telaah kritis jurnal
DESCRIPTION
JurnalTRANSCRIPT
TELAAH KRITIS JURNAL “DISCHARGE CRITERIA OF PATIENT WITH
HEMOPTYSIS AND EVALUATION FOR ONE MONTH
IN PERSAHABATAN HOSPITAL
(Disusun guna memenuhi tugas Riset Epidemiologi)
TELAAH KRITIS JURNAL
1. Judul
Berdasarkan jurnal berjudul “Discharge Criteria of Patient with Hemoptysis and
Evaluation One Month in Persahabatan Hospital” dapat ditelaah bahwa judul dari jurnal
penelitian ini sudah jelas, namun kurang spesifik. Tidak tertera keterangan waktu (bulan,
tahun) penelitian tersebut di ambil.
Secara umum judul sesuai dengan isi secara keseluruhan.
2. Permasalahan
1. Permasalahan (alas an) penelitian sudah dicantumkan dengan jelas (penting untuk
diteliti yang didasari alas an yang cukup relevan, cukup operasional dan membantu
memecahkan problem.
a. Batuk darah merupakan salah satu penyakit kegawatdaruratan respirasi yang
menyebabkan penderita segera datang berobat…
b. Semua kasus batuk darah memerlukan pemeriksaan seksama karena kemungkinan
terdapatnya penyakit serius yang mendasarinya.
c. Kekambuhan batuk darah dalam pengamatan selama enam bulan pada penderita batuk
darah dengan laju perdarahan ≥ 100 ml/24 jam yang menjalani terapi konservatif didapatkan
21,6% dan faktor diagnosis penyebab batuk darah berpengaruh terhadap kekambuhan batuk
darah.
d. Kriteria pulang penderita batuk darah di bagian pulmonolgi RSUP Persahabatan adalah
jika penderita sudah bebas batuk darah selama tiga hari.
e. ….. perlunya dianalisis masalah ini dengan tujuan untuk mengetahui masa observasi
bebas batuk darah yang efektif antara satu hari atau tiga hari sebelum memulangkan pasien
batuk darah untuk mencegah terjadinya batuk darah berulang.
2. Penelitian didukung penelitian/studi sebelumnya yang relevan
a. Menurut Maria dkk, melaporkan angka kekambuhan batuk darah dalam pengamatan
selama enam bulan pada penderita batuk darah dengan laju perdarahan ≥ 100 ml/24 jam
yang menjalani terapi konservatif didapatkan 21,6% dan faktor diagnosis penyebab batuk
darah berpengaruh terhadap kekambuhan batuk darah.
b. Retno dkk pada penelitiannya terhadap 323 penderita batuk darah yang berobat di
Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP Persahabatan mendapatkan diagnosis tersering adalah
Tuberkulosis (TB) paru (64,43%), diikuti bonkiaktasis (16,71%) sedangkan kanker paru
didapatkan 3,40% (11 penderita).
3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian sudah jelas dan dapat dijangkau melalui penelitian ini,
namun dijabarkan secara umum yakni :
….. perlunya dianalisis masalah ini dengan tujuan untuk mengetahui masa observasi
bebas batuk darah yang efektif antara satu hari atau tiga hari sebelum memulangkan pasien
batuk darah untuk mencegah terjadinya batuk darah berulang.
4. Tinjauan Pustaka
Terdapat rangkuman hasil penelitian dan laporan serial terdahulu.
1. Laporan serial terdahulu menunjukkan angka kematian terapi pembedahan lebih rendah
dibanding terapi konservatif, yaitu : 0,90 - 18,80% disbanding 20,00 – 80,00%, oleh
karenanya tindakan pembedahan lebih lanjut dianjurkan pada kasus batuk darah masif.
