pembelajaran bahasa indonesia · pdf filemelaksanakan kurikulum 2013 di kelas x dan kelas xi....

38
MelaluiPendekatanSaintifik DIREKTORAT PEMBINAAN SMA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2014 Pembelajaran BAHASA INDONESIA

Upload: nguyencong

Post on 03-Feb-2018

261 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembelajaran BAHASA INDONESIA · PDF filemelaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. ... pembelajaran melalui pendekatan jenis teks. Misalnya, teks anekdot, teks eksposisi,

MelaluiPendekatanSaintifik

DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

2014

Pembelajaran

BAHASA INDONESIA

Page 2: Pembelajaran BAHASA INDONESIA · PDF filemelaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. ... pembelajaran melalui pendekatan jenis teks. Misalnya, teks anekdot, teks eksposisi,

Naskah Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 di SMA

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

ii

KATA PENGANTAR

Page 3: Pembelajaran BAHASA INDONESIA · PDF filemelaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. ... pembelajaran melalui pendekatan jenis teks. Misalnya, teks anekdot, teks eksposisi,

Naskah Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 di SMA

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. Latar Belakang.......................................................................................... 1

B. Tujuan ..................................................................................................... 2

C. Ruang Lingkup ......................................................................................... 3

D. Landasan Hukum ...................................................................................... 3

BAB II PEMBELAJARAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN AUTENTIK ...................................... 5

A. Prinsip ..................................................................................................... 5

B. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia .... 6

C. Metode dan Model Pembelajaran dalam Bahasa Indonesia ........................... 9

D. Pemilihan Model Pembelajaran ................................................................. 18

E. Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastera Indonesia ........ 19

1. Penilaian Aspek sikap ......................................................................... 20

2. Penilaian Aspek Pengetahuan ............................................................. 21

3. Penilaian Aspek keterampilan ............................................................. 21

BAB III ANALISIS KOMPETENSI ................................................................................. 25

A. Kompetensi ............................................................................................ 25

B. Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus dan buku (buku guru dan

buku siswa) ............................................................................................ 26

BAB IV P E N U T U P ................................................................................................ 33

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 35

Page 4: Pembelajaran BAHASA INDONESIA · PDF filemelaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. ... pembelajaran melalui pendekatan jenis teks. Misalnya, teks anekdot, teks eksposisi,

Naskah Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 di SMA

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

1

BAB I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka

mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional, terdiri atas: standar

kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar

pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan

standar penilaian.

Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran

berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi

peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup

bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan

pendidikan perlu melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses

pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran dengan strategi yang benar untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.

Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh

kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa yang

seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara,

bagaimana, apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. Pelaksanaan

pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang dikembangkan oleh guru baik

secara individual maupun kelompok yang mengacu pada silabus.

Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam

mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan

Page 5: Pembelajaran BAHASA INDONESIA · PDF filemelaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. ... pembelajaran melalui pendekatan jenis teks. Misalnya, teks anekdot, teks eksposisi,

Naskah Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 di SMA 2

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan para pendidik mampu menerapkan

program remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar lambat dan program

pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori pebelajar cepat.

Pemerintah melalui surat edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(Kemendikbud) Nomor 156928/MPK.A/KR/2013 tanggal 8 November 2013 menyatakan

bahwa mulai tahun pelajaran 2014/2015 seluruh SMA sejumlah 12.637 wajib

melaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. Untuk menyiapkan kemampuan

guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran saintifik, serta melakukan

penilaiain autentik, Pemerintah telah melatih guru inti dan guru sasaran, serta

menyediakan silabus, buku guru, dan buku teks untuk peserta didik.

Selain itu Direktorat Pembinaan SMA menyiapkan kemampuan guru melalui workshop

dan bimbingan teknis terutama dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran

saintifik serta merancang dan melakukan penilaian autentik, mengembangkan materi

pembelajaran, mengembangkan langkah pembelajaran serta merancang dan

melaksanakan penilaian autentik berdasarkan silabus dan buku. Selanjutnya untuk

memfasiltasi guru Bahasa Indonesia secara individual dan kelompok dalam

mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi,

dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya Direktorat PSMA

menyusun naskah model pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan

menggunakan model-model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik masing-

masing mata pelajaran.

Pembelajaran bahasa Inonesia adalah pembelajaran berbasis jenis teks. yang dikemas

di dalam metode yang melibatkan siswa melakukan „dekonstruksi dan rekonstruksi

secara integrative. Oleh karena itu, pembelajaran pembelajaran bahasa memerlukan

metode pembelajaran yang interaktif, dekonstruktif dan rekonstruktif. Langkah

pembelajaran dilaksanakan dalam empat tahap: membangun konteks, pemodelan,

membangun teks bersama-sama,dan membangun teks mandiri.

B. Tujuan

Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata pelajaran

dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan memafaatkan buku sumber yang

Page 6: Pembelajaran BAHASA INDONESIA · PDF filemelaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. ... pembelajaran melalui pendekatan jenis teks. Misalnya, teks anekdot, teks eksposisi,

Naskah Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 di SMA 3

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

ada. Secara khusus naskah ini bertujuan untuk memberikan rambu-rambu bagi guru

Bahasa Indonesia dalam mengkaji silabus sedemikian sehingga dapat:

Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari silabus

mata pelajaran.

Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik

Mengembangkan indikator pencapaian kompetensi dan penilaian

Merancang penilaian otentik

Mengembangkan pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup buku ini terdiri atas:

1. Penjelasan tentang Pembelajaran Saintifik dan Penilaian Autentik

2. Langkah-langkah pembelajaran saintifik dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia

3. Penilaian Autentik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

4. Penjelasan tentang Analisis Kompetensi

D. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang

Standar Kompetensi Lulusan

4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang

Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang

Standar Proses

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang

Standar Penilaian

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang

Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA

Page 7: Pembelajaran BAHASA INDONESIA · PDF filemelaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. ... pembelajaran melalui pendekatan jenis teks. Misalnya, teks anekdot, teks eksposisi,

Naskah Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 di SMA 4

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang Implementasi

Kurikulum

9. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 156928/MPK.A/KR/2013

Tahun 2013 tanggal 8 November Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum

10. Surat Edaran bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 0258/MPK.A/KR/2014 Tahun 2014 dan Nomor 420/176/SJ

tanggal 9 Januari Tahun 2014 tentang Implementasi Kurikulum

11. Peraturan lain tentang Kurikulum 2013 yang berlaku.

Page 8: Pembelajaran BAHASA INDONESIA · PDF filemelaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. ... pembelajaran melalui pendekatan jenis teks. Misalnya, teks anekdot, teks eksposisi,

Naskah Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 di SMA

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

5

BAB II.

PEMBELAJARAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN AUTENTIK

A. Prinsip

Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan perubahan paradigma: (1)

peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu; (2) guru bukan sebagai

satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3)

pendekatan tekstual dan kontekstual menjadi pendekatan proses sebagai penguatan

penggunaan pendekatan ilmiah; (4) pembelajaran berbasis konten menjadi

pembelajaran berbasis kompetensi; (5) pembelajaran parsial menjadi pembelajaran

terpadu; (6) pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menjadi pembelajaran

dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme

menjadi keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara

keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran

yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai

pebelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan

memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo

mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses

pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaranyang berlangsung di rumah,

di sekolah, dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa

siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; (13)

pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan

efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan individual dan latar

belakang budaya peserta didik.

