teknik reservoir dalam pengeboran minyak

34
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waduk atau reservoir (etimologi: réservoir dari bahasa Perancis berarti "gudang") adalah danau alam atau danau buatan, kolam penyimpan atau pembendungan sungai yang bertujuan untuk menyimpan air. Waduk dapat dibangun di lembah sungai pada saat pembangunan sebuah bendungan atau penggalian tanah atau teknik konstruksi konvensional seperti pembuatan tembok atau menuang beton. Istilah 'reservoir' dapat juga digunakan untuk menjelaskan penyimpanan air di dalam tanah seperti sumber air di bawah sumur minyak atau sumur air. Dalam rangka mendapatkan minyak dan gas bumi yang bernilai ekonomis, teknik reservoir mempelajari karakteristik minyak, gas, dan air dalam suatu reservoir pada kondisi statik maupun dinamik. Oleh karena itu, pengetahuan tentang interaksi antara fluida (isi) dan batuan (rumah) sama pentingnya dengan pengetahuan tentang fluida dan batuan itu sendiri. Melihat perkembangan metode, konsep, dan persamaan dalam bidang ilmu teknik reservoir serta peranannya dalam kegiatan industri minyak dan gas bumi selama ini, tidak diragukan lagi bahwa teknik reservoir telah menjadi cabang ilmu teknik perminyakan yang powerful dan well-defined. Jepang menata kembali sendi-sendi kehidupannya mulai dari nol, setelah kalah perang pada tahun 1945 lalu. Program konsolidasi lahan, yang menjadi kerangka dasar program recovery tersebut, mempunyai efek samping yaitu meningkatnya harga tanah. Sejalan dengan hal tersebut, teknologi kontruksi berkembang vertikal, yaitu ke atas (gedung-gedung pencakar langit) dan ke bawah (bunker). Seperti kita lihat saat ini, betapa banyak stasiun kereta api yang berada di bawah tanah khususnya di sekitar Tokyo.

Upload: okta-folorense-tobing

Post on 31-Jan-2016

42 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Fisika perminyakan

TRANSCRIPT

Page 1: teknik Reservoir dalam pengeboran minyak

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Waduk atau reservoir  (etimologi: réservoir dari bahasa Perancis berarti "gudang") adalah danau alam atau danau buatan, kolam penyimpan atau pembendungan sungai yang bertujuan untuk menyimpan air. Waduk dapat dibangun di lembah sungai pada saat pembangunan sebuah bendungan atau penggalian tanah atau teknik konstruksi konvensional seperti pembuatan tembok atau menuang beton. Istilah 'reservoir' dapat juga digunakan untuk menjelaskan penyimpanan air di dalam tanah seperti sumber air di bawah sumur minyak atau sumur air.

Dalam rangka mendapatkan minyak dan gas bumi yang bernilai ekonomis, teknik reservoir mempelajari karakteristik minyak, gas, dan air dalam suatu reservoir pada kondisi statik maupun dinamik. Oleh karena itu, pengetahuan tentang interaksi antara fluida (isi) dan batuan (rumah) sama pentingnya dengan pengetahuan tentang fluida dan batuan itu sendiri. Melihat perkembangan metode, konsep, dan persamaan dalam bidang ilmu teknik reservoir serta peranannya dalam kegiatan industri minyak dan gas bumi selama ini, tidak diragukan lagi bahwa teknik reservoir telah menjadi cabang ilmu teknik perminyakan yang powerful dan well-defined.

Jepang menata kembali sendi-sendi kehidupannya mulai dari nol, setelah kalah perang pada tahun 1945 lalu. Program konsolidasi lahan, yang menjadi kerangka dasar program recovery tersebut, mempunyai efek samping yaitu meningkatnya harga tanah. Sejalan dengan hal tersebut, teknologi kontruksi berkembang vertikal, yaitu ke atas (gedung-gedung pencakar langit) dan ke bawah (bunker). Seperti kita lihat saat ini, betapa banyak stasiun kereta api yang berada di bawah tanah khususnya di sekitar Tokyo.

Page 2: teknik Reservoir dalam pengeboran minyak

Gambar 1. Struktur reservoir bawah permukaan beserta neraca airnya

Secara umum pun system drainase perkotaan mempunyai karakteristik ‘sempit dan dalam’, atau bahkan ada yang seluruhnya merupakan system drainase bawah permukaan. Teknologi bawah tanah itu pula yang digunakan oleh pertanian di Jepang untuk menjaga agar air tanah tidak turun drastis, sehingga lahannya tetap layak untuk ditanami. Pada perkembangannya, air tanah yang dikontrol kedalamannya tersebut digunakan untuk mengairi lahan, sehingga nama reservoir bawah permukaan menjadi lebih tepat. Reservoir bawah permukaan di Miyakojima, Kepulauan Ryukyu, Selatan Jepang, yang mempunyai kapasitas 20 juta meter kubik mungkin bisa dijadikan areal percontohan dengan intensifnya penelitian mengenai efek reservoir tersebut terhadap ekosistem. Meskipun kapasitasnya jauh lebih kecil dari kapasitas Waduk Jatiluhur yang mencapai 3000 juta meter kubik, Reservoir Miyakojima dianalogikan dapat menurunkan banjir Jakarta tahun 2002 sebesar 12.5 cm, dimana saat itu 24.25% areal Jakarta terendam setinggi 5meter.

Reservoir bawah tanah, yang dalam hal ini berhubungan erat dengan air tanah dangkal (kurang dari 40m), mempunyai beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan reservoir biasa, diantaranya adalah :

1. Tidak memerlukan lahan. Lahan yang biasanya rusak akibat digenangi, dapat digunakan seperti apa adanya. Dengan demikian reservoir bawah permukaan hampir tidak mempunyai pengaruh dalam hal perubahan tata guna lahan, di samping tidak harus melakukan ‘pindah paksa’ bagi penduduk setempat. Habitat hidupnya parasit (nyamuk dan kuman lainnya) yang berupa ‘genangan’ air pun tereliminasi. Keuntungan berikutnya

2. Kehilangan air akibat evaporasi dapat ditekan ke tingkat yang minim (nol). Pada reservoir biasa, kehilangan air akibat evaporasi dapat mencapai 5mm per hari, setara 3 juta meter kubik untuk areal seluas DKI Jakarta. Kualitas air yang diperoleh dari reservoir bawah tanah ini relative lebih baik, sebagai kelebihan yang lain .

3. Dengan demikian biaya pemrosesan air untuk keperluan domestik dapat dikurangi. Hilangnya resiko kerusakan di daerah hilir akibat runtuhnya dam/jebolnya reservoir juga merupakan kelebihannya yang lain .

4. Jebolnya dam adalah merupakan hal yang hampir mustahil, dari sisi stabilitas dam, mengingat sisi hulu dan hilir ditopang oleh tanah. Jika sustainability turut diperhitungkan, reservoir bawah tanah ini juga mempunyai nilai plus .

5. Air tanah dangkal yang dimanfaatkan itu berasal dari hujan, sehingga tidak mengganggu deposit air yang dikategorikan barang tambang.

