfabeta, 2017), Cet. Ke-26, h. 7-8

Page 32: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

14

Adapun sumber sekunder di sini adalah buku-buku yang

berkaitan dengan penelitian pemanfaatan bidara, yaitu dari

majalah-majalah atau artikel, jurnal beserta karya ilmiah yang

berkaitan dengan penelitian.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penulisan skripsi ini, metode pengumpulan data yang

digunakan adalah metode dokumentatif. Adapun langkah-langkah

sebagai berikut:

Pertama, menghimpun data-data yang memuat tentang

penjelasan atau informasi seputar bidara.

Kedua, memaparkan penjelasan seputar karya-karya tafsir

yang menjelaskan mengenai bidara.

Ketiga, penulis memfokuskan kajian bidara yang ditinjau

dalam surah Saba‟ ayat 16 dan surah Al-Wâqi„ah ayat 28.

4. Metode Analisis Data

Adapun teknik analisis data yang digunakan penulis adalah

deskriptif kualitatif analisis.

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Studi literatur. Dalam hal ini penulis mengumpulkan

dan mempelajari dari sumber primer dan skunder.

b. Menelaah dan mengamati. Dengan cara ini penulis

memfokuskan pada hal yang berkaitan dengan materi

penelitian, sehingga data dapat di peroleh secara

akurat.

c. Deskripsi. Penulis akan memaparkan pemanfaatan

bidara dari masa kemasa

Page 33: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

15

d. Menganalisa. Di sini penulis memaparkan secara

informatif pandangan para mufassirin yang

menjelaskan pemanfaatan bidara dalam surah Saba‟

ayat 16 dan surah Al-Wâqi„ah ayat 28.

Dalam menganalisa penulis memakai teori Alfred Schutz dan

„Abd al-Hayy al-Farmâwî (w. 2017 M) dengan pendekatan tafsir

maudhû‟i, sehingga dapat terbentuk susunan yang logis dan obyektif

terkait permasalahan tersebut.

H. Teknik dan Sistematika Penulisan

1. Teknik Penulisan

penelitian ini mengacu pada buku petunjuk Teknik Penulisan

Proposal dan Skripsi Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, 25

Mei 2017.25

2. Sistematika penulisan

Sistematika penulisan merupakan pembahasan yang

terdapat dalam penelitian yang akan disusun penulis, dimana

antara satu bab dengan bab yang lainnya saling berkaitan sebagai

satu kesatuan yang utuh. Sistematika ini merupakan deskripsi

sepintas yang mencerminkan urutan bahasan dari setiap bab.

Agar penilitian ini mendapatkan pemahaman yang runtut dan

sistematis, maka peneliti menggunakan sistematika pembahasan

sebagai berikut:

Bab pertama, pendahuluan yang berisi latar belakang

masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka,

25 Huzaemah T. Yanggo, Petunjuk Teknis Penulisan Proposal dam Skripsi Institut

Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta, (Jakarta: LPPI IIQ Jakarta, 2017)

Page 34: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

16

metodologi penelitian, teknik dan sistematika penulisan. Hal ini

dimaksudkan untuk memberikan arah supaya penelitian ini tetap

konsisten dan sistematis sesuai dengan rencana riset.

Bab kedua, merupakan pembahasan mengenai gambaran

umum tentang bidara yang meliputi tumbuhan dalam perspektif

islam, pengertian bidara, kandungan kimia pada bidara,

perkembangan bidara, dan manfaat bidara.

Bab ketiga, bab ini berisikan tentang bidara untuk

pengobatan yang meliputi bidara untuk obat penyakit luar, bidara

untuk obat penyakit dalam, dan bidara untuk produk kecantikan.

