teknik membatik

16
Teknik membatik Teknik batik pada dasarnya adalah suatu teknik pewarnaan pada kain menggunakan penutupan kain dengan malam sehingga menghalangi pewarna kain untuk menyebar sehingga menjadi kain dengan corak dan hiasan warna yang bermacam-macam. Pada dasarnya teknik membatik ini sudah ada sejak jaman dahulu, dan menjadi suatu seni jaman kuno. Bukti bahwa teknik batik sudah ada sejak jaman dahulu adalah pada penemuan mumi yang terbungkus kain dengan berlapis malam yang membentuk pola merupakan salah satu buktinya. Mumi ini diperkirakan meninggal pada abad ke 4 sebelum masehi. Teknik batik serupa juga ditemukan di Asia khususnya di dataran Tiongkok pada masa dinasti T’ang sekitar tahun 618-907 masehi, juga di India dan Jepang pada masa periode Nara tahun 645-794 masehi. Di Afrika teknik batik sudah dikenal oleh suku Yoruba di Nigeria, suku Soninke dan suku Wolof di Negara Senegal. Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit , dan menjadi sangat populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Pada saat itu kesemuanya berupa batik tulis, karena memang belum ada mesin yang bias membuat batik tulis. Sedangkan batik cap baru ditemukan pada sekitar jaman perang dunia pertama sampai dengan sekarang. J.L.A. Brandes seorang arkeolog Beland dan F.A. Sutjipto, sejarawan Indonesi mempercayai bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi kuno dalam pembuatan batik. Di pulau Jawa, batik sudah dikenal pada abad ke 12 masehi. G. P. Rouffaer seorang sejarawan dari Belanda yang berkonsentrasi dengan sejarah di Indonesia menulis bahwa pada abad 12 masehi batik dengan pola Gringsing sudah dibuat di Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting, sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu. Detil ukiran kain yang menyerupai pola batik dikenakan oleh Prajnaparamita, arca dewi kebijaksanaan buddhis dari Jawa

Upload: deaanggraeni9345

Post on 21-Dec-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

batik indonesia

TRANSCRIPT

Page 1: Teknik Membatik

Teknik membatik

Teknik batik pada dasarnya adalah suatu teknik pewarnaan pada kain menggunakan penutupan kain dengan malam sehingga menghalangi pewarna kain untuk menyebar sehingga menjadi kain dengan corak dan hiasan warna yang bermacam-macam. Pada dasarnya teknik membatik ini sudah ada sejak jaman dahulu, dan menjadi suatu seni jaman kuno.

Bukti bahwa teknik batik sudah ada sejak jaman dahulu adalah pada penemuan mumi yang terbungkus kain dengan berlapis malam yang membentuk pola merupakan salah satu buktinya. Mumi ini diperkirakan meninggal pada abad ke 4 sebelum masehi. Teknik batik serupa juga ditemukan di Asia khususnya di dataran Tiongkok pada masa dinasti T’ang sekitar tahun 618-907 masehi, juga di India dan Jepang pada masa periode Nara tahun 645-794 masehi. Di Afrika teknik batik sudah dikenal oleh suku Yoruba di Nigeria, suku Soninke dan suku Wolof di Negara Senegal.

Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Pada saat itu kesemuanya berupa batik tulis, karena memang belum ada mesin yang bias membuat batik tulis. Sedangkan batik cap baru ditemukan pada sekitar jaman perang dunia pertama sampai dengan sekarang.

J.L.A. Brandes seorang arkeolog Beland dan F.A. Sutjipto, sejarawan Indonesi mempercayai bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi kuno dalam pembuatan batik.

Di pulau Jawa, batik sudah dikenal pada abad ke 12 masehi. G. P. Rouffaer seorang sejarawan dari Belanda yang berkonsentrasi dengan sejarah di Indonesia menulis bahwa pada abad 12 masehi batik dengan pola Gringsing sudah dibuat di Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting, sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu. Detil ukiran kain yang menyerupai pola batik dikenakan oleh Prajnaparamita, arca dewi kebijaksanaan buddhis dari Jawa Timur abad ke-13. Corak pakaian yang menampilkan pola sulur tumbuhan dan kembang-kembang rumit yang mirip dengan pola batik tradisional Jawa yang dapat ditemukan kini. Hal ini menunjukkan bahwa membuat pola batik yang rumit yang hanya dapat dibuat dengan canting telah dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal. Tetapi G. P. Rouffaer sendiri mempercayai bahwa teknik batik dari Jawa ini mungkin diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7 masehi. Dimana India dan Srilangka merupakan pusat dari agama Hindu yang menyebar samapi dengan pulau Jawa.

