teknologi pembibitan dan penggemukan ternak …ntt.litbang.pertanian.go.id/deskripsi/deskripsi...

1
DESKRIPSI TEKNOLOG TEKNOLOGI PEM MENUNJANG SW Salah satu bentuk kandang kelompok ,ternak yang ada dalam kandang kelompok dan ternak yang menuju kandang timbang untuk mengetahui berat badan dari hasil penggemukkan Gambar dari ternak yang menyusui dari hasil perlakuan konsentrat,pakan konsentrat dan ternak induk yang mengkonsumsi konsentrat GI UNGGULAN BPTP NTT (Sop MBIBITAN DAN PENGGEM WASEMBADA DAGING N n n Kontribusi peternakan sapi rak cukup tinggi (>61%), mengingat populasi Kondisi peternakaan rakyat saat ini m relatif panjang (18-24 bulan);S/C > 2,5; fattening <0,5 kg. Tingkat produktiv ditingkatkan secara nyata. Badan Litban teknologi diharapkan mampu memperba Sapi merupakan bagian kehidup TTU. Sistem pemeliharaan masih tradisio lepas. Lama pemeliharaan yang biasa di ini menuntut petani untuk menguba tradisional ke cara intensif atau semi inte Melalui Program Primatani dila diarahkan kepada dua aspek yaitu : (i) m dapat memenuhi kebutuhan pasar se terwujud melalui seleksi jantan dan ind sepanjang tahun. Aspek kedua akan te bakalan yang bermutu untuk digemuk fertilitas tinggi. Pertambahan berat badan har pemberian pakan dengan komposisi 60% lama pengggemukkan selama 6-8 bul mengalami kenaikan yang sangat berva rerata 0,34 kg/ekor/hari, sedangkan de dengan rerata 0,33 kg/ekor/hari. Sed kg/ekor/hari. Pemberian pakan konsentrat pada induk setelah beranak pada induk yang dige kelahiran dan menekan kematian an kematian 0%) sedangkan pada pola pe pemberian pakan konsentrat memberi berat lahir, yang diharapkan nantinya pada akhirnya akan diperoleh bakalan nasional. Selain itu dapat juga diharapka menurunkan tingkat kematian pedet kembali sesudah partus. Pihak lain yang menjadi mitra B menyebar luaskan teknologi pembibita dinas teknis Kabupaten, LSM lokal di kab Dampak yang terlihat adalah lokasi P kunjungan maupun tempat studi bandi pemerintah maupun swasta. Sedangkan maka telah terjadi peningkatan penda berasal dari penjualan ternak khusus pad phia Ratnawaty) MUKAN TERNAK SAPI NASIONAL kyat dalam upaya pencapaian swasembada i sapi potong ada pada pemeliharaan rakyat masih tergolong rendah, selang beranak(CL ; CR 40%; PBBH prasapih<0,3 kg dan PBBH vitas yang rendah ini berpeluang untuk ng Pertanian melalui pendanpingan inovas aiki kondisi tersebut. pan masyarakat Desa usapinonot, Kabupaten onal dan semi intensif yaitu dengan cara ika ilakukan adalah 2 3 tahun baru dijual. Ha ah sistem pemeliharaan ternak dari cara ensif. akukan perbaikan usaha peternakan yang menghasilkan ternak yang bermutu, dan (ii ecara berkelanjutan. Aspek pertama akan duk serta ketersediaan pakan yang kontinyu erwujud apabila dapat menghasilkan ternak kkan serta ternak bibit yang mempunya rian sapi penggemukan dengan teknolog % rumput lapangan dan 40% legum dengan lan pada lima kelompok di desa Lapeom ariasi dari 0.26 - 0,38 kg/ekor/hari dengan esa Usapinonot dari 0.23 - 0,41 kg/ekor/har dangkan pada pola petani adalah 01-0.2 k sapi bunting 2 bulan sebelum dan 2 bulan embalakan dapat meningkatkan persentase nak yang dilahirkan (kelahiran 100% dan etani kematian anak sebesar 20%. Artinya ikan perubahan yang sangat berarti pada dapat meningkatkan berat sapih, sehingga dan bibit sapi yang sesuai dengan standa an dapat meningkatkan pertumbuhan pedet serta mempercepat waktu induk birah BPTP NTT dalam membangun demplot dan an dan penggemukkan ternak sapi adalah bupaten. Primatani sering dijadikan sebagai tempa ing serta lokasi pelatihan berbagai institus n berdasarkan road map yang telah dibuat apatan kelompok tani sebesar 10 % yang da tahun 2009. a t. L) H k si n at al a g i) n u k ai gi n m n ri 2 n e n a a a ar t, hi n h at si t, g

Upload: phamhuong

Post on 27-May-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

DESKRIPSI TEKNOLOGI UNGGULAN

TEKNOLOGI PEMBIBITAN DAN PENGGEMUKAN TERNAK SAPI

MENUNJANG SWASEMBADA DAGING NASIONAL

Salah satu bentuk kandang kelompok

,ternak yang ada dalam kandang

kelompok dan ternak yang menuju

kandang timbang untuk mengetahui

berat badan dari hasil penggemukkan

Gambar dari ternak yang menyusui

dari hasil perlakuan konsentrat,pakan

konsentrat dan ternak induk yang

mengkonsumsi konsentrat

DESKRIPSI TEKNOLOGI UNGGULAN BPTP NTT (Sophia Ratnawaty)

