teknologi perlindungan logam

11
7/23/2019 teknologi perlindungan logam http://slidepdf.com/reader/full/teknologi-perlindungan-logam 1/11 TEKNOLOGI PERLINDUNGAN LOGAM (1) Rochim Suratman (2)  ABSTRAK Makalah ini membahas secara singkat tentang pentingnya pemilihan logam dan berbagai metoda perlindungan logam untuk mengendalikan korosi Kata kunci: pemilihan logam, metoda perlindungan logam PENDAHULUAN Pada saat suatu logam yang dijadikan bahan untuk membuat suatu komponen, dipajan (di expose ) ke lingkungannya maka akan terjadi interaksi diantara keduanya. Lazimnya, karakteristik interaksi sudah diperhitungkan pada saat komponen tsb dirancang untuk rentang waktu tertentu yang lazim dikenal dengan istilah “umur perancangan” (design life time ). Namun dalam praktek, tidak jarang komponen tsb mengalami kegagalan jauh sebelum waktunya. Dari Tabel 1 dapat dilihat penyebab kegagalan pada 350 industri kimia, pertambangan dan manufaktur yang paling dominan adalah yang berkaitan dengan kekeliruan dalam pemilihan bahan. Tabel 1: Penyebab kegagalan pada berbagai industri No. Penyebab kegagalan 01 Kekeliruan dalam pemilihan material 40 02 Cacat fabrikasi 15 03 Kesalahan perlakuan panas 15 04 Kekeliruan dalam perencanaan mekanik 11 05 Kondisi operasi yang tidak terduga 8 06 Pengontrolan lingkungan yang tidak cermat 6 07 Kontrol kualitas dan inspeksi yang kurang 5 Dari table 2 dapat dilihat bahwa mekanisme kagagalannya yang paling dominan adalah yang berkaitan dengan masalah korosi. Padahal masalah korosi adalah masalah yang berkaitan dengan interaksi antara logam dengan lingkungannya. 1. Disampaikan pada Seminar Nasional: Aplikasi Teknologi Perlindungan Logam di Industri yang diselenggarakan oleh Jurusan Teknik Metalurgi Universitas Jenderal Achmad Yani Bandung, Tanggal 12 Maret 2005 2. Staf Pengajar Program studi Teknik Material, Departemen Teknik Mesin ITB; Jalan Ganesa 10 Bandung, Telp. 022-2502265; e-mail:[email protected]

Upload: muchlis

Post on 18-Feb-2018

231 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: teknologi perlindungan logam

7/23/2019 teknologi perlindungan logam

http://slidepdf.com/reader/full/teknologi-perlindungan-logam 1/11

TEKNOLOGI PERLINDUNGAN LOGAM

(1)

Rochim Suratman(2)

 

ABSTRAK

Makalah ini membahas secara singkat tentang pentingnya pemilihan logam dan

berbagai metoda perlindungan logam untuk mengendalikan korosi

Kata kunci: pemilihan logam, metoda perlindungan logam

PENDAHULUAN

Pada saat suatu logam yang dijadikan bahan untuk membuat suatu komponen,

dipajan (di expose ) ke lingkungannya maka akan terjadi interaksi diantara

keduanya. Lazimnya, karakteristik interaksi sudah diperhitungkan pada saat

komponen tsb dirancang untuk rentang waktu tertentu yang lazim dikenal

dengan istilah “umur perancangan” (design life time ). Namun dalam praktek,

tidak jarang komponen tsb mengalami kegagalan jauh sebelum waktunya. Dari

Tabel 1 dapat dilihat penyebab kegagalan pada 350 industri kimia, pertambangan

dan manufaktur yang paling dominan adalah yang berkaitan dengan kekeliruan

dalam pemilihan bahan.

