teknik menembak [revisi ke-3]

21
REVISI KE-3 PROPOSAL ILMIYAH UNTUK AKADEMI MILITER MAGELANG Oleh : Bpk. Rizal Pahlevi, Amd.A.K.,Amd.Kom. (Tentor Kimia-Fisika-Komputer SMA 1 Magelang)

Upload: inma

Post on 05-Dec-2014

206 views

Category:

Education


17 download

DESCRIPTION

Menyempurnakan teknik menembak kalangan kepolisian dan TNI dengan kaidah Ilmu Alam

TRANSCRIPT

Page 1: TEKNIK MENEMBAK [REVISI KE-3]

REVISI KE-3

PROPOSAL ILMIYAH UNTUK AKADEMI MILITER

MAGELANG

Oleh :

Bpk. Rizal Pahlevi, Amd.A.K.,Amd.Kom.

(Tentor Kimia-Fisika-Komputer SMA 1 Magelang)

Page 2: TEKNIK MENEMBAK [REVISI KE-3]

A.ABSTRAKSI

Dalam rangka mendukung program pemerintah sebagaimana yang tercantum pada

UU.No.3 Tahun 2002 tentang pertahanan Negara serta mengacu pada pasal 9 ayat 1 bahwa setiap

warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela Negara yang diwujudkan dalam

penyelenggaraan pertahanan Negara.

Maka dengan proposal ini penulis mengajukan kepada Akademi Militer Magelang untuk

memberi kesempatan kepada masyarakat untuk memberikan pelatihan teknik militer salah

satunya teknik menembak secara gratis dan terbuka umum untuk upaya pertahanan Negara

secara umum, adapun secara khusus sebagaimana yang tercantum pada pasal 9 ayat 2 dan 3.

Sehingga kualitas pertahanan NKRI semakin tinggi dan lebih diperhitungkan di kalangan

global.

Page 3: TEKNIK MENEMBAK [REVISI KE-3]

B.PENDAHULUAN

Salah satu komponen utama pertahanan sebuah Negara yaitu dengan baiknya kualitas

aparatur pertahanan Negara.Dengan beberapa perangkat militer Negara yang berkualitas

sehingga diperhitungkan di jajaran Internasional.Sehingga tidak ada unsur yang berarti dari pihak

yang mengancam kedaulatan NKRI.

Kualitas yang utama dari sebuah perangkat pertahanan Negara adalah kemampuannya

dalam bertempur beserta strategi berperang, dalam hal ini termasuk dalam akurasi menembak

sasaran.

Oleh karena itu pembahasan akan menitikberatkan pada strategi meningkatkan akurasi

menembak.

Page 4: TEKNIK MENEMBAK [REVISI KE-3]

C.PEMBAHASAN

Landasan yang melatarbelakangi agar pertahanan NKRI diperkuat dengan adanya sebuah

pelatihan yang sebaiknya dibuka secara umum adalah sejarah tentang runtuhnya sebuah Negara

besar akibat melemahnya kondisi militer di Negara tersebut(Tim Riset dan Studi Islam Mesir,

Ensiklopedi Sejarah Islam Jilid I (terj), Jakarta:Pustaka Al-Kautsar, 2013), terancam direbutnya

wilayah NKRI dan beredar maraknya terorisme.

Salah satu strategi yang kuat dalam memperkuat alat pertahanan Negara adalah

kemampuannya dalam menembak dengan tingkat efeektif dan efisiensi yang tinggi yang sesuai

dengan kaidah berbagai cabang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Berikut ini hadits yang menjadi landasan dalam karya ilmiyah ini :

Setiap hari Uqbah bin Amir Al Juhani keluar dan berlatih memanah, kemudian ia

meminta Abdullah bin Zaid agar mengikutinya namun sepertinya ia nyaris bosan. Maka Uqbah

berkata, “Maukah kamu aku kabarkan sebuah hadits yang aku dengar dari Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wasallam?” Ia menjawab, “Mau.” Uqbah berkata, “Saya telah mendengar

beliau bersabda:

“Sesungguhnya Allah ‘azza wajalla akan memasukkan tiga orang ke dalam surga lantaran satu

anak panah; orang yang saat membuatnya mengharapkan kebaikan, orang yang menyiapkannya

di jalan Allah serta orang yang memanahkannya di jalan Allah.” Beliau bersabda: “Berlatihlah

memanah dan berkuda. Dan jika kalian memilih memanah maka hal itu lebih baik daripada

berkuda.” (HR. Ahmad : 16699)

2.“Barangsiapa mati dan belum berperang dan tidak pernah bercita-cita untuk berperang, maka

ia mati dalam salah satu cabang kemunafiqan”

(HR. Abu Dawud : 2141)

Page 5: TEKNIK MENEMBAK [REVISI KE-3]

3.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berada di atas mimbar berkata: “Dan siapkanlah

untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi. Ketahuilah bahwa kekuatan

itu adalah memanah, ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah, ketahuilah bahwa

kekuatan itu adalah memanah!”

(HR. Abu Dawud : 2153)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak ada hiburan kecuali dalam tiga hal;

seorang laki-laki yang melatih kudanya, candaan seseorang terhadap isterinya, dan lemparan

anak panahnya. dan barangsiapa yang tidak memanah setelah ia mengetahui ilmunya karena

tidak menyenanginya, maka sesungguhnya hal itu adalah kenikmatan yang ia kufuri.”

(HR. Imam AnNasai : 3522)

Dalam hadits diterangkan memanah dalam hal ini adalah menembak.Berikut hasil riset

yang penulis lakukan pada mesin simulator menembak yang disesuaikan dengan teknik

menembak IPSC (International Practical Shooting Confederation) dengan beberapa perubahan:

1.Ditinjau dari posisi tangan dan jumlah target

Dalam menembak, posisi tangan harus disesuaikan dengan jumlah musuh yang akan

ditembak dengan jarak musuh serta posisi daerah musuh,sebab terdapat beberapa keadaan :

a. Musuh berkomplotan maka sebaiknya posisi tangan memegang senjata agak

dimiringkan agar menambah tingkat percepatan perubahan posisi target dan sudut

lengan lebih diluruskan ke depan tetapi jangan terlalu lurus sebab akan terlalu

memperkecil akurasi.

b. Musuh satu per satu dalam jarak jauh atau di daerah yang lebih rendah , maka

sudut lengan lebih baik diperkecil (pistol mendekat pada mata) sehingga

memperbesar akurasi namun ingat hal ini akan memperkecil percepatan

Page 6: TEKNIK MENEMBAK [REVISI KE-3]

perpindahan target,karena itu sesuaikanlah dengan jumlah musuh yang dihadapi

(refleks).

Terdapat hal penting dari kedua langkah di atas yaitu semakin lurus posisi lengan saat

menembak maka yang semakin berperan adalah otot trisep dalam arti pergerakan tangan untuk

merubah sudut semakin besar secara kalkulasinya percepatan pergerakan tangan akan dikalikan

dengan factor (1-cos β) akan tetapi hal ini dapat memperkecil akurasi karena tidak kokohnya

posisi tangan dan memperbesar kesalahan paralaks mata terhadap target .

∆ a=a(1−cosα)

Jika posisi lengan lebih ditekukkan ke arah mata saat menembak maka yang semakin

berperan adalah otot bisep dalam arti tangan akan lebih kokoh karena pergerakan tangan untuk

merubah posisi sudutnya semakin kecil dan kesalahan paralaks mata terhadap target semakin

kecil dalam arti akurasi semakin besar secara kalkulasinya tingkat gaya akurasi dikalikan sin α.

k=Fsinα

Gambar 1.Google image 1 (Otot Bisep dan Otot Trisep)

Page 7: TEKNIK MENEMBAK [REVISI KE-3]

perumusan 1

Page 8: TEKNIK MENEMBAK [REVISI KE-3]

