teknologi batubara
DESCRIPTION
Materi Kuliah Teknologi batubara Pak subriyer (Teknik Kimia UnSri)TRANSCRIPT
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
1/94
Prof. Ir. Subriyer Nasir, MS,PhDJurusan Teknik KimiaFakultas Teknik Unsri
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
2/94
Material yang secara fisik adalah padatanheterogen dan secara kimia merupakan
padatan kompleks yang terbentuk olehtumbuh-tumbuhan yang mengalami prosesfisis dan kimia di dalam permukaan bumiselama jangka waktu yang panjang
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
3/94
Proses pembentukan batubara dari tumbuhanmenjadi peat.
Tumbuhan peat batubara
Proses
BiokimiaProses Dinamo
kimia
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
4/94
Autochtonous theory (Teori In-situ)- Kadar mineral rendah
- Susunan dan kondisi tumbuhan/tanah
Allochthonous theory (Teori Drift)- Fosil ikan dalam batubara
- Lapisan peat dan lignit di delta yg baru terbentuk
- Fosil pepohonan dalam keadaan terbalik
(inverted position)
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
5/94
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
6/94
KALIMANTAN
PAPUA
SULAWESI
JAWA
4.07%
28.37%
1.58%
17.7%
7.58%
40.13%
Resources : 61.3 billion tons
LRC : 65%
Lignite 58.7%
Bituminous14.3%
Sub Bituminous
26.7%
Anthracite
0.3%PenyebaranBatubara
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
7/94
Musi Banyuasin
Sumsel(Potensi 2,9 Milyar ton)
KALIMANTAN
Berau Kaltim(Potensi 3,0 Milyar ton)
Mulia Kalsel
(Potensi 1,2 Milyar ton)
Bilyar ton)
PAPUA
SULAWESI
JAWABanko Sumsel
(Potensi 2,5 Milyar ton)
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
8/94
1. Berdasarkan komposisi
petrografis (petrographic
classification)
2. Berdasarkan peringkat (rank
classification)
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
9/94
Bagian utama dari batu bara adalah bahanorganik yang disebut maseraldan bagian lainberupa mineral, air serta gas yangterperangkap dalam pori pori batu bara.
Unsur anorganik penyusun batu bara adalahkandungan mineral yang berasal daritumbuhan asal dan sedimen organik selamaproses coalifikasi.
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
10/94
Secara petrografik, batu bara dapat
diklasifikasikan berdasarkan susunanmaseralnya yaitu exinite, vitrinite, micrinite danfusinite. Maseral adalah struktural konstituenterkecil dari batu bara yang dapat dilihat
dengan mikroskop optik. Maseral dapatdibedakan satu sama lain dari reflektansinya.Vitrinite merupakan konstituen batu bara yangberasal dari kayu, exinite utamanya berasal
dari digested sludge (lumpur), sedang inertiniteyang berasal tumbuhan selain kayu.
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
11/94
Lignite
Subbituminus
Bituminus
Anthracite
Low rank coal
High rank coal
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
12/94
Brown coal Hard coal
Grup
maseral
Maseral
Grup
maseral
Maseral
Huminite Textinite, ulminite
attrinite,
densitinite,gelinite,
corpohuminite
Vitrinite Telinite, collinite,
vitrodetrinite
Liptinite Sporinite,cutinite,fresinite
,suberinite,alginate,
iptodetrinite,chlorophyllinite
Exinite Sporinite, cutinite,
fresinite,
suberinite,alginate,liptodetrinite
Inertinite Fusinite,semifusinite,
macrinite,selerotinite,
inertodetrinite
Inertinite Micrinite, macrinite,
semifusinite,
fusinite,
inertodetrinite
Tabel 1. Maseral pada brown coal dan hard coalSumber : Spliethoff, H (2010)
Grup maseral Kandungan atom C
Rasio H/C
Kadar volatile
Exinite 43 sampai 62 % 1,18 -0,59 79-18%
Vitrinite 51 sampai 62% 0,80-0,60 40-18%
Inertinite 59 sampai 67% 0.64-0,47 31-11%
Tabel 2. Komposisi maseral dan persentase kadar zat volatilSumber : Tsai (1982)