2. Menurut Maria dkk, melaporkan angka kekambuhan batuk darah dalam pengamatan
selama enam bulan pada penderita batuk darah dengan laju perdarahan ≥ 100 ml/24 jam
yang menjalani terapi konservatif didapatkan 21,6% dan faktor diagnosis penyebab batuk
darah berpengaruh terhadap kekambuhan batuk darah.
3. Retno dkk pada penelitiannya terhadap 323 penderita batuk darah yang berobat di
Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP Persahabatan mendapatkan diagnosis tersering adalah
Tuberkulosis (TB) paru (64,43%), diikuti bonkiaktasis (16,71%) sedangkan kanker paru
didapatkan 3,40% (11 penderita).
5. Hipotesis
Pada jurnal ini, diketemukan adanya pernyataan hipotesis penelitian yang
dideduksi dari telaah pustaka yang ada, secara eksplisit menghubungkan sedikitnya 2
variabel, namun belum dinyatakan secara jelas dan tegas :
…. angka kekambuhan batuk darah dalam pengamatan selama enam bulan pada
penderita batuk darah dengan laju perdarahan ≥ 100 ml/24 jam yang menjalani terapi
konservatif didapatkan 21,6% dan faktor diagnosis penyebab batuk darah berpengaruh
terhadap kekambuhan batuk darah.
6. Metode Penelitian
1. Jenis dan rancangan penelitian diuraikan dengan jelas
Berdasarkan telaah, jurnal ini jelas menguraikan bahwa penelitian ini
menggunakan desain kohort .
Penelitian ini menggunakan desain kohort dengan mengobservasi kekambuhan batuk
darah dalam 2 kondisi rawat inap yaitu pemulangan setelah bebas batuk darah 1 hari dan 3
hari.
2. Populasi dan sampel
Berdasarkan telaah, jurnal ini dengan tegas menjelaskan populasi dan sampel yang
di ambil selama penelitian.
Populasi adalah semua pasien batuk darah yang dirawat inap di ruang rawat paru RSUP
Persahabatan selama bulan September – Oktober 2009.
Sampel penelitian diambil secara konsekutif sampling yaitu mengambil semua pasien
yang memenuhi criteria penerimaan sampai jumlah sampel penelitian tercapai. Subyek
penelitian dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok observatif 1 hari bebas batuk darah dan
kelompok observasi 3 hari bebas batuk darah. Jumlah subyek penelitian ini adalah 50
responden yang terbagi secara berimbang.
3. Variabel penelitian
Variabel penelitian dalam jurnal ini adalah variabel-variabel yang berhubungan
langsung dengan kejadian batuk darah (karakteristik klinis dan diagnosis; kriteria
berat ringannya batuk darah) dan variabel tidak langsung (data karakteristik pasien
batuk darah) . Namun, variabel terebut tidak dijelaskan secara detail.
Karakteristik klinis dan diagnosis pasien batuk darah : riwayat kejadian, luas lesi
radiologis, diagnosis.
Kriteria berat ringannya batuk darah : laju perdarahan, kadar haemoglobin.
Data karakteristik pasien batuk darah : jenis kelamin, usia, status merokok /tidak.
4. Definisi Operasional
Berdasarkan telaah, tidak ada penjelasan tentang definisi operasional dari variabel-
variabel yang akan diteliti.
5. Cara mengendalikan bias, factor-faktor yang tidak dikehendaki dan meningkatkan
validitas dan reliabilitas
Berdasarkan telaah, didapatkan bahwa untuk mengendalikan bias, faktor-faktor
yang tidak dikehendaki dan meningkatkan validitas dan reabilitas adalah dengan
membuat batasan sampel melalui adanya kriteria inklusi, kriteria eksklusi, dan kriteria
drop out.
6. Cara pengumpulan data
Cara pengumpulan data pada penelitian ini dijelaskan secara detail mulai dari
kriteria sampel dan perlakuan yang akan dilakukan.
Penelitian dilakukan pada sampel yang memenuhi kriteria inklusi, eksklusi dan drop out.
