teknologi perlindungan logam
TRANSCRIPT
7/23/2019 teknologi perlindungan logam
http://slidepdf.com/reader/full/teknologi-perlindungan-logam 1/11
TEKNOLOGI PERLINDUNGAN LOGAM
(1)
Rochim Suratman(2)
ABSTRAK
Makalah ini membahas secara singkat tentang pentingnya pemilihan logam dan
berbagai metoda perlindungan logam untuk mengendalikan korosi
Kata kunci: pemilihan logam, metoda perlindungan logam
PENDAHULUAN
Pada saat suatu logam yang dijadikan bahan untuk membuat suatu komponen,
dipajan (di expose ) ke lingkungannya maka akan terjadi interaksi diantara
keduanya. Lazimnya, karakteristik interaksi sudah diperhitungkan pada saat
komponen tsb dirancang untuk rentang waktu tertentu yang lazim dikenal
dengan istilah “umur perancangan” (design life time ). Namun dalam praktek,
tidak jarang komponen tsb mengalami kegagalan jauh sebelum waktunya. Dari
Tabel 1 dapat dilihat penyebab kegagalan pada 350 industri kimia, pertambangan
dan manufaktur yang paling dominan adalah yang berkaitan dengan kekeliruan
dalam pemilihan bahan.
Tabel 1: Penyebab kegagalan pada berbagai industri
No. Penyebab kegagalan
01 Kekeliruan dalam pemilihan material 40
02 Cacat fabrikasi 15
03 Kesalahan perlakuan panas 15
04 Kekeliruan dalam perencanaan mekanik 1105 Kondisi operasi yang tidak terduga 8
06 Pengontrolan lingkungan yang tidak cermat 6
07 Kontrol kualitas dan inspeksi yang kurang 5
Dari table 2 dapat dilihat bahwa mekanisme kagagalannya yang paling dominan
adalah yang berkaitan dengan masalah korosi. Padahal masalah korosi adalah
masalah yang berkaitan dengan interaksi antara logam dengan lingkungannya.
1. Disampaikan pada Seminar Nasional: Aplikasi Teknologi Perlindungan Logam di Industri yang
diselenggarakan oleh Jurusan Teknik Metalurgi Universitas Jenderal Achmad Yani Bandung,
Tanggal 12 Maret 2005
2. Staf Pengajar Program studi Teknik Material, Departemen Teknik Mesin ITB; Jalan Ganesa 10
Bandung, Telp. 022-2502265; e-mail:[email protected]
7/23/2019 teknologi perlindungan logam
http://slidepdf.com/reader/full/teknologi-perlindungan-logam 2/11
Dengan demikian jelaslah bahwa faktor pemilihan logam yang tepat dan upaya
untuk melindungi (memproteksi) logam merupakan upaya yang sangat penting
yang lazim dilakukan oleh para disainer (perancang) pada saat merancang suatu
komponen.
Tabel 2 : Mekanisme kegagalan pada beberapa industri
No. Mekanisme Kegagalan
01 Korosi 29
02 Fatik 25
03 Patah Getas 16
04 Overload 11
05 Korosi temperature tinggi 7
06 Stress Corrosion Cracking 6
07 Creep (Stress Rupture) 3
08 Aus (wear ) 3
INTERAKSI LOGAM DENGAN LINGKUNGAN
Jika suatu logam dipajan (di expose ) ke lingkungannya maka akan terjadi
interaksi. Berdasarkan teori-teori yang ada; yang dipaparkan dalam teori korosi
logam, mekanisme interaksi akan melibatkan pertukaran ion antara permukaan
logam dengan lingkungannya. Karakteristik pertukaran ion sangat dipacu antara
lain oleh adanya perbedaan potensial diantara keduanya. Hasil dari adanya
pertukaran ion terhadap logam yang dipajan adalah timbulnya kerusakan pada
logam serta terbentuknya produk korosi. Produk korosi yang rapat (dense ) dan
tidak poreus (yang lazim disebut patina ) bersifat melindungi logam karena dapat
memutus pertukaran ion.