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
13/94
Umur (tahun) Rank batubara
250 x 106 Bituminus, antrasit
180 x 106
150 x 106
100 x 106
60 x 106
40 x 106
20 x 106
1 x 106
Bituminus
BituminusSubbituminusLignit dan subbituminusLignitLignit
Peat
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
14/94
Rank Volatile
Content(wt% of maf
coal)
Carbon
Content (wt%maf coal)
Calorivic
Value (btu/lb,mmmf)
Moisture (Wt
%)
Lignite 69-44 76-62 8300-6300 52-30
Subbituminous
HvBb
HcCb
HvAb
52-40
50-29
49-31
80-71
86-76
88-78
11500-8300
13000-10500
>14000
30-12
15-2
5-1
LvB 22-14 91-86 5-1
MvB 31-22
Anthracite 14-2 99-91
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
15/94
1. Klasifikasi ASTM
2. Klasifikasi National Coal Board
3. Klasifikasi International
4. Klasifikasi Australia
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
16/94
Dasar : Rank batubara selama proses
coalifikasi.FC (dmmf), VM (dmmf), HV (mmmf)
Batubara dengan VM31%, klasifikasi
berdasarkan nilai kalor (HV)
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
17/94
Class Group Limits of FC or Btu (mmf) Requisite
Physical
Properties
I. Anthracite 1. Meta-anthracite Dry FC, 98% or more (Dry VM,2%
or less)
2. Anthracite Dry FC, 92% or more and lessthan 98% (Dry VM,8% or less andmore than 2%)
3. Semianthracite Dry FC, 86% or more and lessthan 92% (Dry VM,14% or less andmore than 8%)
Nonagglomerating
II.Bituminous 1. Low volatile bituminous coal Dry FC, 78% or more and lessthan 86% (Dry VM,22% or less andmore than 14%)
2. Medium volatile bituminouscoal
Dry FC, 69% or more and lessthan 78% (Dry VM,31% or less andmore than 22%)
3. High volatile A bituminouscoal
Dry FC, 69% (Dry VM more than31% or less,and moist Btu 14000or more
4. High volatile B bituminouscoal
Moist Btu, 13,000 or more andless than 14,000
5. High volatile C bituminous
coal
Moist Btu, 11,000 or more and
less than 13,000
Either
agglomeratingor non
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
18/94
Class Group Limits of FC or Btu (mmf) Requisite
Physical
Properties
III. Subbituminous 1. Subbituminous A Coal Moist Btu,11,000 or more andless than 13,000
2. Subbituminous B Coal Moist Btu, 9,500 or more andless than 11,000
3. Subbituminous C Coal Moist Btu, 8,300 or more andless than 9,500
IV.Lignite 1. Lignite Moist Btu, less than 8,300 Consolidated
2. Brown Coal Moist Btu, less than 8,200 Consolidated
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
19/94
Volatile matter
( , dmmf)
Coal rank
code
Nama Batubara
32 400 - 900 High VolatileCoal
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
20/94
Sifat Caking Coal Rank Coal
Very Strongly caking 400
Strongly Caking 500
Medium Caking 600
Weakly Caking 700
Very Weakly Caking 800
Non Caking 900
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
21/94
Hard CoalsBatubara dengan gross calorivic value >10.260 Btu/Lb atau 5,700 kcal/kg (maf)
Brown Coal dan Lignit
Batubara dengan nilai kalor < 10.260 Btu/lbatau 5,700 kcal/kg
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
22/94
Klasifikasi Batu bara Australia
Klasifikasi batu bara Australia (AS 2096-1987) adalah
dengan membedakan antara batu bara peringkat rendah(low rank coal) dan peringkat tinggi (high rank coal).
Untuk batu bara peringkat tinggi dikenal dengan kodeREVCAS dan untuk peringkat rendah disebut dengankode REVMAS.
R adalah singkatan dari rata-rata maksimumReflectance dari vitrinite, E adalah singkatan spesifikEnergi (d.a.f), V adalah singkatan dari Volatile matter
(d.a.f), C singkatan dari Cruscible Swelling Number, Msingkatan dari bed Moisture, A singkatan dari Ash(abu)dan S singkatan dari Sulfur.
