teknologi pengolahan air limbah tahu

8
TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH TAHU-TEMPE DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROB DAN AEROB Latar Belakang: Industri pembuatan tahu-tempe merupakan salah satu industri kecil tapi industri ini tersebar dibanyak kota-kota besar. Akibat banyaknya industri, maka limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan tahu dan tempe membawa dampak terhadap lingkungan. Limbah dari industri ini mempunyai kadar BOD sekitar 5.000-10.000 mg/l, COD 7.000-12.000 mg/l. Karakteristik Limbah yang Akan Diolah: Pada limbah industri tahu-tempe terdapat dua karakter limbah yang harus diperhatikan, yakni: karakteristik fisika dan karakteristik kimia. Karakteristik Fisika meliputi: padatan total, suhu, warna dan bau. Suhu industri tahu-tempe berasal dari proses pemasakan kedelai, suhu buangan dari proses pemanasan biasanya berkisar antara 40 o C samapai 46 o C. Peningkatan suhu dilingkungan perairan ini akan mempengaruhi kehidupan biologis, kelarutan oksigen dan gas lain. Damayanti Elyana (12630011) Shinta Wulansari

Upload: damayantielyana

Post on 25-Nov-2015

37 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Damayanti Elyana (12630011)Shinta Wulansari (12630015)TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH TAHU-TEMPE DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROB DAN AEROBLatar Belakang:Industri pembuatan tahu-tempe merupakan salah satu industri kecil tapi industri ini tersebar dibanyak kota-kota besar. Akibat banyaknya industri, maka limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan tahu dan tempe membawa dampak terhadap lingkungan. Limbah dari industri ini mempunyai kadar BOD sekitar 5.000-10.000 mg/l, COD 7.000-12.000 mg/l. Karakteristik Limbah yang Akan Diolah:Pada limbah industri tahu-tempe terdapat dua karakter limbah yang harus diperhatikan, yakni: karakteristik fisika dan karakteristik kimia.Karakteristik Fisika meliputi: padatan total, suhu, warna dan bau. Suhu industri tahu-tempe berasal dari proses pemasakan kedelai, suhu buangan dari proses pemanasan biasanya berkisar antara 40oC samapai 46oC. Peningkatan suhu dilingkungan perairan ini akan mempengaruhi kehidupan biologis, kelarutan oksigen dan gas lain.Karakteristik Kimia meliputi: bahan organik, bahan anorganik, dan gas. Bahan-bahan organik yang terkandung didalam buangan industri tahu dan tempe pada umumnya sangat tinggi. Senyawa-senyawa organik didalam air buangan tersebut dapat berupa protein,karbohidrat, lemak dan minyak. Dari senyawa-senyawa tersebut senyawa organik yang paling banyak ditemukan adalah protein dan lemak.

Diagram Pengolahan Limbah:

Proses Pengolahan Limbah:Pengolahan Tahap pertama:Air limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan tahu tempe dikumpulkan melalui saluran air limbah, kemudian dialirkan ke bak kontrol untuk memisahkan kotoran padat. Selanjutnya, sambil ditambahkan dengan larutan kapur atau NaOH air limbah dialirkan ke bak pengurai anaerob.

Di dalam bak pengurai anaerob tersebut polutan organik yang ada di dalam air limbah akan terurai oleh mikroorganisme secara anaerob,menghasilkan gas methan yang dapat digunakan sebagai bahan bakar. Dengan proses tahap pertama konsentrasi COD dalam air limbah dapat diturunkan sampai kira-kira 600 ppm(efisiensi pengolahan 90 %). Air olahan tahap awal ini selanjutnya diolah dengan proses pengolahan lanjut dengan sistem biofilter anaerob-aerob. Pengolahan Tahap Lanjutan:

Air limbah yang berasal dari proses penguraian anaerob(pengolahan tahap pertama) dialirkan ke bak pengendap awal, untuk mengendapkan partikel lumpur, pasir, dan kotoran lainnya. Selain sebagai bak pengendapan juga berfungsi sebagai bak pengontrol aliran, serta bak pengurai senyawa organik yang berbentuk padatan, pengurai lumpur (sludge digestion) dan penampung lumpur.Air penampang dari bak pengendapan awal selanjutnya dialirkan ke bak kontaktor anaerob dengan aliran dari atas ke bawah dan ke atas. Di dalam bak kontaktor diisi dengan media dari bahan plastik atau krikil/batu split. Jumlah bak kontaktor ini bisa dibuat lebih dari satu sesuai dengan kualitas dan jumlah air baku yang akan diolah. Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik setelah beberapa hari operasi, pada permukaan media filter akan tumbuh lapisan film mikroorganisme. Mikroorganisme ini lah yang akan menguraikan zat organik yang belum sempat terurai pada bak pengendapan.Air limpahan dari bak kontaktor anaerob dialirkan ke bak kontaktor aerob. Di dalam bak kontaktor aerob ini diisi dengan media dari bahan kerikil, plastik, batu apung atau bahan serat, sambil diaerasi atau dihembus dengan udara sehingga mikroorganisme yang ada akan menguraikan zat organik yang ada di dalam air limbah serta tumbuh dan menempel pada permukaan media. Dengan demikian air limbah akan terjadi kontak dengan mikroorganisme yang tersuspensi dalam air maupun menempel pada permukaan media yang mana hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat organik, detergen serta mempercepat proses nitrifikasi, sehingga efisiensi penghilangan ammonia menjadi lebih besar. Proses ini sering dinamakan Aerasi Kontak(Contact Aeration).Dari bak aerasi, air dialirakan ke bak pengendapan akhir. Didalam bak ini lumpur aktif yang mengandung massa mikroorganisme diendapkan dan dipompa kembali kebagian inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur. Sedangkan air limpahan dialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam bak kontaktor khlor ini iar limbah dikontakkan dengan senyawa khlor untuk membunuh mikroorganisme patogen. Air olahan, yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai atau saluran umum.