Jadi konsep yang sangat mendasar dalam rangka melindungi logam adalah
mengupayakan agar tidak terjadi pertukaran ion antara logam dengan
lingkungannya. Kalaupun tidak bisa memutus sama sekali pertukaran ion
tersebut, diupayakan agar pertukaran ion berlangsung dengan laju yang relative
rendah. Berdasarkan kriteria ini maka munculah pengertian pengendalian; artinya
pertukaran ion yang terjadi, dikendalikan lajunya agar tidak berlangsung terlalu
cepat. Pertukaran ion antara logam dan lingkungannya, berdasarkan teori korosi
lazim disebut arus korosi. Besar kecilnya arus korosi menentukan besar kecilnya
laju korosi.
2
7/23/2019 teknologi perlindungan logam
http://slidepdf.com/reader/full/teknologi-perlindungan-logam 3/11
Upaya pengendalian yang lazim diterapkan dalam kerangka perlindungan
terhadap logam yang digunakan adalah sebagai berikut:
•
Pemilihan material yang tepat• Perancangan konstruksi yang memadai (appropriate )
• Penerapan pelapisan
• Penerapan system proteksi katodik dan anodik
• Pengkondisian lingkungan
Metode perlindungan seperti tersebut diatas dalam prakteknya jarang berdiri
sendiri mengingat aspek beayanya akan terlalu besar sehingga menjadi tidak
ekonomis.
PEMILIHAN MATERIAL YANG TEPAT
Pemilihan material yang tidak tepat dapat menimbulkan kegagalan dini dari suatu
peralatan/instalasi berikut akibatnya terhadap aspek keselamatan dan
pembiayaan. Pemilihan material yang tepat, bila dikaitkan dengan konsep diatas
adalah memilih logam/paduan sedemikian sehingga pertukaran ion dengan
lingkungannya tidak berlangsung dengan cepat atau dengan perkataan lain
memilih logam/paduan yang perbedaan potensialnya dengan lingkungannya
tidak terlalu besar. Dalam praktek, jika lingkungannya relative agresif (severe )
perancang lazim memilih logam atau paduan yang memiliki ketahanan korosi
yang lebih baik dari baja. Karakteristik pemilihannya didasarkan pada aspek
apakah logam tsb imun pada lingkungan tsb atau apakah logam tsb dapat
membentuk suatu lapisan tipis yang memiliki sifat protektif dan memiliki
Recoverability yang memadai apabila lapisan tsb terkelupas.
Namun perlu diketahui bahwa dalam praktek, suatu system peralatan (technical
system ) jarang sekali tersusun oleh satu jenis logam sehingga karakteristik
pengendalian/pertukaran ion menjadi tidak sederhana. Dalam hal seperti ini; jika
perlu ada yang “dikorbankan” maka desainer biasanya memilih komponen yang
bentuknya tidak rumit atau yang accessibilitasnya pada saat penggantian
komponen, tidak sulit.
Sebagai pegangan di dalam merancang; saat ini sangat banyak literature atau
Handbook yang berisi tabel-tabel yang menunjukkan karakteristik suatu logam
atau paduan dalam suatu lingkungan tertentu. Tabel-tabel tsb antara lain berisiinformasi tentang laju korosi pada berbagai konsentrasi larutan kimia dan
3
7/23/2019 teknologi perlindungan logam
http://slidepdf.com/reader/full/teknologi-perlindungan-logam 4/11
temperature/tekanan serta risiko-risiko yang mungkin timbul akibat adanya
serangan korosi yang khusus. Selain itu faktor-faktor lain yang sering
diperhitungkan dalam proses pemilihan material adalah: Persyaratan umur
komponen, assesibilitas, variasi sifat serta mudah tidaknya material yangdiinginkan diperoleh ditinjau dari aspek bentuk dan ukuran yang diinginkan serta
faktor harga.. Analisis yang cermat perlu pula dilakukan mengingat karakteristik
logam/paduan dapat berubah akibat proses pengerjaan atau selama dipajan pada
kondisi operasi yang spesifik.