Di luar begitu banyaknya kelebihan reservoir bawah tanah tersebut, ternyata ada kekurangan yang menjadi titik kritis dari penerapan reservoir bawah tanah ini, yaitu masalah pemilihan lokasi, konstruksinya yang padat teknologi tinggi, pengaruhnya terhadap kondisi air tanah di daerah hilir, serta penumpukan garam di lokasi reservoir. Penetapan lokasi reservoir bawah tanah ini lebih berdasarkan perkiraan struktur geologi bawah permukaan. Hal ini disebabkan pengukuran detil memerlukan alat survai yang bisa jadi belum tersedia, serta memerlukan metodologi yang rumit sehubungan tidak bisa dilakukannya pengamatan visual.

Page 3: teknik Reservoir dalam pengeboran minyak

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah Defenisi Reservoir?2. Mengapa Reservoir penting diketahui?3. Siapakah Tokoh – tokoh yang sudah mempelajari dalam mengetahui Reservoir?4. Bagaimana Pengembangan cara-cara mengetahui Reservoi?5. Apakah Tujuan Reservoir?

1.3. Tujuan

1. Mengetahui keuntugan menggunakan teknik Reservoir dalam pengeboran minyak2. Mengetahui tujuan dari teknik Reservoir3. Mengetahui pentingnya Teknik Reservoir

Page 4: teknik Reservoir dalam pengeboran minyak

BAB II

ISI

1. Apakah Defenisi Reservoir

Waduk atau reservoir  (etimologi: réservoir dari bahasa Perancis berarti "gudang") adalah danau alam atau danau buatan, kolam penyimpan atau pembendungan sungai yang bertujuan untuk menyimpan air. Waduk dapat dibangun di lembah sungai pada saat pembangunan sebuah bendungan atau penggalian tanah atau teknik konstruksi konvensional seperti pembuatan tembok atau menuang beton. Istilah 'reservoir' dapat juga digunakan untuk menjelaskan penyimpanan air di dalam tanah seperti sumber air di bawah sumur minyak atau sumur air.

Reservoir adalah bagian kerak bumi yang mengandung minyak dan gas bumi. Cara terdapatnya minyak bumi di bawah permukaan harus memenuhi beberapa syarat yang merupakan unsur – unsur suatu reservoir minyak bumi. Unsur tersebut antara lain batuan reservoir, lapisan penutup (cap rock), dan perangkap reservoir (reservoir trap). Batuan reservoir bertindak sebagai wadah yang diisi dan dijenuhi oleh minyak dan gas bumi. Biasanya batuan reservoir berupa lapisan batuan yang berongga – rongga atau berpori – pori. Lapisan penutup yaitu suatu lapisan yang tidak permeabel atau lulus minyak yang terdapat di atas suatu reservoir dan menghalangi minyak bumi dan gas yang keluar dari reservoir. Perangkap reservoir yaitu suatu unsur pembentuk reservoir yang bentuknya sedemikian rupa sehingga lapisan beserta penutupnya merupakan bentuk konkaf ke bawah dan menyebabkan minyak dan gas bumi berada di bagian teratas reservoir. Bentuk perangkap ini sangat ditentukan oleh cara terdapatnya minyak bumi, yaitu selalu berasosiasi dengan air. Air mempunyai berat jenis yang lebih tinggi dari minyak bumi.

Reservoir adalah suatu tempat terakumulasinya minyak dan gas bumi. Pada umumnya reservoir minyak memiliki karakteristik yang berbeda-beda tergantung dari komposisi, temperature dan tekanan pada tempat dimana terjadi akumulasi hidrokarbon didalamnya. Suatu reservoir minyak biasanya mempunyai tiga unsur utama yaitu adanya batuan reservoir, lapisan penutup dan perangkap. 

2. Mengapa Reservoir penting diketahui?

Berjuta-juta tahun yang lalu, hujan menyapu sisa-sisa bekas tumbuhan dan binatang prasejarah ke dalam laut bersama-sama dengan pasir dan endapan lumpur, dan lapisan demi lapisan menumpuk di dasar laut. Lapisan-lapisan bahan organik terkompres oleh berat endapan-endapan ini, dan tekanan serta suhu yang meningkat mengubah lumpur, pasir dan endapan lumpur tersebut menjadi batu dan bahan organik menjadi minyak. Batu ini disebut batu sumber minyak (source rock).

Karena minyak dan gas lebih ringan daripada air, mereka mengapung di atas permukaan air. Minyak dan gas yang terbentuk di source rock di dalam bumi mengapung melalui pori-pori kecil di dalam batuan tersebut. Sebagian merembes keluar ke permukaan bumi. Sebagian terjebak di dalam batuan yang padat dan tidak menyerap, disebut shale (batu lunak). Jebakan minyak dan gas di dalam tanah disebut reservoir (sumur/kolam minyak). Reservoir berisi batuan berpori yang memungkinkan fluida mengalir melalui pori-pori, yaitu, pori-pori yang bisa dilewati oleh fluida yang mengalir.

Page 5: teknik Reservoir dalam pengeboran minyak

Ketika sumur minyak dibor, kadang-kadang alat coring digunakan untuk mengambil sampel batuan reservoir untuk dipelajari. Para ahli geologi mempelajari sampel core (inti) ini untuk mengetahui tentang reservoir dan membantu menentukan bagaimana cara memproduksikan minyak dan gas dari reservoir tersebut. Ada dua cara untuk mengambil dari dalam tanah:Drilling (Pemboran)&Production (Produksi):

Drilling (Pemboran)

Ketika para ahli geologi selesai menganalisa lapangan minyak prospektif dan tanahnya sudah dikontrak (leased), sumur taruhan dibor untuk mendapatkan informasi mengenai reservoir-nya. Di pertengahan kedua tahun 1800an, sumur minyak dibor dengan memalu pipa baja ke dalam batuan. Sekarang ini digunakan rig pemboran, dimana mata bor berputar-putar, kedalaman demi kedalaman untuk menembus/memotong batuan.

Fluida pemboran, juga disebut lumpur pemboran, digunakan untuk melumasi mata bor tersebut agar tidak lengket dan untuk membersihkan serpihan batuan hingga ke permukaan. Serpihan batuan ini tercatat dalam mud logger yang mencari tanda-tanda adanya minyak dan gas.

Tidak semua sumur lurus dan vertikal. Pemboran horisontal menjadi cara yang menguntungkan untuk meningkatkan produksi dengan cara meningkatkan kontak wellbore ke formasi. Saat pemboran selesai, rig pemboran bisa dibongkar untuk dipasang di lokasi pemboran lainnya. Untuk pemboran lepas-pantai rig diletakkan di atas kapal dan tongkang.

Setelah pemboran, pipa baja yang disebut casing dipasang di dalam lubang sumur dan disemen ditempatnya. Sitem kerangan yang kuat yang disebut pohon natal (Christmas tree) dipasangkan ke tempatnya di kepala sumur untuk mengatur aliran minyak, gas dan air dan mencegah semburan liar. Kemudian dilakukan perforasi pada casing sumur di kedalaman yang tepat untuk membuat lubang-lubang agar minyak dan gas bisa mengalir kedalam bor sumur dan ke atas permukaan.

