teknik membuat liflet untuk marketing informasi 2002

11

Click here to load reader

Upload: pawitmy

Post on 13-Jun-2015

186 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Teknik Membuat Liflet Untuk Marketing Informasi 2002

TEKNIK MEMBUAT LIFLET UNTUK KEGIATAN

MARKETING INFORMASI DI PERPUSTAKAAN

PERGURUAN TINGGI

Makalah

Disampaikan pada kegiatan Pendidikan dan latihan singkat

Marketing Informasi dan Sumber-sumber Informasi

untuk Perpustakaan Perguruan Tinggi

Oleh:

Drs. Pawit M. Yusup, M.S.

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG

10 Mei – 8 Juni 2002

Page 2: Teknik Membuat Liflet Untuk Marketing Informasi 2002

1

1Teknik membuat Liflet untuk Kegiatan Marketing Informasi

di Perpustakaan Perguruan Tinggi

Oleh: Drs. Pawit M. Yusup, M.S.

(Program Studi Ilmu Perpustakaan Fikom Unpad 2002)

1. Pendahuluan

Di masyarakat, liflet disebut juga dengan booklet, pamflet, brosur, sebaran,

selebaran, atau selipat. Merriam Webster’s Dictionary (1994) menyebutkan bahwa

pamflet merupakan sejenis publikasi tercetak tak dijilid, meskipun sering juga

dijumpai yang berjilid. Yang mirip atau bahkan sinonim dengan liflet, baik bentuk

fisik maupun fungsinya adalah booklet, brochure, pocketbook, chapbook, bulletin,

compilation, circular, broadside, throwaway, dan handbill (lihat Compton’s

Interactive Encyclopedia, 1994).

Secara fisik liflet sering kita jumpai dalam bentuk kertas yang dilipat-lipat,

terdiri atas berbagai ukuran, tak berjilid, yang di dalamnya berisi informasi yang

bertujuan untuk memberitahukan kepada masyarakat luas tentang sesuatu berkaitan

dengan penerbitnya atau lembaga yang mengeluarkannya. Isinya juga sering berupa

informasi mutakhir mengenai peristiwa-peristiwa penting, kontroversi sosial, atau

bahkan iklan atau promosi.

Seiring dengan berkembangnya fungsi-fungsi surat kabar dan majalah, fungsi

liflet memang menjadi bergeser dan membatas. Padahal, terbitan jenis liflet ini sangat

terkenal pada sekitar akhir abad ke-15 hingga melewati abad ke-18 (lihat Grolier

International, 1999). Sekarang bahkan liflet kehadirannya semakin mengkhusus

dengan menyajikan informasi yang bersifat hanya sebagai pemberitahuan,

pengumuman, atau promosi saja.

2. Tujuan liflet

Umumnya liflet dikeluarkan oleh penerbitnya dengan tujuan untuk

memberitahukan atau menginformasikan tentang sesuatu peristiwa atau kegiatan

1 Disampaikan pada kegiatan Pendidikan dan Latihan singkat Marketing Informasi dan sumber-sumber informasi di perpustakaan perguruan tinggi, yang diselenggarakan di Unpad pada tanggal 10 Mei s.d 8 Juni 2002

Page 3: Teknik Membuat Liflet Untuk Marketing Informasi 2002

2

terkini kepada masyarakat luas. Namun ada tujuan-tujuan spesifik dari liflet

dimaksud, yakni sangat erat kaitannya dengan jenis dari lembaga yang

menerbitkannya itu, seperti antara lain:

(a) Untuk memperkenalkan produk-produk tertentu, baik jasa ataupun barang

kepada masyarakat luas;

(b) Untuk memberitahukan suatu peristiwa atau konsep-konsep baru yang

menurut pertimbangan perlu disampaikan kepada masyarakat luas;

(c) Untuk mempromosikan barang , jasa, atau produk-produk tertentu secara lebih

detil kepada masyarakat luas sehingga mereka tertarik untuk membelinya;

(d) Sebagai publisitas lembaga;

(e) Sebagai media yang digunakan untuk kegiatan external public relation;

(f) Di masa perang, liflet biasa dijadikan media untuk menyebarkan desas-desus

sehingga mampu melemahkan posisi musuh lewat perang urat syaraf;

(g) Di kalangan agama, liflet sering dijadikan media komunikasi dakwah.