Karakteristik pembelajaran terkait erat dengan Standar Kompetensi Lulusan dan

Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang

sasaran pembelajaran yang harus dicapai, dan Standar Isi memberikan kerangka

konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang dikembangkan dari

tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi. Sesuai dengan Standar Kompetensi

Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan domain sikap,

pengetahuan, dan keterampilan yang memiliki karakteristik berbeda untuk masing-

masing mata pelajaran. Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan,

Page 9: Pembelajaran BAHASA INDONESIA · PDF filemelaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. ... pembelajaran melalui pendekatan jenis teks. Misalnya, teks anekdot, teks eksposisi,

Naskah Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 di SMA 6

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui

aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan

mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya,

mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Pencapain kompetensi tersebut

berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru

harus merencanakan pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum dengan menggunakan

pendekatan saintifik dan model pembelajaran yang mendorong kemampuan peserta

didik untuk melakukan penyingkapan/penelitian, serta dapat menghasilkan karya

kontekstual, baik individual maupun kelompok. Pendidik disarankan untuk

menggunakan menggunakan model pembelajaran antara lain model inkuiri based

learning, discovery based learning, problem based learning, dan project based

learning.

Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran berbasis teks, artinya

pembelajaran melalui pendekatan jenis teks. Misalnya, teks anekdot, teks eksposisi,

teks laporan hasil observasi, teks prosedur kompleks, teks negosiasi. Berdasarkan teks

tersebut, siswa dapat memahami struktur teks, kaidah/fitur bahasa, menganalisis teks,

menginterpretasi makna teks, mengabstrak isi teks , dan lain-lain. Untuk mencapai

tujuan tersebut, proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintif.

B. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah

saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran

yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir

sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa

(Alfred De Vito, 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu

menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja

diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih

penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta

didik (Zamroni, 2000; & Semiawan, 1998).

Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir,

namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran

saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis

Page 10: Pembelajaran BAHASA INDONESIA · PDF filemelaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. ... pembelajaran melalui pendekatan jenis teks. Misalnya, teks anekdot, teks eksposisi,

Naskah Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 di SMA 7

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang

mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara

terpadu (Beyer, 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan

dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang

perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang

fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam model

ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan

dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana

dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur:

1998), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai

fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya.

Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam

memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep,

dan nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan: 1992).

Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari

ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana

mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan

proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri

(discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum,

prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi

berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan

demikian peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan

aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan

sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran.

Sesuai dengan karakteristik Bahasa Indonesia sebagai bagian dari natural science,

pembelajaran Bahasa Indonesia harus merefleksikan kompetensi sikap ilmiah, berpikir

ilmiah, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan pembelajaran dilakukan melalui proses

mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

Pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai penghela ilmu pengetahuan mengandung

makna bahwa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks, teks yang

digunakan dalam pembelajaran dapat berisi berbagai pengetahuan, seperti biologi,

kimia, sosial, ekonomi, dan politik.

Page 11: Pembelajaran BAHASA INDONESIA · PDF filemelaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. ... pembelajaran melalui pendekatan jenis teks. Misalnya, teks anekdot, teks eksposisi,

Naskah Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 di SMA 8

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

1. Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks

situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta

atau fenomena dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat dilakukan melalui

melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak, serta mencari informasi.

2. Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan

siswa dalam bentuk konsep, prinsip, prosedur, hukum dan teori, hingga berpikir

metakognitif. Tujuannnya agar siswa memiliki kemapuan berpikir kritis (critical

thingking skill), logis, dan sistematis. Proses menanya dapat dilakukan melalui

kegiatan diksusi dan kerja kelompok serta diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok

memberi ruang kebebasan mengemukakan ide/gagasan dengan bahasa sendiri,

termasuk dengan menggunakan bahasa daerah.

3. Kegiatan mencoba bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan peserta didik,

mengembangkan kreativitas, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini

mencakup merencanakan, merancang, dan melaksanakan eksperimen, serta

memperoleh, menyajikan, dan mengolah data. Pemanfaatan sumber belajar

termasuk mesin komputasi dan otomasi sangat disarankan dalam kegiatan ini.

4. Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan

bersikap ilmiah. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang

direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga siswa melakukan aktivitas antara

lain menganalisis data, mengelompokkan, membuat kategori, menyimpulkan, dan

memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja diskusi atau

praktik.

5. Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil

konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik.

Kegiatan ini dilakukan agar siswamampu mengomunikasikan pengetahuan,

keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi siswa melalui presentasi, membuat

laporan, dan/ atau unjuk karya.

Pembelajaran berbasis teks

Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks dilaksanakan dengan menerapkan

prinsip bahwa (1) bahasa hendaknya dipandang sebagai teks, bukan semata-mata

kumpulan kata atau kaidah kebahasaan, (2) penggunaan bahasa merupakan proses

pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan untuk mengungkapkan makna, (3) bahasa

bersifat fungsional, yaitu penggunaan bahasa yang tidak pernah dapat dilepaskan dari

Page 12: Pembelajaran BAHASA INDONESIA · PDF filemelaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. ... pembelajaran melalui pendekatan jenis teks. Misalnya, teks anekdot, teks eksposisi,

Naskah Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 di SMA 9

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

konteks karena bentuk bahasa yang digunakan itu mencerminkan ide, sikap, nilai, dan

ideologi penggunanya, dan (4) bahasa merupakan sarana pembentukan kemampuan

berpikir manusia. Sehubungan dengan prinsip-prinsip itu, perlu disadari bahwa setiap

teks memiliki struktur tersendiri yang satu sama lain berbeda.

Sementara itu, struktur teks merupakan cerminan struktur berpikir. Dengan demikian,

makin banyak jenis teks yang dikuasai siswa, makin banyak pula struktur berpikir yang

dapat digunakannya dalam kehidupan sosial dan akademiknya. Hanya dengan cara itu,

siswa kemudian dapat mengonstruksi ilmu pengetahuannya melalui kemampuan

mengobservasi, mempertanyakan, mengasosiasikan, menganalisis, dan menyajikan

hasil analisis secara memadai.

Jenis-jenis teks tersebut dapat dibedakan atas dasar tujuan yakni fungsi sosial teks

dan struktur teks (tata organisasi), dan ciri-ciri kebahasaan teks. Sesuai dengan

prinsip tersebut, teks yang berbeda tentu memiliki fungsi yang berbeda, struktur teks

yang berbeda, dan ciri-ciri kebahasaan yang berbeda. Dengan demikian, pembelajaran

bahasa berbasis teks merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk

menguasai dan menggunakan jenis-jenis teks tersebut di masyarakat.

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat terlepas dari penggunaan teks yang

berupa lisan, tulisan, atau multimodal seperti gambar. Sebagai contoh, orang

menerapkan teks prosedur untuk menjalankan mesin cuci, untuk mengurus SIM, KTP,

paspor, atau surat-surat penting yang lain untuk berobat di rumah sakit, dan untuk

menjalani kegiatan lain yang membutuhkan langkah-langkah tertentu. Orang

menggunakan teks deskripsi untuk memperkenalkan diri kepada orang lain. Orang

menggunakan teks eksposisi untuk mengusulkan sesuatu kepada pihak lain. Dengan

demikian orang selalu menggunakan jenis teks yang sesuai dengan tujuan kegiatan

yang dilakukannya. Dengan demikian, jenis-jenis teks tersebut diproduksi dalam

konteks sosial yang melatarbelakangi kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh manusia,

baik konteks situasi maupun konteks budaya

C. Metode dan Model Pembelajaran dalam Bahasa Indonesia

Pembelajaran Bahasa Indonesia memanfaatkan metode pembelajaran yang meliputi

empat tahap, yaitu:

1. Membangun konteks (MK) melalui kegiatan mengamati teks dalam konteksnya

dan menanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan teks yang diamatinya.

Page 13: Pembelajaran BAHASA INDONESIA · PDF filemelaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. ... pembelajaran melalui pendekatan jenis teks. Misalnya, teks anekdot, teks eksposisi,

Naskah Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 di SMA 10

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Pada langkah membangun konteks siswa dapat didorong untuk memahami nilai

spiritual, nilai budaya, tujuan yang melatari bangun teks. Pada proses ini siswa

mengeksplorasi kandungan teks serta nilai-nilai yang tersirat di dalamnya. Di sini

siswa dapat mengungkap laporan hasil pengamatan untuk bahan tindak lanjut

dalam kegiatan belajar.