2.Ditinjau dari posisi dan jumlah target

Jika posisi target berada pada daratan yang lebih rendah, maka posisi tangan saat

menembak yang ideal adalah tangan sedikit ditekuk ke arah mata dengan mantap disesuaikan

dengan jumlah target sehingga dihasilkan akurasi dan percepatan perubahan sudut yang tepat

untuk mengenai sasaran.Secara kalkulasi posisi target yang lebih rendah dari penembak adalah

berarti vibrasi phonon di daerah penembak lebih besar sehingga pengaruh gravitasi lebih kecil

terhadap penembak akibatnya gaya untuk memperbesar akurasi semakin kecil.Sehingga untuk

mengimbangi pengaruh gravitasi dalam memperkecil tingkat akurasi maka posisi tangan

penembak pada daerah yang lebih tinggi dari target adalah sedikit ditekuk dengan posisi pistol

tepat mendekat ke arah mata.

k=Fsinα

F=mg

g= 1

( 1

v2 −1) λ

Gambar 2.Google image (Phonon)

Page 9: TEKNIK MENEMBAK [REVISI KE-3]

Gambar 3.Google image (senjata anti-pesawat jet tempur)

Adapun sebaliknya jika posisi target lebih tinggi dari penembak misal penggunaan ‘anti-

aircraft weapon ‘disertai jumlah target yang lebih dari satu target maka posisi tangan penembak

yang ideal adalah agak tegak lurus ke depan dengan mantap sehingga cepat tanggap dalam

menembak dari sudut x ke sudut y dengan tingkat akurasi yang cukup karena memanfaatkan efek

gravitasi bumi.

Page 10: TEKNIK MENEMBAK [REVISI KE-3]

3.Ditinjau dari segi bahan amunisi

Grafik 1.Google image (Binding Energy of Ferrum)

Diteliti dari segi amunisi yang berupa logam yang sebagian besar mengandung unsur besi

maka perlu adanya waktu jeda antara penembakan amunisi satu ke amunisi berikutnya agar

tingkat akurasi kembali stabil karena defek massa akan berpengaruh cukup besar terutama jika

kondisi tangan penembak tidak kokoh.Secara kalkulasi amunisi kedua dan seterusnya akan

dipengaruhi vibrasi atomnya tatkala ditembakkan amunisi pertama, sehingga pengurangan massa

terjadi akibatnya pengaruh gravitasi terhadap amunisi lebih kecil dalam arti tingkat akurasi akan

mengecil sekian detik.

k=Fsinα

F=mg

m= hfgc2 r2

vπF ∃G

m=hfg c2r2

vπFG¿

Page 11: TEKNIK MENEMBAK [REVISI KE-3]

∆ m=hfg c2r 2

vπFG √ evλlim 4 πμ

c2

v2−evλ

lim 4 πμc2

∴∆ m=γm=m0

√1− v2

c2

Gambar 5.google image 1 (TNI)

4.Pengaruh pola konsumsi saat menembak

Page 12: TEKNIK MENEMBAK [REVISI KE-3]

Tingkat kadar dopamine dalam tubuh cukup berperan dalam meningkatkan akurasi dalam

menembak, karena berpengaruh pada distribusi ‘hormon kesadaran’ yakni Serotonin dan juga

pengaktifan daerah frontal-lobe yang berfungsi sebagai penentu kecepatan berfikir dan

mempertimbangkan sesuatu atau disebut daerah SEC (Structured Event Complex).

Oleh karena itu, jika peperangan dilakukan pada malam hari maka sesuai kaidah

metabolisme di atas, para tentara dianjurkan mengkonsumsi lebih banyak makanan yang ber-

dopamine seperti pisang dan daging, begitupun sebaliknya.Dengan hal ini, diharapkan tingkat

akurasi menembak dari tiap prajurit bertambah sehingga mengurangi tingkat ‘peluru nyasar’.