Pada sejarah Eropa, teknik batik pertama kali dituliskan oleh Sir Thomas Stanford Raffles dalam bukunya History of Java. Buku ini pertama kali dipublikasikan di London tahun 1817. Sang penulis pernah menjabat sebagai gubernur Inggris semasa Napoleon menduduki Belanda. Pada tahun 1873 di Rotterdam Belanda, seorang saudagar bernama Van Rijekevorsel memberikan hadiah berupa selembar kain batik ke Museum Etnik di kota itu. Saat itulah batik mulai terkenal di Eropa dan mencapai masa keemasannya. Pada tahun 1900 batik Indonesia memukau para pengunjung pameran dan seniman pada saat dipamerkan di Exposition Universelle di Paris.

Page 2: Teknik Membatik

Saat jaman industrisasi dan globalisasi dating, teknik batik juga ikut berubah. Para pengrajin membuat mesin untuk memproduksi batik dengan jumlah banyak. Hasil dari mesin pembuat batik ini dikenal dengan batik cap dan batik cetak/ printing, sedangkan batik yang dibuat manual dengan tangan dengan alat canting dan menggunakan malam disebut sebagai batik tulis.

Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.

Kita patut bersyukur, bahwa batik asli Indonesia masih tetap ada dan berkembang sampai sekarang. Kita bias melihat perkembangan batik baik berupa batik tulis maupun cap/printing dengan melihat corak dan motif batik yang semakin banyak, mulai dari motif tradisional, kontemporer maupun motif modern. Bahkan kita bisa melihat batik modern dengan menampilkan simbol klub sepakbola yang merupakan klub modern, dan masyarakat sangat menyukainya!

Incoming search terms:

sejarah teknik batik perkembangan batik di indonesia pada jaman sebelum tahun 1900 teknik membatik yg di kenal di indonesia sejarah perkembangan batik di indonesia pada zaman sebelum tahun 1900 perkembangan batik di indonesia pada zaman sebelum tahun 1900 canting cap sejarahwan batik tekni membatik sudah ada pada tahun teknik membatik di kenal di indonesia teknik membatik indonesia

Pengertian Batik

Batik merupakan budaya yang telah lama berkembang dan dikenal oleh masyarakat Indonesia. Kata batik mempunyai beberapa pengertian. Menurut Hamzuri dalam bukunya yang berjudul Batik Klasik, pengertian batik merupakan suatu cara untuk memberi hiasan pada kain dengan cara menutupi bagian-bagian tertentu dengan menggunakan perintang. Zat perintang yang sering digunakan ialah lilin atau malam.kain yang sudah digambar dengan menggunakan malam kemudian diberi warna dengan cara pencelupan.setelah itu malam dihilangkan dengan cara merebus kain. Akhirnya dihasilkan sehelai kain yang disebut batik berupa beragam motif yang mempunyai sifat-sifat khusus.

Secara etimologi kata batik berasal dari bahasa Jawa, yaitu”tik” yang berarti titik / matik (kata kerja, membuat titik) yang kemudian berkembang menjadi istilah ”batik” (Indonesia Indah ”batik”, 1997, 14). Di samping itu mempunyai pengertian yang berhubungan dengan membuat titik atau meneteskan malam pada kain mori. Menurut KRT.DR. HC. Kalinggo Hanggopuro (2002, 1-2) dalam buku Bathik sebagai Busana Tatanan dan Tuntunan menuliskan bahwa, para penulis terdahulu menggunakan istilah batik yang sebenarnya tidak ditulis dengan kata”Batik” akan tetapi seharusnya”Bathik”. Hal ini mengacu pada huruf Jawa ”tha” bukan ”ta” dan pemakaiaan bathik sebagai rangkaian dari titik adalah kurang tepat atau dikatakan salah. Berdasarkan etimologis tersebut sebenarnya batik identik dikaitkan dengan suatu teknik (proses) dari mulai penggambaran motif hingga pelorodan. Salah satu yang menjadi ciri khas dari batik adalah cara pengambaran motif pada kain ialah melalui

Page 3: Teknik Membatik

proses pemalaman yaitu mengoreskan cairan lilin yang ditempatkan pada wadah yang bernama canting dan cap.