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
23/94
Untuk batu bara peringkat tinggi dengan kode :
06 34 38 5 08 06
R E V C A SR = 06 artinya batu bara memiliki Reflectance berada antara 0,6 0,69%
E = 34 artinya batu bara mempunyai Gross Specific Energy antara 34 34,98MJ/kgV = 38 artinya batu bara mempunyai Volatile Matter antara 38 -38,9% (d.a.f)C = 5 artinya batu bara mempunyai Crucible Swelling Index 5- 5A = 08 artinya batu bara mempunyai kadar abu 8 -8,9% (db)S = 06 artinya batu bara memiliki kadar sulfur antara 0,6-0,69% (db)
Untuk batu bara peringkat rendah2 24 49 59 03 03
R E V M A S
R = 2 artinya batu bara memiliki Reflectance antara 0,2 0,29%E = 24 artinya batu bara mempunyai Gross Specific Energy antara 24 24,9 MJ/kg
V = 49 artinya batu bara mempunyai Volatile Matter antara 49 -49,9%M = 59 artinya batu bara mempunyai Bed Moisture 59- 59,9%A = 03 artinya batu bara mempunyai kadar abu 3 -3,9% (db)S = 03 artinya batu bara memiliki kadar sulfur antara 0,3-0,39% (db)
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
24/94
1.
Analisa Proksimat (Proximate Analysis)
2.
Analisa Ultimat (Ultimate Analysis)
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
25/94
1. ar = as received 2. adb = air dried basis
3. daf = dry ash free
4. db = dry basis 5. mmmf = moist mineral matter free
6. maf = moisture ash free
7. mmf = mineral matter free
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
26/94
Moisture content (Kandungan/kadar air)- Inherent moisture- Free moistureTotal moisture : berpengaruh dlmcombustion process
Volatile matter (Senyawa volatil/mudahmenguap)
Fixed carbon (Karbon tetap/tertambat) Ash content (Kadar Abu)
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
27/94
Kandungan zat anorganik yang dapatditentukan jumlahnya sebagai berat yangtinggal apabila batubara dibakar secarasempurna.
Mineral matter (kandungan mineral) yg apabiladibakar akan menjadi abu.
Ash : Fly ash dan bottom ash.
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
28/94
Material non carbonaceous dalam batubarayang dapat menurunkan nilai kalor.
Mineral matter :
-garam garam silikat, aluminat, sulfat,karbonat.
-Sulfida dari Na, K, Ca, Mg, Ti dan Fe
-Trace element seperti Vanadium.
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
29/94
Mineral matter = 1.08 (ash) + 0.55 S (total)
Kandungan mineral dari batubara :
- Extraneous mineral/ash
Zat organik ikutan selama coalifikasi.
Clay, pyrites,calcites,Ca dan Mg Carbonate- Inherent mineral/ash : Zat anorganik yg ada
dalam batubara yg berasal dari tumbuhandan lumpur.
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
30/94
1. Menambah energi pada prosespenghalusan/penggilingan.
2. Dapat menyebabkan korosi pada pipa boiler
3. Penyumbatan/fouling yg akan menghalangi
aliran panas4. Kesukaran dalam ruang bakar
5. Dapat merusak klinker pada pabrik semen.
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
31/94
VM dapat ditentukan dengan kehilangan beratyg terjadi bila batubara dipanaskan tanpakontak dgn udara pada suhu 950 oC.
VM --- H2, CO, CO2,CH4, tar
Makin tinggi rank makin kecil VM.
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
32/94
FC = 100 VM Ash
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
33/94
Nilai kalor adalah penjumlahan panaspembakaran dari unsur yg dapat terbakar dalambatubara (C, H dan S) dikurangi panas peruraianzat carbonaceous dan ditambah atau dikurangi
dgn reaksi eksotermis dan endotermis daripembakaran zat pengotor dalam batubara
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
34/94
Dulong Formula (1973)
HHV(MJ/kg) = 33.86*C + 144.4*(H-
O/8)+9428*S
Channiwala & Parikh (2002)
HHV(MJ/kg) = 34.91*C + 117.83*H-10.34O-1.51*N+10.05*S-2.11*Ash
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
35/94
Carbon
Hidrogen
Oksigen
Nitrogen Sulfur
Posfor
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
36/94
Sulfur Anorganik (Inorganic Sulphur) Sulfur Organik (Organic Sulphur)
Sulphate Sulphur
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
37/94
Sifat Caking dan cokingCoking:
- Gray King Assay
- Dilatometer
Caking :
- Free Swelling Index (FSI)
- Roga Index
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
38/94
Dinyatakan dengan seri standard:
A, B, C, D, E, F, G, G1, G2, G3, dan Gx
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
39/94
Dilakukan untuk menentukan sifat cokingdari batubara.
Prinsip : Coke coal akan melunak danberkurang volumenya (konstraksi) akibat
pemanasan. Bila suhu pemanasanditingkatkan coke coal akan menjadi plastisdan volumenya membesar.