Bab keempat, bab ini berisikan tentang penafsiran surah

Saba‟ ayat 16 dan surah Al-Wâqi„ah yang meliputi penafsiran

ayat-ayat tentang bidara, analisis pandangan para mufassirin

mengenai bidara dalam Surah Saba‟ ayat 16 dan Surah Al-

Waqi„ah ayat 28, persamaan dan perbedaan para mufassirin

mengenai penafsiran surah Saba‟ ayat 16 dan surah Al-Wâqi„ah

ayat 28, dan kontekstualisasi penafsiran bidara dalam surah

Saba‟ ayat 16 dan surah Al-Wâqi„ah ayat 28.

Bab kelima, bab ini berisikan tentang penutup, yang di

dalamnya meliputi kesimpulan, saran-saran dan dilengkapi

dengan daftar pustaka.

Page 35: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

84

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan hasil penelitian mengenai telaah

tentang bidara dalam surah Saba‟ ayat 16 dan surah Al-Wâqi„ah

ayat 28 dapat penulis simpulkan:

1. Bidara sering ditemukan di dalam Al-Qur'an dan hadis

Rasulullah Saw. sebagai pengobatan ruqyah dan mandi

jenazah, tetapi dari masa ke masa pemanfaatan bidara

semakin meluas, bukan hanya untuk pengobatan namun

juga untuk bahan kecantikan seperti skincare dan

bodycare. Adapun pemanfaatan bidara sebagai berikut:

menyembuhkan luka, antikanker, mencegah diabetes,

obat diare, meredakan demam, mengatasi insomnia,

masalah kewanitaan, obat luar dan dalam tubuh, air

mandi untuk bersuci, malaria, dan lain sebagainya.

2. Dari pandangan para mufassirin mengenai bidara pada

surah Saba‟: 16 kelima mufassir menyatakan “kami

ganti kebun-kebun mereka dengan pohon yang berbuah

pahit, pohon Atsl dan sedikit pohon bidara”. tetapi ada

beberapa mufassir seperti tafsir kemenag menambahkan

bahwa bidara digambarkan seperti pohon bumi dan

dikaitkan dengan pohon celtis yang tumbuh di gurun

pasir, di tafsir Al-Misbah menambahkan bahwa bidara

semacam seroja yang sedikit kegunaannya, di tafsir Ibn

Katsîr menambahkan bahwa pohon-pohon terbaik kaum

Saba‟ dahulu diganti dengan pohon sidr, dan di tafsir

Page 36: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

85

Al-Azhar menambhakan bahwa pohon bidara batangnya

rimbun, dan buah yang diharapkan tidak ada. Dari

penafsiran di atas ada yang menyatakan pohon bidara

sedikit manfaatnya, dan ada juga yang mengkiaskan

pohon bidara sebagai hiasan semata. Akan tetapi,

dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi

saat ini, bidara telah banyak dimanfaatkan, antara lain

dijadikan sebagai skincare dan bodycare. Seperti yang

dilansir oleh Muhammad Hatta dalam bukunya

“Mukjizat herbal dalam Al-Qur‟an” bahwa bidara bukan

hanya dimanfaatkan untuk memandikan jenazah, orang

baru masuk islam dan mandi haid, tetapi juga memiliki

khasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit seperti

diare, kencing manis, dan malaria Sedangkan dalam

surah Al-Wâqi„ah: 28 kelima mufassir menyatakan

bahwa bidara merupakan pohon yang tidak berduri,

tetapi ada beberapa mufassir seperti tafsir kemenag

yang menambahkan bahwa bidara terlihat seperti pohon

cidrus libani (pohon natal asli), di tafsir Al-Azhar

menambahkan bahwa bidara merupakan pohon indah

yang tumbuh subur tergenang air, dan tidak memiliki

duri, sedangkan tafsir Al-Qurtubî menambahkan bahwa

bidara merupakan pohon yang durinya di potong.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas,

maka peneliti menyampaikan saran-saran berikut ini:

Page 37: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

86

1. Pembahasan bidara pada tafsir-tafsir yang penulis

cantumkan bukanlah akhir dari perkembangan.