 

Sejarah Perkembangan Batik

Ditinjau dari perkembangan, batik telah mulai dikenal sejak jaman Majapahit dan masa penyebaran Islam. Batik pada mulanya hanya dibuat terbatas oleh kalangan keraton. Batik dikenakan oleh raja dan keluarga serta pengikutnya. Oleh para pengikutnya inilah kemudian batik dibawa keluar keraton dan berkembang di masyarakat hingga saat ini. Berdasarkan sejarahnya, periode perkembangannya batik dapat dikelompokkan sebagai berikut :

 

Jaman Kerajaan Majapahit

Berdasarkan sejarah perkembangannya, batik telah berkembang sejak jaman Majapahit. Mojokerto merupakan pusat kerajaan Majapahit dimana batik telah dikenal pada saat itu. Tulung Agung merupakan kota di Jawa Timur yang juga tercatat dalam sejarah perbatikan. Pada waktu itu, Tulung Agung masih berupa rawa-rawa yang dikenal dengan nama Bonorowo, dikuasai oleh Adipati Kalang yang tidak mau tunduk kepada Kerajaan Majapahit hingga terjadilah aksi polisionil yang dilancarkan oleh Majapahit. Adipati Kalang tewas dalam pertempuran di sekitar desa Kalangbret dan Tulung Agung berhasil dikuasai oleh Majapahit. Kemudian banyak tentara yang tinggal di wilayah Bonorowo (Tulung Agung) dengan membawa budaya batik. Merekalah yang mengembangkan batik. Dalam perkembangannya, batik Mojokerto dan Tulung Agung banyak dipengaruhi oleh batik Yogyakarta. Hal ini terjadi karena pada waktu clash tentara kolonial Belanda dengan pasukan Pangeran Diponegoro, sebagian dari pasukan Kyai Mojo mengundurkan diri ke arah timur di daerah Majan. Oleh karena itu, ciri khas batik Kalangbret dari Mojokerto hampir sama dengan batik Yogyakarta, yaitu dasarnya putih dan warna coraknya coklat muda dan biru tua.

Jaman Penyebaran Islam

Batoro Katong seorang Raden keturunan kerajaan Majapahit membawa ajaran Islam ke Ponorogo, Jawa Timur. Dalam perkembangan Islam di Ponorogo terdapat sebuah pesantren yang berada di daerah Tegalsari yang diasuh Kyai Hasan Basri. Kyai Hasan Basri adalah menantu raja Kraton Solo. Batik yang kala itu masih terbatas dalam lingkungan kraton akhirnya membawa batik keluar dari kraton dan berkembang di Ponorogo. Pesantren Tegalsari mendidik anak didiknya untuk menguasai bidang-bidang kepamongan dan agama. Daerah perbatikan lama yang dapat dilihat sekarang adalah daerah Kauman yaitu Kepatihan Wetan meluas ke desa Ronowijoyo, Mangunsuman, Kertosari, Setono, Cokromenggalan, Kadipaten, Nologaten, Bangunsari, Cekok, Banyudono dan Ngunut.

Batik Solo dan Yogyakarta

Batik di daerah Yogyakarta dikenal sejak jaman Kerajaan Mataram ke-I pada masa raja Panembahan Senopati. Plered merupakan desa pembatikan pertama. Proses pembuatan batik pada masa itu masih terbatas dalam lingkungan keluarga kraton dan dikerjakan oleh wanita-wanita pengiring ratu. Pada saat upacara resmi kerajaan, keluarga kraton memakai pakaian kombinasi batik dan lurik. Melihat pakaian yang dikenakan keluarga kraton, rakyat tertarik dan meniru sehingga akhirnya batikan keluar dari tembok kraton dan meluas di kalangan rakyat biasa.

Ketika masa penjajahan Belanda, dimana sering terjadi peperangan yang menyebabkan keluarga kerajaan yang mengungsi dan menetap di daerah-daerah lain seperti Banyumas, Pekalongan, dan ke daerah timur Ponorogo,

Page 4: Teknik Membatik

Tulung Agung dan sebagainya maka membuat batik semakin dikenal di kalangan luas.

Batik di Wilayah Lain

Perkembangan batik di Banyumas berpusat di daerah Sokaraja. Pada tahun 1830 setelah perang Diponegoro, batik dibawa oleh pengikut-pengikut Pangeran Diponegoro yang sebagian besar menetap di daerah Banyumas. Batik Banyumas dikenal dengan motif dan warna khusus dan dikenal dengan batik Banyumas. Selain ke Banyumas, pengikut Pangeran Diponegoro juga ada yang menetap di Pekalongan dan mengembangkan batik di daerah Buawaran, Pekajangan dan Wonopringgo.

Selain di daerah Jawa Tengah, batik juga berkembang di Jawa Barat. Hal ini terjadi karena masyarakat dari Jawa Tengah merantau ke kota seperti Ciamis dan Tasikmalaya. Daerah pembatikan di Tasikmalaya adalah Wurug, Sukapura, Mangunraja dan Manonjaya. Di daerah Cirebon batik mulai berkembang dari keraton dan mempunyai ciri khas tersendiri.

