teknologi beton
DESCRIPTION
nmnhnnnTRANSCRIPT
TEKNOLOGI BETON
1. PENGERTIAN BETON
Beton adalah hasil pencampuran semen portland, air, dan agregat. Kadang-
kadang juga ditambah bahan tambahan yang sangat bervariasi mulai dari bahan kimia
tambahan, serat, sampai bahan buangan non kimia dengan perbandingan tertentu.
Material-material ini dicampur dan diaduk dengan jumlah dan rasio tertentu sehingga
mudah dipindahkan, ditempatkan (dituang), dipadatkan (compact), dan dibentuk
(finish), dan campuran material tersebut akan mengeras dan menghasilkan produk
yang kuat dan tahan lama. Jumlah dari masing-masing bahan yang dicampurkan
(semen, air, agregat, dll) akan mempengaruhi properti dari beton yang dihasilkan.
Pada proses terbentuknya beton, semen dan air akan membentuk pasta semen
yang berfungsi sebagai perekat / pengikat dalam proses pengerasan. Pada proses
pengerasan, pasta semen dan agregat halus ( pasir ) akan membentuk mortar yang
akan menutup rongga-rongga antara agregat kasar ( kerikil atau batu pecah )
sedangkan pori-pori antara agregat halus diisi oleh pasta semen yang merupakan
campuran antara semen dengan air sehingga butiran-butiran agregat saling terikat
dengan kuat dan terbentuklah suatu massa yang kompak/padat.
2. KELEBIHAN BETON
a. Kekuatanya tinggi dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan struktur seperti beton
mutu K-225,K-250,K-350 dan seterusnya.
b. Mudah dibentuk menggunakan bekisting sesuai dengan kebutuhan struktur bangunan.
c. Tahan terhadap temperatur tinggi jadi aman jika terjadi kebakaran gedung, atau
setidaknya masih memberikan kesempatan kepada penghuni pada saat bencana
terjadi.
d. Biaya pemeliharaan rendah karena setelah mengeras menjadi batu, asalkan besi
tulangan berada pada posisi yang baik didalam beton maka kemungkinan terjadinya
karat dapat dikurangi.
e. Lebih murah jika dibandingkan dengan baja
f. Mempunyai kuat tekan yang tinggi.
g. Mudah didapat bahan bakunya, karena Indonesia merupakan negara yang kaya akan
sumber daya alam misalnya pasir beton dapat ditemukan di pegunungan maupun
didasar lautan
h. Mempunyai tekstur yang terlihat alami sebagai batuan sehingga dapat difungsikan
sebagai bagian dari seni arsitektur
i. Umurnya tahan lama
3. KEKURANGAN BETON
a. Beton mempunyai kuat tarik yang rendah sehingga mudah retak. Oleh karena itu perlu
diberi baja tulangan atau tulangan kasa.
b. Beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras mengembang jika basah
sehingga dilatasi (constraction joint) perlu diadakan pada beton yang berdimensi besar
untuk memberi tempat bagi susut pengerasan dan pengembangan beton.
c. Beton keras mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu sehingga perlu
dibuat dilatasi (expansion joint) untuk mencegah terjadinya retak-retak akibat
perubahan suhu.
d. Beton tidak kedap air sehingga air yang membawa kandungan garam dapat masuk dan
merusak beton.
e. Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung secara seksama agar
setelah dikombinasikan dengan baja tulangan menjadi bersifat daktail terutama pada
struktur tahan gempa.
Agar struktur beton bertulang dapat berfungsi dengan baik maka perlu dilakukan
perhitungan struktur dengan benar sehingga tercipta bangunan yang kuat dan ekonomis,
secara garis besar perhitungan struktur beton dapat dibedakan menjadi:
1. Perhitungan pondasi
2. Perhitungan kolom beton
3. Perhitungan balok beton
4. Perhitungan plat lantai beton
5. Dan bagian struktur lainya menyesuaikan kebutuhan struktur.
4. SIFAT DAN KARAKTERISTIK BETON
a. Nilai kuat tekan beton relatif tinggi dibanding kuat tariknya, dan beton merupakan
bahan berifat getas. Nilai kuat tariknya hanya berkisar 9% - 15% saja dari kuat
tekannya.