Memproduksikan Sumur

Karena minyak, gas dan air di dalam tanah pada awalnya bertekanan besar, fluida-fluida ini mengalir keatas melalui lubang sumur dengan sendirinya, seperti halnya minuman ringan (berkarbon) yang telah dikocok. Bila minyak dan gas dihasilkan dengan cara seperti ini, maka ia disebut primary recovery (perolehan utama). Bila tekanan awal tersebut sudah kecil, suker rod digunakan untuk menarik minyak dari reservoir dan mengangkatnya ke atas sumur. Kadang-kadang gas diinjeksikan ke dasar sumur, dan pada saat mengembang, gas tersebut mengangkat minyak ke atas ke permukaan. Hal ini disebut gas lift. Membuka saluran baru di dalam batuan agar minyak dan gas bisa mengalir melewatinya disebut stimulasi. Ada tiga cara stimulasi yang umum dilakukan: Menggunakan bahan peledak untuk menghancur batuan, menginjeksikan asam untuk melarutkan sebagian batuan, dan melakukan perekahan (fracturing) secara hidrolik untuk membelah batuan dan membukanya dengan proppant.

Setelah primary recovery (perolehan utama), hanya satu porsi dari minyak dan gas yang telah dihasilkan, maka dilakukanlah secondary recovery (perolehan kedua), atau waterflooding (injeksi air). Air dan minyak tidak bisa bercampur, minyak lebih ringan daripada air dan mengapung di atas permukaan air di dalam reservoir. Pada saat waterflood, air diinjeksikan ke dalam zona air dari sebagian sumur untuk mendorong minyak dan gas ke atas ke sumur-sumur lainnya.

Page 6: teknik Reservoir dalam pengeboran minyak

Fungsi Geologi dan Geofisika (GNG), bertanggung jawab melakukan survai Geologi & Geofisika, penentuan pemboran sumur : appraisal, development maupun infill, serta pembuatan model geologi-reservoar bawah permukaan dalam rangka pengurasan migas secara tekno-ekonomis. Fungsi teknik produksi yang bertugas untuk memelihara kinerja sumur melalui kegiatan prencanaan dan pelaksanaan pengangkatan minyak dan gas, perawatan sumur untuk mencapai aliran minyak dan gas yang efisien.

Fungsi teknik Reservoir yang bertugas meramalkan perilaku reservoir, laju produksi dan jumlah minyak atau gas yang dapat diproduksikan secara optimum dari suatu sumur, sekelompok sumur, ataupun dari seluruh reservoir, di masa datang berdasarkan asumsi-asumsi yang mungkin atau dari sejarah masa lalunya dan Fungsi teknik IOR, bertugas untuk mengkaji, merancang dan melaksanakan kegiatan Improvement Oil Recovery (IOR), yang terdiri dari production enchancment dan enhanced oil recovery untuk mendapatkan pengurasan reservoir yang maksimal dan me-maintain reservoir sesuai kaidah health, safety dan environmental (HSE) .

3. Tokoh – tokoh yang sudah mempelajari dalam mengetahui Reservoir?

Beberapa Orang-orang yang sudah mempelajari dalam mengetahui Reservoir dalam berbagai bidang yang telah mereka terapkan ,yaitu:

Craft and Hawkins

Menurut Cratf and Hawkins, perkembangan ilmu teknik reservoir tidak lebih lama dari tahun 1930-an. Walaupun hukum Darcy telah ditemukan jauh sebelum tahun tersebut, tetapi kesadaran akan kebutuhan informasi mengenai karakteristik dan deskripsi reservoir baru dimulai akhir tahun 1920an. Tujuan utama pekerjaan teknik reservoir adalah memberikan fakta-fakta, informasi, dan pengetahuan yang diperlukan untuk mengontrol operasi pengangkatan minyak dan/atau gas bumi agar mendapatkan perolehan produksi maksimum dengan biaya minimum.

Sanyal

Sumber daya panas bumi yang diklasifikasikan oleh sanyal adalah hydrothermal reservoirs. Reservoir ini adalah batuan dengan tingkat porositas dan permeabilitas yang baik. Batuan ini berisi uap air atau air panas yang berada pada kedalaman yang mampu ditembus oleh lubang bor yaitu kurang dari 4 Km. Walaupun ada sumur yang menembus 5 km di Iceland.

Pada reservoir hydrothermal ini, air berasal dari permukaan akibat jatuh dari hujan. Air ini

kemudian masuk karena adanya perekahan batuan. Air tersebut terakumulasi di dalam reservoir. Sumber

panasnya berasal dari hasil intrusi magma akibat tumbukan antar lempeng. Akibatnya panas dari magma

tersebut dialirkan secara konduksi melalui batuan hingga panasnya merambat ke reservoir. Pada reservoir

yang sudah berisi air, terjadilah arus konveksi sehingga memanaskan semua air di dalam reservoir

tersebut.

Page 7: teknik Reservoir dalam pengeboran minyak

DiPippo

Menurut DiPippo, ada 5 hal yang sangat penting dimiliki oleh sistem hidrotermal yaitu memiliki

sumber panas yang besar, memiliki permeabilitas yang besar, berisi air dari permukaan, ditutup oleh

lapisan yang impermeable, dan memungkinkan terjadinya recharge.

Pertama adalah geopressured reservoir.Lokasi  reservoir ini lebih dalam daripada reservoir

hydrothermal. Reservoir ini beisi air panas yang mengandung banyak sekali gas methane sehingga berada

pada lingkungan yang gradien tekanannya lebih besar daripada gradien hidrostatik. Percobaan dalam

skala lab sudah dilakukan yaitu dengan memproduksikan fluida tersebut ke permukaan. Kemudian gas

methane dipisahkan dari air panasnya. Gas methane dibakar untuk memanasi air sehingga meningkatkan

harga entalpi air.

Kedua adalah hot dry rock reservoir. Reservoir ini memiliki kedalaman yang sangat dalam

sehingga permeabilitasnya menjadi lebih kecil. Sumber panasnya bisa berasal dari intrusi magma atau

gradient geotermalnya. Pemanfaatannya masih dalam bentuk proposal saja yaitu dengan membor

reservoir ini kemudian melakukan hydraulic fracturing dimana air diinjeksikan dengan tekanan yang

besar sehingga mengakibatkan rekahan di reservoir. Hal ini diupayakan untuk meningkatkan

permeabilitas batuannya.

Terakhir adalah magma reservoir. Eksploitasi ini sangat berbahaya sehingga belum banyak

dilakukan kajian. Caranya adalah dengan mncari reservoir yang berisi magma pada kedalaman yang

relatif dangkal kemudian mengambil magma tersebut dari sebuah sumur dan memanasi suatu heat

exchanger.

4. Bagaimana Pengembangan cara-cara mengetahui Reservoi?

Pengetahuan dan keilmuan yang berkaitan dengan eksploitasi minyak, gas, dan panas bumi dari suatu reservoir di dalam perut bumi tidak dapat dipelajari dalam cabang ilmu selain cabang ilmu teknik perminyakan. Kegiatan eksploitasi ketiga sumber daya alam tersebut termasuk diantaranya perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi seluruh aspek mulai dari tahap penemuan (discovery), tahap pengembangan, sampai produksi tahap primer, sekunder dan tersier serta tahap utilisasi.

Kegiatan eksploitasi suatu reservoir minyak, gas, dan panas bumi tersebut di atas dilakukan dengan menerapkan ilmu teknik reservoir yaitu dalam hal ini menerapkan prinsip-prinsip ilmiah

Page 8: teknik Reservoir dalam pengeboran minyak

(scientific) pada masalah-masalah yang timbul selama tahap pengembangan dan produksi suatu reservoir termasuk yang berkaitan dengan karakteristik reservoir beserta fluida dan kinerjanya, volume hidrokarbon dan jumlah panas bumi yang terkandung dan yang terambil, dan pemahaman serta metode peramalan kinerja reservoir.