Tabel 1: Penyebab kegagalan pada berbagai industri

No. Penyebab kegagalan

01 Kekeliruan dalam pemilihan material 40

02 Cacat fabrikasi 15

03 Kesalahan perlakuan panas 15

04 Kekeliruan dalam perencanaan mekanik 1105 Kondisi operasi yang tidak terduga 8

06 Pengontrolan lingkungan yang tidak cermat 6

07 Kontrol kualitas dan inspeksi yang kurang 5

Dari table 2 dapat dilihat bahwa mekanisme kagagalannya yang paling dominan

adalah yang berkaitan dengan masalah korosi. Padahal masalah korosi adalah

masalah yang berkaitan dengan interaksi antara logam dengan lingkungannya. 

1.  Disampaikan pada Seminar Nasional: Aplikasi Teknologi Perlindungan Logam di Industri yang

diselenggarakan oleh Jurusan Teknik Metalurgi Universitas Jenderal Achmad Yani Bandung,

Tanggal 12 Maret 2005

2.  Staf Pengajar Program studi Teknik Material, Departemen Teknik Mesin ITB; Jalan Ganesa 10

Bandung, Telp. 022-2502265; e-mail:[email protected]

Page 2: teknologi perlindungan logam

7/23/2019 teknologi perlindungan logam

http://slidepdf.com/reader/full/teknologi-perlindungan-logam 2/11

Dengan demikian jelaslah bahwa faktor pemilihan logam yang tepat dan upaya

untuk melindungi (memproteksi) logam merupakan upaya yang sangat penting

yang lazim dilakukan oleh para disainer (perancang) pada saat merancang suatu

komponen.

Tabel 2 : Mekanisme kegagalan pada beberapa industri

No. Mekanisme Kegagalan

01 Korosi 29

02 Fatik 25

03 Patah Getas 16

04 Overload 11

05 Korosi temperature tinggi 7

06 Stress Corrosion Cracking 6

07 Creep (Stress Rupture) 3

08 Aus (wear ) 3

INTERAKSI LOGAM DENGAN LINGKUNGAN

 Jika suatu logam dipajan (di  expose ) ke lingkungannya maka akan terjadi

interaksi. Berdasarkan teori-teori yang ada; yang dipaparkan dalam teori korosi

logam, mekanisme interaksi akan melibatkan pertukaran ion antara permukaan

logam dengan lingkungannya. Karakteristik pertukaran ion sangat dipacu antara

lain oleh adanya perbedaan potensial diantara keduanya. Hasil dari adanya

pertukaran ion terhadap logam yang dipajan adalah timbulnya kerusakan pada

logam serta terbentuknya produk korosi. Produk korosi yang rapat (dense ) dan

tidak poreus (yang lazim disebut patina ) bersifat melindungi logam karena dapat

memutus pertukaran ion.

 Jadi konsep yang sangat mendasar dalam rangka melindungi logam adalah

mengupayakan agar tidak terjadi pertukaran ion antara logam dengan

lingkungannya.  Kalaupun tidak bisa memutus sama sekali pertukaran ion

tersebut, diupayakan agar pertukaran ion berlangsung dengan laju yang relative

rendah. Berdasarkan kriteria ini maka munculah pengertian pengendalian; artinya

pertukaran ion yang terjadi, dikendalikan lajunya agar tidak berlangsung terlalu

cepat. Pertukaran ion antara logam dan lingkungannya, berdasarkan teori korosi

lazim disebut arus korosi. Besar kecilnya arus korosi menentukan besar kecilnya

laju korosi.

2

Page 3: teknologi perlindungan logam

7/23/2019 teknologi perlindungan logam

http://slidepdf.com/reader/full/teknologi-perlindungan-logam 3/11

Upaya pengendalian yang lazim diterapkan dalam kerangka perlindungan

terhadap logam yang digunakan adalah sebagai berikut:

• 

Pemilihan material yang tepat•  Perancangan konstruksi yang memadai (appropriate )

•  Penerapan pelapisan

•  Penerapan system proteksi katodik dan anodik

•  Pengkondisian lingkungan

Metode perlindungan seperti tersebut diatas dalam prakteknya jarang berdiri

sendiri mengingat aspek beayanya akan terlalu besar sehingga menjadi tidak

ekonomis.