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
40/94
Dilatation
Contraction
TmTsTf
Dilatation (%)
0
+
-
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
41/94
Dilatometer Observation Caking Grade
(Group Number)
Caking Capacity
Unchanged 0 Non coking
Contraction 1 Very weak coking
Contraction and negative
dilation
2 Weak Coking
Over 0 up to 50% dilation 3 Middle coking
Over 50% up to 140%dilation
4 Good coking
Over 140% dilation 5 Excess coking
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
42/94
Standard residu :1,11/2, 21/2,3,31/2,4,41/2,5,51/2,6, 61/2,7,71/2,8
Crucible Swelling Index Gray King Assay
0- 1/2 A-B
1-4 C-G2
4 1/2-6 F-G4
6 -8 G3-G9
8 - 9 G7ke atas
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
43/94
Pengujian untuk menentukan sifat caking batubara. Cara :
1 gr batubara dicampur dengan 5 gr antrasit dan ditekanselama 30 detik oleh beban seberat 6 kg. Setelah itudilakukan karbonisasi pada suhu 850 oC selama 15 menit.
Coke yg dihasilkan diayak dgn ayakan 1 mm, residu ygtinggal pada ayakan ditimbang dan dimasukan dalam drumsebanyak 3 kali masing masing selama 5 menit. Setelah itudiayak dengan ayakan 1 mm dan residu yg diperolehditimbang.
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
44/94
Q= berat coke hasil karbonisasi
a = berat coke yg tinggal pada sieve
sebelum drumming pertama
b =berat coke setelah drumming pertamac =berat coke setelah drumming kedua
d =berat coke setelah drumming ketiga
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
45/94
Roga Test Sifat Caking
0 - 5 0 = non caking
5 - 20 1= weakly caking
20 - 45 2=moderately caking
45 3= strongly caking
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
46/94
Sifat fisis batubara :1. Densitas : Piknometer
- bulk density : Densitas curah
Jumlah massa/vol. dari tempat batubara ituberada
. Ukuran dan bentuk partikel
. Jumlah moisture
. Bentuk tempat/container dan cara pemuatan
batubara ke tempat itu.
- apparent density : mercury density- true density : water density dan heliumdensity
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
47/94
Porositas
- Macropores : > 200 Ao
- Transitional pores : 20 200 Ao
- Micropores : < 20 Ao
Luas Permukaan :
- Heat of wetting : Adsorpsi Metanol ---swelling---panas endotermis dan eksotermis
- Metoda BET (Brenauer Emmet Teller) : AdsorpsiNitrogen liquid (-196 oC) atau CO2 (-78 oC)
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
48/94
3. Sifat Caking dan Coking
4. Angle of Repose : Sudut terbesar dari tumpukan
zat padat dimana belum terjadi pergeseran ataukeruntuhan (penting untuk penyimpanan (coalstorage) dan pengaliran batubara menggunakanbelt conveyor dan hopper.
Ukuran Batubara (in) Angle of Repose (deg.)
1.5 0.75 41
0.75 0.50 40
0.50 -0.25 38
0.25 0 32
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
49/94
Hardness (kekerasan) dan Grindability
Hardness : ketahanan batubara thd
goresan/guratan. Dinyatakan dalam skala Mohs.
Skala Contoh
1 Talk
2 Gypsum
3 Calcite
4 Fluorite
5 Apatite
6 Feldspar
7 Quartz
8 Topaz
9 Corundum
10 Diamond
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
50/94
Grindability : Sifat mudah atau tidaknyabatubara digiling. Nilainya diukur
berdasarkan jumlah energi yang diperlukanuntuk menggiling sample dalam standard milltest.
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
51/94
International System untuk hard coal terdiridari 10 kelas berdasarkan kandungan VMnya.