Penulis sangat berharap bagi generasi selanjutnya agar

lebih meningkatkan kajian bidara dari tafsir-tafsir

lainnya. Karena penulis menyadari bahwa penelitian

ini jauh dari kata sempurna dan memiliki kekurangan.

2. Penulis menyarankan kepada masyarakat muslim

terutama di Indonesia dan terlebih khusus penulis

sendiri agar lebih memanfaatkan dan membudiyakan

bidara, sebagaimana Rasulullah memerintahkan

umatnya untuk berobat dengan obat-obat alami.

Page 38: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

87

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Romy. Sehat Tanpa Dokter; Cara Mudah „Jadi Dokter‟ di

Rumah Sendiri. Yogyakarta: FlashBooks, 2016.

Akoso, Budi Tri, Galuh H.E. Akoso. Bebas Masalah Pencernaan,

Yogyakarta: Kanisius, 2013.

Ali, Iskandar. Pijat Telinga dan Ramuan Untuk Mengatasi Aneka

Penyakit. Jakarta Selatan: AgroMedia, 2003.

Anwar, Aan Yulianingsih. Dzikra Arwie. “Uji Bioaktivitas

Ekstrak Daun Bidara (Ziziphus mauritiana Lamk) Terhadap

Pertumbuhan Staphylococcus Aureus”. dalam Jurnal

Kesehatan Panrita Husada, Vol. 4, No. 1, Maret 2019.

Azhim, syeikh Sa‟id Abdul. Bebas Penyakit Dengan Ruqyah, terj.

Salafuddin Ilyas dan Mufid ihsan. Jakarta: QultumMedia,

2006.

Baihaqi, Ahmad. “Pemahaman Hadis Larangan Menebang Pohon

Bidara,” Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, 2018.

Bukhari, Imam Shâhih al-Bukhâri: bâbu ghusli al-Mayyiti wa

wudhûnihi bial-Mâi wa al-sidri, Juz 1. Cairo: dârul Hadîts,

2004.

Craib, Ia. Teori-teori Sosial Modren: dari Parsons sampai

Habermas, Jakarta: Rajawali Pers, 1992.

D‟adamo, Peter J. Diabetes: Penemuan Baru Memerangi Diabetes

Melalui Diet Golongan Darah, terj. Theresia Elvien

Setyadhini. Yogyakarta: Penerbit B-first, 2007.

Davey, Patrick. At a Glance Medicine, terj. Annisa Rahmalia dan

Cut novianty R. Jakarta: Erlangga, 2003.

Fatimah, Dewi Nur. “Pengaruh Ekstrak Daun Bidara (Ziziphus

mauritiana Lam) Dalam Mencegah Penurunan Skor Memori

Page 39: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

88

Pada Tikus Putih Strain Wistar Model Hipertensi,” Karya

Tulis Akhir Universitas Muhammadiyah Malang, 2019.

Fattah, Muhammad Hatta, A. Mukjizat Herbal dalam Al-Qur'an.

Jakarta Timur: Mirqat, 2016.

Hadijanah, Siti. “Uji Toksistas Ekstrak Etanol Daun Bidara

(Ziziphus mauritiana) Terhadap Larva Udang (Artemia

salina Leach) Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test

(BSLT,” Karya Tulis Ilmiah Institut Kesehatan Helvetia

Medan, 2018.

Haeria, dkk. “Penentuan kadar Flavonoid Total dan aktivitas

Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Bidara (Ziziphus spina-

christi L.)”. dalam Jurnal Pharmaceutical and Medicinal

Sciences Vol. 1, No. 2, 2016.

Hakim, Ayatullah Muhammad Baqir. Ulumul Qur‟an, terj.

Nashirul Haq, dkk. Jakarta: AL-HUDA, 2012.

Hamka. Tafsir Al-Azhar. jilid 8. Jakarta: Pustaka Panjimas, 2006.

