teknologi budidaya karet

28
TEKNOLOGI TEKNOLOGI BUDIDAYA KARET BUDIDAYA KARET Oleh Oleh Heri Mulyadi Heri Mulyadi A.0910401 A.0910401

Upload: herry-mulyadie

Post on 30-May-2015

5.045 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Teknologi budidaya karet

TEKNOLOGI TEKNOLOGI BUDIDAYA BUDIDAYA

KARETKARET

OlehOlehHeri MulyadiHeri MulyadiA.0910401A.0910401

Page 2: Teknologi budidaya karet

PENDAHULUANPENDAHULUANKaret merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan

kontribusi di kontribusi di dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Ekspor Karet Indonesia selama 20 tahun terakhir terus menunjukkan Ekspor Karet Indonesia selama 20 tahun terakhir terus menunjukkan adanya peningkatanadanya peningkatan1.0 juta ton 19851.0 juta ton 19851.3 juta ton 1995 1.3 juta ton 1995 1.9 juta ton 20041.9 juta ton 20042.1 juta ton 20092.1 juta ton 2009

Pendapatan devisa 2004 mencapai US$ 2.25 milyar, yang merupakan Pendapatan devisa 2004 mencapai US$ 2.25 milyar, yang merupakan 5% dari pendapatan devisa non-migas.5% dari pendapatan devisa non-migas.

Penyerapan tenaga kerja lebih dari 2 juta tenaga kerja Penyerapan tenaga kerja lebih dari 2 juta tenaga kerja lokasi Sumatera dan Kalimantanlokasi Sumatera dan Kalimantan•Luas area 3.2 juta ha yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.Luas area 3.2 juta ha yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.85% merupakan perkebunan karet milik rakyat, 85% merupakan perkebunan karet milik rakyat, 7% perkebunan besar negara7% perkebunan besar negara8% perkebunan besar milik swasta. 8% perkebunan besar milik swasta.

Page 3: Teknologi budidaya karet

Data ProduksiData Produksi• Produksi karet secara nasional pada tahun 2005 mencapai angka Produksi karet secara nasional pada tahun 2005 mencapai angka

sekitar 2.2 juta ton. Jumlah ini masih akan bisa ditingkatkan lagi sekitar 2.2 juta ton. Jumlah ini masih akan bisa ditingkatkan lagi dengan memberdayakan lahan-lahan pertanian milik petani dan dengan memberdayakan lahan-lahan pertanian milik petani dan lahan kosong/tidak produktif yang sesuai untuk perkebunan karet.lahan kosong/tidak produktif yang sesuai untuk perkebunan karet.

Sumber : Badan Pusat Statistik 2012Sumber : Badan Pusat Statistik 2012

Tahun Karet Kering

2001 397,720

2002 403,712

2003 396,104

2004 403,800

2005 432,221

2006 554,634

2007 578,486

2008 586,081

2009 522,312

2010 585,427

Page 4: Teknologi budidaya karet

Perkiraan International Rubber Study Group (IRSG), Perkiraan International Rubber Study Group (IRSG), Task Task Force Rubber Eco Project (REP) Force Rubber Eco Project (REP) untuk melakukan studi tentang untuk melakukan studi tentang permintaan dan penawaran karet sampai dengan tahun 2035permintaan dan penawaran karet sampai dengan tahun 2035

Permintaan karet alam dan sintetik dunia pada tahun 2035 Permintaan karet alam dan sintetik dunia pada tahun 2035 adalah sebesar 31.3 juta ton untuk industri ban dan non ban, dan 15 adalah sebesar 31.3 juta ton untuk industri ban dan non ban, dan 15 juta ton diantaranya adalah karet alam. Produksi karet alam pada juta ton diantaranya adalah karet alam. Produksi karet alam pada tahun 2005 diperkirakan 8.5 juta ton. Dari studi ini diproyeksikan tahun 2005 diperkirakan 8.5 juta ton. Dari studi ini diproyeksikan pertumbuhan produksi Indonesia akan mencapai 3% per tahun, pertumbuhan produksi Indonesia akan mencapai 3% per tahun, sedangkan Thailand hanya 1% dan Malaysia -2%. Perkiraan produksi sedangkan Thailand hanya 1% dan Malaysia -2%. Perkiraan produksi pada tahun 2020 sebesar 3.5 juta ton dan tahun 2035 sebesar 5.1 pada tahun 2020 sebesar 3.5 juta ton dan tahun 2035 sebesar 5.1 juta ton.juta ton.