Sejarah Batik Pengertian Batik

Batik merupakan budaya yang telah lama berkembang dan dikenal oleh masyarakat Indonesia. Kata batik mempunyai beberapa pengertian. Menurut Hamzuri dalam bukunya yang berjudul Batik Klasik, pengertian batik merupakan suatu cara untuk memberi hiasan pada kain dengan cara menutupi bagian-bagian tertentu dengan menggunakan perintang. Zat perintang yang sering digunakan ialah lilin atau malam.kain yang sudah digambar dengan menggunakan malam kemudian diberi warna dengan cara pencelupan.setelah itu malam dihilangkan dengan cara merebus kain. Akhirnya dihasilkan sehelai kain yang disebut batik berupa beragam motif yang mempunyai sifat-sifat khusus.

Secara etimologi kata batik berasal dari bahasa Jawa, yaitu”tik” yang berarti titik / matik (kata kerja, membuat titik) yang kemudian berkembang menjadi istilah ”batik” (Indonesia Indah ”batik”, 1997, 14). Di samping itu mempunyai pengertian yang berhubungan dengan membuat titik atau meneteskan malam pada kain mori. Menurut KRT.DR. HC. Kalinggo Hanggopuro (2002, 1-2) dalam buku Bathik sebagai Busana Tatanan dan Tuntunan menuliskan bahwa, para penulis terdahulu menggunakan istilah batik yang sebenarnya tidak ditulis dengan kata”Batik” akan tetapi seharusnya”Bathik”. Hal ini mengacu pada huruf Jawa ”tha” bukan ”ta” dan pemakaiaan bathik sebagai rangkaian dari titik adalah kurang tepat atau dikatakan salah. Berdasarkan etimologis tersebut sebenarnya batik identik dikaitkan dengan suatu teknik (proses) dari mulai penggambaran motif hingga pelorodan. Salah satu yang menjadi ciri khas dari batik adalah cara pengambaran motif pada kain ialah melalui proses pemalaman yaitu mengoreskan cairan lilin yang ditempatkan pada wadah yang bernama canting dan cap.

 

Sejarah Perkembangan Batik

Ditinjau dari perkembangan, batik telah mulai dikenal sejak jaman Majapahit dan masa penyebaran Islam. Batik pada mulanya hanya dibuat terbatas oleh kalangan keraton. Batik dikenakan oleh raja dan keluarga serta pengikutnya. Oleh para pengikutnya inilah kemudian batik dibawa keluar keraton dan berkembang di masyarakat hingga saat ini. Berdasarkan sejarahnya, periode perkembangannya batik dapat dikelompokkan sebagai berikut :

 

Jaman Kerajaan Majapahit

Berdasarkan sejarah perkembangannya, batik telah berkembang sejak jaman Majapahit. Mojokerto merupakan

Page 5: Teknik Membatik

pusat kerajaan Majapahit dimana batik telah dikenal pada saat itu. Tulung Agung merupakan kota di Jawa Timur yang juga tercatat dalam sejarah perbatikan. Pada waktu itu, Tulung Agung masih berupa rawa-rawa yang dikenal dengan nama Bonorowo, dikuasai oleh Adipati Kalang yang tidak mau tunduk kepada Kerajaan Majapahit hingga terjadilah aksi polisionil yang dilancarkan oleh Majapahit. Adipati Kalang tewas dalam pertempuran di sekitar desa Kalangbret dan Tulung Agung berhasil dikuasai oleh Majapahit. Kemudian banyak tentara yang tinggal di wilayah Bonorowo (Tulung Agung) dengan membawa budaya batik. Merekalah yang mengembangkan batik. Dalam perkembangannya, batik Mojokerto dan Tulung Agung banyak dipengaruhi oleh batik Yogyakarta. Hal ini terjadi karena pada waktu clash tentara kolonial Belanda dengan pasukan Pangeran Diponegoro, sebagian dari pasukan Kyai Mojo mengundurkan diri ke arah timur di daerah Majan. Oleh karena itu, ciri khas batik Kalangbret dari Mojokerto hampir sama dengan batik Yogyakarta, yaitu dasarnya putih dan warna coraknya coklat muda dan biru tua.

Jaman Penyebaran Islam

Batoro Katong seorang Raden keturunan kerajaan Majapahit membawa ajaran Islam ke Ponorogo, Jawa Timur. Dalam perkembangan Islam di Ponorogo terdapat sebuah pesantren yang berada di daerah Tegalsari yang diasuh Kyai Hasan Basri. Kyai Hasan Basri adalah menantu raja Kraton Solo. Batik yang kala itu masih terbatas dalam lingkungan kraton akhirnya membawa batik keluar dari kraton dan berkembang di Ponorogo. Pesantren Tegalsari mendidik anak didiknya untuk menguasai bidang-bidang kepamongan dan agama. Daerah perbatikan lama yang dapat dilihat sekarang adalah daerah Kauman yaitu Kepatihan Wetan meluas ke desa Ronowijoyo, Mangunsuman, Kertosari, Setono, Cokromenggalan, Kadipaten, Nologaten, Bangunsari, Cekok, Banyudono dan Ngunut.