3. Manfaat liflet

Adapun manfaat dari liflet juga sejalan dengan tercapainya tujuan spesifik

penerbitan liflet yang bersangkutan, yakni antara lain sebagai berikut:

(a) Sebagai media komunikasi khusus yang dipersiapkan oleh lembaga

penerbitnya yang berfungsi untuk menginformasikan, memberitahukan,

menyampaikan pesan-pesan edukasi, atau untuk mempengaruhi khalayak

pembacanya.

(b) Sebagai media promosi akan suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh

lembaga yang menerbitkannya, dengan harapan khalayak pembaca menjadi

tahu dan kemudian membeli barang atau jasa yang ditawarkannya.

(c) Sebagai media komunikasi yang berfungsi untuk publisitas lembaga

penerbitnya, yang dalam jangka panjang hal ini akan berdampak kepada

peningkatan citra lembaga yang menerbitkannya.

4. Sasaran

Sasaran liflet adalah kelompok masyarakat tertentu, meskipun ukuran dan

wilayahnya bisa sangat luas. Bisa secara khusus ditujukan kepada anggota masyarakat

dalam tingkatan sstrata tertentu, seperti khusus kalangan anak-anak peminat buku-

buku komik, kalangan dewasa yang terbatas peminat olah raga keras, dll. Atau juga

Page 4: Teknik Membuat Liflet Untuk Marketing Informasi 2002

3

tidak dibatasi pada strata-strata seperti itu. Liflet tentang kampanye kesehatan melalui

gerakan hidup sehat, misalnya, tidak dibatasi oleh strata masyarakat pembacanya.

5. Jenis-jenis liflet

Ada banyak jenis liflet yang bisa diketahui, baik dilihat dari segi fisik, fungsi,

tujuan, ataupun dari segi karakteristik penerbitnya. Di sini liflet dibedakan dari segi

fungsi media komunikasi secara umum, yakni sebagai berikut:

(a) Liflet yang berfungsi informatif: Yakni liflet yang dibuat dengan maksud

untuk memberitahukan atau menginformasikan sesuatu peristiwa atau kegiatan

tertentu dari lembaga yang menerbitkannya itu. Secara fisik tidak bisa

dibedakan dalam hal isi yang disampaikannya, kecuali tentu saja jika yang

dilihatnya adalah masalah kualitas kertasnya dan teknik penyajiannya serta

kedalaman isinya.

(b) Liflet yang berfungsi edukatif: Yakni liflat yang disamping sudah mengandung

sifat informatif, namun di dalamnya terkandung juga aspek edukatif. Isinya

disusun sedemikian rupa sehingga memenuhi unsur-unsur pendidikan di

dalamnya. Jenis liflet ini banyak dibuat di lingkungan sekolah dan lembaga-

lembaga pendidikan lainnya. Contohnya antara lain dalam bentuk bulletin,

selipat.

(c) Liflet yang berfungsi rekreatif: Meskipun agak jarang, liflet jenis ini bersifat

menghibur pembacanya, atau setidaknya berisi tentang informasi mengenai

aspek hiburan atau entertainment. Banyak kita jumpai misalnya dalam arena

pameran atau hiburan-hiburan massal. Sedikit berbau iklan, memang.

(d) Liflet yang berfungsi persuasif: Liflet jenis ini biasanya dibuat oleh kalangan

yang mempunyai tujuan-tujuan atau kepentingan tertentu, baik kepentingan

yang bersifat bisnis, sosial, ataupun agama. Misi akhir dari jenis liflet ini

adalah agar para pembacanya terpengaruh oleh ajakan sesuai dengan yang

disajikan dalam liflet.

(e) Liflet yang berfungsi promosi atau iklan: Liflet jenis ini yang terbanyak kita

jumpai. Sebenarnya fungsi-fungsi umum seperti sudah disebutkan di atas tetap

ada, namun untuk yang satu ini sudah lebih mengarah kepada unsur-unsur

bisnis dan bertujuan komersial. Bentuknya antara lain adalah iklan suatu

produk tertentu dari perusahaan tertentu.

Page 5: Teknik Membuat Liflet Untuk Marketing Informasi 2002

4

6. Liflet untuk marketing informasi

Seperti sudah kita kenal selama ini bahwa marketing adalah seperangkat

kegiatan dalam bisnis yang tampak berupa alur perjalanan barang dan jasa dari

produsen kepada konsumen (lihat Grolier International, 1999). Kegiatan ini

menyangkut juga aspek-aspek fisik berupa transportasi, penyimpanan atau

penggundangan, penjualan, serta aspek-aspek di masing-masing kegiatan bagiannya.