TEKNOLOGI PEMBIBITAN DAN PENGGEMUKAN TERNAK SAPI

SWASEMBADA DAGING NASIONAL

Salah satu bentuk kandang kelompok

berat badan dari hasil penggemukkan

konsentrat,pakan

Kontribusi peternakan sapi rakyat dalam upaya pencapaian swasembada

cukup tinggi (>61%), mengingat populasi sapi potong ada pada pemeliharaan rakyat.

Kondisi peternakaan rakyat saat ini masih tergolong rendah, selang beranak(CL)

relatif panjang (18-24 bulan);S/C > 2,5; CR 40%; PBBH prasapih<0,3 kg dan PBBH

fattening <0,5 kg. Tingkat produktivitas yang rendah ini berpeluang untuk

ditingkatkan secara nyata. Badan Litbang Pertanian

teknologi diharapkan mampu memperbaiki kondisi tersebut.

Sapi merupakan bagian kehidupan masyarakat Desa usapinonot, Kabupaten

TTU. Sistem pemeliharaan masih tradisional dan semi intensif yaitu dengan cara ikat

lepas. Lama pemeliharaan yang biasa dilakukan adalah 2

ini menuntut petani untuk mengubah sistem pemeliharaan ternak dari cara

tradisional ke cara intensif atau semi intensif.

Melalui Program Primatani dilakukan p

diarahkan kepada dua aspek yaitu : (i) menghasilkan ternak yang bermutu, dan (ii)

dapat memenuhi kebutuhan pasar secara berkelanjutan. Aspek pertama akan

terwujud melalui seleksi jantan dan induk serta ketersediaan pakan yang kontinyu

sepanjang tahun. Aspek kedua akan terwujud apabila dapat menghasilkan ternak

bakalan yang bermutu untuk digemukkan serta ternak bibit yang mempunyai

fertilitas tinggi.

Pertambahan berat badan harian sapi penggemukan dengan teknologi

pemberian pakan dengan komposisi 60% rumpu

lama pengggemukkan selama 6-8 bulan pada lima kelompok di desa Lapeom

mengalami kenaikan yang sangat bervariasi dari 0.26

rerata 0,34 kg/ekor/hari, sedangkan desa Usapinonot dari 0.23

dengan rerata 0,33 kg/ekor/hari. Sedangkan pada pola petani adalah 01

kg/ekor/hari.

Pemberian pakan konsentrat pada induk sapi bunting 2 bulan sebelum dan 2 bulan

setelah beranak pada induk yang digembalakan dapat meningkatkan persentase

kelahiran dan menekan kematian anak yang dilahirkan (kelahiran 100%

kematian 0%) sedangkan pada pola petani kematian anak sebesar 20%. Artinya

pemberian pakan konsentrat memberikan perubahan yang sangat

berat lahir, yang diharapkan nantinya dapat meningkatkan berat sapih, sehingga

pada akhirnya akan diperoleh bakalan dan bibit sapi yang sesuai dengan standar

nasional. Selain itu dapat juga diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan pedet,

menurunkan tingkat kematian pedet serta mempercepat waktu induk birahi

kembali sesudah partus.

Pihak lain yang menjadi mitra BPTP NTT dalam membangun demplot dan

menyebar luaskan teknologi pembibitan dan penggemukkan ternak sapi

dinas teknis Kabupaten, LSM lokal di kabupaten.

Dampak yang terlihat adalah lokasi Primatani sering dijadikan sebagai tempat

kunjungan maupun tempat studi banding serta lokasi pelatihan berbagai institusi

pemerintah maupun swasta. Sedangkan berdasarkan road map yang telah dibuat

maka telah terjadi peningkatan pendapatan kelompok tani sebesar 10 % yang

berasal dari penjualan ternak khusus pada tahun 2009.

(Sophia Ratnawaty)

TEKNOLOGI PEMBIBITAN DAN PENGGEMUKAN TERNAK SAPI

SWASEMBADA DAGING NASIONAL

ontribusi peternakan sapi rakyat dalam upaya pencapaian swasembada

cukup tinggi (>61%), mengingat populasi sapi potong ada pada pemeliharaan rakyat.

saat ini masih tergolong rendah, selang beranak(CL)

24 bulan);S/C > 2,5; CR 40%; PBBH prasapih<0,3 kg dan PBBH

fattening <0,5 kg. Tingkat produktivitas yang rendah ini berpeluang untuk

ditingkatkan secara nyata. Badan Litbang Pertanian melalui pendanpingan inovasi

teknologi diharapkan mampu memperbaiki kondisi tersebut.