b. Pada struktur bangunan, umumnya beton diperkuat dengan batang tulangan baja
sebagai bahan yang dapat bekerja sama dan mampu membantu kelemahannya,
terutama pada bagian yang menahan tarik.
c. Umumnya, campuran beton memenuhi rasio sebagai berikut:
1. 11% Semen Portland
2. 41% Agregat kasar
3. 26% Agregat halus
4. 16% Air
5. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKUATAN BETON
a. Kualitas pasta semen, yaitu campuran antara semen dan air
b. Kualitas agregat, yaitu kerikil dan pasir
c. Kekuatan lekatan antara pasta semen dengan agregat.
6. KOMPOSISI DAN CAMPURAN BETON
a. SEMEN
Jika kadar semen dinaikkan, maka kekuatan dan durabilitas beton juga akan meningkat.
Semen (bersama dengan air) akan membentuk pasta yang akan mengikat agregat mulai
dari yang paling besar (kasar) sampai yang paling halus.
b. AIR
Sebaliknya, penambahan air justru akan mengurangi kekuatan beton. Air cukup
digunakan untuk melarutkan semen. Air juga yang membuat adukan menjadi
kohesif,dan mudah dikerjakan (workable).
c. RASIO AIR-SEMEN
Biasa disebut dengan w/c ratio alias water to cement ratio. Jika w/c ratio semakin besar,
kekuatan dan daya tahan beton menjadi berkurang. Pada lingkungan tertentu,rasio air-
semen ini dibatasi maksimal 0.40-0.50 tergantung sifat korosif atau kadar sulfat yang
ada di lingkungan tersebut.
7. MUTU BETON
Tabel mutu beton per 1m3 beton
8. KEKUATAN BETON TERHADAP WAKTU
9. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKUATAN BETON
Faktor-faktor yang mempengaruhi kuat tekan beton adalah :
a. Pengaruh cuaca berupa pengembangan dan penyusutan yang diakibatkan oleh
pergantian panas dan dingin.
b. Daya perusak kimiawi, seperti air laut (garam), asam sulfat, alkali, limbah, dan lain-
lain.
c. Daya tahan terhadap aus (abrasi) yang disebabkan oleh gesekan orang berjalan kaki, lalu
lintas, gerakan ombak, dan lain-lain.
10. ZAT PENGGANGGU KEKUATAN BETON
Ditinjau dari aksinya,zat yang berpengaruh buruk tersebut pada beton dibedakan menjadi
3 macam yaitu :
a. Zat yang mengganggu proses hidrasi semen
b. Zat yang melapisi agregat sehingga mengganggu terbentuknya lekatan yang baik antara
agregat dan pasta semen.
c. Butiran-butiran yang kurang tahan cuaca, yang bersifat lemah dan menimbulkanreaksi
kimia antara agregat dan pastanya.
Zat-zat pengganggu ini dapat berupa kendungan organik, lempung, atau bahan-bahan
halus lainnya, misalnya silt atau debu pecahan batu, garam, shale lempung, kayu,arang,
pyrites, (tanah tambang yang mengandung belerang), dan lain-lain.
11. SIFAT-SIFAT BETON
A. BETON SEGAR
Hal-hal penting yang berkaitan dengan sifat-sifat beton segar, yaitu:
1. Kemudahan pengerjaan (workability) Sifat ini merupakan ukuran dari tingkat
kemudahan adukan untuk diaduk, diangkut, dituang dan dipadatkan.
Unsur-unsur yang mempengaruhi sifat kemudahan pengerjaan beton
segar:
a. Jumlah air yang dipakai dalam campuran adukan beton. Makin banyak air yang
dipakai makin mudah beton segar dikerjakan.
b. Penambahan semen kedalam campuran karena pasti diikuti dengan bertambahnya
air campuran untuk memperoleh nilai fas tetap.
c. Gradasi campuran pasir dan kerikil.
d. Pemakaian butir maksimum kerikil yang dipakai.
e. Pemakaian butir-butir batuan yang bulat
f. Cara pemadatan adukan beton menentukan sifat pengerjaan yang berbeda.
