pengeboran minyak bumi
TRANSCRIPT
PENGEBORAN MINYAK BUMI
1. Nathanael Ernadianto
2. Stefanus Raditya
PENGERTIAN
Pengeboran minyak bumi adalah usaha teknis yang
dilaksanakan dengan membuat lubang ke perut bumi
dengan aman (sesuai standar tertentu) sampai ke
formasi yang kaya akan kandungan minyak bumi dan
gas.
Lubang ini kemudian
dilapisi dengan casing
(pipa besi dengan
ukuran standar) dan
dilakukan penyemenan
(cementing) untuk
melekatkan casing
pada dinding formasi.
Dengan terhubunganya
lapisan formasi dengan
permukaan melalui
lubang hasil
pengeboran ini maka
kandungan minyak
bumi di dalam perut
Operasi pengeboran
merupakan kegiatan di kawasan
terbatas dengan jumlah investasi
yang besar. Kegiatan ini
melibatkan investasi padat modal
dengan peralatan teknologi tinggi
dan manusia-manusia yang
memiliki kualifikasi yang
dibutuhkan. Para personil yang
bekerja di pengeboran harus
memiliki pengetahuan yang
mendalam, pengalaman di bagian
yang menjadi kekhususannya, dan
memperhatikan keselamatan kerja
sebagai hal yang paling utama.
Keselamatan kerja akan
berpengaruh positif pada
serta berpengaruh pada
citra perusahaan minyak
bumi dan gas di mata
pemangku kepentingan
(pemerintah, pemegang
saham, investor,
masyarakat sekitar, dan
pemerhati lingkungan).
PROSES PENCARIAN MINYAK BUMI
1. Survei oleh ahli geologi
Ruang lingkup geologi minyak dan gas bumi adalah
geologi batuan lunak (soft-rock geology) yang
mempelajari batuan sedimen untuk mencari minyak
dan batu bara yang erat kaitannya dengan batuan
sedimen. Geologi mengkaji batuan sedimen dan semua
faktor yang menentukan cara terdapatnya, penyebaran,
dan cara berakumulasinya minyak dan gas bumi di
kerak bumi. Dari hasil singkapan tersebut lalu
dibuatkan petanya untuk menentukan tempat terbaik
untuk melakukan pengeboran.Geologi migas meliputi
Menurut Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia, untuk
menentukan suatu daerah mempunyai potensi akan minyak
bumi, maka ada beberapa kondisi yang harus ada di daerah
tersebut dalam eksplorasi minyak bumi hal ini disebut kajian
geologi. Jika salah satu saja tidak ada maka daerah tersebut
tidak potensial atau bahkan tidak mengandung hidrokarbon.
Kondisi itu adalah:
a. Batuan Sumber (Source Rock), yaitu batuan yang menjadi
bahan baku pembentukan hidrokarbon. biasanya yang
berperan sebagai batuan sumber ini adalah serpih (Shale).
batuan ini kaya akan kandungan unsur atom karbon (C)
yang didapat dari cangkang – cangkang fosil yang
terendapkan di batuan itu. Karbon inilah yang akan
menjadi unsur utama dalam rantai penyusun ikatan kimia
hidrokarbon.
b. Tekanan dan Temperatur, untuk mengubah fosil
tersebut menjadi hidrokarbon, tekanan dan temperatur yang
tinggi di perlukan. Tekanan dan temperatur ini akan
mengubah ikatan kimia karbon yang ada dibatuan menjadi
rantai hidrokarbon.
c. Migrasi, Hirdokarbon yang telah terbentuk dari proses
di atas harus dapat berpindah ke tempat dimana
hidrokarbon memiliki nilai ekonomis untuk diproduksi.
Di batuan sumbernya sendiri dapat dikatakan tidak
memungkinkan untuk di ekploitasi karena hidrokarbon
di sana tidak terakumulasi dan tidak dapat mengalir.
Sehingga tahapan ini sangat penting untuk
menentukan kemungkinan eksploitasi hidrokarbon
tersebut.
d. Reservoir, adalah batuan yang merupakan wadah bagi
hidrokarbon untuk berkumpul dari proses migrasinya.