Subyek penelitian dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok observasi 1 hari bebas batuk
darah dan kelompok observasi 3 hari bebas batuk darah. Jumlah subyek pada penelitian ini
adalah 50 responden yang terbagi secara berimbang.
Setelah sampel didiagnosis kemudian dilakukakan penatalaksanaan, setelah sampel
berhenti batuk darah, maka dilakukan observasi. Observasi terdiri dari 2 kelompok :
1. Observasi 1 hari bebas batuk darah , difollow up selama 1 bulan lalu diobservasi apakah
masih mengalami batuk darah atau tidak batuk darah. Data hasil dari observasi tersebut
dianalisis.
2. Observasi 3 hari bebas batuk darah, difollow up selama 1 bulan lalu diobservasi apakah
masih mengalami batuk darah atau tidak batuk darah. Data hasil dari observasi tersebut
dianalisis.
7. Analisis Data
Cara analisa data untuk menguji data hasil observasi adalah dengan analisis
bivariat dan analisis regresi. Tidak ada penjelasan alas an peneliti mengambil analisis
tersebut, namun analisis tersebut sesuai dengan tujuan penelitian.
a. Pada analisis bivariat dilakukan perbandingan proporsi kejadian batuk darah berulang
terutama pada masa perawatan dengan observasi lama bebas batuk darah yang berbeda.
b. Untuk menilai lebih lanjut mengenai kejadian batuk darah pada responden, maka
dilakukan analisis multivariate yang mengkaji lebih lanjut mengenai factor-fakto r yang
berhubungan.
8. Hasil dan Pembahasan
a. Hasil dari penelitian dijelaskan secara rinci berdasarkan analisisnya.
Pada analisis bivariat, analisis menunjukkan pada masa observasi yang berbeda (1 atau 3
hari ) tidak menunjukkan perbedaan kejadian batuk darah berulang, yaitu 6/11 (54,00%) pada
masa observasi 1 hari dan 5/11 (45,00%) pada masa observasi 3 hari. Hal yang secara
statistic berhubungan dengan terjadinya batuk darah berulang adalah haemoglobin (P=0,027),
yaitu lebih rendah pada pasien yang terjadi batuk darah berulang.
Pada analisis regresi, hasil analisis menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu unit
haemoglobin akan menurunkan risiko kekambuhan batuk darah sebesar 48,20% (95,00% CI
0,274 – 0,978; P=0,043)
b. Pembahasan dijelaskan secara rinci mulai dari faktor, penjabaran kejadian batuk
darah setelah masa observasi dan berdasarkan hasil analisis data didapatkan bahwa
hipotesis ditolak.
Faktor- faktor yang berperan dalam penatalaksanaan batuk darah tersebut antara lain :
kriteria laju perdarahan yang dipakai untuk menyatakan batuk darah massif, variasi penyebab
batuk darah, keadaan operabilitas penderita, ketersediaan sarana diagnostic maupun terapi
dan pengalaman dokter dari masing-masing pusat medis. Penatalaksanaan batuk darah pada
penelitian ini sesuai dengan diagnosis penyebab batuk darah dengan terapi simtomatik dan
kausatif.
Hal yang perlu diperhatikan adalah masih tingginya angka relaps batuk darah baik setelah
masa observasi satu hari maupun tiga hari yaitu sebesar 22,00%.
Penelitian ini mendapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan dari faktor kejadian batuk
darah setelah satu bulan masa observasi diantara kelompok bebas batuk darah satu hari dan
tiga hari. Penelitian ini belum dapat mengantisipasi terdapatnya kekambuhan batuk darah
yang terjadi sesudah masa satu bulan perawatan.
9. Daftar Pustaka
1. Daftar pustaka sudah dicantumkan dengan jelas dan lengkap (pengarang, judul,
tahun, no. jurnal dan halaman, penerbit/publikasi)
2. Penulisan pustaka belum konsisten baik berdasarkan abjad maupun tahun
publikasi.