Dengan demikian, pekerjaan teknik reservoir adalah mempelajari karakteristik minyak, gas, dan panas bumi di dalam suatu reservoir di bawah kondisi static maupun dinamik. Dalam hal ini, pengetahuan tentang interaksi antara fluida dengan batuan sama pentingnya dengan pengetahuan tentang fluida dan batuan itu sendiri. Sedangkan dalam praktek, pekerjaan teknik reservoir pada dasarnya adalah mengidentifikasi dan mendefinisikan suatu reservoir, menentukan sifat-sifat fisik reservoir, memperkirakan mekanisme pendorongan, memperkirakan kinerja reservoir, menentukan jumlah minyak, gas, dan panas bumi dan tingkat perolehannya, merencanakan pengembangan lapangan secara optimum serta menentukan kontrol operasi dan waktu yang tepat.

Secara keilmuan, pekerjaan teknik reservoir memerlukan aplikasi kreatif dari spectrum pengetahuan yang ada, mulai dari ilmu dasar seperti matematika, fisika, geologi, dan kimia sampai hampir semua aspek bidang ilmu teknik lain seperti teknik mesin, teknik kimia, teknik elektro, dan sebagainya. Sebagai contoh, pekerjaan teknik reservoir banyak melibatkan penerapan prinsip-prinsip fisika, terutama hukum konservasi massa, hukum Darcy, kompresibilitas isothermal, dan hukum Newton II dan III tentang gerak. Hal ini erat kaitannya dengan pekerjaan utama ilmu teknik reservoir yaitu pemodelan reservoir yang menyangkut fenomena perubahan volume dan pergerakan fluida dalam media berpori baik berupa antar butir maupun rekah alam.

Sejalan dengan tantangan dalam kegiatan eksploitasi ketiga sumber daya alam tersebut di atas sebagai akibat semakin sulitnya menemukan cadangan khususnya cadangan minyak dan gas bumi setelah metode konvensional tidak mampu lagi memproduksikan minyak dan gas bumi secara optimal, maka ilmu teknik reservoir berkembang dengan dibuatnya metode-metode baru dalam upaya peningkatan perolehan (Improved Oil Recovery dan Enhanced Oil Recovery) serta “smart field”. Selain dari itu, penemuan dan pemanfaatan energi hidrokarbon lainnya, yang dapat dikategorikan sebagai energi fosil masa depan, seperti “Coal Bed Methane” dan “Gas Hydrate”, juga dikembangkan didalam bidang keilmuan ini.

5. Apakah Tujuan Reservoir?

Tujuan utama pekerjaan teknik reservoir adalah memberikan fakta-fakta, informasi, dan pengetahuan yang diperlukan untuk mengontrol operasi pengangkatan minyak dan/atau gas bumi agar mendapatkan perolehan produksi maksimum dengan biaya minimum. Mengidentifikasikan dan mendefinisikan suatu reservoir, menentukan sifat-sifat fisik reservoir, menentukan mekanisme pendorongan, memperkirakan kinerja reservoir, menentukan jumlah minyak dan tingkat perolehan, dan menentukan kontrol operasi dan waktu yang tepat.

Page 9: teknik Reservoir dalam pengeboran minyak

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam Sistem Perminyakan, memiliki konsep dasar berupa distribusi hidrokarbon didalam kerak bumi dari batuan sumber (source rock) ke batuan reservoar. Salah satu elemen dari Sistem Perminyakan ini adalah adanya batuan reservoar, dalam batuan reservoar ini, terdapat beberapa faktor penting diantaranya adalah adanya perangkap minyak bumi. Perangkap minyak bumi sendiri merupakan tempat terkumpulnya minyak bumi yang berupa perangkap dan mempunyai bentuk konkav ke bawah sehingga minyak dan gas bumi dapat terjebak di dalamnya. Perangkap minyak tersebut terdiri dari:

1. Perangkap Stratigrafi

Levorsen (1958), mengemukakan bahwa perangkap stratigrafi adalah suatu istilah umum untuk perangkap yang terjadi karena berbagai variasi lateral dalam litologi suatu lapisan reservoir atau penghentian dalam kelanjutan penyaluran minyak dalam bumi.Prinsip perangkap stratigrafi adalah bahwa minyak dan gas bumi terjebak dalam perjalannya keatas terhalang dari segala arah terutama dari bagian atas dan pinggir, karena batuan reservoir menghilang atau berubah fasies menjadi batuan lain. Beberapa unsur utama perangkap stratigrafi adalah :1). Adanya perubahan sifat lithologi dengan beberapa sifat reservoir, ke satu atau beberapa arah sehingga merupakan penghalang permeabilitas.2). Adanya lapisan penutup / penyekat yang menghimpit lapisan reservoir tersebut ke arah atas atau ke arah pinggir.3). Kedudukan struktur lapisan reservoir yang sedemikian rupa, sehingga dapat terjebak minyak yang naik.

Jenis perangkap stratigrafi dipengaruhi oleh variasi perlapisan secara vertikal dan lateral, perubahan facies batuan dan ketidakselarasan dan variasi lateral dalam litologi pada suatu lapisan reservoar dalam perpindahan minyak bumi. Prinsip dalam perangkap stratigrafi adalah minyak dan gas bumi terperangkap dalam perjalanan ke atas kemudian terhalang dari segala arah terutama dari bagian atas dan pinggir, hal ini dikarenakan batuan reservoar telah menghilang atau berubah fasies menjadi batu lain sehingga merupakan penghalang permeabilitas (Koesoemadinata, 1980, dengan modifikasinya). Dan jebakan stratigrafi tidak berasosiasi dengan ketidakselarasan seperti Channels, Barrier Bar, dan Reef, namun berasosiasi dengan ketidakselarasan seperti Onlap Pinchouts, danTruncations.

Page 10: teknik Reservoir dalam pengeboran minyak

Pada perangkap stratigrafi ini, berasal dari lapisan reservoar tersebut, atau ketika terjadi perubahan permeabilitas pada lapisan reservoar itu sendiri. Pada salah satu tipe jebakan stratigrafi, pada horizontal, lapisan impermeabel memotong lapisan yang bengkok pada batuan yang memiliki kandungan minyak. Terkadang terpotong pada lapisan yang tidak dapat ditembus, atau Pinches, pada formasi yang memiliki kandungan minyak. Pada perangkap stratigrafi yang lain berupa Lens-shaped. Pada perangkap ini, lapisan yang tidak dapat ditembus ini mengelilingi batuan yang memiliki kandungan hidrokarbon. Pada tipe yang lain, terjadi perubahan permeabilitas dan porositas pada reservoar itu sendiri. Pada reservoar yang telah mencapai puncaknya yang tidak sarang dan impermeabel, yang dimana pada bagian bawahnya sarang dan permeabel serta terdapat hidrokarbon.

Pada bagian yang lain menerangkan bahwa minyak bumi terperangkap pada reservoar itu sendiri yang Cut Off up-dip, dan mencegah migrasi lanjutan, sehingga tidak adanya pengatur struktur yang dibutuhkan. Variasi ukuran dan bentuk perangkap yang demikian mahabesar, untuk memperpanjang pantulan lingkungan pembatas pada batuan reservoar terendapkan.