Bila VM < 33% : kelas 0 - 5
VM > 33% : kelas 6 - 9 Terdiri dari 3 angka
Angka pertama : kelas
Angka kedua : group
Angka ketiga : sub-group
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
52/94
1. Coal preparation
- Penyimpanan (storage)
- Penanganan (handling)
- Pengecilan Ukuran (Sizing)
- Pembersihan mekanis
2. Satuan Operasi
- Pengecilan ukuran (size reduction termasukcrushing
dan pulverizing)
- Screening
- Dewatering dan drying- Briquetting
- Coal cleaning dengan proses kering dan basah
- Water pollution abatement
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
53/94
Combustion (pembakaran)
Carbonization and pyrolisis
(Karbonisasi dan pirolisa)
Gasification (Gasifikasi)
Liquefaction (pencairan)
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
54/94
Bahan H/C
Metana 4.00
Napta 2.27
Minyak Berat 1.59Bituminus 0.69
Subbituminus 0.53
Lignit 0.91
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
55/94
Batubara
Gas NHV rendah Gas NHV sedang Arang Bahan bakar cair
Gasifikasi
Listrik dari internal
combustionengine
melalui mesin diesel,
motor bakar danGas turbin
Listrik dari
external
combustion
engine melalui
siklus uap
Metanol
Pohon Industri Batubara
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
56/94
Pohon Industri Batubara
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
57/94
Pembakaran batubara untuk menghasilkan energi
(kalor). Biasanya dalam suatu power plant.
Prinsip :
1. Mengubah energi kimia menjadi energi panas.
2. Memindahkan panas dari gas panas hasilpembakaran batubara dengan udara dalam dapur.
3. Ekpansi fluida kerja ke dalam turbin uapuntuk menghasilkan tenaga mekanis.
4. Mengubah tenaga mekanis menjadi tenagalistrik
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
58/94
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
59/94
2 C (grafit) + O2(g) 2 CO (g)+ 52.8 kkal
2 CO(g) + O2(g) 2 CO2(g) + 135.3 kkalC (grafit) + O2(g) 2 CO(g) - 41.2 kkalC(grafit) + O2(g) CO2 + 94.1 kkalReaksi tambahan:
2 H2(g) + O2(g) 2H2O(g) + 115.8 kkalReaksi Karbon-Air (Water shift reaction)C (grafit)+ 2 H2O(g) CO(g) + H2 - 31.4
kkalC
(grafit)
+ 2 H2
O(g)
CO2(g)
+ 2
H2(g)
- 21.5kkal
C (grafit)+ 2 H2O(g) CO2(g)+ 2 H2(g)+ 9.8kkal
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
60/94
A) Nilai KalorB) Kandungan Abu dan sifat fusi
C) Kandungan Sulfur
D) Kandungan Zat terbangE) Kandungan Air
F) Sifat Coking
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
61/94
CO
H20
SO2
CO2CO CO2
H2 H2O
O2
COCO2
H20
SO2 SO3
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
62/94
Karbonisasi : Pemanasan desktruktif tanpa
kehadiran udara yang akan menghasilkanproduk padatan, residu carbonaceous yangdisebut cokeatau char dan senyawa volatil.
Pyrolisis : Dekomposisi termal dari strukturbatubara dengan produk hampir sama dgnkarbonisasi.
Tujuan :
Meningkatkan kadar C dalam batubaraMeningkatkan nilar kalor
Memanfaatkan coke/char
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
63/94
1. Karbonisasi temperatur rendah :
Proses karbonisasi pada suhu tidak lebih dari700 0C. Menghasilkan smokeless solid fueluntuk keperluan domestik atau industrialboilers.
2. Karbonisasi temperatur tinggi :
Proses karbonisasi pada suhu diatas 900 0C.Menghasilkan metallurgical coke.
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
64/94
Combustible gas : H2, CO, CH4, dan HigherHydrocarbon.
Non-combustible gas : CO2
, H2
O
Uap tar
Hid k b
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
65/94
Hidrokarbon :
- Pemutusan ikatan C-C dan ikatan C-H
diikuti dengan pembentukan molekul.- Metan terbentuk dengan cara
autohydrogenation
Hydrogen :
-Pemutusan ikatan C-H diikuti denganpembentukan molekul hidrogen.
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
66/94
Karbonmonoksida
- Terbentuk dari gugus karbonil
- Biasanya pada suhu dibawah 5000
C
Karbondioksida
- Berasal dari gugus karboksil.
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
67/94
Proses gasifikasi adalah proses mengubah wujud
batu bara dari padatan menjadi gas sintesa yaitu
gas karbonmonoksida dan hidrogen dalam suatu
peralatan yang disebut Gasifier.
Reaksi batu bara dapat dilakukan dengan udara,
oksigen, steam, CO2 atau campuran gas-gas tsb.
Bila gasifikasi dilakukan pada lingkungan gas
hidrogen maka gasifikasi disebut hydrogasification.
Proses pemanfaatan batu bara melalui metoda
gasifikasi telah berkembang sejak Perang Dunia ke
II.