PEMILIHAN MATERIAL YANG TEPAT

Pemilihan material yang tidak tepat dapat menimbulkan kegagalan dini dari suatu

peralatan/instalasi berikut akibatnya terhadap aspek keselamatan dan

pembiayaan. Pemilihan material yang tepat, bila dikaitkan dengan konsep diatas

adalah memilih logam/paduan sedemikian sehingga pertukaran ion dengan

lingkungannya tidak berlangsung dengan cepat atau dengan perkataan lain

memilih logam/paduan yang perbedaan potensialnya dengan lingkungannya

tidak terlalu besar. Dalam praktek, jika lingkungannya relative agresif (severe )

perancang lazim memilih logam atau paduan yang memiliki ketahanan korosi

yang lebih baik dari baja. Karakteristik pemilihannya didasarkan pada aspek

apakah logam tsb imun pada lingkungan tsb atau apakah logam tsb dapat

membentuk suatu lapisan tipis yang memiliki sifat protektif dan memiliki

Recoverability yang memadai apabila lapisan tsb terkelupas.

Namun perlu diketahui bahwa dalam praktek, suatu system peralatan (technical

system ) jarang sekali tersusun oleh satu jenis logam sehingga karakteristik

pengendalian/pertukaran ion menjadi tidak sederhana. Dalam hal seperti ini; jika

perlu ada yang “dikorbankan” maka desainer biasanya memilih komponen yang

bentuknya tidak rumit atau yang accessibilitasnya pada saat penggantian

komponen, tidak sulit.

Sebagai pegangan di dalam merancang; saat ini sangat banyak literature atau

Handbook   yang berisi tabel-tabel yang menunjukkan karakteristik suatu logam

atau paduan dalam suatu lingkungan tertentu. Tabel-tabel tsb antara lain berisiinformasi tentang laju korosi pada berbagai konsentrasi larutan kimia dan

3

Page 4: teknologi perlindungan logam

7/23/2019 teknologi perlindungan logam

http://slidepdf.com/reader/full/teknologi-perlindungan-logam 4/11

temperature/tekanan serta risiko-risiko yang mungkin timbul akibat adanya

serangan korosi yang khusus. Selain itu faktor-faktor lain yang sering

diperhitungkan dalam proses pemilihan material adalah: Persyaratan umur

komponen, assesibilitas, variasi sifat serta mudah tidaknya material yangdiinginkan diperoleh ditinjau dari aspek bentuk dan ukuran yang diinginkan serta

faktor harga.. Analisis yang cermat perlu pula dilakukan mengingat karakteristik

logam/paduan dapat berubah akibat proses pengerjaan atau selama dipajan pada

kondisi operasi yang spesifik.

Pemilihan material saat ini tidak hanya terbatas pada saat merancang suatu

komponen tetapi juga meliputi proses reevaluasi terhadap material yang telah

atau sedang digunakan pada suatu komponen/peralatan yang sudah ada, dalam

rangka: meningkatkan performansi, menaikkan reliabilitas dan menurunkanbeaya.

Perlu diketahui bahwa dalam pemilihan material; cakupan pilihan tidak hanya

terbatas pada logam saja. Saat ini banyak material yang terbuat dari plastik,

elastomer, komposit dan keramik. Material-material tsb digunakan baik sebagai

material dasar atau digunakan sebagai pelapis baik sebagai pelapis permukaan

luar (coating ) maupun sebagai pelapis permukaan bagian dalam (lining ). Dengan

demikian, dalam rangka perlindungan material; penguasaan yang memadai

terhadap material-material non-logam saat ini mutlak diperlukan oleh suatu tim

perancang.