2. Membentuk model (Pemodelan) melalui kegiatan mencoba dan menalar

merumuskan model strukur fonologi, gramatikal, leksikal, dan makna teks

dibacanya. Pada langkah ini siswa didorong untuk meningkatkan rasa ingin tahu

dengan memperhatikan (1) simbol, (2) bunyi (3) tata bahasa dan (4) makna.

Melalui analisis fakta dan data pada teks yang dipelajarinya siswa memperoleh

model imbuhan, struktur imkata, frase, klausa, kalimat, maupun paragraf. Semua

hal tersebut siswa pelajari pada konteks pemakaiannya. Pada tahapan ini siswa

dapat mengeksplorasi jenis teks yang dipelajarinya serta mengenali ciri-cirinya.

Proses aktivitas pengenalan bukan sebagai tujuan akhir pembelajaran, melainkan

sebagai awal kegiatan untuk mengembangkandaya cipta.

3. Membangun teks bersama-sama (MTB) menyusun teks bersama masih dalam

kegiatan mencoba, menalar, dan mencipta secara kolaboratif yang dilanjutkan

dengan menyaji. Siswa menggunakan hasil mengeksplorasi model-model

teks untuk membangun teks dengan cara berkolaborasi dalam kelompok. Melalui

kegiatan ini diharapkan semua siswa dapat memperoleh pengalaman mencipta

teks sebagai dasar untuk mengembangkan kompetensi individu.

4. Mengembangkan teks secara mandiri (MTM) dengan titik tekan pada siswa dapat

menunjukkan kompetensinya secara individual dalam mencipta. Karena itu,

dimensi kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia wajib memenuhi empat langkah

dasar, enam langkah mengembangkan keterampilan beraktivitas secara saintifik,

dua model kegiatan koloboratif dan individual, dan berdimesi beraktivitas dan

berkarya.

Model-model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia antara lain, Discovery Based Learning, Project Based Learning dan

Problem Based Learning.

1. Discovery Based Learning

Discovery Based Learning adalah teori belajar yang menempatkan peserta didik

sebagai pembelajar aktif dalam membangun pengetahuan yang diharapkan.

Page 14: Pembelajaran BAHASA INDONESIA · PDF filemelaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. ... pembelajaran melalui pendekatan jenis teks. Misalnya, teks anekdot, teks eksposisi,

Naskah Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 di SMA 11

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Langkah-langkah pembelajaran tersebut dalam Bahasa Indonesia adalah sebagai

berikut.

a. Menciptakan stimulus

Kegiatan penciptaan stimulus (rangsangan) dilakukan pada saat peserta didik

melakukan aktivitas mengamati fakta atau fenomena dengan cara melihat,

mendengar, membaca, atau menyimak. Fakta yang disediakan dimulai dari

yang sederhana hingga kompleks atau fenomena yang menimbulkan

kontroversi. Pada tahap ini, misalnya, peserta didik mengamati fakta tentang

beberapa teks naratif. Kemudian, diberi fakta lain tentang paparan identitas

diri seseorang yang ada pada kompetensi dasar sebelumnya. Dari segi

informasi kedua teks tersebut terlihat hampir sama namun memiliki genre

yang berbeda. Dengan demikian, peserta didik termotivasi untuk mencari

tahu lebih lanjut tentang fakta dan fenomena tersebut dengan membaca dari

berbagai sumber atau mempertanyakan kepada guru.

Selanjutnya peserta didik dihadapkan pada teks dengan genre yang sama

namun bervariasi dalam fungsi sosial dan unsur kebahasaan sehingga

membangkitkan rasa penasaran (curiosity). Tahapan ini tidak dilanjutkan

dengan memberi generalisasi kepada peserta agar peserta didik dapat

mengetahui perbedaan fungsi sosial dari teks-teks tersebut.

Selain itu, guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan mengajukan

pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang

mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini

berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat membantu

peserta didik dalam mengeksplorasi bahan. Ketika memberikan stimulus, guru

dapat menggunakan teknik bertanya, dengan cara mengajukan pertanyaan-

pertanyaan yang dapat mengarahkan peserta didik pada kondisi internal yang

mendorong eksplorasi.

b. Menyiapkan pernyataan masalah

Tahap kedua, guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk

mengidentifikasi masalah-masalah yang relevan dengan bahan pelajaran.

Kemudian peserta memilih salah satu masalah dan dirumuskan dalam bentuk

paragraph. Dalam pembelajaran teks anekdot, guru memberikan contoh

Page 15: Pembelajaran BAHASA INDONESIA · PDF filemelaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. ... pembelajaran melalui pendekatan jenis teks. Misalnya, teks anekdot, teks eksposisi,

Naskah Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 di SMA 12

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

dalam bentuk cerita bergambar. Peserta didik ditugaskan mencari teks lain

dengan ciri-ciri yang sama dengan cerita bergambar yang disajikan. Peserta

didik merumuskan pernyataan masalah misalnya “semua teks naratif memiliki

alur cerita orientasi, dan komplikasi”.

c. Mengumpulkan data/mencoba

Tahap ketiga, ketika eksplorasi berlangsung, peserta didik mengumpulkan

informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau

tidaknya pernyataan masalah tersebut. Dalam hal ini informasi yang

dikumpulkan berfungsi untuk membuktikan pernyataan masalah dalam

contoh teks anekdot. Pembuktian ini dapat dilakukan dengan cara

mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, membaca literatur,

mengamati objek, atau wawancara dengan nara sumber.

d. Mengolah Data

Tahap keempat, peserta didik melakukan pengolahan data dan informasi

yang telah diperoleh baik melalui wawancara, observasi, dan metode lainnya,

lalu ditafsirkan. Semua informasi yang telah dikumpulkan, semuanya diolah,

diacak, dan diklasifikasikan.

e. Memverifikasi data

Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk

membuktikan benar atau tidaknya jawaban atas pernyataan masalah.

Verifikasi bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan

kreatif. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada,

pernyataan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah

terbukti atau tidak.

f. Menarik kesimpulan

Tahap generalisasi atau menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah

kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua

kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.

Berdasarkan hasil verifikasi, dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari

generalisasi. Setelah menarik kesimpulan, peserta didik harus memperhatikan

proses generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan materi

Page 16: Pembelajaran BAHASA INDONESIA · PDF filemelaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. ... pembelajaran melalui pendekatan jenis teks. Misalnya, teks anekdot, teks eksposisi,

Naskah Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 di SMA 13

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang

mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan

generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu.

2. Project Based Learning

Pembelajaran berbasis proyek (PBL) merupakan metode belajar yang

menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan

mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam

beraktivitas secara nyata. Langkah-langkah operasionalnya adalah sebagai

berikut:

a. Menentukan pertanyaan mendasar.

Pada tahapan ini, guru memberikan pertanyaan yang dapat memberi

penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas dengan cara

mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan

sebuah investigasi mendalam. Guru diharapkan dapat mengangkat topik yang

relevan untuk para peserta didik sesuai dengan tuntutan kompetensi.

Penyiapan pertanyaan dapat dilakukan diawal semester agar dapat

merancang kegiatan selanjutnya.

b. Mendesain perencanaan proyek

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pendidik dan peserta didik.

