teknik sampling

4
NAMA : WILLIE BIMANTARA NIM : 14121301001 JURUSAN : BIOLOGI KONSERVASI MACAM-MACAM TEKNIK SAMPLING Teknik Sampling dibagi atas 2 yaitu : 1.Teknik Sampling Probabilitas : Teknik sampling probabilitas dapat kita sebut dengan Random Sampling. Random sampling/sampling probabilitas adalah sesuatu cara pengambilan sample yang memberikan kesempatan atau peluang yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. maksudnya jika elemen populasinya ada 50 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/50 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Syarat pertama yang harus dilakukan untuk mengambil sampel secara acak adalah memperoleh atau membuat kerangka sampel atau dikenal dengan nama “sampling frame”. Yang dimaksud dengan kerangka sampling adalah daftar yang berisikan setiap elemen populasi yang bisa diambil sebagai sampel. Elemen populasi bisa berupa data tentang orang/binatang, tentang kejadian, tentang tempat, atau juga tentang benda. A.Macam-macam Sampling Probabilitas : 1) Simple random sampling : Merupakan suatu teknik sampling yang dipilih secara acak, cara ini dapat diambil bila analisa penelitian cenderung bersifat deskriptif atau bersifat umum. Setiap unsur populasi harus memilik kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Contoh: misal ada “pembiayaan pembangunan pendidikan Dasar di Jawa Barat”, sampelnya adalah seluruh SD dan SMP yang ada di Jawa Barat. Terhadap seluruh SD dan SMP itu dilakukan pemilihan secara random tanpa pengelompokan terlebih dahulu, dengan demikian peluang SD maupun SMP untuk terpilih sebagai sampel sama. 2) Stratified Random Sampling : Merupakan suatu teknik sampling dimana populasi kita bagi kedalam sub populasi(strata), karena mempunyai karakteristik yang heterogen dan heterogenitas tersebut mempunyai arti yang signifikan terhadap pencapaian tujuan penelitian, maka penelitian dapat mengambil dengan cara ini. Setiap stratum dipilih sampel melalui proses simple random sampling. Contoh: misalnya ada suatu manajer yang ingin mengetahui sikap manajer terhadap suatu kebajikan. Dia menduga bahwa manajer tingkat atas memiliki sikap yang positif terhadap kebajikan perusahaan. Agar dapat menguji dugaan teresebut maka sampelnya harus terdiri dari manajer tingkat atas, menengah, dan bawah. Kemudian dari masing-masing. Strata dipilih manajer dengan teknik simple random sampling.

Upload: gek-ratna

Post on 20-Feb-2016

10 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

good

TRANSCRIPT

NAMA : WILLIE BIMANTARA

NIM : 14121301001

JURUSAN : BIOLOGI KONSERVASI

MACAM-MACAM TEKNIK SAMPLING

Teknik Sampling dibagi atas 2 yaitu :

1.Teknik Sampling Probabilitas :

Teknik sampling probabilitas dapat kita sebut dengan Random Sampling. Random

sampling/sampling probabilitas adalah sesuatu cara pengambilan sample yang memberikan

kesempatan atau peluang yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. maksudnya

jika elemen populasinya ada 50 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen

tersebut mempunyai kemungkinan 25/50 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Syarat pertama yang

harus dilakukan untuk mengambil sampel secara acak adalah memperoleh atau membuat kerangka

sampel atau dikenal dengan nama “sampling frame”.

Yang dimaksud dengan kerangka sampling adalah daftar yang berisikan setiap elemen

populasi yang bisa diambil sebagai sampel. Elemen populasi bisa berupa data tentang

orang/binatang, tentang kejadian, tentang tempat, atau juga tentang benda.

A.Macam-macam Sampling Probabilitas :

1) Simple random sampling :

Merupakan suatu teknik sampling yang dipilih secara acak, cara ini dapat diambil bila

analisa penelitian cenderung bersifat deskriptif atau bersifat umum. Setiap unsur populasi harus

memilik kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel.

Contoh: misal ada “pembiayaan pembangunan pendidikan Dasar di Jawa Barat”, sampelnya

adalah seluruh SD dan SMP yang ada di Jawa Barat. Terhadap seluruh SD dan SMP itu dilakukan

pemilihan secara random tanpa pengelompokan terlebih dahulu, dengan demikian peluang SD

maupun SMP untuk terpilih sebagai sampel sama.