Tahun 2002 harga karet US$ 1.00/kg, dan US$ 1.90kg untuk Tahun 2002 harga karet US$ 1.00/kg, dan US$ 1.90kg untuk harga SIR 20 di SICOM Singapura. harga SIR 20 di SICOM Singapura. Diperkirakan mencapai US$ 2.00 Diperkirakan mencapai US$ 2.00 pada tahun 2007 dan pada 2020 akan tetap stabil, dikarenakan pada tahun 2007 dan pada 2020 akan tetap stabil, dikarenakan permintaan yang terus meningkat terutama dari China, India, Brazil permintaan yang terus meningkat terutama dari China, India, Brazil dan negara-negara di Asia-Pasifik.dan negara-negara di Asia-Pasifik.

PROSPEK & PELUANG PASARPROSPEK & PELUANG PASAR

Page 5: Teknologi budidaya karet

TEKNOLOGI BUDIDAYA KARETTEKNOLOGI BUDIDAYA KARET

Untuk membangun kebun karet diperlukan Untuk membangun kebun karet diperlukan manajemen dan teknologi budidaya tanaman manajemen dan teknologi budidaya tanaman karet yang mencakup, kegiatan sbb :karet yang mencakup, kegiatan sbb :

Syarat tumbuh tanaman karetSyarat tumbuh tanaman karet Klon-klon karet rekomendasiKlon-klon karet rekomendasi Bahan tanam/bibitBahan tanam/bibit Persiapan tanam dan penanamanPersiapan tanam dan penanaman Pemeliharaan tanaman: pengendalian gulma, Pemeliharaan tanaman: pengendalian gulma,

pemupukan dan pengendalian penyakitpemupukan dan pengendalian penyakit Penyadapan/panenPenyadapan/panen

Page 6: Teknologi budidaya karet

SYARAT TUMBUH TANAMAN KARET SYARAT TUMBUH TANAMAN KARET Pada dasarnya tanaman karet memerlukan persyaratan terhadap kondisi iklim untuk menunjang pertumbuhan dan keadaan tanah sebagai media tumbuhnya.

IklimDaerah yang cocok untuk tanaman karet adalah pada zone antara 150 LS dan 150 LU. Diluar itu pertumbuhan tanaman karet agak terhambat sehingga memulai produksinya juga terlambat.

Curah hujanTanaman karet memerlukan curah hujan optimal antara 2.500 mm sampai 4.000 mm/tahun,dengan hari hujan berkisar antara 100 sd. 150 HH/tahun. Namun demikian, jika sering hujan pada pagi hari, produksi akan berkurang.

Tinggi tempatPada dasarnya tanaman karet tumbuh optimal pada dataran rendah dengan ketinggian 200 m dari permukaan laut. Ketinggian > 600 m dari permukaan laut tidak cocok untuk tumbuh tanaman karet. Suhu optimal diperlukan berkisar antara 25ºC sampai 35ºC.

Page 7: Teknologi budidaya karet

AnginAnginKecepatan angin yang terlalu kencang pada umumnya Kecepatan angin yang terlalu kencang pada umumnya kurang baik untuk penanaman karetkurang baik untuk penanaman karet

TanahTanah

Lahan kering untuk pertumbuhan tanaman karet pada Lahan kering untuk pertumbuhan tanaman karet pada umumnya lebih mempersyaratkan sifat fisik tanah umumnya lebih mempersyaratkan sifat fisik tanah dibandingkan dengan sifat kimianya. dibandingkan dengan sifat kimianya.