Page 11: teknik Reservoir dalam pengeboran minyak

2. Perangkap Struktural

Jenis perangkap selanjutnya adalah perangkap struktural, perangkap ini Jebakan tipe struktural ini banyak dipengaruhi oleh kejadian deformasi perlapisan dengan terbentuknya struktur lipatan dan patahan yang merupakan respon dari kejadian tektonik dan merupakan perangkap yang paling asli dan perangkap yang paling penting, pada bagian ini berbagai unsur perangkap yang membentuk lapisan penyekat dan lapisan reservoar sehingga dapat menangkap minyak, disebabkan oleh gejala tektonik atau struktur seperti pelipatan dan patahan (Koesoemadinata, 1980, dengan modifikasinya).

Jebakan Antiklin

 Merupakan perangkap utama. Unsur yang mempengaruhi pembentukan perangkap ini adalah lapisan penyekat dan penutup yang berada di atasnya dan dibentuk sedemikian rupa, sehingga minyak tidak lari kemana-mana.Minyak tidak bisa lari ke atas karena terhalang oleh lapisan penyekat, juga ke pinggir terhalang oleh lapisan penyekat yang melengkung ke daerah pinggir, sedangkan ke bawah terhalang oleh adanya batas air-minyak. Prinsip yang harus diperhatikan pula bahwa perangkap ini harus ditinjau dari segi 3 dimensi, jadi bukan saja ke barat dan timur, tetapi juga ke arah utara dan selatan harus terhalang oleh lapisan penyekat.

Jebakan antiklin, jebakan yang antiklinnya melipat ke atas pada lapisan batuan, yang memiliki bentuk menyerupai kubah pada bangunan. Minyak dan gas bumi bermigrasi pada lipatan yang sarang dan pada lapisan yang permeabel, serta naik pada puncak lipatan. Disini, minyak dan gas sudah terjebak karena lapisan yang diatasnya merupakan batuan impermeabel.

Page 12: teknik Reservoir dalam pengeboran minyak

Perangkap yang disebabkan oleh perlipatan ini merupakan perangkap utama, perangkap yang paling penting dan merupakan perangkap yang pertama kali dikenal dalam pengusahaan minyak bumi. Unsur yang mempengaruhi pembentukan perangkap ini ialah lapisan penyekat dan penutup yang berada diatasnya dan dibentuk sedemikian rupa sehingga minyak tidak bisa lari ke mana – mana, (Gambar 5.2). Minyak tidak bisa lari ke atas karena terhalang oleh lapisan penyekat, juga kepinggir terhalang oleh lapisan penyekat yang melengkung ke daerah pinggir, sedangkan ke bawah terhalang oleh adanya batas air minyak atau bidang ekipotensial. Namun harus diperhatikan pula bahwa perangkap ini harus ditinjau dari segi 3 dimensi, jadi bukan saja ke barat dan timur, tetapi juga ke arah utara – selatan harus terhalang oleh lapisan penyekat.

Page 13: teknik Reservoir dalam pengeboran minyak

PETA STRUKTUR BERKONTUR: Cara menggambar keadaan yang demikian itu, selain dengan penampang juga harus dinyatakan dalam 3 dimensi antara lain dengan adanya suatu denah yang memperlihatkan lengkungan daripada bidang perlapisan tadi. Cara pengutaraan demikian disebut cara system kontur struktur. Sebetulnya kontur struktur ini diperlihatkan oleh garis – garis kontur yang tidak lain merupakan garis – garis batas lapisan penyekat dengan lapisan reservoir yang mewakilinya pada ketinggian yang sama. Apabila kita bayangkan sekarang suatu antiklin sebagai suatu mangkok yang memanjang dan tertelungkup dan pada beberapa kedalaman tertentu dipotong oleh bidang horizontal (Gambar 5.3). Misalnya pada setiap interval 5 atau 100 meter, terdapat bidang – bidang horizontal yang memotong bidang mangkok atau bidang lengkung daripada antiklin itu. Garis potong yang terjadi biasanya berbentuk garis lengkung yang tertutup. Untuk suatu bentuk bola, garis potong berbentuk lingkaran.

Dengan memproyeksikan semua garis ini pada bidang horizontal yang terdapat pada bagian atasnya, kita mendapatkan garis – garis kontur, yang secara jelas memperlihatkan penutupan lapisan reservoir dari berbagai arah. Makin di luar kedudukan bentuk ini, makin rendahlah kedudukan lapisan penyekat. Jelas disini,  bahwa untuk terdapatnya suatu perangkap bukan semata – mata struktur antiklin saja yang diperlukan tetapi juga bentuk lapisan penyekat yang sedemikian rupa (misalnya disebabkan karena struktur) sehingga karena pelengkungan ataupun karena patahan atau gejala struktur lainnya penutupan penyekat lapisan reservoir terjadi dari semua arah kecuali dari bawah.

Pengertian Tutupan (closure)

Page 14: teknik Reservoir dalam pengeboran minyak

Batas bawah suatu akumulasi minyak ditentukan oleh batas air-minyak yang disebut bidang ekipotensial. Dalam keadaan hidrostatik bidang ekipotensial horizontal. Jadi, titik tertinggi dimana bidang horizontal menyinggung, lapisan penyekat merupakan bidang batas maksimal dari air-minyak, karena jika batas ini lebih rendah, minyak akan keluar dari perangkap. Dengan demikian, juga sebagaimana wadah suatu cairan pada permukaan bumi, maka suatu perangkap mempunyai titik limpah, dan batas maksimal wadah dapat diisi oleh oleh cairan tersebut ‘tutupan’ (closure). Tutupan ini ditentukan oleh adanya titik limpah (spill-point). Titik limpah adalah suatu titik pada perangkap dimana kalau minyak bertambah, minyak mulai melimpah kebagian lainnya yang lebih tinggi dari kedudukannya dalam perangkap ini. Gambar 5.4 memperlihatkan hubungan titik limpah dengan batas maksimal perangkap itu dapat diisi minyak. Batas maksimal ini yang secara areal diperlihatkan dalam peta struktur disebut tutupan areal (areal closure), sedangkan tinggi kolom minyak yang maksimal disebut tutupan vertical (vertical closure). Dalam mengevaluasi suatu perangkap minyak, tutupan ini sangat penting karena menentukan besar kecilnya cadangan yang mungkin di dapatkan dalam suatu perangkap. Jadi jelaslah, bahwa yang dimaksud dengan ‘closure’ ini bukan semata – mata batas air – minyak  atau batas minyak, tetapi batas maksimal dimana minyak dapat menempati perangkap. Dengan demikian, terdapatnya berbagai macam jenis lipatan tidaklah menjadi soal yang penting perangkap harus tertutup dari segala arah. Gambar 5.5 dan 5.6 memperlihatkan berbagai macam contoh perangkap lipatan, terutama antiklin.

Disini terlihat berbagai macam bentuk perangkap, yaitu : memanjang, melengkung asimetris, simetris, pendek, dan sebagainya. Ditinjau dari segi peristilahan, maka lipatan yang tertutup dan melengkung dari segala arah ini disebut juga suatu antiklin yang menunjam – ganda (double plunging).Jika antiklin ini menunjam ganda dan sumbu panjangya dibandingkan terhadap sumbu pendeknya lebih besar daripada 2/3, maka bentuk lipatan yang demikian disebut kubah (dome).