Gasifikasi batu bara dapat menghasilkan tiga jenis
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
68/94
Gasifikasi batu bara dapat menghasilkan tiga jenisproduk
Gas dengan nilai kalor rendah dapat dihasilkan dari
gasifikasi batu bara dengan udara dan steamdengan nilai kalor gas yang dihasilkan antara 90sampai 180 BTU/scf.
Gas dengan nilai kalor sedang diperoleh dari
gasifikasi batu bara menggunakan oksigen dansteam yang pada umumnya menghasilkan gaskarbonmonoksida dan hidrogen dengan nilai kalorantara 250 sampai 400 BTU/Scf.
Gas dengan nilai kalor tinggi atau synthetic naturalgas (SNG) dihasilkan dari gas dengan nilai kalorsedang dan mempunyai nilai kalor antara 900sampai 1000 BTU/scf yang setara dengan gasmetana.
Batu bara merupakan senyawa aromatik dan
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
69/94
p yhydroaromatik yang membentuk blok secara cross-linking (ikatan silang) dengan gugus-gugusfungsional terletak pada sisi-sisi blok tsb.
Tahap awal proses gasifikasi batu bara akanmengalami pengeringan yaitu hilangnya air yang adapada permukaan batu bara.
Tahap kedua akan terjadi devolatilisasi dimanagugus-gugus fungsional batu bara yang terikatdengan ikatan silang akan terputus; senyawa-senyawa hydroaromatik akan tercraking.
Tahap selanjutnya akan terjadi peristiwa gasifikasi
dimana senyawa-senyawa karbon akan beraksidengan media gasifikasi menghasilkan gas CO2, H2dan CH4. Sebagai hasil akhir pembakaran akanterbentuk gas dan sisa pembakaran berupa abu.
Reaksi-reaksi Gasifikasi Reaksi kimia yang terjadi selama proses gasifikasi adalah:
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
70/94
Reaksi kimia yang terjadi selama proses gasifikasi adalah:Reaksi sekuensial karbon menjadi gas karbonmonoksida dankarbondioksida.
2 C + O2 2 CO2 CO + O2 2 CO2
Oksidasi hidrogenH2 + O2 H2O
Reaksi karbon dengan steam dan karbondioksidaC + H2O CO + H2C + CO2 2 CO (Reaksi Boudouard)
Reaksi water gas shiftC + H2O CO + H2
5. Reaksi dekomposisi volatile matter dalam batu bara membentuk gas metanaCnHm m/4 (CH4) + (4n-m)/4 C
6. Hidrogenasi volatile matter dan carbon menjadi gas metanaCn Hm + (2n-m)/2 H2 nCH4
C + 2H2 CH4
Mekanisme Transport pada Gasifikasi
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
71/94
Menurut Cornelis (1987) mekanisme transportasi mediagasifikasi pada partikel batu bara meliputi tiga tahapan
yaitu :
1) Difusi steam melalui boundary layer hidrodinamika
2) Difusi media gasifikasi ke dalam pori batu bara dan
3) Reaksi kimia antara atom C dan steam (H2O)membentuk gas karbonmonoksida dan hidrogen.
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
72/94
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
73/94
Berdasarkan kontak reaksi batu bara dengan media gasifikasi:
1. Gasifikasi unggun tetap (Fixed bed gasification),
2. Gasifikasi unggun terfluidisasi (Fluidized bed gasification),3. Gasifikasi unggun bergerak (entrained bed gasification)
4. Gasifikasi lelehan garam/logam (Molten salt/metal bathgasification).
Berdasarkan kondisi residu yang dibuang:
1. non slagging operation
2. Slagging operation.
Berdasarkan sistem pemanasan:
1. Autothermal
2. Allothermal.
Gasifikasi Unggun Tetap (Fixed-bed gasification)
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
74/94
Keunggulan
Aliran bahan bakar dan abu terjadi secara counter currentterhadap media gasifikasi dan produk gas sehinggapenggunaan panas lebih ekonomis.
Waktu tinggal yang relatif lama di dalam gasifier akanmenghasilkan konversi karbon yang tinggi.
Gas hasil juga bebas dari padatan dan sistem plug flow daripadatan akan meminimalisir kehilangan bahan bakar.
Faktor penting yang harus diperhatikan:
ukuran dan distribusi partikel batu bara,
kecenderungan partikel teraglomerasi, reaktifitas batu bara,
temperatur lebur abu.