Berbagai jenis tanah dapat sesuai dengan syarat tumbuh Berbagai jenis tanah dapat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet baik tanah vulkanis, bahkan pada tanah tanaman karet baik tanah vulkanis, bahkan pada tanah gambut < 2 m.gambut < 2 m.

Tanah alluvial biasanya cukup subur, tetapi sifat Tanah alluvial biasanya cukup subur, tetapi sifat fisikanya terutama drainase dan aerasenya kurang baik. fisikanya terutama drainase dan aerasenya kurang baik. Reaksi tanah berkisar antara pH 3,0 - pH 8,0 tetapi tidak Reaksi tanah berkisar antara pH 3,0 - pH 8,0 tetapi tidak sesuai pada pH < 3,0 dan > pH 8,0. sesuai pada pH < 3,0 dan > pH 8,0.

Page 8: Teknologi budidaya karet

Sifat-sifat tanah yang cocok untuk tanaman Sifat-sifat tanah yang cocok untuk tanaman karetkaret

pada umumnya antara lain :pada umumnya antara lain :• Sulum tanah sampai 100 cm, tidak Sulum tanah sampai 100 cm, tidak

terdapat batu-batuan dan lapisan cadasterdapat batu-batuan dan lapisan cadas• Aerase dan drainase cukupAerase dan drainase cukup• Tekstur tanah remah, poreus dan dapat Tekstur tanah remah, poreus dan dapat

menahan airmenahan air• Struktur terdiri dari 35% liat dan 30% pasirStruktur terdiri dari 35% liat dan 30% pasir• Tanah bergambut tidak lebih dari 20 cmTanah bergambut tidak lebih dari 20 cm• Kandungan hara NPK cukup dan tidak Kandungan hara NPK cukup dan tidak

kekurangan unsur hara mikrokekurangan unsur hara mikro• Reaksi tanah dengan pH 4,5 - pH 6,5Reaksi tanah dengan pH 4,5 - pH 6,5• Kemiringan tanah < 16% danKemiringan tanah < 16% dan• Permukaan air tanah < 100 cm.Permukaan air tanah < 100 cm.

Page 9: Teknologi budidaya karet

KLON-KLON KARET REKOMENDASIKLON-KLON KARET REKOMENDASI

Pemerintah telah menetapkan sasaran pengembangan Pemerintah telah menetapkan sasaran pengembangan produksi karet alam Indonesia sebesar 3 - 4 juta ton/tahun pada produksi karet alam Indonesia sebesar 3 - 4 juta ton/tahun pada tahun 2025. Sasaran produksi tersebut hanya dapat dicapai tahun 2025. Sasaran produksi tersebut hanya dapat dicapai apabila minimal 85% areal kebun karet (rakyat) yang saat ini apabila minimal 85% areal kebun karet (rakyat) yang saat ini kurang produktif berhasil diremajakan dengan menggunakan kurang produktif berhasil diremajakan dengan menggunakan klon karet unggul.klon karet unggul.

Lokakarya Nasional Pemuliaan Tanaman Karet 2005, Lokakarya Nasional Pemuliaan Tanaman Karet 2005, telah direkomendasikan klon-klon unggul baru generasi-4 untuk telah direkomendasikan klon-klon unggul baru generasi-4 untuk periode tahun 2006 – 2010, yaitu klon: periode tahun 2006 – 2010, yaitu klon: IRR 5, IRRIRR 5, IRR 32, IRR 39, 32, IRR 39, IRR 42, IRR 104, IRR 112, dan IRR 118IRR 42, IRR 104, IRR 112, dan IRR 118. Klon IRR 42 dan IRR . Klon IRR 42 dan IRR 112 akan diajukan pelepasannya sedangkan klon IRR lainnya 112 akan diajukan pelepasannya sedangkan klon IRR lainnya sudah dilepas secara resmi. Klon-klon tersebut menunjukkan sudah dilepas secara resmi. Klon-klon tersebut menunjukkan produktivitas dan kinerja yang baik pada berbagai lokasi, tetapi produktivitas dan kinerja yang baik pada berbagai lokasi, tetapi memiliki variasi karakter agronomi dan sifat-sifat sekunder memiliki variasi karakter agronomi dan sifat-sifat sekunder lainnya. lainnya.