Page 15: teknik Reservoir dalam pengeboran minyak

Jika antiklin mempunyai perbandingan sumbu panjang terhadap sumbu pendeknya di antara 2/3 dan 1/3, maka perlipatan ini disebut suatu branchi – antiklin, jika kurang dari 1 : 3 disebut suatu struktur antiklin. Perangkap lipatan didapatkan dalam berbagai jenis, tetapi sering kali merupakan rangkaian antiklin yang mengikuti suatu arah sumbu tertentu. Maka seringkali di atas rangkaian antiklin ini terdapat tutupan tersendiri yang dinamakan ‘kulminasi’ daripada antiklin. Kulminasi inilah yang merupakan perangkapnya dan bukan antiklinnya sendiri. Contoh daripada kulminasi diatas suatu sumbu antiklin adalah antiklin Ledok-Wonocolo-Kidangan. Lapangan minyak itu semuanya terdapat diatas suatu antiklin tetapi merupakan kulminasi sendiri (Gambar 5.7). Terdapatnya suatu antiklin dalam arah (trend) tertentu merupakan hal yang biasa sekali. Di lain pihak sering antiklin tidak panjang tetapi bersifat seperti kubah yang penempatannya tidak beraturan. Tetapi sering pula kubah ini berada sepanjang sumbu antiklin yang lebih memanjang.

PENILAIAN SUATU PERANGKAP LIPATAN

Persoalan yang dihadapi dalam mengevaluasi suatu perangkap lipatan terutama ialah mengenai ada tidaknya tutupan, jadi tidak dipersoalkan apakah lipatan itu ketat atau landai, yang penting adalah adanya tutupan.

Page 16: teknik Reservoir dalam pengeboran minyak

Suatu lipatan dapat saja terbentuk tanpa terjadinya suatu tutupan sehingga tidak dapat disebut suatu perangkap. Selain itu juga ada tidaknya tutupan sangat tergantung pada faktor struktur dan posisinya ke dalam. Misalnya, pada permukaan dapat saja kita dapat mendapatkan suatu tutupan tetapi makin ke dalam, tutupan itu menghilang. Menurut Levorsen (1958) menghilangnya tutupan ini disebabkan factor bentuk lipatan serta pengaruhnya ke dalam, antara lain;

1) Bentuk lipatan, yaitu apakah lipatan sejajar atau sebangun. Dalam hal lipatan sejajar atau konsentrik, maka lipatan makin ke dalam makin menghilang atau makin kecil tutupannya dan kadang – kadang menghilang sama sekali. Dilain pihak apabila lapisan terlipat sedang, maka makin ke dalam akan lebih baik (Gambar 5.8).

2) Perlipatan bersifat diaper atau tidak selaras, yaitu cara perlipatan diatas, dan di bawah suatu lapisan tertentu yang tidak sama. Hal ini disebabkan karena pengaruh adanya berbagai lapisan yang tidak  kompeten. Lapisan biasa saja terlihat bagus sekali menjadi antiklin dengan tutupan, tetapi bisa bisa pula terdapat suatu lapisan yang tidak kompoten yang dibawahnya ternyata tidak terdapat suatu lapisan yang tidak kompoten yang dibawahnya ternyata tidak terdapat perlipatan sama sekali, atau telah berubah menjadi suatu bentuk diapir. Sebagai contoh misalnya, lapangan Kirkuk, Irak (Gambar5.9).

3) Perlipatan berulang, yaitu perlipatan yang terjadi secara berulang – ulang pada waktu berlangsungnya sedimentasi. Jadi, dari atas bisa kelihatan suatu lipatan yang landai yang memperlihatkan tutupan pada permukaan, tetapi makin ke bawah berubah atau menjadi lebih ketat serta tidak memperlihatkan tutupan (Gambar 5.10)

Page 17: teknik Reservoir dalam pengeboran minyak

4) Ketidakserasan, jelas mempunyai efek yang penting. Suatu lipatan yang ada di atas suatu ketidakselarasan mungkin saja tidak terdapat di bawahnya, karena struktur yang ada di atas dan di bawah tentu akan berlainan (Gambar 5.11)

5) Lipatan asimetris, memberikan bidang sumbu yang miring, sehingga menentukan pula lokasi dari pada tutupan atau kulminasi. Maka dalam mengevaluasi suatu lipatan yang asimetris ada kalanya kulminasi pada permukaan itu telah bergeser ke arah miringnya bidang sumbu kelipatan (Gambar 5.12)

6) Konvergensi lapisan, yaitu menipisnya lapisan ke suatu arah. Karena pengaruh penipisan perlapisan ke suatu arah, maka adanya suatu tutupan pada permukaan dapat saja menghilang pada kedalaman dimana lapisan reservoir terdapat (Gambar 5.13)

Dalam mengevaluasi suatu tutupan, kita harus yakin apakah semua lapisan itu berkonvergensi atau tidak.Dalam mengevaluasi perlipatan sebagai perangkap selain dari adanya tutupan juga harus dievaluasi apakah tutupan tersebut terdapat pada lapisan reservoir. Jika kita menemukan berbagai macam lapisan reservoir pada berbagai kedudukan stratigrafi, maka tutupan yang terdapat pada suatu lapisan reservoir belum tentu terdapat pada lapisan yang berada di bawahnya atau di atasnya. Dalam menilai prospek – prospek yang terdapat pada berbagai macam lapisan reservoir menyebabkan keharusan dievaluasi pula tutupan untuk setiap lapisan reservoir. Misalnya diadakan pemetaan kontur struktur pada bagian atas lapisan reservoir tertentu, maka peta ini hanya berlaku untuk satu perangkap dan tidak bisa dipakai untuk mengevaluasikan semua perangkap yang ada pada berbagai lapisan reservoir. Hal ini dapat diatasi dengan membuat berbagai penampang seismic serta memetakan kontur struktur untuk tiap lapisan reservoir. Tetapi dalam prakteknya tentu tidak semua lapisan reservoir dapat dikontur, misalnya tidak terdapat lapisan penunjuk yang jelas. Walaupun demikian dengan memperhatikan berbagai factor diatas tadi, maka dalam mempelajari penampang seismic serta mengevaluasi setiap lapisan reservoir harus diperhatikan beberapa pengaruh faktor tersebut betul – betul terdapat beberapa unsure perangkap serta tutupan ataukah tidak.

Jebakan Patahan

Page 18: teknik Reservoir dalam pengeboran minyak

Patahan dapat juga bertindak sebagai unsure penyekat minyak dalam penyaluran penggerakan minyak selanjutnya. Kadang – kadang dipersoalkan pula apakah patahan itu bersifat penyekat atau penyalur. Dalam hal ini Smith (1966) berpendapat bahwa persoalan patahan sebagai penyekat sebetulnya tergantung dari tekanan kapiler. Pengkajian teoritis memperlihatkan bahwa patahan dalam batuan yang basah air tergantung pada tekanan kapiler dari medium dalam jalur patahan tersebut. Besar kecilnya tekanan yang disebabkan karena pelampungan minyak atau kolom minyak terhadap besarnya tekanan kapiler menentukan sekali apakah patahan itu bertindak sebagai penyalur atau penyekat. Jika tekanan tersebut lebih besar daripada tekanan kapiler maka minyak masih, dapat tersalurkan melalui patahan, tetapi jika lebih kecil maka patahan tersebut akan bertindak sebagai suatu penyekat.