2) Stratified Random Sampling :

Merupakan suatu teknik sampling dimana populasi kita bagi kedalam sub populasi(strata),

karena mempunyai karakteristik yang heterogen dan heterogenitas tersebut mempunyai arti yang

signifikan terhadap pencapaian tujuan penelitian, maka penelitian dapat mengambil dengan cara

ini. Setiap stratum dipilih sampel melalui proses simple random sampling.

Contoh: misalnya ada suatu manajer yang ingin mengetahui sikap manajer terhadap suatu

kebajikan. Dia menduga bahwa manajer tingkat atas memiliki sikap yang positif terhadap

kebajikan perusahaan. Agar dapat menguji dugaan teresebut maka sampelnya harus terdiri dari

manajer tingkat atas, menengah, dan bawah. Kemudian dari masing-masing. Strata dipilih

manajer dengan teknik simple random sampling.

3) Cluster Random Sampling/sampel gugus :

Merupakan cara pengambilan sampel dengan cara gugus. Populasi dibagi keadalam satuan-

satuan sampling yang besar yang disebut cluster. Berbeda dengan pembentukan strata, satuan

sampling yang ada dalam tiap kluster harus relatif heterogen.Pemilihan dilakukan beberapa

tingkat:

(1) Memilih kluster dengan cara simple random sampling.

(2) Memilih satuan sampling dalam kluster.

Jika pemilihan dilakukan lebih dari 2 kali disebut Multi-stage Cluster Sampling.

Contoh : Misalnya dalam penelitian yang sama seperti di atas, karena Jawa Barat sangat luas,

dipilihlah kabupaten/kota tertentu sebagai sampel

klaster ke-1 secara random. Dari tiap kabupaten terpilih dilakukan pemilihan lagi, yaitu

kecamatan-kecamatan tertentu dengan cara random sebagai sampel.

klaster ke-2. Selanjutnya dari masing-masing kecamatan dilakukanpemilihan sekolah yang juga

dilakukan secara random.

4) Systematic Sampling atau Sampel Sistematis :

Merupakan teknik sampling jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak

dan tidak memiliki alat pengambil data secara random, cara pengambilan sampel sistematis dapat

digunakan. Cara ini menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur populasi secara sistematis,

yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan sampel adalah yang “keberapa”.

Contoh : Misalnya setiap unsur populasi yang keenam, yang bisa dijadikan sampel. Soal

“keberapa”-nya satu unsur populasi bisa dijadikan sampel tergantung pada ukuran populasi dan

ukuran sampel. Misalnya, dalam satu populasi terdapat 5000 rumah. Sampel yang akan diambil

adalah 250 rumah dengan demikian interval di antara sampel kesatu, kedua, dan seterusnya

adalah 25.

5)Area Sampling atau Sampel Wilayah :

Merupakan teknik sampling yang dipakai ketika peneliti dihadapkan pada situasi bahwa

populasi penelitiannya tersebar di berbagai wilayah.

Contoh : Misalnya seorang marketing manajer sebuah stasiun TV ingin mengetahui tingkat

penerimaan masyarakat Jawa Barat atas sebuah mata tayangan, teknik pengambilan sampel

dengan area sampling sangat tepat.

2.Teknik Sampling NonProbabilitas/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak:

Teknik sampling nonprobabilitas adalah suatu teknik pengambilan sampel secaratidak acak

nonrandom sampling/ . Tidak semua populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih

menjadi sampel.

Pada saat melakukan pemilihan satuan sampling tidak dilibatkan unsure peluang, sehingga

tidak diketahui unsure peluang sesuatu unit sampling terpilih kedalam sampling. Unsur populasi

yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena kebetulan atau karena faktor lain yang

sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti. Sampling tipe ini tidak boleh dipakai untuk

menggeneralisasi hasil penelitian terhadap populasi, karena dalam penarikan sampel sama sekali

tidak ada unsur probabilitas.

B.Macam-macam Sampling NonProbabilitas :

1) Convenience Sampling / sampel yang dipilih dengan pertimbangan kemudahan :

Merupakan teknik dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain

kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang

tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Oleh karena itu ada beberapa penulis

menggunakan istilah accidental sampling – tidak disengaja – atau juga captive sample (man-on-

the-street) Jenis sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan, yang

kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara acak (random). Beberapa

kasus penelitian yang menggunakan jenis sampel ini, hasilnya ternyata kurang obyektif.