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
75/94
Ukuran batubara yang cocok adalah dari sampai 2 inch danharus terdistribusi secara uniform. Batu bara jenis coking tidakdapat digunakan pada gasifier jenis ini sebelum ditreatmen
agar menjadi non aglomerating.
Reaktifitas batu bara umpan diperlukan untuk menentukansuhu minimum pada zona gasifikasi. Temperatur lebur abudiperlukan untuk menentukan apakah gasifier beroperasi
secara slagging atau non slagging.
Pada gasifier yang beroperasi dengan cara non slagging,temperatur lebur abu lebih besar dari 1150oC lebih disukai.Temperatur maksimum pada zona reaksi pada operasi
slagging yaitu antara 15001800 oC lebih besar dari operasinon slagging yaitu antara 1200-1300 oC.
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
76/94
Gasifikasi Unggun Terfluidakan
Gasifikasi unggun terfluidakan pertamakali digunakan secara
komersial adalah gasifier Winkler pada tahun 1920 an.Gasifier jenis ini mempunyai keunggulan yaitu :
Perpindahan panas internal sangat cepat terjadi dalam bedserta distribusi temperatur yang seragam di dalam bed.
Dapat beroperasi pada rentang output yang luas tanpakehilangan efisiensi yang signifikan,
Sistem penyimpanan fuel dalam reaktor dapat menghindarimasuknya oksigen bila terjadi kehabisan suplai bahan bakar.
Sistem ini juga mempunyai laju spesifik gasikasi yang tinggidan mampu menghandle semua jenis partikel batu bara yanghalus.
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
77/94
Kelemahan:
Batu bara yang tidak tergasifikasi hilang dalam bentuk debu.
Slagging dan chaneling dapat terjadi karena rasio antarapanjang dan diameter bed batu bara yang tinggi.
Distribusi ukuran partikel yang sempit
kecenderungan terjadinya aglomerasi dari batu bara umpan.
Bed mengandung partikel batu bara yang kasar akanmenyebabkan slagging.
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
78/94
Keunggulan:
Dapat memanfaatkan segala jenis batu bara.
Sifat coking dan swelling batu bara tidak berpengaruh padaoperasi gasifier. Yang perlu diperhatikan adalah temperaturlebur abu jika operasi gasifier dilakukan secara slagging ataunon slagging. Sistem entrained memproduksi gas dan tidakmenghasilkan tar dan sedikit gas metana karena semua volatilmatter teroksidasi secara sempurna pada tahap awal gasifikasi.
Kelemahan:
Rendahnya persediaan fuel pada zona reaksi. Karenamenurunnya konsentrasi reaktan dan temperatur dari inlet(masukan) ke outlet (keluaran) maka laju gasifikasi akan rendahpada outlet sehingga tidak ekonomis untuk melakukan gasifikasi
lebih dari 85 sampai 95% karbon untuk single pass.
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
79/94
Jenis
Unggun tetap
Unggun terfluida
Unggun bergerak
Kondisi Abu
Abu kering di bottom
Slagging
Abu kering
Agglomerating
Slagging
Jenis Proses
Lurgi
BCL
Winkler, HTW,KBR,
CFB,HRL
KRW, U-Gas
KT, Shell, GEE, E-Gas,
Siemens, MHI, PWR
Karakteristik umpan
Ukuran
6-50 mm
6-50 mm
610 mm 610 mm 100 m
Butiran halus
Terbatas
Lebih baik dari
abu kering
Injeksi melalui
tuyers
mungkin
Ya
Batu bara caking Ya, dengan stirrer Ya, dengan
stirrer
Ya Ya Ya
Peringkat batu bara
Semua
tinggi
rendah
semua
Semua
Karakteristik operasi
Suhu gas keluar
Rendah
(425-460 oC)
Rendah
(425-460 oC)
Sedang
(900-1050 oC)
Sedang
(900-1050 oC)
Tinggi
(1250-1600 oC)
Kebutuhan oksidan
Rendah
Rendah
Sedang
Sedang
Tinggi
Kebutuhan steam
Tinggi
Rendah
Sedang sedang
Tinggi
Karakteristik lainnya Hidrokarbon dalam gas Hidrokarbon
dalam gas
Konversi karbon
rendah
Konversi karbon
rendah
Gas murni, konversi
karbon tinggi
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
80/94
Sejak diperkenalkannya generator gas pada awal tahun 1860 makaada empat gasifier kecil yang komersial yaitu
1) Gasifier Lurgi
2) Gasifier Wellman-Galusha
3) Gasifier Koppers-Totzek dan
4) Gasifier Winkler.