Dengan demikian, peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” proyek

tersebut. Perencanaan terdiri dari aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat

mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, pengintegrasian

berbagai subjek yang mungkin, dan alat dan bahan yang dapat diakses untuk

membantu penyelesaian proyek.

c. Menyusun Jadwal

Pendidik dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas

dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:

1. membuat timeline untuk menyelesaikan proyek,

2. membuat deadline penyelesaian proyek,

3. membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru,

Page 17: Pembelajaran BAHASA INDONESIA · PDF filemelaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. ... pembelajaran melalui pendekatan jenis teks. Misalnya, teks anekdot, teks eksposisi,

Naskah Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 di SMA 14

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

4. membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak

berhubungan dengan proyek, dan

5. meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang

pemilihan suatu cara.

d. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek

Pendidik bertanggungjawab untuk memonitor aktivitas peserta didik selama

menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi

peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain, pemdidik berperan

sebagai mentor pada saat peserta didik beraktivitas. Rubrik dapat digunakan

untuk mempermudah proses monitoring dan merekam keseluruhan aktivitas

peserta didik.

e. Menguji hasil

Penilaian dilakukan untuk membantu pendidik dalam mengukur ketercapaian

kompetensi dasar, serta mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta

didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai

peserta didik dan membantu pendidik dalam menyusun strategi pembelajaran

berikutnya.

f. Mengevaluasi kegiatan/pengalaman

Pada akhir pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan refleksi

terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi

dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini, peserta

didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama

menyelesaikan proyek. guru dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam

rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada

akhirnya diperoleh suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab

permasalahan yang diajukan pada tahap awal pembelajaran.

Pemilihan model Project Based Learning memerlukan dukungan persyaratan

untuk mereduksi kendala yang sering terjadi, antara lain:

a. peserta didik terbiasa dengan aktivitas pemecahan masalah sehingga

proyek tidak memakan waktu terlalu lama;

b. dukungan sarana dan perasarana memadai termasuk perlatan belajar di

Page 18: Pembelajaran BAHASA INDONESIA · PDF filemelaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. ... pembelajaran melalui pendekatan jenis teks. Misalnya, teks anekdot, teks eksposisi,

Naskah Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 di SMA 15

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

laboratorium;

c. pengaturan waktu dan jadwal kegiatan yang terkontrol;

d. perlunya kejelasan tugas dan hasil yang diharapkan dari kegiatan proyek.

Manfaat pemilihan model pembelajaran Project Based Learning, antara lain:

a. meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar;.

b. mendorong kemampuan peserta didik melakukan pekerjaan penting;

c. mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah

dan berpikir kritis;

d. mengembangkan keterampilan komunikasi, kolaborasi, dan pengelolaan

sumber daya;

e. memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik

dalam mengorganisasi proyek dan membuat alokasi waktu serta sumber-

sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas;

f. melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan

menunjukkan pengetahuan yang dimiliki dan kemudian

mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

g. membuat suasana belajar menyenangkan sehingga peserta didik maupun

guru menikmati proses pembelajaran.

3. Problem Based Learning (PBL)

1. Langkah pembelajaran yang mengkondisikan peserta didik pada masalah.

Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas-

aktivitas yang akan dilakukan. Dalam Problem Based Learning, tahapan ini

sangat penting karena guru harus menjelaskan dengan rinci apa yang akan

dilakukan oleh peserta didik dan juga oleh pendidik serta menjelaskan

bagaimana guru akan mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini bertujuan

untuk memberikan motivasi agar peserta didik dapat mengerti pembelajaran

yang akan dilakukan. Ada empat hal yang perlu dilakukan dalam proses ini,

yaitu:

a. tujuan utama pembelajaran menyelidiki masalah-masalah penting dan

bagaimana menjadi peserta didik yang mandiri,

Page 19: Pembelajaran BAHASA INDONESIA · PDF filemelaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. ... pembelajaran melalui pendekatan jenis teks. Misalnya, teks anekdot, teks eksposisi,

Naskah Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 di SMA 16

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

b. permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai

jawaban mutlak “benar“, sebuah masalah yang rumit atau kompleks

mempunyai banyak penyelesaian dan seringkali bertentangan,

c. selama tahap penyelidikan, peserta didik didorong untuk mengajukan

pertanyaan dan mencari informasi. Pendidik akan bertindak sebagai

pembimbing yang siap membantu, namun peserta didik harus berusaha

untuk bekerja mandiri atau dengan temannya, dan

d. selama tahap analisis, peserta didik akan didorong untuk menyatakan

ide-idenya secara terbuka dan penuh kebebasan. Semua peserta didik

diberi peluang untuk berperan serta pada penyelidikan dan

menyampaikan ide-ide mereka.

2. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran.

Disamping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, model

Problem Based Learning juga mendorong peserta didik belajar

berkolaborasi. Dalam memecahkan suatu masalah sangat membutuhkan

kerjasama dan sharing antaranggota. Oleh sebab itu, pendidik dapat memulai

kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok dan masing-

masing kelompok akan memilih dan memecahkan masalah yang berbeda.

Prinsip-prinsip pengelompokan peserta didik dalam pembelajaran kooperatif

dapat digunakan dalam konteks ini seperti: kelompok harus heterogen,

pentingnya interaksi antaranggota, komunikasi yang efektif, adanya tutor

sebaya, dan sebagainya.

Peserta didik harus memonitor dan mengevaluasi kerja masing-masing

kelompok untuk menjaga kinerja dan dinamika kelompok selama

pembelajaran. Setelah peserta didik diorientasikan pada suatu masalah dan

telah membentuk kelompok belajar, guru dan peserta didik menetapkan

subtopik-subtopik yang spesifik, tugas-tugas penyelidikan, dan jadwal.

Tantangan utama bagi guru pada tahap ini adalah mengupayakan agar semua

peserta didik terlibat aktif dalam sejumlah kegiatan penyelidikan dan hasil-

hasil penyelidikan ini dapat menghasilkan penyelesaian terhadap

permasalahan tersebut, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, serta

memamerkannya.

Page 20: Pembelajaran BAHASA INDONESIA · PDF filemelaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. ... pembelajaran melalui pendekatan jenis teks. Misalnya, teks anekdot, teks eksposisi,

Naskah Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 di SMA 17

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Guru bertanggungjawab dalam melakukan pengawasan terhadap aktivitas

peserta didik selama penyelesaian proyek. Pengawasan dilakukan dengan

cara menfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain, guru

berperan sebagai mentor bagi aktivitas peserta didik. Untuk mempermudah

proses monitoring, guru membuat sebuah rubrik yang dapat merekam

keseluruhan aktivitas yang penting.

3. Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok

Penyelidikan adalah inti dari Problem Based Learning. Setiap situasi

permasalahan memerlukan teknik penyelidikan yang berbeda, namun pada

umumnya melibatkan karakter yang identik, yakni pengumpulan data dan

eksperimen, perumusan hipotesis dan penjelasan, dan pemecahan masalah.

Pengumpulan data dan eksperimen merupakan aspek yang sangat penting.

Pada tahap ini, guru harus mendorong peserta didik untuk mengumpulkan

data dan melaksanakan eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka

betul-betul memahami dimensi situasi permasalahan. Tujuannya adalah agar

peserta didik mengumpulkan cukup informasi untuk menciptakan dan

membangun ide mereka sendiri.

Guru membantu peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-

banyaknya dari berbagai sumber dan mengajukan pertanyaan tentang

masalah dan ragam informasi yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah.

Setelah peserta didik mengumpulkan cukup data dan menentukan

permasalahan tentang fenomena yang mereka selidiki, mereka mulai

merumuskan hipotesis, penjelasan, dan pemecahan masalah.

Esensi dari tahap ini adalah guru mendorong peserta didik untuk

menyampaikan ide-idenya dan menerima ide mereka. Guru juga harus

mengajukan pertanyaan yang membuat peserta didik berpikir tentang

kelayakan hipotesis dan solusi yang mereka buat serta tentang kualitas

informasi yang dikumpulkan.