DDC 21 (Dewey Decimal Classification edisi 21) mengerangkakan bahwa

marketing sebagai kegiatan dalam bisnis yang terfokus kepada manajemen distribusi,

dan termasuk ke dalam kelompok ilmu-ilmu terapan. Sementara itu dunia

perpustakaan mengadopsinya untuk kegiatan pengembangan sistem layanannya, yakni

yang lebih difokuskan kepada manajemen diseminasi informasi.

Dalam kegiatan mendiseminasi informasi dan sumber-sumber informasi yang

dikuasai perpustakaan inilah nantinya banyak dibutuhkan perangkat manajemen

pemasaran atau manajemen distribusi model bisnis tadi. Misalnya saja kegiatan

layanan informasi yang meminjam atau mengadopsi model marketing mix; juga

termasuk menggunakan alat atau media promosi berupa liflet untuk tujuan

pemasarannya.

7. Teknik penyusunan

Ada beberapa unsur syarat yang secara fisik bisa diperhatikan dalam

pembuatan liflet pada umumnya, dan hal ini merupakan bentuk penyajian liflet yang

tampak dari luar, termasuk liflet untuk kegiatan marketing informasi di dunia

perpustakaan, juga untuk lingkungan perpustakaan perguruan tinggi, yakni sebagai

berikut:

(a) Unsur dasar atau pendahuluan: Biasanya berisi latar belakang suatu peristiwa

atau kegiatan yang disampaikan dalam liflet berlangsung. Hal-hal yang dapat

dijadikan masalah yang bisa mengundang minat dan perhatian pembacanya,

juga alasan pokok dilaksanakannya kegiatan marketing informasi dan sumber-

sumber informasi di perpustakaan. Selain itu, beberapa pernyataan atau

bahkan temuan-temuan prediktif atau antisipatif berkaitan dengan

perkembangan dunia kita dengan perkembangan dan tuntutan jaman yang

semakin berubah, juga bisa diungkapkan dalam pendahuluan ini. Semua itu

dalam rangka upaya menarik perhatian pembacanya.

Page 6: Teknik Membuat Liflet Untuk Marketing Informasi 2002

5

(b) Unsur tujuan: Yang dimaksud dengan tujuan di sini adalah tujuan

dilakukannya kegiatan, bukan tujuan pembuatan liflet seperti di atas, yang

lebih baik diarahkan kepada khalayak sasarannya atau pembacanya. Misalnya

beberapa contoh tujuan dalam kegiatan marketing informasi di dunia

perpustakaan, sebagai berikut:

(1) Setelah selesai mengikuti kegiatan marketing informasi ini, diharapkan

peserta memiliki kemampuan untuk melakukan kegiatan marketing

informasi dan sumber-sumber informasi terpilih sebagai bagian dari

sistem layanan aktif di perpustakaan perguruan tinggi.

(2) Peserta dapat merancang beberapa model liflet untuk marketing

informasi dan sumber-sumber informasi di perpustakaan perguruan

tinggi.

(3) Peserta memiliki kemampuan untuk berpikir kritis berkaitan dengan

rencana kegiatan marketing informasi dan sumber-sumber informasi

terpilih di perpustakaan perguruan tinggi, setidaknya dengan

mendasarkan diri atau mengadopsi kepada model marketing mix (4P

tentang pemasaran) dalam marketing management.

(c) Unsur khalayak sasaran: Khalayak sasaran adalah sekelompok orang yang

secara khusus akan dijadikan calon-calon konsumen dari kegiatan marketing

informasi yang sedang kita rencanakan. Dalam dunia manajemen dikenal

dengan analisis pasar, sedangkan dunia perpustakaan lebih mengenal konsep

pengguna, baik pengguna aktual maupun terutama pengguna potensial.

Pengguna aktual adalah orang yang telah menggunakan jasa atau produk-

produk jasa layanan perpustakaan kita, sedangkan pengguna potensial adalah

mereka yang belum menggunakan jasa dan produk-produk jasa layanan

perpustakaan, namun mereka mempunyai potensi untuk menggunakannya.

Beberapa pertimbangan dan perhatian terhadap khalayak sasaran dimaksud,

banyak berkaitan dengan aspek sosiodemografi khalayak sasaran itu sendiri,

yakni antara lain sebagai berikut:

(1) Kenali siapa yang akan dijadikan calon pengguna atau konsumen

produk kita berdasarkan kategori strata: pendidikan, pekerjaan,

penghasilan, bidang minat, umur, jenis kelamin, dll.