PERANCANGAN KONSTRUKSI YANG MEMADAI

Upaya untuk melindungi logam tidak hanya bergantung pada faktor pemilihan

material yang tepat tetapi juga tergantung kapada “keluasan” pengetahuan dalam

merancang bentuk atau tipe konstruksi. Dari berbagai literature dan pengalaman

yang ada; terdapat banyak contoh-contoh konstruksi yang memadai ditinjau dari

ketahanannya terhadap korosi dengan tidak mengabaikan factor kekuatan,

keindahan dan efisiensi dalam rangka pemeliharaan/perawatan. Rancangan

konstruksi yang kurang baik dapat menyebabkan terperangkapnya air, debu dan

pengotor lainnya yang dapat mengarah kepada kegagalan dini. Beberapa contoh

dari rancangan konstruksi yang kurang baik misalnya terbentuknya lingkungan

yang tidak kompatibel seperti bersentuhannya aluminum dengan bahan beton

karena alkalinitas dari beton dapat menyerang aluminum, adanya permukaan

yang kasar dan tajam serta terbatasnya assesibilitas,

4

Page 5: teknologi perlindungan logam

7/23/2019 teknologi perlindungan logam

http://slidepdf.com/reader/full/teknologi-perlindungan-logam 5/11

 Untuk pegangan didalam merancang konstruksi atau bentuk-bentuk komponen

yang memadai, biasanya para perancang merujuk kepada standar-standar

perancangan yang ada seperti yang dipublikasikan oleh ISO, NACE, DNV, ASME

dsb. Standar-standar tsb tidak hanya mengatur tentang bagaimana suatuperancangan harus dilakukan tetapi juga mengatur persyaratan kesehatan dan

keselamatan (Health and safety p ecaution ).r 

 

Sebagai contoh, standar EN ISO 12944-3 “Design Consideration ” menjelaskan

berbagai aspek penting didalam merancang konstruksi/komponen ditinjau dari

fungsi, stabilitas, kekuatan dan durabilitas. Termasuk juga di dalamnya informasi

tentang aspek penyiapan permukaan, pengecatan, inspeksi dan perawatan.

Standar lain misalnya standar NACE RP 0178-2003: “Standard Recommended

Practice: Fabrication details, Surface finish requirements and proper designconsiderations for tanks and vessels to be lined for immersion service”

menjelaskan tentang bagaimana persiapan yang harus dilakukan agar proses

pengelasan dapat berlangsung dengan baik. Sedangkan untuk membangun

konstruksinya sendiri yang melibatkan proses pengelasan, beberapa standar

seperti AWS D.1 dapat digunakan.

Dalam lingkungan yang mengalir, misalnya pada instalasi pipa, besar

kemungkinan terjadinya erosi korosi. Untuk itu biasanya perancang

mengupayakan agar aliran fluida di dalam pipa tidak menimbulkan aliran

turbulen. Sebagai bahan rujukan, saat ini banyak sekali standar yang dapat

digunakan dikaitkan apakah pipa atau tubular product tsb digunakan untuk

instalasi pengaliran fluida seperti yang lazim terjadi pada industri migas atau

sebagai komponen penukar panas dlsb.

PENERAPAN PELAPISAN

Perlindungan terhadap logam dengan cara menerapkan pelapisan pada

hakekatnya adalah melindungi logam dari sekeliling sehingga pertukaran ion

antara permukaan logam dengan sekeliling dapat dikendalikan. Berdasarkan hal

ini maka karakteristik perlindungan dengan menerapkan bahan pelapis ada tiga

kelompok yaitu:

•  Menerapkan hambatan (barrier ) untuk memisahkan logam dari sekeliling

•  Melengkapi permukaan logam dengan “inhibitor kimia” untuk

mengendalikan reaksi anodik

5

Page 6: teknologi perlindungan logam

7/23/2019 teknologi perlindungan logam

http://slidepdf.com/reader/full/teknologi-perlindungan-logam 6/11

•  Melengkapi permukaan dengan pelapis yang memiliki sifat proteksi

katodik melalui pengubahan daerah anoda menjadi daerah katoda.