______, Tafsir Al-Azhar. jilid 9. Jakarta: Pustaka Panjimas, 2006.

handayani, Lestari. Tanaman Obat untuk Masa Kehamilan dan

Pasca-Melahirkan, Tanggerang: Agromedia Pustaka, 2003.

http://disperta.mojokertokab.go.id/artikel/bidara-berkhasiat-dan-

penangkal-gangguan-sihir-1569395847 diakses pada tanggal

08 Agustus 2020, pukul 21.50

http://m.liputan6.com/hot/read/4199914/8-manfaat-daun-bidara-

dan-cara-menggunakannya-baik-untuk-kesehatan-dan-

kecantikan diakses pada tanggal 1 Juli 2020 pukul 23.38

https://www.halodoc.com/kesehatan/dermatitis-topik

https://www.honestdocs.id/daun-bidara-yang-kaya-manfaat

http://disperta.mojokertokab.go.id/artikel/bidara-berkhasiat-dan-

penangkal-gangguan-sihir-1569395847

Page 40: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

89

Ihsan, Muhammad. “Pengobatan Ala Rasululah Saw Sebagai

Pendekatan Antropologi Dalam Dakwah Islamiah di Desa

Rensing Kecamatan Sakra Barat”. dalam jurnal Palapa, Vol.

4, No. 2 November 2016.

„Isa, Muhammad bin „isâ bin Saurah bin Mûsa bin Ad-Dhuhâk,

At-Tirmidzî, Abu. Sunan At-Tirmidzî: bâbu Mâ Jâ‟a

Litarkabana sunanu man Kâna Qablakum, Mesir: Syirkatu

Maktabatu wa Muthba‟ah Musthafa al-bâbî al-Halbî, 1975.

Ishaq Alu Syaikh, „Abdullah bin Muhammad bin „Abdurrahman

bin. Tafsir Ibnu Katsir. jilid 6, terj. M. „Abdul Ghoffar dan

Abu Ihsan al-Atsari. Jakarta: Pustaka imam Asy-Syafi‟i,

2004.

______________________, jilid 9. terj. M. „Abdul Ghoffar dan

Abu Ihsan al-Atsari. Jakarta: Pustaka imam Asy-Syafi‟i,

2012.

Izzah, Imarotil. “Dipercaya Obati Sihir, Sekelompok Mahasiswa

Ilmiahkan Daun Bidara Jadi Skincare,” lihat di

(www.malangtimes.com)

Jannah, Muharrofatul. “Uji Aktivitas Antikanker Ekstrak dan

Fraksi Daun Bidara Laut (Ziziphus Mauritiana L.) Terhadap

Sel Kanker Payudara (T47D) Melalui Metode MTT.”

Skripsi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Irahim

Malang, 2018.

Jauziyah, Ibn Qayim. Panduan Menjadi Thobib dan Muallij;

Thibbun Nabawi Perubatan Wahyu Nabi, terj. Muallij

Mustaqim bin Mohd Najib al-Kelantani. Malaisya: Klinik

Muallij Islamiyah, 2010.

Page 41: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

90

__________________. Metode Pengobatan Nabi SAW, terj. Abu

Umar Basyier al-Maidani. Jakarta timur: Griya Ilmu, 2019.

Cet. Ke-XXV

__________________. Pengobatan Alami Cara Nabi, terj. Ahmad

asnawi. Jawa Tengah: Desa Pustaka Indonesia, 2019.

Kristanti, Alfinda Novi, dkk. Buku Ajar Fitokimia, Surabaya:

Airlangga University Press, 2008.

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, Badan Litbang dan

Kementrian Agama RI, Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia (LIPI). Tumbuhan dalam Perspektif Al-Qur‟an

dan Sains (Tafsir Ilmi). Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf

Al-Qur‟an, 2001.

Lanywati, Endang. Diabetes Mellitus Penyakit Kencing Manis,

Yogyakarta: Kanisius, 2011.

Makfoeld, Djarir. Kamus Istilah Pangan dan Nutrisi, Yogyakarta:

Kanisius, 2006.