Page 10: Teknologi budidaya karet

Gambar 1. Gambar 1. Produksi Lateks Beberapa Klon Anjuran (***, ** dan * adalah Produksi Lateks Beberapa Klon Anjuran (***, ** dan * adalah

rata-rata produksi 15, 10 dan 5 tahun sadap)rata-rata produksi 15, 10 dan 5 tahun sadap)

Page 11: Teknologi budidaya karet

Persiapan LahanPersiapan Lahan

Pengolahan LahanPengolahan LahanPenebangan PohonPenebangan PohonPenyacaranPenyacaranPembajakanPembajakan

o Pencegahan ErosiPencegahan ErosiPembuatan ParitPembuatan ParitPembuatan Lubang TanamPembuatan Lubang TanamPengajiranPengajiran

Page 12: Teknologi budidaya karet

Gambar 2.Cara Pengajiran pada Lahan Datar

Page 13: Teknologi budidaya karet

Gambar 3.Cara Pengajiran Menurut Kontur

Page 14: Teknologi budidaya karet

Pembuatan Lubang TanamPembuatan Lubang Tanam

Ukuran lubang untuk tanaman dibuat 60 cm Ukuran lubang untuk tanaman dibuat 60 cm x 60 cm bagian atas , dan 40 cm x 40 cm x 60 cm bagian atas , dan 40 cm x 40 cm bagian dasar dengan kedalaman 60 cm. Pada bagian dasar dengan kedalaman 60 cm. Pada waktu melubang, tanah bagian atas (waktu melubang, tanah bagian atas (top soiltop soil) ) diletakkan di sebelah kiri dan tanah bagian diletakkan di sebelah kiri dan tanah bagian bawah (bawah (subsoilsubsoil) diletakkan di sebelah kanan ) diletakkan di sebelah kanan (Gambar 4). (Gambar 4). Lubang tanaman dibiarkan Lubang tanaman dibiarkan selama 1 bulan sebelum bibit karet ditanam.selama 1 bulan sebelum bibit karet ditanam.

Page 15: Teknologi budidaya karet

Gambar 4.Pembuatan Lubang Tanam

Page 16: Teknologi budidaya karet

ESTIMASI PRODUKSIESTIMASI PRODUKSI

Produksi lateks per satuan luas dalam kurun waktu Produksi lateks per satuan luas dalam kurun waktu tertentu dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tertentu dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain klon karet yang digunakan, kesesuaian lahan klon karet yang digunakan, kesesuaian lahan agroklimatologi, pemeliharaan tanaman belum agroklimatologi, pemeliharaan tanaman belum menghasilkan, sistem dan manajemen sadap, dan lainnya. menghasilkan, sistem dan manajemen sadap, dan lainnya. Dengan asumsi bahwa pengelolaan kebun plasma dapat Dengan asumsi bahwa pengelolaan kebun plasma dapat memenuhi seluruh kriteria dengan dikemukakan dalam memenuhi seluruh kriteria dengan dikemukakan dalam kultur tehnis karet diatas, maka estimasi produksi dapat kultur tehnis karet diatas, maka estimasi produksi dapat dilakukan dengan mengacu pada standar produksi yang dilakukan dengan mengacu pada standar produksi yang dikeluarkan oleh Dinas Perkebunan setempat atau Balai dikeluarkan oleh Dinas Perkebunan setempat atau Balai Penelitian Perkebunan yang bersangkutan.Penelitian Perkebunan yang bersangkutan.