Namun apabila ditinjau dari jenis material yang digunakan sebagai bahan pelapismaka proses pelapisan dikelompokkan kedalam tiga kelompok yaitu:

•  Proses pelapisan logam (metallic coating )

•  Proses pelapisan konversi (conversion coating )

•  Proses pelapisan non-metallic (non-metallic coating )

Menerapkan hambatan pada permukaan logam pada hakekatnya adalah

memisahkan secara listrik   permukaan logam dengan lingkungannya (barrier

protection ). Mengingat sifatnya yang harus mampu memisahkan secara listrik danagar umur perlindungannya relative panjang, maka system pelapisan yang

diterapkan harus memadai ketebalannya, impermeabilitas dan bebas dari cacat

atau diskontinuitas (holiday ) lainnya. Pelapis yang termasuk kedalam katagori ini

misalnya adalah Cat, tar, plastic, bitumen dan sejenis gemuk (grease-like ).

Sedangkan bahan pelapis yang mampu mengontrol reaksi anodic di permukaan

logam yang dilindunginya adalah bahan-bahan yang mengandung pigmen.

Beberapa jenis pigmen yang digunakan dalam bahan pelapis mengendalikan

proses korosi melalui pembentukan corrosion-inhibitive chemicals. Bahan kimia

ini berasal dari pigmen yang sedikit larut dalam air. Contoh yang lazim dari

pigmen jenis ini adalah red-lead  yang sejak lama digunakan sebagai aditif pada

bahan pelapis yang berbasis pelumas (oil-based coating ). Reaksi antara red-lead

dengan pelumas menghasilkan larutan inhibitor yang sangat efektif dalam

menanggulangi korosi. Selain red-lead, digunakan juga sebagai bahan inhibitor

dari jenis chromat. Namun dewasa ini; penggunaan red-lead dan chromat sudah

mulai dibatasi karena masalah kesehatan dan lingkungan. Saat ini penggunaan

zinc-chromat   sebagai bahan inhibitor dimodifikasi menjadi zinc-molybdate  (lihat

TT-P-645).

Upaya yang lain untuk melindungi permukaan logam adalah dengan menerapkan

bahan pelapis yang memiliki sifat proteksi katodik. Bahan pelapis yang digunakan

misalnya mengandung partikel-partikel seng yang halus yang diaplikasikan ke

permukaan baja. Partikel-partikel ini akan bersifat sebagai anoda yang mampu

mengkonversi daerah anoda pada permukaan baja menjadi daerah katoda.

Supaya proses konversi ini berlangsung efektif; maka penambahan serbuk seng

harus banyak sehingga partikel-partikel tsb bersentuhan secara listrik baikdengan sesame partikel maupun dengan permukaan baja.

6

Page 7: teknologi perlindungan logam

7/23/2019 teknologi perlindungan logam

http://slidepdf.com/reader/full/teknologi-perlindungan-logam 7/11

Namun, mengingat lapisan seperti ini relative poreus; maka karakteristik

perlindungannya adalah proteksi galvanic. Jadi, pada saat seng teroksidasi; maka

produk oksidasinya akan mengisi ruang-ruang yang poreus dan membentuk

barrier. Apabila barrier semacam ini terkelupas atau tergores; maka rodukoksidasi yang terbentuk harus mampu menutupi kembali permukaan yang

terbuka tsb.

Yang dimaksud dengan proses pelapisan logam adalah sebagian atau seluruh

permukaan logam yang digunakan dilapisi logam lain. Jenis-jenis proses

pelapisan yang lazim dilakukan saat ini antara lain: Proses pelapisan hard facing  

dengan cara thermal spraying, welding   atau cladding.  Proses pelapisan logam

yang lain adalah dengan menerapkan teknik Vapor deposition   (PVD, CVD dan

PCVD) atau teknik lainnya seperti: Atomized liquid spray coating, Hot Dip,Fluidized bed coating, Electrochemical deposition, Chemical deposition,

Intermetallic compound coating, Electrophoresis dan proses sementasi.