Maraghi, Ahmad Mustafa. Tafsir Al-Maraghi 7, terj. Bahrun

Abubakar, dkk. Semarang, PT. Karya Toha Putra Semarang,

tth.

Mardiana, Lina. Kanker Pada Wanita. Jakarta: Niaga Swadaya:

2007.

Muflih. Andi. “Pengobatan Dalam Islam.” Tesis, Pascasarjana

UIN Alauddin Makassar, 2013.

Muftikah, Dewi Munirrotul. “Tumbuhan Obat Perspektif Al-

Qur'an (Kajian Tafsir Sain Al-Jawaâhir fî Tafsir Al-Qur'an

Al-Karim).” Skripsi, IAIN Salatiga, 2019.

Muslim, Imam Shâhih Muslim: bâbu istihbâbi isti‟mâli al-

Mughtsilati, Cairo: dârul Hadîts, 2001.

Page 42: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

91

____________, Shâhih Muslim:bâbu likulli dâ‟in dawâ‟un wa

istihbâbu a-tadâwî, Beirut: dâru ihyâ‟u at-Tirâsi al-„Arabî,

tt. Naisaburi, Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi Ensiklopedia Hadits

3: Shahih Muslim 1, terj. Ferdinand Hasmand, dkk. Jakarta

Timur: Almahira, 2012.

Nugrahwati, Fauziah. “Uji Aktivitasantipiretik Ekstrak Daun

Bidara (Ziziphus spina-christi L.) Terhadap Mencit Jantan

(Mus Musculuc).” Skripsi, UIN Alauddin Makassar, 2016.

Prabowo, Arlan. Malaria: Mencegah dan Mengatasinya, Jakarta:

Niaga Swadaya, 2004.

Pertiwi, Putri. “Pola Pikir dan Tindakan Mahasiswi Solo

Pengguna Produk Skincare Larissa,” Skripsi, Universitas

Sebelas Maret Surakarta, 2008.

Putri, Raden Ajeng Zalihana. “Uji Aktivitas Daun Bidara Arab

(Ziziphus spina-christ L.) Sebagai Atikanker Pada Sel

Kanker Kolon (WiDr) Melalui Metode MTT dan Identifikasi

Senyawa Aktif Dengan Metode LC-MS.” Skripsi, UIN

Maulana Malik Ibrahim Malang, 2017.

Qurtubî, Syaikh Imam. Tafsir Al-Qurtubi. Terj. Akhmad Khatib,

Jakarta: Pustaka Azzam, 2009.

Rusdiana, Yenni, Tri Danang Kurniawan. “Mutu Fisik Krim

Estrak Daun Bidara (Ziziphus mauritiana L.) Dengan Basis

Vanishing Cream dan Cold Cream”.

(http://scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:ilsX

Qt66TcJ:scholar.google.com/+mutu+fisik+krim+ekstrak+da

un+bidara&hl=id&as_sdt=0,5&as_vis=1)

S., Sabda. 202 Khasiat Herba. Malaysia: Alaf 21, 2013.

Page 43: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

92

Sari, Servina Yuni. “Formulasi Sediaan Sabun Cair Dari Ekstrak

Daun Bidara (Ziziphus mauritiana).” Karya Tulis Ilmiah

Institut Kesehatan Helvetia Medan, 2018.

Sastrahidayat, Rochdjatun. Peranan MikrobaBagi Kesehatan

Tanaman dan Kelestarian Lingkungan, Malang: UB Press,

2014.

SCTV, Cabe Rawit: Berbagi Rahasia Usaha di Masa Sulit,

Jakarta: PT Grasindo, tth.

Septiarini, Armenia. “Lalai Dalam Perspektif Al-Qur'an (Kajian

Tafsir Tematik).” Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2018.

Shihab, M. Quraish. Tafsir al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati, 2003.

________________. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati,

2006.