Pemilihan material saat ini tidak hanya terbatas pada saat merancang suatu
komponen tetapi juga meliputi proses reevaluasi terhadap material yang telah
atau sedang digunakan pada suatu komponen/peralatan yang sudah ada, dalam
rangka: meningkatkan performansi, menaikkan reliabilitas dan menurunkanbeaya.
Perlu diketahui bahwa dalam pemilihan material; cakupan pilihan tidak hanya
terbatas pada logam saja. Saat ini banyak material yang terbuat dari plastik,
elastomer, komposit dan keramik. Material-material tsb digunakan baik sebagai
material dasar atau digunakan sebagai pelapis baik sebagai pelapis permukaan
luar (coating ) maupun sebagai pelapis permukaan bagian dalam (lining ). Dengan
demikian, dalam rangka perlindungan material; penguasaan yang memadai
terhadap material-material non-logam saat ini mutlak diperlukan oleh suatu tim
perancang.
PERANCANGAN KONSTRUKSI YANG MEMADAI
Upaya untuk melindungi logam tidak hanya bergantung pada faktor pemilihan
material yang tepat tetapi juga tergantung kapada “keluasan” pengetahuan dalam
merancang bentuk atau tipe konstruksi. Dari berbagai literature dan pengalaman
yang ada; terdapat banyak contoh-contoh konstruksi yang memadai ditinjau dari
ketahanannya terhadap korosi dengan tidak mengabaikan factor kekuatan,
keindahan dan efisiensi dalam rangka pemeliharaan/perawatan. Rancangan
konstruksi yang kurang baik dapat menyebabkan terperangkapnya air, debu dan
pengotor lainnya yang dapat mengarah kepada kegagalan dini. Beberapa contoh
dari rancangan konstruksi yang kurang baik misalnya terbentuknya lingkungan
yang tidak kompatibel seperti bersentuhannya aluminum dengan bahan beton
karena alkalinitas dari beton dapat menyerang aluminum, adanya permukaan
yang kasar dan tajam serta terbatasnya assesibilitas,
4
7/23/2019 teknologi perlindungan logam
http://slidepdf.com/reader/full/teknologi-perlindungan-logam 5/11
Untuk pegangan didalam merancang konstruksi atau bentuk-bentuk komponen
yang memadai, biasanya para perancang merujuk kepada standar-standar
perancangan yang ada seperti yang dipublikasikan oleh ISO, NACE, DNV, ASME
dsb. Standar-standar tsb tidak hanya mengatur tentang bagaimana suatuperancangan harus dilakukan tetapi juga mengatur persyaratan kesehatan dan
keselamatan (Health and safety p ecaution ).r
Sebagai contoh, standar EN ISO 12944-3 “Design Consideration ” menjelaskan
berbagai aspek penting didalam merancang konstruksi/komponen ditinjau dari
fungsi, stabilitas, kekuatan dan durabilitas. Termasuk juga di dalamnya informasi
tentang aspek penyiapan permukaan, pengecatan, inspeksi dan perawatan.
Standar lain misalnya standar NACE RP 0178-2003: “Standard Recommended
Practice: Fabrication details, Surface finish requirements and proper designconsiderations for tanks and vessels to be lined for immersion service”
menjelaskan tentang bagaimana persiapan yang harus dilakukan agar proses
pengelasan dapat berlangsung dengan baik. Sedangkan untuk membangun
konstruksinya sendiri yang melibatkan proses pengelasan, beberapa standar
seperti AWS D.1 dapat digunakan.
Dalam lingkungan yang mengalir, misalnya pada instalasi pipa, besar
kemungkinan terjadinya erosi korosi. Untuk itu biasanya perancang
mengupayakan agar aliran fluida di dalam pipa tidak menimbulkan aliran
turbulen. Sebagai bahan rujukan, saat ini banyak sekali standar yang dapat
digunakan dikaitkan apakah pipa atau tubular product tsb digunakan untuk
instalasi pengaliran fluida seperti yang lazim terjadi pada industri migas atau
sebagai komponen penukar panas dlsb.