Proses pelapisan konversi adalah proses pelapisan dimana produk hasil proses

pelapisannya berupa oksida logam dari logam yang dilapisinya atau oksida logam

lain. Jenis proses pelapisan konversi adalah antara lain: anodizing, chromating

dan phosphatizing atau Blackening. Seangkan proses pelapisan dengan bahan-

bahan non-logam antara lain adalah: proses pelapisan dengan cat, pelapisan

dengan lak, karet, elastomer dan enamel.

Dalam beberapa literature, proses pelapisan termasuk ke dalam katagori proses

perlakuan permukaan (Surface treatment ). Namun, selain proses pelapisan,

proses perlakuan permukaan mencakup juga proses pengerasan permukaan

(surface hardening ) seperti misalnya proses sementasi pada baja yang meliputi

proses karburasi, nitridasi dan cyaniding yang lazim disebut sebagai proses

Thermochemical treatment.

Mengingat bahwa proses pelapisan pada hakekatnya melapiskan suatu material

lain keatas material yang lainnya; maka tingkat keberhasilan dari suatu proses

pelapisan sangat tergantung pada kondisi permukaan dari bagian permukaan

yang akan dilapisi. Salah satu persyaratan dari permukaan yang akan dilapisi

adalah harus bebas dari debu, pelumas, lemak, terak, produk korosi, logam

pelapis yang masih tersisa, mechanically damaged  atau work hardened.

Tahapan mengkondisikan permukaan yang akan dilapisi lazim disebut sebagai

tahapan penyiapan permukaan (surface preparation ). Penyiapan permukaan

7

Page 8: teknologi perlindungan logam

7/23/2019 teknologi perlindungan logam

http://slidepdf.com/reader/full/teknologi-perlindungan-logam 8/11

biasanya terdiri dari tahapan pembersihan dan kadang-kadang dilanjutkan

dengan tahapan pengkasaran permukaan (roughening). 

Untuk membersihkan permukaan logam dari pengotor-pengotor seperti debu,terak dsb, dilakukan dengan cara-cara seperti:

•  Cara mekanik

•  Dengan menggunakan larutan organik (solvent cleaning ).

•  Dengan menggunakan larutan alkali

•  Dengan proses Pickling (acid pickling )

Disamping itu, dikenal pula cara membersihkan permukaan yang lain seperti salt

bath descalling, Ultrasonic cleaning  dan plasma cleaning. 

Yang menjadi pertanyaan adalah metoda membersihkan permukaan yang mana

yang paling cocok. Hal tersebut sangat tergantung pada antara lain jenis material

yang akan dilapiskan ke permukaan dan jenis pengotor yang terdapat di

permukaan logam yang akan dibersihkan. Sebagai contoh; terak yang terdapat di

permukaan mudah sekali dibersihkan dengan menggunakan sikat kawat

sedangkan jika jenis pengotor yang ada di permukaan logam adalah pelumas

atau lemak maka sebaiknya digunakan solvent cleaning.

Setelah proses pembersihan; kadang-kadang dilanjutkan dengan proses

pengkasaran permukaan, terutama sekali apabila proses pelapisan yang akan

diterapkan adalah proses pelapisan mekanik. Cara mengkasarkan permukaan

antara lain adalah dengan proses: Blasting, Buffing, Chemical etching atau

electroetching. 

PENERAPAN PROTEKSI KATODIK DAN ANODIK

Proteksi katodik adalah system perlindungan permukaan logam dengan cara

melalukan arus searah yang memadai ke permukaan logam dan mengkonversikan

semua daerah anoda di permukaan logam menjadi daerah katodik. Sistem ini

hanya efektif untuk siatem-sistem yang terbenam dalam air atau di dalam tanah.