Reservoar ini biasanya adalah batupasir dan batuan
karbonat, karena kedua jenis batu ini memiliki pori yang
cukup besar untuk tersimpannya hidrokarbon. Reservoar
sangat penting karena pada batuan inilah minyak bumi di
produksi.
e. Caps Rock, Minyak dan atau gas terdapat di dalam
reservoir, untuk dapat menahan dan melindungi fluida
tersebut, maka lapisan reservoir ini harus mempunyai
penutup di bagian luar lapisannya. Sebagai penutup lapisan
reservoir biasanva merupakan lapisan batuan yang
rnempunyai sifat kekedapan (impermeabel), yaitu sifat yang
tidak dapat meloloskan fluida yarg dibatasinya. Jadi lapisan
penutup didefinisikan sebagai lapisan yang berada dibagian
atas dan tepi reservoir yang dapat dan melindungi fluida yang
f. Perangkap Reservoir (Reservoir Trap),
Merupakan unsur pembentuk reservoir
sedemikian rupa sehingga lapisan beserta
penutupnya merupakan bentuk yang konkap ke
bawah, hal ini akan mengakumulasikan minyak
dalam reservoir. Jika perangkap ini tidak ada maka
hidrokarbon dapat mengalir ketempat lain yang
berarti ke ekonomisannya akan berkurang atau tidak
ekonomis sama sekali.
2. Seisimik
Proses ini bertujuan untuk
mencari kandungan
minyak ataupun gas bumi
dengan menggunakan
gelombang akustik
(acoustic waves) yang
merambat ke lapisan tanah.
Gelombang ini
direfleksikan dan
ditangkap kembali oleh
sensor. Dari data proses
perambatan gelombang ini
akan diolah untuk
mendapatkan informasi
lapisan tanah yang dapat
dimanfaatkan kandungan
HASIL OLAHAN MINYAK BUMI Struktur kimia dari minya Bumi sangatlah heterogen,
terdiri dari banyak rantai hidrokarbon dengan panjang yang
berbeda-beda. Maka dari itu, minyak bumi dibawa ke
tempat pengilangan minyak sehingga senyawa-senyawa
hidrokarbon ini bisa dipisahkan dengan teknik distilasi dan
proses kimia lainnya. Hasil penyulingan minyak inilah yang
digunakan manusia untuk berbagai macam kebutuhan. Produk
olahan minyak bumi tersebut adalah:
ELPIJI (LPG)Elpiji, pelafalan bahasa Indonesia dari akronim bahasa Inggris ; LPG (liquified petroleum gas, harafiah: "gas minyak bumi yang dicairkan"), adalah campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam. Dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya didominasi propana (C3H8) dan butana (C4H10). Elpiji juga mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya etana (C2H6) dan pentana (C5H12).
Sifat elpiji terutama adalah sebagai berikut:
• Cairan dan gasnya sangat mudah terbakar
• Gas tidak beracun, tidak berwarna dan biasanya berbau menyengat
• Gas dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di dalam tangki atau silinder.
• Cairan dapat menguap jika dilepas dan menyebar dengan
BENSIN Bensin adalah salah satu jenis bahan bakar minyak yang
dimaksudkan untuk kendaraan bermotor roda dua, tiga, dan
empat. Secara sederhana, bensin tersusun
dari hidrokarbon rantai lurus, mulai dari C7 (heptana) sampai
dengan C11. Dengan kata lain, bensin terbuat dari molekul
yang hanya terdiri dari hidrogen dan karbon yang terikat
antara satu dengan yang lainnya sehingga membentuk rantai.
Karakteristik
• Mudah menguap pada temperatur normal.
• Tidak berwarna, tembus pandang, dan berbau.
• Mempunyai titik nyala rendah (-10 sampai -15 derajat
Celcius).
• Mempunyai berat jenis yg rendah (0,71 sampai 0,77 kg/l).
• Dapat melarutkan oli dan karet.
BAHAN BAKAR JET Bahan bakar jet atau jet fuel atau aviation turbine
fuel (ATF) atau avtur (aviation turbine) merupakan salah satu
jenis bahan bakar penerbangan yang dirancang untuk
digunakan pada pesawat terbang yang bermesin turbin gas.
Warnanya cerah sampai kekuningan. Bahan bakar yang paling
umum adalah Jet A dan Jet A-1 (Avtur) yang diproduksi dalam
perlengkapan spesifikasi yang terstandardisasi secara
internasional. Satu-satunya bahan bakar jet yang umum
digunakan dalam penerbangan bermesin turbin disebut Jet B
dan digunakan untuk menghadapi cuaca dingin.