Batik Solo dan Yogyakarta

Batik di daerah Yogyakarta dikenal sejak jaman Kerajaan Mataram ke-I pada masa raja Panembahan Senopati. Plered merupakan desa pembatikan pertama. Proses pembuatan batik pada masa itu masih terbatas dalam lingkungan keluarga kraton dan dikerjakan oleh wanita-wanita pengiring ratu. Pada saat upacara resmi kerajaan, keluarga kraton memakai pakaian kombinasi batik dan lurik. Melihat pakaian yang dikenakan keluarga kraton, rakyat tertarik dan meniru sehingga akhirnya batikan keluar dari tembok kraton dan meluas di kalangan rakyat biasa.

Ketika masa penjajahan Belanda, dimana sering terjadi peperangan yang menyebabkan keluarga kerajaan yang mengungsi dan menetap di daerah-daerah lain seperti Banyumas, Pekalongan, dan ke daerah timur Ponorogo, Tulung Agung dan sebagainya maka membuat batik semakin dikenal di kalangan luas.

Batik di Wilayah Lain

Perkembangan batik di Banyumas berpusat di daerah Sokaraja. Pada tahun 1830 setelah perang Diponegoro, batik dibawa oleh pengikut-pengikut Pangeran Diponegoro yang sebagian besar menetap di daerah Banyumas. Batik Banyumas dikenal dengan motif dan warna khusus dan dikenal dengan batik Banyumas. Selain ke Banyumas, pengikut Pangeran Diponegoro juga ada yang menetap di Pekalongan dan mengembangkan batik di daerah Buawaran, Pekajangan dan Wonopringgo.

Selain di daerah Jawa Tengah, batik juga berkembang di Jawa Barat. Hal ini terjadi karena masyarakat dari Jawa Tengah merantau ke kota seperti Ciamis dan Tasikmalaya. Daerah pembatikan di Tasikmalaya adalah Wurug, Sukapura, Mangunraja dan Manonjaya. Di daerah Cirebon batik mulai berkembang dari keraton dan mempunyai ciri khas tersendiri.

Page 6: Teknik Membatik

Sejarah Batik Indonesia - Asal Usul Kata Batik 

Sejarah batik ditengok dari asal usul kata juga tidak kalah panjang. Banyak ahli telah berusaha mengungkapkan pendapatnya mengenai dari mana dan sejak kapan kata Batik muncul dan dipakai terutama di Indonesia. Tentu saja banyak bermunculan pendapat yang berbeda beda mengenai kapan pertama kali kata Batik muncul dan dari mana asal kata tersebut.

Dari berbagai pendapat tersebut lalu muncullah sebuah pendapat yang menyatakan bahwa kata batik muncul dari kata “Becik”, sebuah kata Proto-Austronesian yang memiliki arti “melakukan tato”. Selanjutnya kata “becik” ini secara resmi tercatat dalam Bahasa Inggris sebagai kata “battik” di Encyclopedia Britannica pada tahun 1880.

Ada pula para ahli yang mempunyai pendapat berbeda. Mereka meninjau sejarah kata “batik” dari segi etimologi. Dari sisi ini kata batik diyakini berasal dari 2 buah kata yaitu “amba” dan “titik”. Kedua kata ini empunyai arti “menulis titik”. Pendapat ini didasari pula dari kegiatan membatik yang dilakukan dengan cara menggambar titik-titik yang akhirnya membentuk sebuah motif. --Sejarah Batik Indonesia

Sejarah Batik Indonesia – Teknik Batik Telah Dikenal Di Dunia Sejak Sebelum Masehi 

Walaupun batik secara resmi telah ditetapkan sebagai warisan budaya asli dari Indonesia, namun seni mewarnai kain dengan cara melapisi dengan lilin sejatinya telah ada sejak sekitar abad ke-4 Sebelum Masehi. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya lapisan lilin yang membentuk pola-pola tertentu pada kain yang digunakan untuk membungkus mumi di Mesir.

Teknik semacam ini juga ditemukan di kawasan Asia sekitar abad ke-7 Masehi. Pada sekitar tahun 645-794 Masehi ditemukan teknik seperti ini di Jepang pada masa Nara. Sedangkan di Cina antara ditemukan pada sekitar tahun 618 – 907 Masehi saat Dinasti Tang berkuasa.

