teknologi bahan

15
TUGAS TEORI BAHAN BANGUNAN II Disusun oleh : Muhamad Ridwan Ali NIM : 14510134020 Dosen Mata Kuliah : Dr. Slamet Widodo, S.T., M.T. Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Upload: muhamad-ridwan-ali

Post on 16-Jan-2016

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

teknik sipil

TRANSCRIPT

Page 1: teknologi bahan

TUGAS

TEORI BAHAN BANGUNAN II

Disusun oleh : Muhamad Ridwan Ali

NIM : 14510134020

Kelas : 2C1

Dosen Mata Kuliah :

Dr. Slamet Widodo, S.T., M.T.

Pendidikan Teknik Sipil dan PerencanaanFakultas Teknik

Universitas Negeri Yogyakarta2015

Page 2: teknologi bahan

Ma

rc

h 2

1,

20

15

1

FORMULIR PERANCANGAN ADUKAN BETON

No Uraian1 Kuat tekan yang disyaratkan, pada umur 28

hari: 22 Mpa

2 Deviasi standar (s) : 4,84 Mpa3 Nilai tambah (m) : 7,77 Mpa4 Kuat tekan rata-rata yang direncanakan (fcr) : 29,77 Mpa5 Jenis semen (biasa/cepat keras) : tipe 16 Jenis agregat kasar (alami/batu pecah) : Batuan Pecah

Jenis agregat halus (alami/pecahan) : Alami7 Faktor air semen : 0,608 Faktor air semen maksimum : 0,50

Faktor air semen yang digunakan : 0,509 Nilai slump : 8 cm10 Ukuran maksimum agregat kasar : 40 mm11 Kebutuhan air : 184,9 ltr12 Kebutuhan semen Portland : 369,8 kg13 Kebutuhan semen Portland minimum : 280 kg14 Berat Semen Portland yang digunakan : 369,8 kg15 Daerah gradasi agregat halus : Zone 2 16 Persen berat agregat halus terhadap campuran : 35,25 %17 Berat jenis agregat campuran : 2,6 t/m18 Berat jenis beton : 2370 kg/m3

19 Kebutuhan agregat (langkah 19 – 11 – 14) : 1815,3 kg/m3

20 Kebutuhan agregat halus (langkah 17 x 20) : 639,89 kg/m3

21 Kebutuhan agregat kasar (langkah 20 – 21) : 1175,41 kg/m3

Kesimpulan:

Volume Berat total Air Semen Ag.halus Ag.kasar

1 m3 : 2370 kg : 1184,9 kg : 369,8 kg : 639,89 kg : : 1175,41 kg

1 adukan : 288,83 kg : 22,54 kg : 45,08 kg : 77,98 kg : : 1351,72 kg

Koreksi Berdasarkan Agregat dalam Kondisi Sesungguhnya

1 m3 :2370 kg : 166,747 ltr : 369,8 kg : 646,2889 kg : 1187,1641kg

Page 3: teknologi bahan

Ma

rc

h 2

1,

20

15

2

Langkah Kerja Mix Design Beton (Adukan Beton)

1. Penetapan kuat tekan beton yang disyaratkan (f’c) pada umur 28 hari. F’c

= 22 MPa.

2. Penetapan deviasi standar (s)

Deviasi standar ditetapkan berdasarkan tingkat mutu pengendalian

pelaksanaan pencampuran beton. Makin baik mutu pelaksanaan makin

kecil nilai deviasi standarnya.

Mengacu pada banyaknya benda uji yaitu 25 buah (sudah ditetapkan)

maka dalam menentukan standar deviasi menggunakan tabel dibawah ini.

Nilai deviasi standar ditentukan sebagai hasil perkalian antara nilai deviasi

standar yang dihitung dengan factor modifikasi pada tabel 1.