2. Pemisahan kerikil. Kecenderungan butir-butir kerikil untuk memisahkan diri dari
campuran adukanbeton disebut segregation. Kecenderungan pemisahan kerikil ini
diperbesar dengan:
a. Campuran yang kurus (kurang semen).
b. Terlalu banyak air.
c. Semakin besar butir kerikil.
d. Semakin kasar permukaan kerikil.
Pemisahan kerikil dari adukan beton berakibat kurang baik terhadap betonnya setelah
mengeras. Untuk mengurangi kecenderungan pemisahan kerikil tersebut maka
diusahakan hal-hal sebagai berikut:
a. Air yang diberikan sesedikit mungkin
b. Adukan beton jangan dijatuhkan dengan ketinggian terlalu besar.
c. Cara pengangkutan, penuangan maupun pemadatan harus mengikuti cara- cara yang
betul.
3. Pemisahan air. Kecenderungan air campuran untuk naik ke atas (memisahkan diri)
pada beton segar yang baru saja dipadatkan disebut bleeding. Pemisahan air dapat
dikurangi dengan cara-cara berikut:
a. Memberi lebih banyak semen.
b. Menggunakan air sesedikit mungkin.
c. Menggunakan pasir lebih banyak
B. BETON KERAS
1. Sifat mekanis beton keras diklasifikasikan:
a. Sifat jangka pendek atau sesaat, yang terdiri dari:
Kekuatan tekan
Kuat tekan beton dipengaruhi oleh:
1. Perbandingan air–semen dan tingkat pemadatannya.
2. Jenis semen dan kualitasnya (mempengaruhi kekuatan rata-rata dan kuat batas
beton).
3. Jenis dan lekak-lekuk bidang permukaan agregat.
4. Umur (pada keadaan normal kekuatan bertambah sesuai dengan umurnya)
5. Suhu (kecepatan pengerasan beton bertambah dengan bertambahnyasuhu).
6. Efisiensi dan perawatan
Kekuatan Tarik
Kekuatan tarik beton berkisar 1/18 kuat tekan beton pada waktu umurnya masih
muda dan berkisar 1/20 sesudahnya.
Biasanya tidak diperhitungkan di dalam perencanaan bangunan beton.
Kuat tarik merupakan bagian penting di dalam menahan retak-retak akibat
perubahan kadar air dan suhu.
Kekuatan geser
Di dalam praktek, geser dalam beton selalu diikuti oleh tekan dan tarik oleh
lenturan dan bahkan di dalam pengujian tidak mungkin menghilangkan elemen
lentur.
b. Sifat Jangka Panjang:
Sifat jangka panjang, yang terdiri dari:
Rangkak
Rangkak adalah penambahan volume terhadap waktu akibat beton yang bekerja.
Faktor faktor yang mempengaruhi rangkak adalah:
1. Kekuatan (rangkak berkurang bila kenaikan kekuatan semakin besar),
2. Perbandingan campuran (bila fas dan volume pasta semen berkurang maka
rangkak berkurang),
3. Semen,
4. Agregat (rangkak bertambah bila agregat makin halus), perawatan,
5. Umur (kecepatan rangkak berkurang sejalan dengan umur beton).
Susut
Susut adalah berkurangnya volume elemen beton jika terjadi kehilangan uap air
karena penguapan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya susut adalah:
a. Agregat (sebagai penahan susut pasta semen),
b. Faktor air semen (semakin besar fas semakinbesar pula efek susut),
c. Ukuran elemen beton (kelajuan dan besarnya susut akan berkurang bila
volume elemen betonnya semakin besar)
d. Kondisi lingkungan,
e. Banyaknya penulangan,
f. Bahan tambahan.
12. KLASIFIKASI BETON
Klasifikasi beton menurut volumenya :
a. Beton biasa (Ordinary concrete) : 1,80 g/cm3.
b. Beton ringan (Light weight concrete) : 0,6 - 1,8 g/cm3.
c. Beton penyekat panas (Heat insulation concrete) : 0,6 g/cm3
Berdasarkan pemakaian dibedakan atas :
a. Beton biasa = Beton bertulang (Reiforced concrete) untuk konstruksi-konstruksi yang
memikul beban
b. Beton bangunan air : Dalam pembuatan pintu air, terusan dsb
c. Beton khusus : Beton asam, tahan panas dsb
13. JENIS- JENIS BETON
a. Ferrosemen
Ferrosemen adalah suatu bahan gabungan yang diperoleh dengan cara memberikan suatu
tulangan yang berupa anyaman kawat baja sebagai pemberi kekuatan tarik dan daktilitas
pada mortar semen.