Daerah lain yang telah mengenal teknik ini sejak lama adalah suku Yoruba dari Nigeria, salah satu negara di benua Afrika. Dan juga di Senegal oleh suku Wolof dan Soninke --Sejarah Batik Indonesia

Sejarah Batik Indonesia Menurut Beberapa Ahli 

Ada beberapa pendapat dari para ahli sejarah dan purbakala mengenai kapan sesungguhnya batik mulai dikenal di Indonesia. Sebagian besar dari masyarakat umum mungkin meyakini bahwa kata Batik berasal dari Bahasa Jawa, namun banyak ahli mempunyai pendapat yang berbeda.

Dari India

N.J.Krom dan G.P.Rouffaer, ahli sejarah purbakala dari Belanda berpendapat bahwa teknik batik dengan cara melapisi kain dengan lilin yang juga disebut “Malam” ini di Indonesia pertama kali mulai dikenalkan dari India. Menurutnya pertama kali seni batik pertama kali dikenal di tanah Jawa ketika

Page 7: Teknik Membatik

masyarakat kalingga-Koromandel membawanya dari India ke Indonesia melewati jalur perdagangan.

Selain ini mereka berpendapat bahwa penggunaan alat membatik yang disebut dengan “canting” mulai dikenal pertama kali oleh masyarakat Kediri di Jawa Timur pada sekitar abad ke-12. Di sini masyarakat membuat batik dengan pola Grinsing, yang hanya bisa dibuat dengan menggunakan alat yang disebut dengan canting.

Salah satu bukti sejarah mengenai keberadaan batik di Jawa Timur pada abad ke-13 adalah dengan ditemukannya arca Prajnaparamita, seorang Dewi Kebijaksanaan. Pada arca itu terlihat sang dewi mengenakan pakaian dengan motif batik berbentuk sulur-sulur tanaman yang sangat mirip dengan pola batik yang ada di Jawa. --Sejarah Batik Indonesia

Asli Dari Nusantara

J.L.A.Brandes dan F.A.Sutjipto ahli arkeologi mempunyai pendapat yang sangat berbeda. Mereka menyebutkan bahwa sejak jaman prasejarah masyarakat Nusantara sebenarnya telah mengenal seni kebudayaan membatik. Hal ini diperkuat dengan fakta bahwa banyak derah di Nusantara ini yang tidak tersentuh oleh kebudayaan dari Hindu dari tanah India.

Walaupun tidak terpengaruh oleh kebidayaan Hindu India, namun beberapa daerah ini telah memiliki tradisi kuno di bidang seni membatik. Daerah-daerah tersebut adalah daerah di wilayah timur Nusantara seperti Papua, Flores, Toraja, dan Halmahera.

Daerah ini sama sekali belum terpengaruh oleh budaya dari India, namun telah memiliki kebudayaan seni membatik yang telah ada sejah jaman prasejarah. Hanya saja masyarakat di daerah ini mengenal seni membatik tidak terbatas pada kain. Namun telah dilakukan dengan media lain juga seperti tubuh, pakaian dari kulit pohon, dll. --Sejarah Batik Indonesia

Dari Jaman Majapahit

Dari sekian banyak pendapat dari para ahli, pendapat yang paling dikenal adalah bahwa seni membatik mulai ada di Indonesia pada jaman Kerajaan Majapahit. Batik mulai dikenal pada sekitar abad 8 – 9 Masehi. --Sejarah Batik Indonesia

Sejarah Batik Indonesia - Salah Satu Motif Batik (gambar: winotosastro.com)

Sejarah Batik Indonesia Mulai Dikenal Di Dunia

Menurut sejarah literatur Eropa, batik pertama kali muncul saat Sir Thomas Stamford Raffles, seorang Gubernur pada masa pemerintahan Inggris di indonesia pada tahun 1817 menuliskan dalam bukunya History of Java yang diterbitkan di London.

Page 8: Teknik Membatik

Kemudian pada sekitar tahun 1873 juga diketahui bawa ada seorang pedagang dari Belanda yaitu Van Rijekevorsel pernah mengunjungi Indonesia. Pada saat itu dia membawa selembar kain batik dari Indonesia. Kemudian dia menyumbangkan kain batik itu ke Museum Etnik yang ada di kota Rotterdam Belanda. --Sejarah Batik Indonesia

Sejarah Batik  Indonesia - Batik Tulis Indonesia 

Batik terutama batik tulis mengalami masa kejayaannya pada sekitar awal abad 19. Itu terjadi dimulai pada saat pameran Exposition Universelle yang diadakan di kota Paris di Perancis pada tahun 1900. Pada saat itulah kain batik dari Indonesia yang dipamerkan telah menarik perhatian para seniman dan juga masyarakat umum. Sejak saat itulah batik Indonesia mulai dikenal masyarakat dunia.