Siregar, Maulana. “Berbagai Manfaat Daun Bidara (Ziziphus

Mauritiana Lamk) Bagi Kesehatan di Indonesia”. dalam

Jurnal Pandu Husada No. 1, Vol. 2 April 2020.

Solin, Hanifah. “Formulasi Sediaan Masker Gel Peel Off dari

Ekstrak Daun Bidara (Ziziphus spina-christi L.)”. Karya

Ilmiah Institut Kesehatan Helvetia Medan, 2019.

Surtiningsih. Canti dengan Bahan Alami: Cara Mudah, Murah

dan Aman Untuk Mempercantik Kulit, Jakarta: PT Elex

Media Komputindo, 2005.

Subhan, Nur Choiriyah. “Penggunaan Ekstrak Daun Bidara Untuk

Antioksidan dalam Tubuh Manusia”,

(http://www.academia.edu/366382420/Penggunaan_Ekstrak

_Daun_Bidara_Untuk_Antioksidan_dalam_Tubuh_Manusia

diakses pada tanggal 4 Juli 2020 pada pukul 22.19)

Page 44: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

93

Sugani, Surya. Lucia Priandarini. Cara Cerdas Untuk Sehat:

Rahasia Hidup Sehat tanpa Dokter. Jakarta Selatan:

TransMedia, 2010.

Sugiyono, Metode Penenlitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

Bandung: Alfabeta, 2017.

Sumardjo, Damin Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah

Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas

Bioeksakta, Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 2009,

Sya‟rawi, Syeikh Mutawalli. Bahaya Sihir: Cara Mencegah dan

Mengobatinya, terj. Masturi Irham dan Malik Supar. Jakarta:

QultumMedia, 2006.

Tjay, Tan Hoan. Kirana Rahardja. Obat-obat Penting: Khasiat,

Penggunaan, dan Efek-efek Sampingnya. Jakarta: PT Elex

Media Komputindo, 2007.

Utamiwati, Ni Putu Manik. “Identifikasi Komponen Fitokimia

Ekstrak Bidara”. dalam Artikel Citra Husada Mandiri

Kupang.

Tilaar, Martha. Kecantikan Perempuan Timur, Magelang:

Indonesia Tera, 1999. Cet.

Widjaja, M.C. Mengatasi Diare dan Keracunan Pada Balita,

Jakarta: Kawan Pustaka, 2002.

www.malangtimes.com

www.alodokter.com

www.wordpress.com diakses pada tanggal 28 Agustus 2020,

pukul 14.42

Yanggo, Huzaemah T. Petunjuk Teknis Penulisan Proposal dam

Skripsi Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta, Jakarta: LPPI

IIQ Jakarta, 2017.

Page 45: TELAAH TUMBUHAN BIDARA UNTUK PENGOBATAN MENURUT AL …

Tentang Penulis

Sri Rezeki dilahirkan di Bagan Batu pada

06 Februari 1997. Anak dari pasangan Ismail S.Pdi

dan Marhamah S.Pdi. Ia adalah anak kedua dari

empat bersaudara. Ayah dan ibunya adalah guru.

Saat ini, ia tinggal bersama kedua orangtuanya di

Bagan Batu, Kecamatan Bagan Sinembah Rokan Hilir- Riau.

Ketika berumur 6 tahun, ia memulai Pendidikan awalnya

pada tahun 2002 di SDS Al-Majidiyah Bagan Batu. Kemudian ia

melanjutkan pendidikannya ke jenjang madrasah Tsanawiyah dan

Aliyah di Pondok Pesantren Modern Al-Majidiyah dari tahun

2009-2015, tak berakhir disitu, ia melanjutkan pengabdian di

Pondok Pesantren Modern Al-Majidiyah selama satu tahun dari

2015-2016. Kemudian ia melanjutkan ke jenjang Pendidikan

Strata 1 di Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta. Ia mengambil

prodi Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan

Dakwah. Penulis menyelesaikan Strata 1 nya pada tahun 2020.

Penulis dapat dihubungi melalui:

Email: [email protected]