Sistem perlindungan seperti ini telah berhasil mengendalikan proses korosi untuk

kapal-kapal laut, struktur pinggir pantai (wa er f ont ), instalasi pipa dan tangki

bawah tanah atau laut dsb. Dalam praktek, untuk memperkecil kebutuhan arus

penggunaan proteksi katodik dikombinasikan dengan penggunaan bahan pelapis

t r 

  8

Page 9: teknologi perlindungan logam

7/23/2019 teknologi perlindungan logam

http://slidepdf.com/reader/full/teknologi-perlindungan-logam 9/11

hanya saja syarat yang harus dipenuhi oleh bahan pelapisnya adalah harus tahan

terhadap lingkungan alkalin yang akan dihasilkan oleh system.

Cara pemberian arus searah dalam system proteksi katodik ada dua yaitu dengancara menerapkan anoda korban (sacrificial anode ) atau dengan cara menerapkan

arus tanding (impressed current )

Pada sistem proteksi katodik dengan anoda korban, tidak diperlukan supply daya.

Paduan yang dijadikan anoda korban akan membangkitkan arus yang diperlukan

sebagai akibat adanya perbedaan potensial dengan struktur yang dilindunginya.

Adanya pembangkitan arus dari anoda korban mengakibatkan umur anoda

korban terbatas. Jenis logam yang lazim digunakan sebagai anoda korban antara

lain: Magnesium, seng atau aluminum pada berbagai derajat kemurnian ataupaduan/campuran lain dengan komposisi yang khusus.

Sistem proteksi katodik arus tanding, memanfaatkan arus searah yang disupplai

dari suatu sumber daya, dimana kutub positip dari sumber daya dihubungkan

dengan anoda sedangkan kutub negatifnya dihubungkan dengan system yang

akan diproteksi. Anoda yang digunakan umumnya memiliki umur yang relatif

panjang seperti misalnya besi cor berkadar silicon yang tinggi, grafit atau

aluminum. Disamping itu kadang-kadang digunakan juga besi skrap, paduan

timah hitam, platina atau paduan platina dengan palladium dan paduan-paduan

lainnya. Sumber daya yang digunakan tergantung pada mudah idaknya jaringan

listrik diperoleh. Untuk mengkonversikan arus AC menjadi DC digunakan

Rectifiers . Jika tidak memungkinkan dapat digunakan batere atau solar power  

sebagai sumber penyuplai arus searah.

Masing-masing system tentu saja memiliki kelemahan dan kelebihan. Pada table

3 disarikan kelemahan dan kelebihan tersebut sbb:

Tabel 3: Perbandingan system proteksi katodik dengan menggunakan anoda

korban dan Arus tanding.

Anoda korban Arus tanding

Tidak memerlukan sumber

daya dari luar

Memerrlukan sumber daya

Luaran arus terbatas Arus dapat divariasikan

Terbatas hanya untuk tahananrendah

Tidak masalah untuk medium yangbertahanan tinggi

9

Page 10: teknologi perlindungan logam

7/23/2019 teknologi perlindungan logam

http://slidepdf.com/reader/full/teknologi-perlindungan-logam 10/11

Memerlukan elektrolit Memerlukan elektrolit

Biaya instalasi relative rendah Biaya instalasi relative tinggi

Persoalan interferensi relative

rendah

Dapat menimbulkan masalah

interferensiLingkup proteksi terbatas Dapat memproteksi struktur yang lebih

luas.

 Jika penggunaan system proteksi katodik tsb dikombinasikan dengan

penggunaan pelapis; maka ada tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu:

1.  Selama proses proses proteksi berjalan (meskipun beroperasi dengan

karakteristik sempurna); pada sisi katoda senantiasa akan timbul ion-ion

hidroksida (alkalinitas). Karena itu; bahan pelapis harus tahan terhadap

alkalinitas.