Contoh : misalnya ada seorang peneliti ingin mengetahui tentang kebersihan wilayah Jakarta

Selatan ia menanyakan kepada orang yang ada dijalan atau orang dia jumpai bukan orang yang

mengerti tentang kebersihan wilayah Jakarta Selatan seperti petugas kebersihan atau mendatangi

kantor gubernur atau walikota Jakarta Selatan.

2)Snowball Sampling – Sampel Bola Salju:

Merupakan teknik sampling yang banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang

populasi penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang yang berdasarkan penilaiannya bisa

dijadikan sampel. Karena peneliti menginginkan lebih banyak lagi, lalu dia minta kepada sampel

pertama untuk menunjukan orang lain yang kira-kira bisa dijadikan sampel. Satuan sampling

dipilih atau ditentukan berdasarkan informasi dari responden sebelumnya

Contoh : Misalnya seorang peneliti ingin mengetahui pandangan kaum lesbian terhadap lembaga

perkawinan. Peneliti cukup mencari satu orang wanita lesbian dan kemudian melakukan

wawancara. Setelah selesai, peneliti tadi minta kepada wanita lesbian tersebut untuk bisa

mewawancarai teman lesbian lainnya. Setelah jumlah wanita lesbian yang berhasil

diwawancarainya dirasa cukup, peneliti bisa mengentikan pencarian wanita lesbian lainnya. . Hal

ini bisa juga dilakukan pada pencandu narkotik, para gay, atau kelompok-kelompok sosial lain

yang eksklusif (tertutup)

3) Purposive Sampling / Judgment Sampling :

Merupakan teknik sampling yang Satuan samplingnya dipilih berdasarkan pertimbangan

tertentu dengan tujuan untuk memperoleh satuan sampling yang memiliki karakteristik atau

kriteria yang dikehendaki dalam pengambilan sampel. Sesuai dengan namanya, sampel diambil

dengan maksud dan tujuan yang diinginkan peneliti atau sesuatu diambil sebagai sampel karena

peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki atau mengetahui informasi

yang diperlukan bagi penelitian yang dia buat. Pengambilan sampel ini dapat dibagi dua yaitu

judgment sampling san quota sampling:

Judgment sampling ialah teknik pengambilan sampling dimana sampel yang dipilih

berdasarkann penilaian peneliti bahwa dia atau seseorang yang paling baik jika dijadikan sampel

penelitiannya.

Contoh : misalnya dalam suatu perusahaan untuk memperoleh data tentang bagaimana satu

proses produksi direncanakan oleh suatu perusahaan, maka manajer produksi merupakan orang

yang terbaik untuk bisa memberikan informasi. Jadi, judment sampling umumnya memilih sesuatu

atau seseorang menjadi sampel karena mereka mempunyai “information rich”.

Dalam program pengembangan produk (product development), biasanya yang dijadikan

sampel adalah karyawannya sendiri, dengan pertimbangan bahwa kalau karyawan sendiri tidak

puas terhadap produk baru yang akan dipasarkan, maka jangan terlalu berharap pasar akan

menerima produk itu dengan baik.

Quota sampling ialah teknik pengambilan sampling dalam bentu distratifikasikan secara

proposional, namun tidak dipilih acak melainkan secara kebetulan saja.

Contoh : Misalnya, di sebuah kantor terdapat pegawai laki-laki 60% dan perempuan 40% . Jika

seorang peneliti ingin mewawancari 30 orang pegawai dari kedua jenis kelamin tadi maka dia

harus mengambil sampel pegawai laki-laki sebanyak 18 orang sedangkan pegawai perempuan 12

orang. Sekali lagi, teknik pengambilan ketiga puluh sampel tadi tidak dilakukan secara acak,

melainkan secara kebetulan saja.

4) Haphazard Sampling

merupakan teknik sampling dimna Satuan sampling dipilih sembarangan atau seadanya,

tanpa perhitungan apapun tentang derajat kerepresentatipannya.

Contoh:Misalnya ketika kita akan melakukan penelitian mengenai kompetensi dosen di sebuah

Universitas, pertanyaan dapat diajukan kepada siapapun mahasiswa dari universitas tersebut

(sebagai sampel) yang kebetulan datang pada saat kita berada di sana untuk melakukan

penelitian.