Patahan yang berdiri sendiri tidaklah dapat membentuk suatu perangkap. Ada beberapa unsur lain yang harus dipenuhi untuk terjadinya suatu perangkap yang betul – betul hanya disebabkan karena patahan :

1) Adanya kemiringan wilayah, lapisan yang tidak miring atau sama sekali sejajar tidak dapat membentuk perangkap, karena walaupun minyak tersekat dalam arah pematahan  tetapi dalam arah lain tidak ada penyekatan kecuali kalau ketiga pihak lainnya tertutup oleh berbagai macam  patahan. Dalam hal yang disebut akhir ini sukar sekali dapat dibayangkan bagaimana minyak itu masuk kedalam perangkap tersebut.

2) Harus ada paling sedikit dua patahan yang berpotongan, jika hanya terdapat satu kemiringa wilayah dan suatu patahan di suatu pihak, maka dalam suatu penampang mungkin kelihatannya sudah terjadi suatu perangkap. Tetapi harus dipenuhi pula syarat bahwa perangkap atau penutupan itu harus juga terjadi pematahan untuk menutup ke arah tersebut. (Gambar 5.14)

3) Adanya suatu pelengkungan lapisan atau suatu perlipatan. Dalam hal ini patahan merupakan suatu unsur penyekat dalam satu arah, sedangkan arah lainnya tertutup oleh adanya pelengkungan dari perlapisan ataupun bagian daripada pelipatan. (Gambar 5.15)

Page 19: teknik Reservoir dalam pengeboran minyak

4) Pelengkungan daripada patahannya sendiri dan kemiringan wilayah. Dalam hal ini di suatu arah mungkin lapisan itu miring, tetapi di pihak lainnya justru terdapat patahan yang melengkung sehingga semua arah tertutup oleh patahan dan kemiringan wilayah. (Gambar 5.16)

Dalam prakteknya jarang sekali perangkap patahan yang murni. Patahan biasanya hanya merupakan suatu pelengkungan daripada suatu perangkap struktur. Yang lebih banyak terjadi ialah asosiasi dengan lipatan, seperti misalnya di satu arah terdapat suatu pelengkungan atau hidung antiklin, dan di arah lainnya terdapat patahan yang menyekat perangkap dari arah lain. Dalam hal ini patahan pada perangkap dapat dibagi atas tiga macam.

1. Patahan Normal

Patahan normal biasa sekali terjadi sebagai suatu unsure perangkap. Biasanya minyak lebih sering terdapat di dalam ‘hanging wall’ daripada di dalam ‘foot wall’, terutama dalam kombinasi dengan adanya lipatan. Contoh patahan normal sebagai unsur pelengkap suatu perangkap dari lapangan minyak di Laut Jawa adalah lapangan minyak Arjuna, Cinta.Juga lapangan minyak di Mangun-Jaya dan Tanjung tiga merupakan contoh lain (Gambar 5.17).Jadi, perlipatan lemah atau pelengkungan lapisan dilengkapi oleh suatu patahan  normal.

2. Patahan Naik

Patahan naik juga dapat bertindak sebagai suatu unsure perangkap dan biasanya selalu berasosiasi dengan lipatan yang ketat ataupun asimetris. Patahan naik itu dapat dibagi lagi dalam asosiasi :

1) Patahan naik dengan lipatan asimetri. Sebagai contoh misalnya, Lapangan minyak Talang Akar pendopo di Sumatera Selatan. Di satu pihak terdapat lipatan dan di pihak lain terdapat patahan naik. Juga kampung minyak di Sumatera Selatan memperlihatkan sesar naik yang hamper mendatar sebagai suatu patahan perangkap. Tepat dikatakan disini bahwa perangkap dapat terbentuk di bawah patahan tersebut ataupun di atasnya, tetapi terutama di bawahnya.

2) Patahan naik yang membentuk suatu sesar sungkup atau suatu ‘Nappe’. Misalnya, di Canada sebelah Barat di Lapangan Turner Valley. Di sini sesar sungkup merupakan suatu unsur penting untuk terdapatnya suatu perangkap (Gambar 5.18).

Page 20: teknik Reservoir dalam pengeboran minyak

3. Patahan Tumbuh

Dewasa ini dikenal semacam patahan yang dinamakanpatahan tumbuh, yaitu suatu patahan normal yang terjadi secara bersamaan dengan akumulasi sedimen. Di satu pihak (foot wall) sedimen tetap tipis sedangkan di ‘hanging wall’ selain terjadinya penurunan, sedimentasi berlangsung terus sehingga dengan demikian terjadi suatu lapisan yang sangat tebal. Seringkali patahan tumbuh ini menyebabkan adanya suatu ‘roll over’ sehingga juga disini kita lihat suatu kombinasi antara perlipatan yang memperlihatkan tutupan dan di pihak lain suatu patahan. Suatu ‘roll over’ dalam patahan tumbuh sangat penting, karena asosiasinya dengan terdapatnya minyak bumi.

Struktur ‘roll over’ ini terutama di dapatkan di daerah Gulfcoast. Jadi, perangkap ini merupakan kombinasi antara patahan dan perlipatan, disini perlipatan disebabkan karena pematahan. Sering patahan tumbuh ini ke bawah menghilang atau kemudian membelok menjadi patahan yang sejajar dengan suatu perlapisan (Gambar 5.19).

4. Patahan Transversal

Page 21: teknik Reservoir dalam pengeboran minyak

Patahan transversal/horizontal atau disebut pula wrench-faults atau strike – slip fault dapat juga bertindak sebagai perangkap. Harding (1974, hal. 1920-1304), menekankan pentingnya unsure patahan transversal sebagai pelengkap perangkap struktur. Pada umumya perangkap patahan transversal merupakan pemancungan oleh penggeseran patahan terhadap kulminasi setengah lipatan dan pelengkungan struktur pada bagian penunjaman yang terbuka. Harding (1974) memberikan beberapa contoh yang bersifat penggeseran kecil, yaitu Scipio-Albion di Michigan dan Sussex-Meadow Creek di cekungan Powder River, Wyoming, Amerika Serikat; penggeseran menengah, misalnya, di Cekungan Los Angeles; dan penggeseran besar, misalnya, sepanjang patahan San Andreas di Kalifornia dan beberapa lapangan minyak di ‘Sumatera’ di mana kedudukan en echelon dari perangkap antiklin ditafsirkan berasosiase dengan sesar Sumatera. Dalam ketiga hal ini ternyata komponen naik masih memegang peranan. Mercosono (1975) membahas Lapangan Minyak Pungut dan Tandun di Sumatera Tengah sebagai contoh untuk perangkap patahan transversal (Gambar 5.20). Di sini pula ternyata komponen gerakan vertical yang merupakan patahan naik di Lapangan Tandun dan patahan normal di lapangan Pungut masih memegang peranan penting (Gambar 5.21)

Bertindak sebagai unsur penyekat minyak dalam penyaluran pergerakan minyak selanjutnya. Smith (1966) berpendapat bahwa persoalan patahan sebagai peyekat sebelumnya tergantung dari tekanan kapiler. Pengkajian teoritis memperlihatkan bahwa patahan dalam batuan yang basah air tergantung pada

Page 22: teknik Reservoir dalam pengeboran minyak

tekanan kapiler dari medium dalam jalur patahan tersebut. Besar kecilnya tekanan kapiler menentukan sekali apakah patahan itu bertindak sebagai suatu penyalur atau penyekat. Tekanan yang lebih besar daripada tekanan kapiler maka minyak masih dapat tersalurkan melaui patahan, tetapi jika lebih kecil maka patahan tersebut akan bertindak sebagai penyekat

Jebakan patahan merupakan patahan yang terhenti pada lapisan batuan. Jebakan ini terjadi bersama dalam sebuah formasi dalam bagian patahan yang bergerak, kemudian gerakan pada formasi ini berhenti dan pada saat yang bersamaan minyak bumi mengalami migrasi dan terjebak pada daerah patahan tersebut, lalu sering kali pada formasi yang impermeabel yang pada satu sisinya berhadapan dengan pergerakan patahan yang bersifat sarang dan formasi yang permeabel pada sisi yang lain. Kemudian, minyak bumi bermigrasi pada formasi yang sarang dan permeabel. Minyak dan gas disini sudah terperangkap karena lapisan tidak dapat ditembus pada daerah jebakan patahan ini.