Karena produksi kebun karet adalah lateks, maka Karena produksi kebun karet adalah lateks, maka estimasi produksi per hektar per tahun dikonversikan ke estimasi produksi per hektar per tahun dikonversikan ke dalam satuan getah karet basah seperti pada Tabel dalam satuan getah karet basah seperti pada Tabel berikut :berikut :

Page 17: Teknologi budidaya karet

Tabel 1. Proyeksi Produksi Karet Kering dan Estimasi Produksi Lateks Tabel 1. Proyeksi Produksi Karet Kering dan Estimasi Produksi Lateks

TahunTahun Estimasi produksi Estimasi produksi KKK (ton/ha)KKK (ton/ha)

Estimasi Produksi Estimasi Produksi Lateks (Liter/ha)Lateks (Liter/ha)

Umur (Th)Umur (Th) SadapSadap

66

77

88

99

1010

1111

1212

1313

1414

1515

1616

1717

1818

1919

2020

2121

2222

2323

2424

2525

2626

2727

2828

2929

3030

11

22

33

44

55

66

77

88

99

1010

1111

1212

1313

1414

1515

1616

1717

1818

1919

2020

2121

2222

2323

2424

2525

500500

1.1501.150

1.4001.400

1.6001.600

1.7501.750

1.8501.850

2.2002.200

2.3002.300

2.3502.350

2.3002.300

2.1502.150

2.1002.100

2.0002.000

1.9001.900

1.8001.800

1.6501.650

1.5501.550

1.4501.450

1.4001.400

1.3501.350

1.2001.200

10001000

1.1501.150

850850

800800

2.0002.000

4.6004.600

5.6005.600

6.4006.400

7.0007.000

7.4007.400

8.8008.800

9.2009.200

9.4009.400

9.2009.200

8.6008.600

8.4008.400

8.0008.000

7.6007.600

7.2007.200

6.6006.600

6.2006.200

5.8005.800

5.6005.600

5.4005.400

4.8004.800

4.6004.600

4.0004.000

3.4003.400

3.2003.200

Page 18: Teknologi budidaya karet

KEBUTUHAN BIAYA INVESTASI & KEBUTUHAN BIAYA INVESTASI & ANALISIS FINANSIALANALISIS FINANSIAL

Tanaman karet memerlukan waktu 5-6 tahun Tanaman karet memerlukan waktu 5-6 tahun untuk dapat disadap, oleh karena itu untuk dapat disadap, oleh karena itu

pembangunan perkebunan karet memerlukan pembangunan perkebunan karet memerlukan investasi jangka panjang dengan masa investasi jangka panjang dengan masa

tenggang 5-6 tahun. Biaya investasi dan tenggang 5-6 tahun. Biaya investasi dan pemeliharaan TBM dan TM dapat dilihat pada pemeliharaan TBM dan TM dapat dilihat pada

Tabel berikut:Tabel berikut:

Page 19: Teknologi budidaya karet

Tabel 2. Biaya Investasi Karet dan Pemeliharaan TBM Tabel 2. Biaya Investasi Karet dan Pemeliharaan TBM dan TM (1 ha)dan TM (1 ha)

NONO URAIAN URAIAN BIAYA (Rp/ha)BIAYA (Rp/ha)

1.1.

2.2.

3.3.

Sertifikasi lahan Sertifikasi lahan

Pembukaan lahan dan penanaman (dg Pembukaan lahan dan penanaman (dg intercrops)intercrops)

Pemeliharaan TBM (th 1-5)Pemeliharaan TBM (th 1-5)