4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artifak (hasil karya) dan

pameran. Artifak bisa berbentuk laporan tertulis, video, tape (menunjukkan

situasi masalah dan pemecahan yang diusulkan), model (perwujudan secara

Page 21: Pembelajaran BAHASA INDONESIA · PDF filemelaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. ... pembelajaran melalui pendekatan jenis teks. Misalnya, teks anekdot, teks eksposisi,

Naskah Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 di SMA 18

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

fisik dari situasi masalah dan pemecahannya), program komputer, dan sajian

multimedia. Tentunya kecanggihan artifak sangat dipengaruhi oleh tingkat

berpikir peserta didik. Langkah selanjutnya, peserta didik memamerkan hasil

karyanya dan pendidik berperan sebagai organisator pameran. Akan lebih

baik jika dalam pemeranan ini, melibatkan peserta didik-peserta didik lainnya,

Guru lainnya, para orang tua, dan pihak lain yang dapat menjadi “penilai”

atau pemberi umpan balik.

5. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah

Fase ini merupakan tahap akhir dalam Problem Based Learning. Fase ini

dimaksudkan untuk membantu peserta didik menganalisis dan mengevaluasi

proses pemecahan masalah mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan

serta pola pikir yang mereka gunakan. Selama fase ini, guru meminta peserta

didik untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan

selama proses kegiatan belajarnya.

D. Pemilihan Model Pembelajaran

Pemilihan model-model pembelajaran di atas sebagai pelaksanaan pendekatan

saintifik pembelajaran memerlukan analisis yang cermat sesuai dengan karakteristik

kompetensi dan kegiatan pembelajaran dalam silabus. Pemilihan model pembelajaran

mempertimbangkan hal-hal berikut.

1. Karakteristik pengetahuan yang dikembangkan menurut kategori pengetahuan

faktual, konseptual, dan prosedural. Untuk pengetahuan faktual dan konsepetual,

guru dapat memilih Discovery Learning, sedangkan untuk pengetahuan

prosedural Project Based Learning dan Task Based Learning.

2. Karakteristik keterampilan yang tertuang pada rumusan kompetensi dasar dari KI-

4. Untuk keterampilan abstrak, guru dapat memilih Discovery Learning dan Task

Based Learning, sedangkan untuk keterampilan konkrit menggunakan Project

Based Learning.

3. Karakteristik sikap yang dikembangkan, baik sikap religious (KI-1) maupun sikap

sosial (KI-2)

Contoh matrik pemilihan model yang dapat digunakan sesuai dengan dimensi

Page 22: Pembelajaran BAHASA INDONESIA · PDF filemelaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. ... pembelajaran melalui pendekatan jenis teks. Misalnya, teks anekdot, teks eksposisi,

Naskah Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 di SMA 19

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

pengetahuan dan keterampilan tampak pada tabel 1 berikut;

Tabel 1

Dimensi Pengetahuan

Dimensi Keterampilan

Abstrak Konkrit

Faktual Discovery Learning Discovery Learning

Konseptual Discovery Learning Discovery Learning

Prosedural Discovery Learning

Problem Based Learning

Discovery Learning Problem Based Learning

Metakognitif

Discovery Learning Project Based Learning

Problem Based Learning

Discovery Learning Project Based Learning

Problem Based Learning

Pemilihan model-model pembelajaran di atas sebagai pelaksanaan pendekatan saintifik

memerlukan analisis yang cermat sesuai dengan karakteristik kompetensi dan kegiatan

pembelajaran dalam silabus. Pemilihan model pembelajaran mempertimbangkan hal-

hal berikut.

1. Karakteristik pengetahuan yang dikembangkan menurut kategori pengetahuan

faktual, konseptual, dan prosedural. Untuk pengetahuan faktual dan

konsepetual, guru dapat memilih Discovery Learning, sedangkan untuk

pengetahuan prosedural Project Based Learning dan Problem Based Learning.

2. Karakteristik keterampilan yang tertuang pada rumusan kompetensi dasar dari

KI- 4. Untuk keterampilan abstrak, guru dapat memilih Discovery Learning dan

Problem Based Learning, sedangkan untuk keterampilan konkrit menggunakan

Project Based Learning.

3. Karakteristik sikap yang dikembangkan, baik sikap religious (KI-1) maupun sikap

sosial (KI-2)

E. Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastera Indonesia

Penilaian autentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang

perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui

Page 23: Pembelajaran BAHASA INDONESIA · PDF filemelaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. ... pembelajaran melalui pendekatan jenis teks. Misalnya, teks anekdot, teks eksposisi,

Naskah Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 di SMA 20

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukkan

secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan tiga domain kompetensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan telah benar-benar dikuasai dan dicapai peserta didik.

Penilaian autentik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat dilakukan sebagai

berikut

1. Penilaian Aspek sikap

Penilaian sikap dilakukan melalui pengamatan dengan menggunakan lembar

pengamatan atau daftar ceklis pengamatan yang memuat aspek sikap yang

diamati.Rincian aspek sikap yang diamati merujuk pada indikator sikap yang

dijabarkan dari KI-1 dan KI-2 pada saat dilakukan analisis kompetensi.Penilaian

sikap dilakukan sebagai upaya mengembangkan sikap sosial dan sikap religius

dalam rangka pengembangan nilai karakter bangsa.

Pemilihan aspek sikap yang diamati pada setiap materi pokok harus menjadi bagian

dari keseluruhan pencapaian sikap yang bermuara pada pencapaian standar

kopetensi lulusan tentang sikap, yaitu “Menghayatidan mengamalkan ajaran agama

yang dianutnya” dan “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli (gotongroyong, kerjasama, toleran, cinta damai), santun,

responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan

alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.

Oleh karena itu, pengembangan sikap pada mata pelajaran Bahasa Indonesia

dengan fokus utama pengembangan sikap ilmiah merupakan bagian dari upaya

pencapaian kedua sikap tersebut (religius dan sosial). Guru Bahasa dan Sastra

Indonesia perlu memetakan sikap yang dikembangkan pada setiap materi pokok

sesuai dengan relevansi dan karakteristik yang tersirat dari rumusan KI-3 dan KI-4.

Penilaian sikap juga berkaitan erat dengan aktivitas siswa pada saat pengamatan

dilakukan. Pengamatan sikap dapat dilakukan pada saat diskusi kelompok,

kegiatan presentasi, atau kegiatan praktik dan tugas projek.Berikut ini contoh

aspek pengamatan sikap sesuai dengan aktivitas siswa.

Page 24: Pembelajaran BAHASA INDONESIA · PDF filemelaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. ... pembelajaran melalui pendekatan jenis teks. Misalnya, teks anekdot, teks eksposisi,

Naskah Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 di SMA 21

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

2. Penilaian Aspek Pengetahuan

Kompetensi siswa pada aspek pengetahuan dapat diukur melalui tes dan nontes.

Bentuk tes yang digunakan antara lain adalah tes tertulis (uraian, pilihan ganda,

isian, benar salah, dll) dan/atau tes praktik. Sedangkan, bentuk nontes dapat

dilakukan melalui tugas-tugas yang diberikan, baik tugas menjawab soal, atau

tugas membuat laporan tertulis.

Pengukuran kompetensi pengetahuan melalui tes dan nontes dirancang dan

didesain dimulai dengan menyusun indikator pencapaian, indikator soal, dan/ atau

aspek penilaian nontes, hingga pedoman penilaian/penskoran. Dalam menyusun

indikator soal tes tertulis, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Indikator soal dinyatakan dengan kalimat pernyataan dengan memuat empat

unsur, yaitu subjek (siswa), kompetensi (dinyatakan dengan kata kerja

operasional), konten (isi, materi), dan derajat pencapaian komeptensi

b. Indikator yang baik dinyatakan dengan jelas dan tegas sehingga dapat dibuat

soalnya

c. Pada soal uraian atau tes praktik, indikator menjadi pedoman dalam

mengembangkan rubrik penilaian dan pedoman peskoran/penilaian

Penilaian pengetahuan melalui tugas sebaiknya ditekankan pada aspek yang

relevan dengan rumusan kompetensi dasar. Aspek yang dapat dinilai melalui tugas

antara lain: kelengakapan isi, kedalaman/keluasan isi, dan kebenaran isi. Dalam

menilai tugas sebaiknya digunakan format penilaian berbentuk daftar ceklis atau

menggunakan skala penilaian. Contoh format penilaian tugas dapat dilihat pada

lampiran RPP.