PENERAPAN PELAPISAN
Perlindungan terhadap logam dengan cara menerapkan pelapisan pada
hakekatnya adalah melindungi logam dari sekeliling sehingga pertukaran ion
antara permukaan logam dengan sekeliling dapat dikendalikan. Berdasarkan hal
ini maka karakteristik perlindungan dengan menerapkan bahan pelapis ada tiga
kelompok yaitu:
• Menerapkan hambatan (barrier ) untuk memisahkan logam dari sekeliling
• Melengkapi permukaan logam dengan “inhibitor kimia” untuk
mengendalikan reaksi anodik
5
7/23/2019 teknologi perlindungan logam
http://slidepdf.com/reader/full/teknologi-perlindungan-logam 6/11
• Melengkapi permukaan dengan pelapis yang memiliki sifat proteksi
katodik melalui pengubahan daerah anoda menjadi daerah katoda.
Namun apabila ditinjau dari jenis material yang digunakan sebagai bahan pelapismaka proses pelapisan dikelompokkan kedalam tiga kelompok yaitu:
• Proses pelapisan logam (metallic coating )
• Proses pelapisan konversi (conversion coating )
• Proses pelapisan non-metallic (non-metallic coating )
Menerapkan hambatan pada permukaan logam pada hakekatnya adalah
memisahkan secara listrik permukaan logam dengan lingkungannya (barrier
protection ). Mengingat sifatnya yang harus mampu memisahkan secara listrik danagar umur perlindungannya relative panjang, maka system pelapisan yang
diterapkan harus memadai ketebalannya, impermeabilitas dan bebas dari cacat
atau diskontinuitas (holiday ) lainnya. Pelapis yang termasuk kedalam katagori ini
misalnya adalah Cat, tar, plastic, bitumen dan sejenis gemuk (grease-like ).
Sedangkan bahan pelapis yang mampu mengontrol reaksi anodic di permukaan
logam yang dilindunginya adalah bahan-bahan yang mengandung pigmen.
Beberapa jenis pigmen yang digunakan dalam bahan pelapis mengendalikan
proses korosi melalui pembentukan corrosion-inhibitive chemicals. Bahan kimia
ini berasal dari pigmen yang sedikit larut dalam air. Contoh yang lazim dari
pigmen jenis ini adalah red-lead yang sejak lama digunakan sebagai aditif pada
bahan pelapis yang berbasis pelumas (oil-based coating ). Reaksi antara red-lead
dengan pelumas menghasilkan larutan inhibitor yang sangat efektif dalam
menanggulangi korosi. Selain red-lead, digunakan juga sebagai bahan inhibitor
dari jenis chromat. Namun dewasa ini; penggunaan red-lead dan chromat sudah
mulai dibatasi karena masalah kesehatan dan lingkungan. Saat ini penggunaan
zinc-chromat sebagai bahan inhibitor dimodifikasi menjadi zinc-molybdate (lihat
TT-P-645).
Upaya yang lain untuk melindungi permukaan logam adalah dengan menerapkan
bahan pelapis yang memiliki sifat proteksi katodik. Bahan pelapis yang digunakan
misalnya mengandung partikel-partikel seng yang halus yang diaplikasikan ke
permukaan baja. Partikel-partikel ini akan bersifat sebagai anoda yang mampu
mengkonversi daerah anoda pada permukaan baja menjadi daerah katoda.
Supaya proses konversi ini berlangsung efektif; maka penambahan serbuk seng
harus banyak sehingga partikel-partikel tsb bersentuhan secara listrik baikdengan sesame partikel maupun dengan permukaan baja.
6
7/23/2019 teknologi perlindungan logam
http://slidepdf.com/reader/full/teknologi-perlindungan-logam 7/11
Namun, mengingat lapisan seperti ini relative poreus; maka karakteristik
perlindungannya adalah proteksi galvanic. Jadi, pada saat seng teroksidasi; maka
produk oksidasinya akan mengisi ruang-ruang yang poreus dan membentuk
barrier. Apabila barrier semacam ini terkelupas atau tergores; maka rodukoksidasi yang terbentuk harus mampu menutupi kembali permukaan yang
terbuka tsb.