400.000400.000

7.449.8887.449.888

12.664.12512.664.125

TOTAL BIAYA INVESTASI (TBM)TOTAL BIAYA INVESTASI (TBM) 20.514.01320.514.013

4.4. Biaya Pemeliharaan TM : per tahun Biaya Pemeliharaan TM : per tahun

Umur 6 – 15 tahun Umur 6 – 15 tahun

Umur 16 – 25 tahun Umur 16 – 25 tahun

Umur 26 – 28 tahun Umur 26 – 28 tahun

Umur 29 – 30 tahun Umur 29 – 30 tahun

4.347.5004.347.500

3.774.5003.774.500

3.349.0003.349.000

2.305.7502.305.750

TBM = Tanaman Belum MenghasilkanTBM = Tanaman Belum Menghasilkan

TM = Tanaman MenghasilkanTM = Tanaman Menghasilkan

Page 20: Teknologi budidaya karet

Dengan asumsi tingkat produksi rata-rata 1.576 kg karet Dengan asumsi tingkat produksi rata-rata 1.576 kg karet kering/ha/tahun, harga FOB SIR 20 : US $ 1,50/kg dan kurs: Rp kering/ha/tahun, harga FOB SIR 20 : US $ 1,50/kg dan kurs: Rp 10.000/US $ (pada bulan Desember 2005) dan harga di tingkat 10.000/US $ (pada bulan Desember 2005) dan harga di tingkat petani 80% FOB, dilakukan perhitungan kelayakan finansial usaha petani 80% FOB, dilakukan perhitungan kelayakan finansial usaha perkebunan karet diukur dengan tingkat Internal Rate of Return perkebunan karet diukur dengan tingkat Internal Rate of Return (IRR), Net Present Value (NPV) dan B/C ratio. Bila IRR lebih besar (IRR), Net Present Value (NPV) dan B/C ratio. Bila IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang diberlakukan yaitu 18%, maka usaha dari tingkat suku bunga yang diberlakukan yaitu 18%, maka usaha perkebunan karet layak secara finansial. Bila NPV lebih besar dari perkebunan karet layak secara finansial. Bila NPV lebih besar dari nol (positif) maka usaha adalah layak, pada nol (positif) maka usaha adalah layak, pada discount rate discount rate yang yang ditentukan yaitu sebesar 18%.ditentukan yaitu sebesar 18%.

Perhitungan nilai IRR dan NPV berdasarkan pada arus kas selama 30 Perhitungan nilai IRR dan NPV berdasarkan pada arus kas selama 30 tahun dengan asumsi biaya tetap, namun harga jual menggunakan 3 tahun dengan asumsi biaya tetap, namun harga jual menggunakan 3 skenario yaitu: harga naik 20%, harga saat ini dan harga turun 10%, skenario yaitu: harga naik 20%, harga saat ini dan harga turun 10%, adalah seperti yang terteraadalah seperti yang tertera di Tabel 3. di Tabel 3.

Page 21: Teknologi budidaya karet

SELEKSI & PENANAMAN BIBITSELEKSI & PENANAMAN BIBIT

SELEKSI BIBITSELEKSI BIBIT Beberapa syarat yang harus dipenuhi bibit siap Beberapa syarat yang harus dipenuhi bibit siap

tanam adalah :tanam adalah : Bibit karet di polybag yang sudah berpayung dua.Bibit karet di polybag yang sudah berpayung dua. Mata okulasi benar-benar baik dan telah mulai Mata okulasi benar-benar baik dan telah mulai

bertunasbertunas Akar tunggang tumbuh baik dan mempunyai akar Akar tunggang tumbuh baik dan mempunyai akar

laterallateral Bebas dari penyakit jamur akar (Jamur Akar Bebas dari penyakit jamur akar (Jamur Akar

Putih).Putih).

Page 22: Teknologi budidaya karet

KEBUTUHAN BIBITKEBUTUHAN BIBIT Dengan jarak tanam 7m x 3m (untuk tanah landai), Dengan jarak tanam 7m x 3m (untuk tanah landai), diperlukan bibit tanaman karet untuk penanaman diperlukan bibit tanaman karet untuk penanaman sebanyak 476 bibit, dan cadangan untuk penyulaman sebanyak 476 bibit, dan cadangan untuk penyulaman sebanyak 47 (10%) untuk setiap hektar kebun diperlukan sebanyak 47 (10%) untuk setiap hektar kebun diperlukan sebanyak 523 batang bibit karet.sebanyak 523 batang bibit karet.

PENANAMANPENANAMANPada umumnya penanaman karet di lapangan Pada umumnya penanaman karet di lapangan dilaksanakan pada musim penghujan yakni antara bulan dilaksanakan pada musim penghujan yakni antara bulan September sampai Desember dimana curah hujan sudah September sampai Desember dimana curah hujan sudah cukup banyak, dan hari hujan telah lebih dari 100 hari.cukup banyak, dan hari hujan telah lebih dari 100 hari.