Perkembangan terakhir juga dikenal Gasifier Molten bath.Gasifier Lurgi dan Wellman-Galusha merupakan gasifier ungguntetap yang beroperasi pada tekanan 34 atm. Gasifier Koppers-Totzek merupakan gasifier entrained dan Gasifier Winklermerupakan gasifier fluidized bed yang beroperasi pada tekanan
atmosfer.
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
81/94
Gasifier Lurgi pertama kali diperkenalkan pada tahun 1936.Gasifier ini mempunyai diameter 12 ft dan dapat memroses600 ton batu bara per hari. Gasifier Lurgi mempunyai verticalwater cooled pressure shell. Batu bara berukuran 1/8 inchdiumpankan ke lock-hopper dibagian atas. Steam danoksigen (atau udara) diinjeksikan melalui rotary bottom grate.Gasifikasi biasanya efektif pada tekanan 3.5 MPa dantemperatur 925-1035 oC. Sebagai produk gasifikasi akandiperoleh 50% hidrogen, 35% karbonmonoksida dan 15% gasmetana.
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
82/94
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
83/94
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
84/94
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
85/94
Mengubah wujud batubara dari padatan
menjadi cairan sehingga dapat digunakan
sebagai bahan bakar cair.
Cairan hasil proses liquefaksi dapat
ditingkatkan kualitasnya (up-grading) yg
bertujuan :
1 Meningkatkan ratio H/C
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
86/94
1. Meningkatkan ratio H/C
2. Mereduksi/menghilangkan kandungan S. N,O, trace element dan abu
3. Menurunkan viskositas dan titik didih cairan
4. Memperbaiki stabilitas dalam penyimpanan
5. Menghilangkan sifat toksisitas dan
karsiogenik cairan
Char & Co-gasCogas
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
87/94
Pyrolisis
Solvent
Exctraction
Catalytic
Methanol
Synth-gas
Production
Flash Hydro
Cat. Donor
Solvent
Non-catalytic
Synthoil
Mobil-M
DirectLiquefaction
Indirect
Liquefaction
Critical solvent
Once-through Cat.
Lurgi-Rhurgas
Contact Catalyst
Rockwell
Hot-Riser
H-Coal
GVV
DOW
MOBIL
SASOL
Coal
SRC - I
SRC - II
EDS
CSF
NCB
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
88/94
1. ReaktifitasAntrasit sukar dicairkan. Batubara
bituminus kualitas tinggi memerlukan kondisitertentu dibandingkan dengan batubara
kualitas rendah. High volatile bituminous coalmemberikan hasil yang banyak. Low rank coalseperti lignite mencair lebih cepat tetapi hasil(cairan) sedikit.
2 Laju pemanasan
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
89/94
2. Laju pemanasan
Laju pemanasan diusahakan secepat mungkin untukmenghindari repolimerisasi dari radikal bebas yg
terbentuk dari pemecahan ikatan kimia dari batubara.Suhu optimal : 400 550 oC
3. Katalis
Kebanyakan metal dapat digunakan sebagai katalis.
Abu batubara juga dapat bertindak sebagai katalisdalam hidrogenasi.
4. Tekanan
Tekanan operasi yg diperlukan berkisar 500 -4000 psi(34-270 atm)
5. Waktu kontak
Waktu kontak berkisar antara 20 menit sampai 2 jam.
EkstraksiFenol
Senyawa basa
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
90/94
D
I
S
T
I
L
A
S
I
Minyak
dariBatubara
Reforming
Ekstraksi Aromatik
Steam Cracking
Isolasi Poliaromatik
Hydrotreating
Hidrogenasi Aromatik
Hydrotreating
Hydrocracking
Hydrotreating
Hydrocracking
Minyak
Ringan< 200 oC
Minyak
menengah
200 - 300
Minyak
berat
>350 oC
Senyawa basa
Gasoline
BTX
Etan/propan
Gasoline
Gasoline
Gasoline
Gasoline
Special Oil
Gasoline
Diesel Fuel
Gasoline
Pyrolisis Oil
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
91/94
1. Secara Kimia 2. Menggunakan instrument
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
92/94
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
93/94
-
5/19/2018 TEKNOLOGI BATUBARA
94/94