Yang dimaksud dengan proses pelapisan logam adalah sebagian atau seluruh
permukaan logam yang digunakan dilapisi logam lain. Jenis-jenis proses
pelapisan yang lazim dilakukan saat ini antara lain: Proses pelapisan hard facing
dengan cara thermal spraying, welding atau cladding. Proses pelapisan logam
yang lain adalah dengan menerapkan teknik Vapor deposition (PVD, CVD dan
PCVD) atau teknik lainnya seperti: Atomized liquid spray coating, Hot Dip,Fluidized bed coating, Electrochemical deposition, Chemical deposition,
Intermetallic compound coating, Electrophoresis dan proses sementasi.
Proses pelapisan konversi adalah proses pelapisan dimana produk hasil proses
pelapisannya berupa oksida logam dari logam yang dilapisinya atau oksida logam
lain. Jenis proses pelapisan konversi adalah antara lain: anodizing, chromating
dan phosphatizing atau Blackening. Seangkan proses pelapisan dengan bahan-
bahan non-logam antara lain adalah: proses pelapisan dengan cat, pelapisan
dengan lak, karet, elastomer dan enamel.
Dalam beberapa literature, proses pelapisan termasuk ke dalam katagori proses
perlakuan permukaan (Surface treatment ). Namun, selain proses pelapisan,
proses perlakuan permukaan mencakup juga proses pengerasan permukaan
(surface hardening ) seperti misalnya proses sementasi pada baja yang meliputi
proses karburasi, nitridasi dan cyaniding yang lazim disebut sebagai proses
Thermochemical treatment.
Mengingat bahwa proses pelapisan pada hakekatnya melapiskan suatu material
lain keatas material yang lainnya; maka tingkat keberhasilan dari suatu proses
pelapisan sangat tergantung pada kondisi permukaan dari bagian permukaan
yang akan dilapisi. Salah satu persyaratan dari permukaan yang akan dilapisi
adalah harus bebas dari debu, pelumas, lemak, terak, produk korosi, logam
pelapis yang masih tersisa, mechanically damaged atau work hardened.
Tahapan mengkondisikan permukaan yang akan dilapisi lazim disebut sebagai
tahapan penyiapan permukaan (surface preparation ). Penyiapan permukaan
7
7/23/2019 teknologi perlindungan logam
http://slidepdf.com/reader/full/teknologi-perlindungan-logam 8/11
biasanya terdiri dari tahapan pembersihan dan kadang-kadang dilanjutkan
dengan tahapan pengkasaran permukaan (roughening).
Untuk membersihkan permukaan logam dari pengotor-pengotor seperti debu,terak dsb, dilakukan dengan cara-cara seperti:
• Cara mekanik
• Dengan menggunakan larutan organik (solvent cleaning ).
• Dengan menggunakan larutan alkali
• Dengan proses Pickling (acid pickling )
Disamping itu, dikenal pula cara membersihkan permukaan yang lain seperti salt
bath descalling, Ultrasonic cleaning dan plasma cleaning.
Yang menjadi pertanyaan adalah metoda membersihkan permukaan yang mana
yang paling cocok. Hal tersebut sangat tergantung pada antara lain jenis material
yang akan dilapiskan ke permukaan dan jenis pengotor yang terdapat di
permukaan logam yang akan dibersihkan. Sebagai contoh; terak yang terdapat di
permukaan mudah sekali dibersihkan dengan menggunakan sikat kawat
sedangkan jika jenis pengotor yang ada di permukaan logam adalah pelumas
atau lemak maka sebaiknya digunakan solvent cleaning.