S = 4,7 (sudah ditetapkan) x 1,03

= 4,84

Page 4: teknologi bahan

Ma

rc

h 2

1,

20

15

3

3. Nilai Tambah ( m ).

Dihitung Menurut rumus :

m = (2,33 . s ) – 3,5 MPa

= ( 2,33 x 4,84 ) – 3,5 MPa

= 7,77 MPa

4. Menetapakan kuat tekan rata-rata yang direncanakan ( f’cr ).

f’cr = f’c + m

= 22 + 7,77

= 29,77 Mpa

5. Penentuan Tipe jenis Semen Portland.

Ditetapkan = Tipe 1

6. Penetapan jenis agregat.

Agregat halus = Alami

Agregat Kasar = Batu Pecah

7. Penetapan faktor air-semen dengan berdasarkan jenis semen yang dipakai

dan kuat tekan rata-rata silinder beton yang direncanakan pada umur 28 hari

menggunakan grafik dibawah ini

Page 5: teknologi bahan

Ma

rc

h 2

1,

20

15

4

Maka faktor air semennya adalah 0,6

Page 6: teknologi bahan

Ma

rc

h 2

1,

20

15

5

8. Penetapan faktor air-semen maksimum

Agar beton yang diperoleh tidak cepat rusak pada lingkungan tertentu

misalnya, maka perlu ditetapkan nilai faktor air-semen maksimum. Penetapan

dilakukan dengan Tabel 6

Penentuan faktor air semen digunakan nilai faktor air semen

terkecil = 0,50 karena sudah memenuhi durability dan workability

9. Penentuan nilai slump

Nilai slump = 8 cm (sudah ditentukan)

10. Penetapan besar butir agregat maksimum.

Ditetapkan : 40 mm (sudah ditentukan)

11. Penetapan jumlah air per meter kubik beton berdasarkan ukuran

maksimum agregat, jenis agregat, dan slam yang diinginkan, lihat tabel 7.14.

Tabel 4. Perkiraan Kebutuhan Air Per Meter Kubik Beton (liter)Besar ukuran maks. kerikil (mm)

Jenis batuan Slam (mm)

0 - 10 10 - 30 30 - 60 60 - 180

10 Alami 150 180 205 225Batu pecah 180 205 230 250

20 Alami 135 160 180 195

Batu pecah 170 190 210 225

40 Alami 115 140 160 175Batu pecah 155 175 190 205

Page 7: teknologi bahan

Ma

rc

h 2

1,

20

15

6

Penentuan kebutuhan air menggunakan rumus

A = 0,67 . agregat halus + 0,33 . agregat kasar

= 0,67 . 175 + 0,33 . 205

= 117,25 + 67,65

= 184,9 liter

maka kebutuhan air yang digunakan sebanyak 184,9 liter

12. Penghitungan kebutuhan semen Portland

Berat semen dapat dilakukan dengan cara membagi jumlah air per meter

kubik yang diperlukan dengan fas yang didapat.

184,9 : 0,5 = 369,8 kg/m3

13. Kebutuhan semen Portland minimum

Pemakaian Kebutuhan semen Portland dipakai yang terbesar yaitu

369,8 kg/m3

14. Penentuan daerah gradasi agregat halus

Gradasi agregat halus termasuk dalam zone 2 (sudah ditentukan)

Page 8: teknologi bahan

Ma

rc

h 2

1,

20

15

7

15. Perbandingan agregat halus dan agregat kasar

Nilai banding dibutuhkan untuk memperoleh gradasi agregat

campuran yang baik. Pada langkah ini dicari nilai banding antara berat

agregat halus dan berat agregat campuran. Penetapan dilakukan dengan

memperhatikan besar butir maksimum agregat kasar, nilai slam, fas, dan

daerah gradasi agregat halus. Lihat grafik pada Gambar 4.b.

Presentase agregat halus = = 35,25

Jadi Presentase agregat halus : 35,25%

16. Berat jenis agregat campuran

Berat jenis agregat campuran karena tidak memiliki data maka bisa

diasumsikan 2,60.

(Modul II.b Halaman 21)

31,5 + 392

Page 9: teknologi bahan

Ma

rc

h 2

1,

20

15

8

17. Penentuan berat jenis beton

Dengan selesainya pencarian berat jenis campuran, maka didapat

berat jenis beton dengan melihat pada Gambar dibawah ini

(Kardiyono Tjokrodimuljo,1996)

Dari Grafik diatas diperoleh BJ Beton = 2370 kg/m3

18. Kebutuhan berat agregat campuran

Dihitung berdasarkan pengurangan berat beton permeter kubik oleh berat

semen dan air.