Pada masa itu teknik batik yang dikenal adalah teknik batik tulis, yaitu sebuah teknik membatik secara manual dengan bantuan alat menulis/menggambar bernama canting. Teknik ini memerlukan sangat keahlian dan sentuhan seni yang sangat tinggi. Selain itu juga membutuhkan waktu pengerjaan yang sangat lama. --Sejarah Batik Indonesia

Sejarah Batik Indonesia - Membatik (Batik Tulis)

Sejarah Batik Indonesia - Batik Cap Menggusur Batik Tulis

Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan jaman serta teknologi modern. Perkembangan alat-alat teknik yang juga mengalami perkembangan pesat, membuat kalangan pengrajin batik mempunyai ide untuk menciptkan sebuah alat yang bisa mencetak pola-pola atau gambar pada kain batik dengan cara yang lebih sederhana, cepat, dan mudah.

Maka kemmudian muncullah berbagai alat bantu untuk membuat batik dengan lebih cepat dan praktis. Alat ini bekerja dengan cara membuat gambar pada kain batik dengan lilin atau malam dengan cara cap. Dengan teknik ini orang tidak perlu lagi menulis/menggambar kain batik secara manual memakai canting. --Sejarah Batik Indonesia

Sejarah Batik Indonesia - Batik Cetak Di Jaman Modern

Sekarang ini telah muncul juga mesin cetak batik yang mampu memproduksi batik secara masal dan sangat cepat. Betik cetak dibuat dengan menggunakan alat cetak yang sangat canggih. Secara teknis alat seperti ini memang sangat membantu, terutama bagi para pengusaha batik.

Secara ekonomi pembuatan batik denga cara cap maupun cetak memang lebih menguntungkan. Selain lebih praktis dan lebih cepat, gambar dari motif batik yang dihasilkan akan jauh lebih rapi. Selain itu harga jual kain batik cap maupun cetak juga menjadi jauh lebih murah dan lebih terjangkau oleh masyarakat luas.

Page 9: Teknik Membatik

Tapi bagaimanapun juga membuat batik dengan memakai alat cetak semacam ini tetaplah mempunyai kekurangan. Satu hal yang dirasa kurang yaitu tidak adanya sentuhan seni dari pelukisnya. Teknik cetak ini hanya mengandalkan kecepatan dan efisiensi. Namun kurang memperhatikan sisi humanis, dan kurang ada sentuhan seni dan imajinasi dari sang perajin.

Sekarang ini dengan telah ditetapkannya batik sebaga warisan budaya asli dari Indonesia, masyarakat luas menjadi semakin sadar akan keberadaan warisan yang sangat berharga ini. Sejarah batik yang sangat panjang telah membuat masyarakat Indonesia semakin mencintai batik.

Dewasa inipun semakin banyak orang yang punya perhatian khusus pada seni batik, terutama batik tulis. Banyak orang mulai tertarik kembali untuk belajar cara membatik. Hal ini tentu saja sangat positif, karena dengan memelihara seni tradisional batik ini maka kita juga ikut melestarikan batik sebagai warisan nenek moyang bangsa Indonesia. --Sejarah Batik Indonesia

Sejarah Batik Indonesia Warisan Leluhur

Sejarah Batik Indonesia - Sejarah Batik Indonesia telah melalui perjalanan yang panjang, terutama di Indonesia.

Sekarang ini rakyat Indonesia boleh berlega hati karena secara resmi UNESCO pada tanggal 2 Oktober telah menetapkan Batik sebagai warisan dunia milik Indonesia sebagai Warisan Kemanusiaan Budaya Lisan dan Non Bendawi (Masterpieces of Oral and Intangible Heritage of Humanity).

Penetapan secara resmi oleh UNESCO ini telah membuat batik secara sah dimiliki oleh Indonesia. Untuk itu Indonesia juga mempunyai kewajiban besar untuk melestarikannya.

Salah satu cara pelestarian, tanggal 2 Oktober telah ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional. Dan diharapkan masyarakat akan semakin mencintai batik. --Sejarah Batik Indonesia

Sejarah Batik Indonesia - Asal Usul Kata Batik 

Sejarah batik ditengok dari asal usul kata juga tidak kalah panjang. Banyak ahli telah berusaha mengungkapkan pendapatnya mengenai dari mana dan sejak kapan kata Batik muncul dan dipakai terutama di Indonesia. Tentu saja banyak bermunculan pendapat yang berbeda beda mengenai kapan pertama kali kata Batik muncul dan dari mana asal kata tersebut.

Dari berbagai pendapat tersebut lalu muncullah sebuah pendapat yang menyatakan bahwa kata batik muncul dari kata “Becik”, sebuah kata Proto-Austronesian yang memiliki arti “melakukan tato”.

Page 10: Teknik Membatik

Selanjutnya kata “becik” ini secara resmi tercatat dalam Bahasa Inggris sebagai kata “battik” di Encyclopedia Britannica pada tahun 1880.