2.  Gas hydrogen yang dihasilkan dari system proteksi katodik yang tidak

sempurna bahkan dapat mengelupaskan lapisan pelindung.

3.  Pelapis yang bersifat lebih permeable (misalnya Oleoresinous phenolic )

mudah mengalami electroendosmosis   dari pada bahan pelapis yang

kurang permeable seperti epoksi. Bentuk korosi yang kompleks tersebut

diakibatkan oleh aliran ion yang lebih besar pada permukaan yang

diproteksi secara katodik.

Pada perlindungan secara anodic (proteksi anodik); tegangan system yang

dilindungi dinaikkan sehingga memasuki daerah anodiknya. Pada kondisi ini

system terlindungi karena terbentuknya lapisan pasif. Syarat yang harus dipenuhi

agar system ini berjalan dengan baik adalah bahwa karaktersitik lingkungannya

harus stabil. Pada jenis lingkungan yang tidak stabil (berfluktuasi) penerapan

system proteksi anodic tidak dianjurkan

PENGKONDISIAN LINGKUNGAN

Mengubah lingkungan dapat membantu mengendalikan korosi dan meningkatkan

efektifitas sistem pengendalian korosi. Dehumidifikasi dan purifikasi atmosfir

merupakan dua contoh yang paling umum. Fasilitas penyejuk udara yang dapat

mengatur humiditas relatif rendah dapat membantu menurunkan perusakan

logam. Disamping itu, dengan humiditas yang rendah, fasilitas elektronik yang

terekspos ke lingkungan dapat diturunkan laju perusakannya. Jika kelembaban

lingkungan tidak lebih tinggi dari 35% maka permukaan logam hasil prosesblasting  dapat dibiarkan tanpa perlindungan untuk beberapa hari sebelum dicat.

10

Page 11: teknologi perlindungan logam

7/23/2019 teknologi perlindungan logam

http://slidepdf.com/reader/full/teknologi-perlindungan-logam 11/11

Pengkondisian lingkungan, dapat juga diperoleh melalui penambahan zat

inhibitor yaitu suatu zat kimia yang ditambahkan ke lingkungan baik selang

seling maupun secara kontinyu sehingga mampu menurunkan atau bahkan

mencegah terjadinya reaksi korosi. Penurunan laju korosi dengan inhibitor dapatdiakibatkan oleh terbentuknya suatu lapisan tipis di permukaan logam atau

terbentuknya lapisan pasif atau dengan cara menghilangkan zat-zat yang agresif

dari lingkungan.

KESIMPULAN

Metoda atau cara perlindungan logam relatif variatif, namun cara mana yang

dipilih sehingga proses perlindungan menjadi efektif, praktis dan ekonomis

sangat tergantung kepada keluasan pengetahuan serta pengalaman perancangdalam menganalisis sistem teknik dari suatu peralatan, karakteristik operasi dan

interaksi dengan lingkungannya.

KEPUSTAKAAN 

1.  Rochim S, Teknologi pelapisan untuk perawatan, Proseding Seminar Nasional:

“spray coating” untuk maintenance paralatan industri; Divisi Metalurgi; Jurusan

Teknik Pertambangan-ITB, Maret 2000, Bandung

2.  Banchrum, RK, Maintenance Management Vol.2, LMBSP Jurusan Teknik Mesin-

ITB, 1992 Bandung

3.  Gabe, Principles of metal surface treatment and protection, 2nd  edition,

Pergamon press, 1978, New York

4.  Bharat B., Gupta BK, Handbook of Tribology: Materials, coatings and surface

treatments, McGraw-Hill. Inc, 1991, New York

5.  INDOCOR: Coating Inspector Training Handbook, March 2004

6.  Kjernsmo et al; Corrosion protection, Frosio, Hempel, 2003, Norway.

11