BJ beton = kebutuhan Air + kebutuhan Semen + Agregat Campuran

2370 = 184,9 + 369,8 + Agregat campuran

Agregat campuran = 1815,3 kg/m3

Page 10: teknologi bahan

Ma

rc

h 2

1,

20

15

9

19. Kebutuhan berat agregat halus yang diperlukan

Cara menghitung kebutuhan agregat halus adalah mengalikan kebutuhan

agregat campuran dengan presentase berat agregat halus.

35,25% x 1815,3 = 639,89 kg ( 35,25% X kebutuhan agregat campuran )

20. Kebutuhan berat agregat kasar yang diperlukan

Cara menghitung kebutuhan agregat kasar adalah mengalikan kebutuhan

agregat campuran dengan presentase berat agregat kasar.

Kebutuhan agregat camp – kebutuhan agregat halus = keb agg kasar

1815,3 – 639,89 = 1175,41 kg

21. Kebutuhan bahan untuk 1 adukan (5 silinder dan 1 kubus):

a. Kebutuhan total volume

Tinggi silinder : 30 cm

Diameter silinder : 15 cm

Volume 1 sillinder = π r2 t = 3,14 x (7,5)2 x 30 = 5298,75 cm3

Volume 20 silinder = 20 x 5298,75 = 105975 cm3

Total kebutuhan volume = 105975 cm3 = 0,105975 m3

b. Jumlah kebutuhan masing-masing bahan

Berat total adukan

Berat total adukan = BJ beton x Total kebutuhan volume

= 2370 x 0,105975 = 251,16 kg

Kebutuhan air

184,9 x 0,105975 = 19,6 kg

Kebutuhan semen

369,8 x 0,105975 = 39,2 kg

Kebutuhan pasir

639,89 x 0,105975 = 67,81 kg

Kebutuhan kerikil

1175,41 x 0,105975 = 124,56 kg

Page 11: teknologi bahan

Ma

rc

h 2

1,

20

15

10

22. Faktor aman bahan campuran beton

Penjelasan : setiap bahan ditambahkan 20% dari total bahan tersebut.

Berat total adukan

251,16 x 15% + 251,16 = 288,83 kg

Kebutuhan air

19,6 x 15% + 19,6 = 22,54kg

Kebutuhan semen

39,2 x 15% + 39,2 = 45,08 kg

Kebutuhan pasir

67,81 x 15% + 67,81 = 77,98 kg

Kebutuhan kerikil

1175,41 x 15% + 1175,41 = 1351,72 kg

Selanjutnya dilakukan koreksi berdasarkan kadar air dalam agregat halus dan

agregat kasar sebagai berikut :

Air = A – [(Ah – A1)/100] x B - [(Ak – A2)/100] x C

Agregat Halus = B + [(Ah – A1)/100] x B

Agregat Kasar = C + [(Ak – A2)/100] x C

Dimana :

A : Jumlah Kebutuhan Air ( ltr/m3)

B : Jumlah Kebutuhan Agregat Halus (kg/m3)

C : Jumlah Kebutuhan Agregat Kasar (kg/m3)

Ah : Kadar Air Sesungguhnya dalam Agregat Halus ( % )

Ak : Kadar Air Sesungguhnya dalam Agregat Kasar ( % )

A1 : Kadar Air dalam Agregat Halus Kondisi Jenuh Kering Muka ( % )

A2 : Kadar Air dalam Agregat Kasar Kondisi Jenuh Kering Muka ( % )

Air = 184,9 - [(5-4)/100] x 639,89 – [(4-3)/100] x 1175,41

= 166,747 kg/m3

Pasir = 639,89 + [(5-4)/100] x 639,89

= 646,2889 kg/m3

Kerikil = 1175,41 + [(4-3)/100] x 1175,41

= 1187,1641 kg/m3