Page 13: TEKNIK MENEMBAK [REVISI KE-3]

http://www.google.co.id/url?sa=i&rct=j&q 1

Page 14: TEKNIK MENEMBAK [REVISI KE-3]

5.Pengaruh Hipotenusa Penyimpangan

Cukup menjadi masalah besar bagi kepolisian dan kalangan militer tentang efek

penyimpangan sudut terhadap target, hal ini patut diperhatikan karena menyimpang 10 posisi

pistol terhadap kedudukan target maka peluru akan menyimpang sejauh 3,5 meter dengan jarak

target 200 m.Dengan demikian, dapat dipastikan peluru akan menyasar ke target yang lain yang

bukan merupakan target utama pada jarak 3,5 meter dari target utama, tentu saja penyimpangan

akan semakin besar jika jarak target semakin besar.Hal ini akan menjadi kesalahan fatal bagi

prajurit yang menembak tanpa memperhatikan kaidah ini.

Keterangan :

Tan 10 = 0,0175

s = 200 meter

Page 15: TEKNIK MENEMBAK [REVISI KE-3]

D.PENUTUP

Demikian semoga dengan proposal pengajuan ini menambah kemampuan bagi AKademi

Militer dalam rangka mengabdikan segenap kemampuannya untuk Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Page 16: TEKNIK MENEMBAK [REVISI KE-3]

E.DAFTAR PUSTAKA

-www.IPSC.org.

-www.hyperphysics.com

-www.insttutefisika.wordpress.com

-"Gene Slows Frontal Lobes, Boosts Schizophrenia Risk". National Institute of Mental

Health. May 29, 2001. Retrieved 2013-06-20.

-Giedd JN, Blumenthal J, Jeffries NO, et al. (October 1999). "Brain development during

childhood and adolescence: a longitudinal MRI study". Nature Neuroscience 2 (10): 861–

3. doi:10.1038/13158. PMID 10491603.

-Fjell AM, Walhovd KB, Fennema-Notestine C, et al. (December 2009). "One-year brain

atrophy evident in healthy aging". The Journal of Neuroscience 29 (48): 15223–31.

doi:10.1523/JNEUROSCI.3252-09.2009. PMC 2827793. PMID 19955375.

-Coffey CE, Wilkinson WE, Parashos IA, et al. (March 1992). "Quantitative cerebral

anatomy of the aging human brain: a cross-sectional study using magnetic resonance

imaging". Neurology 42 (3 Pt 1): 527–36. PMID 1549213.

-Kimberg DY, Farah MJ (December 1993). "A unified account of cognitive impairments

following frontal lobe damage: the role of working memory in complex, organized

behavior". Journal of Experimental Psychology. General 122 (4): 411–28.

PMID 8263463.

-Stuss DT, Gow CA, Hetherington CR (June 1992). "'No longer Gage': frontal lobe

dysfunction and emotional changes". Journal of Consulting and Clinical Psychology 60

(3): 349–59. doi:10.1037/0022-006X.60.3.349. PMID 1619089.

Page 17: TEKNIK MENEMBAK [REVISI KE-3]

-Rowe AD, Bullock PR, Polkey CE, Morris RG (March 2001). "'Theory of mind'

impairments and their relationship to executive functioning following frontal lobe

excisions". Brain 124 (Pt 3): 600–16. PMID 11222459.

-Robinson RG, Kubos KL, Starr LB, Rao K, Price TR (March 1984). "Mood disorders in

stroke patients. Importance of location of lesion". Brain 107 (1): 81–93. PMID 6697163.

-Durani, Shiban K.; Ford, Rodney; Sajjad, S. H. (September 1991). "Capgras syndrome

associated with a frontal lobe tumour". Irish Journal of Psychological Medicine 8 (2):

135–6. doi:10.1017/S0790966700015093.

-https://sites.google.com/site/artikelkomputerku/tabel-sin-cos-tan-dari-0-sampai-360