Setelah proses pembersihan; kadang-kadang dilanjutkan dengan proses
pengkasaran permukaan, terutama sekali apabila proses pelapisan yang akan
diterapkan adalah proses pelapisan mekanik. Cara mengkasarkan permukaan
antara lain adalah dengan proses: Blasting, Buffing, Chemical etching atau
electroetching.
PENERAPAN PROTEKSI KATODIK DAN ANODIK
Proteksi katodik adalah system perlindungan permukaan logam dengan cara
melalukan arus searah yang memadai ke permukaan logam dan mengkonversikan
semua daerah anoda di permukaan logam menjadi daerah katodik. Sistem ini
hanya efektif untuk siatem-sistem yang terbenam dalam air atau di dalam tanah.
Sistem perlindungan seperti ini telah berhasil mengendalikan proses korosi untuk
kapal-kapal laut, struktur pinggir pantai (wa er f ont ), instalasi pipa dan tangki
bawah tanah atau laut dsb. Dalam praktek, untuk memperkecil kebutuhan arus
penggunaan proteksi katodik dikombinasikan dengan penggunaan bahan pelapis
t r
8
7/23/2019 teknologi perlindungan logam
http://slidepdf.com/reader/full/teknologi-perlindungan-logam 9/11
hanya saja syarat yang harus dipenuhi oleh bahan pelapisnya adalah harus tahan
terhadap lingkungan alkalin yang akan dihasilkan oleh system.
Cara pemberian arus searah dalam system proteksi katodik ada dua yaitu dengancara menerapkan anoda korban (sacrificial anode ) atau dengan cara menerapkan
arus tanding (impressed current )
Pada sistem proteksi katodik dengan anoda korban, tidak diperlukan supply daya.
Paduan yang dijadikan anoda korban akan membangkitkan arus yang diperlukan
sebagai akibat adanya perbedaan potensial dengan struktur yang dilindunginya.
Adanya pembangkitan arus dari anoda korban mengakibatkan umur anoda
korban terbatas. Jenis logam yang lazim digunakan sebagai anoda korban antara
lain: Magnesium, seng atau aluminum pada berbagai derajat kemurnian ataupaduan/campuran lain dengan komposisi yang khusus.
Sistem proteksi katodik arus tanding, memanfaatkan arus searah yang disupplai
dari suatu sumber daya, dimana kutub positip dari sumber daya dihubungkan
dengan anoda sedangkan kutub negatifnya dihubungkan dengan system yang
akan diproteksi. Anoda yang digunakan umumnya memiliki umur yang relatif
panjang seperti misalnya besi cor berkadar silicon yang tinggi, grafit atau
aluminum. Disamping itu kadang-kadang digunakan juga besi skrap, paduan
timah hitam, platina atau paduan platina dengan palladium dan paduan-paduan
lainnya. Sumber daya yang digunakan tergantung pada mudah idaknya jaringan
listrik diperoleh. Untuk mengkonversikan arus AC menjadi DC digunakan
Rectifiers . Jika tidak memungkinkan dapat digunakan batere atau solar power
sebagai sumber penyuplai arus searah.
Masing-masing system tentu saja memiliki kelemahan dan kelebihan. Pada table
3 disarikan kelemahan dan kelebihan tersebut sbb:
Tabel 3: Perbandingan system proteksi katodik dengan menggunakan anoda
korban dan Arus tanding.
Anoda korban Arus tanding
Tidak memerlukan sumber
daya dari luar
Memerrlukan sumber daya
Luaran arus terbatas Arus dapat divariasikan
Terbatas hanya untuk tahananrendah
Tidak masalah untuk medium yangbertahanan tinggi
9
7/23/2019 teknologi perlindungan logam
http://slidepdf.com/reader/full/teknologi-perlindungan-logam 10/11
Memerlukan elektrolit Memerlukan elektrolit
Biaya instalasi relative rendah Biaya instalasi relative tinggi
Persoalan interferensi relative
rendah
Dapat menimbulkan masalah
interferensiLingkup proteksi terbatas Dapat memproteksi struktur yang lebih
luas.