Pada saat penanaman, tanah penutup lubang Pada saat penanaman, tanah penutup lubang dipergunakan dipergunakan top soil top soil yang telah dicampur dengan pupuk yang telah dicampur dengan pupuk RP 100 gram per lubang, disamping pemupukan dengan RP 100 gram per lubang, disamping pemupukan dengan urea 50 gram dan SP - 36 sebesar 100 gram sebagai urea 50 gram dan SP - 36 sebesar 100 gram sebagai pupuk dasar (RP = Rock Phospate)pupuk dasar (RP = Rock Phospate)

Page 23: Teknologi budidaya karet

PEMELIHARAAN TANAMAN

Pemeliharaan dilakukan pada perkebunan tanaman karet meliputi pengendalian gulma, pemupukan dan pemberantasan penyakit tanaman.

PENGENDALIAN GULMAAreal pertanaman karet, baik tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman sudah menghasilkan (TM) harus bebas dari gulma seperti alang-alang, Mekania, Eupatorium, dll sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Untuk mencapai hal tersebut, penyiangan pada tahun pertama dilakukan berdasarkan umur tanaman seperti berikut:

Page 24: Teknologi budidaya karet

Tabel 4. Frekuensi Pengendalian Gulma dengan Herbisida Berdasarkan Umur Tanaman

Umur Tanaman (tahun)

Kondisi tajuk Aplikasi herbisida Lebar piringan

/jalurFrekuen

si Waktu

Tanaman belum menghasilkan2 – 3 tahun

4 – 5 tahun

Belum menutup

Mulai menutup

3 – 4 kali

2 – 3 kali

Mar, Jun, Sept, DesMar. Sept,

Jun

1.5 – 2.0 m

1.5 – 2.0 m

Tanaman menghasilkan 6 – 8 tahun

9 – 15 tahun

> 15 tahun

Sudah menutup

Sudah menutup

Sudah menutup

2-3 kali

2 kali

2 kali

Mar, Sept, Jun

Mar, Sept

Mar, Spt

2.0 – 3.0 m

2.0 – 3.0 m

2.0 – 3.0 m

Page 25: Teknologi budidaya karet

Umur Tanaman

Urea(g/ph/th)

SP 36(g/ph/th)

KCl(g/ph/th)

Frekuensi Pemupukan

Pupuk Dasar

- 125 - -

12345

250250250300300

150250250250250

100200200250250

2 kali/th2 kali/th2 kali/th2 kali/th2 kali/th

Tabel 5. Rekomendasi Umum Pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan

Page 26: Teknologi budidaya karet

Umur Tanaman

Urea(g/ph/th)

SP 36(g/ph/th)

KCl(g/ph/th)

Frekuensi Pemupukan

6 – 15

16 – 25

> 25 s/d 2 thn sblm

peremajaan

350

300

200

260

190

-

300

250

150

2 kali/th

2 kali/th

2 kali/th

Tabel 6. Rekomendasi Umum Pemupukan Tanaman Menghasilkan

Page 27: Teknologi budidaya karet

Tabel 7. Bagan Penyadapan Tanaman Tabel 7. Bagan Penyadapan Tanaman KaretKaret

Tanaman Umur Sistem Sadap

Jangka Waktu (tahun)

Bidang Sadap

Remaja 0 – 5 - - -

Teruna 6 – 7 8 – 10

s/2 d/2 67%s/2 d/2 100%

23

AA

Dewasa 11 – 1516 – 20

s/2 d/2 100%s/2 d/2 100%

44

BA

Setengah Tua

21 – 28 2 s/2 d/3 133%

8 B’ + AH

Tua 29 – 30 2 s/2 d/3 133%

4 A” + BH

Cat : Tanaman Karet diremajakan pd umur 31 tahun

Keterangan : A = Kulit Murni Bidang A B = Kulit Murni Bidang BA = Kulit Pulihan Pertama A

A’ = Kulit Pulihan Kedua AB’ = Kulit Pulihan Pertama B AH = Kulit Murni atas ABH = Kulit Murni atas B

Page 28: Teknologi budidaya karet

TERIMAKASIHTERIMAKASIH

Sumber:Sumber:deptan.go.iddeptan.go.idbps.go.idbps.go.idslideshare.netslideshare.net