Bahan bakar jet adalah campuran sejumlah hidrokarbon yang
berbeda, kemungkinan ribuan lebih. Kisaran ukurannya (berat
molekul atau nomor karbon) dibatasi oleh persyaratan untuk
produk, sebagai contoh, titik beku atau titik asap. Bahan bakar
jenis kerosin (termasuk Jet A dan Jet A-1) memiliki distribusi
MINYAK TANAH
Minyak tanah (minyak gas; bahasa
Inggris: kerosene atau paraffin)
adalah cairan hidrokarbon yang tak berwarna dan mudah
terbakar. Dia diperoleh dengan cara distilasi
fraksional dari petroleum pada 150 °C dan 275 °C (rantai
karbon dari C12 sampai C15). Pada suatu waktu dia banyak
digunakan dalam lampu minyak tanah tetapi sekarang
utamanya digunakan sebagai bahan bakar mesin jet (lebih
teknikal Avtur, Jet-A, Jet-B, JP-4 atau JP-8). Sebuah bentuk
dari minyak tanah dikenal sebagai RP-1 dibakar dengan
oksigen cair sebagai bahan bakar roket.
Nama kerosene diturunkan dari bahasa
Yunani keros (κερωσ, malam).
MINYAK BAKAR Minyak bakar adalah
hasil distilasi dari penyulingan minyak tetapi belum
membentuk residu akhir dari proses penyulingan itu sendiri.
Biasanya warna dari minyak bakar ini adalah hitam chrom.
Selain itu minyak bakar lebih pekat dibandingkan dengan
minyak diesel. Secara umum kegunaan minyak bakar adalah
untuk bahan bakar pengapian langsung pada industri - industri
besar, PLTU dan juga digunakan sebagai salah satu alternatif
bahan bakar pada industri menengah kecil lainnya. Minyak
bakar juga sering dikenal dengan istilah fuel oil.
DIESEL Bahan bakar diesel secara umum adalah bahan bakar cair
apapun yang digunakan untuk mesin diesel. Jenis yang paling
umum adalah minyak bahan bakar yang berasal dari
hasil distilasi fraksi minyak bumi, namun ada juga produk
selain dari turunan minyak bumi seperti biodiesel,
diesel biomassa menjadi cairan atau diesel gas menjadi cairan.
Untuk membedakan jenis-jenis diesel, bahan bakar dari
minyak bumi umumnya disebut petrodiesel.[1] Diesel dengan
sulfur ultra-rendah (ULSD) adalah standar untuk
mendefinisikan bahan bakar diesel dengan
kandungan sulfur yang telah direndahkan.
PELUMAS
Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang
diberikan di antara dua benda bergerak untuk
mengurangi gaya gesek. Zat ini merupakan fraksi hasil
destilasi minyak bumi yang memiliki suhu 105-135 derajat
celcius. Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung yang
memisahkan dua permukaan yang berhubungan. Umumnya
pelumas terdiri dari 90% minyak dasar dan 10% zat tambahan.
Salah satu penggunaan pelumas paling utama adalah oli
mesin yang dipakai pada mesin pembakaran dalam.
ASPAL Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat
(adhesive), berwarna hitam kecoklatan, tahan terhadap air,
dan visoelastis. Aspal sering juga disebut bitumen merupakan
bahan pengikat pada campuran beraspal yang dimanfaatkan
sebagai lapis permukaan lapis perkerasan lentur. Aspal berasal
dari aspal alam (aspal buton} atau aspal minyak (aspal yang
berasal dari minyak bumi). Berdasarkan konsistensinya, aspal
dapat diklasifikasikan menjadi aspal padat, dan aspal cair.
Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang
merupakan senyawa hidrokarbon dengan sedikit mengandung
sulfur, oksigen, dan klor. Aspal sebagai bahan pengikat dalam
perkerasan lentur mempunyai sifat viskoelastis. Aspal akan
bersifat padat pada suhu ruang dan bersifat cair bila
dipanaskan. Aspal merupakan bahan yang sangat kompleks
dan secara kimia belum dikarakterisasi dengan baik.
Atom-atom selain hidrogen dan karbon yang juga menyusun
aspal adalah nitrogen, oksigen, belerang, dan beberapa atom
lain. Secara kuantitatif, biasanya 80% massa aspal adalah
karbon, 10% hydrogen, 6% belerang, dan sisanya oksigen dan
nitrogen, serta sejumlah renik besi, nikel, dan vanadium.
Senyawa-senyawa ini sering dikelaskan atas aspalten (yang
massa molekulnya kecil) dan malten (yang massa molekulnya
besar). Biasanya aspal mengandung 5 sampai 25% aspalten.
Sebagian besar senyawa di aspal adalah senyawa polar.