Page 7: Teknik Membuat Liflet Untuk Marketing Informasi 2002

6

(2) Kenali mereka berdasarkan kategori-kategori di atas dengan

mempertimbangkan tujuan kegiatan marketing informasi dan sumber-

sumber informasi terpilih yang kita rencanakan pelaksanaannya.

(3) Contohnya, kalau kita akan memasarkan produk berupa abstrak hasil

penelitian terpilih bidang hukum pidana, tentu yang dianggap sebagai

khalayak sasaran atau pengguna potensialnya adalah para hakim, jaksa,

polisi, peneliti bidang hukum, dosen hukum, dan peminat atau

pemerhati bidang hukum pidana lainnya.

(d) Unsur informasi inti: Ini merupakan materi pokok yang kita maksudkan dalam

kegiatan marketing informasi dan sumber-sumber informasi terpilih di dunia

perpustakaan, termasuk perpustakaan perguruan tinggi. Kalau yang dipasarkan

adalah produk berupa kliping surat kabar nasional dengan dibatasi bidang

IPOLEKSOSBUD HANKAMRATA (akronim ini cukup panjang, oleh karena

itu di sini tidak ditulis kepanjangannya), maka akan berbeda jika yang akan

kita pasarkan adalah produk-produk terpilih berupa program database untuk

aplikasi dunia perpustakaan semisal Database Acces untuk sistem denda di

bagian layanan perpustakaan. Tujuannya, khalayak sasarannya, dasar

pemikirannya, inti permasalahannya, faktor kedalaman informasi yang

disajikannya, dan aspek-aspek lainnya, semuanya berbeda. Jadi untuk unsur

pokok di sini akan sangat bergantung kepada produk yang akan dipasarkan,

juga bergantung kepada model liflet yang akan dibuatnya. Ada liflat yang

mencapai beberapa halaman, juga ada yang hanya memerlukan setengah

halaman kertas ukuran kuarto.

(e) Unsur penunjang: Ini dimaksudkan sebagai unsur yang befungsi memperkuat

fungsi-fungsi liflet yang dibuatnya. Salah satu contoh yang bisa dikategorikan

dalam unsur penunjang ini adalah: informasi mengenai kontak perorangan

diluar jam kerja kantor, yang fungsinya untuk memperlancar proses

komunikasi. Juga misalnya dengan digunakannya teknologi komunikasi

modern seperti internet dan e-mail untuk keperluan kelancaran kegiatan

marketing informasi, itu bisa dikategorikan sebagai unsur penunjang ini.

(f) Unsur pelengkap: Unsur ini sifatnya hanya sebagai pelengkap. Kehadirannya

dirasa penting, namun jika dipasang juga tidak akan mempengaruhi fungsi

liflat dan juga hasil keseluruhan dari kegiatan marketing dimaksud. Unsur ini

agak sulit dibuatkan contohnya di sini, karena sifatnya sangat kasuistis. Setiap

Page 8: Teknik Membuat Liflet Untuk Marketing Informasi 2002

7

liflet memiliki unsur pelengkapnya sendiri yang berbeda dengan jenis liflet

lainnya. Pada liflet satu, unsur pelengkap kadang-kadang bisa dijadikan unsur

penunjang pada liflet lainnya, bahkan mungkin juga bahkan dijadikan unsur

pokok pada kondisi dan situasi tertentu. Gambar-gambar tertentu yang di lifat

satu merupakan unsur pokok, di liflet lain barngkali hanya sebagai unsur

pelengkap, atau mungkin penunjang.

(g) Unsur tampilan fisik: Tampilan fisik sebuah liflet bisa menggambarkan

kredibilitas dan bonafiditas penyelenggara kegiatan, termasuk

penyelenggaraan marketing informasi dan sumber-sumber informasi di

perpustakaan. Liflet yang secara fisik berpenampilan jelek, seperti

menggunakan kertas dan gaya tulisan yang juga tidak menarik, akan

mempengaruhi fungsi dan keberhasilan dari kegiatan yang dilakukannya.

8. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan

Sebagai media komunikasi yang berfungsi promosi, pembuatan liflet juga

perlu memperhatikan beberapa aspek isi dan kunci yang secara langsung berkaitan

dengan pelaksanaan marketing informasi dan sumber-sumber informasi di

perpustakaan, terutama di perpustakaan perguruan tinggi, yakni sebagai berikut:

a) Aspek pengguna/konsumen potensial: Dunia bisnis menggolongkannya ke

dalam aspek analisis pasar atau riset pasar, yang secara potensial akan

ditargetkan menjadi konsumen atau pengguna produk-produk dan jasa yang

kita tawarkan. Gunanya antara lain untuk mengetahui berbagai karakteristik,

kemampuan, dan kebutuhan pasar. Sedangkan dunia perpustakaan lebih

mengenalnya dengan konsep pengguna, baik aktual maupun terutama

pengguna potensial. Siapa yang akan dijadikan sasaran pengguna

potensialnya? Apakah mereka dari kalangan tertentu, yang sesuai dengan

karakteristik sosiodemografi cukup homogen? Bagaimana tingkat dan jenis

kebutuhan mereka, juga minatnya, kebiasaannya, dan aspek-aspek lain

berkaitan dengan perilaku kehidupan mereka sehari-hari? Kenali dan cari tahu

semua aspek tadi. Dengan demikian, tidfak akan mubazir kegiatan yang akan

kita lakukan. Sebuah contoh, jika sasaran pengguna potensialnya adalah

kalangan anak-anak SD dan remaja awal, maka bisa digunakan pendekatan

psikologi anak dan remaja dalam melakukan riset atau analisis pasar, atau

dalam melakukan kajian pengguna.

Page 9: Teknik Membuat Liflet Untuk Marketing Informasi 2002

8

b) Aspek pengembangan jasa layanan dan produk: Produk adalah jenis barang

atau jasa yang memiliki nilai ekonomi. Ia bisa dijual kepada konsumen atas

dasar kesepakatan dan saling membutuhkan. Dunia perpustakaan barangkali

tidak bermaksud menjual jasa atau produk-produknya yang berupa informasi

dan sumber-sumber informasi yang dikelolanya, melainkan lebih sebagai

bentuk “layanan plus”, karena adanya tambahan “biaya produksi” atau

tambahan biaya operasional dalam menangani produk-produk yang telah

dikembangkan. Kalau perpustakaan hanya mengolah informasi dan sumber-

sumber informasi secara apa adanya atau mentah lantas dilayankan kepada

pengguna, tanpa terlebih dahulu dikemas dalam bentuk produk siap saji dan

lebih berkualitas, maka itulah yang selama ini sering dilakukan oleh

perpustakaan-perpustakaan, termasuk perpustakaan perguruan tinggi. Akan

tetapi kalau perpustakaan sudah berusaha mengembangkan produk-produk

jasa dan informasi yang menarik dan siap pakai atau siap saji, misalnya

produk berupa sistem otomasi untuk denda di perpustakaan, produk jasa

layanan informasi siap saji terhantar, maka itu bisa dijual dengan menetapkan

nilai harga tertentu. Atau satu lagi contoh, perpustakaan juga bisa

mengembangkan model sistem layanannya dengan cara memperluas jaringan

dan jangkauannya ke berbagai tempat yang secara potensial bisa dilakukan.

Dengan bantuan media komunikasi dan teknologi informasi seperti sekarang,

maka perpustakaan bisa menggunakan jaringan komputer internet untuk

melakukan pengembangan layanannya. Dengan begitu tentu saja ada

tambahan biaya operasionalnya.

c) Aspek penyebaran/distribusi: Produk atau jasa informasi yang dilola

perpustakaan biasanya tidak berbentuk barang-barang yang memerlukan

tempat atau kemasan fisik khusus. Jasa informasi biasanya cukup

dikomunikasikan kepada pengguna atau konsumen melalui media komunikasi

berupa kiriman surat, paket-paket cetakan, fotokopi artikel tertentu, dan paket-

paket informasi lainnya. Pendistribusiannya pun berbeda dengan model yang

dilakukan oleh bagian distribusi barang-barang konsumtif lainnya. Yang

penting dalam liflet perlu diperhatikan bagaimana pola distribusi jasa atau

barang yang dihasilkan perpustakaan, bagaimana jasa layanan informasi bisa

sampai ke rumah-rumah tinggal penggunanya. Demikian juga alat-alat

Page 10: Teknik Membuat Liflet Untuk Marketing Informasi 2002

9

promosinya. Penyebaran liflet dan media promosi lainnya pun bisa

menggunakan media komunikasi modern seperti telepon, e-mail, dan internet.

