teks anekdot

7
Teks Anekdot Nama: Maudy octaviany Kelas: X IPA 2

Upload: maudyocta

Post on 30-Jul-2015

1.145 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Teks anekdot

Teks Anekdot

Nama: Maudy octavianyKelas: X IPA 2

Page 2: Teks anekdot

Teks Anekdot

Teks Anekdot adalah carita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan atau dapat berisi peristiwa yang menjengkelkan atau membuat konyol bagi partisipan yang mengalaminya. Biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya.

Page 3: Teks anekdot

Ciri-Ciri Teks AnekdotTerdapat struktur-struktur teks.Memiliki ciri kebahasaan.Berupa kritik atau lelucon ataupun

cerita yang menggelitik.Di dalamnya terkandung kebenaran

tertentu yang bisa menjadi bahan pelajaran bagi khalayak.

Biasanya mengenai layanan publik.Berupa sindiran.

Page 4: Teks anekdot

Struktur – Struktur Teks Anekdot Abstraksi.Orientasi.Krisis.Reaksi.Koda.

Page 5: Teks anekdot

Kaidah Kebahasaan Anekdot

1. Penggunaan pertanyaan retoris.2. Penggunaan proses material.3. Penggunaan konjungsi temporal. 4. Penggunaan waktu lampau.5. Mengandung gaya bahasa

sindiran.

Page 6: Teks anekdot

Contoh Teks Anekdot

ArgonometerDi luar hotel Clinton, Gus Dur bersama sahabatnya yang

seorang turis Jepang mau pergi ke bandara. Mereka naik taksi. Di jalan, tiba-tiba ada mobil melaju sangat kencang, menyalip taksi tersebut. Dengan bangga Si Jepang berteriak, “Aaah Toyota made in Japan sangat cepat!”Tidak lama kemudian, mobil lain menyalip taksi tersebut juga. Si Jepang berteriak lagi, “Aaaah, Nissan made in Japan sangat cepat!”Lagi-lagi, ada mobil lain yang menyalip taksi tersebut dan Si Jepang berteriak lagi, “Aaaah, Mitsubishi made in Japan sangat cepat!”Gus Dur dan supir taksi merasa kesal melihat sikap Si Jepang yang terlalu nasionalis. Kemudian, sesampainya di bandara, supir taksi berkata pada Si Jepang, “100 dollar, please.”Si Jepang kaget. “100 dollar?! It’s not that far from the hotel!”Gus Dur menyela, “Aaah, Argometer made in Japan ‘kan sangat cepat sekali!”

Page 7: Teks anekdot

Terima Kasih