3. Penilaian Aspek keterampilan

Ada dua ranah keterampilan yang dapat dikembangkan sesuai dengan kompetensi

lulusan tingkat SMA yang diharapkan, yaitu ranah abstrak dan ranah konkret. Pada

ranah abstrak cenderung pada keterampilan seperti menyaji, mengolah, menalar,

dan mencipta dengan dominan pada kemampuan mental (berpikir) tanpa bantuan

alat. Sedangkan untuk ranah konkret cenderung pada kemampuan fisik seperti

Page 25: Pembelajaran BAHASA INDONESIA · PDF filemelaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. ... pembelajaran melalui pendekatan jenis teks. Misalnya, teks anekdot, teks eksposisi,

Naskah Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 di SMA 22

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

menggunakan alat, mencoba, membuat, memodifikasi, dan mencipta dengan

bantuan alat.

Kompetensi aspek keterampilan dapat diukur melalui pengamatan pada saat

mereka bekerja dalam kelompok, berdiskusi, presentasi, eksperimen, atau tugas

projek. Berikut ini contoh pengamatan aspek keterampilan pada beberapa

kegiatan.

Aspek keterampilan juga dapat dinilai berdasarkan produk yang dihasilkan siswa

yang didokumentasikan perkembangannya dalam bentuk portofolio. Bentuk

portofolio yang dapat digunakan antara lain laporan tertulis, hasil tugas projek,

dan lain-lain. Dalam merancang, mendesain, dan melaksanakan penilaian aspek

keterampilan, guru sebaiknya menetapkan fokus penilaian keterampilan.

Penilaian dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang menggunakan model PBL

dapat dilakukan dengan cara penilaian diri (self-assessment) dan penilaian antar

teman (peer-assessment).

Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pembelajar itu sendiri

terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada

tujuan yang ingin dicapai (standar) oleh pebelajar itu sendiri dalam belajar.

Peer-assessment. Penilaian di mana pembelajar berdiskusi untuk memberikan

penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah

dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya.

Cara penilaian lain yang relevan dalam PBL dalam pembelajaran Bahasa dan

Sastera Indonesia, antara lain sebaiai berikut:

1. Penilaian Kinerja Peserta Didik

Pada penilaian kinerja ini, peserta didik diminta untuk unjuk kerja atau

mendemonstrasikan kemampuan melakukan tugas-tugas tertentu, seperti

menulis karangan, melakukan suatu eksperimen, menginterpretasikan

jawaban pada suatu masalah, memainkan suatu lagu, atau melukis suatu

gambar.

2. Penilaian Portofolio Peserta Didik

Penilaian portofolio adalah penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada

kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta

Page 26: Pembelajaran BAHASA INDONESIA · PDF filemelaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. ... pembelajaran melalui pendekatan jenis teks. Misalnya, teks anekdot, teks eksposisi,

Naskah Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 di SMA 23

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

didik dalam suatu periode tertentu. Informasi perkembangan peserta didik

dapat berupa hasil karya terbaik peserta didik selama proses belajar,

pekerjaan hasil tes, piagam penghargaan, atau bentuk informasi lain yang

terkait kompetensi tertentu dalam suatu mata pelajaran.

Dari informasi perkembangan itu peserta didik dan guru dapat menilai

kemajuan belajar yang dicapai dan peserta didik terus berusaha memperbaiki

diri. Penilain portofolio dapat dipakai untuk penilaian pembelajaran yang

dilakukan secara kolaboratif.

3. Penilaian Potensi Belajar

Penilaian yang diarahkan untuk mengukur potensi belajar peserta didik, yaitu

mengukur kemampuan yang dapat ditingkatkan dengan bantuan guru atau

teman-temannya yang lebih maju. PBL yang memberi tugas-tugas pemecahan

masalah memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan dan mengenali

potensi kesiapan belajarnya.

4. Penilaian Usaha Kelompok

Menilai usaha kelompok seperti yang dilakukan pada pembelajaran kooperatif

dapat dilakukan pada PBL. Penilaian usaha kelompok mengurangi kompetisi

merugikan yang sering terjadi, misalnya membandingkan peserta didik

dengan temannya. Penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan model

pembelajaran berbasis masalah adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan oleh

peserta didik sebagai hasil pekerjaan mereka dan mendiskusikan hasil

pekerjaan secara bersama-sama.

Penilaian proses dapat digunakan untuk menilai pekerjaan peserta didik

tersebut, penilaian ini antara lain 1) assesment kerja, 2) assesment autentik,

dan 3) portofolio. Penilaian proses bertujuan agar guru dapat melihat

bagaimana peserta didik merencanakan pemecahan masalah, melihat

bagaimana peserta didik menunjukkan pengetahuan dan keterampilannya.

Penilaian kinerja memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dapat

mereka lakukan dalam situasi yang sebenarnya. Sebagian masalah dalam

kehidupan nyata bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan zaman dan

konteks atau lingkungannya. Karena itu, di samping pengembangan kurikulum

Page 27: Pembelajaran BAHASA INDONESIA · PDF filemelaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. ... pembelajaran melalui pendekatan jenis teks. Misalnya, teks anekdot, teks eksposisi,

Naskah Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 di SMA 24

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

juga perlu dikembangkan model pembelajaran yang sesuai tujuan kurikulum

yang memungkinkan peserta didik dapat secara aktif mengembangkan

kerangka berpikir dalam memecahkan masalah serta kemampuannya untuk

bagaimana belajar (learning how to learn).

Dengan kemampuan atau kecakapan tersebut diharapkan peserta didik akan

mudah beradaptasi. Dasar pemikiran pengembangan strategi pembelajaran

tersebut sesuai dengan pandangan kontruktivis yang menekankan kebutuhan

peserta didik untuk menyelidiki lingkungannya dan membangun pengetahuan

secara pribadi pengetahuan bermakna. Tahap evaluasi pada PBM terdiri atas

tiga hal, yaitu 1) bagaimana peserta didik dan evaluator menilai produk (hasil

akhir) proses; 2) bagaimana mereka menerapkan tahapan PBM untuk bekerja

melalui masalah; dan 3) bagaimana peserta didik menyampaikan

pengetahuan hasil pemecahan masalah atau sebagai bentuk

pertanggungjawaban mereka belajar menyampaikan hasil-hasil penilaian atau

respon-respon mereka dalam berbagai bentuk yang beragam, misalnya secara

lisan atau verbal, laporan tertulis, atau sebagai suatu bentuk penyajian formal

lainnya. Sebagian dari evaluasi memfokuskan pada pemecahan masalah oleh

peserta didik atau dengan cara melakukan proses belajar kolaborasi (bekerja

bersama pihak lain).

Page 28: Pembelajaran BAHASA INDONESIA · PDF filemelaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. ... pembelajaran melalui pendekatan jenis teks. Misalnya, teks anekdot, teks eksposisi,

Naskah Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 di SMA

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

25

BAB III.

ANALISIS KOMPETENSI

A. Kompetensi

Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang

dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan kompetensi dasar.

Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran

adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan

diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang

diperlukan.

Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua mata

pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan pertama

pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu.

Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan

kompetensi dasar.

Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah sebagai

berikut.

Tabel 2: Kompetensi Inti kelas X

Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi,seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.

Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

Page 29: Pembelajaran BAHASA INDONESIA · PDF filemelaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. ... pembelajaran melalui pendekatan jenis teks. Misalnya, teks anekdot, teks eksposisi,

Naskah Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 di SMA 26

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi ke

lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi ke enam untuk

kelas XII. Rumusan kompetensi yang relevan bagi kelas XI dan XII sesuai Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah

sebagai berikut;

Tabel 3: Kompetensi Inti Kelsa XI dan XII

Kompetensi Deskripsi Kompetensi

Sikap Spiritual 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan

B. Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus dan buku (buku guru dan

buku siswa)

Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus maupun buku secara umum dapat

digambarkn dengan bagan 1 sebagai berikut;

Page 30: Pembelajaran BAHASA INDONESIA · PDF filemelaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. ... pembelajaran melalui pendekatan jenis teks. Misalnya, teks anekdot, teks eksposisi,

Naskah Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 di SMA 27

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Penjelasan Bagan 1;

1. Kegiatan diawali dengan analisis keterkaitan antar KI dan KD sebagai berikut;

a. KI-3 dan KI-4 merupakan kompetensi pengetahuan dan keterampilan yang

harus dicapai oleh peserta didik melalui kegiatan pembelajaran (though

curriculum) yang akan memberikan pengalaman belajar secara langsung

(direct teaching) kepada peserta didik.

b. KI-1 dan KI-2 merupakan kompetensi sikap religious dan sikap social yang

harus dicapai peserta didik sebagai dampak pengiring (nurturant effects) yang

merupakan pengalaman belajar tidak langsung (indirect teaching)

c. Keempat kompetensi tersebut harus merupakan hasil pembelajaran secara

utuh atau teerpadu.

Untuk mencapai ke-empat kompetensi tersebut, untuk setiap kegiatan

pembelajaran dikembangkan indikator pencapain kompetensi (IPK) yang

menggambarkan karakteristik, ciri-ciri, perbuatan, atau respon yang harus

ditunjukkan atau dilakukan oleh peserta didik dan digunakan sebagai

penanda/indikasi pencapaian kompetensi dasar. Indikator Pencapaian Kompetensi

(IPK) adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan

ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata

pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dapat dirumuskan dengan

menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang

mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Contoh Indikator;

Page 31: Pembelajaran BAHASA INDONESIA · PDF filemelaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. ... pembelajaran melalui pendekatan jenis teks. Misalnya, teks anekdot, teks eksposisi,

Naskah Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 di SMA 28

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Kompetensi Dasar IPK Sikap IPK Pengetahuan IPK Keterampilan

3.1 Memahami struktur dan kaidah teks eksposisi baik melalui lisan maupun tulisan

4.1 Menginterinterpretasi

makna teks eksposisi baik secara lisan maupun tulisan

1. Menunjukkan sikap positif secara individu dan social dalam diskusi

2. Menunjukkan sikap ilmiah pada waktu berdiskusi

3. ...

1. Membaca teks tentang struktur dan kaidah teks eksposisi.

2. Mencermati uraian yang berkaitan dengan struktur dan kaidah teks eksposisi.

1. Melaporkan hasil membaca teks tentang struktur dan kaidah teks eksposisi.

2. Aloksi waktu/Alat/Bahan/Media

a. Alokasi waktu diambil jumlah yang sesuai dengan silabus atau buku dengan

mempertimbangkan keluasan dan/atau kedalaman materi pembelajaran.

b. Sumber/Alat/media; jika hasil kajian analisis memiliki perbedaan dengan yang

tercangtum di salabus, maka dilakukn peneyesuain dengn hasil kajian (sesuai

karakteristik materi pemebelajaran)

3. Mengembangkan Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran dikembangkan sesuai dengan tuntutan KD-3. Guru dapat

mengembangkan materi pembelajaran yang sudah tercntum di silabus atau buku

sesuai dengan karakteristik peserta didik, serta menggunakan sumber lain yang

relevan dengan sudut pandang yang berbeda. Pengembangan materi

pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam silabus atau buku, serta

kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi inti ketiga (pengetahuan).

Untuk Bahasa Indonesia materi pembelajaran dapat dirinci sebagai berikut;

Teks dapat diperinci ke dalam berbagai jenis, anatara lain; deskripsi, penceritaan

(recount), prosdedur, laporan, eksplanasi, eksposisi, diskusi, surat, iklan, catatan

harian, negoisasi, pantun, dongeng, anekdot, dan fiksi sejarah.

Semua jenis teks itu dapat dikelompokkan ke dalam;

teks cerita merupakan jensi teks sastra yang dapt diperinci menjadi teks

cerita naratif dan teks cerita nonnartif.

Page 32: Pembelajaran BAHASA INDONESIA · PDF filemelaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. ... pembelajaran melalui pendekatan jenis teks. Misalnya, teks anekdot, teks eksposisi,

Naskah Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 di SMA 29

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

teks faktual, dan teks tanggapan merupakan jendi teks nonsastra yang

masing-masing dapt dibagi menjadi teks laporan, teks prosedural, teks

transaksional, dan teks ekspositori.

Sesuai dengan Kurikulum 2013, buku siswa kelas X Bahasa Indonesia memuat lima

pelajaran yaitu;

dua jenis teks faktual, yaitu laporan hasil observasi dan prosedur kompleks;

dua jenis teks tanggapan, yaitu teks negosiasi, dan teks ekposisi; dan

satu jenis teks cerita, yaitu teks anekdot

teks anekdot.

Jenis-jenis teks tersebut dapat dibedakan atas dasar tujuannya yakni

fungsi sosial teks),

struktur teks (tata organisasi), dan

ciri-ciri kebahasaan teks-teks tersebut.

Guru juga harus dapat mengembangkan materi yang kontekstual, baik materi yang

sudah tercantum dalam buku maupun pengembangan dengan menggunakan

sumber lain. Materi yang kontekstual dapat mengintegrasikan muatan local yang

mencakup keunggulan lingkungan setempat atau materi kekinian yang sedang

menjadi pembicaraan.

Selanjutnya guru juga harus mencari materi dari buku atau mengembangkannya

dari sumber lain yang dapat diaktualisasikan dalam kegiatan kepramukaan. Dari

materi tersebut dibuat suatu kegiatan yang berisi nilai-nilai kepramukaan untuk

diserahkan dan dilaksanakan kepada dan oleh Pembina Pramuka pada saat

kegaiatan kepramukaan yang terjadwal.

Contoh aktualisasi Bahasa Indonesia dalam kegiatan kepramukaan;

Membuat tulisan berupa himbauan tentang kebersihan di sekitar sekolah. Kegiatan

ini akan melatih antara lain peduli lingkungan, serta kecerdasan dan keterampilan

berfikir dan bertindak.

Selain itu juga materi dikembangkan agar siswa memiliki Lower Order Thinking

Skills (LOTS) dan Higher Order Thinking Skills (HOTS), misalnya ;

Page 33: Pembelajaran BAHASA INDONESIA · PDF filemelaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. ... pembelajaran melalui pendekatan jenis teks. Misalnya, teks anekdot, teks eksposisi,

Naskah Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 di SMA 30

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

a. Menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan teks yang disajikan (LOTS)

b. Menganalisis perbedaan jenis-jenis teks (HOTS)

4. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran mencakup kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan

kegiatan penutup. Kegiatan inti mencakup kegiatan mengamati, menanya,

mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

a. Mengamati adalah kegiatan yang dilakukan dengan memaksimalkan

pancaindra dengan cara melihat, mendengar, membaca, menyentuh, atau

menyimak. Yang diamati adalah materi yang berbentuk fakat, yaitu fenomena

atau beristiwa dalam bentuk gambar, video, rekaman suara, atau fakta

langsung yang bisa disentuh, dilihat, dan sebagainya

b. Menanya adalah proses mengonstruksi pengetahuan berupa konsep, prinsip

dan prosedur melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas. Dalam kegiatan

menanya, siswa mengembangkan keterampilan lisan dan tertulis dalam

merumuskan pertanyaan, mulai pertanyaan sederhana dan pendek hingga

pertanyaan kompleks dan kritis.

c. Mencoba adalah proses kegiatan memperkuat pemahaman faktual,

konspetual, dan prosedural melalui kegiatan langsung mengumpulkan data.

