teknik sampling kapiler-cholida rachmatia (13-56)

6
LEMBAR KERJA MAHASISWA TEKNIK SAMPLING DARAH (KAPILER) Nama subjek : Loly Sinaga Umur Subjek : 19 tahun Jenis kelamin : Perempuan Hasil pemeriksaan: Keluar darah saat dilakukan penusukan. Darah berwarna merah tua dan pekat Kesulitan: Penusukan yang dilakukan kurang dalam sehingga darah agak sulit keluar Pembahasan Untuk mendiagnosa suatu penyakit, salah satu pemeriksaan pendukung adalah pemeriksaan menggunakan sampel darah. Pemeriksaan darah atau pemeriksaan hematologi merupakan sekelompok pemeriksaan laboratorium yang terdiri atas beberapa macam pemeriksaan. Pemeriksaan darh rutin meliputi hemoglobin, jumlah leukosit, hitung jenis leukosit dan laju endap darah. Pemeriksaan darah khusus meliputi gambaran darah tepi, jumlah eritrosit,

Upload: cholida-rachmatia

Post on 01-Oct-2015

5 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

PK

TRANSCRIPT

LEMBAR KERJA MAHASISWA

TEKNIK SAMPLING DARAH (KAPILER)Nama subjek: Loly SinagaUmur Subjek: 19 tahunJenis kelamin: PerempuanHasil pemeriksaan: Keluar darah saat dilakukan penusukan. Darah berwarna merah tua dan pekatKesulitan: Penusukan yang dilakukan kurang dalam sehingga darah agak sulit keluarPembahasan

Untuk mendiagnosa suatu penyakit, salah satu pemeriksaan pendukung adalah pemeriksaan menggunakan sampel darah. Pemeriksaan darah atau pemeriksaan hematologi merupakan sekelompok pemeriksaan laboratorium yang terdiri atas beberapa macam pemeriksaan. Pemeriksaan darh rutin meliputi hemoglobin, jumlah leukosit, hitung jenis leukosit dan laju endap darah. Pemeriksaan darah khusus meliputi gambaran darah tepi, jumlah eritrosit, hematokrit, indeks eritrosit, jumlah retikulosit dan jumlah trombosit.

Untuk pemeriksaan-pemeriksaan hematologi, pengambilan darah penderita (sampling) merupakan awal pemeriksaan yang harus dikerjakan dengan benar karena akan sangat menentukan asil pemeriksaan. Samling darah dapat dilakukan melalui vena maupun kapiler. Kapiler merupakan pembuluh darah yang sangat kecil tempat arteri terakhir. Kapiler hanya terdiri dari satu lapis dinding yaitu lapisan endotelium. Garis tangah kapiler adalah antara 4 dan 9 mikrometer, hampir tidak cukup besar untuk aliran sel darah merah. Bahan-bahan larut lemak, misalnya oksigen dan karbondioksida berdifusi keluar kapiler dengan menembuat sel-sel endotel. Bahan- bahan yang tidak larut lemak, misalnya ion-ion kecil dan lemak, dapat berdifusi diantara sel- sel endotel melalui celah atau pori-pori antar sel. Pertukaran oksigen dan karbondioksida, suplai makanan dan pengeluaran sisa-sisa metabolisme semuanya berlangsung sebagai hasil difusi yang melintasi kapiler sel tunggal. Sirkulasi pada kapiler hanya 5% darah yang beredar berada dalam kapiler, tetapi 5% ini bagian paling penting dari volume darah karena menyebrangi dinding sistem kapiler sehingga O2 dan nutrisi masuk ke cairan interstisial dan CO2 serta produk sampah masuk ke aliran darah. Pertukaran melewati dinding kapiler penting untuk kehidupan jaringan.