Jebakan Kubah Garam

Kubah garam merupakan salah satu perangkap yang penting untuk akumulasi minyakbumi. Kubah garam merupakan semacam suatu perlipatan bersifat diaper. Suatu lapisan garam yang terdapat

Page 23: teknik Reservoir dalam pengeboran minyak

pada kedalaman tertentu, karena sifat garam yang plastis dan juga karena berat jenis yang rendah sering menusuk ke dalam sedimen yang berada di atasnya dan membentuk semacam suatu tiang atau suatu pilar dan menyundul sedimen yang ada di atasnya sehingga berbentuk suatu kubah. Beberapa lapisan yang tertusuk biasanya ikut terangkat dan seolah – olah ‘membaji’ terhadap kolom garam ini dan sering merupakan suatu jebakan minyak yang baik. Di sini sulit untuk disebut sebagai suatu perangkap patahan, tetapi sangat khas sebagai perangkap kubah garam. Seringkali kubah garam itu ke atas  mengembang berbentuk seperti jamur dan di dapatkan perlapisan pasir yang membetuk perangkap itu berada di bawah naungan ‘payung’ garam tersebut. (Gambar 1.24)

Selain itu, juga di atas kubah tesebut perlapisan pasir dapat membentuk kubah yang seolah – olah terlipat dan membentuk suatu kubah yang bundar. Sering pula terjadi pematahan normal yang radier sehingga membagi kubah itu dalam beberapa segmen. Di atas lapisan garam itu seringkali terjadi lapisan gips, dank arena aktivitas bakteri ini diuraikan menjadi kalsium karbonat (batugamping) dan belerang sehingga sering merupaka suatu tambang belerang. Istilah ‘cap rock’ berasal dari perangkap kubah garam yang sebetulnya ialah gamping yang menutupi kubah garam ini.

Tektonik dan Penjebakan Minyak

Dewasa ini dipersoalkan mengenai apakah perlipatan itu terbentuk karena gaya tangensial atau gaya vertikal. Dengan konsep tektonik lempeng dewasa ini, maka pada pinggiran pertemuan dua lempeng (misalnya lempeng samudera dan lempeng benua) terjadi berbagai gaya kompresi yang menyebabkan terjadinya perlipatan yang ketat sekali. Namun dalam cekungan sedimen, pelipatan yang ketat ini tidaklah terlalu baik untuk terjebaknya minyak karena struktur menjadi terlalu ruwet. Minyak bumi lebih banyak terjebak dalam struktur perlipatan yang sangat landai, dan seringkali perlipatan ini berasosiasi dengan patahan normal. Hal ini terbukti di Laut Jawa, di utara Jawa Barat dimana lipatan itu berhunbungan dengan patahan yang terdapat menerus ke dalam dasar cekungan. Juga dewasa ini timbul suatu konsepsi mengenai terbentuknya lipatan karena gaya vertical, yaitu pematahan dalam batuan dasar menyebabkan gerakan turun naik daripada balok – balok atau bongkah – bongkah patahan ini, sehingga menyebabkan perlipatan diatasnya. Perlipatan ini sering berhubungan dengan perlipatan patahan tumbuh sebagaimana telah diutarakan sebelumnya. Juga dengan system ini lipatan yang didapatkan sering merupakan lipatan yang sangat landai, tetapi juga dapat berkembang membentuk sesar naik.

Dalam tektonik patahan bongkah ini (block – faulting) seringkali bentuk antiklin lebih menyerupai suatu kubah daripada antiklin yang memanjang. Tetapi ada kalanya juga semua bentuk ini memanjang sepanjang patahan dan dibarengi dengan adanya sesar naik. Sebagai contoh misalnya Talang Akar Pendopo. Di lain pihak jelas pula, bahwa lipatan dapat memperlihatkan adanya patahan yang terus naik ke atas. Patahan ini kebanyakan bersifat patahan tumbuh (growth fault). Sehingga seringkali patahan itu mati sebelum mencapai permukaan. Adanya patahan tumbuh ini terlihat sangat baik di Laut Jawa Utara sebagaimana tampak pada gambar 1.25. Terdapatnya patahan sebagai penyebab pelipatan itu terutama terdapat dalam cekungan sedimen di belakang suatu busur lipatan yang ketat atau yang disebut sebagai cekungan daratan muka (foreland basin) dan juga dalam cekungan penarikan pisahan (pull-apart), misalnya di pantai samudera Atlantik atau mungkin juga di pantai Kalimantan Timur.

Page 24: teknik Reservoir dalam pengeboran minyak

Selain itu, sering pula lipatan terjadi bukan semata – mata karena gaya tektonik tetapi

karena pembebanan atau kompaksi yang terdapat di atas suatu peninggian batuan

dasar (basement high). Lipatan yang demikian disebut ‘supratenous folding’ dan biasanya

merupakan tempat tumbuhnya terumbu. Dengan demikian dalam eksplorasi regional batuan

dasar itu mendapatkan perhatian khusus. Peninggian batuan dasar itu selain memperlihatkan

lipatan juga ada kemungkinan membentuk suatu sumber sedimen yang memungkinkan

diendapkannya sedimen kasar disekitarnya. Di lain pihak justru di dalam lapisan sedimen klastik

dasar tidak didapatkan basement high, karena tempat terjadinya sedimentasi itu  bukan

merupakan daerah sedimentasi tetapi daerah erosi.

Page 25: teknik Reservoir dalam pengeboran minyak

Makalah metode numerik

Jenis-jenis dan proses terbentuknya suatu reservoir

DISUSUN OLEH:

Nama : Okta Folorense Br.L.Tobing

NIM :1303112191

Dosen : Dr. Muhammad Edisar MT

Jurusan fisika

Fakultas matematika dan ilmu pengeahuan alam

Universitas riau

pekanbaru

2015

Daftar Pustaka

Page 26: teknik Reservoir dalam pengeboran minyak

http://www.iagi.or.id/kursus/relevansi-lingkungan-karbonat-modern-kepulauan-seribu-terhadap-perkembangan-reservoir-hidrokarbon-di-indonesia/

http://migasnet03-lucky8021.blogspot.co.id/2010/01/simulasi-reservoir-tujuan-dari-simulasi.html

http://lopodalo.blogspot.co.id/

http://iatmismsttmigas.blogspot.co.id/2014/02/dasar-dasar-teknik-reservior.html

https://nooradinugroho.wordpress.com/2008/10/15/jenis-jenis-perangkap-minyak-bumi/