Kegiatan mencoba dapat dilakukan dalam dua jenis, yaitu mencoba

prinsip/prosedur seperti yang dipeorleh melalui diskusi, dan mencoba

mengaplikasikan prinsip/prosedur pada situasi baru.

d. Mengasosiasi atau menalar adalah kegiatan berpikir tingkat tinggi terhadap

data yang didapat melalui kegiatan mencoba. Termasuk dalam kategori

mengasosiasi adalah menyajikan data secara sistematis, memilah,

mengelompokkan, menghubungkan, merumuskan, menyimpulkan dan

menafsirkan.

e. Mengomunikasikan adalah hasil akhir dari kegiatan pembelajaran dimana

siswa mampu mengekpresikan sikap, pengetahuan, dan keterampilannya

dalam bentuk lisan, tulisan, atau karya yang relevan. Kegiatan ini menjadi

sarana agar siswa terbiasa berbicara, menulis, atau membuat karya tertentu

Page 34: Pembelajaran BAHASA INDONESIA · PDF filemelaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. ... pembelajaran melalui pendekatan jenis teks. Misalnya, teks anekdot, teks eksposisi,

Naskah Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 di SMA 31

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

untuk menyampaikan gagasan/ide, pengalaman, kesan, dan lain sebagainya

termasuk dengan melibatkan emosi dan idealismenya.

Kegiatan mengomunikasikan juga membuka ruang bagi siswa

mengungkapkannya dalam struktur tidak formal sehingga mereka bebas

berekpresi menuangkan inovasi dan kreativitasnya. Membuat blog, membuat

laporan deskriptif, dan membuat video kegaitan dengan memanfaatkan

website dan internet adalah bentuk komunikasi dengan struktur yang tidak

terlalu formal.

Kelima kegiatan tersebut di atas, tidak harus terjadi dalam satu kali

pertemuan, tetapi setiap pertemuan fokus kepada kegiatan mana yang akan

dilakukan disesuaikan dengan karakteristik materi atau IPK.

Contoh;

Jika dalam satu RPP terdapat 3 (tiga) kali pertemuan, maka ada kemungkinan

sebagai berikut;

a. pertemuan pertama fokus kepada kegiatan mengamati dan menanya,

b. pertemuan kedua fokus kepada menanya, mengumpulkan informasi, dan

mengasosiasi

c. pertemuan ketiga fokus kepada kegiatan mengomunikasikan.

Dalam pembelajaran bahasa dirancang agar siswa aktif melakukan kegiatan

belajar melalui tugas-tugas, baik secara kelompok maupun mandiri. Seperti

uraian di Bab II, untuk mengajarkan bahasa Indonesia tahap yang harus

dilakukan oleh siswa menempuh empat tahap pembelajaran, yaitu

(1) tahap pembangunan konteks,

(2) tahap pemodelan teks,

(3) tahap pembuatan teks secara bersama-sama, dan

(4) tahap pembuatan teks secara mandiri.

Teks buatan siswa diharapkan dapat dipublikasikan melalui forum komunikasi

atau media publikasi yang tersedia di sekolah.

Setiap pelajaran pada buku ini terdapat tiga kegiatan pembelajaran bahasa

Indonesia, termasuk apresiasi sastra.

Page 35: Pembelajaran BAHASA INDONESIA · PDF filemelaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. ... pembelajaran melalui pendekatan jenis teks. Misalnya, teks anekdot, teks eksposisi,

Naskah Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 di SMA 32

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Kegiatan 1

Kegiatan 1 berkenaan dengan tahap pembangunan konteks yang

dilanjutkan dengan pemodelan. Pembangunan konteks dimaksudkan sebagai

langkah awal yang dilakukan oleh guru bersama siswa untuk mengarahkan

pemikiran ke dalam pokok persoalan yang akan dibahas pada setiap

pelajaran. Tahap pemodelan adalah tahap yang berisi pembahasan teks

yang disajikan sebagai model pembelajaran. Pembahasan diarahkan kepada

semua aspek kebahasaan yang menjadi sarana pembentuk teks itu secara

keseluruhan. Tahap pembangunan teks secara bersama-sama dilaksanakan

pada

Kegiatan 2, Pada tahap ini semua siswa dan guru sebagai fasilitator

menyusun kembali teks seperti yang ditunjukkan pada model. Tugas-tugas

yang dilakukan berupa semua aspek kebahasaan yang sesuai dengan ciri-ciri

yang dituntut dalam jenis teks yang dimaksud.

Kegiatan 3 merupakan kegiatan belajar mandiri. Pada tahap ini, siswa

diharapkan dapat mengaktualisasikan diri dengan menggunakan dan

mengkreasikan teks sesuai dengan jenis dan ciri-ciri seperti yang ditunjukkan

pada model.

5. Mengembangkan rencana penilaian yang mencakup penilaian kompetensi

sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Catatan:

Agar lebih jelas bagaimana merancang dan menyusun, serta melaksanakan

penilaian, lihat naskah Model Penilaian di SMA).

Page 36: Pembelajaran BAHASA INDONESIA · PDF filemelaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. ... pembelajaran melalui pendekatan jenis teks. Misalnya, teks anekdot, teks eksposisi,

Naskah Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 di SMA

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

33

BAB IV.

P E N U T U P

Efektivitas pembelajaran merupakan indikator keberhasilan belajar. Semakin efektif kegiatan

pembelajaran, maka hasil belajar semakin berkualitas. Sebaliknya, semakin tidak efektif

pembelajaran, akan berdampak pada hasil belajar yang tidak optimal.

Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses

pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran

langsung adalah proses pembelajaran yang menjadikan peserta didik mengembangkan

pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi

langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-

kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan

belajar dengan pendekatan saintifik yaitu melalui mengamati, menanya, mengumpulkan

informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah

ditemukannya.

Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses

pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak

langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Baik pembelajaran langsung

maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah.

Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang

dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu

proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2.

Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang

dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.

Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang

mengacu pada Silabus dan buku.

Dalam hal ini, strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya

seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013 agar KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4

dapat tercapai secara terintegrasi.

Page 37: Pembelajaran BAHASA INDONESIA · PDF filemelaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. ... pembelajaran melalui pendekatan jenis teks. Misalnya, teks anekdot, teks eksposisi,

Naskah Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 di SMA 34

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran

saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan silabus dan buku sebagai acuan,

perlu penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran yang

memuat pengetahuan faktual, konseptual, dan procedural, serta metakognistif. Selanjutnya,

mengembangkan langkah alternatif pembelajaran serta merancang dan melaksanakan

penilaian autentik. Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam

mengembangkan pendekatan, teknik, dan instrumen penilaian hasil belajar dengan

pendekatan autentik.

Page 38: Pembelajaran BAHASA INDONESIA · PDF filemelaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. ... pembelajaran melalui pendekatan jenis teks. Misalnya, teks anekdot, teks eksposisi,

Naskah Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 di SMA

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

35

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching, And Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives. New York. Longman.

Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University Press. Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, and

Epistemologies. Bloomington: Indiana University Press. Calabrese Barton, A. (1998). Reframing “science for all” through the politics of poverty.

Educational Policy, 12, 525-541. http://www.ase.org.uk/documents/principles-and-big-ideas-of-science-education Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19 tahun 2005

tentang Standar Nasional pendidikan (Lembar Negara RI Tahun 2013 No.71, Tambahan Lembar Negara)

Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar

dan Menengah; Permendikbud No.64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar proses Pendidkan Dasar dan Menengah. Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan

Menengah. Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah

Menengah Atas/Madrasah Aliyah. UU No 20 tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional (lembar Negara RI tahun 2003

No. 78, Tambahan lembar Negara RI No. 4301), Young, Jolee. And Elaine Chapman (2010). Generic Competency Frameworks: a Brief

Historical Overview. Education Research and Perspectives, Vol.37. No.1. The University of Western Australia.