Darah kapiler digunakan bila jumlah darah yang dibutuhkan hanya sedikit, misalnya untuk pemeriksaan kadar glukosa, kadar Hb, hematokrit (mikrohematokrit) atau analisa gas darah (capillary method). Lokasi pengambilan darah kapiler pada orang dewasa biasanya dari ujung jari tangan ke 2, 3, 4 atau pada cuping telinga. Pengambilan pada jari tangan dilakukan walau kulit di tempat tempat tersebut relatif lebih tebal jika dibandingkan dengan cuping telinga, tetapi mempunyai keuntungan sewaktu penekanan lebih mudah. Dari cuping telinga sampel kapiler juga bisa dikerjakan sebab kulitnya relatif tipis dan kurang rasa sakitnya. Sedangkan pada anak yang masih kecil, cukup diambil pada jari tangan ke 2, 3 dan 4. Pada bayi, pengambilan darah umumnya dilakukan pada tumit atau ibu jari kaki, karena kedua tempat ini memiliki area yang relatif lebih luas. Lokasi pengambilan tidak boleh menunjukkan adanya gangguan peredaran, seperti vasokonstriksi (pucat), vasodilatasi (oleh radang, trauma, dsb), kongesti atau sianosis setempat. Sampling darah kapiler lebih mudah dilakukan daripada sampling darah vena. Namun tempat penusukan harus baik, aliran drah lancar dan tidak boleh ada peradangan. Ujung jari yang ditekan-tekan dapat menyebabkan tercampurnya darah kapiler dengan cairan jaringan.

Darah kapiler dan darah vena mempunyai susunan darah yang berbeda. Hematokrit, hitung jumlah sel darah merah, hemoglobin pada darah kapiler sedikit lebih rendah daripada darah vena. Total leukosit dan jumlah netrofil lebih tinggi darah kapiler sekitar 8%, jumlah monosit sekitar 12%, sebaliknya jumlah trombosit lebih tinggi darah vena dibandingkan drah kapiler, perbedaannya sekitar 9%. Hal ini mungkin berkaitan dengan adhesi trombosit pada tempat yang ditusuk.

Hal-hal yang harus diperhatikan saaat pengambilan darah kapiler, antara lain:

1. Ujung jari yang akan ditusuk harus disterilkan terlebih dahulu dengan alkohol 70%.

2. Saat penusukan dengan lancet steril, penusukan harus dalam sehingga darah tidak harus ditekan-tekan keluar. Jangan menusukkan lancet jika ujung jari masih basah oleh alkohol. Hal ini bukan saja karena darah akan diencerkan oleh alkohol, tetapi darah juga melebar di atas kulit sehingga susah ditampung dalam wadah.3. Setelah darah keluar, buang tetes darah pertama dengan memakai kapas kering, tetes berikutnya boleh dipakai untuk pemeriksaan. 4. Pengambilan darah diusahakan tidak terlalu lama dan jangan ditekan-tekan untuk mencegah terbentuknya jendalan.Pada praktiukum ini, pengambil darah menemukan kesulitan yaitu penusukan lancet steril yang kurang dalam, sehingga darah yang keluar hanya sedikit. Selain karena penusukan yang kurang dalam, keluarnya sedikit darah juga bisa terjadi karena sirkulasi pada tempat pengambilan darah yang kurang baik. Setelah darah keluar, dilakukan pengamatan darah secara makroskopis meliputi warna dan kekentalan darah. Darah yang keluar dari kapiler subjek berwarna merah tua. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kandungan oksigen pada aliran darah kurang, sehingga darah berwarna gelap dan pekat. Kadar oksigen sangat mempengaruhi warna darah, dimana darah yang mengandung banyak oksigen akan berwarna merah cerah dan darah yang kekurangan oksigen akan berwarna merah tua atau merah gelap. Selain oksigen, jumlah sel darah merah yang beredar juga mempengaruhi kekentalan darah. Dimana semakin tinggi jumlah sel darah merah yang beredar, maka semakin kental pula darah yang dihasilkan.Jadi, dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa darah yang keluar dari kapiler subjek sangat sedikit dan tidak lancar karena kurang dalamnya penusukan dan warna darah subjek adalah merah tua dan pekat kemungkinan karena kurangnya pasokan oksigen dalam aliran darah.DAFTAR PUSTAKACorwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi 3. Jakarta:EGC.

Gandasoebrata R. 2007. Penuntun Laboratorium Klinik, Cetakan 13. Jakarta:Dian Rakyat.Ganong, Wiliam F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 20. Jakarta:EGC.

Laboratorium Patologi Klinik. 2015. Petunjuk Praktikum Teknik Sampling Darah dan Urin Untuk Pemeriksaan Penunjang Penegakan Diagnosa. Jember:Universitas Jember.

Lewis SM, Bain BJ, Bates I eds. Dacies and Lewis. 2003. Practical Haematology 10th ed. Philadelphia:Churchill Livingstone.Oktraviani, Desty. 2012. Pengambilan Darah (Phlebotomy). Surakarta:Akademi Analis Kesehatan Nasional.

Pearce, Evelyn C. 2002. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.