Ada pula para ahli yang mempunyai pendapat berbeda. Mereka meninjau sejarah kata “batik” dari segi etimologi. Dari sisi ini kata batik diyakini berasal dari 2 buah kata yaitu “amba” dan “titik”. Kedua kata ini empunyai arti “menulis titik”. Pendapat ini didasari pula dari kegiatan membatik yang dilakukan dengan cara menggambar titik-titik yang akhirnya membentuk sebuah motif. --Sejarah Batik Indonesia

Sejarah Batik Indonesia – Teknik Batik Telah Dikenal Di Dunia Sejak Sebelum Masehi 

Walaupun batik secara resmi telah ditetapkan sebagai warisan budaya asli dari Indonesia, namun seni mewarnai kain dengan cara melapisi dengan lilin sejatinya telah ada sejak sekitar abad ke-4 Sebelum Masehi. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya lapisan lilin yang membentuk pola-pola tertentu pada kain yang digunakan untuk membungkus mumi di Mesir.

Teknik semacam ini juga ditemukan di kawasan Asia sekitar abad ke-7 Masehi. Pada sekitar tahun 645-794 Masehi ditemukan teknik seperti ini di Jepang pada masa Nara. Sedangkan di Cina antara ditemukan pada sekitar tahun 618 – 907 Masehi saat Dinasti Tang berkuasa.

Daerah lain yang telah mengenal teknik ini sejak lama adalah suku Yoruba dari Nigeria, salah satu negara di benua Afrika. Dan juga di Senegal oleh suku Wolof dan Soninke --Sejarah Batik Indonesia

Sejarah Batik Indonesia Menurut Beberapa Ahli 

Ada beberapa pendapat dari para ahli sejarah dan purbakala mengenai kapan sesungguhnya batik mulai dikenal di Indonesia. Sebagian besar dari masyarakat umum mungkin meyakini bahwa kata Batik berasal dari Bahasa Jawa, namun banyak ahli mempunyai pendapat yang berbeda.

Dari India

N.J.Krom dan G.P.Rouffaer, ahli sejarah purbakala dari Belanda berpendapat bahwa teknik batik dengan cara melapisi kain dengan lilin yang juga disebut “Malam” ini di Indonesia pertama kali mulai dikenalkan dari India. Menurutnya pertama kali seni batik pertama kali dikenal di tanah Jawa ketika masyarakat kalingga-Koromandel membawanya dari India ke Indonesia melewati jalur perdagangan.

Selain ini mereka berpendapat bahwa penggunaan alat membatik yang disebut dengan “canting” mulai dikenal pertama kali oleh masyarakat Kediri di Jawa Timur pada sekitar abad ke-12. Di sini masyarakat membuat batik dengan pola Grinsing, yang hanya bisa dibuat dengan menggunakan alat yang disebut dengan canting.

Salah satu bukti sejarah mengenai keberadaan batik di Jawa Timur pada abad ke-13 adalah dengan ditemukannya arca Prajnaparamita, seorang Dewi Kebijaksanaan. Pada arca itu terlihat sang dewi

Page 11: Teknik Membatik

mengenakan pakaian dengan motif batik berbentuk sulur-sulur tanaman yang sangat mirip dengan pola batik yang ada di Jawa. --Sejarah Batik Indonesia

Asli Dari Nusantara

J.L.A.Brandes dan F.A.Sutjipto ahli arkeologi mempunyai pendapat yang sangat berbeda. Mereka menyebutkan bahwa sejak jaman prasejarah masyarakat Nusantara sebenarnya telah mengenal seni kebudayaan membatik. Hal ini diperkuat dengan fakta bahwa banyak derah di Nusantara ini yang tidak tersentuh oleh kebudayaan dari Hindu dari tanah India.

Walaupun tidak terpengaruh oleh kebidayaan Hindu India, namun beberapa daerah ini telah memiliki tradisi kuno di bidang seni membatik. Daerah-daerah tersebut adalah daerah di wilayah timur Nusantara seperti Papua, Flores, Toraja, dan Halmahera.

Daerah ini sama sekali belum terpengaruh oleh budaya dari India, namun telah memiliki kebudayaan seni membatik yang telah ada sejah jaman prasejarah. Hanya saja masyarakat di daerah ini mengenal seni membatik tidak terbatas pada kain. Namun telah dilakukan dengan media lain juga seperti tubuh, pakaian dari kulit pohon, dll. --Sejarah Batik Indonesia

Dari Jaman Majapahit

Dari sekian banyak pendapat dari para ahli, pendapat yang paling dikenal adalah bahwa seni membatik mulai ada di Indonesia pada jaman Kerajaan Majapahit. Batik mulai dikenal pada sekitar abad 8 – 9 Masehi. --Sejarah Batik Indonesia