Contoh Ferrosemen
b. Beton Serat (Fibre Concrete)
Beton Serat (Fibre Concrete adalah bahan komposit yang terdiri dari beton biasa dan
bahan lain yang berupa serat. Serat dalam beton ini berfungsi mencegah retak-retak
sehingga menjadikan beton lebih daktail daripada beton biasa. Jenis yang biasa dikenal
adalah GRC (Glass-fibre Reinforced Concrete)
Contoh Beton Serat (Fibre Concrete)
c. Beton Non Pasir (No-Fines Concrete)
Beton Non Pasir (No-Fines Concrete) adalah bentuk sederhana dari jenis beton ringan
yang diperoleh dengan cara menghilangkan bagian halus agregat pada pembuatan
beton. Tidak adanya agregat halus dalam campuran menghasilkansuatu sistem berupa
keseragaman rongga yang terdistribusi di dalam massa beton, serta berkurangnya berat
jenis beton.
d. Beton Siklop
Beton Siklop adalah beton normal / beton biasa, yang menggunakan ukuran agregat
yang relatif besar. Ukuran agregat kasar mencapai 20 cm, namun proporsi agregat yang
lebih besar ini sebaiknya tidak lebih dari 20 persen agregat seluruhnya.
e. Beton Hampa
Beton Hampa adalah beton yang setelah diaduk dan dituang serta
dipadatkansebagaimana beton biasa, air sisa reaksi disedot dengan cara khusus, disebut
cara vakum (vacuum method). Air yang tertinggal hanya air yang dipakai untukreaksi
dengan semen sehingga beton yang diperoleh sangat kuat.
f. Beton Mortar
Beton Mortar adalah adukan yang terdiri dari pasir, bahan perekat, dan air. Mortar
dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : mortar lumpur, mortar kapur, dan mortar
semen.
14. EVALUASI PEKERJAAN BETON
Kekuatan beton yang diproduksi di lapangan cenderung bervariasi dari adukan ke adukan.
Besar variasi tergantung pada berbagai faktor antara lain:
a. Variasi mutu bahan (agregat) dari satu adukan dengan adukan berikutnya.
b. Variasi cara pengadukan
c. Stabilitas pekerja
Pengawasan terhadap mutu beton yang dibuat di lapangan dilakukan dengan cara
membuat diagram hasil uji kuat tekan beton dari benda – benda uji yang diambil selama
pelaksanaan. Dalam buku “Perencanaan Campuran dan Pengendalian Mutu Beton” (1994)
tercantum bahwa beton yang dibuat dapat dinyatakan memenuhi syarat (mutunya tercapai)
jika kedua persyaratan berikut terpenuhi :
a. Nilai rata – rata dari semua pasangan hasil uji (yang masing – masing pasangan terdiri
dari empat hasil uji kuat tekan) tidak kurang dari (fc’+0,82 Sc)
b. Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata – rata dari dua silinder) kurang dari 0,85fc’.
Jika salah satu dari dua persyaratan tersebut di atas tidak terpenuhi, maka untuk adukan
berikutnya harus diambil langkah – langkah untuk meningkatkan kuat tekan rata – rata
betonnya.
Khusus jika persyaratan kedua yang tidak terpenuhi maka selain memperbaiki adukan
beton berikutnya harus pula diambil langkah – langkah untuk memastikan bahwa daya
dukung struktur beton yang sudah dibuat masih tidak membahayakan terhadap beban yang
akan ditahan.
Daftar Pustaka
http://agung-rosuto.blogspot.com/2012/06/pengertian-beton-dan-sejarah-beton.html
http://kontruksibangunan-kb1.blogspot.com/2013/03/jenis-jenis-beton-dalam-konstruksi.html
http://kampuzsipil.blogspot.com/2011/10/jenis-jenis-beton.html
http://sastrasipilindonesia.wordpress.com/2010/07/14/bab-i-teknologi-bahan-konstruksi-
beton/