Jika penggunaan system proteksi katodik tsb dikombinasikan dengan
penggunaan pelapis; maka ada tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Selama proses proses proteksi berjalan (meskipun beroperasi dengan
karakteristik sempurna); pada sisi katoda senantiasa akan timbul ion-ion
hidroksida (alkalinitas). Karena itu; bahan pelapis harus tahan terhadap
alkalinitas.
2. Gas hydrogen yang dihasilkan dari system proteksi katodik yang tidak
sempurna bahkan dapat mengelupaskan lapisan pelindung.
3. Pelapis yang bersifat lebih permeable (misalnya Oleoresinous phenolic )
mudah mengalami electroendosmosis dari pada bahan pelapis yang
kurang permeable seperti epoksi. Bentuk korosi yang kompleks tersebut
diakibatkan oleh aliran ion yang lebih besar pada permukaan yang
diproteksi secara katodik.
Pada perlindungan secara anodic (proteksi anodik); tegangan system yang
dilindungi dinaikkan sehingga memasuki daerah anodiknya. Pada kondisi ini
system terlindungi karena terbentuknya lapisan pasif. Syarat yang harus dipenuhi
agar system ini berjalan dengan baik adalah bahwa karaktersitik lingkungannya
harus stabil. Pada jenis lingkungan yang tidak stabil (berfluktuasi) penerapan
system proteksi anodic tidak dianjurkan
PENGKONDISIAN LINGKUNGAN
Mengubah lingkungan dapat membantu mengendalikan korosi dan meningkatkan
efektifitas sistem pengendalian korosi. Dehumidifikasi dan purifikasi atmosfir
merupakan dua contoh yang paling umum. Fasilitas penyejuk udara yang dapat
mengatur humiditas relatif rendah dapat membantu menurunkan perusakan
logam. Disamping itu, dengan humiditas yang rendah, fasilitas elektronik yang
terekspos ke lingkungan dapat diturunkan laju perusakannya. Jika kelembaban
lingkungan tidak lebih tinggi dari 35% maka permukaan logam hasil prosesblasting dapat dibiarkan tanpa perlindungan untuk beberapa hari sebelum dicat.
10
7/23/2019 teknologi perlindungan logam
http://slidepdf.com/reader/full/teknologi-perlindungan-logam 11/11
Pengkondisian lingkungan, dapat juga diperoleh melalui penambahan zat
inhibitor yaitu suatu zat kimia yang ditambahkan ke lingkungan baik selang
seling maupun secara kontinyu sehingga mampu menurunkan atau bahkan
mencegah terjadinya reaksi korosi. Penurunan laju korosi dengan inhibitor dapatdiakibatkan oleh terbentuknya suatu lapisan tipis di permukaan logam atau
terbentuknya lapisan pasif atau dengan cara menghilangkan zat-zat yang agresif
dari lingkungan.
KESIMPULAN
Metoda atau cara perlindungan logam relatif variatif, namun cara mana yang
dipilih sehingga proses perlindungan menjadi efektif, praktis dan ekonomis
sangat tergantung kepada keluasan pengetahuan serta pengalaman perancangdalam menganalisis sistem teknik dari suatu peralatan, karakteristik operasi dan
interaksi dengan lingkungannya.
KEPUSTAKAAN
1. Rochim S, Teknologi pelapisan untuk perawatan, Proseding Seminar Nasional:
“spray coating” untuk maintenance paralatan industri; Divisi Metalurgi; Jurusan
Teknik Pertambangan-ITB, Maret 2000, Bandung
2. Banchrum, RK, Maintenance Management Vol.2, LMBSP Jurusan Teknik Mesin-
ITB, 1992 Bandung
3. Gabe, Principles of metal surface treatment and protection, 2nd edition,
Pergamon press, 1978, New York
4. Bharat B., Gupta BK, Handbook of Tribology: Materials, coatings and surface
treatments, McGraw-Hill. Inc, 1991, New York
5. INDOCOR: Coating Inspector Training Handbook, March 2004
6. Kjernsmo et al; Corrosion protection, Frosio, Hempel, 2003, Norway.
11