Sapi merupakan bagian kehidupan masyarakat Desa usapinonot, Kabupaten

TTU. Sistem pemeliharaan masih tradisional dan semi intensif yaitu dengan cara ikat

eliharaan yang biasa dilakukan adalah 2 – 3 tahun baru dijual. Hal

ini menuntut petani untuk mengubah sistem pemeliharaan ternak dari cara

tradisional ke cara intensif atau semi intensif.

Melalui Program Primatani dilakukan perbaikan usaha peternakan yang

diarahkan kepada dua aspek yaitu : (i) menghasilkan ternak yang bermutu, dan (ii)

dapat memenuhi kebutuhan pasar secara berkelanjutan. Aspek pertama akan

terwujud melalui seleksi jantan dan induk serta ketersediaan pakan yang kontinyu

k kedua akan terwujud apabila dapat menghasilkan ternak

bakalan yang bermutu untuk digemukkan serta ternak bibit yang mempunyai

Pertambahan berat badan harian sapi penggemukan dengan teknologi

pemberian pakan dengan komposisi 60% rumput lapangan dan 40% legum dengan

8 bulan pada lima kelompok di desa Lapeom

mengalami kenaikan yang sangat bervariasi dari 0.26 - 0,38 kg/ekor/hari dengan

rerata 0,34 kg/ekor/hari, sedangkan desa Usapinonot dari 0.23 - 0,41 kg/ekor/hari

dengan rerata 0,33 kg/ekor/hari. Sedangkan pada pola petani adalah 01-0.2

emberian pakan konsentrat pada induk sapi bunting 2 bulan sebelum dan 2 bulan

yang digembalakan dapat meningkatkan persentase

kelahiran dan menekan kematian anak yang dilahirkan (kelahiran 100% dan

) sedangkan pada pola petani kematian anak sebesar 20%. Artinya

pemberian pakan konsentrat memberikan perubahan yang sangat berarti pada

berat lahir, yang diharapkan nantinya dapat meningkatkan berat sapih, sehingga

pada akhirnya akan diperoleh bakalan dan bibit sapi yang sesuai dengan standar

nasional. Selain itu dapat juga diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan pedet,

runkan tingkat kematian pedet serta mempercepat waktu induk birahi

Pihak lain yang menjadi mitra BPTP NTT dalam membangun demplot dan

pembibitan dan penggemukkan ternak sapi adalah

LSM lokal di kabupaten.

Dampak yang terlihat adalah lokasi Primatani sering dijadikan sebagai tempat

kunjungan maupun tempat studi banding serta lokasi pelatihan berbagai institusi

pemerintah maupun swasta. Sedangkan berdasarkan road map yang telah dibuat

maka telah terjadi peningkatan pendapatan kelompok tani sebesar 10 % yang

berasal dari penjualan ternak khusus pada tahun 2009.

ontribusi peternakan sapi rakyat dalam upaya pencapaian swasembada

cukup tinggi (>61%), mengingat populasi sapi potong ada pada pemeliharaan rakyat.

saat ini masih tergolong rendah, selang beranak(CL)

24 bulan);S/C > 2,5; CR 40%; PBBH prasapih<0,3 kg dan PBBH

fattening <0,5 kg. Tingkat produktivitas yang rendah ini berpeluang untuk

melalui pendanpingan inovasi

Sapi merupakan bagian kehidupan masyarakat Desa usapinonot, Kabupaten

TTU. Sistem pemeliharaan masih tradisional dan semi intensif yaitu dengan cara ikat

3 tahun baru dijual. Hal

ini menuntut petani untuk mengubah sistem pemeliharaan ternak dari cara

yang

diarahkan kepada dua aspek yaitu : (i) menghasilkan ternak yang bermutu, dan (ii)

dapat memenuhi kebutuhan pasar secara berkelanjutan. Aspek pertama akan

terwujud melalui seleksi jantan dan induk serta ketersediaan pakan yang kontinyu

k kedua akan terwujud apabila dapat menghasilkan ternak

bakalan yang bermutu untuk digemukkan serta ternak bibit yang mempunyai

Pertambahan berat badan harian sapi penggemukan dengan teknologi

t lapangan dan 40% legum dengan

8 bulan pada lima kelompok di desa Lapeom

0,38 kg/ekor/hari dengan

/ekor/hari

0.2

emberian pakan konsentrat pada induk sapi bunting 2 bulan sebelum dan 2 bulan

yang digembalakan dapat meningkatkan persentase

dan

) sedangkan pada pola petani kematian anak sebesar 20%. Artinya

berarti pada

berat lahir, yang diharapkan nantinya dapat meningkatkan berat sapih, sehingga

pada akhirnya akan diperoleh bakalan dan bibit sapi yang sesuai dengan standar

nasional. Selain itu dapat juga diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan pedet,

runkan tingkat kematian pedet serta mempercepat waktu induk birahi

Pihak lain yang menjadi mitra BPTP NTT dalam membangun demplot dan

adalah

Dampak yang terlihat adalah lokasi Primatani sering dijadikan sebagai tempat

kunjungan maupun tempat studi banding serta lokasi pelatihan berbagai institusi

pemerintah maupun swasta. Sedangkan berdasarkan road map yang telah dibuat,

maka telah terjadi peningkatan pendapatan kelompok tani sebesar 10 % yang