d) Aspek penetapan harga jasa dan produk: Sekali lagi bahwa perpustakaan

bukanlah lembaga komersial, meskipun tidak semata-mata berupa lembaga

sosial. Lebih tepat dikatakan bahwa perpustakaan dikategorikan sebagai

lembaga nirlaba, namun dalam kinerjanya mengadopsi model-model lembaga

bisnis, dengan alasan lembaga-lembaga bisnis relatif lebih maju dalam banyak

hal dibandingkan dengan lembaga nirlaba. Adapun dilibatkannya faktor harga

dalam operasionalnya, semata-mata hanya untuk menjaga kesinambungan

kinerja perpustakaan. Kita ingat bahwa produk-produk informasi dan jasa

sekarang ini tidaklah gratis dalam memperolehnya. Jurnal-jurnal ilmiah yang

dilanggan oleh perpustakaan itu bisa menghabiskan ratusan ribu bahkan

ratusan juta rupiah per tahunnya. Untuk menjaga agar perpustakaan tetap bisa

bertahan hidup dengan kekayaan koleksi dan sumber-sumber informasi yang

dikelolanya tetap mutakhir, maka tentu memerlukan biaya, dan biaya ini

sebagian dibebankan kepada tidak saja pihak perpustakaan itu sendiri

misalnya dari anggaran lembaga induknya, akan tetapi juga dari konsumen

atau pengguna. Besaran harga dan penetapannya biasanya berdasarkan atas

perhitungan-perhitungan “asal tidak rugi”. Masalah keanggotaan

perpustakaan, penggunaan secara eceran, faktor denda keterlambatan, dan

aspek lain, juga perlu memperhatikan faktor harga ini.

e) Aspek promosi perpustakaan: Tujuan promosi adalah untuk memperkenalkan

suatu produk atau jasa kepada masyarakat agar produk dan jasa perpustakaan

kita diketahui mereka, sehingga dengan pengetahuannya itu mereka mau

menggunakan produk atau jasa dimaksud. Kegiatan promosi ini dilakukan

melalui iklan di media massa, katalog, kupon, surat langsung, sebaran atau

brosur, pamflet, pajangan atau pameran, dan penjualan secara personal.

Tujuan lain dari kegiatan promosi perpustakaan juga adalah untuk

memperkenalkan produk-produk yang kita buat atau rancang kepada

masyarakat luas, dengan harapan mereka mengetahui dan memahaminya,

sehingga dengan demikian diharapkan sebagian dari mereka berkeinginan

untuk memanfaatkan produk yang kita kenalkan tadi. Tanpa promosi, sebagus

apapun produk atau jasa layanan informasi yang kita buat, tidak ada artinya.

Page 11: Teknik Membuat Liflet Untuk Marketing Informasi 2002

10

9. Penutup

Kita ingatkan sekali lagi di sini bahwa informasi dan sumber-sumber

informasi yang diketahui dan dikeloka perpustakaan adalah benda mati. Ia tidak ada

artinya apa-apa bagi perpustakaan dan masyarakat banyak, kecuali kalau semuanya

itu dimanfaatkan. Untuk bisa dimanfaatkan secara optimal maka barang-barang mati

tadi perlu diolah sedemikian rupa sehingga menjadi suatu produk atau jasa yang

secara potensial dibutuhkan oleh masyarakat.

Meskipun anggota masyarakat sebenarnya membutuhkan sejumlah informasi

yang kita punyai, namun tentu saja tidak semuanya mengetahui bahwa di

perpustakaan kita tersedia “barang-barang” atau informasi yang mereka butuhkan.

Dari sana kita sebagai pustakawan atau petugas informasi perlu mempromosikannya

atau lebih aktif lagi adalah memasarkannya kepada mereka. Dan salah satu alat

promosi dimaksud adalah media komunikasi promosi yang berbentuk liflet.

-------------------------

10. Daftar Pustaka

Compton=s Interactive Encyclopedia. 1996. Markets, products, and customers.

Compton=s Interactive Encyclopedia, SoftKey Multimedia. Dewey Decimal Classification, edisi 21. 1995. Fores Press. Eastabrook, Leigh. 1977. Libraries in Post Industrial Society. (A Neal-Schuman

Professional Book). Oryx Press, Cammelbeck Road, Phonix, U.S.A. Grolier International. 1996. Marketing, what to do people want from marketing, ....

Grolier International Corporation. Kotler, Philip. 2000. Marketing Management: The Millenium Edition. Prentice-Hall,

Upper Saddle, New Jersey. World Book Multimedia Encyclopedia. 1998. Marketing, market research, .... World

Book Inc. Monroe Chicago.